Post on 28-Jan-2016
description
III - 1
3.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi
3.1.1 Letak Geografis
Kecamatan Lea-Lea terletak pada bagian selatan garis katulistiwa serta
terletak pada 5033' – 5034' Lintang Selatan dan 122067' – 122069' Bujur Timur.
Tabel 3.1Luas Kecamatan Lea-Lea
No Kelurahan Luas (Km2) Presentase1 Kolese 2,14 7,402 Lowu-Lowu 4,45 15,383 Kalia-Lia 1,31 4,534 Kantalai 1,88 6,505 Palabusa 19,15 66,19
Jumlah 29,83 100,00Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014
Kecamatan Lea-Lea memiliki luas yaitu 28,93 km atau 13,09 persen dari
luas Kota Baubau. Palabusa merupakan kelurahan dengan wilayah terluas yakni
sebesar 19,15 km2, sedangkan Kalia-Lia merupakan kelurahan dengan wilayah
terkecil yakni hanya seluas19,15 km2.
3.1.2 Pembagian Wilayah Administrasi
Batas wilayah Kecamatan Lea-Lea yaitu sebelah Utara berbatasan
dengan Selat Buton, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bungi,
sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Buton dan sebelah Barat berbatasan
dengan Selat Buton. Kecamatan Lea-Lea termasuk daerah pesisir/tepi pantai
yang meliputi Kelurahan Kolese, Lowu-Lowu, Kalialia dan Palabusa serta
Kelurahan Kantalai.
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 2
Tabel 3.2Letak Geografis Menurut Kelurahan, 2013No Kelurahan Letak Geografis1 Kolese Pesisir/Tepi Laut2 Lowu-Lowu Pesisir/Tepi Laut3 Kalialia Pesisir/Tepi Laut4 Kantalai Bukan Pesisir5 Palabusa Pesisir/Tepi Laut
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014
3.2 Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan
3.2.1 Klimatologi
Keadaan musim di Kecamatan Lea-Lea sama seperti daerah lainnya di
Kota Baubau yang di kenal dengan musim penghujan dan musim kemarau.
Musim hujan terjadi karena arus angin yang banyak mengandung uap air
berhembus dari Asia dan Samudera Pasifik yang biasanya banyak terjadi antara
bulan Januari sampai dengan bulan Juni. Musim kemarau terjadi karena arus
angin yang tidak banyak mengandung uap air bertiup dari Australia yang
biasanya terjadi antara bulan Juli sampai dengan bulan Oktober.
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar 3.1Peta Administrasi Kecamatan Lea-Lea
III - 3
Tabel 3.3Rata- Rata Suhu Udara dan Kelembapan Relatif Setiap Bulan
Di Kecamatan Lea-Lea, 2013
No BulanSuhu Udara (0c) Rata-Rata
Kelembapan (%)Minimum Maksimum
Rata-Rata
1 Januari 25,2 32,3 28,8 832 Februari 24,7 32,4 28,5 843 Maret 24,7 32,3 28,5 834 April 24,7 32,2 28,4 825 Mei 23,9 31,3 27,6 876 Juni 24,3 31,3 27,8 877 Juli 23,3 29,6 26,4 848 Agustus 22,7 31,5 27,1 769 September 23,1 32,2 27,7 74
10 Oktober 24,1 32,8 28,4 7511 November 24,6 32,6 28,6 7912 Desember 24,5 31,4 28,0 86
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun
2013 suhu udara minimum terjadi pada bulan Agustus, sebesar 22,7 0C dan suhu
udara maksimum terjadi pada bulan Oktober, sebesar 32,8 0C (Tabel 3.3).
Kecepatan angin di Kecamatan Lea-Lea pada tahun 2013 umumnya merata
setiap tahunnya, yakni dengan kecepatan rata-rata berkisar antara 1,90 sampai
dengan 4,26 knots (Tabel 3.4).
Tabel 3.4Rata-Rata Tekanan Udara dan Kecepatan Angin Setiap Bulan
di Kecamatan Le-Lea, 2013
No Bulan Tekanan UdaraRata-Rata
Kecepatan Angin (knot)
1 Januari 1011,4 4,262 Februari 1011,5 3,183 Maret 1013,0 2,354 April 1012,5 1,905 Mei 1012,7 2,746 Juni 1012,1 2,447 Juli 1013,2 2,348 Agustus 1014,7 3,349 September 1014,5 3,74
10 Oktober 1014,1 3,5211 November 1011,9 3,11
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 4
No Bulan Tekanan UdaraRata-Rata
Kecepatan Angin (knot)
12 Desember 1011,4 2,71 Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014
Di Kecamatan Lea-Lea pada tahun 2013 mempunyai tingkat kelembaban
yang relatif tinggi, berkisar antara 74 persen sampai dengan 87 persen. Curah
hujan di suatu tempat antara lain di pengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan
topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu curah hujan di
Kecamatan Lea-Lea pada tahun 2013 sangat beragam setiap bulannya, dimana
curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Mei sebesar 321 mm (Tabel 3.5).
Faktor lain yang mempengaruhi hujan dan arah kecepatan angin adalah
perbedaan tekanan udara. Data tentang tekanan udara disajikan pada Tabel 3.3
Tabel 3.5Rata-Rata Jumlah Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan
Di Kecamatan Lea-Lea, 2013
No BulanJumlah Hujan
(Hari)Curah Hujan
(mm)1 Januari 19 1762 Februari 18 1613 Maret 10 1094 April 7 1565 Mei 21 3216 Juni 15 1577 Juli 15 2468 Agustus 1 39 September - -
10 Oktober 6 2011 November 14 24112 Desember 21 287
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 5
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar 3.2
Peta Curah Hujan di Kecamatan Lea-Lea
III - 6
3.2.2 Topografi dan Morfologi
Kondisi Topografi di Kecamatan Lea-Lea termasuk dalam wilayah datar,
yang meliputi dataran rendah landai, dataran rendah bergelombang dan dataran
rendah berbukit. Berikut tabel tinggi wilayah di Kecamatan Lea-Lea :
Tabel 3.6Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL)
Menurut Kelurahan di Kecamatan Lea-Lea, 2013
No
Kelurahan
Tinggi DPL (m)
1 Kolese 452 Lowu-
Lowu14
3 Kalialia 194 Kantala
i29
5 Palabusa
26
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014
Kondisi bentangan alam atau geomorfologi merupakan elemen terpenting
dalam penentuan kesesuaian pemanfaatan lahan atau kemampuan daya dukung
lahan. Daerah tertinggi berada di Kelurahan Kolese dengan ketinggian 45 meter
diatas permukaan laut sedangkan yang terendah berada di Kelurahan Lowu-
Lowu dengan ketinggian 14 meter diatas permukaan laut.
3.2.3 Geologi
Secara topografis fisiografis, Kota Baubau terletak pada bagian Barat
Daya dari Pulau Buton, di mana dikontrol oleh pola struktur tektonik yang berarah
Timur Laut-Tenggara dan sebagian kecil menunjukkan arah pergerakan Barak
Laut-Tenggara. Formasi geologi sebagai pembentuk struktur batuan di wilayah
Kota Baubau yang berada di Pulau Buton Bagian Selatan yang memliki
karakteristik yang kompleks.
Hal ini dicirikan oleh adanya jenis satuan batuan yang bervariasi akibat
pengaruh struktur geologi. Beberapa jenis batuan yang dapat ditemukan di
wilayah Kecamatan Lea-Lea antara lain Batuan Molasa Celebes Sarasin (Qtms).
Struktur geologi sangat mempengaruhi pola penyebaran batuan dan
keterdapatan bahan galian.
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 7Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 8
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar 3.3
Peta Morfologi di Kecamatan Lea-Lea
III - 9
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar 3.4
Peta Geologi di Kecamatan Lea-Lea
III - 10
3.2.4 Hidrologi
Keadaan hidrologi di Kecamatan Lea-Lea umumnya dipengaruhi oleh
sumber air yang berasal dari Mata Air Wamembe dan Mata Air Karaha. Kondisi
hidrologi yang teramati meliputi air permukaan dan air tanah. Berikut kondisi
hidrologi di Kecamatan Lea-Lea :
Air Permukaan, sumber air bersih PDAM yang terdapat di Kecamatan
Lea-Lea menggunakan sumber air baku dari Sungai Bungi dan mata air
dari Kaongke-Ongkea di Kecamatan Sorawolio.
Air Tanah Dalam, Sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat
Kecamatan Lea-Lea yaitu air tanah dalam dengan tingkat kedalaman 40-
90 meter. Kondisi air tanah di Kota Baubau umumnya dipengaruhi oleh
sumber air yang berasal dari mata air, hal tersebut juga yang merupakan
yang terjadi di Kecamatan Lea-Lea, sumber air tersebut berasal dari mata
air Wamembe yang merupakan mata air dengan debit yang terbatas.
3.2.5 Kerawanan Bencana
Di Kecamatan Lea-Lea kerawanan bencana yang terjadi yaitu abrasi dan
tsunami karena berada di wilayah pesisir. Berikut tabel wilayah pesisir di
Kecamatan Lea-Lea, yaitu :
Tabel 3.7Letak Geografis Wilayah
Menurut Kelurahan di Kecamatan Lea-Lea, 2013
No Kelurahan Letak Geografis
1 Kolese Pesisir/Tepi Laut
2 Lowu-Lowu Pesisir/Tepi Laut
3 Kalialia Pesisir/Tepi Laut
4 Kantalai Bukan Pesisir
5 Palabusa Pesisir/Tepi Laut
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 11
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar 3.5
Peta Kedalaman Tanah di Kecamatan Lea-Lea
III - 12
3.2.6 Penggunaan Lahan
Tata guna lahan merupakan salah satu faktor penentu utama dalam
pengelolaan lingkungan. Keseimbangan antara kawasan budidaya dan kawasan
konservasi merupakan kunci dari pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan. Data mengenai penggunaan lahan diambil berdasarkan hasil analisis
citra satelit. Identifikasi pola penggunaan lahan di kawasan perencanaan dapat
memberikan gambaran mengenai dinamika dan aktifitas masyarakat di bagian-
bagian kawasan perencanaan. Semakin tinggi intensitas penggunaan lahan,
maka semakin tinggi pula dinamika dan aktifitas masyarakat. Kecamatan Lea-
Lea dengan luas 2.893 hektar pada tahun 2013, sebesar 41,86 persennya
merupakan lahan yang di usahakan untuk pertanian sedangkan sisanya 58,14
persennya merupakan penggunaan lahan campuran lainnya yaitu hutan negara,
padang rumput, sementara tidak diusahakan serta yang digunakan untuk
perkarangan dan penggunaan lainnya. Secara jelasnya mengenai penggunaan
lahan di Kecamatan Lea-Lea dapat dilihat pada Tabel 3.8 dan Gambar
Tabel 3.8Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Lea-Lea
Tahun 2013
NoUraian
L
u
a
s
(
H
a
)
Terhadap Luas
Kecamatan Lea-
Lea (%)
1 Lahan Sawah 9
0
3,11
2 Perkarangan 3
8
6
13,34
3 Tegal/kebun 2
5
6
8,85
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 13
4 Ladang/Huma 1
1
6
4,01
5 Padang
rumput/Penggembalaan
2
8
0,97
6 Sementara tidak
diusahakan
1
1
9
4,11
7 Ditanami pohon/Hutan
rakyat
1
7
1
5,91
8 Hutan negara 4
1
0
14,17
9 Perkebunan rakyat 5
7
8
19,98
10 Rawa yang tidak
ditanami
- 0,00
11 Kolam /Tebat/Tambak - 0,00
12 Lainnya 7
3
9
25,55
Total Luas Kec. Lea-Lea 2
8
9
3
100,00
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 14
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar 3.6
Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan
Lea-Lea
III - 15
3.3 Kependudukan dan Sosial Budaya
Kependudukan dan sosial budaya terdiri atas jumlah dan perkembangan
penduduk, kepadatan penduduk, tingkat pendidikan penduduk, agama, mata
pencaharian penduduk kerawanan sosial, tingkat kesehatan bermasalah dan
adat dan budaya lokal.
3.3.1 Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Penduduk kawasan perencanaan sesuai dengan perkembangan fisik kota
selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Perkembangan penduduk
di Kecamatan Lea-Lea dalam tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan.
Dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 mencapai 7.038 jiwa dibanding tahun
2012, jumlah penduduk Kecamatan Lea-Lea adalah 6.900 atau meningkat
2,04%.
Tabel 3.9Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk,
Kecamatan Lea-Lea 2012-2013
No
Kelurahan
Jumlah Penduduk (orang)
Laju pertumbuhan Penduduk per tahun
(%)2012 2013 2012-2013
1 Kolese 1.015 1.036 2,072 Lowu-
Lowu2.248 2.293 2,00
3 Kalia-Lia 1.142 1.165 2,014 Kantalai 712 726 1,975 Palabusa 1.783 1.818 1,96
Jumlah 6.900 7.038 2,00 Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014
Persebaran jumlah penduduk per kelurahan pada Kecamatan Lea-Lea
dapat dilihat pada Tabel 3.10
Tabel 3.10Jumlah Penduduk Kecamatan Lea-Lea (jiwa)
Tahun 2013
No
Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah Total
1 Kolese 496 540 1,0362 Lowu-Lowu 1,129 1,164 2,2933 Kalia-Lia 548 617 1,1654 Kantalai 342 384 726
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 16
5 Palabusa 906 912 1,818Jumlah 3,412 3,617 7,038
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, 2014
3.3.2 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk
dengan luas suatu wilayah. Berdasarkan data yang ada dari sumber yang
terkait bahwa kepadatan penduduk di Kecamatan Lea-Lea yaitu 243 jiwa/
Km2. Kelurahan yang mempunyai tingkat kepadatan tertinggi berada pada
Kelurahan Kalia-lia yaitu 889jiwa/km2. Sedangkan untuk kecamatan
dengan tingkat kepadatan terendah berada pada Kelurahan Palabusa
dengan 95 jiwa/km2.. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.11
Tabel 3.11Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Lea-Lea
Tahun 2013
No
KelurahanJumlah
Penduduk (jiwa)
Luas Wilayah
(Km2)
Kepadatan Penduduk (jiwa/ Km2)
1 Kolese 1,036 2.14 4842 Lowu-Lowu 2,293 4.45 5153 Kalia-Lia 1,165 1.31 8894 Kantalai 726 1.88 3865 Palabusa 1,818 19,15 95
Jumlah 28,93 7,038 243 Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, 2014
3.3.3 Tingkat Pendidikan Penduduk
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan di bidang sosial yang
salah satunya dalam meningkat pendidikan penduduk, pemerintah telah
mengupayakan berbagai usaha guna tercapainya kesejahteraan
masyarakat Kecamatan Lea-Lea. Usaha tersebut meliputi kegiatan-
kegiatan, yang salah satunya bidang pendidikan.
Jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Lea-Lea pada dua tahun
terakhir ini mengalami peningkatan yaitu tahun 2012-2013 di banding
tahun 2010-2011. Sama halnya dengan jumlah murid juga menunjukkan
peningkatan. Sedangkan jumlah guru pada tahun 2012-2013 mengalami
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 17
penurunan dibandingkan tahun 2011. Berikut statistik pendidikan di
Kecamatan Lea-Lea tahun 2010-2013 :
Tabel 3.12Statistik Pendidikan di Kecamatan Lea-Lea
Tahun 2010-2013No Jumlah
Sekolah2010
2011
2012
2013
TK 5 3 4 4SD 9 8 8 8SMP 4 3 3 3SMA 1 1 1 1
No Jumlah Guru
2010
2011
2012
2013
TK 35
22
21 21
SD 124
116
93 93
SMP 63
67
68 68
SMA 55
55
51 51
No Jumlah Murid
2010
2011
2012
2013
TK 185
120
189
189
SD 1.240
1.219
1.190
1.190
SMP 331
326
353
353
SMA 61
60
611
61
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 18
6 5 1 Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, 2013 dan 2014
3.3.4 Agama
Untuk data tentang keagamaan, dimana terlihat bahwa di
Kecamatan Lea-Lea sarana peribadatan yang ada hanya mesjid sejumlah
10 buah. Berikut data
Tabel 3.13 Jumlah Sarana Peirbadatan di Kecamatan Lea-Lea
Tahun 2013No Keluraha
nMesjid
Musholah
Gereja
Pura/
Vihara
Kolese 1 - - -Lowu-Lowu
2 - - -
Kalialia 2 - - -Kantalai 2 - - -Palabusa 3 - - -
Jumlah 10
- - -
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka,2013 dan 2014
3.3.5 Mata Pencaharian
3.3.6 Kerawanan Sosial
3.3.7 Tingkat Kesehatan Bermasalah
Berdasarkan data di Puskesmas Lowu-Lowu tingkat kesehatan
yang bermasalah terbanyak di Kecamatan Lea-Lea adalah penyakit ISPA
dengan jumlah 1.124 Orang. Berikut data tingkat penderita penyakit
berdasarkan penyakit yang dialami dan tempat pelayanan:
Tabel
Penderita Penyakit yang Dilayani Menurut Jenis Penyakit dan
Tempat Pelayanan, Tahun 2013
N
o
Jenis
Penyakit
Puskesmas
Lowu-Lowu
1 Batuk 260
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 19
2 Demam 499
3 Influenza 260
4 ISPA 1.124
5 Tukak
Lambung
338
6 Alergi 244
7 Sakit Gigi 365
8 Hipertensi 342
9 Diare 238
10 Flu 260
Jumlah 3.390
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka 2014
3.3.8 Adat dan Budaya Lokal
3.4 Data Ekonomi dan Sektor Unggulan
3.4.1 PDRB Kota Baubau
Nilai PDRB Daerah Kota Baubau berdasarkan harga berlaku pada
tahun 2012 sebesar 2.634.647,13 juta rupiah, sedangkan berdasarkan
harga konstan sebesar 912.758,25 juta rupiah dengan tahun dasar 2000.
Penyajian PDRB menurut lapangan usaha dibagi menjadi
sembilan sektor dan dirinci masing-masing menjadi sub sektor dengan
perkembangan setiap sektor sebagai berikut :
a. Pertanian, Perkebunan, Peternakan Perikanan dan Kehutanan
Sektor pertanian mencakup sub sektor tanaman bahan makanan,
tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sektor
pertanian pada tahun 2012 memberikan kontribusi sebesar 12,75%
terhadap total PDRB Kota Baubau.
b. Pertambangan dan Penggalian
Sektor ini terdiri dari 2 sub sektor yakni pertambangan dan
penggalian, dimana sub sektor pertambangan di Kota Baubau
memberikan kontribusi 0,68% terhadap total PDRB Daerah Kota Baubau.
c. Industri Pengolahan
Sektor industri peengolahan yang meliputi industri migas dan non
migas dalam hal ini industri makanan, tekstil, barang dari kayu, semen
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 20
dan lain-lain pada tahun 2012 memberikan kontribusi sebesar 2,43%
terhadap PDRB.
d. Listrik, Gas dan Air Bersih
Sektor ini merupakan sektor penunjang seluruh kegiatan perekonomian di
Daerah Kota Baubau. Produksi listrik sebagaian besar dihasilkan oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sebagian oleh listrik non PLN. Sedangkan
air bersih dihasilkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sektor ini pada
tahun 2012 memberikan kontribusi sektoral sebesar 1,17%.
e. Konstuksi/Bangunan
Sektor konstruksi/bangunan pada tahun 2012 memberikan
kontribusi sebesar 21,52% terhadap total PDRB Kota Baubau.
f. Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor ini berperan sebagai penunjang kegiatan ekonomi yang
menghasilkan produk barang dan jasa. Secara keseluruhan pada tahun
2012 sektor ini memberikan kontribusi sektoral sebesar 26,73%.
g. Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki peranan sebagai
pendorong aktivitas disetiap sektor ekonomi. Sektor ini pada tahun 2012
memberikan kontribusi sebesar 10,00%.
h. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor ini menacakup bank, lembaga keuangan bukan bank, sewa
bangunan dan jasa perusahaan disebut sektor finansial karena secara
umum kegiatan utamanya berhubungan dengan kegiatan pengelolaan
keuangan yang bersumber dari penarikan dana masyarakat maupun
penyaluran kembali. Sektor ini pada tahun 2012 memberkan kontribusi
sebesar 6,39%.
i. Jasa-Jasa
Sektor jasa-jasa meliputi pemerintahan umum dalam hal ini
administrasi pemerintahan dan jasa pemerintahan serta swasta yang
mencakup sosial kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi juga perorangan
dan rumah tangga. Sektor jasa-jasa membrikan kontribusi sebesar
18,38% terhadap total PDRB Daerah Kota Baubau.
TabelProduk Domestik Regional Bruto Kota Baubau
Tahun 2006-2012T Atas Dasar Atas Dasar Harga
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 21
ahun
Harga Berlaku (juta rupiah)
Konstan 2000 (juta rupiah)
2006
1.062.188,10 545.216,81
2007
1.254.490,66 586.324,52
2008
1.559.108,79 631.979,02
2009
1.876.995,46 700.158,65
2010
2.083.245,97 746.462,32
2011
2.339.899,73 835.768,73
2012
2.634.647,13 912.758,25
Sumber : Baubau Dalam Angka 2014
TabelPDRB Kota Baubau menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Berlaku (Juta Rupiah, Tahun 2011-2012Lapangan Usaha 2011 2012
Pertanian 316.175,46
335.792,96
Pertambangan dan Penggalian
14.973,96
17.989,35
Industri 57.963,11
63.945,78
Listrik, Gas dan Air Bersih
26.001,29
30.851,98
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 22
Konstruksi 454.550,28
567.064,13
Pedagangan, Hotel dan Restoran
613.408,32
704.260,42
Pengangkutan dan Komunikasi
248.744,51
263.592,33
Keuangan, Persewaan dan Jasa
151.099,06
168.466,23
Jasa-Jasa 456.290,77
482.746,95
PDRB 2.339.206,
76
2.634.647,13
Sumber : Baubau Dalam Angka 2014
TabelPDRB Kota Baubau menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah), Tahun 2011-2012Lapangan Usaha 201
12012
Pertanian 65.486,0
3
66.596,84
Pertambangan dan Penggalian
6.027,71
7.055,97
Industri 34.192,7
0
36.463,40
Listrik, Gas dan Air Bersih
8.310,74
9.834,74
Konstruksi 190.202,
01
226.9116,27
Pedagangan, Hotel dan Restoran
188.502,
34
207.084,37
Pengangkutan dan Komunikasi
92.506,5
2
97.517,77
Keuangan, Persewaan dan Jasa
67.493,0
6
72.646,19
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 23
Jasa-Jasa 182.726,
76
188.641,70
PDRB 835.447,
87
912.758,25
Sumber : Baubau Dalam Angka 2014
TabelDistribusi Presentase PDRB Kota Baubau menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000/ Tahun 2011-2012Lapangan Usaha 201
12012
Pertanian 13,52
12,75
Pertambangan dan Penggalian
0,64 0,68
Industri 2,48 2,43Listrik, Gas dan Air Bersih
1,11 1,17
Konstruksi 19,43
21,52
Pedagangan, Hotel dan Restoran
26,22
26,73
Pengangkutan dan Komunikasi
10,63
10,00
Keuangan, Persewaan dan Jasa
6,46 6,39
Jasa-Jasa 19,51
18,32
PDRB 100,00
100,00
Sumber : Baubau Dalam Angka 2014
TabelDistribusi Presentase PDRB Kota Baubau menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2011-2012Lapangan Usaha 201
12012
Pertanian 7,84 7,30Pertambangan dan Penggalian
0,72 0,77
Industri 4,09 3,99Listrik, Gas dan Air 099 1,08
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 24
BersihKonstruksi 22,7
624,8
6Pedagangan, Hotel dan Restoran
22,56
22,69
Pengangkutan dan Komunikasi
11,07
10,68
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8,11 7,96
Jasa-Jasa 21,86
20,67
PDRB 100,00
100,00
Sumber : Baubau Dalam Angka 2014
3.4.2 Sektor Unggulan
Sektor unggulan daerah, pada dasarnya adalah sektor yang
memberikan kontribusi yang besar pada daerah, bukan hanya untuk
daerah itu sendiri namun juga untuk memenuhi kebutuhan daerah lain.
Untuk melihat sektor unggulan, di Kota Baubau dapat ditentukan
dengan analisis Location Quotient. Berikut nilai LQ di Kota Baubau tahun
2012 :
TabelNilai Location Quetient Kota Baubau Per-Sektor Ekonomi
Tahun 2012No
Lapangan Usaha Tahun
20121 Pertanian 0,512 Pertambangan dan Galian 0,033 Industri 0,414 Listrik 0,375 Konstruksi 1,906 Perdagangan, Hotel dan
Restoran0,12
7 Pengangkutan dan Komunikasi
0,16
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa
0,50
9 Jasa-Jasa 1,40 Sumber Hasil Analisis
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 25
Berdasarkan nilai LQ diatas dapat diketahui sektor yang berperan
besar pada kontribusi sektor ekonomi atau merupakan sektor unggulan
adalah sektor konstruksi dan jasa. Besarnya kontribusi sektor konstruksi
mencapai 1,90 dan sektor jasa-jasa mencapai 1,40, yang berarti nilai
(LQ>1) merupakan sektor ekonomi yang terspesialisasi atau merupakan
sektor basis. Sedangkan nilai (LQ>1) yaitu sektor pertanian, industri,
listrik, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi,
keuangan persewaan dan jasa dan jasa-jasa merupakan sektor non
basis.
3.5 Jaringan Prasarana dan Sarana Perkotaan
3.5.1 Jaringan Prasarana Perkotaan
A. Jaringan Listrik
Keberadaan energi dan penerangan yang didorong oleh adanya
jaringan utilitas listrik pada masa ini telah menjadi suatu kebutuhan utama
yang harus dipenuhi di dalam pengembangan suatu wilayah. Untuk
Kecamatan Lea-Lea, keseluruhan kebutuhan listrik dipenuhi oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Jumlah pelanggan dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan, dimana pada tahun 2011 jumlah pelanggan
mencapai 911 sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjai 1.115
pelanggan. Berikut tabel 3.9 pelanggan perusahaan listrik negara tahun
2010-2011 :
Tabel. 3.9
Jumlah Pelanggan Perusahaan Listrik Negara
Tahun 2011-2012
N
oKelurahan 2011 2012
1 Kolese 163 225
2 Lowu-Lowu 312 378
3 Kalia-Lia 265 281
4 Kantalai 64 93
5 Palabusa 107 138
Jumlah 911 1115
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 26
B. Jaringan Telekomunikasi
Kecamatan Lea-Lea merupakan lokasi pengembangan jaringan
telekomunikasi. Pengembangan tersebut antara lain pengembangan jaringan
satelit, fungsi jaringan seluler, radio dan televisi. Sebaran jaringan telekomunikasi
telepon di Kecamatan Lea-Lea tidak hanya melalui jaringan kabel saja akan
tetapi melalui jaringan yang dikembangkan sistem telekomunikasi nir kabel
(seluler) yang bukan hanya dikembangkan oleh PT Telkom, tetapi juga oleh
operator seluler lainnya.
C. Jaringan Air Bersih
Secara umum untuk memenuhi kebutuhan air bersih, penduduk yang
tingal di kecamatan Lea-Lea masih menggunakan pada beberapa sumber air
bersih, yaitu: sistem perpipaan dari PDAM (ledeng), sumur pompa, sumur, dan
sungai. Berdasarkan data pelanggan air bersih di Kota Baubau tahun 2012,
PDAM melayani air besih di Kecamatan Lea sebanyak 1.622 jiwa, dengan jumlah
pelanggan 510 Kepala Keluarga. Sumber air yang di kelola PDAM terdiri dari air
permukaan dan air tanah yang tersebar di Kota Baubau, namun demikian ada
beberapa sumber air yang tidak dapat dimanfaatkan seperti air permukaan yang
sifatnya hanya musiman begitu pula air tanah yang memiliki debet airnya terlalu
kecil walaupun sebagian sumber tersebut telah dikelola oleh PDAM Kabupaten
Buton. Untuk di Kecamatan Lea-Lea sumber air baku yang dikelola oleh PDAM
adalah Mata Air Wamembe yang terletak di Kelurahan Kalialia. Kapasitas air
yang dihasilkan oleh mata air ini adalah 60-80 I/dtk. Mata air ini melayani
Kecamatan Lea-Lea antara lain Kelurahan Kolese, Kelurahan Lowu-Lowu, dan
Kelurahan Kalialia. Sedangkan untuk Pulau Puma, mata air ini melayani 2 (dua)
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar 3.15 Jaringan Listrik di Perumahan
Gambar 3.16 Jaringan listrik
III - 27
Kelurahan yaitu Kelurahan Liwuo dan Kelurahan Sukanayo, dengan jumlah
penduduk 9.677 Jiwa dan yang sudah terlayani sampai saat ini sebanyak 782 SR
atau 4.692 Jiwa atau 48,48%.
D. Jaringan Drainase
Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke
badan air dan/atau ke bangunan resapan buatan. Drainase perkotaan adalah
drainase di wilayah kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan,
sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi
kegiatan kehidupan manusia. Sistem drainase di Kecamatan Lea-Lea merupakan
sistem drainase mikro, yang merupakan sistem saluran dan bangunan pelengkap
drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan
dimana sebagian besar di wilayah kota. Yang termasuk dalam sistem drainase
mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalur, saluran/selokan air hujan di sekitar
bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana
debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Sistem drainase mikro di
Kecamatan Lea-Lea belum semua terpenuhi. Masih ada jalan, yang belum
mempunyai gorong-gorong atau saluran drainase di sisi sepanjangan jalur jalan
di Kecamatan Lea-Lea.
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar 3.17 Salah satu sumber air bersih
Gambar 3.18 Sumber air bersih yaitu Sumur yang digunakan secara
bersama-sama
Gambar 3.19 Sistem Drainase Mikro di Permukiman Warga
Gambar 3.20 Sisi sepanjang jalur jalan yang tidak memiliki saluran drainase
III - 28
E. Jaringan Air Limbah Rumah Tangga (Sewerage)
Dari kondisi eksisting pengelolaan air limbah di Kota Baubau,
kondisi pengelolaan limbah padat domestik yaitu black water belum
semua ideal pengelolaannya, termasuk dalam Kecamatan Lea-Lea.
Kondisi tangki septik belum dapat dikategorikan sebagai suspek yang
aman, dimana aliran limbah setelah di penampungan awal (tangki septik)
langsung ke tanah resapan, hal ini dikarenakan tangki septik yang
dibangun oleh warga tidak dalam kondisi kedap air sehingga potensi
meresap/merembes dalam tanah masih besar dan berpeluang
mencemari air. Di Kecamatan Lea-Lea, berdasarkan sumber penilaian
area beresiko sanitasi merupakan area yang dikategorikan beresiko
berdasarkan indeks resiko sanitasi. Adapun resiko tersebut antara lain
terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan, dan
lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sanitasi dan
perilaku hidup bersih dan sehat. Berikut tabel skor final di Kecamatan
Lea-Lea :
Tabel 3.10
Skor Final Penentuan Area Beresiko
No
Kelurahan
Skor berdasark
an perse
psi SKP
D
Skor Berdasark
an data sekunder
Skor berdasark
an Erha
Skor yang
di Sepak
ati
1 Kolese
2 1 3 2,20
2
2 Lowu-Lowu
3 2 2 2,60
3
3 Kalialia
3 3 3 3,00
4
4 Kantalai
3 2 3 2,90
3
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 29
5 Palabusa
2 2 4 2,00
3
Sumber : Buku Sanitasi Putih 2012
Dari hasil penilaian akhir warna merah merupakan area dengan
komdisi sanitasi beresiko sangat tinggi, area dengan warna kuning
menunjukkan kondisi sanitasi beresiko tinggi dan warna biru
menunjukkan area dengan kondisi resiko sanitasi beresiko sedang.
Penyebab utama resiko adalah di Kelurahan Kalialia sumber air
terlindungi, penggunaan sumber air tidak terlindungi, kelangkaan air,
masih banyak warganya yang tidak CTPS di lima waktu penting dan
masih melakukan BABS. Untuk Kelurahan Lowu-Lowu diakibatkan
pengelolaan sampah yang tidak baik, Kelurahan Kantalai pencemaran
karena pembuangan isi tangki septik dan pencemaran karena SPAL dan
Kelurahan Palabusa adanya pencemaran akibat tangki septik suspek
tidak aman, pencemaran karena pembuangan isi tangki septik, dan
pencemaran karena SPAL.
3.5.2 Sarana Perkotaan
A. Fasilitas Pendidikan
Sarana pendidikan telah tersebar di masing-masing kelurahan baik
tingkat dasar sampai dengan sekolah menegah atas. Sarana pendidikan yang
berkualitas akan menciptakan kualitas pendidikan yang berkualitas juga.
Ditinjau dari segi ketersediannya, pada tahun 2014 fasilitas pendidikan di
Kecamatan Lea-Lea sudah tersedia untuk setiap jenjang pendidikan, meliputi 4
unit TK, 8 unit SD, 3 unit SLTP/sederajat dan 1 unit SMU/sederajat. Sehingga
Kecamatan Lea-Lea telah memiliki total 16 unit fasilitas pendidikan.
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar 3.21 Salah Satu Bantuan MCK dari PNPM
Gambar 3.22 Bantuan MCK dari PNPM Tahun 2010
III - 30
Berdasarkan data di atas, dari keseluruhan fasilitas pendidikan di
Kecamatan Lea-Lea, fasilitas tidak merata dan tidak terdapat di seluruh wilayah
kecamatan, terkecuali untuk fasilitas pendidikan SD yang terdapat di seluruh
kelurahan Lea-Lea. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah fasilitas pendidikan
dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5Jumlah Fasilitas Pendidikan Kecamatan Lea-Lea (unit)
Tahun 2013
N
oKelurahan TK SD SLTP
SMU
1 Kolese - 1 1 -
2 Lowu-Lowu 1 3 - -
3 Kalia-Lia 1 1 - 1
4 Kantalai - 1 1 -
5 Palabusa 2 2 1 -
Jumlah 4 8 3 1
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, 2014
B. Fasilitas Kesehatan
Ketersediaan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan sangat penting
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dari segi
ketersediaannya, Kecamatan Lea-Lea telah memiliki fasilitas kesehatan yaitu
puskesmas 1 unit dan puskesmas pembantu 2 unit. Selain itu juga terdapat
posyandu, polindes dan poskesdes yang tersebar di seluruh kelurahan. Untuk
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar 3.3 Salah satu fasilitas pendidikan yaitu SMAN 5 Baubau yang berada di Kelurahan Kantalai
Gambar 3.4 Salah satu fasilitas pendidikan yaitu SD-SMP Satu Atap Negeri Kolagana
III - 31
lebih jelasnya mengenai jumlah unit fasilitas kesehatan di Kecamatan Lea-Lea
dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6Jumlah Fasilitas Kesehatan Kecamatan Lea-Lea (unit)
Tahun 2013
NoKelurahan
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Posyandu
Polindes
Poskesdes
Kolese
- - 1 - 1
Lowu-
Lowu
1 - 3 - 1
Kalia-Lia
- 1 2 1 1
Kantalai
- - 2 - 1
Palabusa
- 1 3 1 1
Jumlah 1 2 11 2 5Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka 2014
C. Fasilitas Perdagangan
Fasilitas perdagangan akan menunjang kegiatan ekonomi
masyarakat dan akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sarana
perekonomian di Kecamatan Lea-Lea selama tahun 2013 disajikan pada
tabel 3.7. Dari tabel tersebut tercatat 3 buah pasar umum yang terleta di
Kelurahan Lowu-Lowu, Kelurahan Kalia-Lia dan Kelurahan Palabusa.
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar 3.5 Fasilitas kesehatan yaitu Polindes Kolagana
Gambar 3.6 Salah satu fasilitas kesehatan yaitu Pos Kesehatan Desa Kalipu-lipu
III - 32
Untuk kelancaran perekonomian di Kecamatan Lea-Lea juga didukung
oleh adanya sarana perekonomian serta kios/warung kelontong berjumlah
113 unit.
Tabel. 3.7Jumlah Fasilitas Perdagangan Kecamatan Lea-Lea (unit)
Tahun 2013
N
oKelurahan Pasar
Kios/
Warung
Kelontong
1 Kolese - 12
2 Lowu-Lowu 1 37
3 Kalia-Lia 1 24
4 Kantalai - 15
5 Palabusa 1 25
Jumlah 3 113
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka 2014
D. Fasilitas Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau pada Kecamatan Lea-Lea masih tergolong tinggi.
Hal ini dapat dilihat dengan penggunaan lahan di kawasan Kecamatan Lea-Lea,
70,34 % merupakan terdiri dari lahan sawah, tegal/kebun, ladang/huma, padang
rumput/penggembalaan, ditanami pohon/hutan rakyat, hutan negara, perkebunan
rakyat dan lainnya. Walaupun RTH sudah terdapat di sebagian besar Kecamatan
Lea-Lea, namun masih terdapat RTH publik (jalur taman kota/lingkunga) belum
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar 3.7 Salah satu fasilitas perdagangan yaitu pasar tradisional yang berada di Kelurahan Palabusa
Gambar 3.9 Pasar tradisional yang berada di Kelurahan Lowu-Lowu
III - 33
dikelola secara maksimal dari segi penataan dan pemilihan vegetasi sebagai
jalur hijau pada jalan-jalannya.
3.6 Kondisi Sarana dan Prasarana Transportasi
Tersedianya sarana dan prasarana/infrastruktur yang memadai
merupakan salah satu modal dasar untuk meningkatkan kegiatan
masyarakat suatu daerah, baik untuk kegiatan yang sifatnya sosial
maupun kegiatan perekonomian. Perkembangan sarana transportasi di
Kecamatan Lea-Lea semkain menunjukkan signifikan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2013 sarana transportasi di beberapa kelurahan di dominasi
oleh adanya alat transportasi sepeda motor (ojek) seperti di Kelurahan
Kolese, Lowu-Lowu, Kalialia dan Kelurahan Kantalai dengan biaya pulang
pergi enam ribu sampai dengan sepuluh ribu rupiah. Untuk lebih jelasnya,
berikut tabel 3. :
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar 3.10 Salah satu ruang terbuka hijau yaitu hutan rakyat
Gambar 3.11 Ruang terbuka hijau ladang/huma
Gambar 3.12 Salah satu ruang terbuka hijau yaitu hutan negara
III - 34
Tabel 3.Jarak, Alat Transportasi dan Biaya PP dari Kantor Kelurahan Ke
Kantor Kecamatan Menurut Kelurahan, Tahun 2013No Kelura
han
Jara
k
(Km
)
Alat
Transporta
si
Biaya
PP
(Rp)
Kolese 2,9 Ojek Motor 10.000Lowu-Lowu
3,2 Ojek Motor 10.000
Kalialia 1,2 Ojek Motor 6.000Kantalai
1,6 Ojek Motor 6.000
Palabusa
17,0 Mikrolet 10.000
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka 2014
Selain itu, salah satu prasarana/infrastruktur yang pokok adalah
jalan. Makin meningkatnya usaha pembangunan menuntut pula
peningkatan bangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar perdagangan antar daerah.
TabelKlasifikasi dan Panjang (Km.) Jalan di Kecamatan Lea-Lea, 2012-
2013No Klasifikasi Jalan Nama Ruas Jalan Panja
ng (Km.)
1
Jaringan Jalan Sekunder
Jalan Liabuku-Lowu Lowu-Kalialia
7,000
Jalan Poros Palabusa
3,600
Jalan Poros Kalialia-Palabusa
7,600
Jalan Poros Palabusa-Kolagana
2,750
Jalan Perkerasan Palabusa
0,500
Jalan Kolagana-Palabusa
2,500
Jalan Perkerasan Kolese Kolagana
1,598
2 Jalan Lokal Sekunder
Jalan Perkerasan Kolese
3,000
3 Jalan Lingkungan Sekunder
Jalan Lingkungan Lowu-Lowu
3,200
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 35
Jalan Inspeksi Bendung Wamembe
1,000
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka 2014
Kondisi jalan secara umum baik untuk dilalui. Namun, masih ada
jalan yang diperkeras dan jalan tanah. Jalan tanah tersebut merupakan
pembukaan jalan baru Kelurahan Palabusan dan jalan Lingkungan
Kampeonaho.
3.7 Data Hasil Survey Primer
3.7.1 Kelurahan Kolese
Kelurahan Kolese memiliki luas 2,14 Km2 dengan jumlah
penduduk 1.036 jiwa, Hal ini menjadikan tingkat kepadatan penduduk di
Kelurahan Kolese 484 jiwa/ Km2. Penggunaan lahan di Kelurahan ini
kebanyakan digunakan sebagai penggunaan lahan dan aktivitas
permukiman. Dalam substansi RTRW, Kelurahan Kolese ditetapkan
sebagai salah satu lokasi sub pusat kota sebagai pusat pelayanan
perumahan dan prasarana energi/kelistrikan.
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar Pembukaan jalan baru di Kelurahan Palabusa
Gambar Salah satu jaringan jalan arteri dua jalur
III - 36
3.7.2 Kelurahan Lowu-Lowu
Kelurahan Lowu-Lowu memiliki luas 4,45 Km2 dengan jumlah
penduduk 2.293 jiwa, Hal ini menjadikan tingkat kepadatan penduduk di
Kelurahan Lowu-Lowu 515 jiwa/ Km2. Penggunaan lahan di Kelurahan ini
kebanyakan digunakan sebagai penggunaan kosong, permukiman dan
mangrove/rawa. Dalam substansi RTRW, Kelurahan Lowu-Lowu
ditetapkan sebagai salah satu lokasi sub pusat kota sebagai pusat
pelayanan perumahan, fasilitas olahraga dan perikanan.
3.7.3 Kelurahan Kalialia
Kelurahan Kalialia memiliki luas 1,31 Km2 dengan jumlah
penduduk 1.165 jiwa, Hal ini menjadikan tingkat kepadatan penduduk di
Kelurahan Kalialia 889 jiwa/ Km2. Penggunaan lahan di Kelurahan ini
kebanyakan digunakan sebagai penggunaan lahan kosong, hutan dan
permukiman. Dalam substansi RTRW, Kelurahan Kalialia ditetapkan
sebagai salah satu lokasi pusat pelayanan lingkungan sebagai pusat
pelayanan perdagangan, pusat kota kecamatan dan sebagai kawasan
perkebunan.
Di kawasan Kalialia terdapat kawasan taman wisata alam dan tirta
rimba yang berlokasi di Kelurahan Kalialia dan Kelurahan Palabusa.
Selain kawasan taman wisata alam dan tirta rimba, terdapat juga
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar Lokasi Prasarana Energi/Kelistrikan yaitu PLTD dan PLTU
Gambar Permukiman di Kelurahan Kolese
Gambar Hutan Mangrove yang berada di pesisir laut
Gambar permukiman nelayan yang berada di pesisir laut
III - 37
kawasan industri kecil dan industri rumah tangga yang menghasilkan
rumput laut. Lokasi industri tersebut berada di sepanjang pesisir di
Kelurahan Kalialia hingga di Kelurahan Palabusa.
3.7.4 Kelurahan Kantalai
Kelurahan Kantalai memiliki luas 1,88 Km2 dengan jumlah
penduduk 726 jiwa, hal ini menjadikan tingkat kepadatan penduduk di
Kelurahan Kalialia 386 jiwa/ Km2. Penggunaan lahan di Kelurahan ini
kebanyakan digunakan sebagai penggunaan lahan hutan dan sawah. Di
kelurahan kalialia ini terdapat kawasan hutan lindung dan untuk
Pendidikan, di Kelurahan Kantalai sebanyak SD 1 buah dan SMP 1 buah.
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar Salah satu perkebunan jambu mete dan pisang
Gambar Pasar Rakyat Kalialia
Gambar Taman Wisata Alam dan Tirta Rimba
III - 38
3.7.5 Kelurahan Palabusa
Kelurahan Palabusa memiliki luas 19,15 Km2 dengan jumlah
penduduk 1.818 jiwa dan tingkat kepadatan penduduk di Kelurahan
Lowu-Lowu 95 jiwa/ Km2. Penggunaan lahan di Kelurahan ini kebanyakan
digunakan sebagai penggunaan lahan kosong dan hutan. Dalam
substansi RTRW, Kelurahan Palabusa ditetapkan sebagai salah satu
lokasi industri mutiara. Industri tersebut mempunyai tenaga kerja 180
orang. Selain industri mutiara, di Kelurahan Palabusa juga banyak
terdapat industri dengan skala rumah tangga yang menghasilkan rumput
laut.
3.8 Kelembagaan Penataan Ruang, Ketentuan Pembangunan dan
Perizinan
Disadari atau tidak, lembaga penataan ruang daerah sesungguhnya
mempunyai peran besar dalam penataan ruang. Peran itu tidak hanya pada
aspek perencanaan, tetapi juga pada aspek pemanfaatan ruang dan
pengendaliannya. Sejauh ini, ada anggapan, bahwa lembaga perencanaan
hanya berperan dan bertanggung jawab pada aspek perencanaan saja dalam
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
Gambar SD di Kelurahan Kantalai Gambar Sawah yang berada di Kelurahan Kantalai
Gambar Industri Mutiara di Kelurahan Palabusa
Gambar Rumput Laut skala rumah tangga di Kelurahan Palabusa
III - 39
keseluruhan proses penataan ruang. Padahal, lembaga perencanaan
pembangunan nasional maupun daerah bertanggung jawab pula dalam
mengarahkan pemanfaatan ruang serta pengendaliannya. Selayaknya, lembaga
perencanaan mampu mengembangkan peran dan tanggung jawabnya dalam
keseluruhan proses penataan ruang.
Peran lembaga atau pelaku dalam penataan ruang dapat dijabarkan
melalui tataran kebijakan, pengembangan perangkat pelaksanaan kebijakan
serta pelaksanaan di masyarakat. Ada beberapa perangkat yang perlu
dikembangkan pada tataran pelaksanaan kebijakan seperti peraturan
perundang-undangan, kelembagaan, mekanisme pendanaan, sumber daya
manusia dan sistem informasi.
Oleh karena itu diharapkan bahwa unsur kelembagaan perlu diperkuat dan
ditingkatkan kualitasnya serta saling dikoordinasikan dengan efektif agar
kesalahan-kesalahan tidak terjadi lagi. Dalam rangka menuju penataan ruang
yang efektif dan agar sesuai dengan harapan maka dalam konteks kelembagaan
diperlukan suatu peran yang lebih terinci dan terfokus serta terkonsentrasi dalam
bidang-bidang tertentu sesuai dengan peran, fungsi dan tujuan keberadaan
lembaga-lembaga yang terkait.
1. Penyusunan Rencana Tata Ruang dilaksanakan oleh Dinas Tata Kota dan
Bangunan baik penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah maupun rencana
yang lebih rinci.
2. Perijinan Pemanfaatan Ruang/Lokasi/Pertanahan diberikan oleh instansi
penyelenggara pelayanan perizinan bangunan yaitu Dinas Tata Kota dan
Bangunan
3. Perijinan Bangunan (IMB) dilaksanakan oleh yang sebelumnya mendapatkan
pertimbangan tata ruang (advice planning) dan penyelesaian teknisnya dari
Dinas Tata Kota dan Bangunan.
4. Perijinan sektoral lainnya diberikan oleh masing-masing dinas teknis sesuai
dengan tugas dan fungsinya, yang pelaksanaannya saling berkoordinasi
antar lembaga yang terkait.
5. Pengawasan tata ruang dan bangunan dilaksanakan Dinas Tata Kota dan
Bangunan
Dari beberapa kegiatan tersebut, Dinas Tata Kota dan Bangunan memiliki
tugas utama dalam pelaksanaan kegiatan penataan ruang, mulai dari
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian serta evaluasi penataan ruang
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 40
sebagai upaya peninjauan kembali terhadap perencanaan tata ruang yang telah
disusun. Dari aspek perencanaan saat ini, Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Baubau telah disyahkan melalui Peraturan Daerah No.4 Tahun
2014, sementara untuk rencana rinci saat ini belum disusun untuk masing-
masing kawasan. Dengan demikian semua acuan terhadap pemanfaatan ruang
masih berpedoman pada RTRW yang ada.
Kegiatan penataan ruang merupakan kegiatan yang melibatkan
berbagai pihak dan bersifat lintas sektoral, oleh karena itu dalam rangka
menserasikan dan mensinergikan kegiatan penataan ruang di daerah,
dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50
Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang, Pemerintah
Kota Baubau telah membentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah (BKPRD) melalui Keputusan Walikota Nomor 305 Tahun 2006.
Dalam Permendagri 50 Tahun 2009 tersebut, bahwa tugas BKPRD
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan tata ruang meliputi:
1. mengoordinasikan dan merumuskan penyusunan rencana tata ruang
kabupaten/kota;
2. memaduserasikan rencana pembangunan jangka panjang dan menengah
dengan rencana tata ruang kabupaten/kota serta mempertimbangkan
pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan melalui instrumen Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);
3. mengintegrasikan, memaduserasikan, dan mengharmonisasikan rencana
tata ruang kabupaten/kota dengan rencana tata ruang wilayah nasional,
rencana tata ruang pulau/kepulauan, rencana tata ruang kawasan
strategis nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, rencana tata
ruang kawasan strategis provinsi, dan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota yang berbatasan;
4. mensinergikan penyusunan rencana tata ruang kabupaten/kota dengan
provinsi dan antar kabupaten/kota yang berbatasan;
5. mengoordinasikan pelaksanaan konsultasi rancangan peraturan daerah
tentang rencana tata ruang kabupaten/kota kepada BKPRD Provinsi dan
BKPRN;
6. mengoordinasikan pelaksanaan evaluasi rencana tata ruang
kabupaten/kota ke provinsi;
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 41
7. mengoordinasikan proses penetapan rencana tata ruang kabupaten/kota;
dan
8. mengoptimalkan peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang.
b. Pemanfaatan ruang meliputi:
1. mengoordinasikan penanganan dan penyelesaian permasalahan dalam
pemanfaatan ruang baik di kabupaten/kota, dan memberikan pengarahan
serta saran pemecahannya;
2. memberikan rekomendasi guna memecahkan permasalahan dalam
pemanfaatan ruang kabupaten/kota;
3. memberikan informasi dan akses kepada pengguna ruang terkait rencana
tata ruang kabupaten/kota;
4. menjaga akuntabilitas publik sebagai bentuk layanan pada jajaran
pemerintah, swasta, dan masyarakat;
5. melakukan fasilitasi pelaksanaan kerjasama penataan ruang antar
kabupaten/kota; dan
6. mengoptimalkan peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang.
c. Pengendalian pemanfaatan ruang meliputi:
1. mengoordinasikan penetapan peraturan zonasi sistem kabupaten/kota;
2. memberikan rekomendasi perizinan pemanfaatan ruang kabupaten/kota;
3. melakukan identifikasi dalam pelaksanaan insentif dan disinsentif dalam
pelaksanaan pemanfaatan ruang kabupaten/kota dengan provinsi dan
dengan kabupaten/kota terkait;
4. melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
penyelenggaraan penataan ruang;
5. melakukan fasilitasi pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang untuk
menjaga konsistensi pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang; dan
6. mengoptimalkan peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan
ruang.
Dalam pelaksanaannya, BKPRD Kota Baubau telah membentuk
sekretariat yang memiliki tugas sebagai berikut :
a. menyiapkan bahan dalam rangka kelancaran tugas BKPRD Kota Baubau
b. menyusun jadwal dan agenda kerja BKPRD Kota Baubau
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 42
c. melakukan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan BKPRD Kota Baubau
d. mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pada kelompok kerja dalam
BKPRD Kota Baubau
e. mengolah data dan informasi untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas
BKPRD Kota Baubau
f. menyiapkan dan mengembangkan informasi tata ruang Kota Baubau
g. menyiapkan laporan pelaksanaan koordinasi penataan ruang Kota Baubau;
dan
h. menerima pengaduan dari mayarakat berkaitan denga terjadinya
pelanggaran dalam penyelenggaraan penataan ruang.
BKPRD Kota Baubau dalam pelaksanaannya membentuk
sekretariat dan beberepa kelompok kerja, masing-masing kelompok kerja
tersebut memiliki tugas sebagai berikut:
Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang mempunyai tugas
sebagai berikut :
a. memberikan masukan kepada BKPRD Kota Baubau dalam rangka
pelaksanaan kebijakan penataan ruang Kota Baubau
b. melakukan fasilitasi penyusunan rencana tata ruang dengan
mempertimbangkan instrumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
c. melakukan fasilitasi penyusunan program dan pembiayaan dalam rangka
penerapan rencana tata ruang
d. melakukan fasilitasi pengintegrasian program pembangunan yang tertuang
dalam rencana tata ruang dengan rencana pembangunan jangka panjang
dan menengah
e. menyiapkan bahan dalam rangka memperoleh persetujuan substansi teknis
rencana tata ruang Kota Baubau; dan
f. menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam perencanaan serta
memberikan alternatif pemecahannya untuk dibahas dalam sidang pleno
BKPRD Kota Baubau
Kelompok Kerja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan
Ruang mempunyai tugas sebagai berikut :
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 43
a. memberikan masukan kepada Ketua BKPRD Kota Baubau dalam rangka
perumusan kebijakan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
Baubau
b. melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan terhadap penegakan
peraturan daerah tentang rencana tata ruang
c. melakukan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap penegakan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang
d. melakukan fasilitasi pelaksanaan pelaporan terhadap penegakan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang
e. melakukan fasilitasi pelaksanaan perizinan pemanfaatan ruang
f. melakukan fasilitasi pelaksanaan penertiban pemanfaatan ruang; dan
g. menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang serta memberikan alternatif
pemecahannya untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD Kota Baubau
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau
III - 44Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau