APLIKASI REMOTE SENSING DALAM BIDANG LINGKUNGAN

STUDI KASUS: OIL SPILL ANJUNGAN MONTANA-TIMOR MENGGUNAKAN PERBANDINGAN CITRA

RADAR DAN MODIS

DISUSUN OLEH:

LIA FITRIA RAHMATILAH : 1104107010008MUHAMMAD HAIKAL : 1104107010020NOVIA ANDRIANI : 1104107010032

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini marak sekali terjadi fenomena kerusakan lingkungan akibat eksplorasi, baik akibat kesalahan dalam teknik ekslporasi ataupun human error. Minyak dan gas merupakan sumber daya energi yang menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan manusia dan bidang eksplorasi yang gencar dilakukan, serta banyak pula issue tentang kerusakan lingkungan akibat eksplorasi minyak dan gas bumi.

Salah satu kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh eksplorasi minyak dan gas bumi yaitu tumpahan minyak di laut (oil spill) yang pernah terjadi pada tanggal 21 Agustus 2009 hingga November 2009 di anjungan minyak Montana yang menyebar luas ke celah Timor dan mencemari perairan Selatan Timor dan Rote (Kompas, 5 November 2009).

1.2 TujuanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui aplikasi penginderaan jauh dalam bidang lingkungan, khususnya penggunaan citra MODIS pada kajian tumpahan minyak di laut.

2. Mengetahui manfaat citra untuk kajian lingkungan.  

BAB IIDASAR TEORI

Definisi LingkunganLingkungan merupakan habitat biotik dan kondisi

fisikalnya yang ada disekitar dan dapat diindera (Henry dan Heinke, 1996). Dalam analisis lingkungan diperlukan alat yang memiliki kemampuan untuk observasi, pengukuran, analisis, pememtaan, monitoring antar waktu dan tempat dan membantu dalam pengambilan keputusan(Horning., 2010).

Definisi Penginderaan JauhPenginderaan jauh (Remote Sensing) memiliki

beragam definisi, salah satunya yaitu penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tetang objek, daerah atau gejala melalui analisa data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau gejala yang sedang dikaji (Lilesand and Keifer, 1979).

Citra Modis Modis (Moderate Resolution Imaging

Spectroradiometer) merupakan salah satu sensor utama yang terdapt pada satelit Terra (citranya disebut dengn Terra MODIS) dan satelit Aqua (citranya disebut sebagai Aqua MODIS). MODIS mengamati seluruh permukaan bumi setiap 1-2 hari dengan lebar tampilan lebih dari 2300 km.

Citra RadarRadar (Radio Detection And Ranging) merupakan

instrument aktif dalam sistem penginderaan jauh. Adapun fungsionalitas sensor radar dari sistem aktif diantaranya adalah Radar Imaging System yang menghasilkan citra radar, Scatterometers, dan altimeters. Radar memiliki dua jenis, yaitu RAR (Real Aperture Radar) dan SAR (Synthetic Aparture Radar).

Tumpahan Minyak (Oill Spill)

Banyak negara telah mengembangkan early warning system untuk memantau tumpahan minyak di laut (oill spill). Hasil penelitian menunjukan bahwa 48% polusi minyak dilaut adalah bahan bakar minyak, 29% adalah crude oil, dan hanya 5% polusi minyak yang disebabkan kecelakaan tanker (Fingas and Brown, 2000). Pemantaun polusi minyak kronis dilakukan dengan menganalisa data dari sensor aktif dan sesor pasif. Sensor yang umum digunakan untuk pemantaun oil spill di laut adalah sensor Synthetic Aperture Radar (SAR).

BAB IIIMETODOLOGI

1.3 LokasiTumpahan minyak terjadi di lokasi well head

platform Montana yang berada pada koordinat 12040’20.5” LS dan 124032’22.3” dengan kedalaman air 80 meter (Sumber: ASA, 2010).

Gambar 3.1 Peta Lokasi Tumpahan

3.2 Data

Penelitian ini menggunakan data dari citra MODIS yang diperoleh dari Skytruth pada tanggal 30 Agustus 2009, 10 dan 24 September 2009, serta 21 Oktober 2009. Hasil pemprosesan citra tanggal 30 Agustus 2009 menjadi acuan verifikasi citra oil spill hasil deteksi sensor MODIS. Data kecepatan angin untuk mempelajari pola distribusi spasial oil spill dari sensor Quickscat diperoleh dari NOAA-OceanWatch Central Pasific. 

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Oil Spill dari Citra RADAR dan MODIS

Citra RADAR tanggal 30 Agustus memperlihatkan adanya distribusi oil spill di perairan Timor-Australia. Adanya oil spill menyebabkan permukaan air laut lebih datar dibandingkan tanpa oil spill, sehingga energi gelombang mikro yang dipantulkan (backscattering) dari permukaan air laut yang mengandung oil spill lebih kecil dibandingkan permukaan tanpa oil spill. Hal ini menyebabkan citra yang dihasilkan pada permukaan perairan yang terdapat oil spill lebih gelap dibandingkan permukaan perairan yang tidak terkena oil spill.

Gambar 4.1 Oil spill gab citra RADAR dan MODIS

Citra MODIS juga menunjukan pola distribusi oil spill yang sama dengan citra RADAR di perairan dengan memperlihatkan adanya warna gelap di pemrukaan yang terkena oil spill. Hal ini menunjukan bahwa sensor MODIS mampu membedakan oil spill dipermukaan.

4.2 Distribusi Spasial dan Temporal Oil Spill di Timor Gab

Anjungan minyak Montna meledak pada tanggal 21 Agustus 2009 dan menyebabkan kebocoran minyak ke laut hingga akhir November 2009. Berdasarkan citra MODIS tanggal 30 Agustus memperikirakan luas perairan yang tertutup oil spill lebih dari 1800 mil2.

Gambar 4.2.1 Citra MODIS Oil Spill dan Kecepatan angin di Timor Gab

Gambar 4.2.2 Citra MODIS oil spill dan kecepatan angin di celah Timor, 10 September 2009

Gambar 4.2.3 Citra MODIS oil spill dan Kecepatan angin di Timor Gab, 21 Oktober 2009

Gambar 4.2.4 Distribusi oil spill pada citra MODIS dari Timor Gab (Agustus-Oktober 2009)

Peta distribusi oil spill pada citra MODIS menunjukan wilayah yang tercemar akibat kebocoran minyak dari anjungan Montana sangat luas dengan pergerakan oil spill di selat Timor sangat dinamis yang mengikuti arah pergerakan angin.

5.1 KesimpulanCitra dapat memberikan manfaat untuk kajian

lingkungan seperti pemetaan penggunaan lahan, mendeteksi lahan kritis, perancangan tata ruang wilayah dan lainnya yang memberikan dampak positif untuk pembangunan lingkungan.

Citra MODIS dapat menunjukkan distribusi oil spill di selat Timor akibat kebocoran anjungan minyak Montara sebagai mana yang terlihat juga di citra Radar. Pola distribusi oil spill mengikuti arah angin yang berhembus di permukaan laut.

BAB V PENUTUP