BAB I.pdf

12
Laporan Akhir Review Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang Kegiatan Penyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi Daerah Tahun 2007 I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata (sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990, pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 butir 7). Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk memanfaatkan potensi keindahan alam dan budaya guna mendorong perkembangan pariwisata dengan memperhatikan kelestarian nilai-nilai budaya, adat istiadat, mutu dan keindahan alam untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Pariwisata telah menjadi salah satu industri dunia yang utama dan perkembangannya sangat pesat karena tiap daerah berusaha untuk mengoptimalkan potensi daerahnya untuk kegiatan industri pariwisata. Hal ini didukung oleh adanya otonomi daerah yang memberikan kebebasan kepada daerah untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Pengembangan potensi tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjutan beserta potensi dan masalah yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Usaha pengadaan dan pengembangan obyek pariwisata merupakan salah satu upaya dalam rangka menunjang pertumbuhan daerah disektor non-migas, yang dampaknya dapat memberikan kontribusi positif guna meningkatkan pendapatan daerah serta menunjang kegiatan-kegiatan di sektor informal dan jasa. Hal ini juga dilakukan oleh Kabupaten Rembang guna meningkatkan potensi daerah dan juga bertujuan dapat memberikan peran aktif guna pengisian perencanaan pembangunan wilayah, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat di lingkungan sekitar objek wisata yang akan dikembangkan.

Transcript of BAB I.pdf

  • Laporan AkhirReview Rencana Induk

    Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang

    KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007

    I-1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentuyang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan

    pariwisata (sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

    1990, pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 butir 7). Tujuan

    pengelolaan kawasan ini adalah untuk memanfaatkan potensi

    keindahan alam dan budaya guna mendorong perkembangan pariwisata dengan

    memperhatikan kelestarian nilai-nilai budaya, adat istiadat, mutu dan keindahan

    alam untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

    Pariwisata telah menjadi salah satu industri dunia yang utama dan

    perkembangannya sangat pesat karena tiap daerah berusaha untuk mengoptimalkan

    potensi daerahnya untuk kegiatan industri pariwisata. Hal ini didukung oleh

    adanya otonomi daerah yang memberikan kebebasan kepada daerah untuk

    memaksimalkan pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan

    pendapatan asli daerah. Pengembangan potensi tersebut dilakukan dengan tetap

    memperhatikan pembangunan berkelanjutan beserta potensi dan masalah yang

    dimiliki oleh masing-masing daerah.

    Usaha pengadaan dan pengembangan obyek pariwisata merupakan salah satu

    upaya dalam rangka menunjang pertumbuhan daerah disektor non-migas, yang

    dampaknya dapat memberikan kontribusi positif guna meningkatkan pendapatan

    daerah serta menunjang kegiatan-kegiatan di sektor informal dan jasa. Hal ini juga

    dilakukan oleh Kabupaten Rembang guna meningkatkan potensi daerah dan juga

    bertujuan dapat memberikan peran aktif guna pengisian perencanaan

    pembangunan wilayah, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat di lingkungan

    sekitar objek wisata yang akan dikembangkan.

  • Laporan AkhirReview Rencana Induk

    Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang

    KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007

    I-2

    Adapun letak Kabupaten Rembang yang berada di jalur pantura timur Jawa

    Tengah, berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur, sehingga menjadi

    gerbang sebelah timur Provinsi Jawa Tengah yang merupakan sebagai salah satu

    daerah tujuan wisata di Jawa Tengah, memiliki potensi wisata alam dan budaya

    yang cukup baik untuk dikembangkan menjadi daya tarik bagi kunjungan

    wisatawan. Dengan kondisi yang demikian, potensi alam Kabupaten Rembang

    memiliki banyak daya tarik wisata. Dilihat dari potensi obyek wisata yang ada di

    wilayah Kabupaten Rembang, wilayah ini memiliki berbagai obyek wisata baik itu

    obyek wisata alam obyek wisata budaya dan obyek wisata sejarah serta obyek wisata

    buatan. Adapun obyek wisata yang ada di Kabupaten Rembang, yaitu: Obyek

    Wisata Alam, yaitu Taman Rekreasi Pantai Kartini, Pantai Binangun Lasem, Pantai

    Pasir Putih Tasikharjo, Pulau Gede dan Pulau Marongan, Pantai Soka (kawasan

    BBS 1), Rimba Pasucen, Embung Banyu Kuwung, Wisata Alam Watu Layar,

    Wisata Alam Batu Kajar, Pulau Karang Gosong, Bukit Jejeruk ; Obyek Wisata

    Budaya dan Sejarah, yaitu Makam RA Kartini, Museum Kamar Pengabdian RA

    Kartini, Situs Plawangan, Masjid Agung Rembang, Petilasan/Pasujudan dan

    Makam Sunan Bonang, Makam Putri Campa, Klenteng Tjoe Hwie Kiong atau Mak

    Co/ Dewi Laut, Klenteng Thian Siang Sing Bo atau Mak Co Lasem, Vihara

    Ratanavana Arama, Situs Megalitikum Terjan dan Selodri, Masjid Jami Lasem dan

    Makam Adipati Tejokusumo I, Makam Sayid Abubakar (Santi Puspo), Kompleks

    Makam Nyai Ageng Maloko, Klenteng Karangturi (Poo An Bio) ; Obyek Wisata

    Buatan, yaitu Wana Wisata Kartini Mantingan, Embung Lodan, Bumi

    Perkemahan Karangsari Park, Pelabuhan Lama Rembang, Galangan Kapal Dasun,

    Perpustakaan Umum Rembang, Tugu Pendaratan Jepang di Kragan.

    Citra RA Kartini

    RA.Kartini adalah seorang pahlawan yang memperjuangkan hak-hak

    emansipasi wanita, dan oleh karena jasa-jasa beliau didalam mengangkat derajat

    kaum wanita Indonesia, maka oleh Presiden Soeharto RA. Kartini diangkat

    menjadi Pahlawan Nasional.

  • Laporan AkhirReview Rencana Induk

    Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang

    KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007

    I-3

    RA Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong Jepara, anak kelima

    dari keluarga R.M.Sosroningrat seorang Wedana/ Kepala Distrik Mayong, dan

    ibunya bernama Mas Ajeng Ngasirah putri dari K.H.Modirono dengan Nyai Haji

    Siti Aminah. Dua tahun setelah kelahiran Kartini, ayahandanya R.M.Sosroningrat

    diangkat menjadi Bupati di Jepara.

    Sejak kecil Kartini sudah menunjukkan bakat-bakat yang luar biasa sebagai

    seorang wanita, misalnya dalam hal bahasa dia mahir menggunakan bahasa-bahasa

    asing seperti bahasa Inggris, Belanda, dan Perancis. Di bidang agama dia rajin

    mengaji; dan selain pandai Kartini termasuk anak yang kritis, misalnya saja dia akan

    mogok mengaji apabila guru ngaji tersebut tidak mau menterjemahkan arti

    pengajian tersebut, dia sudah punya pendirian buat apa ngaji kalau tidak tahu akan

    arti atau maksud dari pada pengajian.

    Di bidang ketrampilan dan kerajinan Wanita Kartini pandai merenda,

    melukis, menyulam, menjahit, pandai membuat masakan, dan juga ahli membatik.

    Ini semua adalah berkat bimbingan dari ibundanya Mas Ajeng Ngasirah. Kartini

    senang menuntut ilmu, senang membaca buku-buku pengetahuan, sehingga dalam

    usia yang relatif masih muda kaya akan ilmu yang membuat dewasa, serta

    matangnya kejiwaan Kartini, baik di bidang sosial, masyarakat, dan kewanitaan.

    Meskipun Kartini tidak diperkenankan melanjutkan sekolah, oleh

    ayahandanya, karena keadaan saat itu yang belum memungkinkan bagi kita untuk

    sekolah terus, apalagi dengan umur wanita bangsawan yang seusia Kartini harus

    sudah dipingit. Namun berkat usaha Kartini beserta saudara-saudaranya, yang

    terkenal dengan Tiga Saudara ( yaitu Kartini, Kardinah dan Rukmini ), membuka

    sekolah wanita di Jepara dengan murid-murid dari anak bangsawan, dan ada juga

    anak Belanda seperti Stella.

    Setelah Kartini menikah, dari surat-surat yang dikirim Kartini kepada

    muridnya Stella di Negeri Belanda, diketahui bahwa Kartini tidak senang dengan

    adanya poligami, juga keinginan dari Kartini untuk memperjuangkan bagaimana

    agar wanita dinegeri ini maju dan pandai, setidak-tidaknya sama dengan kaum

    prianya.

  • Laporan AkhirReview Rencana Induk

    Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang

    KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007

    I-4

    Pada usia 24 tahun tepatnya pada tanggal 8 Nopember 1903 Kartini menikah

    dengan Bupati Rembang yaitu K.R.M.A.A Djoyoadiningrat. Di Rembang atas

    persetujuan dari suaminya, Kartini membuka sekolah wanita yang sekarang terletak

    gedung sebelah timur ke selatan masuk Gapura Kabupaten ( sekarang Kantor

    Kwarcab Pramuka ).

    Hal ini diperbolehkan karena selain K.R.M.A.A Djoyoadiningrat seorang

    yang berpengetahuan luas, karena sudah pernah sekolah di Negeri Belanda, juga

    merupakan permintaan Kartini sebelum menikah, bahwa agar setelah menikah

    nanti tetap diperkenankan membuka sekolah wanita di Rembang, adapun yang di

    Jepara diserahkan kepada adik-adiknya.

    Citra Sunan Bonang

    Sunan Bonang merupakan salah satu tokoh penyebar agama islam yang

    terkenal di Jawa pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16. Ia wafat pada usia 60

    tahun dan dimakamkan di rumah kediaman beliau yang terletak di Dusun Bonang,

    Kecamatan Lasem (sekitar 17 Km dari kota Rembang ke timur jurusan Surabaya).

    Situs ini berupa pelataran yang dikelilingi oleh tembok bata. Menurut tradisi lisan,

    setelah Sunan Bonang wafat dimakamkan ditempat itu juga. Didalam situs bonang,

    bagian tempat Sunan Bonang dimakamkan merupakan bagian kediaman yang

    dirahasiakan, yaitu yang sekarang ditumbuhi pohon telasih.

    KataPasujudanberasal dari bahasa Jawa-Arab yaitu sujud dengan

    mendapat awalan pa dan akhiran an. Situs pasujudan sunan bonang ditemukan

    diatas bukit yang terletak di tepi pantai Binangun, dengan demikian apabila

    seseorang berada di atas bukit, ia akan bisa melihat hamparan laut jawa yang luas.

    Pada saat ini pasujudan Sunan Bonang berada dalam sebuah cungkup yang berada

    disebelah selatan. Didalam cungkup ini ditemukan 4 buah batu andesit

    berpermukaan datar. Batu yang terbesar dipercaya sebagai pasujudan Sunan

    Bonang yaitu tempat Sunan Bonang melakukan ibadah. Ada cerita yang

    mengatakan bahwa batu ini merupakan alas untuk sholat Sunan Bonang ketika

    memancing di laut.

  • Laporan AkhirReview Rencana Induk

    Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang

    KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007

    I-5

    Pada sebuah batu lainnya terdapat semacam cap telapak kaki yang oleh

    penduduk setempat merupakan telapak kaki Sunan Bonang. Menurut kepercayaan

    penduduk, Sunan Bonang melakukan tirakat dengan cara berdiri diatas kaki

    sebelah sebagaimana burung bangau, oleh karena itu kaki beliau membekas

    disebuah batu yang dijadikan sebagai tempat berpijaknya. Kedua buah batu lainnya

    yang bentuknya lebih kecil dipercaya sebagai bantal Sunan Bonang. Di sebelah

    utara cungkup pasujudan Sunan Bonang masih ada lagi sebuah cungkup yang berisi

    makam yang oleh penduduk setempat diyakini sebagai makam Putri Cempo

    (Champa). Cungkup ini memiliki segi arsitektur yang cukup indah. Empat diantara

    tiang penyangga cungkup tersebut terbuat dari tulang belakang ikan paus. Tokoh

    Putri Champa sendiri dipercaya oleh banyak orang sebagai murid Sunan Bonang.

    Nama aslinya adalah Bie Nang Tie. Dia ini berasal dari CHAMPA masuk wilayah

    TONKIN yang dahulu masuk wilayah negara Kamboja sekarang masuk wilayah

    Vietnam. Bie Nang Tie putri seorang dhampo awang (semacam laksamana) kapal-

    kapal niaga dari negeri Champa, yang mendarat di Teluk Regol (Bonang).

    Kalau kita berbicara peninggalan Sunan Bonang maka tidak bisa dilepaskan

    dari cerita mengenai Bende Becak. Becak adalah nama seorang utusan Majapahit

    untuk menyampaikan suatu berita kepada Sunan Bonang. Oleh karena Sunan

    masih sholat dan berdzikir maka Becak menunggu didepan rumah Sunan Bonang

    sambil rengeng-rengeng (atau menyanyi jawa dengan suara lirih). Suara ini didengar

    oleh sunan, tampaknya sunan tidak berkenan mendengar suara tersebut. Ketika

    salah seorang muridnya bertanya, suara siapakah rengeng-rengeng tersebut, maka

    sunan menjawab bahwa itu adalah suara bende. Menurut cerita, atas kehendak

    Tuhan, Becak berubah menjadi Bende setelah sunan berkata seperti itu. Kemudian

    bende itu dimanfaatkan oleh sunan untuk mengumpulkan murid-muridnya jika

    perlu. Bende tersebut dinamakan sebagai Bende Becak. Peninggalan Sunan Bonang

    yang lain yaitu melati (melat ati), sarwo becik, wiridan 33x, seketeng.

    Kelenteng Mak Co di Lasem

    Kelenteng Mak Co lasem diperkirakan didirikan pada abad ke-15. Di

    Kelenteng ini terdapat Kio (tandu) yang ukirannya amat halus dan indah untuk

  • Laporan AkhirReview Rencana Induk

    Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang

    KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007

    I-6

    membawa Mak Co Thian Siang Sing Bo pada waktu Jut Bio/kirab keliling di Kota

    Lasem dan bila ada undangan Jut Bio di kota lain.

    Nama Mak Co sesungguhnya merupakan nama lain dari seorang tokoh

    bernama Tian Shang Sheng Mu/Thian Sang Sen Mu/Thian Siang Sing Bo. Tokoh

    ini memiliki sebutan yang terkenal yaitu Ma Zu (Ma Couw)/yang dalam lafal jawa

    disebut Mak Co/Thian Hou. Mak Co adalah seorang wanita yang pernah hidup di

    daerah Fujian, tepatnya di Pulau Mei Zhou (Meizhou) dekat Pu Tian. Nama asli

    Mak Co pada masa masih kecil adalah Lin Mo Niang (Lim Bik Nio).

    Oleh karena kehidupannya yang sederhana dan gemar berbuat kebaikan,

    orang menyebutna sebagai Lin San Ren, yang berarti Lin orang yang baik. Lin Mo

    Niang dilahirkan pada tahun 960 M yaitu pada masa pemerintahan kaisar Tai Zu

    dari Dinasti Song Utara. Selama satu bulan sejak dilahirkan, Mak Co tidak pernah

    menangis sama sekali. Oleh karena itu ayahnya memberi nama Mo Niang

    kepadanya. Kata Mo berarti diam.

    Selain itu, ia diberi kemampuan yang melebihi manusia biasa yaitu dapat

    menyembuhkan orang sakit. Kemahirannya dalam pengobatan ini menyebabkan

    orang-orang di desa menyebutnya sebagai ling nu (gadis mukjizat), long nu (gadis

    naga) dan shen gu (bibi yang sakti).

    Tian Shang Sheng Mu selalu ditaampilkan sebagai dewi yang cantik dan

    berpakaian kebesaran seorang permaisuri, dan dikawal oleh kedua iblis yang pernah

    ditaklukkan, yaitu Qian Li Yan (si mata seribu Li) dan Sun Feng Er (si kuping angin

    baik). Qian Li Yan dapat melihat jauh sekali, berkulit hijau kebiru-biruan,

    mulutnya bertaring, senjatanya tombak. Sun Feng Er berkulit merah kecoklatan,

    mulutnya juga bertaring, bersenjata kapak bergagang panjang, dan dapat

    mendengar sampai jauh sekali.

    Oleh karena banyak perantau dan pelaut dari Tiongkok datang dan

    bertempat tinggal di Lasem, maka tidak mengherankan jika di kota ini juga

    didirikan kelenteng Mak Co, tepatnya di Desa Dasun. Selain itu, sebagian besar

  • Laporan AkhirReview Rencana Induk

    Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang

    KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007

    I-7

    orang cina yang datang dan bertempat tinggal di Lasem hidup dari perdagangan

    dan pelayaran yang membutuhkan perlindungan dari Dewi Mak Co.

    Dengan adanya potensi sumber daya pariwisata tersebut belum dapat

    dimanfaatkan secara optimal atau berdaya guna. Pada tahun 1992, Kabupaten

    Rembang telah memiliki dokumen Rencana Induk Pengembangan Pariwisata

    (RIPP), namun dalam perkembangannya sampai saat ini tidak sesuai dengan

    rencana tata ruang dan pengembangan kawasan Kabupaten Rembang saat ini.

    Untuk itu diperlukan review terhadap rencana induk pengembangan pariwisata

    yang lebih komprehensif.

    Rencana Induk Pengembangan Pariwisata diharapkan dapat memberikan

    arah pengembangan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Rembang sesuai

    dengan kebijaksanaan pengembangan tata ruang yang ada, sehingga pembangunan

    kepariwisataan di daerah Kabupaten Rembang dapat terencana dengan baik serta

    terjadi kesinambungan antara sektor-sektor pembangunan yang lainnya. Oleh sebab

    itu, pariwisata dapat diharapkan memberikan manfaat dalam hal meningkatnya

    nilai investasi, pajak dan retribusi serta membuka lapangan kerja yang luas bagi

    masyarakat Kabupaten Rembang. Penyusunan Review RIPP Kabupaten Rembang

    diharapkan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan, menetapkan, dan

    mengendalikan pembangunan pariwisata daerah serta menjadi pertimbangan bagi

    pengambil keputusan dalam penentuan kebijakan pengembangan dan perencanaan

    pariwisata di wilayah perencanaan.

    1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN PERENCANAAN

    1.2.1 Maksud Perencanaan

    Review terhadap Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) digunakan

    untuk menyusun RIPP yang baru sebagai pedoman dalam pengelolaan dan

    pengembangan kepariwisataan selama kurun waktu 10 tahun yang akan datang.

    Selain itu, Review RIPP diharapkan dapat tersusunnya arahan detail

    pengembangan obyek dan daya tarik wisata (ODTW) dan arahan pengembangan

    pariwisata kedepannya.

  • Laporan AkhirReview Rencana Induk

    Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang

    KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007

    I-8

    1.2.2 Tujuan Perencanaan

    Adapun tujuan penyusunan Review Rencana Induk Pengembangan

    Pariwisata (RIPP) Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut :

    1. Mewujudkan rencana pengembangan pariwisata berkualitas serasi dan

    optimal, sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah.

    2. Mewujudkan kesesuaian antara kebutuhan pembangunan dan kemampuan

    daya dukung lingkungan, melalui pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya

    alam, sumberdaya buatan.

    3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

    4. Mencapai keseimbangan pembangunan antar sektor dan antar wilayah.

    5. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat.

    6. Sebagai konservasi budaya

    1.2.3 Sasaran Perencanaan

    Sasaran penyusunan Review RIPP Kabupaten Rembang adalah terlaksananya

    penyusunan Review RIPP Kabupaten Rembang untuk penyusunan kebijakan

    pembangunan daerah dan draft peraturan daerah tentang Rencana Induk

    Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang.

    1.3 RUMUSAN MASALAH

    Permasalahan yang mendasari Penyusunan Review RIPP Kabupaten

    Rembang, yaitu :

    1. Apa saja potensi dan kendala sektor pariwisata Kabupaten Rembang?

    2. Bagaimana bentuk rencana pengembangan pariwisata Kabupaten Rembang?

    1.4 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN

    1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan (spasial)

    Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA)

    Kabupaten Rembang meliputi wilayah administratif Kabupaten Rembang dengan

  • Laporan AkhirReview Rencana Induk

    Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang

    KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007

    I-9

    tetap memperhatikan keterkaitannya dengan daerah wisata serta kegiatan

    kepariwisataan Jawa Tengah dan Nasional.

    1.4.2 Ruang Lingkup Materi (substantif)

    Lingkup materi pembahasan Review Rencana Induk Pengembangan

    Pariwisata (RIPP) Kabupaten Rembang dititikberatkan pada hal-hal sebagai

    berikut:

    1. Kebijakan Pembangunan, yaitu investasi, arah pembangunan dan

    pengembangan wilayah yang berkaitan dengan wilayah perencanaan dan

    wilayah yang lebih luas (Propinsi Jawa Tengah, kebijakan untuk kawasan

    khusus) serta fungsi dan peran wilayah perencanaan dalam lingkup regional

    dan nasional

    2. Karakteristik Daerah, yaitu ekonomi wilayah, kondisi sektor-sektor, SDM dan

    kependudukan, sosial kemasyarakatan, kondisi alam/fisik lingkungan,

    sumberdaya alam dan sumberdaya buatan di wilayah perencanaan.

    3. Sediaan Produk Wisata, yaitu obyek dan daya tarik wisata (alam, budaya, minat

    khusus), event-event, sarana pariwisata (akomodasi, biro perjalanan), paket

    perjalanan, prasarana pendukung pariwisata (transportasi, perbankan dan

    tempat penukaran uang, fasilitas hiburan, dan olahraga, rumah sakit, pos dan

    telekomunikasi, serta ketersediaan air bersih, dll).

    4. Sisi Pasar, yaitu Kunjungan wisatawan yang meliputi pola perjalanan eksternal

    dan internal, karakteristik wisatawan, maksud kunjungan, obyek yang

    dikunjungi, dll.

    1.4.3 Ruang Lingkup Waktu Perencanaan

    Jangka waktu Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA)

    Kabupaten Rembang adalah 10 tahun terhitung dari tahun 2007 sampai dengan

    tahun 2017, dan setiap 5 tahun diadakan evaluasi terhadap RIPPDA tersebut.

  • Laporan AkhirReview Rencana Induk

    Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang

    KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007

    I-10

    1.5 METODE PENDEKATAN

    1.5.1 Pendekatan Strategis

    Pendekatan strategis merupakan pendekatan yang mengacu pada tujuan dan

    sasaran perencaanaan. Pendekatan ini memilki kaitan dengan strategi penataan

    ruang/ spasial pada objek wisata, dimana stretegi tersebut meliputi strategi

    perencanaan penggunaan lahan, peningkatan dan penataan sarana dan prasarana

    pariwisata yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan ruang.

    1.5.2 Pendekatan Partisipasi Masyarakat

    Pendekatan partisipasi masyarakat ini merupakan suatu langkah pendekatan

    bagi pengembangan pariwisata yang mengikutsertakan masyarakat, baik dimulai

    dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (monitoring).

    Masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusinya yang besar sehingga

    dalam pengembangan pariwisata yang dilaksanakan dapat didukung oleh

    masyarakat yang pada hakekatnya merupakan subyek dari pembangunan industri

    pariwisata ini.

    1.5.3 Pendekatan Sosial, Budaya, Ekonomi dan Ekologi

    Pendekatan yang bersifat non-fisik ini merupakan suatu pendekatan yang

    akan dilakukan dalam upaya pengembangan pariwisata. Pendekatan ini diharapkan

    dapat memberikan nilai lebih yang memberikan keunikan tersendiri bagi pariwisata

    yang ada karena corak sosial dan budaya yang dimiliki, dengan keragaman kegiatan

    ekonomi yang dapat menunjang kegiatan pariwisata, misalnya dalam memproduksi

    souvenir dan makanan khas yang dapat menambah pengeluaran para wisatawan.

    Ekologi atau lingkungan merupakan pendekatan yang dilakukan untuk tetap

    menjaga kelestarian dan keaslian alam lingkungan pariwisata yang ditawarkan dan

    tetap menjaga daya dukung lingkungan bagi pengembangannya sehingga tercipta

    keterpaduan antara alam dan kegiatan pariwisata.

  • Laporan AkhirReview Rencana Induk

    Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang

    KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007

    I-11

    1.6 DASAR HUKUM

    Kegiatan Penyusunan Review Rencana Induk Pengembangan Pariwisata

    Daerah (RIPP) Kabupaten Rembang didasarkan pada :

    1. Undang-Undang No 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

    Agraria

    2. Undang-Undang No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam

    Hayati dan Ekosistemnya

    3. Undang-Undang Republik Indonesia No 9 Tahun 1990 Tentang

    Kepariwisataan

    4. Undang-Undang No 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya

    5. Undang-Undang No 14 Tahun 1992 Tentang Cagar Alam

    6. Undang-Undang No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan

    Hidup

    7. Undang-Undang No 9 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air

    8. Undang-Undang No 19 Tahun 2004 Tentang Kehutanan

    9. Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional

    10. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

    11. Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

    Pemerintah Pusat dan Daerah

    12. Undang-Undang No 38 Tahun 2004 Tentang Jalan

    13. Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

    14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 21 Tahun 2003 tentang

    Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah

    15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 14 Tahun 2004 tentang

    Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah

    16. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 1 Tahun 2006 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Rembang Tahun

    2006-2010

    17. Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1999 Tentang AMDAL

  • Laporan AkhirReview Rencana Induk

    Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang

    KegiatanPenyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi DaerahTahun 2007

    I-12

    18. Instruksi Presiden No 16 Tahun 2005 Tentang Kebijakan Pembangunan

    Kebudayaan Pariwisata

    19. Pedoman Umum Perijinan Pariwisata Kepmenkebudpar No KEP- 012/

    MKP/ IV/2001

    1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

    Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh disusun materi pembahasan

    sebagai berikut :

    Bab I. Pendahuluan

    Bab ini merupakan pendahuluan dalam laporan ini, yang berisikan latar

    belakang, maksud, tujuan dan sasaran perencanaan, rumusan masalah,

    ruang lingkup penyusunan, metode pendekatan, dasar hukum, serta

    sistematika pembahasan.

    Bab II. Tinjauan Kebijakan Kabupaten Rembang

    Bab ini berisikan kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan

    pariwisata Kabupaten Rembang.

    Bab III. Rangkuman Kondisi Eksisting dan Analisis Kepariwisataan di

    Kabupaten Rembang

    Bab ini berisikan rangkuman kondisi eksisting kabupaten rembang,

    kondisi kepariwisataan dan analisis kepariwisataan di Kabupaten

    Rembang.

    Bab IV. Rencana Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang

    Bab ini berisikan ketentuan umum RIPP, strategi dan rencana

    pengembangan pariwisata Kabupaten Rembang.

    Bab V. Indikasi Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Rembang

    Bab ini berisikan program-program pengembangan pariwisata Kabupaten

    Rembang.