Bab 1,2, 3

83
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan hasil imajinasi seorang sastrawan yang mengandung nilai keindahan atau estetika. Wellek (1993: 3) menyatakan sastra adalah suatu kegiatan kreatif yang mempunyai nilai seni. Sastra di sekolah sebagai salah satu mata pelajaran yang tergabung atau bersatu dengan mata pelajaran bahasa indonesia. Sementara itu, Mulyasa (2003: 100) menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah lebih baik. Pembelajaran sastra dalam dunia pendidikan formal di Indonesia masih menghadapi satu kendala ‘klasik’, yaitu penyatuan pembelajaran sastra dalam bidang studi pembelajaran bahasa. Sudah lama posisi ini dikeluhkan tidak menguntungkan bagi pembelajaran sastra sebagai sebuah bidang seni. 1

Transcript of Bab 1,2, 3

Page 1: Bab 1,2, 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra merupakan hasil imajinasi seorang sastrawan yang mengandung

nilai keindahan atau estetika. Wellek (1993: 3) menyatakan sastra adalah suatu

kegiatan kreatif yang mempunyai nilai seni. Sastra di sekolah sebagai salah

satu mata pelajaran yang tergabung atau bersatu dengan mata pelajaran bahasa

indonesia. Sementara itu, Mulyasa (2003: 100) menyatakan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah lebih baik. Pembelajaran sastra

dalam dunia pendidikan formal di Indonesia masih menghadapi satu kendala

‘klasik’, yaitu penyatuan pembelajaran sastra dalam bidang studi pembelajaran

bahasa. Sudah lama posisi ini dikeluhkan tidak menguntungkan bagi

pembelajaran sastra sebagai sebuah bidang seni.

Sastra tidak dapat terlepas dari apresiasi. Kegiatan atau usaha

merasakan dan menikmati hasil-hasil karya seni tersebut dinamakan apresiasi

(Suharianto,1981:19). Tingkat keberhasilan sastra adalah ketika seseorang

tersebut sudah mampu mengapresiasikan sastra. Kemampuan apresiasi sastra

pada siswa di sekolah sekarang ini banyak dipertanyakan. Hal ini mengingat

pembelajaran sastra di sekolah yang hanya merupakan bagian dari materi

pelajaran bahasa Indonesia atau bahasa Jawa sehingga ketika materi itu

dibahas yang dipersoalkan hanya bahasa yang dipakai dalam sastra, tidak

1

Page 2: Bab 1,2, 3

2

masalah sastra. Sebagian besar guru bahasa di sekolah kurang menumbuh

kembangkan minat dan kemampuan siswa dalam sastra. Siswa sendiri tidak

ada rasa ketertarikan sama sekali, padahal yang berhubungan dengan sastra.

Keadaan pembelajaran sastra di sekolah, yang seperti ini tidak hanya sekarang

ini tetapi sudah berlangsung lama.

Superhar (2006) menyatakan pelajaran sastra, dalam pandangan orang

dewasa, termasuk pihak sekolah ternyata bukanlah pelajaran menarik untuk

diberikan dengan sungguh-sungguh dan serius kepada anak-anak di sekolah.

Doktrin yang diberikan kepada siswa adalah pelajaran eksak, ilmu

pengetahuan alam dan sosial, serta bahasa Inggris sebagai pelajaran yang

sangat penting penguasaannya bagi masa depan anak. Ini dengan

pertimbangan bahwa pelajaran-pelajaran itu berhubungan dengan jurusan yang

nantinya akan diambil ketika mereka mengenyam pendidikan tinggi. Ditarik

lebih jauh lagi adalah nantinya bidang-bidang itu akan berhubungan lapangan

kerja dan profesi yang sangat menggiurkan yang kelak akan dicapai siswa.

Pandangan pragmatis demikian seharusnya dibuang jauh-jauh. Hal

seperti inilah yang membuat banyak pihak menyepelekan pelajaran sastra.

Perlu diketahui UN SMA tahun 2010 penyebab kegagalannya terdapat pada

mata pelajaran bahasa Indonesia. Anta (2010) menyatakan ketidaklulusan

siswa dalam Ujian Nasional (UN) SMA di Jawa Tengah didominasi nilai

untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Masihkah disepelekan pelajaran

bahasa Indonesia, padahal pada hakikatnya semua pelajaran itu sama-sama

penting. Superhar (2006) menyatakan semua pelajaran harus diarah-tujukan

Page 3: Bab 1,2, 3

3

untuk memperkaya ruang dalam dan batin siswa. Hal ini akan memperkaya

kemampuan dan sisi batin siswa karena sekolah bukanlah mesin pencetak

manusia-manusia robot yang tidak mempunyai nilai-nilai luhur dalam diri dan

lingkunganya.

Pada soal-soal UN SMA dari tahun pelajaran 2001/2002 sampai tahun

pelajaran 2009/2010 soal sastra mengalami peningkatan.

Tabel 1

Jumlah Soal UN Tahun Pelajaran 2001/2002 s/d 2009/2010

UN Tahun Pelajaran Kode

Jumlah Soal TotalBahasa Sastra

2001/2002 52 8 602002/2003   49 11 602003/2004   48 12 602004/2005   49 11 602006/2007 A 38 12 50

B 38 12 502007/2008 A 34 16 50

B 34 16 502008/2009 A 33 17 50

B 33 17 502009/2010 A 31 19 50

B 31 19 50Sumber: Soal UN tahun pelajaran 2001/2002 s.d 2009/2010 jurusan IPA/IPS/Keagamaan.

Tabel 1 membuktikan adanya peningkatnya jumlah soal sastra setiap

tahunnya, kecuali pada tahun 2004/2005 yang mengalami penurunan satu

soal.Sastra yang memadai akan menciptakan output pendidikan yang lebih arif

dan bijak. Dalam konteks ini sastra menjadi sangat urgen. Tidak hanya sastra

berperan dalam penanaman pondasi keluhuran budi pekerti, melainkan sastra

juga memiliki andil dalam pembentukan karakter yang jujur sejak dini.

Page 4: Bab 1,2, 3

4

Melalui pergulatan dan pertemuan intensif dengan teks-teks sastra, para siswa

akan mendapatkan bekal pengetahuan yang mendalam tentang manusia,

hidup, kehidupan, serta berbagai kompleksitas problematika dimensi hidup.

Pembelajaran sastra pada dasarnya adalah pembelajaran tentang

kehidupan. Adapun, pembelajaran sastra bertujuan bagaimana seorang siswa

mampu mengapresiasikan karya sastra yang mengangkat eksistensi kehidupan

manusia. Hal ini membuat siswa dapat mengambil banyak hal dari

pembelajaran sastra dilakukan dan sekaligus melakukan apresiasi sastra.

Keberhasilan proses belajar-mengajar ditentukan oleh keterpaduan keempat

komponennya, yakni: kurikulum, materi pelajaran, metode, dan evalusi

(Kartawidjaja, 1987: 161).

Evaluasi sebagai komponen akhir yang memberikan keputusan akhir

tentang keberhasilan proses pembelajaran. Ujian Nasional (UN) sebagai salah

satu alat evalusi final yang menentukan lulus atau tidaknya seorang siswa

selama tiga tahun. UN merupakan sebuah proses alamiah yang harus dilalui

oleh setiap pelajar dan ditujukan untuk mengukur kompetensi hasil proses

pembelajaran yang selama ini telah mereka jalani. Hal ini membuat UN

memperlukan persiapan yang lebih dari pada evaluasi-evaluasi yang lain.

Atas dasar paparan di atas, maka diungkapkan judul “ Relevansi Soal

Sastra pada Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan KTSP (SK dan

KD), Materi Pelajaran, Metode, dan Evaluasi”.

Page 5: Bab 1,2, 3

5

B. Perumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang terkait dengan penelitian ini.

1. Bagaimana kesesuaian penerapan KTSP (SK dan KD), materi pelajaran,

metode, dan evaluasi di MAN I Surakarta ?

2. Bagaimana relevansi soal sastra UN tahun pelajaran 2009/2010 dengan

KTSP dan materi pelajaran di MAN I Surakarta ?

C. Tujuan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan.

1. Memaparkan kesesuaian penerapan KTSP (SK dan KD), materi pelajaran,

metode, dan evaluasi di MAN I Surakarta.

2. Mendeskripsikan relevansi soal sastra UN tahun pelajaran 2009/2010

dengan KTSP dan materi pelajaran di MAN I Surakarta.

D. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat.

1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk pemahaman

dan pengetahuan tentang kesesuaian penerapan KTSP (SK dan KD),

materi pelajaran, metode, dan evaluasi di MAN I Surakarta.

2. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai penambahan

pemahaman dan pengetahuan tentang relevansi UN dengan KTSP dan

materi pelajaran di MAN I Surakarta.

Page 6: Bab 1,2, 3

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Teori yang mendukung penelitian ini antara lain Ujian Nasional (UN) ,

pembelajaran sastra, KTSP, materi pelajaran, metode, dan evaluasi.

1. Ujian Nasional

Permendiknas nomor 75 tahun 2009 (dalam Badan Standar

Nasional Pendidikan, 2009: 2) menyatakan Ujian Nasional yang

selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian

kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah. UN utama adalah ujian nasional yang diselenggarakan bagi

seluruh peserta ujian yang terdaftar sebagai peserta UN tahun pelajaran

2009/2010. Adapun, UN susulan adalah ujian nasional yang

diselenggarakan bagi peserta didik yang tidak dapat mengikuti UN utama

karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah. Sementara itu, UN

bertujuan menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada

mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Tabel 2

Kisi- kisi UN Tahun 2009/2010

NO Standar Kompetensi

Kelulusan

Kompetensi yang diujikan

1 Membaca

Memahami secara kritis

a. Menentukan isi dan bagian-bagian

6

Page 7: Bab 1,2, 3

7

berbagai jenis wacana tulis

teks nonsastra berbentuk

grafik, tabel, artikel, tajuk

rencana, laporan, karya

ilmiah, teks pidato,

berbagai jenis paragraf

(naratif, deskriptif,

argumentasi, persuatif,

dan eksposisi), serta teks

sastra berbentuk puisi,

hikayat, cerpen, drama,

novel, biografi, karya

sastra berbagai angkatan

dan sastra Melayu Klasik.

paragraf suatu artikel.

b. Menentukan unsur paragraf.

c. Menentukan isi paragraf, simpulan

paragraf, dan arti.

istilah/kata dalam

paragraf.

d. Menentukan opini dalam tajuk

rencana.

e. Menentukan isi grafik, diagram, atau

tabel.

f. Menentukan unsur intrinsik dan isi

hikayat sastra.

g. Melayu Klasik.

h. Menentukan unsur intrinsik cerpen.

i. Menentukan unsur intrinsik novel.

j. Menentukan masalah yang

diungkapkan dan amanat

dalam drama.

k. Menentukan maksud gurindam.

l. Menentukan unsur intrinsik puisi.

m. Menentukan isi kutipan esai.

2 Menulis

Menulis, menyunting, dan

menggunakan berbagai

jenis wacana tulis untuk

mengungkapkan pikiran,

gagasan, pendapat,

perasaan, dan informasi

dalam bentuk teks naratif,

deskriptif, eksposisi,

argumentatif, teks pidato,

a. Menentukan kata penghubung yang

tepat untuk melengkapi paragraf.

b. Menentukan kata serapan untuk

melengkapi paragraf.

c. Melengkapi paragraf dengan kata

baku.

d. Melengkapi paragraf dengan kata

berimbuhan.

e. Melengkapi paragraf deskipsi dengan

kalimat yang sesuai.

Page 8: Bab 1,2, 3

8

artikel/esai, proposal,

surat dinas, surat dagang,

rangkuman, ringkasan,

notulen, laporan, resensi,

karya ilmiah, dan berbagai

karya sastra berbentuk

puisi, cerpen, drama,

novel, kritik, dan esai

dengan

mempertimbangkan

kesesuaian isi dengan

konteks, kepadanan,

ketepatan struktur, ejaan,

pilihan kata, dan

penggunaan bahasa.

f. Melengkapi paragraf deskripsi

dengan frasa yang sesuai.

g. Melengkapi paragraf analogi.

h. Memperbaiki kalimat simpulan

generalisasi.

i. Melengkapi paragraf sebab-akibat.

j. Melengkapi silogisme dengan

kalimat yang tepat.

k. Melengkapi paragraf narasi.

l. Menyusun kalimat acak menjadi

paragraf.

m. Melengkapi teks pidato dengan

kalimat persuasif.

n. Menentukan kalimat latar belakang

karya tulis.

o. Memperbaiki kalimat yang

mengandung kata kias dalam karya

tulis.

p. Menentukan perbaikan kalimat rancu

dalam karya tulis.

q. Menentukan penulisan judul karya

tulis yang tepat.

r. Menentukan kalimat yang sesuai

dengan konteks surat (isi dan

bagian/struktur) dan penulisan surat

lamaran pekerjaan.

s. Menentukan kalimat resensi.t. Melengkapi puisi dengan larik yang

bermajas.u. Melengkapi dialog teks drama

dengan peribahasa.

Page 9: Bab 1,2, 3

9

v. Menentukan kalimat kritik sastra.

Sumber: Lampiran Permendiknas nomor 75 tahun 2009

Kisi-kisi soal UN SMA/MA (Program IPA/IPS/Keagamaan) dalam

lampiran Peraturan Menteri nomor 75 tahun 2009 tentang UN Sekolah

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa

(SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan. Kisi-kisi soal UN adalah

acuan dalam pengembangan dan perakitan soal ujian yang memuat SKL

dan kemampuan yang diujikan. Standar Kompetensi Lulusan yang

selanjutnya disebut SKL adalah standar kompetensi minimal yang harus

dikuasai oleh peserta didik.

Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Permendiknas no 23

tahun 2006) menyatakan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) tahun

2009/2010 adalah sebagai berikut.

a. Mendengarkan

Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian berita, laporan,

saran, berberita, pidato, wawancara, diskusi, seminar, dan pembacaan

karya sastra berbentuk puisi, cerita rakyat, drama, cerpen, dan novel.

b. Berbicara

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,

dan informasi dalam kegiatan berkenalan, diskusi, bercerita, presentasi

hasil penelitian, serta mengomentari pembacaan puisi dan pementasan

drama.

Page 10: Bab 1,2, 3

10

c. Membaca

Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis

teks nonsastra berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, teks

pidato, serta teks sastra berbentuk puisi, hikayat, novel, biografi, puisi

kontemporer, karya sastra berbagai angkatan, dan sastra Melayu klasik.

d. Menulis

Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan

pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks narasi, deskripsi,

eksposisi, argumentasi, teks pidato, proposal, surat dinas, surat dagang,

rangkuman, ringkasan, notulen, laporan, resensi, karya ilmiah, dan

berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, kritik, dan esai.

Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Pasal 6 dalam

Permendiknas nomor 75 tahun 2009, 2009: 5) memaparkan hasil UN

digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:

a. pemetaan mutu satuan dan/atau program pendidikan;

b. seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;

c. penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan

pendidikan;

d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan.

Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Pasal 20 Permendiknas

nomor 75 tahun 2009 ( 2009: 8) menjelaskan peserta UN tahun pelajaran

Page 11: Bab 1,2, 3

11

SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK dinyatakan lulus jika

memenuhi standar kelulusan UN sebagai berikut:

a. memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran

yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua

mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya;

b. khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran praktik kejuruan minimal

7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN.

Tabel 3

Nilai Peserta UN Tahun 2009/2010 yang di Bawah 4,25 pada Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia

N

O NO PESERTA NAMA NILAI

1 3-10-03-02-500-060-5 Miftakhul Jannnati Fitriyah 4,20

2 3-10-03-02-500-080-9 Muh Fuad Achsan 4,20

3 3-10-03-02-500-134-3 Fani Afan Syaiful Asyari 3,80

4 3-10-03-02-500- 192-9 Abdul Hanif 4,00

5 3-10-03-02-500-194-7 Ainun Fata 4,00

6 3-10-03-02-500-290-7 Yuni Dwi Antika 3,20

Sumber: Laporan UN MAN I Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.

2. Pembelajaran Sastra

Sagala (2003: 61) menyatakan pembelajaran adalah kegiatan yang

di rancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan

atau nilai yang baru. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua

arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan

Page 12: Bab 1,2, 3

12

belajar dilakukan oleh perserta didik. Pembelajaran menurut Dimyanti

dan Mudjiono (dalam Sagala: 2003: 62) adalah kegiatan guru secara

terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara

aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Piaget (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 14-15) menyatakan

pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut.

a. Langkah satu: menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak

sendiri.

b. Langkah dua: memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan

topik tersebut.

c. Langkah ketiga: mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk

mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan

masalah.

d. Langkah empat: menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan

keberhasilan, dan melakukan revisi.

Fananie (2000: 6) menyatakan definisi sastra secara historik adalah

karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang

spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetika baik yang didasarkan

aspek kebahasan maupun aspek makna. Sementara itu Sumadjo (1995: 5)

menjelaskan sastra menurut arti aslinya berasal dari kata Castra sesuai

dengan filsafat hindu ialah pengajaran yaitu buku ilmu pengetahuan

seperti yang dijumpai dalam hubungan. Kesenian bisa ditafsirkan orang

Page 13: Bab 1,2, 3

13

sebagai penjelmaan getaran jiwa yang memandang dan memiliki

keindahan.

Kegiatan atau usaha merasakan dan menikmati hasil-hasil karya

seni tersebut dinamakan apresiasi (Suharianto, 1981: 19). Seni adalah hasil

getaran jiwa dan keselarasan perasaan serta pikiran yang indah dan luhur

(Husnan, dkk., 1988: 3). Sementara Dewantara (dalam Sulistyo, 2005: 5)

menyatakan bahwa seni adalah segala perbuatan manusia timbul dari

perasaan hidupnya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakan jiwa

perasaan manusia. Selain itu, Sudarno (dalam Sulistyo, 2005: 6)

menyebutkan definisi seni sebagai segala keindahan ciptaan manusia.

Sujoko (dalam Sulistyo, 2005: 7) mengungkapkan seni adalah kemahiran

membuat atau melakukan sesuatu yang dipakai atau dimaksudkan sebagai

perangsangn pengalaman estetika yang memuaskan.

Zaidin (2001: 21) menyatakan apresiasi sastra merupakan kegiatan

yang berlangsung dalam sebuah proses. Husnan, dkk. (1988: 4)

kesusastraan adalah hasil cipta (penjelmaan jiwa) manusia yang dilahirkan

dengan bahasa, baik dengan tulisan maupun lisan, yang dapat

menimbulkan rasa keindahan atau keharuan, serta mencerminkan keadaan

masyarakat dan jiwa bangsa yang dimiliki.

3. Kurikulum KTSP

Subandiyah (dalam Khaerudin, dkk., 2007: 23) menyatakan

kurikulum ditinjau dari asal katanya berasal dari Yunani yang mula-mula

digunakan dalam bidang olahraga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh

Page 14: Bab 1,2, 3

14

lari. Dari tahun ke tahun kurikulum mengalami perpindahan arti. Al-

Syaibany (dalam Khaerudin, dkk., 2007: 24) kurikulum dikaitkan dengan

dunia pendidikan, maka berarti jalan terang yang dilalui pendidik atau

guru latih dengan orang-orang yang dididik atau dilatihnya untuk

mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mereka.

Nasution (1999: 5) menyatakan kurikulum adalah rencana yang

disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan

dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf

mengajarnya. Kurikulum KTSP merupakan kurikulum operasional yang

dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan serta merupakan kurikulum

operasional yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan serta

merupakan acauan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk

mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, ketrampilan,

dan sikap) dalam satuan pendidikan dasar dan menengah (Mulyasa, 2008:

221).

Muslich (2008: 10-11) menyatakan KTSP merupakan

penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) menjadi kurikulum yang

disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah.

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik, dan lingkungan.

b. Beragam dan terpadu.

Page 15: Bab 1,2, 3

15

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan.

f. Belajar sepanjang hayat.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Tabel 4

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar ( KD) pada

Kurikulum KTSP

SK DAN KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Semester INo Standar Kompetensi Kompetensi Dasar1 Mendengarkan 1.1 Menanggapi siaran atau informasi dari media  1. Memahami siaran atau elektronik (berita dan nonberita)  cerita yang disampaikan 1.2 Mengidentifikasi unsur sastra (intrinsik dan  secara langsung /tidak ekstrinsik) suatu cerita yang disampaikan secara  Langsung langsung/melalui rekaman2 Berbicara 2.1 Memperkenalkan diri dan orang lain di dalam  2. Mengungkapkan pikiran, forum resmi dengan intonasi yang tepat  perasaan, dan informasi 2.2 Mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari  melalui kegiatan berbagai berita, artikel, atau buku)  berkenalan, berdiskusi, 2.3 Menceritakan berbagai pengalaman dengan  dan bercerita pilihan kata dan ekspresi yang tepat3 Membaca 3.1 Menemukan ide pokok berbagai teks nonsastra  3. Memahami berbagai teks dengan teknik membaca cepat (250 kata/menit)  bacaan nonsastra dengan 3.2 Mengidentifikasi ide teks nonsastra dari  berbagai teknik membaca berbagai sumber melalui teknik membaca    Ekstensif4 Menulis 4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan pola  4. Mengungkapkan urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf  informasi dalam berbagai Naratif  bentuk paragraf (naratif, 4.2 Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf  deskriptif, ekspositif) Deskriptif    4.3 Menulis gagasan secara logis dan sistematis    dalam bentuk ragam paragraf ekspositif

Page 16: Bab 1,2, 3

16

5 Mendengarkan 5.1 Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi  5. Memahami puisi yang yang disampaikan secara langsung ataupun  disampaikan secara melalui rekaman  langsung/tidak langsung 5.2 Mengungkapkan isi suatu puisi yang    disampaikan secara langsung ataupun melalui    Rekaman6 Berbicara 6.1 Mengemukakan hal-hal yang menarik atau  6. Membahas cerita pendek mengesankan dari cerita pendek melalui  melalui kegiatan diskusi kegiatan diskusi    6.2 Menemukan nilai-nilai cerita pendek melalui    kegiatan diskusi7 Membaca 7.1 Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan,  7. Memahami wacana dan intonasi yang tepat  sastra melalui kegiatan 7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu  membaca puisi dan cerpen dengan kehidupan sehari-hari  Cerpen  8 Menulis 8.1 Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait,  8. Mengungkapkan pikiran, irama, dan rima  dan perasaan melalui 8.2 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait,  kegiatan menulis puisi irama, dan rima

SK DAN KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Semester 29 Mendengarkan 9.1 Menyimpulkan isi informasi yang disampaikan  9. Memahami informasi melalui tuturan langsung  melalui tuturan 9.2 Menyimpulkan isi informasi yang didengar    melalui tuturan tidak langsung (rekaman atau    teks yang dibacakan)

10 Berbicara 10.1 Memberikan kritik terhadap informasi dari  10. Mengungkapkan media cetak dan atau elektronik  komentar terhadap 10.2 Memberikan persetujuan/dukungan terhadap  informasi dari berbagai artikel yang terdapat dalam media cetak dan  Sumber atau elektronik

 11 Membaca 11.1 Merangkum seluruh isi informasi teks buku ke

11. Memahami ragam dalam beberapa kalimat dengan membaca  wacana tulis dengan Memindai  membaca memindai 11.2 Merangkum seluruh isi informasi dari suatu    tabel dan atau grafik ke dalam beberapa    kalimat dengan membaca memindai

12 Menulis    12. Mengungkapkan 12.1 Menulis gagasan untuk mendukung suatu  informasi melalui pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif

Page 17: Bab 1,2, 3

17

  penulisan paragraf dan 12.2 Menulis gagasan untuk meyakinkan atau  teks pidato mengajak pembaca bersikap atau melakukan    sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif    12.3 Menulis hasil wawancara ke dalam beberapa    paragraf dengan menggunakan ejaan yang tidak     Tepat    12.4 Menyusun teks pidato

13 Mendengarkan 13.1 Menemukan hal-hal yang menarik tentang  13. Memahami cerita tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara  rakyat yang dituturkan langsung dan atau melalui rekaman    13.2 Menjelaskan hal-hal yang menarik tentang    latar cerita rakyat yang disampaikan secara    langsung dan atau melalui rekaman

14 Berbicara 14.1 Membahas isi puisi berkenaan dengan  14. Mengungkapkan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan  pendapat terhadap puisi imajinasi melalui diskusi  melalui diskusi 14.2 Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam,    sosial budaya, dan masyarakat melalui diskusi

15 Membaca 15.1 Mengidentifikasi karakteristik dan struktur  15. Memahami sastra unsur intrinsik sastra Melayu klasik  Melayu klasik 15.2 Menemukan nilai-nilai yang terkandung di    dalam sastra Melayu klasik

16 Menulis 16.1 Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri  16. Mengungkapkan sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar)  pengalaman diri sendiri 16.2 Menulis karangan berdasarkan pengalaman  dan orang lain ke dalam orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa,  Cerpen latar)

SK dan KD Mata Pelajaran Kelas XI Semester I17 Mendengarkan 1.1 Menemukan pokok-pokok isi sambutan/  1. Memahami berbagai khotbah yang didengar  informasi dari 1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara  sambutan/khotbah dan    Wawancara  

18 Berbicara 2.1 Menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu  2. Mengungkapkan secara dari hasil membaca (artikel atau buku)  lisan informasi hasil 2.2 Menjelaskan hasil wawancara tentang tanggapan  membaca dan wawancara narasumber terhadap topik tertentu

19 Membaca 3.1 Menemukan perbedaan paragraf induktif dan  3. Memahami ragam deduktif melalui kegiatan membaca intensif  wacana tulis dengan 3.2 Membacakan berita dengan intonasi, lafal, dan

Page 18: Bab 1,2, 3

18

  membaca intensif dan sikap membaca yang baik  membaca nyaring  

20 Menulis 4.1 Menulis proposal untuk berbagai keperluan  4. Mengungkapkan 4.2 Menulis surat dagang dan surat kuasa  informasi dalam bentuk 4.3 Melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka  proposal, surat dagang, dan catatan kaki  karangan ilmiah  

21 Mendengarkan 5.1 Mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan  5. Memahami pementasan perwatakannya, dialog, dan konflik pada  Drama pementasan drama    5.2 Menganalisis pementasan drama berdasarkan    teknik pementasan

22 Berbicara 6.1 Menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan  6. Memerankan tokoh mimik, sesuai dengan watak tokoh  dalam pementasan 6.2 Mengekpresikan perilaku dan dialog tokoh  Drama protogonis dan atau antagonis 23 Membaca 7.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik  7. Memahami berbagai Hikayat  hikayat novel Indonesia/ 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan  novel terjemahan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan

24 Menulis 8.1 Mengungkapkan prinsip-prinsip penulisan  8. Mengungkapkan Resensi  infomasi melalui 8.2 Mengaplikasikan prinsip-prinsip penulisan  penulisan resensi Resensi

SK dan KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester 225 Mendengarkan 9.1 Merangkum isi pembicaraan dalam suatu diskusi  9. Memahami pendapat atau seminar  dan informasi dari 9.2 Mengomentari pendapat seseorang dalam suatu  berbagai sumber dalam diskusi atau seminar  diskusi atau seminar    Berbicara 10.1 Mempresentasikan hasil penelitian secara runtut

26 10. Menyampaikan laporan dengan menggunakan bahasa yang baik dan  hasil penelitian dalam Benar  diskusi atau seminar 10.2 Mengomentari tanggapan orang lain terhadap    presentasi hasil penelitian

27 Membaca 11.1 Mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan  11. Memahami ragam membaca cepat 300 kata per menit  wacana tulis dengan 11.2 Membedakan fakta dan opini pada editorial  membaca cepat dan dengan membaca intensif  membaca intensif  

Page 19: Bab 1,2, 3

19

28 Menulis 12.1 Menulis rangkuman/ringkasan isi buku  12. Mengungkapkan 12.2 Menulis notulen rapat sesuai dengan pola  informasi dalam bentuk Penulisannya  rangkuman/ringkasan, 12.3 Menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan,  notulen rapat, dan dan penelitian  karya ilmiah  

29 Mendengarkan 13.1 Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar  13. Memahami pembacaan dalam cerpen yang dibacakan  Cerpen 13.2 Menemukan nilai-nilai dalam cerpen yang    Dibacakan

30 Berbicara 14.1 Mengekspresikan dialog para tokoh dalam

 14. Mengungkapkan wacana pementasan drama

  sastra dalam bentuk 14.2 Menggunakan gerak-gerik, mimik, dan  pementasan drama intonasi, sesuai dengan watak tokoh dalam    pementasan drama

31 Membaca 15.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik dan  15. Memahami buku dapat diteladani dari tokoh  biografi, novel, dan 15.2 Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik  Hikayat novel Indonesia/ terjemahan dengan hikayat

32 Menulis 16.1 Mendeskripsikan perilaku manusia melalui  16. Menulis naskah drama dialog naskah drama    16.2 Menarasikan pengalaman manusia dalam    bentuk adegan dan latar pada naskah drama

SK dan KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 133 Mendengarkan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari

 1. Memahami informasi dari berbagai laporan lisan

  berbagai laporan 1.2 Mengomentari berbagai laporan lisan dengan    memberikan kritik dan saran

34 Berbicara 2.1 Menyampaikan gagasan dan tanggapan dengan

 2. Mengungkapkan gagasan, alasan yang logis dalam diskusi

  tanggapan, dan informasi 2.2 Menyampaikan intisari buku nonfiksi dengan  dalam diskusi menggunakan bahasa yang efektif dalam diskusi

35 Membaca 3.1 Menemukan ide pokok dan permasalahan dalam  3. Memahami artikel dan artikel melalui kegiatan membaca intensif  teks pidato 3.2 Membaca nyaring teks pidato dengan intonasi    yang tepat

36 Menulis 4.1 Menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan  4. Mengungkapkan unsur-unsur dan struktur

Page 20: Bab 1,2, 3

20

  infomasi dalam bentuk 4.2 Menulis surat dinas berdasarkan isi, bahasa, dan  surat dinas, laporan, format yang baku  Resensi 4.3 Menulis laporan diskusi dengan melampirkan    notulen dan daftar hadir    4.4 Menulis resensi buku pengetahuan berdasarkan    format baku

37 Mendengarkan 5.1 Menanggapi pembacaan penggalan novel dari  5. Memahami pembacaan segi vokal, intonasi, dan penghayatan  Novel 5.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari    pembacaan penggalan novel

38 Berbicara 6.1 Menanggapi pembacaan puisi lama tentang lafal,  6. Mengungkapkan intonasi, dan ekspresi yang tepat  pendapat tentang 6.2 Mengomentari pembacaan puisi baru tentang  pembacaan puisi lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat

39 Membaca 7.1 Membacakan puisi karya sendiri dengan lafal,  7. Memahami wacana intonasi, penghayatan dan ekspresi yang sesuai  sastra puisi dan cerpen 7.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen

40 Menulis 8.1 Menulis resensi buku kumpulan cerpen  8. Mengungkapkan berdasarkan unsur-unsur resensi  pendapat, informasi, dan 8.2 Menulis cerpen berdasarkan kehidupan orang  pengalaman dalam lain (pelaku, peristiwa, latar)  bentuk resensi dan    Cerpen  

SK dan KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 241 Mendengarkan 9.1 Mengajukan saran perbaikan tentang informasi  9. Memahami informasi yang disampaikan secara langsung  dari berbagai sumber 9.2 Mengajukan saran perbaikan tentang informasi  yang disampaikan secara yang disampaikan melalui radio/televisi  Lisan  

42 Berbicara 10.1 Mempresentasikan program kegiatan/proposal  10. Mengungkapkan 10.2 Berpidato tanpa teks dengan lafal, intonasi,  informasi melalui nada, dan sikap yang tepat  Presentasi    program/proposal dan    pidato tanpa teks  

43 Membaca 11.1 Menemukan ide pokok suatu teks dengan  11. Memahami ragam membaca cepat 300-350 kata per menit  wacana tulis melalui 11.2 Menentukan kalimat kesimpulan (ide pokok)  kegiatan membaca cepat dari berbagai pola paragraf induksi, deduksi  dan membaca intensif dengan membaca intensif

Page 21: Bab 1,2, 3

21

44 Menulis  

 12 Mengungkapkan pikiran, 12.1 Menulis karangan berdasarkan topik tertentu

  pendapat, dan informasi dengan pola pengembangan deduktif dan induktif  dalam penulisan 12.2 Menulis esai berdasarkan topik tertentu dengan  karangan berpola pola pengembangan pembuka, isi, dan penutup

45 Mendengarkan 13.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama  13 Memahami pembacaan yang dididengar melalui pembacaan  teks drama 13.2 Menyimpulkan isi drama melalui pembacaan    teks drama

46 Berbicara 14.1 Membahas ciri-ciri dan nilai-nilai yang  14 Mengungkapan terkandung dalam gurindam  tanggapan terhadap 14.2 Menjelaskan keterkaitan gurindam dengan  pembacaan puisi lama kehidupan sehari-hari

47 Membaca 15.1 Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri puisi  15 Memahami buku kontemporer melalui kegiatan membaca buku  kumpulan puisi kumpulan puisi komtemporer  kontemporer dan karya 15.2 Menemukan perbedaan karakteristik angkatan  sastra yang dianggap melalui membaca karya sastra yang dianggap  penting pada tiap penting pada setiap periode  Periode    Menulis 16.1 Memahami prinsip-prinsip penulisan kritik dan

48 16 Mengungkapkan Esai  pendapat dalam bentuk 16.2 Menerapkan prinsip-prinsip penulisan kritik  kritik dan esai dan esai untuk mengomentari karya sastra

Sumber: “Standar Isi, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA”. http://www.bsnp-indonesia.org.

Berdasarkan tabel 4 dapat ditarik simpulan bahwa ada SK dan KD

yang diajarkan berulang atau sama atau hampir sama. SK dan KD tersebut

adalah sebagai berikut.

a. Keterampilan Membaca

1) Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan

cerpen (SK (7); K (X ); S (I)) dengan memahami wacana sastra

puisi dan cerpen (SK (7); K (XII); S (I)).

Page 22: Bab 1,2, 3

22

2) Memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan

membaca nyaring (SK (3); K (X); S (I)) dengan memahami ragam

wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca intensif (SK

(2); K (XII); S (2)). (Bedanya hanya pada membaca nyaring

diganti membaca cepat).

3) Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan

(SK (7); K (XI); S (1)) dengan memahami biografi, novel, dan

hikayat (SK (15); K (XI); S (2)).

Adapun KD dari masing-masing SK tersebut ada yang sama dan ada

yang tidak.

1) Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang

tepat (SK (7); KD (7.1); K (X); S (I)) dan menganalisis

keterkaiatan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-

hari (SK (7); KD (7.2); K (X); S (I)) dengan membacakan puisi

karya sendiri dengan lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yang

sesuai (SK (7); KD (7.1); K (XII); S (I)) dan menjelaskan unsur-

unsur intrinsik cerpen (SK (7); KD (7.2); K (XII); S (I)) ( SK dan

KD-nya sama).

2) Menemukan ide pokok suatu teks dengan membaca cepat 300-350

kata per menit (SK (2); KD (11.1) K (XII); S (2)) dan menemukan

kalimat kesimpulan (ide pokok) dari berbagai pola paragraf

induksi, deduksi dengan membaca intensif (SK (2); KD (11.2) K

(XII); S (2)) dengan menemukan perbedaan paragraf induktif dan

Page 23: Bab 1,2, 3

23

deduktif melalaui kegiatan membaca instensif (SK (3); KD (3.1); K

(X); S (I)) dan membacakan berita dengan intonasi, lafal, dan sikap

membaca yang baik(SK (3); KD (3.2); K (X); S (I)) (SK-nya sama

tetapi KD-nya beda).

3) Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat (SK (7);

KD (7.1) K (XI); S (1)) dan menganalisis unsur instrinsik dan

ekstrinsik novel Indonesia /terjemahan (SK (7); KD (7.2) K (XI); S

(1)) dengan mengungkapakan hal-hal yang menarik dan dapat

diteladani dari tokoh (SK (15); KD (15.1); K (XI); S (2)) dan

membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel

Indonesia/terjemahan dengan hikayat (SK (15); KD (15.2); K (XI);

S (2)). (SK-nya sama, sedangkan KD-nya 7.1, 7.2, dan 15.2 sama).

b. Keterampilan Berbicara

Pada keterampilan ini hanya ada satu, yakni mengungkapakan

pendapat tentang pembacaan puisi (SK (6); K (XII); S (1)) dengan

mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan puisi lama (SK (14);

K (XII); S (2)). (SK ini bedanya hanya pada objeknya, yakni puisi dan

yang satu puisi lama). Adapun KD dari SK tersebut adalah tidak sama.

c. Keterampilan Mendengarkan

Pada keterampilan ini juga hanya ada satu yakni memahami informasi

melalui tuturan (SK (9); K (X); S (2)) dengan memahami informasi

melalui laporan (SK (1); K (XII); S (I)) (bedanya hanya pada tuturan

dan laporan). Adapun KD dari SK tersebut berbeda.

Page 24: Bab 1,2, 3

24

d. Keterampilan Menulis

Pada keterampilan ini SK dan KD-nya tidak ada yang sama.

SK dan KD yang berulang tersebut jika dikaitkan dengan kisi-kisi

UN tahun 2009/2010 ternyata ada beberapa SK/KD yang tidak masuk

dalam kisi-kisi UN tahun 2009/2010. Adapun SK yang masuk adalah

sebagai berikut:

1) Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen

(SK (7); K (X); S (I)) dengan memahami wacana sastra puisi dan

cerpen (SK (7); K (XII); S (I)).

2) Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan (SK

(7); K (XI); S (1)) dengan memahami biografi, novel, dan hikayat (SK

(15); K (XI); S (2)).

Adapun SK yang berulang di atas hanya pada dua SK tersebut

yang masuk dalam kisi-kisi UN tahun 2009/2010, yakni SK pada

keterampilan membaca. Perlu diketahui keterampilan yang diujikan dalam

UN adalah keterampilan membaca dan menulis. Keterampilan berbicara

dan menyimak tidak masuk dalam soal UN.

KD yang berulang yang masuk kisi-kisi UN tahun 2009/2010

adalah sebagai berikut.

1) Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen (SK (7); KD (7.2); K (X); S

(I)).

2) Menemukan ide pokok suatu teks dengan membaca cepat 300-350 kata

per menit (SK (2); KD (11.1) K (XII); S (2)).

3) Menemukan kalimat kesimpulan (ide pokok) dari berbagai pola

paragraf induksi, deduksi dengan membaca intensif (SK (2); KD (11.2)

K (XII); S (2)).

4) Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat (SK (7); KD

(7.1) K (XI); S (1)).

Page 25: Bab 1,2, 3

25

5) Menganalisis unsur instrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia

/terjemahan (SK (7); KD (7.1) K (XI); S (1)).

6) Mengungkapakan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh

(SK (15); KD (15.1); K (XI); S (2)).

7) Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel

Indonesia/terjemahan dengan hikayat (SK (15); KD (15.2); K (XI); S

(2)).

4. Materi Pelajaran

Nasar (2006: 19) menyatakan materi adalah segala sesuatu yang

dipelajari dan dikuasai siswa, baik berupa pengetahuan, keterampilan

maupun sikap melalui kegiatan pembelajaran agar dapat menjadi

komponen. Materi yang tidak jelas batasnnya akan membuat guru

kebigungan menentukan apa saja yang harus diberikan kepada siswa.

Akhirnya, pembelajaran menjadi tidak efektif dan efisien karena materi

yang diberikan terlalu sedikit atau terlalu banyak, bahkan mengkin tidak

esensi.

Tiga langkah mengembangkan materi.

a. Melihat kolom analisis kompetensi dasar.

Untuk menentukan materi pembelajaran dalam satu kompetensi dasar,

kita perlu kembali mengacu pada kolom analisis kompetensi dasar.

b. Mendaftar pokok-pokok materi.

Dengan melihat kolom analisis kompetensi, dengan cepat kita bisa

menemukan judul-judul materi yang harus dipelajari siswa.

c. Membuat deskripsi materi

Page 26: Bab 1,2, 3

26

Deskripsi materi dilakuakan dengan cara memeriksa setiap judul

materi. Tidak ada batasan ketat sampai sejauh mana deskripsi harus

dilakukan, kecuali deskripsi tersebut telah dipandang memadai oleh

guru yang bersangkutan. Materi esensial harus tercermin dalam

deskripsi tersebut (Nasar, 2006: 19-25).

Contoh materi pelajaran dalam kurikulum KTSP

1) SK: Menulis (Mengungkapkan informasi dalam bentuk surat dinas,

laporan, resensi)

2) KD: Menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan unsur-unsur dan

struktur.

3) Materi Pembelajaran

Contoh surat lamaran (unsur-unsur surat lamaran pekerjaan,

struktur surat lamaran pekerjaan, penggunaan bahasa dalam surat

lamaran pekerjaan, dan penggunaan EYD dalam surat lamaran

pekerjaan

5. Metode

Uno (2007: 2) menyatakan metode pembelajaran didefinisikan

sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya

merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Wahab (2008: 83)

menerangkan metode adalah proses atau prosedur yang hasilnya adalah

belajar atau dapat pula merupakan alat melalui makna belajar menjadi

aktif. Edgar B. Wesley dan Stanley P.Wronsky (dalam Wahab, 2008: 3)

menyatakan metode mengajar adalah kata yang digunakan untuk menandai

Page 27: Bab 1,2, 3

27

serangkaian kegiatan yang diarahkan oleh guru yang hasilnya adalah

belajar pada siswa.

Contoh Metode pembelajaran dalam kurikulum KTSP

a. SK: Menulis (Mengungkapkan informasi dalam bentuk surat dinas,

laporan, resensi)

b. KD: Menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan unsur-unsur dan

struktur.

c. Materi Pembelajaran

Contoh surat lamaran (unsur-unsur surat lamaran pekerjaan, struktur

surat lamaran pekerjaan, penggunaan bahasa dalam surat lamaran

pekerjaan, dan penggunaan EYD dalam surat lamaran pekerjaan).

d. Metode Pembelajaran

Presentasi, diskusi kelompok inquiri, tanya jawab, penugasan, dan

demontrasi/ pemeragaan model.

6. Evaluasi

Menurut Purwanto (1985: 3) evaluasi ialah penilaian atau

penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan murid-murid ke arah

tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Menurut Wand dan Brown (dalam Nurkancana dan Sunarta, 1983: 1)

evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai

dari pada sesuatu. Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu

tindakan atau suatu proses untuk menentukan suatu nilai segala sesuatu

Page 28: Bab 1,2, 3

28

dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan

dunia pendidikan.

Menurut Slameto (1991: 159) ada empat pengertian evaluasi

menurut deskripsinya.

a. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data atau memahami arti,

mendapatkan dan mengkomunikasukan suatu informasi bagi petunjuk

pihak-pihak pengambilan keputusan.

b. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-

dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas mahasiswa, guna

mengetahaui sebab-akibat dan hasil belajar mahasiswa yang dapat

mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.

c. Dalam rangka pengembangan suatu kegiatan untuk menilai seberapa

jauh program telah berjalan seperti yang telah dilaksanakan.

d. Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan

pendiidikan dan apakah proses dalam pengembanagan ilmu telah

berada dijalan yang diharapkan.

Dari berbagai pengertian evaluasi tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa evaluasi adalah alat untuk mengetahaui tingkat

keberhasilan atau alat ukur dalam proses pembelajaran yang harusnya di

sertai dengan perubahan-perubahan pada siswa (intelektual, kepribadian

(nilai/sikap), dan adanya keterampilan).

Menurut Harsanto (2009 : 171-180) bentuk-bentuk evaluasi terdiri

dari enam bentuk.

Page 29: Bab 1,2, 3

29

a. Evaluasi dalam bentuk tertulis

Evaluasi tertulis dirancang untuk mengetahui kemampuan

kognitif siswa. Lebih dari itu, alat evaluasi tertulis cenderung

digunakan untuk mengetahui kemampuan pengorganisasian gagasan

secara sistematis. Bentuk evaluasi tertulis, antara lain soal pilihan

ganda, soal isian atau uraian, dan lembar lembar kerja.

b. Evaluasi dalam bentuk penugasan dengan lembar kerja

Hasil karya dapat berupa artikel, tulisan, benda, dan

sebagainya. Alat evaluasi model ini sangat cocok untuk mengetahui

kemampuan psikomotorik dan kognitif siswa.

c. Evaluasi dalam bentuk hasil karya (produk)

Hasil karya dapat berupa artikel, tulisan, benda, dan

sebagainya. Alat evaluasi model ini sangat cocok untuk mengetahui

kemampuan psikomotorik dan kognitif siswa.

d. Evaluasi dalam bentuk proyek

Pada dasarnya evaluasi dalam bentuk proyek sama dengan

evaluasi dalam bentuk hasil karya. Bentuk proyek bisa berupa

pembuatan laporan kerja. Alat evaluasi ini sangat sesuai untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam mengintegrasikan seluruh

pengetahuan yang telah diperoleh dalam bentuk laporan atau karya

tulis yang harus dipertanggungjawabkan.

Page 30: Bab 1,2, 3

30

e. Evaluasi dalam bentuk penilaian penampilan (performance)

Alat evaluasi penampilan diproses dalam bentuk praktik.

Wujud dari praktik dapat bermacam-macam : praktik diskusi, praktik

menyampaikan hasil kelompok, praktik mempertanggungjawabkan

kerja ilmiah atau penugasan, dan sebagainya.

f. Evaluasi dalam bentuk kumpulan hasil karya (portofolio)

Bentuk alat ini dapat berupa penugasan atau lembar kerja. Alat

evaluasi dalam model ini tidak hanya sesuai untuk mengetahui hasil

perkembangan hasil belajar siswa secara menyeluruh (aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik), tetapi juga membantu siswa untuk

mencapai target yang ingin ia capai dalam tahap proses pembelajaran

tertentu.

Macam- Macam Evaluasi

1. Pre Tes

Penilian kepada anak, gtentang sejauh mana anak memilki persepsi

sejauh mana anak memilki persepsi tentang yang akan disampaikan.

2. Post Tes

Penilian setelah atau sesudah berakhirnya proses belajar mengajar

untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang

disampaikan.

Page 31: Bab 1,2, 3

31

3. Tes Sumatif

Penilian yang dilaksanakan setelah berakhirnya program pengajaran

yang lebih luas yaitu satu semester, satu tahun, yang biasanya disebut

ulangan umum.

4. Tes Formatif

Penilian yang dalam satilaksanakan setelah berakhirnya proses belajar-

mengajar dalam satuan pelajaran, atau biasa disebut ulangan harian.

5. Tes Objektif

Tes yang jawabanya sudah disediakan, anak tinggal memilih alternatif

jawaban yang sudah disediakalah satuan atau dengan mengisi jawaban

yang benar dengan beberapa perkataan saja.

6. Tes Subjektif

Tes yang jawabannya membutuhkan uraian-uraian, baik secara terbatas

maupun luas, tes ini biasanya untuk mengukur kemampuan anak yang

lebih tinggi (Sutomo, 1983: 11-18).

7. Tes Pilihan Ganda

Salah satu bentuk soal, jenis objektif yang luas penggunaanya untuk

berbagai macam keperluan (Sumarno, 2005: 131).

8. Menjodohkan

Bentuk soal yang terdiri dari dua kelompok pertanyaan (Sumarmo,

2005: 109).

Page 32: Bab 1,2, 3

32

9. Portofolio

Dibidang pendidikan digunakan untuk tujuan pengumpulan data

kinerja siswa (Sumarmo, 2008: 191).

10. Ujian Tulis

Skor peserta didik dari hasil berbagai tes tertulis yang diikuti peserta

didik (Tim, 2006: 43)

11. Unjuk Kerja

Penilian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik

dalam melakuakan sesuatu.

12. Produk

Penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan

kualitas produk tersebut.

13. Proyek

Kegiatan penelitian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan

dalam periode/waktu tertentu (Tim, 2006: 232-240).

14. Tes Esai

Suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk

uraian dengan menggunkan bahasa sendiri.

15. Tes Lisan

Tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau

soal-soalnya dilakuakan secara lisan, dan tester memberikan jawaban

secara lisan pula (Nurgiantoro, 1988: 68-75).

Page 33: Bab 1,2, 3

33

16. Tugas Individu

Diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk pembuatan,

kliping, majalah,dan lain-lain.

17. Tugas Kelompok

Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok

(Uno, 2008: 129) dan lain-lain.

Menurut Slameto (1991: 169-175) langkah-langkah evaluasi terdiri

dari empat.

a. Tahap-Tahap Evaluasi

1) Perencanaan

2) Pelaksanaan

3) Pengelolaan dan Pembobotan

b. Penyusunan Kisi-Kisi

Kisi-kisi dalam suatu acuan atau petunjuk harus diikuti oleh setiap

penulis tes.

1) Komponen kisi-kisi.

2) Aspek yang diukur.

3) Bentuk soal.

4) Tingkat kesukaran soal.

5) Jumlah dan proporsi soal.

Page 34: Bab 1,2, 3

34

c. Penyusunan Soal Tes Hasil Belajar

1) Menyusun butir soal lebih dahulu ditentukan TIK ( Tujuan

Instruksional Khusus) yang merupakan pedoman dan arahan bagi

saol yang akan dibuat. TIK merupakan rumusan tingkah laku siswa

yang akan diukur melalaui keberhasilan sehingga perlu dirumuskan

lebih khusus dan operasional agar tidak timbul penafsiran lain.

2) Tes hasil belajar disusun dengan mengacu pada kurikulum yang

berlaku, khususnya pada tujuan dan pokok bahasan yang terdapat

dalam garis-garis besar program pengajaran (GBHN).

3) Ada dua hal yang dijabarkan sebagai pertimbangan.

a) Pokok bahasan yang menunjang pencapaian TIU (Tujuan

Instruksional Umum) yang bersangkutan.

b) Tingkat perkembangan siswa pada jenjang pendidikan yang

bersangkutan.

4) Berpatokan TIK dirumuskan beberapa soal untuk setiap TIK yang

bersangkutan.

d. Administrasi Penyelenggaraan Tes Hasil Belajar

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelenggaraan Tes Hasil

Belajar.

1) Perencanaan

a) Tes Subsumatif minimal 3 kali tiap semester ( tes kecil dan tes

tengah semester)

b) Tes Sumatif 1 kali tiap semester (tes akhir semester)

Page 35: Bab 1,2, 3

35

2) Menyusun Kisi-Kisi

Kisi-kisi disusun agar berisi soal bentuk objektif dan bentuk esai.

3) Menyusun Soal (butir) tes

a) Tes objektif, dari berbagai variasi

b) Tes esai

4) Pelaksanaan

a) Menyelenggarakan tes diteruskan dengan pemberian skor.

b) Menghitung nilai subsumatif, nilai kokurikuler, dan nilai

sumatif.

c) Mengisi leger/mengisi rapor.

d) Menghitung daya serap mengenai mata kuliah yang diajarkan.

5) Pengolahan Hasil

a) Yang dicapai sesseorang dengan skor mentahnya, sebetulnya

belum mempunyai makna apa-apa sebelum diolah lebih lanjut.

b) Prinsip yang mendasari adalah bahwa kepandaian seseorang

didalam suatu tes dapat dilihat dari perbandingan antara skor

mentah yang berhasil dicapainya dengan skor ideal yang

mungkin dicapainya.

c) Nilai akhir yang dihitung dengan cara membandingkan skor

mentah dengan skor ideal.

6) Analisis butir soal

Analisis butir soal dapat diarahkan untuk hal berikut.

Page 36: Bab 1,2, 3

36

a) Memperoleh informasi diagnostic dari kegagalan mahasiswa

dalam menjawab saol tertentu sehingga dapat ditempuh

pengajaran remedial.

b) Mengetahui tingkat kesukaran dan daya beda.

Langkah-langkah evaluasi pendidikan mutlak harus dilakukan

oleh setiap pendidik, pendidik tinggal memilih kesesuan evaluasi

yang akan digunakan dengan materi pembelajaran. Karena tidak

semua materi pembelajran dievaluasi dengan cara yang sama.

Evaluasi pembelajaran merupakan hal yang sangat penting

dilakukan, karena sebagai penilai atau alat ukur tingkat keberhasilan

proses belajar mengajar. Di atas merupakan langkah-langkah

evaluasi menurut Slameto, beliau menyatakan ada empat langkah

yang harus dilakukan dalam evaluasi.

Contoh evaluai pembelajaran

Standar Kompetensi : Membaca

3. Memahami ragam wacana tulis dengan

membaca memindai, membaca cepat.

Kompetensi Dasar : 3.1 Menemukan informasi secara cepat dan

tepat dari ensiklopedi / buku telepon

dengan membaca memindai.

1. Prosedur : Post Test

2. Jenis Tes : Tes Lisan

3. Intrumen : Produk

Page 37: Bab 1,2, 3

37

4. Bentuk Instrumen : Produk

5. Teknik : Tes Lisan

6. Rubrik/ Pedoman Penilaian

a. Perintah

Menuliskan subjek dan informasi yang bisa ditemukan pada

ensikopedi atau buku telepon dengan cara membaca menindai

dan mengungkapkanya dengan bahasa sendiri.

b. Soal

1. Berapa nomor telepon Etnapraya Manunggal PT dan

sertakan alamatnya?

2. Berapa nomor telepon Legimen dan sertakan alamatnya ?

3. Berapa nomor telepon Sritex Delta PT dan sertakan

alamatnya?

4. Berapa nomor telepon Wartel Serba Usaha Tirtama

Glonggong dan sertakan alamatnya?

5. Berapa nomor telepon SLTP Saverius dan sertakan

alamatnya ?

6. Berapa nomor telepon Darma Tyanto Saptodewo Ir dan

sertakan alamanya?

7. Berapa nomor telepon SMK Kab dan sertakan alamatnya ?

8. Berapa nomor lelepon Warnet Desy Qomariah dan

sertakan alamatnya?

Page 38: Bab 1,2, 3

38

9. Berapa nomor telepon SLTP Tarakanita dan setakan

alamatnya?

10. Ubahlah informasi tersebut menjadi satu paragraf dengan

bahasa anda sendiri dan sampaikanlah ?

Jawaban

1. 780-003, 781-043, 782-295, dan 782-396.

Jl Laksda Adisucipto 120 (Solo)

2. 697-770, Banjarsari RT 04/09

3. 826-591, Jl Raya Solo S ragen Dagen Jaten (Solo)

4. 887-298, Jl Ngundaan RT 02/01

5. 891-279, Jl Veteran 12

6. 697-321, Ds Kalisoro RT 03/04

7. 321-028, Jl Raya Solo Pacitan (Wonogiri)

8. 321-924, Jl Pemuda 207

9. 621-533, Jl Nusa Indah II Solo Baru Grogol Sukoharjo

(Solo)

10. PT Sritex Delta merupakan perusahan besar dan memilki

banyak karyawan, dst.

Keterangan

Satu soal (1-9) untuk satu kelompok

Page 39: Bab 1,2, 3

39

Penilaian

Penilaian Skora. Tercepat nomor 1b. Tercepat nomor 2c. Tercepat nomor 3d. Nomor 4e. Nomor 5f. Nomor 6g. Nomor 7h. Nomor 8i. Nomor 9j. # Menyampaikan dengan lengkap

dan jelas# Menyampaikan dengan lengkap dan tidak jelas# menyampaikan denghan tidak lengkap dan tidak jelas

1098765431105

3

Skor maksimal 20

Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 - 100 adalah sebagai berikut

Perolehan skorNilai akhir = x Skor Ideal (100)

Skor Maksimum (20)

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian Zamroni (2002) dengan judul “Evaluasi Keberhasilan

Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun” menyatakan wajib belajar sebagai

intrument realisasi keadilan pendidikan keberhasilannya ditentukan pada

indeks tingkat partisipasi kasar SLTP yang saat ini mencapai 68, 73. Wajib

belajar menjadi indikator tingkat kemakmuran suatu negara, semakin lama

wajib belajar makin dianggap suatu negara mampu membiayai pendidikan

Page 40: Bab 1,2, 3

40

warganya. Segi positif penyelenggaraan wajib belajar adalah mengatrol

kualitas SDM yang efeknya meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.

Critical mass yang merupakan fenomena pencapaian target wajib belajar akan

mendorong efek pada dimensi lainnya sehuingga efektivitas wajib belajar

harus dicermati pelaksanaanya melalui evaluasi keberhasialn. Salah satu

pencermatan terhadap pelaksanaan Wajar adalah kuadran IV yang merupakan

kelompok masyarakat sangat rentan baik ekonomi maupun aspirasi. Oleh

karena itu, perhatian terhadap masyarakat kuadran IV serta territorial

terpencil ditempatkan sebagai prioritas utama dalam pelaksanaan Wajib

belajar 9 tahun di Indonesia.

Marmi (2006) meneliti “Pembelajaran Apresiasi Drama di Sekolah

Menengah Atas berdasarkan kurikulum 2004”. Penelitian ini menunjukkan

beberapa hal.

1. Persepsi guru bahasa Indonesia dan sastra Indonesia terhadap kurikulum

2004 cukup baik.

2. Perencanaan pembelajaran drama yang dilakukan oleh guru berpedoman

pada perangkat pembelajaran yang dibuat sendiri.

3. Pelaksanaan pembelajaran drama sudah mengarah pada aspek apresiasi.

4. Dalam pelaksaan pembelajaran drama di SMA Negeri 1 Wonogiri

terdapat kesulitan-kesulitan antara lain : ketidaksiapan SMA, terbatasnya

waktu dan minimnya fasilitas dan sarana prasarana.

5. Upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran drama antara lain: melaksanakan sosialisasi dan training

Page 41: Bab 1,2, 3

41

tentang KBK,memberi contoh drama yang pendek ,dan menambah

alokasi waktu di sore hari.

Tulisan lain pernah dilakukan oleh Sriyono tahun (2006) dengan judul

“Pembelajaran Drama di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus di SMA

Negeri 1 Sukoharjo)”. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa

secara teori isi pembelajaran drama berdasarkan KBK ideal, karena sesuai

dengan tuntutan kebutuhan siswa. Namun demikian, dalam praktiknya sulit

untuk dilaksanakan dan sering menjadi beban bagi guru, karena selain

menyita waktu dan tenaga guru bahasa dan sastra Indonesia belum tentu

memiliki pengetahuan yang memadahai tentang pembelajaran drama.

Tulisan Farida Nugraheni (2006) dengan judul “Pembelajaran yang

Apresiatif dalam Perspektif Kurikulum Berbasis Kompetensi (Studi Kasus di

SMA Surakarta Program Internasional)” menemukan pelaksanaan

pembelajaran sastra yang apresiatif di SMA N 1 Surakarta kelas internasional

secara umum cukup berhasil. Keberhasilan ini dicapai atas dukungan guru

maupun siswanya. SMA N 1 Surakarta adalah sekolah unggulan yang

memilliki fasilitas belajar sastra yang memadai.

Sementara itu, profil guru sastra di sekolah cukup ideal sebagai

pengajar sastra, karena memilki kompetensi kompetensi sastra yang

memadai; serta komitmen yang tinggi terhadap profesi; serta gairah dalam

memajukan kehidupan serta mampu terjun langsung dalam pengembangan

sastra. Adapun siswanya adalah siswa yang memiliki kualitas akademik yang

tinggi memilki kecakapan dalam berbahasa inggris, serta memiliki kecakapan

Page 42: Bab 1,2, 3

42

dalam berbahasa asing (Inggris), serta memiliki sikap positif dan minat yang

tinggi terhadap sastra. Di sisi lain masih ditemuakan sisi kelemahan dari

pelaksanaan pembelajaran sastra di sekolah tersebut, yakni pada penyampaian

materi ajar.

Guru sastra di sekolah tersebut dalam memberikan materinya masih

berkutat pada pengkajian unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra, dan itu

pun bukan dalam kerangka keterpaduan hubungan antarunsurnya dalam

mendukung totalitas makna seperti yang dikehendaki teori struktural, terlebih

lagi teori-teori yang lain. Selain itu, karya sastra yang dijadikan objek kajian,

kebanyakan adalah karya sastra populer yang bertema remaja serta karya-

karya sastra yang bernuansa internasional dan karya sastra lain belum

diperkenalkan.

Tulisan lain yang pernah dilakukan oleh Tri Nur Hapsari (2008)

dengan judul “Pembelajaran Apresiasi Cerpen Berdasarkan KTSP pada Siswa

Kelas X SMA Islam Diponegoro Surakarta Kendala dan Solusinya”.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dalam pembelajaran apresiasi

sastra, banyak mengalami kendala salah upaya untuk mengatasinya yaitu

dengan mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai

bidang di luar bidang akademik. Misalnya ialah dengan mengikuti sanggar

seni.

Tulisan Miftakhul Huda (2008) dengan judul “Pembelajaran Sastra di

Kelas XI SMA Negeri 1 Surakarta tahun 2007-2008: Bahan Ajar, Metode,

dan Respon Siswa. Berdasarkan hasil penelitian ,disimpulkan bahwa

Page 43: Bab 1,2, 3

43

pembelajaran sastra meliputi pembelajaran drama,prosa,dan puisi. Metode

yang digunakan bervariasi. Hal ini didasarkan pada bahan ajar yang

digunakan. Respon pembelajarannya diapresiasikan langsung dengan

membuat karya sastra yang sederhana. Respon pada pembelajaran drama

diwujudkan dengan membuat komik sederhana secara individu dan membuat

naskah drama secara berkelompok. Adapun, pada prosa diwujudkan dengan

membuat resensi novel, membuat cerpen, dan membuat kelompok untuk

mendiskusikan materi dan meresponnya. Pada puisi diwujudkan dengan

menulis puisi dan membaca puisi.

Penelitian Nugraheni Eko Wardani ( 2009) yang mengangkat judul

“Strategi dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra”. Berdasarkan penelitian

tersebut disimpulkan strategi pembelajaran terkait dengan rencana kegiatan

pembelajaran termasuk di antaranya penggunaan model dan pemanfaatan

sumberdaya dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh

karena itu, dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran, penggunaan

model pembelajaran, materi pembelajaran, maupun media pembelajaran

diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Agar pembelajran

dapat berlangsung dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan,

maka strategi pembelajaran mutlak diperlukan. Stategi pembelajaran menjadi

pedoman bagi guru untuk melaksankan langkah-langkah pembelajaran secara

efektif dan efisien. Tuntutan globalisasi dan mutu pendidikan menyebabkan

penyusunan strategi pembelajaran yang berwawasan PAKEM menjadi

penting keberdaanya.

Page 44: Bab 1,2, 3

44

Tulisan Endang Rahmawati (2009) dengan judul “Pembelajaran

Keterampilan Menulis Narasi dengan Media Gambar Berseri pada Siswa

Kelas III SDIT Nur Hidayah Surakarta”. Berdasarkan data penelitian dapat

disimpulkan: (1) setiap akan mengajar guru selalu menyiapkan apersepsi,

tugas-tugas yang akan diberikan, materi, RPP, dan silabus yang sesuai dengan

standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) Pelaksanaan pembelajaran

menulis di SDIT Nur Hidayah Surakarta meliputi; materi, metode, media, dan

evaluasi. Materi yang diajarkan adalah yang diajarkan adalah menyususn

paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan

ejaan; metodeyang digunakan oleh guru adalah meode ceramah, tanya jawab,

dan brainstorming: media yang digunakan adalah potongng dan gambar

berseri yang diacak; dan evaluasi yang dilakukan oleh guru adalah dengan

penilian portofolio, dan (3) Kemampuan siswa kelas III SDIT Nur Hidayah

Surakarta menulis narasi berdasarkan urutan gambar berseri cukup, karena

sebagian besar siswa dapat mengurutkan gambar berseri yang diacak secara

tepat dan dapat menuangkan menjadi sebuah karangan yang baik. Dalam hal

ini terdapat pola urutan gambar yaitu pola urutan 4-1-3 dan pola urutan 4-1-3-

2.

Adapun hubungan bentuk /kohesi yang berada di dalam karangan

siswa terdapat berbagai macam bentuk kohesi, yaitu kohesi gramatikal

(penunjukkan (reference)), penggantian (subtitution), pelesapan (elypsis), dan

perangkaian (conjunction), dan kohesi leksikal berupa sinonim (synonim).

Page 45: Bab 1,2, 3

45

Tulisan Fajar Hadi Sukoco (2010) dengan judul ”Peningkatan

Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Gambar pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 3 Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil

penelitian yang dilakukan dalam meningkatan kemampuan menulis puisi dan

keaktifan siswa adalah (1) proses pembelajaran yang dilakuakan sebelum

penerapan media gambar keaktifan siswa mencapai 42,5% dan siswa yang

mencapai ketuntasan hanya 6 siswa dengan KKM 75, (2) Pembelajaran yang

dilakukan pada siklus I kreatifan siswa sudah mengalami peningkatan, namun

masih kurang maksimal yaitu sebesar 47,5% pada siklus ini 17 siswa yang

mencapai ketuntasan dan 23 siswa belum mencapai KKM 75, (3) Siklus II

yang dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan menulis puisi yaitu

keaktifan mencapai 72,5% dan siswa yang mencapai ketuntasan minimal

menjadi 37 dengan KKM 75.

Dengan demikian, peningkatan kemampuan menulis puisi

menggunakan media gambar siswa kelas VIIIC SMP Negeri 3 Geyer dapat

dikatakan berhasil, hal ini terbukti adanya peningkatan kemampuan menulis

puisi siswa di setiap siklusnya dengan pencapaian nilai sesuai KKM yang

telah ditentukan.

Tulisan Dewi Lusiana (2010) dengan judul “Peningkatan Kemampuan

Menulis Karangan Eksposisi dengan Metode Kooperatif Tipe STAD pada

Siswa Kelas X.3 SMA Muhammadiyah 4 Andong Kabupaten Boyolali”.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis

karangan eksposisi dari adanya peningkatan kemampuan menulis kara ngan

Page 46: Bab 1,2, 3

46

eksposisi dalam membuat karangan eksposisi dalam membuat karangan

eksposisi dari 59.45 % pada siklus pertama menjadi 81.08 % pada siklus

ketiga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran

kooperatif Tipe STAD dapat meningkatakan kemampuan siswa dalam

menulis karangan eksposisi.

Penelitian Rahmawati (2010) dengan judul “Peningkatan Ketrampilan

Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Gambar Berseri pada Siswa

Kelas X SMA Al- Islam 3 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.” Berdasarkan

hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan media gambar

berseri dengan media gambar berseri dapat meningkatkan minat dan motivasi

serta kemampuan siswa. Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran pada siklus sebesar 47% yang meliputi: 27% atau 12 siswa

mengajukan pertanyaan, (2) 20% atau 12 siswa menjawab pertanyaan, (3)

belum ada siswa yang berani memberikapan tanggapan. Pada siklus II terjadi

peningkatan minat dan motivasi yaitu sebesar 86% yang meliputi: (1) 34%

atau 15 siswa mengajaukan pertanyaan, (2) 32% atau 14 siswa menjawab

pertanyaan, (3) 20 % atau 10 siswa memberikan tanggapan. Penggunaan

media gambar berseri dapat meningkatakan kemampuan siswa dalam menulis

cerpen. Siswa yang telah mencapai target batas ketuntasan belajar sebesar 65

mengalami peningkatan, pada silkus I sebesar 45% atau sekitar 20 siswa,

pada silkus II menjadi 68% atau sekitar 30.

Marlina Ulfa (2010) dengan judul “Peningkatan Keterampilan

Berbicara dengan Media Komik Tanpa Kata Pada Siswa Kelas VIII C Mts

Page 47: Bab 1,2, 3

47

Muhammadiyah Waru, Baki, Kabupaten Sukoharjo”. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dengan media komik

tanpa kata mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Hal ini dapat

ditunjukkan dari evaluasi terhadap profil kelas dan hasil pembelajaran

keterampilan berbicara siswa sebelum dan sesudah penelitian. Kualitas

pembelajaran meningkat, yang meliputi: (1) keaktifan siswa, siklus awal

63%,silus I 77%, dan siklus II 92%; (2) minat dan motivasi siswa, siklus awal

46%, siklus I 68%, dan pada siklus II 77%; (3) perhatian dan konsentrasi

siswa, siklus awal 54%, siklus I 71%,dan siklus II 86%. Hasil pembelajaran

keterampilan berbicara siswa pada siklus awal 64,5; siklus I 68,6; dan pada

siklus II 72.

Di atas ada dua belas penelitian yang relevan, tetapi hanya ada dua

penelitian yang paling dekat dengan penelitian ini. Pertama, penelitian dari

Nugraheni Eko Wardani (2009) dengan judul Strategi Pembelajaran Apresiasi

sastra”. Penelitiann ini dianggap paling dekat karena hasil penelitian ini

menunjukan bahwa model pembelajaran, materi pembelajaran, dan media

pembelajaran diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini

sesuai dengan judul yang diangkat penulis yakni melihat relevansi soal

sebagai alat evalusi dengan kurikulum, dan materi pelajaran yang sebelumnya

melihat bagaimana kurikulum, materi pelajaran, metode, dan evaluasi

dilaksanakan disekolah untuk melihat bagaimana tujuan pembelajaran tersebut

diraih.

Page 48: Bab 1,2, 3

48

Kedua, adalah penelitian dari Miftakhul Huda dengan judul

“Pembelajaran Sastra di Kelas XI SMA Negeri 1 Surakarta tahun 2007-2008:

Bahan Ajar, Metode, dan Respon Siswa.” Penelitian ini dianggap paling dekat

dengan penelitian penulis karena sama mengakat bahan ajar (materi pelajaran)

dan metode. Hal ini hampir sama dengan penelitian penulis karena materi

pelajaran (bahan ajar) dan metode merupakan dua dari beberapa variabel yang

ada dalam penelitian ini.

Page 49: Bab 1,2, 3

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif, menurut McMilan dan

Schumacher (dalam Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, 2006: 73)

menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penedekatan yang juga

disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data

dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di

tempat penelitian. Dengan metode kualitatif, data yang didapat lebih lengkap

dan mendalam sehingga tujuan penelitian dapat dicapai secara maksimal.

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

ekperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada gerneralisasi (Sugiyono, 2007: 1).

B. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut

Spradley dinamakan situasi social, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place

(tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas) (Sugiono, 2007: 68). Maka

penelitian ini memiliki objek relevansi soal sastra pada UN tahun 2009/2010

49

Page 50: Bab 1,2, 3

50

dengan kurikulum KTSP, materi pelajaran, metode, dan evalusi di MAN I

Surakarta.

C. Data dan Sumber Data

Data penelitian kualitatif ini adalah butir soal sastra pada UN tahun

2009/2010 ,kurikulum KTSP, materi pelajaran, metode, dan evalusi di MAN I

Surakarta. Sumber data penelitian ini adalah guru, siswa, soal sastra pada UN

tahun 2009/2010 dengan kurikulum KTSP, materi pelajaran, metode, dan

evalusi di MAN I Surakarta.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan fokus penelitian maka, teknik penelitian yang sesuai

dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pengumpulan data menggunakan

teknik wawancara, observasi partisipasi, kuesioner (angket), dan dokumentasi.

Teknik wawancara adalah usaha untuk mengungkapkan motivasi, maksud atau

penjelasan dari informan (Moleong, 2006: 153). Teknik Obervasi partisipasi

adalah metode penelitian untuk mengungkapkan data yang dicirikan adanya

interaki sosial antara peneliti dengan yang diteliti (Mantra, 2006: 28).

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2010: 142). Adapun teknik

dokumentasi merupkan teknik pengumpulan data yang tidak langsung

Page 51: Bab 1,2, 3

Display Data SelamaSetelah

Kesimpulan / verifikasi SelamaSetelah

Periode Pengumpulan

Antisipasi Reduksi Data SelamaSetelah

ANALISIS

51

ditujukan kepada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen-dokumen, baik

resmi maupun tidak resmi (Soehartono, 2004: 70).

E. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian ini menggunakan analisis data di lapangan

Model Miles and Huberman. Analisis data dalam penelitian kualitatif,

dilakuakan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakuakan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitasnya dalam analisis

data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Gambar 1. Komponen dalam analisis data (flow model)

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa, setelah peneliti

melakukan pengumpulan data, maka peneliti melakuakan antisipatory sebelum

melakuakan reduksi data. Reduksi data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti

ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit.

Page 52: Bab 1,2, 3

52

Untuk itu perlu segera dilakuakan analisis data melalui reduksi data. Setelah

data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Melalui

penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola

hubungan sehingga akan mudah dipahami. Setelah itu, dilakukan penarikan

kesimpulan dan verifikasi (Sugiono: 2010: 246-252).

F. Teknik Validitas Data

Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

internal. Hal ini dikarenakan validitas internal memiliki akurasi dengan data

yang dicapai (Sugiono, 2010: 267).

G. Teknik Penyajian Hasil Analisis

Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik

penyajian informal. Teknik penyajian informal merupakan teknik penyajian

dengan rumusan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145)

H. Waktu Penelitian

NoNama

Kegiatan

Bulan Pelaksanaan Penelitian

1 2 3 4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

dan

Penyusunan

                               

Page 53: Bab 1,2, 3

53

Proposal

2 Pelaksanaan

Penelitian

                               

3 Analisis

Data

                               

4 Penyusunan

Laporan