Post on 10-Apr-2019
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Kegiatan observasi dan pengamatan dari seluruh jumlah siswa kelas III masih
belum aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga mempengaruhi
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas III. Untuk itu dilaksakan
tindakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas III. Pada proses
pembelajaran yang diakasanakan sebelum tindakan kebanyakkan siswa masih kurang
memperhatikan penjelasan materi yang dijelaskan oleh guru. Setelah dilakukan
tindakan pada siklus I siswa mulai memperhatikan penjelasan materi yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual berbantuan media benda
konkret dan siswa juga mulai aktif bertanya dan setelah selesai tindakan siklus I guru
merencanakan tindakan pada siklus II karena pada siklus I masih belum sesuai
dengan yang diharapakan oleh guru. Pada tindakan siklus II siswa lebih aktif dalam
belajar dan aktif bertanya, juga lebih memperhatikan penjelasan materi yang di
sampaikan. Dalam hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA dengan materi ajar ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang
mempengaruhinya.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Kondisi Pra siklus
Kondisi pra siklus merupakan kondisi awal sebelum diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda konkret
dalam pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang
mempengaruhinya. Pada kondisi pra siklus, diketahui bahwa dari total 20 siswa, 12
siswa dinyatakan belum tuntas dari nilai KKM (65) yang diterapkan sekolah,
sementara yang tuntas hanya 8 orang siswa. Hasilnya disajikan dalam tabel berikut.
39
Tabel 4.1
Distribusi Hasil Belajar IPA Pra siklus
Skor Krireia Hasil Belajar Pra Siklus
Jumlah Persentase (%)
˂65 Tidak Tuntas 12 60%
≥65 Tuntas 8 40%
Jumlah 20 100%
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 40
Nilai Rata-Rata 65
Tabel 4.1 diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas
3 sebanyak 20 orang siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan
menujukkan bahwa siswa yang tidak tuntas sebanyak 12 orang siswa (60%). Hasil
perolehan nilai tertinggi 80, nilai terendah 40, dan nilai rata-rata adalah 65. 12 siswa
yang tidak tuntas tersebut karena ketika mengikuti pembelajaran tidak
memperhatikan sehingga ketika mengkuti tes formatif hasilnya nilai siswa tersebut
masih rendah. Selanjutnya untuk lebih jelas hasil perolehan ketuntasan belajar siswa
tersebut disajikan dalam diagram batang 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Pra Siklus
Gambar 4.1 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA kelas 3 menunjukkan bahwa siswa yang tidak tuntas sebanyak 12 orang
Tuntas Belum
Tuntas
40%
60%
Pra Siklus
Pra Siklus
40
siswa (60%) dan siswa yang tuntas adalah sebanyak 8 orang siswa (40%) hasil
belajar perolehan nilai terendah, tertinggi, dan nilai rata-rata dari tabel tersebut
disajikan pada diagram batang 4.2 berikut ini:
Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Dan Rata-
Rata Pra Siklus.
Gambar 4.2 diketahui bahwa nilai terendah pra siklus adalah 40, dan nilai
tertinggi adalah 80, sedangkan nilai rata-rata adalah 65. Dari data yang diperoleh,
maka diperlukan upaya untuk menindak lanjuti melalui penelitian tindakan kelas.
Penelitian tidakan kelas ini telah disetujui oleh guru dengan menggunakan moel
pembelajaran kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda konkret
yang dilaksanakan dalam dia siklius (tiap siklius dua pertemuan).
4.3 Siklus I
Pratik pembelajaran pertama dilaksanakan pada dengan poko bahasan
mahkluk hidup (ciri-ciri dan kebutuhan mahkluk hidup serta hal-hal yang
mempengaruhinya), pengertian makhluk hidup, serta apa itu ciri-ciri makhluk hidup,
juga hal yang mempengaruhi kebutuhan makhluk hidup). Dalam siklus I ini
dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut:
Perencanaan
Siklus I dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 26 dan 29 juli 2016.
Sebelum proses pembelajaran siklus I dilaksanakan penelitian dengan teman-teman
sejawat membahas hal-hal untuk menentukan model yang sesuai dengan materi yang
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Rata-rata
80
40
65
Pra Siklus
41
diajarkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung denagn kondusif.
Peneliti membuat RPP kemudian bersama denga guru kelas memeriksa kelembali
RPP siklus I untuk mata pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup
yang telah disusun dan telah dicermati setiap butiran yang dilaksanakan dalam
pelaksanaan tindakan. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan
media benda konkret, adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir. Kemudian
peneliti menyiapkan alat peraga dan sarana lain yang dibutuhkan serta lembar
observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh observer
untuk mengetahui kinerja guru sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan,
peneliti juga merancang alat evaluasi berupa soal tes tertulis yang akan menguji
siswa berkaitan dengan materi tersebut. Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas
telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya
susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang
mempermudah pembelajarn suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berlajan
dengan lancer.
Tindakan
Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 29 April 2016 melalui
beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
Sebelum pelajaran dimulai guru dan siswa berdoa terlebih dahulu,
kemudian mengabsen siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru
menyampaikan tema pembelajaran, setelah itu dilanjut dengan apresepsi:
apa yang telah kamu lihat di sekeliling lingkungan mu?. Guru bertanya
kepada siswa apa itu makhluk hidup?.
2. Kegiatan inti
Setelah bertanya guru menjelasakan materi tentang ciri-ciri dan
kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruginya. Setelah
42
itu siswa diberikan kesempatan untuk bertanya, kemudian guru bertanya “
ada yang belaum mengerti mengenai materi yang baru dijelaskan, hal ini
untuk mengali pengetahuan mereka, dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya, dan juga dapat menggunakan kalimat tanya dengan
benar dan jelas. Setelah itu siswa dibagi kelompok, dan masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang siwa, kemuidan siswa melalui kegiatan
belajar kelompok mulai mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh dan
mendiskusikan pertanyan pada lembar kerja siswa (LKS) untuk
memperluas pengetahuan mereka yang dibagikan oleh guru. Setelah siswa
berdiskusi dan menemukan jawaban pada pertanyaan di lembar (LKS)
masing-masing kelompok untuk mempersentasikan hasil kerja kelompok
mereka di depan kelas, dan kelompok yang lainnya menanggapi, atau
mengemontari hasil kelompok yang lain persentasi, guru memberikan
umpan balik dan menguatkan terhadap kerja siswa. Guru memberikan
motivasi kepada siswa agar lebih berpartisipasi aktif lagi, dan kelompok
lain memberikan tanggapan dan guru membimbing siswa untuk
memperoleh jawaban yang tepat sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.
Bertanya jawab tentang materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup
serta hal-hal yang mempengaruhinya, yang belum dipahami.
3. Kegiatan akhir
Di kegiatan akhir guru bersama dengan siswa memberikan rangkuman
atau penguatan tentang materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta
hal-hal yang mempengaruhinya, setelah itu guru bersama dengan siswa
menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukan dan memberikan pesan moral serta tindak lanjut.
43
Pertemuan kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 01 Agustus 2016 melalui beberapa
kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar guru memberikan salam dan
mengajak siswa berdoa, dan setelah itu guru mengabsensikan siswa,
setelah mengabsensi siswa guru menyampaikan tema pembelajaran,
menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian guru melakukan apresiasi:
“apa saja yang kamu ketahui di lingkungan mu” bertanya kepada siswa
“apakah kalian sudah siap untuk belajar”
2. Kegiatan inti
Tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari bersama, setelah
betanya guru menjelaskan materi, selain itu juga guru memberikan kepada
siswa untuk bertanya, apabila ada yang belum dimengerti mnegani materi
yang dijelakan oleh guru dengan menggunakan kalimat tanya yang benar
dan jelas, selain itu guru memberikan kepada siswa untuk menjelaskan
materi yang dipelajari. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat
memahami materi yang dipelajari tersebut. Melaui kegiatan mandiri siswa
minta untuk mengemukkan pendapat mereka dengan jelas dan berani,
untuk menunjukkan bahwa siswa tersebut aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas. Setelah itu guru membagikan siswa dalam
beberapa kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang
siswa, dan guru memberikan lembar (LKS) dan dilembar kegiatan siswa
tersebut masing-masing kelompok untuk berdiskusi untuk menemukan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Setelah siswa melakukan
diskusi bersama kelompok mereka, siswa diminta untuk
mempersentasikan hasil kerja kelompok mereka dan kelompok yang
lainnya menganggapi, dan guru juga membimbing masing-masing
kelompok untuk memotivasi siswa dalam belajar. Setelah selesai siswa
44
berdiskusi guru memanggil setiap kelompok untuk mempersentasikan
hasil kerja kelompok mereka didepan kelas, kemudian guru memberikan
umpan balik penguatan terhadap kerja kelompok siswa, dan guru
memberikan motivasi agar siswa lebih giat dalam belajar dan berpartisifasi
aktif didalam kelas.
3. Kegiatan akhir
Didalam kegitaan akhir guru bersama dengan siswa bersama-sama
memberikan kesimpulan atau penguatan mengenai materi yang telah
dipelajari bersama, dan setelah itu guru merefleksi proses pembelajaran.
Tindak lanut, guru melaksanakan evaluasi dengan membagikan lembar tes
formatif untuk dikerjakan secara individu selanjutnya guru menutup
kegiatan pembelajaran dengan salam dan doa penutup.
Observasi
Aktifitas guru atau proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas
yang menjadi fokus pengamatannya adalah bagaimana pengguanaan model
pembelajaran kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda konkret
dalam pembelajaran IPA, serta implikasi dari model pembelajaran kooperatif tipe
kontekstual dengan berbantuan media benda konkret pada hasil belajar IPA .
selama mengajar, observer merekam jalannya pembelajaran melalui lembar
observasi yang telah tersediakan. Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua
yang diamati adalah keseluruhan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-
hal yang menjadi pengamatan adalah aktifitas guru, maka instrumen pengamatan
yang digunakan adalah lembar observasi dalam penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda konkret pada
pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal
yang mempengaruhinya.
a. pada awal pertemuan, siswa masih belum memahami langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media
benda konkret.
45
b. Kelas masih rebut ketika siswa kerja kelompok
c. Tidak semua kelompok memberikan komentar dan tanggapan terhadap
hasil persentasi temannya
d. Beberapa siswa juga sering mentertawakan anggota kelompok lain saat
mempersentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas, sehingga
Susana menjadi gaduh
e. Guru belum memberikan reward/ penguatan pada siswa yang menjawab
benar
f. Saat kegiatan evaluasi masih terdapat beberapa siswa yang berusaha
untuk membuka catatan
g. Waktu pembelajaran yang terbatas, menjadikan proses pembelajarn
belum dilakukan maksimal.
Refleksi
Observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki
pembelajaran pada siklus berikutnya antara lain dengan cara:
a. Guru lebih membimbing siswa selama langkah-langkah pembelajaran
b. Guru berkeliling mengawasi siswa yang sedang mengerjakan tugas kelompok
c. Guru mengarahkan siswa untuk lebih memperhatikan siswa yang sedang
persentasi dan meminta untuk memberikan komentar terhadap hasil persentasi
tersebut
d. Memberikan pengertian pada siswa bahwa saat teman berbicara, atau
menjelaskan materi harus kita hargai
e. Memberikan reward/ penguatan kepada siswa yang menjawab benar, baik
secara individu maupun kelompok
f. Saat kegiatan evaluasi tidak ada siswa yang membuka catatan
g. Waktu yang terbatas sudah dapat digunakan dengan maksimal.
46
4.3.1 Hasil Analisis Data
Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang hasil
belajar siswa.
4.3.2 Analisis Hasil Belajar Siklus I
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang hasil
belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari temuan hasil penelitian diperoleh
hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus I.
Hasil tes siklus I mengalami peningkatan dan hasil tes pada awal pra siklus.
Berdasarkan hasil tes siswa data awal pada siklus, diketahui nilai rata-rata yang
diperoleh siswa secara keseluruhan sebesar 65, meningkat menjadi 60 pada siklus I.
hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada sikkus I yang telah
dilakukan diperoleh hasil yang disajikan pada tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2
Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus I
Skor Kriteria Hasil Belajar Siklus I
Jumlah Siswa Persentase (%)
˂65 Tidak Tuntas 8 60%
≤65 Tuntas 12 40%
Jumlah 20 100%
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 50
Nilai Rata-Rata 65
Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan model pembelajaran
kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda konkret, dari 20 siswa
yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 8 siswa yang tidak tuntas (40%)
sedangkan yang tuntas sebanyak 12 orang siswa dengan persentase (60%) artinya
mampu mencapai KKM 65. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 85 dan nilai
rata-rata adalah 65. Selanjutnya untuk lebih jelas hasil perolehan ketuntasan belajar
tersebut disajikan dalam diagram batang 4.3 dibawah ini:
47
Gambar 4.3 DiagramDistribusi Hasil Belajar Siklus I
Gambar 4.3 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa setelah menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda
konkret, menunjukkan bahwa siswa yang belum tuntas sebanyak 8 orang siswa
dengan persentase 40% dan siswa yang tuntas sebanyak 12 orang siswa dengan
persentase 60%. Adapun KKM IPA adalah 65. Selanjutnya hasil perolehan nilai
tertinggi, nilai terendahnya, dan nilai rata-rata hasil belajar siswa disajikan dalam
diagram batang 4.4 berikut ini:
Gambar 4.3 Diagram Batang Nilai Tertinggi, Nilai Terendah,
Dan Rata-rata Siklus I
Tuntas Belum
Tuntas
60
40
Siklus I
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Rata-rata
85
5065
Siklus 1
48
Gambar 4.3 diketahui bahwa nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 85 dan
nilai terendah 50 dengan nilai rata-rata kelas 65.
4.3.3 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I
Membandingkan ketuntasan pra siklus dengan setelah tindakan pada siklus I
dimaksudkan untuk melihat apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
kontekstual dengan berbantuan media benda konkret, memberikan pengaruh dalam
meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi ciri-ciri dan
kebbutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhinya. Berikut ini
disajikan tabel 4.3 perbandingan ketuntasan belajar siswa pra siklus dan setelah
tindakan pada siklus
Tabel 4.3
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar pra Siklus dan Siklus I
Ketuntasan Pra Siklus Siklus I
Jumlah Siswa % Jumlah Siswa %
Belum Tuntas 12 69% 8 60%
Tuntas 8 40% 12 40%
Total 20 100% 20 100%
Rata-Rata 65 65
Nilai Tertinggi 80 85
Nilai Terendah 40 50
Tabel 4.3 diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah mapun persentase
ketuntasan belajar siswa. Jika pra siklus, siswa yang tidak tuntas belajar adalah 12
siswa (60%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan
pada siklus I, dimana siswa yang tuntas adalah sebanyak 12 siswa dengan persentase
(60%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi
peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 12 orang siswa (60%). Jumlah
siswa yang tidak tuntas adalah sebanyak 8 ornag siswa (40%). Hasil ini memberikan
gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang tidak tuntas 8 orang siswa
dengan persentase (40%). Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.4 perbandingan
49
jumlah ketuntasan belajar siswa pra siklus dan setelah diberikan tindakan pada siklus
I.
Gambar 4.5 Perbandingan Ketuntasan Hasil
Belajar Pra Siklus dan Siklus I
Tabel 4.3 dan gambar diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa
maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika pra siklus, siswa yang belum tuntas
belajar adalah 12 siswa (60%) dari tota jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah
diberikan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang tuntas adalah sebanyak 12 orang
siswa (60%) dari tota jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi
peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa 5 (20%). Jumlah siswa yang belum
tuntas pra siklus 12 orang siswa (60%) dan berkurang setelah diberikan tindakan pada
siklus I menjadi 8 orang siswa (40%). Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi
penurunan jumlah siswa yang belum tuntas menjadi 8 orang siswa (20%). Berikut ini
disajikan dalam gambar 4.5 perbandingan Nilai Tertinggi, terendah dan Rata-Rata
belajar pra siklus dan setelah diberikan tindakan pada siklus I
Tuntas Belum Tuntas
40
6060
40
Pra Siklus Siklus I
50
Gambar 4.5 Perbandingan Diagram Batang Nilai Tertinggi, Terendah dan
Rata-rata Pra Siklus dan Siklus I
Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan
tindakan pada siklus I, diketahui bahwa ketuntasan belajar ini belum memberikan
hasil yang diharapakan yaitu 75% dari total jumlah siswa tuntas belajar atau tuntas
KKM yang ditetapkan sekolah =65. Dengan kata lain, dengan hasil ini diperlukan
tindakan yang harus dilaksanakan pada siklus II.
4.4 Siklus II
Pratek pembelajaran dilaksanakan dengan poko pembahasan ciri-ciri dan
kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhinya dengan indicator “
mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup, mengelompokkan makhluk
hidup dan jenis makannya. Siklus II ini dilakukan melalui dua pertemuan dengan
rincian sebagai berikut:
Perencanaan
Siklus II terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus
2016. Sebelum proses pembelajaran siklus I dilaksanakan penelitian dengan teman
sejawat membahas hal-hal untuk menentukan model yang sesuai dengan materi yang
diajarkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan kondusif. Peneliti
membuat RPP kemudian bersama dengan guru kelas memeriksa kembali RPP siklus
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Rata-rata
80
40
65
85
50
65
Pra Siklus Siklus I
51
II untuk mata pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-
hal yang mempengaruhinya. Setelah disusun dan diamati setiap butiran yang
dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan. Dalam melaksanakan perbaikan
pembelajaran, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperarif tipe kontekstual
dengan berbantuan media benda konkret, adapun langkah-langkah pembelajaran
terlampir. Kemudian peneliti menyiapkan alat peraga dan sarana lain yang
dibutuhkan serta lembar observasi konerja guru dalam pekaksanaan pembelajaran
yang diamati oleh observer untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi
yanh diajarkan, peneliti juga menrancang alat evaluasi berupa soal ter tertulis yang
akan menguji siswa berkaitan dengan materi tersebut. Perencanaan yang dilakukan
tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses
pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan merupakan satuan
urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaan
dapt berjalan dengan lancer.
Tindakan
Pertemuan pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2016 melalui beberapa kegiatan
sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
Sebelum pembelajaran dimulai guru dan siswa berdoa terlebih dahulu, dan
siswa menyiapkan diri untuk belajar, kemudian guru mengabsen siswa. Untuk
megawali pembelajaran guru menyampaikan tempa pembelajaran dan tujuan
pembelajaran “Tema pembelajaran lingkungan” dan tujuan pembelajajaran, “ melalui
kegiatan belajar mandiri siswa dapat memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk
hidup dengan percaya diri, dengan belajar kelompok siswa dapat mengelompokan
makhluk hidup serta jenis makanannya dengan rasa toleransi. Setelah kegiatan
tersebut guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan.
52
b. Kegiatan inti
Guru menjelaskan secara singkat singkat materi tentang ciri –ciri dan
kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhinya. Setelah itu, siswa
diberikan kesempatan untuk membaca materi tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk
hidup serta hal-hal yang mempengaruhinya. Guru bertanya kepada siswa tentang ciri-
ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhinya. Diketahui
siswa dalam kesehari-harinya untuk mengali pengetahuan siswa, selain itu juga siswa
diberikan kesempatan untuk mengamati lingkungan yang ada disekitar mereka,
sehingga mereka dapat mengetahui apa yang mereka ketahui hal ini memancing
pengetahuan mereka terhadap lingkungan mereka itu sendiri, kemudian siswa diminta
untuk menyampaikan apa yang telah mereka ketahui disekitar lingkungan mereka.
Setelah mereka mengenal lingkungan mereka maka siswa dapa memahami
lingkungan dan maknanya belajar IPA dikelas untuk diterapkan dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Guru juga memancing pengetahua siswa melalui beberapa
pertanyaan. Guru menjelasakan materi dengan menggunakan CLD, kemudian guru
membagikan siswa dalam beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok terdiri
dari beberapa siswa 4-5 orang siswa dalam satu kelompok. Setelah siswa di bagi
kelompok dan siswa mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan guru pada masing-masing kelompok, dan setelah siswa
selesai berdiskusi, masing masing kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompok
mereka didepan kelas dan kelompok yang lainya menanggapi. pada kegiatan kerja
kelompok siswa guru berekeliling untuk mengawasi siswa dalam berkerja, dan guru
juga membimbing siswa dalam bekerja kelompok, selain itu juga guru memberikan
motivasi kepada siswa untuk saling berkerja sama. Setelah kegiatan kerja kelompok
siswa dan kelompok yang lainnya menaggapi guru memberikan penguatan atas
materi yang diajarkan dan memotivasi siswa agar lebih berpartisipasi aktif lagi.
53
c. Kegiatan akhir
Di kegiatan akhir guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang
ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhinya. Setelah
itu guru bersama dengan siswa merefleksi proses pembelajaran . tindak lanjut guru
melaksanakan evalusai dengan membagi lembar ters formatif untuk dikerjakan secara
individu selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan salam penutup.
Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan proses
berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua
yang diamati adalah keseluruhan aktivitas guru atau proses pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas. Fokus pengamatannya adalah bagaimana penggunaan
pembelajaran kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda konkret
pada hasil belajar IPA. Berkenan dengan penelitian ini, maka hal-hal yang menjadi
pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu mengamati aktivitas
guru, maka instrumen pengamatan yang digunakan adalah lembar observsai dalam
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan
media benda konkret pada pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk
hidup serta hal-hal yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini guru kelas 3
bertindak sebagai observer jalannya kegiatan pembelajaran. Adapun hasil observasi
guru kelas selama siklus II berlangsung adalah sebagai berikut:
a. Siswa sudah memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe
kontekstual dengan benar.
b. Siswa sudah serius dalam bekerja kelompok.
c. Semua kelompok memberikan komentar dan tanggapan terhadap hasil
persentasi temannya.
d. Pada saat kelompok lain persentasi anggota kelompok yang lain sudah
memperhatikan.
e. Guru memberikan reward/ penguatan pada siswa yang menjawab benar.
f. Semua siswa sudah mengerjakan evaluasi dengan baik.
54
g. Guru sudah dapat menggunakan waktu dengan maksimal.
Berdasarkan obervasi siklus II dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda konkret, maka dilakukan
refleksi yaitu berdiskusi dengan guru kelas, observer, atas segala kegiatan dalam
proses pembelajaran hasil refleksi diambil dari lembar observasi dan tes. Setelah
tindakan siklus II dilaksanakan, perlu dilakukan refleksi tentang keseluruhan proses
belajar mengajar. Refleksi didasarkan atau temuan baik temuan observer maupun
temuan guru selama proses pembelajaran dilaksanakan. Hasil refleksi setelah proses
pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:
Hasil refleksi tersebut adalahpembelajaran dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe kontekstual pada siklus II pertemuan pertama sudah
baik, untuk pertemuan berikutnya guru harus mengotimalkan seluruh kegiatan yang
direncanakan agar hasilnya lebih baik lagi. Pada pertemuan pertama siklus II siswa
sudah terbiasa terhadap pembelajaran dengan menerapakan model pembelajaran
kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda konkret sehingga
pembelajaran dilakukan dengan aktif dan kondusif.
Pertemuan kedua yang dilakukan guru sudah dapat dikatakan berhasil, yang
dapat ditunjukan dari meningkatnya hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 17 orang
siswa atau 85% siswa tuntas. Dapat disimpulkan pembelajaran yang dilakukan dalam
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe kontekstual pada siklus II.
Uraian diatas peneliti dan guru kelas 3 SDN Sidorejo Kidul 03 mneyimpulkan
hasil refleksi pada siklus II, bahwa pembeajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda konkret
pada siklus II sudah terlaksan secara optimal. Penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda konkret dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan hasil refleksi
dari siklus II ini, maka peneliti dan guru yang bersangkutan membuat kesepakatan
untuk menghentikan tindakan pada siklus II.
55
4.4.1 Analisis Hasil Belajar Siklus II
Temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembeajaran yang telah
dilaksanakan pada pembelajaran siklus II. Hasil tes siklus II mengalami peningkatan
dari hasil tes pada awal pra siklus. Berdasarkan hasil tes siswa data pra siklus,
diketahui nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan sebesar 65,
meningkat menjadi 70 pada siklus II. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II yang telah dilakukan diperoleh hasil yang disajikan pada
tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.5
Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus II
Kriteria Hasil Belajar Siklus II
Jumlah Siswa (%)
Tuntas 3 15%
Tidak Tuntas 17 85%
Jumlah 20 100%
Rata-Rata 70
Nilai Teringgi 90
Nilai Terendah 60
KKM 65
Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan model pembelajaran
kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda konkter, dari 20 siswa
yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 17 siswa (85%) tuntas atau mencapai
KKM 65 dan 3 siswa yang (15%) tidak tuntas atau masih dibawah KKM. Berikut ini
adalah hasil perolehan ketuntasan hasil belajar IPA siklus II dapat dilihat pada
gambar 4.6.
56
Gambar 4.6 Diagram Batanag Distribusi Hasil Belajar Siklus II
Gambar 4:6 diketahui bahwa setelah penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe kontektual dengan berbantuan media benda konkret, dari 20 siswa
kelas 3 terdapat 85% siswa yang tuntas belajat dan 15% yang tidak tuntas.
Gambar 4.7 Diagram Batang Nilai Tertinggi, Terendah Dan Rata-Rata
Siklus II
Gambar 4.6 diketahui nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan nilai
terendah 60 dengan nilai rata-rata kelas adalah 65.
Tuntas Belum Tuntas
85%
15%
Siklus II
Nilai TertinggiNilai terendah Rata-rata
90
60 65
Siklus II
57
4.5. Pembahasan
Membandingkan ketuntasan belajar pra siklus dengan setelah tindakan pada
siklus II dimaksudkan untuk melihat apakah penggunaan model pembalajaran
kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda konkret, memberikan
pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA
materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang memepengaruhinya.
Berikut ini disajikan dalam tabel 4.8 perbandingan ketuntasan belajar siswa pada
siklus dan setelah tindakan pada siklus II.
Tabel 4.8
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Ketuntasan Pra Siklus Sikus I Siklus II
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
Tuntas 8 40% 12 60% 17 85%
Tidak Tuntas 12 60% 8 40% 3 15%
Jumlah 20 100% 20 100% 20 100%
Nilai Tertinggi 80 85 90
Nilai Terendah 40 50 60
Rata-Rata 65 65 65
Tabel 4.8 dapat dijelasakan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra siklus
sampai ke siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus sisawa yang tuntas
adalah 8 orang siswa (40%), pada siklus I menjadi 12 orang siswa (60%), dan pada
siklus II menjadi 17 orang siswa dengan persentase (85%). Sedangkan siswa yang
belum tuntas jumlahnya menurun. Pada pra siklus terdapat 12 orang siswa (60%),
belum tuntas, pada siklus I masih terdapat 8 orang siswa (40%), yang belum tuntas
pada siklus II adalah 3 orang siswa (15%). Siswa yang tidak tuntas pada siklus II
sebanyak 3 orang siswa, ketika mengikuti pembelajaran siswa tersebut kurang
memperhatikan penjelasan guru, selain itu juga siswa tersebut secara akademik
kurang mampu dan malas belajar yang dilakukannya ketika mengikuti pembelajaran
dikelas hanya rebut. Nilai tertinggi siswa meningkat yaitu pada pra siklus 80, siklus I
58
nilai tertinggi adalah 85 dan pada siklus II menjadi 90 nilai tertinggi siswa. Nilai
terendah pada pra siklus adalah 40, dan pada siklus I menjadi 50, sedangkan pada
siklus II nilai terendah siswa adalah menjadi 60. Nilai rata-rata siswa pada pra siklus
adalah 65, dan siklus I juga 65, sampai pada siklus II tetap 65 nilai rata-rata kelas
pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Hal ini menunjukkan nilai rata-rata kelas tetap,
namun yang meningkat adalah nilai siswa pada setiap siklus. Kenaikan nilai siswa
pada setiap siklus 20%, artinya siswa mampu memahami dan menyerap setiap materi
yang dijelaskan oleh guru. Selanjutnya untuk menjelasakan perbandaingan hasil
belajar dan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai pada siklus II. Berikut ini
disajikan dalam Gambar 4.9 perbandingan nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata-
rata belajar siswa pra siklus, siklus I dan setelah diberikan tindakan pada siklus II.
Gambar 4.9 Perbandingan Nilai Tertinggi, Terendah dan Nilai Rata-Rata
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Berikut ini disajikan dalam gambar 4.10 perbandingan jumlah ketuntasan belajar
siswa pra siklus dan setelah diberikan tindakan pada siklus II
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Nilai Rata-
rata
80
40
6585
5065
90
60 65
Pra siklus Siklus I Siklus II
59
Gambar 4.10 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus,
Siklus 1 Dan Siklus II
Tabel 4.9 dan Gambar 4.10 diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah
maupun persentase ketuntasn belajar siswa. Dapat dilihat adanya peningkatan jumlah
siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA terbukti untuk klasifiksi tuntas, sebelum
diadakan tindakan yang tuntas adalah 8 orang siswa dengan persentase 40% jika
siklus I, siswa yang tuntas belajar adalah 12 orang siswa dengan persentase (60%)
dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus II,
dimana jumlah siswa yang tuntas adalah 17 orang siswa (85%) dari total jumlah
siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan
belajar siswa yaitu 3 orang siswa (15%). Jumlah siswa yang belum tuntas siklus I
adalah 12 orang siswa (60%) dan kurang setelah diberikan tindakan pada siklus II 3
orang siswa (15%) hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah
siswa yang belum tuntas yaitu 3 siswa (15%).
Peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus
II, diketahui bahwa ketuntasan belajar sudah memberikan hasil yang diharapakan
yaitu minimal 75% dari total siswa yang tuntas belajar atau tuntas KKM yang
ditetapkan =65.
Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya meningkatakan hasil belajar
IPA siswa kelas 3 SDN Sidorejo Kidul 03 dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda konkret. Pembelajaran ini
Tuntas Tidak Tuntas Nilai Rata-
Rata
8 12
65
12 8
65
173
65
Pra Siklus Siklus I Siklus II
60
menuntut siswa untuk mengembangkan kerja sendiri, dan juga tim, kerampilan
belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin
diperoleh bila mereka mencoba untuk sama mempelajarai semua materi sendiri
sehingga mengajak siswa untuk bekerja sama dalam kelompok dan mengembangkan
sikap rasa percaya diri, dan berani dalam mengungkapkan pendapat mereka sendiri
untuk menjawab pertanyaan. Sehingga tugas guru dalam pembelajaran ini bukan
sebagai pentransfer pengetahuan tetapi hanya sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran
ini siswa belajar secara mandiri, dan belajar secara kelompok sehingga akan dapat
mengoptimalkan kerja sama siswa dalam kelompok kecil. Setelah itu, siswa juga
diminta untuk mempersentasikan hasil penyelesaiannya di depan kelas dan kelompok
yang lainnya memberikan komentar atau tanggapan. Dominasi guru dalam
pembelajaran kooperatif tipe kontekstual menjadi kurang sehingga siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran. Guru selalu berusaha mengoptimalkan intreaksi. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan.
Wawancara dilakukan dengan guru kelas III melakukan pengamatan ketika
proses pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa 3 orang siswa tersebut dalam
pembelajaran kesehari-hari memang memiliki kemampuan yang rendah dalam
memahami dan menguasai materi pembelajaran dibandingkan dengan teman-
temannya. Terhadap 3 siswa yang nilai ulangannya belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal disebabkan karena anak tersebut kemampuannya dalam
menyelesaikan soal-soal maupun tugas yang diberikan oleh guru rendah sekali, siswa
tersebut diminta untuk mengerjakan soal yang sama dengan soal tes untuk dikerjakan
dirumah dengan bimbingan orang tua, teman, ataupun orang yang dianggap dapar
memberikan bimbingan. Nilai tes formatif serta dengan standar Nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal.
Selain meningkatkan ketuntasan belajar, menerapakan model pembelajaran
kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda konkret dalam
pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang
61
mempengaruhinya, juga menigkatkan kinerja guru aktivitas siswa. Pada siklus I,
kinerja guru masuk kategori cukup. Setelah dilaksanakan perbaikan pada siklus II,
kinerja guru meningkat menjadi baik sekali. Setelah dilaksanakan perbaikan pada
siklus II, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe kontekstual dengan berbantuan media benda konkret, masuk dalam
kategori baik sekali.
Peneliti melakukan observasi dan melakukan tindakan dari siklus I dan siklu
II dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual berbantuan media benda
konkret dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III dengan poko
pembahasan “ ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang
mempengaruhinya” dalam tahap penelitian ini peneliti merencanakan tindakan yaitu 2
siklus dan masing-masing satu siklus dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama
yang dilakasanakan guru mengamati siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan
masih menemukan beberapa siswa yang tidak memperhatikan ketika guru
menjelasakan materi ajar, dan siswa tersebut juga terlihat bosan dan jenuh sehingga
pada saat guru memberikan soal evaluasi hasil siswa tersebut kurang maksimal.
Setelah pembelajaran berakhir guru memberikan motivasi dan semangat kepada
siswa, ketika guru menjelasakan materi siswa diharapkan memperhatikan dengan
baik dan mau bertanya bila ada materi yang belum dipahami oleh siswa. Setelah
pertemuan pertama selesai guru merencakan pertemuan yang kedua, ketika
pertemuan kedua berlangsung siswa mulai tampak memperhatikan guru menjelakan
materi ajar, dan siswa mulai aktif untuk bertanya, dan kelas menjadi terkondisi
sehingga belajar mengajar tersebut dapat berlangsung dengan baik sampai selsai
belajar mengajar, dan hasil siswa pada saat mengikuti tes evaluasi jumlah siswa yang
tuntas mulai meningkat. Dari jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti tes evaluasi
sebanyak 20 siswa yang nilainya tertinggi atau tuntas sebanyak 12 siswa dengan nilai
80, sedangkan yang belum tuntas 8 siswa dengan nilai terendah 60.
Penerapaan model pembelajaran konstekstual berbantuan media benda
konkret telah terbukti meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri sidorejo
62
kidul 03 pada tindakan siklus II. Pada tindakan yang dilakukan guru dalam proses
belajar mengajar, guru mengunakan berbagai sumber dalam proses pembelajaran
yang dapat mengaktifkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kontekstual berbantuan media benda konkret pada
poko pembahasan “ ciri-ciri dan kebutuan makhluk hidup serta hal-hal yang
mempengaruhinya” dalam pembelajaran ini guru menekankan kepada siswa untuk
belajar secara mandiri kemudian secara kelompok dan guru juga menyediakan bahan
ajar yang dapat membantu siswa belajar secara nyata dan menghubungkan materi ajar
dengan kehidupan nyata siswa sehingga belajar tersebut dapat bermakan dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Dengan adanya media pembelajaran yang di sediakan
oleh guru yaitu video pembelajaran mengenai ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup
dan juga gambar yang dapat mereka pahami secara langsung sehingga mereka dapat
mengaitkan materi tersebut dengan kehidupan mereka dengan semaksimal. Oleh
karena itu pada saat siswa mengikuti tes evaluasi nilai siswa yang mencapai KKM
adalah sebanyak 17 siswa dengan nilai tertinggi adalah 90 sedangkan yang
mendapatkan nilai dibawah KKM adalah 3 orang siswa, dengan nilai terendah 60. 3
orang siswa yang belum tuntas tersebut dikarenakan ketiga siswa masih kurang
memperhatikan dan tidak mau belajar dengan baik, dan ketika dikelas ketiga siswa ini
masih saja rebut dan menganggu teman-temannya yang sedang belajar. Hal ini di kata
bahwa upaya meningkatkan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran
kontekstual berbantuan media benda konkret, materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk
hidup serta hal-hal yang mempengaruhinya pada siswa kelas 3 SD Negeri Sidorejo
Kidul 03 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga berhasil dilakukan.