Post on 28-Nov-2015
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hal-hal yang tercakup dalam bab ini adalah deskripsi wilayah penelitian,
deskripsi Puskesmas, deskripsi desa, gambaran perilaku masyarakat terhadap
pencegahan HIV/AIDS di Desa Sei Silau Barat,Kabupaten Asahan Tahun,Provinsi
Sumatera Utara 2013
4.1.Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1.1. Kecamatan Setia Janji
4.1.1.1. Sejarah Administrasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 2 Tahun 2008
tentang Pemekaran dan Penataan Kecamatan dalam Wilayah Kabupaten Asahan,
telah dilakukan pemekaran terhadap Kecamatan Buntu Pane menjadi 3 Kecamatan
yakni; Kecamatan Buntu Pane, Kecamatan Tinggi Raja, dan Kecamatan Setia
Janji.
4.1.1.2.Data Geografis
Kecamatan Setia Janji merupakan salah satu dari 25 (dua puluh lima)
Kecamatan yang ada di Kabupaten Asahan berada di wilayah Asahan atas ±25 km
dari Ibu Kota Kabupaten Asahan dengan luas wilayah ±14.716 Ha terdiri dari 5
Desa, 45 Dusun dengan Temperatur 200C - 280C, Ketinggian dari Permukaan laut
16 - 72 m dengan Koordinat 20 56’ 45’’ LU 990 30’ 04’’ BT, dengan batas wilayah
:
a. Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Pulo Bandring.
b. Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Buntu Pane.
c. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Simalungun.
d. Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Buntu Pane.
Selanjutnya peta wilayah Kecamatan Setia Janji dapat dilihat pada lampiran.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
4.1.1.3.Demografi
Berdasarkan Data Dasar Kesehatan Lingkungan di Wilayah Puskesmas
Setia Janji Tahun 2012, Jumlah Penduduk Kecamatan Setia Janji adalah sebanyak
11.442 jiwa, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Jumlah Penduduk Setia Janji
Di Kecamatan Setia Janji
Tahun 2012
No
Desa/
Kelurah
an
Luas
(Ha)
Jumlah
Dusun
Jumlah Kepala
Keluarga
Jumlah Penduduk
Akhir
Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.Sei Silau
Barat3.725 9 910 64 974 1661 1711 3373
2.Silau
Maraja2.432 13 375 29 404 836 826 1662
3.Urung
Pane2.660 7 922 74 954 1556 1496 3051
4.Sei Silau
Tua3.549 7 366 36 409 694 695 1388
5.Bangun
Sari2.350 9 434 46 468 981 988 1968
Jumlah 14.716 45 3007 249 3.256 5728 5716 11442
Sumber : Data Mantis Kecamatan Setia Janji 2012
4.1.1.4.Cuaca Dan Iklim
Keadaan iklim terdiri dari 2 musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan dengan curah hujan setiap bulannya rata-rata 103 mm. Keadaan alam,
tanah, rawa-rawa, sekitar 14.716 Ha. Temperatur suhu maximum 34oC, suhu
minimum 25oC.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
4.1.1.5 Suku Dan Agama
Mayoritas suku yang ada secara berturut turut adalah suku Jawa, suku
Batak, suku Melayu, suku Banjar, suku Minang, dan suku Aceh.Sedangkanagama
terbanyak berturut-turut adalah agama Islam, Kristen Protestan,KristenKatolik,
dan Budha. Distribusi penduduk berdasarkan suku dan agama dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku
Di Kecamatan Setia Janji
Tahun 2012
NO. SukuJumlah
Jiwa% Agama
Jumlah
Jiwa%
1. Jawa 8.507 74,35 Islam 10.273 89,78
2. Batak 1.782 15,57 Kristen protestan 797 6,97
3. Melayu 697 6,09 Kristen katolik 365 3,19
4. Banjar 248 2,17 Budha 7 0,06
5. Minang 91 0,80 Hindhu 0 0.00
6. Aceh 117 1,02 Lain-lain 0 0.00
Jumlah 11.442 100% Jumlah 11.442 100%
Sumber :Data Mantis Kecamatan Setia Janji2012
4.1.1.6 Mata Pencaharian / Pekerjaan
Jenis Mata Pencaharian Penduduk terbanyak adalah Petani yakni 1.415
orang (41,14%), sedangkan yang paling sedikit adalah sebagai PNS/TNI/POLRI
yakni 160 orang (4,65%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut :
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Tabel 3
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian/Pekerjaan
Di Kecamatan Setia Janji
Tahun 2012
No Mata Pencaharian Jumlah Jiwa %
1. Petani/Pekebun 1.415 41,11
2. Karyawan 1.057 30,74
3. Pedagang 355 10,32
4. PNS/TNI/POLRI 160 4,65
5. Lain-lain 452 13,14
Jumlah 3.439 100%
Sumber : Data Mantis Kecamatan Setia Janji2012
4.1.1.7 Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi daerah Kecamatan Setia Janji merupakan daerah agraris
sangat potensial untuk pertanian tanaman perkebunan. Mata
pencaharian/pekerjaan sebagian penduduk adalah Petani/Pekebun, Karyawan
Perkebunan.
a. Potensi Keunggulan Kecamatan.
Kecamatan Setia Janji secara umum mata pencaharian adalah
Petani Pekebun dan Petani Padi dan sebagian kecil PNS/TNI/POLRI
sehingga potensi unggulan merupakan tanaman kelapa sawit dan tanaman
padi sawah.
b. Pertumbuhan Ekonomi.
Dilihat dari potensi unggulan tersebut diatas, dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan ekonomi dalam posisi stabil.
4.1.2. Deskripsi Puskesmas
4.1.2.1. Gambaran Umum Puskesmas
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan tempat untuk dapat
memperoleh pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat, sesuai
dengan fungsi puskesmas itu sendiri sebagai pusat pengembangan,
pembinaan dan pelayanan masyarakat yang sekaligus merupakan pos
operasional terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesahatan adalah masyarakat, bangsa, dan Negara
yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku
hidup sehat, serta kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara merata, serta memiliki derajat kesehatan setinggi-
tingginya diwilayah Republik Indonesia. Gambaran keadaan kesehatan
masyarakat Indonesia dimasa depan atau visi yang ingin dicapai
pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan dalam “Indonesia sehat
2015”.
4.1.2.2. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
dan terpadu kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk
usaha-usaha program pokok.
4.1.2.3. Fungsi Dan Tujuan Puskesmas
1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka untuk
meningkatkan kemampuan sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
4.1.2.4. Visi Dan Misi Puskesmas
4.1.2.4.1. Visi Puskesmas
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Visi puskesmas adalah mewujudkan Kecamatan Sehat. Rumusan Visi
Puskesmas Setia Janji tidak terlepas dari Visi Dinas Kesehatan Kabupaten
Asahan yang ditetapkan sejak 2004 yaitu Asahan Sehat Sejahtera 2010
yang akhirnya mencapai Visi Indonesia Sehat 2015.
4.1.2.4.2. Misi Puskesmas
Untuk mewujudkan Visi sebagai langkah menuju Asahan Sehat
Sejahtera 2015 maka Puskesmas Setia Janji Kecamatan Setia Janji
menyusun dan menetapkan Misi sebagai berikut:
a. Menggerakkan masyarakat dalam pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Setia Janji, Kecamatan Setia Janji.
b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat.
c. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan terjangkau.
d. Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat dalam upaya-upaya kesehatan.
4.1.2.5. Lokasi Puskesmas Setia Janji
Puskesmas Setia Janji terletak di Desa Bangun Sari, Kecamatan Setia
Janji.Puskesmas terletak ± 5 km dari Ibu Kota Kecamatan yaitu Desa Sei
Silau Baratdan dari Ibu Kota Kabupaten Asahan ± 25 km. Puskesmas ini
dekat dengan pemukiman penduduk, lokasi dipinggir jalan di Desa Bangun
Sari. Akses jalan ke Puskesmas relatif mudah ditempuh dari lima desa
yang ada. Puskesmas dibangun pada tahun 2010, peningkatan dari
Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas, yang difungsikan pada maret
2011.
4.1.2.6. Wilayah Kerja Puskesmas Setia Janji
Puskesmas Setia Janji mempunyai wilayah kerja sebanyak lima desa,
yaitu:
1. Desa Sei Silau Tua.
2. Desa Bangun Sari.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
3. Desa Sei Silau Barat.
4. Desa Silau Maraja.
5. Desa Urung Pane.
4.1.2.7. Fasilitas Fisik Puskesmas
Puskesmas Setia Janji didukung oleh tersedianya prasarana penunjang
yaitu bangunan Puskesmas 1 (satu) unit, Puskesmas Pembantu (PUSTU)
sebanyak 3 (tiga) unit, Poskesdes sebanyak 1 unit, serta Jumlah Posyandu
sebanyak 20 unit, terdiri dari Posyandu Purnama sebanyak 1 unit, dan
Posyandu Madya sebanyak 19 unit. Distribusi Posyandu menurut desa adalah
sebagai berikut ; di Desa Sei Silau Tua terdapat 3 Posyandu, Desa Bangun Sari
terdapat 3 Posyandu, Desa Sei Silau Barat terdapat 5 Posyandu, Desa Silau
Maraja terdapat 4 Posyandu, dan Desa Urung Pane 5 Posyandu.
Puskesmas Setia Janji dalam melaksanakan kegiatannya didukung oleh
fasilitas fisik yang meliputi dibawah ini:
Fasilitas Gedung
A. Fasilitas gedung Puskesmas Setia Janji terdiri dari:
a) Ruang Kepala Puskesmas.
b) Ruang Tata Usaha.
c) Ruang Obat/Apotik.
d) Ruang Kartu.
e) Ruang Poli Umum.
f) Ruang Poli Gigi.
g) Ruang Laboratorium.
h) Ruang KIA- KB.
i) Ruang Gizi.
j) Kamar Mandi.
B. 1 unit rumah dinas dokter permanen.
C. 1 unit rumah dinas bidan.
4.1.2.7.1. Fasilitas alat-alat medis
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 37
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Adapun peralatan yang dimiliki Puskesmas Setia Janji antara lain:
a. Alat-alat pemeriksaan pasien (seperti stetoskop, spygnomanometer dll)
b. Alat-alat pertolongan persalinan.
c. Alat suntik dan alat-alat P3K.
d. Timbangan dewasa.
e. Lemari pendingin tempat penyimpanan vaksinasi.
f. Alat-alat laboratorium sederhana.
4.1.2.7.2. Fasilitas Obat-obatan
Obat-obatan yang digunakan di Puskesmas Setia Janji terdiri dari
antibiotik, analgetik, antiinflamasi, antitusif, antihistamin, OAT, obat
antihiperglikemi, antihipertensi, bronkodilator, dekongestan, dan
ekspektoran.Selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 4.
4.1.2.7.3. Fasilitas Imunisasi
Fasilitas imunisasi yang dimiliki oleh Puskesmas Setia Janji antara
lain yaitu lemari pendingin, dan alat-alat/bahan logistic imunisasi seperti
vaksin BCG, Hepatitis B, Polio, Campak, DPT_HB, DT, TT, salosot,
vaksin carier, termos vaksin.
4.1.2.7.4. Fasilitas Transportasi
Belum ada
4.1.2.7.5. Fasilitas Administrasi
Dalam rangka menjalankan tugas pokoknya dalam bidang pencatatan
dan pelaporan data maka Puskesmas Setia Janji didukung oleh fasilitas
administrasi yang terdiri dari:
a) Meja
b) Kursi
c) Lemari arsip
d) Kartu berobat pasien
e) Formulir laporan kegiatan
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 38
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
f) Dua unit komputer
g) Satu unit printer
4.1.2.8. Ketenagaan
Jumlah tenaga kerja yang ada di Puskesmas Setia Janji Kecamatan
Setia Janji, adalah sebagai berikut:
Pegawai tetap/PNS
Dokter umum : 2 orang
Sarjana Ekonomi : 1 orang
Sarjana Keperawatan : 1 orang
Bidan : 4 orang
Perawat : 2 orang
Perawat gigi : 1 orang
Apoteker : tidak ada
Analis lab : 1 orang
Gizi : 1 orang
Kesling : 1 orang
PTT
Dokter : tidak ada
Bidan : 8 orang
Jumlah :22 orang
4.1.2.9. Program Puskesmas
4.1.2.9.1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Ruang Lingkup
KIA bekerja dalam upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan
dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin,bayi dan balita serta anak
prasekolah yangmenjadi tanggung jawab puskesmas dalam rangka
meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya.
Sasaran
Ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita dan anak prasekolah.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 39
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Tujuan
1. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu timbang berat
badan,mengukur tekanan darah mengukur tinggi fundus uteri
pemberian tablet penambah darah dan vitamin A.
2. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang keadaan
gizi,perawatan payudara,ASI ekslusif,kebersihan diri, dan
lingkungan serta P2P.
3. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut pelayanan KB.
4. Membina posyandu.
5. Merujuk pasien ke rumah sakit bila penyakitnya tidak dapat
ditangani di Puskesmas.
6. Pencatatan dan pelaporan ke KPBIA (Kelompok Pembina Belajar
Ibu dan Anak).
7. Pemberian imunisasi pada bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah, dan
calon pengantin.
Kegiatan
1. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu
menyusui.
2. Pertolongan persalinan diluar rumah sakit.
3. Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.
4. Imunisasi dasar dan revaksinasi.
5. Pengobatan sederhana dan pencegahan rehidrasi pada anak yang
menderita diare dengan pemberian oral.
6. Penyuluhan gigi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak.
7. Bimbingan kesehatan ibu dan anak.
8. Bimbingan kesehatan jiwa anak.
9. Menjalankan kunjungan rumah.
10. Pendidikan kesehatan pada masyarakat.
11. Kursus dukun.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
12. Pelayananan KB.
4.1.2.9.2.Keluarga Berencana(KB)
Ruang Lingkup
Keluarga berencana bekerja dalam penggunaan cara-cara mengatur
kesuburan agar menjarangkan kelahiran selanjutnya untuk mencapai
tujuan tertentu.
Sasaran
PUS (pasangan usia subur), ibu hamil,dan ibu menyusui.
Tujuan
Menaikkan kesehatan melalui upaya menjalankan kelahiran dalam
kelembagaan NKKBS.
Kegiatan
1. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-
usaha terpadu.
2. Memberikan layanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk
IUD, pil, kondom, suntikan, susuk, kontap.
3. Menerima akseptor dan calon akseptor yang dirujuk dari pos-pos KB
dan posyandu wilayah kerja Puskesmas.
4. Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar menjadi motivator
KB.
5. Melayani konsultasi kemandulan dan konsultasi KONTAP.
6. Membuat laporan kegiatan KB bulanan, triwulan, dan tahunan.
Keberhasilan program KB untuk wilayah kerja Puskesmas Setia
Janji Kecamatan Setia Janji dapat diukur dengan beberapa indikator
diantaranya proporsi peserta KB baru menurut Metode
Kontrasepsipersentase cakupan peserta KB aktif terhadap PUS dan
persentase peserta KB baru metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
4.1.2.9.3.Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Ruang lingkup :
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Upaya perbaikan gizi masyarakat bekerja dalam
memberikanpengetahuan nilai gizi dari makanan yang ada lalu tentang
penyakit karena kurangnya gizi seperti defisiensi protein kalori,vitamin
A,iodium.
Sasaran :
Masyarakat disekitar Puskesmas Setia Janji.
Tujuan :
Agar masyarakat mengetahui pentingnya pengetahuan tentang gizi
dan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh defisiensi gizi.
Kegiatan :
1. Mendata jumlah balita yang ada di Puskesmas Setia Janji.
2. Melakukan survey terhadap keadaan gizi masyarakat terutama balita.
3. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah
defisiensi vitamin A.
4. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati
anemia pada ibu hamil dan menyusui.
5. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memanfaatkan
pekarangan rumah dengan menanam sayuran dan buah-buahan serta
memelihara ternak unggas.
Dalam mengatasi masalah gizi telah dilakukan upaya melalui
Program Usaha Pelayanan Gizi Keluarga (UPGK),pemberian makanan
tambahan,pemberian kapsul vitamin A, dan pemberian tablet Fe.
4.1.2.9.4.Program Imunisasi
Ruang Lingkup :
Program imunisasi bekerja dalam mengupayakan atau
meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif.
Sasaran :
Bayi,balita, ibu hamil, anak sekolah, dan pasangan usia subur.
Tujuan :
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
1. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian.
2. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil, dan
pencegahan penyakit.
Kegiatan :
Melakukan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Setia Janji.
4.1.2.9.5. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Ruang Lingkup :
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit mempunyai 2
sub-program yang pertama bertanggung jawab terhadap memberikan
Pencegahan Penyakit Menular Langsung (P2ML) dan sub-program
kedua bertanggung jawab terhadap Pencegahan Penyakit Bersumber
Binatang (P2B2).
Dimana salah satu bidang Pencegahan Penyakit Langsung (P2ML)
tugasnya adalah pencegahan penyakit menular seksual,yang salah
satunya berkaitan dengan HIV/AIDS. Pelaksanaan program pencegahan
penyakit HIV/AIDS telah dilakukan penyuluhan kepada Siswa-Siswi
SMA pada tahun 2012 di Desa Urung Pane,dan pada bulan mei tanggal
31 tahun 2013 telah dilakukan penyuluhan melalui bentuk pemeriksaan
darah.Tindak lanjut dari hasil kegiatan tersebut telah diberikan obat
cacing pada siswa/i yang positif menderita penyakit kecacingan. Namun
dengan ditemukannya angka kecacingan yang tinggi, sejauh ini belum
ada menejemen khusus dalam penanganan penyakit kecacingan ini
lebih lanjut karena diketahui bahwa program kecacingan ini
dilaksanakan apabila ada surat edaran untuk melakukan sebuah program
dalam hal ini adalah penyakit kecacingan dari dinas kesehatan setempat
sehingga tidak adanya tindak lanjut yang serius dari bidang P2B2
Puskesmas Setia Janji. Program P2B2 memiliki 1 orang petugas dengan
latar belakang pendidikan Sarjana Keperawatan (S.Kep), tetapi belum
pernah mengikuti pelatihan tentang kecacingan. Untuk pendukung
program P2B2, Puskesmas memiliki satu buah ruang laboratorium
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 43
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
dengan 1 orang petugas laboratorium dengan latar belakang pendidikan
Analisis Kesehatan (DIII). Jumlah tenaga kesehatan serta kualifikasi
keilmuan yang relatif masih kurang tersebut tentu saja akan
mempengaruhi perencanaaan dan intervensi programpemberantasan
penyakit kecacingan di wilayah kerja Puskesmas Setia Janji.
Sasaran :
Seluruh lapisan masyarakat.
Tujuan :
1. Mencegah terjadinya penyakit.
2. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.
3. Menurunkan angka kematian dan kesakitan.
4.1.2.9.6 Posyandu
Ruang Lingkup
Program posyandu bekerja dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Sasaran
Bayi, balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui dan
pasangan usia subur (PUS).
Tujuan
1. Tujuan umum
Menunjang percepatan angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI
dan AKB.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan
posyandu , terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan AKI dan AKB.
Kegiatan
1) Melakukan penimbangan berat badan bayi dan balita.
2) Mengisi kartu menuju sehat (KMS).
3) Melaksanakan Imunisasi.
4) Penyuluhan kesehatan.
4.1.2.9.7.Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
Ruang Lingkup :
Upaya kesehatan sekolah bekerja dalam penyelenggaraan
pendidikan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah
yang sehat baik fisik,mental, sosial maupun lingkungan.
Sasaran :
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS, meliputi :
1. Sasaran primer : peserta didik.
2. Sasaran sekunder: guru, pamong belajar / tutor orang tua, pengelola
kesehatan, serta tim pembina UKS disetiap jenjang.
3. Sasaran tertier : lembaga pendidikan mulai dari tingkat atas,
termasuk satuan pendidikan luar sekolah.
Tujuan :
Tujuan UKS adalah meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi
belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan
yang sehat.
Kegiatan
1. Melakukan pendidikan kesehatan di sekolah–sekolah Kecamatan
Setia Janji tiap 2 bulan sekali.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
2. Membentuk dan membina dokter kecil sebagai kader kesehatan di
sekolah.
4.1.2.9.8.Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Ruang lingkup
Upaya kesehatan gigi dan mulut bekerja dalam mengupayakan
kesehatan gigi dan mulut masyarakat, memberikan penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut.
Sasaran
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Setia Janji.
Tujuan
Masyarakat dapat mengetahui pentingnya kesehatan gigi dan mulut
dan menjaganya agar tidak terkena penyakit gigi dan mulut.
Kegiatan
1. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan gigi dan mulut serta rujukan
penyuluhan kebersihan gigi pada pasien yang berobat ke Puskesmas.
2. Usaha kesehatan gigi anak sekolah.
3. Usaha kesehatan gigi masyarakat desa.
4.1.2.9.9.Upaya Kesehatan Lingkungan
Ruang Lingkup
Upaya kesehatan lingkungan bekerja dalam upaya penyuluhan dan
pembinaan perilaku hidup sehat.Dan meningkatkan derajat kesehatan di
lingkungan tersebut.
Sasaran
1. Daerah yang masyarakatnya rawan air bersih.
2. Daerah yang rawan penyakit menular.
3. Daerah percontohan dan pemukiman baru.
4. Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan dan lain-lain.
5. Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan yang kotor.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Tujuan
1. Agar individu, kelompok masyarakat secara keseluruhan
melaksanakan perilaku hidup sehat dan menjaga kesehatan
lingkungan.
2. Agar individu, kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya-
upaya peningkatan kesehatan lingkungan.
Kegiatan
1. Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang memenuhi
syarat kesehatan.
2. Hygiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup :
Mendata pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga.
Mendata sarana air minum.
Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.
Mendemonstrasikan tentang sumur yang baik untuk kesehatan.
3. Hygiene dan sanitasi lingkungan, berupa pengawasan kesehatan
tempat-tempat umum serta tempat pengolahan dan penyajian.
4.1.2.9.10.Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Ruang Lingkup
Upaya pembinaan dan pemanfaatan pengobatan tradisional dari
bahan-bahan alami. Dan juga membuat kader menjadi tim kesehatan di
masing-masing desa.
Sasaran :
Kader dari masyarakat setempat yang aktif dalam pemanfaatan
pengobatan tradisional.
Tujuan :
Membentuk kader dari masyarakat agar lebih mengoptimalkan
penggunaan pengobatan dari bahan alami.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 47
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Kegiatan :
1. Menjaring dan menghimpun kader dari masyarakat setempat.
2. Pembinaan kader kesehatan mengenai pengobatan tradisional.
4.1.2.9.11.Upaya Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup
Upaya promosi kesehatan kerja dalam memberikan informasi
kesehatan yang terbaru ke masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Setia
Janji.
Sasaran :
1. Tatanan rumah tangga.
2. Institusi pendidikan (sekolah) termasuk madrasah dan pesantren.
3. Tatanan tempat kerja (kantor, pabrik, dll).
4. Tatanan tempat-tempat umum pasar, terminal, tempat ibadah,
kuburan, restoran dll.
5. Tatanan institusi kesehatan (puskesmas, rumah sakit, dll).
Tujuan :
1. Agar individu, kelompok masyarakat secara keseluruhan
melaksanakan perilaku hidup sehat.
2. Agar individu, kelompok maasyarakat berperan aktif dalam upaya-
upaya kesehatan, ikut aktif dalam perencanaan dan penyelenggaraan
kesehatan.
Kegiatan :
1. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan
lingkungan, gizi keluarga, KB, imunisasi, posyandu dan sebagainya.
2. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamphlet,
dan brosur.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
3. Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat didalam kegiatan antara
lain berupa gotong royong dan olah raga.
4.1.2.9.12.Pencatatan dan Pelaporan
Ruang Lingkup:
Pencatatan dan pelaporan bekerja dalam mendata, menilai dan
menyusun rencana kerja di Puskesmas Setia Janji Kecamatan Setia
Janji.Pencatatan dan pelaporan tentang penyakit kecacingan sudah
dilakukan.Namun baru dilaksanankan pada satu sekolah dasar yaitu SD
Negeri 014699 Desa Bangun Sari Kecamatan Setia Janji.
Tujuan :
1. Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan.
2. Untuk dipergunakan sebagai bahan didalam menyusun rencana kerja.
Pencatatan :
1. Kegiatan administrasi.
2. Registrasi family folder.
3. Registrasi kegiatan lain.
Pelaporan :
1. Laporan kejadian luar biasa.
2. Laporan biasa, mencatat jumlah penyakit, pengunjung puskesmas.
3. Laporan mingguan yaitu mencatat kasus penyakit menular.
4. Laporan bulanan yaitu mencatat kegiatan puskesmas dan posyandu.
5. Laporan triwulan, mencatat terpadu semua kegiatan puskesmas dan
rencana kerja selama triwulan.
6. Laporan tahunan, mencatat dalam satu tahun yang diambil dari
laporan bulanan.
7. Laporan khusus, berupa penyakit, kematian, dan obat.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 49
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
4.1.3. Deskripsi Sekolah
4.1.3.1. Lokasi Sekolah
Sekolah Dasar Negeri 010100 merupakan salah satu dari sebelas sekolah
dasar yang terdapat di Kecamatan Setia Janji, dimana sekolah tersebut adalah
salah satu dari dua sekolah dasar yang terletak di desa Bangun Sari.Akses jalan
ke sekolah tersebut cukup sulit dengan keadaan jalannya yang “berbatu, becek
dan licin”.Lokasi sekolah tersebut terdapat di dusun VIII tepat dipinggir jalan,
dekat dengan pemukiman masyarakat dan dikelilingi oleh perkebunan sawit
dan karet.Sekolah ini juga berdekatan dengan perbatasan Kabupaten
Simalungun.
4.1.3.2.Fasilitas Gedung Dan Peralatan
Sekolah ini berdiri di tanah seluas± 1 Ha dengan luas bangunan ± 500
m2.Sekolah tersebut mempunyai satu gedung yang terdiri dari ruang Kelas III,
ruang Kelas II, ruang Kelas I, ruang Kepala Sekolah dan ruang Guru, ruang
Kelas IV, ruang Kelas V, dan ruang Kelas VI.Bangunan sekolah terbuat dari
semen dan batubata yang dibuat permanen dengan lantai kelas terbuat dari
keramik.Fasilitas yang terdapat di sekolah tersebut adalah 2 unit Komputer, 1
unit Printer, 1 set meja tamu, 2 lemari dokumen, 4 set meja guru, dan 1 unit
kipas. Sedangkan ditiap kelas terdapat 1 papan tulis, 1 penghapus kapur, 1
kotak kapur, 1 buah tong sampah plastik, 1 buah ember keran, 20 buah meja
siswa/i, 40 buah kursi siswa/i dan 1 set meja guru.
4.1.3.3. Fasilitas MCK
Fasilitas MCK/WC terletak dibelakang sekolah terdiri dari 3 buah WC
siswa/i dan 1 buah WC guru dimana WC terbuat dari semen dan batu bata
yang dibuat permanen, atap terbuat dari seng, tiap WC berukuran 2x2m2
dengan lantai semen, memiliki 1 buah kloset jongkok berbentuk leher angsa, 1
buah gayung, 1 buah ember ukuran sedang untuk tempat menampung
air.Sedangkan sumber air di sekolah ini didapatkan dari sumur terlindung,
namun air dari sumur ini yang dapat digunakan hanya pada pagi hari saja
dikarenakan pada siang hari air dari sumur ini jadi berminyak dan
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 50
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
berbau.Karena kondisi air seperti ini perlu diupayakan pengadaan bak atau
drum untuk menampung air setiap pagi hari.
4.1.3.4. Fasilitas Kantin Sekolah
Sekolah ini tidak mempunyai bangunan kantin sekolah yang resmi,
melainkan adanya lapak-lapak tempat menjual makanan yang dibuat oleh
masyarakat yang berjualan disekitar lingkungan sekolah.Lokasi lapak-lapak
ini terdapat disamping gedung sekolah.Lapak-lapak tersebut dibuat dari kayu-
kayu sebagai penyangga dan atapnya ditutup oleh kain terpal.Melihat kondisi
tersebut tentu sangat memungkinkan untuk terjadinya kontaminasi terhadap
jenis-jenis makanan atau minuman yang diperjuabelikan.Berbeda halnya bila
sekolah mempunyai kantin yang tentu saja lebih mudah dipantau
kebersihannya dan jenis makanannya terutama oleh para guru.
4.1.3.5. Kondisi Pekarangan Sekolah
Sekolah ini mempunyai sebidang lapangan seluas ± 400 m2 dengan satu
tiang bendera ditengah lapangan dan memiliki tempat lahan parkir dipinggir
lapangan.Lapangan ini terdiri dari sebagian lapangan berumput dan sebagian
lagi lapangan tanah, kondisi ini memungkinkan untuk terjadinya penyakit
kecacingan pada anak-anak yang bermain ditanah tersebut karena tanah
merupakan habitat telur cacing.Sekolah ini telah memiliki satu buah gerbang
pintu masuk yang belum dipagari secara permanen, hanya dibatasi dengan
tanaman dibagian depan sekolah dan sisi kanan, kiri serta belakang sekolah
atau dengan kata lain tidak ada pembatas permanen antara sekolah dengan
perkebunan dan rumah penduduk.Kondisi ini menyebabkan keberadaan ternak
penduduk masuk ke lingkungan sekolah dan meningggalkan kotoran di
lingkungan sekolah yang dapat mencemari tanah sehingga menjadi salah satu
faktor penyebab penyakit kecacingan.
4.1.3.6. Jumlah Tenaga Pengajar Dan Murid
Jumlah guru yang mengajar sebanyak 10 orang dengan status Pegawai
Negeri Sipil (PNS). Jumlah siswa/i di sekolah tersebut sebanyak 208 orang
yang terdiri dari 25 siswa/i Kelas I, 39 siswa/i Kelas II, 36 siswa/i Kelas III, 42
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 51
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
siswa/i Kelas IV, 33 siswa/i Kelas V, dan 33 siswa/i Kelas VI.Jumlah siswa
menurut jenis kelamin adalah siswa laki-laki sebanyak 108 orang (52%) dan
siswi perempuan sebanyak 100 orang (48%).
4.1.3.7. Akses Menuju Sekolah
Siswa/i yang bersekolah mempunyai kebiasaan berangkat sekolah berjalan
tanpa alas kaki dikarenakan akses menuju sekolah yang “berbatu, becek, dan
licin” mereka beranggapan dapat membuat sepatu kotor dan cepat
rusak.Setelah sampai di sekolah barulah siswa/imencuci kaki ditempat
penampungan air yang sudah tersedia didepan kelas masing-masing.Kebiasaan
inimemungkinkan menjadi sumber penularan kecacingan dan secara tidak
langsung menyebabkan kondisi tanah menjadi lembab sehingga
memungkinkan bertumbuh suburnya telur cacing dan memungkinan menjadi
salah satu penyebab terjadinya penyakit kecacingan.
4.1.4 Hasil Penelitian Berdasarkan Kuesioner
4.1.4.1. Kegiatan Yang Dilakukan Sebelum Makan
Sebaiknya kegiatan yang “benar” dilakukan sebelum makan harus diawali
dengan mencuci tangan.Fungsi daripada kegiatan cuci tangan adalah untuk
menjadi bersih atau menghindari kuman-kuman yang menempel pada
tangan.Kegiatan yang dilakukan sebelum makan Siswa/i SD Negeri 010100
Desa Bangun Sari, Kecamatan Setia Janji, Kabupaten Asahan yang
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4
Kegiatan Sebelum Makan Siswa/I SD Negeri 010100
Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan
Tahun 2013
No. Kelas
Kegiatan Sebelum Makan
JumlahMencuci
Tangan
Menggunting
KukuMencuci Kaki Menggosok gigi
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1. I (satu) 7 87,50 0 0,00 0 0,00 1 12,50 8
2. II (dua) 13 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 13
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 52
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
3. III (tiga) 9 75,00 0 0,00 0 0,00 3 25,00 12
4. IV (empat) 12 92,30 1 7,69 0 0,00 0 0,00 13
5. V (lima) 10 90,90 1 9,09 0 0,00 0 0,00 11
6. VI (enam) 11 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 11
Jumlah 0 91,17 0 2,94 0 0,00 0 5,88 0
Dari tabel di atas tampak bahwa jumlah siswa/i yang menjawab benar
yakni“mencuci tangan sebelum makan” mendapat apresiasi terbesar dari
seluruh kelas yaitu sebanyak 62 orang (91,17%).Sedangkan jawaban benar
pada tiap-tiap kelas terbanyak dijumpai pada Kelas II dan kelas VI yaitu
masing-masing sebanyak 13 orang (100,00%) dan 11 orang (100,00%).Jumlah
jawaban benar terendahsecara berturut-turut terdapat pada siswa Kelas I
sebanyak 7 orang (87,50%) dan siswa Kelas III sebanyak 9 orang (75,00%).
Secara keseluruhan jumlah jawaban salah pada kegiatan sebelum makan
adalah sebanyak 6 orang (8,82%). Meskipun jumlah jawaban benar pada
kegiatan sebelum makan sudah cukup baik (91,17%) namun masih terdapat
jumlah jawaban salah sebanyak 6 orang (8,82%) dengan demikian berarti
masih dibutuhkan penyuluhan yang lebih intens terhadap siswa-siswi SD
Negeri 010100 khusus tentang materi kegiatan atau tindakan sebelum makan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Desak Made Citrawati, dkk, tentang
mencuci tangan sebelum makan pada siswa/i SD ditemukan bahwa sebanyak
(93,22%) telah menjawab benar. Hasil penelitian tersebut tidak jauh berbeda
dengan apa yang ditemukan di SD Negeri 010100 Desa Bangun Sari. Robert
Imam Sutedja pada tahun 2012 mengemukakan bahwa Mencuci Tangan
adalah kegiatan yang harus dilakukan sebelum makan. Sebab kuman
menyerupai manusia yang dapat berkembang biak dan berevolusi sehingga
membentuk koloni-koloni, sehingga langkah mudah, cepat, sederhana dan
murah untuk mencegah penyebaran dan perkembangan kuman adalah mencuci
tangan dengan menggunakan sabun secara teratur.
4.1.4.2. Media Yang Digunakan Untuk Mencuci Tangan Sebelum Makan
Sebaiknya media yang “benar” digunakan untuk mencuci tangan sebelum
makan adalah dengan menggunakan “air dan sabun”.Fungsi dari melakukan
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 53
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
kegiatan ini adalah dapat menurunkan resiko terjadinya penyakit kecacingan
akibat terinfeksi telur cacing.Media yang digunakan untuk mencuci tangan
sebelum makan Siswa/I SD Negeri 010100 Desa Bangun Sari Kecamatan
Setia Janji Kabupaten Asahan yang selengkapnya dapat dilihat di Tabel 5.
Tabel 5
Media yang Digunakan Untuk Mencuci Tangan Sebelum Makan
Siswa/I SD Negeri 010100 Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan
Tahun 2013
No. Kelas
Media Yang Digunakan
JumlahAir dan SabunAir Saja
Mengelap
Tangan Saja
Air, Sabun dan
Lap tangan
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1. I (satu) 7 87,50 1 12,50 0 0,00 0 0,00 8
2. II (dua) 10 76,92 0 0,00 0 0,00 3 23,07 13
3. III (tiga) 9 75,00 1 8,33 0 0,00 2 16,66 12
4. IV (empat) 8 61,53 0 0,00 1 7,69 4 30,76 13
5. V (lima) 3 27,27 1 9,09 0 0,00 7 63,63 11
6. VI (enam) 7 63,63 0 0,00 0 0,00 4 36,36 11
Jumlah 0 64,70 3 4,41 0 1,47 0 29,41 0
Dari tabel di atas jumlah siswa/i yang menjawab benar “mencuci tangan
dengan air dan sabun” mendapat apresiasi terbesar dari seluruh kelas yaitu
sebanyak 44 orang (64,70%). Sedangkan jawaban benar pada tiap-tiap kelas
terbanyak dijumpai pada Kelas I sebanyak 7 orang (87,50%). Jumlah jawaban
benar terendah pada siswa Kelas V sebanyak 3 orang (27,27%). Secara
keseluruhan jumlah jawaban salah pada kegiatan sebelum makan adalah
sebanyak 24 orang (35,29%). Meskipun jumlah jawaban benar tentang media
yang digunakan setelah makan sudah cukup baik (87,50%) namun masih
terdapat jumlah jawaban salah sebanyak 24 orang (35,29%) hal ini berarti
masih dibutuhkan penyuluhan yang lebih intens terhadap siswa/i SD Negeri
010100 khusus tentang materi “media yang digunakan untuk mencuci tangan
sebelum makan”.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 54
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Desak Made Citrawati, dkk, tentang
mencuci tangan dengan air dan sabun pada siswa-siswi SD ditemukan bahwa
sebanyak 278 orang (73,94%) telah menjawab benar. Hasil penelitian tersebut
tidak jauh berbeda dengan apa yang ditemukan di SD Negeri 010100 Desa
Bangun Sari yakni sebanyak 44 orang (64,70%). Dengan demikian
berdasarkan hasil tabel diatas tampak bahwa sebagian besar siswa/i telah turut
mensukseskan program Kemenkes RI pada tahun 2012,yang menyatakan
bahwa media yang digunakan untuk mencuci tangan sebelum makan adalah
air dan sabun. Selain itu juga dianjurkan agar harus mencuci tangan dengan air
yang mengalir dan menggunakan sabun.Disebutkan pula bahwa tidak perlu
harus sabun khusus anti bakteri namun lebih disarankan sabun yang berbentuk
cairan.
4.1.4.3. Kegiatan yang Dilakukan Setelah Buang Air Besar (Berak)
Sebaiknya kegiatan yang “benar” dilakukan setelah buang air besar adalah
“mencuci tangan setelah buang air besar”.Fungsi kegiatan mencuci tangan ini
adalah untuk membersihkan tangan dari kemungkinan sisa tinja yang
menempel di tangan.Kegiatan yang dilakukan setelah buang air besar (berak)
siswa/i SD Negeri 010100 Desa Bangun Sari Kecamatan Setia Janji
Kabupaten Asahan selanjutnya dapat di lihat pada Tabel 6.
Tabel 6
Kegiatan Yang Dilakukan Setelah Buang Air Besar (Berak)
Siswa/I SD Negeri 010100Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan
Tahun 2013
No Kelas
Kegiatan Setelah Buang Air Besar
JumlahMencuci
Tangan
Mencuci
Kaki
Menggosok
Gigi
Mengelap
Saja
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1. I (satu) 6 75,00 2 25,00 0 0,00 0 0,00 8
2. II (dua) 11 84,61 0 0,00 1 7,69 1 7,69 13
3. III (tiga) 9 75,00 0 0,00 0 0,00 3 25,00 12
4. IV (empat) 10 76,92 1 7,69 1 7,69 1 7,69 13
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 55
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
5. V (lima) 10 90,90 1 9,09 0 0,00 0 0,00 11
6. VI (enam) 11 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 11
Jumlah 0 83,82 0 5,88 0 2,94 0 7,35 0
Dari tabel di atas jumlah siswa/i yang menjawab benar “mencuci tangan
setelah buang air besar” mendapat apresiasi terbesar dari seluruh kelas yaitu
sebanyak 57 orang (83,82%). Sedangkan jawaban benar pada tiap-tiap kelas
terbanyak dijumpai pada Kelas VI sebanyak 11 orang (100,00%). Jumlah
jawaban benar terendah secara berturut-turut terdapat pada siswa Kelas I dan
Kelas III yaknisebanyak 6 orang (75,00%) dan 9 orang (75,00%). Secara
keseluruhan jumlah jawaban salah pada kegiatan/tindakan mencuci tangan
setelah buang air besar adalah sebanyak 11 orang (16,17%). Meskipun jumlah
jawaban benar tentang media yang digunakan setelah makan sudah cukup baik
(83,82%) namun masih terdapat jumlah jawaban salah sebanyak 11 orang
(16,17%) hal ini berarti masih dibutuhkan penyuluhan yang lebih intens
terhadap siswa-siswi SD Negeri 010100 khusus tentang materi mencuci
tangan setelah buang air besar.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Desak Made Citrawati, dkk, tentang
mencuci tangan setelah buang air besar pada siswa/i SD ditemukan bahwa
sebanyak 278 orang (73,94%) telah menjawab benar. Hasil penelitian tersebut
tidak jauh berbeda dengan apa yang ditemukan di SD Negeri 010100 Desa
Bangun Sari yakni sebanyak 57 orang (83,82%). Dengan demikian
berdasarkan hasil tabel diatas tampak bahwa sebagian besar siswa/i telah turut
mensukseskan program Kemenkes RI pada tahun 2012, bahwa kegiatan yang
dilakukan setelah buang air besar (berak) adalah mencuci tangan sesuai
dengan: usaha pencegahan cacingan antara lain, mencuci tangan sehabis
bermain, sebelum makan, dan setelah buang air, memtong kuku selama 2x
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 56
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
sehari, memakai alas kaki jika berada di luar rumah atau di dalam ruangan
serta menjaga kebersihan makanan dan minuman.
4.1.4.4. Media yang Digunakan Untuk Mencuci Tangan Setelah Buang
Air Besar (Berak)
Sebaiknya media yang “benar” digunakan untuk mencuci tangan setelah
buang air besar (berak) adalah “air dan sabun”.Fungsi dari menggunankan air
dan sabun ini adalah untuk membersihkan dan memutuskan mata rantai kuman
terutama setelah kontak langsung pasca buang air besar (berak).Media yang
digunakan untuk mencuci tangan setelah buang air besar (berak) siswa/i SD
Negeri 010100 Desa Bangun Sari Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan
selanjutnya dapat di lihat pada Tabel 7.
Tabel 7
Media Yang Digunakan Untuk Mencuci Tangan Setelah Buang Air Besar
Siswa/I SD Negeri 010100Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan
Tahun 2013
No Kelas
Media Yang Digunakan Setelah Buang Air Besar
JumlahAir dan
sabunAir Saja
Mengelap
tangan saja
Air, Sabun
dan Lap
tangan
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1. I (satu) 5 62,50 0 0,00 0 0,00 3 37,50 8
2. II (dua) 4 30,76 1 7,69 0 0,00 8 61,53 13
3. III (tiga) 9 75,00 0 0,00 0 0,00 3 25,00 12
4. IV (empat) 4 30,76 0 0,00 0 0,00 9 69,23 13
5. V (lima) 3 27,27 1 9,09 0 0,00 7 63,63 11
6. VI (enam) 2 18,18 1 9,09 0 0,00 8 72,72 11
Jumlah 0 39,69 0 4,41 0 0,00 0 55,89 0
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 57
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Dari tabel di atas jumlah siswa/i yang menjawab benar “mencuci tangan
setelah buang air besar dengan air dan sabun” mendapat apresiasi terbesar dari
seluruh kelas yaitu sebanyak 27 orang (39,69%). Sedangkan jawaban benar
pada tiap-tiap kelas terbanyak dijumpai pada Kelas III sebanyak 9 orang
(75,00%). Jumlah jawaban benar terendah terdapat pada siswa Kelas VI yakni
sebanyak 2 orang (18,18%). Secara keseluruhan jumlah jawaban salah pada
kegiatan/tindakan mencuci tangan setelah buang air besar dengan air dan
sabun adalah sebanyak 41 orang (60,30%). Dari hasil tabel di atas
tentangmedia yang digunakan untuk mencuci tangan dengan air dan sabun
bahwa jumlah jawaban salah lebih besar dari jawaban benar yakni (60,30%)
berbanding (39,69%). Dengan demikian berarti masih sangat dibutuhkan
penyuluhan yang lebih intens terhadap siswa-siswi SD Negeri 010100 khusus
tentang materi “media yang digunakan setelah buang air besar”. Materi
tersebut sangat penting sesuai dengan program Kemenkes tahun 2012 yang
menyatakan bawa Media yang digunakan untuk mencuci tangan setelah buang
air besar (Berak) adalah Air dan Sabun dikarenakan menurut beberapa
pendapat mengatakan, Cuci tangan dengan air yang mengalir dan gunakan
sabun. Tak perlu harus sabun khusus anti bakteri namun lebih disarankan
sabun yang berbentuk cairan. Pendapat lain juga mengemukakan bahwa
setelah ke jamban dan sebelum menyentuh makanan (sebelum mengolah atau
memakan makanan) adalah saat-saat yang penting untuk mencuci tangan
dengan memakai sabun karena dapat menghilangkan kuman yang menempel
di tangan. (Lifebuoy, 2012).
4.1.4.5. Kegiatan Setelah Bermain
Sebaiknya kegiatan yang “benar” dilakukan setelah bermain adalah
mencuci tangan.Fungsi dari kegiatan mencuci tangan setelah bermain adalah
supaya tangan menjadi bersih untuk menghindari kuman yang didapat dari
tanah agar tidak menempel ditangan.Kegiatan setelah bermain siswa/i SD
Negeri 010100 Desa Bangun Sari Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan
selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 58
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Kegiatan Setelah Bermain Siswa/I SD Negeri 010100
Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan
Tahun 2013
No. Kelas
Kegiatan Setelah Bermain
JumlahMencuci
TanganTidur Makan Menonton TV
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1. I (satu) 6 75,00 1 12,50 1 12,50 0 0,00 8
2. II (dua) 9 69,23 0 0,00 2 15,38 2 15,38 13
3. III (tiga) 11 91,66 0 0,00 1 8,33 0 0,00 12
4. IV (empat) 12 92,30 0 0,00 1 7,69 0 0,00 13
5. V (lima) 11 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 11
6. VI (enam) 10 90,90 0 0,00 0 0,00 1 9,09 11
Jumlah 0 86,76 0 1,47 0 7,35 0 4,41 0
Dari tabel di atas jumlah siswa/i yang menjawab benar “mencuci tangan
setelah bermain” mendapat apresiasi terbesar dari seluruh kelas yaitu sebanyak
59 orang (86,76%). Sedangkan jawaban benar pada tiap-tiap kelas terbanyak
dijumpai pada Kelas V sebanyak 11 orang (100,00%). Jumlah jawaban benar
terendah terdapat pada siswa Kelas II yakni sebanyak 9 orang (69,23%).
Secara keseluruhan jumlah jawaban salah pada kegiatan atau tindakan
mencuci tangan setelah bermain adalah sebanyak 9 orang (13,32%). Meskipun
jumlah jawaban benar tentang kebiasaan mencuci tangan setelah bermain
sudah cukup baik (86,76%) namun masih terdapat jumlah jawaban salah
sebanyak 9 orang (69,23%). Hal ini berarti masih dibutuhkan penyuluhan yang
lebih intens terhadap siswa-siswi SD Negeri 010100 khusus tentang materi
kegiatan atau tindakan mencuci tangan setelah bermain.Seperti halnya hasil
penelitian yang dilakukan oleh FKMUI Tahun 2009, diperoleh sebanyak 60
responden (56,4%) yang tidak memiliki perilaku mencuci tangan setelah
bermain sedangkan 48 responden (43,6%) yang memiliki perilaku mencuci
tangan setelah bermain.
4.1.4.6. Tempat Bermain Setiap Hari
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 59
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Penelitian Sumanto pada tahun 2010 menyebutkan bahwa pada
umumnya anak mempunyai kegemaran bermain di halaman rumah yang
masih berupa tanah dengan durasi waktu yang berbeda. Ada pendapat lain
juga yang mengemukakan bahwa habitat telur cacing adalah tanah dan
salah satu tempat bermain yang sering menjadi habitat cacing adalah di
halaman rumah, kerena ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa
halaman menjadi tempat yang banyak menginfeksi anak-anak. Halaman
merupakan tempat yang paling sering dilalui atau untuk beraktifitas
anggota keluarga terutama anak-anak, (Sudarto, 1991).
Tempat bermain setiap hari siswa/i SD Negeri 010100 Desa Bangun
Sari Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan yang selanjutnya dapat di
lihat di Tabel 9.
Tabel 9
Tempat Bermain Setiap Hari Siswa/I SD Negeri 010100
Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan
Tahun 2013
No. Kelas
Tempat Bermain Setiap Hari
JumlahDi Dalam
Rumah
Di Halaman
Rumah
Di Taman
BermainDi Lapangan
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1. I (satu) 2 25,00 2 25,00 3 37,50 1 12,50 8
2. II (dua) 0 0,00 3 23,07 7 53,80 3 23,07 13
3. III (tiga) 2 16,66 7 58,33 3 25,00 0 0,00 12
4. IV (empat) 0 0,00 5 38,46 6 46,15 2 15,38 13
5. V (lima) 0 0,00 4 36,36 6 54,54 1 9,09 11
6. VI (enam) 0 0,00 5 45,45 5 45,45 1 9,09 11
Jumlah 0 5,88 0 38,23 0 44,11 0 11,76 0
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 60
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Mencermati tabel 9 diatas, tempat bermain setiap hari siswa/i SD Negeri
010100 secara berturut-turut adalah : di taman bermain sebanyak 30 orang
(44,11%), di halaman rumah sebanyak 26 orang (38,23%), di lapangan
sebanyak 8orang (11,76%), dan di dalam rumah sebanyak 4 orang (5,88%).
Artinya, keempat tempat bermain tersebut sama memungkinkannya untuk
terjadinya infeksi kecacingan.
Sebagaimana disebutkan oleh Sumanto dan Sudarto bahwa habitat cacing
adalah tanah sehingga tempat bermain yang baik dan sehat diharapkan
seminimal mungkin tidak bersentuhan dengan tanah namun teori itu sungguh
tidak memungkinkan bagi anak-anak.Upaya yang mungkin dilakukan untuk
menghindari infeksi telur cacing sekaitan dengan tempat bermain anak adalah
segera mencuci tangan setelah bermain.
4.1.4.7. Frekuensi Memotong Kuku
Sebaiknya frekuensi yang “benar” untuk memotong kuku adalah dua hari
sekali.Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menghindari penyakit kecacingan,
karena kuku biasanya menjadi tempat penularan telur cacing dari tanah ke
dalam tubuh.Frekuensi memotong kuku siswa/i SD Negeri 010100Desa
Bangun Sari Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan yang selanjutnya dapat
dilihat di Tabel 10.
Tabel 10
Frekuensi Memotong Kuku Siswa/I SD Negeri 010100
Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan
Tahun 2013
No. Kelas
Kebiasaan Memotong Kuku
JumlahSetiap Hari Dua Hari sekaliSatu minggu
sekali
Lebih dari satu
minggu sekali
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1. I (satu) 4 50,00 1 12,50 0 0.00 3 37,50 8
2. II (dua) 2 15,38 2 15,38 5 38,40 4 30,76 13
3. III (tiga) 8 66,67 2 16,67 2 16,67 0 0,00 12
4. IV (empat) 2 15,38 4 30,76 3 23,07 4 30,76 13
5. V (lima) 3 27,27 1 9,09 4 36,36 3 27,27 11
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 61
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
6. VI (enam) 3 27,27 4 36,36 3 27,27 1 9,09 11
Jumlah 0 32,34 0 20,58 0 24,99 0 22,05 0
Dari tabel di atas jumlah siswa/i yang menjawab benar “memotong kuku
dua hari sekali” mendapat apresiasi terbesar dari seluruh kelas yaitu sebanyak
14 orang (20,58%). Sedangkan jawaban benar pada tiap-tiap kelas terbanyak
dijumpai pada Kelas VI sebanyak 4 orang (36,36%). Jumlah jawaban benar
terendah terdapat pada siswa Kelas V yakni sebanyak 1 orang (9,09%). Secara
keseluruhan jumlah jawaban salah pada kegiatan atau tindakan memotong
kuku dua hari sekali adalah sebanyak 54 orang (79,42%). Dari hasil tabel di
atas tentang memotong kuku dua hari sekali bahwa jumlah jawaban salah
lebih besar dari jawaban benar yakni (79,42%) berbanding (20,62%) berarti
masih dibutuhkan penyuluhan yang lebih intens terhadap siswa/i SD Negeri
010100 khusus tentang materi kegiatan atau tindakan memotong kuku dua hari
sekali disebabkan materi ini bisa menjadi pencetus faktor infeksi kecacingan
pada siswa/i SD Negeri 010100.
Gandahusada pada tahun 2000 menyebutkan bahwa kuku biasanya
menjadi tempat penularan telur cacing dari tanah ke dalam tubuh.Kuku
sebaiknya selalu dipotong dua hari sekali dan pendek untuk menghindari
penularan cacing dari tangan ke mulut. Selain ituDepkes Kesehatan R.I, 2001,
h.100 mengemukakan bahwa setiap anak harus menjaga kesehatanya sendiri
salah satunya dengan memotong kuku dua hari sekali seperti yang dinyatakan
berikut ini: salah satu usaha untuk mencegah penyakit kecacingan adalah
memotong kuku selama dua hari sekali.
4.1.4.8. Kebiasaan Pemakaian Alas Kaki
Sebaiknya media yang “benar” digunakan ketika keluar rumah adalah
dengan menggunakan sandal atau sepatu.Tujuan dari menggunakan alas kaki
ini adalah untuk mencegah penyakit kecacingan karena telur cacing/larva
dapat masuk melalui pori-pori kulit lewat kaki yang tidak menggunakan alas
kaki.Kebiasaan pemakaian alas kaki siswa/I SD Negeri 010100 Desa Bangun
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 62
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Sari Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan yang selanjutnya dapat di lihat
di Tabel 11.
Tabel 11
Kebiasaan PemakaianAlas Kaki Siswa/I SD Negeri 010100
Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan
Tahun 2013
No Kelas
Alas Kaki
JumlahSandal atau
Sepatu
Tanpa Alas
KakiKaos Kaki
Kantong
Plastik
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1. I (satu) 7 87,50 0 0,00 1 12,50 0 0,00 8
2. II (dua) 13 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 13
3. III (tiga) 12 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 12
4. IV (empat) 10 59,17 1 7,69 2 15,38 0 0,00 13
5. V (lima) 10 90,90 0 0,00 0 0,00 1 9,09 11
6. VI (enam) 11 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 11
Jumlah 0 92,64 0 1,47 0 4,41 0 1,47 0
Dari tabel di atas jumlah siswa/i yang menjawab benar ketika keluar
rumah dengan menggunakan “sandal atau sepatu” mendapat apresiasi terbesar
dari seluruh kelas yaitu sebanyak 63 orang (92,64%). Sedangkan jawaban
benar pada tiap-tiap kelas terbanyak berturut-turut ditemukan pada Kelas II,
Kelas III dan Kelas VI sebanyak 13 orang (100,00%), 12 orang (100,00%), 11
orang (100,00%). Jumlah jawaban benar terendah terdapat pada siswa Kelas
IV yakni sebanyak 10 orang (59,17%). Secara keseluruhan jumlah jawaban
salah pada kegiatan atau tindakan ketika keluar rumah dengan sandal atau
sepatu adalah sebanyak 5 orang (7,35%). Meskipun jumlah jawaban benar
tentang kegiatan/tindakan ketika keluar rumah dengan sandal atau sepatu
sudah cukup baik (83,82%) namun masih terdapat jumlah jawaban salah
sebanyak 5 orang (7,35%) hal ini berarti masih dibutuhkan penyuluhan yang
lebih intens terhadap siswa-siswi SD Negeri 010100 khusus tentang materi
penggunaan alas kaki.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 63
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Seperti halnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Adisti Andaruni,
S.Kep.tentang faktor penggunaan alas kaki didapatkan data yang mendukung
terhadap kejadian infeksi kecacingan sebanyak (59,90%). Dengan demikian
berdasarkan hasil tabel diatas sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Onggowaluyo pada tahun 2002, bahwa infeksi cacingan dapat dihindari
dengan menggunakan alas kaki seperti sandal atau sepatu.
Departemen Kesehatan R.I, 2001, h.100 juga mengemukakan bahwa
memakai alas kaki adalah salah satu upaya pencegahan terinfeksi cacing
dinyatakan berikut ini: Salah satu usaha untuk mencegah penyakit cacingan
adalah memakai alas kaki jika berada di luar rumah ataupun ruangan.
4.1.4.9. Kebiasaan Penyimpanan Makanan Dan Minuman
Sebaiknya penyimpanan makanan dan minuman yang “benar” adalah
menaruh di meja dengan penutup makanan.Fungsi dari kegiatan ini adalah
salah satu usaha untuk menghindari kemungkinan hinggapnya lalat yang
sudah terkontaminasi telur cacing atau kuman lainnya pada
makanan/minuman.
Sidoharjo pada tahun 2000 menemukan bahwa untuk menghindari
cacingan dilakukan dengan menutup makanan yang tersaji di rumah dan
jajanan di sekolah.Selain itu (Depkes RI, 1990) menyebutkan bahwa salah satu
usaha untuk mencegah penularan penyakit adalah dengan menjaga makanan
agar tetap aman dengan salah satunya dengan menjaga makanan agar tetap
bersih, terlindung dari lalat dan binatang lainnya.
Kebiasaan penyimpanan makanan dan minuman di rumah siswa/i SD
Negeri 010100 Desa Bangun Sari Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan
yang selanjutnya dapat di lihat di Tabel 12.
Tabel 12
Kebiasaan Penyimpanan Makanan dan MinumanSiswa/I SD Negeri 010100
Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan
Tahun 2013
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 64
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
No Kelas
Penyimpanan Makanan & Minuman
JumlahMenaruh di
kamar
Menaruh
dimeja tanpa
penutup
Menaruh
dimeja dengan
penutup
Menaruh di atas
meja belajar
Σ % Σ % Σ % Σ %
1. I (satu) 1 12,50 1 12,50 6 75,00 0 0,00 8
2. II (dua) 0 0,00 0 0,00 13 100,00 0 0,00 13
3. III (tiga) 0 0,00 6 50,00 6 50,00 0 0,00 12
4. IV (empat) 0 0,00 1 7,69 10 76,90 2 15,38 13
5. V (lima) 0 0,00 2 18,18 9 81,81 0 0,00 11
6. VI (enam) 0 0,00 0 0,00 11 100,00 0 0,00 11
Jumlah 0 1,47 0 14,70 0 80,88 0 2,94 0
Dari tabel di atas jumlah siswa/i yang menjawab benar “menaruh di meja
dengan penutup” mendapat apresiasi terbesar dari seluruh kelas yaitu sebanyak 55
orang (80,88%). Sedangkan jawaban benar pada tiap-tiap kelas terbanyak
berturut-turut ditemukan pada Kelas II dan Kelas VI sebanyak 13 orang
(100,00%) dan 11 orang (100,00%). Jumlah jawaban benar terendah terdapat pada
siswa Kelas III yakni sebanyak 6 orang (50,00%). Secara keseluruhan jumlah
jawaban salah pada kegiatan/tindakan menyimpan makanan dan minuman adalah
sebanyak 13 orang (19,11%). Meskipun jumlah jawaban benar tentang
kegiatan/tindakan menyimpan makanan dan minuman yaitu menaruh di meja
dengan penutup makanan sudah cukup baik (80,88%) namun masih terdapat
jumlah jawaban salah sebanyak 13 orang (19,11%) hal ini berarti masih
dibutuhkan penyuluhan yang lebih intens terhadap siswa-siswi SD Negeri 010100
khusus tentang materi menyimpan makanan dan minuman.
Seperti halnya hasil penelitian yang dilakukan FKMUI Tahun 2009, yang
disebutkan bahwa 17 responden (15,5%) tidak melakukan kebiasaan menutup
makanan dengan tudung saji dan 93 responden (84,5%) melakukan menutup
makanan dengan tudung saji.Hasil penelitian ini kurang lebih sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan pada SD Negeri 010100.
4.1.4.10. Prevalensi Penyakit Kecacingan
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 65
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
PenelitianSri S.Margono, 1998 menemukan bahwa di Indonesia prevalensi
Ascariasismasih cukup tinggi, terutama pada anak, prevalensinya antara 60-
90%.Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan melalui pemeriksaan tinja pada
siswa/i SD Negeri 010100 ditemukan 21 orang (30,88%) dinyatakan positif (+)
menderita penyakit kecacingan dengan perincian sebagai berikut : 17 orang
(80,96%) dinyatakan positif (+) terdapatcacing Ascaris Lumbricoides, sisanya
sebanyak 4 orang dinyatakan positif terdapat cacing TrichurisTrichiura dan
Hookworm. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14
Penyakit Kecacingan Siswa/I SD Negeri 010100
Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan
Tahun 2013
No. Jenis Cacing Jumlah Penderita Persentase
1. Ascaris Lumbricoides 17 80,96%
2. Trichuris Trichiura 2 9,52%
3. Hookworm 2 9,52%
Total 0 100,00%
Sebagaimana disebutkan pada tinjauan pustaka bahwa sumber penularan
Ascaris Lumbricoidesinfeksi pada manusia terjadi karena tertelannya telur cacing
yang mengandung larva infektif melalui makanan dan minuman yang
tercemar.Sayuran mentah yang mengandung telur cacing juga merupakan salah
satu media penularan.Sedangkan penyebaran Trichiuris Trichiura adalah
melaluikontaminasi tanah dengan tinja.Telur tumbuh di tanah liat, tempat lembab
dan teduh dengan suhu optimum kira-kira 300C.Mencuci tangan sebelum makan,
mencuci dengan baik sayuran yang dimakan mentah adalah penting apalagi di
tempat-tempat yang memakai tinja sebagai pupuk.Selanjutnya penyebaran
infeksiAncylostoma Duodenale/Hookworm terutama di daerah pedesaan,
khususnya diperkebunan melalui kebiasan defekasi di tanah dan pemakaian tinja
sebagai pupuk kebun (diberbagai daerah tertentu).Tanah yang baik untuk
pertumbuhan larva ialah tanah gembur (pasir, humus) dengan suhu optimum (230-
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 66
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
250C).Dari tabel di atas terlihat bahwa prevalensi jenis cacing Ascaris
Lumbricoides lebih banyak menginfeksi yaitu 17 orang (80,95%) dari pada
Trichuris Trichiura dan Hookworm yaitu 2 orang (9,52%) dari jumlah yang
terinfeksi cacing 21 orang (30,88%).
4.1.4.12. PrevalensiAngka Kecacingan Berdasarkan Kelas
Tujuan dari dilakukannya penilaian terhadap prevalensi angka kecacingan
berdasarkan kelas untuk mengetahui angka kejadian tertinggi berdasarkan
kelas.Prevalensi Angka Kecacingan Berdasarkan Kelas Siswa/I SD Negeri
010100 di Desa Bangun Sari Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan yang
selanjutnya dapat di lihat di Tabel 15.
Tabel 15Angka Kecacingan Berdasarkan Kelas di SD Negeri 010100
Kecamatan Setia Janji Kabupaten AsahanTahun 2013
No. Kelas
Jenis Cacing
Jumlah
PenderitaPersentase
Ascaris
Lumbricoides
Trichuris
TrichiuraHookworm
Σ % Σ % Σ %
1. I (satu) 1 4,76 0 0,00 0 0,00 1 4,76%
2. II (dua) 2 9,52 0 0,00 0 0,00 2 9,52%
3. III (tiga) 4 19,05 1 4,76 1 4,76 6 28,57%
4. IV (empat) 5 23,81 0 0,00 0 0,00 5 23,81%
5. V (lima) 4 19,05 1 4,76 1 4,76 6 28,57%
6. VI (enam) 1 4,76 0 0,00 0 0,00 1 4,76%
Total 0 80,95 0 9,52 0 9,52 0 99,99%
Dari tabel di atas terlihat bahwa Kelas III dan Kelas V lebih banyak
terinfeksi cacing yaitu 6 orang (28,57%) sedangkan paling sedikit yang terkena
kecacingan adalah Kelas I dan Kelas VI yaitu 1 orang (4,76%) dari jumlah yang
terinfeksi cacing 21 orang. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Helma
Samad bahwa penyebaran infeksi kecacingan terbanyak pada kelas I 28 orang
(32,50%) dan terendah pada Kelas III 4 orang (5,0%) yang terinfeksi kecacingan.
Dengan demikian dapat dikatakan hasil ini sejalan dengan teori yang di
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 67
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
kemukakan oleh Nadesul pada tahun 2007 menegaskan bahwa Penyakit cacingan
di Indonesia sebagian besar menimpa kelompok usia 5-14 tahun.
Ada juga pendapat lain mengemukakan bahwa Intensitas dan prevalensi
kecacingan meningkat pada anak-anak dan remaja. Puncak intensitas terjadi pada
umur 5 – 10 tahun.Intensitas dan prevalensi tinggi pada anak di sebabkan oleh
kebiasaan memasukkan jari-jari tangan yang kotor ke dalam mulut.(Watkins &
Pollit dalam Pospoprodjo & Sadjimin, 2000).
Sedangkan (Tjitra, 1991) menemukan bahwa semua umur dapat terinfeksi
kecacingan dan prevalensi tertinggi terdapat pada anak-anak.
Bank WHO tahun 2006 mengatakan bahwa prevalensi kecacingan
tertinggi pada anak usia sekolah dasar yaitu 75 %.
4.1.4.13. PrevalensiAngka Kecacingan Berdasarkan Jenis Kelamin
Tujuan dari dilakukannya penilaian terhadap prevalensi angka kecacingan
berdasarkan jenis kelamin untuk mengetahui angka kejadian tertinggi berdasarkan
jenis kelamin.Prevalensi Angka Kecacingan Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa/I
SD Negeri 010100 di Desa Bangun Sari Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan
yang selanjutnya dapat di lihat di Tabel 16.
Tabel 16
Angka Kecacingan Berdasarkan Jenis KelaminSiswa/I SD Negeri 010100
Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan
Tahun 2013
No.Jenis
Kelamin
Jenis Cacing
Jumlah
PenderitaPersentase
Ascaris
Lumbricoides
Trichuris
TrichiuraHookworm
Σ % Σ % Σ %
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 68
Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Desa Sei Silau Barat Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
1. Laki-laki 11 52,38 2 9,52 1 4,76 14 66,67%
2. Perempuan 6 28,57 0 0,00 1 4,76 7 33,33%
Total 0 80,95 0 9,52 0 9,52 0 99,99%
Dari tabel di atas terlihat bahwa jenis kelamin laki-laki lebih banyak
terinfeksi cacing yaitu 14 orang (66,66%) dari pada perempuan yaitu 7 orang
(33,33%) dari jumlah yang terinfeksi cacing 21 orang.
Penelitian Helma Samad berbeda menemukan bahwa prevalensi laki-laki
sebanyak 37 orang (46,30%) dan perempuan sebanyak 43 orang (53,80%) yang
terinfeksi kecacingan.
Hasil penelitian ini hampir identik dengan penelitian Helma Samad tersebut
dimana jumlah prevalensi terinfeksi kecacingan pada laki-laki lebih banyak
daripada perempuan yakni 14 orang laki-laki (66,67%) berbanding 7 orang
perempuan (33,33%).
Dengan demikian kedua hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori yang
dikemukakanoleh Lopiso Erosie, Yared Merid & Ayele Ashiko, pada tahun 2002,
jenis kelamin merupakan salah satu faktor resiko terjadinya infeksi cacing pada
anak sekolah. Lebih lanjut mengatakan bahwa jenis kelamin anak laki-laki
berisiko terinfeksi cacing lebih besar dibandingkan anak perempuan.
Penemuan yang hampir sama juga dikemukakan oleh Sri Alemina Ginting
pada tahun 2003 bahwa tentang hubungan antara status sosial ekonomi dengan
angka kejadian kecacingan pada anak sekolah dasar di Desa Suka, Tiga Panah
Karo, Sumatera Utara, menyatakan bahwa jenis kelamin merupakan faktor resiko
kejadian infeksi kecacingan.
KKS Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung 2013
Page 65
Page 69