Post on 23-Dec-2015
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sebelum membahas tentang hasil penelitian, berikut ini akan diuraikan
gambaran tempat penelitian.
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
BPS Mahdalena br Pelawi didirikan oleh bidan Mahdalena br Pelawi yang
berlokasi di desa Sido Binangun X Kecamatan Seputih Banyak Lampung Tengah.
BPS ini dipimpin langsung oleh bidan Mahdalena br Pelawi dibantu oleh 1 orang
bidan sebagai pegawai dan 1 orang mahasiswa PKK I yang membantu dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan di Mahdalena br Pelawi. Jenis pelayanan yang
diberikan adalah :
a. Antenatal care
b. Intranatal care
c. Post natal care
d. Imunisasi
e. KB
f. Bayi dan balita
BPS Mahdalena br Pelawi juga memiliki sarana dan prasarana sebagai
berikut :
a. Ruang BP / KIA
b. Ruang VK dengan 1 tepat tidur ginekologi
c. Ruang perawatan dengan 1 tempat tidur
d. WC
2. Gambaran Karakteristik Responden di BPS Mahdalena br Pelawi
Seputih Banyak Lampung Tengah
TABEL 2
DISTRIBUSI AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DMPA
MENURUT USIA DI BPS MAHDALENA BR PELAWI
SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2012
No Umur (Tahun) Jumlah Persentase1 < 20 2 42 20 – 24 4 83 25 – 29 10 204 30 – 34 17 345 35 – 39 8 166 40 – 44 4 87 45 – 49 4 88 50 – 54 1 2
Jumlah 50 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas akseptor kontrasepsi di BPS
yang menggunakan kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat
(DMPA) berumur 30 – 34 tahun sebanyak 17 orang (34%).
TABEL 3
DISTRIBUSI JENIS – JENIS KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN
AKSEPTOR DI BPS MAHDALENA BR PELAWI
SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2008
No Jenis – Jenis Kontrasepsi Jumlah Persentase1 Suntik 451 52,812 Pil 269 31,503 Implant 58 6,794 IUD 64 7,495 Kondom 12 1,41
Jumlah 854 100Sumber : Register KB BPS Mahdalena Br Pelawi
Tabel di atas menunjukkan bahwa kontrasepsi yang paling banyak
digunakan di BPS Mahdalena br Pelawi Lampung Tengah Tahun 2008 adalah
suntik sebanyak 451 orang (52,81%).
3. Analisis Univariat
a. Proporsi kenaikan berat badan akseptor kontrasepsi suntik Depo Medroksi
Progesteron Asetat (DMPA) di BPS Mahdalena Br Pelawi SeputIh Banyak
Lampung Tengah Tahun 2012.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 50 akseptor kontrasepsi
suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) dibagi menjadi 2 kategori
yaitu naik dan tidak naik.
TABEL 4
DISTRIBUSI PROPORSI KENAIKAN BERAT BADAN AKSEPTOR
KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DI BPS MAHDALENA BR PELAWI
SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH
NoAkseptor Kontrasepsi Suntik
DMPA Jumlah Persentase
1 Naik 30 602 Tidak Naik 20 40
Jumlah 50 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa akseptor suntik Depo Medroksi
Progesteron Asetat (DMPA) di BPS Mahdalena Br Pelawi Lampung Tengah yang
mengalami kenaikan berat badan sebanyak 30 orang (60%).
b. Rata-rata kenaikan berat badan akseptor kontrasepsi suntik Depo
Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) di BPS Mahdalena Br Pelawi
SeputIh Banyak Lampung Tengah Tahun 2012.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 50 akseptor kontrasepsi
suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) yang dibagi menjadi 2
kategori yaitu > 1 Tahun dan < 1 Tahun.
TABEL 5
DISTRIBUSI RATA-RATA KENAIKAN BERAT BADAN AKSEPTOR
KONTRSEPSI SUNTIK DMPA DI BPS MAHDALENA BR PELAWI
SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH
NoAkseptor Kontrasepsi Suntik
DMPA
Rata-rata kenaikan BB
(Kg)Persentase
1 > 1 Tahun 4.79 58,992 < 1 Tahun 3,33 41,01
Jumlah 8,12 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa rata-rata kenaikan berat badan yang
dialami oleh akseptor kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat
(DMPA) > 1 tahun sebesar 4,79 Kg (58,99%) dan rata-rata kenaikan berat badan
yang dialami oleh akseptor kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat
(DMPA) < 1 tahun sebesar 3,33 Kg (41,01%).
B. Pembahasan
1. Proporsi kenaikan berat badan akseptor kontrasepsi suntik Depo Medroksi
Progesteron Asetat (DMPA) di BPS Mahdalena Br Pelawi SeputIh Banyak
Lampung Tengah Tahun 2012.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 50 akseptor kontrasepsi
suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) diperoleh 30 orang (60%)
mengalami kenaikan berat badan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Enny Juniati (2008) yaitu dari 85,8% akseptor kontrasepsi suntik, 68,6% akseptor
mengalami peningkatan berat badan.
Hal ini sesuai dengan teori Hartanto (2004) bahwa kontrasepsi suntik
merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan
akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Pertambahan berat badan yang nyata,
satu tahun sekitar 2 kg tetapi dapat juga lebih dari 4 kg pertahun. Pertambahan
berat badan bukan karena penyakit dan untuk sebagian ibu (yang terlalu kurus)
merupakan hal yang menguntungkan. (Heny w, 2012 http://www. mail
arvhive.com). Peningkatan berat badan yang dialami akseptor kontrasepsi suntik
Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu pengaruh hormon progesteron yang terkandung dalam Depo Medroksi
Progesteron Asetat (DMPA) yang dapat merangsang pusat pengendali nafsu
makan di hipotalamus sehingga 40 akseptor kontrasepsi suntik DMPA mengalami
peningkatan nafsu makan. Frekuensi makan dan porsi makan juga dapat
mempengaruhi peningkatan berat badan, dengan meningkatnya nafsu makan yang
dialami oleh akseptor, 34 akseptor makan lebih dari 3 kali dalam 1 hari dan 30
akseptor mengatakan makan dalam porsi 1 piring sedang setiap hari. Kebiasaan
makan sedikit tapi sering inilah yang menyebabkan peningkatan berat badan
akseptor.
2. Rata-rata kenaikan berat badan akseptor kontrasepsi suntik depo medroksi
progesteron asetat (DMPA) di BPS Mahdalena Br Pelawi SeputIh Banyak
Lampung Tengah Tahun 2012.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 50 akseptor
kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) di BPS
Mahdalena Br Pelawi Seputih Banyak Lampung Tengah diperoleh rata-rata
kenaikan berat badan di alami oleh akseptor > 1 tahun yaitu 4,79 Kg (58,99%) dan
rata-rata kenaikan berat badan akseptor < 1 tahun yaitu 3,33 Kg (41,01%).
Hal ini sesuai dengan teori bahwa berat badan akseptor akan bertambah
beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah penggunaan kontrasepsi suntik
(Prohealth, 2008 http://forbetterhealth.wordpress.com). Menurut Hartanto (2004),
pertambahan berat badan tidak terlalu besar, umumnya bervariasi antara kurang
dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Kenaiakn berat badan sangat
berfariasi, rata-rata tiap tahun naik 2,3-2,9 kg (Kenaikan BB,..2012
http://www.mitrariset.com). Pertambahan berat badan yang nyata, satu tahun
sekitar 2 kg tetapi dapat juga lebih dari 4 kg pertahun. Pertambahan berat badan
bukan karena penyakit dan untuk sebagian ibu (yang terlalu kurus) merupakan hal
yang menguntungkan (Heny w, 2012 http://www.mail arvhive.com).
Kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progestero Asetat (DMPA)
mengandung hormon progesteron. Hormon ini mempermudah perubahan
karbohidrat menjadi lemak sehingga efek samping dari penggunaan kontrasepsi
suntik DMPA adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan
bertambah. Kenaikan berat badan akseptor kontrasepsi suntik Depo Medroksi
Progestero Asetat (DMPA) juga dipengaruhi oleh lamanya pemakaian, semakin
lama digunakan maka akan terus merangsang nafsu makan dan menyebabkan
penumpukan lemak dalam tubuh. Hal tersebut diatas mungkin menjadi faktor
penyebab besarnya jumlah akseptor kontrasepsi suntik yang mengalami kenaikan
berat badan. Oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan
kejadian kenaikan berat badan pada akseptor kontrasepsi suntik yaitu dengan cara
menjaga pola makan seimbang, mengurangi porsi makan dengan diet, melakukan
olah raga secara teratur 3 kali dalam seminggu dan jika akseptor telah mengalami
kenaikan berat badan yang berlebihan (obesitas) anjurkan akseptor untuk
mengganti dengan kontrasepsi lain yang tidak mengandung hormon seperti IUD.