Post on 09-Mar-2019
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini memaparkan tokoh dan penokohan perempuan dalam
cerpen-cerpen karya Titis Retnoningrum Basino serta ideologi gender yang
terdapat pada tokoh perempuan. Namun terlebih dahulu diuraikan tokoh dan
penokohan perempuan dalam cerpen-cerpen Titis Retnoningrum Basino yakni
cerpen Rumah Dara, Laki-laki dan Cinta, dan Suatu Keputusan.
4.1.1 Tokoh dan Penokohan Perempuan dalam Cerpen-cerpen Karya Titis
Retnoningrum Basino
4.1.1.1 Cerpen Rumah Dara
Pada cerpen ini terdapat empat tokoh perempuan yang masing-masing
akan diuraikan karakter tokoh berdasarkan pikiran dan perasaan serta tindakan
dan reaksi tokoh perempuan.
1) Karakter Tokoh Perempuan dilihat dari Segi Pikiran dan Perasaan
Karakter Lik dapat dilihat melalui pikiran dan perasaannya, seperti pada
kutipan berikut.
Memang Jus sudah berubah. Ah, dulu itu tentu karenakami tidak memberinya kesempatan. Kesempatan untukmembawa dia sebagai keluarga yang di bawah satulangit-langit. Tentu dia merasa kesal. Kesal karena takbisa bicara. Sebelum tidur dia sering ngobrol kekamarku. Kedatangannya aku terima karena rasakasihan. Ya, aku kasihan padanya, karena dia tak begitupandai. Dan dia datang ke kamarku hanya untukmengobrol setelah payah belajar dan tak masuk ke otak.
23
Berdasarkan kutipan cerpen di atas bahwa Lik memiliki karakter seorang
yang penyayang. Selain itu, karakter yang dimiliki Lik adalah dia bukan gadis
pengecut dan dia bertekad ingin belajar. Hal ini ditandai pada kutipan cerpen
berikut.
- Lik, kau musti belajar berteman.- Untuk apa?- Kau tidak bisa hanya belajar melulu di kota ini. Kau harus
menyesuaikan diri dengan keadaan.- Aku ke sini hanya ingin belajar. Dan teman bagiku cukup
yang ada di sekolah dan kau semua yang ada di rumah ini.***
Aku diam, hatiku panas sekali. Aku akan menolak ajakanyang bersifat menantang itu, tapi aku malu disebutpengecut. Ah, biarlah, pikirku, nanti akan aku tunjukkanbahwa aku bukan kanak-kanak.
Gambaran karakter tokoh Jus menurut pikiran dan perasaan Lik bahwa
tokoh Jus memiliki karakter yang pandai bergaul, penyayang, dan tidak lagi
pemarah. Dapat dilihat pada kutipan cerpen berikut.
Tiga bulan berjalan tidak apa-apa yang istimewa yangpantas dibicarakan. Jus bekerja baik sekali. Dia sayangsekali padaku, tapi juga mendidikku. Jus banyak sekalipunya kenalan aku selalu dikenalkan pada mereka. Danaku berpikir bahwa Jus tidak saja sayang padaku, tapijuga mendidikku. Dia tidak lagi pemarah. Dan sudah maudia bergaul dengan kami yang ada di dekatnya. MemangJus sudah berubah.
Selain itu juga melalui pikiran dan perasaan Lik dapat menggambarkan
karakter tokoh Marsel yang penakut. Seperti pada kutipan cerpen di bawah ini.
Kemana pula si Jus ini? Pikirku. Dia sudah tak ada disana. Sampai jam dua belum juga ada yang datang.
24
Marsel menginap ke rumah saudaranya, katanya takutsekali seendirian di rumah besar.
Selain penggambaran karakter tokoh Marsel melalui pikiran dan
perasaannya Lik juga dapat menjelaskan karakter tokoh Norma dilihat pada
kutipan cerpen berikut.
Aku tidak menyahut. Kurasai mukaku terbakar. Entah akumarah atau malu. Bagaimanapun norma baik padaku.Dia memperingatkan. Aku memberi penilaian yang agungpadanya sejak itu. Meskipun dia keluar malam. Tapi diapergi dengan orang yang akan mengawininya. SedangJus? Aku tak mau berpikir lagi tentang dia.
Berdasarkan kutipan cerpen di atas, karakter tokoh Norma yakni sebagai
orang yang baik dan selalu menasehati teman.
2) Karakter Tokoh Perempuan dilihat dari Tindakan dan Reaksi Tokoh
Penggambaran karakter tokoh Lik melalui reaksi tokoh menyatakan bahwa
: pagi-pagi aku bangun oleh ketukan pintu depan. Dan setengah tidur aku buka
pintu. Hal ini menunjukkan bahwa Lik memiliki karakter yang sudah menjadi
kebiasaannya untuk setengah tidur dalam artian ada rasa ingin bangun tapi masih
mengantuk. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada kutipan cerpen berikut.
Malam itu aku tidur dengan keputusan yang telah aku ambil.Pagi-pagi aku bangun oleh ketukan pintu depan. Dansetengah tidur aku buka pintu. Berdirilah di depanku Marseldengan bajunya yang hanya bertali kecil dipundaknya.Mataku yang ngantuk jadi terbuka lebar. Lebih lebar daripundak Marsel yang terbuka itu. Aku kemalaman akanpulang tadi malam. Kasihan kamu yang membuka pintu,kukira tentu akan mengesalkan sekali.
25
Berdasarkan reaksi tokoh Aku (Lik), dalam kutipan novel di atas,
menggambarkan bahwa tokoh Marsel memiliki karakter yang ingin terlihat seksi
seperti ala budaya barat dan sering keluar malam. Dan dari reaksi tokoh Marsel
juga menandakan bahwa tokoh aku (Lik) memiliki karakter bahwa dia paling
kesal atau tidak menyukai dibangunkan pagi-pagi. Seperti pada kutipan cerpen
berikut.
Aku kemalaman akan pulang tadi malam. Kasihan kamuyang membuka pintu, kukira tentu akan mengesalkan sekali.Lebih baik kau bangunkan aku malam-malam. Daripada kaubangunkan aku sepagi ini. Aku mau bangun siang-siang.
Tokoh Jus memiliki karakter mempengaruhi teman kearah yang buruk
lewat cermahnya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan cerpen berikut.
Sebelum tidur dia sering ngobrol ke kamarku.Kedatangannya aku terima karena rasa kasihan. Ya, akukasihan padanya, karena dia tak begitu pandai. Dan diadatang ke kamarku hanya untuk mengobrol setelah payahbelajar dan tak masuk ke otak. Tapi semua yang dibicarakanagak aneh. Semuanya serba tidak aku pahami. Menurutpikiranku yang masih hijau, semua tak ada artinya. Apalagiuntuk anak sekolah, apa gunanya diberi ceramahtentangcara menarik dan memikat. Tentu menarik dan memikatpria.
Karakter Norma dijelaskan juga melalui reaksi Tokoh Lik ketika Norma
bertanya bahwa kemana Lik pergi semalam. Seperti pada kutipan cerpen berikut.
- Menjual diri? Di mana? Aku pandang muka norma; diatidak menoleh padaku.
- Sudahlah, jangan tanya lagi. Dimana kau semalam?
26
- Aku tidak menjual diriku, meski aku pergi dengan Jus.Norma diam, lama dia memandangku. Matanyaberlinang.
- Kau tidak menerima apa-apa dari laki-laki di sana?- Maksudmu? Aku mulai heran kenapa dia tahu aku dapat
parfum dari laki-laki yang mengantarku.- Kau dapat apa semalam.- Ya, aku memang dapat sesuatu dari orang yang tidak
aku kenal. Haruskah aku mengembalikannya? Tetapiaku tidak menjual diriku. Laki-laki itu sopan sekali. Kautakut aku akan sesat?
Melalui reaksi Lik seperti pada kutipan cerpen di atas yang menyatakan
bahwa kau takut aku akan sesat? Melukiskan karakter Norma yang tidak ingin
temannya terjerumus ke hal-hal yang buruk. Hal ini juga ditandai dengan reaksi
Norma yakni matanya berlinang ketika mendengar penjelasan Lik.
4.1.1.2 Cerpen Laki-laki dan Cinta
Pada cerpen ini terdapat satu tokoh perempuan dan akan diuraikan
karakter tokoh berdasarkan pikiran dan perasaan serta tindakan dan reaksi tokoh
perempuan.
1) Karakter Tokoh Perempuan dilihat dari Segi Pikiran dan Perasaan
Penggambaran karakter tokoh Asti melalui pikiran dan perasaan bahwa :
Dalam hati aku menangis mendengar pengakuan orang yang kukira tak
berperasaan. Hal ini menunjukkan bahwa Asti memiliki karakter penyayang,
seperti pada kutipan cerpen berikut.
Aku senyum mendengar kuliahnya. Kuliah laki-laki hidungbelang yang kuidamkan. Dalam hati aku menangis
27
mendengar pengakuan oran yang ku kira tak berperasaan.Kiranya dia juga punya perhitungan.
Selain penyayang, terkadang Asti memiliki karakter atau sikap tak peduli
pada suami. Hal ini nampak pada dialog Asti berdasarkan pikiran dan perasaannya
berikut.
Hati yang selalu ingin tahu sampai di mana ketidakpedulianku ini membuat pula satu babakan sendiri padabulan dan tahun perkawinanku. Aku selalu sibuk dengansegala tugas nyonya rumah. Di samping mengisikekosongan waktuku dengan menulis cerita, aku jadi biasapula dengan kediaman suamiku yang kini mulai sering keluar rumah.
2) Karakter Tokoh Perempuan dilihat dari Tindakan dan Reaksi Tokoh
Penggambaran karakter tokoh melalui tindakan dan reaksi tokoh yang
berwujud tindakan dan reaksi tokoh dimaksudkan untuk menggambarkan sifat
atau karakter dari tokoh perempuan. Seperti pada kutipan cerpen berikut.
- Aku tidak minta tanggung jawab Beni, kau berbuatseperti itu aku tak peduli. Itu urusanmu.
- Apa kau tak peduli kalau kukatakan bahwa aku pernahtidur dengan perempuan lain sebelum ketemu kau?Tak pedulikah kau Asti bahwa banyak perempuan yangtelah kupeluk sebelum aku bertemu kau?Aku pandangi dia. Kengerian dalam hati membayangkanapa yang dia katakana tak kuperhatikan. Tenang-tenangaku pandangi mukanya. Dia menoleh kearah lain.
Dari dialog tokoh Asti dan Beni melalui kutipan cerpen di atas, dimana
Asti mengatakan: Aku tidak minta tanggung jawab Beni, kau berbuat seperti itu
aku tak peduli. Itu urusanmu. Kemudian di balas oleh Beni: Apa kau tak peduli
28
kalau kukatakan bahwa aku pernah tidur dengan perempuan lain sebelum ketemu
kau? Tak pedulikah kau Asti bahwa banyak perempuan yang telah kupeluk
sebelum aku bertemu kau? Percakapan ini menggambarkan karakter tokoh Asti
yang memiliki sifat acuh, cuek, dan tidak mau peduli. Di samping memiliki sifat
tak mau peduli, Asti pun memiliki karakter yang takut dan khawatir terhadap
suami. Seperti pada kutipan berikut.
Sampai suatu malam. Ia diam, kelakuannya aneh dan tiapkali kuajak bicara, dia memandangku tanpa member jawab.Aku mulai bertanya-tanya dihati. Inilah saatnya dia akanmenyatakan bahwa ia akan beristri lagi. Aku menantidengan kesepian setiap malam. Dan tiap dia pulangmalamnya tanpa pernyataan yang telah kubayangkan diapergi tidur. Pelukannya tak pernah kurasai. Dia selalumenghindari kemesraan yang kuberikan. Sampai aku sendirimulai kehilangan akal. Maka meledaklah tangisku. Tangisperempuan yang takut kehilangan kasih suami. Dia terkejutmendengar tangisku. Dari kamar dia lari mendekapku danaku yang menelungkup dengan jaitan di sofa, tiba-tibamerasai kebeningan. Kurasai tangannya yang kuat dilenganku. Aku terdiam.
4.1.1.3 Cerpen Suatu Keputusan
Pada cerpen ini terdapat dua tokoh perempuan yang masing-masing akan
diuraikan karakter tokoh berdasarkan pikiran dan perasaan serta tindakan dan
reaksi tokoh perempuan.
1) Karakter Tokoh Perempuan dilihat dari Segi Pikiran dan Perasaan
Karakter tokoh Mike melalui pikiran dan perasaan si aku digambarkan
sebagai tokoh yang keras kepala dan tetap pada pendiriannya. Seperti pada
kutipan cerpen berikut.
29
Aku berjalan pulang dengan beban yang baru sajadisodorkan padaku. Alangkah baiknya jika Mike maumelepaskan pendiriannya. Dan tidak berkeras kepalamengatakan tak mungkin bisa lagi jatuh cinta.
2) Karakter Tokoh Perempuan dilihat dari Tindakan dan Reaksi Tokoh
Karakter tokoh Mike digambarkan sebagai tokoh yang cepat emosi.
Seperti pada kutipan cerpen berikut.
Aku akan lepas dari lingkungan keluarga. Tapi aku kirahanya sebentar kalau aku bisa membuktian pada ibubapakku bahwa jalan yang kupilih ini memangmembahagiakan aku. Masa mereka akan sampai hati,membuang aku begitu saja. Kan anaknya cuma aku. Diabicara dengan nada kejengkelan yang memuncak.
Selain cepat emosi, Mike memiliki kebimbangan dibarengi dengan sifat
keputusasaan. Putus asa dalam menentukan suatu keputusan yang dibuatnya dan
dianggap baik menurutnya, sehingga Mike pun bimbang dalam memilih jalan
hidupnya. Seperti terlihat pada kutipan cerpen berikut.
- Mmmm. Dia diam, berpikir entahlah, paling juga karirkuakan jatuh. Tapi itu pun aku bisa terima,. Paling jugakepercayaan masyarakat hanya sebentar berkurang,atau malah mereka tidak lagi mau melihatku sebagaimanusia. Tapi masyarakat butuh aku. Kalau di kota iniaku tidak bisa buka praktek, aku akan pindah ke lain kotadan disana orang kan belum mengenalku.
- Baik, kau bisa berpikir sejauh itu. Tapi yang dekat sajadari akibat perbuatanmu itu, kau tahu tidak?
- Entahlah, sahutnya dengan suara putus asa.
30
Disamping tokoh Mike, karakter tokoh ibu Mike sebagai ibu kandungnya
adalah penyabar dan pengertian. Terlihat pada kutipan cerpen berikut.
“Apa maksudmu? Sabarlah. Anakmu akan tambahmembandel kalau kau marah-marah.” dan“Sesukamulah. Aku cukup membekalimu, pertimbanganselanjutnya ada padamu sendiri. Kau boleh berbuatsesukamu.
4.1.2 Analisis Ideologi Gender pada Tokoh Perempuan dalam Cerpen-
cerpen Karya Titis Retnoningrum Basino
4.1.2.1 Cerpen Rumah Dara
1) Ideologi Patriarki
Ideologi ini menganggap bahwa perempuan yang sudah menikah
menjadi hak milik suaminya, dan anak perempuan menjadi milik ayahnya.
Pada cerpen ini tidak ditemukan hak-hak lelaki atas perempuan, akan tetapi
tokoh perempuan dalam cerpen Rumah Dara memiliki hak saling mengatur
dan menjaga antar sesama meski mereka masih gadis belia. Lik sebagai tokoh
utama mempunyai peran sebagai ibu rumah tangga meski dirinya belum
memiliki pasangan. Tidak hanya Lik, semua tokoh perempuan yang berada
dalam rumah yang disebut rumah dara juga memiliki kesibukan masing-
masing. Bagaimana tidak karena rumah yang mereka tempati tidak ada
pengurus rumah tangga atau biasa disebut ibu kos. Jadi, mereka memiliki hak
dan kewajiban dalam mengurus rumah tangga. Hal ini nampak pada kutipan
berikut.
Rumah itu kami tinggali bersama-sama selama ini.Kesenangan di rumah itu kami kenyam selama 4 tahun.
31
Seperti saudara kami berteman. Kesibukan kami tiap-tiaphari memisahkan kami dengan urusan kami masing-masing. Sampai sutu peristiwa yang cukup unik membukasemua yan disibukkan teman-teman. Ibu asrama? Kamitidak mempunyainya. Segala sesuatu bisa kami bereskan.Ganti berganti kami memegang keuangan tiap bulan.Tentu ada yang tidak senang memegang uang danmengurus ini itu yang tidak menarik bagi remaja yangbelum kawin. Tapi semua harus mengerjakan ini. Danselesainya tugas merupakan kelegaan yang dirasai salahsatu di antara kami setelah habis bulan. (hal 55)
2) Ideologi Familialisme
Ideologi familialisme menuntut perempuan untuk berperan di dalam
rumah tangga sebagai ibu rumah tangga dan ibu yang baik. Semua tokoh
perempuan yang berada dalam cerpen ini memiliki kemampuan yang berbeda-
beda. Namun, satu di antara mereka harus menjadi ketua dalam hal mengurus
rumah tangga, baik itu kebutuhan mereka sehari-hari. Tokoh aku (Lik) sebagai
perempuan yang rajin dan sering memperhatikan gerak-gerik teman-temannya.
Maka, dia pun akan mengadakan pemilihan pengurus rumah tangga yang baru.
Seperti pada kutipan cerpen berikut.
Bulan depan akan diadakan satu pemimpin. Pemimpin ituyang nanti akan mengurus kebutuhan kami semua ke luarrumah. Aku sudah mulai berpikir siapa yang akan akucalonkan. Semua punya kebaikan sendiri yang lebih dariyang lain. (hal 56)
***Siang itu diadakan pemilihan dan aku belum lagi bisamemilih siapa yang akan aku pilih…..akhirnya aku pilihJus. Biar dia pemarah asal bisa bekerja. (hal 56)
32
Ideologi ini menunjukkan sikap tokoh perempuan dalam kesehariannya
apalagi dalam berumah tangga mereka diwajibkan untuk mengurus segala
kebutuhan dan segala apa yang ada di rumah itu. Seperti dialog tokoh aku pada
kutipan berikut.
Aku mulai mengerjakan tugas pagi itu; ya, kebetulan akupunya tugas membersihkan kaca-kaca. Kalau tidak, tentuaku sebal mengingat peristiwa semalam.Norma mengatur jembangan bunga. Tidak pernah diasetenang itu. Aku heran dia selalu menyanyi. (hal 61)
3) Ideologi Ibuisme
Meskipun tokoh perempuan pada cerpen Rumah Dara ini belum
menikah semuanya, akan tetapi nampak pada diri tokoh perempuan sifat dan
sikap keibuan dalam diri mereka. Memiliki rasa cinta kasih, saling menyayangi
antar sesama, saling menjaga, dan saling menasehati ketika salah dalam
melangkah. Seperti pada kutipan cerpen berikut.
Tiga bulan berjalan tidak ada apa-apa yang istimewayang pantas dibicarakan. Jus bekerja dengan baik sekali.Dia sayang sekali padaku. Aku mengira dia seorang yangtak punya hati. Kiranya seorang teman yang bisa jugadiajak bergurau. Jus banyak sekali punya kenalan. Akuselalu dikenalkan pada mereka. Dan aku berpikir bahwaJus tidak saja sayang padaku, tapi juga mendidikku.(hal57)
Ideologi ibuisme yang tertanam pada tokoh perempuan tidak selalu
identik dengan perempuan yang sudah menikah bahkan gadis remaja pun bisa
masuk dalam ideologi ibuisme ini dengan alasan bahwa gadis remaja memiliki
sifat “keibuan”.
33
4) Ideologi Umum
Ideologi ini menjelaskan batasan-batasan seorang perempuan dan laki-
laki. Laki-laki di sektor publik dan perempuan di sektor domestik. Layaknya
seorang pria, sikap norma terhadap tokoh aku (Lik) melarang Lik untuk
keluyuran di malam hari. Tampak nasehat-nasehat dan ancaman norma
terhadap Lik bagaikan seorang suami yang menginterogasi istrinya. Seperti
pada kutipan cerpen berikut.
- Kau sudah mulai pula keluar malam.- Apa salahnya? Aku terkejut. Kenapa dia jadi begitu.
Tak pernah dia mengurus orang. Kenapa kali ini diamenegur perbuatanku?
- Kau turut Jus ya?- Ya, kenapa?- Kemana kau?- Ah, itu bukan urusanmu, kau sendiri keluar malam tiap
hari.- Ya, tapi aku pergi dengan tunanganku. Jangan lagi-lagi
ya mau diajak Jus. Ku tulis surat pada ibumu lo Lik,kalau turut Jus sekali lagi. Dia menjual diri.
- Menjual diri? Di mana? Aku pandang muka norma; diatidak menoleh padaku.
- Sudahlah, jangan tanya lagi. Dimana kau semalam?- Aku tidak menjual diriku, meski aku pergi dengan Jus.
Norma diam, lama dia memandangku. Matanyaberlinang.
- Kau tidak menerima apa-apa dari laki-laki di sana?- Maksudmu? Aku mulai heran kenapa dia tahu aku
dapat parfum dari laki-laki yang mengantarku.- Kau dapat apa semalam.- Ya, aku memang dapat sesuatu dari orang yang tidak
aku kenal. Haruskah aku mengembalikannya? Tetapiaku tidak menjual diriku. Laki-laki itu sopan sekali.Kau takut aku akan sesat? (hal 61)
34
Dalam cerpen “Rumah Dara” ini terlihat tokoh perempuan yang
berperan seperti laki-laki meskipun demikian pengarang ingin memperlihatkan
bahwa dalam cerpen ini terdapat ideologi umum.
4.1.2.2 Cerpen Laki-laki dan Cinta
1) Ideologi Patriarki
Tokoh perempuan dalam cerpen “Laki-laki dan Cinta” ini memiliki
peran ganda, yaitu berperan pada sektor domestik dan sektor publik. Sebagai
ibu rumah tangga tokoh aku (Asti) juga bekerja di kantor. Dalam cerpen ini
Asti selalu mengerjakan sebagaimana pekerjaan perempuan yang memang
sejak awal dalam strategi sosial sesuai ideologi gender. Seperti pada kutipan
cerpen berikut.
Begitulah beberapa tahun memisahkan kami pula karenapekerjaan dan tugas kami masing-masing. Hati yangingin selalu tahu sampai di mana ketidak pedulianku inimembuat pula satu babakan sendiri pada bulan dantahun perkawinanku. Aku selalu sibuk dengan segalatugas nyonya rumah. Di samping mengisi kekosonganwaktuku dengan menulis cerita, aku jadi biasa puladengan kediaman suamiku yang kini mulai sering ke luarrumah. (hal 66-67)
2) Ideologi Familialisme
Dalam cerpen “Laki-Laki Dan Cinta” ini menggambarkan peran tokoh
perempuan dalam hal mengurus rumah tangga. Tokoh aku telah melaksanakan
tugasnya dalam mengurus rumah tangga akan tetapi, terjadi penyelewengan
pada tokoh aku yaitu bahwa sebenarnya dalam ideologi ini selain berada dalam
35
lingkungan keluarga atau rumah tangga, seorang perempuan harus dapat
mendampingi suami untuk mencapai cita-cita kehidupannya. Namun berbeda
dengan yang dilakukan oleh Asti. Asti telah melaksanakan tugasnya sebagai
ibu rumah tangga akan tetapi, Asti tidak pernah peduli dengan apa yang
dilakukan suaminya. Seperti pada kutipan cerpen berikut.
- Aku tidak minta tanggung jawab Beni, kau berbuatseperti itu aku tak peduli. Itu urusanmu.
- Apa kau tak peduli kalau kukatakan bahwa aku pernahtidur dengan perempuan lain sebelum ketemu kau?Tak pedulikah kau Asti bahwa banyak perempuan yangtelah kupeluk sebelum aku bertemu kau?
Aku pandangi dia. Kengerian dalam hati membayangkanapa yang dia katakan tak kuperhatikan. Tenang-tenangaku pandangi mukanya. Dia menoleh kearah lain. (hal65)
Dari cakapan tokoh Asti dan Beni melalui kutipan cerpen di atas,
dimana Asti mengatakan: Aku tidak minta tanggung jawab Beni, kau berbuat
seperti itu aku tak peduli. Itu urusanmu. Kemudian di balas oleh Beni: Apa kau
tak peduli kalau kukatakan bahwa aku pernah tidur dengan perempuan lain
sebelum ketemu kau? Tak pedulikah kau Asti bahwa banyak perempuan yang
telah kupeluk sebelum aku bertemu kau? Percakapan ini menggambarkan
penyelewengan sikap perempuan dan bertolak belakang dengan ideologi
familialisme tersebut.
36
3) Ideologi Ibuisme
Tokoh aku (Asti) memiliki peran seorang istri dan memiliki jiwa
keibuan. Dalam sifatnya yang tidak peduli terhadap suami, namun dalam
hatinya yang paling dalam tersimpan kekuatan perasaan naluri keibuan. Seperti
pada kutipan cerpen berikut.
Dalam hati aku menangis mendengar pengakuan orangyang kukira tak berperasaan.
***…aku melihat Beni seperti anak-anak yang bermaindengan temannya. Dia akan kembali ke ibunya, setelahpayah dan bosan, dan pada ibunya sianak tidak akanbosan. Tapi Beni telah berubah, dia tak lagi pergiberpacaran setelah kawin. (hal 66-67)
4) Ideologi Umum
Pada dasarnya ideologi ini membahas pembagian lingkungan bagi
perempuan dan laki-laki. Dalam cerpen ini terlihat bahwa suami Asti, Beni
sering ke luar malam menandakan bahwa batas laki-laki tidak hanya berdiam
diri di rumah saja, tetapi kegiatan di luar rumah pun adalah hal yang wajar
diperuntukkan bagi laki-laki. Sedangkan perempuan tugasnya hanya mengurus
rumah tangga. Tapi lain halnya dengan Asti. Asti dalam cerpen ini memiliki
peran ganda seperti telah dijelaskan pada ideologi Patriarki. Seperti pada
kuipan cerpen berikut.
Aku tidak menanti datangnya suamiku. Sudah biasa diake luar malam. Dan ke mana atau untuk apa aku tak jugapernah peduli. Kalaupun aku Tanya, kira-kira ia akanmenjawab dengan kejujuran yang mengerikan pada tiapistri yang setia. (hal 63)
37
Perempuan pada zaman kuno masih terikat dengan aturan-aturan yang
ketat bahkan pekerjaan mereka hanya di dalam rumah, lain dengan laki-laki.
Tetapi pada zaman modern perempuan memegang pekerjaan lebih dari sekedar
ibu rumah tangga. Mereka bisa berperan ganda seperti tokoh Asti pada cerpen
“Laki-laki dan Cinta” ini.
4.1.2.3 Cerpen Suatu Keputusan
1) Ideologi Patriarki
Pada cerpen “Suatu Keputusan” ini sang ayah dari tokoh perempuan
memiliki hak atas putrinya. Sebagaimana yang dimaksud dalam ideologi ini
bahwa masyarakat kuno yang menganut paham patriarki menjelaskan sang
ayah mempunyai hak mutlak atas anggota keluarganya. Sebagai kepala
keluarga ia memiliki bukan saja rumah, tanah, ternak dan budak, tetapi juga
istri, perempuan, simpanan, dan anak-anak. Hal ini terlihat pada dialog Ayah
Mike, Ibu Mike dan Mike sebagai tokoh perempuan dalam cerpen berikut ini.
- Lihat anakmu. Bu, tidak tahu membalas budi. Berpayah-payah engkau lahirkan dan kubesarkan sampai jadiorang, tapi sekarang akan memalukan kita.
- Apa maksudmu? Sabarlah. Anakmu akan tambahmembandel kalau kau marah-marah.
***
- Mau apa lagi kau? Tanya ibu dengan sabar.- Masa dia masih mau juga mengawini laki-laki itu.- Yang mana?- Kalau dia tidak beristri, sesukamulah. Kau kan tahu dia
sudah kawin! Kata bapak tua yang mulai habissabarnya.(hal 130)
38
Dari dialog di atas, menggambarkan sikap seorang ayah yang tidak ingin
anaknya berbuat sesuatu yang akan memalukan keluarga. Maka hak seorang
ayah yaitu melarang anaknya untuk berbuat hal yang buruk.
2) Ideologi Familialisme
Ideologi ini menuntut perempuan untuk berperan di dalam rumah tangga.
Perempuan harus pandai menjaga diri, baik dalam bersikap dan bertingkah
laku, budaya familialisme ini sudah ditanamkan sejak dini pada perempuan.
Tokoh perempuan dalam cerpen ini digambarkan memiliki tingkah laku yang
keras kepala, sehingga menimbulkan konflik dalam keluarganya. Mike
berkeinginan keras mempertahankan keputusannya dan tidak mendengarkan
kata-kata ataupun petua orang tuanya.
- Ya. Aku telah memenuhi keinginan bapak dan ibu.- Apa yang telah kau penuhi?- Aku telah menamatkan sekolahku untuk baktiku pada
orang tuaku. Bukankah bapak mengharapkan akubersekolah ini untuk ketenaran keluarga?
- Bagaimana kau bisa berkata begitu?- Karena aku pernah mendengar bapak menasehati aku
bahwa salah satu tugasku yaitu mengharumkan namakeluarga. Dan aku dituntun ke dunia kesarjanaan.
- Mengapa kau mau?- Karena waktu itu aku tidak bisa memilih kecuali
menurut.- Merasa rugikah kau Mik? Merasa rugikah, jadi
seseorang yang berpengetahuan?Mike diam. Dadanya turun-naik menahan amarah
- Iya, kau merasa rugi?- Kadang-kadang aku merasa bahwa aku tak perlu
sekolah sekian lama. Kegunaannya begitu aku tidakrasain.
39
- Tapi kau sudah berhasil mendapat titel. Sekarangbaktikanlah pada masyarakat.
- Itu suatu kerja yang mulia tapi aku minta izin untukmemiliki hidupku dalam perkawinan, aku tidak maudiatur.
- Sesukamulah. Aku sudah cukup membekalimu,pertimbangan selanjutnya ada padamu sendiri. Kauboleh berbuat sesukamu. (hal 130-131)
Sikap Mike tidak sesuai dengan tujuan ideologi Familialisme, karena
ideologi Familialisme bahwa sebagai anak harus baik dalam bersikap dan
bertingkah laku. Tapi malah sebaliknya Mike justru menentang ideologi ini.
Mike keras kepala dan sering melawan apa yang dikatakan orang tuanya.
3) Ideologi Ibuisme
Ideologi ibuisme bertujuan untuk membatasi ruang gerak perempuan.
Artinya disini bahwa perempuan tidak hanya menjadi seorang istri tetapi
seorang ibu bagi anak-anaknya. Dari cerpen “suatu keputusan” ini dapat
didefinisikan bahwa tokoh perempuan yaitu ibu Mike aktivitas sehari-harinya
adalah memasak, mencuci, dan mengurus urusan pekerjaan domestik sebagai
ibu rumah tangga. Selain itu, Ibu Mike benar-benar ibu yang penyayang
anaknya dan penasehat yang baik bagi suami dan anak. Hal ini dapat dilihat
pada kutipan berikut.
“ Apa maksudmu? Sabarlah. Anakmu akan tambahmembandel kalau kau marah-marah.” dan “Sesukamulah.Aku cukup membekalimu, pertimbangan selanjutnya adapadamu sendiri. Kau boleh berbuat sesukamu.” (hal 130-131)
40
Dengan demikian, peran dan posisi perempuan yang hanya bergerak di
sekitar domestik hanya terfokus pada aktivitas rumah tangga dan mengurus
segala kebutuhan di dalamnya.
4) Ideologi Umum
Masalah pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan sudah disahkan
dan diinternalisasikan dari generasi ke generasi. Untuk itu tokoh perempuan
yang tepat sasaran dalam ideologi umum ini adalah Ibu Mike yang merupakan
tokoh perempuan dalam cerpen ini selain Mike sebagai tokoh utama. Ibu Mike
memiliki tugas sebagaimana kodratnya menjadi perempuan. Dia bekerja
sebagai ibu rumah tangga sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Ideologi
Ibuisme. Namun tokoh utama perempuan yaitu Mike adalah perempuan yang
belum menikah namun dia ingin menikah dengan pria pilihannya sendiri. Hal
ini yang membuat Mike dan kedua orangtuanya bertengkar. Meskipun belum
berumah tangga Mike memiliki pekerjaan. Hal ini tampak pada dialog tokoh
aku.
Surat-suratnya menceritakan keadaannya di kota yangbaru. Memang, dia tidak mengawini laki-laki itu.Kehidupannya diisinya dengan hari-hari yang penuh kerjadan pesta. Waktu aku menengok ke rumahnya kulihat apayang dipunyainya memang miliknya. Dia punya rumahbesar. Rapi diaturnya sendiri. Mobil dan semuaperlengkapan, serba mewah. Sorenya aku pulang. Sampaidi pintu aku diantarkannya. (hal 131)
41
4.2 Pembahasan
Dalam pembahasan ini akan diuraikan perbandingan tokoh perempuan
disetiap cerpen karya Titis Retnoningrum Basino dengan melihat persamaan dan
perbedaan yang terdapat didalamnya.
4.2.1 Perbandingan Tokoh Perempuan dalam Cerpen-cerpen Karya Titis
Retnoningrum Basino
Sastra bandingan baik itu dikaji dari cerpen, novel, puisi, dan lain-lain
merupakan suatu studi sastra yang memiliki perbedaan bahasa dan asal negara
dengan suatu tujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan dan
pengaruhnya antara karya yang satu dengan karya yang lain. Istilah perbandingan
ini lebih menitiberatkan pada adanya persamaan dan perbedaan dalam sebuah
karya sastra baik itu cerpen, novel, puisi, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil analisis gender pada tokoh perempuan dan hasil
penggambaran karakter tokoh perempuan, maka persamaan dan perbedaan dari
ketiga cerpen adalah sebagai berikut.
Penelitian ini membandingkan cerpen Rumah Dara, Laki-laki dan Cinta,
dan Suatu Keputusan Karya Titis Retnoningrum Basino dilihat dari karakter tokoh
perempuan dan jenis ideologi gender. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai
berikut.
42
Tabel 1. Perbandingan Karakter tokoh perempuan
Objek yangdibandingkan
TokohPerempuan
Perbedaan Persamaan
Cerpen RumahDara
LikRajin belajar, dan malas
bangun pagiBaik dan
Penyayang
JusPandai bergaul, tidakpemarah, dan suka
mempengaruhi temanPenyayang
NormaBaik dan suka menasehati
teman
Baik dan sukamenasehati
teman
MarseliaPenakut dan sukaberpakaian seksi
Penakut
Cerpen Laki-lakidan Cinta
AstiAcuh, Cuek, tidak mau
peduli, dan khawatirPenakut
Cerpen SuatuKeputusan Mike
Keras kepala, cepat emosi,dan rasa bimbang dalammemilih suatu keputusan
-
Ibu Mike Penyabar dan pengertian Baik
Dari tabel di atas, maka dapat dilihat persamaan karakter tokoh perempuan
yakni tokoh perempuan pada cerpen Rumah dara, Laki-laki dan Cinta dan Suatu
Keputusan memiliki karakter yang baik dan penyayang. Sedangkan perbedaannya
masing-masing tokoh perempuan memiliki karakter yang positif dan karakter
yang negatif.
Tabel 2. Perbandingan Jenis-jenis Ideologi Gender
Objek yangdibandingkan
Jenis-jenis Ideologi GenderIdeologiPatriarki
IdeologiFamilialisme
IdeologiIbuisme
IdeologiUmum
Cerpen RumahDara
Tidak ada Ada Ada Ada
Cerpen Laki-laki dan Cinta
Tidak ada Ada Ada Ada
Cerpen SuatuKeputusan
Ada Tidak ada Ada Ada
43
Tabel di atas, menunjukkan bahwa tokoh perempuan pada cerpen Rumah
Dara dan cerpen Laki-laki dan Cinta tidak memiliki ideologi patriarki,
sebagaimana yang telah dijelaskan dalam ideologi patriarki yakni ada suatu hak
kepemilikian seorang laki-laki pada perempuan sedangkan pada cerpen Suatu
Keputusan tokoh perempuannya tidak memiliki ideologi Familialisme yang
mengharuskan perempuan untuk bekerja dalam rumah sebagaimana ibu rumah
tangga.
Secara garis besar dapat dilihat persamaannya yaitu cerpen Rumah Dara,
Laki-laki dan Cinta, dan Suatu Keputusan tokoh perempuannya memiliki
tanggung jawab dalam rumah tangga atau dalam keluarga serta memiliki jiwa
keibuan. Sedangkan perbedaannya, pada cerpen Rumah Dara tokoh
perempuannya adalah gadis remaja yang belum begitu paham dengan peraturan
rumah tangga akan tetapi tokoh perempuan dalam cerpen ini sudah dapat
melaksanakan tugas mereka layaknya seorang perempuan yang dewasa.
Sedangkan dua cerpen karya Titis Retnoningrum Basino ini yakni cerpen Laki-
laki dan Cinta dan Suatu Keputusan sudah sesuai dengan apa yang dimaksudkan
ideologi gender ini bahwa tokoh perempuan harus menjaga kodratnya sebagai
perempuan yakni melaksanakan hak dan kewajibannya dalam sektor domestik.