Post on 27-Sep-2015
Laporan AkhirReview Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang
KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentuyang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan
pariwisata (sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
1990, pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 butir 7). Tujuan
pengelolaan kawasan ini adalah untuk memanfaatkan potensi
keindahan alam dan budaya guna mendorong perkembangan pariwisata dengan
memperhatikan kelestarian nilai-nilai budaya, adat istiadat, mutu dan keindahan
alam untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Pariwisata telah menjadi salah satu industri dunia yang utama dan
perkembangannya sangat pesat karena tiap daerah berusaha untuk mengoptimalkan
potensi daerahnya untuk kegiatan industri pariwisata. Hal ini didukung oleh
adanya otonomi daerah yang memberikan kebebasan kepada daerah untuk
memaksimalkan pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah. Pengembangan potensi tersebut dilakukan dengan tetap
memperhatikan pembangunan berkelanjutan beserta potensi dan masalah yang
dimiliki oleh masing-masing daerah.
Usaha pengadaan dan pengembangan obyek pariwisata merupakan salah satu
upaya dalam rangka menunjang pertumbuhan daerah disektor non-migas, yang
dampaknya dapat memberikan kontribusi positif guna meningkatkan pendapatan
daerah serta menunjang kegiatan-kegiatan di sektor informal dan jasa. Hal ini juga
dilakukan oleh Kabupaten Rembang guna meningkatkan potensi daerah dan juga
bertujuan dapat memberikan peran aktif guna pengisian perencanaan
pembangunan wilayah, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat di lingkungan
sekitar objek wisata yang akan dikembangkan.
Laporan AkhirReview Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang
KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007
I-2
Adapun letak Kabupaten Rembang yang berada di jalur pantura timur Jawa
Tengah, berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur, sehingga menjadi
gerbang sebelah timur Provinsi Jawa Tengah yang merupakan sebagai salah satu
daerah tujuan wisata di Jawa Tengah, memiliki potensi wisata alam dan budaya
yang cukup baik untuk dikembangkan menjadi daya tarik bagi kunjungan
wisatawan. Dengan kondisi yang demikian, potensi alam Kabupaten Rembang
memiliki banyak daya tarik wisata. Dilihat dari potensi obyek wisata yang ada di
wilayah Kabupaten Rembang, wilayah ini memiliki berbagai obyek wisata baik itu
obyek wisata alam obyek wisata budaya dan obyek wisata sejarah serta obyek wisata
buatan. Adapun obyek wisata yang ada di Kabupaten Rembang, yaitu: Obyek
Wisata Alam, yaitu Taman Rekreasi Pantai Kartini, Pantai Binangun Lasem, Pantai
Pasir Putih Tasikharjo, Pulau Gede dan Pulau Marongan, Pantai Soka (kawasan
BBS 1), Rimba Pasucen, Embung Banyu Kuwung, Wisata Alam Watu Layar,
Wisata Alam Batu Kajar, Pulau Karang Gosong, Bukit Jejeruk ; Obyek Wisata
Budaya dan Sejarah, yaitu Makam RA Kartini, Museum Kamar Pengabdian RA
Kartini, Situs Plawangan, Masjid Agung Rembang, Petilasan/Pasujudan dan
Makam Sunan Bonang, Makam Putri Campa, Klenteng Tjoe Hwie Kiong atau Mak
Co/ Dewi Laut, Klenteng Thian Siang Sing Bo atau Mak Co Lasem, Vihara
Ratanavana Arama, Situs Megalitikum Terjan dan Selodri, Masjid Jami Lasem dan
Makam Adipati Tejokusumo I, Makam Sayid Abubakar (Santi Puspo), Kompleks
Makam Nyai Ageng Maloko, Klenteng Karangturi (Poo An Bio) ; Obyek Wisata
Buatan, yaitu Wana Wisata Kartini Mantingan, Embung Lodan, Bumi
Perkemahan Karangsari Park, Pelabuhan Lama Rembang, Galangan Kapal Dasun,
Perpustakaan Umum Rembang, Tugu Pendaratan Jepang di Kragan.
Citra RA Kartini
RA.Kartini adalah seorang pahlawan yang memperjuangkan hak-hak
emansipasi wanita, dan oleh karena jasa-jasa beliau didalam mengangkat derajat
kaum wanita Indonesia, maka oleh Presiden Soeharto RA. Kartini diangkat
menjadi Pahlawan Nasional.
Laporan AkhirReview Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang
KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007
I-3
RA Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong Jepara, anak kelima
dari keluarga R.M.Sosroningrat seorang Wedana/ Kepala Distrik Mayong, dan
ibunya bernama Mas Ajeng Ngasirah putri dari K.H.Modirono dengan Nyai Haji
Siti Aminah. Dua tahun setelah kelahiran Kartini, ayahandanya R.M.Sosroningrat
diangkat menjadi Bupati di Jepara.
Sejak kecil Kartini sudah menunjukkan bakat-bakat yang luar biasa sebagai
seorang wanita, misalnya dalam hal bahasa dia mahir menggunakan bahasa-bahasa
asing seperti bahasa Inggris, Belanda, dan Perancis. Di bidang agama dia rajin
mengaji; dan selain pandai Kartini termasuk anak yang kritis, misalnya saja dia akan
mogok mengaji apabila guru ngaji tersebut tidak mau menterjemahkan arti
pengajian tersebut, dia sudah punya pendirian buat apa ngaji kalau tidak tahu akan
arti atau maksud dari pada pengajian.
Di bidang ketrampilan dan kerajinan Wanita Kartini pandai merenda,
melukis, menyulam, menjahit, pandai membuat masakan, dan juga ahli membatik.
Ini semua adalah berkat bimbingan dari ibundanya Mas Ajeng Ngasirah. Kartini
senang menuntut ilmu, senang membaca buku-buku pengetahuan, sehingga dalam
usia yang relatif masih muda kaya akan ilmu yang membuat dewasa, serta
matangnya kejiwaan Kartini, baik di bidang sosial, masyarakat, dan kewanitaan.
Meskipun Kartini tidak diperkenankan melanjutkan sekolah, oleh
ayahandanya, karena keadaan saat itu yang belum memungkinkan bagi kita untuk
sekolah terus, apalagi dengan umur wanita bangsawan yang seusia Kartini harus
sudah dipingit. Namun berkat usaha Kartini beserta saudara-saudaranya, yang
terkenal dengan Tiga Saudara ( yaitu Kartini, Kardinah dan Rukmini ), membuka
sekolah wanita di Jepara dengan murid-murid dari anak bangsawan, dan ada juga
anak Belanda seperti Stella.
Setelah Kartini menikah, dari surat-surat yang dikirim Kartini kepada
muridnya Stella di Negeri Belanda, diketahui bahwa Kartini tidak senang dengan
adanya poligami, juga keinginan dari Kartini untuk memperjuangkan bagaimana
agar wanita dinegeri ini maju dan pandai, setidak-tidaknya sama dengan kaum
prianya.
Laporan AkhirReview Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang
KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007
I-4
Pada usia 24 tahun tepatnya pada tanggal 8 Nopember 1903 Kartini menikah
dengan Bupati Rembang yaitu K.R.M.A.A Djoyoadiningrat. Di Rembang atas
persetujuan dari suaminya, Kartini membuka sekolah wanita yang sekarang terletak
gedung sebelah timur ke selatan masuk Gapura Kabupaten ( sekarang Kantor
Kwarcab Pramuka ).
Hal ini diperbolehkan karena selain K.R.M.A.A Djoyoadiningrat seorang
yang berpengetahuan luas, karena sudah pernah sekolah di Negeri Belanda, juga
merupakan permintaan Kartini sebelum menikah, bahwa agar setelah menikah
nanti tetap diperkenankan membuka sekolah wanita di Rembang, adapun yang di
Jepara diserahkan kepada adik-adiknya.
Citra Sunan Bonang
Sunan Bonang merupakan salah satu tokoh penyebar agama islam yang
terkenal di Jawa pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16. Ia wafat pada usia 60
tahun dan dimakamkan di rumah kediaman beliau yang terletak di Dusun Bonang,
Kecamatan Lasem (sekitar 17 Km dari kota Rembang ke timur jurusan Surabaya).
Situs ini berupa pelataran yang dikelilingi oleh tembok bata. Menurut tradisi lisan,
setelah Sunan Bonang wafat dimakamkan ditempat itu juga. Didalam situs bonang,
bagian tempat Sunan Bonang dimakamkan merupakan bagian kediaman yang
dirahasiakan, yaitu yang sekarang ditumbuhi pohon telasih.
KataPasujudanberasal dari bahasa Jawa-Arab yaitu sujud dengan
mendapat awalan pa dan akhiran an. Situs pasujudan sunan bonang ditemukan
diatas bukit yang terletak di tepi pantai Binangun, dengan demikian apabila
seseorang berada di atas bukit, ia akan bisa melihat hamparan laut jawa yang luas.
Pada saat ini pasujudan Sunan Bonang berada dalam sebuah cungkup yang berada
disebelah selatan. Didalam cungkup ini ditemukan 4 buah batu andesit
berpermukaan datar. Batu yang terbesar dipercaya sebagai pasujudan Sunan
Bonang yaitu tempat Sunan Bonang melakukan ibadah. Ada cerita yang
mengatakan bahwa batu ini merupakan alas untuk sholat Sunan Bonang ketika
memancing di laut.
Laporan AkhirReview Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang
KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007
I-5
Pada sebuah batu lainnya terdapat semacam cap telapak kaki yang oleh
penduduk setempat merupakan telapak kaki Sunan Bonang. Menurut kepercayaan
penduduk, Sunan Bonang melakukan tirakat dengan cara berdiri diatas kaki
sebelah sebagaimana burung bangau, oleh karena itu kaki beliau membekas
disebuah batu yang dijadikan sebagai tempat berpijaknya. Kedua buah batu lainnya
yang bentuknya lebih kecil dipercaya sebagai bantal Sunan Bonang. Di sebelah
utara cungkup pasujudan Sunan Bonang masih ada lagi sebuah cungkup yang berisi
makam yang oleh penduduk setempat diyakini sebagai makam Putri Cempo
(Champa). Cungkup ini memiliki segi arsitektur yang cukup indah. Empat diantara
tiang penyangga cungkup tersebut terbuat dari tulang belakang ikan paus. Tokoh
Putri Champa sendiri dipercaya oleh banyak orang sebagai murid Sunan Bonang.
Nama aslinya adalah Bie Nang Tie. Dia ini berasal dari CHAMPA masuk wilayah
TONKIN yang dahulu masuk wilayah negara Kamboja sekarang masuk wilayah
Vietnam. Bie Nang Tie putri seorang dhampo awang (semacam laksamana) kapal-
kapal niaga dari negeri Champa, yang mendarat di Teluk Regol (Bonang).
Kalau kita berbicara peninggalan Sunan Bonang maka tidak bisa dilepaskan
dari cerita mengenai Bende Becak. Becak adalah nama seorang utusan Majapahit
untuk menyampaikan suatu berita kepada Sunan Bonang. Oleh karena Sunan
masih sholat dan berdzikir maka Becak menunggu didepan rumah Sunan Bonang
sambil rengeng-rengeng (atau menyanyi jawa dengan suara lirih). Suara ini didengar
oleh sunan, tampaknya sunan tidak berkenan mendengar suara tersebut. Ketika
salah seorang muridnya bertanya, suara siapakah rengeng-rengeng tersebut, maka
sunan menjawab bahwa itu adalah suara bende. Menurut cerita, atas kehendak
Tuhan, Becak berubah menjadi Bende setelah sunan berkata seperti itu. Kemudian
bende itu dimanfaatkan oleh sunan untuk mengumpulkan murid-muridnya jika
perlu. Bende tersebut dinamakan sebagai Bende Becak. Peninggalan Sunan Bonang
yang lain yaitu melati (melat ati), sarwo becik, wiridan 33x, seketeng.
Kelenteng Mak Co di Lasem
Kelenteng Mak Co lasem diperkirakan didirikan pada abad ke-15. Di
Kelenteng ini terdapat Kio (tandu) yang ukirannya amat halus dan indah untuk
Laporan AkhirReview Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang
KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007
I-6
membawa Mak Co Thian Siang Sing Bo pada waktu Jut Bio/kirab keliling di Kota
Lasem dan bila ada undangan Jut Bio di kota lain.
Nama Mak Co sesungguhnya merupakan nama lain dari seorang tokoh
bernama Tian Shang Sheng Mu/Thian Sang Sen Mu/Thian Siang Sing Bo. Tokoh
ini memiliki sebutan yang terkenal yaitu Ma Zu (Ma Couw)/yang dalam lafal jawa
disebut Mak Co/Thian Hou. Mak Co adalah seorang wanita yang pernah hidup di
daerah Fujian, tepatnya di Pulau Mei Zhou (Meizhou) dekat Pu Tian. Nama asli
Mak Co pada masa masih kecil adalah Lin Mo Niang (Lim Bik Nio).
Oleh karena kehidupannya yang sederhana dan gemar berbuat kebaikan,
orang menyebutna sebagai Lin San Ren, yang berarti Lin orang yang baik. Lin Mo
Niang dilahirkan pada tahun 960 M yaitu pada masa pemerintahan kaisar Tai Zu
dari Dinasti Song Utara. Selama satu bulan sejak dilahirkan, Mak Co tidak pernah
menangis sama sekali. Oleh karena itu ayahnya memberi nama Mo Niang
kepadanya. Kata Mo berarti diam.
Selain itu, ia diberi kemampuan yang melebihi manusia biasa yaitu dapat
menyembuhkan orang sakit. Kemahirannya dalam pengobatan ini menyebabkan
orang-orang di desa menyebutnya sebagai ling nu (gadis mukjizat), long nu (gadis
naga) dan shen gu (bibi yang sakti).
Tian Shang Sheng Mu selalu ditaampilkan sebagai dewi yang cantik dan
berpakaian kebesaran seorang permaisuri, dan dikawal oleh kedua iblis yang pernah
ditaklukkan, yaitu Qian Li Yan (si mata seribu Li) dan Sun Feng Er (si kuping angin
baik). Qian Li Yan dapat melihat jauh sekali, berkulit hijau kebiru-biruan,
mulutnya bertaring, senjatanya tombak. Sun Feng Er berkulit merah kecoklatan,
mulutnya juga bertaring, bersenjata kapak bergagang panjang, dan dapat
mendengar sampai jauh sekali.
Oleh karena banyak perantau dan pelaut dari Tiongkok datang dan
bertempat tinggal di Lasem, maka tidak mengherankan jika di kota ini juga
didirikan kelenteng Mak Co, tepatnya di Desa Dasun. Selain itu, sebagian besar
Laporan AkhirReview Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang
KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007
I-7
orang cina yang datang dan bertempat tinggal di Lasem hidup dari perdagangan
dan pelayaran yang membutuhkan perlindungan dari Dewi Mak Co.
Dengan adanya potensi sumber daya pariwisata tersebut belum dapat
dimanfaatkan secara optimal atau berdaya guna. Pada tahun 1992, Kabupaten
Rembang telah memiliki dokumen Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
(RIPP), namun dalam perkembangannya sampai saat ini tidak sesuai dengan
rencana tata ruang dan pengembangan kawasan Kabupaten Rembang saat ini.
Untuk itu diperlukan review terhadap rencana induk pengembangan pariwisata
yang lebih komprehensif.
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata diharapkan dapat memberikan
arah pengembangan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Rembang sesuai
dengan kebijaksanaan pengembangan tata ruang yang ada, sehingga pembangunan
kepariwisataan di daerah Kabupaten Rembang dapat terencana dengan baik serta
terjadi kesinambungan antara sektor-sektor pembangunan yang lainnya. Oleh sebab
itu, pariwisata dapat diharapkan memberikan manfaat dalam hal meningkatnya
nilai investasi, pajak dan retribusi serta membuka lapangan kerja yang luas bagi
masyarakat Kabupaten Rembang. Penyusunan Review RIPP Kabupaten Rembang
diharapkan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan, menetapkan, dan
mengendalikan pembangunan pariwisata daerah serta menjadi pertimbangan bagi
pengambil keputusan dalam penentuan kebijakan pengembangan dan perencanaan
pariwisata di wilayah perencanaan.
1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN PERENCANAAN
1.2.1 Maksud Perencanaan
Review terhadap Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) digunakan
untuk menyusun RIPP yang baru sebagai pedoman dalam pengelolaan dan
pengembangan kepariwisataan selama kurun waktu 10 tahun yang akan datang.
Selain itu, Review RIPP diharapkan dapat tersusunnya arahan detail
pengembangan obyek dan daya tarik wisata (ODTW) dan arahan pengembangan
pariwisata kedepannya.
Laporan AkhirReview Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang
KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007
I-8
1.2.2 Tujuan Perencanaan
Adapun tujuan penyusunan Review Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata (RIPP) Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan rencana pengembangan pariwisata berkualitas serasi dan
optimal, sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah.
2. Mewujudkan kesesuaian antara kebutuhan pembangunan dan kemampuan
daya dukung lingkungan, melalui pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya
alam, sumberdaya buatan.
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
4. Mencapai keseimbangan pembangunan antar sektor dan antar wilayah.
5. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
6. Sebagai konservasi budaya
1.2.3 Sasaran Perencanaan
Sasaran penyusunan Review RIPP Kabupaten Rembang adalah terlaksananya
penyusunan Review RIPP Kabupaten Rembang untuk penyusunan kebijakan
pembangunan daerah dan draft peraturan daerah tentang Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang.
1.3 RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang mendasari Penyusunan Review RIPP Kabupaten
Rembang, yaitu :
1. Apa saja potensi dan kendala sektor pariwisata Kabupaten Rembang?
2. Bagaimana bentuk rencana pengembangan pariwisata Kabupaten Rembang?
1.4 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan (spasial)
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA)
Kabupaten Rembang meliputi wilayah administratif Kabupaten Rembang dengan
Laporan AkhirReview Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang
KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007
I-9
tetap memperhatikan keterkaitannya dengan daerah wisata serta kegiatan
kepariwisataan Jawa Tengah dan Nasional.
1.4.2 Ruang Lingkup Materi (substantif)
Lingkup materi pembahasan Review Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata (RIPP) Kabupaten Rembang dititikberatkan pada hal-hal sebagai
berikut:
1. Kebijakan Pembangunan, yaitu investasi, arah pembangunan dan
pengembangan wilayah yang berkaitan dengan wilayah perencanaan dan
wilayah yang lebih luas (Propinsi Jawa Tengah, kebijakan untuk kawasan
khusus) serta fungsi dan peran wilayah perencanaan dalam lingkup regional
dan nasional
2. Karakteristik Daerah, yaitu ekonomi wilayah, kondisi sektor-sektor, SDM dan
kependudukan, sosial kemasyarakatan, kondisi alam/fisik lingkungan,
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan di wilayah perencanaan.
3. Sediaan Produk Wisata, yaitu obyek dan daya tarik wisata (alam, budaya, minat
khusus), event-event, sarana pariwisata (akomodasi, biro perjalanan), paket
perjalanan, prasarana pendukung pariwisata (transportasi, perbankan dan
tempat penukaran uang, fasilitas hiburan, dan olahraga, rumah sakit, pos dan
telekomunikasi, serta ketersediaan air bersih, dll).
4. Sisi Pasar, yaitu Kunjungan wisatawan yang meliputi pola perjalanan eksternal
dan internal, karakteristik wisatawan, maksud kunjungan, obyek yang
dikunjungi, dll.
1.4.3 Ruang Lingkup Waktu Perencanaan
Jangka waktu Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA)
Kabupaten Rembang adalah 10 tahun terhitung dari tahun 2007 sampai dengan
tahun 2017, dan setiap 5 tahun diadakan evaluasi terhadap RIPPDA tersebut.
Laporan AkhirReview Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang
KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007
I-10
1.5 METODE PENDEKATAN
1.5.1 Pendekatan Strategis
Pendekatan strategis merupakan pendekatan yang mengacu pada tujuan dan
sasaran perencaanaan. Pendekatan ini memilki kaitan dengan strategi penataan
ruang/ spasial pada objek wisata, dimana stretegi tersebut meliputi strategi
perencanaan penggunaan lahan, peningkatan dan penataan sarana dan prasarana
pariwisata yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan ruang.
1.5.2 Pendekatan Partisipasi Masyarakat
Pendekatan partisipasi masyarakat ini merupakan suatu langkah pendekatan
bagi pengembangan pariwisata yang mengikutsertakan masyarakat, baik dimulai
dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (monitoring).
Masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusinya yang besar sehingga
dalam pengembangan pariwisata yang dilaksanakan dapat didukung oleh
masyarakat yang pada hakekatnya merupakan subyek dari pembangunan industri
pariwisata ini.
1.5.3 Pendekatan Sosial, Budaya, Ekonomi dan Ekologi
Pendekatan yang bersifat non-fisik ini merupakan suatu pendekatan yang
akan dilakukan dalam upaya pengembangan pariwisata. Pendekatan ini diharapkan
dapat memberikan nilai lebih yang memberikan keunikan tersendiri bagi pariwisata
yang ada karena corak sosial dan budaya yang dimiliki, dengan keragaman kegiatan
ekonomi yang dapat menunjang kegiatan pariwisata, misalnya dalam memproduksi
souvenir dan makanan khas yang dapat menambah pengeluaran para wisatawan.
Ekologi atau lingkungan merupakan pendekatan yang dilakukan untuk tetap
menjaga kelestarian dan keaslian alam lingkungan pariwisata yang ditawarkan dan
tetap menjaga daya dukung lingkungan bagi pengembangannya sehingga tercipta
keterpaduan antara alam dan kegiatan pariwisata.
Laporan AkhirReview Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang
KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007
I-11
1.6 DASAR HUKUM
Kegiatan Penyusunan Review Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Daerah (RIPP) Kabupaten Rembang didasarkan pada :
1. Undang-Undang No 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria
2. Undang-Undang No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 9 Tahun 1990 Tentang
Kepariwisataan
4. Undang-Undang No 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya
5. Undang-Undang No 14 Tahun 1992 Tentang Cagar Alam
6. Undang-Undang No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup
7. Undang-Undang No 9 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
8. Undang-Undang No 19 Tahun 2004 Tentang Kehutanan
9. Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
10. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
11. Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah
12. Undang-Undang No 38 Tahun 2004 Tentang Jalan
13. Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 21 Tahun 2003 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah
15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 14 Tahun 2004 tentang
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah
16. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 1 Tahun 2006 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Rembang Tahun
2006-2010
17. Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1999 Tentang AMDAL
Laporan AkhirReview Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang
KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007
I-12
18. Instruksi Presiden No 16 Tahun 2005 Tentang Kebijakan Pembangunan
Kebudayaan Pariwisata
19. Pedoman Umum Perijinan Pariwisata Kepmenkebudpar No KEP- 012/
MKP/ IV/2001
1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh disusun materi pembahasan
sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
Bab ini merupakan pendahuluan dalam laporan ini, yang berisikan latar
belakang, maksud, tujuan dan sasaran perencanaan, rumusan masalah,
ruang lingkup penyusunan, metode pendekatan, dasar hukum, serta
sistematika pembahasan.
Bab II. Tinjauan Kebijakan Kabupaten Rembang
Bab ini berisikan kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan
pariwisata Kabupaten Rembang.
Bab III. Rangkuman Kondisi Eksisting dan Analisis Kepariwisataan di
Kabupaten Rembang
Bab ini berisikan rangkuman kondisi eksisting kabupaten rembang,
kondisi kepariwisataan dan analisis kepariwisataan di Kabupaten
Rembang.
Bab IV. Rencana Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang
Bab ini berisikan ketentuan umum RIPP, strategi dan rencana
pengembangan pariwisata Kabupaten Rembang.
Bab V. Indikasi Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang
Bab ini berisikan program-program pengembangan pariwisata Kabupaten
Rembang.