Post on 29-Jan-2021
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Pra Siklus ( kondisi awal )
Kondisi awal di SDN 02 Kupen khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran
IPS sebelum diadakannya tindakan, menunjukkan bahwa guru lebih sering
menggunakan metode ceramah. Metode ceramah ini terjadi karena guru kelas
yang seharusnya menyusun perencanaan sebelum melakukan kegiatan
berlangsung, ternyata tidak dipersiapkan dengan baik. Seperti RPP, lembar
evaluasi, alat peraga, dan perangkat pembelajaran lain yang diperlukan dalam
proses pembelajaran. RPP yang guru gunakan ialah RPP yang dibuat oleh
pihak sekolah yang berifat global. Dalam kegiatan pembelajaran guru belum
pernah menggunakan metode, model serta pendekatan yang inovatif seperti
pendekatan inkuiri, metode mind mapping, dan model think pair share.
Kegiatan yang berlangsung hanya berpusat kepada guru, sementara siswa
hanya sebagai pendengar saja. Akibatnya dalam proses belajar mengajar siswa
tidak antusias untuk mengikuti kegiatan belajar dikelas.
Kondisi pembelajaran yang berpusat pada guru seperti ini membuat siswa
pasif terhadap pembelajaran sehingga siswa kesulitan mengembangkan
potensinya yang berdampak pada hasil belajar siswa. Dalam kegiatan evaluasi,
guru tidak pernah menggunakan lembar evaluasi yang dibuat sendiri. Yang
guru gunakan biasanya adalah soal- soal dari buku paket ataupun LKS. Ketika
kegiatan pembelajaran telah selesai, guru tidak pernah merefleksi mengenai
kelebihan serta kekurangan dalam kegiatan pembelajaran untuk diperbaiki pada
kegiatan belajar selanjutnya. Berdasarkan hasil evaluasi belajar pada KD 2.1
yaitu mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang, dengan KKM 67 dari 27 siswa terdapat 11 siswa yang
memenuhi KKM (41%). Sementara itu 16 siswa yang mendapat nilai dibawah
KKM (59 %), dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 30. Selanjutnya
peneliti dan guru kelas berdiskusi mengenai permasalahan yang ada, maka
50
peneliti dan guru mengambil kesimpulan untuk mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran yaitu dengan penggunaan pendekatan inkuiri dengan metode mind
mapping dan model think pair share . Nilai KKM juga ditingkatkan agar guru
termotivasi untuk mencapai nilai KKM tersebut. KKM tersebut yaitu ≥ 90.
Berikut adalah tabel distribusi ketuntasan hasil belajar pra siklus dengan KKM 90.
Tabel 4.1
Distribusi Ketuntasan hasil belajar pada pra siklus
NO STANDAR KETUNTASAN JUMLAH
SISWA PERSENTASE
1 ≥ 90 Tuntas 4 15 %
2 < 90 Tidak Tuntas 23 85 %
JUMLAH 27 100 %
Sumber : Data Sekunder
Dari tabel 4.1 nampak bahwa siswa yang tuntas dalam
pembelajaran IPS kelas 5 SD N 02 Kupen Pringsurat Temanggung yang
berjumlah 27 siswa sebanyak 4 siswa atau 15 % sedangkan 23 siswa atau
85% siswa tidak tuntas. Berdasarkan pada tabel 4.1 dapat digambarkan
diagram sebagai berikut :
Sumber : data sekunder
Gambar 4.1
Diagram lingkaran distribusi ketuntasan hasil belajar pada pra siklus
15%
85%
tuntas
tidak tuntas
51
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Dalam pelaksanaan siklus I dengan KD 2.2 menghargai jasa dan
peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :
4.2.1 Perencanaan
a. Pertemuan I
Pada tahap perencanaan, sebelum mengajar pada pertemuan
pertama langkah-langkah yang dilakukan adalah menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) mengenai usaha- usaha tokoh untuk
mempersiapkan kemerdekaan yang dilakukan 2 kali pertemuan. ( secara
lengkap RPP disajikan dalam lampiran I ). Pendekatan Pembelajaran yang
digunakan adalah pendekatan inquri ,dengan langkah pembelajaran siswa
menyelesaikan suatu permasalahan dengan merumuskan masalah,
hipotesis, mengklasifikasi data dan membuat kesimpulan. Selain
menggunakan pendekatan inkuiri, dalam proses pembelajaran juga
digunakan metode mind mapping serta model pembelajaran TPS. Untuk
membuat mind mapping digunakan media kertas karton dan spidol warna
warni agar lebih menarik. Dipersiapkan juga buku pembelajaran yang
akan digunakan yaitu BSE pelajaran IPS. Saat proses pembelajaran
berlangsung, observer mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru
dengan mengisi lembar observasi. ( Untuk lebih lengkapnya lembar
observasi guru disajikan dalam lampiran 7 dan lembar observasi siswa
disajikan dalam lampiran 8). Selain itu, guru juga menyiapkan rubrik
penilaian unjuk kerja siswa yaitu rubrik kegiatan menyimak, rubrik
kegiatan diskusi berpasangan dan rubrik kegiatan berkelompok.
b. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II merupakan
tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan pada pertemuan I .
pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan pertemuan I, yaitu
dengan mempersiapkan RPP (secara lengkap disajikan dalam lampiran 1) .
52
Pendekatan Pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan
inkuiri ,dengan langkah siswa menyelesaikan suatu permasalahan dengan
merumuskan masalah, hipotesis, mengklasifikasi data dan membuat
kesimpulan. Selain menggunakan pendekatan inkuiri, dalam proses
pembelajaran juga digunakan metode mind mapping serta model
pembelajaran TPS. dengan metode mind mapping dan model TPS. Untuk
membuat mind mapping digunakan media kertas karton dan spidol warna
warni agar lebih menarik. Dipersiapkan pula buku penunjang dalam
pembelajaran, yaitu BSE pelajaran IPS. Saat proses pembelajaran
berlangsung, observer mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru
dengan mengisi lembar observsi. Untuk lebih lengkapnya lembar
observasi siswa dan lembar observasi guru disajikan dalam lampiran 7 dan
lampiran 8. Selain itu, guru juga menyiapkan rubrik penilaian unjuk kerja
siswa yaitu rubrik kegiatan menyimak, rubrik kegiatan diakusi
berpasangan dan rubrik kegiatn berkelompok.
4.2.2 Implementasi Tindakan dan Observasi
4.2.2.1 Implementasi Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu
pada hari rabu dan kamis tanggal 13 dan 14 Maret 2013 bertempat di SD
N Kupen 02 Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung. Masing-
masing pertemuan berlangsung selama 70 menit ( 2 jam pelajaran ), secara
bersama dilakukan observasi oleh observer mengenai kegiatan aktifitas
siswa dan juga aktifitas guru.
a. Pertemuan I
Kegiatan awal dimulai dengan apersepsi dengan mengajak siswa
menyanyikan lagu kemerdekaan serta bertanya jawab mengenai isi dari
lagu tersebut dan mengkaitkannya dengan materi pembelajaran yang akan
dilakukan. Apersepsi tersebut dilajutkan dengan penyampaian tujuan
pembelajaran.
Kegiatan inti diawali dengan Siswa menyimak teks mengenai
usaha para tokoh dalam mempersiapkan kemerekaan. Ketika siswa telah
53
selesai menyimak, siswa membentuk kelompok secara berpasangan untuk
merumuskan suatu masalah yang telah diberikan guru dan membaginya
(share) pada pasangan kelompok yang lain melalui membaca didepan
kelas. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok yang setiap
kelompok terdiri dari 4 orang secara heterogen. Kelompok tersebut
selanjutnya bertugas merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data serta mengklasifikasinya, dan membuat kesimpulan
mengenai usaha para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan yang
disusun dalam sebuah laporan. Setelah kesimpulan telah dirumuskan,
guru membagikan kertas karton untuk dibuat mind mapping.
Mind mapping yang telah dibuat oleh setiap kelompok di pajang
pada papan pajangan dan dikunjungi oleh kelompok- kelompok yang
lainnya. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai hal- hal yang belum diketahui siswa dan memberikan refleksi
pembelajaran. Laporan diskusi kelompok dikumpulkan oleh siswa kepada
guru untuk dinilai.
b. Pertemuan II
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini hampir sama
dengan pertemuan pertama. Hanya berbeda pada materi pembelajaran,
yaitu menghargai para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. Pada
kegiatan awal guru memulai apersepsi dengan menunjukkan kepada siswa
salah satu gambar tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan( Ir.
Soekarno), dan menanyakan siapa tokoh tersebut, apa yang dilakukan
oleh tokoh tersebut, dan apakah jasa dari para tokoh harus dihargai.
Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tentang materi yang
akan dipelajari yaitu menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan
kemerdekaan. Kemudian dilanjutkan penyampaian tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti siswa diberikan teks mengenai tokoh persiapan
kemerdekaan. Siswa menyimak teks tersebut dan membentuk kelompok
secara berpasangan untuk merumuskan suatu masalah yang telah
54
diberikan guru. Ketika rumusan masalah telah diselesaikan oleh keompok
berpasangan tersebut, siswa membaginya ( share) dengan pasangan-
pasangan yang lain melalui membaca didepan kelas. Selanjutnya guru
membagi siswa dalam kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4
orang secara heterogen. Kelompok tersebut selanjutnya merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data serta mengklasifikasinya, dan membuat
kesimpulan mengenai penghargaan para tokoh dalam mempersiapkan
kemerdekaan yang harus disusun pada laporan yang nantinya harus
dikumpulkan kepada guru. Setelah kesimpulan telah dirumuskan, guru
membagikan kertas karton untuk dibuat mind mapping dan di pajang pada
papan pajangan dan dikunjungi oleh kelompok kelompok yang lainnya.
Pada kegiatan akhir guru bersama dengan siswa menyimpulkan
pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai hal- hal yang belum diketahui siswa dan memberikan refleksi
pembelajaran. Laporan diskusi kelompok dikumpulkan oleh siswa kepada
guru untuk dinilai.
4.2.2.2 Observasi Penelitian
a. Pertemuan I
Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan I pada siklus I,
dilakukan pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa yang dilakukan
observer. Instrumen pengamatan guru sejumlah 18 item yang terdiri dari
pra pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran, penggunaan
pendekatan, model serta metode pembelajaran, dan penilaian proses dan
hasil belajar, serta penutup. Sementara pengamatan terhadap aktifitas
siswa sejumlah 15 item yang terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan
materi pembelajaran, penggunaan pendekatan, model serta metode
pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar, serta penutup.(
secara lengkap disajikan dalam lampiran 7 dan 8 ). Berdasarkan hasil
pengamatan, guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan inkuiri dengan metode mind mapping dan
model TPS. Hasil observasi pembelajaran siklus I pertemuan I, masih ada
55
beberapa aspek observasi kinerja guru dan siswa yang belum terlaksana
secara optimal, seperti kesiapan siswa untuk belajar masih kurang,
pengelolaan kelas yang kurang maksimal dengan penataan tempat duduk
ketika berkelompok masih kurang rapi, dan masih terdapat beberapa
siswa yang cenderung bergurau dengan temnnya ketika kegiatan
pembelajaran.
b. Pertemuan II
Pada pertemuan II siklus I juga dilakukan pengamatan terhadap
aktifitas guru dan siswa seperti halnya pertemuan I. Pengamatan dilakukan
oleh observer. Instrumen pengamatan guru yang digunakan sama dengan
pertemuan I sejumlah 18 item yang terdiri dari pra pembelajaran,
penguasaan materi pembelajaran, penggunaan pendekatan, model serta
metode pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar, serta penutup.
Sementara pengamatan terhadap aktifitas siswa sejumlah 15 item yang
terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran,
penggunaan pendekatan, model serta metode pembelajaran, dan penilaian
proses dan hasil belajar, serta penutup.( secara lengkap disajikan dalam
lampiran 7 dan 8 ). Berdasarkan hasil pengamatan, guru telah
melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri
dengan metode mind mapping dan model TPS dengan baik. Hasil
observasi pembelajaran siklus I pertemuan II, masih ada beberapa aspek
observasi kinerja siswa yang belum terlaksana secara optimal, seperti
dalam kegiatan kelompok siswa kurang berkomunikasi dengan teman satu
kelompoknya disebabkan siswa belum terbiasa menggunakan pendekatan,
metode dan model pembelajaran.
4.2.3 Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I dilakukan
refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan proses pembelajaran.
Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, observer, dan peneliti. Dalam
diskusi berisi tentang evaluasi pembelajaran IPS dengan penggunaan
56
pendekatan inkuiri, metode mind mapping dan model TPS bagi guru kelas
dan siswa dan hasil observasi yang dilakukan oleh dua observer. Dari
diskusi ini didapatkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri, metode
mind mapping, dan model TPS merupakan strategi pembelajaran yang
efektif. Terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa dengan
perbandingan sebelum diadakannya tindakan dari 15 % menjadi 70 %
siswa tuntas setelah diadakan tindakan pada siklus I. Berikut merupakan
hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada kegiatan pembelajaran :
a. Pertemuan I
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer
adalah Pada pertemuan pertama kegiatan pembelajaran guru sudah
mempersiapkan RPP dengan baik dengan indikator yang mengarah pada
pengembangan berfikir tingkat tinggi. Pada kegiatan pembelajaran guru
sudah melakukan apersepsi dan tujuan pembelajaran dengan baik. Guru
sudah menunjukkan penguasaan materi dan dapat mengkaitkan materi
dengan realitas kehidupan. Iklim yang responsif sudah guru ciptakan
dengan membimbing siswa dalam kegiatan merumuskan masalah,
hipotesis, klasifikasi data, penyimpulan materi dan pembuatan mind
mapping dengan sangat baik. Situasi kelas dapat guru kuasai dengan baik
meski ada beberapa siswa yang bergurau dengan temannya. Alokasi
waktu dapat dikelola oleh guru dengan baik. Sementara hasil dari lembar
pengamatan siswa, pada kegiatan pra pembelajaran pada siklus ini
kesiapan siswa untuk belajar masih kurang. Karena kegiatan ini dilakukan
setelah istirahat, maka ketika guru memasuki kelas, terlihat beberapa
siswa yang masih makan di dalam kelas. Namun ketika guru
menyampaikan apersepsi, siswa berantusias dengan menyanyikan lagu
kemerdekaan. Dalam penyampaian tujuan pembelajaran, siswapun
berantusias untuk menyimaknya. Dalam kegiatan inti siswa berantusias
menyimak materi serta merumuskan masalah secara berpasangan dan
membaginya dengan membacakan didepan kelas. Dalam kegiatan
merumuskan hipotesis, klasifikasi data, kesimpulan dan pembuatan mind
57
mapping yang dilakukan dengan berkelompok 4 siswa, siswa sangat
berantusias dan bersemangat serta bekerjasama dalam mengerjakannya
meski ada beberapa siswa yang bergurau sendiri disebabkan adaptasi
siswa dalam penggunaan pendekatan, metode dan model pembelajaran
yang sebelumnya belum pernah dilakukan oleh guru.
Yang menjadi kelemahan pada siklus pertama dan pertemuan
pertama ini diantaranya, kesiapan siswa untuk belajar masih kurang,
penataan tempat duduk ketika berkelompok masih kurang rapi, dan masih
terdapat beberapa siswa yang cenderung bergurau dengan temnnya ketika
kegiatan pembelajaran.
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama,
maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan
tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut
diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai
kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut
diantaranya adalah mempersiapkan siswa untuk belajar dengan baik,
penataan tempat duduk ketika berkelompok harus lebih rapi lagi,
Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan, sehingga tidak ada
siswa yangbergurau dengan temannya.
a. Pertemuan II
Pada pertemuan II dalam kegiatan pembelajaran guru sudah
mempersiapkan RPP dengan baik dengan indikator yang mengarah pada
pengembangan berfikir tingkat tinggi. Pada kegiatan pembelajaran guru
sudah melakukan apersepsi dengan sangat baik, tujuan pembelajaran
disampaikan oleh guru dengan baik. Guru sudah menunjukkan penguasaan
materi dan dapat mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan. Iklim
yang responsif sudah guru ciptakan dengan baik. Guru dapat membimbing
siswa dalam kegiatan menyimak secara individual begitu pula dalam
kegiatan merumuskan masalah, hipotesis, klasifikasi data, penyimpulan
materi dan pembuatan mind mapping guru membimbing dengan sangat
baik. Situasi kelas dapat guru kuasai dan kendalikan dengan baik. Alokasi
58
waktu dapat dikelola oleh guru dengan baik. Sementara hasil dari lembar
pengamatan siswa, pada kegiatan pra pembelajaran pada siklus ini
kesiapan siswa untuk belajar sudah baik. Ketika guru menyampaikan
apersepsi, siswa berantusias dengan melakukan tanya jawab dan
menanggapi apersepsi guru. Dalam penyampaian tujuan pembelajaran,
siswa dapat menyimak dengan baik. Ketika kegiatan inti siswa berantusias
menyimak materi dan saling menghargai antar teman untuk tidak
mengganggu teman yang lainnya. Dalam kegiatan kelompok untuk
merumuskan masalah secara berpasangan dan membaginya dengan
membacakan didepan kelas, serta kegiatan merumuskan hipotesis,
klasifikasi data, kesimpulan dan pembuatan mind mapping yang dilakukan
dengan berkelompok 4 siswa, siswa sangat berantusias dan bersemangat
serta bekerjasama dalam mengerjakannya.
Yang menjadi kelemahan pada siklus pertama pertemuan kedua ini
adalah, dalam kegiatan kelompok siswa kurang berkomunikasi dengan
teman satu kelompoknya disebabkan siswa belum terbiasa menggunakan
pendekatan, metode dan model pembelajaran.
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada siklus pertama, maka
pada siklus selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut
untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya
peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-
kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah
mempersiapkan siswa untuk belajar dengan baik agar tidak ada siswa
yang makan dikelas, penataan tempat duduk ketika berkelompok harus
lebih rapi lagi, Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan,
sehingga tidak ada siswa yang bergurau dengan temannya dan lebih
komunikatif dengan kelompoknya.
59
Hasil belajar siklus I
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil data
secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yang berupa
laporan diskusi kelompok yaitu pada siklus I ini skor tertinggi yang
dicapai siswa telah meningkat menjadi 95,45, sedangkan skor terendah
menjadi 77,66 dengan skor rata-rata 89,35. Siswa yang mencapai KKM 90
sebanyak 19 siswa ( 70 % ) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM
ada 8 siswa (30% ). Berikut ini tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPS
pada siklus I.
Tabel 4.2
Distribusi ketuntasan hasil belajar pada siklus I
NO STANDAR KETUNTASAN JUMLAH
SISWA PERSENTASE
1 ≥ 90 Tuntas 19 70%
2 < 90 Tidak Tuntas 8 30%
JUMLAH 27 100 %
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.2 nampak bahwa siswa yang tuntas dalam
pembelajaran IPS siklus I dengan KKM 90 adalah 19 siswa atau 70 % dan
8 siswa atau 30 % tidak tuntas. Pada siklus I ini skor tertinggi adalah
95,45 dan terendah adalah 78,8. Pada siklus I ini terlihat belum 100 %
siswa mengalami peningkatan belajarnya. Dari tabel tersebut, dapat
digambarkan diagram lingkatan sebagai berikut :
60
Sumber : data primer
Gambar 4.2
Diagram distribusi ketuntasan hasil belajar siklus I
Persentase ini belum memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai
sebanyak 100% dari seluruh siswa sehingga perlu dilakukan tindakan
siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I maka keseluruhan
hasil refleksi yang diperoleh pada pembelajaran siklus I untuk di tingktkan
pada siklus II adalah sebagai berikut :
a. Kekuatan
1. Tersedia RPP, indikator pembelajaran mengarah pada
pemngembangan berfikir tingkat tinggi yaitu merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengklasifikasi data, membuat
kesimpulan, dan membuat mind mapping, kegiatan belajar
menggambarkan pembelajaran siswa aktif dan kreatif.
2. Adanya apersepsi dan tujuan pembelajaran yang membantu siswa
membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengungkapkan pendapat, serta kesimpulan dan
penguatan.
3. Kegiatan pembelajaran dipantau dengan baik dengan pemberian
nilai untuk unjuk kerja siswa dan nilai hasil akhir dengan laporan.
30%
70%
tidak tuntas
tuntas
61
4. Siswa siap dan berantusias dalam kegiatan pembelajaran.
5. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan berantusias dalam
kegiatan apersepsi.
6. Siswa dapat menyimpulkan kegiatan pembelajaran dengan
membandingkan hasil diskusi yang di tempel pada papan pajangan
dengan kelompok lain.
7. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran.
b. Kelemahan
1. Masih terdapat beberapa siswa yang makan didalam kelas ketika
kegiatan pembelajaran akan dimulai. Sehingga direkomendasikan
Guru lebih mempersiapkan siswa untuk belajar, sehingga siswa
siap dengan kegiatan pembelajaran.
2. Masih terdapat beberapa siswa yang bergurau ketika kegiatan
diskusi berlangsung. Sehingga direkomendasikan Semua siswa
harus beraktifitas dalam kegiatan diskusi kelompok, sehingga tidak
ada siswa yang bergurau ketika kegiatan diskusi berlangsung.
3. Perlu meningkatkan komunikasi siswa dalam berkelompok
sehingga hasil belajar siswa lebih maksimal.
4.3 Depskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II dengan KD 2.3 Menghargai jasa dan peranan
tokoh perjuangan dalam mem-proklamasikan kemerdekaan Indonesia
dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :
4.3.1 Perencanaan
a. Pertemuan I
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam tahap ini adalah
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) mengenai peristiwa
proklamasi kemerdekaan yang dilakukan 2 kali pertemuan ( secara lengkap
RPP disajikan dalam lampiran II ), menyiapkan lembar observasi mengenai
aktivitas siswa dan guru yang diisi oleh observer ( untuk lebih lengkapnya
lembar observasi guru disajikan dalam lampiran 7, lembar observasi
62
aktivitas siswa disajikan dalam lampiran8 ). Dalam RPP Pendekatan
Pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan inkuiri ,dengan langkah
pembelajaran siswa menyelesaikan suatu permasalahan dengan
merumuskan masalah, hipotesis, mengklasifikasi data dan membuat
kesimpulan. Selain menggunakan pendekatan inkuiri, dalam proses
pembelajaran juga digunakan metode mind mapping serta model
pembelajaran TPS. Untuk membuat mind mapping digunakan media kertas
karton dan spidol warna warni agar lebih menarik. Dipersiapkan juga buku
pembelajaran yang akan digunakan yaitu BSE pelajaran IPS. Untuk
penilaian guru juga menyiapkan rubrik penilaian unjuk kerja siswa yaitu
rubrik kegiatan menyimak, rubrik kegiatan diskusi berpasangan dan rubrik
kegiatan berkelompok. .
b. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II merupakan
tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan pada pertemuan I .
pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan pertemuan I, yaitu
dengan mempersiapkan RPP (secara lengkap disajikan dalam lampiran 2) .
Pendekatan Pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan inquri
,dengan langkah siswa menyelesaikan suatu permasalahan dengan
merumuskan masalah, hipotesis, mengklasifikasi data dan membuat
kesimpulan. Selain menggunakan pendekatan inkuiri, dalam proses
pembelajaran juga digunakan metode mind mapping serta model
pembelajaran TPS. dengan metode mind mapping dan model TPS. Untuk
membuat mind mapping digunakan media kertas karton dan spidol warna
warni agar lebih menarik. Dipersiapkan pula buku penunjang dalam
pembelajaran, yaitu BSE pelajaran IPS. Saat proses pembelajaran
berlangsung, observer mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru
dengan mengisi lembar observsi. Untuk lebih lengkapnya lembar
observasi siswa dan lembar observasi guru disajikan dalam lampiran 7 dan
lampiran 8. Selain itu, guru juga menyiapkan rubrik penilaian unjuk kerja
63
siswa yaitu rubrik kegiatan menyimak, rubrik kegiatan diakusi
berpasangan dan rubrik kegiatn berkelompok.
4.3.2 Implementasi Tindakan dan Observasi
4.3.2.1 Implementasi Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu
pada hari rabu dan kamis tanggal 27 dan 28 Maret 2013 bertempat di SD
N Kupen 02 Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung. Masing-
masing pertemuan berlangsung selama 70 menit ( 2 jam pelajaran ), secara
bersama dilakukan observasi oleh observer mengenai kegiatan aktifitas
siswa dan juga aktifitas guru.
a. Pertemuan I
Siklus II pertemuan I ini dimulai dengan kegiatan awal yaitu
apersepsi dengan Siswa dibagikan sebuah teks dan guru meminta untuk
membacakannya. Guru menanyakan teks apa yang dibaca siswa? Guru
menyampaikan bahwa hari ini siswa akan belajar mngenai peristiwa sekitar
proklamasi. Apersepsi tersebut dilajutkan dengan penyampaian tujuan
pembelajaran.
Kegiatan inti diawali dengan Siswa menyimak teks mengenai
peristiwa sekitar proklamasi kemerekaan. Ketika kegiatan menyimak telah
selesai dilaksanakan, siswa membentuk kelompok secara berpasangan
untuk merumuskan suatu masalah yang telah diberikan guru dan
membaginya (share) pada pasangan kelompok yang lain melalui membaca
didepan kelas. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok yang
setiap kelompok terdiri dari 4 orang secara heterogen. Tugas dalam
kelompok tersebut yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data serta mengklasifikasinya, dan membuat kesimpulan
mengenai peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan yang disusun dalam
sebuah laporan. Setiap kelompok dibagikan sebuah kertas karton untuk
dibuat mind mapping berdasarkan pekerjaan kelompok tersebut. Mind
mapping yang merupakan hasil catatan kreatif siswa tersebut dipajang
pada papan pajangan yang dikunjungi oleh kelompok- kelompok lain.
64
Kelompok lain yang mengunjungi papan pajangan tersebut saling
memberikan komentar mengenai kelebihan dan kekurangan mind mapping
yang dibuat setiap kelompok. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa
menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai hal- hal yang belum diketahui
siswa dan memberikan refleksi pembelajaran. Laporan diskusi kelompok
dikumpulkan oleh siswa kepada guru untuk dinilai.
b. Pertemuan II
Kegiatan awal pada pertemuan II dimulai dengan apersepsi guru
yang menunjukkan sebuah bendera dan menanyakan kepada siswa
mengenai tokoh yang pertama kali menjahit bendera merah putih untuk
dikibarkan saat proklamasi. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa hari ini
siswa akan belajar mengenai tokoh- tokoh penting dalam peristiwa
proklamasi dan bagaimana cara menghargainya. Kemudian dilanjutkan
penyampaian tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti siswa diberikan teks mengenai tokoh proklamasi
kemerdekaan. Teks tersebut disimak dan dipelajari oleh siswa. Siswa yang
telah selesai menyimak teks, dibentuk kelompok secara berpasangan untuk
merumuskan suatu masalah yang telah diberikan guru. Ketika rumusan
masalah telah diselesaikan oleh keompok berpasangan tersebut, siswa
membaginya (share) dengan pasangan- pasangan yang lain melalui
membaca didepan kelas.kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan guru
membagi siswa dalam kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4 orang
secara heterogen. Tugas untuk kelompok yang telah dibentuk tersebut
adalah merumuskan kembali permasalahan yang diberikan guru, dan
dilanjutkan dengan merumuskan hipotesis, mengumpulkan data serta
mengklasifikasinya, dan membuat kesimpulan mengenai penghargaan para
tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan yang harus disusun pada
laporan. Setiap kelompok dibagikan kertas karton untuk dibuat mind
mapping berdasarkan hasil dari laporan. Mind mapping tersebut setelah
selesai dibuat berdasarkan waktu yang ditentukan, selanjutnya dipajang
65
pada papan pajangan dan dikunjungi oleh kelompok- kelompok yang lain.
Pada kegiatan akhir guru bersama dengan siswa menyimpulkan
pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai hal- hal yang belum diketahui siswa dan memberikan refleksi
pembelajaran. Laporan diskusi kelompok dikumpulkan oleh siswa kepada
guru untuk dinilai.
4.3.1.1 Observasi Penelitian
a. Pertemuan I
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan I siklus II ini dilakukan
pengamatan terhadap aktivitas guru dengan siswa yang dilakukan oleh
observer. Instrumen pengamatan aktivitas guru yang telah disediakan
sejumlahi dari 18 item yang terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan
materi pembelajaran, penggunaan pendekatan, model serta metode
pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar, serta penutup. (
secara lengkap disajikan dalam lampiran 7 )
Sementara pengamatan terhadap aktifitas siswa sejumlah 15 item
yang terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran,
penggunaan pendekatan, model serta metode pembelajaran, dan penilaian
proses dan hasil belajar, serta penutup.( secara lengkap disajikan dalam
lampiran 8). Berdasarkan pengamatan, guru telah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri, metode mind
mapping dan model think pair share. Berdasarkan hasil observasi pada
siklus II pertemuan I masih terdapat aspek kinerja siswa yang belum
terlaksana secara optimal, seperti dalam kegiatan diskusi kelompok masih
terdapat beberapa siswa yang tidak ikut mengerjakan secara maksimal.
b. Pertemuan II
Pada pertemuan II siklus II juga dilakukan pengamatan terhadap
aktivitas guru dan aktivitas siswa yang dilakukan oleh observer. Lembar
instrumen pengamatan aktivitas guru masih sama dengan yang digunakan
pada siklus I, yaitu sejumlah 18 item yang terdiri dari pra pembelajaran,
penguasaan materi pembelajaran, penggunaan pendekatan, model serta
66
metode pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar, serta
penutup. ( secara lengkap disajikan dalam lampiran 7 )
Begitu pula dengan instrumen pengamatan aktivitas siswa dengan jumlah
15 item yang terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan materi
pembelajaran, penggunaan pendekatan, model serta metode pembelajaran,
dan penilaian proses dan hasil belajar, serta penutup.( secara lengkap
disajikan dalam lampiran 8). Dalam kegiatan pembelajaran pertemuan ini,
guru telah melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri,
metode mind mapping, serta model TPS, namun berdasarkan hasil
observasi masih terdapat beberapa aspek kriteria siswa yang belum
tercapai, antara lain masih terdapat siswa yang berjalan- jalan sendiri
ketika proses diskusi kelompok dengan alasan meminjam alat tulis kepada
kelompok lain.
4.3.3 Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
pertama dan kedua dilakukan refleksi dalam benttuk diskusi atas segala
kegiatan proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, guru
observer, dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi pembelajaran
IPS dengan penggunaan pendekatan inkuiri, metode mind mapping dan
model Think Pair Share bagi guru kelas dan siswa. Dari diskusi ini
didapatkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri, metode mind mapping,
dan model TPS merupakan strategi pembelajaran yang efektif. Dalam
kegiatan pembelajaran siswa lebih berantusias dan bersemangat untuk
memecahkan masalah serta berdiskusi bersama kelompoknya. Terbukti
dengan meningkatnya hasil belajar siswa dengan perbandingan siklus I
ketuntasan hasil belajar adalah 70 % meningkat menjadi 89 % setelah
tindakan siklus II. Berikut merupakan hasil observasi yang dilakukan oleh
observer pada kegiatan pembelajaran siklus II :
a. Pertemuan I
67
Pada pertemuan pertama kegiatan pembelajaran guru sudah
mempersiapkan RPP dengan baik dengan indikator yang mengarah pada
pengembangan berfikir tingkat tinggi. Pada kegiatan awal pembelajaran
guru sudah melakukan apersepsi dan tujuan pembelajaran dengan baik.
Penguasaan materi sudah dapat guru tunjukkan dengan baik serta dapat
mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan. Guru dapat menciptakan
Iklim yang responsif dengan sangat baik, sehingga siswa dapat merespon
baik kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Guru sangat membimbing
siswa dalam kegiatan merumuskan masalah, hipotesis, klasifikasi data,
penyimpulan materi dan pembuatan mind mapping sehingga siswa dapat
bekerjasama dengan maksimal. Situasi kelas dan alokasi waktu dapat
dapat dikelola oleh guru dengan baik. Sementara hasil dari lembar
pengamatan siswa, pada kegiatan awal pembelajaran pada siklus ini
kesiapan siswa untuk belajar sangat baik. Ketika guru menyampaikan
apersepsi, siswa berantusias dengan menanggapi apersepsi dari guru.
Dalam penyampaian tujuan pembelajaran, siswapun berantusias untuk
menyimaknya. Dalam kegiatan inti siswa secara mandiri dan tidak gaduh
menyimak materi secara individual dengan baik. Secara kelompok
berpasangan untuk merumuskan masalah dan membaginya dengan
membacakan didepan kelas dapat siswa lakukan dengan baik. Selain itu,
siswa sangat tekun dan berantusias dalam kegiatan merumuskan hipotesis,
klasifikasi data, kesimpulan dan pembuatan mind mapping yang
dilakukan dengan berkelompok 4 siswa.
Yang menjadi kelemahan pada siklus kedua pertemuan pertama ini
diantaranya, masih terdapat beberapa siswa yang tidak ikut bekerja
kelompok secara maksimal dalam kegiatan berkelompok.
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama,
maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan
tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut
diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai
kelemahan selama pembelajaran.
68
b. Pertemuan II
Pada pertemuan kedua kegiatan pembelajaran guru sudah
mempersiapkan RPP dengan baik dengan indikator yang mengarah pada
pengembangan berfikir tingkat tinggi. Pada kegiatan pembelajaran guru
sudah melakukan apersepsi dengan baik., tujuan pembelajaran
disampaikan oleh guru dengan baik. Guru sudah menunjukkan penguasaan
materi dan dapat mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan. Iklim
yang responsif sudah guru ciptakan dengan membimbing siswa dalam
kegiatan merumuskan masalah, hipotesis, klasifikasi data, penyimpulan
materi dan pembuatan mind mapping. Situasi kelas dapat guru kuasai
dengan baik. Alokasi waktu dapat dikelola oleh guru dengan baik.
Sementara hasil dari lembar pengamatan siswa, pada kegiatan pra
pembelajaran pada siklus ini kesiapan siswa untuk belajar sudah baik.
Ketika guru menyampaikan apersepsi, siswa berantusias dengan menjawab
pertanyaan- pertanyaan guru. Dalam penyampaian tujuan pembelajaran,
siswapun berantusias untuk menyimaknya. Dalam kegiatan inti siswa
berantusias menyimak materi serta merumuskan masalah secara
berpasangan dan membaginya dengan membacakan didepan kelas. Dalam
kegiatan merumuskan hipotesis, klasifikasi data, kesimpulan dan
pembuatan mind mapping yang dilakukan dengan berkelompok 4 siswa,
siswa sangat berantusias dan bersemangat serta bekerjasama dalam
mengerjakannya.
Yang menjadi kelemahan pada siklus kedua ini diantaranya, masih
ada beberapa siswa yang berjalan- jalan sendiri ketika kegiatan berdiskusi
dengan alasan meminjam alat tulis kepada kelompok lain.
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada siklus kedua, maka pada siklus
selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti
berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan
selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah
69
meningkatkan tata tertib kelas dengan tidak boleh meminjam alat tulis
kepada kelompok lain ketika kegiatan diskusi kelompok.
Hasil belajar siklus II
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II kemudian
diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar
yang berupa laporan diskusi kelompok yaitu pada siklus II ini skor
tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat menjadi 96,80, sedangkan
skor terendah menjadi 85,50 dengan skor rata-rata 93,17. Siswa yang
mencapai KKM 90 sebanyak 24 siswa(89 %) sedangkan siswa yang belum
mencapai KKM ada 3 siswa (11%) Berikut ini tabel distribusi ketuntasan
hasil belajar IPS pada siklus II.
Tabel 4.3
Distribusi ketuntasan hasil belajar pada siklus II
NO STANDAR KETUNTASAN JUMLAH
SISWA PERSENTASE
1 ≥ 90 Tuntas 24 89 %
2 < 90 Tidak Tuntas 3 11 %
JUMLAH 27 100 %
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.3 nampak bahwa siswa yang tuntas dalam
pembelajaran IPS siklus II dengan KKM 90 adalah 24 siswa atau 89 % dan
3 siswa atau 11 % tidak tuntas. Pada siklus II ini skor tertinggi adalah
96,80 dan terendah adalah 85,50. Pada siklus II ini terlihat belum 100%
siswa mengalami peningkatan belajarnya. Dari tabel tersebut, dapat
digambarkan diagram lingkatan sebagai berikut :
70
Sumber : data primer
Gambar 4.3
Diagram distribusi ketuntasan hasil belajar siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II maka keseluruhan
hasil refleksi yang diperoleh pada pembelajaran siklus II untuk di
tingktkan pada siklus III adalah sebagai berikut :
a. Kekuatan
1. Tersedia RPP, indikator pembelajaran mengarah pada pemngembangan
berfikir tingkat tinggi yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengklasifikasi data, membuat kesimpulan serta membuat mind mapping,
kegiatan belajar menggambarkan pembelajaran siswa aktif dan kreatif.
2. Adanya apersepsi dan tujuan pembelajaran yang membantu siswa
membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengungkapkan pendapat, serta kesimpulan dan penguatan.
3. Kegiatan pembelajaran dipantau dengan baik dengan pemberian nilai
untuk unjuk kerja siswa dan nilai hasil akhir dengan laporan.
4. Siswa siap dan berantusias dalam kegiatan pembelajaran.
5. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan berantusias dalam kegiatan
apersepsi.
6. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan baik, berdiskusi dengan baik
bersama kelompok masing- masing.
11%
89%
tidak tuntas
tuntas
71
7. Siswa dapat menyimpulkan kegiatan pembelajaran dengan
membandingkan hasil diskusi yang di tempel pada papan pajangan dengan
kelompok lain.
8. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran.
b. Kelemahan
1. Masih terdapat beberapa siswa yang tidak beraktifitas maksimal dalam
kegiatan diskusi kelompok. Sehingga direkomendasikan guru lebih
mempertegas siswa untuk beraktifitas dalam kegiatan diskusi kelompok.
Agar hasil belajar diskusi kelompok lebih maksimal pula.
2. Masih terdapat siswa yang bejalan- jalan sendiri ketika proses
pembelajaran berlangsung dengan alasan meminjam alat tulis kepada
kelompok lain. Sehingga direkomendasikan Guru harus meningkatkan tata
tertib di kelas, agar siswa lebih tertib dalam proses pembelajaran. Agar
semua siswa dapat berkonsentrasi secara penuh dan tidak ada yang merasa
terganggu.
4.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
Pelaksanaan siklus III dengan KD 2.4 Menghargai perjuangan para
tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan dilakukan dalam 2 kali
pertemuan dengan rincian sebagai berikut :
4.4.1 Perencanaan
a. Pertemuan I
Pada tahap perencanaan siklus III pertemuan I, langkah-langkah
yang dilakukan sama dengan langkah dalam siklus yang pertama dan
kedua yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
mengenai usaha dalam mempertahankan kemerdekaan yang dilakukan 2
kali pertemuan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah
penggunaan pendekatan inquri dengan langkah pembelajaran siswa
menyelesaikan suatu permasalahan dengan merumuskan masalah,
hipotesis, mengklasifikasi data, dan membuat kesimpulan. Selain itu juga
digunakan metode mind mapping dan model TPS ( untuk lebih lengkap
RPP disajikan dalam lampiran 3). Untuk membuat mind mapping,
72
digunakan media kertas karton dan spidol berwarna- warni. Saat proses
pembelajaran berlangsung, observer mengamati aktivitas siswa dan
aktivitas guru dengan mengisi lembar observasi. ( untuk lebih lengkapnya
lembar observasi aktivitas guru disajikan dalam lampiran 7 dan lembar
observasi aktivitas siswa disajikan dalam lampiran 8 ) , persiapan lain
yaitu guru mempersiapkan rubrik penilaian unjuk kerja siswa yang berupa
rubrik kegiatan menyimak, rubrik kegiatan berdiskusi berpasangan, dan
rubrik kegiatan berkelompok.
b. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus III pertemuan II ini
merupakan tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan pada
siklus dan pertemuan sebelumnya. Dalam tahap perencanaan ini, yang
dipersiapkan yaitu RPP dengan menggunakan pendekatan inkuiri, metode
mind mapping, dan model think pair share. ( untuk lebih lengkapnya RPP
disajikan dalam lampiran 3), lembar observasi aktivitas guru ( lampiran 7),
lembar observasi aktivitas siswa ( lampiran 8), media kertas karton dan
spidol berwarna- warni untuk dibuat mind mapping, dipersiapkan pula
buku- buku yang menunjang yaitu BSE pelajaran IPS. Saat kegiatan
pembelajaran berlangsung, guru melakukan penilaian proses yaitu
penilaian unjuk kerja dengan mempersiapkan rubrik penilaian kegiatan
menyimak, rubrik kegiatan diskusi berpasangan, dan rubrik kegiatan
berkelompok.
4.4.2 Implementasi Tindakan dan Observasi
4.4.2.1 Implementasi Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu
pada hari rabu dan kamis tanggal 10 dan 11 April 2013 bertempat di SD N
Kupen 02 Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung.
a. Pertemuan I
Kegiatan awal dimulai dengan apersepsi dengan kegiatan tanya
jawab antara guru dengan siswa. Guru menanyakan apa yang akan siswa
73
lakukan jika ada negara asing datang menyerbu Indonesia dan ingin
menjajah negara lagi, Apakah siswa akan tinggal diam. Dari pertanyaan
guru tersebut dapat membangun pengetahuan awal siswa dan memotivasi
siswa untuk menuju kegiatan inti pembelajaran. Apersepsi tersebut
dilajutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti diawali dengan Siswa menyimak teks mengenai
perjuangan dalam mempertahankan kemerekaan. Ketika siswa telah selesai
menyimak, siswa membentuk kelompok secara berpasangan untuk
merumuskan suatu masalah yang telah diberikan guru dan membaginya
(share) pada pasangan kelompok yang lain melalui membaca didepan
kelas. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok yang setiap
kelompok terdiri dari 4 orang secara heterogen. Kelompok tersebut
selanjutnya berdiskusi untuk merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data serta mengklasifikasinya, dan membuat kesimpulan
mengenai perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan yang
kemudian disusun dalam sebuah laporan. Setiap kelompok dibagikan kertas
karton oleh guru untuk dibuat mind mapping berdasarkan laporan yang
dibuat bersama kelompok. Mind mapping yang telah dibuat oleh setiap
kelompok di pajang pada papan pajangan dan dikunjungi oleh kelompok-
kelompok yang lainnya. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa
menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai hal- hal yang belum diketahui siswa dan
memberikan refleksi pembelajaran. Laporan diskusi kelompok
dikumpulkan oleh siswa kepada guru untuk dinilai.
b. Pertemuan II
kegiatan awal pada pertemuan II ini guru memulai apersepsi
dengan mengajak siswa bernyanyi lagu perjuangan yaitu halo- halo
Bandung, dan terjadi tanya jawab mengenai isi dari lagu tesebut serta
mengiingatkan siswa mengenai peristiwa atau pertempuran bandung lautan
api dimana dalam pertempuran mempertahankan kemerdekaan tersebut
para tokoh telah berjuang dan mempertaruhkan nyawanya hanya untuk
74
negara. Dari apersepsi tersebut siswa belajar mengenai bagaimana cara
menghargai jasa para tokoh. Apersepsi tersebut kemudian dilanjutkan
penyampaian tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan inti siswa diberikan teks mengenai tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan. Siswa menyimak teks tersebut dan
membentuk kelompok secara berpasangan untuk merumuskan suatu
masalah yang telah diberikan guru. Ketika rumusan masalah telah
diselesaikan oleh kelompok berpasangan tersebut, siswa membaginya
(share) dengan pasangan- pasangan yang lain melalui membaca didepan
kelas. Selanjutnya guru membagi siswa dalam kelompok yang setiap
kelompok terdiri dari 4 orang secara heterogen. Kelompok tersebut
selanjutnya berdiskusi membuat rumusan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data serta mengklasifikasinya, dan membuat kesimpulan
mengenai penghargaan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan
yang harus disusun pada laporan yang nantinya harus dikumpulkan kepada
guru. Setiap kelompok dibagikan kertas karton untuk membuat mind
mapping dan dipajang pada papan pajangan serta dikunjungi oleh
kelompok- kelompok lainnya.
Pada kegiatan akhir guru bersama dengan siswa menyimpulkan
pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai hal- hal yang belum diketahui siswa dan memberikan refleksi
pembelajaran. Laporan diskusi kelompok dikumpulkan oleh siswa kepada
guru untuk dinilai.
4.4.2.2 Observasi Penelitian
a. Pertemuan I
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan I pada siklus III, dilakukan
pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa yang dilakukan observer.
Instrumen pengamatan guru sejumlah 18 item yang terdiri dari pra
pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran, penggunaan pendekatan,
model serta metode pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar,
serta penutup. Sementara pengamatan terhadap aktifitas siswa sejumlah 15
75
item yang terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran,
penggunaan pendekatan, model serta metode pembelajaran, dan penilaian
proses dan hasil belajar, serta penutup.( secara lengkap disajikan dalam
lampiran 7 dan 8 ). Berdasarkan hasil pengamatan, guru telah
melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri
dengan metode mind mapping dan model TPS.
b. Pertemuan II
Observasi/ pengamatan terhadap aktifitas guru dan aktifitas siswa
pada siklus III ini yaitu melalui lembar pengamatan yang telah
dilaksanakan. Observasi atau pengamatan tersebut dilakukan oleh
observer dengan instrumen pengamatan guru sejumlah 18 item yang
terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran,
penggunaan pendekatan, model serta metode pembelajaran, dan penilaian
proses dan hasil belajar, serta penutup.(secara lengkap disajikan dalam
lampiran 7 ).
Sementara pengamatan terhadap aktifitas siswa sejumlah 15 item
yang terdiri dari pra pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran,
penggunaan pendekatan, model serta metode pembelajaran, dan penilaian
proses dan hasil belajar, serta penutup.( lampiran 8). Berdasarkan hasil
pengamatan, guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan inkuiri dengan metode mind mapping dan
model TPS.
4.4.3 Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus III dilakukan
refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan proses pembelajaran.
Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, observer, dan peneliti. Dalam
diskusi berisi tentang evaluasi pembelajaran IPS dengan penggunaan
pendekatan inkuiri, metode mind mapping dan model TPS bagi guru kelas
dan siswa dan hasil observasi yang dilakukan oleh dua observer. Dari
diskusi ini didapatkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri, metode
76
mind mapping, dan model TPS merupakan strategi pembelajaran yang
efektif. Terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa dengan
perbandingan pada siklus II dari 89 % meningkat menjadi 100 % siswa
tuntas setelah diadakan tindakan pada siklus I. Berikut merupakan hasil
observasi yang dilakukan oleh observer pada kegiatan pembelajaran :
a. Pertemuan I
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, pada
pertemuan pertama kegiatan pembelajaran RPP sudah guru persiapkan
dengan baik. Dalam RPP tersebut indikator mengarah pada pengembangan
berfikir tingkat tinggi. Kegiatan awal pembelajaran dapat guru lakukan
dengan sangat baik. Dalam kegiatan tersebut apersepsi disampaikan guru
dengan jelas dan baik, begitupula dengan tujuan pembelajaran. Dalam
kegiatan pembelajaran guru sudah dapat menunjukkan penguasaan materi
dengan sangat baik. Materi pembelajaran dapat guru kaitkan dengan
realitas kehidupan serta mata pelajaran lain. Guru dapat menciptakan Iklim
yang responsif dengan sangat baik, sehingga siswa dapat merespon baik
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Guru sangat membimbing siswa
dalam kegiatan merumuskan masalah berpasangan serta merumuskan
hipotesis, mengklasifikasi data, menyimpulkan materi dan pembuatan mind
mapping sehingga siswa dapat bekerjasama dengan maksimal. Alokasi
waktu yang direncanakan dalam RPP sudah guru kelola dengan sangat
baik. Situasi kelaspun dapat guru kendalikan. Sementara pengamatan pada
lembar pengamatan siswa yaitu, pada kegiatan awal pembelajaran siklus ini
siswa sudah sangat siap dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Ketika
guru menyampaikan apersepsi dengan tanya jawab, siswa berantusias
menjawab pertanyaan dari guru.bukan hanya dalam kegiatan apersepsi saja,
melainkan ketika guru menyampaikan yujuan pembelajaran siswa
menyimak dengan sangat baik. Dalam kegiatan inti siswa secara mandiri
menyimak materi dengan baik dan tidak gaduh serta mengganggu
konentrasi teman- teman yang lainnya. Dalam kegiatan kelompok
berpasangan untuk merumuskan masalah dan membaginya dengan
77
membacakan didepan kelas dapat siswa lakukan dengan baikdan penuh
antusias. Selain itu, siswa sangat tekun dan berantusias dalam kegiatan
merumuskan hipotesis, klasifikasi data, kesimpulan dan pembuatan mind
mapping yang dilakukan dengan berkelompok 4 siswa.dalam kegiatan
tersebut siswa saling bekerja sama untuk mengerjakan tugas yang
diberikan. Tidak ada siswa yang bermain atau gaduh didalam kelas. Semua
kelompok mengumpulkan hasil laporan dengan baik.
b. Pertemuan II
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, pada
pertemuan kedua siklus III ini kegiatan pembelajaran sudah berjalan
dengan sangat baik sesuai dengan perencanaan dan hasil refleksi pada
siklus sebelumnya yaitu perbaikan pembelajaran. Dalam kegiatan
pembelajaran ini, guru sudah mempersiapkan RPP dengan baik dengan
indikator yang mengarah pada pengembangan berfikir tingkat tinggi. Pada
kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dengan baik. Bukan hanya
apersepsi, guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik.
Materi untuk kegiatan pembelajaran dapat guru kuasai dengan sangat baik.
Materi pembelajaran tersebut dapat guru kaitkan dengan mata pelajaran
lain serta dalam realitas kehidupan dengan sangat baik. Guru dapat
menciptakan iklim yang responsif dengan sangat baik. Dalam kegiatan
pembelajaran guru dapat membimbing siswa ketika siswa menyimak
materi. Bukan hanya itu saja guru selalu membimbing siswa dalam
kegiatan kelompok berpasangan maupun kegiatan kelompok dalam
merumuskan hipotesis, mengklasifikasi data, menyimpulkan, sjuga
membuat mind mapping. Bukan hanya satu kelompok atau kelompok
tertentu yang guru bimbing, melainkan semua kelompok secara bergantian.
Alokasi waktu berjalan dan dapat dikelola sesuai dengan rencana
pembelajaran, dalam arti guru mengelola alokasi waktu dengan sangat baik.
Situasi, dan kondisi kelas dapat guru kelola serta kendalikan dengan baik.
Sementara hasil dari lembar pengamatan siswa yaitu, pada kegiatan pra
pembelajaran siswa sangat berantusias dan siap untuk mengikuti kegiatan
78
pembelajaran. Apersepsi serta tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh
guru, dapat siswa simak serta tanggapi dengan sangat baik. Memasuki
kegiatan inti yaitu dengan kegiatan menyimak secara individual siswa
dapat lakukan dengan baik tanpa gaduh dan mengganggu teman yang lain.
Semua siswa menyimak materi dengan seksama dan sesuai alokasi waktu
yang ditentukan. Dalam merumuskan masalah secara berpasangan dan
membaginya dengan membacakan didepan kelas, siswa sangat berantusias.
Bukan hanya itu saja, melainkan ketika kehiatan kelompok untuk
merumuskan hipotesis, klasifikasi data, kesimpulan dan pembuatan mind
mapping siswa bersama dengan kelompoknya saling membantu dan saling
bekerjasama. Kegiatan tersebut siswa lakukan dengan sangat baik. Dalam
mengunjungi papan pajangan, dapat siswa lakukan dengan rapi dan tidak
gaduh. Laporan yang telah siswa susun bersama dengan kelompoknya,
dapat siswa kumpulkan dengan baik.
Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus III pada
pertemuan pertama dan kedua dilakukan refleksi dalam bentuk diskusi atas
segala kegiatan proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru
kelas, guru observer, dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi
pembelajaran IPS dengan penggunaan pendekatan inkuiri, metode mind
mapping dan model Think Pair Share bagi guru kelas dan siswa. Dari
diskusi ini didapatkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri, metode
mind mapping, dan model TPS merupakan strategi pembelajaran yang
efektif. Dalam kegiatan pembelajaran siswa lebih berantusias dan
bersemangat untuk memecahkan masalah serta berdiskusi bersama
kelompoknya. Terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa dengan
perbandingan siklus II ketuntasan hasil belajar adalah 89 % meningkat
menjadi 100 % setelah tindakan siklus III. Dalam siklus III ini, kegiatan
pembelajaran sudah berjalan sangat baik sesuai dengan perencanaan serta
dengan kegiatan refleksi pada siklus- siklus sebelumnya. Indikator kerja
dengan ketuntasan siswa telah tercapai yaitu 100 % dengan KKM 90.
79
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus III kemudian
diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar
yang berupa laporan diskusi kelompok yaitu pada siklus III ini skor
tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat menjadi 97,90 , sedangkan
skor terendah menjadi 90,60 dengan skor rata-rata 94,72. Siswa yang
mencapai KKM 90 sebanyak 27 siswa (100 %) dan tidak ada siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus III maka keseluruhan
hasil refleksi yang diperoleh pada pembelajaran siklus III adalah sebagai
berikut :
a. Kekuatan
1. Tersedia RPP, indikator pembelajaran mengarah pada
pemngembangan berfikir tingkat tinggi yaitu kegiatan merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengklasifikasi data,membuat
kesimpulan, dan membuat mind mapping, kegiatan belajar
menggambarkan pembelajaran siswa aktif dan kreatif.
2. Adanya apersepsi dan tujuan pembelajaran yang membantu siswa
membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengungkapkan pendapat, serta kesimpulan dan penguatan.
3. Kegiatan pembelajaran dipantau dengan baik dengan pemberian nilai
untuk unjuk kerja siswa dan nilai hasil akhir dengan laporan.
4. Siswa siap dan berantusias dalam kegiatan pembelajaran.
5. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan berantusias dalam kegiatan
apersepsi.
6. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan sangat baik, berdiskusi
dengan baik bersama kelompok masing- masing dan saling
memberikan masukan serta pendapat.
7. Siswa lebih terampil dalam membuat mind mapping dibandingkan
pada pertemuan- pertemuan sebelumnya.
80
8. Siswa dapat menyimpulkan kegiatan pembelajaran dengan
membandingkan hasil diskusi yang di tempel pada papan pajangan
dengan kelompok lain.
9. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran.
b. Kelemahan
1. Masih terdapat beberapa siswa yang mengobrol dengan teman
sekelompoknya tentang hal yang tidak terkait dengan pelajaran.
4.5 Hasil Penelitian
Hasil tindakan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui telah
terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan pendekatan
Inkuiri dengan metode Mind Mapping dan model Think Pair Share pada
mata pelajaran IPS standar kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang
dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia, kompetensi dasar 2.2, 2.3, dan 2.4 siswa kelas 5 SD N 02 Kupen
Pringsurat Temanggung pada semester 2 tahun ajaran 2012/ 2013.
Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.5
Perbandingan ketuntasan hasil belajar IPS Pra Siklus, siklus I, siklus
II, dan siklus III
Ketuntasan
Belajar
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Tuntas ≥ 90 4 15% 19 70% 24 89% 27 100%
Tuntas < 90 23 85% 8 30% 3 11% 0 0%
Jumlah 27 100% 27 100% 27 100% 27 100%
Sumber : data primer
Dari tabel tersebut terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS, pada pra siklus 85 % siswa tidak tuntas dan 15 %
siswa tuntas, siklus I 30% siswa tidak tuntas dan 70 % siswa tuntas serta pada
siklus II 11 % siswa tidak tuntas dan 89% siswa tuntas serta pada siklus III 0%
81
siswa tidak tuntas dan 100 % siswa tuntas. Berdasarkan tabel dapat digambarkan
pada gambar diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar di bawah ini.
Gambar 4.5
Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada
pembelajaran pra siklus, siklus I, siklus II, dan Siklus III.
Selain pada tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat perolehan skor
maksimal juga meningkat yaitu pada pra siklus sebesar 91 pada siklus I menjadi
95,45 dan pada siklus II meningkat menjadi 96,80 serta siklus III juga lebih
meningkat lagi menjadi 97,90. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar grafik
perbandingan skor maksimal berikut ini.
Gambar 4.6
Grafik Perbandingan Skor Maksimal pra siklus, Siklus I, Siklus II. Dan
Siklus III.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra Siklus siklus Isiklus II
siklus III
85%
30%
11%
0%
15%
70%
89%100%
tidak tuntas tuntas
91
95.4596.8
97.9
86
88
90
92
94
96
98
100
Pra Siklus siklus I Siklus II siklus III
skor Maksimal
82
Perolehan skor minimal juga meningkat yaitu pada pra siklus sebesar 30
pada siklus I meningkat menjadi 77,66 ,pada siklus II meningkat menjadi 85,50,
dan pada siklus III juga meningkat menjadi 90,60. Hasil tersebut dapat dilihat
pada gambar grafik perbandingan skor minimal berikut ini.
Gambar 4.7
Grafik Perbandingan Skor Minimal Pra Siklus, siklus I, Siklus II. Dan
Siklus III.
Skor rata-rata pada tiap siklus juga mengalami peningkatan yaitu pada pra
siklus skor rata-rata sebesar 56,37 meningkat menjadi 89,35 pada siklus II
meningkat menjadi 93,17 dan pada siklus III meningkat menjadi 94,72. Hasil
tersebut dapat dilihat pada gambar grafik perbandingan skor rata-rata berikut ini.
Gambar 4.8
Grafik Perbandingan Skor Rata- rata Pra Siklus, siklus I, Siklus II.
Dan Siklus III.
30
77.6685.5
90.6
0
20
40
60
80
100
Pra Siklus siklus I Siklus II siklus III
Skor Minimal
56.37
89.35 93.17 94.72
0
20
40
60
80
100
Pra Siklus siklus I siklus II siklus III
Skor Rata- rata
83
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
4.6.1 Pembahasah Hasil Siklus I
Fokus perbaikan pada penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa
melelui penggunaan pendekatan Inkuiri dengan metode Mind Mapping dan model
Think Pair Share.
Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas 5 SD N 02
Kupen Pringsurat kabupaten Temanggung semester 2 nampak terjadi peningkatan
hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran melalui pendekatan Inkuiri
dengan metode Mind Mapping dan model Think Pair Share. Pada pra siklus skor
rata-rata 56,37 dan setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus I skor rata-
rata menjadi 89,35 dengan skor tertinggi 95,45 dan skor terendah 77,66. Hasil ini
menunjukkan bahwa pembelajaran telah berhasil baik dengan indikator
keberhasilannya ≥ 90 dengan tingkat keberhasilan 70% dari jumlah siswa
sebanyak 27 siswa, dan pada siklus I ini hasil belajar siswa sudah meningkat,
tetapi masih ada yang belum tuntas dengan persentase 30 %. Walaupun persentase
ini sudah cukup besar namun belum memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai
sebesar 100% dari seluruh siswa sehingga perlu dilakukan tindakan siklus II.
Perolehan hasil belajar pada siklus I ini masih belum optimal, beberapa
kekurangan dalam penelitian tindakan siklus I ini antara lain kesiapan siswa
kurang ketika akan memulai kegiatan pembelajaran, penataan tempat duduk
ketika berkelompok masih kurang rapi, dan masih terdapat beberapa siswa yang
cenderung bergurau dengan temnnya ketika kegiatan pembelajaran dan kurangnya
komunikasi antar kelompok dikarenakan belum terbiasa menggunakan
pendekatan inkuiri, metode mind mapping, dan model think pair share.
4.6.2 Pembahasan Siklus II
Perbaikan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan adanya
peningkatan baik peran guru, maupun persentase ketuntasan belajar. Namun
demikian hasil belajar siswa belum maksimal. Selanjutnya pada siklus II
penelitian perbaikan hasil belajar difokuskan pada kekurangan di siklus I. Pada
penelitian siklus I ketuntasan hasil belajar sebesar 70% dan skor rata-rata 89,35
84
dengan skor tertinggi 95,45 dan skor terendah 77,66. Pada siklus II ketuntasan
belajar siswa meningkat menjadi 89 % dan skor rata-rata meningkat menjadi
93,17 dengan skor tertinggi 96,80 dan skor terendah 85,50. Meskipun hasil belajar
pada siklus II ini meningkat, namun dapat dikatakan bahwa siswa belum
mencapai ketuntasan belajar karena belum memenuhi standar ketuntasan belajar
yaitu 100 %.
Sampai perbaikan hasil belajar pada siklus II, masih ditemukan
kekurangan dalam penelitian antara lain masih terdapat beberapa siswa yang
cenderung bergurau dengan temnnya ketika kegiatan pembelajaran dan masih ada
beberapa siswa yang berjalan- jalan sendiri ketika kegiatan berdiskusi dengan
alasan meminjam alat tulis kepada kelompok lain.
4.6.3 Pembahasan Siklus III
Perbaikan hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan
baik peran guru, persentase pembelajaran maupun persentase ketuntasan belajar.
Namun demikian hasil belajar siswa belum maksimal. Selanjutnya pada siklus III
penelitian perbaikan hasil belajar difokuskan pada kekurangan di siklus II. Pada
penelitian siklus I ketuntasan hasil belajar sebesar 70 % dan skor rata-rata 89,35
dengan skor tertinggi 95,45 dan skor terendah 77,66. Pada siklus II ketuntasan
belajar siswa meningkat menjadi 89 % dan skor rata-rata meningkat menjadi
93,17 dengan skor tertinggi 96,80 dan skor terendah 85,50. Pada siklus III
ketuntasan belajar siswa lebih meningkat menjadi 100% dan skor rata- rata 94,72
dengan skor tertinggi 97,90 dan skor terendah 90,60 . Dalam perbaikan hasil
belajar pada siklus III, semua siswa dapat dikatakan telah mencapai ketuntasan
belajar karena telah memenuhi KKM yaitu 90 dengan standar ketuntasan 100 %.
4.6.4 Pembahasan perbandingan pra siklus, siklus I. Siklus II, dan siklus III
Pada Pra siklus (kondisi awal) sebelum diadakan penelitian tindakan di
kelas 5 SD N 02 Kupen Pringsurat kabupaten Temanggung skor rata- rata 56,37
dan setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus I skor rata-rata menjadi 89,35
dengan skor tertinggi 95,45 dan skor terendah 77,66. Hasil ini menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan tingkat keberhasilan 70% dari
jumlah siswa sebanyak 27 siswa, tetapi masih terdapat 30% siswa belum tuntas
85
sehingga perlu diadakan pelaksanaan tindakan siklus II. Pada siklus II ketuntasan
belajar siswa meningkat menjadi 89% dan skor rata-rata meningkat menjadi 93,17
dengan skor tertinggi 96,80 dan skor terendah 85,50. Pada siklus III ketuntasan
belajar siswa lebih meningkat menjadi 100 % dengan skor rata- rata 94,72 dan
skor tertinggi 97,90 serta skor terendah 90,60. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar
ketuntasan belajar 100%.
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa apabila
pembelajaran menerapkan pendekatan Inkuiri dengan metode Mind Mapping dan
model Think Pair Share maka hasil belajar IPS bagi siswa kelas 5 di SD N 02
Kupen Pringsurat Temanggung pada semester 2 tahun 2012-2013 akan
meningkat.