PH Simulasi

39
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Gambaran Umum Desa Secara Geografis 1.1.1.Situasi Keadaan Umum Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang te wilayahKecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.!".#$% ha &4,!"# km'(. Terdiri dari luas dar '.#).#') ha dan sawah '.*$".)% ha dengan ketinggian dari permukaan la " meter dengan curah hu an rata+rata '4 mm-tahun. arak dari /bu Kota Kabupaten Tangerang sekitar 4 km. Batas+batas wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sebagai berikut 0 a.1ebelah2tara berbatasan dengan wilayah 3aut awa atau K/ akarta. b.1ebelah 1elatan berbatasan dengan Kota Tangerang atau Kecam Neglasari. c. 1ebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi. d.1ebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan 1epatan atau Pakuha i 3uas wilayah terdiri dari sawah seluas $ hektar, daratan seluas hektar dan empang seluas ",)!* hektar. Pada daratan terdiri dari dua pemakaman umum. esa Tan ung Pasir terletak di utara dariKecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir pant mempunyai luas wilayah *!4,'* hektar dan merupakan daerah dataran renda dengan ketinggian satu meter dari permukaan laut dengan suhu udara ") ) +" ) 5. Gambar 1.1 Peta 6ilayah Ker a Puskesmas Tegal Angus Tahun ')#'

description

hjgjhmhgkuygjhb

Transcript of PH Simulasi

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Umum Desa Secara Geografis

1.1.1. Situasi Keadaan Umum

Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 ha (47,631 km2). Terdiri dari luas daratan 2.170.120 ha dan sawah 2.593.078 ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2 - 3 meter dengan curah hujan rata-rata 24 mm/tahun. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang sekitar 47 km.

Batas-batas wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sebagai berikut :a.Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Laut Jawa atau DKI Jakarta.

b.Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang atau Kecamatan Neglasari.

c.Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi.

d.Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sepatan atau Pakuhaji.

Luas wilayah terdiri dari sawah seluas 79 hektar, daratan seluas 108,185 hektar dan empang seluas 377,065 hektar. Pada daratan terdiri dari dua hektar pemakaman umum.

Desa Tanjung Pasir terletak di utara dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir pantai , mempunyai luas wilayah 564,25 hektar dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian satu meter dari permukaan laut dengan suhu udara 300-370C.Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

1.1.2. Batas Wilayah

Batas-batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar 1.1 adalah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.

b. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung.

c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara.

d. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo dan Pangkalan.

Gambar 1.2 Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir Tahun 2012Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

Puskesmas Tegal Angus terdapat di :

a) Desa Tegal Angus.

b) Jl. Raya Tanjung Pasir.

c) Kode Pos 15510.

d) Status kepemilikan tanah : Tanah Pemkab.

e) Batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.f) Batas wilayah sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi.g) Batas wilayah sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kampung Melayu.h) Batas wilayah sebelah Barat dengan Desa Pakuhaji.Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga dihubungkan oleh:A. Jalan

Panjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108 km,dengan klasifikasi sebagai berikut :

1. Berdasarkan status

a. Jalan Propinsi

: 9,5 km.

b. Jalan Kabupaten: 5 km.

c. Jalan Desa

: 93,5 km.

2. Berdasarkan kondisi fisik

a. Jalan hotmik

: 17,5 km.

b. Jalan aspal

: 67 km.

c. Jalan tanah

: 14,5 km.

B. Jembatana.Jembatan besi

: 1 km.

b.Jembatan beton: 7 km.

C. Sungai atau kali

Sungai atau kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sungai Cisadane dengan panjang saluran sejauh 12 km.

a. Irigasi atau Pengairan

Pengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 ha.b. Bendungan air atau Dam

Bendungan dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yangmenjadi salah satu sumber air bersih yangdimanfaatkan masyarakat.1.2 Gambaran Umum Secara Demografi

1.2.1 Jumlah Penduduk

Kepadatan penduduk rata-rata 1,625 jiwa/km2. Dengan jumlah rumah tangga 1.485 dan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga adalah 3,7 jiwa.Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti yang tercantum di tabel 1.1 dibawah ini :Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah RumahTangga Dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tanjung Pasir Tahun 2012NoDesa/KelLuas Wilayah (km2)JumlahRata-Rata Jiwa/ RumahKepadatanPenduduk (km2)

Penduduk

(Jiwa)Penduduk Miskin (Jiwa)RTRWKKRumah

1Lemo3,616,68273432151,408140810.311850.97

2Muara5,143,5664902267937937.19693.77

3Pangkalan7,5416,8881,49535113,22932294.082239.79

4Tanjung Burung5,247,6997401681,48415723.101463.55

5Tanjung Pasir5,649,5131,34831181,93623195.321686.70

6Tegal Angus2,839,5131,0812371,89518953.303361.48

Jumlah30,0253,8315,8891394510,74510,7454.331794

Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012

Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskemas Tegal Angus dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012NO.KELOMPOK UMUR (TAHUN)JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKIPEREMPUANLAKI-LAKI + PEREMPUAN

12345

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65-69

70-74

75+

2,702

2,657

2,896

2,980

2,910

2,877

2,336

1,994

1,704

1,401

1,135

741

546

337

252

2032,505

2,511

2,563

2,895

2,960

2,790

2,153

1,888

1,613

1,262

925

656

533

318

281

3075,207

5,168

5,459

5,875

5,870

5,667

4,489

3,882

3,317

2,663

2,060

1,397

1,079

655

533

510

JUMLAH27,67126,16053,831

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang Tahun 2012

1.2.2 Lapangan Pekerjaan Penduduk

Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cukup beragam, hal ini berhubungan dengan letak geografis kecamatan Teluk Naga dimana terdapat persawahan dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan akses ke daerah Jakarta.1.2.3 Tingkat Pendidikan

Aspek pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi kualitas kehidupan penduduk di wilayah Kecamatan Teluk Naga, khususnya daerah wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus seperti yang dapat dilihat pada diagram berikut :

Sumber : Profil Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012Diagram 1.1 Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 20121.2.4 Sarana dan Prasarana

1. GedungPuskesmas yang terdiridari:

a. RuangKepalaPuskesmasn: 1 Ruang

b. Ruang TU

: 1 Ruang

c. Ruang Dokter

: 1 Ruang

d. Ruang Aula

: 1 Ruange. Ruang Imunisasi

: 1 Ruangf. Ruang Loket

: 1 Ruangg. Ruang Apotik

: 1 Ruangh. Ruang BP umum

: 1 Ruangi. Ruang BP Anak

: 1 Ruangj. Ruang BP Gigi

: 1 Ruangk. Ruang KIA dan KB

: 1 Ruangl. Ruang Gizi

: 1 Ruangm. Ruang Gudang Obat

: 1 Ruangn. Ruang TB

: 1 Ruango. Ruang Lansia

: 1 Ruangp. Ruang Kesling

: 1 Ruangq. Ruang Perpustakaan

: 1 Ruangr. Ruang Mushola

: 1 Ruangs. Ruang Bidan

: 1 Ruangt. Dapur

: 1 Ruangu. Ruang Gudang Perkakas: 1 Ruangv. WC

: 9 Ruang2. Bidan di Desa

: 6 orang3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :

a. Tegal Angus

: 7 Posyandu

b. Pangkalan

: 10 Posyandu

c. Tanjung Burung

: 7 Posyandu

d. Tanjung Pasir

: 9 Posyandu

e. Lemo

: 6 Posyandu

f. Muara

: 6 Posyandu

4. Pembinaan UKBM ( Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ) :

a. Jumlah Posyandu

: 45 buah

b. Jumlah Kader Posyandu dibina

: 225 orangc. Jumlah kader dasa wisma dibina

: 34 orang

d. Jumlah TOMA (Tokoh Masyarakat) dibina: 60 orang

5. Sarana Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus.Tabel 1.3 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal AngusNoNAMA DESAJUMLAH SEKOLAH

PAUDTKRASDMISMPMTSSMASMKMA

1Pangkalan1205121010

2Tanjung Burung1002100000

3Tegal Angus0102221100

4Tanjung Pasir0202101000

5Muara0003000000

6Lemo0003000000

PUSKESMAS13012422100

Sumber : Program UKS, Puskesmas Tegal Angus, 2012

Sarana pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dapat dilihat pada tabel dibawah ini:Tabel 1.4 Sarana Pelayanan Kesehatan Kecamatan Teluk Naga Tahun 2013NoSarana Pelayanan KesehatanJumlah

1Apotik 0

2Balai Pengobatan Swasta2

Gudang Farmasi0

Laboratorium Klinik Swasta0

3Polindes 0

4Posbindu 1

5Poskesdes1

6Posyandu 45

Praktek Bidan Swasta8

7Praktek dokter (perorangan)

Dokter umum5

Dokter gigi0

Dokter spesialis0

8Puskesmas2

10Puskesmas pembantu (pustu)1

11Rumah Sakit Bersalin0

13Rumah Sakit Pemerintah0

14Rumah Sakit Swasta0

15Toko obat2

Sumber : Puskesmas Tegal Angus

1.2.5 Kesehatan Dasar

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir untuk menurunkan angka kematian ibu dengan instansi terkait, dalam hal ini puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain :

a. Kunjungan Ibu Hamil K1.

Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan. Cakupan K1 di puskesmas Tegal Angus tahun 2012 adalah 96,4% dengan cakupan pemberian Fe1 sebesar 96,4%.

b. Kunjungan Ibu Hamil K4.Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali selama masa kehamilan, minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada triwulan ketiga kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe. Cakupan kunjungan K4 di puskesmas Tegal Angus tahun 2012 adalah 90% dengan cakupan pemberian Fe3 90%. c. Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan.

Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Persalinan oleh tenaga kesehatan di puskesmas Tegal Angus tahun 2012 adalah 90,5%.

d. Penanganan Bumil dan Neonatal Risiko Tinggi (risti).

Deteksi dini kelompok bumil dan neonatal risti. Jika ditemukan lebih awal dapat dilakukan intervensi untuk menangani risiko tersebut. Penemuan bumil risti dan neonatal risti di puskesmas Tegal Angus pada tahun 2012 yaitu 173 bumil risti dari 215 sasaran bumil resti (80,5%) dan 113 neonatal risti dari 165 sasaran neonatal risti (68,4%).

e. Pelayanan Neonatal.

Pelayanan kesehatan neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari.dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.

2. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pemeriksaan kesehatan anak sekolah.

Puskesmas Tegal Angus melakukan deteksi tumbuh kembang balita dan pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI. Upaya yang dilakukan antara lain penyuluhan di posyandu dan pembentukan kelas ibu balita.

3. Keluarga berencana.

a. Peserta KB Baru.

Puskesmas Tegal Angus melakukan edukasi melalui penyuluhan terus menerus.

b. Peserta KB Aktif.

4. Imunisasi

a. Desa UCI

Desa binaan di wilayah Puskesmas Tegal Angus ada 6 desa. Upaya yang dilakukan sweeping imunisasi.b. Drop Out imunisasi Campak-Polio.

Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi lengkap pada balita, sweeping imunisasi campak dan meningkatkan cakupan imunisasi di posyandu.

5. Gizi

a. Penanganan balita BGM dan gizi buruk

Penanganan balita gizi buruk dengan diberikan PMT pemulihan di klinik gizi dan MP-ASI untuk perawatan dirumah dan kegiatan kunjungan rumah untuk pemantauan pemberian PMT serta rujukan untuk balita gizi buruk.

b. ASI Eksklusif

ASI merupakan makanan penting untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian makanan hanya ASI sampai bayi berumur 6 bulan. Zat gizi yang terkandung dalam ASI cukup memenuhi kebutuhan nutrisi untuk bayi sampai berumur 6 bulan. Keuntungan dari ASI adalah ASI mengandung zat kekebalan tubuh, mengandung protein yang mudah diserap oleh tubuh bayi, mudah dan murah diberikan untuk bayi serta membangun ikatan kasih sayang antara ibu dan anak. Jumlah bayi yang diberikan ASI eksklusif di puskesmas tegal angus pada tahun 2012 ini adalah 719 bayi dari 976 bayi (73,7%), meningkat dari tahun lalu yang hanya sebesar 44, 53%.

c. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)

Program penanggulangan kekurangan vitamin telah dimulai sejak tahun 1970an namun sampai saat ini masalah KV masih menjadi salah satu masalah gizi utama di Indonesia. KVA tingkat berat (Xeroptalmia) yang dapat menyebabkan kebutaan sudah jarang ditemui, tetapi KVA tingkat sub - klinis yaitu KVA yang belum menampakkan gejala nyata masih diderita oleh sekitar 50% di Indonesia.B. Pelayanan Kesehatan Pengembangan

Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Pelayanan kesehatan salah satunya ditujukan terhadap kelompok usia lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan fungsi tubuh lainnya. Dalam upaya meningkatkan status kesehatan usia lanjut telah dilaksanakan program pelayanan kesehatan usia lanjut.

C. Perilaku Masyarakat

Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas dilakukan melalui program promosi kesehatan yaitu penyebarluasan informasi kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah tersebut, hal ini dapat disajikan dengan indikator PHBS, adapun dari hasil kajian PHBS di wilayah Puskesmas Tegal Angus pada Tahun 2013 dapat digambarkan sebagai berikut :D. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting dibidang kesehatan, upaya peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah yang tepat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan keluarga yang lebih baik. Berikut ini upaya-upaya peningkatan kualitas lingkungan bagi kesehatan yang dilakukan di puskesmas Tegal Angus :a) Penyehatan Perumahan

Rumah merupakan tempat berkumpul/ beristirahat bagi semua anggota keluarga dan untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya. Rumah sehat adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, hasil pemantauan selama tahun 2012 menunjukkan dari 12.421 rumah yang diperiksa sebanyak 11,2 % yang memenuhi syarat kesehatan.b) Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi Dasar

Pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar di wilayah Puskesmas Tegal Angus sangat kurang sekali seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :Tabel 1.6 Laporan Cakupan Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi dasar Triwulan I Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014No.DesaTEMPAT SAMPAHSPALJAMBAN

1Tanjung Burung618225989

2Pangkalan10356551655

3Tegal Angus 7205351152

4Tanjung Pasir447315715

5Muara12490198

6Lemo162112259

Jumlah310619324968

Sumber : Data Program Kesling PKM Tegal Angus tahun 2014c) Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU)

Pengawasan terhadap TTU dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU, Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan lingkungan TTU secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan sarana perbaikan. Tidak adanya tenaga sanitarian dan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan di TTU tidak dapat dilakukan.

d) Penyehatan Makanan dan Minuman

Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia dan sumber utama kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi sumber media yang sangat efektif di dalam penularan penyakit saluran pencernaan. Upaya Puskesmas Tegal Angus adalah pemeriksaan tempat pengelolaan air bersih, pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempattempat umum pengelolaan makanan. Tidak hanya tenaga sanitarian melainkan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan penyehatan makanan dan minuman tidak dapat dilakukan.1.2.6 Ketersediaan Pekarangan

Pada saat ini, desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai percontohan dan pembelajaran agar budi daya sayuran dapat dilakukan juga di tingkat rumah tangga untuk mengurangi pengeluaran akan kebutuhan pangan serta meningkatkan pendapatan keluarga.1.2.7. Situasi Derajat KesehatanPresentase tentang angka Angka Kejadian 10 Besar Penyakit tahun 2013 sesuai dari data Tegal Angus tahun dapat di lihat pada tabel berikut :Tabel 1.8 Angka Kejadian 10 Besar Penyakit tahun 2013No.PenyakitJumlah KejadianPresentase

1ISPA311333,1 %

2Lain-lain139114,8 %

3Dermatitis101610,8 %

4Batuk 6576,9 %

5Obs febris6486,8 %

6Hipertensi Esensial5946,3 %

7Gastritis5856,2 %

8Sakit kepala5565,9 %

9Diare4274,5 %

10TBC4114,3 %

Sumber : Data Gambaran 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Tegal Angus tahun 2013Dari data diatas didapatkan TB termasuk 10 besar penyakit terbanyak di Puskesmas Tegal Angus, angka kejadian TB sebanyak 411 kejadian atau sebesar 4,3%.1.2.7.1 Situasi Sumber Daya Kesehatan

Upaya pembangunan kesehatan membutuhkan sumber daya kesehatan yang memadai untuk mencapai target yang ingin dicapai.

1.2.7.2. Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas tegal angus berjumlah 27 orang tergambar dalam tabel dibawah ini.Tabel 1.11 Kategori Tenaga di Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013NoKategori TenagaStatusJumlah

PNSPTT/TKKLain-Lain

1AKBID1607

2AKPER1001

3Bidan9009

4D3 Gizi1001

5D3 Kesling1001

6Dokter Gigi1001

7Dokter Umum2002

8Honor0044

9Pekarya1001

10Perawat2102

JUMLAH213429

Sumber :Ketatausahaan Puskesmas Tegal Angus Tahun 20131.2.8. Pembiayaan Kesehatan

Salah satu faktor utama di dalam peningkatan pelayanan kesehatan adalah adanya faktor pembiayaan yang mana dapat digunakan untuk transportasi, jasa kegiatan program maupun belanja barang. Pembiayaan kesehatan dapat bersumber dari pemerintah pusat dari APBN seperti dana jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat miskin) dan jampersal (jaminan persalinan) serta BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), sementara dana dari pemerintah daerah dari APBD berupa dana operasional puskesmas dan jamkesda (jaminan kesehatan daerah).

1.2.8.1 Jaminan Kesehatan Prabayar

Sebagai bagian dari amanat UUD 1945, negara harus mengurus masyarakat miskin. Oleh karena itu pemerintah meluncurkan program jaminan kesehatan masyarakat miskin (jamkesmas/askeskin).

Hampir 50% penduduk di wilayah tegal angus merupakan masyarakat miskin dan tidak semua tercakup dalam program jamkesmas. Hal ini disebabkan pendataan yang kurang akurat, kendala di lapangan adalah data kependudukan yang tidak lengkap, kriteria miskin yang berbeda dan pemberian kartu jamkesmas yang tidak tepat.

Masyarakat miskin yang tidak mendapat jaminan melalui program jamkesmas, akan dipenuhi biaya kesehatannya oleh pemerintah daerah melalui jaminan kesehatan daerah (Jamkesda). Pemerintah daerah juga membiayai operasional puskesmas melalui dana operasional puskesmas.1.3Data Keluarga Binaan1.3.1 Keluarga Ny. TemiKeluarga binaan adalah keluarga Ny. Temi yang memiliki empat orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keempat anggota keluarga tersebut adalah:Tabel 1.15. Tabel Keluarga Ny. Temi

No NamaStatus Keluarga Jenis KelaminUsiaPendidikanPekerjaanPenghasilan

1Ny. TemiIbuPerempuan60Tidak sekolahIbu umah Tangga-

2Tn. BudiSuami AnakLaki laki35SDPabrik BangunanRp 1,2 juta / bulan

3Ny. AmiAnakPerempuan30SDIbu Rumah Tangga-

4AyuCucuPerempuan2,5---

Keluarga Ny. Temi tinggal di Kampung Telaga Sukmana, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga RT 002/001. Keluarga ini terdiri dari seorang nenek dengan anaknya yang telah berkeluarga, dan satu orang cucu yang tinggal serumah. Ny. Temi telah ditinggal meninggal oleh suaminya sejak 5 tahun yang lalu. Ny. Temi sebagai pemilik rumah, berpekerjaan ibu rumah tangga, sedangkan Tn. Budi sebagai kepala keluarga berusia 35 tahun dengan latar belakang pendidikan terakhir sekolah dasar. Ny. Ami sebagai istri berusia 30 tahun dengan latar pendidikan sekolah dasar. Tn. Budi dan Ny. Ami memiliki satu orang anak perempuan. Anaknya bernama Ayu saat ini berusia 2,5 tahun, belum bersekolah. An. Ayu diberikan ASI Ekslusif sampai berumur 1 tahun, setelah itu mulai diberikan makanan seperti nasi, lauk pauk, dan buah. Pada umur 1,5 tahun, An. Ayu pernah menderita batuk lama selama 3 bulan, namun tidak diperiksakan ke dokter spesialis anak ataupun berobat ke balai pengobatan lainnya hanya diberikan obat dari warung. Saat 1 bulan yang lalu An. Ayu juga menderita diare selama 2 hari, dan dibawa ke mantri oleh ibunya Ny. Ami.

Tn. Budi berprofesi sebagai tukang pabrik bangunan dengan pendapatan Rp 1.200.000,- tiap bulan. Ny. Temi dan Ny. Ami bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Keluarga Ny. Temi tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen diatas tanah seluas 10 x 10 m2. Dinding rumah terbuat dari kayu, rotan dan batu bata, lantai menggunakan semen. Atap rumah menggunakan genteng dan terdapat plafon. Rumah Ny. Temi terdiri dari sebuah ruang tamu, dua kamar tidur, satu ruang keluarga, satu ruang makan, satu dapur, dan satu kamar mandi. Ruang tamu berukuran 2 x 2 m2 beralaskan semen dan terdapat kursi plastik sebanyak 4 buah. Ditengah terdapat ruang keluarga, dimana terdapat TV, diruangan tersebut terdapat jendela yang dapat dilewati cahaya matahari pada sisi rumah Ny. Temi terdapat adanya ventilasi udara yang kurang cukup. Pada ruang tidur tidak terdapat ventilasi dan lembab.

Di rumah Ny. Temi terdapat WC ( jamban ) dan hanya terdapar dapur dan kamar mandi. Dapur Ny. Temi menggunakan kompor minyak. Untuk sumber air bersih sulit didapatkan, karena kurangnya ketersediaan dalam mendapatkan air bersih, Ny. Temi mengatakan bahwa mendapatkan sumber air harus dengan membeli seharga Rp.2000/jerigen.

Keluarga Ny. Temi tidak terbiasa melakukan cuci tangan sebelum makan, dikarenakan sumber air bersih sangat terbatas dirumahnya. kemudian apabila selesai makan, keluarga Ny. Temi terbiasa mencuci tangan menggunakan air cuci tangan dari bak tempat penampungan air dikamar mandi rumahnya.

Rumah keluarga Ny. Temi terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak antar rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri dan di depan terdapat empang yang berjarak 100 meter dari rumahnya. Keluarga Ny. Temi memiliki kebiasaan membuang sampah di tempat sampah, lalu dibakar di belakang rumah.

Gambar 1.5 Denah keluarga Ny. Temi

Keluarga Ny. Temi memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari. Biasanya menu yang biasa dimakan adalah tahu, tempe, dan telur. Tn. Budi tidak memiliki kebiasaan merokok. Keluarga Ny. Temi mengaku tidak melakukan mencuci tangan sebelum makan. Seluruh anggota keluarga mengaku jarang melakukan olahraga. Ny. Temi dan seluruh anggota keluarga tidak mengetahui tentang mencuci tangan yang baik dan benar, sehingga mereka hanya melakukan cuci tangan dengan air bersih saja. Ny. Temi tidak memiliki masalah kesehatan dalam sebulan terakhir ini. Tabel 1.16 Faktor Internal Keluarga Ny. TemiNoFaktor Internal Permasalahan

1Kebiasaan MerokokTidak ada yang merokok

2Olah ragaKeluarga Ny. Temi tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak pernah melakukan olahraga.

3Pola MakanNy. Temi memasak sendiri untuk makan keluarga, menu makanan yang sering dimakan adalah tahu, tempe, dan telur.

4Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka membeli obat warung. Apabila tidak sembuh, mereka berobat ke mantri untuk minta obat.

5MenabungKeluarga Ny. Temi tidak memiliki kebiasaan menabung

6Aktivitas sehari-hariTn. Budi bekerja di pabrik bangunan, Ia berangkat jam 08.00 WIB dan pulang pada pukul 16.00 WIB

7Perilaku mencuci tanganKeluarga Ny. Temi tidak memiliki pengetahuan cuci tangan yang baik dan benar

Tabel 1.17 Faktor Eksternal Keluarga Ny. TemiNoKriteriaPermasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah 10 x 10 m2

2.Ruangan dalam rumahDalam rumah terdapat ruang tamu, dua kamar tidur, satu ruang keluarga, satu dapur, dan satu kamar mandi.

3.VentilasiTidak terdapat ventilasi pada sisi rumah, ventilasi hanya terdapat pada depan rumah. Tiap kamar tidak terdapat ventilasi.

4.Pencahayaana. Terdapat jendela pada kamar, tetapi selalu ditutupi dengan kain dan tidak bisa dibuka.

b. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna putih. Lampu terdapat di ruang keluarga, kamar tidur dan ruang tamu.

5.MCKTerdapat tempat untuk mandi, buang aur besar, dan cuci piring.

6.Sumber AirDalam kesehariannya Ny. Temi mendapatkan sumber air bersih dengan membelinya seharga Rp.2000/drigen (sekitar 1 liter)

7.SPLAir Limbah rumah tangga di buang ke parit buatan sendiri yang di alirkan ke kolam empang di belakang rumah

8.TPSSampah rumah tangga di kumpulkan dibelakang rumah. Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu dibakar.

9.Lingkungan sekitar rumahDi samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Ny. Temi masih banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli dengan lingkungannya.

Setelah dilakukan presurvey menggunakan observasi dan wawancara, didapatkan hasil skor 1 pada seluruh anggota keluarga Ny. Temi (perilaku mencuci tangan yang tidak baik dan tidak benar).1.3.2.Keluarga Binaan Tn. Masa

Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Masa yang memiliki tiga orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Ketiga anggota keluarga tersebut adalah:Tabel 1.18 Data Keluaga Tn. MasaNoNamaStatus KeluargaJenis KelaminUsiaPendidikanPekerjaanPenghasilan

1Tn. MasaSuamiLaki-laki65th SDPedagangRp. 2.000.000, 00

2Ny. RumsiIstriPerempuan60th SDIkut Suami

3An. SitiAnak KandungPerempuan25thSMAMahasiswa

Keluarga binaan ini beralamat di Kampung Telaga Sukamana Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga RT 002/001, Kabupaten Tangerang Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri yang menikah 45 tahun yang lalu dan memiliki 8 orang anak. Keluarga ini terdiri dari seorang kepala keluarga yang bernama Tn. Masa, 65 tahun. Ia memiliki istri bernama Ny. Rumsi yang berusia 60 tahun. Keluarga ini memiliki penghasilan dari hasil jualannya di warung miliknya yang berada di rumahnya dengan rata-rata pendapatan Rp.2.000.000 tiap bulan. Anak pertama Tn. Masa dan Ny. Rumsi bernama Tn.Boris yang sekarang berusia 38 tahun dulu lahir dibantu oleh dukun beranak. Anak ke dua bernama Ny.Noni yang usianya sekarang 35 tahun lahir dibantu oleh dukun beranak. Anak ke tiga bernama Ny.Siti sekarang berusia 33 tahun lahir dibantu oleh dukun beranak. Anak ke empat bernama Ny. Mumun yang sekarang berusia 31 tahun lahir dibantu oleh dukun beranak. Anak ke lima bernama Ny. Nopi yang sekarang berusia 30 tahun lahir dibantu oleh dukun beranak. Anak ke enam bernama Ny.Iis berusia 28 tahun lahir di bantu oleh bidan desa. Anak ke tujuh bernama Ny. Rusti yang sekarang berusia 27 tahun lahir dibantu oleh bidan desa. Dan yang terakhir bernama Ny.Ayu yang sekarang berusia 25 tahun lahir dibantu oleh bidan desa.

Semua anak dari pasangan Tn. Masa dan Ny. Rusmi sudah menikah dan memiliki keturunan. Anak pertama sampai anak ke tujuh sudah berkeluarga dan tinggal terpisah. Anak terakhirnya masih tinggal bersamanya walaupun sudah menikah namun belum memiliki keturunan.

Tn. Masa mengaku memiliki penyakit kencing manis, ia mengetahui penyakitnya sejak 5 tahun yang lalu ketika ia sedang berobat di klinik di kcamatan Kampung Melayu. Ia mengaku sampai saat ini selalu memeriksakan penyakitnya di dokter dan mengkonsumsi obat untuk menurunkan gula darahnya.

Sekitar 7 bulan yang lalu Tn. Masa mengaku pernah mengalami mencret-mencret sebanyak 5-7 kali yang dirasakannya selama 3 hari, namun ia tidak berobat kedokter, karena ia hanya meminum obat warung dan gejala hilang. Dua minggu kemudian keluhan juga dirasakan oleh Ny. Rusmi. Ia merasakan mencret-mencret sehari 3-5 kali yang dirasakan selama 2 hari dan sembuh dengan minum obat warung.

Selain itu Tn. Masa dan Ny. Rumsi mengeluh sering batuk-batuk yang dirasakan sampai lebih dari dua minggu baru sembuh. Batuk berdahak dan disertai dengan pilek. Selama keluhan ini ada pasien tidak pernah berobat ke puskesmas atau dokter. Mereka selalu membeli obat-obat warung.

Keluarga ini mengaku mempunyai kebiasaan buruk, yaitu tidak mencuci tangan sebelum makan. Mereka juga tidak tahu bagaimana cara mencuci tangan yang benar. Mereka lebih sering mencuci tangan di air kobokan tidak menggunakan sabun. Mereka mengaku malas mencuci tangan karena minimnya sumber air bersih di lingkungan rumah mereka. Mereka mengaku setiap hari membeli air bersih di penjual air dengan tarif Rp.2000,-/jerigen. Keluarga Tn. Masa tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 10 x 7,5 m dan tidak memiliki pekarangan. Rumah terdiri dari satu buah ruang keluarga, dua kamar tidur, dan dapur sekaligus tempat untuk mandi, buang air kecil sekaligus mencuci baju dan piring .Seluruh lantai rumah terbuat dari keramik. Dinding rumah terbuat dari tembok yang tidak dicat. Atap rumah terbuat dari genteng tanpa plafon. Di halaman rumah terdapat warung untuk mereka usaha. Ventilasi di rumah ini tidak cukup baik. Hanya ada terdapat 2 jendela di ruang tamu yang tidak pernah dibuka, dan satu jendela di dapur yang tidak dapat dibuka.

Gambar 1.6 Denah keluarga Tn. MasaTabel. 1.19. Faktor Internal Keluarga Tn. MasaNoFaktor Internal Permasalahan

1Kebiasaan MerokokSemenjak mengetahui memiliki penyakit kencing manis Tn. Masa tidak merokok.

2Olah ragaTn. Masa dan Ny. Rumsi tidak suka memiliki kebiasaan olahraga.

3Pola MakanTn. Masa dan Ny. Rumsi makan 3x/hari. Setiap hari selalu makan makanan yang dibuat sendiri dengan komposisi makanan nasi, sayur, tahu/tempe, telor/ikan. Mengkonsumsi daging ayam jarang, 3x/bulan. Makan buah-buahan jarang.

4Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka mencoba membeli obat di warung jika tidak ada perbaikan s pergi ke puskesmas

5MenabungTn. Masa tidak memiliki tabungan.

6Mencuci tanganTn. Masa dan Ny. Rumsi jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah makan menggunakan air bersih yang mengalir. Mereka memiliki kebiasaan mencuci tangan menggunakan air kobokan dan tidak menggunakan sabun. Mereka juga tidak mengetahui cara mencuci tangan yang baik dan benar itu seperti apa.

7Aktivitas sehari-hariTn. Masa dan Ny. Rumsi memiliki aktivitas sehari-hari menjaga warung.

Tabel 1.20. Faktor Eksternal Keluarga Tn. MasaNoKriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah 10 x 7,5 m dengan lantai keramik.

2.

Ruangan dalam rumah

Dalam rumah terdapat ruang keluarga berukuran 3 x 2,5 m, dua kamar tidur yang masing-masing berukuran3 x 3 m. Juga terdapat dapur yang berukuran 2,5 x 1,5 m mencakup tempat mandi, mencuci dan buang air kecil.

3.

Ventilasi

Terdapat dua buah ventilasi di ruang tamu berukuran 100 x 50 cm yang jarang terbuka, 1 jendela di dpur yang tidak bisa dibuka berukuran 30 x 50 cm.

4.PencahayaanHanya terdapat 1 buah lampu dimasing-masing bagian rumah. Total lampu yang ada di rumah 8 buah.

5.MCKa. Memiliki kamar mandi berukuran 2 x 1 m beralaskan semen terdapat bak mandi dan WC.

b. Tempat cuci piring dan baju terdapat tepat di luar kamar mandi.

c. Air membeli sehari 5-6 derigen.

6.Sumber Aira. Tidak memiliki sumber air di rumahnya, sehingga harus membeli air pam di warung.

7.Saluran pembuangan limbahLimbah rumah tangga cair di buang ke empang yang berjarak 7 m dari rumahnya.

8.Tempat pembuangan sampahSampah dibuang di dekat empang, sampah ini ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian dibakar oleh siapapun warga sekitar sekitar 2 hari sekali.

9.Lingkungan sekitar rumahSebelah rumah Tn Masa adalah rumah anaknya yang pertama beserta anak dan istrinya. Lingkungan sekitar Tn. Masa adalah masyarakat yang bertempat tinggal di kecamatan tanjung pasir.

Setelah dilakukan presurvey menggunakan observasi dan wawancara, didapatkan hasil skor 4 pada Tn. Masa (perilaku mencuci tangan yang tidak baik dan tidak benar) dan 5 pada Ny. Rumsinah (perilaku mencuci tangan yang tidak baik dan tidak benar).1.3.3 Keluarga binaan Tn.BorisKeluarga binaan adalah keluarga Tn. Boris yang memiliki tiga orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Ketiga anggota keluarga tersebut adalah:Tabel 1.21. Data Keluaga Tn.BorisNoNamaStatus KeluargaJenis KelaminUsiaPendidik-anPekerja-anPenghasil-an

1Tn. BorisAyah Laki-laki39thTamat SMPNelayanRp.1.000.000/bulan

2Ny. IrnaIbu Perempuan34thTamat SDNelayanRp 600.000/

bulan

3An. Basit AnakLaki-laki3th ---

Keluarga binaan ini beralamat di Kampung Telaga Sukamana Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga RT 002/001 , Kabupaten Tangerang Keluarga ini terdiri dari keluarga kecil 1 ayah 1 ibu dan 1 anak. Seorang kepala keluarga yang bernama Tn. Boris,39 tahun. Ia berprofesi sebagai nelayan dengan rata-rata pendapatan Rp.1.000.000 tiap bulan dibantu oleh istrinya, Ny. Irna yang juga bekerja sebagai nelayan dengan pendapatan Rp. 600.000/bulan. Mereka berangkat ke tempat kerja pukul 2 subuh hingga pukul 4 sore tergantung hasil tangkapan yang mereka dapatkan.Tn.Boris dan Ny. Irna memiliki seorang anak laki laki yang bernama An. Basit berusia 3 tahun. An.Basit belum bersekolah, setiap hari ketika kedua orang tua pergi bekerja an.basit dititipkan pada orang tua Ny.Irna yang tinggal tidak jauh dari rumah mereka. Ia diberikan ASI hanya sampai umur tiga bulan. Karena alesan pekerjaan ibunya yang tidak bisa ditinggal, ia tidak diberikan ASI lagi dan diberikan susu formula sampai umur sekarang. Awalnya ia diberikan susu formula SGM, tetapi semenjak minum susu SGM ia diare lama, kemudian ia berobat ke dokter dan disaran kan dokter untuk mengganti susunya. Neneknya kemudian memberikan ia berupa susu Lactogen. Menurut neneknya semenjak meminum susu lactogen ia tidak diare lagi. Ia sering dibawa neneknya ke puskesmas untuk imunisasi. Dan rajin sekali menimbang berat badanya di puskesmas dan posyandu.

Keluarga Tn. Boris tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah 6x5 m. Rumah terdiri dari satu buah ruang tamu, satu kamar tidur, dan satu dapur yang bersatu dengan tempat mencuci baju. Lantai rumah sebagian terbuat dari semen dan sebagian lagi dari ubin. Dinding rumah terbuat dari semen dan untuk atap rumah terbuat dari genting dengan plafon..

Rumah keluarga Tn.Boris tidak terdapat kamar mandi. Kegiatan mencuci piring keluarga Tn.Boris dilakukan di daerah tempat mencuci pakaian. Piring piring kotor ditumpuk di lantai ruang cuci tersebut, tanpa alas apapun. Piring piring yang telah dibersihkan, dikeringkan di rak piring yang berada di dapur yang terletak tidak jauh dari cuci pakaian. Kegiatan mencuci tangan di tiap anggota keluarga sedikit kurang baik dikarenakan air bersih yang mengalir ke rumah mereka terbatas dan kurangnya pengetahuan prilaku yang benar akan mencuci tangan sebelum beraktifitas ataupun sebelum makan. Masing-masing tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan tetapi tidak menggunakan sabun. Kebiasaan ini juga biasa dilakukan oleh anak mereka yang tidak terlatih untuk melakukan hal tersebut.

Gambar 1.7 Denah Rumah Keluarga Tn.BorisTabel 1.22. Faktor Internal Keluarga Tn. BorisNoFaktor Internal Permasalahan

1Kebiasaan MerokokTn. Boris merokok sekitar satu bungkus dalam satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini dilakukan didalam rumah dan di luar rumah.

2Olah ragaKeluarga Tn. Boris tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga

3Pola MakanNy.Irna terkadang memasak sendiri dengan komposisi makanan nasi, tahu, tempe, ikan, sayur. Jarang sekali makan daging sapi atau ayam dan buah-buahan. Keluarga ini jarang beli makanan di luar.

NoFaktor Internal Permasalahan

4Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka pergi ke bidan dan dokter klinik terdekat dan membeli obat di apotek dan terkadang membeli di warung. Mereka juga sering untuk berobat ke puskesmas.

5MenabungNy. Irna terkadang menabung uang dari hasil melayar ia dan suaminya dijadikan untuk biaya basit dan untuk kebutuhan sehari-hari.

6Aktivitas sehari-haria. Tn, Boris bekerja sebagai nelayan, berangkat pukul 3 subuh kemudian pulang pukul 4 sore.

b. Ny. Darmi Tn, Boris bekerja sebagai nelayan, berangkat pukul 3 subuh kemudian pulang pukul 4 sore.

6Prilaku Cuci tangana. Semua anggota keluarga memiliki prilaku cuci tangan yang tidak baik dan tidak benar. Mereka tidak pernah melakukan cuci tangan Kebiasaan ini juga dilakukan ketika mereka setelah makan.

Tabel 1.23 Faktor Eksternal Keluarga Tn. BorisNoKriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan

Luas rumah 6x5 m dengan lantai semen dan ubin

2.

Ruangan dalam rumah

Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran3x2 m, satu kamar tidur yang masing-masing berukuran 2x2m. Juga terdapat dapur disertai kamar cuci pakaian yang berukuran 3x2m dan ruangan ini tidak disertai dengan adanya tempat pembuangan asap dan ventilasi baik.

3.

VentilasiTidak terdapat ventilasi sama sekali yang seharusnya luas ventilasi kurang dari 10% dari lantai rumah.

4.PencahayaanTidak terdapat jendela pada ruang tamu rumah

Tidak terdapat jendela di kedua kamar

Hanya terdapat 3 buah lampu di dalam rumah yang berwarna putih untuk ruang tengah dan dapur

5.MCKa. Tidak memiliki jamban, jika ingin buang air besar mereka pergi ke jamban umum yang berada di pinggir empang.

b. Tersedia air bersih yang kurang untuk buang air kecil di tempat umum.

6.Sumber Aira. Sumber Air berasal dari PAM yang dijual di warung tetangga. Mereka menghabiskan 4-5 drum air seharga Rp.500,- per drum.

b. Anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan. Kebiasaan ini juga biasa dilakukan ketika mereka setelah makan.

7.Tempat pembuangan sampahSampah dibuang di pekarangan belakang rumah, sampah ini ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian dibakar oleh keluarga ssehingga banyak lalat yang menghinggapi tumpukan sampah tersebut, dan menimbulkan bau. Keluarga biasa membakar 1 minggu sekali.

9.Lingkungan sekitar rumahDepan rumah Tn. Boris terdapat halaman. Samping kanan rumah bersebelahan langsung dengan warung tetangga yang msaih satu keluarga.

Setelah dilakukan presurvey menggunakan observasi dan wawancara, didapatkan hasil skor 3 pada Tn. Boris (perilaku mencuci tangan yang tidak baik dan tidak benar) dan 3 pada Ny. Irna (perilaku mencuci tangan yang tidak baik dan tidak benar).1.1 Penentuan Area Masalah Kesehatan1.4.1 Rumusan Area masalah Keluarga Binaan

1.1.1.1 Keluarga Ny. Temi

Area masalah yang terdapat pada keluarga Ny. Temi dibagi menjadi 2, yaitu masalah medis dan non medis. Masalah non medis yang terdapat pada keluarga Ny. Temi kurangnya sirkulasi udara yang cukup. Kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan dan tidak memakai sabun, dan ventilasi yang kurang. Sedangkan masalah medis yang ada adalah batuk berkepanjangan yang diderita oleh keluarga, keluarga Ny. Temi memiliki kebiasaan tidak berobat ke klinik ataupun puskesmas jika sakit, mereka hanya membeli obat warung atau pergi ke mantri terdekat.1.1.1.2 Keluarga Tn. MasaArea masalah yang terdapat pada keluarga Tn. Masa dibagi menjadi 2, yaitu masalah medis dan non medis. Masalah non medis yang terdapat pada keluarga Tn. Masa adalah perilaku cuci tangan yang buruk, tidak adanya sumber air bersih dirumahnya, sehingga keluarga Tn. Masa harus membeli untuk mendapatkan air bersih, tidak adanya ventilasi yang baik dalam rumah, perilaku membuang sampah dilingkungan sekitar, dan kurangnya kesadaran berobat ke tenaga kesehatan. Sedangkan masalah medis yang ada adalah penyakit DM dan menderita TB Paru yang sedang dialami oleh Tn.Masa.1.1.1.3 Keluarga Tn. Boris

Area masalah yang terdapat pada keluarga Tn. Boris dibagi menjadi 2, yaitu masalah medis dan non medis. Masalah non medis yang terdapat pada keluarga Tn. Boris adalah perilaku cuci tangan yang buruk, cuci tangan tidak menggunakan air mengalir dan tanpa sabun saat melakukan kegiatan termasuk saat ingin makan, BAB di jamban umum yang tidak sehat pada keluarga binaan, perilaku membakar sampah di lingkungan sekitar tempat tinggal, kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan, kurangnya pencahayaan di rumah keluarga binaan, kebiasaan merokok di dalam rumah yang berpengaruh terhadap kesehatan anak.

1.4.2 Alasan Pemilihan Area Masalah

Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan menganalisis laporan tahunan puskesmas mengenai data program kesehatan lingkungan, yaitu P2M dan penderita diare di wilayah Puskesmas Tegal Angus, serta. Kemudian informasi tersebut dibandingkan dengan laporan kader desa setempat yang menyatakan bahwa jumlah penderita diare masih banyak. Setelah mengamati, mewawancarai, dan melakukan observasi masing-masing keluarga binaan di Kampung Telaga Sukamana, Desa Tanjung Pasir terdapat berbagai area permasalahan, yaitu:

1. Perilaku BAB yang tidak baik pada keluarga binaan

2. Perilaku membakar sampah di sekitar rumah

3. Perilaku merokok di dalam rumah

4. Kurangnya ventilasi pada rumah keluarga binaan

5. Banyaknya angka kejadian TB pada keluarga binaan6. Kurangnya pengetahuan keluarga binaan mengenai TB paruDari sekian masalah yang ada pada keluarga tersebut, kami memutuskan untuk mengangkat permasalahan KURANGNYA PENGETAHUAN TB PARU TERHADAP KELUARGA BINAAN RT 002 RW 001 KAMPUNG TELAGA SUKAMANA DESA TANJUNG PASIR . Dalam pengambilan sebuah masalah digunakan Metode Delphi.

Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya.

Gambar 1.10 Metode DelphiPemilihan area masalah ini didasarkan atas metode delphi dan melalui berbagai pertimbangan yaitu : Selama melakukan kunjungan beberapa kali ke rumah keluarga binaan, kami menemukan bahwa ketiga keluarga binaan memiliki masalah pengetahuan tentang TB. Sehingga, selama kunjungan dengan waktu yang berbeda, kami menilai kurangnya pengetahuan tentang TB ketiga keluarga binaan, dan didapatkan bahwa pengetahuan tentang TB yang kurang berdasarkan hasil checklist penilaian. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang memadai. Pengetahuan sendiri kami nilai penting karena merupakan salah satu faktor utama mencegah penyebaran TB paru lebih buruk. Diharapkan dengan pengetahuan tentang TB Paru membuat masyarakat sadar akan pentingnya mengetahui bahaya penyakit TB Paru.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diagnosis dan intervensi komunitas

Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat dengan cara pengumpulan data di lapangan dan kemudian melakukan intervensi sesuai dengan permasalahan yang ada. Diagnosis dan intervensi komunitas merupakan suatu prosedur atau keterampilan dari ilmu kedokteran komunitas.Dalam melaksanakan kegiatan diagnosis dan intervensi komunitas perlu disadari bahwa yang menjadi sasaran adalah komunitas atau sekelompok orang sehingga dalam melaksanakan diagnosis komunitas sangat ditunjang oleh pengetahuan ilmu kesehatan masyarakat (epidemiologi, biostatistik, metode penelitian, manajemen kesehatan, promosi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan gizi).

2.2 Konsep Pengetahuan2.2.1. Definisi PengetahuanMenurut Bloom, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman penelitian tertulis bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmojo, 2003).Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang malakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu (Mubarok, dkk, 2007)Pengetahuan merupakan justified true believe.Seorang individu membenarkan (justifies) kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai dunia. Jadi bila seseorang menciptakan pengetahuan, ia menciptakan pemahaman atas suatu situasi baru dengan cara berpegang pada kepercayaan yang telah dibenarkan. Dalam definisi ini, pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan, dibandingkan sesuatu yang benar secara abstrak. Penciptaan pengetahuan tidak hanya merupakan kompilasi dari fakta-fakta, namun suatu proses yang unik pada manusia yang sulit disederhanakan atau ditiru. Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan (belief sistems) dimana perasaan atau sistem kepercayaan itu bisa tidak disadari (Bambang, 2008).2.2.2. Tingakatan Pengetahuan di dalam Domain KognitifPengetahuan yang dicapai di dalam domain kognitif mempunyai 5 tingkatan yakni:

a. Tahu, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali atau recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat yang paling rendah. Kata kerja bahwa untuk mengukur orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Comprehension (memahami), Diartikan sebagai sesuatu untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obejek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, memperkirakan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil atau sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis, adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis tersebut dapat dilihat dari penggunaan kata kerja.

e. Sintesis, menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam bentuk suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasiformulasi yang ada. Dan evaluasi, berkaitan dengan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-peniaian itu berdasarkan suatu kriteria tersendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Soekidjo, 2003).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penilaian atau responden. Kedalaman pengetahuan orangtua yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas.2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PengetahuanMenurut Notoadmojo (2003) faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut : a) UmurUmur adalah variabel yang selalu diperhatikan penyelidikan epidemiologinya. Angka angka kesakitan maupun kematian hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Persoalan yang dihadapi adalah apakah umur di laporkan tetap, apakah panjangnya interval didalam pengelompokkan cukup atau tidak.

b) PendidikanMendidik atau pendidik adalah dua hal yang saling berhubungan. Dari segi bahasa mendidik adalah kata kerja, pendidik kata benda. Kalau kita mendidik berarti kita melakukan suatu kegiatan atau tindakan, kegiatan mendidik menunjukkan adanya yang mendidik disuatu pihak yang dididik adalah suatu kegiatan yang mengandung antara dua manusia atau lebih.

c) Pengalaman Sudarmita (2002) mengatakan bahwa pengetahuan dapat terbentuk dari pengalaman dan ingatan yang didapat sebelumnya. Nanda (2005) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang terkait dengan kurang pengetahuan (deficient knowledge) terdiri dari: kurang terpapar informasi, kurang daya ingat/hapalan, salah menafsirkan informasi, keterbatasan kognitif, kurang minat untuk belajar dan tidak familiar terhadap sumber informasi (Nanda, 2005)

2.3 Teori Tuberculosis paru2.3.1 DefinisiTuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis.

2.3.2 Perjalanan PenyakitCara penularan

1. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.

2. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.

3. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.

4. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.

5. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

A. Risiko penularan

1. Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien TB paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar dari pasien TB paru dengan BTA negatif.

2. Risiko penularan setiap tahunnya di tunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang berisiko Terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1%, berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun.3. ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3%.

4. Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin negatif menjadi positif.

B. Risiko menjadi sakit TB

1. Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB.

2. Dengan ARTI 1%, diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 1000 terinfeksi TB dan 10% diantaranya (100 orang) akan menjadi sakit TB setiap tahun. Sekitar 50 diantaranya adalah pasien TB BTA positif.

3. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi (gizi buruk).

4. HIV merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi yang terinfeksi TB menjadi sakit TB. Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler (cellular immunity), sehingga jika terjadi infeksi penyerta (oportunistic), seperti tuberkulosis, maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan bias mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka jumlah pasien TB akan meningkat, dengan demikian penularan TB di masyarakat akan meningkat pula.Pasien TB yang tidak diobati, setelah 5 tahun, akan:

1. 50% meninggal2. 25% akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi3. 25% menjadi kasus kronis yang tetap menular

Gambar 7. Faktor terjadinya TB2.3.3 Gejala klinik

Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala respiratorik (gejala lokal sesuai organ yang terlibat).1. Gejala respiratorik

a. batuk-batuk lebih dari 2 minggu

b. batuk darah

c. sesak napas

d. nyeri dada

Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang pasien terdiagnosis pada saat medical check up. Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka pasien mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar.

2. Gejala sistemik

a. Demam

b. Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun.

3. Gejala tuberkulosis ekstra paru

Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada limfadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas & kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan.2.3.4 Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara :

a) Terapi pencegahanb) Diagnosis dan pengobatan TB paru BTA positif untuk mencegah penularan

Terapi pencegahan :

Kemoprofilaksis diberikan kepada pasien HIV atau AIDS. Obat yang digunakan pada kemoprofilaksis adalah Isoniazid (INH) dengan dosis 5 mg / kg BB (tidak lebih dari 300 mg ) sehari selama minimal 6 bulan.

2.4

Kerangka TeoriKonsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori Menurut Notoadmojo (2003) faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut, yaitu:

2.5Kerangka Konsep

2.6 Definisi OperasionalTabel 2.1 Tabel Definisi Operasional Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Area Masalah kurangnya pengetahuan TB paru terhadap keluarga binaan rt 002, rw 001, kampung telaga sukamana, desa tanjung pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Propinsi BantenNo.VariabelDefinisi OperasionalAlat UkurCara UkurHasil UkurSkala

1.Pengetahuan mengenai TB paru Wawasan pengetahuan keluarga binaan mengenai TB paru dan bahayanyaKuesionerWawancaraBaik : 7-12Buruk 1-6Nominal

2.Tingkat PendidikanJenjang pendidikan terakhir yang ditempuh oleh respondenKuesionerWawancaraTinggi : 4-6Rendah : 1-3Nominal

3.Tingkat EkonomiPendapatan responden perbulan dibandingkan dengan UMR kabupaten tangerangKuesionerWawancaraTinggi : 1Rendah : 0

Nominal

4. Ketersediaan fasilitas ventilasi yang sehat Ada tidaknya ventilasi yang sehat dan pertukaran udaraKuesionerWawancara

Tersedia: 2-3Tidak tersedia : 0-1 Nominal

5.Peran petugas kesehatanAda tidaknya peran (edukasi, pengawasan, dan dorongan) petugas kesehatan dalam penyuluhan TB paruKuesionerWawancaraBerperan: 1-3Tidak berperan : 0Nominal

6.Peran tokoh masyarakat setempat (guru, ulama, kepala desa, dll.)Ada tidaknya peran (edukasi, pengawasan, dan dorongan) tokoh masyarakat setempat (guru, ulama, kepala desa, dll.) dalam pencegahan terjadinya TB paru KuesionerWawancaraBerperan : 1-3Tidak berperan :0

Nominal

BAB III

KUESIONER

KURANGNYA PENGETAHUAN TB PARU TERHADAP KELUARGA BINAAN RT 002 RW 001 KAMPUNG TELAGA SUKAMANA DESA TANJUNG PASIRI. DATA IDENTITAS RESPONDEN

1.Nomor:

2.Tanggal wawancara:

3.Nama:

4.Umur:

5.Jenis Kelamin: L/P

6.Pendidikan: 1. Tidak sekolah4. Tamat SLTA

2. Tamat SD5. Tamat D3/PT

3. Tamat SLTP

7.Pekerjaan Responden :

1.PNS/Pensiunan PNS5.Petani

2.POLRI/TNI/Pensiunan6.Buruh

3.Pegawai Swasta/Wiraswasta7.Lain-lain

Pedagang

Penghasilan Keluarga :

< Rp.1.050.000

Rp.1.050.000 Rp. 2.000.000

>Rp.2.000.000

II.DATA KHUSUS A. Perilaku Pengetahuan1. Apakah saudara/saudari tahu penyakit Tuberkulosis Paru ?Tahu

Ragu-ragu

Tidak tahu.

2. Menurut saudara/saudari apa yang dimaksud dengan Tuberkulosis Paru ?

a. Penyakit batuk berdahak bercampur darah.

b. Penyakit batuk-batuk akibat merokok.

c. Batuk dengan gatal ditenggorokan

3. Menurut saudara/saudari penyebab penyakit Tuberkulosis Paru adalah :

a. Kuman atau bakteri

b. Debu, asap dan udara kotor

c. Guna-guna.

4. Menurut saudara/saudari bagaimana tanda-tanda / gejala penyakit Tuberkulosis Paru :

a. Batuk berdahak lebih dari 3 (tiga) minggu ,bercampur darah, sesak napas, rasa nyeri dada, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan turun, berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam lebih dari sebulan.

b. Batuk yang disertai demam.

c. Batuk dengan gatal di tenggorokan.

5. Menurut saudara/saudari penyakit Tuberkulosis Paru dapat menular kepada anggota keluarga lain karena :

a. Terhirup percikan ludah atau dahak penderita Tuberkulosis.

b. Bicara berhadap-hadapan dengan penderita Tuberkulosis.

c. Sudah ada dari masih dikandungan

6. Menurut saudara/saudari penularan Tuberkulosis Paru melalui :

a. Udara.

b. Pakaian.

c. Makanan/minuman.

7. Menurut saudara/saudari penyakit Tuberkulosis Paru dapat menular apabila :

a. Tidur sekamar dengan penderita Tuberkulosis Paru.

b. Tidak tidur sekamar dengan penderita Tuberkulosis Paru.

c. Tidur beramai-ramai.

8. Menurut saudara/saudari cara terbaik untuk menghidari penularan terhadap orang lain adalah :

a. Menutup mulut/hidung saat batuk/bersin dan tidak meludah disembarang tempat.

b. Tidak meludah disembarang tempat

c. Tidak menutup mulut/hidung saat batuk/bersin dan meludah disembarang tempat.

9. Menurut saudara/saudari untuk mencegah penularan penyakit Tuberkulosis Paru melalui lantai :

a. Tidak meludah sembarangan di lantai, membersihkan dan

mendesinfektan lantai dengan karbol atau pembersih lantai.b. Tidak meludah dilantai dan membersihkan lantai dengan cara disapu.

c. Tidak tahu.

10. Menurut saudara/saudari bagaimanakah lantai rumah yang baik ?

a. Kedap air, terbuat dari bahan yang cukup keras, rata dan mudah dibersihkan.

b. Mudah dibersihkan dan tidak licin

c. Terbuat dari keramik.

11. Menurut saudara/saudari apakah luas ruangan tidur 8 m cukup untuk berapa orang :

a. 2 orang dewasa

b. 3 orang dewasa

c. 4 orang dewasa

12. Menurut saudara/saudari apakah fungsi ventilasi ?

a. Tempat keluar masuknya udara segar sehingga ruangan tidak pengap dan segar.

b. Agar ruangan tidak bau.

c. Sebagai hiasan.

13. Menurut saudara/saudari bagaimana luas ventilasi yang baik ?

a. 10% dari luas lantai.

b. Harus ada disetiap ruangan.

c. Hanya di ruang kamar dan depan saja.

14. Menurut saudara/saudari udara yang masuk ke ruangan rumah

a. Harus bersih tidak dicemari oleh asap dari pembakaran sampah atau pabrik, dari knalpot kenderaan dan debu.

b. Yang penting tidak bau dan tidak pengap.

c. Yang penting udara bisa masuk.

15. Menurut saudara/saudari manfaat sinar matahari pagi terhadap ruangan rumah adalah :

a. Mematikan bakteri dan mikroorganisme lain yang terdapat dilingkungan dan dapat menghambat perkembang biakan kuman tuberkulosis dan kuman penyakit lainnya.

b. Untuk penerangan.

c. Tidak ada manfaatnya.

16. Menurut saudara/saudari untuk mencegah penularan penyakit Tuberkulosis Paru melalui lantai :

a. Tidak meludah sembarangan di lantai, membersihkan dan

mendesinfektan lantai dengan karbol atau pembersih lantai.d. Tidak meludah dilantai dan membersihkan lantai dengan cara disapu.

e. Tidak tahu.

17. Menurut saudara/saudari bagaimanakah lantai rumah yang baik ?

a. Kedap air, terbuat dari bahan yang cukup keras, rata dan mudah dibersihkan.

b. Mudah dibersihkan dan tidak licin

c. Terbuat dari keramik.

18. Menurut saudara/saudari apakah luas ruangan tidur 8 m cukup untuk berapa orang :

a. 2 orang dewasa

b. 3 orang dewasa

c. 4 orang dewasa

19. Menurut saudara/saudari apakah fungsi ventilasi ?

a. Tempat keluar masuknya udara segar sehingga ruangan tidak pengap dan segar.

b. Agar ruangan tidak bau.

c. Sebagai hiasan.

20. Menurut saudara/saudari bagaimana luas ventilasi yang baik ?

a. 10% dari luas lantai.

b. Harus ada disetiap ruangan.

c. Hanya di ruang kamar dan depan saja.

21. Menurut saudara/saudari udara yang masuk ke ruangan rumah

a. Harus bersih tidak dicemari oleh asap dari pembakaran sampah atau pabrik, dari knalpot kenderaan dan debu.

b. Yang penting tidak bau dan tidak pengap.

c. Yang penting udara bisa masuk.

22. Menurut saudara/saudari manfaat sinar matahari pagi terhadap ruangan rumah adalah :

a. Mematikan bakteri dan mikroorganisme lain yang terdapat dilingkungan dan dapat menghambat perkembang biakan kuman tuberkulosis dan kuman penyakit lainnya.

b. Untuk penerangan.

c. Tidak ada manfaatnya.

23. Menurut saudara/saudari bagaimanakah pencahayaan alami ruangan yang memenuhi syarat ?

a. Terang, dapat menerangi seluruh dalam ruangan dan menyebar merata.

b. Terang dan hanya menerangi sebahagian ruangan saja.

c. Remang-remang

24. Menurut saudara/saudari penyakit Tuberkulosis dapat dicegah dengan imunisasi ?

a. Ya dengan imunisasi BCG.

b. Ya dengan imunisasi apa saja.

c. Tidak bisa dicegah dengan imunisasi.

25. Menurut saudara/saudari bagaimana hubungan pengobatan Tuberkulosis Paru dengan gizi

a. Pengobatan Tuberkulosis akan semakin baik dengan gizi yang baik.

b. Pengobatan Tuberkulosis hanya sedikit dipengaruhi oleh gizi yang baik.

c. Tidak ada pengaruh selama makan obat.

26. Menurut saudara/saudari penyakit Tuberkulosis dapat disembuhkan melalui :

a. Pengobatan teratur disertai dengan perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku.

b. Berobat kalau ada waktu.

c. Dibiarkan saja.

WARUNG

Kamar tidur

Kamar tidur

WC

Ruang tamu

dapur

Ruang keluarga

teras

10 M

7,5 M

Ruang Dapur

Kamar Tidur

Ruang Tamu

Ruang cuci pakaian

5 m

6 m

Umur

Pengetahuan

Pengalaman

Pendidikan

Insidensi lebih banyak pada umur dewasa

Pengetahuan

Pendidikan Rendah

Minimnya Pengalaman

_1464362861.xlsChart1

15738SD/MISD/MI

12598Tidak/belum tamat SDTidak/belum tamat SD

4060SLTP/MTSSLTP/MTS

3601SLTA/MASLTA/MA

159AK/DiplomaAK/Diploma

130UniversitasUniversitas

Column1

Column2

Column3

SD/MI43,37%

Tidak/belum tamat SD34,72%

SLTP/MTS11,19%

SLTA/MA9,92%

AK/Diploma0,44%

Universitas0,36%

Sheet1

Column1Column2Column3

SD/MI15738

Tidak/belum tamat SD12598

SLTP/MTS4060

SLTA/MA3601

AK/Diploma159

Universitas130

To resize chart data range, drag lower right corner of range.