Post on 16-Mar-2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mu’arif (2007:22) dalam bukunya berjudul Pemintal Kata menunjukkan
sebuah ironi di balik fenomena kehidupan akademik, yaitu :
“di kalangan akademisi tradisi menulis masih tergolong lemah.Padahal
kredibilitas sebagai kaum intelektual biasanya diukur dari seberapa bagus
karya tulisnya, atau media apa yang telah memuatnya. Serta menunjukkan
fakta bahwa keberadaan penulis yang berlatarbelakang kehidupan kampus
juga masih sangat terbatas.Bahkan, dalam ilustrasinya dituliskan bahwa
dari 1000 orang mahasiswa hanya ada satu atau dua orang saja yang
menguasai dunia tulis-menulis”.
Perkembangan teknologi saat ini, sudah mengubah pola pikir manusia,
jauh lebih pintar. Tidak hanya dalam kajian teknologi saja, namun dalam kajian
ilmu, salah satunya adalah ilmu komunikasi Jurnalistik yang saat ini sedang trend
adalah munculnya cabang baru jurnalistik yakni Citizern Journalism yang lebih
dikenal sebagai jurnalisme warga. Citizen journalism merupakan salah satu
cabang baru jurnalistik yang melibatkan masyarakat umum, baik itu mahasiswa,
pelajar, atau masyarakat biasa sebagai pewarta atau reporter.
Saat ini Citizen Journalism sudah menjadi trend Jurnalisme baru di
masayarakat, karena melihat beberapa media sudah memberi kesempatan kepada
masyarakat luas untuk mencoba mewartakan apa yang sedang terjadi
dilingkungan sekitarnya. Citizen Journalism memberikan kesempatan pada warga
untuk menjadi jurnalis warga yang tetap mempunyai kredibilitas, dengan
2
mengirimkan atau menulis berita dengan hal-hal yang tidak merugikan orang
banyak atau tidak mengandung unsur SARA.
Mahasiswa, sebagai manusia yang sedang menjajaki dunia perkuliahan
sudah menjadi hal biasa jika memiliki beberapa keahlian yang di kuasai, salah
satunya adalah menulis atau membuat berita khususnya mahasiswa Jurnalistik
terkait dengan menulis dan membuat berita sudah menjadi makanan sehari-hari.
Namun untuk orang yang bukan dari Jurnalistik mungkin membuat berita tidak
semudah yang orang pikirkan dan katakan. Tetapi melihat saat ini dengan
munculnya Jurnalisme warga atau Citizen Journalism sudah cukup membuktikan
bahwa untuk menulis atau membuat berita tidak hanya mahasiswa dari Jurnalistik
atau Wartawan professional saja, namun warga pun bisa menjadi yang terlibat
dalam proses pembuatan berita dengan meliput atau menulis kejadian yang terjadi
di lingkungannya, yang memang berita tersebut layak untuk diwartakan kepada
masyarakat luas.
Citizen journalism atau jurnalisme warga adalah kegiatan partisipasi aktif
yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis
serta penyampaian informasi dan berita. Tipe jurnalisme seperti ini akan menjadi
paradigma dan trend baru tentang bagaimana pembaca atau pemirsa membentuk
informasi dan berita pada masa mendatang.
Perkembangan Citizen Journalism di Indonesia pertama, ketika peristiwa
tsunami menghantam kota Banda Aceh seorang warga yang berhasil merekam
peristiwa tersebut melalui video amatir. Rekaman tersebut kemudian
dipublikasikan di berbagai media di dalam negeri dan luar negeri. Dapat dikatakan
3
rekaman tersebut merupakan liputan dari seorang warga yang bukan merupkan
seorang jurnalis media massa.
Daniel Tumiwa pemilik akun twitter seklaigus pengunjung hotel Ritz
Carlton pada jumat, 17 Juli 2009 sedang berada di lantai 26 bersama rekan
bisnisnya, tidak menyangka bom akan meledak di hotel tempatnya berada dan
hotel sebelahnya JW Marriot. Pasca ;edakan Daniel mengirimkan postingan kea
kun twitter miliknya: “bom @marriot and ritz carlton kuningan Jakarta”(7:51
AM July 17th).Postingan tersebut disusul dengan sejumlah posting susulan oleh
pemilik akun twitter lainnya, dan diklaim sebagai informasi pertama kali kejadian
pemboman di kawasan Mega Kuningan, Jakarta.
Richard Sambrook menulis pengalaman yang sama yang dialami oleh
BBC (British Broadcasting Channel) saat peliputan bom teroris di kereta bawah
tanah di London di mana dalam waktu enam jam redaksi BBC menerima 1.000
foto, 20 video amatir dan 20.000 email yang dikirim oleh warga. Disinilah BBC
menyadari bahwa warga sudah menjadi partner dalam mencari informasi yang
dbutuhkan warga.
Saat ini citizen journalism sudah menjadi trend baru di kalangan
masyarakat maupun lingkup jurnalistik, bahkan sekarang masyarakat bukan hanya
membaca saja, tetapi bisa menjadi pembaca sekaligus penulis berita. Salah satu
media online yang memiliki rubrik Citizen Journalism adalah Kompas.com, yakni
dalam rubrik Kompasiana, yang setiap harinya selalu memberi kesempatan
kepada warga atau masyarakat untuk menulis berita yang layak diwartakan
kepada khalayak luas.
4
Kompasiana awalnya adalah sebuah blog jurnalis Kompas yang
bertransformasi menjadi sebuah media warga (citizen media). Di sini, setiap orang
dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasan serta
menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar ataupun rekaman audio dan
video (http://id.wikipedia.org/wiki/Kompasiana - diakses pada 08 Juni 2015).
Saat ini kompasioner (sebutan bagi para penulis di Kompasiana) di media
online Kompasiana, Kompasioner bisa berinteraksi dan beraktifitas di media
online tersebut, guna menayangkan data informasi tulisan, gambar dan video yang
memilki nilai berita, guna memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat.
Disitulah peran Kompasioner sebagai Citizen Journalizm atau Pewarta Warga
menjadi lebih luas jangkauannya, dalam menyebarluaskan informasi untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi.
(http://www.kompasiana.com/imam449/pewarta-warga-dipercaya-sebagai-media-
alternatif-warga_5529d51c6ea834f941552d0d - di akses pada 08 Juni 2015).
Tanggapan mahasiswa, Muhammad Diky mengenai Citizen Journalism
dan Kompasiana memahami bahwa kompasiana sebagai media warga , melihat
Citizen Journalism sedang berkembang dimasyarakat adalah bagus sebagai media
yang mewadahi kreatifitas warga khususnya mahasiswa dan didukung dengan
konsep Kompasiana yang beda sama Citizen Journalism media lain contohnya
NET Tv sama Metro Tv kalau dilihat sebagian besar warga Jurnal lebih eksis di
Kompasiana sebagai media online ketimbang Citizen Journalism di Televisi. Dua
diantara lima mahasiswa merupakan anggota pasif Kompasiana, artinya
5
merupakan anggota Kompasiana namun tidak terlalu sering mengirim postingan
atau mengunggah berita di akun mereka, Kompasiana.
Pendapat lain juga menjelaskan dari mahasiswa semester enam, Norma
Zuraida kompasiana sebagai media warga cukup bagus hanya saja belum pas
untuk orang Indonesia, Citizen Journalism yang bentuknya artikel. Karena,
kadang orang menilai kalau kompasiana bisa dijadikan acuan atas berita yang
berkembang di masyarakat, padahal tujuan dari kompasiana itu kan semacam
forum, siapapun bisa nulis dengan tema tertentu. Lebihnya kompasiana biasa
menampung aspirasi masyarakat Indonesia.
Kompasiana sebagai media warga, lebih menonjolkan sisi kekreatifan
dalam menulis, baik itu menulis News (berita), opini, karya ilmiah, maupun karya
tulis lainnya. Sebagai media warga kompasiana sudah bisa menampung aspirasi
dari warga, menciptakan sebuah kreasi, dan mungkin akan menghasilkan sebuah
prestasi. Apabila mellihat perkembangan Citizen Journalism saat ini hubungannya
dengan kompasiana adalah kompasiana mempunyai karakteristik tersendiri yaitu,
lebih menonjolkan karya berupa tulisan. Meskipun saat ini yang lagi trend di
masyarakat adalah Citizen Journalism berupa video gambar, tapi kompasiana
tetap mempertahankan karakteristiknya tersebut.
Kegiatan yang merupakan bagian dari jurnalistik ini, sudah pasti
mengalami proses seperti mencari, mengolah, dan menyebarluaskan berita, yang
biasa dilakukan oleh seorang wartawan professional. Proses ini sudah pasti terjadi
dalam sebuah pembuatan berita termasuk membuat berita dalam citizen
journalism. Perbedaannya citizen journalism, dilakukan dan dibuat oleh
6
masyarakat sebagai pembaca berita, bukan oleh seorang wartawan professional,
dan masyarakat diberi kesempatan untuk menentukan topik berita yang menurut
mereka layak dan bagus untuk diwartakan kepada khalayak ramai.
Kompas merupakan media cukup ternama di Indonesia, salah satu media
onlinenya yakni Kompas.com yang sudah ada sejak 2008 sangat menarik
masyarakat untuk berpartisipasi sebagai pewarta warga, dalam rubrik
Kompasiana. Mengingat Kompas merupakan media yang cukup besar dan sudah
lama berdiri, penelitian ini dilakukan karena ingin mengetahui apakah media
sebesar kompas yang memiliki rubrik Citizen Journalism dalam konten beritanya
dapat mempengaruhi masyarakat, salah satunya mahasiswa untuk ikut juga
berpartisipasi dalam menulis berita. Khususnya dalam penelitian ini apakah
mahasiswa minat untuk menulis berita di rubrik Kompaisana.
Jurnalistik merupakan ilmu yang bisa di pelajari semua kalangan, namun
untuk menjadi seorang Jurnalis tidak hanya di peruntukkan orang Jurnalistik, tapi
semua kalangan dari manapun bisa menjadi seorang Jurnalis. Citizen Jurnalism
salah satu contoh produk Jurnalistik yang bisa dilakukan oleh semua orang.
Penelitian ini menitikberatkan pada Fenomena Citizen Journalism yang semakin
berkembang di masyarakat, dan bagaimana pengaruhnya pada minat menulis
berita Mahasiswa Jurnalistik.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas, sangat
menarik sekali terkait pengaruh Citizen Journalism terhadap minat menulis Berita
Mahasiswa. Maka Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana
7
Pengaruh Terpaan Berita Citizen Journalism Di Kompasiana Terhadap Minat
Menulis Mahasiswa Jurnalistik Angkatan 2014 UIN Bandung ?
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka
identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagia berikut :
1. Bagaimana terpaan Berita Citizen Journalism di Kompasiana ?
2. Bagaimana minat menulis berita mahasiswa Jurnalistik angkatan 2014 ?
3. Bagaimana hubungan terpaan berita Citizen Journalism di Kompasiana
terhadap minat menulis berita mahasiswa Jurnalistik angkatan 2014 ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui terpaan Berita Citizen Journalism di Kompasiana.
2. Mengetahui minat menulis berita mahasiswa Jurnalistik angkatan 2014.
3. Mengetahui hubungan terpaan berita Citizen Journalism di Kompasiana
terhadap minat menulis berita mahasiswa Jurnalistik angkatan 2014.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek
teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya ilmu
komunikasi Jurnalistik, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan
terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru dalam aspek Citizen
Journalism terhadap minat menulis berita mahasiswa Jurnalistik.
8
2. Secara Praktis :
1. Untuk mahasiswa Jurnalistik dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan untuk penelitian selanjutnya. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang fenomena citizen
journalism terhadap minat menulis berita mahasiswa jurnalistik UIN
Bandung
2. Hasil penelitian ini diharapkan juga sebagai informasi atau acuan dan
sekaligus memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian khususnya
Ilmu Komunikasi pada bidang Ilmu Komunikasi Jurnalistik.
F. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 1.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama Judul / Tahun Tujuan Teori /
Metode
Hasil Relevansi
1. Bimo
Restiono
Pengaruh Terpaan
Citizen Journalism Di
Wide Shot Metro
Tv Terhadap Minat
Mahasiswa Untuk
Menulis Atau
Mengirimkan Berita
(Studi Eksplanatori
Tentang Pengaruh
Citizen Journalism di
Wide shot Metro TV
terhadap Minat
Mahasiswa untuk
Menulis Atau
Mengirimkan Berita
pada
Untuk
mengetahui
pengaruh
terpaan
Citizen
Journalism
di Wide
Shot Metro
TV
terhadap
minat
mahasiswa
untuk
menulis
atau
mengirim
Teori Efek
Terbatas
(Limited
Effect
Theory) /
Metode
Survey
Kuantitatif
(studi
eksplanatori)
penelitian ini
menunjukkan
bahwa
terpaan
Citizen
Journalismdi
Wide Shot
Metro TV
berpengaruh
positif
terhadap
minat
mahasiswa
untuk
menulis atau
mengirim
Relevansi
dengan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
peneliti
adalah
melihat dari
judul sama-
sama
mengangkat
tema
tentang
Citizen
Journalism
9
Mahasiswa Program
Studi Komunikasi
Universitas Atma Jaya
Yogyakarta)
2013
berita berita.
Adapun besar
pengaruhnya
sebesar
16,7%. Hasil
ini dapat
diartikan
bahwa
meskipun
pengaruhnya
tergolong
kecil, namun
stimulus atau
rangsangan
berupa
terpaan
Citizen
Journalism
ternyata
mampu
meningkatkan
atau
menimbulkan
minat
responden
terutama
untuk
menulis atau
bahkan
mengirim
berita
namun
dalam
penelitian
ini adalah
Citizen
Journalism
dalam
media
online.
2. Habiby
Abubaka
r
Pengaruh Tayangan I
Witness Terhadap
Minat Citizen
Journalism(studi
deskriptif tayangan
jurnalisme I witness di
metro Tv terhadap
minat Citizen
Journalismmahasiswa
Teori
Komunikasi
massa /
Metode
Deskripsi,
kuantitatif,
dengan
analisa tabel
tunggal
Dari
penelitian
yang
dilakukan
bahwa
terdapat
pengaruh
tayangan
jurnalisme I
Relevansi
dengan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
peneliti
adalah
sama-sama
10
STIK-P Medan)
2009
witness di
metro tv
terhadap
minat citizen
journalism
mahasiswa
STIK-P
angkatan
2005-2007
menggunak
an metode
deskriptif,
dan
mengangkat
tema yang
sama yaitu
Citizen
Journalism
namun
dalam
penelitian
ini adalah
Citizen
Journalism
dalam
media
online.
3.
Hanifa
Paramith
a
Siswanti
Hubungan terpaan
majalah Provoke!
Dengan kreativitas
siswa pengelola
majalah dinding SMA
di kota Bandung (studi
korelasional tentang
hubungan terpaan
majalah Provoke!
Dengan kreativitas
siswa pengelola
majalah dinding SMA
di kota bandung)
2012
Untuk
mengetahui
hubungan
terpaan
majalah
provoke!
dengan
kreativitas
siswa
pengelola
majalah
dinding
SMA di
kota
Bandung
Teori S-O-R
/ Metode
Korelasional
kuantitatif
Dari
penelitian ini
menunjukan
bahwa
terdapat
hubungan
antara terpaan
majalah
provoke!
Dengan
kreativitas
siswa
pengelola
majlah
dinding SMA
di Kota
Bandung.
Hubungan
positif yang
signifikan ini
memiliki nilai
sedang
Relevansi
dengan
penelitian
yang
dilakukan
oleh pneliti
adalah
sama-sama
menggunak
an metode
korelasional
kuntitatif
11
Pertama, penelitian yang dlakukan oleh Bimo Restiono, Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Politik dan Sosial, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, tahun 2013
dalam rangka menyelesaikan program Sarjana (S-1) meneliti tentang Pengaruh
Terpaan CitizenJournalism di Wide Shot Metro TV terhadap Minat Mahasiswa
untuk Menulis atau mngirimkan Berita (Studi Eksplanatori Tentang Pengaruh
Citizen Journalism Di Wide Shot Metro TV terhadap Minat Mahasiswa Untuk
Menulis Atau Mengirimkan Berita Pada Mahasiswa Program Studi Komunikasi
Universitas Atmajaya Yogyakarta)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terpaan Citizen
Journalism di Wide Shot Metro TV terhadap minat mahasiswa untuk menulis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, metode survei yang bersifat
eksplanatori. Populasi dalam seluruh penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
program studi komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Atmajaya Yogyakarta
sebanyak 1409 orang, jumlah sampelnya sebanyak 94 mahasiswa yang
dikumpulkan dengan teknik purposive sampling data dalam penelitian ini
dikumpulkan dengan kuesioner dan diolah menjadi dua bagian utama yakni
statistik deskriptif baik demografi maupun variabel dan selanjutnya adalah
pengujian hipotesis yakni menggunakan korelasi product moment dan analisis
regresi.
Relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah melihat
dari judul sama-sama mengangkat tema tentang Citizen Journalism namun dalam
penelitian ini adalah Citizen Journalism dalam media online.
12
Kedua, penelitian yang dlakukan oleh Habiby Abubakar, Ilmu Komunikasi,
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIK-P), Medan, tahun 2009
dalam rangka menyelesaikan program Sarjana (S-1) meneliti tentang, Pengaruh
Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (studi deskriptif tayangan
jurnalisme I witness di metro Tv terhadap minat Citizen Journalism mahasiswa
STIK-P Medan).
Penelitian ini menggunakan teori Komunikasi Massa, Media Massa
Televisi, Tayangan Jurnalisme dan Minat, Metode Penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskripsi, dengan analisa tabel tunggal yang
mana menggunakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan
variabel penelitian ke dalan kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi.
Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom yang
merupakan sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori Sampel yang
digunakan sebanyak 35 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi
Pembangunan Medan (STIK-P) angkatan 2005-2007 dengan teknik Stratified
Random Sampling dan Simpel Random Sampling. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan adalah studi kepustakaan dengan menggunakan buku-buku,
internet serta studi lapangan dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa
untuk dijadikan responden.
Relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-
sama menggunakan metode deskriptif, dan mengangkat tema yang sama yaitu
Citizen Journalism namun dalam penelitian ini adalah Citizen Journalism dalam
media online.
13
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Hanifa Paramitha Siswanti, Jurnalistik,
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran Bandung, tahun 2012 dalam
rangka menyelesaikan program Sarjana (S-1) meneliti tentang Hubungan terpaan
majalah Provoke! Dengan kreativitas siswa pengelola majalah dinding SMA di
kota Bandung (studi korelasional tentang hubungan terpaan majalah Provoke!
Dengan kreativitas siswa pengelola majalah dinding SMA di kota bandung)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan terpaan
majalah proveke! Dengan kreativitas siswa pengelola majalh dinding SMA di kota
Bandung. Hubungan dilihat berdasarkan terpaan majalah Provoke! Yaitu
intensitas membaca, isi pesan , dan daya tarik. Serta kreativita siswa pengelola
majalh dinding SMA di kota Bandung yaitu fluency of thinking (kelancaran
berpikir), flexibility ( keluwesan berpikir), elaboration (elaborasi), dan originality
(originalitas).
Metode penelitian yang digunakan adalah studi korelasional dengan
teknik pengambilan data berupa kuesioner (angket), wawancara, observasi dan
studi pustaka. Kuesioner dibagikan kepada sampel dengan menggunakan teknik
simple random sampling dengan teknik pengukuran menggunakan skala likert.
Hasil penelitian diolah menggunakan perhitungan statistik analisis
korelasional rank spearmen dan menunjukan bahwa terdapat hubungan antara
terpaan majlah provoke! Dengan kreativitas siswa pengelola majalh dinding SMA
di kota Bandung. Hubungan positif yang signifikan ini memiliki nilai sedang.
Relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama
menggunakan metode korelasional kuntitatif.
14
G. Kerangka Pemikiran
1. Kerangka Teoritis
Agenda setting theory pertama kali ditampilkan oleh M.E. Mc. Combs dan
D.L. Shaw dalam “Public Opinion Quarterly” terlebih tahun 1972, berjudul “the
agenda setting function of mass media”.Kedua pakar tersebut mengatakan bahwa
“jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan
mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.
Tetapi, Davi H. Heaver dalam karyanya yang berjudul “media agenda
setting and media manipulation” pada tahun 1981 mengatakan bahwa pers
sebagai media komunikasi massa tidak merefleksikan kenyataan, melainkan
menyaring dan membentuknya seperti sebuah kalideskop yang menyaring dan
membentuk cahaya.
Manhein dalam pemikirannya tentang konseptualisasi agenda yang
potensial untuk memahami proses agenda setting menyatakan bahwa agenda
setting meliputi tiga agenda, yaitu agenda media, agenda khalayak, dan agenda
kebijaksanaan. Masing-masing agenda itu mencakup dimensi-dimensi sebagai
berikut :
1. Untuk agenda media, dimensi-dimensi :
a. Visibility (visibilitas) jumlah dan tingkat menonjolnya berita.
b. Audience salience (tingkat menonjol bagi khalayak) relevansi isi berita
dengan kebutuhan khalayak
c. Valence (valensi) menyenangkan atau tidak menyenangkan cara
pemberitaan bagi suatu peristiwa.
15
2. Untuk agenda khalayak, dimensi-dimensi :
a. Familiarity (keakraban) derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu.
b. Personal salience (penonjolan pribadi) relevansi kepentingan dengan
ciri pribadi.
c. Favorability (kesenangan) pertimbangan senang atau tidak senang
akan topik berita.
3. Untuk agenda kebijaksanaan, dimensi-dimensi :
a. Support (dukungan) kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita
terntentu)
b. Likelihood of action (kemungkinan kegiatan) kemungkinan pemerintah
melaksanakan apa yang diibaratkana.
c. Freedom of action (kebebasan bertindak) nilai kegiatan yang mungkin
dilakukan pemerintah.
Dalam penelitian ini hubungan antara agenda setting theory dengan
pengaruh terpaan berita Citizen Journalism adalah bagaimana sebuah berita yang
ditulis oleh warga bisa dianggap penting oleh masyarakat, sehingga masyarakat
juga akan ikut berpartisipasi dengan melakukan menulis atau membuat berita
untuk di posting dalam halaman Kompasiana dia Kompas.com
Gambar 1.1: Bagan Teori Agenda Setting
Agenda Media
(Terpaan
Berita)
Agenda
Khalayak
(Minat)
16
2. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Terpaan
Terpaan merupakan intensitas keadaan khalayak dimana terkena pesan-
pesan yang disebarkan oleh suatu media. Menurut Ardianto dan Erdinaya
(2005: 2), terpaan dapat diartikan sebagai kegiatan mendengar, melihat,
dan membaca pesan-pesan media ataupun mempunyai pengalaman dan
perhatian terhadap pesan tersebut yang dapat terjadi pada individu atau
kelompok. Terpaan media berusaha mencari data khalayak tentang
penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi
penggunaan.
Frekuensi penggunaan media dalam satu bulan diukur dalam beberapa kali
sebulan seseorang menggunakan media dalam satu tahun. Untuk
mengukur durasi penggunaan media adalah dengan menghitung berapa
lama seseorang menggunakan media dan mengikuti suatu artikel dalam
sebulan, sedangkan hubungan antara khalayak dengan isi media meliputi
attention atau perhatian. Dengan demikian terpaan media dapat diukur
melalui frekuensi, durasi, dan atensi khalayak pembaca (Ardiyanto dan
Erdinaya, 2005: 164). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
b) Frekuensi penggunaan media
Frekuensi penggunaan media berkaitan dengan mengumpulkan data
khalayak tentang keajegan khalayak dalam menonton siaran televisi,
17
mendengarkan radio atau membaca sebuah berita di media cetak, apakah
itu berita harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
c) Durasi penggunaan
Pengukuran durasi penggunaan media menghitung berapa lama khalayak
bergabung dengan suatu media (berapa jam sehari); atau berapa lama
(menit) waktu yang dihabiskan khalayak dalam membaca.
d) Atensi
Hubungan antara khalayak dengan isi media dapat meliputi perhatian
(attention). Menurut Anderson (Rakhmat, 2005: 52) perhatian adalah
proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila
seseorang mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera, dan
mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.
e) Citizen Journalism
Carpenter (2008:532) mendefinisikan Citizen journalism “its an individual
who intend to publish information online that meant to benefit
community.”Kekurangan dari citizen journalism adalah kebanyakan citizen
journalist tidak diberikan pelatihan terlebih dahulu sesuai dengan standar
jurnalisme. Citizen journalism atau jurnalisme warga negara menurut
definisi Nurudin dalam Jurnalisme Masa Kini (2009) adalah keterlibatan
warga dalam memberitakan sesuatu tanpa memandang latar belakang
pendidikan dan keahlian warga tersebut dalam merencanakan, menggali,
18
mencari, mengolah, dan melaporkan informasi (tulisan, gambar, foto,
video, tuturan) kepada publik.
(http://komunikasi.us/index.php/course/1494-jurnalisme-masa-kini -
diakses pada 1 Juni 2015)
Keberadaan citizen journalism juga sudah tentu meningkatkan wawasan
masyarakat luas tentang perkembangan isu yang terjadi di dunia. Uniknya
lagi, masyarakat sebagai subjek dan objek dari citizen journalism ini akan
lebih kritis dalam menghadapi persoalan. Selain itu, melalui citizen
journalism juga mengajari mengenai arti sebuah perbedaan.Selalu ada
perbedaan pendapat, sikap, perilaku.Semua hal itu adalah hal yang wajar,
tergantung dari bagaimana masyarakat yang bersangkutan menghadapi
perbedaan tersebut.
f) Minat
Minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian
terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan
mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut Bimo Walgito (1981: 38).
W. S Winkel mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang agak
menetap untuk merasa tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa
senang berkecimpung dalam bidang itu (1983 : 38), sedangkan menurut
Witherington (1985 : 38) minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu
objek, seseorang, suatu soal atau situasi tertentu yang mengadung sangkut
paut dengan dirinya atau dipandang sebagai sesuatu yang sadar.
19
(http://eprints.uny.ac.id/7795/3/bab%202%20-05503241026.pdf – diakses
pada 1 Juni 2015)
Faktor-faktor yang mendasari minat menurut Crow&Crow yang
diterjemahkan oleh Z. Kasijan (1984 : 4) yaitu faktor dorongan dari dalam,
faktor dorongan yang bersifat sosial dan faktor yang berhubungan dengan
emosional. Faktor dari dalam dapat berupa kebutuhan yang berhubungan
dengan jasmani dan kejiwaan. Timbulnya minat dari diri seseorang juga
dapat didorong oleh adanya motivasi sosial yaitu mendapatkan pengakuan
dan penghargaan dari lingkungan masyarakat dimana seseorang berada
sedangkan faktor emosional memperlihatkan ukuran intensitas seseorang
dalam menanam perhatian terhadap suatu kegiatan atau obyek tertentu.
3. Operasionalisasi Variabel
Variabel Bebas (X) : Terpaan Berita Citizen Journalism
Indikator 1 (X1) : Intensitas menonton Citizen Journalism
Alat ukur : Frekuensi
: Durasi
Indikator 2 (X2) : Isi pesan Citizen Journalism
Alat Ukur : Kelengkapan Pesan
: Kejelasan Pesan
: Kemudahan pemahaman Informasi
Indikator 3 (X3) : Daya tarik Citizen Journalism
Alat ukur : Tampilan gambar
20
: Tampilan tulisan
Variabel Terikat (Y) : Minat membuat berita mahasiswa
Indikator 1 (Y1) : Ketertarikan
Indikator 2 (Y2) : Kesadaran
Alat ukur : Perhatian
Indikator 3 (Y3) : Motivasi
Alat ukur : Rangsangan
: Dorongan
: Arahan
21
Gambar 1.2: Bagan Kerangka Pemikiran
HUBUNGAN TERPAAN BERITA CITIZEN JOURNALISM
DI KOMPASIANA TERHADAP MINAT MENULIS
MAHASISWA UIN BANDUNG
(Studi Korelasional antara Rubrik Kompasiana dengan Minat
Menulis Mahasiswa Jurnalistik Angkatan 2013 di UIN Bandung)
Agenda Setting Theory
M.E. Mc. Combs dan D.L. Shaw
M.E. Mc. Combs dan D.L. Shaw
Variabel Y Minat menulis berita
Y1 :Ketertarikan
Y2 :Kesadaran
Perhatian
Y3 : Motivasi
Rangsangan
Dorongan
Arahan
Variabel X Terpaan Citizen Journalism
X1 : Intensitas membaca Citizen
Journalism
Frekuensi
Durasi
X2 : Isi pesan Citizen Journalism
Kelengkapan pesan
Kejelasan pesan
Kemudahan pemahaman informasi
X3 : Daya tarik Citizen Journalism
Tampilan layout
Tampilan tulisan
22
Tabel 1.2
Operasional Variabel Independen (Variabel X)
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Terpaan Berita
Citizen Journalism
di Kompasiana
Intensitas
membaca
Citizen
Journalism
- Frekuensi
- Durasi
Ratio
Ordinal
Isi pesan Citizen
Journalism
- Kelengkapan
Pesan
- Kejelasana
pesan
- Kemudahan
pemahaman
Informasi
Daya tarik
Citizen
Journalism
- Tampilan layout
- Tampilan tulisan
Tabel 1.3
Operasional Variabel Dependen (Variabel Y)
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Minat Menulis
Mahasiswa
Ketertarikan
Ordinal
Kesadaran - Perhatian
Motivasi - Keinginan
- Dorongan
- Arahan
Definisi operasional merupakan untuk mengetahui bagaimana caranya
mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu
informasi alamiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan
variabel yang sama (Redwan, 2010:175 dikutip dalam Hesinata, 2011).
23
Operasionalisasi konsep di atas pada selanjutnya akan diadaptasi menjadi
instrumen-instrumen pertanyaan dalam kuisioner. Masing-masing pertanyaan
dalam kuisioner akan diukur dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian.
Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
berbagai indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun aitem-aitem instrumen yang tetap berupa pernyataan atau
pertanyaan (Sugiyono, 2009:93).
H. Hipotesis
Hipotesis sementara dapat dirumuskan sebagai berikut :
H0 : Tidak Terdapat Hubungan Antara Terpaan Berita Citizen Journalism dengan
Minat Menulis Berita.
H1 : Terdapat Hubungan Antara Terpaan Berita Citizen Journalism dengan Minat
Menulis Berita.
I. Langkah-Langkah Penelitian
a) Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Ilmu Komunikasi Jurnalistik
angkatan 2014. Alasan peneliti mengambil mahasiswa UIN Bandung sebagai
responden, karena ingin mengetahui seberapa besar Hubungan Terpaan Berita
24
Citizen Journalism di Kompasiana terhadap minat menulis berita mahasiswa
Jurnalistik angkatan 2014, mengingat mahasiswa angkatan 2014 masih
dikategorikan mahasiswa baru yang tahap pembelajarannya masih tingkat dasar.
Untuk itu peneliti ingin mengetahui apakah mereka sebagai calon Jurnalis di masa
yang akan datang mempunyai minat yang tinggi untuk membuat sebuah berita
berupa Jurnalisme Warga.
b) Paradigma dan Pendekatan
Penelitian ini menggunakan paradigma positivisme (klasik/objektif).
Penelitian ini harus objektif maka dalam analisis datanya pun, tidak boleh
mengikut sertakan analisis dan interpretasi yang bersifat subjektif. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini mempunyai prinsip
objektifist. Prinsip ini menganggap bahwa terdapat keteraturan atau hukum-
hukum yang dapat digeneralisasikan dalam fenomena sosial. Karena itu,
penelitian ini mensyaratkan peneliti membuat jarak dengan objek yang diteliti.
c) Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah Metode korelasional,
menurut Yatim Riyanto (1996: 27), penelitian korelasional adalah penelitian yang
akan melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel dengan variabel
lain. Studi korelasi bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara mengukur
sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel
tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi. Alasan
peneliti menggunakan metode korelasional dikarenakan dalam penelitian ini akan
meneliti sejauh mana variabel X yakni Terpaan Berita Citizen Journalism di
25
Kompasiana memiliki hubungan yang menunjukan pengaruh terhadap variabel Y
yakni minat menulis berita Mahasiswa Junralistik angkatan 2013 di Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
d) Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
atau angket, wawancara, dan observasi.
Kuesioner/Angket
Kuesioner/Angket ini akan diarahakan untuk mendapatkan data-data yang
terkait erat dengan minat menulis mahasiswa Jurnalistik angkatan 2013. Angket
ini berisikan tentang pertanyaan-pertanyaan terstruktur terkait terpaan berita dan
minat menulis berita. Angket ini akan disebarkan kepada sejumlah responden
yang sudah ditentukan dalam penelitian ini. Tehnik pembuatan angket akan
digunakan dengan tehnik tertutup, yaitu sejumlah pertanyaan sudah disediakan
kolom jawabannya mengenai gaya hidup selebritis.
Studi Kepustakaan
Untuk mendapatkan dan menggali informasi terkait Terpaan Berita Citizen
Journalism dan Minat menulis berita. Studi merupakan pencarian data dengan
menggunakan sumber-sumber tertulis seperti buku atau penelitian-penelitian
sebelumnya.
Observasi
Observasi adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan. Dengan
perlengkapan panca indra yang dimiliki, untuk mengamati terpaan berita Citizen
Journalism di Kompasiana.
26
e) Sumber Data
1. Sumber data primer
Data dari penelitian ini di dapatkan dari para koresponden yaitu
mahasiswa jurnalistik angkatan 2014. Mahasiswa tersebut akan menjawab
pertanyaan darikuesioner atau angket yang sudah peneliti siapkan.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data tambahan, dalam penelitian ini
didapatkan dari referensi buku, terkait perseoalan yang sedang di teliti, juga
melihat dari website resmi Kompas sebagai referensi tambahan.
J. Populasi dan Sampel
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
1997: 215).Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Pengertian lain menyebutkan
bajwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yan tediri dari manusia,
benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai, tes atau peristiwa sebagai sumber data
yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Hadari Nawawi,
1983: 141) dalam S. Margono (1997).
Sampel adalah sebagi bagian dari populasi. Pengertian lain sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel
juga diartikan sebagai subset (himpunan bagian), dari suatu populasi.
27
Teknik sampling yang digunakan dalampenelitan ini adalah probability
sampling, yang menggunakan simple random sampling adalah teknik untuk
mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan
demikian, setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh
peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi.
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus Yamane (Bungin, 2011: 115)
sebagai berikut :
12
dN
Nn (Bungin, 2011:115)
Keterangan :
n= ukuran sampel
N= ukuran populasi
d= Level signifikansi yang diinginkan
Penelitian ini mengambil jumlah populasi mahasiswa jurnalistik
angkatan 2014 yang berjumlah 161 orang atau koresponden. Presisi ditetapkan
diantara 5% dengan tingkat kepercayaan sebagaiberikut :
7,114
4025,1
161
105,0161
1612
n jika dibulatkan adalah 115
koresponden
Jadi, jumlah sampel yang akan diteliti dari jumlah populasi 161 mahasiswa
jurnalistik angkatan 2014 di Univeritas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung sebanyak 115 mahasiswa atau koresponden. Berdasarkan hasil
28
perhitungan diperoleh, jumlah populasi = 161, taraf kesalahan atau presisi = 5%
maka jumlah sampelnya 114 orang.
Karena kelompok belajar terbagi dalam beberapa kelas, untuk itu sampel
harus proporsional, menggunakan rumus sebagai berikut :
N
nNhnh
(Prijana, 2005:31)
Keterangan :
nh = Sampel pada populasi ke-h
n = Sampel
Nh = Subpopulasi ke-h
N = Populasi
Diketahui :
N = 161
n = 115
N1= Kelas A 40
N2= Kelas B 37
N3=Kelas C 43
N4=Kelas D 41
Kelas A
5,28161
4600115
161
401
N
nNnh dibulatkan menjadi 29 mahasiswa
Kelas B
4,26161
4225115
161
372
N
nNnh
dibulatkan menjadi 26 mahasiswa
Kelas C
7,30161
4945115
161
433
N
nNnh
dibulatkan menjadi 31 mahasiswa
29
Kelas D
2,29161
4715115
161
414
N
nNnh
dibulatkan menjadi 29 mahasiswa
Jadi total koresponden dari seluruh mahasiswa adalah 29+26+31+29= 115
koresponden atau mahasiswa.
K. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data didalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan interpretasikan (singarimbun dan effendi, 1989:
263). Metode yang digunakan adalah metode korelasional.Analisis data yang
digunakan adalah analisis data deskriptif.
Teknik analisis data deskriptif ini memaparkan jawaban responden
dengan cara metabulasi lalu diinterpretasikan dalam kuisioner untuk mengetahui
makna hasil penelitian. Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan data yang terkumpul secara umum generalisasi. (Sugiyono,
2002:112). Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah dan menganalisis
data penelitian sebagai berikut:
1. Analisis Tabel Tunggal
Suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian
ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisis ini
merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom
yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori (Singarimbun,
1995: 266).
30
2. Analisis Tabel Silang
Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang
satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah
variabel tersebut bernilai positif dan negatif (Singarimbun, 1995: 273).
3. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis ialah salah satu fungsi statistik untuk menyederhanakan data
sehingga mudah dibaca dan dipresentasikan, juga dipakai untuk menguji
hipotesis. Data pada variabel X (Terpaan Berita Citizen Journalism di
Kompasiana) dan variabel Y (Minat Menulis Berita Mahasiswa Jurnalistik
Angkatan 2014 UIN Bandung) adalah data ordinal.
Maka teknik korelasi yang digunakan adalah Korelasi Rank Spearman
yang akan diolah denganmenggunakan alat bantu software SPSS versi 21.0.Jika
rho <0, maka hipotesis ditolak Jika rho > 0, maka hipotesis diterima.
ρ = 1 -
6.Σd2
n3-n
Keterangan:
ρ =Koefisien Korelasi Rank Spearman
b = Beda antara 2 rank
n = Banyaknya rank
(Kriyantono, 2006: 143-144)
Selanjutnya untuk melihat derajat hubungan diantara dua variabel
digunakan nilai koefisien korelasi sebagai berikut (Kriyantono, 2006: 171):
< 0,20 = hubungan rendah sekali ; lemah sekali
0,20-0,39 = hubungan rendah tapi pasti
31
0,40-0,70 = hubungan yang cukup berarti
0,71-0,90 = hubungan yang tinggi; kuat
>0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat
diandalkan.
Berdasarkan nilai rho, untuk mengetahui besarnya pengaruh pemberitaan
banjir di Bandung Selatan dengan kebijakan penanggulangan bencana dilakukan
uji determinasi dengan rumus :
Kp = (rho)2 x 100%
Keterangan :
Kp = Kekuatan prediksi
rho = Koefisien Korelasi Rank Spearmen
(Rakhmat, 2004 : 30)
L. Pengolahan Data
Untuk mengolah data hasil angket/kuesioner dalam penelitian ini
menggunakan rumus Rank Spearmen digunakan untuk menganalisis data berskala
ordinal. Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji
signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan
berbentuk Ordinal. Berikut adalah rumus untuk menghitung Rank Spearmen :
1
61'
2
2
nn
dr
i (Sudjana, 1993; 253)
1. Pengukuran Skala
Penelitian ini menggunakan item-item berskala, berupa skala minat dan dalam
pengumpulan datanya menggunakan Skala Likert.
32
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi dimensi, dimensi dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat
diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak
untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang
perlu dijawab oleh responden (Riduwan, 2009: 16).
Skala Likert meminta kepada responden sebagai individu untuk
menjawab suatu pernyataan atau pertanyaan dengan jawaban : sangat setuju (SS),
setuju (S), Ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Masing-
masing jawaban dikaitkan dengan angka, nilai atau skor, jika pernyataan atau
pertanyaan mendukung sikap positif maka diberi nilai SS=5, S=4, R=3, TS=2,
STS=1. Sebaliknya jika pernyataan dan pertanyaan mendukung sikap negatif
maka skor dibalik SS=1, S=2, R=3, TS=4, dan STS=5.
Setelah diketahui nilai skornya, maka langkah selanjutnya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Nilai Indeks Minimum = skor minimum × jumlah pertanyaan × jumlah
responden
Nilai Indeks Maksimum = skor maksimum × jumlah pertanyaan ×
jumlah responden
Interval = (nilai indeks maksimum) – (nilai indeks
minimum)
Jarak Interval = Interval : Jenjang
(Arikunto, 2005 : 353-356)
33
Setelah ditemukan nilai skor dan jumlah total nilai dalam penelitian ini,
kemudian dimasukan ke dalam garis Skala Likert, seperti berikut :
Bentuk Skala Likert
STS TS N S SS
(Sugiyono, 2009 :95)
2. Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari
instrument (kuesioner) yang digunakan dalampengumpulan data yang diperoleh
dengan cara mengkorelasi setiap skor variabel jawaban responden dengan total
skor masing-masing variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai
kritis pada taraf signifikan 0,05 dan 0,01. Tinggi rendahnya validitas instrument
akan menunjukkkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang variabel yang dimaksud. sedangkan uji reliabilitas ialah ukuran
konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama pada kesempatan yang
berbeda, yang ide pokoknya adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat
dipercaya. Kuesioner dalam suatu penelitian tentu harus memenuhi syarat
reliabilitas dan validitas.Dalam suatu penelitian kedua pengujian ini harus
dilakukan, tujuannya guna menghasilakn penelitian yang valid atau akurat dan
konsisten.
Metode yang sering digunkaan untuk mencari validitas instrument adalah
korelasi produk moment (product moment correlation, pearson correlation)
antara skor setiap butir pertanyaan dengan skor total, sehingga sering disebut
34
sebagai inter item-total correlation. Formula yang digunakan adalah Guilford
(1954), sebagai berikut :
n
j
n
j
jiij
n
j
jtij
i
ttxx
ttxx
r
1 1
22
1
Keterangan :
xij=skor responden ke-j pada butir pertanyaan i
xi = rata-rata skor butir pertanyaan i
tj = total skor seluruh pertanyaan untuk responden ke-j
t = rata-rata total skor
ri = korelasi antara butir pertanyaan ke-i dengan total skor
Reliabilitas merupakan ketepatan atau consistency atau dapat dipercaya,
pada penelitian ini untuk mengetahui tingkat ketepatan data, dengan
menggunakan metode rumus Flanagan sebagai berikut :
2
2
1
2
112t
ttr
Keterangan :
rtt= koefisien reliabilitas
σ12= varians pada belahan pertama
σ22= varians pada belahan kedua
σt2= varians total