Post on 14-Dec-2015
description
BAB IV
ANALISIS KASUS
a. Perut terasa penuh ec hepatomegali
Pasien datang dengan keluhan perut terasa penuh sejak 1 bulan SMRS.
Perut terasa penuh perlu dipastikan apakah karena adanya suatu akumulasi cairan,
gas atau padat (massa). Apabila sensasi penuh diakibatkan udara, pembesaran
terjadi secara akut. Sedangkan pada pasien ini gejala sejak 1 bulan yang lalu dan
progresif, sehingga kemungkinan karena adanya udara bisa disingkirkan. Sensasi
penuh yang diakibatkan adanya akumulasi cairan juga dapat disingkarkan, karena
pada pemeriksaan fisik, pekak berpindah maupun undulasi tidak ditemukan.
Biasanya pada akumulasi cairan nyeri terjadi pada seluruh permukaan abdomen,
namun pada kasus ini nyeri berpusat di ulu hati. Sensasi penuh yang diakibatkan
adanya massa umumnya terjadi secara perlahan. Biasanya tampak dalam inspeksi
abdomen yang tidak simetris pada sisi yang ada massa saja serta ditemukan
perabaan massa saat palpasi. Pada kasus ini ditemukan pembesaran hepar 4 jbac
serta nyeri pada daerah ulu hati. Sehingga sensasi perut penuh sejak 1 bulan
SMRS karena pembesaran hepar belum dapat disingkirkan.
b. Hiperbilirubinemia
Dari pemeriksaan fisik kepala pada pasien ini ditemukan sklera ikterik
yang menandakan adanya hiperbilirubinemia. Hiperbilirubinemia sering
ditemukan pada seseorang dengan sirosis hepatis, namun hal ini juga perlu
dibuktikan dengan pemeriksaan kimia darah yaitu fungsi hati. Pada sirosis hepatis
biasanya dijumpai limpa yang membesar karena adanya kongesti kronis pada
limpa yang dapat menyebabkan terjadinya hipersplenisme. Hipersplenisme dapat
menyebabkan pembersihan dalam jumlah yang besar satu atau lebih elemen
berbentuk darah, sehingga terjadi anemia, leukopenia, dan trombositopenia. Oleh
karena itu diperlukan pemeriksaan darah rutin seperti hemoglobin, leukosit dan
trombosit.
Pemeriksaan SGOT, SGPT, dan bilirubin dilakukan untuk menilai fungsi
hati pada pasien ini dan melihat adanya hepatitis kronis atau tidak, pemeriksaan
36
ureum kreatinin untuk menyingkirkan diagnosis gagal ginjal. Pemeriksaan protein
untuk melihat ada tidaknya hipoalbumin pada pasien ini. Urin rutin dilakukan
untuk menyingkirkan diagnosis sindrom nefrotik. Faal pembekuan darah untuk
mengetahui ada tidaknya komplikasi gangguan pembekuan darah pada pasien ini.
Fibroscan dan usg untuk menilai hepar. Sementara pemeriksaan HBsAg, Anti
HBV dan anti HCV untuk mengetahui penyebab sirosis hepatis pada pasien ini.
c. Anemia
Pada pasien ini diduga terdapat anemia karena dari anamnesis didapatkan
keluhan badan terasa lemas, mudah lelah. Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan
tanda-tanda anemia seperi konjungtiva pucat dan akral pucat. Dari pemeriksaan
penunjang didapatkan Hb 10,2 g/dL yang menunjukkan suatu anemia. Anemia
pada sirosis hepatis disebabkan oleh pengingkatan hemolisis akibat
hipersplenisme atau proses perdarahan gastrointestinal (hematemesis dan melena).
37