Post on 22-Jul-2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Gambaran UmumSusunan organisasi Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 14 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Selatan
dan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 62 Tahun 2016 tanggal 8
Desember 2016 tentang Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Inspektorat
Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
Secara kelembagaan Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan merupakan
unsur pendukung urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah
provinsi di bidang pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan
pemerintahan di provinsi dan pelaksanaan urusan pemerintahan di kabupaten/kota
yang dituangkan dalam perencanaan strategis organisasi melalui visi, misi dan tujuan
jangka menengah 2013-2018 serta sasaran jangka pendek mencakup kebijakan,
program dan kegiatan.
Tugas pokok dan fungsi Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan adalah
membantu Gubernur dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan
pemerintahan di Provinsi Sumatera Selatan, pelaksanaan pembinaan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota dan pelaksanaan urusan
pemerintah di kabupaten/kota.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut Inspektorat Daerah
Provinsi dipimpin oleh seorang Inspektur Daerah dan didukung oleh 1 (satu) orang
Sekretaris, 4 (empat) orang Inspektur Daerah Pembantu, 3 (tiga) orang Kepala Sub
Bagian (di bawah Sekretaris) dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 62 tahun 2016
tentang Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Inspektorat Daerah Provinsi
1 | I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7Sumatera Selatan, di bawah ini diuraikan tugas dan fungsi setiap jabatan sebagai
berikut:
1. InspekturInspektur mempunyai tugas membantu Gubernur dalam bidang
pembinaan dan pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Provinsi dan tugas pembantuan oleh perangkat
daerah provinsi.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Inspektur
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan;
b. Penyelenggaraan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan
melalui audit, review, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan
lainnya;
c. Penyelenggaraan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan dari
Gubernur;
d. Pelaporan hasil pengawasan;
e. Penyelenggaraan administrasi Inspektorat Daerah;
f. Pengkoordinasian, penatausahaan, pemanfaatan dan pengamanan barang
milik negara/daerah; dan
g. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
2. SekretarisSekretaris mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi pengawasan
dan memberikan pelayanan administratif dan fungsional kepada semua unsur di
lingkungan Inspektorat Daerah.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Sekretaris
mempunyai fungsi :
2 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7a. Pelaksanaan pemberian petunjuk koordinasi dan pengendalian rencana dan
program kerja pembinaan dan pengawasan;
b. Pengaturan dan penyediaan penghimpunan, pengolahan, penilaian dan
penyimpanan Laporan Hasil Pengawasan dari pengawasan aparat
pengawasan fungsional daerah;
c. Pelaksanaan pemberian petunjuk penyusunan bahan data dalam rangka
pembinaan teknis fungsional;
d. Pelaksanaan pemberian petunjuk urusan kepegawaian, keuangan, surat
menyurat dan rumah tangga;
e. Pengaturan dan penyediaan penyusunan, penginventarisasian dan
pengkoordinasian data dalam rangka penatausahaan proses penanganan
pengaduan;
f. Pembagian tugas, pemberian petunjuk dan pelaporan pelaksanaan tugas
Pejabat Pengelola Informasi Daerah (PPID) Pembantu;
g. Pelaksanaan penatausahaan, pemanfaatan dan pengamanan barang milik
negara/daerah; dan
h. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
3. Inspektorat Daerah PembantuInspektorat Daerah Pembantu terdiri dari :
a. Inspektorat Daerah Pembantu Wilayah mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintah
provinsi. Inspektorat Daerah Pembantu (IRDATU) membawahi wilayah kerja
pembinaan dan pengawasan yaitu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di
lingkungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
b. Inspektorat Daerah Pembantu Khusus mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan
3 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7provinsi yang bersifat khusus, pengaduan masyarakat dan penyelesaian
tindak lanjut kerugian negara/daerah.
4. Kepala Sub Bagiana. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas :
1) Merencanakan, mengevaluasi dan melaporkan dokumen perencanaan
dan dokumen pengawasan;
2) Merencanakan penyusunan dokumen arah kebijakan pengawasan;
3) Merencanakan dan mengkoordinasikan penugasan pengawasan
Inspektorat Daerah, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP),
Aparat Pengawasan Ekstern Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
(APH);
4) Mengevaluasi dan mengolah Laporan Hasil Pengawasan (LHP) Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan Ekstern pemeriksa;
5) Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan pengawasan berbasis
teknologi informasi;
6) Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan penyusunan
pedoman/standar di bidang pengawasan;
7) Melaporkan dan mengevaluasi hasil pengawasan kinerja Inspektorat
Daerah;
8) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan;
.
b. Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas :
1) Menyusun dokumen KUA-PPAS dan Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA);
2) Melakukan penatausahaan keuangan;
3) Menyusun laporan keuangan; dan
4) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan;
4 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas :
1) Membagi tugas dan membimbing bawahan dalam penatausahaan surat
menyurat;
2) Mengontrol kearsipan aktif dan in aktif;
3) Merencanakan, melaporkan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan,
pengadaan dan pengelolaan rumah tangga kantor;
4) Mengontrol pengelolaan barang milik daerah kantor dan barang pakai
habis;
5) Mengoreksi penyusunan draft Keputusan Gubernur tentang pembagian
wilayah kerja kabupaten/kota dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
di lingkungan Pemerintah Provinsi;
6) Melakukan urusan kepegawaian;
7) Melakukan penatausahaan, pemanfaatan dan pengamanan barang
milik negara/daerah;
8) Melakukan Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) dan Rencana
Pemeliharaan Barang Unit (RPBU); dan
9) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan;
5. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Pejabat Fungsional Auditor
(PFA), Pejabat Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah
(P2UPD) dan Pejabat Fungsional Auditor Kepegawaian (Audiwan).
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas membantu dan
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Inspektorat Daerah sesuai dengan
keahlian yang dimiliki.
1.2 Sumber DayaStrategi yang dilakukan Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan untuk
mencapai tujuan dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh sumber daya yang
5 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7ada. Sumber daya tersebut secara umum terdiri dari aspek sumber daya manusia,
sarana, prasarana dan keuangan/anggaran.
1.2.1 Sumber Daya ManusiaSampai akhir tahun 2016 jumlah pegawai pada Inspektorat Daerah Provinsi
Sumatera Selatan sebanyak 94 orang dengan komposisi sebagai berikut :
Tabel 1.1Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan, Usia, Pendidikan dan Jenis
Kelamin
Uraian Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Jabatan Eselon II 1 1,06
Eselon III 5 5,32
Eselon IV 3 3,19
Jabatan Fungsional Auditor 23 24,47
P2UPD 23 24,47Auditor Kepegawaian 2 2,13
Pelaksana 37 39,36Usia Usia dibawah 30 tahun 3 3,19
Usia diantara 30 - 40 tahun 35 37,23
Usia diantara 41 - 50 tahun 26 27,66
Usia diatas 50 tahun 30 31,91Pendidikan Strata 2 37 39,36
Strata 1 47 50
Sarjana Muda 1 1,06
SMA 7 7,45
SMP 1 1,06
SD 1 1,06
Jenis Kelamin Laki-laki 48 51,06
Perempuan 46 48,94
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa komposisi pegawai Inspektorat
Daerah Provinsi Sumatera Selatan jika ditinjau dari jabatan terdapat 9 orang pegawai
yang menduduki jabatan struktural (eselon II,III,IV), atau (9,57%). Pejabat fungsional
6 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7auditor, P2UPD dan auditor kepegawaian sebanyak 48 orang atau (51,06%) serta
Pelaksana sebanyak 37 orang atau (39,36%).
Terdapat 30 orang atau (31,91%) pegawai yang berusia di atas 50 tahun
sedangkan sisanya sebesar 64 orang atau (68,09%) pegawai berusia di bawah 50
tahun.
Jika ditinjau dari tingkat pendidikan, terdapat 37 orang atau (39,36%) pegawai
berpendidikan setingkat Strata 2 (S2), 47 orang atau (50%) pegawai berpendidikan
Strata 1 (S1), 1 orang atau (1,06%) pegawai berpendidikan Diploma/Sarjana Muda, 7
orang atau (7,45%) pegawai berpendidikan SLTA/Sederajat, sedangkan sisanya
sebanyak 2 orang atau (2,13%) berpendidikan di bawah SLTA/Sederajat.
Dari jumlah pegawai Inspektorat Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 50
orang atau (53,19%) adalah pegawai pria dan sisanya sebanyak 44 orang atau
(46,81%) adalah pegawai wanita.
1.2.2 Sarana dan PrasaranaTata kerja dan tugas Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan sebagian
besar adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pemerintahan dan
pembangunan pada dinas/instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan maupun di pemerintah kabupaten/kota. Untuk melaksanakan tugas tersebut
diperlukan sarana dan prasarana yang menunjang operasional pelaksanaan tugas
pengawasan tersebut.
Alat transportasi merupakan salah satu sarana yang terpenting dalam
melaksanakan tugas pemeriksaan/audit. Saat ini jumlah kendaraan untuk operasional
pengawasan di Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 11 (sebelas)
unit, dengan perincian sebagai berikut:
1. Mobil : 7 unit2. Sepeda Motor : 4 unit
7 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
INSPEKTUR
SEKRETARIAT
SUBBAGIAN PERENCANAAN, EVALUASI DAN
PELAPORAN
SUBBAGIAN KEUANGAN
SUBBAGIAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
INSPEKTORAT DAERAHPEMBANTU WILAYAH I
INSPEKTORAT DAERAHPEMBANTU WILAYAH II
INSPEKTORAT DAERAHPEMBANTU WILAYAH III
INSPEKTORAT DAERAHPEMBANTU KHUSUS
PFA, P2UPD, AUDIWAN PFA, P2UPD, AUDIWAN PFA, P2UPD, AUDIWAN PFA, P2UPD, AUDIWAN
7Peralatan lain yang terdapat di Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan
yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya adalah
sebagai berikut:
1. Laptop : 24 unit2. Komputer : 15 unit3. Printer : 26 unit4. Brangkas : 6 unit5. Kamera : 4 unit6. Handycam : 1 unit7. Meteran, 50 m : 1 set8. Alat test beton : 4 set9. Mesin core drill : 2 unit
1.3 Susunan OrganisasiSusunan organisasi Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat daerah Provinsi Sumatera Selatan sebagai berikut:
Diagram 1Bagan Susunan Organisasi Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan
8 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
71.4 Sistematika Pelaporan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah disusun dengan mempedomani
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini merupakan cerminan kinerja pada setiap
tahun anggaran, dan sarana komunikasi kepada pimpinan maupun staf dan
stakeholder tentang kinerja instansi sebagai bahan evaluasi guna peningkatan
kinerja pada tahun-tahun yang akan datang.
Susunan dan Sistematika Laporan Kinerja Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
IKHTISAR EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Formulir Rencana Strategis (RS)
- Formulir Rencana Kerja Tahunan (RKT)
- Formulir Pengukuran Kinerja (PK)
- Formulir Perjanjian Kinerja
- Lain-lain
9 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari
pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk
melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui
perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara
penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas,
fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak
dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi
termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun
sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup
outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud
kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Tujuan penyusunan Perjanjian Kinerja adalah :
1. Wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan
integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur;
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi;
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan
supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah;
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
10 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7
Setelah APBD Provinsi Sumsel Tahun 2016 disahkan dan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah, maka Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan menyusun
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 secara berjenjang, yaitu Inspektur
Daerah Provinsi Sumatera Selatan dengan Gubernur Sumatera Selatan, Sekretaris
dan Inspektur Daerah Pembantu (pejabat eselon III) dengan Inspektur Daerah
Provinsi Sumatera Selatan serta para Kepala Sub Bagian (pejabat eselon IV) dengan
Sekretaris Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
Perjanjian Kinerja merupakan komitmen untuk mencapai target indikator
sasaran yang telah ditetapkan pada Tahun 2016. Adapun Dokumen Perjanjian
Kinerja Tahun 2016 dapat diuraikan pada Tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2Perjanjian Kinerja Tahun 2016
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET
(%) PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
Meningkatnya kualitas pengawasan atas pengelolaan Laporan Keuangan Pemprov Sumsel
Opini terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumsel
WTP dengan
DPP
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
1. Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala
2. Penanganan Kasus Pengaduan dan Pemeriksaan Khusus di Lingkungan Prov. Sumsel
3. Pemeriksaan untuk Tujuan Tertentu.
4. Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
470.546.549
241.328.000
47.634.200
235.704.150
Persentase Laporan Keuangan SKPD yang sesuai dengan SAP
85%
Meningkatnya kinerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
Persentase SKPD dengan nilai Akuntabilitas kategori B
75% Program Reformasi Birokrasi dan Pencegahan Korupsi
Evaluasi Kinerja Dinas/Instansi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumsel dan Kab/Kota
280.748.000
Nilai Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
3.3 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
367.432.000
Meningkatnya tindak lanjut hasil
Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang Program
Peningkatan
Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan
110.000.000
11 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7pemeriksaan
ditindaklanjuti :sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
Badan Pemeriksa Keuangan88%
Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri 94%
Inspektorat Jenderal Kementerian Teknis
73%
Inspektorat Daerah Provinsi 96%
Terwujudnya Zona Integritas
Persentase SKPD dengan kategori Wilayah Bebas Korupsi
6% Program Reformasi Birokrasi dan Pencegahan Korupsi
Terwujudnya Pengendalian Internal pada SKPD di lingkungan Pemprov Sumsel
Persentase SKPD yang telah melakukan SPIP
12%
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
12 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7
Secara umum Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2016
telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, yaitu melakukan pembinaan dan
pengawasan pada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota se Sumatera Selatan
dengan mengacu kepada Indikator Kinerja Utama (IKU), Renstra Tahun 2013-2018,
Rencana Kerja Tahun 2016, Perjanjian Kinerja Tahun 2016, dan pelaksanaan
kegiatan Tahun 2016 sebagai implementasi dari pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan, dan digambarkan dalam bentuk pengukuran kinerja. Selanjutnya
dilakukan proses analisa dan evaluasi terhadap capaian kinerja.
3.1. Capaian Kinerja3.1.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016
Pengukuran kinerja digunakan untuk menjamin adanya peningkatan dalam
pelayanan publik, dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi
output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan
terwujudnya organisasi yang akuntabel. Pengukuran kinerja dilakukan dengan
membandingkan antara kinerja ini dilakukan secara berkala, triwulan dan tahunan.
Pengukuran kinerja berisi indikator kinerja, target dan realisasi pencapaian
target masing-masing sasaran dan indikator sasaran yang ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja. Adapun pengukuran kinerja terhadap target yang ditetapkan pada
Perjanjian Kinerja Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan, dapat dilihat pada
Tabel 3.1 :
Tabel 3.1Persentase Capaian Kinerja Sasaran Strategis
13 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5)WTP 100
85 100 117.65
75 92.68 123.57
3.3 2.6802 81.22
Badan Pemeriksa Keuangan 88 78.55 89.26
94 100 106.38
73 98.15 134.45
Inspektorat Daerah Provinsi 96 76.34 79.52
Terwujudnya Zona Integritas 6 6.00 100.00
12 36.59 304.92
Capaian Kinerja setelah dikonversi
Meningkatnya kualitas pengawasan atas pengelolaan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumsel
Opini terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumsel
WTP dengan DPP
Persentase Laporan Keuangan SKPD yang sesuai dengan SAP
Meningkatnya kinerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
Persentase SKPD dengan nilai Akuntabilitas kategori B
Nilai Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Meningkatnya tindak lanjut hasil pemeriksaan
Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti :
Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri
Inspektorat Jenderal Kementerian Teknis
Persentase SKPD dengan kategori Wilayah Bebas Korupsi
Terwujudnya Pengendalian Internal pada SKPD di lingkungan Pemprov Sumsel
Persentase SKPD yang telah melakukan SPIP
Adapun capaian indikator kinerja tersebut di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Opini terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.Opini terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2016 ditargetkan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan DPP atau 100%.
Adapun perbandingan dapat dilihat pada grafik 1.1 di bawah ini.
Grafik 1.1.Opini terhadap Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Pada Tahun
Anggaran 2015
14 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Target Realisasi0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 100%
7Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah memperoleh opini Wajar Tanpa
Pengecualian, artinya untuk pencapaian target sasaran tersebut telah mencapai
target yang telah ditetapkan.
Pada Tahun Anggaran 2016 Kebijakan Akuntansi mengalami perubahan dari
sebelumnya cash basis menjadi akrual basis, hal tersebut menyebabkan
perubahan tata kelola keuangan pemerintah dan berpotensi apabila tidak
dipersiapkan dengan baik dapat mengakibatkan penurunan opini atas Laporan
Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
Dalam upaya meningkatkan kualitas tata kelola keuangan daerah dan
mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian atas Laporan Keuangan
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera
Selatan dituntut berperan aktif. Disamping melakukan reviu atas laporan
keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Inspektorat Daerah Provinsi
Sumatera Selatan, juga melakukan kegiatan pemeriksaan, evaluasi dan tindak
lanjut yaitu kegiatan pengawasan internal secara berkala, kegiatan penanganan
kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah, dan percepatan
penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan BPK. Kegiatan
tersebut bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap
kehandalan pelaporan keuangan, penatausahaan dan pemanfaatannya serta
untuk menertibkan aset dan proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
Capaian indikator Opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan diperoleh dari perhitungan/dengan asumsi bahwa terdapat 4 (empat)
opini Laporan Keuangan Pemerintah, yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
diasumsikan 100%, Wajar Dengan Pengecualian (WDP) diasumsikan 75%, Tidak
Wajar diasumsikan 50% dan Tidak Menyatakan Pendapat (disclaimer opinion)
diasumsikan 0%. Untuk opini Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera
15 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7Selatan Tahun 2016 mempergunakan opini Laporan Keuangan Tahun 2015, yaitu
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau 100% (Laporan Hasil Pemeriksaan
Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Sumsel Nomor
20.A/LHP/XVIII.PLG/05/2016 tanggal 27 Mei 2016), dikarenakan sampai dengan
saat diterbitkannya Laporan Kinerja Tahun 2016 ini, pihak Perwakilan Badan
Pemeriksa Keuangan Provinsi Sumatera Selatan masih melaksanakan
pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2016. Adapun perbandingan dapat dilihat pada grafik 1.2. di bawah ini.
Grafik 1.2.Perbandingan Realisasi Kinerja Opini terhadap Laporan Keuangan
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 dengan capaian Tahun 2015
Indikator kinerja opini Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2016 diharapkan masih memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP). Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target Renstra
Tahun 2013-2018 Indikator Opini terhadap Laporan KeuanganPemerintah
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 pada grafik 1.3 di bawah ini :
16 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Tahun 2015 Tahun 20160%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 100%
7Grafik 1.3.
Perbandingan Realisasi Kinerja Opini terhadap Laporan KeuanganPemerintah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 dengan Target Capaian
Renstra Tahun 2013-2018
Opini Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pada Tahun
2015 telah memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), berarti
persentase pencapaian telah melampaui dari target capaian yang telah
ditetapkan pada Tahun 2018, dan diharapkan sampai dengan target Tahun 2018
masih memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian.
Upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan indikator kinerja tersebut :
1) Melakukan Review terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan sebelum disampaikan kepada Perwakilan Badan Pemeriksa
Keuangan Provinsi Sumatera Selatan. Tujuan review atas Laporan Keuangan
tersebut bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah telah disusun berdasarkan sistem pengendalian
intern yang memadai dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan.
2) Menyusun Rencana Tindak Pengendalian Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (RTP SPIP) terkait upaya percepatan penyelesaian tindak lanjut
rekomendasi hasil pemeriksaan Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan
Provinsi Sumatera Selatan.
17 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
0%10%20%30%
40%50%60%
70%80%90%
100%
Realisasi tahun 2016Target Tahun 2018
73) Melakukan rapat koordinasi dan konsultasi dengan BPK Perwakilan Provinsi
Sumatera Selatan dan Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah Provinsi
Sumatera Selatan tentang potensi permasalahan yang akan timbul dalam
penyusunan laporan keuangan terkait implementasi UU Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (pelaksanaan P3D).
2. Persentase Laporan Keuangan SKPD yang sesuai dengan SAP.Persentase Laporan Keuangan OPD yang sesuai dengan SAP Tahun 2016
ditargetkan 85% dan terealisasi sebesar 100%. Pencapaian tersebut melebihi
dari target yang telah ditetapkan karena dari 41 OPD yang dinilai/dievaluasi
laporan keuangan, semua laporan keuangan telah menerapkan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) atau sebesar 100 %. Adapun perbandingan dapat
dilihat pada grafik 1.4 di bawah ini.
Grafik 1.4Laporan Keuangan SKPD yang sesuai dengan SAP Tahun 2016
18 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Target Realisasi0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100% 0.850000000000001
100%
7
Untuk mencapai indikator kinerja tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah
melakukan review atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Review Laporan
Keuangan tersebut dilaksanakan bertujuan untuk memberikan keyakinan yang
memadai apakah Laporan Keuangan yang disusun oleh OPD telah sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang berlaku, dan narasumber
kegiatan tersebut dari Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan. Adapun
perbandingan dapat dilihat pada grafik 1.5. di bawah ini :
Grafik 1.5Perbandingan Realisasi Kinerja Persentase Laporan Keuangan OPD
yang sesuai dengan SAP Tahun 2016 dengan Tahun 2015
Indikator kinerja persentase Laporan Keuangan OPD yang sesuai dengan SAP
Tahun 2016 sebesar 100%, sama dengan persentase pencapaian Tahun 2015
sebesar 100%. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Target
Renstra Tahun 2013-2018 Indikator Persentase Laporan Keuangan OPD yang
sesuai dengan SAP Tahun 2015 pada grafik 1.6 di bawah ini.
Grafik 1.6Perbandingan Realisasi Kinerja Persentase Laporan Keuangan OPD
yang sesuai dengan SAP Tahun 2016 dengan Target RenstraTahun 2013-2018
19 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Tahun 2015 Tahun 20160%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 100%
7
Persentase Laporan Keuangan OPD yang sesuai dengan SAP Tahun 2016 telah
melampaui dari target yang ditetapkan Tahun 2018.
Upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan indikator kinerja tersebut :
1) Melaksanakan review Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan sekaligus melakukan review atas Laporan Keuangan OPD di
lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, dengan narasumber dari
Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi
Sumatera Selatan.
2) Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan, Inspektorat Daerah Provinsi
Sumatera Selatan, dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Sumatera Selatan sebagai narasumber pada bimbingan teknis Pengelolaan
Keuangan Berbasis Akrual bagi Kepala Sub Bagian Keuangan, Pejabat
Penatausahaan Keuangan (PPK), Bendahara Pengeluaran dan Penyimpan
Barang pada OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang
20 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Realisasi Tahun 2016 Target 20180%
10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
195%
7diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Sumatera Selatan.
3. Persentase OPD dengan nilai Akuntabilitas kategori B.Persentase OPD dengan nilai Akuntabilitas kategori B Tahun 2016 ditargetkan
75% dan terealisasi sebesar 92,68% pencapaian tersebut karena dari 41 SKPD
yang dinilai/evaluasi terdapat sebanyak 38 OPD yang memperoleh kriteria nilai B
(Baik) sampai dengan kriteria A (Sangat Baik) atau sebesar 92,68%. Adapun
perbandingan dapat dilihat pada grafik 1.7. dibawah ini.
Grafik 1.7Persentase SKPD dengan nilai Akuntabilitas kategori B
Untuk mencapai Indikator Kinerja tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah
Evaluasi Kinerja Dinas/Instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumsel dan
Kabupaten/Kota. Evaluasi kinerja tersebut dilakukan untuk melihat dan menilai
kinerja pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan pendekatan
komprehensif atas kinerjanya yang telah disusun dengan Sistem Akuntabilitas
21 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Target Realisasi0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%0.75000000000000
3
92.68%
7Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan satu kesatuan yang
meliputi perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja dan
pelaporan kinerja yang merupakan penjabaran tugas pokok dan fungsi OPD.
Penilaian atas indikator kinerja pada OPD yang lebih penting melihat
keselarasan/sinkronisasi dengan indikator kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan yang tertuang di dalam Dokumen Perencanaan Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan yang tertuang di dalam Dokumen Perencanaan Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan serta memberikan rekomendasi sebagai bahan
evaluasi untuk pencapaian target yang telah ditetapkan.
Adapun rekapitulasi hasil evaluasi SAKIP OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.2:
Tabel 3.2Rekapitulasi Hasil Evaluasi SAKIP OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2016
No SKPD Nilai Kategori Interpretasi
1 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura 81,90 A Memuaskan
2Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah 80,11 A Memuaskan
3 Badan Pendidikan dan Pelatihan 79,42 BB Sangat Baik4 Dinas Kesehatan 78,55 BB Sangat Baik5 Badan Lingkungan Hidup 76,04 BB Sangat Baik6 Inspektorat Provinsi 75,92 BB Sangat Baik7 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 75,92 BB Sangat Baik8 Dinas Koperasi dan UKM 75,05 BB Sangat Baik9 Rumah Sakit Ernaldi Bahar 74,60 BB Sangat Baik10 Dinas Sosial 74,53 BB Sangat Baik11 Badan Perpustakaan Daerah 74,16 BB Sangat Baik12 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 73,88 BB Sangat Baik13 Badan Ketahanan Pangan 73,87 BB Sangat Baik14 Sekretariat DPRD 73,21 BB Sangat Baik15 Dinas Pendapatan Daerah 72,97 BB Sangat Baik16 Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika 72,83 BB Sangat Baik
22 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
717 Sekretariat KORPRI 72,23 BB Sangat Baik18 Dinas Pemuda dan Olah Raga 72,17 BB Sangat Baik19 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 71,81 BB Sangat Baik20 Badan Arsip Daerah 71,46 BB Sangat Baik21 Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 71,36 BB Sangat Baik22 Dinas PU Bina Marga 70,74 BB Sangat Baik23 Dinas Peternakan 70,09 BB Sangat Bagus24 Dinas Pertambangan dan Energi 69,66 B Baik25 Dinas Kehutanan 69,16 B Baik26 Dinas PU Cipta Karya 68,21 B Baik
27Badan KOordinasi Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 68,11 B
Baik
28 Badan Kepegawaian Daerah 67,65 B Baik
29 Dinas Kelautan dan Perikanan 67,32 B Baik
30 Sekretariat Daerah 67,19 B Baik
31 Badan Pemberdayaan Perempuan & Perlindungn Anak 66,34 B Baik
32 KPID 66,24 B Baik
33 Badan Pengolahan Keuangan & Aset Daerah65,6
7 BBaik
34Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
64,50 B
Baik
35 Badan Penelitian Dan Pengembangan Inovasi Daerah63,9
3 BBaik
36 Satuan Polisi Pamong Praja 63,0
9 BBaik
37 Dinas Pendidikan 61,1
5 BBaik
38 Dinas PU Pengairan 60,69 B
Baik
39 Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata58,6
3 CCCukup(Memadai)
40 Dinas Perkebunan 56,9
1 CCCukup(Memadai)
41 Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik54,1
9 CCCukup(Memadai)
Berdasarkan tabel tersebut dapat dicermati bahwa pada Tahun 2016 realisasi
persentase OPD dengan nilai Akuntabilitas kategori B sebesar 92,68% apabila
dibandingkan Tahun 2015 sebesar 95,12% terjadi penurunan sebesar 2,44%. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Capaian Tahun 2015 dapat
dilihat pada grafik 1.8 di bawah ini :
23 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7Grafik 1.8
Perbandingan Realisasi Persentase OPD dengan nilai Akuntabilitas kategori B Tahun 2016 dengan capaian Tahun 2015
Indikator Persentase OPD dengan nilai Akuntabilitas kategori B Tahun 2016
sebesar 92,68%, apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2018
sebesar 85% telah melampaui target yang telah ditetapkan. Perbandingan
Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan target akhir periode Renstra Tahun 2018
dapat dilihat pada grafik 1.9 di bawah ini :
Grafik 1.9 Perbandingan Realisasi Kinerja nilai Akuntabilitas kategori B Tahun 2016
dengan Tabel Renstra Tahun 2013-2018
4. Nilai Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
24 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Realisasi Tahun 2016 Target Tahun 20180%
10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
0.926800000000001
85%
Capaian Tahun 2015 Realisasi Tahun 20160%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%0.9512 92.68%
7Nilai Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 ditargetkan
sebesar 3,300 dan terealisasi sebesar 2,6802 dengan capaian kinerja sebesar
81,22%. Adapun perbandingan dapat dilihat pada grafik 1.10 di bawah ini :
Grafik 1.10Persentase Peningkatan Nilai Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun 2016
Untuk mencapai indikator kinerja tersebut kegiatan yang dilaksanakan adalah
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EPPD), yang meliputi
Pengukuran Kinerja Mandiri (Self Assessment) terhadap Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan setiap tahunnya
sebelum disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dan
evaluasi terhadap Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD)
Kabupaten/Kota se Sumsel melalui kegiatan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (EKPPD).
Tujuan utama dilaksanakannya EKPPD, adalah untuk menilai kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya peningkatan kinerja untuk
mendukung pencapaian tujuan penyelenggaraan otonomi daerah berdasarkan
prinsip tata kepemerintahan yang baik.
EKPPD dilaksanakan dengan mengintegrasikan pengukuran kinerja yang
dilaksanakan oleh Tim Nasional EPPD dan Tim Daerah EPPD, serta pengukuran
25 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Target Realisasi0
1
2
3
4 3,300
2,6802
7kinerja mandiri oleh pemerintahan daerah (self assessment) yang dilaksanakan
oleh Tim Penilai.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja kunci untuk setiap
pengukuran yang secara otomatis akan menghasilkan peringkat kinerja daerah
secara nasional yang dapat digunakan untuk menetapkan kebijakan
pengembangan kapasitas pemerintahan daerah dalam rangka mendorong
kompetisi antar daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Hasil evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah dimanfaatkan sebagai
bahan pertimbangan Presiden dalam menyusun rancangan kebijakan otonomi
daerah berupa pembentukan, penghapusan, dan penggabungan suatu daerah
serta untuk menilai dan menetapkan tingkat pencapaian standar kinerja yang
telah ditetapkan untuk setiap urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh
pemerintah daerah.
Capaian peningkatan nilai Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(LPPD) diperoleh dari perhitungan peringkat dan status kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang setiap tahun dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri
dan disampaikan pada saat hari Otonomi Daerah pada tanggal 25 April tahun
berikutnya. Capaian indikator kinerja untuk Tahun 2016 mempergunakan
peringkat dan status kinerja Tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Menteri Dalam
Negeri Tahun 2016, dikarenakan untuk peringkat dan status kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah Tahun 2015 dikeluarkan dan
disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri pada hari Otonomi Daerah pada tanggal
25 April 2016. Untuk peringkat dan status kinerja Tahun 2014 sesuai Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 800-35 Tahun 2016 tentang Penetapan Peringkat
dan Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara Nasional
Tahun 2014, bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memperoleh
peringkat 9 (sembilan) dengan skor 2,6802 dan status Tinggi, dari skor tertinggi
4,0000 dengan status Sangat Tinggi.
26 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7Belum tercapainya status kinerja tersebut disebabkan :
1) Tidak tersedia/belum dibangunnya sumber data pendukung Indikator Kinerja
Kunci (IKK) atas Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD)
yang disampaikan.
2) Pegawai/pejabat yang menangani penyusunan LPPD sering berganti-ganti
akibat dari dinamika mutasi pegawai yang cukup tinggi di lingkup pemerintah
daerah di wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
3) Indikator Kinerja Kunci (IKK) belum didukung dengan sumber data
pendukung yang valid.
4) Dokumen pendukung belum terdokumentasi dengan baik.
Pada Tahun 2016 realisasi Nilai Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun 2016 terealisasi sebesar 2,6802 (peringkat 9 dari 33 Provinsi) apabila
dibandingkan Tahun 2015 sebesar 2,5298 (peringkat 12 dari 33 Provinsi) terjadi
kenaikan sebesar 0,1504. Perbandingan Realisasi nilai Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 dengan capaian Tahun
2015 dapat dilihat pada grafik 1.11 di bawah ini :
Grafik 1.11Perbandingan Realisasi Peningkatan Nilai Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Tahun 2016 dengan capaian Tahun 2015.
Upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan indikator kinerja tersebut :
27 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Capaian Tahun 2015 Realisasi Tahun 20160
1
2
3
4
2.5298 2.6802
71) Melakukan Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (LPPD) pada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
se Sumsel.
2) Melakukan Asistensi/Pendampingan Penyusunan Laporan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (LPPD) Kabupaten/Kota se Sumsel dengan narasumber
dari Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan dan Inspektorat Daerah
Provinsi Sumatera Selatan.
3) Inspektorat Daerah provinsi/kabupaten/kota melakukan Self Assesment
(Pengukuran Kinerja Mandiri) terhadap LPPD provinsi/kabupaten/kota
sebelum disampaikan kepada Gubernur Sumatera Selatan dan Menteri
Dalam Negeri.
4) Meminta kepada seluruh OPD di lingkungan pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota se Sumsel untuk membangun sumber data pendukung
Indikator Kinerja Kunci (IKK) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah.
5) Meningkatkan koordinasi, pembinaan dan pengawasan dalam
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah guna menghindari capaian kinerja
yang sangat rendah.
Indikator Nilai Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pada akhir priode
RPJMD Tahun 2018 ditargetkan sebesar 3,5. Apabila dibandingkan dengan
capaian kinerja pada Tahun 2016 sebesar 2,6802 masih terdapat target yang
harus dicapai sebesar 0,8198. Perbandingan Realisasi nilai Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 dengan Target akhir
periode Renstra Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik 1.12 di bawah ini :
Grafik 1.12Perbandingan Realisasi Peningkatan Nilai Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Tahun 2015 dengan Target Renstra Tahun 2013-2018.
28 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7
5. Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti.Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti Tahun 2016 :
a. Badan Pemeriksa Keuangan ditargetkan sebesar 88,00% dan terealisasi
sebesar 78,55% pencapaian tersebut dikarenakan dari sebanyak 1.734
rekomendasi, yang telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 1.362 atau sebesar
78,55%.
b. Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri ditargetkan sebesar 94,00%
dan terealisasi sebesar 100% pencapaian tersebut dikarenakan dari
sebanyak 24 rekomendasi, yang telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 24
atau sebesar 100%.
c. Inspektorat Jenderal Kementerian Teknis ditargetkan sebesar 73,00% dan
terealisasi sebesar 98,15% pencapaian tersebut dikarenakan dari sebanyak
54 rekomendasi, yang telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 53 atau sebesar
98,15%.
d. Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan ditargetkan sebesar 96,00%
dan terealisasi sebesar 76,34% pencapaian tersebut dikarenakan dari
sebanyak 913 rekomendasi, yang telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 697
atau sebesar 76,34%. Adapun perbandingan dapat dilihat pada grafik 1.13 di
bawah ini :
Grafik 1.13Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti
Tahun 2016
29 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Target Tahun 2018 Realisasi Tahun 20160
1
2
3
4 3.5
2.6802
7
a. BPK b. ITJEN Kemendagri
c. ITJEN Kementerian Teknis
d. ITDAPROV0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%88%
94%
73%
96%
79%
100% 98%
76%
TargetRealisasi
Untuk mencapai indikator kinerja tersebut, Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera
Selatan melaksanakan kegiatan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan, meliputi
kegiatan pelaksanaan pemantauan dan tindaklanjut terhadap hasil pengawasan
Inspektorat Jenderal Kementerian Teknis, Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera
Selatan maupun hasil pemeriksaan Perwakilan BPK Provinsi Sumsel. Masih
banyaknya rekomendasi yang belum ditindaklanjuti oleh auditan dan sulitnya
menangani tindaklanjut hasil pengawasan fungsional tersebut antara lain
disebabkan pihak ke tiga/rekanan sudah berpindah alamat, pimpinan instansi
sudah pindah/mutasi, bukti dokumen yang hilang, adanya sanggahan yang
terlambat, pegawai yang bersangkutan telah pensiun/sudah meninggal,
kurangnya komitmen OPD/pihak rekanan untuk menindaklanjuti hasil
pengawasan, adanya perubahan nomenklatur OPD, serta hasil pengawasan yang
kurang jelas. Selama ini pelaksanaan tindak lanjut oleh auditan kurang
dilaksanakan secara optimal, baik tindak lanjut atas temuan yang menyangkut
kerugian Daerah/Negara, maupun yang bersifat administratif. Kegiatan ini
bertujuan untuk melakukan percepatan tindak lanjut penyelesaian atas
rekomendasi hasil pemeriksaan serta untuk mewujudkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan.
30 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7Adapun rekapitulasi tindak lanjut hasil pemeriksaan Perwakilan Badan Pemeriksa
Keuangan Provinsi Sumatera Selatan, Inspektorat Jenderal Kementerian Teknis
dan Inspektorat Daerah Provinsi Sumsel Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel
3.3:
Tabel 3.3Rekapitulasi Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan, Inspektorat
Jenderal Kementerian Teknis dan Inspektorat Provinsi Sumsel Tahun 2016
No Pemeriksa Obyek Pemeriksaan Temu-an
Reko-mendasi
Tindak lanjut %SelesaiSelesai Dalam
ProsesBelum Selesai
1 Badan PemeriksaKeuangan
OPD/BUMD pada Pemprov Sumsel 751 1.734 1.362 324 48 78.55
2 Inspektorat Daerah Provinsi Sumsel
Pemerintah Kab/Kota se Sumsel 668 668 501 45 122 75
OPD di Lingkungan Pemprov Sumsel 245 245 196 27 22 80
3 Inspektorat Jenderal Kemdagri
OPD di Lingkungan Pemprov Sumsel 16 24 24 - - 100.00
4 Inspektorat Jenderal Kementerian Teknis
OPD di Lingkungan Pemprov dan Kab/Kota se Sumsel 54 54 53 - - 98.15
Jumlah 1.734 2.725 2.136 396 192 78.39
Perbandingan realisasi persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang
ditindaklanjuti Tahun 2016 dengan Tahun 2015 :
a. Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Sumsel Tahun 2016
terealisasi sebesar 78,55% dibandingkan Tahun 2015 sebesar 80,77, terjadi
penurunan sebesar 2,22%.
b. Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri Tahun 2016 terealisasi
sebesar 100% dibandingkan Tahun 2015 sebesar 73,00%, terjadi kenaikan
sebesar 27%.
31 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7c. Inspektorat Jenderal Kementerian Teknis Tahun 2016 terealisasi sebesar
76,34% dibandingkan Tahun 2015 sebesar 43,60%, terjadi kenaikan sebesar
81,15%.
d. Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 terealisasi sebesar
76,34% dibandingkan tahun 2015 sebesar 43,60%, terjadi kenaikan sebesar
32,74%.
Perbandingan persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti
dapat dilihat pada grafik 1.14 dibawah ini :
Grafik 1.14Perbandingan Realisasi Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang
ditindaklanjuti Tahun 2015 dengan capaian Tahun 2016
a. BPK b. ITJEN Kemendagri
c. ITJEN Kementerian
Teknis
d. ITDAPROV0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
81%73%
17%
44%
79%
100% 98%
76%
Capaian Tahun 2015Realisasi Tahun 2016
Indikator persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti Tahun
2016 dengan Renstra Tahun 2018 :
a. Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2016 terealisasi sebesar 78,55% dan pada akhir periode Renstra Tahun 2018
ditargetkan sebesar 92%, masih terdapat target yang harus dicapai sebesar
13,45%.
b. Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri Tahun 2016 terealisasi
sebesar 100% dan pada akhir periode Renstra Tahun 2018 ditargetkan
sebesar 98,00%, telah melampaui target yang ditetapkan.
32 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7c. Inspektorat Jenderal Kementerian Teknis Tahun 2016 terealisasi sebesar
98,15% dan pada akhir periode Renstra Tahun 2018 ditargetkan sebesar
77%, telah melampaui target yang ditetapkan.
d. Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan terealisasi sebesar 76,34%
dan pada akhir periode Renstra Tahun 2018 ditargetkan sebesar 100%,
masih terdapat target yang harus dicapai sebesar 23,66%.
Perbandingan persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti
dapat dilihat pada Grafik 1.15 dibawah ini :
Grafik 1.15Perbandingan Realisasi Kinerja Persentase Rekomendasi Hasil
Pemeriksaan yang ditindaklanjuti Tahun 2016 dengan Target RenstraTahun 2013-2018
a. BPK b. ITJEN Kemendagri
c. ITJEN Kementerian
Teknis
d. ITDAPROV0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
79%
100% 98%
76%
92%98%
77%
100%
Realisasi Tahun 2016Target 2018
Upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan capaian indikator kinerja tersebut :
1) Melakukan koordinasi dan komunikasi secara intensif dengan OPD di
lingkungan pemerintah provinsi dan Inspektorat kabupaten/kota se Sumsel
guna membahas rencana aksi tindak lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan
pada OPD di lingkungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota se Sumsel.
33 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
72) Menyusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP) Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) dalam rangka penyelesaian tindak lanjut rekomendasi
hasil pemeriksaan.
6. Persentase OPD dengan kategori Wilayah Bebas dari Korupsi.Persentase OPD dengan kategori Wilayah Bebas dari Korupsi Tahun 2016
ditargetkan sebesar 6% dan terealisasi sebesar 6%. Adapun perbandingan dapat
dilihat pada grafik 1.16 dibawah ini :
Grafik 1.16Persentase OPD dengan kategori Wilayah Bebas dari Korupsi
Tahun 2016
Untuk mencapai indikator kinerja tersebut kegiatan yang dilaksanakan adalah
Tindak Lanjut Temuan Pengawasan. Capaian Indikator Persentase OPD dengan
kategori Wilayah Bebas dari Korupsi Tahun 2016 ditargetkan 2 (dua) OPD atau
sebesar 6% dari sebanyak 41 (empat puluh satu) OPD. Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan telah menetapkan unit kerja sebagai Zona Integritas (ZI)
Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) sebanyak 2 (dua) OPD yaitu Unit Kerja
Bidang Pelayanan Perizinan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Provinsi Sumatera Selatan dan Unit Kerja Bidang Pelayanan Kesehatan
pada Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan.
34 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Target Realisasi1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
9%
10%
0.06 6%
7Persentase OPD dengan kategori Wilayah Bebas dari Korupsi Tahun 2016
terealisasi sebesar 6% apabila dibandingkan Tahun 2015 sebesar 2,44% terjadi
peningkatan sebesar 3,56% dapat dilihat pada grafik 1.17 di bawah ini :
Grafik 1.17Perbandingan realisasi kinerja Persentase OPD dengan kategori
Wilayah Bebas dari Korupsi Tahun 2016 dengan capaian Tahun 2015
Indikator Persentase OPD dengan kategori Wilayah Bebas dari Korupsi Tahun
2016 pada akhir periode Renstra Tahun 2018 sebesar 10%, apabila
dibandingkan dengan realisasi kinerja Tahun 2016 sebesar 6% masih terdapat
target yang harus dicapai sebesar 4%. Perbandingan realisasi kinerja Tahun
2016 dengan target Renstra Tahun 2018 dapat dilihat pada grafik 1.18 dibawah
ini :
Grafik 1.18Perbandingan realisasi kinerja Indikator Persentase OPD dengan kategori
Wilayah Bebas dari Korupsi Tahun 2016 dengan target Renstra Tahun 2013-2018
35 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Capaian Tahun 2015 Realisasi Tahun 20150%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
9%
10%
0.0244
6%
7
7. Persentase OPD yang telah melakukan SPIP.Persentase OPD yang telah melakukan SPIP Tahun 2016 ditargetkan sebesar
12,00% dan terealisasi sebesar 36,59%. Adapun perbandingan dapat dilihat pada
grafik 1.19 dibawah ini :
Grafik 1.19Persentase OPD yang telah melaksanakan SPIP
Tahun 2016
Untuk mencapai indikator kinerja tersebut kegiatan yang dilaksanakan adalah
Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan. SPIP merupakan suatu mekanisme
pengendalian yang ditetapkan oleh pimpinan dan pegawai serta diintegrasikan
dengan proses kegiatan sehari-hari dan dilaksanakan secara berkesinambungan
(on going basis) guna mencapai tujuan organisasi. Upaya pencapaian tujuan
organisasi tersebut dengan cara menjaga dan mengamankan aset
Daerah/Negara yang dimandatkan kepada pemerintah, menjamin tersedianya
36 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Target Realisasi0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0.12
36.59%
Realisasi Tahun 2016 Target 20180%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
9%
10%
0.06
10%
7laporan manajerial yang lebih handal, meningkatkan kepatuhan terhadap
ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan
termasuk kecurangan/fraud dan pelanggaran aspek kehatian-hatian,
meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya. Tujuan
SPIP adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap tujuan
organisasi, melalui unsur-unsur SPIP, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian
risiko, kegiatan pengendalian, informasi, komunikasi dan pemantauan.
Dalam rangka menyakinkan bahwa kebijakan dan prosedur untuk menyelesaikan
permasalahan dan risiko dalam SPIP telah ditetapkan dan berjalan dengan baik,
maka diperlukan pengendalian dengan monitoring atau evaluasi oleh Inspektorat
Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
Prioritas penerapan SPIP Tahun 2016, yaitu melakukan upaya percepatan
penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan Perwakilan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) Provinsi Sumatera Selatan serta meningkatkan kualitas laporan
keuangan dalam rangka mempertahankan opini Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan Wajar Tanpa Pengecualian.
Capaian indikator Persentase OPD yang telah melaksanakan SPIP diperoleh dari
perhitungan bahwa pada Tahun 2016 ditargetkan 5 (lima) OPD atau sebesar 12%
dari sebanyak 41(empat puluh satu) OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan, yang telah menerapkan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP), dan yang telah menerapkan SPIP terealisasi sebanyak 15
(lima belas) OPD atau 36,59%.
Adapun rekapitulasi OPD yang telah menerapkan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (RTP SPIP) Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 3.4:
Tabel 3.4Rekapitulasi OPD yang telah Menerapkan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) Tahun 2016
37 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7No OPD No OPD1 Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah Provinsi Sumsel9 Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumsel
2 Inspektorat Provinsi Sumsel 10 Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel3 Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
Sumsel11 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Sumsel4 Dinas PU Cipta Karya Provinsi
Sumsel12 Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel
5 Dinas Peternakan Provinsi Sumsel 13 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Sumsel
6 Rumah Sakit Ernaldi Bahar 14 Biro Perekonomian Setda Provinsi Sumsel
7 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumsel
15 Biro Umum dan Perlengkapan Setda Provinsi Sumsel
8 Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel
Persentase OPD yang telah melakukan SPIP Tahun 2016 terealisasi sebesar
36,59%, jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar 29,42% terjadi
peningkatan sebesar 4,17%. Perbandingan persentase OPD yang telah
melakukan SPIP Tahun 2016 dapat dilihat pada grafik 1.20 dibawah ini :
Grafik 1.20Perbandingan Realisasi Kinerja Persentase OPD yang telah
Melaksanakan SPIP Tahun 2016 dengan Capaian Tahun 2015
Indikator persentase OPD yang telah melaksanakan SPIP pada akhir periode
Renstra Tahun 2018 sebesar 16%, apabila dibandingkan dengan realisasi kinerja
Tahun 2016 sebesar 36,59% telah melampaui dari target yang telah ditetapkan,
38 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Capaian Tahun 2015 Realisasi Tahun 20160%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0.294236.59%
7Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target Renstra Tahun 2018
dapat dilihat pada grafik 1.21 di bawah ini :
Grafik 1.21Perbandingan Realisasi Kinerja persentase OPD yang telah melaksanakan
SPIP Tahun 2016 dengan Target Renstra Tahun 2013-2018
Adapun upaya yang dilaksanakan untuk lebih meningkatkan capaian kinerja
tersebut:
1) Melakukan Sosialisasi dan Workshop Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) dengan mengundang OPD di lingkungan Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan.
2) Menyusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP) Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP).
3) Membentuk Tim Satuan Tugas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Tim
Satgas SPIP) di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
4) Melakukan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Sistem Pengendalian Intern yang
telah dilaksanakan oleh OPD.
3.2. Realisasi AnggaranPada Tahun Anggaran 2016 Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan
memperoleh anggaran dari APBD sebesar Rp. 12.550.601.248,00 dengan rincian
39 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Realisasi Tahun 2016 Target 20180%
10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
0.365900000000001
16%
7sebesar Rp. 8.928.518.500,00 untuk Belanja Tidak Langsung dan
Rp. 3.622.082.748,00 untuk Belanja Langsung, dengan realisasi keuangan sebesar
Rp. 12.354.058.169,00 atau 98,43 % terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar
Rp. 8.832.631.674,00 atau 98,93% dan Belanja Langsung sebesar
Rp. 3.521.426.495,00 atau 97,22%.
Secara terperinci Belanja Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun
Anggaran 2016 dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini :
Tabel 3.5Realisasi Anggaran per objek Belanja
UraianAnggaran Realisasi Sisa Persentase
Realisasi (%)Rp Rp Rp
Jumlah Belanja 12.550.601.248 12.354.058.169 196.543.079 98,43
BelanjaTidak Langsung 8.928.518.500 8.832.631.674 95.886.826 98,93
Belanja Pegawai 8.928.518.500 8.832.631.674 95.886.826 98,93
Belanja Langsung 3.622.082.748 3.521.426.495 100.656.253 97,22
Belanja Pegawai 15.000.000 15.000.000 - 100
Belanja Barang dan Jasa 3.521.274.748 3.437.400.595 83.874.153 97,62
Belanja Modal 85.808.000 69.025.900 16.782.100 80,44
Adapun realisasi anggaran per objek belanja dapat dilihat pada grafik 1.15
dibawah ini :
Grafik 1.15Realisasi anggaran per objek belanja
40 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7
Jumlah Belanja Belanja Tidak Langsung
Belanja Langsung
Rp-
Rp2,000,000,000.00
Rp4,000,000,000.00
Rp6,000,000,000.00
Rp8,000,000,000.00
Rp10,000,000,000.00
Rp12,000,000,000.00
Rp14,000,000,000.00
AnggaranRealisasiSisa
Realisasi keuangan dan fisik pelaksanaan program dan kegiatan pada
Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2016 dapat dilihat
pada tabel 3.6 di bawah ini :
Tabel 3.6Realisasi Fisik dan Keuangan
No Program/Kegiatan Anggaran RealisasiPersentase
%
I Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.544.806.249,- 1.526.354.239,- 98,81
1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 10.800.000,- 10.700.000,- 99,07
2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 214.370.249,- 208.751.105,- 97,38
3 Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional 150.621.600,- 146.632.736,- 97,35
4 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 13.200.000,- 13.200.000,- 100
5 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 153.631.500,- 153.631.500,- 100
6 Penyediaan Alat Tulis Kantor 92.000.000,- 92.000.000,- 100
7 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 94.000.000,- 93.999.500,- 99,99
8 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 4.719.500,- 2.819.500,- 59,74
9 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan 18.300.000,- 18.300.000,- 100
10 Penyediaan Makanan dan Minuman 110.000.000,- 106.172.020,- 96,52
11 Penyediaan Jasa Pendukung Administrasi Teknis/Perkantoran 256.750.000,- 256.750.000 100
12 Penyedia Jasa Tutor SKJ 13.400.00,- 10.500.000,- 78,36
41 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
713 Penyediaan peralatan dan bahan pembersih 378.574.400,- 378.458.878,- 99,97
14 Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam Daerah, Keluar Daerah dan Luar Negeri 34.439.000,- 34.439.000,- 100
II Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 189.608.000,- 134.795.894,- 71,09
15 Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 87.608.000,- 70.825.900,- 80,84
16 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 20.000.000,- - -
17 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan Kantor 82.000.000,- 63.969.994,- 78,01
III Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur 104.275.600,- 102.786.505,- 98,57
18 Pendidikan dan Pelatihan Formal 86.500.000,- 85.010.905,- 98,28
19 Pembekalan Teknis Pengawasan bagi Aparatur Pengawas 17.775.600,- 17.775.600,- 100
IVProgram Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
1.472.644.899,- 1.463.584.653,- 99,38
20 Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala 470.546.549,- 469.732.500,- 99,83
21 Penanganan Kasus Pengaduan dan Pemeriksaan Khusus di Lingkungan Provinsi Sumsel 241.328.000,- 238..012.600,- 98,63
22 Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan 110.000.000,- 106.256.315,- 96,60
23 Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 235.704.150,- 235.704.150,- 100
24 Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah 367.432.000,- 366.245.488,- 99,68
25 Pemeriksaan untuk Tujuan Tertentu 47.634.200,- 47.633.600,- 100
V Program Reformasi Birokrasi dan Pencegahan Korupsi 280.748.000,- 265.168.904,- 94,45
26 Evaluasi Kinerja Dinas/Instansi di Lingkungan Pemprov Sumsel dan Kab/Kota 280.748.000,- 265.168.904,- 94,45
VI Penyusunan Dokumen Perencanaan SKPD 30.000.000,- 28.736.300,- 95,79
27 Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) 30.000.000,- 28.736.300,- 95,79
Jumlah 3.622.082.748,- 3.521.426.495,- 97,22
Akuntabilitas keuangan dapat dilihat dari capaian realisasi keuangan untuk
setiap kegiatan dalam rangka mencapai sasaran dan indikator sasaran, dapat dilihat
pada Tabel 3.7 di bawah ini :
Tabel 3.7Anggaran dan Realisasi Anggaran per Indikator Sasaran Tahun 2016
42 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7Sasaran Indikator Sasaran Program Kegiatan Anggaran Realisasi Capaian (%)
Meningkatnya kualitas pengawasan atas pegnelolaan laporan Keuangan Pemerintah Prov. Sumsel
Opini terhadap Laporan Keuangan Pemprov Sumsel
Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
1 Pelaksanaan pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
470,546,549 469,732,500 99,83
Persentase Laporan Keuangan OPD yang sesuai dengan SAP
2 Penanganan kasus pengaduan dan pemeriksaan khusus di lingkungan Provinsi Sumsel
241,328,000 238,012,600 100,00
3 Pemeriksaan untuk tujuan tertentu
47,634,200 47,633,600 100,00
4 Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
235,704,150 235,704,150 100,00
Jumlah 995,212,899 991,082,850 99,59Meningkatnya kinerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
Persentase OPD dengan nilai Akuntabilitas Kategori B
Program Reformasi Birokrasi dan Pencegahan Korupsi
Evaluasi Kinerja Dinas/Instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumsel dan Kab/Kota
280,748,000 265,168,904 94,45
Nilai Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
367,432,000 366,245,488 99,68
Jumlah 648,180,000 631,414,392 97,41Meningkatnya tindak lanjut hasil pemeriksaan
Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti pada :1. Badan Pemeriksa
Keuangan2. Inspektorat
Jenderal Kementerian Dalam Negeri
3. Inspektorat Kementerian Teknis
4. Inspektorat Daerah Prov. Sumsel
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Tindak lanjut Hasil Temuan Pengawasan
110,000,000 106,256,315 96,60
Terwujudnya Zona Integritas
Persentase OPD dengan kategori Wilayah Bebas Korupsi
Terwujudnya Persentase OPD
43 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7pengendalian internal pada OPD di lingkungan Pemprov. Sumsel
yang telah melakukan SPIP
Jumlah 1,753,392,899 1,728,753,557 98,59
Dari tabel di atas dapat dijelaskan, bahwa :
1. Sasaran dan indikator sasaran dicapai dengan program dan kegiatan Inspektorat
Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2016, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.1.753.392.889,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp.1.728.753.557,- atau 98,59 %
2. Sasaran meningkatnya kualitas pengawasan atas pengelolaan Laporan
Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp 995.212.899,- dan realisasi anggaran sebesar Rp 991.082.850 atau
sebesar 99,59% dengan indikator sasaran opini terhadap Laporan Keuangan
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, dan persentase Laporan Keuangan OPD
yang sesuai dengan SAP.
3. Sasaran meningkatnya kinerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.648.180.000,- dan realisasi
anggaran sebesar Rp.631.414.392,- atau sebesar 97,41% dengan indikator
sasaran :
1) Persentase OPD dengan nilai Akuntabilitas kategori B, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.280.748.000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp.265.168.904 atau sebesar 94,45%.
2) Nilai Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.367.432.000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp.366.245.488,- atau sebesar 99,68%.
44 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
74. Sasaran meningkatnya tindak lanjut hasil pemeriksaan, dengan indikator sasaran
persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang di tindak lanjuti pada
Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Sumsel, Inspektorat Jenderal
Kementerian Dalam Negeri, Inspekorat Jenderal Kementerian Teknis dan
Inspektorat Daerah Provinsi.
5. Sasaran meningkatnya terwujudnya Zona Integritas (ZI), dengan indikator
sasaran persentase OPD dengan kategori Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK).
6. Sasaran terwujudnya pengendalian internal pada OPD di lingkungan Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan
Untuk sasaran oleh indikator sasaran pada angka 4 s.d 6 tersebut, alokasi anggaran
sebesar Rp.110.000.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.106.256.315,- atau
sebesar 96,60%
45 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
7BAB IV
PENUTUP
Pembuatan Laporan Kinerja Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016, merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2016, yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Materi Laporan Kinerja pada Tahun 2016, Inspektorat Daerah Provinsi menetapkan 5 (lima) sasaran strategis dengan 2 (dua) program yang diimplementasikan dalam 7 (tujuh) kegiatan yang diarahkan untuk mencapai tujuan Renstra 2013-2018 yang merupakan tolak ukur capaian kinerja Tahun 2016 .
Memperhatikan hal tersebut disadari bahwa masih terdapat beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan namun masih memerlukan upaya perbaikan serta evaluasi di berbagai bidang, untuk itu diperlukan koordinasi yang baik sejak dari perencanaan sampai ke tingkat operasional pelaksanaan serta melaksanakan evaluasi dan pelaporan guna peningkatan kinerja di masa yang akan datang.
Akhirnya semoga Laporan Kinerja ini dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak-pihak yang membutuhkan, penyempurnaan dokumen perencanaan pada periode yang akan datang, penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.
46 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n
Palembang, 2017
INSPEKTUR DAERAH PROVINSISUMATERA SELATAN
H. TANDA SUBAGIOPembina Utama MadyaNIP.195707171985121001
7
47 I n s p e k t o r a t D a e r a h P r o v i n s i S u m a t e r a S e l a t a n