Post on 06-Mar-2019
92
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan
Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu
bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan lainnya, seperti
psikologi. Konsep ini sangat tepat diaplikasikan pada bangunan-bangunan,
khususnya bagi Wisma Atlet Senayan yang memiliki fungsi utama sebagai
tempat istirahat dimana sebagian besar penghuninya adalah para atlet. Sebelum
merancang sebuah ruang untuk berbagai kegiatan atlet, harus dipahami terlebih
dahulu tentang perilaku mereka, khususnya perilaku istirahat. Sebagian besar
perilaku istirahat tersebut dilakukan di ruang kamar, sehingga perancangan
kamar akan lebih diperhatikan. Segala permasalahan yang timbul dari
perancangan kamar, seperti pencahayaan, penghawaan, sampai pewarnaan ruang
kamar akan diatasi agar dapat membuat atlet merasa nyamar beristirahat di
dalamnya. Dalam hal ini, pewarnaan pada ruang kamar akan dibedakan
berdasarkan atlet dalam cabang olahraga individu dan beregu.
Wisma Atlet Senayan ini juga dirancang untuk menjawab permasalahan
yang ada dimana wisma yang ada sekarang tidak digunakan untuk hunian atlet
sebagaimana harusnya. Dengan adanya Wisma Atlet Senayan ini diharapkan
para atlet dapat beristirahat dengan nyaman sehingga dapat meningkatkan
performanya pada saat latihan maupun pertandingan.
V.2 Konsep Perencanaan dan Perancangan
V.2.1 Konsep Penentuan Pintu Masuk
Pintu masuk dan pintu keluar dibuka pada bagian sebelah utara tapak.
Hal positif yang timbul dari penentuan ini adalah terkonsentrasinya arus
keluar masuk parkir kendaraan di satu sisi tapak saja, di samping itu, ruas
jalan pada sisi utara lebih lebar dibandingkan jalan di bagian selatan. Lebar
jalan di bagian utara 26m, lebih besar dibandingkan ruas jalan di bagian
selatan yang hanya 18m. Pintu masuk utama dan keluar juga diletakkan di
tempat yang mudah terlihat dan mudah dijangkau. Sedangkan, side
entrance terletak di bagian selatan tapak untuk sirkulasi service sehingga
93
jalur service tersebut tidak mengganggu kegiatan utama dalam bangunan.
Rancangan perletakkan pintu masuk,keluar, serta side entrance tersebut
dapat memberika rasa aman dan nyaman kepada pengguna bangungan
wisma atlet Senayan , khususnya atlet-atlet. Gambar V.2.1.1 Konsep Penentuan Pintu Masuk
V.2.2 Konsep Zoning Horisontal Bangunan
Pola istirahat dalam wisma atlet ini dapat didukung dengan perancangan
zoning horisontal dimana hunian yang ada pada bangunan ini merupakan
area utama yang sangat penting karena atlet-atlet akan beristirahat pada
tempat tersebut. Gambar V.2.2.1 Zoning Tapak
Zoning tapak yang akan digunakan dalam perancangan, berdasarkan
pada pertimbangan sebagai berikut :
- Area parkir maupun taman merupakan ruang luar dari tapak, pada area
parkir ini akan dirancang tempat parkir kendaraan dengan pintu masuk
SERVICEPARKIR
PENUNJANG
HUNIAN
HUNIAN
94
(entrance) yang dapat dilihat dengan mudah. Pencapaian ke hunian juga
lebih mudah karena dekat dengan area parkir.
- Pada area hunian diperlukan penciptaan ketenangan agar para atlet dapat
beristirahat dengan tenang dan nyaman, karena itu dapat disiasati dengan
mengatur ruang dalam bangunan, membuat pengelompokkan kegiatan-
kegiatan sehingga area hunian tidak terganggu dan tercipta ketenangan.
Orientasi hunian juga dirancang dengan memperhatikan view dan juga
orientasi matahari. Ke arah utara, view berupa kawasan olahraga Gelora
Bung Karno dimana banyak lapangan olahraga serta penghijauan yang
relatif luas tempat atlet-atlet serta masyarakat latihan dan berolahraga,
orientasi utara juga membuat hunian tidak mendapat sinar matahari
langsung, tidak sepanas dan sesilau arah barat dan timur. Sedangkan arah
selatan view menarik, karena masih belum banyak terdapat bangunan dan
ada penghijauan.
- Area fasilitas-fasilitas penunjang dirancang untuk mendukung kegiatan
para atlet, serta dapat dijadikan sebagai perantara antara area luar dan area
hunian.
- Area service berada di bagian belakang (selatan) agar tidak mengganggu
aktivitas gedung. Pada area service ini akan direncanakan untuk tempat
maintanance gedung dan akan disediakan pintu masuk dan keluar untuk
service.
95
Gambar V.2.2.2 Skema Hubungan Ruang Secara Horizontal Lantai Dasar Wisma Atlet
V.2.3 Konsep Zoning Vertikal Bangunan Gambar V.2.3.1 Zoning Vertikal Bangunan
Keterangan :
Fasilitas Penunjang, Parkir, Taman, Lobby, Kantor Pengelola,
Service
Hunian
Ketinggian bangunan wisma atlet akan dirancang dengan penyesuaian dari
bangunan disebelahnya dengan susunan bangunan dari yang paling tinggi
ke rendah sehingga terlihat lebih teratur, ketinggian wisma atlet Senayan
tersebut sekitar ± 15 lantai.
Pada area podium akan dikelompokkan untuk ruang publik dan juga
service, seperti lobby, kantor pengelola, service, dan fasilitas penunjang
20‐30 lt
2‐15lt
ENTRANCE
PARKIR
LOBBY
HUNIAN
TAMAN
KANTOR PENGELOLA
FITNESS
RUANG MAKAN
RUANG SERBAGUNA
AREA KOMERSIL
MUSHOLA
96
lainnya, hal tersebut dikarenakan untuk mengurangi gangguan atau
kebisingan yang akan terjadi dari luar maupun dalam bangunan. Pada lantai
berikutnya difungsikan untuk hunian, dimana terdapat unit-unit kamar atlet
yang cenderung memerlukan ketenangan dan privasi agar para atlet dapat
beristirahat dengan nyaman sehingga terjadi pemisahan atau
pengelompokkan ruang.
V.3 Konsep Perancangan Mikro
V.3.1 Konsep Pengolahan Fisik Bangunan
Atlet membutuhkan hunian yang nyaman agar dapat beristirahat dengan
baik. Perancangan wisma atlet Senayan akan menggunakan pola massa
tunggal agar efisiensi pencapaian ke hunian maupun fasilitas-fasilitas
penunjang yang ada dalam bangunan wisma atlet dapat maksimal. Selain
itu, bangunan massa tunggal dirancang dengan melakukan pemisahan
beberapa kelompok kegiatan. Bentuk massa bangunan yang akan diterapkan
adalah bentuk segiempat dan akan untuk ke depannya akan dikembangkan
lebih lanjut. Bentuk segi empat tersebut akan diterapkan pada perancangan
hunian, service bagi para atlet. Pemilihan tersebut didasarkan karena ruang
hunian dalam wisma atlet, seperti kamar memerlukan efisiensi ruang yang
tinggi agar ruang-ruang tersebut dapat digunakan sebagai tempat istirahat
atlet secara maksimal. Pertimbangan-pertimbangan lainnya sebagai berikut :
- Bentuk tapak yang akan digunakan untuk pembangunan wisma atlet
senayan ini adalah segi empat, dan bangunan di sekitarnya pun rata-rata
berbentuk segi empat.
- Bentuk segi empat mudah untuk digabungkan dengan bentuk lain, mudah
untuk dikembangkan.
Sedangkan untuk fasilitas penunjang, seperti ruang serbaguna, area
komersil digunakan bentuk lingkaran yang dapat dimodifikasi, karena
bentuk tersebut dapat membuat pengguna ruang tersebut fokus pada satu
titik dan juga membuat bangunan menjadi lebih dinamis. Bentuk dinamis
juga didapat dari bentuk atap yang melengkung. (lihat gambar V.2.3.1)
97
Gambar V.3.1.1 Konsep Bentuk Dasar Bangunan
Pemberian ornamen dengan motif batik dimaksudkan
untuk memberikan ciri khas negara Indonesia pada wisma
atlet Senayan. Ornamen batik tersebut yang akan
dirancang dengan pewarnaan coklat yang akan berfungsi
untuk memberikan rasa nyaman dan homey sesuai dengan
teori yang telah dibahas pada bab 2.
V.3.2 Konsep Penataan Ruang Luar
Pada Wisma Atlet Senayan akan menggunakan 2 penataan ruang luar, baik
secara aktif maupun pasif. Penataan ruang luar tersebut dapat memberikan
Bentuk atap akan diadaptasi dari lambang Sea Games
98
suasana relaks serta membantu atlet untuk menghilangkan rasa stress
sehingga kebutuhan istirahat dapat terpenuhi.
• Ruang Luar Aktif
Ruang luar aktif merupakan ruang terbuka yang dapat digunakan untuk
aktivitas manusia. Dalam perancangan wisma atlet Senayan ini, ruang
luar aktif yang akan digunakan adalah :
- Tempat parkir bus, motor, dan mobil
- Pedestrian
Pedestrian dapat mendukung pemenuhan kebutuhan istirahat atlet,
karena atlet dapat menghilangkan rasa stressnya dengan berjalan
sambil mengobrol bersama temannya dimana mengobrol juga
merupakan salah satu jenis istirahat.
- Lapangan outdoor
Atlet-atlet dapat menggunakan waktu istirahatnya untuk bermain
bersama, seperti futsal. Bermain bersama teman-teman merupakan
salah satu jenis istirahat sosialisasi sehingga hal tersebut juga dapat
memberikan rasa relaks pada atlet.
- Plaza
Plaza yang dilengkapi dengan air mancur serta beberapa tempat
duduk dapat digunakan atlet untuk menenangkan diri, mengobrol,
serta berkumpul bersama teman sehingga kebutuhan istirahat atlet
pun dapat terpenuhi melalui fasilitas penunjang ini.
• Ruang Luar Pasif
Ruang luar pasif merupakan ruang terbuka yang tidak mengandung
unsur kegiatan manusia. Ruang luar pasif yang ada pada wisma atlet
Senayan adalah taman yang juga dapat berfungsi sebagai :
- Penghijauan
- Penyerapan air hujan
- Buffer / peredam kebisingan
- Penyaring polusi udara
99
V.3.3 Konsep Sirkulasi Horizontal
Sirkulasi yang akan diterapkan pada perancangan wisma atlet yang sesuai
adalah :
- Hunian menggunakan pola sirkulasi linear. Pola ini dapat
memudahkan pencapaian ke unit-unit hunian.Jenis koridor yang akan
digunakan adalah double loaded, dengan pertimbangan agar dapat
menampung unit lebih banyak dan penggunaan lahan menjadi lebih
efisien. Gambar V.3.3.1 Pola Linear pada Hunian
- Lobby, ruang makan, ruang serbaguna, fasilitas penunjang
menggunakan pola sirkulasi terpusat. Hal itu disebabkan karena sebagian
besar kegiatan akan dilakukan terpusat pada satu titik.
V.3.4 Konsep Sirkulasi Vertikal
Sirkulasi vertikal bangunan akan menggunakan tangga, lift dan ramp.
Tangga dapat digunakan pada saat keadaan darurat, seperti kebakaran
dimana lift tidak dapat digunakan. Sedangkan lift sangan dibutuhkan untuk
bangunan tingkat tinggi agar dapat memudahkan penghuni dalam
pencapaian ke ruangan tertentu, ramp berfungsi untuk pengguna bangunan
yang cacat atau lanjut usia, yang tidak memungkinkan mereka
menggunakan tangga.
V.3.5 Konsep Perancangan Kamar
Berdasarkan teori dan analisa yang telah dilakukan, atlet cabang olahraga
individu dan beregu memiliki perilaku istirahat yang berbeda. Oleh karena
itu, kamar atlet akan dibagi menjadi 2 tipe, tipe untuk cabang olahraga
individu dengan jumlah pengguna kamar 1 orang dan tipe untuk cabang
olahraga beregu dengan jumlah pengguna kamar 4 orang.
Kamar atlet untuk cabang olahraga individu menggunakan sebuah single
bed, disertai dengan meja baca, balkon, dan juga kamar mandi.
100
Gambar V.3.5.1 Layout Kamar Tidur Atlet Individu
Sedangkan, atlet cabang olahraga beregu menggunakan tempat tidur susun,
disertai dengan kamar mandi, meja baca, balkon untuk relaksasi dan juga
dapat memudahkan atlet tersebut berinteraksi dengan teman-temannya. Gambar V.3.5.2 Layout Kamar Tidur Atlet Beregu
V.3.6 Konsep Sistem Struktur
Pondasi yang akan digunakan pada bangunan Wisma Atlet Senayan ini
adalah pondasi bored pile. Hal tersebut dikarenakan getaran yang
ditimbulkan pada saat pelaksanaan cukup kecil sehingga cocok untuk
digunakan di daerah tapak yang akan dibangun karena getaran yang
dihasilkan kecil, maka akan memperkecil pula kemungkinan kerusakan
pada lingkungan.
Untuk upper structure, akan menggunakan portal dengan beton bertulang
untuk bagian hunian karena pada hunian tidak membutuhkan bentangan
yang lebar, sedangkan bentangan yang melebihi 9 meter akan dipakai balok
101
beton prestress untuk mengurangi kebutuhan ruang bagi tinggi balok dan
sudah dikondisikan agar tidak terjadi lendutan.
Pada pertemuan massa hunian dengan fasilitas penunjang akan dipisahkan
dengan dilatasi. Gambar V.3.6.1 Posisi dilatasi yang digunakan
Gambar V.3.6.2 Potongan Dilatasi
`
V.3.7 Konsep Pencahayaan
Penerangan alami didapat dengan cara :
- Peletakkan bangunan dengan orientasi ke arah utara dan selatan, karena
matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat, maka apabila
orientasi bangunan ke arah tersebut, akan terasa panas dan bisa
menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna bangunan.
- Merancang jendela dalam bangunan dengan luas sekitar 15%-20% dari
luas lantai yang terdapat dalam ruangan.
Penerangan buatan
Unit-unit kamar atlet akan menggunakan pencahayaan buatan ini, tingkat
terang cahaya akan dirancang tidak tinggi (warm) agar dapat menciptakan
suasana ruang yang nyaman dan lembut. Hal tersebut dilakukan dengan
menggunakan metode pencahayaan cove, metode ini memberikan pancaran
102
yang lembut dan tidak langsung menerangi ke area yang diterangi. Dengan
demikian pengguna ruang akan lebih mudah relaks.
V.3.8 Konsep Penghawaan
Penghawaan dalam bangunan dibagi menjadi 2, yaitu penghawaan alami
dan buatan. Penghawaan buatan dapat dilakukan dengan penggunaan Air
Conditioning (AC). Sedangkan, penghawaan alami dalam bangunan wisma
atlet Senayan dapat dilakukan dengan ventilasi silang memungkinkan udara
mengalir dari dalam ke luar dan sebaliknya, tanpa harus tertahan terlebih
dulu, di dalam ruangan.
V.3.9 Konsep Pewarnaan Ruang
Untuk ruang luar kamar, seperti lobby, ruang bersama, akan digunakan
warna abu-abu, karena warna tersebut merupakan warna netral yang dapat
membuat rasa nyaman dan juga warna yang tidak membuat mata lelah.
Sedangkan, untuk kamar atlet cabang olahraga beregu yang cenderung
memiliki karakteristik senang berkumpul bersama teman-teman, ekstrovert,
bergantung pada orang lain, akan menggunakan warna turquoise, dimana
warna tersebut memiliki makna “Youth, Revival, Renewal” sesuai dengan
perilaku istirahat atlet cabang olahraga beregu. Kamar atlet cabang olahraga
individu yang memiliki karakteristik cenderung memiliki tekanan lebih
besar akan membutuhkan ketenangan yang lebih, oleh karena itu
penggunaan warna coklat dapat membuat perasaan homey dan nyaman.
V.3.10 Konsep Utilitas
1. Proteksi Kebakaran
Proteksi pasif menggunakan tangga darurat atau struktur bermaterial
tahan api. Tangga kebakaran maksimal berjarak 30m dari unit hunian,12m
dari koridor buntu, lebar koridor minimum 180 cm. Sedangkan, proteksi
aktif, menggunakan hidran, sprinkler, alarm, tabung pemadam kebakaran
kimia. Penyediaan alarm tabung pemadam kebakaran kimia dirancang
dengan peletakkan setiap 20m pada koridor, sprinkler otomatis yang
diletakkan setiap 9m dengan daya jangkau 25 m2/unit. Sprinkler akan
disediakan sebanyak ± 4 buah pada tiap lantai di koridor unit kamar atlet.
103
Hidran dalam biasanya ditempatkan di dekat atau di dalam tangga
kebakaran, dilengkapi selang, katup, tabung pemadam, serta alarm atau
tombol panggil. Air yang digunakan diambil dari menara air, yang
memang sebagian isinya dicadangkan untuk keperluan darurat. Hidran luar
berupa kepala hidran dan selang. Sumber airnya dari sistem hidran kota.
2. Sistem Pembuangan Limbah
Limbah sampah
Sistem pembuangan sampah yang akan diaplikasikan pada bangunan
wisma atlet ini adalah sistem shaft. Hal ini dikarenakan bangunan
memiliki lantai yang cukup banyak sehingga akan memboroskan waktu
dan tenaga bila diaplikasikan sistem pengangkutan door-to-door. Shaft
sampah akan diletakkan di tepi bangunan agar tidak terlalu mengganggu
kenyamanan penghuni bangunan.
3. Penyediaan Air Bersih
Penyediaan air bersih dan air minum diasumsikan dari PDAM yang
ditampung pada reservoir bawah dan kemudian dipompa ke reservoir atas
untuk didistribusikan ke ruang-ruang yang membutuhkan.
4. Listrik
Penyediaan listrik pada bangunan diambil dari PLN, dialirkan ke gardu/
ruang trafo, kemudian dibagi ke panel-panel cabang dan ruang-ruang yang
membutuhkan. Pada saat aliran listrik utama dari PLN terputus, maka
listrik yang digunakan adalah aliran listrik dari genset. Ruang genset, dan
ruang-ruang panel listrik diletakan di area service agar kehadirannya tidak
mengganggu kenyamanan ruang–ruang utama.
V.4 Tuntutan Rancangan
V.4.1 Terhadap Aspek Manusia
Wisma atlet Senayan ini dirancang khusus bagi para atlet yang akan
melakukan latihan maupun pertandingan, baik dalam skala internasional
maupun nasional. Hunian ini dirancang dengan memperhatikan perilaku
istirahat atlet, khususnya dalam ruang kamar. Dengan begitu dapat
diketahui kebutuhan-kebutuhan serta perancangan kamar yang sesuai
104
untuk para atlet agar dapat memberikan kenyamanan sehingga dapat
beristirahat dengan nyaman.
V.4.2 Terhadap Aspek Lingkungan
Orientasi massa bangunan Wisma Atlet Senayan ini menghadap utara-
selatan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir sinar dan panas yang
berlebihan dari matahari barat dan timur. Pada sisi selatan bangunan juga
akan diberi bukaan agar angin dapat masuk sehingga ruangan tidak
pengab dan panas. Disekitar bangunan juga akan diberikan pepohonan
sebagai sound buffer dari bising dan penghijauan lingkungan, selain itu
juga berfungsi sebagai elemen pendukung estetika bangunan.
V.4.3 Terhadap Aspek Bangunan
Bangunan Wisma Atlet Senayan ini dirancang dengan mengacu pada
konsep behavior/perilaku atlet, khususnya istirahat dimana bangunan
tersebut akan dirancang agar kebutuhan istirahat atlet dapat terpenuhi.
Dalam perancangan juga memperhatikan beberapa aspek seperti, bentuk
ruang, pencahayaan, penghawaan, pewarnaan pada ruang, utilitas
sehingga karakteristik ruang yang baik dapat tercapai.