Post on 02-Jan-2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra merupakan hasil imajinasi seorang sastrawan yang mengandung
nilai keindahan atau estetika. Wellek (1993: 3) menyatakan sastra adalah suatu
kegiatan kreatif yang mempunyai nilai seni. Sastra di sekolah sebagai salah
satu mata pelajaran yang tergabung atau bersatu dengan mata pelajaran bahasa
indonesia. Sementara itu, Mulyasa (2003: 100) menyatakan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah lebih baik. Pembelajaran sastra
dalam dunia pendidikan formal di Indonesia masih menghadapi satu kendala
‘klasik’, yaitu penyatuan pembelajaran sastra dalam bidang studi pembelajaran
bahasa. Sudah lama posisi ini dikeluhkan tidak menguntungkan bagi
pembelajaran sastra sebagai sebuah bidang seni.
Sastra tidak dapat terlepas dari apresiasi. Kegiatan atau usaha
merasakan dan menikmati hasil-hasil karya seni tersebut dinamakan apresiasi
(Suharianto,1981:19). Tingkat keberhasilan sastra adalah ketika seseorang
tersebut sudah mampu mengapresiasikan sastra. Kemampuan apresiasi sastra
pada siswa di sekolah sekarang ini banyak dipertanyakan. Hal ini mengingat
pembelajaran sastra di sekolah yang hanya merupakan bagian dari materi
pelajaran bahasa Indonesia atau bahasa Jawa sehingga ketika materi itu
dibahas yang dipersoalkan hanya bahasa yang dipakai dalam sastra, tidak
1
2
masalah sastra. Sebagian besar guru bahasa di sekolah kurang menumbuh
kembangkan minat dan kemampuan siswa dalam sastra. Siswa sendiri tidak
ada rasa ketertarikan sama sekali, padahal yang berhubungan dengan sastra.
Keadaan pembelajaran sastra di sekolah, yang seperti ini tidak hanya sekarang
ini tetapi sudah berlangsung lama.
Superhar (2006) menyatakan pelajaran sastra, dalam pandangan orang
dewasa, termasuk pihak sekolah ternyata bukanlah pelajaran menarik untuk
diberikan dengan sungguh-sungguh dan serius kepada anak-anak di sekolah.
Doktrin yang diberikan kepada siswa adalah pelajaran eksak, ilmu
pengetahuan alam dan sosial, serta bahasa Inggris sebagai pelajaran yang
sangat penting penguasaannya bagi masa depan anak. Ini dengan
pertimbangan bahwa pelajaran-pelajaran itu berhubungan dengan jurusan yang
nantinya akan diambil ketika mereka mengenyam pendidikan tinggi. Ditarik
lebih jauh lagi adalah nantinya bidang-bidang itu akan berhubungan lapangan
kerja dan profesi yang sangat menggiurkan yang kelak akan dicapai siswa.
Pandangan pragmatis demikian seharusnya dibuang jauh-jauh. Hal
seperti inilah yang membuat banyak pihak menyepelekan pelajaran sastra.
Perlu diketahui UN SMA tahun 2010 penyebab kegagalannya terdapat pada
mata pelajaran bahasa Indonesia. Anta (2010) menyatakan ketidaklulusan
siswa dalam Ujian Nasional (UN) SMA di Jawa Tengah didominasi nilai
untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Masihkah disepelekan pelajaran
bahasa Indonesia, padahal pada hakikatnya semua pelajaran itu sama-sama
penting. Superhar (2006) menyatakan semua pelajaran harus diarah-tujukan
3
untuk memperkaya ruang dalam dan batin siswa. Hal ini akan memperkaya
kemampuan dan sisi batin siswa karena sekolah bukanlah mesin pencetak
manusia-manusia robot yang tidak mempunyai nilai-nilai luhur dalam diri dan
lingkunganya.
Pada soal-soal UN SMA dari tahun pelajaran 2001/2002 sampai tahun
pelajaran 2009/2010 soal sastra mengalami peningkatan.
Tabel 1
Jumlah Soal UN Tahun Pelajaran 2001/2002 s/d 2009/2010
UN Tahun Pelajaran Kode
Jumlah Soal TotalBahasa Sastra
2001/2002 52 8 602002/2003 49 11 602003/2004 48 12 602004/2005 49 11 602006/2007 A 38 12 50
B 38 12 502007/2008 A 34 16 50
B 34 16 502008/2009 A 33 17 50
B 33 17 502009/2010 A 31 19 50
B 31 19 50Sumber: Soal UN tahun pelajaran 2001/2002 s.d 2009/2010 jurusan IPA/IPS/Keagamaan.
Tabel 1 membuktikan adanya peningkatnya jumlah soal sastra setiap
tahunnya, kecuali pada tahun 2004/2005 yang mengalami penurunan satu
soal.Sastra yang memadai akan menciptakan output pendidikan yang lebih arif
dan bijak. Dalam konteks ini sastra menjadi sangat urgen. Tidak hanya sastra
berperan dalam penanaman pondasi keluhuran budi pekerti, melainkan sastra
juga memiliki andil dalam pembentukan karakter yang jujur sejak dini.
4
Melalui pergulatan dan pertemuan intensif dengan teks-teks sastra, para siswa
akan mendapatkan bekal pengetahuan yang mendalam tentang manusia,
hidup, kehidupan, serta berbagai kompleksitas problematika dimensi hidup.
Pembelajaran sastra pada dasarnya adalah pembelajaran tentang
kehidupan. Adapun, pembelajaran sastra bertujuan bagaimana seorang siswa
mampu mengapresiasikan karya sastra yang mengangkat eksistensi kehidupan
manusia. Hal ini membuat siswa dapat mengambil banyak hal dari
pembelajaran sastra dilakukan dan sekaligus melakukan apresiasi sastra.
Keberhasilan proses belajar-mengajar ditentukan oleh keterpaduan keempat
komponennya, yakni: kurikulum, materi pelajaran, metode, dan evalusi
(Kartawidjaja, 1987: 161).
Evaluasi sebagai komponen akhir yang memberikan keputusan akhir
tentang keberhasilan proses pembelajaran. Ujian Nasional (UN) sebagai salah
satu alat evalusi final yang menentukan lulus atau tidaknya seorang siswa
selama tiga tahun. UN merupakan sebuah proses alamiah yang harus dilalui
oleh setiap pelajar dan ditujukan untuk mengukur kompetensi hasil proses
pembelajaran yang selama ini telah mereka jalani. Hal ini membuat UN
memperlukan persiapan yang lebih dari pada evaluasi-evaluasi yang lain.
Atas dasar paparan di atas, maka diungkapkan judul “ Relevansi Soal
Sastra pada Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan KTSP (SK dan
KD), Materi Pelajaran, Metode, dan Evaluasi”.
5
B. Perumusan Masalah
Beberapa permasalahan yang terkait dengan penelitian ini.
1. Bagaimana kesesuaian penerapan KTSP (SK dan KD), materi pelajaran,
metode, dan evaluasi di MAN I Surakarta ?
2. Bagaimana relevansi soal sastra UN tahun pelajaran 2009/2010 dengan
KTSP dan materi pelajaran di MAN I Surakarta ?
C. Tujuan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan.
1. Memaparkan kesesuaian penerapan KTSP (SK dan KD), materi pelajaran,
metode, dan evaluasi di MAN I Surakarta.
2. Mendeskripsikan relevansi soal sastra UN tahun pelajaran 2009/2010
dengan KTSP dan materi pelajaran di MAN I Surakarta.
D. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat.
1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk pemahaman
dan pengetahuan tentang kesesuaian penerapan KTSP (SK dan KD),
materi pelajaran, metode, dan evaluasi di MAN I Surakarta.
2. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai penambahan
pemahaman dan pengetahuan tentang relevansi UN dengan KTSP dan
materi pelajaran di MAN I Surakarta.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Teori yang mendukung penelitian ini antara lain Ujian Nasional (UN) ,
pembelajaran sastra, KTSP, materi pelajaran, metode, dan evaluasi.
1. Ujian Nasional
Permendiknas nomor 75 tahun 2009 (dalam Badan Standar
Nasional Pendidikan, 2009: 2) menyatakan Ujian Nasional yang
selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian
kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah. UN utama adalah ujian nasional yang diselenggarakan bagi
seluruh peserta ujian yang terdaftar sebagai peserta UN tahun pelajaran
2009/2010. Adapun, UN susulan adalah ujian nasional yang
diselenggarakan bagi peserta didik yang tidak dapat mengikuti UN utama
karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah. Sementara itu, UN
bertujuan menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada
mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Tabel 2
Kisi- kisi UN Tahun 2009/2010
NO Standar Kompetensi
Kelulusan
Kompetensi yang diujikan
1 Membaca
Memahami secara kritis
a. Menentukan isi dan bagian-bagian
6
7
berbagai jenis wacana tulis
teks nonsastra berbentuk
grafik, tabel, artikel, tajuk
rencana, laporan, karya
ilmiah, teks pidato,
berbagai jenis paragraf
(naratif, deskriptif,
argumentasi, persuatif,
dan eksposisi), serta teks
sastra berbentuk puisi,
hikayat, cerpen, drama,
novel, biografi, karya
sastra berbagai angkatan
dan sastra Melayu Klasik.
paragraf suatu artikel.
b. Menentukan unsur paragraf.
c. Menentukan isi paragraf, simpulan
paragraf, dan arti.
istilah/kata dalam
paragraf.
d. Menentukan opini dalam tajuk
rencana.
e. Menentukan isi grafik, diagram, atau
tabel.
f. Menentukan unsur intrinsik dan isi
hikayat sastra.
g. Melayu Klasik.
h. Menentukan unsur intrinsik cerpen.
i. Menentukan unsur intrinsik novel.
j. Menentukan masalah yang
diungkapkan dan amanat
dalam drama.
k. Menentukan maksud gurindam.
l. Menentukan unsur intrinsik puisi.
m. Menentukan isi kutipan esai.
2 Menulis
Menulis, menyunting, dan
menggunakan berbagai
jenis wacana tulis untuk
mengungkapkan pikiran,
gagasan, pendapat,
perasaan, dan informasi
dalam bentuk teks naratif,
deskriptif, eksposisi,
argumentatif, teks pidato,
a. Menentukan kata penghubung yang
tepat untuk melengkapi paragraf.
b. Menentukan kata serapan untuk
melengkapi paragraf.
c. Melengkapi paragraf dengan kata
baku.
d. Melengkapi paragraf dengan kata
berimbuhan.
e. Melengkapi paragraf deskipsi dengan
kalimat yang sesuai.
8
artikel/esai, proposal,
surat dinas, surat dagang,
rangkuman, ringkasan,
notulen, laporan, resensi,
karya ilmiah, dan berbagai
karya sastra berbentuk
puisi, cerpen, drama,
novel, kritik, dan esai
dengan
mempertimbangkan
kesesuaian isi dengan
konteks, kepadanan,
ketepatan struktur, ejaan,
pilihan kata, dan
penggunaan bahasa.
f. Melengkapi paragraf deskripsi
dengan frasa yang sesuai.
g. Melengkapi paragraf analogi.
h. Memperbaiki kalimat simpulan
generalisasi.
i. Melengkapi paragraf sebab-akibat.
j. Melengkapi silogisme dengan
kalimat yang tepat.
k. Melengkapi paragraf narasi.
l. Menyusun kalimat acak menjadi
paragraf.
m. Melengkapi teks pidato dengan
kalimat persuasif.
n. Menentukan kalimat latar belakang
karya tulis.
o. Memperbaiki kalimat yang
mengandung kata kias dalam karya
tulis.
p. Menentukan perbaikan kalimat rancu
dalam karya tulis.
q. Menentukan penulisan judul karya
tulis yang tepat.
r. Menentukan kalimat yang sesuai
dengan konteks surat (isi dan
bagian/struktur) dan penulisan surat
lamaran pekerjaan.
s. Menentukan kalimat resensi.t. Melengkapi puisi dengan larik yang
bermajas.u. Melengkapi dialog teks drama
dengan peribahasa.
9
v. Menentukan kalimat kritik sastra.
Sumber: Lampiran Permendiknas nomor 75 tahun 2009
Kisi-kisi soal UN SMA/MA (Program IPA/IPS/Keagamaan) dalam
lampiran Peraturan Menteri nomor 75 tahun 2009 tentang UN Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan. Kisi-kisi soal UN adalah
acuan dalam pengembangan dan perakitan soal ujian yang memuat SKL
dan kemampuan yang diujikan. Standar Kompetensi Lulusan yang
selanjutnya disebut SKL adalah standar kompetensi minimal yang harus
dikuasai oleh peserta didik.
Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Permendiknas no 23
tahun 2006) menyatakan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) tahun
2009/2010 adalah sebagai berikut.
a. Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian berita, laporan,
saran, berberita, pidato, wawancara, diskusi, seminar, dan pembacaan
karya sastra berbentuk puisi, cerita rakyat, drama, cerpen, dan novel.
b. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,
dan informasi dalam kegiatan berkenalan, diskusi, bercerita, presentasi
hasil penelitian, serta mengomentari pembacaan puisi dan pementasan
drama.
10
c. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis
teks nonsastra berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, teks
pidato, serta teks sastra berbentuk puisi, hikayat, novel, biografi, puisi
kontemporer, karya sastra berbagai angkatan, dan sastra Melayu klasik.
d. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi, teks pidato, proposal, surat dinas, surat dagang,
rangkuman, ringkasan, notulen, laporan, resensi, karya ilmiah, dan
berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, kritik, dan esai.
Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Pasal 6 dalam
Permendiknas nomor 75 tahun 2009, 2009: 5) memaparkan hasil UN
digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:
a. pemetaan mutu satuan dan/atau program pendidikan;
b. seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
c. penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan
pendidikan;
d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan.
Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Pasal 20 Permendiknas
nomor 75 tahun 2009 ( 2009: 8) menjelaskan peserta UN tahun pelajaran
11
SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK dinyatakan lulus jika
memenuhi standar kelulusan UN sebagai berikut:
a. memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran
yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua
mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya;
b. khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran praktik kejuruan minimal
7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN.
Tabel 3
Nilai Peserta UN Tahun 2009/2010 yang di Bawah 4,25 pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
N
O NO PESERTA NAMA NILAI
1 3-10-03-02-500-060-5 Miftakhul Jannnati Fitriyah 4,20
2 3-10-03-02-500-080-9 Muh Fuad Achsan 4,20
3 3-10-03-02-500-134-3 Fani Afan Syaiful Asyari 3,80
4 3-10-03-02-500- 192-9 Abdul Hanif 4,00
5 3-10-03-02-500-194-7 Ainun Fata 4,00
6 3-10-03-02-500-290-7 Yuni Dwi Antika 3,20
Sumber: Laporan UN MAN I Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.
2. Pembelajaran Sastra
Sagala (2003: 61) menyatakan pembelajaran adalah kegiatan yang
di rancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan
atau nilai yang baru. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua
arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan
12
belajar dilakukan oleh perserta didik. Pembelajaran menurut Dimyanti
dan Mudjiono (dalam Sagala: 2003: 62) adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara
aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Piaget (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 14-15) menyatakan
pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut.
a. Langkah satu: menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak
sendiri.
b. Langkah dua: memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan
topik tersebut.
c. Langkah ketiga: mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk
mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan
masalah.
d. Langkah empat: menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan
keberhasilan, dan melakukan revisi.
Fananie (2000: 6) menyatakan definisi sastra secara historik adalah
karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang
spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetika baik yang didasarkan
aspek kebahasan maupun aspek makna. Sementara itu Sumadjo (1995: 5)
menjelaskan sastra menurut arti aslinya berasal dari kata Castra sesuai
dengan filsafat hindu ialah pengajaran yaitu buku ilmu pengetahuan
seperti yang dijumpai dalam hubungan. Kesenian bisa ditafsirkan orang
13
sebagai penjelmaan getaran jiwa yang memandang dan memiliki
keindahan.
Kegiatan atau usaha merasakan dan menikmati hasil-hasil karya
seni tersebut dinamakan apresiasi (Suharianto, 1981: 19). Seni adalah hasil
getaran jiwa dan keselarasan perasaan serta pikiran yang indah dan luhur
(Husnan, dkk., 1988: 3). Sementara Dewantara (dalam Sulistyo, 2005: 5)
menyatakan bahwa seni adalah segala perbuatan manusia timbul dari
perasaan hidupnya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakan jiwa
perasaan manusia. Selain itu, Sudarno (dalam Sulistyo, 2005: 6)
menyebutkan definisi seni sebagai segala keindahan ciptaan manusia.
Sujoko (dalam Sulistyo, 2005: 7) mengungkapkan seni adalah kemahiran
membuat atau melakukan sesuatu yang dipakai atau dimaksudkan sebagai
perangsangn pengalaman estetika yang memuaskan.
Zaidin (2001: 21) menyatakan apresiasi sastra merupakan kegiatan
yang berlangsung dalam sebuah proses. Husnan, dkk. (1988: 4)
kesusastraan adalah hasil cipta (penjelmaan jiwa) manusia yang dilahirkan
dengan bahasa, baik dengan tulisan maupun lisan, yang dapat
menimbulkan rasa keindahan atau keharuan, serta mencerminkan keadaan
masyarakat dan jiwa bangsa yang dimiliki.
3. Kurikulum KTSP
Subandiyah (dalam Khaerudin, dkk., 2007: 23) menyatakan
kurikulum ditinjau dari asal katanya berasal dari Yunani yang mula-mula
digunakan dalam bidang olahraga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh
14
lari. Dari tahun ke tahun kurikulum mengalami perpindahan arti. Al-
Syaibany (dalam Khaerudin, dkk., 2007: 24) kurikulum dikaitkan dengan
dunia pendidikan, maka berarti jalan terang yang dilalui pendidik atau
guru latih dengan orang-orang yang dididik atau dilatihnya untuk
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mereka.
Nasution (1999: 5) menyatakan kurikulum adalah rencana yang
disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan
dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
mengajarnya. Kurikulum KTSP merupakan kurikulum operasional yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan serta merupakan kurikulum
operasional yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan serta
merupakan acauan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk
mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, ketrampilan,
dan sikap) dalam satuan pendidikan dasar dan menengah (Mulyasa, 2008:
221).
Muslich (2008: 10-11) menyatakan KTSP merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) menjadi kurikulum yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah.
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik, dan lingkungan.
b. Beragam dan terpadu.
15
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan.
f. Belajar sepanjang hayat.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Tabel 4
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar ( KD) pada
Kurikulum KTSP
SK DAN KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Semester INo Standar Kompetensi Kompetensi Dasar1 Mendengarkan 1.1 Menanggapi siaran atau informasi dari media 1. Memahami siaran atau elektronik (berita dan nonberita) cerita yang disampaikan 1.2 Mengidentifikasi unsur sastra (intrinsik dan secara langsung /tidak ekstrinsik) suatu cerita yang disampaikan secara Langsung langsung/melalui rekaman2 Berbicara 2.1 Memperkenalkan diri dan orang lain di dalam 2. Mengungkapkan pikiran, forum resmi dengan intonasi yang tepat perasaan, dan informasi 2.2 Mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari melalui kegiatan berbagai berita, artikel, atau buku) berkenalan, berdiskusi, 2.3 Menceritakan berbagai pengalaman dengan dan bercerita pilihan kata dan ekspresi yang tepat3 Membaca 3.1 Menemukan ide pokok berbagai teks nonsastra 3. Memahami berbagai teks dengan teknik membaca cepat (250 kata/menit) bacaan nonsastra dengan 3.2 Mengidentifikasi ide teks nonsastra dari berbagai teknik membaca berbagai sumber melalui teknik membaca Ekstensif4 Menulis 4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan pola 4. Mengungkapkan urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf informasi dalam berbagai Naratif bentuk paragraf (naratif, 4.2 Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif, ekspositif) Deskriptif 4.3 Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif
16
5 Mendengarkan 5.1 Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi 5. Memahami puisi yang yang disampaikan secara langsung ataupun disampaikan secara melalui rekaman langsung/tidak langsung 5.2 Mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui Rekaman6 Berbicara 6.1 Mengemukakan hal-hal yang menarik atau 6. Membahas cerita pendek mengesankan dari cerita pendek melalui melalui kegiatan diskusi kegiatan diskusi 6.2 Menemukan nilai-nilai cerita pendek melalui kegiatan diskusi7 Membaca 7.1 Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, 7. Memahami wacana dan intonasi yang tepat sastra melalui kegiatan 7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu membaca puisi dan cerpen dengan kehidupan sehari-hari Cerpen 8 Menulis 8.1 Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, 8. Mengungkapkan pikiran, irama, dan rima dan perasaan melalui 8.2 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, kegiatan menulis puisi irama, dan rima
SK DAN KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Semester 29 Mendengarkan 9.1 Menyimpulkan isi informasi yang disampaikan 9. Memahami informasi melalui tuturan langsung melalui tuturan 9.2 Menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung (rekaman atau teks yang dibacakan)
10 Berbicara 10.1 Memberikan kritik terhadap informasi dari 10. Mengungkapkan media cetak dan atau elektronik komentar terhadap 10.2 Memberikan persetujuan/dukungan terhadap informasi dari berbagai artikel yang terdapat dalam media cetak dan Sumber atau elektronik
11 Membaca 11.1 Merangkum seluruh isi informasi teks buku ke
11. Memahami ragam dalam beberapa kalimat dengan membaca wacana tulis dengan Memindai membaca memindai 11.2 Merangkum seluruh isi informasi dari suatu tabel dan atau grafik ke dalam beberapa kalimat dengan membaca memindai
12 Menulis 12. Mengungkapkan 12.1 Menulis gagasan untuk mendukung suatu informasi melalui pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif
17
penulisan paragraf dan 12.2 Menulis gagasan untuk meyakinkan atau teks pidato mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif 12.3 Menulis hasil wawancara ke dalam beberapa paragraf dengan menggunakan ejaan yang tidak Tepat 12.4 Menyusun teks pidato
13 Mendengarkan 13.1 Menemukan hal-hal yang menarik tentang 13. Memahami cerita tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara rakyat yang dituturkan langsung dan atau melalui rekaman 13.2 Menjelaskan hal-hal yang menarik tentang latar cerita rakyat yang disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman
14 Berbicara 14.1 Membahas isi puisi berkenaan dengan 14. Mengungkapkan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan pendapat terhadap puisi imajinasi melalui diskusi melalui diskusi 14.2 Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, sosial budaya, dan masyarakat melalui diskusi
15 Membaca 15.1 Mengidentifikasi karakteristik dan struktur 15. Memahami sastra unsur intrinsik sastra Melayu klasik Melayu klasik 15.2 Menemukan nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra Melayu klasik
16 Menulis 16.1 Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri 16. Mengungkapkan sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar) pengalaman diri sendiri 16.2 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dan orang lain ke dalam orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, Cerpen latar)
SK dan KD Mata Pelajaran Kelas XI Semester I17 Mendengarkan 1.1 Menemukan pokok-pokok isi sambutan/ 1. Memahami berbagai khotbah yang didengar informasi dari 1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara sambutan/khotbah dan Wawancara
18 Berbicara 2.1 Menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu 2. Mengungkapkan secara dari hasil membaca (artikel atau buku) lisan informasi hasil 2.2 Menjelaskan hasil wawancara tentang tanggapan membaca dan wawancara narasumber terhadap topik tertentu
19 Membaca 3.1 Menemukan perbedaan paragraf induktif dan 3. Memahami ragam deduktif melalui kegiatan membaca intensif wacana tulis dengan 3.2 Membacakan berita dengan intonasi, lafal, dan
18
membaca intensif dan sikap membaca yang baik membaca nyaring
20 Menulis 4.1 Menulis proposal untuk berbagai keperluan 4. Mengungkapkan 4.2 Menulis surat dagang dan surat kuasa informasi dalam bentuk 4.3 Melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka proposal, surat dagang, dan catatan kaki karangan ilmiah
21 Mendengarkan 5.1 Mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan 5. Memahami pementasan perwatakannya, dialog, dan konflik pada Drama pementasan drama 5.2 Menganalisis pementasan drama berdasarkan teknik pementasan
22 Berbicara 6.1 Menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan 6. Memerankan tokoh mimik, sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan 6.2 Mengekpresikan perilaku dan dialog tokoh Drama protogonis dan atau antagonis 23 Membaca 7.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik 7. Memahami berbagai Hikayat hikayat novel Indonesia/ 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan novel terjemahan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan
24 Menulis 8.1 Mengungkapkan prinsip-prinsip penulisan 8. Mengungkapkan Resensi infomasi melalui 8.2 Mengaplikasikan prinsip-prinsip penulisan penulisan resensi Resensi
SK dan KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester 225 Mendengarkan 9.1 Merangkum isi pembicaraan dalam suatu diskusi 9. Memahami pendapat atau seminar dan informasi dari 9.2 Mengomentari pendapat seseorang dalam suatu berbagai sumber dalam diskusi atau seminar diskusi atau seminar Berbicara 10.1 Mempresentasikan hasil penelitian secara runtut
26 10. Menyampaikan laporan dengan menggunakan bahasa yang baik dan hasil penelitian dalam Benar diskusi atau seminar 10.2 Mengomentari tanggapan orang lain terhadap presentasi hasil penelitian
27 Membaca 11.1 Mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan 11. Memahami ragam membaca cepat 300 kata per menit wacana tulis dengan 11.2 Membedakan fakta dan opini pada editorial membaca cepat dan dengan membaca intensif membaca intensif
19
28 Menulis 12.1 Menulis rangkuman/ringkasan isi buku 12. Mengungkapkan 12.2 Menulis notulen rapat sesuai dengan pola informasi dalam bentuk Penulisannya rangkuman/ringkasan, 12.3 Menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan, notulen rapat, dan dan penelitian karya ilmiah
29 Mendengarkan 13.1 Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar 13. Memahami pembacaan dalam cerpen yang dibacakan Cerpen 13.2 Menemukan nilai-nilai dalam cerpen yang Dibacakan
30 Berbicara 14.1 Mengekspresikan dialog para tokoh dalam
14. Mengungkapkan wacana pementasan drama
sastra dalam bentuk 14.2 Menggunakan gerak-gerik, mimik, dan pementasan drama intonasi, sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama
31 Membaca 15.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik dan 15. Memahami buku dapat diteladani dari tokoh biografi, novel, dan 15.2 Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik Hikayat novel Indonesia/ terjemahan dengan hikayat
32 Menulis 16.1 Mendeskripsikan perilaku manusia melalui 16. Menulis naskah drama dialog naskah drama 16.2 Menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama
SK dan KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 133 Mendengarkan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari
1. Memahami informasi dari berbagai laporan lisan
berbagai laporan 1.2 Mengomentari berbagai laporan lisan dengan memberikan kritik dan saran
34 Berbicara 2.1 Menyampaikan gagasan dan tanggapan dengan
2. Mengungkapkan gagasan, alasan yang logis dalam diskusi
tanggapan, dan informasi 2.2 Menyampaikan intisari buku nonfiksi dengan dalam diskusi menggunakan bahasa yang efektif dalam diskusi
35 Membaca 3.1 Menemukan ide pokok dan permasalahan dalam 3. Memahami artikel dan artikel melalui kegiatan membaca intensif teks pidato 3.2 Membaca nyaring teks pidato dengan intonasi yang tepat
36 Menulis 4.1 Menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan 4. Mengungkapkan unsur-unsur dan struktur
20
infomasi dalam bentuk 4.2 Menulis surat dinas berdasarkan isi, bahasa, dan surat dinas, laporan, format yang baku Resensi 4.3 Menulis laporan diskusi dengan melampirkan notulen dan daftar hadir 4.4 Menulis resensi buku pengetahuan berdasarkan format baku
37 Mendengarkan 5.1 Menanggapi pembacaan penggalan novel dari 5. Memahami pembacaan segi vokal, intonasi, dan penghayatan Novel 5.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel
38 Berbicara 6.1 Menanggapi pembacaan puisi lama tentang lafal, 6. Mengungkapkan intonasi, dan ekspresi yang tepat pendapat tentang 6.2 Mengomentari pembacaan puisi baru tentang pembacaan puisi lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
39 Membaca 7.1 Membacakan puisi karya sendiri dengan lafal, 7. Memahami wacana intonasi, penghayatan dan ekspresi yang sesuai sastra puisi dan cerpen 7.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen
40 Menulis 8.1 Menulis resensi buku kumpulan cerpen 8. Mengungkapkan berdasarkan unsur-unsur resensi pendapat, informasi, dan 8.2 Menulis cerpen berdasarkan kehidupan orang pengalaman dalam lain (pelaku, peristiwa, latar) bentuk resensi dan Cerpen
SK dan KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 241 Mendengarkan 9.1 Mengajukan saran perbaikan tentang informasi 9. Memahami informasi yang disampaikan secara langsung dari berbagai sumber 9.2 Mengajukan saran perbaikan tentang informasi yang disampaikan secara yang disampaikan melalui radio/televisi Lisan
42 Berbicara 10.1 Mempresentasikan program kegiatan/proposal 10. Mengungkapkan 10.2 Berpidato tanpa teks dengan lafal, intonasi, informasi melalui nada, dan sikap yang tepat Presentasi program/proposal dan pidato tanpa teks
43 Membaca 11.1 Menemukan ide pokok suatu teks dengan 11. Memahami ragam membaca cepat 300-350 kata per menit wacana tulis melalui 11.2 Menentukan kalimat kesimpulan (ide pokok) kegiatan membaca cepat dari berbagai pola paragraf induksi, deduksi dan membaca intensif dengan membaca intensif
21
44 Menulis
12 Mengungkapkan pikiran, 12.1 Menulis karangan berdasarkan topik tertentu
pendapat, dan informasi dengan pola pengembangan deduktif dan induktif dalam penulisan 12.2 Menulis esai berdasarkan topik tertentu dengan karangan berpola pola pengembangan pembuka, isi, dan penutup
45 Mendengarkan 13.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama 13 Memahami pembacaan yang dididengar melalui pembacaan teks drama 13.2 Menyimpulkan isi drama melalui pembacaan teks drama
46 Berbicara 14.1 Membahas ciri-ciri dan nilai-nilai yang 14 Mengungkapan terkandung dalam gurindam tanggapan terhadap 14.2 Menjelaskan keterkaitan gurindam dengan pembacaan puisi lama kehidupan sehari-hari
47 Membaca 15.1 Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri puisi 15 Memahami buku kontemporer melalui kegiatan membaca buku kumpulan puisi kumpulan puisi komtemporer kontemporer dan karya 15.2 Menemukan perbedaan karakteristik angkatan sastra yang dianggap melalui membaca karya sastra yang dianggap penting pada tiap penting pada setiap periode Periode Menulis 16.1 Memahami prinsip-prinsip penulisan kritik dan
48 16 Mengungkapkan Esai pendapat dalam bentuk 16.2 Menerapkan prinsip-prinsip penulisan kritik kritik dan esai dan esai untuk mengomentari karya sastra
Sumber: “Standar Isi, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA”. http://www.bsnp-indonesia.org.
Berdasarkan tabel 4 dapat ditarik simpulan bahwa ada SK dan KD
yang diajarkan berulang atau sama atau hampir sama. SK dan KD tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Keterampilan Membaca
1) Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan
cerpen (SK (7); K (X ); S (I)) dengan memahami wacana sastra
puisi dan cerpen (SK (7); K (XII); S (I)).
22
2) Memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan
membaca nyaring (SK (3); K (X); S (I)) dengan memahami ragam
wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca intensif (SK
(2); K (XII); S (2)). (Bedanya hanya pada membaca nyaring
diganti membaca cepat).
3) Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan
(SK (7); K (XI); S (1)) dengan memahami biografi, novel, dan
hikayat (SK (15); K (XI); S (2)).
Adapun KD dari masing-masing SK tersebut ada yang sama dan ada
yang tidak.
1) Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang
tepat (SK (7); KD (7.1); K (X); S (I)) dan menganalisis
keterkaiatan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-
hari (SK (7); KD (7.2); K (X); S (I)) dengan membacakan puisi
karya sendiri dengan lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yang
sesuai (SK (7); KD (7.1); K (XII); S (I)) dan menjelaskan unsur-
unsur intrinsik cerpen (SK (7); KD (7.2); K (XII); S (I)) ( SK dan
KD-nya sama).
2) Menemukan ide pokok suatu teks dengan membaca cepat 300-350
kata per menit (SK (2); KD (11.1) K (XII); S (2)) dan menemukan
kalimat kesimpulan (ide pokok) dari berbagai pola paragraf
induksi, deduksi dengan membaca intensif (SK (2); KD (11.2) K
(XII); S (2)) dengan menemukan perbedaan paragraf induktif dan
23
deduktif melalaui kegiatan membaca instensif (SK (3); KD (3.1); K
(X); S (I)) dan membacakan berita dengan intonasi, lafal, dan sikap
membaca yang baik(SK (3); KD (3.2); K (X); S (I)) (SK-nya sama
tetapi KD-nya beda).
3) Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat (SK (7);
KD (7.1) K (XI); S (1)) dan menganalisis unsur instrinsik dan
ekstrinsik novel Indonesia /terjemahan (SK (7); KD (7.2) K (XI); S
(1)) dengan mengungkapakan hal-hal yang menarik dan dapat
diteladani dari tokoh (SK (15); KD (15.1); K (XI); S (2)) dan
membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel
Indonesia/terjemahan dengan hikayat (SK (15); KD (15.2); K (XI);
S (2)). (SK-nya sama, sedangkan KD-nya 7.1, 7.2, dan 15.2 sama).
b. Keterampilan Berbicara
Pada keterampilan ini hanya ada satu, yakni mengungkapakan
pendapat tentang pembacaan puisi (SK (6); K (XII); S (1)) dengan
mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan puisi lama (SK (14);
K (XII); S (2)). (SK ini bedanya hanya pada objeknya, yakni puisi dan
yang satu puisi lama). Adapun KD dari SK tersebut adalah tidak sama.
c. Keterampilan Mendengarkan
Pada keterampilan ini juga hanya ada satu yakni memahami informasi
melalui tuturan (SK (9); K (X); S (2)) dengan memahami informasi
melalui laporan (SK (1); K (XII); S (I)) (bedanya hanya pada tuturan
dan laporan). Adapun KD dari SK tersebut berbeda.
24
d. Keterampilan Menulis
Pada keterampilan ini SK dan KD-nya tidak ada yang sama.
SK dan KD yang berulang tersebut jika dikaitkan dengan kisi-kisi
UN tahun 2009/2010 ternyata ada beberapa SK/KD yang tidak masuk
dalam kisi-kisi UN tahun 2009/2010. Adapun SK yang masuk adalah
sebagai berikut:
1) Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen
(SK (7); K (X); S (I)) dengan memahami wacana sastra puisi dan
cerpen (SK (7); K (XII); S (I)).
2) Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan (SK
(7); K (XI); S (1)) dengan memahami biografi, novel, dan hikayat (SK
(15); K (XI); S (2)).
Adapun SK yang berulang di atas hanya pada dua SK tersebut
yang masuk dalam kisi-kisi UN tahun 2009/2010, yakni SK pada
keterampilan membaca. Perlu diketahui keterampilan yang diujikan dalam
UN adalah keterampilan membaca dan menulis. Keterampilan berbicara
dan menyimak tidak masuk dalam soal UN.
KD yang berulang yang masuk kisi-kisi UN tahun 2009/2010
adalah sebagai berikut.
1) Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen (SK (7); KD (7.2); K (X); S
(I)).
2) Menemukan ide pokok suatu teks dengan membaca cepat 300-350 kata
per menit (SK (2); KD (11.1) K (XII); S (2)).
3) Menemukan kalimat kesimpulan (ide pokok) dari berbagai pola
paragraf induksi, deduksi dengan membaca intensif (SK (2); KD (11.2)
K (XII); S (2)).
4) Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat (SK (7); KD
(7.1) K (XI); S (1)).
25
5) Menganalisis unsur instrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia
/terjemahan (SK (7); KD (7.1) K (XI); S (1)).
6) Mengungkapakan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh
(SK (15); KD (15.1); K (XI); S (2)).
7) Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel
Indonesia/terjemahan dengan hikayat (SK (15); KD (15.2); K (XI); S
(2)).
4. Materi Pelajaran
Nasar (2006: 19) menyatakan materi adalah segala sesuatu yang
dipelajari dan dikuasai siswa, baik berupa pengetahuan, keterampilan
maupun sikap melalui kegiatan pembelajaran agar dapat menjadi
komponen. Materi yang tidak jelas batasnnya akan membuat guru
kebigungan menentukan apa saja yang harus diberikan kepada siswa.
Akhirnya, pembelajaran menjadi tidak efektif dan efisien karena materi
yang diberikan terlalu sedikit atau terlalu banyak, bahkan mengkin tidak
esensi.
Tiga langkah mengembangkan materi.
a. Melihat kolom analisis kompetensi dasar.
Untuk menentukan materi pembelajaran dalam satu kompetensi dasar,
kita perlu kembali mengacu pada kolom analisis kompetensi dasar.
b. Mendaftar pokok-pokok materi.
Dengan melihat kolom analisis kompetensi, dengan cepat kita bisa
menemukan judul-judul materi yang harus dipelajari siswa.
c. Membuat deskripsi materi
26
Deskripsi materi dilakuakan dengan cara memeriksa setiap judul
materi. Tidak ada batasan ketat sampai sejauh mana deskripsi harus
dilakukan, kecuali deskripsi tersebut telah dipandang memadai oleh
guru yang bersangkutan. Materi esensial harus tercermin dalam
deskripsi tersebut (Nasar, 2006: 19-25).
Contoh materi pelajaran dalam kurikulum KTSP
1) SK: Menulis (Mengungkapkan informasi dalam bentuk surat dinas,
laporan, resensi)
2) KD: Menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan unsur-unsur dan
struktur.
3) Materi Pembelajaran
Contoh surat lamaran (unsur-unsur surat lamaran pekerjaan,
struktur surat lamaran pekerjaan, penggunaan bahasa dalam surat
lamaran pekerjaan, dan penggunaan EYD dalam surat lamaran
pekerjaan
5. Metode
Uno (2007: 2) menyatakan metode pembelajaran didefinisikan
sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Wahab (2008: 83)
menerangkan metode adalah proses atau prosedur yang hasilnya adalah
belajar atau dapat pula merupakan alat melalui makna belajar menjadi
aktif. Edgar B. Wesley dan Stanley P.Wronsky (dalam Wahab, 2008: 3)
menyatakan metode mengajar adalah kata yang digunakan untuk menandai
27
serangkaian kegiatan yang diarahkan oleh guru yang hasilnya adalah
belajar pada siswa.
Contoh Metode pembelajaran dalam kurikulum KTSP
a. SK: Menulis (Mengungkapkan informasi dalam bentuk surat dinas,
laporan, resensi)
b. KD: Menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan unsur-unsur dan
struktur.
c. Materi Pembelajaran
Contoh surat lamaran (unsur-unsur surat lamaran pekerjaan, struktur
surat lamaran pekerjaan, penggunaan bahasa dalam surat lamaran
pekerjaan, dan penggunaan EYD dalam surat lamaran pekerjaan).
d. Metode Pembelajaran
Presentasi, diskusi kelompok inquiri, tanya jawab, penugasan, dan
demontrasi/ pemeragaan model.
6. Evaluasi
Menurut Purwanto (1985: 3) evaluasi ialah penilaian atau
penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan murid-murid ke arah
tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Menurut Wand dan Brown (dalam Nurkancana dan Sunarta, 1983: 1)
evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
dari pada sesuatu. Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan suatu nilai segala sesuatu
28
dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
dunia pendidikan.
Menurut Slameto (1991: 159) ada empat pengertian evaluasi
menurut deskripsinya.
a. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data atau memahami arti,
mendapatkan dan mengkomunikasukan suatu informasi bagi petunjuk
pihak-pihak pengambilan keputusan.
b. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-
dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas mahasiswa, guna
mengetahaui sebab-akibat dan hasil belajar mahasiswa yang dapat
mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
c. Dalam rangka pengembangan suatu kegiatan untuk menilai seberapa
jauh program telah berjalan seperti yang telah dilaksanakan.
d. Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan
pendiidikan dan apakah proses dalam pengembanagan ilmu telah
berada dijalan yang diharapkan.
Dari berbagai pengertian evaluasi tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa evaluasi adalah alat untuk mengetahaui tingkat
keberhasilan atau alat ukur dalam proses pembelajaran yang harusnya di
sertai dengan perubahan-perubahan pada siswa (intelektual, kepribadian
(nilai/sikap), dan adanya keterampilan).
Menurut Harsanto (2009 : 171-180) bentuk-bentuk evaluasi terdiri
dari enam bentuk.
29
a. Evaluasi dalam bentuk tertulis
Evaluasi tertulis dirancang untuk mengetahui kemampuan
kognitif siswa. Lebih dari itu, alat evaluasi tertulis cenderung
digunakan untuk mengetahui kemampuan pengorganisasian gagasan
secara sistematis. Bentuk evaluasi tertulis, antara lain soal pilihan
ganda, soal isian atau uraian, dan lembar lembar kerja.
b. Evaluasi dalam bentuk penugasan dengan lembar kerja
Hasil karya dapat berupa artikel, tulisan, benda, dan
sebagainya. Alat evaluasi model ini sangat cocok untuk mengetahui
kemampuan psikomotorik dan kognitif siswa.
c. Evaluasi dalam bentuk hasil karya (produk)
Hasil karya dapat berupa artikel, tulisan, benda, dan
sebagainya. Alat evaluasi model ini sangat cocok untuk mengetahui
kemampuan psikomotorik dan kognitif siswa.
d. Evaluasi dalam bentuk proyek
Pada dasarnya evaluasi dalam bentuk proyek sama dengan
evaluasi dalam bentuk hasil karya. Bentuk proyek bisa berupa
pembuatan laporan kerja. Alat evaluasi ini sangat sesuai untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam mengintegrasikan seluruh
pengetahuan yang telah diperoleh dalam bentuk laporan atau karya
tulis yang harus dipertanggungjawabkan.
30
e. Evaluasi dalam bentuk penilaian penampilan (performance)
Alat evaluasi penampilan diproses dalam bentuk praktik.
Wujud dari praktik dapat bermacam-macam : praktik diskusi, praktik
menyampaikan hasil kelompok, praktik mempertanggungjawabkan
kerja ilmiah atau penugasan, dan sebagainya.
f. Evaluasi dalam bentuk kumpulan hasil karya (portofolio)
Bentuk alat ini dapat berupa penugasan atau lembar kerja. Alat
evaluasi dalam model ini tidak hanya sesuai untuk mengetahui hasil
perkembangan hasil belajar siswa secara menyeluruh (aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik), tetapi juga membantu siswa untuk
mencapai target yang ingin ia capai dalam tahap proses pembelajaran
tertentu.
Macam- Macam Evaluasi
1. Pre Tes
Penilian kepada anak, gtentang sejauh mana anak memilki persepsi
sejauh mana anak memilki persepsi tentang yang akan disampaikan.
2. Post Tes
Penilian setelah atau sesudah berakhirnya proses belajar mengajar
untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang
disampaikan.
31
3. Tes Sumatif
Penilian yang dilaksanakan setelah berakhirnya program pengajaran
yang lebih luas yaitu satu semester, satu tahun, yang biasanya disebut
ulangan umum.
4. Tes Formatif
Penilian yang dalam satilaksanakan setelah berakhirnya proses belajar-
mengajar dalam satuan pelajaran, atau biasa disebut ulangan harian.
5. Tes Objektif
Tes yang jawabanya sudah disediakan, anak tinggal memilih alternatif
jawaban yang sudah disediakalah satuan atau dengan mengisi jawaban
yang benar dengan beberapa perkataan saja.
6. Tes Subjektif
Tes yang jawabannya membutuhkan uraian-uraian, baik secara terbatas
maupun luas, tes ini biasanya untuk mengukur kemampuan anak yang
lebih tinggi (Sutomo, 1983: 11-18).
7. Tes Pilihan Ganda
Salah satu bentuk soal, jenis objektif yang luas penggunaanya untuk
berbagai macam keperluan (Sumarno, 2005: 131).
8. Menjodohkan
Bentuk soal yang terdiri dari dua kelompok pertanyaan (Sumarmo,
2005: 109).
32
9. Portofolio
Dibidang pendidikan digunakan untuk tujuan pengumpulan data
kinerja siswa (Sumarmo, 2008: 191).
10. Ujian Tulis
Skor peserta didik dari hasil berbagai tes tertulis yang diikuti peserta
didik (Tim, 2006: 43)
11. Unjuk Kerja
Penilian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik
dalam melakuakan sesuatu.
12. Produk
Penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan
kualitas produk tersebut.
13. Proyek
Kegiatan penelitian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu (Tim, 2006: 232-240).
14. Tes Esai
Suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk
uraian dengan menggunkan bahasa sendiri.
15. Tes Lisan
Tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau
soal-soalnya dilakuakan secara lisan, dan tester memberikan jawaban
secara lisan pula (Nurgiantoro, 1988: 68-75).
33
16. Tugas Individu
Diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk pembuatan,
kliping, majalah,dan lain-lain.
17. Tugas Kelompok
Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok
(Uno, 2008: 129) dan lain-lain.
Menurut Slameto (1991: 169-175) langkah-langkah evaluasi terdiri
dari empat.
a. Tahap-Tahap Evaluasi
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
3) Pengelolaan dan Pembobotan
b. Penyusunan Kisi-Kisi
Kisi-kisi dalam suatu acuan atau petunjuk harus diikuti oleh setiap
penulis tes.
1) Komponen kisi-kisi.
2) Aspek yang diukur.
3) Bentuk soal.
4) Tingkat kesukaran soal.
5) Jumlah dan proporsi soal.
34
c. Penyusunan Soal Tes Hasil Belajar
1) Menyusun butir soal lebih dahulu ditentukan TIK ( Tujuan
Instruksional Khusus) yang merupakan pedoman dan arahan bagi
saol yang akan dibuat. TIK merupakan rumusan tingkah laku siswa
yang akan diukur melalaui keberhasilan sehingga perlu dirumuskan
lebih khusus dan operasional agar tidak timbul penafsiran lain.
2) Tes hasil belajar disusun dengan mengacu pada kurikulum yang
berlaku, khususnya pada tujuan dan pokok bahasan yang terdapat
dalam garis-garis besar program pengajaran (GBHN).
3) Ada dua hal yang dijabarkan sebagai pertimbangan.
a) Pokok bahasan yang menunjang pencapaian TIU (Tujuan
Instruksional Umum) yang bersangkutan.
b) Tingkat perkembangan siswa pada jenjang pendidikan yang
bersangkutan.
4) Berpatokan TIK dirumuskan beberapa soal untuk setiap TIK yang
bersangkutan.
d. Administrasi Penyelenggaraan Tes Hasil Belajar
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelenggaraan Tes Hasil
Belajar.
1) Perencanaan
a) Tes Subsumatif minimal 3 kali tiap semester ( tes kecil dan tes
tengah semester)
b) Tes Sumatif 1 kali tiap semester (tes akhir semester)
35
2) Menyusun Kisi-Kisi
Kisi-kisi disusun agar berisi soal bentuk objektif dan bentuk esai.
3) Menyusun Soal (butir) tes
a) Tes objektif, dari berbagai variasi
b) Tes esai
4) Pelaksanaan
a) Menyelenggarakan tes diteruskan dengan pemberian skor.
b) Menghitung nilai subsumatif, nilai kokurikuler, dan nilai
sumatif.
c) Mengisi leger/mengisi rapor.
d) Menghitung daya serap mengenai mata kuliah yang diajarkan.
5) Pengolahan Hasil
a) Yang dicapai sesseorang dengan skor mentahnya, sebetulnya
belum mempunyai makna apa-apa sebelum diolah lebih lanjut.
b) Prinsip yang mendasari adalah bahwa kepandaian seseorang
didalam suatu tes dapat dilihat dari perbandingan antara skor
mentah yang berhasil dicapainya dengan skor ideal yang
mungkin dicapainya.
c) Nilai akhir yang dihitung dengan cara membandingkan skor
mentah dengan skor ideal.
6) Analisis butir soal
Analisis butir soal dapat diarahkan untuk hal berikut.
36
a) Memperoleh informasi diagnostic dari kegagalan mahasiswa
dalam menjawab saol tertentu sehingga dapat ditempuh
pengajaran remedial.
b) Mengetahui tingkat kesukaran dan daya beda.
Langkah-langkah evaluasi pendidikan mutlak harus dilakukan
oleh setiap pendidik, pendidik tinggal memilih kesesuan evaluasi
yang akan digunakan dengan materi pembelajaran. Karena tidak
semua materi pembelajran dievaluasi dengan cara yang sama.
Evaluasi pembelajaran merupakan hal yang sangat penting
dilakukan, karena sebagai penilai atau alat ukur tingkat keberhasilan
proses belajar mengajar. Di atas merupakan langkah-langkah
evaluasi menurut Slameto, beliau menyatakan ada empat langkah
yang harus dilakukan dalam evaluasi.
Contoh evaluai pembelajaran
Standar Kompetensi : Membaca
3. Memahami ragam wacana tulis dengan
membaca memindai, membaca cepat.
Kompetensi Dasar : 3.1 Menemukan informasi secara cepat dan
tepat dari ensiklopedi / buku telepon
dengan membaca memindai.
1. Prosedur : Post Test
2. Jenis Tes : Tes Lisan
3. Intrumen : Produk
37
4. Bentuk Instrumen : Produk
5. Teknik : Tes Lisan
6. Rubrik/ Pedoman Penilaian
a. Perintah
Menuliskan subjek dan informasi yang bisa ditemukan pada
ensikopedi atau buku telepon dengan cara membaca menindai
dan mengungkapkanya dengan bahasa sendiri.
b. Soal
1. Berapa nomor telepon Etnapraya Manunggal PT dan
sertakan alamatnya?
2. Berapa nomor telepon Legimen dan sertakan alamatnya ?
3. Berapa nomor telepon Sritex Delta PT dan sertakan
alamatnya?
4. Berapa nomor telepon Wartel Serba Usaha Tirtama
Glonggong dan sertakan alamatnya?
5. Berapa nomor telepon SLTP Saverius dan sertakan
alamatnya ?
6. Berapa nomor telepon Darma Tyanto Saptodewo Ir dan
sertakan alamanya?
7. Berapa nomor telepon SMK Kab dan sertakan alamatnya ?
8. Berapa nomor lelepon Warnet Desy Qomariah dan
sertakan alamatnya?
38
9. Berapa nomor telepon SLTP Tarakanita dan setakan
alamatnya?
10. Ubahlah informasi tersebut menjadi satu paragraf dengan
bahasa anda sendiri dan sampaikanlah ?
Jawaban
1. 780-003, 781-043, 782-295, dan 782-396.
Jl Laksda Adisucipto 120 (Solo)
2. 697-770, Banjarsari RT 04/09
3. 826-591, Jl Raya Solo S ragen Dagen Jaten (Solo)
4. 887-298, Jl Ngundaan RT 02/01
5. 891-279, Jl Veteran 12
6. 697-321, Ds Kalisoro RT 03/04
7. 321-028, Jl Raya Solo Pacitan (Wonogiri)
8. 321-924, Jl Pemuda 207
9. 621-533, Jl Nusa Indah II Solo Baru Grogol Sukoharjo
(Solo)
10. PT Sritex Delta merupakan perusahan besar dan memilki
banyak karyawan, dst.
Keterangan
Satu soal (1-9) untuk satu kelompok
39
Penilaian
Penilaian Skora. Tercepat nomor 1b. Tercepat nomor 2c. Tercepat nomor 3d. Nomor 4e. Nomor 5f. Nomor 6g. Nomor 7h. Nomor 8i. Nomor 9j. # Menyampaikan dengan lengkap
dan jelas# Menyampaikan dengan lengkap dan tidak jelas# menyampaikan denghan tidak lengkap dan tidak jelas
1098765431105
3
Skor maksimal 20
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 - 100 adalah sebagai berikut
Perolehan skorNilai akhir = x Skor Ideal (100)
Skor Maksimum (20)
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian Zamroni (2002) dengan judul “Evaluasi Keberhasilan
Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun” menyatakan wajib belajar sebagai
intrument realisasi keadilan pendidikan keberhasilannya ditentukan pada
indeks tingkat partisipasi kasar SLTP yang saat ini mencapai 68, 73. Wajib
belajar menjadi indikator tingkat kemakmuran suatu negara, semakin lama
wajib belajar makin dianggap suatu negara mampu membiayai pendidikan
40
warganya. Segi positif penyelenggaraan wajib belajar adalah mengatrol
kualitas SDM yang efeknya meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.
Critical mass yang merupakan fenomena pencapaian target wajib belajar akan
mendorong efek pada dimensi lainnya sehuingga efektivitas wajib belajar
harus dicermati pelaksanaanya melalui evaluasi keberhasialn. Salah satu
pencermatan terhadap pelaksanaan Wajar adalah kuadran IV yang merupakan
kelompok masyarakat sangat rentan baik ekonomi maupun aspirasi. Oleh
karena itu, perhatian terhadap masyarakat kuadran IV serta territorial
terpencil ditempatkan sebagai prioritas utama dalam pelaksanaan Wajib
belajar 9 tahun di Indonesia.
Marmi (2006) meneliti “Pembelajaran Apresiasi Drama di Sekolah
Menengah Atas berdasarkan kurikulum 2004”. Penelitian ini menunjukkan
beberapa hal.
1. Persepsi guru bahasa Indonesia dan sastra Indonesia terhadap kurikulum
2004 cukup baik.
2. Perencanaan pembelajaran drama yang dilakukan oleh guru berpedoman
pada perangkat pembelajaran yang dibuat sendiri.
3. Pelaksanaan pembelajaran drama sudah mengarah pada aspek apresiasi.
4. Dalam pelaksaan pembelajaran drama di SMA Negeri 1 Wonogiri
terdapat kesulitan-kesulitan antara lain : ketidaksiapan SMA, terbatasnya
waktu dan minimnya fasilitas dan sarana prasarana.
5. Upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran drama antara lain: melaksanakan sosialisasi dan training
41
tentang KBK,memberi contoh drama yang pendek ,dan menambah
alokasi waktu di sore hari.
Tulisan lain pernah dilakukan oleh Sriyono tahun (2006) dengan judul
“Pembelajaran Drama di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus di SMA
Negeri 1 Sukoharjo)”. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa
secara teori isi pembelajaran drama berdasarkan KBK ideal, karena sesuai
dengan tuntutan kebutuhan siswa. Namun demikian, dalam praktiknya sulit
untuk dilaksanakan dan sering menjadi beban bagi guru, karena selain
menyita waktu dan tenaga guru bahasa dan sastra Indonesia belum tentu
memiliki pengetahuan yang memadahai tentang pembelajaran drama.
Tulisan Farida Nugraheni (2006) dengan judul “Pembelajaran yang
Apresiatif dalam Perspektif Kurikulum Berbasis Kompetensi (Studi Kasus di
SMA Surakarta Program Internasional)” menemukan pelaksanaan
pembelajaran sastra yang apresiatif di SMA N 1 Surakarta kelas internasional
secara umum cukup berhasil. Keberhasilan ini dicapai atas dukungan guru
maupun siswanya. SMA N 1 Surakarta adalah sekolah unggulan yang
memilliki fasilitas belajar sastra yang memadai.
Sementara itu, profil guru sastra di sekolah cukup ideal sebagai
pengajar sastra, karena memilki kompetensi kompetensi sastra yang
memadai; serta komitmen yang tinggi terhadap profesi; serta gairah dalam
memajukan kehidupan serta mampu terjun langsung dalam pengembangan
sastra. Adapun siswanya adalah siswa yang memiliki kualitas akademik yang
tinggi memilki kecakapan dalam berbahasa inggris, serta memiliki kecakapan
42
dalam berbahasa asing (Inggris), serta memiliki sikap positif dan minat yang
tinggi terhadap sastra. Di sisi lain masih ditemuakan sisi kelemahan dari
pelaksanaan pembelajaran sastra di sekolah tersebut, yakni pada penyampaian
materi ajar.
Guru sastra di sekolah tersebut dalam memberikan materinya masih
berkutat pada pengkajian unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra, dan itu
pun bukan dalam kerangka keterpaduan hubungan antarunsurnya dalam
mendukung totalitas makna seperti yang dikehendaki teori struktural, terlebih
lagi teori-teori yang lain. Selain itu, karya sastra yang dijadikan objek kajian,
kebanyakan adalah karya sastra populer yang bertema remaja serta karya-
karya sastra yang bernuansa internasional dan karya sastra lain belum
diperkenalkan.
Tulisan lain yang pernah dilakukan oleh Tri Nur Hapsari (2008)
dengan judul “Pembelajaran Apresiasi Cerpen Berdasarkan KTSP pada Siswa
Kelas X SMA Islam Diponegoro Surakarta Kendala dan Solusinya”.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dalam pembelajaran apresiasi
sastra, banyak mengalami kendala salah upaya untuk mengatasinya yaitu
dengan mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai
bidang di luar bidang akademik. Misalnya ialah dengan mengikuti sanggar
seni.
Tulisan Miftakhul Huda (2008) dengan judul “Pembelajaran Sastra di
Kelas XI SMA Negeri 1 Surakarta tahun 2007-2008: Bahan Ajar, Metode,
dan Respon Siswa. Berdasarkan hasil penelitian ,disimpulkan bahwa
43
pembelajaran sastra meliputi pembelajaran drama,prosa,dan puisi. Metode
yang digunakan bervariasi. Hal ini didasarkan pada bahan ajar yang
digunakan. Respon pembelajarannya diapresiasikan langsung dengan
membuat karya sastra yang sederhana. Respon pada pembelajaran drama
diwujudkan dengan membuat komik sederhana secara individu dan membuat
naskah drama secara berkelompok. Adapun, pada prosa diwujudkan dengan
membuat resensi novel, membuat cerpen, dan membuat kelompok untuk
mendiskusikan materi dan meresponnya. Pada puisi diwujudkan dengan
menulis puisi dan membaca puisi.
Penelitian Nugraheni Eko Wardani ( 2009) yang mengangkat judul
“Strategi dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra”. Berdasarkan penelitian
tersebut disimpulkan strategi pembelajaran terkait dengan rencana kegiatan
pembelajaran termasuk di antaranya penggunaan model dan pemanfaatan
sumberdaya dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh
karena itu, dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran, penggunaan
model pembelajaran, materi pembelajaran, maupun media pembelajaran
diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Agar pembelajran
dapat berlangsung dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan,
maka strategi pembelajaran mutlak diperlukan. Stategi pembelajaran menjadi
pedoman bagi guru untuk melaksankan langkah-langkah pembelajaran secara
efektif dan efisien. Tuntutan globalisasi dan mutu pendidikan menyebabkan
penyusunan strategi pembelajaran yang berwawasan PAKEM menjadi
penting keberdaanya.
44
Tulisan Endang Rahmawati (2009) dengan judul “Pembelajaran
Keterampilan Menulis Narasi dengan Media Gambar Berseri pada Siswa
Kelas III SDIT Nur Hidayah Surakarta”. Berdasarkan data penelitian dapat
disimpulkan: (1) setiap akan mengajar guru selalu menyiapkan apersepsi,
tugas-tugas yang akan diberikan, materi, RPP, dan silabus yang sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) Pelaksanaan pembelajaran
menulis di SDIT Nur Hidayah Surakarta meliputi; materi, metode, media, dan
evaluasi. Materi yang diajarkan adalah yang diajarkan adalah menyususn
paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan
ejaan; metodeyang digunakan oleh guru adalah meode ceramah, tanya jawab,
dan brainstorming: media yang digunakan adalah potongng dan gambar
berseri yang diacak; dan evaluasi yang dilakukan oleh guru adalah dengan
penilian portofolio, dan (3) Kemampuan siswa kelas III SDIT Nur Hidayah
Surakarta menulis narasi berdasarkan urutan gambar berseri cukup, karena
sebagian besar siswa dapat mengurutkan gambar berseri yang diacak secara
tepat dan dapat menuangkan menjadi sebuah karangan yang baik. Dalam hal
ini terdapat pola urutan gambar yaitu pola urutan 4-1-3 dan pola urutan 4-1-3-
2.
Adapun hubungan bentuk /kohesi yang berada di dalam karangan
siswa terdapat berbagai macam bentuk kohesi, yaitu kohesi gramatikal
(penunjukkan (reference)), penggantian (subtitution), pelesapan (elypsis), dan
perangkaian (conjunction), dan kohesi leksikal berupa sinonim (synonim).
45
Tulisan Fajar Hadi Sukoco (2010) dengan judul ”Peningkatan
Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Gambar pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 3 Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil
penelitian yang dilakukan dalam meningkatan kemampuan menulis puisi dan
keaktifan siswa adalah (1) proses pembelajaran yang dilakuakan sebelum
penerapan media gambar keaktifan siswa mencapai 42,5% dan siswa yang
mencapai ketuntasan hanya 6 siswa dengan KKM 75, (2) Pembelajaran yang
dilakukan pada siklus I kreatifan siswa sudah mengalami peningkatan, namun
masih kurang maksimal yaitu sebesar 47,5% pada siklus ini 17 siswa yang
mencapai ketuntasan dan 23 siswa belum mencapai KKM 75, (3) Siklus II
yang dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan menulis puisi yaitu
keaktifan mencapai 72,5% dan siswa yang mencapai ketuntasan minimal
menjadi 37 dengan KKM 75.
Dengan demikian, peningkatan kemampuan menulis puisi
menggunakan media gambar siswa kelas VIIIC SMP Negeri 3 Geyer dapat
dikatakan berhasil, hal ini terbukti adanya peningkatan kemampuan menulis
puisi siswa di setiap siklusnya dengan pencapaian nilai sesuai KKM yang
telah ditentukan.
Tulisan Dewi Lusiana (2010) dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Menulis Karangan Eksposisi dengan Metode Kooperatif Tipe STAD pada
Siswa Kelas X.3 SMA Muhammadiyah 4 Andong Kabupaten Boyolali”.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis
karangan eksposisi dari adanya peningkatan kemampuan menulis kara ngan
46
eksposisi dalam membuat karangan eksposisi dalam membuat karangan
eksposisi dari 59.45 % pada siklus pertama menjadi 81.08 % pada siklus
ketiga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran
kooperatif Tipe STAD dapat meningkatakan kemampuan siswa dalam
menulis karangan eksposisi.
Penelitian Rahmawati (2010) dengan judul “Peningkatan Ketrampilan
Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Gambar Berseri pada Siswa
Kelas X SMA Al- Islam 3 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.” Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan media gambar
berseri dengan media gambar berseri dapat meningkatkan minat dan motivasi
serta kemampuan siswa. Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran pada siklus sebesar 47% yang meliputi: 27% atau 12 siswa
mengajukan pertanyaan, (2) 20% atau 12 siswa menjawab pertanyaan, (3)
belum ada siswa yang berani memberikapan tanggapan. Pada siklus II terjadi
peningkatan minat dan motivasi yaitu sebesar 86% yang meliputi: (1) 34%
atau 15 siswa mengajaukan pertanyaan, (2) 32% atau 14 siswa menjawab
pertanyaan, (3) 20 % atau 10 siswa memberikan tanggapan. Penggunaan
media gambar berseri dapat meningkatakan kemampuan siswa dalam menulis
cerpen. Siswa yang telah mencapai target batas ketuntasan belajar sebesar 65
mengalami peningkatan, pada silkus I sebesar 45% atau sekitar 20 siswa,
pada silkus II menjadi 68% atau sekitar 30.
Marlina Ulfa (2010) dengan judul “Peningkatan Keterampilan
Berbicara dengan Media Komik Tanpa Kata Pada Siswa Kelas VIII C Mts
47
Muhammadiyah Waru, Baki, Kabupaten Sukoharjo”. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dengan media komik
tanpa kata mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Hal ini dapat
ditunjukkan dari evaluasi terhadap profil kelas dan hasil pembelajaran
keterampilan berbicara siswa sebelum dan sesudah penelitian. Kualitas
pembelajaran meningkat, yang meliputi: (1) keaktifan siswa, siklus awal
63%,silus I 77%, dan siklus II 92%; (2) minat dan motivasi siswa, siklus awal
46%, siklus I 68%, dan pada siklus II 77%; (3) perhatian dan konsentrasi
siswa, siklus awal 54%, siklus I 71%,dan siklus II 86%. Hasil pembelajaran
keterampilan berbicara siswa pada siklus awal 64,5; siklus I 68,6; dan pada
siklus II 72.
Di atas ada dua belas penelitian yang relevan, tetapi hanya ada dua
penelitian yang paling dekat dengan penelitian ini. Pertama, penelitian dari
Nugraheni Eko Wardani (2009) dengan judul Strategi Pembelajaran Apresiasi
sastra”. Penelitiann ini dianggap paling dekat karena hasil penelitian ini
menunjukan bahwa model pembelajaran, materi pembelajaran, dan media
pembelajaran diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan judul yang diangkat penulis yakni melihat relevansi soal
sebagai alat evalusi dengan kurikulum, dan materi pelajaran yang sebelumnya
melihat bagaimana kurikulum, materi pelajaran, metode, dan evaluasi
dilaksanakan disekolah untuk melihat bagaimana tujuan pembelajaran tersebut
diraih.
48
Kedua, adalah penelitian dari Miftakhul Huda dengan judul
“Pembelajaran Sastra di Kelas XI SMA Negeri 1 Surakarta tahun 2007-2008:
Bahan Ajar, Metode, dan Respon Siswa.” Penelitian ini dianggap paling dekat
dengan penelitian penulis karena sama mengakat bahan ajar (materi pelajaran)
dan metode. Hal ini hampir sama dengan penelitian penulis karena materi
pelajaran (bahan ajar) dan metode merupakan dua dari beberapa variabel yang
ada dalam penelitian ini.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif, menurut McMilan dan
Schumacher (dalam Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, 2006: 73)
menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penedekatan yang juga
disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data
dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di
tempat penelitian. Dengan metode kualitatif, data yang didapat lebih lengkap
dan mendalam sehingga tujuan penelitian dapat dicapai secara maksimal.
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
ekperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada gerneralisasi (Sugiyono, 2007: 1).
B. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut
Spradley dinamakan situasi social, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place
(tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas) (Sugiono, 2007: 68). Maka
penelitian ini memiliki objek relevansi soal sastra pada UN tahun 2009/2010
49
50
dengan kurikulum KTSP, materi pelajaran, metode, dan evalusi di MAN I
Surakarta.
C. Data dan Sumber Data
Data penelitian kualitatif ini adalah butir soal sastra pada UN tahun
2009/2010 ,kurikulum KTSP, materi pelajaran, metode, dan evalusi di MAN I
Surakarta. Sumber data penelitian ini adalah guru, siswa, soal sastra pada UN
tahun 2009/2010 dengan kurikulum KTSP, materi pelajaran, metode, dan
evalusi di MAN I Surakarta.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan fokus penelitian maka, teknik penelitian yang sesuai
dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pengumpulan data menggunakan
teknik wawancara, observasi partisipasi, kuesioner (angket), dan dokumentasi.
Teknik wawancara adalah usaha untuk mengungkapkan motivasi, maksud atau
penjelasan dari informan (Moleong, 2006: 153). Teknik Obervasi partisipasi
adalah metode penelitian untuk mengungkapkan data yang dicirikan adanya
interaki sosial antara peneliti dengan yang diteliti (Mantra, 2006: 28).
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2010: 142). Adapun teknik
dokumentasi merupkan teknik pengumpulan data yang tidak langsung
Display Data SelamaSetelah
Kesimpulan / verifikasi SelamaSetelah
Periode Pengumpulan
Antisipasi Reduksi Data SelamaSetelah
ANALISIS
51
ditujukan kepada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen-dokumen, baik
resmi maupun tidak resmi (Soehartono, 2004: 70).
E. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian ini menggunakan analisis data di lapangan
Model Miles and Huberman. Analisis data dalam penelitian kualitatif,
dilakuakan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakuakan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitasnya dalam analisis
data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Gambar 1. Komponen dalam analisis data (flow model)
Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa, setelah peneliti
melakukan pengumpulan data, maka peneliti melakuakan antisipatory sebelum
melakuakan reduksi data. Reduksi data yang diperoleh dari lapangan
jumlahnya cukup banyak dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti
ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit.
52
Untuk itu perlu segera dilakuakan analisis data melalui reduksi data. Setelah
data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Melalui
penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan sehingga akan mudah dipahami. Setelah itu, dilakukan penarikan
kesimpulan dan verifikasi (Sugiono: 2010: 246-252).
F. Teknik Validitas Data
Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
internal. Hal ini dikarenakan validitas internal memiliki akurasi dengan data
yang dicapai (Sugiono, 2010: 267).
G. Teknik Penyajian Hasil Analisis
Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik
penyajian informal. Teknik penyajian informal merupakan teknik penyajian
dengan rumusan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145)
H. Waktu Penelitian
NoNama
Kegiatan
Bulan Pelaksanaan Penelitian
1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
dan
Penyusunan
53
Proposal
2 Pelaksanaan
Penelitian
3 Analisis
Data
4 Penyusunan
Laporan