Post on 26-May-2019
54
BAB III
A. Hasil Penelitian
1. Kronologi Kasus Penipuan Di Wonogiri
DEWA SATRIA pada hari Minggu Tanggal 10 April 2011
mendapat pesan SMS dari VIAN yang sebenarnya itu adalah
CHANDRA. Pesan tersebut berisi bahwa VIAN/CHANDRA ini
ingin membeli kunci jawaban soal Ujian Nasional 2011, selanjutnya
DEWA memastikan terlebih dahulu ada atau tidaknya kunci
jawaban Ujian Nasional itu dengan menanyakan kepada BISMO
KURNIAWAN ( teman semasa sekolah DEWA ) dan ternyata
kunci jawaban itu ada/tersedia. Setelah terjadi kesepakatan harga
antara CHANDRA dan DEWA pada harga Rp.1.500.000,- ,
kemudian hari Kamis tanggal 14 April 2011 DEWA bertemu
suruhan CHANDRA yang bernama ADITYA KURNIAWAN di
lingkungan GOR Manahan Surakarta untuk menerima uang muka
pembayaran sebesar Rp.800.000,- .
Pada hari Minggu 10 April pukul 16.30, CHANDRA
menawarkan kunci jawaban kepada ASTIN ( pelajar SMAN 2
Wonogiri ), dimana setelah terjadi perbincangan dan kesepakatan
jual beli, selanjutnya ASTIN memberikan uang muka sebesar
Rp.1.000.000,- dan memberikan nomor-nomor handphone teman-
teman ASTIN.
55
Pada hari Sabtu tanggal 16 April 2011 CHANDRA bertemu
dengan PRAMUDYA RENDY HERMANTO yaitu teman dari
CHANDRA semenjak di SMA, CHANDRA dan PRAMUDYA
bertemu di depan SMAN 7 Surakarta, dan CHANDRA bercerita
bahwa telah mendapatkan kunci jawaban soal Ujian Nasional 2011,
dan akan menjual kunci jawaban tersebut kepada siswa siswi
SMAN 2 Wonogiri dengan harga Rp.2.000.000,- . Selanjutnya
CHANDRA meminta bantuan kepada PRAMUDYA untuk
membantu mengirimkan kunci jawaban tersebut kepada siswa siswi
SMAN 2 Wonogiri. PRAMUDYA mau membantu dikarenakan
CHANDRA adalah teman semenjak duduk di bangku SMA dan
CHANDRA menjanjikan akan memberikan komisi.
Selanjutnya pada hari Senin tanggal 18 April 2011 DEWA
mengirimkan SMS kunci jawaban Ujian Nasional 2011 kepada
CHANDRA, yang dimana sebelumnya telah ada transaksi jual beli.
Selanjutnya pada hari dan tanggal yang sama CHANDRA dan
PRAMUDYA meneruskan/mengirimkan SMS kunci jawaban Ujian
Nasional 2011 kepada siswa dan siswi kelas 3 SMAN 2 Wonogiri
dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Sosiologi dan Matematika
yang dilakukan pada hari Senin tanggal 18 April 2011 dan hari
Selasa tanggal 19 April 2011.
Pada hari Selasa tanggal 19 April 2011 pukul 11.00
CHANDRA bersama PRAMUDYA pergi ke Plasa Waduk Gajah
56
Mungkur untuk menemui salah satu siswa SMAN 2 Wonogiri
dalam rangka mengambil uang pelunasan pembelian kunci jawaban,
namun ternyata CHANDRA bersama PRAMUDYA di tangkap
petugas dari Polres Wonogiri yaitu AIPTU PANUT
SUPRIYANTO, BRIPKA AGUS SUHARTONO, BRIPKA
MUKLIS, dan BRIPDA SEI PAMUNGKAS, keduanya ditangkap
beserta barang buktinya.
Setelah terjadi penangkapan atas CHANDRA dan
PRAMUDYA, Polisi melakukan penyidikan dan mengembangkan
kasus penipuan ini. Setelah dilakukan penyidikan ternyata pihak
Kepolisian mendapatkan beberapa nama tersangka yaitu :
CHANDRA, PRAMUDYA, DEWA, ADITYA, NICO, dan DITTE.
Selanjutnya pihak Kepolisian melakukan penyitaan terhadap
barang-barang bukti yang ada. Berikut barang-barang bukti dari
kasus yang penulis teliti dan telah di sita oleh pihak Kepolisian :
- Barang bukti dalam kasus DEWA SATRIA yaitu 1 buah
HP Blackberry Jefelin 8900 warna casing hitam kombinasi
silver dan nomor HP 08562508933
- Barang bukti dalam kasus PRAMUDYA yaitu 1 (satu) unit
HP merk Nokia seri 5130 warna Casing Merah
- Barang bukti dalam kasus CHANDRA yaitu 1 buah HP
Nokia 6070 warna abu-abu silver dengan nomor
085725313338, 1 buah HP Nexian NX G 900 warna hitam,
57
2 buah kartu HP XL, simcard/nomor kartu : 087836463110
dan simcard/nomor kartu : 087836448993, 1 buah HP
Nokia N 73 warna hitam dan simcard/nomor kartu :
087736060556 dan 1 buah HP Nokia 1202 warna biru
kombinasi putih dan simcard/nomor kartu : 085227992727,
1 buah HP Nokia 5310 XM warna hitam dan
simcard/nomor kartu : 082134432605, 1 buah HP Nokia
1650 warna hitam kombinasi putih dan simcard/nomor
kartu : 082136753606
- Barang bukti dalam kasus ADITYA yaitu 1 (satu) unit HP
merk Nokia 1661 warna hitam
Selanjutnya pihak Kepolisian melimpahkan kasus ini kepada
Jaksa Penuntut Umum dan dari pihak Jaksa Penuntut Umum
membuat dakwaan yang berisi :
- Dakwaan dalam kasus DEWA SATRIA yaitu telah di
dakwa dengan Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHP
- Dakwaan dalam kasus PRAMUDYA yaitu telah di dakwa
dengan dakwaan alternatif yaitu Pasal 378 KUHP jo
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 378 KUHP jo
Pasal 56 ke-1 KUHP
58
- Dakwaan dalam kasus CHANDRA yaitu telah di dakwa
dengan dakwaan alternatif yaitu Pasal 378 KUHP jo
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 378 KUHP jo
Pasal 56 ke-1 KUHP
- Dakwaan dalam kasus ADITYA yaitu telah di dakwa
dengan dakwaan alternatif yaitu Pasal 378 KUHP jo
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 378 KUHP jo
Pasal 56 KUHP
Selanjutnya dari pihak Jaksa Penuntut Umum membuat
tuntutan yaitu :
- Tuntutan dalam kasus DEWA SATRIA yaitu Menjatuhkan
pidana terhadap terdakwa DEWA SATRIA dengan pidana
penjara selama 5 (lima) bulan dikurangkan seluruhnya
selama terdakwa berada dalam tahanan sementara, dengan
perintah terdakwa tetap ditahan
- Tuntutan dalam kasus PRAMUDYA yaitu Menjatuhkan
pidana terhadap terdakwa PRAMUDYA dengan pidana
penjara selama 5 (lima) bulan dikurangi selama ditahan,
dengan perintah tetap ditahan
- Tuntutan dalam kasus CHANDRA yaitu Menjatuhkan pidana
terhadap terdakwa CHANDRA dengan pidana penjara
selama 5 (lima) bulan dikurangi selama ditahan dengan
perintah tetap ditahan
59
- Tuntutan dalam kasus ADITYA yaitu Menjatuhkan pidana
terhadap terdakwa ADITYA dengan pidana penjara selama 2
(dua) bulan 15 (lima belas) hari dikurangkan seluruhnya
selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan
perintah terdakwa tetap ditahan
Setelah melalui proses pemeriksaan, selanjutnya Majelis
Hakim memutuskan yaitu :
- Putusan dalam kasus DEWA SATRIA yaitu Menyatakan
terdakwa DEWA SATRIA telah terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “ bersama-
sama melakukan penipuan” ( Pasal 378 KUHP jo Pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP ), dan Menghukum terdakwa oleh
karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan 7
hari
- Putusan dalam kasus PRAMUDYA yaitu Menyatakan
terdakwa PRAMUDYA terbukti bersalah melakukan tindak
pidana “turut serta melakukan penipuan” ( Pasal 378 KUHP
jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ), dan Menjatuhkan pidana
terhadap terdakwa PRAMUDYA dengan pidana penjara
selama 3 (tiga) bulan 7 hari
- Putusan dalam kasus CHANDRA yaitu Menyatakan
terdakwa CHANDRA telah terbukti secara sah dan
60
menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “sebagai
orang yang menyuruh melakukan penipuan” ( Pasal 378
KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ), dan Menjatuhkan
pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 3
(tiga) bulan 7 hari
- Putusan dalam kasus ADITYA yaitu Menyatakan terdakwa
ADITYA terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “turut serta melakukan penipuan” (
Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ), dan
Menghukum terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 2 bulan 3 hari
2. Kronologi Kasus Perjudian di Denpasar
I WAYAN SUATARNA pada hari Minggu tanggal 2
September 2012 bertempat di rumah terdakwa di Banjar Dinas
Suluban,Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung
telah menyelenggarakan permainan judi togel, dimana WAYAN
sebagai Penjual menyiapkan sarana untuk permainan judi tersebut
berupa HP untuk menerima pesanan nomor togel TTSM melalui
SMS. Bahwa tindakan ini dilakukan WAYAN dimulai sejak agustus
2012 kepada masyarakat tempat WAYAN tinggal dengan harga
RP.1000,- per kupon. Selanjutnya WAYAN menjual kupon tersebut
dengan menerima pesanan nomor togel dari pembeli melalui SMS
61
ke HP WAYAN, Bahwa bila ada nomor togel yang cocok maka
akan mendapatkan hadiah dengan kelipatannya, 2 angka =
Rp.60.000,- ( 60 kali ), 3 angka = Rp.350.000,- ( 35 kali ). dan 4
angka = Rp.2.500.000,- ( 250 kali ). Bahwa WAYAN mendapatkan
presentase kotor 20% dari I MADE KACIR yaitu sebagai pengepul.
Selanjutnya pada hari Minggu tanggal 2 September 2012
bertempat di kediamannya, WAYAN ditangkap dan di amankan
oleh petugas Polres Denpasar beserta barang buktinya. Berikut
barang bukti yang telah di sita :
- 1 (satu) unit HP merk Nokia berisi SMS, 2 buah bolpoin, 1
buah kalkulator, 1 buah buku catatan bom togel
Selanjutnya oleh pihak Kepolisian melakukan penyidikan dan
pengembangan kasus, dan WAYAN di nyatakan tersangka.
Selanjutnya kasus ini dilimpahkan ke Jaksa Penuntut Umum. Dari
pihak Jaksa Penuntut Umum membuat dakwaan yaitu :
- Terdakwa telah didakwa dengan dakwaan alternatif yaitu
Pasal 303 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 2 UU No.7 Tahun
1974 tentang Penertiban Perjudian atau Pasal 303 ayat (1)
ke-2 KUHP jo Pasal 2 UU No.7 Tahun 1974 tentang
Penertiban Perjudian
Selanjutnya oleh pihak Jaksa Penuntut Umum membuat
tuntutan yang berisi yaitu :
62
- Menyatakan terdakwa WAYAN terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Perjudian”
sebagaimana diatur dalam Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP jo
UU RI No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian
sebagaimana dalam dakwaan Kedua
- Menjatuhkan pidana kepada terdakwa WAYAN oleh karena
itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan dikurangi
selama terdakwa berada dalam tahanan
Setelah melalui pemeriksaan, selanjutnya Majelis Hakim
memutuskan yaitu :
- Menyatakan terdakwa WAYAN terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “tanpa ijin
dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan
kepada khalayak umum untuk bermain judi” ( Pasal 303
ayat (1) ke-2 KUHP jo Pasal 2 UU No.7 Tahun 1974 )
- Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu
dengan pidana penjara selama 2 bulan
63
3. Pertimbangan Hakim
a. Dalam putusan No No.82/Pid.B/2011/PN.WNG ( terdakwa
bernama DEWA SATRIA NUR PRATAMA Bin NUR
ALAMSYAH )
Pertimbangan hakim atas SMS yang terdapat dalam barang
bukti HP yang telah di sita dapat di lihat dalam adanya
keterpenuhan unsur “dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan rangkaian
kebohongan, menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang
sesuatu kepadanya atau supaya memberi hutang maupun
menghapuskan piutang” , yaitu :
- Bahwa sebelum terdakwa menerima uang dari saksi
ADITYA atas suruhan saksi CHANDRA tersebut
terdakwa terlebih dahulu telah berkomunikasi dengan
saksi CHANDRA melalui SMS sehubungan ada
tidaknya kunci jawaban
- Bahwa uang yang diserahkan kepada terdakwa sebesar
Rp. 800.000,- sedangkan uang yang di terima saksi
CHANDRA dari hasil penjualannya kepada saksi
ASTIN adalah dengan uang muka Rp. 1.000.000,-.
Sehingga saksi CHANDRA sudah mendapatkan
keuntungan juga sebesar Rp. 200.000,-, dan terdakwa
64
pun telah mendapatkan keuntungan Rp.800.000,- dari
hasil penjualannya kepada saksi CHANDRA
- Bahwa saksi CHANDRA menjamin kebenaran kunci
jawaban tersebut akan memperoleh nilai 7 sampai 8
dikarenakan saksi CHANDRA berkata kepada saksi
ASTIN bahwa kunci jawaban itu dibuat oleh guru dari
Semarang
- Dikarenakan adanya janji ataupun perkataan saksi
CHANDRA, sebagian pelajar pelajar SMAN 2
Wonogiri tertarik untuk membeli dan akan di koordinir
oleh saksi ASTIN dengan membayar masing-masing
Rp. 20.000,-
- Bahwa di samping itu saksi CHANDRA menyuruh
saksi ADITYA untuk mengaku bernama VIAN ( pelajar
kelas 3 SMA 2 Surakarta ) yang akan ikut ujian nasional
2011 dikarenakan terdakwa mau menjual kunci jawaban
hanya kepada pelajar kelas 3 bukan kepada sembarang
orang. Sehingga apabila saksi CHANDRA yang
membelinya sendiri maka kemungkinan terdakwa tidak
akan menjualnya.
- Bahwa setelah terjadi jual beli antara terdakwa dengan
saksi CHANDRA didasarkan adanya saksi ADITYA
yang mengaku pelajar kelas 3 bernama VIAN dan
65
adanya perkataan bohong saksi CHANDRA sehingga
telah terjadi jual beli antara saksi CHANDRA dengan
pelajar SMAN 2 Wonogiri sehingga mereka
menyerahkan uang untuk pembelian kunci jawaban.
Dan keterpenuhan unsur “mereka yang melakukan, yang
menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan
perbuatan”, yaitu :
- Bahwa perbuatan terdakwa dengan menjual kunci
jawaban tersebut sampai ke tangan para pelajar SMAN
2 Wonogiri tidak langsung terdakwa yang menyerahkan
atau mengirimkan SMS tetapi kunci jawaban tersebut
sampai ke tangan para pelajar karena adanya
penyerahan uang oleh ADITYA kepada terdakwa yang
kemudian terdakwa mengirimkan kunci jawaban
melalui SMS kepada CHANDRA dan dari CHANDRA
lah kunci jawaban sampai ke pelajar SMAN 2 Wonogiri
yang sebelumnya telah menyerahkan uang melalui
ASTIN
66
Barang bukti yang diajukan di persidangan berupa :
- 1 buah HP Blackberry Jefelin 8900 warna casing hitam
kombinasi silver dan nomor Hpnya dirampas untuk
dimusnahkan
b. Dalam putusan No.84/Pid.B/2011/PN.WNG ( terdakwa
bernama PRAMUDYA RENDY HERMANTO Bin
FAHYANTO )
Pertimbangan hakim atas SMS yang terdapat dalam barang
bukti HP yang telah di sita dapat di lihat dalam adanya
keterpenuhan unsur “dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan
rangkaian kebohongan, menggerakan orang lain untuk
menyerahkan barang sesuatu kepadanya atau supaya memberi
hutang maupun menghapuskan piutang”, yaitu :
- Bahwa saksi CHANDRA menyuruh/meminta bantuan
kepada terdakwa untuk membantu mengirimkan kunci
jawaban ujian nasional kepada para pelajar SMAN 2
Wonogiri, kemudian saksi CHANDRA memberikan
nomor-nomor telepon siswa dan siswi kelas 3 sebanyak
20 orang dan juga memberi 1 buah kartu perdana XL.
Selanjutnya dengan menggunakan HP, terdakwa
67
meneruskan/mengirimkan SMS kunci jawaban ujian
nasional kepada para pelajar SMAN 2 Wonogiri.
- Bahwa terdakwa mau membantu saksi CHANDRA
dalam menjual kunci jawaban palsu tersebut
dikarenakan saksi CHANDRA adalah teman semenjak
SMA, serta terdakwa di janjikan akan diberi komisi dari
menjual kunci jawaban tersebut.
- Bahwa pada hari Selasa tanggal 19 April 2011 pukul
11.00 wib terdakwa pergi ke Plasa Waduk Gajah
Mungkur bersama saksi CHANDRA untuk menemui
salah satu siswa SMAN 2 Wonogiri dalam rangka
mengambil uang pelunasan, karena baru membayar
setengahnya yaitu Rp. 1.000.000,-.
Dan keterpenuhan unsur “mereka yang melakukan, yang
menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan
perbuatan”, yaitu :
- Bahwa terdakwa bersama-sama dengan CHANDRA,
ADITYA, DEWA, BISMO, NICO, dan DITTE setidak-
tidaknya pada bulan April 2011 bertempat di komplek
Plasa Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, sebagai orang
yang melakukan atau turut serta melakukan dengan
maksud menguntungkan diri sendiri dengan tipu
68
muslihat ataupun rangkaian kebohongan, menggerakan
orang lain untuk menyerahkan sesuatu kepadanya.
Barang bukti yang diajukan di persidangan berupa :
- 1 (satu) unit HP merk Nokia seri 5130 warna Casing
Merah dirampas untuk dimusnahkan.
c. Dalam putusan No.85/Pid.B/2011/PN.WNG ( terdakwa
bernama CHANDRA GUNAWAN CHARIESMA AJI als, SIDUL
Bin SUPRAYITNO)
Pertimbangan hakim atas SMS yang terdapat dalam barang
bukti HP yang telah di sita dapat di lihat dalam adanya
keterpenuhan unsur “dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan rangkaian
kebohongan, menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang
sesuatu kepadanya atau supaya memberi hutang maupun
menghapuskan piutang, ”, yaitu :
- Bahwa pada hari Minggu 10 April 2011 pukul 15.30
wib bertempat di SMKN 1 Wonogiri terdakwa telah
menerima uang Rp. 1.000.000,- sebagai uang muka
pembayaran kunci jawaban dari para siswa SMAN 2
Wonogiri melalui saksi ASTIN. Dimana uang tersebut
lalu dibayarkan kepada saksi DEWA yang memiliki
69
kunci jawaban seharga Rp. 800.000,-, sehingga
terdakwa mendapatkan keuntungan Rp. 200.000,-
- Bahwa terdakwa saat menemui korban telah sengaja
tidak mengungkapkan identitas yang sebenarnya dengan
memakai nama palsu yaitu GENTER. Dimana nama ini
oleh saksi ASTIN dikenal sebagai orang yang telah
menjual kunci jawaban soal ujian SMA tahun
sebelumnya dan di buat oleh guru dari Semarang dan
minimal peroleh hasil ujiannya dengan nilai 7 sampai 8.
- Bahwa dalam perkara ini terdakwa telah nyata-nyata
berhasil membuat orang lain yaitu korban saksi ASTIN
( koordinator para siswa pembeli kunci jawaban )
mnyerahkan uang sejumlah Rp. 1.000.000,-.
Dan keterpenuhan unsur “mereka yang melakukan, yang
menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan”,
yaitu :
- Bahwa dalam menyebarkan kunci jawaban terdakwa
telah menyuruh saksi PRAMUDYA untuk membantu
mengirimkan kunci jawaban tersebut melalui SMS
dengan menggunakan beberapa nomor simcard yang
telah di beli terdakwa ke nomor HP siswa SMAN 2
70
Wonogiri yang nomor-nomor para pelajar tersebut
berasal dari saksi ASTIN.
- Terdakwa juga telah menyuruh saksi ADITYA untuk
mengaku sebagai pelajar bernama VIAN saat
menyerahkan uang Rp.800.000,- ke saksi DEWA,
dimana atas hal tersebut terdakwa menjanjikan komisi
yang besarnya tidak di tentukan kepada saksi
PRAMUDYA.
Barang bukti yang diajukan di persidangan berupa :
- 1 buah HP Nokia 6070 warna abu-abu silver dengan
nomor 085725313338, 1 buah HP Nexian NX G 900
warna hitam, 2 buah kartu HP XL, simcard/nomor kartu
: 087836463110 dan simcard/nomor kartu :
087836448993, 1 buah HP Nokia N 73 warna hitam dan
simcard/nomor kartu : 087736060556 dan 1 buah HP
Nokia 1202 warna biru kombinasi putih dan
simcard/nomor kartu : 085227992727, 1 buah HP Nokia
5310 XM warna hitam dan simcard/nomor kartu :
082134432605, 1 buah HP Nokia 1650 warna hitam
kombinasi putih dan simcard/nomor kartu :
082136753606 semua dirampas dan untuk
dimusnahkan.
71
d. Dalam putusan No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG ( terdakwa
bernama ADITYA KURNIAWAN Bin FAHYANTO )
Pertimbangan hakim atas SMS yang terdapat dalam barang
bukti HP yang telah di sita dapat di lihat dalam adanya
keterpenuhan unsur “dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan rangkaian
kebohongan, menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang
sesuatu kepadanya atau supaya memberi hutang maupun
menghapuskan piutang ”, yaitu :
- Bahwa terdakwa di ajak oleh saksi CHANDRA untuk
menemui saksi DEWA, untuk keperluan pembelian
kunci jawaban dan menyuruh terdakwa untuk
menyerahkan uang kepada saski DEWA. Sebelum
terdakwa menyerahkan uang kepada saksi DEWA
sebesar Rp. 800.000,-, saksi CHANDRA terlebih dahulu
telah mendapatkan uang sebesar Rp. 1.000.000,- dari
saksi ASTIN sebagai uang muka pembelian kunci
jawaban.
- Bahwa uang yang diserahkan kepada saksi DEWA
sebesar Rp.800.000,- sedangkan uang yang di terima
saksi CHANDRA dari saksi ASTIN adalah
Rp.1.000.000,- sehingga penjualan kunci jawaban palsu
72
tersebut menguntungkan saksi CHANDRA karena
adanya perbedaan selisih harga.
- Bahwa saksi DEWA tidak akan menjual kunci jawaban
kepada sembarang orang, oleh karena itu saksi
CHANDRA menyuruh terdakwa untuk mengaku
bernama VIAN ( pelajar kelas 3 SMA Surakarta ).
Sehingga terjadilah jual beli antara saksi DEWA dengan
saksi CHANDRA yang melalui terdakwa
- Bahwa saksi CHANDRA mengatakan kepada saksi
ASTIN bahwa kunci jawaban yang dia tawarkan di buat
oleh guru dari Semarang dan menjamin akan
mendapatkan nilai antara 7 sampai 8
- Bahwa apa yang dikatakan saksi CHANDRA kepada
saksi ASTIN dan teman-temannya sesama SMAN 2
Wonogiri, akhirnya saksi ASTIN tertarik menyerahkan
uang muka sebagai pembelian kunci jawaban yang
ditawarkan CHANDRA melalui SMS dengan rata-rata
anak menyerahkan uang Rp. 20.000,- melalui saksi
ASTIN.
Dan keterpenuhan unsur “mereka yang melakukan, yang
menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan”,
yaitu :
73
- Bahwa terdakwa telah diberitahu oleh saksi CHANDRA
bahwa saksi CHANDRA akan membeli kunci jawaban
dan menghubungi saksi DEWA dan mengaku bernama
VIAN. Karena saksi CHANDRA sudah mengetahui
sebelumnya bahwa apabila kalau yang membeli saksi
CHANDRA langsung bahwa saksi DEWA tidak akan
percaya karena yang dapat membeli kunci jawaban
tersebut hanya seorang pelajar kelas 3 SMA.
- Bahwa terdakwa lah yang menemui saksi DEWA dan
mengaku bernama VIAN pelajar SMAN 1 Kartasura
dan oleh karena yang menemui saksi DEWA adalah
seorang pelajar maka jual beli kunci jawaban dapat
terjadi dan saksi CHANDRA akhirnya mendapatkan
kunci jawaban melalui SMS di Hpnya dari saksi DEWA
- Bahwa apabila terdakwa tidak melakukan hal itu maka
jual beli tidak akan terjadi , dengan demikian
keikutsertaan terdakwa dalam hal ini sangat menentukan
dapat atau tidaknya kunci jawaban.
Barang bukti yang diajukan di persidangan berupa :
- 1 (satu) unit HP merk Nokia 1661 warna hitam
dirampas untuk dimusnahkan
74
e. Dalam putusan No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS ( terdakwa
bernama I WAYAN SUATARNA )
Pertimbangan hakim atas SMS yang terdapat dalam barang
bukti HP yang telah di sita dapat di lihat dalam adanya
keterpenuhan unsur “dengan sengaja memberikan kesempatan
untuk bermain judi, tanpa ijin”, yaitu :
- Bahwa pada hari Minggu tanggal 2 September 2012
sekitar pukul 15.00 WITA bertempat di rumah
terdakwa, karena terdakwa menjual nomer togel yang di
beli oleh masyarakat melalui SMS, komisi yang
terdakwa dapatkan dari hasil penjualan adalah 25 % dan
komisi tersebut digunakan terdakwa untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Dan terdakwa tidak memiliki ijin
dari pejabat yang berwenang untuk
menyelenggarakan/menjual togel kepada masyarakat
umum.
- Bahwa berdasarkan keterangan saksi ANANTO dan
rekannya yang pada pokoknya menerangkan bahwa
pada saat saksi menanyakan kepada terdakwa tentang
ijin dari pihak yang berwenang untuk
menyelenggarakan judi togel tersebut terdakwa
mengaku tidak memiliki ijin.
75
Barang bukti yang diajukan di persidangan berupa :
- 1 (satu) unit HP merk Nokia berisi SMS dirampas untuk
dimusnahkan
4. Hasil Wawancara
Bahwa penulis telah berhasil mewawancari salah satu
hakim di Pengadilan Negeri Wonogiri yaitu hakim Arif Sapto SH.
Dimana penulis telah mendapatkan informasi bahwa terkait dengan
SMS memang belum diatur di dalam KUHAP tetapi di dalam
pembuktiannya apa yang di tanyakan kebenarannya kepada
terdakwa maupun saksi terkait dengan HP yang berisi SMS akan
menjadi keterangan terdakwa dan keterangan saksi. Di sini hakim
memang tidak menggunakan UU ITE karena hakim hanya
menerima limpahan dakwaan dari jaksa penuntut umum. Karena
jaksa penuntut umum hanya mendakwaakan menggunakan KUHP
dan KUHAP dan juga tidak ada alternatif dari UU ITE sehingga
membuat hakim menjadi terikat dengan dakwaan tersebut.1
B. Analisis
Bahwa untuk melihat bagaimana hakim
mempertimbangkan SMS tersebut penulis melihat teori sistem
pembuktian yang di anut di Indonesia yaitu sistem pembuktian
1 Wawancara dengan hakim Pengadilan Negeri Wonogiri pada tanggal
29 Juli 2013.
76
menurut undang-undang secara negatif yaitu dimana pembuktian
harus dilakukan menurut cara dan dengan alat-alat bukti yang sah
menurut undang-undang, dan keyakinan hakim juga harus
didasarkan atas cara dan dengan alat-alat bukti yang sah menurut
undang-undang
Sistem pembuktian yang dianut KUHAP terdapat dalam
Pasal 183 KUHAP yang pada pokoknya Hakim baru boleh
menjatuhkan pidana kepada seseorang apabila sekurang-kurangnya
terdapat 2 alat bukti yang sah dan menimbulkan keyakinan hakim
bahwa terdakwa bersalah atas tindakan tersebut. Dalam kasus yang
penulis teliti, dari hasil keterangan saksi, keterangan terdakwa dan
barang bukti yang telah ada, maka SMS yang terdapat dalam HP
yang telah di sita dapat di kategorikan sesuai Pasal 39 KUHAP
yaitu sebagai alat untuk melakukan kejahatan, oleh sebab itu dapat
di kategorikan sebagai barang bukti. Seharusnya Majelis Hakim
harus memperlihatkan sesuai pasal 181 KUHAP dikaitkan dengan
perbuatan terhadap terdakwa, namun tidak pernah ditunjukkan
kepada terdakwa dan saksi sehingga apakah barang bukti itu yang
berisi SMS tersebut ada kaitannya dengan tindak pidana dengan
terdakwa atau tidak, tidak dapat diketahui.
Dalam kasus di Wonogiri, dalam hakim
mempertimbangkan apakah perbuatan terdakwa dapat dibuktikan
atau tidak, majelis hanya berdasarkan keterangan saksi tentang cara
77
terdakwa menghubungi saksi dalam penjualan kunci jawaban palsu
tersebut dimana menurut para saksi terdakwa menghubungi para
saksi melalui SMS dari HP yang dimiliki terdakwa yang kemudian
di konfirmasikan kepada terdakwa, terdakwa membenarkan.
Sedangkan dalam kasus di Denpasar, dalam hakim
mempertimbangkan apakah perbuatan terdakwa dapat dibuktikan
atau tidak, majelis berdasarkan keterangan saksi dan keterangan
terdakwa tentang cara terdakwa menerima pesanan nomor togel
dari pembeli melalui SMS ke HP milik terdakwa, terdakwa
membenarkan.
Jadi hakim dalam kasus yang penulis teliti dalam hal ini
adalah kasus di Wonogiri belum memperlihatkan barang bukti
yang berisi SMS kepada para terdakwa maupun saksi-saksi,
sehingga tidak cukup diperoleh keterangan dari saksi dan
keterangan dari terdakwa berkaitan barang bukti tersebut. Oleh
karena itu barang bukti HP yang berisi SMS tersebut tidak
mendapatkan pertimbangan secukupnya, karena untuk menentukan
terbuktinya tindak pidana yang di dakwakan kepada para terdakwa
ternyata barang bukti tersebut (SMS) dipertimbangkan sebagai cara
untuk melakukan penipuan. Ternyata barang bukti berupa SMS
yang berisi rangkaian kebohongan dari terdakwa dipertimbangkan
sebagai cara atau modus sebagai penipuan, karena berdasarkan
SMS dari terdakwa tersebut para saksi korban menyerahkan
78
sejumlah uang ( barang sesuatu ) kepada para terdakwa. Ternyata
hal ini dalam kasus di Wonogiri menimbulkan kerugian materiil
pada korban karena ternyata SMS yang berisi jawaban soal ujian
tersebut tidak ada yang benar sesuai dengan yang dijanjikan para
terdakwa.
Sedangkan hakim dalam kasus di Denpasar sudah
memperlihatkan barang bukti yang berisi SMS kepada terdakwa,
dimana barang bukti HP dan SMS yang termuat didalamnya
ditunjukkan kepada terdakwa dan terdakwa membenarkannya,
sehinggahakim memperoleh fakta persidangan melaluibarang bukti
tersebut yang selanjutnya dipertimbangkan oleh hakim terkait
dengan modus operandi terdakwa dalam melakukan tindak pidana
perjudian.
Seharusnya apabila kasus ini diterapkan dalam Undang-
undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik, SMS disini dapat di jadikan alat bukti hukum yang sah
seperti bunyi Pasal 5 UU ITE. Dalam Pasal 5 UU ITE tersebut
sudah secara tegas mengatur bahwa informasi dan/atau dokumen
elektronik dalam hal ini adalah SMS, merupakan perluasan alat
bukti yang sah dalam Hukum Acara Pidana ( Pasal 184 KUHAP ).
Meskipun di dalam Pasal 184 tidak menyebutkan HP yang berisi
SMS itu termasuk alat bukti tetapi mengacu bunyi pasal 188
KUHAP, apabila barang bukti yang berupa HP yang berisi SMS
79
tersebut diperlakukan oleh Majelis Hakim sesuai dengan ketentuan
Pasal 181 maka di samping dapat menjadi alat bukti keterangan
saksi dan keterangan terdakwa atas barang bukti dapat juga di
kategorikan sebagai alat bukti petunjuk.