Post on 02-Mar-2018
7/26/2019 bab II dewi new
1/65
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Pembelajaran
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atas suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat- perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan
lain-lain (Joyce,1992) !rends (199") menyatakan #$he tern teaching model
refers to a particular approach to instruction that includes its goals, synta% ,
en&ironment, and management system' Menurut amruni (212), model
pembelajaran mempunyai empat cirri khusus yang membedakan dengan strategi,
metode, atau prosedur *iri-ciri tersebut ialah +
1) asional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembanganya
2) andasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
.) $ingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil/) ingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari a0al
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru engan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran
13
7/26/2019 bab II dewi new
2/65
7/26/2019 bab II dewi new
3/65
yang dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran
akuntansi menempati peranan yang tak kalah penting dalam proses belajar
mengajar alam pemilihan metode yang tepat, guru harus melihat situasi dan
kondisi sis0a serta materi yang diajarkan alam kegiatan belajar mengajar daya
serap peserta didik tidaklah sama alam menghadapi perbedaan tersebut, strategi
pengajaran yang tepat sangat dibutuhkan 4trategi belajar mengajar adalah pola
umum perbuatan guru dan sis0a dalam kegiatan me0ujudkan kegiatan belajar
mengajar (asibuan, 2/+.) Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut
sehingga pencapaian tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik engan
pemanfaatan metode yang efektif dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan
pengajaran amruni (212+12) menyebutkan bah0a metode adalah cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
enentuan metode yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran
akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang berlangsung
7erdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bah0a metode
pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran
. Media !embelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
enggunaaan media dalam pembelajaran berdasar asumsi bah0a dalam
pembelajaran akan terjadi suatu hubungan atau korelasi 4egala jenis media
15
7/26/2019 bab II dewi new
4/65
pembelajaran yang dipergunakan dalam proses pembelajaran disebut media
pembelajaran Media pembelajaran dalam hal ini merupakan bagian dari sarana
pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam proses pemberian materi
pelajaran Media pembelajaran dalam proses pembelajaran diperlukan khususnya
dalam rangka efekti&itas dan efisiensi pengajaran
8ata media berasal dari bahasa atin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang berarti perantara atau pengantar 4cialabba 8aren (26+261-291)
menyatakan media adalah sebuah lingkungan yang merupakan sistem pesan yang
kompleks yang dapat digunakan pada manusia cara berpikir tertentu, merasa, dan
berperilaku 4cialabba 8aren (26+1"6) menyatakan media dapat disebut sebagai
mendikte permainan :ni adalah ketika seorang pemain terus menggunakan
taktik tertentu untuk mempertahankan dominasi atas pemain lain setelah
memenangi set pertama Media sering juga disebut dengan istilah mediator,
dengan istilah ini media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur
hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar peserta didik
dan isi pelajaran selain itu media sebagai mediator mencerminkan pengertian
bah0a setiap sistem pembelajaran yang melakukan mediasi dari guru sampai
kepada pengguna alat yang paling canggih dapat disebut media (!rsyad, 25+.-
/)
;erlach < =ly dalam (!>har !rsyad, 2"+.) menyatakan bah0a media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat manusia mampu memperoleh pengetahuan,
16
7/26/2019 bab II dewi new
5/65
7/26/2019 bab II dewi new
6/65
7/26/2019 bab II dewi new
7/65
7/26/2019 bab II dewi new
8/65
atau mental maupun dalam bentuk yang nyata sehingga pembelajaran dapat
terjadi Manfaat media pembelajaran yang disampaikan menurut (Balerius,
21+1) adalah+
1) enyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkanC dengan bantuan
media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan
dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara sis0a
dimanapun berada
2) roses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarikC media dapat
menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan 0arna, baik
secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk
menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak
membosankan
.) roses pembelajaran menjadi lebih interaktifC dengan media akan terjadinya
komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung
bicara satu arah
/) =fisiensi dalam 0aktu dan tenagaC dengan media tujuan belajar akan lebih
mudah tercapai secara maksimal dengan 0aktu dan tenaga seminimal
mungkin ;uru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang,
sebab dengan sekali sajian menggunakan media, sis0a akan lebih mudah
memahami pelajaran
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar sis0aC media pembelajaran dapat
membantu sis0a menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh 7ila
dengan mendengar informasi &erbal dari guru saja, sis0a kurang memahami
pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh,
20
7/26/2019 bab II dewi new
9/65
merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman sis0a akan
lebih baik6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan
sajaC media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga sis0a
dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan
kapanpun tanpa tergantung seorang guru erlu kita sadari 0aktu belajar di
sekolah sangat terbatas dan 0aktu terbanyak justru di luar lingkungan
sekolah") Media dapat menumbuhkan sikap positif sis0a terhadap materi dan proses
belajarC proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong
sis0a untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-
sumber ilmu pengetahuan
3) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktifC guru dapat
berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki 0aktu untuk memberi
perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan
belajar sis0a, pembentukan kepribadian, memoti&asi belajar, dan lain-lain
ada dasarnya tidak semua proses pembelajaran membutuhkan media, oleh
karena itu, seorang guru harus dapat menentukan media mana yang paling tepat
dan dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran !da beberapa faktor yang
perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain+ situasi dan latar belakang di
mana media akan digunakan, media yang digunakan dianggap paling praktis,
persiapan perlengkapan yang akan digunakan dalam menerapkan media,
kesesuaian dengan kebutuhan belajar, pencapaian sis0a dalam proses belajar
mengajar bila menggunakan media, serta biayaya yang harus dikeluarkan bila
akan menggunakan media
21
7/26/2019 bab II dewi new
10/65
!dapun fungsi media pembelajaran menurut (Balerius, 21+ 1) adalah+
1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh sis0a Jika sis0a tidak mungkin diba0a ke objek langsung yang
dipelajari, maka objek yang diba0a kepada sis0a Dbjek dimaksud bisa
dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar-gambar yang
dapat disajikan secara audiovisual dan audio
2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas 7anyak
hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para
peserta didik tentang suatu objek
.) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara
sis0a dengan lingkungannya
/) Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis
6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru
") Media membangkitkan moti&asi dan merangsang sis0a untuk belajar
3) Media memberikan pengalaman yang integralEmenyeluruh dari yang
konkrit sampai dengan abstrak
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat diantaranya
sebuah media pembelajaran harus bisa meningkatkan moti&asi sis0a enggunaan
media mempunyai tujuan memberikan moti&asi kepada sis0a, selain itu media
juga harus merangsang sis0a mengingat apa yang sudah dipelajari selain
memberikan rangsangan belajar baru Media yang baik juga akan mengaktifkan
sis0a dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong sis0a
untuk melakukan praktek-praktek dengan benar Menggunakan media yang baik
antara guru dan sis0a akan terjadi interaksi dua arah bukan hanya satu arah dari
guru semata namun sis0a mampu memberi umpan balik terhadap apa yang
22
7/26/2019 bab II dewi new
11/65
disampaikan oleh guru, sehingga yang disampaikan dan yang diterima dalam satu
arti atau dengan pengertian yang sama
;uru yang dapat memilih, membuat ataupun menyusun media pembelajaran
dalam proses penyampaian materi dapat meningkatkan efisiensi dalam
pembelajaran dan mengembangkan sikap positif dan kompetensi sis0a terhadap
pembelajaran engan media yang baik maka pembelajaran menjadi lebih jelas
dan menarik, 0aktu dan tenaga lebih efisien, kualitas hasil belajar sis0a akan
lebih meningkat, proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja dan
dapat dioperasikan sendiri oleh sis0a $idak kalah pentingnya yaitu dengan media
peran guru akan lebih baik ke arah yang positif dan produktif dalam
pembelajaran
#. $eni%&jeni% media !embelajaran
Media mempunyai banyak jenis dan mempunyai karakteristik sendiri-sendiri
karena masing-masing jenis media tersebut mempunyai fungsi dan
pemanfaatannya masing-masing Fntuk itu media sesuai karakteristiknya masing-
masing dapat digolongkan sebagai berikut +
1) Media grafis
Media disampaikan le0at pesan simbul &isual, seperti+ gambarEfoto, sketsa,
diagram, baganEchart, grafik kartun,poster peta, globe
2) Media audio
Media penyampai pesan le0at lambing auditif dan suara, seperti radio, alat
perekam magnetic, laboratorium bahasa
.) Media proyeksi diam
23
7/26/2019 bab II dewi new
12/65
Media penyampai pesan gambar atau proyeksi diam, seperti film bingkai
(slide), film rangkai (strip), o&erhead proyektor, proyektor opaGue,
tachitoscop, microprojection dengan mikro film
/) Media audio &isual
Media penyampaian pesan le0at lambing suara dan gambar, seperti tele&isi,
Bideo (!rief ssaidiman dkk, 23+23-31)
4udjana < i&ai (29+.-/) menyebutkan ada beberapa media yang dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu+ (1) media grafis, seperti gambar,
foto, grafik, bagan , poster, dll (2) media tiga dimensi, seperti model padat, model
penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, dll+ (.) mediaproyeksi,
seperti slide, film stripes, film, D, dllC dan (/) media penggunaan lingkungan
sebagai media pengajaran 4edangkan !>har !rshad (29+29), mengelompokkan
media menjadi /, yaitu + (1) media hasil teknologi cetakC (2) media hasil teknologi
audio &isualC (media hasil teknologi komputer+ (/) media hasil gabungan media
cetak dan komputer
d. Peran media dan #ara !emili'an media (ang bai)
Menurut ale (Hina 4anjaya, 23+26-21), pengetahuan akan abstrak
apabila hanya disampaikan melalui bahasa &erbal Berbalisme menyebabkan sis0a
hanya mengetahui kata-kata tanpa memahami dan mengerti makna yang
terkandung di dalam kata tersebut al tersebut sering memberikan kesalahan
persepsi Fntuk itu agar sis0a mendapat pengalaman lebih konkrit, semakin tinggi
gairah menangkap pesan, mampu diajak berpikir dan menghayati pesan maka
sis0a perlu didekatkan dengan kondisi yang sebenarnya enggunaan media
pembelajaran akan member keuntungan sis0a belajar lebih konkret 4ecara lebih
24
7/26/2019 bab II dewi new
13/65
7/26/2019 bab II dewi new
14/65
gambaran lebih untung tentang materi yang diajarkan sehingga minat dan
moti&asiny meningkat al ini kerena media yang digunakan telah dipilih dan
seleksi dengan sesuai kebutuhan pokok bahasan, perkembangan psikologis dan
kebutuhan sis0astrategi pengguanaan media yang &ariatif dan tidak monoton
serta cara pengemasan yang apik maka akan memberikan suasana baru yang
kondusif dan meningkatkan peran aktif sis0a
Jenis media yang digunakan dalam penelitian ini adalah proected media
(media yang diproyeksikan) yaitu slide dengan menggunakan program !icrosoft
"ower "oint Masing-masing slide materi pembelajaran disertai dengan tombol-
tombol na&igasi yang hyperlin#dengan materi lanjutan Materi yang disampaikan
dalam pelajaran ekonomi terdiri atas bermacam-macam jenis seperti teks, grafik,
kur&e, dan lain-lainnya Materi tersebut diambil intisarinya kemudian dimasukkan
dalam program!icrosoft "ower "oint enggunaan media presentasi yang dibuat
dengan !icrosoft "ower "oint tentunya akan meningkatkan hasil belajar
sis0anya $ampilan slide yang dirancang untuk mempengaruhi tipe belajar mata
pelajaran ekonomi enyusunan media untuk mata pelajaran ekonomi didasarkan
pada cakupan dan kedalaman materi pembelajaran, ketepatan penggunaan strategi
pembelajaran, pemberian konsentrasi belajar, kontekstualitas dan aktualitas,
sistematis, runut, alur logika dan kejelasan uaraian, pembahasan, contoh, simulasi
serta latihan
e. Microsoft Office Power point
Menurut usman,dkk (211+295) !icrosoft $ffice "ower "oint merupakan
program aplikasi presentasi yang popular dan paling banyak digunakan saat ini
26
7/26/2019 bab II dewi new
15/65
untuk berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran, presentasi produk
meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya rogram ini menjadi lebih mudah
untuk membuat dan menggunakannya dengan fasilitas integrasi ke internet lebih
mudah dan cepat 4elain itu program"ower "ointini dapat diintegrasikan dengan
!icrosoftyang lainnya seperti!icrosoft %orld, !icrosoft &xcel !icrosoft 'cces,
dan sebagainya
Menurut usman, dkk (211+.1) "ower "oint dapat digunakan melalui
beberapa tipe penggunaan
1 "ersonal "resentation+ pada umumnya "ower "oint digunakan untuk
presentasi dalam kelas klasikal training, seperti kuliah, training, seminar,
0orkshop, dan lain-lain ada penyajian inipowepointsebagai alat bantu bagi
instrukturEguru untuk presentasi menyampaikan materi dengan bantuan media
"ower "oint alam hal ini control pembelajaran terletak pada guru atau
instruktur
2 tand 'lone+ pada pola penyajian ini, "ower "oint dapat dirancang khusus
untuk pembelajaran indi&idual yang bersifat interaktif, meskipun kadar
interaktifnya tidak terlalu tinggi namun "ower "ointmampu menghasilkan
umpan balik yang sudah diprogram
. %eb based+ pada pola ini"ower "ointdapat diformat menjadi file 0eb (html)
sehingga program yang muncul berupa bro0ser yang dapat menampilkan
internet
Menurut usman,dkk (211+.2), prosedur pembuatan presentasi dia0ali
dengan+
27
7/26/2019 bab II dewi new
16/65
1 :dentifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara
program yang dibuat dengan materi, sasaran (sis0a) terutama latar belakang
kemampuan, usia juga jenjang pendidikan
2 Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan
sasaran seperti &ideo, gambar, dan animasi suara engumpulan bahan
tersebut dapat dilakukan dengan cara mencari melalui internet (bro0sing
. 4etelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses
pengerjaan pada"ower "ointhingga selesai
/ Mengkaji ulangprogram dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran
konsep
Fntuk menghasilkan pembelajaran yang efektif, salah satu solusi yang
diberikan yaitu dengan menggunakan !icrosoft "ower "oint Fntuk
menggunakan "ower "ointyang baik dan layak digunakan, maka ada beberapa
aspek yang harus diperhatikan dalam proses pembuatannya, yaitu antara lain+
1) $eks
ampir semua orang yang biasa menggunakan komputer sudah terbiasa
dengan teks$eks merupakan dasar dari pengolahan kata dan informasi
berbasis multimedia @ang perlu diperhatikan dalCam penggunaan teks adalah
ukuran huruf, jenis huruf, huruf besar, huruf kecil, pemberian 0arna, spasi,
judul teks, outline, heading, seuencing list, number in te#s, panjang
paragraf, panjang kalimat, panjang kata dan mengklarifikasi teks Menurut
James artley (Jonassen, 1996+"96-3/) kriteria pemilihan huruf adalah
sebagai berikut+
a) Fkuran huruf yang biasa dipakai adalah 1, 11, 12 Fkuran 6 < 3 untuk
sebagian besar orang, terlalu kecil untuk dibaca dengan mudah Fkuran
28
7/26/2019 bab II dewi new
17/65
besar seperti 1/, 13, 2/ biasanya digunakan untuk heading atau display
emilihan ukuran ini harus disesuaikan juga dengan pembaca yang dituju
oleh teks dan juga jenis hurufnya
b) Masing-masing orang pasti mempunyai huruf yang disukai, namun
disarankan untuk menggunakan huruf yang kon&ensional dan familiar
uruf yang familiar adalah huruf yang mempunyai serif (coretan seperti
ekor pada akhir hurufC contoh+ Times *ew +oman) 7eberapa desainer
menyarankan untuk menggunakan huruf yang menggunakan serif untuk
konten teks, dan huruf tanpa serif untuk judul atau tujuan lain
c) Jika seluruh paragraf ditulis dengan huruf besar, akan lebih sulit dibaca
Fntuk headingmasih dimungkinkan karena setelah headingbiasanya ada
space.uruf besar hanya digunakan untuk a0al kalimat atau a0al nama
d) aragraf yang ditulis dengan huruf miring akan lebih sulit untuk dibaca
uruf miring biasa digunakan untuk judul buku, abstrak, ringkasan
e) Harna, terkadang heading dibuat dengan 0arna berbeda agar lebih
menonjol ubtext juga terkadang ditulis dengan 0arna berbeda untuk
membedakannya dengan isi teks yang utama 7eberapa asumsi
penggunaan 0arna pada teks adalah+ 0arna dapat membantu belajar,
0arna ekstra harus ddigunakan secara konsisten agar tidak membuat
bingung pembaca, perlu dipertimbangkan kombinasi 0arna jika teks
ditulis pada bac#ground yang ber0arna 4e&bgai contoh pada
bac#groundber0arna putih atau kuning akan cocok diberikan 0arna teks
hitam sedangkan merah yang harus dihindari
f) 4pasi mempengaruhi kemudahan pembaca membaca teks dan memahami
informasi yang ada di dalamnya $anda baca, spasi akan mempermudah
membaca teks 4pasi memainkan peranan penting untuk mengklarifikasi
29
7/26/2019 bab II dewi new
18/65
teks karena spasi memisahkan karta-kata, frase, klausa dan paragraf
$idak ada aturan khusus untuk spasi antar paragraf, yang penting
konsisten
g) $ujuan judul teks adalah mendiskripsikan isi teks dengan menggunakan
sedikit mungkin kata 7iasanya sering dilengkapi dengan sub judul Judul
bisa mempengaruhi persepsi dan interprestasi pembaca, jadi judul jangan
dibuat ambigu
h) $utline mempunyai fungsi yang sama dengan ringkasan, hanya outline
bisa dibuat dalam bentuk diagram atauflowchart.
i) eading, yang berfungsi untuk mencari dan mengingat 7entuk dan
posisinya tidak terlalu bermasalah
j) euensing list, pembaca biasanya memilih teks yang mempunyai
penulisan dengan point-point daripada dituliskan dalam paragraph
k) !ngka digunakan untuk memberikan tanda bagian dari teks 4aat kita
membuat list dalam paragraf, akan lebih mudah dipahami jika
menggunakan angka 7isa menggunakan ?bullet- jika hal yang di list
tersebut eual
7erdasarkan penjelasan diatas, bisa disimpulkan uidelinespembuatan teks
adalah+
(1) Harna teks dan 0arna bac#groundharuslah kontras
(2) Fkuran huruf paling pas adalah 12, namun kepentingan lain bisa dibuat
minimal 1/
(.) 8etebalan teks Fntuk huruf berukuran kecil, hindari menggunakan teks yang
tipis, lebih baik gunakan medium, atau tebal
(/) indari jenis huruf yang dapat membingungkan sebagai contohnya orang
buta 0arna agak sulit membedakan angka ., 5, dan 3 Jadi pilihlah huruf
yang membedakan angka tersebut dengan jelas
(5) indari menulis teks dengan huruf besar semuanya
30
7/26/2019 bab II dewi new
19/65
(6) anjang baris Fsahakan panjang baris memiliki 5-65 karakter
(") 4pasi ;unakan spasi regular indari setting ustified agar jarak antar
katanya sama !ntar paragraf sebaiknya diberikan spasi
2) Harna
enggunaan 0arna dalam penampilan informasi pada layar tampilan
merupakan satu isu yang sangat menarik untuk diamati enguasaan 0arna yang
sesuai dengan pengguna akan mempertinggi efekti&itas tampilan grafis ( :nsap
4antosa, 2/+1.) Harna dapat meningkatkan interaksi diantara mereka hanya
jika implementasinya mengikuti prinsip dasar dari penglihatan oleh manusia
.) !udio
Menurut !di H ;una0an (2"+261-263), ada beberapa cara yang bisa
menggunakan music, dalam hubungannya dengan pembelajaran, yaitu sebagai
berikut+
a) Musik sebagai pembukaan
b) Musik sebagai pembatas 0aktu
c) Musik untuk memperbaiki dan meningkatkan mood
d) Musik untuk membangkitkan semangat dan energi
/) ;ambar
4ecara umum gambar atau grafik berartistill imageseperti foto dan gambar
Manusia sangat berorientasi pada &isual dan gambar yang merupakan sarana yang
sangat baik untuk mrnyajikan informasi ;ambar dapat mengatasi batasan ruang
dan 0aktu, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, dan dapat memperjelas
suatu masalah (!riesto adi 4utopo, 2.+9)
5) !nimasi
!nimasi adalah gerakan image atau &ideo, seperti gerakan orang sedang
berjalan, dan lain-lain
31
7/26/2019 bab II dewi new
20/65
B. Teori Belajar
1. Pengertian Belajar
7elajar tidak pernah bisa lepas dari akti&itas kehidupan manusia !kti&itas
yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu kegiatan
belajar Menurut Iana 4udjana (21+23), belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang 4edangkan menurut
Hinkel (29+59), belajar merupakan suatu akti&itas mentalEpsikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-
sikap Jadi, dalam belajar terjadi perubahan karena adanya akti&itas mental,
interaksi aktif dan pengaruh lingkungan
ari ketiga penyebab perubahan dalam belajar seperti disebutkan di atas,
dapat dijabarkan sebagai berikut+
a !danya akti&itas mental
erubahan belajar terjadi karena adanya akti&itas mental erubahan yang
terjadi pada diri seseorang dalam proses belajar tidak dapat langsung dilihat
begitu saja Jadi, seseorang tersebut dapat diketahui bah0a telah terjadi perubahan
akibat belajar jika telah melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang
diperoleh melalui belajar engan demikian, akti&itas mental merupakan suatu
bentuk kegiatan mental yang tidak dapat diketahui secara langsung
b :nteraksi aktif
4eseorang yang menghendaki perubahan pada dirinya, maka harus selalu
aktif dalam proses belajar Drang yang aktif berarti harus melibatkan diri dengan
segala pemikiran dan kemampuannya Maka supaya terjadi suatu kegiatan belajar,
32
7/26/2019 bab II dewi new
21/65
orang tersebut harus melibatkan diri dalam proses belajar dan selalu aktif
!kti&itas dapat berupa akti&itas mental dan akti&itas dengan suatu gerakan
engan demikian, selama seseorang tersebut tidak melibatkan diri, dia tidak akan
belajar
c :nteraksi dengan lingkungan
7elajar terjadi karena adanya interaksi dengan lingkungnanya erubahan
terjadi pada seseorang setelah memperoleh pengetahuan baru yang didapatkan
dari lingkungan maupun dari pengalamannya engetahuan yang didapat dari
kegiatan belajar yang akan diperkuat jika indi&idu tersebut mengetahui
pentingnya ilmu yang didapat dari pengalamannya itu untuk dirinya sendiri Jadi,
perubahan indi&idu terjadi karena terjadi interaksi proses belajar dalam
lingkungannya
ari beberapa pendapat di atas mengenai pengertian belajar dapat
disimpulkan bah0a belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada tingkah
laku seseorang setelah memperoleh pengetahuan baru yang didapatkan dari
lingkungan maupun dari pengalamannya engetahuan yang didapat dari kegiatan
belajar yang akan diperkuat jika indi&idu tersebut mengetahui pentingnya ilmu
yang didapat pengalamannya itu untuk dirinya sendiri
2. *a)tor (ang Mem!engar+'i Belajar
$erdapat 2 faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan faktor
eksternal (4ugihartono, dkk 2"+"6) Aaktor internal merupakan faktor yang ada
di dalam diri indi&idu yang sedang belajarEkemampuan sis0a Aaktor eksternal
adalah faktor yang datangnya dari luar indi&iduEdari lingkungan sis0a belajar
33
7/26/2019 bab II dewi new
22/65
a Aaktor internal
Aaktor internal yang mempengaruhi belajar dalam diri indi&idu meliputi
faktor kesehatan, minat dan bakat 8esehatan merupakan faktor jasmani yang
berpengaruh dalam belajar 4is0a akan belajar dengan baik jika dirinya dalam
keadaan sehat Minat dan bakat merupakan faktor psikologis yang berpengaruh
dalam belajar Minat sis0a untuk belajar dapat dilakukan penguatan atau moti&asi
agar dapat belajar dengan lebih baik, sedangkan bakat yang diba0a sis0a harus
dikembangkan agar dapat bermanfaat dengan baik
b Aaktor eksternal
Aaktor eksternal yang mempengaruhi dalam belajar meliputi faktor keluarga
dan faktor sekolah Aaktor keluarga dapat meliputi cara orang tua mendidik,
hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua Aaktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi strategi
mengajar, hubungan guru dengan sis0a, hubungan antar sis0a, disiplin sekolah
dan metode belajar
ari uraian di atas, faktor internal belajar dapat dilakukan dengan cara
memberikan suatu moti&asi agar sis0a lebih bersemangat dalam berlajar
4edangkan faktor eksternal belajar yang ada di sekolah yang akan lebih mudah
dilakukan guru adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang
menyenangkan, dapat membuat sis0a lebih aktif dan bersemangat dalam belajar
Metode belajar termasuk salah satu faktor pendekatan belajar yang merupakan
34
7/26/2019 bab II dewi new
23/65
jenis upaya belajar sis0a yang meliputi strategi yang digunakan sis0a untuk
melakukan kegiatan dalam mempelajari materi-materi pelajaran
3. T+j+an Belajar
$ujuan merupakan komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan
guru dalam proses belajar mengajar (Iana 4udjana, 21+56) $ujuan belajar
merupakan sejumlah hasil belajar yang menunjukkan sis0a telah melakukan
perbuatan belajar, yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan perubahan
sikapEpribadi sis0a 7agi guru, tujuan belajar dituliskan pada desain instruksional
dan digunakan sebagai acuan yang disesuaikan dengan perilaku yang hendaknya
dapat dilakukan sis0a dalam proses belajar tersebut 4elain itu, juga bisa
digunakan guru untuk menentukan kriteria dalam penilaian sis0a 7agi sis0a,
tujuan belajar adalah suatu bentuk perubahan pada pribadi sis0a, yang dapat
diketahui dari meningkatnya pengetahuan dan keterampilan sis0a ari
pernyataan di atas, dapat diartikan bah0a tujuan belajar itu merupakan suatu
pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran
Menurut Demar amalik (2.+23), dari pengertian belajar maka jelas tujuan
belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara
atau usaha pencapaiannya 8emudian menurut 4ugihartono (2"+"/) tujuan dari
belajar adalah untuk memperoleh pengetahuan danpengalaman dalam 0ujud
perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relati&e permanen atau
menetap karena adanya interaksi dengan lingkungan ari kedua pendapat di atas
dapat disimpulkan bah0a pada dasarnya tujuan belajar itu sama, yaitu untuk
merubah tingkah laku menjadi lebih baik dan menjadikan sis0a untuk
35
7/26/2019 bab II dewi new
24/65
7/26/2019 bab II dewi new
25/65
endapat lain diungkapkan oleh ;ilakjani (212+ 1) bah0a gaya belajar
adalah sebagai berikut,
/earning styles may be defined in multiple ways, depending upon
one-s perspective. /earning style preference is one aspect of learning
style, and refers to the choice of one learning situation or condition
over another.
;aya belajar adalah cara yang paling disukai, paling dominan dalam proses
belajarnya, di mana indi&idu dapat menerima, menyerap, mengatur, dan mengolah
informasi yang ia dapatkan 4eorang guru atau pendidik seharusnya memang
memperhatikan perbedaan gaya belajar pada sis0a al ini bertujuan untuk
mempermudah guru dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat
diberikan untuk sis0a, sehingga materi pembelajaran akan lebih mudah diterima
al ini sejalan dengan pendapat ;ilakjani < !hmadi (211+ /"1) bah0a
keuntungan guru mengidentifikasi gaya belajar sis0a adalah sebagai berikut+
/earning style has an important place in the lives of individuals.
%hen the individual #nows his0her learning style, s0he will integrate
it in the process of learning so s0he will learn more easily and fast
and will be successful. 'nother advantage of the identification of the
own learning style by the student is that will help the student to
become an effective problem solver. The more successfull the
individual is at solving the problems s0he faces, the more control s0he
will ta#e over his0her own life.
ari pemaparan di atas dapat disimpulkan bah0a gaya belajar sangat penting
ketika seseorang tinggal di suatu tempat 8etika sis0a sudah mengetahui gaya
belajarnya maka akan mempermudah sis0a tersebut mengikuti kegiatan
pembelajaran, sehingga sis0a akan lebih mudah belajar dan lebih cepat untuk
37
7/26/2019 bab II dewi new
26/65
sukses dalam menerima proses pembelajaran 8euntungan lain yang didapatkan
dari mengidentifikasi gaya belajar sis0a yaitu sis0a akan lebih mudah dan efektif
dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapkan 8etika seorang sis0a
sudah mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi maka akan membuat sis0a
lebih mengendalikan dirinya dalam kebiasaan hidupnya
b. Ti!e ,a(a Belajar
!da beberapa tipe gaya belajar yang dimiliki oleh sis0a al ini sesuai
dengan karakteristik sis0a yang berbeda satu dengan yang lainnya eorter ah 7 Fno (26+131-132)
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu+
1) ;aya 7elajar &isual (visual learners), yaitu gaya belajar yang lebih banyak
memanfaatkan penglihatan sebagai cara belajar yang disukainya
2) ;aya 7elajar auditory learners, yaitu gaya belajar yang memanfaatkan
kemampuan pendengarannya sebagai cara belajar yang disukainya
38
7/26/2019 bab II dewi new
27/65
.) ;aya 7elajar tactual learners, yaitu gaya belajar yang harus menyentuh
sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya
usman, eni 8urnia0an < *epi iyana (211+..-.5) mengelompokkan
gaya belajar menjadi tiga yaitu gaya belajar &isual (visual learner), gaya belajar
auditif (auditory learner), dan gaya belajar kinestetik (#inestetic learner) Masing-
masing gaya belajar memiliki penekanan yang berbeda, meskipun perpaduan dari
ketiga gaya belajar tersebut sangat baik !kan tetapi, pada saat tertentu sis0a akan
menggunakan salah satu saja dari ketiga gaya belajar tersebut 1) gaya belajar
&isual adalah gaya belajar di mana gagasan, konsep, data dan informasi lainnya
dikemas dalam bentuk gambar dan teknik 4is0a yang memiliki tipe gaya belajar
&isual akan memiliki interes yang tinggi ketika diperlihatkan+ gambar, grafik,
grafis organisatoris, seperti jaring, peta konsep dan ide peta, plot dan ilustrasi
&isual lainnyaC 2) gaya belajar auditif adalah suatu gaya belajar di mana sis0a
belajar melalui mendengarkan 4is0a dengan tipe gaya belajar auditory akan
dapat menghafal dengan cepat melalui membaca teks dengan keras atau
mendengarkan media audioC .) gaya belajar kinestetik adalah sis0a belajar
dengan cara melakukan, menyentuh, merasa, bergerak, dan mengalami
al senada juga diungkapkan oleh !taturk (21, 5.-5/) yang mengatakan
bah0a ada tiga pembagian dalam gaya belajar yang disebut &isual, auditorial dan
kinestetik !dapun penjelasan masing-masing dari tiga gaya belajar ini antara lain+
(1) 2n visual learning students learn through seeing. 3isual learners
prefer visual aids li#e pictures, figures and tables4 (5) 2n auditory
learning, students learn through hearing. They tend to prefer verbal
39
7/26/2019 bab II dewi new
28/65
and written materials4 (6) 2n #inesthetic learning, students learn as
they perform.
ari pemaparan di atas dapat disimpulkan bah0a, (1) pada sis0a dengan
gaya belajar &isual mereka belajar dengan mengutamakan penglihatan mereka
ada sis0a dengan gaya belajar &isual mereka senang melihat gambar, figura dan
tabelC (2) pada sis0a dengan gaya belajar auditorial mereka belajar dengan banyak
memanfaatkan pendengaran mereka ada sis0a dengan gaya belajar auditorial ini
mereka lebih banyak melihat dan mencatat materiC (.) pada sis0a dengan gaya
belajar kinestetik, para sis0a belajar dengan melakukan tindakan nyata atau
praktek
4ugihartono (2"+55), mengemukakan bah0a gaya belajar terdiri dari empat
macam yaitu active and reflecting learners, sensing and intuitive learners, visual
and verbal learners, seuential danglobal learner. 'ctive and reflecting learners
cenderung menyimpan dan memahami informasi dengan melakukan sesuatu
secara aktif dengan mendiskusikan , mengaplikasikan, atau menjelaskannya pada
orang lain +eflective learner cenderung memilih untuk memikirkannya terlebih
dahulu ensing and intuitive learners merupakan tipe sensing cenderung suka
mempelajari fakta, tipe intuitif sering memilih menemukan kemungkinan dan
hubungan-hubungan 3isual and verbal learners, tipe &isual memiliki ingatan
yang bagus terhadap apa yang dilihatnya $ipe &erbal lebih mudah mengingat
kata-kata, baik tertulis atau penjelasannya $ipe ini dapat pula dikatakan sebagai
gabungan dari gaya belajar tipe &isual dan auditorial 4erta, euential and global
learners terdiri tipe seuential yang cenderung mengikuti langkah-langkah logis
40
7/26/2019 bab II dewi new
29/65
dalam mencari solusi $ipe global mampu memecahkan masalah kompleks
dengan cepat
$ipe gaya belajar menurut ;ilakjani (212+1-2) adalah sebagai berikut+
1)3isual4 visual learners thin# in pictures and learn best in visual
images. The depend on the instructor-s or facilitator-s non verbal
cues such as body language to help understanding, 5)'uditory4 These
individuals discover information through listening and interpreting
information by the means of pitch, emphasis and speed. These
individuals gain #nowladge from reading out loud in the classroom
and my not have a full understanding of information, that is writen,
6) 7inaesthetic learner4 2ndividual that are #inaesthetic learn best
with and active 8hands9on approach. These learners favour
interaction with the physical world. !ost of time #inaesthetic
learners have a difficult time staying on target can become unfocused
effortlessly.
7erdasarkan penjelasan para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan berkenaan
dengan tipe gaya belajar 4ecara garis besar tipe gaya belajar dibagi menjadi .,
yaitu gaya belajar &isual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestik ;aya
belajar &isual lebih menekankan pada kemampuan sis0a dalam menggunakan
penglihatannya untuk dapat memahami sesuatu, misalnya dengan melihat gambar
dan &ideo ;aya belajar auditorial lebih menekankan sis0a pada kemampuan
pendengarannya, sis0a akan lebih mudah mengingat sesuatu dengan cara
membaca keras atau mendengarkan dari orang lain 4edangkan gaya belajar
41
7/26/2019 bab II dewi new
30/65
kinestik yaitu gaya belajar yang lebih menekankan pada kemampuan pemahaman
sis0a mengenai sesuatu dengan memanfaatkan anggota tubuhnya, misalnya
dengan praktek atau menyentuh langsung objek yang diamati
#. -iriiri ,a(a Belajar
*iri-ciri gaya belajar sebagai penanda gaya belajar mana yang lebih dominan
bagi seseorang *iri-ciri gaya belajar menurut eorter < ernacki (29+116-
11") antara lain karakteristik bagi sis0a yang mempunyai gaya belajar &isual
antara lain+ sis0a cenderung rapi dan teratur, berbicara dengan cepat,perencana
dan pengatur jangka panjang yang baik, teliti dan detail dan setiap urusan yang
ditanganinya, lebih mementingkan penampilan karena pada karakteristik sis0a
pada gaya belajar ini cenderung lebih menggunakan indera penglihatannya
sehingga jika merasa penampilannya sudah baik maka akan lebih percaya diri
(baik dalam hal pakaian maupun presentasi), pengeja yang baik dan dapat melihat
kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka, mengingat apa yang dilihat dari
pada apa yang didengar dengan cara asosiasi &isual, dan tidak mudah terganggu
konsentrasinya apabila ada keributan
*iri-ciri atau karakteristik gaya belajar menurut eorter < ernacki
(29+113) yaitu karakteristik sis0a dengan gaya belajar tipe auditorial ditandai
dengan beberapa hal antara lain berbicara kepada diri sendiri saat bekerja dengan
menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan buku ketika membaca, mudah
terganggu serta terpecah konsentrasinya oleh keributan tetapi senang membaca
dengan keras dan mendengarkan karena hal tersebut akan membuat seseorang
tersebut paham dengan apa yang dibacanya, dapat mengulangi kembali dan
42
7/26/2019 bab II dewi new
31/65
menirukan nada, birama, dan 0arna suara, merasa kesulitan untuk menulis, tetapi
hebat dalam bercerita, berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang
lebar karena seseorang pada karakteristik ini memiliki kecenderungan berbicara
dalam irama yang terpola sekaligus merupakan pembicara yang fasih, lebih
menyukai musik daripada seni, pada saat belajar biasanya dengan cara
mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada apa yang dilihat
sehingga mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan
&isualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain, lebih
pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, dan lebih suka gurauan
lisan dari pada membaca komik
eorter < ernacki (29+116-113) menjelaskan pada karakteristik sis0a
yang mempunyai gaya belajar kinestetik antara lain sebagai berikut+ berbicara
dengan perlahan, menanggapi perhatian fisik, menyentuh orang untuk
mendapatkan perhatian mereka karena seseorang pada karakteristik ini lebih
mengutamakan sentuhan dan rabaan dalam berkomunikasi sehingga mempunyai
perkembangan a0al otot-otot yang besar, berdiri dekat ketika berbicara dengan
orang cenderung menggunakan kata-kata yang mengandung aksi, selalu
berorientasi pada fisik dan banyak bergerak sesuai dengan definisi kinestetik,
belajar melalui memanipulasi dan praktik, menghafal dengan cara berjalan dan
melihat, menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, banyak
menggunakan isyarat tubuh tidak dapat duduk diam untuk 0aktu yang lama, tidak
dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang tidak pernah berada di
tempat itu, lebih menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot mereka
43
7/26/2019 bab II dewi new
32/65
mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, seseorang yang
memiliki karakteristik ini memiliki kemungkinan tulisannya jelek, ingin
melakukan segala sesuatu yang diinginkannya untuk menyibukkan diri
endapat lain disampaikan oleh eopold (212+99) terkait tentang ciri-ciri
sis0a sesuai gaya belajarnya, antara lain+
1) 'uditory /earnersa)'uditory learners respond well to discusions and oral
brainstorming, both of wich are widely used as prewriting in
the traditional writing classroom.
b)'uditory learners love stories, and stories can be useful for
teaching students techniues for paraphrasing before
assigning them to write a paraphrase.
c) 'uditory learners may understand the concept of supporting a
claim with evidence more easily if it is first presented as an
oral rather than textual activity.
5) 3isual /earners
a)!ind9mapping is a wonderful way for visual learners to
brainstorm ideas and to map cause9effect seuences.
b)raphic organi:ers are helpful for visual learners to
categori:e, classify, and organi:e their ideas.
6) 7inastetic /earners
a)7inesthetic learners, who love to move around and do things in
class, react favorably to the following dynamic activity for
learning how to organi:e and categori:e information for an
essay.
44
7/26/2019 bab II dewi new
33/65
b)2f students are assigned to write a genre that can be devided into
multiple section such as a research paper that has an abstract,
literature review, method, result, and discussion or an essay
that has an intriduction, body, and coclusion, the following
activity can help them learn about the rhetorical purpose of
each section.
*iri-ciri gaya belajar menurut Aelder < 4olomon
(4ugihartono, 2"+ 55) yaitu, 1) gaya belajar'ctive and reflective
learners cenderung menyimpan dan memahami informasi dengan
melakukan sesuatu secara aktif dengan mendiskusikan,
mengaplikasikan, atau menjelaskan kepada orang lain 'ctive
learners menyukai belajar dengan kelompok +eflective learners
menyukai belajar sendiri Mengikuti pelajaran tanpa melakukan
sesuatu secara fisik tetapi menulis dengan tekun untuk kedua
pebelajar, tetapi lebih tekun pada active learners4 5) ensing and
intuitive learners memilliki ciri-ciri antara lain tipe sensing
cenderung suka mempelajari fakta, tipe intuitif sering memilih
menemukan kemungkinan dan hubungan-hubungan 4ensors
cenderung lebih praktis dan hati-hati dibandingkan intuitors4
intuitors cenderung lebih cepat bekerja serta lebih ino&atif 4ensors
tidak menyukai kursusEpelatiahan yang tidak berhubungan dengan
dunia nyataC intuitors tidak menyukai kursus atau pelatihan yang
menekankan pada ingatan rutinC .) 3isual and verbal learners ciri-
cirinya yakni tipe visual memiliki ingatan yang bagus terhadap apa
45
7/26/2019 bab II dewi new
34/65
yang dilihatnya $ipe verbal lebih mudah mengingat kata-kata, baik
tertulis atau penjelasan lain @ang terakhir ialah euential and
global learners memiliki ciri-ciri bah0a tipe seuential cenderung
mengikuti langkah-langkah logis dalam mencari solusi $ipe global
mungkin mampu memecahkan masalah kompleks dengan cepat
4eperti yang ada dalam =-Jurnal inas endidikan 8ota
4urabaya Bolume ., halaman /-5 disebutkan bah0a ada beberapa
gambaran ciri-ciri indi&idu dengan gaya belajarnya adalah sebagai
berikut+
1) 4eseorang dengan gaya belajar &isual mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut+
(a) ebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
(b) $idak mudah terganggu dengan keributan
(c) ebih suka membaca daripada dibacakan
2) 4eseorang dengan gaya belajar auditory mempunyai ciri-ciri
antara lain+
(a) 4enang membaca dengan keras dan mendengarkan
(b)ebih senang belajar dengan mendengarkan dan lebih
mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat
.) 4eseorang dengan gaya belajar kinestetik mempunyai ciri-ciri
antara lain+
(a) Menanggapi perhatian fisik
(b) 4elalu berorientasi dengan fisik dan banyak gerak
(c) 7elajar melalui manipulasi dan praktik
46
7/26/2019 bab II dewi new
35/65
(d) $idak dapat duduk diam untuk 0aktu yang lama
(e) Menyukai permainan yang menyibukkan
Jadi dapat disimpulkan bah0a gaya belajar dapat
digolongkan menjadi tiga macam antara lain gaya belajar &isual,
auditorial, dan kinestetik $iap-tiap gaya belajar tersebut memiliki
ciri-ciri perilaku yang merupakan penanda gaya belajar yang
dominan dimiliki oleh seseorang alam penelitian ini hanya akan
dilihat dua tipe gaya belajar yaitu gaya belajar &isual dan auditorial
al ini berdasarkan hasil 0a0ancara dengan beberapa guru ekonomi
di beberapa sekolah yang menyatakan bah0a sebagian besar para
sis0a lebih dominan pada gaya belajar &isual dan auditorial saja
. /a%il Belajar
asil belajar merupakan suatu tujuan yang diharapkan dapat dicapai
oleh sis0a Menurut Iana 4udjana (21+ /9), hasil belajar tersebut nampak
dalam perubahan tingkah laku yang secara teknik dirumuskan dalam sebuah
pertanyaan &erbal melalui tujuan pengajaran (tujuan instruksional) engan
demikian, rumusan tujuan pengajaran berisikan hasil belajar yang diharapkan
dapat dikuasai oleh sis0a setelah mengalami proses belajar asil belajar
dapat dikatakan baik dan memuaskan jika perubahan perilaku sis0a bersifat
positif dan berguna bagi dirinya sendiri dan kehidupan bermasyarakat
Menurut ;agne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu
kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar (imyati < Mudjiono,
29+ 1) ari ketiga komponen penting dalam kegiatan belajar tersebut yang
menjadi tujuan akhir dari proses belajar adalah hasil belajar asil belajar pada
dasarnya dapat ditunjukkan sis0a dengan kemampuannya berupa +
47
7/26/2019 bab II dewi new
36/65
a 8emampuan untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis alam hal ini memungkinkan sis0a
untuk berperan dalam kehidupan bermasyarakat dan mengemukakan
pendapat
b 8emampuan menyalurkan dan mengarahkan kecerdasannya dalam
memecahkan masalah
c 8emampuan melakukan serangkaian gerak 8emampuan ini dapat
ditunjukkan saat sis0a melakukan kegiatan praktek
asil belajar yang dicapai sis0a banyak dipengaruhi oleh kemampuan
sis0a dan lingkungan belajar, terutama kualitas pengajaran (Iana 4udjana,
21+ /.) 8emampuan sis0a yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar
dapat berupa moti&asi, minat, bakat dan kebiasaan belajar Fntuk memperoleh
hasil belajar yang baik, maka pengajar harus memberikan moti&asi pada sis0a
yang terkait dengan beberapa faktor yang terdapat dalam diri sis0a tesebut
8ualitas pengajaran juga merupakan faktor yang sangat penting untuk
memperoleh hasil belajar yang memuaskan Jadi, pengajar harus menentukan
strategi belajar yang tepat agar dapat membantu sis0a memperoleh hasil
belajar yang baik
asil belajar merupakan suatu ukuran yang menyatakan berhasil atau
tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan alam penelitian ini hasil
belajar sis0a diukur dengan aspekEranah kognitif anah kognitif merupakan
hasil belajar sis0a berupa kecerdasan intelektual yang diukur dengan
memberikan tes kemampuan kepada sis0a asil tes tersebut dapat digunakan
untuk menyimpulkan keberhasilan suatu proses pembelajaran Menurut 7loom
dan ka0an-ka0an (dalam Hinkel,29+ 2".), taksonomi tujuan instruksional
48
7/26/2019 bab II dewi new
37/65
pada ranah kognitif yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan e&aluasienjelasan pada masing-masing ranah di atas adalah sebagai berikut +
a engetahuan
4is0a diminta untuk mengingat kembali pada hal-hal yang pernah
dipelajari dan disimpan dalam ingatan engetahuan yang telah disimpan,
digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan
b emahaman
$ahap ini mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti
dari bahan yang dipelajari sehingga dapat menguraikan pokok
permasalahan
c enerapan
ada tahap penerapan, sis0a dituntut memiliki kemampuan untuk
memilih suatu kaidah tertentu secara tepat untuk diaplikasikan dalam suatu
situasi baru dan menerapkannya secara benar
d !nalisis
alam tingkatan analisis, sis0a diminta untuk merinci suatu
hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar
e 4intesis
4is0a diminta untuk menggabungkan atau menyusun kembali
bagian-bagian tertentu agar dapat mengembangkan suatu struktur baru
8emampuan ini dinyatakan dalam membuat suatu rencana atau membuat
suatu karya ilmiahf =&aluasi
4is0a mampu memberikan pendapat untuk melakukan penilaian
pada suatu kasus yang diajukan dalam soal
-. Pembelajaran E)onomi
8eberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah dapat
diukur salah satunya melalui hasil belajar sis0a Meskipun hasil belajar
sis0a bukan satu-satunya cara untuk dapat melihat keterlaksanaan
49
7/26/2019 bab II dewi new
38/65
tujuan pembelajaran, namun hasil belajar sis0a mampu untuk
mengukur sejauh mana pemahaman materi yang diterima sis0a
8urikulum yang sedang dilaksanakan saat ini menuntut seorang guru
mampu melihat pemahaman materi sis0a melalui nilai pengetahuan,
serta aplikasinya melalui sikap dan keterampilan
1. 0ara)teri%ti) PembelajaranE)onomi
embelajaran =konomi embelajaran ekonomi ialah ilmu yang
mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan
kemakmuran Menurut !dam 4mith, secara sistematis ilmu ekonomi
mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk
mengalokasikan sumber-sumber daya yang terbatas guna mencapai
tujuan tertentu :ni yang banyak dikenal sebagai teori ekonomi klasik
alam analisisnya, !dam 4mith banyak menggunakan istilah-istilah
normatif seperti+ nilai (&alue), kekayaan (0elfare), dan utilitas (utility)
berdasarkan asumsi berlakunya hukum alami Menurut rof !
4amuelson, seorang ahli ekonomi mengemukakan definisi ilmu ekonomi
secara rinci, yaitu+ #:lmu =konomi adalah suatu studi mengenai
bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan cara
atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber daya yang
terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan
berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk keperluan
konsumsi sekarang dan di masa mendatang, kepada berbagai orang dan
golongan masyarakat :lmu =konomi menganalisis biaya dan keuntungan
dan memperbaiki corak penggunaan sumber-sumber daya'
50
7/26/2019 bab II dewi new
39/65
2. /a%il Belajar E)onomi
roses pembelajaran melibatkan dua subjek, yaitu guru dan
sis0a akan menghasilkan suatu perubahan pada diri sis0a sebagai hasil
dari kegiatan pembelajaran ubungan tersebut juga terjadi pada kegiatan
pembelajaran =konomi yang melibatkan dua subjek yaitu guru dan sis0a
erubahan yang terjadi pada diri sis0a sebagai akibat kegiatan
pembelajaran bersifat non-fisik seperti perubahan sikap, pengetahuan
maupun kecakapan 7erbagai perubahan yang terjadi pada diri sis0a
sebagai hasil proses pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
output dan outcome$utput merupakan kecakapan yang dikuasai sis0a
yang segera dapat diketahui setelah mengikuti serangkaian proses
pembelajaran !da juga yang menyebut outputpembelajaran merupakan
hasil pembelajaran yang bersifat jangka pendek 4ementara outcome
merupakan prestasi sosial sis0a dalam masyarakat merupakan hasil
pembelajaran yang bersifat jangka panjang (Hidoyoko, 29+ 25-23)
asil belajar =konomi biasa juga kita artikan sebagai sebuah
pencapaian keberhasilan, dalam hal ini yaitu keberhasilan sis0a selama
mengikuti proses pembelajaran =konomi di sekolah Jadi, hasil dan
proses belajar merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan 7anyak
sekali definisi tentang hasil belajar, menurut Iana 4udjana (211+ 22)
bah0a hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki
sis0a setelah ia menerima pengalaman belajarnya, dilanjutkan menurut
4uprijono (29+ 5) hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-
51
7/26/2019 bab II dewi new
40/65
nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan
Merujuk pemikiran ;agne (4uprijono, 29+ 5), hasil belajar berupa +1) informasi &erbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis 8emampuan
merenspon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik
8emampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,
pemecahan masalah maupun penerapan aturan
2) keterampilan intelektual yaitu kemapuan mempresentasikan
konsep dan lambang 8eterampilan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisai, kemampuan analitissintesis fakta
konsep dan mengembangkan prinsipprinsip keilmuan
8eterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
akti&asi kognitif bersifat khas,
.) strategi kognitif yaitu kecakupan menyalurkan dan mengarahkan
akti&itas kognitifnya sendiri 8emapuan ini meliputi
penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah,
/) keterampilan monotorik yaitu kemapuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalm urusan dan koordinasi sehingga ter0ujud
otomatisme gerak jasmani, dan
5) sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut 4ikap berupa
kemampuan menginteralisasi dan eksternalisasi nilai-nilai 4ikap
merupakan kemapuan menjadikan nilai-nilai sebagai stantar
perilaku
3. 0ara)teri%ti) /a%il Belajar E)onomi
Menurut 7loom dalam Iana 4udjana (211+ 22-2.) ada tiga
klasifikasi taksonomi belajar yaitu+
52
7/26/2019 bab II dewi new
41/65
a anah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar inteletual yang
terdiri atas 6 aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan e&aluasi
b anah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek
yaitu pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan e&aluasi
c anah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan
serta kemampuan bertindak
8araktaristik dan fungsi setiap hasil belajar tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut+
a anah 8ognitif
Menurut 74 7loom dalam !rends (21+"3) untuk
memperoleh hasil belajar yang kognitif, seseorang memiliki enam
tingkatan kognitif, dimensi tingkatan kognitif ini telah direfisi oleh
sekelompok sis0a 7loom (!nderson et al, 21) dan diberi nama
baru yaitu ta#xonomyfor learning, teaching, and assessing(taksonomi
untuk pembelajaran, pengajaran, dan penilaian) imensi kedua
tingkat kognitif ini adalah sebagai berikut +
1) remember (mengingat) (*1), yaitu mengambil informasi yang
rele&an dari ingatan jangka panjang,
2) understand (memahami) (*2), yaitu mengontruksikan makna
dari berbagai pesan instruksional,
.) apply (menerapkan) (*.), yaitu melaksanakan atau
menggunakan suatu prosedur,
/) analy:e (menganalisis) (*/), yaitu menguraikan materi menjadi
bagian-bagian konstituten dan menentukan bagaimana
hubungan bagian yang satu dengan bagian yang lain,
53
7/26/2019 bab II dewi new
42/65
5) evaluate (menge&aluasi) (*5), yaitu membuat judgment
berdasarkan kriteria, dan6) create (menciptakan (*6), yaitu menyatukan berbagai elemen
untuk membentuk sebuah pola atau struktur baru
Jacobsen (29+9.-9/) memperjelas karekteristik taksonomi
kognitif yang disajikan &ersi terbaru dari taksonomi klasik yang secara
luas digunakan sejak 1965 $aksonomi yang telah dire&isi itu
memisahkan tujuan-tujuan ke dalam empat dimensi pengetahuan,
yakni faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif 7erikut
penjelasan masing-masing dari empat pengetahuan tersebut +
1) pengetahuan faktual adalah elemen-elemen dasar yang perlu
diketahui sis0a yang akan dipelajari dengan sebuah topik,
2) pengetahuan konseptual adalah pengetahuan tentang saling
keterkaitan diantara elemen-elemen dasar,
.) pengetahuan prosedural adalah pengetahuan yang mengetahui
cara mengerjakan #sesuatu', dan
/) pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan tentang kognitif
sis0a sendiri, dan pengetahuan tentang kapan menggunakan
pengetahuan konseptual atau prosedural tertentu
$ingkatan-tingkatan dalam anah 8ognitif Jacobsen (29+
9/-96)dijelaskan sebagai berikut +
1) Mengingat(remember)
Mengingat nama-nama, hari-hari, dan istilah-istilah yang
penting merupakan tingkatan yang paling dasar dari tingkatan-
54
7/26/2019 bab II dewi new
43/65
tingkatan lain yang mengiringinya Hilayah ini terkadang
diistilahkan 'le&el rendah', sebab le&el ini tidak mengharuskan
sis0a memproses atau memanipulasi informasi $ingkatan
mengingat ini berbeda dengan tingkatan-tingkatan kognitif lain,
sebab akti&itas pemerolehan jenis-jenis informasi yang berbeda-
semisal fakta-faktaini tidak mengharuskan kita untuk melakukan
sesuatu terkait dengan informasi tersebut 4edang le&el lain dalam
ranah kognitif mengharuskan kita mengubah atau menggunakan
informasi dalam pikiran kita
2) Memahami(understand)
Memahami adalah tingkatan selanjutnya dalam ranah
kognitif yang mengharuskan sis0a untuk menunjukkan
pemahamannya dengan mengubah atau memanipulasi informasi
$ingkatan ini merepresentasikan suatu langkah yang tidak sekadar
mengingat saja, sebab le&el ini mensyaratkan sis0a untuk
mentransformasikan informasi ke dalam suatu bentuk yang dapat
mereka pahami 4is0a bisa melakukan tingkatan ini dengan
beberapa cara
Mengucapkan kembali informasi dengan bahasa sendiri
mungkin merupakan bentuk paling dasar dalam tingkatan
memahami Menerjemahkan merupakan bentuk lain dalam
tingkatan memahami yang mengharuskan adanya perubahan bentuk
agar informasi bisa disajikan dengan cara yang berbeda-beda
55
7/26/2019 bab II dewi new
44/65
4is0a secara teratur melaksanakan tugas ini ketika menyelesaikan
masalah aritmatika dalam bentuk kata dan mengubahnya dalam
bentuk simbol-simbol angka 4is0a juga bisa menunjukkan bah0a
mereka telah memahami sesuatu dengan menafsirkannya dari
materi yang disajikan
Aokus utama tujuan-tujuan yang melibatkan tujuan-
tujuan pemahaman adalah agar sis0a bisa menunjukkan gagasan-
gagasan dasar yang telah mereka miliki dengan beberapa cara
.) Menerapkan(apply)
Menerapkantingkatan berikutnya dalam ranah kognitif,
mengharuskan sis0a menggunakan informasi dalam beberapa
jenis pemecahan masalah !da dua karakteristik penting dalam
tingkatan penerapan ini 8arakteristik pertama adalah bah0a
situasi yang dihadapi sis0a haruslah asli dan alamiah, atau
merupakan sesuatu yang belum pernah dihadapi atau dipraktikkan
sebelumnya Jika tidak, sis0a hanya akan mengingat ja0aban
atau solusi yang diinginkan
8arakteristik yang kedua adalah bah0a sis0a harus
memilih perangkat, solusi, persamaan, atau logaritma yang sesuai
dan pada gilirannya dapat diterapkan secara tepat dalam masalah
yang tengah dihadapi
/) Menganalisis(analy:e)
56
7/26/2019 bab II dewi new
45/65
7/26/2019 bab II dewi new
46/65
$ingkatan menciptakan(creating)melibatkan pemaduan
elemen-elemen ke dalam suatu sintesis yang unik 8urang lebih,
tingkatan menciptakan ini berbeda bahkan berseberangan dengan
tingkatan analisis Jika akti&itas analisis mengharuskan kita
membuat bagian-bagian, maka akti&itas menciptakan melibatkan
proses meletakkan sesuatu secara bersama-sama untuk
menghasilkan suatu hal yang baru dan unik
ua pertimbangan penting yang harus diperhitungkan
dalam menugaskan sis0a pada tingkatan menciptakan ini yang
pertama adalah bah0a produk yang dihasilkan haruslah baru dan
unik bagi sis0a, belum pernah mereka temui sebelumnya
meskipunmungkin pernah dijumpai orang lain oin yang kedua
adalah bah0a kriteria haruslah ada (disajikan) agar dapat
memudahkan kita menerapkan standar atau kesuksesan
b anah !fektif
Menurut Jacobsen (29+92) anah afektif, yang berkaitan
dengan tingkah laku, perasaan dan nilai barangkali merupakan hal
yang paling menyeluruh dicantumkan secara implisit dalam
kurikulum anah ini dicantumkan secara implisit sebab semua guru
tentu menginginkan sis0anya dapat meninggalkan kelas dengan sikap
yang semakin positif pada materi yang mereka pelajari, pada diri
mereka sendiri, dan pada sis0a-sis0a lain anah ini sangat jarang
58
7/26/2019 bab II dewi new
47/65
7/26/2019 bab II dewi new
48/65
dan bersikap reseptif terhadap informasi baru mengenai topik
yang kontro&ersial
2) Merespons(responding)
erbedaan signifikan antara merespons (responding)dan
menerima (receiving) adalah jika sikap yang pertama
mengasumsikan perilaku yang cukup positif, maka yang kedua
lebihmempresentasikan netralitas $ingkatan merespons
(responding), sis0a menunjukkan minat, keterlibatan atau bahkan
komitmen 7eberapa contoh perilaku dalam tingkatan ini meliputi
kemampuan untuk berdialog dengan tema yang kontro&ersial atau
kemauan untuk berpartisipasi dalam akti&itas baru yang
diperkenalkan dalam kelas pendidikan fisik
.) Menghargai(valuing)
$ingkatan ranah afektif ini menyiratkan sis0a yang
merasakan sikap, nilai atau kepercayaan yang berharga dan telah
berhasil memasukkan beberapa hal tersebut dalam perilakunya,
sehingga tercermin dari kebiasaan sehari-harinya $idak seperti
dua tingkatan sebelumnya, dalam tingkatan ini guru tidak
menginisiasi perilaku erilaku justru diprakarsai sendiri oleh
sis0a, yang berkomitmen dalam posisi tertentu dan berkemauan
untuk mendiskusikan serta mendukung posisi tersebut dengan
terbuka 7eberapa contoh perilaku dalam tingkatan ini
60
7/26/2019 bab II dewi new
49/65
diantaranya adalah sikap sukarela untuk mengunjungi sebuah
museum seni setelah menonton penampilan seniman dalam
museum tersebut dan mau berargumentasi untuk mempertahankan
posisi atau pendapat tententu mengenai topik yang kontro&ersial
/) Mengatur(organi:ation)
$ingkatan mengatur ini disisipkan pada tingkatan
menghargai (valuing) sebab tingkatan menghargai (valuing)
merupakan sesuatu yang luar biasa, sedangkan tingkatan
mengatur (organi:ation)merupakan sebuah sistem yang terpadu
dan teratur 8ata lain mengatur menyiratkan sebuah komitmen
yang menyeluruh dan terpadu terhadap kepercayaan atau
kedudukan tertentu *ontoh-contoh dalam tingkatan ini meliputi
memadukan materi yang dipelajari di sekolah, seperti toleransi
rasial ke dalam pandangan yang lebih komprehensif mengenai
manusia dan bagaimana seharusnya kita memperlakukan orang
lain
c anah sikomotorik
Menurut Jacobsen (29+91), mengembangkan kekuatan otot
dan koordinasi adalah fungsi utama tujuan-tujuan dalam ranah
psikomitor anah ini kurang ditekankan dalam sekolah, namun
dampak dari ranah ini beragam dan bermacam-macam menurut
tingkat umur sis0a dan materi yang dipelajari enekanan yang lebih
besar pada ranah psikomotorik dilakukan pada sis0a dalam kelas yang
61
7/26/2019 bab II dewi new
50/65
lebih rendah, sedangkan penekanan yang sangat besar pada ranah
psikomotorik diberikan pada materi-materi semisal pendidikan fisik,
pendidikan profesi dan musik 4aat tingkatan-tingkatan ini
berkembang, hasil-hasil yang diperoleh sis0a akan lebih rumit dan
terpadu (arro0, 19"2C Je0ett < Mullan, 199"C Moore, 1992)
$ingkatan-tingkatan dalam ranah psikomotor dalam Jacobsen
(29+91-92) dijelaskan seperti berikut +
1) ;erakan-gerakan refleks
;erakan atau tindakan refleks dimunculkan untuk
merespons beberapa stimulus tanpa adanya kemauan yang sadar
dalam diri pembelajar ;erakan-gerakan tersebut bukanlah
gerakan-gerakan yang sekehendak hati, tetapi mungkin dianggap
sebagai dasar yang penting dan 0ajar dalam akti&itas gerakan
2) ;erakan-gerakan dasar
ola-pola gerakan dasar terjadi pada pembelajar selama
berumur satu tahun !kti&itas gerakan dasar umumnya meliputi
tindakan melacak benda &isual, mencapai, memahami,
memanipulasi sasaran dengan tangan, dan akhirnya terus
berkembang yang ditandai dengan tingka-tingkat perkembangan,
seperti merangkak, menjalar dan akhirnya berjalan
.) 8emampuan-kemampuan persepsi
$ingkatan ini tampak lebih sesuai berada dalam ranah
kognitif dibanding psikomotorik Jacobsen memasukkannya
62
7/26/2019 bab II dewi new
51/65
dalam ranah-ranah psikomotorik karena banyak peneliti
menegaskan bah0a fungsi gerakan dan persepsi merupakan dua
hal yang tidak dapat dipisahkan 8emampuan-kemapuan ini
membantu sis0a dalam menafsirkan stimulus, yang kemudian
memudahkan mereka untuk membuat penyesuaian yang
dibutuhkan dalam lingkungannya
/) 8emampuan-kemampuan fisik
8emampuan fisik yang mencakup stamina, kekuatan,
fleksibilitas, dan ketangkasan sangatlah bermanfaat untuk
efisiensi pembelajar emanfaatan sistem tubuh yang tepat
memungkinkan sis0a untuk memenuhi tuntutan yang ditujukan
oleh lingkungan pada mereka 8emampuan fisik ini senyatanya
merupakan bagian penting dalam mengembangkan gerakan-
gerakan yang terampil
5) ;erakan-gerakan terampil
;erakan terampil bisa diartikan dengan beberapa cara
#illini bisa berarti kecakapan dalam mengerjakan sebuah tugas
#ill ini juga bisa menyiratkan penghematan usaha yang
ditunjukkan sis0a untuk menyempurnakan gerakan yang rumit
atau juga bebarti sebuah kepaduan perilaku pembelajar yang
berkaitan erat dengan tugas tertentu yang dibebankan pada
mereka engan kata lain, kecakapan dalam le&el ini mencakup
63
7/26/2019 bab II dewi new
52/65
tingkat efisiensi dalm performa perilaku gerak tertentu yang rumit
dan masuk akal
6) 8omunikasi yang nondiskursif
8omunikasi non&erbal memainkan peran penting dalam
kehidupan sehari-hari dan merupakan aspek penting dalam
perkembangan ranah psikomotor sis0a ada tingkatan ini,
masing-masing sis0a mengembangkan gaya gerakan yang
mengkomunikasikan perasaannya tentang dirinya yang afektif
pada pengamat yang perseptif Menafsirkan secara tepat akti&itas-
akti&itas gerakan yang komunikatif ini dapat meningkatkan
persepsi pendidik tentang perasaan, kebutuhan, dan minat sis0a,
yang dengan cara demikian memungkinkan pendidik untuk
memilih strategi pembelajaran yang lebih ampuh dan bermakna
bagi pembelajar tertentu
$hompson (23+.) menyatakan bah0a #The thin#ing
s#ill in ;loom-s Taxonomi considered /ow $rder Thin#ing include
#nowledge and comprehension, while the thin#ing s#ill of analysis,
synthesis and evaluation are considered igh $rder Thin#ing.
7erdasarkan pernyataan di atas bah0a tahap kognitif terdiri dari
tahap pengetahuan (#nowledge), pemahaman (comprehension),
aplikasi (aplication), analisis (analysis), sintesis (syntesis), dan
e&aluasi (evaluation) $ahap aplikasi merupakan tahap perantara
64
7/26/2019 bab II dewi new
53/65
yang membedakan kemampuan sis0a dalam berpikir tingkat
rendah (/ow $rder Thin#ing) dan kemampuan berpikir tingkat
tinggi (igh $rder Thin#ing).
Jadi dapat disimpulkan bah0a hasil belajar ekonomi
merupakan penilaian terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran
yang dicapai oleh sis0a setelah menempuh pengalaman belajarnya
asil belajar yang diperoleh sis0a secara kompleks dari
serangkaian proses belajar merupakan hal yang sangat penting dan
penilaian hasil belajar secara tepat dapat memberikan pengaruh
untuk proses belajar mengajar berikutnya sehingga ter0ujud
pembelajaran yang efektif 4ecara garis besar hasil belajar dibagi
dalam . klasifikasi, yaitu hasil belajar kognitif yang berkenaan
tentang pengetahuan sis0a, hasil belajar afektif yang berkenaan
tentang sikap sis0a, dan hasil belajar psikomotorik yang berkenaan
tentang ketrampilan sis0a
D. 0ajian /a%il Penelitian (ang Relean
1. enelitian yang dilakukan oleh ;ilakjani (212), dengan judul 3isual,
'uditory, 7inaesthetic /earning tyles and Their 2mpacts on &nglish
/anguage Teaching, o&er 1 students completed a Guestionnaire to
determine if their learning styles are auditory, &isual or kinaesthetic
$he finding sho0ed that :ranian =A uni&ersity students preferred
learning style 0as &isual $he purpose of this study is to incrase faculty
a0arennes and understanding of the effect of learning styles affect the
65
7/26/2019 bab II dewi new
54/65
teaching process (?5,
3ol.5, *o.1). asil penelitian di atas dapat disimpulkan bah0a dari 1
mahasis0a Fni&ersitas =A yang dibagikan kuisioner untuk melihat
perbandingan gaya belajar auditorial, &isual dan kinestetik, hasilnya
menunjukkan bah0a sebagian sis0a lebih banyak yang memilih gaya
belajar &isual
ersamaan penelitian ini dengan penelitian di atas yaitu
sama-sama ingin melihat gaya belajar sis0a erbedaan penelitian ini
dengan penelitian di atas terlihat dari luasnya penelitian yang
dilakukan alam penelitian yang dilakukan oleh ;ilakjani hanya
membahas satu &ariabel saja yaitu gaya belajar, sedangkan dalam
penelitian ini melihat gaya belajar dari metode pembelajaran dan hasil
belajar sis0a
2 enelitian yang dilakukan oleh 7ilgin (26), dengan judul The effects
of pair problem9based learning techniue incorporating "olya-s
problem solving strategy on undergraduate students- performance in
chemistry $he subject of this study 0ere 39 students enrolled from
t0o first year chemistry classes $he e%perimental group 0as a class of
// students 0ho recei&ed pair problem-based learning techniGue
incorporating olyaKs problem based learning strategy
4tudentsKachie&ment of conceptual and algorithmic Guestion in
chemistry 0as measured using as post-test $est result of !nalysis of
*o&ariance (!I*DB!) sho0ed that students in e%perimental group
had significantly better performance on both conceptual and
66
7/26/2019 bab II dewi new
55/65
algorithmic Guestions in chemistry $he result of this study for
studentsKproblem based learning performance are discussed (
7/26/2019 bab II dewi new
56/65
7/26/2019 bab II dewi new
57/65
5 asil penelitian oleh !taturk (21) dengan judul The 2nvestigation of
the /earning tyles of Eniversity tudents. $he most pre&alent learning
style adopted by the students 0ho participated in this study is &isual
learning !bout half of the students (/1" N) ha&e &isual learning
style $he follo0ing learning style is 8inesthetic (295N ) $he 139 N
of the students use auditory learning mode $he a&erage of 0omen are
higher than men in terms of &isual, auditory and kinesthetic learning
styles o0e&er, the most important difference on a&erage is on &isual
learning $o put it another 0ay, a crucial difference on &isual learning
0hich is beneficial for 0omen 0as found (t(113)L255, pO5) (The
$nline
7/26/2019 bab II dewi new
58/65
yang lain adalah pada penelitian ini tidak mengelompokkan sis0a laki-
laki dan perempuan untuk melihat gaya belajarnya, namun pada
penelitian !taturk melihat perbedaan sis0a laki-laki dan perempuan
untuk melihat gaya belajarnya
6 asil penelitian oleh !bas (211) dengan judul Bomparison ;etween
The ;iology of /earning !odel Booperative /earning Thin# "air
hare (T") !odel with "roblem ;ased /earning 2nstruction
(";2)!" 51 322 Blass Bity ;eng#ulu.Arom the research results
obtained mean pretest grade students in cooperati&e learning B::/ $4
is /"9/ 0hile the mean posttest result is an increase of 133 5332
$he mean pretest results B::1-grade students in learning 7: is 536
0hile the mean posttest result is an increase of 1253 "6/ $he
techniGue used to test the hypothesis in this study using the Mann-
Hhitney F test 7ased on the calculation results obtained by the price
p L ..2 significance le&el greater than 5 at significance le&el of
5N $hus, o is accepted 0hich means there is no difference in
learning outcomes B::/ grade biology students 0ho use the
cooperati&e learning model $4 0ith the results of studying biology
B::1 grade students usingthe learning model 7: (
7/26/2019 bab II dewi new
59/65
ersamaan penelitian ini dengan penelitian !bas adalah sama-
sama menerapkan metode pembelajaran $hink air 4hare dan metode
roblem 7ased earning erbedaan penelitian ini dengan penelitian
!bas adalah terletak pada mata pelajaran yang dijadikan penelitian,
pada penelitian ini meneliti pada pembelajaran ekonomi sedangkan
pada penelitian !bas pada pembelajaran 7iologi
" asil penelitian oleh ino 4ugiarto< uji 4umarsono (21/), dengan
judul The 2mplementation of Thin#9"air9hare !odel to 2mprove
tudents- 'bility in +eading *arrative Texts. $he data 0ere gathered
from reading test in the end of e&ery cycle :t 0as found that the
studentsK ability in reading narrati&e te%ts impro&ed after the
implementation of $hink-air-4hare model :t could be seen in the
impro&ement of a&erage score for each test, from "/ in cycle : to 3 in
cycle :: :n addition, the number of students 0ho passed the minimum
mastery criteria (88M) also impro&ed, from 25 students to .1
students alam penelitian ini menunjukkan bah0a hasil belajar
dengan menerapkan metode $hink-air-4hare pada siklus pertama
menunjukkan skor rata-rata sebesar "/ dan pada siklus kedua skor rata-
rata sebesar 3 Jumlah sis0a yang lolos 88M sejumlah 25 anak dari
jumlah keseluruhan .1 anak
ersamaan penelitian ini dengan penelitian ino 4ugiarto