Post on 27-Oct-2020
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TinjauanTeori
1. Definisi Analisis
Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti
mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan
kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan
maknanya. Dalam pengertian yang lain, analisis adalah sikap atau perhatian
terhadap sesuatu (benda, fakta, fenomena) sampai mampu menguraikan menjadi
bagian-bagian, serta mengenal kaitan antar bagian tersebut dalam keseluruhan.
Analisis dapat juga diartikan sebagai kemampuan memecahkan atau menguraikan
suatu materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil
sehingga lebih mudah dipahami.
Analisis merupakan sebuah aktivitas yang memuat kegiatan memilah,
mengurai, membedakan sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan menurut
kriteria tertentu lalu dicari ditaksir maknan dan kaitannya ( menurut Wiradi).
2. Definisi minat.
Minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang
mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman,
dan ketrampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Hal penting pada minat
adalah intensitasnya, secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang
9
memiliki intensitas tinggi (Depdiknas, 2009). Minat adalah kecenderungan dalam
diri individu untuk tertatik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek (
Sumadi Suryabrata, 1988 : 109 ).
3. Faktor faktor yang mempengaruhi minat
Menurut Sukmadinata (2010) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat yaitu:
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan
(Notoatmodjo, 2010).
b. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa
lalu.
c. Informasi
Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan
data dalam suatubentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya
yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan
untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang telah
10
diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses
pengabilan keputusan.
4. Definisi E-banking
Di era informasi, lembaga keuangan memberikan layanannya tidak saja
melalui model-model konvensional, tetapi kini sudah mulai beralih pada
pemanfaatan teknologi informasi. Kondisi ini sebenarnya dipacu oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Mungkin dahulu
lembaga keuangan bank dalam memberikan layanannya lebih menekankan kepada
model facetoface dan didasarkan kepada paperdocument. Sejak teknologi
informasi mampu mendukung terhadap sistem transaksi lembaga keuangan bank,
model transaksi pun lebih mengedepankan pada model non-facetoface dan
paperlessdocument atau Digital Document. Untuk saat ini, tren yang berkembang
dalam konteks transaksi seperti itu salah satunya yakni layanan internet banking.
Berikut ini dipaparkan sekilas mengenai kajian konseptual dari layanan internet
banking. Revolusi informasi yang ditandai dengan kemunculan internet telah
berdampak hampir ke setiap aspek sektor kehidupan manusia, yang dimulai dari
sektor pertahanan dan keamanan hingga sampai pada sektor perbankan. Pada
sektor perbankan, hasil dari revolusi informasi ini adalah ditemukannya sebuah
konsep baru yang disebut internet banking. Menurut Karen Furst adalah sebagai
berikut. Internet banking ist heuse of the internet as remote delivery channel for
banking services, including traditional services, such as opening a deposit
account or transferring funds among different account, as well as newbanking
11
services, such as electronic bill present mentand payment,
whichallowcustomerstoreceiveandpayhill over bank'swebsite. Menurut
pendapatnya Efraim Turban, meskipun ia memberikan istilah internet banking
dengan istilah onlinebanking. Selengkapnya, ia menyatakan: "onlinebanking,
includes various banking activities conducted from home, business, orontheroad
instead ofat a physical bank location .”Dari pengertian ini, dapat didefinisikan
secara sederhana bahwa internet banking merupakan suatu bentuk pemanfaatan
media internet oleh bank untuk mempromosikan dan sekaligus melakukan
transaksi secara online, baik dari produk yang sifatnya konvensional maupun yang
baru.
5. Fungsi E-banking
Penggunaannya mirip dengan mesin ATM dimana sarananya saja yang
berbeda, seorang nasabah dapat melakukan aktifitas pengecekan saldo rekening,
transfer dana antar rekening atau antar bank, hingga pembayaran tagihan-tagihan
rutin bulanan seperti: listrik, telepon, kartu kredit, dll.
6. Pengelompokan E-banking
a. ATM, Automated Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri, ini adalah
saluran e-banking paling populer yang kita kenal. Selain bertransaksi
melalui mesin ATM, kartu ATM dapat pula digunakan untuk berbelanja di
tempat perbelanjaan, berfungsi sebagai kartu debit. Bila kita mengenal
ATM sebagai mesin untuk mengambil uang, belakangan muncul pula ATM
12
yang dapat menerima setoran uang, yang dikenal pula sebagai Cash
DepositMachine/CDM
b. Phone Banking, ini adalah saluran yang memungkinkan nasabah untuk
melakukan transaksi dengan bank via telepon. Fasilitas ini boleh dibilang
lebih praktis ketimbang ATM untuk transaksi non tunai, karena cukup
menggunakan telepon/HP di manapun kita berada, kita bisa melakukan
berbagai transaksi, termasuk transfer ke bank lain.
c. Internet Banking, ini termasuk saluran teranyar e-banking yang
memungkinkan nasabah melakukan transaksi via internet dengan
menggunakan komputer/PC atau PDA. Kelebihan dari saluran ini adalah
kenyamanan bertransaksi dengan tampilan menu dan informasi secara
lengkap tertampang di layar komputer/PC atau PDA.
d. SMS/m-banking, saluran ini pada dasarnya evolusi lebih lanjut dari Phone
Banking, yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan
perintah SMS. Fitur transaksi yang dapat dilakukan yaitu informasi saldo
rekening, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit,
listrik, dan telepon), dan pembelian voucher. Saluran ini sebenarnya
termasuk praktis namun dalam prakteknya agak merepotkan karena nasabah
harus menghapal kode-kode transaksi dalam pengetikan sms, kecuali pada
bank yang melakukan kerjasama dengan operator seluler, menyediakan
akses banking menu – SimTool Kit (STK) pada sim cardnya.
7. Jenis-jenis Teknologi e-banking
13
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kompleksitas transaksi,
berbagai jenis e-banking semakin sulit dibedakan karena fungsi dan fiturnya
semakin berkembang dan berinovasi. Sebagai contoh, sebuah kartu plastik
mungkin memiliki “magnetic strip”- yang bisa mengkaitkan dengan rekening
bank, dan juga memiliki nilai yang tersimpan dalam sebuah chip. Kadang kedua
jenis kartu tersebut disebut “debit card” oleh merchant atau vendor. Beberapa
gambaran umum mengenai jenis-jenis teknologi e-banking sebagai berikut.
a. Automated Teller Machine (ATM). Terminal elektronik yang disediakan
lembaga keuangan atau perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk
melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank, melakukan
setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.
b. Computer Banking. Layanan bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui
koneksi internet kepusat data bank, untuk melakukan beberapa layanan
perbankan, menerima dan membayar tagihan, dan lain-lain.
c. Debit (or check) Card. Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal point-
of-sale (POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang
langsung didebet (diambil) dari rekening banknya) Direct Deposit. Salah satu
bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja
atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau
pensiun) melalui transfer elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap
rekening nasabah.
d. Direct Payment ( also electronic bill payment). Salah satu bentuk pembayaran
yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana
14
elektronik. Dana tersebut secara elektronik ditransfer dari rekening nasabah ke
rekening kreditor. Directpayment berbeda dari preauthorized debit dalam hal
ini, nasabah harus menginisiasi setiap transaksi directpayment.
e. Electronic Bill Present mentand Payment (EBPP). Bentuk pembayaran tagihan
yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah atau pelanggan secara
online, misalnya melalui email atau catatan dalam rekening bank. Setelah
penyampaian tagihan tersebut, pelanggan boleh membayar tagihan tersebut
secara online juga. Pembayaran tersebut secara elektronik akan mengurangi
saldo simpanan pelanggan tersebut.
f. Electronic CheckConversion. Proses konversi informasi yang tertuang dalam
cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik agar
bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut.
g. Electronic Fund Transfer (EFT). Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari
satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik.
h. PayrollCard. Salah satu tipe “stored-valuecard” yang diterbitkan oelh pemberi
kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya mengakses
pembayaraannya pada terminal ATM atau PointofSales. Pemberi kerja
menambahkan nilai pembayaran pegawai ke kartu tersebut secara elektronik.
i. Preauthorized Debit (orautomaticbillpayment). Bentuk pembayaran yang
mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang
diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya
dengan jumlah pembayaran tertentu (misalnya pembayaran listrik, tagihan
15
telpon, dll). Dana secara elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke
rekening kreditor (misalnya PLN atau PT Telkom).
j. PrepaidCard. Salah satu tipe stored-valuecard yang menyimpan nilai moneter
di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai tersebut ke
penerbit kartu.
k. SmartCard.Salah satu tipe stored-valuecard yang di dalamnya tertanam satu
atau lebih chips atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data,
melakukan perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya
validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan
data pribadi). Kartu ini bisa digunakan pada sistem terbuka (misalnya untuk
pembayaran transportasi publik) atau sistem tertutup (misalnya MasterCard
atau Visa networks).
l. Stored-ValueCard. Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter,
yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau melalui
simpanan yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain. Untuk
single-purposestoredvaluecard, penerbit (issuer) dan penerima (acceptor) kartu
adalah perusahaan yang sama dan dana pada kartu tersebut menunjukkan
pembayaran di muka untuk penggunaan barang dan jasa tertentu (misalnya
kartu telpon). Limited-purposecard secara umum digunakan secara terbatas
pada terminal POS yang teridentifikasi sebelumnya di lokasi-lokasi tertentu
(misalnya vendingmachines di sekolah-sekolah). Sedangkan multi-purposecard
dapat digunakan pada beberapa penyedia jasa dengan kisaran yang lebih luas,
16
misalnya kartu dengan logo MasterCard, Visa, atau logo lainnya dalam
jaringan antar bank.
B. Tinjauan Pustaka
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan yang dapat
digunakan sebagai acuan yaitu:
1. Maya Angela Silvia (2014)
“Faktor faktor yang mempengaruhi minat nasabah menggunakan internet
banking pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, cabang Ahmad
yani Makassar”. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai minat nasabah
dalam menggunakan internet banking pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk. Cabang Ahmad Yani Makassar, maka dapat disajikan
beberapa kesimpulan dari hasil analisis yaitu sebagai berikut:
a. Dari hasil persamaan regresi menunjukkan bahwa dari keempat variabel,
variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan Dan Variabel Kenyamanan
berpengaruh positif sedangkan variabel persepsi daya guna dan variabel
Kepercayaan berpengaruh negatif terhdap minat nasabah.
b. Variabel Kenyamanan memiliki pengaruh yang dominan terhadap minat
nasabah dalam menggunakan internet banking. Hal ini ditunjukkan oleh
hasil persamaan regresi dimana nilai koefisien variabel kenyamanan lebih
besar dibanding dengan variabel lainnya dan memiliki nilai signifikan
paling kecil. Degan demikian hipotesis kedua yang mengatakan variabel
17
yang pengaruhnya dominan adalah variabel Persepsi Kemudahan
Penggunaan ditolak.
2. Aisiyah Amanah ( 2014)
“Faktor- faktor yang mempengaruhi minat menggunakan Internet Banking
(studi pada nasabah Bank Syariah Mandiri Yogyakarta)” berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
babsebelumnya, berikut kesimpulan dari hasil penelitian diperoleh :
a. Persepsi kemudahan berpengaruh positif signifikan terhadap minat
menggunakan internet banking pada nasabah Bank Syariah Mandiri
Yogyakarta.
b. Persepsi risiko tidak berpengaruh terhadap minat menggunakan internet
banking pada nasabah Bank Syariah Mandiri Yogyakarta.
c. Persepsi kepercayaan berpengaruh positif signifikan terhadap minat
menggunakan internet banking pada nasabah Bank Syariah Mandiri
Yogyakarta.
3. Febrian Maulana Yusuf (2017)
“Faktor faktor yang mempengaruhi minat nasabah menggunakan internet
banking pada nasabah BRI SYARIAH yogyakarta” berdasarkan hasil
analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bagian bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Tidak terdapat pengaruh antara persepsi kemudahan terhadap minat
menggunakan internet banking pada nasabah BRI Syariah Yogyakarta
dengan nilai thitung<ttabel ( -0.450 < 1.985) dan nilai signifikansi sebesar
18
0.654 > 0.05. hal ini menunjukkan bahwa persepsi kemudahan tidak
berpengaruh terhadap minat nasabah.
b. Terdapat pengaruh positif signifikan antara persepsi kenyamanan terhadap
minat menggunakan internet banking pada nasabah BRI Syariah
Yogyakarta dengan nilai thitung>ttabel (3.445 > 1.985) dan nilai
signifikansi sebesar 0.001 < 0.05. hal ini menunjukkan bahwa persepsi
kemudahan berpengaruh positif signifikan terhadap minat nasabah.
c. Terdapat pengaruh positif signifikan antara persepsi kepercayaan terhadap
minat menggunakan internet banking pada nasabah BRI Syariah
Yogyakarta dengan nilai thitung>ttabel (3.717 > 1.985) dan nilai
signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. hal ini menunjukkan bahwa persepsi
kemudahan berpengaruh positif signifikan terhadap minat nasabah.
C. Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh Persepsi kemudahan terhadap minat pengguna e- banking
Kemudahan Penggunaan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang
percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha
(Jogiyanto, 2007: 115). Pengguna teknologi mempercayai bahwa TI yang
fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya (compatible) sebagai
karakteristik Kemudahan Penggunaan. Sun dan Zhang (2011) mengidetifikasi
dimensi dari persepsi kemudahan yaitu, easetolearn (mudah untuk dipelajari),
easetouse (mudah digunakan), clear and understandable (jelas dan mudah
dimengerti), dan become skillful (menjadi terampil). Penelitian yang dilakukan
19
oleh Saputro, Sukirno (2013) hal 5 dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Persepsi Kemudahan Penggunaan, Kepercayaan, Kecemasan Berkomputer dan
Kualitas Layanan Terhadap Minat Menggunakan Internet Banking” terdapat
pengaruh positif dan signifikan pada persepsi kemudahan minat menggunakan
Internet Banking
2. Pengaruh Kepercayaan terhadap minat pengguna e-banking
Menurut Morgan dan Hunt (1994: 23), Kepercayaan merupakan
keyakinan dalam kehandalan dan integritas yang dimiliki seseorang dengan
mitranya. Dalam Kepercayaan terdapat penilaian seseorang dengan suatu
sistem yang akan digunakan untuk melakukan transaksi tertentu sesuai dengan
harapan dalam sebuah ketidakpastian. Kepercayaan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah Kepercayaan nasabah BCA terhadap produk dari e-
banking yaitu mengenai tingkat keamanan dan kerahasiaan yang diberikan oleh
pihak perbankan. Saat nasabah BCA mempunyai Kepercayaan yang tinggi
terhadap e-banking tersebut, maka dapat dijadikan ukuran perilaku untuk
menumbuhkan Minat dalam menggunakan e-banking. Kepercayaan nasabah
BCA terhadap e-banking akan mempengaruhi Minat Bertransaksi
Menggunakan e-banking, karena dengan Kepercayaan yang tinggi nasabah
yakin bahwa pihak perbankan mampu menjalankan penyelenggaraan transaksi,
sehingga faktor Kepercayaan secara langsung mempengaruhi Minat nasabah
BCA dalam menggunakan e-banking dalam transaksinya. Jika seorang nasabah
BCA percaya dan yakin akan suatu kinerja sistem yang baik, maka nasabah
20
BCA akan menggunakan dan mengganggap sebuah sistem tersebut akan
menghasilkan hasil yang positif bagi para penggunanya. Kepercayaan
merupakan bagian dari keyakinan, jadi apabila nasabah BCA sudah merasa
yakin terhadap e-banking, maka akan timbul Minat untuk mempercayai e-
banking tersebut. Dalam hal ini nasabah BCA percaya pada pihak bank yang
menyediakan produk e-banking.
3. Pengaruh keamanan terhadap minat pengguna e-banking
Aplikasi e-banking harus memadukan sejumlah unsur penting yang
bersumber kepada keamanan (Eriksson, etal., 2008) Tiga faktor keamanan
yang harus mendapat perlindungan sistem keamanan e-banking yaitu: (1) aspek
kerahasiaan (security), (2) aspek integritas (integrity) dan (3) aspek
ketersediaan (availability). Tujuan sistem keamanan ini harus
diimplementasikan pada pengembangan sistem aplikasi perbankan dan yang
terpenting yaitu bagaimana agar sistem aplikasi itu bersifat: easytouse dan
easytooperate. Oleh karena itu langkah awalnya yaitu mengidentifikasi risiko
yang potensial terjadi pada saat penggunaan teknologi komputer - informasi
untuk aplikasi teknologi perbankan.
4. Pengaruh kegunaan terhadap minat pengguna e-banking
Jogiyanto (2007) mendefinisikan persepsi kegunaan sebagai kemampuan
seseorang percaya menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan
kinerjanya. Menurut Davis (1989) persepsi kegunaan merupakam sebagai
21
sejauh mana seorang individu percaya adanya teknologi yang akan
meningkatkan produktivitas dan kinerja mereka. Beberapa hasil penelitian
sebelumnya yang meneliti pengaruh persepsi kegunaan terhadap sikap
penggunaan teknologi sistem informasi. Farizi (2014) melakukan penelitian
tentang minat keprilakuan individu dalam penggunaan internet banking.
Sampel penelitian Farizi (2014) adalah pada mahasiswa jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa konstruk persepsi kegunaan berpengaruh
terhadap minat penggunaan layanan internet banking tersebut. Rahmawaty
(2010) melakukan penelitian tentang penerimaan suatu teknologi informasi
dengan menguji secara empiris tentang pengaruh kebermanfaatan terhadap
sikap penggunaan ATM.
1. Penelitian ini menggunakan empat variable bebas (independen) yaitu
Persepsi kemudahan (X1), Persepsi Kegunaan (X2), persepsi kepercayaan
(X3), dan persepsi keamanan (X4).
2. Sedangkan variable terikatnya/dependen (Y) adalah Minat Pengguna e-
banking pada KCP Gejayan di Kota Yogyakarta.
Persepsi
Kemudahan
(X1)
Persepsi
Kegunaan
(X2) MINAT PENGGUNA E-BANKING (Y)
22
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis biasa digunakan dalam sebuah penelitian. Hipotesis merupakan
dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak
jika salah dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya. E-banking adalah
Perbankan Elekronik atau E-banking yang juga dikenal dengan istilah internet
banking ini dapat di definisikan sebagai jasa dan produk bank secara langsung
kepada nasabah melalui elektronik, saluran komunikasi interaktif. E-Banking
meliputi sistem yang memungkinkan nasabah bank, baik individu ataupun bisnis,
untuk mengakses rekening, melakukan transaksi bisnis, atau mendapatkan
informasi produk dan jasa bank melalui jaringan pribadi atau publik, termasuk
internet.
Penelitian yang dilakukan oleh Maya Angela Silvia (2014) berjudul
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan Internet
Persepsi
Keamanan
(X4)
Persepsi
Kepercayaan
(X3)
23
Banking pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Achmad Yani
Makasar”. Hasil penelitian adalah: kemudahan penggunaan (easeofuse)
berpengaruh signifikan terhadap minat untuk menggunakan Internet Banking.
Dari hasil penelitian diatas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis
sbb:
H1: Persepsi Kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap
minat untuk menggunakan e-banking.
Persepsi kegunaan adalah suatu tingkatan dimana seseorang percaya
bahwa penggunaan suatu teknologi tertentu akan menimbulkan hal yang positif
yang akan di dapat jika menggunakan teknologi tersebut. Menurut (Mohammad
etal, 1989 dalam L Fullah& S Candra 2011) Ada beberapa indikator dalam
pemanfaatan Internet Banking yaitu seperti meningkatkan efektivitas pemanfaatan
layanan perbankan, memudahkan dalam transaksi perbankan, memudahkan dalam
mendapatkan layanan perbankan yang lebih cepat, dan meningkatkan kinerja
dalam layanan perbankan. Penelitian terhadap persepsian manfaat telah di lakukan
oleh Menurut Maharsi dan Mulyadi (2007) dimana hasil penenlitiannya
menyatakan bahwa persepsi kegunaan mempengaruhi minat untuk menggunakan
teknologi informasi secara langsung. Hasil yang senada juga diungkapkan oleh
Chengetal (2005) yang melakukan penelitian tentang pengadopsian internet
banking yang dikembangan oleh universitas di Hong Kong. Serta penelitian yang
dilakukan L Fullah& S Candra (2011) Ada juga penelitian dari Aderonke&
Charles (2010) penelitian ini mengungkapkan bahwa manfaat adalah faktor
24
penting menjelaskan kenapa seseorang mengadopsi e-banking di Nigeria. Selain
itu penelitiandari RG Panggalih (2013) dimana hasil penenlitiannya menyatakan
bahwa keuntungan persepsian merupakan faktor determinan yang mendorong
seseorang memilih untuk menggunakan layanan internet banking. Berdasarkan
uraian diatas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Persepsi Kegunaan berpengaruh terhadap minat
menggunakan layanan e- banking.
Persepsi keamanan merupakan suatu faktor yang penting untuk
menimbulkan suatu minat individu untuk menggunakan layanan internet banking,
yang dimaksud dengan keamaan di dalam internet banking yaitu sebuah
keamanan privasi nasabah dan keamanan bertransaksi. Pihak bank tinggal
memberi tahu para nasabah mengetahui bahwa menggunakan internet banking itu
mempunyai tingkat keamanan yang tinggi dan membuat para nasabah percaya,
maka akan banyak para nasabah akan menggunakan layanan internet banking.
Penelitian dari Chengetal (2006) yang membahas tentang internet banking dengan
objek penelitian di Hongkong dengan beberapa variabel salah satunya yaitu
variabel persepsian keamanan web, penelitian ini berpendapat bahwa keamaan
web mempunyai efek untuk sebuah minat dan sikap para konsumen sehingga hasil
dari penelitian ini bahwa persepsian konsumen berpengaruh positif terhaap sikap
dan minat para konsumen. Hasil serupa juga diungkapkan oleh penelitian
Suprapto (2014), Priyanto (2014), Nasri (2011), dan Gunawan (2014) yang Hasil
dari penelitiannya terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara variabel
25
kemanan dengan minat untuk menggunakan internet banking. Berdasarkan uraian
diatas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Persepsi keamanan berpengaruh terhadap minat dalam
menggunakan e-banking.
Kepercayaan digambarkan sebagai suatu tindakan kognitif (misalnya,
bentuk pendapat atau prediksi bahwa sesuatu akan terjadi atau orang akan
berperilaku dalam cara tertentu), afektif (misalnya masalah perasaan) atau konatif
(misalnya masalah pilihan atau keinginan) ( Nazar dan Syahran, 2008). Lau dan
Lee (1999) mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan individu untuk
menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan risiko tertentu. Beberapa
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh positif
terhadap sikap penggunaan teknologi. Al-Somalietal. (2008) meneliti tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi diadopsinya internet banking dengan
menggunakan TAM. Berdasarkan studi empiris dari Al-Somalietal. (2008) yang
mengambil subyek penelitian di Saudi Arabia, menunjukkan bahwa kepercayaan
mempengaruhi sikap pengguna dari internet banking. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah masyarakat Saudi Arabia yang terpilih secara acak.
Artha (2011) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi sikap penggunaan e-
commerce dengan menggunakan tiga model, subyek penelitian dilakukan di
Universitas Brawijaya Malang dan sampel yang diambil adalah mahasiswa
Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya Malang yang minimal mengetahui
tentang penggunaan e-commerce. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
26
kepercayaan berpengaruh secara signifikan terhadap sikap penggunaan
ecommerce. Penelitian Artha (2011) mendukung penelitian Suh dan Han (2002).
Suh dan han (2002) melakukan penelitian mengenai pengaruh kepercayaan pada
penerimaan pelanggan internet banking. Hasil penelitian dari Suh dan Han (2002)
menunjukkan bahwa kepercayaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
sikap penggunaan internet banking. Berdasarkan studi yang telah diuraikan
tersebut, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut :
H4: Persepsi Kepercayaan berpengaruh terhadap minat
penggunaan e-banking.
Kesimpulan hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini sbb:
a. H-1 : Persepsi Kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap minat untuk
menggunakan e-banking.
b. H-2 : Persepsi Kegunaan berpengaruh terhadap minat menggunakan layanan e-
banking.
c. H-3 : Persepsi keamanan berpengaruh terhadap minat menggunakan layanan e-
banking.
d. H-4 : Persepsi Kepercayaan berpengaruh terhadap minat penggunaan layanan
e-banking.