Post on 11-May-2019
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut Sugiyono (2005)
penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variable penelitian
deskriptif ini adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.
3.2 Populasi dan Sampel
a) Populasi
Populasi menurut Arikunto (2006) adalah keseluruhan subjek penelitian.
Sedangkan menurut Sugiyono (2005) mendefisinikan populasi adalah wilayah
generalisasi yang sendiri atas, objek/subyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang
mempunyai karakteristik atau ciri-ciri yang sama. Dalam penelitian ini yang
menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Doplang yang
pernah melakukan layanan konseling individu berjumlah 89 siswa.
b) Sampel
Menurut Sugiyono (2005) sampel adalah sebagian dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Sugiyono (2005) cara
menentukan ukuran sampel yang sangat praktis, yaitu dengan tabel dan
monogram. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampel
Total. Sampel yang digunkan yaitu seluruh siswa yang pernah melakukan
layanan konseling individu yang berjumlah 89 siswa.
3.3 Variabel Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif penelitian melakukan pengukuran terhadap
keberadaan suatu variabel dengan menggunakan penelitian. Setelah itu peneliti
melanjutkan analisis untuk mencari hubungan satu variabel dengan variabel yang
lain. Menurut Sugiyono (2005) “variabel merupakan gejala yang menjadi fokus
penelitian untuk diamati”.
Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian yang bervariasi (Arikunto, 2005). Dibawah ini akan dijelaskan lebih
lanjut mengenai identifikasi variabel, hubungan antar variabel serta definisi
operasional.
a) Variabel Bebas
Variabel bebas (X) adalah gejala yang disengaja dipelajari
pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas pada judul penelitian
ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor.
b) Variable Terikat
Variabel terikat (Y) adalah suatu gejala akibat dari variabel bebas. Adapun
variabel terikat dalam judul penelitian ini adalah Sikap Siswa Terhadap
Layanan Konseling Individu.
X Y
Dalam penelitian ini, hubungan antara variabelnya adalah hubungan positif
apabila persepsi siswa tentang kemempuan empati konselor positif maka,
sikap siswa untuk memanfaatkan layanan konseling individu akan semakin
tinggi, namun apabila persepsi siswa tentang kemempuan empati konselor
negatif maka, sikap siswa untuk memanfaatkan layanan konseling individu
akan semakin rendah.
3.3 Definisi Operasional
3.3.1 Sikap siswa terhadap layanan konseling individu
Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri,
orang lain, objek atau isu-isu yang dipelajari untuk merespon secara konsisten
dalam cara tertentu berkenaan dengan objek tertentu yang menimbulkan suatu
perbuatan atau tingkah laku.
3.3.2 Persepsi tentang kemampuan empati konselor
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan seseorang
dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan
menginterprestasikan suatu informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang
diprsepsi)
3.5 Metode Pengumpulan Data
Skala psikologi merupakan bentuk pengukuran yang mengandung konstruk
psikologi, yaitu sesuai dengan apa yang seharusnya diukur (Suryabrata, 2000). Alasan
menggunakan skala psikologi karena variabel dalam penelitian ini mengandung
atribut psikologis yang tidak mempunyai eksistensi rat yaitu atribut psikologi tentang
persepsi siswa tentang kemampuan empati konselor dan sikap siswa terhadap layanan
konseling individu.
3.5.1 Skala Sikap Siswa terhadap Layanan Konseling Individu.
Peneliti mengembangkan dari Azwar (2007), menggolongkan definisi sikap
dalam tiga kerangka pemikiran.Pertama, kerangka pemikiran yang diwakili oleh
para ahli psikologi seperti LouisThurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood.
Menurut mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak
(favorauble) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(unfavorauble) pada objek tersebut.
Pernyataan dibagi menjadi 2 (dua) bentuk yaitu pernyataan favorauble atau
pernyataan yang mendukung dengan aspek yang diukur dan unfavorauble atau
pernyataan yang tidak mendukung dengan aspek yang tidak mendukung dengan
aspek yang diukur.
a. Untuk jenis pernyataan favorauble
Sangat setuju : 4
Setuju : 3
Tidak Setuju : 2
Sangat Tidak setuju : 1
b. Untuk jenis pernyataan unfavorauble
Sangat setuju : 1
Setuju : 2
Tidak Setuju : 3
Sangat Tidak setuju : 4
Tabel 3.1 Kisi-kisi Skala Sikap Siswa Terhadap
Layanan Konseling Individu pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 3 Doplang.
No
Variabel
Indikator
Deskriptor
No
Item
F UF
1 Konseling
Individu
a. Kognitif
b. Afektif
c. Konatif
a) Bisa membantu mengatasi
permasalahan
b) Menjaga rahasia konseli
c) Dapat memahami masalah
yang sedang dialami
d) Melakukan konseling
individu masalah semakin
bertambah.
e) Hanya untuk siswa yang
melanggar peraturan sekolah.
f) Tidak semua guru BK bisa
dijadikan tempat cerita yang
baik.
a) Tidak semua masalah saya
ceritakan kepada guru BK
b) Senang menceritakan
permasalahan kepada guru
BK.
c) Diruang BK merasa nyaman.
d) Bisa merasakan apa yang
dirasakan oleh konseli.
e) Guru BK tidak bisa menjaga
rahasia
f) Takut jika berada di ruang
konseling.
1) Ikut campur dalam
mengambil keputusan.
1
2
3
7
8
9
13
14
4
5
6
10
11
12
2) Guru bk tempat curhat.
3) Lebih baik cerita pada guru
BK dari pada teman.
4) Sikap guru BK cuek.
5) Percaya pada teman dari pada
sama guru BK.
6) Konseling tidak sesuai.
7) Sebagai polisi sekolah
8) Tidak sabar dan jujur.
15
16
17
18
19
20
3.5.2 Skala persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor
Pengukuran variabel persepsi siswa tentang kemampuan empati
konselor diukur dengan menggunakan skala perbedaan semantik. Skala
perbedaan semantic digunakan untuk melihat bagaimana pandangan seorang
terhadap suatu konsep atau objek apakah sama atau berbeda (Nazir, 2005).
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penskalaan adalah dengan
menentukan objek atau konsep yang akan diukur. Dalam hal ini adalah tingkat
persepsi siswa tentang kemampuan empati konselor . kemudian membuat
pernyataan pasangan bipolar yang releven dengan masalah yang ingin diteliti
di dalamnya meliputi beberapa indicator, yaitu 1) kemampuan membaca
pesan non verbal klien, 2) kemampuan untuk mengethui bagaimana perasaan
orang lain, 3) kemampuan untuk mendalami dan menghayati perasaan klien,
4) kemampuan untuk melihat sikap relita dari sudut pandang orang lain tanpa
dirinya melebur di dalamnya, 5) pengertian terhadap perasaan, kebutuhan, dan
penderitaan orang lain.
Sedangkan kemampuan empati konselor berkaitan dengan pengertian
persepsi dan kemampuan empati pada konselor, maka persepsi siswa terhadap
kemampuan empati pada konselor dapat diartikan sebagai pemberian makna
atau tanggapan siswa terhadap kemampuan empati konselor. Sehingga
persepsi siswa tentang kemampuan empati konselor positif, maka minat siswa
untuk memanfaatkan layanan konseling individu akan semakin tinggi, namun
apabila persepsi siswa tentang kemampuan empati konselor negatif, maka
minat siswa untuk mengikuti layanan konseling individu rendah.
Kemudian memberikan skor untuk seorang responden atau subjek
yaitu jumlah skor dari pasangan sifat bipolar yang digunakan. Untuk
memperoleh hasil dari jawaban tersebut, maka dilakukan uji validitas agar
dapat diperoleh hasilnya untuk dipilih mana yang valid dan mana yang tidak
valid. Kemudian pernyataan yang valid disatukan menjadi alat ukur. Adapun
kategori jawaban untuk skala persepsi siswa tentang kemampuan empati
konselor adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2 Skor Untuk Item Skala persepsi Siswa
Tentang Kemampuan Empati Konselor
Kategori jawaban (+) Skor Kategori Jawaban (-) Skor
ST (Sangat Tinggi) 7 ST (Sangat Tinggi) 1
T (Tinggi) 6 T (Tinggi) 2
CT(Cukup Tinggi) 5 CT(Cukup Tinggi) 3
S (Sedang) 4 S (Sedang) 4
AR (Agak Rendah) 3 AR (Agak Rendah) 5
R (Rendah ) 2 R (Rendah ) 6
SR (Sangat Rendah) 1 SR (Sangat Rendah) 7
(Nazir, 2005:20)
Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala persepsi Siswa Tentang
Kemampuan Empati Konselor Pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 3 Doplang
No Variabel Indikator Deskriptor No Item
∑
1 Persepsi
siswa tentang
kemampuan
empati
konselor
a. Mampu
untuk
mengetahui
bagaimana
perasaan
orang lain
b. Mampu
membaca
pesan non
verbal klien
c. Mampu
mendalami
dan
menghayati
perasaan
klien
d. kemampuan
untuk
melihat
sikap relita
dari sudut
pandang
orang lain
tanpa
a. Konselor tidak
bersikap apatis
dengan keadaan
siswa selama proses
konseling
b. Konselor menjalin
hubungan lebih dekat
dan memberi
dukungan emosional
selama proses
konseling
1. Konselor memahami
setiap perubahan
sikap tubuh siswa
2. Konselor mampu
mengkomunikasikan
timbal balik apa yang
dirasakan klien
a. Konselor mampu
mendalami kondisi
emosi siswa selama
proses konseling
b. Konselor mampu
melibatkan siswa
terus menerus dalam
proses konseling
a. Konselor tidak ikut
larut dalam perasaan
klien
b. Konselor selalu
memotivasi siswa
dalam menyelesaikan
masalah
1,2,3
5,4,6
7,8
9,10
11,12
13,14
15,16
17,18
3
3
2
2
2
2
2
2
dirinya
melebur di
dalamnya
e. pengertian
terhadap
perasaan,
kebutuhan,
dan
penderitaan
orang lain.
a. Konselor bersedia
berbagi perasaan,
pengetahuan, dan
pengalaman pada
siswa
b. Konselor bersedia
membantu
memecahkan
masalah siswa secara
suka rela
19,20
21,22
2
2
Selanjutnya untuk menginterprestasikan tingkat persepsi siswa tentang
kemampuan empati konselor, maka jumlah skor dari tiap responden
Selanjutnya presentase skor tersebut dibandingkan dengan criteria tingkat
persepsi siswa tentang kemampuan empati konselor dan akan diperoleh
criteria sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, sedang, agak rendah, rendah dan
sangat rendah. Kriteria tingkat persepsi siswa tentang kemampuan empati
konselor ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Skor tinggi : 7 x 22 = 154
Skor rendah : 1 x 22 = 22
Rentang : 154 – 22 = 132
Panjang kelas interval : 132 : 7 = 18,9
Dengan panjang kelas 18,9 dari prosentase skor minimal 22, maka
dapat ditentukan kriteria sebagai berikut
Tabel 3.4 Kriteria Tingkatan Persepsi Siswa
Tentang Kemampuan Empati Konselor
NO Interval Kriteria Tingkat
Persepsi Siswa
1 135,3 - 154 Sangat Baik
2 116,4 – 135,4 Baik
3 97,5 – 116,5 Cukup Baik
4 78,6 – 97,6 Sedang
5 59,7 – 78,7 Agak Rendah
6 40,8 – 59,8 Rendah
7 22 – 40,9 Sangat Rendah
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.6.2 Validitas
Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatansuatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukuranya. Suatu tes instrument pengukur dapat
dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut menjalankan
fungsi ukurannya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukan pengukuran tersebut (Azwar,2008).
Berdasarkan uji valaiditas item, diperoleh sejumlah 22 item skala
persepsi siswa tentang kemampuan empati konselor dinyatakan valid dengan
koefisien korelasi r adalah 0, 05 dan koefisien r = 0, 845 dengan demikian
seluruh item dapat dinyatakan valid karena koefisien korelasi < 0. 05. Item
skala persepsi dapat digunakan untuk penenlitian dapat terilhat tabel 3.5
Tabel 3.5 validitas persepsi siswa tentang kemempuan empati
konselor
Persepsi Corrected item-
TotalCorrelation
keterangan
NO1 .532 Valid NO2 .619 Valid NO3 .548 Valid NO4 .512 Valid NO5 .511 Valid
Berdasarkan uji valaiditas item, diperoleh sejumlah 22 item
skala Sikap dinyatakan valid dengan koefisien korelasi r adalah 0, 05
dan koefisien r = 0, 769 dengan demikian seluruh item dapat
dinyatakan valid karena koefisien korelasi< 0. 05. Item skala sikap
dapat digunakan untuk penelitian dapat terilhat tabel 3.6
Table 3.6 Validitas Sikap Siswa Terhadap Layanan
Konseling Individu
Sikap Corrected item-
TotalCorrelation
Keterangan
NO1 .245 Tidak Valid
NO2 .339 Valid
NO3 .354 Valid
NO4 .472 Valid
NO5 .437 Valid
NO6 .184 Tidak Valid
NO7 .278 Valid
NO6 .617 Valid NO7 .612 Valid NO8 .590 Valid NO9 .635 Valid NO10 .447 Valid NO11 .277 Valid NO12 .532 Valid NO13 .565 Valid NO14 .548 Valid NO15 .502 Valid NO16 .612 Valid NO17 .555 Valid NO18 .491 Valid NO19 .640 Valid NO20 .610 Valid NO21 .613 Valid NO22 .593 Valid
NO8 .464 Valid
NO9 .398 Valid
NO10 .373 Valid
NO11 .282 Valid
NO12 .163 Tidak Valid
NO13 .335 Valid
NO14 .289 Valid
NO15 .368 Valid
NO16 .280 Valid
NO17 .217 Tidak Valid
NO18 .283 Valid
NO19 .417 Valid
NO20 .445 Valid
3.6.3 Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya (Answar , 2000). Artinya bahwa hasil pengukuran dapat
dipercaya apabila dalam pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama dalam diri
subjek yang diukur memang belum berubah dan dikatakan reliable jika
besarnya korelasi minimal q> 0,882 Terkait dengan hasil yang telah
didapatkan tolak ukur reliabilitas yang dipakai didasarkan pada
intepretasi nilai alpha menurur George&Mallery (1995) sebagai
berikut :
a. >0,9 sangat bagus (excellent)
b. >0,8 bagus (good)
c. >0,7 dapat diterima (acceptable)
d. >0,6 dapat dipertanyakan (questionable)
e. >0,5 jelek (poor)
f. <0,5 tidak dapat diterima (unacceptable)
Uji reliabilitas skala dilakukan dengan melihat Cronbach’s
Alpha dengan hasil nilai α = 0,882 Ini berarti bahwa skala persepsi
siswa tentang kemampuan empati konselor adalah bagus (good).
Dengan demikian skala persepsi siswa tentang kemampuan empati
konselor yang digunakan pada penelitian ini dapat digunakan untuk
penelitian lebih lanjut. Dapat dilihat pada tabel 3.7
Table 3.7 Reabilitas Persepsi
Uji reliabilitas skala dilakukan dengan melihat Cronbach’s
Alpha dengan hasil nilai α = 0,769. Ini berarti bahwa skala sikap
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.882 .921 22
siswa tentang layanan konseling individu adalah dapat diterima
(acceptable). Dengan demikian skala Sikap siswa tentang layanan
konseling individu yang digunakan pada penelitian ini dapat
digunakan untuk penelitian lebih lanjut. Dapat dilihat pada tabel
3.8
Table 3.8 Reabilitas Sikap
3.7 Tehnik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan
menggunakan tehnik statistik. Untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan
yang signifikan antara persepsi siswa tentang kemampuan empati konselor dengan
sikap siswa terhadap layanan konseling individu pada Siswa Kelas VIII di SMP
Negeri 3 Doplang, akan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan tehnik
penggolahan data menggunakan Product Moment Pearson menggunakan program
SPSS 16.0 for Windows.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.769 .770 20