Post on 28-Aug-2019
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode dan Lokasi Penelitian
3.1.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, menurut
Sugiyono (2011: 107) metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan.
Penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu, dengan membandingkan
antara kelas eksperimen yaitu yang menggunakan metode pembelajaran Make a
Match dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan metode konvensional,
selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk melihat perubahan/ peningkatan prestasi
belajar setelah diterapkan metode pembelajaran Make a Match dengan sebelum
menggunakan metode tersebut.
Penelitian ini ada perlakuan (treatment) yaitu menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match pada pembelajaran IPA yang diterapkan pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menerapkan metode
konvensional dalam pembelajaran IPA. Kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol mempunyai karakteristik yang sama, bedanya kelompok eksperimen
diberikan perlakuan khusus dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Make a
Match kelompok kontrol tidak dilakukan perlakuan khusus hanya menggunakan
pembelajaran konvensional. Masing-masing kelompok sama-sama diberi
pengaruh lain yaitu, pembedaan gender yang dibatasi oleh perbedaan jenis
kelamin siswa. Sebagai hasil akhir dengan membandingkan peningkatan hasil
belajar siswa laki-laki dan siswa perempuan dari antar kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
3.1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Jetis 01 Kecamatan
Karangrayung Kabupaten Grobogan sebagai kelas eksperimen dan di kelas V SD
Negeri Nampu 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan sebagai kelas
37
kontrol, semester II tahun ajaran 2011/2012.Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Februari- April tahun 2012, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1. Kegiatan Penelitian di SDN Jetis 01 dan Nampu 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012
3.2. Variabel Penelitian
3.2.1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat),
(Sugiyono 2011: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini dilambangkan
dengan huruf X1 adalah metode Make a Match yaitu teknik mencari
pasangan.Make a Match merupakan teknik mencari pasangan dimana
siswa sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana
yang menyenangkan.
3.2.2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variable bebas (Sugiyono 2011: 61). Variable terikat
dalam penelitian ini adalah hasil belajar (Y). Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya (Sudjana, 2008:22). Data hasil belajar diperoleh
melalui tes berbentuk pilhan ganda untuk mengetahui hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran IPA pokok bahasan proses pembentukan tanah.
Waktu
Kegiatan
Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Pelaksanaan
Analisis Data
Penyusunan Laporan
38
3.2.3. Variable Moderator
Variael moderator merupakan variable yang mempengaruhi (memperkuat
dan memperlemah) hubungan antara variable bebas dan terikat (Sugiyono
2011:62).Variabel ini juga disebut sebagai variabel independen kedua.
Variabel moderator dalam penelitian ini dilambangkan dengan simbol X2
adalah gender.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
dokumentasi untuk mendapatkan data jenis kelamin siswa kelas V dikelas
eksperimen dan kontrol melalui arsip data kesiswaan kelas V.
3.3. Desain Penelitian
Desain eksperimen dalam penelitian ini adalah Factorial Design. Design
faktorial merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variable moderator yang mempengaruhi
perlakuan (variable independen) terhadap hasil (variable dependen). Paradigma
design faktorial dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan:
R : Simpel random sampling
X : Perlakuan dengan menerapkan pembelajaran Make a Match pada kelas
eksperimen
O1 : Pretest hasil belajar kelompok eksperimen laki-laki
O2 : Postest hasil belajar kelompok eksperimen laki-laki
O3 :Pretest hasil belajar kelompok kontrol laki-laki
O4 : Postest hasil belajar kelompokkontrol laki-laki
O5 : Pretest hasil belajar kelompok eksperimen perempuan
O6 : Postest hasil belajar kelompok eksperimen perempuan
O7 : Pretest hasil belajar kelompok kontrol perempuan
R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 Y2 O8
39
O8 : Postest hasil belajar kelompok kontrol perempuan
Y1 : Siswa SD laki-laki kelas V
Y2 : Siswa SD perempuan kelas V
Implementasi dari desain penelitian tersebut diuraikan dalam prosedur
penelitian. Prosedur penelitian tersebut seperti berikut ini:
1. Persiapan penelitian;
2. Pembentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol;
3. Membuat kisi-kisi pretes;
4. Membuat instrumen tes berdasarkan kisi-kisi yang sudah ditentukan;
5. Menguji cobakan instrumen tes pada kelas yang telah dipilih;
6. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk
mengetahui validitas butir soal dan reliabilitas soal;
7. Mengadakan tes awal (pretes) di kelompok eksperimen pada siswa laki-laki
(O1) dan perempuan (O5) serta kelompok kontrol pada siswa laki-laki (O3)
dan perempuan (O7);
8. Pemberian perlakuan (X) pada kelompok eksperimen dengan menggunakan
pembelajaran kerangka Make a Match pada mata pelajaran IPA pokok
proses pembentukan tanah. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberi
perlakuan khusus, masih menggunakan pembelajaran yang bersifat
konvensional pada mata pelajaran IPA pokok proses pembentukan tanah;
9. Mengadakan tes akhir (postes) pada kelompok eksperimen siswa laki-laki
(O2) dan perempuan (O6) serta kelompok kontrol siswa laki-laki (O4) dan
perempuan (O8);
10. Analisis hasil penelitian kemudian dilanjutkan dengan menyusun hasil
penelitian.
3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian
ini, maka peneliti menentukan metode pengumpulan data yang sesuai dengan
permasalahan yang diteliti, yaitu:
40
1. Variable Bebas (X1)
Data variable X1 dalam penelitian ini adalah penerapan metode
pembelajaran Make a Match yaitu teknik mencari pasangan. Data ini akan
dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi yaitu dengan mengisi
lembar observasi. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati
kegiatan dan tingkah laku guru pada saat mengajar dengan menerapkan metode
Make a Match didalam kelas. Saat guru mengajar di kelas dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif Make a Match guru lain sebagai observer mengamati
jalannya proses pembelajaran dan kemudian mengisi lembar observasi dari
perlakuan yang diberikan.
2. Variable Moderator (X2)
Data variable moderator X2 dalam penelitian ini adalah gender. Gender
dibatasi oleh perbedaan jenis kelamin, yaitu siswa laki-laki dan
perempuan.Data yang diperoleh dalam penelitian ini dengan menggunakan
metode dokumentasi untuk mendapatkan data jenis kelamin siswa kelas V
dikelas eksperimen dan kontrol melalui arsip data kesiswaan kelas V.
3. Variable Terikat (Y)
Data variable Y dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Data hasil belajar
diperoleh melalui tes berbentuk pilhan ganda untuk mengetahui hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran IPA pokok bahasan proses pembentukan
tanah.Adapun tahap pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:
1. Memberikan soal pretes di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal
yang sama.
2. Memberikan perlakuan pembelajaran kerangka Make a Match di kelas
eksperimen.
3. Memberikan soal postes di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal
yang sama.
4. Mengolah data hasil tes yang telah diperoleh.
5. Menyimpulkan hasil tes yang telah diperoleh.
41
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, disusun instrumen dalam
bentuk observasi, dokumentasi, dan tes. Sebelum digunakan maka disusun
terlebih dahulu kisi-kisinya dan butir-butir soalnya. Instrumen ini akan diuraikan
berdasarkan variabel yang sudah ditentukan peneliti.
1. Variabel Bebas (X1)
Instrumen yang digunakan dalam variabel X1 adalah lembar observasi.
Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktifitas guru dalam
pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match. Penelitian ini ditekankan pada kerangka berfikir Make a Match
(mencari pasangan). Jadi, kegiatan dalam pembelajaran harus mencerminkan
tahap pembelajaran Make a Match mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.
Instrumen penelitian lembar observasi diukur dengan skala Guttman.
Dalam model Guttman, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak. Cara
mengisi jawaban dengan memberi tanda cek (v) pada kolom pernyataan YA
atau TIDAK. Pernyataan Ya jika kegiatan yang tertulis dalam lembar
observasi sudah dilakukan oleh guru atau observer. Pernyataan Tidak, jika
kegiatan pembelajaran yang ada dalam lembar observasi tidak dilakukan
guru atau observer. Adapun kisi-kisi instrumen pembelajaran dengan
Kooperatiftipe Make a Match mengacu pada langkah-langkah pembelajaran
Make a Match dapat dilihat pada tabel 3.2.
42
Tabel 3.2. Kisi-kisi Tindakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a MatchKelas V SDN Jetis01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten GroboganSemester 2 Tahun
Ajaran 2011/2012
Aspek Indikator Make A Match Item
Kegiatan Awal
Guru memberi salam, mengajak siswa berdo’a 1 Guru melakukan apersepsi 2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru meminta siswa untuk memikirkan kartu soal dan jawaban yang telah dibagikan oleh guru kepada siswa
4, 5
Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
6
Setiap siswa berpikir, menganalisis, menyelesaiakn tugasnya dalam mencocokan kartu dan bertindak tanpa rasa takut
7
Siswa berkompetensi secara sehat mencari pasangan yang tepat dalam menemukan kartu soal dan jawaban dengan benar.
8
Elaborasi
Setiap siswa berdiskusi dengan pasangannya untuk mengoreksi hasil kerjanya
9
Setiap siswa membacakan kartu yang telah dicocokannya baik kartu soal dan kartu jawaban di depan kelas
10
Siswa menempelkan kartunya yang telah cocok pada papan tulis atau tempat yang telah disediakan oleh guru
11
Konfirmasi
Guru bersama-sama dengan siswa mencocokan hasil kerjanya yang telah dilakukan oleh siswa
12
Guru menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan dengan bahasa yang baku dan benar
13
Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
14
Kegiatan Akhir Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan
dari kegiatan yang dilakukan 15
Guru bersama-sama siswa melakukan refleksi terhadap apa yang telah dipelajari
16
Guru memberikan evaluasi 17 Total Item 17
43
2. Variable Moderator (X2)
Instrumen yang digunakan dalam variabel X2 adalah lembar dokumentasi.
Lembar dokumentasi digunakan untuk mendapatkan jenis kelamin siswa SD
Kelas V di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kisi-kisi gender
terdiri dari nama siswa dan jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan
3. Variabel Terikat (Y)
Instrumen yang digunakan dalam variabel Y adalah tes pilihan ganda. Tes
ini digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA
dengan pokok bahasan proses pembentukan tanah, Kisi-kisi instrumen soal
yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa digambarkan pada tabel
3.3.
Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas V di SDN Jetis 01 dan SDN Nampu 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten
Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Item Soal No.Item Pilihan Ganda
Jumlah Item
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
Memahami Proses terbentuknya tanah
1, 3, 5,14,15
5
Menggolongkan jenis-jenis batuan berdasarkan ciri-cirinya
2,4,6,16,20
5
Menggolongkan jenis-jenis batuan berdasarkan manfaatnya
8, 9, 17, 18, 19
5
Menggolongkan jenis-jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya
7, 10, 11, 12, 13
5
Jumlah Soal 20
44
3.5. Teknik Analisis Data
3.5.1. Uji Validitas Instrumen Tes
Validitas adalah ketetapan atau kecermatan suatu instrumen dalam
mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas sering digunakan untuk mengukur
ketepatan suatu item dalam kuisioner atau skala, apakah item-item pada kuisioner
tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji valdiitas yang
digunakan adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukan dengan adanya
korelasi atau dukungan terhadap item total (skor item), perhitungan dilakukan
dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari hasil
perhitungan korelasi akan didapat suatu koefesien korelasi yang digunakan untuk
mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item
layak digunakan atau tidak.Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan
untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes
individual setelah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Make
a Match. Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di
kelas uji coba yaitu kelas V SD Negeri Telawah 01.
Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan,
biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05,
artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
Menurut Azwar (2010: 90) semua item yang mencapai koefisien korelasi
minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan
bahwa bila jumlah item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas
kriteria 0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan batas kriteria 0,20 sangat tidak
disarankan.
45
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Soal PretestSDN Jetis 01 dan Nampu 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Soal00001 15.0455 34.236 .499 .896
Soal00002 14.9545 34.903 .491 .897
Soal00009 15.3636 34.147 .382 .899
Soal00010 15.4091 32.825 .618 .893
Soal00011 15.4091 32.825 .618 .893
Soal00012 15.0909 33.420 .623 .893
Soal00013 15.2273 34.374 .360 .899
Soal00016 15.4545 33.307 .540 .895
Soal00017 15.4091 32.825 .618 .893
Soal00018 15.1818 33.584 .522 .895
Soal00020 15.1818 32.918 .649 .892
Soal00021 15.1818 33.299 .576 .894
Soal00022 15.0909 34.182 .464 .897
Soal00023 15.2273 32.089 .782 .889
Soal00024 15.4091 34.634 .300 .901
Soal00025 15.0909 33.420 .623 .893
Soal00026 15.5909 34.825 .309 .900
Soal00027 15.0909 34.848 .328 .899
Soal00028 15.1364 34.504 .370 .899
Soal00034 15.5000 33.881 .449 .897
Soal00035 14.9545 34.998 .463 .897
Soal00036 14.9545 34.998 .463 .897
Soal00038 15.6818 35.180 .290 .900
Soal00039 15.0455 34.045 .541 .895
Soal00040 15.0455 34.712 .393 .898
Berdasarkan tabel diatas, rancangan instrumen validitas pretes yang telah
diuji cobakan pada siswa kelas V di SDN Telawah 01. Berdasarkan perhitungan
menggunakan SPSS 16,0 for windows di dapat tes hasil belajar berbentuk pilihan
ganda tidak valid ada 15 soal, yaitu soal no 3, 4, 5, 6, 7, 8, 14, 15, 19, 29, 30 31,
32, 33, 37 sedangkan yang valid adalah 25 soal yaitu no 1, 2,
9,10,11,12,13,16,17,18, 20, 21,22,23,24,25,26,27, 28,34,35,36,38,39,40. Hasil
perhitungan ini dilihat dari kolom corrected item total coorelation yang nilainya
lebih dari 0,25 pada tabel 3.4.
46
Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Soal PostestSDN Jetis 01 dan Nampu 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran
2011/2012
Berdasarkan tabel diatas, rancangan instrumen validitas postest yang telah
diuji cobakan pada siswa kelas V di SDN Telawah 01. Berdasarkan perhitungan
menggunakan SPSS 16,0 for windows di dapat tes hasil belajar berbentuk pilihan
ganda tidak valid ada 20 soal, yaitu soal no 3, 4, 5, 6, 7, 8, 12, 14, 15, 16, 18, 22,
24, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 37. Sedangkan yang valid adalah 20 soal yaitu no.1, 2,
9, 10, 11, 13, 17, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 35, 36, 38, 39, 40. Hasil
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted Scale Variance if Item
Deleted Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Soal00001 12.7727 24.660 .439 .899
Soal00002 12.6818 24.608 .632 .895
Soal00009 13.0909 24.372 .377 .901
Soal00010 13.1364 23.076 .654 .893
Soal00011 12.9545 24.522 .364 .902
Soal00013 12.9545 22.807 .742 .890
Soal00017 13.1364 23.076 .654 .893
Soal00019 12.6818 24.608 .632 .895
Soal00020 12.9091 23.325 .649 .893
Soal00021 12.9091 23.706 .561 .896
Soal00023 12.9545 22.807 .742 .890
Soal00025 12.8182 23.870 .593 .895
Soal00026 13.1364 23.076 .654 .893
Soal00027 12.8182 25.203 .267 .903
Soal00028 12.8636 24.028 .515 .897
Soal00035 12.6818 25.370 .365 .900
Soal00036 12.6818 25.370 .365 .900
Soal00038 12.8636 24.028 .515 .897
Soal00039 12.7727 23.803 .670 .893
Soal00040 13.4091 25.206 .297 .902
47
perhitungan ini dilihat dari kolom corrected item total coorelation yang nilainya
lebih dari 0,25 pada tabel 3.5.
3.5.2. Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan
merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas,
sehingga bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama
(Setyaningsih, 2011). Pengukuran tingkat reliabilitas alat pengumpul data dalam
penelitian ini dengan menggunakan Alpha croncbrach. Besarnya koefisien Alpha
merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahapan uji validitas dan
reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for
windows(statistical product and service solutions).
Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual
setelah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
Make aMatch. Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji
cobakan di kelas uji coba yaitu kelas V SD Negeri 01 Telawah Kecamatan
Karangrayung kabupaten Grobogan.
Menurut George dan Mallery dalam Setyaningsih (2011) uji reliabilitas
penelitian adalah dengan menggunakan teknik alfa untuk menentukan tingkat
reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut:
α≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7<α ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8<α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
α> 0,9 : reliabilitas memuaskan
Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Pretest SDN Jetis 01 dan Nampu 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun
Ajaran 2011/2012 Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.900 25
48
Berdasarkan perhitungan melalui program SPSS versi 16,0 maka hasil
reliabilitas instrumen hasil belajar dinyatakan reliabilitas bagus. Dengan melihat
nilai cronbanch’s alfa yaitu nilai cronbanch’s alfa berada di antara nilai koofisien
0,900 sehingga insterumen tes hasil belajar dinyatakan mempunyai reliabilitas
yang bagus dan dapat digunakan.
Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Postest SDN Jetis 01 dan Nampu 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester Tahun Ajaran 2011/2012
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.901 20
Berdasarkan perhitungan melalui program SPSS versi 16,0 maka hasil
reliabilitas instrumen hasil belajar dinyatakan reliabilitas bagus. Dengan melihat
nilai cronbanch’s alfa yaitu nilai cronbanch’s alfa berada di antara nilai koofisien
0,901 sehingga insterumen tes hasil belajar dinyatakan mempunyai reliabilitas
yang bagus dan dapat digunakan.
3.6. Analisis Taraf Kesukaran Item Sol
Menurut Arikunto (2006: 207), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa
untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar
akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena diluar jangkauannya.
Bilangan yang menunjukan sukar mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran (difficult indexs). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai
dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Rumus
mencari taraf atau indeks kesukaran adalah :
B
P =
JS
49
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal :
P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
Untuk contoh perhitungannya sebagai berikut:
Misal untuk soal nomor 1
B 26
P = = = 0.68
JS 38
Dengan demikian soal nomor 1 termasuk kategori mudah Untuk mencari
taraf kesukaran soal nomor 2 sampai 29 prosesnya sama dengan perhitungan di
atas.
Tabel 3.8. Indeks Kesukaran Soal Pre-TesSDN Jetis 01 dan Nampu 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012
Pilihan Ganda Jumlah
Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang Sukar 1,2,12, 22, 25, 27, 28, 35, 36, 39,40
9, 10, 11, 13, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 34.
26, 38 11 12 2
Tabel. 3.9. Indeks Kesukaran Soal Pos-TesSDN Jetis 01 dan Nampu 01
Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012
Pilihan Ganda Jumlah Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang Sukar
1, 2, 19, 25, 27, 28, 35, 36, 38, 39.
9, 10,11, 13, 17, 20, 21, 23, 26.
40 10 9 1
50
3.7. Uji Prasyarat Analisis Data
Penelitian ini merupakan statistik parametris. Statistik parametris
memerlukan terpenuhinya beberapa asumsi. Menurut Sugiyono (2011:150)
Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.
selanjutnya, dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data dua kelompok
atau lebih yang diuji harus homogen.
3.7.1. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varians
populasi data adalah sama atau tidak. Uji homogenitas bertujuan untuk
menentukan apakah varians kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
homogen atau tidak. Uji homogenitas sebaran data untuk variabel terikat yaitu
pre-tes hasil belajar. Pengukuran uji homogenitas menggukan program SPSS 16.0
for windows. Berdasarkan uji homogenitas ditunjukan apakah tingkat signifikan >
0.05 maka dapat dikatakan bahwa yang dimiliki oleh sampel yang bersangkutan
homogen.
Tabel 3.10. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest SDN Jetis 01 dan Nampu 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten
Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012
Hasil Uji homogenitas menunjukan bahwa tingkat signifikan atau
probabilitas adalah 0,405 karena nilainya lebih dari 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa varians yang dimiliki oleh sampel yng bersangkutan seragam atau
homogen.
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Eksperimen/
Kontrol
Based on Mean .706 1 50 .405
Based on Median .642 1 50 .427
Based on Median and with
adjusted df
.642 1 48.298 .427
Based on trimmed mean .698 1 50 .408
51
3.7.2. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel telah
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas sebaran data untuk variabel terikat
yaitu pretest hasil belajar. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji
kolmogrov simirnov dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for
windows. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikan > 0,05.
Tabel 3.11. Hasil Uji Normalitas Data Pretes SDN Jetis 01 dan Nampu 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan
Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012
Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa, uji normalitas data
pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol kelompok laki-laki sig adalah 0,035
karena nilainya lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa sebaran data
berdistribusi normal. Untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol kelompok
perempuan nilai sig adalah 0,081 karena nilainya lebih dari 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa sebaran data beristribusi normal. Berdasarkan hasil uji
normalitas menggunakan bantuan SPSS versi 16.0 diperoleh ahwa seluruh data
berisitribusi normal.
3.8. Uji Hipotesis
Penelitian ini ingin mengetahui ada atau tidaknya perbedaan dari dua
variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan masing-masing variabel
bebasnya dibagi dalam beberapa kelompok. Variabel bebasnya adalah
pembelajaran kerangka Make a Match dan gender siswa SD kelas V yang dibatasi
pada jenis kelamin. Variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. Menurut
Hartono (2004: 216) Analisis sesudah anova atau pasca ANOVA (pos hoc)
dilakukan jika hipotesis nol (H0) ditolak. Namun jika hipotesis nol diterima maka
Tests of Normality
Gender
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Eksperimen/Kontrol Laki-laki .168 29 .035
Perempuan .171 23 .081
a. Lilliefors Significance Correction
52
analisis sesudah anova tidak perlu dilakukan, karena tujuan analisis sesudah anova
adalah untuk mencari kelompok mana yang berbeda. Ada beberapa teknik analisis
yang dapat digunakan untuk melakukan analisis sesudah anova, antara lain
Tukey’s HSD, Bonferroni, Sidak, Scheffe, Duncan dll. Penelitian ini
menggunakan Analisis Scheffe, karena jumlah siswa antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol berbeda untuk hipotesis ketiga sedangkan untuk hipotesis
pertama dan kedua menggunakan analisis beda mean.
Analisis beda mean dipakai untuk uji hipotesis dua variabel, di mana salah
satu di antaranya adalah variabel nominal dengan dua kategori yang dikotomik.
Apabila variabel yang lain adalah variabel interval, maka analisis ini disebut uji
hipotesis beda mean. Kalau variabel yang lain itu adalah variabel ordinal atau
variabel nominal, maka analisis ini dapat dilakukan dengan uji hipotesis beda
proporsi, atau uji hipotesis beda median, atau uji hipotesis beda pasangan, atau uji
U dari Mann Whitney. Pada dasarnya semua uji hipotesis ini dimaksudkan untuk
mengetahui harga-harga statistik yang didapat dari dua sampel yang ditarik dari
populasi-populasi secara acak dan independen mempunyai perbedaan yang
signifikan atau tidak. Dengan kata lain, apakah perbedaan statistik dari dua
sampel itu disebabkan oleh perbedaan parameter pada populasinya atau tdak.
Uji hipotesis beda mean berlaku untuk dua variabel, yang satu adalah
nominal dengan dau kategori (k=2) dan yang lainnya adalah variabel interval atau
variabel ratio. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah variasi nilai pada
variabel interval mempunyai hubungan yang signifikan dengan variasi nilai pada
variabel nominal. Dengan kata lain, apakah perbedaan nilai pada skala interval
berhubungan dengan perbedaan kategori pada variabel nominal. Statistik sampel
yang diperhatikan di sini adalah beda mean x1 - x2 , pada kedua kategori variabel
nominal.
Statistik (x1 - x2) merupakan statistik penduga bagi parameter (µ1 - µ2).
Apabila dari populasi sebesar N ditarik sampel berukuran (> 30) dan dari sampel
itu dihitung statistik (x1 - x2), maka distribusi sampling ( x1 - x2 ), berbentuk
distribusi normal. Tetapi, kalau sampelnya (n) kecil, maka distribusi samplingnya
berbentuk distribusi.