Post on 07-Mar-2019
46
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat PT Patent Process
PT Patent Process yang didirikan tanggal 05 Maret 1995 oleh Bp. Julius Hansen
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang percetakan. PT Patent Process beralamat di
Jl. Pondok Randu No. 68 Rt. 004 Rw. 02 Duri Kosambi – Jakarta Barat. Bidang utama dari PT
Patent Process adalah pencetakan kalender & agenda (setiap bulan Juli - bulan Januari),
brosur, flyer, company profile, paperbag, barang promosi (tas, pulpen, jam), nota, memo,
kartu nama, stempel warna serta kebutuhan barang cetakan lainnya.
Pada periode 1995-1997, perusahaan masih berusaha untuk mendapatkan pelanggan
dari jenis barang cetakan yang terbatas pada teknis cetak sablon (screen printing) seperti
kartu nama, kop surat, amplop dan stempel warna. Baru mulai pada tahun 1998, setelah
terjadinya kerusuhan Mei 1998, perusahaan mulai memasuki bidang pencetakan kalender &
agenda. Tahun itu banyak pemain pasar pada bidang pencetakan kalender & agenda ini yang
tidak beroperasi, maka perusahaan mendapat banyak pelanggan.
Dengan modal hasil keuntungan dari pencetakan kalender & agenda setiap tahun
mulai tahun 1998, perusahaan mulai membeli peralatan yang menunjang kegiatan usaha,
yang di antaranya:
- Komputer, scanner dan printer laser.
- Alat jepit kalender dinding.
- Alat spiral kalender meja.
- Mesin spiral kalender (dynamo).
47
- Mesin potong kertas ukuran plano.
- 1 unit mobil box Daihatsu Zebra, 1 unit mobil minibus Daihatsu Zebra.
- 7 unit sepeda motor Honda.
- Mesin offset merek Gronhi 860 (ukuran kertas max. folio, 1 warna non
separasi).
- Mesin expose plat cetak ukuran folio.
4.1.2 Alur Kerja Perusahaan
Alur kerja dari PT Patent Process adalah sebagai berikut,
Gambar 4.1
Alur Kerja PT Patent Process
(Sumber : PT Patent Process)
48
Keterangan :
1. Perusahaan menerima order yang dapat berasal dari order via telepon dari customer
lama, panggilan via telepon dari customer baru yang diperoleh dari penyebaran brosur
dan order dari tenaga pemasaran keliling.
2. Order yang diterima dicatat oleh tenaga administrasi sekaligus disiapkan barang-
barangnya.
3. Order untuk produk yang baru maupun produk lama yang direvisi diserahkan ke bagian
desain grafis untuk dibuatkan desain-nya. Salesperson mendiskusikan hasil desain ini
dengan customer sehingga dapat direvisi dan disetujui.
4. Desain yang sudah disetujui diserahkan ke bagian produksi berbentuk film cetak untuk
diproses.
5. Barang yang sudah selesai dikemas dan diantar ke customer
6. Bagian keuangan membuat penagihan.
Pada bisnis percetakan ini, bagian yang terpenting selain pemasaran adalah bagian
desain grafis karena desain yang bagus akan menarik konsumen. Tidaklah mudah untuk
mencari tenaga kerja desain grafis yang cocok dengan gaya desain yang dimiliki oleh
perusahaan karena masing-masing desainer grafis memiliki gaya desain tersendiri. Untuk
menyesuaikan gaya desain antara perusahaan dan desainer diperlukan waktu yang cukup
lama yaitu sekitar 6 (enam) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun. Oleh sebab itu, perusahaan
harus pandai menjaga aset sumber daya manusia ini.
PT Patent Process memiliki tenaga kerja berjumlah sekitar 60 (enam puluh) orang.
Tenaga kerja tersebut terdiri dari tenaga pemasaran sebanyak 4 (empat) orang, desain grafis
5 (lima) orang, administrasi dan keuangan 7 (tujuh) orang, bagian produksi sablon 18
(delapan belas) orang, bagian produksi mini offset 1 (satu) orang, bagian finishing 20 (dua
puluh) orang dan bagian delivery 4 (empat) orang.
49
Pelanggan dari PT Patent Process berjumlah sekitar 1000 entitas usaha yang meliputi
perusahaan berskala besar, skala menengah dan UMKM. Perusahaan skala besar antara lain
(PT NGK Busi Indonesia, PT Malindo Feedmill Tbk, PT Steel Center Indonesia, PT Rinnai
Indonesia), perusahaan skala menengah (PT Adicaraka Tirta Countainerline, PT Forta Larese –
produsen sepatu safety Cheetah, PT Adimas Isolasitama) serta usaha kecil seperti toko
perhiasan mas di pasar-pasar Jabodetabek dan Banten, toko bahan bangunan dan usaha kecil
lainnya.
4.1.3 Analisis Industri Porter
Ancaman pendatang baru
Kekuatan KekuatanPenawaran PenawaranPemasok Pembeli
Ancaman Jasa/ProdukPengganti
Gambar 4.2
Lima Elemen Kekuatan Persaingan yang Memengaruhi Persaingan Industri
Sumber: Phillip Kottler, Manajemen Pemasaran, edisi kesembilan jilid 1,
(Jakarta: PT. INDEKS kelompok Gramedia, 2005)
Persaingan Industri
Negatif
Pendatang BaruNegatif
PemasokNetral
PembeliPositif
Produk PenggantiPositif
50
Keterangan :
1. Ancaman pendatang baru/rintangan masuk industri
a. Skala Ekonomis
Industri percetakan (bukan penerbit) merupakan industri yang bekerja
berdasarkan pesanan dari konsumen. Jumlah produksi suatu jenis barang cetakan
sangat bergantung pada kebutuhan konsumen. Jadi berapapun jumlah pesanan akan
dikerjakan asalkan konsumen menyetujui biayanya. Oleh karena itu faktor skala
ekonomis merupakan suatu rintangan masuk industri yang nilainya tidak signifikan.
Contoh skala ekonomis barang cetakan yang sering dipesan oleh konsumen yang
menggunakan mesin cetak separasi offset adalah pembuatan 6 rim brosur full colour
ukuran A4 memerlukan modal sebesar Rp. 1.182.000,-. Perhitungan lengkap tersedia
pada lampiran IV.
b. Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk adalah identifikasi merek dan kesetiaan pelanggan. Pada
industri percetakan, pelanggan setia sulit untuk didapat karena biasanya konsumen
adalah perusahaan yang sensitif terhadap harga. Pelanggan setia pada industri ini
hanya akan didapat apabila komunikasi terjalin dengan baik, kualitas yang
memuaskan serta harga yang selalu kompetitif. Jadi dapat disimpulkan bahwa
diferensiasi produk tidak merupakan faktor rintangan masuk yang signifikan.
c. Kebutuhan Modal
Di industri percetakan selain ada percetakan besar yang terintegrasi (mempunyai
sumber daya dan peralatan yang lengkap, contoh : PT Gramedia, PT Temprint, PT
PERURI, PT Victory Offset, PT Cahaya Harapan Satya), percetakan yang hanya
mempunyai sebagian peralatan saja (PT Patent Process), terdapat pula percetakan
yang hanya mempunyai kemampuan pemasaran saja dan menggantungkan seluruh
51
proses produksi pada usaha jasa terspesialisasi di masing-masing bidang proses
produksi yaitu pra-cetak, cetak dan post-cetak. Sub industri Pra-cetak adalah suatu
kumpulan perusahaan yang bisnisnya mengerjakan proses pra-cetak seperti biro
desain, print master film dan jasa mencetak contoh warna/colour proof, sedangkan
sub industri cetak/printing usaha jasa yang menerima ongkos cetak saja pada mesin
cetak offset separasi. Sub industri post-cetak adalah jasa penyelesaian/finishing yaitu
laminating/vernish, pond, serta penjilidan/binding. Dengan demikian maka tidak
diperlukan modal yang besar, cukup pengetahuan tentang industri percetakan dan
kemampuan mencari pesanan untuk memasuki industri ini sehingga kebutuhan modal
adalah faktor rintangan masuk yang tidak signifikan.
d. Biaya Beralih Pemasok
Bagi konsumen, tidak sulit dan mahal untuk beralih pemasok karena hampir
semua percetakan dapat membuat logo dan identitas perusahaan tersebut dengan
hasil yang relatif identik. Konsumen hanya mempertimbangkan kualitas hasil produksi
dan harga yang ditawarkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya beralih pemasok
adalah faktor rintangan masuk yang tidak signifikan
e. Akses ke Jaringan Distribusi
Industri percetakan merupakan usaha dengan satu lapisan distribusi saja yaitu
produsen langsung menjual produknya ke konsumen tanpa ada perantara. Dengan
demikian maka jaringan distribusi hanya bergantung dari armada pengantar barang
perusahaan yang bersangkutan. Jadi akses ke jaringan distribusi adalah faktor
rintangan masuk yang tidak signifikan.
f. Kebijakan Pemerintah
Sampai saat ini tidak ada kebijakan pemerintah yang membatasi industri
percetakan kecuali aturan perindustrian yang umum. Setiap entitas usaha dapat
52
memasuki industri tanpa ada masalah dengan peraturan pemerintah. Jadi faktor
kebijakan pemerintah adalah faktor rintangan masuk yang tidak signifikan.
Kesimpulan : Dengan 6 faktor yang menyatakan bahwa rintangan masuk industri tidak
signifikan, maka ancaman pendatang baru di industri percetakan dapat dikategorikan
besar sehingga merupakan nilai negatif bagi industri.
2. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
a. Konsentrasi Pemasok
Industri percetakan merupakan industri dengan jumlah entitas usaha yang sangat
banyak sehingga pemasok tidak berkonsentrasi melayani beberapa perusahaan saja.
Dengan demikian pemasok tidak dapat memaksakan pengaruh yang besar pada hal
harga, mutu dan syarat-syarat pembelian. Jadi kekuatan pemasok dikategorikan kecil.
b. Adanya Produk Subtitusi
Semua produk pemasok seperti kertas, tinta cetak, mesin cetak, mesin potong
kertas, mesin pond, pisau pond, produk kimia untuk kebutuhan cetak (minyak
pengencer, pembersih tinta, penguat ketahanan plat) merupakan barang-barang yang
dibutuhkan oleh industri percetakan dan sampai saat ini belum ada produk
penggantinya. Jadi faktor produk subtitusi ini adalah kekuatan pemasok yang nilainya
signifikan.
c. Volume Penjualan kepada Industri-industri
Pemasok untuk industri percetakan tidak dapat memasok produknya ke industri
lain karena sifat khas dari produk tersebut. Dengan demikian maka pemasok hanya
bisa menjual pada satu industri saja dan otomatis industri percetakan adalah pembeli
terbesar dari semua produk pemasok tersebut. Jadi faktor volume penjualan ini tidak
merupakan faktor yang signifikan bagi kekuatan pemasok.
53
d. Produk Pemasok Merupakan Input Penting bagi Industri
Tentu saja keseluruhan produk pemasok penting bagi industri karena tanpa
bahan baku dan bahan pendukung, proses produksi tidak dapat berjalan. Terlebih lagi
produk pemasok ini tidak mempunyai produk pengganti. Jadi faktor ini adalah faktor
yang signifikan bagi kekuatan pemasok
e. Biaya Peralihan Pemasok
Persaingan antara pemasok industri percetakan sendiri cukup ketat karena jumlah
pemasok tidak bisa dibilang sedikit. Oleh karena itu, perusahaan tidak susah dan tidak
mengeluarkan biaya banyak untuk beralih pemasok. Hal itu dikarenakan produk dan
pelayanan antara pemasok yang satu dengan yang lainnya tidak jauh berbeda. Pada
tahap awal berganti pemasok, masalah yang ada hanyalah tempo pembayaran saja.
Dengan demikian biaya peralihan pemasok bukan merupakan faktor yang signifikan
bagi kekuatan pemasok.
f. Ancaman Integrasi Maju oleh Pemasok
Pemasok industri percetakan dengan mudah dapat berintegrasi dengan industri
percetakan karena mereka sudah mengenal industri dan bermodal cukup. Dengan
demikian, industri kurang mampu untuk mendapatkan syarat pembelian yang lebih
baik karena bila keuntungan pemasok berkurang mereka akan melihat kemungkinan
integrasi tersebut. Jadi faktor ini merupakan faktor yang signifikan bagi kekuatan
pemasok.
Kesimpulan : Dengan 3 faktor yang menyatakan bahwa kekuatan tawar-menawar
pemasok tidak signifikan dan 3 faktor yang menyatakan bahwa kekuatan tawar-menawar
pemasok signifikan, maka kekuatan tawar-menawar pemasok di industri percetakan dapat
dikategorikan sedang/seimbang sehingga merupakan nilai netral bagi industri.
54
3. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli
a. Pembeli merupakan Pelanggan Utama yang Dominan
Biasanya perusahaan percetakan mempunyai banyak pelanggan dimana
pelanggan terbesar pun tidak menjadi dominan dalam keseluruhan penjualan
perusahaan. Hanya saja pelanggan tersebut tetap dipentingkan dalam semua proses
pesanannya. Ada beberapa perusahaan yang memang melayani satu kelompok
pelanggan yang besar dan pekerjaan lainnya hanya sampingan seperti PT Gramedia
yang melayani grupnya sendiri (penerbit Gramedia Pustaka, Gramedia Majalah, Elex
Media Komputindo, Level Komik, MnC, Koran Kompas, Warta Kota) atau PT Temprint
yang merupakan grup Tempo tetapi itu adalah pengecualian. Jadi dapat disimpulkan
bahwa faktor ini bukan merupakan faktor yang signifikan bagi kekuatan pembeli.
b. Dampak Pembelian Produk Terhadap Biaya Pembeli
Biasanya produk yang dibeli oleh pelanggan industri percetakan adalah barang-
barang untuk keperluan promosi dan administrasi dimana keduanya bukan
merupakan biaya yang utama dalam keperluan pelanggan. Dengan keadaan yang
demikian, dampak pembelian produk terhadap biaya pembeli tidak besar. Bila
pengaruhnya tidak besar, maka pembeli tidak terlalu peka terhadap harga meskipun
tetap mencari harga yang cocok dengan keadaan keuangannya. Jadi faktor ini tidak
signifikan bagi kekuatan pembeli.
c. Diferensiasi Produk
Produk industri percetakan adalah paduan dari proses produksi fisik dan jasa
dimana setiap produk berbeda satu sama lain. Setiap perusahaan percetakan berbeda
cara pendekatan komunikasi dengan konsumen yang berdampak pada hasil desain.
Disinilah faktor hubungan personal antara salesperson dan konsumen berperan. Bila
hubungan tersebut dirasa cocok oleh konsumen maka konsumen tersebut akan
55
menjadi pelanggan setia. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor ini tidak signifikan bagi
kekuatan pembeli.
d. Dampak Produk Terhadap Mutu/Kinerja Pembeli
Produk industri percetakan sebagai alat promosi (brosur, company profile, flyer,
kartu nama) dan sebagai alat administrasi (faktur, surat jalan, memo) tidak terlalu
berpengaruh terhadap mutu produk ataupun kinerja dari pembeli. Hal ini dikarenakan
sifat dari produk percetakan yang merupakan pendukung dari kegiatan pembeli.
Dengan demikian pembeli mungkin akan peka terhadap harga dan memilih pemasok
yang menawarkan harga yang termurah. Jadi faktor ini signifikan bagi kekuatan
pembeli.
e. Informasi Pembeli tentang Produk
Pembeli produk percetakan dengan jumlah yang kecil biasanya akan
mengandalkan catatan penawaran harga yang terdahulu sedangkan pembeli dalam
jumlah yang besar akan mengadakan tender sederhana untuk membandingkan harga
dari beberapa pemasok. Informasi tentang produk percetakan yang baik dan lengkap
akan membuat posisi tawar-menawar pembeli menjadi lebih kuat. Jadi faktor ini
signifikan bagi kekuatan pembeli.
f. Biaya Beralih Pemasok
Seperti yang telah dijelaskan, tidak sulit dan mahal bagi konsumen untuk beralih
pemasok karena hampir semua percetakan dapat membuat logo dan identitas
perusahaan tersebut dengan hasil yang relatif identik. Konsumen mempertimbangkan
kualitas hasil produksi dan harga yang ditawarkan. Tetapi bila hubungan komunikasi
dirasakan cocok dan bermanfaat bagi konsumen, maka konsumen akan merasa mahal
dan susah untuk berganti pemasok. Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya beralih
pemasok adalah faktor kekuatan tawar-menawar pembeli yang tidak signifikan.
56
Kesimpulan : Dengan 4 faktor yang menyatakan bahwa kekuatan tawar-menawar pembeli
tidak signifikan dan 2 faktor yang menyatakan bahwa kekuatan tawar-menawar pembeli
signifikan, maka kekuatan tawar-menawar pembeli di industri percetakan dapat
dikategorikan sedang sehingga merupakan nilai positif bagi industri.
4. Ancaman Produk Pengganti
Sampai saat ini belum ada yang bisa mengantikan produk dari industri percetakan seperti
brosur, flyer, company profile, administrasi kantor dan kartu nama karena fungsinya yang
unik sebagai alat promosi dan alat administrasi. Solusi e-paper yang diperkenalkan oleh
IBM maupun media promosi digital seperti e-mail, pesan singkat multimedia (MMS)
maupun internet dan media elektronik lainnya saat ini hanya melengkapi fungsi dari
produk percetakan. Jadi ancaman produk pengganti dapat dikategorikan tidak signifikan.
Kesimpulan : Dengan nilai ancaman produk pengganti bagi industri percetakan yang
tidak signifikan, maka faktor ancaman produk pengganti merupakan nilai positif bagi
industri.
5. Persaingan Dalam Industri
a. Jumlah Pesaing
Jumlah perusahaan dalam industri percetakan sekitar 7760 perusahaan yang
terdaftar (Edwin Tirani, Media Indonesia Online, 2007) dan dipercaya masih banyak
yang tidak terdaftar. Hal ini mengakibatkan persaingan menjadi sangat ketat
termasuk perang harga. Jadi jumlah pesaing merupakan faktor persaingan dalam
industri yang signifikan
b. Pertumbuhan Industri
Pertumbuhan industri percetakan masih rendah yaitu sekitar 3-3,5% meskipun
sudah mengalami kenaikan akibat stagnasi resesi ekonomi tahun 1998 (Tri Wahyuni,
Suara Karya Online, 2007). Pertumbuhan yang lambat mengakibatkan perusahaan
57
yang ada saling berebut pasar yang ada sehingga persaingan tinggi. Dengan
demikian, maka pertumbuhan industri menjadi faktor persaingan industri yang
signifikan
c. Biaya Tetap
Bila perusahaan percetakan membeli mesin cetak offset separasi yang harganya
mahal (Rp. 500.000.000 keatas) maka perusahaan tersebut akan mengoptimalkan
investasi itu dengan mencari order untuk mencukupi kapasitas mesin selama 24 jam.
Itu berarti akan meningkatkan persaingan dalam industri. Oleh sebab itu, biaya tetap
yang tinggi adalah faktor persaingan industri yang signifikan.
d. Pesaing yang Beragam
Jumlah perusahaan percetakan yang cukup banyak menjadikan industri ini tidak
seragam dan berbeda asal-usul, kepribadian dan strategi bisnis pada masing-masing
perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan yang ada akan terus bersaing dan berhadapan
karena perbedaan strategi dan pendekatan kepada konsumen. Jadi pesaing yang
beragam merupakan faktor persaingan dalam industri yang signifikan
Kesimpulan : Dengan 4 faktor yang menyatakan bahwa persaingan dalam industri
signifikan, maka persaingan dalam industri di industri percetakan dapat dikategorikan
besar sehingga merupakan nilai negatif bagi industri
6. Kesimpulan Analisis Industri Porter
Secara keseluruhan, nilai positif dari analisis industri porter untuk industri percetakan
adalah 2 poin yaitu kekuatan tawar menawar pembeli dan produk pengganti. Nilai
negatifnya 2 poin yaitu ancaman pendatang baru/rintangan masuk industri dan persaingan
dalam industri. Sedangkan nilai netral 1 poin yaitu kekuatan tawar-menawar pemasok.
58
Maka industri percetakan pada analisis kekuatan industri Porter berada dalam keadaan
netral (kekuatan dan kelemahan sama kuat). Dengan keadaan demikian, maka perusahaan
dalam industri ini masih layak untuk mengembangkan perusahaan.
4.2 Prosedur Penilaian Studi Kelayakan Investasi
Untuk melakukan investasi penambahan mesin cetak separasi, harus terlebih dahulu
dilakukan studi kelayakan investasi. Keputusan yang diambil tanpa melalui proses perhitungan
yang matang dengan melibatkan berbagai aspek dapat merugikan perusahaan di masa
depan. Semua investasi memiliki tingkat resiko yang berbeda-beda, namun dengan
melakukan studi kelayakan investasi terlebih dahulu maka resiko tersebut dapat diminimalisir.
Studi kelayakan investasi penambahan mesin cetak offset separasi pada PT Patent
Process dilakukan melalui tahapan-tahapan penilaian investasi berikut ini.
4.2.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar merupakan aspek pertama yang akan dibahas dalam studi kelayakan
investasi. Analisis ini dimaksudkan untuk melihat potensi pasar, laju permintaan dan
menentukan target penjualan, serta mengetahui pasar apa saja yang ada serta bagaimana
tingkat hambatan yang ada. Berikut ini merupakan analisis-analisis yang berhubungan dengan
aspek pasar.
4.2.1.1 Analisis Permintaan Pasar
Pada tabel 4.1 di bawah ini merupakan data historis penjualan keseluruhan PT Patent
Process pada periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. Khusus penjualan dengan
menggunakan mesin cetak separasi pada periode yang sama tertera pada tabel 4.2. Investasi
ini adalah penambahan mesin cetak separasi, oleh karena itu yang akan digunakan adalah
59
data penjualan khusus separasi warna. Perhitungan proyeksi penjualan akan ditampilkan
mulai dari tabel 4.3 sampai dengan tabel 4.4
Tabel 4.1 Penjualan Aktual Keseluruhan Tahun 2004-2006
Tahun Periode Penjualan Jumlah
2004
Triwulan I Rp 224,500,000
Rp 1,915,011,000 Triwulan II Rp 257,810,000 Triwulan III Rp 582,450,000 Triwulan IV Rp 850,251,000
2005
Triwulan I Rp 184,750,000
Rp 2,086,772,500 Triwulan II Rp 254,325,000 Triwulan III Rp 621,947,500 Triwulan IV Rp 1,025,750,000
2006
Triwulan I Rp 215,204,000
Rp 2,380,024,500 Triwulan II Rp 261,098,000 Triwulan III Rp 621,947,500 Triwulan IV Rp 1,281,775,000
Sumber : PT Patent Process (2007)
Tabel 4.2 Penjualan Aktual Khusus Separasi Warna Tahun 2004-2006
Tahun Periode Penjualan Jumlah
2004
Triwulan I Rp 78,950,000
Rp 993,350,000 Triwulan II Rp 112,549,000 Triwulan III Rp 325,000,000 Triwulan IV Rp 476,851,000
2005
Triwulan I Rp 95,460,000
Rp 1,264,216,000 Triwulan II Rp 125,786,000 Triwulan III Rp 451,470,000 Triwulan IV Rp 591,500,000
2006
Triwulan I Rp 86,544,000
Rp 1,369,590,000 Triwulan II Rp 124,189,000 Triwulan III Rp 441,207,000 Triwulan IV Rp 717,650,000
Sumber : PT Patent Process (2007)
60
Tabel 4.3 Analisis Penjualan Tahun 2004-2006
Tahun Periode (X) Penjualan (Y) X1 XÄ XY2004 Triwulan I Rp 78,950,000 -1 1 -Rp78,950,000
Triwulan II Rp 112,549,000 -2 4 -Rp225,098,000Triwulan III Rp 325,000,000 -3 9 -Rp975,000,000Triwulan IV Rp 476,851,000 -4 16 -Rp1,907,404,000
2005 Triwulan I Rp 95,460,000 -5 25 -Rp477,300,000Triwulan II Rp 125,786,000 -6 36 -Rp754,716,000Triwulan III Rp 451,470,000 1 1 Rp451,470,000Triwulan IV Rp 591,500,000 2 4 Rp1,183,000,000
2006 Triwulan I Rp 86,544,000 3 9 Rp259,632,000Triwulan II Rp 124,189,000 4 16 Rp496,756,000Triwulan III Rp 441,207,000 5 25 Rp2,206,035,000Triwulan IV Rp 717,650,000 6 36 Rp4,305,900,000
Total Rp3,627,156,000 0 182 Rp4,484,325,000Sumber : Data diolah
Perhitungan peramalan kenaikan penjualan tahun 2007:
a nY
2X
XYb
= 3.627.156.000/ 12 = 4.484.325.000/182
= 302.603.000 = 24.639.148
Jadi persamaan regresinya, Y= a + bx
Y = 302.603.000 + 24.639.148x
Setelah memperoleh persamaan regresinya, maka proyeksi angka penjualan untuk periode
berikutnya dapat ditentukan. Sebagai contoh, untuk menghitung proyeksi angka penjualan
pada periode triwulan I tahun 2007 :
Y = a + bx
Y = 302.603.000 + 24.639.148x
Y = 302.603.000 + (24.639.148 x 7)
Y = 302.603.000 + 172.474.038
Y = Rp. 474.737.038
61
Demikian pula untuk triwulan II tahun 2007 dan seterusnya mengalami peningkatan sebesar
Rp. 172.474.038/triwulan. Pada tabel 4.4 dibawah ini adalah hasil perhitungan proyeksi
penjualan khusus cetak separasi PT Patent Process.
Tabel 4.4 Proyeksi Penjualan Khusus Separasi Warna PT Patent Process
Tahun Periode X Penjualan (Y) Jumlah2007 Triwulan I 7 Rp 474,737,038
Rp2,046,783,042 Triwulan II 8 Rp 499,376,186 Triwulan III 9 Rp 524,015,334 Triwulan IV 10 Rp 548,654,482
2008 Triwulan I 11 Rp 573,293,630
Rp2,441,009,410 Triwulan II 12 Rp 597,932,778 Triwulan III 13 Rp 622,571,926 Triwulan IV 14 Rp 647,211,074
2009 Triwulan I 15 Rp 671,850,222
Rp2,835,235,778 Triwulan II 16 Rp 696,489,370 Triwulan III 17 Rp 721,128,518 Triwulan IV 18 Rp 745,767,666
2010 Triwulan I 15 Rp 770,406,814
Rp3,229,462,146 Triwulan II 16 Rp 795,045,962 Triwulan III 17 Rp 819,685,110 Triwulan IV 18 Rp 844,324,258
Sumber : Data diolah
Dari data diatas dapat disimpulkan akan adanya peningkatan permintaan dan penjualan dari
PT Patent Process di tahun-tahun mendatang. Tentunya ada bagian dari penjualan tersebut
yang merupakan biaya jasa ongkos cetak sehingga sangat disayangkan apabila dana yang
harus dibayarkan kepada rekanan jasa ongkos cetak tidak dapat digunakan untuk investasi
pembelian mesin cetak offset separasi
Dengan memiliki mesin cetak offset separasi sendiri, juga terbuka pasar untuk
menerima jasa ongkos cetak dari rekan percetakan lain yang belum memiliki mesin cetak
offset separasi sendiri. Rekan-rekan percetakan yang berlokasi di Cengkareng, Puri
Kembangan, Kali Deres, Cipondoh dan sekitarnya adalah pasar yang ideal karena kedekatan
denga lokasi PT Patent Process
62
4.2.1.2 Analisis Aspek Pemasaran
Dalam semua jenis usaha, aspek pemasaran sangat penting untuk dipelajari lebih
dalam, karena fungsinya sebagai penghasil pendapatan utama perusahaan. Berbicara
mengenai strategi pemasaran tidak terlepas dari bauran pemasaran atau yang lebih dikenal
dengan marketing mix. Adapun kombinasi dari ke empat bauran pemasaran tersebut antara
lain:
1. Produk (Product)
Produk dari industri percetakan adalah gabungan dari barang dan jasa dimana
keduanya tidak dapat dipisahkan. Jasa dari industri percetakan menjadi penting dalam proses
desain produk dimana komunikasi antara kedua belah pihak sangatlah krusial. Bila komunikasi
tidak berjalan dengan baik, maka kualitas jasa yang diberikan tidak akan memuaskan
konsumen dan produk jadi yang dihasilkan tidak akan sempurna sesuai keinginan konsumen.
Jasa yang baik tentu memerlukan proses produksi dan kualitas produk yang baik pula. Jadi
harus diseimbangkan antara peran jasa dan proses produksi (barang) .
Jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh industri percetakan antara lain kartu nama,
surat jalan, memo, kop surat, faktur, administrasi kantor lainnya, brosur, selebaran, poster,
label, kemasan, katalog produk dan company profile. Percetakan dapat menghasilkan produk
lain sesuai keinginan konsumen (tailored) dengan berbagai bahan dan teknis pembuatan.
Produk yang termasuk cetak separasi adalah brosur, katalog produk, selebaran,
poster, company profile, nota ekskusif toko mas (inovasi dari PT Patent Process), label,
kemasan, kartu nama dan kop surat. Dengan jumlah jenis barang tersebut maka merupakan
sebuah kesempatan investasi untuk memiliki mesin cetak offset sendiri agar kualitas produk
dan kecepatan produksi meningkat.
63
2. Distribusi (Place)
Rantai distribusi yang digunakan dalam industri percetakan adalah distribusi langsung
yaitu produsen langsung menyalurkan produknya ke konsumen. Hal ini dikarenakan hasil
produksi dari industri percetakan merupakan pesanan dari konsumen. Berikut ini gambar
saluran distribusi yang digunakan dalam industri percetakan ini:
Sumber: PT Patent Process
Gambar 4.3
Rantai Distribusi Langsung
3. Harga (Price)
Dalam penentuan harga, merupakan salah satu keputusan yang cukup penting bagi
perusahaan. Dimana harga yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat memenuhi semua
biaya-biaya yang dikeluarkan dan memperoleh laba yang wajar. Laba yang diperoleh laba
yang wajar untuk menjaga konsumen tetap loyal. Perusahaan juga harus memonitor harga di
pasar agar dapat bersaing dengan perusahaan percetakan lainnya.
Memiliki mesin offset cetak separasi sendiri adalah tindakan penghematan agar biaya-
biaya dapat lebih rendah. Penghematan yang dimaksud adalah penghematan jasa ongkos
cetak separasi dan penghematan biaya transportasi pengantaran bahan ke tempat jasa
ongkos cetak dan sebaliknya.
4 Promosi (Promotion)
Kegiatan promosi dilakukan perusahaan dengan cara menyebarkan brosur melalui pos
maupun pembagian langsung dari pintu ke pintu. Cara ini cukup efektif untuk mendapatkan
konsumen baru seperti pengalaman PT Patent Process selama 4 (empat) tahun berjalan.
Setelah mendapat respon konsumen berupa telepon maka tugas tenaga penjualan (salesman)
Perusahan / Pabrik
Konsumen
64
untuk datang dan menjelaskan tentang produk yang ditanyakan maupun menerima pesanan
konsumen.
Kesimpulan:
Berdasarkan analisis aspek permintaan bahwa tren permintaan akan produk cetak
separasi terus meningkat yaitu sebesar Rp. 172.474.038/triwulan serta aspek pemasaran
dengan rekomendasi yang ada untuk memiliki mesin cetak offset separasi sendiri maka dapat
disimpulkan bahwa investasi ini layak dijalankan.
4.2.2 Analisis Aspek Teknis
4.2.2.1 Produksi
Dalam aspek produksi analisisnya terdiri dari :
Proses Produksi
Bahan Baku
Peralatan Produksi
Kapasitas Produksi
Layout / Tata Letak
4.2.2.2 Produksi Cetak Separasi
Dalam pencetakan dengan teknis cetak separasi, perusahaan memiliki 4 tahapan
dalam proses produksi antara lain:
1.Desain Grafis
Desain grafis adalah tahapan menuangkan kebutuhan konsumen ke dalam suatu
desain dengan ide dan gagasan dari desainer grafis ditambah materi dari konsumen.
Komunikasi antara konsumen, sales dan desainer grafis harus intens agar tidak terjadi
kesenjangan informasi. Proses ini memakan waktu lebih banyak dari proses lainnya karena
pasti terdapat revisi yang berulang-kali untuk mendapat hasil yang memuaskan bagi
konsumen.
65
2. Film Proof
Film Proof adalah pembuatan master cetak yang menggunakan plastik film untuk
keperluan proof warna cetak. Proses ini dikerjakan oleh jasa layanan pihak ketiga yang
mengerjakan pembuatan film cetak.
3. Proof Warna Cetak
Proof warna cetak adalah proses untuk mendapatkan warna desain yang kurang
lebih sama dengan pencetakan mesin offset separasi karena biasanya desain yang telah jadi
hanya dicetak/print dengan printer inkjet atau laser saja sehingga warnanya tidak orisinal.
Proses ini dikerjakan oleh pihak ketiga yang membuka usaha jasa proof cetak. Proof inilah
yang menjadi dasar persetujuan konsumen dan patokan operator mesin cetak offset
separasi dalam proses produksi/pencetakan. Tidak tertutup kemungkinan bahwa proof ini
bisa terjadi berulang-kali bila tidak mendapat persetujuan konsumen.
4. Pembelian Bahan Kertas
Setelah desain dan warna disetujui, maka desainer grafis akan menyusun berapa
banyak produk tersebut dicetak dalam 1 lembar sesuai dengan batas maksimum ukuran
mesin cetak. Berdasarkan penyusunan tersebut bagian pembelian akan membeli kertas
sesuai ukuran susunan dan spesifikasi lainnya yang dijanjikan kepada konsumen.
5. Pembuatan Film Cetak
Bila proof warna cetak telah disetujui maka proses selanjutnya adalah pembuatan
master cetak berupa plastik film. Langkah ini sama dengan proses ke dua tetapi hanya beda
penggunaan saja.
6.Pencetakan
Setelah dibuat film untuk cetak maka film tersebut dan proof warna cetak beserta
bahan kertas diserahkan kepada operator mesin cetak (dalam hal ini PT Patent Process
masih menggunakan jasa pihak ketiga karena belum mempunyai mesin sendiri). Oleh
66
operator mesin cetak separasi, film tersebut dibuat plat cetak (expose) dan dipasang di
mesin cetak offset separasi. Biasanya film separasi berjumlah 4 lembar perset. Separasi
adalah pemisahan semua warna menjadi 4 warna saja yang dikombinasikan yaitu process
cyan (biru muda), process magenta (merah magenta), process yellow (kuning), process
black (hitam) dan disingkat CMYK. Operator mesin akan mencetak sesuai urutan yaitu cyan,
magenta, yellow dan black. Bila mesin cetak mempunyai 4 (empat) kepala maka dalam 1
(satu) kali naik cetak maka cetakan tersebut selesai. Tetapi bila mesin cetak tersebut hanya
mempunyai 2 (dua) kepala maka proses cetak menjadi 2 (dua) kali naik cetak. Operator
akan berpatokan pada proof warna cetak untuk standarisasi hasil.
7. Finishing dan Pemotongan atau Pond
Setelah selesai dicetak, cetakan tersebut akan diproses finishing atau tidak diproses
(plain) sesuai permintaan konsumen. Finishing terdiri dari pelapisan permukaan kertas
dengan vernish, laminating gloss yang mengkilap dan laminating doff yang memberi kesan
eksklusif. Kemudian cetakan tersebut dipotong (bila bentuknya lurus saja) atau dipond (bila
bentuknya tidak kotak atau lurus). Pond adalah proses pemotongan kertas dengan memakai
pisau yang dibentuk dan ditekan pada kertas menggunakan mesin pond. Saat ini PT Patent
Process masih menggunakan jasa pihak ketiga untuk proses finishing dan proses pond.
Pemotongan lurus telah dikerjakan sendiri oleh PT Patent Process.
8.Pengemasan dan Pengantaran
Dengan selesainya proses pencetakan dan finishing maka produk jadi tersebut akan
dihitung dan dikemas dalam satuan rim (500 lembar) atau satuan ekslempar dan diantar ke
konsumen.
67
Sumber: PT Patent Process
Gambar 4.4
Proses Produksi Cetak Separasi
4.2.2.3 Peralatan Produksi
Jenis-jenis peralatan yang digunakan dalam proses produksi adalah:
- Mesin cetak separasi offset 2 warna
- Mesin expose plat
68
- Alat pembolong plat
- Kompresor
A. Mesin Cetak Separasi Offset
Mesin cetak separasi offset yang dibutuhkan oleh PT Patent Process mempunyai
spesifikasi sebagai berikut :
1. Ukuran Kertas Maksimal : 520 x 370 mm atau lebih besar
2. Ukuran Kertas Minimal : 100 x 148 mm atau lebih kecil
3. Ketebalan kertas : 0,04 mm – 0,4 mm
4. Ukuran Cetak Maksimal : 510 x 360 mm atau lebih besar
5. Jumlah Warna : 2 warna
Mesin cetak offset separasi memiliki berbagai merk, kualitas dan harga serta Negara
asal mesin. Berikut penjelasan singkat dan spesifikasi mesin.
1 Heidelberg Speedmaster GTOZ 52
Nama Perusahaan : Heidelberg Gmbh.
Negara asal : Jerman
Keterangan : Merupakan sebuah merk mesin percetakan yang sangat ternama
di dunia, terkenal akan kualitas dan kehandalannya, bahkan ada
mesin buatan Heidelberg tahun 1970 masih berjalan dengan baik
sampai saat ini. Menurut hasil pengamatan dari perusahaan
percetakan yang mempunyai website, mayoritas perusahaan
percetakan mempunyai paling sedikit satu dari varian buatan
Heidelberg baik GTO, SORM, SORS, SORZ dengan berbagai
ukuran.
Harga Baru : Rp. 2.800.000.000
Harga Bekas : Rp. 475.000.000 (Tahun 1993 - Rekondisi)
69
Gambar 4.5
Heidelberg GTOZ 52
Sumber : www.heidelberg.com
2. Ryobi 522GX
Nama Perusahaan : Ryobi Ltd.
Negara asal : Jepang
Keterangan : Ryobi adalah mesin yang bagus tapi rumit pengoperasiannya
karena kunci dari penyetelan mesin ini menggunakan computer.
Jika terjadi kerusakan kecil, operator tidak dapat memperbaikinya
dan harus memanggil teknisi. Bila sampai unit penyetelan ini
rusak, maka spare-partsnya sangat mahal.
70
Harga Baru : Rp. 2.400.000.000
Harga Bekas : Rp. 400.000.000 (Tahun 1993)
Gambar 4.6
Ryobi 522HE
(Sumber : www.ryobi-group.co.jp)
3. Gronhi GH522
Nama Perusahaan : Gronhi Offset Printing Machine Co. Ltd.
Negara asal : Republik Rakyat Tiongkok
Keterangan : Stigma bahwa produk buatan RRT itu rendah kualitasnya
membayangi mesin cetak offset buatan Gronhi ini. Akan tetapi,
71
pengalaman PT Patent Process sendiri dalam mempergunakan
mesin cetak offset mini Gronhi 860 menghapus kekhawatiran
tersebut meskipun tidak sepenuhnya.
Harga Baru : Rp. 900.000.000,-
Harga Bekas : Tidak tersedia karena merupakan produk yang baru dipasarkan
di Indonesia
Gambar 4.7
Gronhi GH522
(Sumber : www.sh-gronhi.cn)
4.2.2.4 Penilaian Alternatif Mesin Cetak Offset Separasi
Pemilihan mesin cetak offset separasi merupakan hal yang penting karena
menyangkut investasi dalam jumlah yang cukup besar, kualitas hasil cetak dan biaya
perawatan. Kemampuan keuangan perusahaan juga menjadi penyebab pentingnya pemilihan
72
mesin cetak offset separasi ini, karena perusahaan belum tentu sanggup membeli lagi bila
pilihan ini kurang memenuhi harapan.
Alternatif mesin yang akan dipilih sudah terlebih dahulu diuraikan yaitu Heidelberg
GTOZ 52 baru dan bekas, Ryobi 522GX baru dan Gronhi GH522 baru. Heidelberg GTOZ 52
bekas (rekondisi) disertakan pada pemilihan ini karena kualitas dan daya tahannya yang
diakui oleh hampir seluruh pelaku dunia percetakan. Untuk pemilihan mesin cetak offset
separasi ini menggunakan metode kualitatif “ subyektif “. Dalam metode kualitatif subyektif ini
pemilihan tidak dapat tentukan secara pasti maka menggunakan faktor–faktor yang akan
dipertimbangkan dalam penentuan mesin cetak offset separasi. Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah:
1. Kualitas Mesin, yaitu bagaimana kualitas mesin ini diakui oleh pelaku dunia percetakan
termasuk daya tahan mesin dan kualitas hasil cetaknya.
2. Purna Jual, yaitu memperhitungkan kualitas layanan purna jual (after sales service) dari
distributor mesin.
3. Suku Cadang, yaitu memperhitungkan ketersediaan suku cadang, berapa banyak sumber
suku cadangnya dan populasi mesin yang menjamin kelangsungan suku cadang.
4. Kemudahan Pengoperasian, yaitu memperhitungkan tersedianya operator yang handal
dan perawatan yang mudah sehingga tidak perlu sering memanggil teknisi.
5. Harga, yaitu memperhitungkan kemampuan perusahaan untuk dapat membeli.
Dalam penilaian lokasi faktor-faktor diatas ditentukan dengan kriteria-kriteria seperti
sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Perhitungan pemilihan mesin cetak
offset separasi dapat dilihat pada tabel 4.5
73
Tabel 4.5 Perhitungan Nilai Alternatif Mesin
Alternatif Mesin
BobotGTO Z52 (Baru) GTO Z52 (Bekas) Ryobi 522GX Gronhi GH522
Faktor Nilai Skor Hasil Nilai Skor Hasil Nilai Skor Hasil Nilai Skor HasilKualitas Mesin 0.35 A 5 1.75 B 4 1.4 B 4 1.4 B 4 1.4Harga 0.30 E 1 0.3 A 5 1.5 D 2 0.6 A 5 1.5Purna Jual 0.15 A 5 0.75 D 2 0.3 B 4 0.6 C 3 0.45Pengoperasian 0.15 A 5 0.75 A 5 0.75 B 4 0.6 B 4 0.6Suku Cadang 0.05 A 5 0.25 A 5 0.25 C 3 0.15 C 3 0.15
Total 1 3.8 4.2 3.35 4.1Sumber : Data diolah
Keterangan:
A = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
E = Sangat Kurang
Untuk memudahkan perhitungan maka masing-masing kriteria diberi skor sebagai
berikut:
A = 5
B = 4
C = 3
D = 2
E = 1
Jika diberi peringkat maka alternatif mesin tersebut adalah sebagai berikut:
74
Tabel 4.6 Peringkat Alternatif Pilihan Mesin
Jenis Mesin Jumlah Skor PeringkatHeidelberg GTOZ 52 (Bekas) 4,2 1Gronhi GH522 4,1 2Heidelberg GTOZ 52 (Baru) 3,8 3Ryobi 522GX 3,35 4
Sumber: Data diolah
Skor dari perhitungan alternatif pemilihan mesin ini adalah hasil wawancara dengan
direktur PT Patent Process Bp. Julius Hansen. Dalam sesi wawancara tersebut, beliau
menjelaskan tentang keunggulan dan kelemahan dari mesin-mesin di atas. Pembobotan
didasarkan dari pertimbangan utama dalam membeli mesin cetak offset separasi adalah
kualitas mesin dan hasil cetaknya. Faktor kualitas mesin dan hasil cetaknya ini bobotnya
paling besar di antara faktor-faktor yang lain. Pertimbangan selanjutnya adalah harga dari
mesin tersebut. Faktor ini mempunyai bobot terbesar kedua yakni menyangkut kemampuan
perusahaan untuk membeli mesin tersebut. Kemudian dua faktor selanjutnya yang lebih kecil
adalah kemudahan pengoperasian mesin dan layanan purna jual dari dealer mesin baik mesin
baru maupun mesin rekondisi. Faktor yang terakhir dan mempunyai bobot yang terkecil
adalah kemudahan mendapatkan suku cadang mesin tersebut.
Maka dari hasil perhitungan diatas, mesin cetak offset separasi yang akan dipilih
adalah Heidelberg GTOZ 52 bekas rekondisi tahun 1993, karena Heidelberg GTOZ 52 bekas
rekondisi memiliki skor dan ranking tertinggi. Selain itu Heidelberg GTOZ 52 bekas rekondisi
memiliki beberapa keunggulan yaitu kualitas mesin yang tetap baik karena daya tahan mesin
yang tinggi, populasi yang cukup banyak, suku cadang yang tersedia di toko-toko umum
sehingga tidak tergantung pada distributor resmi, kemudahan pengoperasian yang berarti
cukup banyak operator yang dapat dicari dan harga yang cukup murah. Sedangkan peringkat
kedua yaitu Gronhi GH522, populasinya belum ada di Indonesia karena mesin ini baru
dipasarkan tahun 2006, suku cadang yang tergantung pada distributor resmi dan teknisi yang
75
langka serta operator yang harus dilatih dahulu. Peringkat ketiga yaitu Heidelberg GTOZ 52
baru memilki harga yang paling tinggi di kelas mesin cetak offset separasi ukuran 52 cm
sehingga tidak ekonomis bagi perusahaan. Peringkat ke-empat yaitu Ryobi 522GX selain
harga yang tinggi, pengoperasiannya pun susah (full electronic) sehingga operator tidak bisa
memperbaiki sendiri bila terjadi kerusakan.
B. Mesin Expose Plat (Platemaker)
Mesin expose plat (platemaker) adalah alat yang memindahkan master cetakan dari
plastik film ke plat cetak. Plat yang dimaksud adalah plat khusus yang telah diberi bahan
kimia berwarna hijau untuk dapat menampilkan master cetakan yang dipindahkan dari plastik
film positif (gambar berwarna hitam, yang lainnya bening). Film ditempel pada plat tersebut
kemudian disinari (expose) di mesin platemaker. Setelah itu dicuci dengan cairan kimia
peluntur yang akan melunturkan bagian bening film di plat yang telah disinari tersebut. Jika
proses tersebut selesai dengan baik maka plat tersebut telah siap dipakai dan dipasang ke
mesin cetak offset separasi.
Nama : Behe Platemaker B7050
Harga : Rp. 20.000.000
76
Gambar 4.8
Behe PlateMaker B7050
(Sumber : Behe Machinery Workshop)
C. Kompresor
Mesin cetak offset separasi memerlukan pasokan udara yang bertekanan tinggi untuk
menghisap kertas agar posisinya tepat pada rel dan tidak berjalan dobel. Alat ini juga dijual
terpisah dan tidak disediakan oleh produsen mesin.
4.2.2.5 Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi dari satu mesin cetak offset adalah maksimum 10.000 lembar/jam
(20 rim). Bila menggunakan mesin 2 (dua) kepala maka butuh 40 (empat puluh) menit untuk
mencetak separasi sebanyak 5000 lembar termasuk waktu untuk memeriksa hasil cetakan.
Kemudian waktu persiapan satu kali naik cetak adalah 45 (empat puluh lima) menit maka
total waktu yang diperlukan adalah 85 (delapan puluh lima) menit atau 1,42 (satu koma
empat puluh dua) jam.
77
Waktu kerja maksimum dalam 1 (satu) hari adalah 20 jam yang terdiri dari 2 (dua)
shift yaitu shift siang dan shift malam. Dengan demikian dalam 1 (satu) hari, mesin cetak
offset separasi 2 warna/kepala dapat menyelesaikan 7 macam cetakan yang masing-masing
sebanyak 5.000 lembar atau total 35.000 lembar (70 rim). Harga yang dikenakan per-jenis
cetakan adalah harga minimum pasar per 5000 lembar yaitu Rp. 400.000. Rincian kapasitas
mesin disajikan pada tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7 Kapasitas Produksi Mesin GTOZ 52
Kapasitas
Harga Minimum per
Jenis cetakan
Jumlah cetakan perhari
Jumlah per hari
Jumlah per bulan
Jumlah pertahun
Maksimum - 100 % ( 2 Shift) Rp 400,000 7 Rp2,800,000 Rp72,800,000 Rp.873,600,000
Medium - 85% ( 2 Shift) Rp 400,000 6 Rp2.400,000 Rp62,400,000 Rp.748,200,000
Minimum – 70%(2 Shift) Rp 400,000 5 Rp2.000,000 Rp52,000,000 Rp624,000,000
Sumber: Data diolah
4.2.2.6 Layout
Tempat produksi PT Patent Process adalah beberapa bangunan menjadi satu blok,
oleh karena itu tempatnya penuh dengan sekatan sehingga terasa sempit. Rencana
penempatan mesin cetak separasi offset disatukan dengan mesin cetak offset mini dengan
meniadakan/membobol dinding ruangan (garis putus-putus pada denah) sehingga terasa
lebih leluasa. Berikut adalah denah layout penempatan mesin cetak separasi offset.
78
Gambar 4.9
Layout Tempat Produksi PT Patent Process
(Sumber: PT Patent Process)
Keterangan:
1. Ruang desain grafis
2. Ruang administrasi
3. Ruang finishing bagian nota
4. Mesin potong kertas
5. WC
6. Gudang Kalender & bahan kertas
7. Mess
8. Mesin cetak offset mini
9. Mesin cetak offset separasi
79
10. Ruang finishing kalender/amplop photo
11. Dapur
12. Ruang mesin platemaker, gudang tinta & plat
13. Ruang finishing jam, gelas dan lain-lain.
14. Gudang barang jadi
15. Ruang sablon
16. Tempat cuci screen sablon
17. Tempat parkir mobil/motor
Kesimpulan : Aspek teknis menghasilkan rekomendasi keputusan tentang jenis mesin cetak
offset separasi, kapasitas produksi, metode produksi dan perubahan tata letak. Dengan
adanya panduan teknis ini maka investasi layak untuk dijalankan.
4.2.3 Aspek Manajemen & Aspek Sumber Daya Manusia
Selanjutnya aspek yang dianalisis adalah aspek manajemen & aspek sumber daya
manusia. Rencana manajemen yang dibahas disini adalah manajemen dalam kegiatan
operasional perusahaan dan sumber daya manusia yang meliputi:
4.2.3.1 Jenis pekerjaan dan persyaratan jabatan
a. Jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan.
Jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
manajerial dan kelompok operasional. Kelompok manajerial terdiri dari para manajer,
sedangkan kelompok operasional terdiri dari kepala bagian dan staff pekerja.
b. Persyaratan untuk menduduki jabatan kunci
Untuk mengisi jabatan kunci, dalam hal ini yang dimaksud adalah manajer diperlukan
persyaratan sebagai berikut:
Pendidikan minimal : S1
80
Pengalaman : minimal 3 tahun dibidang yang bersangkutan
c. Struktur organisasi dan uraian pekerjaan
Uraian pekerjaan atau deskripsi pekerjaan adalah suatu daftar tugas-tugas, tanggung
jawab, hubungan laporan, kondisi kerja, tanggung jawab ke penyelia suatu jabatan.
Gambar 4.10
Rencana Struktur Organisasi
(Sumber: PT Patent Process)
Tugas dan tanggung awab dari struktur organisasi adalah sebagai berikut:
a. Direktur
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan rencana tujuan, sasaran, dan kebijakan umum perusahaan secara
keseluruhan.
2. Mengawasi, mengkoordinasi dan memimpin jalannya aktifitas perusahaan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan melaksanakan perekrutan karyawan.
b. Manajer Pemasaran
81
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan kebijaksanaan dibidang pemasaran serta membawahi tenaga penjualan
dan mengawasi pelaksanaannya.
2. Mencari informasi mengenai pasar dan melakukan promosi untuk meningkatkan
volume penjualan.
3. Membina hubungan baik dengan pelanggan melalui tenaga penjualan.
4. Melakukan fungsi penyelia dalam penetapan harga.
5. Menyampaikan laporan tentang hasil penjualan kepada direktur.
c. Manajer Keuangan
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan, melakukan implementasi dan menyiapkan anggaran perusahaan.
2. Melaksanakan dan membina hubungan baik dengan bank.
3. Menyetujui pembayaran kepada pemasok dan pembayaran gaji.
4. Memberi perhatian terhadap pelanggan yang mempunyai hutang tak tertagih.
5. Menyampaikan laporan keuangan secara periodik kepada direktur.
d. Manajer Operasional
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan operasional dan produksi.
2. Mengawasi jalan kegiatan produksi agar sesuai jadwal.
3. Menberi keputusan pada saat keadaan produksi yang penting.
4. Mengarahkan karyawan bila menyimpang dari pekerjaannya.
5. Bertanggung jawab atas laporan yang diberikan secara periodik kepada direktur.
e. Kepala Bagian Desainer Grafis
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
82
1. Menerima penjelasan tentang pesanan (order) dari tenaga penjualan dan
meneruskannya ke desainer grafis.
2. Memantau perkembangan suatu desain dan memberi saran untuk perbaikan desain.
3. Melakukan koreksi desain sebelum menyerahkan ke tenaga penjualan untuk
diperlihatkan kepada konsumen
4. Melakukan pemantauan terhadap kebutuhan desainer grafis seperti tinta printer,
perbaikan komputer, kertas printer, kalkir dan CD
5. Membina hubungan baik dengan rekanan perusahaan seperti jasa output film dan
proof cetak warna.
6. Memberi laporan kepada manajer operasional secara berkala.
f. Kepala Bagian Produksi Mesin Cetak Offset Separasi dan Mini.
Bagian ini merupakan pengembangan dari semula hanya bagain produksi mesin offset
mini saja. Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Menerima bahan kertas dan film serta catatan penjelasan dari pesanan konsumen.
2.Mempersiapkan bahan pendukung seperti tinta dan pembuatan plat oleh operator
platemaker.
3.Mengatur jadwal naik cetak sedemikian rupa sehingga efisien dan tepat waktu sesuai
permintaan konsumen.
4. Melakukan pemantauan terhadap stok kebutuhan mesin cetak seperti tinta, plat,
roller mesin, bahan kimia pembersih dan suku cadang mesin termasuk permintaan
memanggil teknisi.
5. Memberikan laporan kepada manajer operasional secara berkala.
g. Kepala Bagian Produksi Sablon.
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Menerima film serta catatan penjelasan dari pesanan konsumen.
83
2. Mempersiapkan bahan pendukung seperti bahan kertas atau plastik,tinta dan afdruk
screen sablon oleh operatornya.
3. Mengatur jadwal naik cetak sedemikian rupa sehingga efisien dan tepat waktu
sesuai permintaan konsumen.
4. Melakukan pemantauan terhadap stok kebutuhan sablon seperti tinta, screen, rakel,
bahn kimia pengencer tinta dan bahan kimia pembersih.
5. Memberikan laporan kepada manajer operasional secara berkala.
h. Kepala Bagian Finishing.
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Menerima catatan penjelasan tentang apa yang harus dikerjakan pada tahap akhir
(finishing) dari pesanan konsumen.
2. Memberitahu operator mesin potong bagaimana cara potong suatu pesanan.
3. Mempersiapkan bahan pendukung seperti lem, sampul nota, karton nota, alat
pelipat dan mata pisau cadangan yang telah diasah untuk mesin potong kertas.
4. Mengatur jadwal finishing agar efesien dan tepat waktu
5. Memberikan laporan kepada manajer operasional secara berkala.
i. Kepala Bagian Gudang dan Distribusi
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Bertanggung-jawab terhadap keluar masuk barang baik bahan baku maupun
barang jadi.
2. Mempersiapkan jadwal distribusi barang jadi kepada setiap kurir.
3. Bertanggung-jawab terhadap ketidaksesuaian stok riil dengan catatan.
4. Mempersiapkan laporan keadaan kendaraan bermotor kepada manajer operasional.
5. Memberikan laporan gudang kepada manajer operasional secara berkala.
84
j. Staff Penjualan/Salesman & sales counter
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Memasarkan produk kepada pelanggan dan mencari pelanggan baru.
2. Terus melanjutkan hubungan (follow up) pesanan ke konsumen.
3. Bertanggung jawab atas target penjualan yang diberikan oleh perusahaan.
4. Memberikan laporan kepada manajer pemasaran mengenai tingkat penjualan yang
dicapai, hasil kunjungan ke konsumen dan perkembangan konsumen baru.
k. Staff Desainer Grafis
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Menerima draf awal desain dari kepala bagian desain grafis.
2. Mengerjakan desain dengan kreativititas.
3. Memperlihatkan kepada kepala bagian desain grafis untuk dikoreksi dan direvisi.
4. Melakukan persiapan untuk tahap pembuatan film cetak sesuai instruksi kepala
bagian desain grafis.
l. Operator Mesin Cetak Offset Separasi, Offset Mini & Sablon.
Operator mesin cetak offset separasi merupakan posisi baru yang diperlukan sesuai
dengan rencana penambahan mesin cetak offset separasi. Tugas dan tanggung jawabnya
hampir sama dengan operator mesin cetak offset mini dan sablon hanya berbeda alat dan
keahlian. Uraian tugas dan tanggung-jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Menerima tugas naik cetak sesuai jadwal dan bahan yang telah diterima dari kepala
bagian produksi mesin cetak/sablon.
2. Melakukan kontrol warna dan kualitas cetakan secara berkala selama mencetak.
3. Bertanggung jawab atas ketepatan waktu sesuai jadwal.
m. Staf Operator Mesin Platemaker
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
85
1. Membuat plat cetak sesuai dengan instruksi kepala bagian produksi mesin cetak
2. Bertanggung-jawab terhadap kualitas plat cetak.
n. Staf Finishing
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Menerima instruksi dari kepala bagian finishing tentang pengerjaan tahap akhir
barang pesanan.
2. Bertanggung-jawab terhadap hasil pengerjaan tahap akhir.
o. Staf Kurir
Staf kurir terdiri dari supir mobil dan kurir bersepeda motor. Tugas dan tanggung
jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Menerima instruksi distribusi dari kepala bagian gudang dan distribusi.
2. Bertanggung-jawab terhadap barang yang akan diantar serta ketepatan pengiriman.
3. Berusaha untuk melaksanakan jadwal distribusi setepat mungkin.
4. Barang yang tidak terantar harus dikembalikan ke gudang dalam keadaan baik.
p. Staff Gudang
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pencatatan terhadap keluar masuk barang.
2. Melaksanakan pengecekan stok secara berkala..
3. Memberi laporan kepada kepala bagian gudang dan distribusi.
q. Bagian Akutansi
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Membuat jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Melaksanakan pembayaran kepada pemasok maupun gaji karyawan yagn telah
disetujui oleh manajer keuangan.
3. Membuat laporan laba rugi bulanan maupun tahunan.
86
4. Bertanggung jawab atas laporan keuangan yang telah dibuat.
r. Bagian Penagihan
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
1. Melakukan tugas administrasi pembuatan faktur.
2. Melaksanakan tata cara penagihan kepada konsumen seperti tukar faktur maupun
pemabayaran secara tunai, transfer bank dan giro bilyet
3. Melaporkan piutang tak tertagih kepada manajer keuangan sehingga dapat diambil
langkah-langkah lebih lanjut.
4. Memberikan laporan kepada bagian akuntansi tentang penerimaan pembayaran dari
konsumen.
4.2.3.2 Jumlah dan biaya Gaji yang direncanakan
Jumlah tenaga kerja dan biaya yang direncanakan terbatas pada posisi yang diperlukan pada
penambahan mesin cetak offset separasi yaitu:
Tabel 4.8 Proyeksi Jumlah dan Biaya Tenaga Kerja Bagian Mesin Cetak Offset
Separasi
JabatanJumlah Karyaw-
anGaji Bulanan
Tunjangan Makan/Trans
porTotal
Direktur 1 Rp12,500,000 Rp2,500,000 Rp 15,000,000
Manajer Operasional 1 Rp 8,000,000 Rp2,000,000 Rp 10,000,000
Kepala bagian produksi cetak offset 1 Rp 1,600,000 Rp 300,000 Rp 1,900,000
Operator mesin cetak offset separasi 2 Rp 1,300,000 Rp 300,000 Rp 1,600,000
Asisten operator mesin cetak offset separasi 2 Rp 850,000 Rp 150,000 Rp 1,000,000
Operator mesin platemaker 1 Rp 850,000 Rp 150,000 Rp 1,000,000
Sumber : PT. Patent Process
87
Kesimpulan : Aspek manajemen dan sumber daya manusia menghasilkan rekomendasi posisi
karyawan dan deskripsi pekerjaannya. Dengan adanya panduan untuk aspek manajemen dan
sumber daya manusia ini maka investasi layak untuk dijalankan
4.2.4 Aspek Lingkungan dan Hukum
4.2.4.1 Pengolahan Limbah
Industri percetakan menghasilkan limbah cair anorganik yang berasal dari bahan
kimia seperti cat, cairan pengencer, cairan penghapus plat dan cairan-cairan kimia lainnya.
Oleh sebab itu untuk mengurangi pencemaran lingkungan maka harus diolah terlebih dahulu.
Skema pengolahan limbah cair anorganik dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.11
Diagram Pengolahan Limbah Cair Anorganik
(Sumber: Masterplan Limbah Industri Kab. Tangerang)
Keterangan :
1. Grit Settling dan Screen
Grit settling adalah proses penghilangan partikel berat seperti pasir, debu dan biji-
bijian yang terdapat pada air limbah. Sedangkan screen adalah proses penyaringan limbah
cair untuk pengambilan kotoran yang berukuran besar seperti sisa kain, potongan kayu atau
sampah plastik.
88
2. Koagulasi
Unit koagulasi berfungsi menurunkan materi atau padatan yang tersuspensi atau
koloid dalam limbah cair. Padatan koloid memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga hanya
dapat mengendap dengan bantuan penambahan bahan kimia koagulan.
3. Flotasi
Unit flotasi berfungsi untuk menurunkan kadar polutan yang mudah mengapung atau
dapat diapungkan seperti senyawa hidrokarbon dan padatan tersuspensi dalam air. Padatan
yang dimaksud adalah padatan yang memiliki berat jenis lebih kecil daripada air (Bj < 1)
sehingga mempunyai kecenderungan untuk mengapung apabila didiamkan dalam waktu yang
lama.
4. Sedimentasi
Unit sedimentasi berfungsi menurunkan materi padatan dalam limbah cair dengan
cara pengendapan. Pengendapan dapat terjadi karena materi padatan tersebut memiliki berat
jenis > 1 sehingga mudah mengendap secara gravitasi.
5. Sludge dan Effluent
Sludge adalah pembuangan materi padatan yang sudah diendapkan atau diapungkan
oleh pengolahan limbah cair. Dari pembuangan tersebut dihasilkan cairan yang sudah
dikurangi kadar limbahnya sehingga aman untuk diuraikan di ekosistem. Hasil dari
pengolahan limbah cair yang dialirkan ke lingkungan itulah yang disebut effluent.
4.2.4.2 Aspek Hukum
PT Patent Process telah memiliki ijin usaha tetap industri percetakan no.
0451/PRIND/AI/0079/95 tanggal 21 Juni 1995. Dengan adanya ijin industri percetakan ini,
perusahaan tidak perlu mengurus perijinan lagi untuk mengadakan mesin cetak offset
separasi ini.
89
Kesimpulan : Evaluasi aspek lingkungan menghasilkan rekomendasi pembuatan sarana
pengolahan limbah sedangkan aspek hukum menghasilkan informasi bahwa PT Patent
Process tidak perlu mengurus perijinan lagi karena sudah mengantongi ijin industri
percetakan. Dengan demikian menurut aspek lingkungan dan hukum investasi layak untuk
dijalankan
4.2.5 Aspek Keuangan
4.2.5.1 Kebutuhan Dana Modal
1. Kebutuhan dana untuk aktiva tetap
Aktiva Tetap Berwujud dianggarkan sebesar Rp 505.000.000,-. Aktiva tetap berwujud
Meliputi:
a. Mesin cetak offset separasi merk Heidelberg GTOZ 52 tahun 1993 Rp. 475.000.000
b. Mesin platemaker merk Behe Engineering Rp. 20.000.000
c. Kompresor udara Rp. 10.000.000
2. Kebutuhan dana Modal Kerja
Kebutuhan dana modal kerja sebesar Rp. 154.277.190,- terdiri dari:
Tabel 4.9 Modal Kerja
Keterangan Modal KerjaBiaya Produksi Rp. 108.927.000,-
(kapasitas produksi penuh)Biaya gaji karyawan Rp. 41.900.190,-Biaya umum dan administrasi Rp. 450.000,-Cadangan kas minimum Rp. 3.000.000,-
Total Rp 154.277.190,-Sumber : PT Patent Process
3. Jumlah dana investasi
Dengan demikian jumlah keseluruhan dana investasi untuk rencana usaha produksi
boneka ini adalah:
90
Jumlah dana investasi = dana modal aktiva tetap + dana modal kerja
Jumlah dana investasi = Rp 505.000.000,- + Rp 154.277.190,-
= Rp 659.277.190,-
4.2.5.2 Sumber dana
Sumber dana yang digunakan ada dua sumber yaitu kredit bank untuk pembelian
aktiva tetap dan modal sendiri untuk modal kerja. Kredit bank dihitung dengan suku bunga
12% dan jangka waktu 10 tahun. Berikut adalah rincian jadwal pembayaran hutang mesin
cetak separasi offset.
Tabel 4.10 Jadwal Pembayaran Hutang Perusahaan
Akhir Tahun
(1)
Saldo Pokok hutang pada akhir tahun
(2)
Jumlah Angsuran( Pokok hutang +
Bunga) (3)
Bunga pertahun (12%) x (2)
(4)
Pengurangan Pokok Hutang
(5)1 Rp 505,000,000 Rp 140,094,876 Rp 60,600,000 Rp 79,494,876 2 Rp 425,505,124 Rp 140,094,876 Rp 51,060,615 Rp 89,034,261 3 Rp 336,470,863 Rp 140,094,876 Rp 40,376,504 Rp 99,718,372 4 Rp 236,752,490 Rp 140,094,876 Rp 28,410,299 Rp 111,684,577 5 Rp 125,067,913 Rp 140,094,876 Rp 15,008,150 Rp 125,086,726
TOTAL Rp 700,474,380 Rp 195,455,567 Rp 505,018,813 Sumber : Data diolah
Modal kerja awal sebesar Rp. 154.277.190,- berasal dari modal sendiri. Baik modal
kerja maupun modal kredit bank akan dihitung biaya modal yang sama. Biaya modal yang
dibebankan atas pemanfaatan modal kredit bank dan modal sendiri berdasarkan tingkat
pengembalian yang diharapkan, di mana perusahaan dalam menentukan tingkat
pengembalian investasi yang diharapkan berdasarkan tingkat pengembalian resiko, dalam hal
91
ini adalah suku bunga deposito sebesar 7,3 % yaitu rata-rata bunga deposito 33 bank umum
bulan mei 2007 (harian Bisnis Indonesia online, www.bisnis.com, 22 Mei 2007) di tambah
resiko atas investasi ini sebesar 5% sehingga biaya modal yang diperhitungkan dalam
rencana usaha ini adalah sebesar 12,3.
4.2.5.3 Analisis penjualan
Pada tabel berikut ini adalah proyeksi penjualan khusus cetakan separasi PT Patent
Process. Data ini adalah penjualan dengan kondisi belum mempunyai mesin cetak offset
separasi sendiri atau perolehan pesanan cetakan separasi tanpa menerima jasa ongkos cetak.
Tabel 4.11 Proyeksi Penjualan Khusus Separasi Warna PT Patent Process
Tahun Periode X Penjualan (Y) Jumlah2008 Triwulan I 11 Rp 364,515,170
Rp 1,510,785,680 Triwulan II 12 Rp 373,302,670 Triwulan III 13 Rp 382,090,170 Triwulan IV 14 Rp 390,877,670
2009 Triwulan I 15 Rp 399,665,170
Rp 1,651,385,680 Triwulan II 16 Rp 408,452,670 Triwulan III 17 Rp 417,240,170 Triwulan IV 18 Rp 426,027,670
2010 Triwulan I 19 Rp 434,815,170
Rp 1,791,985,680 Triwulan II 20 Rp 443,602,670 Triwulan III 21 Rp 452,390,170 Triwulan IV 22 Rp 461,177,670
Sumber : Data diolah
Biaya ongkos cetak PT Patent Process ke rekanan adalah 22% dari total penjualan, maka
rincian biaya yang harus dikeluarkan PT Patent Process ke rekanan percetakan ongkos cetak
adalah sebagai berikut.
92
Tabel 4.12 Biaya Ongkos Cetak Separasi PT Patent Process ke Rekanan
Tahun Periode X Penjualan (Y) Biaya Ongkos
Cetak Jumlah Biaya Rata-rata per bulan
2007Triwulan I 7
Rp 474,737,038
Rp 104,442,148
Rp 450,292,269
Rp 37,524,356
Triwulan II 8
Rp 499,376,186
Rp 109,862,761
Triwulan III 9
Rp 524,015,334
Rp 115,283,374
Triwulan IV
10
Rp 548,654,482
Rp 120,703,986
2008Triwulan I
11
Rp 573,293,630
Rp 126,124,599
Rp 537,022,070
Rp 44,751,839
Triwulan II
12
Rp 597,932,778
Rp 131,545,211
Triwulan III
13
Rp 622,571,926
Rp 136,965,824
Triwulan IV
14
Rp 647,211,074
Rp 142,386,436
2009Triwulan I
15
Rp 671,850,222
Rp 147,807,049
Rp 623,751,871
Rp 51,979,323
Triwulan II
16
Rp 696,489,370
Rp 153,227,662
Triwulan III
17
Rp 721,128,518
Rp 158,648,274
Triwulan IV
18
Rp 745,767,666
Rp 164,068,887
2010Triwulan I
19
Rp 770,406,814
Rp 169,489,499
Rp 710,481,672
Rp 59,206,806
Triwulan II
20
Rp 795,045,962
Rp 174,910,112
Triwulan III
21
Rp 819,685,110
Rp 180,330,724
Triwulan IV
22
Rp 844,324,258
Rp 185,751,337
Sumber : Data diolah
Proyeksi penjualan yang meningkat berbanding lurus dengan biaya yang dikeluarkan
untuk mencetak di rekanan sehingga meningkat juga. Bila dilihat dari kapasitas maksimum
dari mesin cetak offset separasi Heidelberg GTOZ 52 maka order internal belum mencukup
kapasitas yang ada untuk 7 (tujuh) tahun mendatang sehingga harus dicukupi dengan
membuka jasa ongkos cetak. Berikut ini adalah perbandingan antara order internal dan
kapasitas mesin
93
Tabel 4.13 Perbandingan Order Internal dan Kapasitas Maksimum
Tahun Biaya Cetak Rata-rata
satuan cetak per hariKapasitas Maksimum
Kekurangan/ Kelebihan
2008 Rp 537,022,070 4.30 7 -2.702009 Rp 623,751,871 5.00 7 -2.002010 Rp 710,481,672 5.69 7 -1.312011 Rp 797,211,473 6.39 7 -0.612012 Rp 883,941,274 7.08 7 0.08
Sumber : Data diolah
Kekurangan kapasitas produksi dari maksimum diharapkan dapat terisi dari jasa
ongkos cetak. Konsumen dari jasa ongkos cetak ini adalah rekan-rekan percetakan yang
belum mempunyai mesin sendiri dan yang berlokasi dekat dengan PT Patent Process yaitu
daerah Cengkareng, Puri Kembangan, Kali Deres dan sekitarnya. Biasanya rekan-rekan
percetakan ini mencetak di daerah Grogol dan Jelambar.
Dengan menggunakan analisis kepekaan (sensitivity analysis) terdapat 3 (tiga)
skenario penjualan yang dianalisis yaitu skenario moderat, optimis dan pesimis. Dengan
demikian didapat angka proyeksi penjualan PT Patent Process khusus mesin cetak separasi
offset dan kenaikannya sebagai berikut :
Tabel 4.14 Proyeksi Jumlah Penjualan Khusus Mesin Cetak Offset Separasi
Menurut Skenario Pesimis, Moderat dan Optimis
Skenario Harga per satuan cetak
Jumlah satuan Cetak per Hari Jumlah per Tahun
Pesimis (70%) Rp 400,000 5 Rp624,000,000 Moderat (85%) Rp 400,000 6 Rp748,800,000 Optimis (100%) Rp 400,000 7 Rp873,600,000
Sumber : Data diolah
Diasumsikan terjadi kenaikan harga penjualan setiap 3 (tiga) tahun sekali sebesar
10%, maka proyeksi jumlah kenaikannya tersaji pada tabel 4.15 berikut ini :
Tabel 4.15 Proyeksi Kenaikan Penjualan Khusus Mesin Cetak Offset Separasi
Tahun Kenaikan Jumlah Skenario Pesimis
Jumlah Skenario Moderat
Jumlah Skenario Optimis
94
2008 0% Rp624,000,000 Rp 748,800,000 Rp 873,600,000 2009 0% Rp624,000,000 Rp 748,800,000 Rp 873,600,000 2010 0% Rp624,000,000 Rp 748,800,000 Rp 873,600,000 2011 10% Rp686,400,000 Rp 823,680,000 Rp 960,960,000 2012 0% Rp686,400,000 Rp 823,680,000 Rp 960,960,000 2013 0% Rp686,400,000 Rp 823,680,000 Rp 960,960,000 2014 10% Rp755,040,000 Rp 906,048,000 Rp1,057,056,000 2015 0% Rp755,040,000 Rp 906,048,000 Rp1,057,056,000 2016 0% Rp755,040,000 Rp 906,048,000 Rp1,057,056,000 2017 10% Rp830,544,000 Rp 996,652,800 Rp1,162,761,600
Sumber : Data diolah
4.2.5.4 Analisis Biaya Operasional
Biaya yang termasuk biaya operasional adalah biaya produksi, biaya gaji untuk
karyawan tetap dan biaya lain-lain. Biaya produksi cenderung tetap bahkan ada alternatif
bahan baku (plat dan cairan pelarut) yang berasal dari RRT sehingga lebih murah. Tetapi
untuk alasan kualitas, perusahaan akan memakai bahan baku yang bermutu.
Adapun proyeksi dari masing-masing biaya adalah sebagai berikut:
1. Proyeksi Biaya Produksi
Berikut ini akan diuraikan proyeksi biaya produksi sebagai berikut
Tabel 4.16 Biaya Produksi Cetakan Separasi
Biaya Produksi Jumlah
Plat cetak Rp 70,000 Tinta Cetak Offset Rp 100,000 Bahan Pendukung Rp 5,000 Overhead Rp 15,000
Total I Rp 190,000 Resiko 5% Rp 9,500
Total II (+Resiko) Rp 199,500 Sumber : PT Patent Process
Keterangan :
- Plat cetak = 4 buah x @ Rp. 17.500,- = Rp. 70.000,-
- Tinta cetak khusus offset merk Tjemani Toka = � kg x 4 warna = 1 kg
1 kg = Rp. 100.000,-
95
- Bahan pendukung seperti plate cleaner, fountain, pengencer dan gum (cairan untuk
menjaga plat agar tidak teroksidasi) ini pemakaian per cetakan separasi sekitar Rp. 5000,-
Biaya bahan baku berbanding positif dengan angka naik cetak mesin. Maka dengan
biaya per naik cetak sebesar Rp. 199.500,- didapat jumlah biaya bahan baku untuk skenario
pesimis, moderat dan optimis.
Tabel 4.17 Proyeksi Jumlah Biaya Bahan Baku Mesin Cetak Offset Separasi
Menurut Skenario Pesimis, Moderat dan Optimis
Skenario Biaya per satuancetak
Jumlah satuan Cetak per Hari Jumlah per Tahun
Pesimis Rp 199,500 5 Rp311,220,000 Moderat Rp 199,500 6 Rp373,464,000 Optimis Rp 199,500 7 Rp435,708,000
Sumber : Data diolah
Biaya produksi diasumsikan akan naik 5% setiap 3 (tiga) tahun. Hal ini dikarenakan
harga bahan baku untuk produksi mesin cetak offset separasi cukup stabil. Apalagi dengan
masuknya bahan baku dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang jauh lebih murah,
perbedaan harganya hampir 100%.
Tabel 4.18 Proyeksi Kenaikan Biaya Bahan Baku Mesin Cetak Offset Separasi
Tahun Kenaikan Jumlah Skenario Pesimis
Jumlah Skenario Moderat
Jumlah Skenario Optimis
2008 0% Rp311,220,000 Rp 373,464,000 Rp 435,708,000 2009 0% Rp311,220,000 Rp 373,464,000 Rp 435,708,000 2010 0% Rp311,220,000 Rp 373,464,000 Rp 435,708,000 2011 5% Rp326,781,000 Rp 392,137,200 Rp 457,493,400 2012 0% Rp326,781,000 Rp 392,137,200 Rp 457,493,400 2013 0% Rp326,781,000 Rp 392,137,200 Rp 457,493,400 2014 5% Rp343,120,050 Rp 411,744,060 Rp 480,368,070 2015 0% Rp343,120,050 Rp 411,477,060 Rp 480,368,070 2016 0% Rp343,120,050 Rp 411,477,060 Rp 480,368,070 2017 5% Rp360,276,053 Rp 432,050,913 Rp 504,386,474
Sumber : Data diolah
2. Proyeksi Biaya Gaji Karyawan
96
Biaya gaji tenaga kerja yang ditanggung oleh pengeluaran mesin cetak offset separasi
menggunakan perhitungan beban terhadap struktur organisasi. Pada tabel di bawah ini akan
diuraikan proyeksi biaya gaji karyawan sebagai berikut:
Tabel 4.19 Proyeksi Biaya Gaji karyawan (Dalam Rp)
JabatanJumlah Karya-
wanBeban Gaji Bulanan
Biaya Gaji sesuai Beban per karyawan
Total Gaji perposisi per
BulanDirektur 1 30% Rp15,000,000 Rp4,500,000 Rp4,500,000Manajer Operasional 1 20% Rp10,000,000 Rp2,000,000 Rp2,000,000Kepala bag. produksi cetak offset 1 66.67% Rp1,900,000 Rp1,266,730 Rp1,266,730Operator mesin offset separasi 2 100% Rp 1,600,000 Rp1,600,000 Rp3,200,000Asisten operator mesin offset separasi 2 100% Rp 1,000,000 Rp1,000,000 Rp2,000,000
Operator mesin platemaker 1 100% Rp 1,000,000 Rp1,000,000 Rp1,000,000Total Rp13,966,730
Sumber : PT. Patent Process
Dengan demikian maka biaya gaji untuk triwulan pertama tahun 2008 adalah Rp.
41.900.190,- Biaya gaji diproyeksikan meningkat 8% pertahun setiap tahun. Detail jumlah
peningkatan dapat dilihat pada tabel 4.16
Tabel 4.20 Proyeksi Kenaikan Gaji Karyawan (Dalam Rp)
Tahun(Kenaik
-an 8%)
DirekturManajer
Operasio-nal
Kepala bagian
produksi cetak offset
Operator mesin
cetak offset separasi
Asisten operator mesin
cetak offset separasi
Operator mesin
platemaker
Total Biaya Tenaga Kerja
pertahun
2008 6,300,000 2,400,000 1,900,000 1,600,000 1,000,000 1,000,000 167,600,760 2009 6,804,000 2,592,000 2,052,000 1,728,000 1,080,000 1,080,000 181,008,821 2010 7,348,320 2,799,360 2,216,160 1,866,240 1,166,400 1,166,400 195,489,526 2011 7,936,186 3,023,309 2,393,453 2,015,539 1,259,712 1,259,712 211,128,689 2012 8,571,080 3,265,174 2,584,929 2,176,782 1,360,489 1,360,489 228,018,984 2013 9,256,767 3,526,387 2,791,723 2,350,925 1,469,328 1,469,328 246,260,502 2014 9,997,308 3,808,498 3,015,061 2,538,999 1,586,874 1,586,874 265,961,343 2015 10,797,093 4,113,178 3,256,266 2,742,119 1,713,824 1,713,824 287,238,250 2016 11,660,860 4,442,233 3,516,767 2,961,488 1,850,930 1,850,930 310,217,310
97
2017 12,593,729 4,797,611 3,798,109 3,198,407 1,999,005 1,999,005 335,034,695 Sumber : Data diolah
3. Proyeksi Biaya umum dan administrasi
Biaya administrasi dan umum adalah biaya untuk tugas administrasi dan lainnya.
Biaya ini untuk tahun 2007 ditetapkan sebesar Rp 1.800.000,- per tahun. Per triwulan berarti
Rp. 450.000,- atau Rp. 150.000,- per bulan. Diasumsikan terjadi peningkatan biaya umum
dan administrasi sebesar 10% setiap 3 tahun.
Tabel 4.21 Total Biaya Operasional Per tahun Skenario Pesimis
Tahun Biaya Produksi Biaya GajiBiaya
Administrasi & Umum
Total Biaya Operasional
2008 Rp 311,220,000 Rp167,600,760 Rp 1,800,000 Rp 480,620,760 2009 Rp 311,220,000 Rp181,008,821 Rp 1,800,000 Rp 494,028,821 2010 Rp 311,220,000 Rp195,489,526 Rp 1,800,000 Rp 508,509,526 2011 Rp 326,781,000 Rp211,128,689 Rp 1,980,000 Rp 539,889,689 2012 Rp 326,781,000 Rp228,018,984 Rp 1,980,000 Rp 556,779,984 2013 Rp 326,781,000 Rp246,260,502 Rp 1,980,000 Rp 575,021,502 2014 Rp 343,120,050 Rp265,961,343 Rp 2,178,000 Rp 611,259,393 2015 Rp 343,120,050 Rp287,238,250 Rp 2,178,000 Rp 632,536,300 2016 Rp 343,120,050 Rp310,217,310 Rp 2,178,000 Rp 655,515,360 2017 Rp 360,276,053 Rp335,034,695 Rp 2,395,800 Rp 697,706,547
Sumber : Data diolah
Tabel 4.22 Total Biaya Operasional Per tahun Skenario Moderat
Tahun Biaya Produksi Biaya GajiBiaya
Administrasi & Umum
Total Biaya Operasional
2008 Rp 373,464,000 Rp167,600,760 Rp 1,800,000 Rp 542,864,760 2009 Rp 373,464,000 Rp181,008,821 Rp 1,800,000 Rp 556,272,821 2010 Rp 373,464,000 Rp195,489,526 Rp 1,800,000 Rp 570,753,526 2011 Rp 392,137,200 Rp211,128,689 Rp 1,980,000 Rp 605,245,889 2012 Rp 392,137,200 Rp228,018,984 Rp 1,980,000 Rp 622,136,184 2013 Rp 392,137,200 Rp246,260,502 Rp 1,980,000 Rp 640,377,702 2014 Rp 411,744,060 Rp265,961,343 Rp 2,178,000 Rp 679,883,403 2015 Rp 411,477,060 Rp287,238,250 Rp 2,178,000 Rp 700,893,310 2016 Rp 411,477,060 Rp310,217,310 Rp 2,178,000 Rp 723,872,370 2017 Rp 432,050,913 Rp335,034,695 Rp 2,395,800 Rp 769,481,408
Sumber : Data diolah
98
Tabel 4.23 Total Biaya Operasional Per tahun Skenario Optimis
Tahun Biaya Produksi Biaya GajiBiaya
Administrasi & Umum
Total Biaya Operasional
2008 Rp 435,708,000 Rp167,600,760 Rp 1,800,000 Rp 605,108,760 2009 Rp 435,708,000 Rp181,008,821 Rp 1,800,000 Rp 618,516,821 2010 Rp 435,708,000 Rp195,489,526 Rp 1,800,000 Rp 632,997,526 2011 Rp 457,493,400 Rp211,128,689 Rp 1,980,000 Rp 670,602,089 2012 Rp 457,493,400 Rp228,018,984 Rp 1,980,000 Rp 687,492,384 2013 Rp 457,493,400 Rp246,260,502 Rp 1,980,000 Rp 705,733,902 2014 Rp 480,368,070 Rp265,961,343 Rp 2,178,000 Rp 748,507,413 2015 Rp 480,368,070 Rp287,238,250 Rp 2,178,000 Rp 769,784,320 2016 Rp 480,368,070 Rp310,217,310 Rp 2,178,000 Rp 792,763,380 2017 Rp 504,386,474 Rp335,034,695 Rp 2,395,800 Rp 841,816,968
Sumber : Data diolah
4.2.5.5 Analisis Biaya penyusutan
Biaya-biaya yang termasuk biaya penyusutan adalah penyusutan gedung atau
bangunan, penyusutan mesin-mesin produksi, penyusutan peralatan produksi dan
peralatan kantor, dan penyusutan kendaraan. Perincian mengenai biaya penyusutan sebagai
berikut
Tabel 4.24 Proyeksi Biaya Penyusutan
Jenis Mesin Tahun 1 Tahun 2 Tahun 6 Nilai BukuMesin Cetak Rp44,500,000 Rp 44,500,000 Rp 44,500,000 Rp 30,000,000 Mesin Platemaker Rp 4,000,000 Rp 4,000,000 Rp - Rp -Kompresor Rp 2,000,000 Rp 2,000,000 Rp - Rp -Total Penyusutan Rp50,500,000 Rp 50,500,000 Rp44,500,000 Rp 30,000,000
Sumber : Data diolah
Keterangan:
99
1. Mesin cetak offset separasi Heidelberg GTOZ 52
a. Nilai sisa : Rp 30.000.000
b. Umur ekonomis 25 tahun dari tahun 1993
c. Nilai mesin Rp 475.000.000,-
Penyusutan = aktiva tetap – nilai sisa
Umur ekonomis
= 475.000.000 – 30.000.000
10
= Rp 44.500.000,- per tahun
2. Mesin platemaker merk Behe
a. Nilai sisa : Rp 0,-
b. Umur ekonomis 5 tahun
c. Nilai mesin Rp 20.000.000,-
Penyusutan = aktiva tetap – nilai sisa
Umur ekonomis
= 20.000.000 – 0
5
= Rp 4.000.000,- per tahun
3. Kompresor
a. nilai sisa : Rp 0,-
b. Umur ekonomis 5 tahun
c. Nilai mesin Rp 10.000.000,-
Penyusutan = aktiva tetap – nilai sisa
100
Umur ekonomis
= 10.000.000 – 0
5
= Rp 2.000.000,- per tahun
4.2.5.6 Biaya Pajak
Biaya pajak merupakan biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya
ditentukan berdasarkan tarif yang ditentukan oleh pemerintah. Adapun besarnya tarif pajak
progresif untuk badan yang berlaku di Indonesia berdasarkan UU no 17 tahun 2000 sebagai
berikut:
Tabel 4.25 Biaya Pajak (Dalam %)
4.2.5.7 Penyusunan Proyeksi rugi atau laba
Proyeksi rugi laba dalam pengembangan rencana usaha ini merupakan selisih antara
jumlah pendapatan perusahaan dengan jumlah biaya-biaya yang harus dikeluarkan karena
kegiatan produksi. Hasil yang diperoleh akan dipergunakan untuk menentukan penilaian atas
kelayakan proyek yang akan dijalankan.
Dengan menggunakan analisis kepekaan (sensitivity analysis) terdapat 3 (tiga)
skenario penjualan yang dianalisis yaitu skenario moderat, optimis dan pesimis. Adapun
uraian perhitungan rugi laba skenario moderat terlampir pada lampiran I, skenario optimis
pada lampiran II dan skenario pesimis pada lampiran III..
4.2.5.8 Skenario Moderat
Pendapatan per tahun Tarif
Rp 50.000.000,- pertama 10%
Rp 50.000.000,- --- Rp 100.000.000,- 15%
Rp 100.000.000,- ke atas 30%
101
4.2.5.8.1 Proyeksi Cash Flow
Cash flow merupakan aliran kas yang dikeluarkan dan diterima oleh perusahaan
dalam jangka waktu tertentu. Terdapat tiga jenis aliran kas yaitu : Initial Cash Flow yang
merupakan aliran kas keluar, Operational Cash Flow dan Terminal Cash Flow merupakan
aliran kas masuk.
1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow)
Merupakan dana yang dikeluarkan dalam rencana usaha ini untuk pembiayaan kebutuhan
modal aktiva tetap dan modal kerja awal perusahaan. Jumlah investasi awal dalam
pembiayaan ini adalah sebesar Rp 659.277.190,- yang diperinci sebagai berikut:
- Dana pembiayaan aktiva tetap Rp 505.000.000,-
- Dana pembiayaan modal kerja Rp 154.277.190,-
2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow )
Aliran kas ini berasal dari operasi perusahaan. Aliran operasional di peroleh dengan
rumus :
EAT = Laba bersih setelah pajak
Dengan demikian maka besarnya aliran kas operasional bersih adalah sebagai berikut:
Tabel 4.26 Proyeksi Operational Cash Flow( Rp ) Skenario Moderat
Periode Laba Bersih Penyusutan OCF2008 Rp 56,209,954 Rp 54,500,000 Rp 110,709,954 2009 Rp 52,922,102 Rp 54,500,000 Rp 107,422,102 2010 Rp 49,694,902 Rp 54,500,000 Rp 104,194,902 2011 Rp 75,186,878 Rp 54,500,000 Rp 129,686,878 2012 Rp 72,745,211 Rp 54,500,000 Rp 127,245,211 2013 Rp 78,681,748 Rp 47,500,000 Rp 126,181,748 2014 Rp 106,837,365 Rp 47,500,000 Rp 154,337,365 2015 Rp 91,943,425 Rp 47,500,000 Rp 139,443,425 2016 Rp 75,858,083 Rp 47,500,000 Rp 123,358,083 2017 Rp 105,312,974 Rp 47,500,000 Rp 152,812,974
Sumber : Data diolah
OCF = EAT + Penyusutan
102
c. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow)
Terminal cash flow merupakan aliran kas pada akhir umur ekonomis proyek, biasanya
berasal dari modal kerja dan penjualan aktiva tetap atau nilai sisa aktiva tetap yang sudah
habis umur ekonomisnya. Jumlah terminal cash flow dapat dihitung berdasarkan rumus:
TCF = Modal Kerja + Nilai sisa
= Rp 154.277.190,- + Rp 35.000.000,-
= Rp 189.277.190,-
Dengan demikian maka taksiran aliran kas rencana usaha ini adalah:
Tabel 4.27 Proyeksi Aliran Kas Perusahaan Skenario Moderat
Periode ICF OCF TCF2008 Rp (659,277,190) Rp 110,709,954 2009 Rp 107,422,102 2010 Rp 104,194,902 2011 Rp 129,686,878 2012 Rp 127,245,211 2013 Rp 126,181,748 2014 Rp 154,337,365 2015 Rp 139,443,425 2016 Rp 123,358,083 2017 Rp 152,812,974 Rp 189,277,190
Sumber : Data diolah
4.2.5.8.2 Metode Penilaian Investasi Skenario Moderat
Pada penilaian investasi ini akan dinilai dengan metode Pay Back Period, Net Present
Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), serta Profitability Index (PI). Berikut ini perincian
penilaian investasi sebagai berikut:
1. Payback Period
Untuk mengetahui atau mengukur seberapa cepat rencana investasi usaha produksi
boneka bisa kembali, maka dasar yang dipergunakan adalah aliran kas. Perhitungan payback
period dalam rencana usaha ini adalah sebagai berikut :
103
Investasi Rp (659,277,190)Cash Flow Tahun I Rp 110,709,954
Rp (548,567,236)Cash Flow Tahun II Rp 107,422,102
Rp (441,145,134)Cash Flow Tahun III Rp 104,194,902
Rp (336,950,232)Cash Flow Tahun IV Rp 129,686,878
Rp (207,263,354)Cash Flow Tahun V Rp 127,245,211
Rp (80,018,143)Cash Flow Tahun VI Rp 126,181,748
Rp 46,163,605
Pay Back Period = 5 Tahun + Rp 80.018.143,- X 360 Hari
Rp 126.181.748,-
= 5 Tahun 228 hari
Kesimpulan dari perhitungan ini adalah bahwa modal investasi pada rencana usaha produksi
boneka akan kembali pada 5 tahun 228 hari. Karena payback period lebih kecil daripada
umur ekonomis yaitu 5 tahun 228 hari < 10 tahun, maka dinyatakan investasi ini layak
dijalankan.
2. Net Present Value (NPV)
Metode ini menghitung selisih antara nilai investasi sekarang dengan nilai sekarang
penerimaan–penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) di masa yang
akan datang. Diketahui bahwa tingkat suku bunga deposito bank yang relevan saat ini adalah
7% (WD, www.rri-online.com, 22 Mei 2007). Adapun perhitungan NPV pada rencana investasi
pengadaan mesin cetak offset separasi adalah:
Tabel 4.28 Proyeksi Net Present Value (Rp) Skenario Moderat
Periode Faktor Diskonto (7%) Aliran Kas Present Value0 1 Rp (659,277,190) Rp (659,277,190)1 0.93458 Rp 110,709,954 Rp 103,467,309 2 0.87344 Rp 107,422,102 Rp 93,826,761
104
3 0.81630 Rp 104,194,902 Rp 85,054,299 4 0.76290 Rp 129,686,878 Rp 98,938,119 5 0.71299 Rp 127,245,211 Rp 90,724,563 6 0.63017 Rp 126,181,748 Rp 79,515,952 7 0.58349 Rp 154,337,365 Rp 90,054,309 8 0.54027 Rp 139,443,425 Rp 75,337,099 9 0.50025 Rp 123,358,083 Rp 61,709,881
10 0.46319 Rp 152,812,974 Rp 70,781,441 Rp 190,132,543
Sumber : Data diolah
NPV = Rp 849.409.733 – Rp. 659.277.190
= Rp. 190.132.543,-
Dengan demikian hasil perhitungan NPV pada rencana investasi pembelian mesin
cetak offset separasi ini adalah bahwa hasil NPV sebesar Rp 190.132.543,- yang
menunjukan hasil positif, berarti investasi ini dinyatakan layak dijalankan.
3. Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini
lebih besar dari tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang diisyaratkan), maka investasi
dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan.
Untuk memperoleh nilai IRR dipergunakan metode uji coba (trial & error) untuk
dapat mendapatkan nilai NPV minus. Setelah dilakukan uji coba maka ditemukan tingkat suku
bunga sebesar 14%. Uraiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.29 Perhitungan NPV dengan Faktor Diskonto 13% dan 14%
Periode
Faktor Diskonto
(14%)Aliran Kas Present Value
Faktor Diskonto
(13%)Present Value
0 1 Rp (659,277,190) Rp(659,277,190) 1 Rp (659,277,190)1 0.87719 Rp 110,709,954 Rp 97,113,995 0.88496 Rp 97,973,411 2 0.76947 Rp 107,422,102 Rp 82,657,819 0.78315 Rp 84,127,263 3 0.67497 Rp 104,194,902 Rp 70,328,591 0.69305 Rp 72,212,294 4 0.59208 Rp 129,686,878 Rp 76,785,043 0.61332 Rp 79,539,391
105
5 0.51937 Rp 127,245,211 Rp 66,087,175 0.54276 Rp 69,063,603 6 0.45559 Rp 126,181,748 Rp 57,486,707 0.48032 Rp 60,607,431 7 0.39964 Rp 154,337,365 Rp 61,678,971 0.42506 Rp 65,602,740 8 0.35056 Rp 139,443,425 Rp 48,883,155 0.37616 Rp 52,453,019 9 0.30751 Rp 123,358,083 Rp 37,933,590 0.33288 Rp 41,064,035 10 0.26974 Rp 152,812,974 Rp 41,220,354 0.29459 Rp 45,016,922
Rp (19,101,789) Rp 8,382,918 Sumber : Data diolah
Interpolasi
Df NPV
13% 8.382.918
14% -19.101.789
26.829.417
IRR = 13 % + 8,382,918 x 1%27,484,707
IRR = 13 % + 0,30%
IRR = 13.30%
Karena IRR yang dihasilkan pada rencana investasi ini lebih besar dari tingkat keuntungan
yang diisyaratkat, yaitu sebesar 13,30>12,3%, maka rencana investasi diterima.
4. Profitabilitiy Index (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih
masa mendatang dengan nilai sekarang investasi. Jika PI lebih besar dari 1 maka proyek
dikatakan menguntungkan, tapi jika kurang dari 1 dikatakan merugikan. Perhitungan PI pada
rencana investasi ini adalah:
PI = 849.409.733
659.277.190
= 1,28
Karena hasil PI 1,28> 1, maka usulan proyek diterima.
4.2.5.8.3 Hasil Metode Penilaian Investasi Skenario Moderat
106
Hasil perhitungan ke-empat metode penilaian investasi skenario moderat disajikan
pada tabel 4.30 berikut ini
Tabel 4.30 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi Skenario Moderat
No. Metode Kriteria Penilaian Hasil Keputusan1 Payback Period 10 Tahun 5 Tahun 228 Hari Diterima2 NPV Positif 190.132.543 Diterima3 IRR 12,3% 13,30% Diterima4 PI 1 1,28 Diterima
Sumber : Data diolah
4.2.5.9 Skenario Optimis
4.2.5.9.1 Proyeksi Cash Flow
Cash flow merupakan aliran kas yang dikeluarkan dan diterima oleh perusahaan
dalam jangka waktu tertentu. Terdapat tiga jenis aliran kas yaitu : Initial Cash Flow yang
merupakan aliran kas keluar, Operational Cash Flow dan Terminal Cash Flow merupakan
aliran kas masuk.
1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow)
Merupakan dana yang dikeluarkan dalam rencana usaha ini untuk pembiayaan kebutuhan
modal aktiva tetap dan modal kerja awal perusahaan. Jumlah investasi awal dalam
pembiayaan ini adalah sebesar Rp 659.277.190,- yang diperinci sebagai berikut:
- Dana pembiayaan aktiva tetap Rp 505.000.000,-
- Dana pembiayaan modal kerja Rp 154.277.190,-
107
2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow )
Aliran kas ini berasal dari operasi perusahaan. Aliran operasional di peroleh dengan
rumus :
EAT = Laba bersih setelah pajak
Dengan demikian maka besarnya aliran kas operasional bersih adalah sebagai berikut:
Tabel 4.31 Proyeksi Operational Cash Flow( Rp ) Skenario Optimis
Periode Laba Bersih Penyusutan OCF2008 Rp 89,373,868 Rp 54,500,000 Rp 143,873,868 2009 Rp 86,666,225 Rp 54,500,000 Rp 141,166,225 2010 Rp 84,008,531 Rp 54,500,000 Rp 138,508,531 2011 Rp 125,533,538 Rp 54,500,000 Rp 180,033,538 2012 Rp 123,092,011 Rp 54,500,000 Rp 177,592,011 2013 Rp 129,028,548 Rp 47,500,000 Rp 176,528,548 2014 Rp 164,506,305 Rp 47,500,000 Rp 212,006,305 2015 Rp 149,612,225 Rp 47,500,000 Rp 197,112,225 2016 Rp 133,526,883 Rp 47,500,000 Rp 181,026,883 2017 Rp 171,150,494 Rp 47,500,000 Rp 218,650,494
Sumber : Data diolah
3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow)
Terminal cash flow merupakan aliran kas pada akhir umur ekonomis proyek, biasanya
berasal dari modal kerja dan penjualan aktiva tetap atau nilai sisa aktiva tetap yang sudah
habis umur ekonomisnya. Jumlah terminal cash flow dapat dihitung berdasarkan rumus:
TCF = Modal Kerja + Nilai sisa
= Rp 154.277.190,- + Rp 35.000.000,-
= Rp 189.277.190,-
Dengan demikian maka taksiran aliran kas rencana usaha ini adalah:
Tabel 4.32 Proyeksi Aliran Kas Perusahaan Skenario Optimis
Periode ICF OCF TCF2008 Rp (659,277,190) Rp 143,873,868
OCF = EAT + Penyusutan
108
2009 Rp 141,166,225 2010 Rp 138,508,531 2011 Rp 180,033,538 2012 Rp 177,592,011 2013 Rp 176,528,548 2014 Rp 212,006,305 2015 Rp 197,112,225 2016 Rp 181,026,883 2017 Rp 218,650,494 Rp 189,277,190
Sumber : Data diolah
4.2.5.9.2 Metode Penilaian Investasi Skenario Optimis
Pada penilaian investasi ini akan dinilai dengan metode Pay Back Period, Net Present
Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), serta Profitability Index (PI). Berikut ini perincian
penilaian investasi sebagai berikut:
1. Payback Period
Untuk mengetahui atau mengukur seberapa cepat rencana investasi usaha produksi
boneka bisa kembali, maka dasar yang dipergunakan adalah aliran kas. Perhitungan payback
period dalam rencana usaha ini adalah sebagai berikut :
Investasi Rp (659,277,190)Cash Flow Tahun I Rp 143,873,868
Rp (515,403,322)Cash Flow Tahun II Rp 141,166,225
Rp (374,237,097)Cash Flow Tahun III Rp 138,508,531
Rp (235,728,566)Cash Flow Tahun IV Rp 180,033,538
Rp (55,695,028)Cash Flow Tahun V Rp 177,592,011
Rp 121,896,983
Pay Back Period = 4 Tahun + Rp 55.695.028,- X 360 Hari
Rp 177.592.011,-
= 4 Tahun 112 hari
109
Kesimpulan dari perhitungan ini adalah bahwa modal investasi pada rencana usaha produksi
boneka akan kembali pada 4 tahun 112 hari. Karena payback period lebih kecil daripada
umur ekonomis yaitu 4 tahun 112 hari < 10 tahun, maka dinyatakan investasi ini layak
dijalankan.
2. Net Present Value (NPV)
Metode ini menghitung selisih antara nilai investasi sekarang dengan nilai sekarang
penerimaan–penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) di masa yang
akan datang. Diketahui bahwa tingkat suku bunga deposito bank yang relevan saat ini adalah
7% (WD, www.rri-online.com, 22 Mei 2007). Adapun perhitungan NPV pada rencana investasi
pengadaan mesin cetak offset separasi adalah:
Tabel 4.33 Proyeksi Net Present Value (Rp) Skenario Optimis
Periode Faktor Diskonto (7%) Aliran Kas Present Value0 1 Rp (659,277,190) Rp (659,277,190)1 0.93458 Rp 143,873,868 Rp 134,461,640 2 0.87344 Rp 141,166,225 Rp 123,300,228 3 0.81630 Rp 138,508,531 Rp 113,064,514 4 0.76290 Rp 180,033,538 Rp 137,347,586 5 0.71299 Rp 177,592,011 Rp 126,621,328 6 0.63017 Rp 176,528,548 Rp 111,242,995 7 0.58349 Rp 212,006,305 Rp 123,703,559 8 0.54027 Rp 197,112,225 Rp 106,493,822 9 0.50025 Rp 181,026,883 Rp 90,558,698
10 0.46319 Rp 218,650,494 Rp 101,276,722 Rp 508,793,901
Sumber : Data diolah
NPV = Rp 1.168.071.091 – Rp. 659.277.190
= Rp. 508.793.901,-
Dengan demikian hasil perhitungan NPV pada rencana investasi pembelian mesin
cetak offset separasi ini adalah bahwa hasil NPV sebesar Rp 508.793.901,- yang
menunjukan hasil positif, berarti investasi ini dinyatakan layak dijalankan.
110
3. Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini
lebih besar dari tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang diisyaratkan), maka investasi
dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan.
Untuk memperoleh nilai IRR dipergunakan metode uji coba (trial & error) untuk
dapat mendapatkan nilai NPV minus. Setelah dilakukan uji coba maka ditemukan tingkat suku
bunga sebesar 22%. Uraiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.34 Perhitungan NPV dengan Faktor Diskonto 21% dan 22%
PeriodeFaktor
Diskonto (22%)
Aliran Kas Present ValueFaktor
Diskonto (21%)
Present Value
0 1 Rp(659,277,190) Rp (659,277,190) 1 Rp(659,277,190)1 0.81967 Rp 143,873,868 Rp 117,929,400 0.82645 Rp 118,904,023 2 0.67186 Rp 141,166,225 Rp 94,844,279 0.68301 Rp 96,418,431 3 0.55071 Rp 138,508,531 Rp 76,277,602 0.56447 Rp 78,184,455 4 0.45140 Rp 180,033,538 Rp 81,266,975 0.46651 Rp 83,986,974 5 0.37000 Rp 177,592,011 Rp 65,708,911 0.38554 Rp 68,469,408 6 0.30328 Rp 176,528,548 Rp 53,537,238 0.31863 Rp 56,247,436 7 0.24859 Rp 212,006,305 Rp 52,702,348 0.26333 Rp 55,827,886 8 0.20376 Rp 197,112,225 Rp 40,163,811 0.21763 Rp 42,897,363 9 0.16702 Rp 181,026,883 Rp 30,234,626 0.17986 Rp 32,559,276
10 0.13690 Rp 218,650,494 Rp 29,933,132 0.14864 Rp 32,501,003 Rp (16,678,868) Rp 6,719,065
Sumber : Data diolah
Interpolasi
Df NPV
22% 6.719.065
21% -16.678.868
22.584.932
IRR = 21 % + 6,719,065 x 1%23,397,933
111
IRR = 21 % + 0,28%
IRR = 21.28%
Karena IRR yang dihasilkan pada rencana investasi ini lebih besar dari tingkat
keuntungan yang diisyaratkat, yaitu sebesar 21,28>12,3%, maka rencana investasi diterima.
4. Profitabilitiy Index (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih
masa mendatang dengan nilai sekarang investasi. Jika PI lebih besar dari 1 maka proyek
dikatakan menguntungkan, tapi jika kurang dari 1 dikatakan merugikan. Perhitungan PI pada
rencana investasi ini adalah:
PI = 1.168.071.091
659.277.190
= 1,77
Karena hasil PI 1,77> 1, maka usulan proyek diterima.
4.2.5.9.3 Hasil Metode Penilaian Investasi Skenario Optimis
Hasil perhitungan ke-empat metode penilaian investasi skenario optimis disajikan
pada tabel 4.35 di bawah ini
Tabel 4.35 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi Skenario Optimis
No. Metode Kriteria Penilaian Hasil Keputusan1 Payback Period 10 Tahun 4 Tahun 112 Hari Diterima2 NPV Positif 508.793.901 Diterima3 IRR 12,3% 21,28% Diterima4 PI 1 1,77 Diterima
Sumber : Data diolah
4.2.5.10 Skenario Pesimis
4.2.5.10.1 Proyeksi Cash Flow
112
Cash flow merupakan aliran kas yang dikeluarkan dan diterima oleh perusahaan
dalam jangka waktu tertentu. Terdapat tiga jenis aliran kas yaitu : Initial Cash Flow yang
merupakan aliran kas keluar, Operational Cash Flow dan Terminal Cash Flow merupakan
aliran kas masuk.
1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow)
Merupakan dana yang dikeluarkan dalam rencana usaha ini untuk pembiayaan
kebutuhan modal aktiva tetap dan modal kerja awal perusahaan. Jumlah investasi awal
dalam pembiayaan ini adalah sebesar Rp 659.277.190,- yang diperinci sebagai berikut:
- Dana pembiayaan aktiva tetap Rp 505.000.000,-
- Dana pembiayaan modal kerja Rp 154.277.190,-
2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow )
Aliran kas ini berasal dari operasi perusahaan. Aliran operasional di peroleh dengan
rumus :
EAT = Laba bersih setelah pajak
Dengan demikian maka besarnya aliran kas operasional bersih adalah sebagai berikut:
Tabel 4.36 Proyeksi Operational Cash Flow( Rp ) Skenario Pesimis
Periode Laba Bersih Penyusutan OCF2008 Rp 7,451,316 Rp 50,500,000 Rp 57,951,316 2009 Rp 3,970,061 Rp 50,500,000 Rp 54,470,061 2010 Rp 553,026 Rp 50,500,000 Rp 51,053,026 2011 Rp 37,080,280 Rp 50,500,000 Rp 87,580,280 2012 Rp 33,940,814 Rp 50,500,000 Rp 84,440,814 2013 Rp 39,430,647 Rp 44,500,000 Rp 83,930,647 2014 Rp 62,704,516 Rp 44,500,000 Rp 107,204,516 2015 Rp 47,067,375 Rp 44,500,000 Rp 91,567,375 2016 Rp 26,386,221 Rp 44,500,000 Rp 70,886,221
OCF = EAT + Penyusutan
113
2017 Rp 50,934,479 Rp 44,500,000 Rp 95,434,479 Sumber : Data diolah
3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow)
Terminal cash flow merupakan aliran kas pada akhir umur ekonomis proyek, biasanya
berasal dari modal kerja dan penjualan aktiva tetap atau nilai sisa aktiva tetap yang sudah
habis umur ekonomisnya. Jumlah terminal cash flow dapat dihitung berdasarkan rumus:
TCF = Modal Kerja + Nilai sisa
= Rp 154.277.190,- + Rp 30.000.000,-
= Rp 184.277.190,-
Dengan demikian maka taksiran aliran kas rencana usaha ini adalah:
Tabel 4.37 Proyeksi Aliran Kas Perusahaan Skenario Pesimis
Periode ICF OCF TCF2008 Rp (659,277,190) Rp 57,951,316 2009 Rp 54,470,061 2010 Rp 51,053,026 2011 Rp 87,580,280 2012 Rp 84,440,814 2013 Rp 83,930,647 2014 Rp 107,204,516 2015 Rp 91,567,375 2016 Rp 70,886,221 2017 Rp 95,434,479 Rp 189,277,190
Sumber : Data diolah
4.2.5.10.2 Metode Penilaian Investasi Skenario Pesimis
Pada penilaian investasi ini akan dinilai dengan metode Pay Back Period, Net Present
Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), serta Profitability Index (PI). Berikut ini perincian
penilaian investasi sebagai berikut:
1. Payback Period
Untuk mengetahui atau mengukur seberapa cepat rencana investasi usaha produksi
114
boneka bisa kembali, maka dasar yang dipergunakan adalah aliran kas. Perhitungan payback
period dalam rencana usaha ini adalah sebagai berikut :
Investasi Rp (659,277,190)Cash Flow Tahun I Rp 57,951,316
Rp (601,325,874)Cash Flow Tahun II Rp 54,470,061
Rp (546,855,813)Cash Flow Tahun III Rp 51,053,026
Rp (495,802,787)Cash Flow Tahun IV Rp 87,580,280
Rp (408,222,507)Cash Flow Tahun V Rp 84,440,814
Rp (323,781,693)Cash Flow Tahun VI Rp 83,930,647
Rp (239,851,046)Cash Flow Tahun VII Rp 107,204,516
Rp (132,646,530)Cash Flow Tahun VIII Rp 91,567,375
Rp (41,079,155)Cash Flow Tahun IX Rp 70,886,221
Rp 29,807,066
Pay Back Period = 8 Tahun + Rp 41.079.155,- X 360 Hari
Rp 70.886.221,-
= 8 Tahun 208 hari
Kesimpulan dari perhitungan ini adalah bahwa modal investasi pada rencana usaha produksi
boneka akan kembali pada 8 tahun 208 hari. Karena payback period lebih kecil daripada
115
umur ekonomis yaitu 8 tahun 208 hari < 10 tahun, maka dinyatakan investasi ini layak
dijalankan.
2. Net Present Value (NPV)
Metode ini menghitung selisih antara nilai investasi sekarang dengan nilai sekarang
penerimaan–penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) di masa yang
akan datang. Diketahui bahwa tingkat suku bunga deposito bank yang relevan saat ini adalah
7% (WD, www.rri-online.com, 22 Mei 2007). Adapun perhitungan NPV pada rencana investasi
pengadaan mesin cetak offset separasi adalah:
Tabel 4.38 Proyeksi Net Present Value (Rp) Skenario Pesimis
Periode Faktor Diskonto (7%) Aliran Kas Present Value0 1 Rp (659,277,190) Rp (659,277,190)1 0.93458 Rp 57,951,316 Rp 54,160,141 2 0.87344 Rp 54,470,061 Rp 47,576,330 3 0.81630 Rp 51,053,026 Rp 41,674,585 4 0.76290 Rp 87,580,280 Rp 66,814,996 5 0.71299 Rp 84,440,814 Rp 60,205,456 6 0.63017 Rp 83,930,647 Rp 52,890,576 7 0.58349 Rp 107,204,516 Rp 62,552,763 8 0.54027 Rp 91,567,375 Rp 49,471,106 9 0.50025 Rp 70,886,221 Rp 35,460,832
10 0.46319 Rp 95,434,479 Rp 44,204,296 Rp (144,266,109)
Sumber : Data diolah
NPV = Rp 515.011.081 – Rp. 659.277.190
= Rp. -144.266.109,-
Dengan demikian hasil perhitungan NPV pada rencana investasi pembelian mesin
cetak offset separasi ini adalah bahwa hasil NPV sebesar Rp -144.266.109,- yang
menunjukan hasil negatif, berarti investasi ini dinyatakan tidak layak dijalankan.
3. Internal Rate of Return (IRR)
116
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini
lebih besar dari tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang diisyaratkan), maka investasi
dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan.
Untuk memperoleh nilai IRR dipergunakan metode uji coba (trial & error) untuk
dapat mendapatkan nilai NPV minus. Setelah dilakukan uji coba maka ditemukan tingkat suku
bunga sebesar 4%. Uraiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.39 Perhitungan NPV dengan Faktor Diskonto 4% dan 5%
PeriodeFaktor
Diskonto (4%)
Aliran Kas Present ValueFaktor
Diskonto (5%)
Present Value
0 1 Rp (659,277,190) Rp(659,277,190) 1 Rp (659,277,190)1 0.96154 Rp 57,951,316 Rp 55,722,419 0.97087 Rp 56,263,414 2 0.92456 Rp 54,470,061 Rp 50,360,633 0.94260 Rp 51,343,257 3 0.88900 Rp 51,053,026 Rp 45,385,954 0.91514 Rp 46,720,751 4 0.85480 Rp 87,580,280 Rp 74,863,990 0.88849 Rp 77,813,944 5 0.82193 Rp 84,440,814 Rp 69,404,194 0.86261 Rp 72,839,388 6 0.79031 Rp 83,930,647 Rp 66,331,609 0.83748 Rp 70,290,596 7 0.75992 Rp 107,204,516 Rp 81,466,621 0.81309 Rp 87,167,082 8 0.73069 Rp 91,567,375 Rp 66,907,384 0.78941 Rp 72,284,131 9 0.70259 Rp 70,886,221 Rp 49,803,719 0.76642 Rp 54,328,386 10 0.67556 Rp 95,434,479 Rp 64,472,114 0.74409 Rp 71,012,215
Rp (34,558,551) Rp 785,973 Sumber : Data diolah
Interpolasi
Df NPV
5% 785.973
4% - 34.558.551
37.470.641
IRR = 4 % + 785,973 x 1%35,344,524
IRR = 4 % + 0,03%
IRR = 4.03%
117
Karena IRR yang dihasilkan pada rencana investasi ini lebih kecil dari tingkat
keuntungan yang disyaratkan, yaitu sebesar 4,03<12,3%, maka rencana investasi ditolak.
4. Profitabilitiy Index (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih
masa mendatang dengan nilai sekarang investasi. Jika PI lebih besar dari 1 maka proyek
dikatakan menguntungkan, tapi jika kurang dari 1 dikatakan merugikan. Perhitungan PI pada
rencana investasi ini adalah:
PI = 515.011.081
659.277.190
= 0,78
Karena hasil PI 0,78< 1, maka usulan proyek ditolak.
4.2.5.10.3 Hasil Metode Penilaian Investasi Skenario Pesimis
Hasil perhitungan ke-empat metode penilaian investasi disajikan pada tabel 4.40 di
bawah ini
Tabel 4.40 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi Skenario Pesimis
No. Metode Kriteria Penilaian Hasil Keputusan1 Payback Period 10 Tahun 8Tahun 208 Hari Diterima2 NPV Positif -144.266.109 Ditolak3 IRR 12,3% 4.03% Ditolak4 PI 1 0,78 Ditolak
Sumber : Data diolah
4.3 Hasil Penelitian Studi Kelayakan Investasi Dari Aspek Keuangan
Berikut ini hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan metode analisis
sensitifitas, yaitu menggunakan tiga skenario yaitu skenario moderat, skenario optimis, dan
skenario pesimis sebagai berikut:
Tabel 4.41 Hasil Analisis Sensitivitas
118
No. MetodeSkenario
Moderat Optimis Pesimis1 Payback Period 5 Tahun 228 Hari 4 Tahun 112 Hari 8Tahun 208 Hari 2 NPV 190.132.543 508.793.901 -144.266.1093 IRR 13,30% 21,28% 4.03%4 PI 1,28 1,77 0,78
Sumber : Data diolah
Untuk rencana pengadaan mesin cetak offset separasi ini, berdasarkan tabel diatas
jika rencana usaha menggunakan skenario moderat maka rencana pengadaan mesin cetak
offset separasi ini dinyatakan layak untuk dijalankan, dan jika menggunakan skenario optimis
dinyatakan lebih layak lagi untuk dijalankan. Jika menggunakan skenario pesimis maka
rencana pengadaan mesin cetak offset separasi ini dinyatakan tidak layak untuk dijalankan.
Tetapi kemungkinan besar dengan adanya proyeksi order internal yang mencapai 71,4 %
pada tahun 2009, maka selisih kapasitas dapat dipenuhi dengan menerima jasa ongkos cetak.
Dengan demikian skenario pesimis sedikit kemungkinannya untuk terjadi.
4.4 Implikasi Hasil Penelitian
Langkah – langkah implementasi hasil penelitian ini yaitu :
1. Mencari dan membeli mesin cetak offset separasi Heidelberg GTOZ 52 – 2 warna tahun
1993 dengan harga maksimal Rp. 475.000.000,- serta mesin expose plat dan kompresor
udara dengan total harga maksimal Rp. 30.000.000,-.
2. Meniadakan/membobol tembok sesuai dengan yang direncanakan sebagai tempat bagi
mesin tersebut.
3. Membuka lowongan dengan memasang iklan di surat kabar untuk posisi operator mesin 2
(dua) orang, asisten operator 2 (dua) orang dan operator mesin expose plat 1 (satu)
orang.
4. Melakukan promosi kepada rekan-rekan percetakan sebagai langkah perkenalan mesin
tersebut untuk dapat menerima jasa ongkos cetak dengan cara memasang poster di toko-