Post on 07-Jul-2018
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 1/39
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Teori1.1.1 Anatomi & Fisiologi Hati
Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata-rata sekitar 1.500 gr
atau 2% berat badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ lunak yang
lentur dan tercetak oleh struktur sekitarnya. Hati memiliki permukaan superior
yang cebung dan terletak di bawah kubah kanan diaragma dan sebagian kubah
kiri. !agian bawah hati berbentuk cekung dan merupakan atap dari ginjal kanan,
lambung, pankreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus utama yaitu kanan dan kiri.
"obus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh isura segmentalis
kanan yang tidak terlihat dari luar. "obus kiri dibagi menjadi segmen medial dan
lateral oleh ligamentum alsiormis yang terlihat dari luar. "igamentum
alsiormis berjalan dari hati ke diaragma dan dinding depan abdomen.
#ermukaan hati diliputi oleh peritoneum $iseralis, kecuali daerah kecil pada
permukaan posterior yang melekat langsung pada diaragma. !eberapa
ligamentum yang merupakan peritoneum membantu menyokong hati. i bawah
peritoneum terdapat jaringan ikat padat yang di sebut sebagai kapsula &lisson,
yang meliputi permukaan seluruh organ' bagian paling tebal kapsula ini paling
tebal kapsula ini terdapat pada porta hepatis, membentuk rangka untuk cabang
$ena porta, arteri hepatika, dan salutan empedu. #orta hepatis adalah isura pada
hati tempat masuknya $ena porta dan arteri hepatika serta tempat keluarnya
duktus hepatika.
1.1.1.1 (truktur mikroskopis
(etiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang disebut sebagai
lobulus, yang merupaakan unit mikroskopis dan ungsional organ. (etiap lobulus
merupakan badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati
berbentuk kubus, tersusun radial mengelilingi $ena sentralis yang mengalirkan
darah dari lobulus. Hati manusia memiliki maksimal 100.000 lobulus. iantara
lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang di sebut sebagai sinusoid, yang
merupakan cabang $ena porta dan arteria hepatika. )idak seperti kapiler lain,
sinusoid dibatasi oleh sel agositik atau sel *uper. (el kuper merupakan sistem
monosit-makroag dalam hati adalah sel kuper' sehingga hati merupakan salah
satu organ penting dalam pertahanan melawan in$asi bakteri dan agen toksin.
1
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 2/39
2
(elain cabang-cabang $ena porta dan arteriia hepatika yang melingkari bagian
perier lobulus hati, juga terdapat saluran empedu. (aluran empedu. (aluran
empedu interilubular membentuk kapiler empedu yang sangat kecil yang disebut
sebagai kanalikuli +tidak tampak, yang berjalan ditengan lempengan sel hati.
mpedu yang dibentuk dalam hepatosit dieksresi ke dalam kanalikuli yang
bersatu membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar hingga
menjadi duktus koledokus.
1.1.1.2 ungsi hati
(elain merupakan organ parenkim yang paling besar, hati juga menduduki
urutan pertama dalam hal jumlah, kerumitan, dan ragam ungsi. Hati sangat
penting untuk mempertahankan hidup dan berperan dalam hampir setiap ungsi
metabolik tubuh, dan terutama bertanggung jawab atas lebih dari 500 akti$itas
berbeda.
ungsi utama hati adalah membentuk dan mengeksresi empedu' saluran
empedu mengangkut empedu sedangkan kandung empedu mengangkut empedu
sedangkan kandung empedu menyimpan dan mengeluarkan empedu kedalam usus
halus sesuai kebutuhan. Hati menyekresi sekitar 500 hingga 1000 ml empedu
kuning setiap hari. /nsure utama empedu adalah air +%, elektronik, garam,
empedu, osolipid +terutama leisitin, kolesterol, garam anorganik, dan pigmen
empedu +terutama bilirubin terkonjugasi. &aram empedu penting untuk
pencernaan dan absorpsi lemak dan usus halus. (etelah di olah oleh bakteri dalam
usus halus, sebagian besar garam empedu akan direabsorpsi di ileum, mengalami
resirkulasi ke hati, serta kembali di konjugasi dan disekresi. !ilirubin +pigmen
empedu adalah hasil akhir metabolism dan secara isiologis tidak penting, namun
merupakan petunjuk adanya penyakit hati dan saluran empedu yang penting
karena bilirubin cenderung mewarnai jarinan dan cairan yang kontak dengan.Hati berperan penting dalam metabolism tiga makronutrien yang
dihantarkan oleh $ena porta pasca absorpsi di usus. !ahan makanan tersebut
adalah karbohidrat, protein, dan lemak. onosakarida dari usus halus di ubah
menjadi glikogen dan disimpan dalam hati +glikogenesis. ari depot glikogen ini,
glukosa dilepaskan secara konstan ked al'am darah +glikogenesis untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. (ebagian glukosa di metabolisme dalam jaringan
untuk menghasilkan panas dan energi, sisanuya di ubah menjadi glikogen dan di
simpan dalam jaingan subkutan. Hati juga mampu mensintesis glukosa dari
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 3/39
3
protein dan lemak +glukoneogenesis. #eranan hati dalam metabolisme protein
sangat penting untuk kelangsungan hidup. (emjua protein plasma +kecuali gama
globulin disintesis oleh hati. #rotein tersebut antara lain albumin +diperlukan
untuk mempertahankan tekanan osmotic koloid, protombin, ibrinogen, dan
actor-aktor pembekuan lain. (elain itu, sebagian besar degradasi asam amino
dimulai dalam hati melalui proses deaminasi atau pembuangangugus amino
+3H2. 4monia +3H yang dilepaskan kemudian disintesis menjadi urea dan
dieksresi oleh ginjal dan usus. 4monia +yang terbentuk dalam usus akibat
kerjanbakteri pada protein juga diubah menjadi urea di dalam hati.
ungsi metabolisme hati yang lain adalah metabolisme lemak'
penimbunan $itain, besi, dan tembaga' konjugasi dan ekskresi steroid adrenal dangonad, serta detoksiikasi sejumlah 6at endogen dan eksogen. ungsi detoksiikasi
sangat penting dan dilakukan oleh en6im hati melalui oksidasi, reduksi, hidolisis,
atau konjugasi 6at-6at endogen +seperti indol, skatol, dan enol yang dihasilkan
oleh kerja bakteri pada asam amino dalam usus besar dan 6at-6at eksogen +seperti
morin, enobarbital, dan obat-obatan lain didetoksiikasi dengan cara demikian.
1.1.2 Definisi
Sirosis adalah penyakit hati kronis yang dicirikan dengan distorsi arsitektur
hati yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-nodul regenerasi sel
hati, yang tidak berkaitan dengan $askulatur normal. nodul-nodul regenerasi ini
dapat berukuran kecil +mikronodular atau besar +makronodular. (irosis dapat
mengganggu sirkulasi darah intrahepatik, dan pada kasus yang sudah lanjut,
menyebabkan kegagalan ungsi hati secara bertahap. +#rice, (yl$ia 4nderson,
2005
enurut utta7in 8 *umala + 2011' 9 , (irosis hepatis adalah suatu
keadaan yang mewakili stadium akhir jalur histologis umum untuk berbagai
penyakit hati kronis.
1.1. Klasifi!asi
enurut (melt6er +2001'11:, 4da tiga tipe sirosis atau pembentukan
parut dalam hati ;
1. (irosis portal "aennec +alkoholik, nutrisional
imana jaringan parut secara khas mengelilingi daerah portal. (irosis ini
paling sering disebabkan oleh alkholisme kronis dan merupakan tipe sirosis yang
paling sering ditemukan di negara barat.
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 4/39
4
(irosis "aennec +disebut juga sirosis alkoholik, portal, dan sirosis gi6i
merupakan suatu pola khas sirosis terkait penyalahgunaan alkohol kronis yang
jumlahnya sekitar 5% atau lebih dari kasus sirosis sejumlah 10 hingga 15%
peminum alkohol mengalami sirosis.
Hubungan pasti antara penyalahgunaan alkohol dengan sirosis "aennec
tidaklah diketahui, walaupun terdapat hubungan yang jelas dan pasti antara
keduannya. #erubahan pertama pada hati yang ditimbulkan alkohol adalah
akumulasi lemak secara bertahap di dalam sel-sel hati +iniltrasi lemak. #ola
iniltrasi lemak yang serupa juga ditemukan pada kwashiorkor +gangguan yang
la6im ditemukan di negara berkembang akibat deisiensi protein berat,
hipertiroidisme, dan diabetes. #ara pakar umumnya setuju bahwa minuman beralkohol menimbulkan eek toksik langsung terhadap hati. 4kumulasi lemak
mencerminkan adanya sejumlah gangguan metabolik yang mencakup
pembentukan trigliserida dari hati, dan menurunnya oksidasi asam lemak.
<ndi$idu yang mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan juga mungkin tidak
makan selayaknya. #enyebab utama kerusakan hati tampaknya merupakan eek
langsung alkohol pada sel hati, yang meningkat pada saat malnutrisi. #asien dapat
mengalami beberapa deisiensi nutrisi, termasuk tiamin, asam olat, piridoksin,
niasin, asam askorbat, dan $itamin 4. #engeroposan tulang sering terjadi akibat
asupan kalsium yang menurun dan gangguan metabolisme. 4supan $itamin *,
besi, dan seng juga cenderung menurun pada pasien-pasien ini. eisiensi kalori
protein juga sering terjadi.
egenerasi lemak tak berkomplikasi pada hati seperti yang berlibat pada
alkoholisme dini bersiat re$ersibel bila berhenti minum alkohol' beberapa kasus
dari kondisi yang relati jinak ini akan berkembang menjadi sirosis. (ecara
makroskopis hati membesar, rapuh, tampak berlemak, dan mengalami gangguan
ungsional akibat akumulasi lemak dalam jumlah banyak.
!ila kebiasaan minum alkohol diteruskan, terutama apabila semakin berat,
dapat terjadi suatu hal +belum diketahui penyebabnya yang akan memacu seluruh
proses sehingga akan terbentuk jaringan parut yang luas. (ebagian pakar yakin
bahwa lesi kritis dalam perkembangan sirosis hati mungkin adalah hepatitis
alkoholik. Hepatitis alkoholik ditandai secara histologis oleh nekrosis
hepatoselular, sel-sel balon, dan iniltrasi leukosit poli-moronuklear +#3 di
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 5/39
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 6/39
6
+kolangitis, insidens nya lebih rendah daripada insidens sirosis leannec dan
poscanekrotik.
*erusakan sel hati yang dimulai di sekitar duktus biliaris akan menimbulkan
pola sirosis yang dikenal sebagai sirosis biliaris. )ipe ini merupakan 2% penyebab
kematian akibat sirosis.
#enyebab tersering sirosis biliaris adalah obstruksi biliaris pascahepatik.
(tasis empedu menyebabkan penumpukan empedu di dalam massa hati dan
kerusakan sel-sel hati. )erbentuk lembar-lembar ibrosa di tepi lobulus, namun
jarang memotong lobulus seperti pada sirosis "aennec. Hati membesar, keras,
bergranula halus, dan berwarna kehijauan. <kterus selalu menjadi bagian awal dan
utama dari sindrom ini, demikian pula pruritus, malabsorbsi, dan steatorea.
(irosis biliaris primer menampilkan pola yang mirip dengan sirosis biliaris
sekunder yang baru saja dijelaskan di atas, namun lebih jarang ditemukan.
#enyebab keadaan ini +yang berkaitan dengan lesi-lesi duktulus empedu
intrahepatik tidak diketahui. (irosis biliaris primer paling sering terjadi pada
perempuan usia 0 hingga 95 tahun dan disertai dengan berbagai gangguan
autoimun +misal, tiroiditis autoimun atau artritis reumatoid. 4ntibodi anti-
mitokondrial dalam sirkulasi darah +44 terdapat dalam 0% pasien. (umbat
empedu sering ditemukan dalam kapiler-kapiler dan duktulus empedu, dan sel-sel
hati seringkali mengandung pigmen hijau. (aluran empedu ekstrahepatik tidak
ikut terlibat. Hipertensi portal yang timbul sebagai komplikasi, jarang terjadi.
Asteomalasia terjadi pada sekitar 25% penderita sirosis biliaris primer +akibat
menurunnya absorpsi $itamin .
1.1." #tiologi
enurut utta7in 8 *umala + 2011' 9 , penyebab sirosis hepatis
yaitu ; Hepatitis !, Hepatitis >, penyakit hati alkoholik, kriptogenik, dan aktor
autoimun atau kondisi lain.&angguan ungsi seluler dan selanjutnya aliran darah ke hati. #enyebab
meliputi malnutrisi, inlamasi +bakteri atau $irus, dan keracunan +contoh alkohol,
karbon tetraklorida, asetaminoen, +ongoes, 1.
eskipun etiologi berbagai bentuk sirosis masih kurang dimengerti,
terdapat tiga pola khas yang ditemukan pada kebanyakan kasus sirosis "aennec,
pascanekrotik dan biliaris. +#rice, (yl$ia 4nderson, 2005
1.1.$ %anifestasi Klinis
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 7/39
7
enurut utta7in 8 *umala + 2011' 9 , tanda dan gejala sirosis
hepatis yaitu ;
1. Hipertensi portal ; ?arises esoagus +hematemesis, melena, asites, edema,
splenomegali, kaput medusa, gangguan hematologi +anemia, leukopenia,
trombositipenia.
2. #enurunan ungsi hati ; cepat letih, mudah mengalami perdarahan, ikterus,
urin gelap, hipoalbuminemia.
. 4sites dan edema perier.
B. dema perier.
5. &angguan gastrointestinal ; mual muntah, anoreksia.
9. <ntegumen ; gatal, petekie, eritemapalmaris, spiderne$i.
. Hepatic ensealopati ; nyeri kepala, penurunan kesadaran, alkalosis
+peningkatan rekuensi pernapasan:. *olelitiasis.
enurut (melt6er +2001'11:, aniestasi klinis #enyakit ini mencakup
gejala ikterus dan ebris yang intermiten , pada mulanya hati akan membesar,
menjadi keras dan ireguler' akhirnya, hati tersebut mengalami atropi. )erapi
sirosis hepatis sama seperti terapi untuk setiap bentuk insuisiensi hati yang
kronis.
1. #embesaran hati
#ada awal per jalanan sirosis, hati cenderung membesar dan sel-senya
dipenuhi oleh lemak. Hati tersebut menjadi keras dan memiliki tepi tajam yang
dapat diketahui melalui palpasi. 3yeri abdomen dapat terjadi sehingga
mengakibatkan regangan pada selubung ibrosa hati +kapsula glissoni.pada
perjalanan penyakit yang lebih lanjut, ukuran hati akan berkurang setelah
jeringan perut menyebabkan pengerutan jaringan hati. 4kan teraba berbenjol-
benjol +noduler.2. Abstruksi portal dan asites
aniestasi lanjut sebagian disebabkan oelh kegagalan ungsi hati yang
kronis dan sebagian lagi oleh obstruksi sirkulasi portal. (emua darah dari organ
digesti dan peraktis dan berkumpul dalam $ena portal dan dibawa kehati.
*erena hati yang sirosik tidak memungkinkan maka aliran darah tersebut akan
kembali kedalam lima.dan tarktus gastrointestinal dengan konsekuensi bahwa
organ C organ ini menjadi tempat kongestiasi yang kronis kedua orga tersebut
akan dipenuhi oleh darah dan dengan demikian tidak daopat bekerja dengn
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 8/39
8
baik pasien dnegan keadaan semacam ini cenderung menderita dispeksia kronis
dan konstipasi atau diare. !erat badan pasien secra berangsur-angsur
mengalami penurunan.
. ?arises gastrointestinalAbstruksi aliran darah yang terjadi akibat perubahan pibrotik juga
mengakibatkan pembuluh darah gastrointestinal dan pemintasan +shuting
darah dari pembuluh portal kedalam pembuluh darah dnegan tekanan yang
lebih rendah. (ebagai akibatnya, penderita sirosis sering memperlihatkan
distensi pembuluh darah abdomen yang mencolok serta terlihta pada inseksi
abdomen +kaput medusae, dan sistensi pembuluh darah diseluruh traktus
gastrointestinal. soagus, lambung dan rektum bagian bawah merupakan
darah yang sering mengalami pembentukan pembuluh darah kaloteral. istensi
pembuluh darah akan membentuk $arises atau hemoroid tergantung pada
lokasinya.
B. dema
&ejala lanjut lainnya pada sinosis hepatis ditimbulkan oleh gagal hati
yangkronis. *onsentrasi albumin plasma menurun sehingga menjadi
predisposisi untuk terjadi nya edema. #roduksi aldesteron yang berlebihan akan
menyebabkan retensi natrium serta air dan ekskresi kalium.
5. eisiensi ?itamin dan 4nemia
*arena pembentukan, penggunaan dan penyimpanan $itamin tertentu yang
tidak memadai + terutama $itamin 4, > dan *, maka tanda-tanda deisiensi
$itamintersebut sering di jumpai, khususnya sebagai penomena hemoragik
yang berkaitan dengan deisiensi $itamin *. &stritis kronis dan gangguan
ungsi gastrointestinal bersama-sama asupan diet yang adekuat dan gangguan
ungsi hati turut menimbulkan anemia yang sering menyertai sirosis
hepatis.gejala anemia dan status nutrisi serta kesehatan pasien yang buruk akan
mengakibatkan kelelahan yang hebat akan mengganggu kemampuan untuk
melakukan akti$itas rutin sehari-hari.
9. *emundurun mental
aniestasi klinik lainnya adalah kemunduran ungsi mental dengan
ensealopati dan koma hepatik yang membakat. *arena itu, pemeriksaan
neurologi perlu dilakukan pada sirosis hepatis dan mencakup perilaku umum
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 9/39
9
pasien, kemampuan kogniti, orientasi terhadap waktu serta tempat, dan pola
bicara.
&ambaran klinis dan komplikasi sirosis hati umumnya sama untuk semua
tipe tanpa memandang penyebabnya, meskipun beberapa tipe sirosis yang
tersendiri mungkin memiliki gambaran klinis dan biokimia yang agak berbeda.
asa ketika sirosis bermaniestasi sebagai masalah klinis hanyalah sepenggal
waktu dari perjalanan klinis selengkapnya. (irosis bersiat laten selama bertahun-
tahun, dan perubahan patologis yang terjadi berkembang lambat hingga akhirnya
gejala yang timbul menyadarkan akan adanya kondisi ini. (elama masa laten yang
panjang, terjadi kemunduran ungsi hati secara bertahap +#rice, (yl$ia 4nderson,
2005.
1.1. Patofisiologi
enurut utta7in 8 *umala + 2011' 9 , beberapa aktor yang terlibat
dalam kerusakan sel hati adalah deisiensi 4)# +akibat gangguan metabolisme sel
peningkatan pembentukan metabolik oksigen yang sangat reakti dan deisiensi
antioksidan atau kerusakan en6im perlindungan +glutatoin triroksida yang timbul
secara bersamaan. (ebagai contoh metabolik oksigen akan bereaksi dengan asam
lemak tak jenuh pada osolipid. Hal ini membantu kerusakan membran plasma
dan organel sel +lisosom, retikulum endoplasma, akibatnya konsentrasi kalsium
disitosol meningkat serta mengaktikan sel kuler disunusoid hati dan menarik sel
inlamasi +granusolosit, limposit, dan monosit. !ererapa aktor pertumbuhan dan
sitokin kemudian dilepaskan dari sel kuler dan dari sel inlamasi yang terlibat.
aktor pertumbuhan ini dan sitokin akan memberikan maniestasi sebagai
berikut.1. engubah sel penyimpan lemak menjadi mioibroblast.
2. engubah monosit yang bermigrasi menjadi makroag akti .
. emicu prolierasi ribroblas.
!erbagai interaksi ini memberikan manisestasi peningkatan pembentukan
matriks ektrasel oleh mioibroblas. Hal ini menyebabkan peningkatan akumulasi
kolagen +tipe <, tipe <<< dan tipe <?, proteoglikan, dan glikoprotein dihati.
Dumlah matriks yang berlebihan dapat dirusak +mula-mula oleh
metaloprotease dan hepatosit dapat mengalami degenerasi. Dika nekrosis terbatas
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 10/39
10
pada lobulus hati, maka pergantian struktur hati yang sempurna memungkinakan
terjadi. 3amun, jika nekrosis telah meluas menembus parenkin perier lobular
hati, maka aka terbentuk jaringan ikat. 4kibatnya, terjadi degenerasi ungsional
dan arsitekstur yang tidak sempurna dan terbentuk nodul-nodul +sirosis.
*ondisi sirosis hepatis memberikan berbagai masalah keperawatan yang
muncul pada pasien dan menberikan implikasi pada asuhan keperawatan. asalah
keperawatan yang muncul berhubungan dengan kondisi penurunan ungsi hati
dari respons hipertensi portal.
1.1.9.1 #enurunan ungsi hatianiestasi utama dari penurunan kolestasis +terhentinya aliran empedu
dengan respons ikterus dan hiperbilirubilemia. <kterus terjadi paling sedikit pada
90% pasien selama perjalanan penyakit dan biasanya minimal +korenblat, 2005
hiperbilirubimenia tanpa ikterus lebih sering terjadi. #asien dapat menjadi ikterus
selama pasien berkompensasi disertai gangguan re$ersibel ungsi hati. (ebagai
contoh, pasien sirosis dapat menjadi ikterus setelah minum alkohol. <kterus
intermiten merupakan gambaran khas sirosis biliar dan terjadi bila timbul
peradangan akti hati dan saluran empedu +kolangditis.
&angguan endokrin sering terjadi pada sirosis. Hormon korteks adrenal,
testis, dan o$arium dimetabolisme dan diinaktikan oleh hati dalam keadaan
normal. (piderne$i +angioma laba-laba atroi testis, ginekomastia, alopesia pada
dada dan aksila, serta eritema palmaris, semuanya diduga disebabkan oleh
kelebihan estrogen dalam sirkulasi. #eningkatan pigmentasi pada kulit diduga
akibat akti$itas melanin-stimulating hormone +(H yang bekerja secara
berlebihan.&angguan hematoligik yang sering terjadi pada sirosis adalah mudah
mangalami perdarah anemia, leukopenia dan tromositopenia. #asien sering
mengalami perdarahan hidung, gusi, mentruasi yang berat, dan muah memar.
asa protrombin dapat memanjang. aniestasi ini merupakan akibat
berkurangnya pembentukan aktor-aktor pembekuan oleh hati. 4nemia,
leukopenia, dan trombositopenia didiga juga akibat hipersplenisme. "ima tidak
hanya membesar +splenomegali, tetapi juga lebih akti menghancurkan sel-sel
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 11/39
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 12/39
12
Hepatik ensealatopi dapat terjadi secara akut, berpotensi secara re$ersibel,
atau mungkin bersiat gangguan kronis progresi yang berhubungan dengan
penyakit hati kronis.
1.1.9.2 Hipertensi portal
Hipertensi portal dideensisikan sebagai peningkatan tekanan $ena porta
yang menetap di atas tingkat normal yaitu 9 sampai 12 cmHg 2A +price, 15.
Hati yang normal kemampuan untuk mengakomodasi perubahan besar pada
aliaran darah portal tanpa perubahan cukup beras dalam tekanan portal. Hipertensi
portal merupakan hasil dari kombinasi peningkatan arus masuk $ena portal dan
peningkatan resitensi terhadap aliran darah portal +&ros6mann, 1B.
4sites merupakan penimbunan cairan encer intraperitonel yang
mengandung sedikit protein. aktor utama patogenesis asites adalah penigkatan
tekanan hidrostastik pada kapiler usus +hipertensi portal dan penurunan tekanan
osmotik koloid akibat hipoalbunemia. aktor lain beperan adalah retensi natrium
dan air, serta peningkatan sintesis dari aliran lime hati.(aluran kolateral penting yang timbul akibat sirosis dan hipertensi portal
yaitu pada esoagus bagian bawah. #irau darah melalui saluran ini ke $ena ka$a
menyebabkan dilatasi $ena-$ena tersebut +$arises esoagus. ?arises ini terjai
pada sekitar 0% pasien sirosis lanjut +#rice, 15.
(irkulasi kolateral juga melibatkan $ena superisial dinding abdomen.
)imbulnya sirkulasi ini mengakibatkan dilatasi $ena-$ena sekitar umbilikus
+kaput medusa. ilatasi anastomosis antara cabang-cabang $ena mesenterika
inerior dan $ena-$ena rektum sering mengakibatkan terjaidnya hemoroid interna.#erdarahan dari hemoroid yang pecah biasanya tidak hebat karena tekanan yang
dihasilkan tidak setinggi tekanan pada esoagus oleh karena jarak yang lebih jauh
dari $ena porta.
(plenomegali pada sirosis dapat dijelaskan bedasarkan kongesti pasi
kronik akibat bendungan dan tekanan darah yang meningkat pada $ena lienalis.
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 13/39
13
1.1.' Pemeri!saan Diagnosti!
#emeriksaan diagnostik enurut (melt6er +2001'11, erajat penyakit
hati dan bentuk pengobatannya di tentukan setelah mengkaji hesil-hasil pemeriksa
laboratorium. *arena ungsi hati yang kompleks, ada banyak pemeriksa
diagnostik yang dapat dilakukan untuk memberikan imormasi tentang ungsi hati.
#asien harus mengetahui mengapa semua pemeriksaan ini dilakukan memberikan
inormasi tentang ungsi hati.
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 14/39
14
#ada disungsi parenkimal hati yang berat, kadar albumin serum
cenderung menurun semetara kadar globulin serum meningkat. #emeriksaan
en6im menunjukan kerusakan sel hati, yaitu kadar alkali osatase, 4() +(&A)
serta 4") +(&#) meningkat dan kadar kolinesterase serum dapat menurun.
#emeriksaan bilirubin dilakukan untuk mengukur ekskresi empedu atau retensi
empedu. "aparoskopi yang dikerjakan bersama biopsi memungkinkan pemeriksa
untuk melihat hati secara langsung.
#emeriksaan pemindai /(& akan mengukur perbedaaan densitass antara
sel-sel paremkim hati dan jaringan parut. #emeriksaan pemindai >) +>omputed
tomography, @< dan pemindai radioisotop hati memberikan inormasi tentang
besar hati dan aliran darah hepatik serta obstruksi aliran tersebut.4nalisa gas darah arterial dapt mengungkapkan gangguan keseimbangan
$entilasi-perusi dan hipoksia pada sirosis hepatis.
enurut utta7in 8 *umala +2011'5, #engkajian pemeriksaan
diagnostik, terdiri atas hal berikut.
1. #emeriksaan darah
a. !iasanya dijumpai anemia, leukopenia, trombisitopenia, dan waktu
protrombin memanjang.
b. )es aal hati. /ntuk memeriksa apakah hati berungsi normal. )emuan
laboratorium bisa normal dalam sirosis.
c. /(&. /ntuk mencari tanda-tanda sirosis dalam atau pada permukaan hati.
2. >) scan. iperlukan untuk mengidentiikasi adanya kondisi komplikasi sirosis
hepatis dampak dari peningkatan tekanan $ena prtal, seperti $arises esoagus.
. #aracentesi
a. #aracentesis asites adalah penting dalam menentukan apakah asitesdisebabkan oleh proses lain.
b. (tudi ini juga digunakan untuk menyingkirkan ineksi dan keganasan .
B. !iopsi hati. /ntuk mengidentiikasi ibrosis dan jaringan parut. !iopsi
merupakan tes diagnosis yang paling dipercaya dalam menegakaan diagnosis
sirosi hepatis.
enurut ongoes +1 ; , pemeriksaan diagnostik pada sirosi hati
meliputi ;
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 15/39
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 16/39
16
diperlukan untuk mengurangi asites jika gejala ini terdapat, dan meminimalkan
perubahan cairan serta elektrolit yang umu terjadi pada penggunaan jenis diuretik
lainnya. 4supan protein dan kalori yang adekuat merupakan bagian esensial dalam
penanganan sirosi bersam-sama supaya untuk menghindari penggunaan alkohol
selanjutnya. eskipun tidak dapat diputar balik, perkembangan keadaan ini masih
dapat dihentikan atau diperlambat dengan tindakan tersebut.
!eberapa penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa colchicine, yang
merupakan preparat anti-inlamasi untuk mengobati gejala gout, dapat
memperpanjang kelangsungan hidup penderita sirosis ringan hingga berat.
!erikut beberapa penatalaksanaan pasien dengan sirosis hepatis;
1. <stirahat di tempat tidur sampai terdapat perbaikan ikterus, asites, dan demam.
2. iet rendah protein +diet hati <<< protein 1grEkg !!, 55 gr protein, 2.000kalori. !ila ada asites diberikan diet rendah garam << +900-:00 mg atau <<<
+1.000-2000 mg. !ila proses tidak akti diperlukan diet tinggi kalori +2.000-
000 kalori dan tinggi protein +:0-125 grEhari. !ila ada tanda-tanda
prekoma atau koma hepatikum, jumlah protein dalam makanan dihentikan
+diet hati << untuk kemudian diberikan kembali sedikit demi sedikit sesuai
toleransi dan kebutuhan tubuh. #emberian protein yang melebihi kemampuan
pasien atau meningginya hasil metabolisme protein, dalam darah $iseral dapat
mengakibatkan timbulnya koma hepatikum. iet yang baik dengan protein
yang cukup perlu diperhatikan.
. engatasi ineksi dengan antibiotik diusahakan memakai obat-obatan yang
jelas tidak hepatotoksik.
B. empebaiki keadaan gi6i bila perlu dengan pemberian asam amino esensial
berantai cabang dengan glukosa.
5. @oboransia. ?itamin ! compleks. ilarang makan dan minum bahan yang
mengandung alkohol. #enatalaksanaan asitesis dan edema adalah ; <stirahat
dan diet rendah garam. engan istirahat dan diet rendah garam +200-500 mg
perhari, kadang-kadang asitesis dan edema telah dapat diatasi. 4dakalanya
harus dibantu dengan membatasi jumlah pemasukan cairan selama 2B jam,
hanya sampai 1 liter atau kurang. !ila dengan istirahat dan diet tidak dapat
diatasi, diberikan pengobatan diuretik berupa spironolakton 50-100 mgEhari
+awal dan dapat ditingkatkan sampai 00 mgEhari bila setelah C B hari tidak
terdapat perubahan. !ila terjadi asites rerakter +asites yang tidak dapat
dikendalikan dengan terapi medikamentosa yang intensi, dilakukan terapi
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 17/39
17
parasentesis. Falupun merupakan cara pengobatan asites yang tergolong
kuno dan sempat ditinggalkan karena berbagai komplikasinya, parasentesis
banyak kembali dicoba untuk digunakan. #ada umunya parasentesis aman
apabila disertai dengan inus albumin sebanyak 9 C : gr untuk setiap liter
cairan asites. (elain albumin dapat pula digunakan dekstran 0 % Falaupun
demikian untuk mencegah pembentukan asites setelah parasentesis,
pengaturan diet rendah garam dan diuretik biasanya tetap diperlukan. d.
#engendalian cairan asites. iharapkan terjadi penurunan berat badan 1
kgEhari. Hati-hati bila cairan terlalu banyak dikeluarkan dalam suatu saat,
dapat mencetuskan ensealopati hepatik.
1.1.) Kompli!asi
1. #erdarahan &astrointestinal
(etiap penderita (irosis Hepatis dekompensata terjadi hipertensi portal, dan
timbul $arises esophagus.?arises esophagus yang terjadi pada suatu waktu mudah
pecah, sehingga timbul perdarahan yang massi. (iat perdarahan yang
ditimbulkan adalah muntah darah atau hematemesis biasanya mendadak dan
massi tanpa didahului rasa nyeri di epigastrium. arah yang keluar berwarna
kehitam-hitaman dan tidak akan membeku, karena sudah tercampur dengan asam
lambung. (etelah hematemesis selalu disusul dengan melena +(ujono Hadi.
2. *oma hepatikum
*omplikasi yang terbanyak dari penderita (irosis Hepatis adalah koma
hepatikum. )imbulnya koma hepatikum dapat sebagai akibat dari aal hati sendiri
yang sudah sangat rusak, sehingga hati tidak dapat melakukan ungsinya sama
sekali. <ni disebut sebagai koma hepatikum primer.apat pula koma hepatikum
timbul sebagai akibat perdarahan, parasentese, gangguan elektrolit, obat-obatan
dan lain-lain, dan disebut koma hepatikum sekunder.
#ada penyakit hati yang kronis timbullah gangguan metabolisme protein, dan
berkurangnya pembentukan asam glukoronat dan sulat. emikian pula proses
detoksiikasi berkurang. #ada keadaan normal, amoniak akan diserap ke dalam
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 18/39
18
sirkulasi portal masuk ke dalam hati, kemudian oleh sel hati diubah menjadi urea.
#ada penderita dengan kerusakan sel hati yang berat, banyak amoniak yang bebas
beredar dalam darah.Aleh karena sel hati tidak dapat mengubah amoniak menjadi
urea lagi, akhirnya amoniak menuju ke otak dan bersiat toksikEiritati pada otak.
. /lkus peptikum
)imbulnya ulkus peptikum pada penderita (irosis Hepatis lebih besar bila
dibandingkan dengan penderita normal. !eberapa kemungkinan disebutkan
diantaranya ialah timbulnya hiperemi pada mukosa gaster dan duodenum,
resistensi yang menurun pada mukosa, dan kemungkinan lain ialah timbulnya
deisiensi makanan.
B. *arsinoma hepatoselular
*emungkinan timbulnya karsinoma pada (irosis Hepatis terutama pada
bentuk postnekrotik ialah karena adanya hiperplasi noduler yang akan berubah
menjadi adenomata multiple kemudian berubah menjadi karsinoma yang multiple.
5. <neksi
(etiap penurunan kondisi badan akan mudah kena ineksi, termasuk juga
penderita sirosis, kondisi badannya menurun. ineksi yang sering timbul pada
penderita sirosis, diantaranya adalah ; peritonitis, bronchopneumonia, pneumonia,
tbc paru-paru, glomeluroneritis kronik, pieloneritis, sistitis, perikarditis,
endokarditis, erysipelas maupun septikemi. +Hadi.r.#ro, 2002.
1.2 %ana*emen Kepera+atan
1.2.1 Peng!a*ian
#engkajian sirosis hepatis hepatis terdiri atas pengkajian anamnesis,
pemeriksaan isik, dan e$aluasi diagnostik. #engkajian diokuskan pada respons penurunan ungsi hati dan hipertensi portal.
1. 4namnesis
<dentitas klien yang harus diketahui perawat meliputi nama, umur, jenis
kelamin, alamat rumah, agama, atau kepercayaan suku bangsa, bahasa yang
dipakai, status pendidikan pekerjaan klien, dan asuransi kesehatan.
2. *eluhan /tama
#ada penurunan ungsi hati, keluihan utama yang didpatkan ber$ariasi
sesuai tingkat toleransi indi$idu.keluhan cepat lelah atau merasa lemah
merupakan keluhan utam yang paling la6im didapatkan akibat penurunan
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 19/39
19
ungsi hati. Hal ini berhubungan dengan kegagalan hati dalam melakukan
ungsi sintesis dan ungsi metabolik.
. @iwayat #enyakit (ekarang
#ada pengkajian riwayat penyakit sekarang pasien mengeluh adanya
ikterus, anoreksia, mual, muntah, kulit gatal, dan pola gangguan tidur. #ada
beberapa pasien juga mengeluh demam ringan, nyeroi otot, nyeri dan merasa
ada benjolan pada abdomen kanan atas, keluhan nyeri kepala, keluhan
riwayat mudah mengslsm perdarahan, serta bisa didapatkan adanya
perubahan kesadaran secara progresi sebagai respons dari hepatik
ensealopati, seperti agitasi +gelisah, tremor, disorientasi, conusion,
kesadaran delirium sampai koma. *eluhan asites dan edema perier
dihubungkan dengan hipoalbuminemia sehingga terjadi peningkatan
permeabilitas $askular dan menyebabkan perpindahan cairan ke ruang ketiga.
#ada kondisi hipertensi portal, keluhan yang dilaporkan adalah perut
membesar +asites, edema esktremitas, dan adanya riwayat perdarahan
+hematimesis dan melena. ual dan muntah yang berkepanjangan dapat
menyebabkan dehidrasi. *eluhan muidah mengalami perdarahan.
B. @iwayat #enyakit ahulu
#ada pengkajian riwayat penyakit dahulu didapatkan adanya riwayat
menderita hepatitis ! dan >, riwayat penyakit kuning yang penyebabnya
belum jelas.
$. #engkajian #sikososial
#engkajian psikososial meliputi apa yang dirasakan klien terhadap
penyakitnya bagaimana cara mengatasinya, serta bagaimana perilaku klien
terhadap tindakan yang dilakukan kepada dirinya.
9. #emeriksaan isik
#emeriksaan isik, sur$ei umum bisa terlat ringan, gelisah sampai
sangat lemah. ))? biasa normal atau bisa didapatkan perubahan, sepertitakikardia dan peningkatan pernapasan.
#ada pemeriksaan isik dilakukan pada seluruh sistem organ tubuh
karena eek sirosis memengaruhi seluruh organ tubuh. engan peningkatan
!1-!9 mendeskripsikan pemeriksaan isik pada pasien sirosis hepatis.
Pen,e!atan Inspe!si Palpasi P
B 1 Breat/ing0
espirasi
)erlihat sesak dan
penggunaan otot bantu napas
sekunder dari penurunan
!ila tidak komplikasi,
taktil remitus seimbang. resonan.
eusi ak
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 20/39
20
ekspansi rongga dada dari
asites atau hepatomegali.
bunyi redu
B 2 Bloo,0
Kar,ioas!-lar
Hematologi
4nemia, terdapat tanda dan
gejala perdarahan.
#eningkatan denyut nadi.
@eluks hepato jugular bisa
didapatkan.
B Brain0
Sistem
Saraf ne-rosensori
en,o!rin
(istem sara ; agitasi,
disorientasi, penurunan &>(.
ndokrin ; pada pria mungkin
mengalami atroi dari testis,
dan impotensi. Fanita dapat
mengalami ginekomastia
+pembesaran payudara,menstruasi tidak teratur,
hilangnya rambut ketiak,
perubahan suara menjadi
lebih berat.
#embesaran kelenjar tiroid
+jarang.
B " Bla,,er0
3enito-rinari
/rine gelap warna
kecoklatan, seperti cola atau
teh kental.
!iasanya normal, tidak
didapatkan adanya
ten(erness
B $ Bo+el0
3astrointestinal
)anda dan gejala gangguan
gastrointestina, seperti mual,
dispepsia, perubahan dalam
buang air besar, dan anoreksia
dengan penurunan berat
badan.
4sietas dan kadangdidapatkan hernia umbilikus,
dilatasi $ena abdominal.
#emeriksaan rektum anus
mungkin didapatkan
perdarahan sekunder dari
hemoroid intenal.
Hepatosplenomegali ringan
dan nyeri tekan
+ten(erness kuadran
kanan. 4danya shifting
(ullness atau gelombang
cairan.
3yeri ketu
kanan atas
B Bone0
%-s!-los!eletal
integ-men
#asien terlihat kelelahan
+atigue. )remor dan atroi
oto pada sirosis akibat hepatis
kronis.*ulit kuning dan
#enurunan kekuatan otot.
#enurunan kemampuan
dalam berakti$itas.
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 21/39
21
prurotus mungkin
berkembang dalam kaitannya
dengan penumpukan pigmen
empedu pada kulit.
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 22/39
22
1.2.2 Diagnosa Kepera+atan
1. @isiko tinggi injuri b.d anemia, trombositopenia, leukopenia, gangguan
mekanisme pembekuan darah, hepatik ensealopati, penurunan kesadaran,
perdarahan gastrointestinal.2. 4ktualErisiko pola napas tidak eekti b.d. ekspansi menurun +sekunder
asites, hiperaminemia, ensealopati hepatik.
. <ntoleransi akti$itas b.d. kelemahan isik umum sekunder dari perunahan
metabolisme sistemik.
B. *etidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh b.d. intake makanan yang
kurang adekuat.
5. #emenuhan inormasi b.d ketidakadekuatan inormasi penatalaksanaan
perawatan dan pengobatan, rencana perawatan rumah.
9. 4ktualErisiko gangguan integritas integumen b.d spider ne$i, pruritus,
respon ikterus, peningkatan kadar bilirubin pada sistem $askuler
integumen.
. *ecemasan pasien dan keluarga b.d prognosis penyakit, rencana
pembedahan, krisi situasi ase terminal penyakit.
:. *oping indi$iduEkeluarga tidak eekti b.d. kondisi sakit, ase terminal
penyakit.
1.2. Interensi Kepera+atan
@encana keperawatan disusun sesuai dengan tingkatan toleransi indi$idu.
/ntuk inter$ensi aktual atau resiko ketidakseimbangan cairan dapat disesuaikan
dengan hepatitis 4 dan !.
1. isi!o tinggi in*-ri 4., anemia5 trom4ositopenia5 le-!openia5 gangg-an
me!anisme pem4e!-an ,ara/5 /epati! ensefalopati5 pen-r-nan
!esa,aran5 per,ara/an gastrointestinal.
T-*-an ; dalam waktu 2G2B jam pasca-inter$ensi pasien tidak mengalami
injuri.
Kriteria eal-asi ;
- ))? dalam batas normal.
- *ondisi perdarahan hematemesis dan melena dapat terkontrol.
- #asien tidak mengalami cedera isik akibat penurunan kesadaran.
- #emeriksaan darah terjadi peningkatan sl darah merah dan trombosit.
- #emeriksaan elektrolit dan analisis gas darah dalam batas normal.
Interensi asional
*aji aktor risiko injuri pada pasien
sirosis hepatis.
aktor risiko injuri pada pasien sirosis
ber$ariasi. *ondisi anemia kaan
meningkatkan gangguan dalam
peningkatan risiko perdarahan
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 23/39
23
gastrointestinal, sementara
leukositopenia menyebabkan
penurunan imunitas. Hepatik
ensealopati akan meningkatkan
risiko cedera isik, seperti terjatuh dan
kerusakan integritas jaringan
integumen. #erdarahan
gastrointestinal dapat menyebabkan
gangguan metabolik dan
kardiorespirasi yang berat.
*aji status neurologis dan laporkan
apabila terdapat perubahan status
neurologis.
#engkajian status neurologis
dilakukan pada setiap pergantian si
jaga. (etiap adanya perubahan status
neurologis merupakan salah satutanda terjadi komplikasi bedah.
#enurunan resposi$itas, perubahan
pupil, gangguan atau kelemahan yang
bersiat sati sisi +unilateral,
ketidakmampuan dalam kontrol nyeri
atau perubahan neurologis lainnya
perlu dilaporkan pada tim medis
untuk mendapatkan inter$ensi
selanjutnya."akukan inter$ensi untuk menurunkan
risiko perdarahan, meliputi ;
• onitor kondisi eses dan
muntahan dari warna adanya
perdarahan.
• "akukan pemenuhan hidrasi
secara inter$ensi.
• Faspadai adanya perubahan
status kesadaran, gelisah, dan
ukur ))? secara periodik.
• Abser$asi maniestasi
hemoragi.
#enurunan risiko perdarahan pada
pasien sirosis hepatis dilaksanakan
untuk mencegah kondisi isik yang
lebih parah.
eteksi awal utnuk memonitor
adanya perdarahan gastrointestinal.
<nter$ensi pemeliharaan dengan
pemberian cairan dekstrose 10% akan
membantu memelihara keadekuatan
sirkulasi dari $olume darah sebagai
proteksi pada organ $ital dan
mencegah kondisi hipo$olemia.
apat menunjukkan tanda-tanda dini
terjadinya perdarahan gastrointestinal
dan syok hipo$olemik.
)anda-tanda petekie, ekimosis,
perdarahan gusi, dan spider ne$i
dapat menunjukkan perubahan pada
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 24/39
24
• Daga agar pasien dapat tenang
dan membatasi akti$itas nya.
• okumentasikan kondisi
muntahan, ))? , dan tingkat
kesadaran lalu lapor dokter bila
didapatkan adanya perubahan
yang signiikan.
• *olaborasi untuk pemberian
$itamin *
• ampingi pasien apabila pasien
menglami perdarahan terus
menerus.
• #indahkan pasien keruangan
intensi apabila perdarahan
bersiat masi.
• *olaborasi untuk tranusi sel
darah merah dan trombosit.
*olaborasi untuk inter$ensi medis
pemasangan balon esoagus.
mekanisme pembekuan darah.
eminimalkan risiko perdarahan dari
akibat manu$er yang menyebabkan
$asokontriksi pembuluh darah.
<nter$ensi penting untuk menurunkan
risiko dari injuri yang lebih parah.
#ada pasien sirosis hepatis, ungsi
hati untuk metabolisme lemak akan
terganggu, akibat nya akan terjadi
diisiensi $itamin * yang akancenderung menyebabkan perdarahan
pada pasien. #emberian biasanya
diresepkan oleh dokter dan perawat
memberikan sesuai dengan pesanan.
(elain memberikan dukungan
psikologis pada pasien' perawat juga
menjaga kondisi suokusi atau bekuan
darah yang menyumbat jalan napas./ntuk memudahkan dalam
melakukan monitoring status
kordiorespirasi dan inter$ensi
kedaruratan.
#ada kondisi klinik sirosis hepatis
dengan perdarahan hematemis serta
melena kronis terjadi penurunan
hemoglobin dan sel darah merah
secara signiikan serta trombosit.
#emberian tranusi darah sel darah
merah dan trombosit untuk
memaksimalkan kondisi $olume
darah akibat dari kondisi hematemesis
melena kronik.
#emberian balon esoagus merupakan
inter$ensi untuk menurunkan
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 25/39
25
perdarahan dari $arises esoagus .
"akukan inter$ensi untuk menurunkan
risiko trauma isik, meliputi '
• onitor kondisi pasien secara
periodik.
• #asang pagar penghalang
tempat tidur.
• "akukan pencegahan cedera
pada area yang rentan.
• onitor adanya trombosis $ana
prounda.
"akukan inter$ensi untuk
memonitoring kondisi hepatik
ensealopati, meliputi ;
!erikan terapi sesuai pesanan.
#enurunan risiko trauma isik pada
pasien sirosis hepatis dilaksanakan
untuk mencegah kondisi isik yang
lebih parah.
eteksi awal untuk memonitor
adanya perubahan kesadran yang
signiikan.
#asien sirosis harus dilindungi
terhadap kemingkinan terjatuh dan
cidera lainnya. @el penghalang
disamping tempat tidurharus dipasang pada tempatnya dan diberibantalan
selimut yang lembut untuk
mengurangi risiko bila pasien
mengalami gelisah berontak pasien
harus diberitahu agar memiliki
orientasi terhadap tempat dan
waktu.setiap cedera harus die$aluasi
dengan cermat karena kemungkinan
terjadinya perdarahan internal.<nter$ensi untuk mencegah cedera
pada penonjolan tulang yang
meningkatkan risiko dekubitus.
@espons trombosis $ena prounda
secara patoisiologi dimulai adanya
inlamasi ringan sampai berat dari
$ena.
#emantauan merupakan pekerjaan
keperawatan yang esensial untuk
mengenali kemunduran dini pada
status mental.
)erapi dapat mencakup penggunaan
laktulosa, serta antibiotik saluran
cerna yang tidak dapat diserap untuk
menurunkan kadar amonia,
modiikasi obat-obat yang digunakan
untuk meniadakan obat yang dapat
memicu atau memperburuk ensaloati
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 26/39
26
hepatik dan tirah baring untuk
meminimalkan pengeluaran energi.
• "akukan tirah baring pada
pasien.
#enderitaan penyakit hati yang akti
memerlukan istirahat dan berbagai
tindakan pendukung lainnya yang
memberikan kesempatan kepada hati
untuk membangun kembali
kemampuan ungsionalnya. Dika
pasien dirawat di @umah (akit, berat
badan dan intake, serta output cairan
harus diukur dan dicatat setiap hari.
<stirahat akan mengurangi kebutuhan
dalam hati dan meningkatkan suplai
darah dihati. #asien rentan terhadap bahaya imobilitas, oleh karena itu
berbagai upaya perlu dilakukan untuk
mencegah gangguan pernapasan
sirkulasi, dan $ascular. (emua
tindakan ini dapat ,membantu
mencegah masalah seperti
pneumonia, trombolebitis, dan
dekubitus. 4pabila status nutrisi
sudah diperbaiki dan kekuatan tubuh bertambah, kepada pasien dapat
dianjurkan untuk meningkatkan
akti$itas secara bertahap.
• !eri posisi duduk dan oksigen
<Emenit.
#osisi pasien ditempat tidur perlu
diatur untuk mencapai status
pernapasan yang eisien dan
maksimal. Hal ini sangat penting
terutama bila gejala asites sangat
nyata sehingga menggangu gerakan
ekskursi toraks yang memadai.
/ntuk oksigen sel-sel yang rusak dan
untuk mencegah destruksi sel lebih
lanjut.
2. A!t-al6risi!o pola napas ti,a! efe!tif 4.,. e!spansi men-r-n
se!-n,er asites05 /iperaminemia5 ensefalopati /epati!.
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 27/39
27
T-*-an ; alam waktu 1 G 2B jam tidak terjadi perubahan pola napas.
Kriteria eal-asi ;
• #asien tidak sesak napas.
• @@ dalam batas normal 19-20GEmenit.
• #emeriksaan gas arteri pH ,B00,005,H>0,2B2m7E", dan #a>02B0
mmHg.
Interensi asional
*aji actor penyebab pola napas tidak
eekti
engidentiikasi untuk mengatasi
penyebab dasar dari alkalosis
onitor ketat ))? #erubahan ))? akan memberikan
dampak pada risiko alkalosis yang
bertambah berat dan berindikasi pada
inter$ensi untuk secepatnya
melakukan koreksi alkalosis<stirahatkan pasien dengan posisi
owler
#osisi owler akan meningkatkan
ekspansi paru optimal.
<stirahat akan mengurangi kerja
jantung meningkatkan tenaga
cadangan jantung, dan menurunkan
tekanan darah.
/kur intake dan output #enurunan curah jantung
mengakibatkan gangguan perusi
ginjal, retensi natriumEair, dan
menurunkan tekanan darah.
anajemen lingkungan tenang dan
dibatasi pengunjung
"ingkungan tenang akan menurunkan
stimulus nyeri eksternal dan
pembatasan pengunjung akan
membantu meningkatkan kondisi
oksigen ruangan yang akan berkurang
apabila banyak pengunjung yang
berada diruangan.
!eri oksigen <Emenit )erapi pemeliharaan untuk kebutuhan
oksigenasi
. Intoleransi a!tiitas 4.,. !elema/an fisi! -m-m se!-n,er ,ari
per-4a/an meta4olisme sistemi!.
T-*-an 7 dalam waktu G2B jam perawatan diri pasien optimal sesuai tingkat
toleransi indi$idu.
Kriteria #al-asi ;
• *ebutuhan sehari hari pasien dapat terpenuhi.
• #asien mampu mengidentiikasikan aktor aktor menurunkan
intelorenas akti$itas.
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 28/39
28
• #asien mampu mengidentiikasikan metode untuk menurunkan
inteloransi akti$tas.
• )idak terjadi komplikasi sekunder, seperti peningkatan rekuensi
pernapasan dan kelelahan berat setelah menit pasien, melakukan
akti$itas.
Interensi asional
*aji perubahan pada sistem sara
pusat, dan status kardiorespirasi.
<dentiikasi terhadap kondisi
penurunan tingkat kesadaran,
khususnya pada pasen sirosis hepatik
dengan ensealopati.
#antau respons indi$idu terhadap
akti$itas.
!eberapa pasien sirosis hepatis lebih
banyak berhubungan dengan kondisi penurunan ungsi hati dengan
maniestasi anemia, cepat lelah,
kondisi ini dipertimbangkan dalam
memenuhi akti$itas pasien sehari hari.
#emantauan yang dilakukan, meliput;
• /kuran nadi , tekanan darah,
dan pernapasan saat istrahat.
• #ertimbangan rekuensi,
irama, dan kualitas +jika tanda
tanda abnormal misalnya nadi
I100 konsulkan dengan dokter
tentang kemungkinan
peningkatan akti$itas.
• /kuran tanda tanda $ital
segera setelah akti$itas;
ukuran nadi selama 15 detik
dan kalikan dengan B untuk
mewakili hitungan satu menit
penuh.
• <strahat pasien selama
menit'ukur lagi tanda-tanda
$ital.
• Hentikan akti$itas bila pasien
berespons terhadap akti$itas
dengan; adanya dengan
keluhan nyeri dada, dispnea,
$ertigo atau konusi, rekuensi
nadi menurun, dan tekanan
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 29/39
29
darah sistolik menurun.
• *urangi intensitas rekuensi,
atau lamanya akti$itas jika;
nadi lebih lama dari -B menit
untuk kembali dalam 9 denyut
dan rekuensi nadi istrahat
rkuensi pernapasan
meningkat berlebihan setelah
akti$itas, terdapat tanda-tanda
lain hipoksia +misalnya;
konusi, $ertigo.
)ingkatkan akti$itas secara bertahap. <nter$ensi ini memudahkan pemulihan
pada pasien sirosis hepatis, pascae$akuasi cairan asites dan pasien
yang mempunyai toleransi yang
membaik. <nter$ensi yang dianjurkan,
meliputi hal-hal berikut.
• /ntuk pasien yang sedang atau
pernah tirah baring lama, mulai
lakukan rentang gerak sedikit 2
kali sekali.
•
@encana waktu istirahat sesuaidengan jadwal sehari-hari
pasien +waktu istrahat dapat
dilakukan antara akti$itas.
• )ingkat dorongan dapat
melakukan secara tulus untuk
memberi suasana positi yang
mendorong peningkatan
akti$itas' beri kepercayaan
kepada pasien bahwa mereka
dapat meningkatkan status
mobilitasnya. !eri penghargaan
terhadap kemajuan yang
dicapai.
• #asien juga didorong untuk
membuat jadwal akti$itas dan
sasaran akti$itas ungsional
+jika sarannya terlalu rendah,
buat kontrak ; misalnya Jjika
anda berjalan setengah dari
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 30/39
30
lorong ini, saya akan bermain
dengan kartu andaK.
• )ingkatkan toleransi terhadap
akti$itas dwengan mendorong
pasien melakukan akti$itas
lebih lambat, untuk waktu yang
lebih singkat, dengan istirahat
lebih, atau dengan lebih banyak
bantuan. (ecara bertahap
tingkatkan toleransi latihan
dengan meningkatkan waktu
diluar tempat tidur sampai 15
menit setiap hari, tiga kali
sehari.• 4njurkan pasien untuk
mengenakan sepatu yang
nyaman +sandal tidak
menyangga kaki dengan baik.
4njurkan pasien metode penghematan
energi untuk akti$itas.
etode penghematan energi dapat
mengurangi kebutuhan metabolisme
pada pasien sirosis hepatis. etode
yang dapast dianjurkan, meliputi hal-
hal sebagai berikut.• "uangkan waktu istirahat
selama akti$itas dalam eter$al
selama siang hari dan satu jam
setelah makan.
• "ebih baik duduk daripada
berdiri saat melakukan
akti$itas, kecuali hal ini
memungkinkan.
• (aat melakukan suatu tugas
istirahat setiap menit selama
5 menit ubtuk menurunkan
kebutuhan suplai darah dari
jantung dan menurunkan
kebutuhan metabolisme hati.
Hentikan akti$itas jika pasien
keletihan ataub terlihat tanda-
tanda sesak napas.
!erikan bantuan sesuai tingkat )eknik penglihatan energi menurunkan
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 31/39
31
toleransi +makan, minum, mandi,
berpakaian dan eleminasi.
energi menurunkan penggunaan
energi.
!antu akti$itas sehari-hari pasien. Falaupun pasien mengalami inter$ensi
tirah baring, akti$itas sehari-hari
seperti makan sendiri dan
menggunakan pakaian dapat dilakukan
seperti biasa di tempat tidur.
#erawat membantu memasilitasi
kebutuhan pasien untuk melakukan
perawatan diri, kebutuhan eliminasi
masih dilakukan di tempat tidur.
#erawat memasilitasi kebutuhan ini
sangat penting untuk menjaga
kewaspadaan umum . yaitu denganmenggunakan sarung tangan, celemek,
dan masker, khususnya pada pasien
sirosis hepatis dengan riwayat hepatitis
! dan hepatitis >.
". Keti,a!seim4angan n-trisi ,ari !e4-t-/an t-4-/ 4.,. inta!e
ma!anan 8ang !-rang a,e!-at.
T-*-an ; dalam waktu G2B jam, pasien akan mempertahankan kebutuhannutrisi yang adekuat.
Kriteria eal-asi 7
• embuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam situasi
indi$idu.
• enunjukkan peningkatan !!.
Interensi asional
*aji status nutrisi pasien, turgor kulit,
berat badan, dan derajat penurunan
berat badan, integritas mukosa oral,kemampuan menelan, riwayat
mualEmuntah, dan diare.
em$alidasi dan menetapkan derajat
untuk masalah untuk menetapkan
pilihan inter$ensi yang tepat.
*aji pengetahuan pasien tentang intake
nutrisi.
)ingkat pengetahuan di pengaruhi
oleh kondisis sosial ekonomi pasien.
#erawat menggunakan pendekatan
sesuai dengan kondisi indi$idu
pasien. engan mengetahui tingkat
pengetahuan tersebut perawat dapat
lebih terarah dalam memberikan
pendidikan yang sesuai eekti
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 32/39
32
dengan pengetahuan secara eisien
dan eekti.
#ertahankan kebersihan mulut. 4kumulasi partikel makanan di mulut
dapat menambah bau dan rasa tak
sedap yang menurunkan nasu
makan.
4njurkan makan tiga kali sehari. Aleh karena itu boleh sedikit bukti
yang mendukung teori bahwa diet
saring +blender lebih mengutungkan
dari pada makanan biasa, maka
pasien telah dianjurkan untuk makan
apa saja yang disukainya.
!eri diet sesuai kondisi klinik #ada sirosis +tanda-tanda yang
menonjol atau enselopati hipertensi portal C diet natrium rendah
+1,5gEhari, tinggi kalori Cprotein.
alam kasus hiponatremia cairan
pembatasan +1,5lEhari +(harma,
200:.
!atasi makanan dan cairan yang tinggi
lemak.
*erusakan aliran empedu
mengakibatkan malabsorbsi lemak.
!erikan makanan dengan perlahan
pada lingkungan yang tenang.
#asien dapat berkonsentrasi pada
mekanisme makan tanpa adanya
distraksi Egangguan dari luar. engan
makan secara perlahan, kondisi sesak
pasien dapat berkurang akibat banyak
intake yang mengisis rongga
abdominal dan diperparah oleh asites
dapat meningkatkan keluhan sesak.
*olaborasi dengan ahli diet /ntuk
menetapkan komposisi dan jenis diet
yang tepat.
erencanakan diet dengan
kandungan nutrisi yang adekuat.
/ntuk memenuhi peningkatan
kebutuhan energi dan kalorisehubungan dengan perubahan
metabolik pasien.
onitor perkembangan berat badan. #enimbangan berat badan dilakukan
dengan e$aluasi terhadap inter$ensi
yang diberikan. $aluasi
penimbangan berat badan harus
disesuaikan dengan output cairan,
termasuk cairan dari parasintesis. Hal
ini untuk menghindari interpretasi
yang salah disebabkan banyaknya
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 33/39
33
penurunan berat badan pascae$akuasi
cairan.
$. Pemen-/an informasi 4., !eti,a!a,e!-atan informasi
penatala!sanaan pera+atan ,an pengo4atan5 ren9ana pera+atan
r-ma/.
T-*-an 7 alam waktu G2B jam inormasi kesehatan terpenuhi.
Kriteria #al-asi 7
- #asien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang
diberikan
: #asien termoti$asi untuk melaksanakan penjelasan yang telah diberikan
Interensi asional*aji tingkat pengetahuan pasien
tentang kondisi penyakit dan rencana
perawatan rumah.
)ingkat pengetahuan dipengaruhi oleh
kondisi sosial ekonomi pasien.
#erawat menggunakan pendekakatan
yangb sesuai dengan kondisi indi$idu
pasien. engan mengetahui tingkat
pengetahuan tersebut perawat dapat
lebih terarah dalam memberikan
pendidikan yang sesuai dengan
pengetahuan pasien secara eisien dan
eekti.
>ari sumber yang meningkatkan
penerimaan inormasi.
*eluarga terdekat dengan pasien perlu
dilibatkan dalam pemenuhan
inormasi untuk menurunkan risiko
misinterpretasi terhadap inormasi
yang diberikan.
4njurkan untuk melakukan praktik
aman dalam akti$itas seksual
enurunkan epidemiologi transmisi,
teutama apabila pasien memiliki
riwayat hepatitis ! dan hepatitis >
H!?.4njurkan untuk melakukan cek darah
rutin pada pasien yang mengalami
sirosis hepatis dengan riwayat hepatitis
! dan hepatitis >
#asien harus dipantau dengan tes
darah untuk menetapkan perbaikan
biokimia. #emeriksaan kadar
aminotranserase dilakukan rutin
maksimal setiap tahun pada pasien
pasca C ase akut.
#asien sirosis harus setiap -9 bulan
dengan etoprotein dan /(& perut
untuk pengawasan munculnya H>>.
!erikan inormasi pada pasien yang
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 34/39
34
akan menjalani perawatan rumah,
meliputi ;
- 4njurkan untuk istirahat setelah
pulang
- 4jarkan pasien untuk menjaga
intake cairan oral.- !eritahu untuk menghindari
obat yang bersiat hepatotoksik.
- Hindari minuman beralkohol.
- !eritahu pasien dan keluarga
apabila didapatkan perubahan
klinik untuk segera
memeriksakan diri.
- #asca inter$ensi parasintesis,
biasanya kondisi pasien
membaik, tetapi klinik pasien
dapat berubah pada waktu
yang tidak ditentukan. /ntuk
itu setelah pulang, pasien
diberitahu untuk melakukan
istirahat dengan akti$itas rutin
dapat dilakukan sesuai tingkat
toleransi indi$idu.
- inum banyak cairan bening
untuk mencegah dehidrasi.- Hindari obat-obatan dan 6at-
6at yang dapat menyebabkan
kerusakan pada hati seperti
asetaminoen atau parasetamol
dan preparat yang
mengandung asetaminoen.
- 4lkohol akan masuk ke
intestinal dan harus
dimetabolisme dihati sehingga
memperberat ungsi hati, serta
akan meningkatkan kondisi
nekrosis hati yang bertambah
berat.
- <nte$ensi penting untuk
mencegah risiko kerusakan
hati yang lebih parah.
. A!t-al6risi!o gangg-an integritas integ-men 4., spi,er nei5 pr-rit-s5respon i!ter-s5 pening!atan !a,ar 4ilir-4in pa,a sistem as!-ler
integ-men.
T-*-an 7 alam waktu G2B jam tidak terjadi kerusakan integritas kulit.
Kriterias #al-asi 7 *ulit tidak kering, pruritus, spider ne$i berkurang, petekie
pada kulit berkurang.
Interensi asional
*aji terhadap kekeringan kulit, pruritis,
spider ne$i dan ineksi.
#erubahan mungkin disebabkan
penurunan akti$itas kelenjar keringat
atau pengumpulan bilirubin pada
$askuler integumen.
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 35/39
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 36/39
361. Ke9emasan pasien ,an !el-arga 4., prognosis pen8a!it5 !risis sit-asi
fase terminal pen8a!it.
T-*-an 7 (ecara subjekti pasien dan keluarga melaporkan rasa cemas
berkurang.
Kriteria #al-asi 7
- #asien akan melaporkan penurunan ansietas atau ketakutan.
- #asien dapat mendemonstrasikan keterampilan pemecahan masalahnya
dan perubahan koping yang digunakan sesuai situasi yang dihadapi.- #asien dapat mencata penurunan kecemasanE ketakutan dibawah
standar.
- #asien dapat rileks dan tidurEistirahat dengan baik.
- engungkapkan perasaannya mengenai menjelang ajal.
- engidentiikasi dua akti$itas yang meningkatkan kontrol dan
pengetahuan diri.
Interensi asional
onitor respons isik, seperti'
kelemahan, perubahan tanda $ital,
gerakan yang berulang-ulang
igunakan dalam menge$aluasi
derajatEtingkat kesadaranEkonsentrasi,
khususnya ketika melakukankomunikasi $erbal.
4njurkan pasien dan keluarga untuk
mengungkapkan dan
mengekspresikan rasa takutnya.
emberikan kesempatan untuk
berkonsentrasi, kejelelasan dan rasa
takut dan mengurangi cemas yang
berlebihan.
>atat reaksi dari pasienEkeluarga.
!erikan kesempatan untuk
mendiskusikan
perasaannyaEkonsentrasinya dan
harapan masa depan.
4nggota keluarga dengan responnya
pada apa yang terjadi dan
kecemasannya dapat disampaikan
kepada pasien.
!eri lingkungan yang tenang dan
suasana penuh istirahat.
engurangi rangsangan eksternal
yang tidak perlu.
)ingkatkan kontrol sensasi pasien. *ontrol sensasi pasien +dan dalam
menurunkan ketakutan dengan cara
memberikan inormasi tentang
keadaan pasien, menekankan pada
penghargaan terhadap sumber-sumber
koping pertahanan diri yang positi,
membantu latihan relaksasi dan
teknik-teknik penglihatan, serta
memberikan respon balik yang positi.
Arientasikan pasien terhadap
prosedur rutin dan akti$itas yang
diharapkan.
Arientasi dapat menurunkan
kecemasan.
!erikan kesempatan kepada pasien
untuk mengungkapkan ansietasnnya.
apat menghilangkan ketegangan
terhadap kekuatiran yang tidak
diekspresikan.
!erikan pri$asi untuk pasien dan
keluarga terdekatnya.
emberi waktu untuk
mengekspresikan perasaan, sertamenghilangkan cemas dan perilaku
adaptasi. 4dannya keluarga dan
teman-teman yang dipilih pasien
melayani akti$itas dan pengalihan
+misal membaca akan menurunkan
perasaan terisolasi.
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 37/39
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 38/39
38
sebanyak C banyaknya hal-hal untuk
dirinya.
perkembangan harga diri, serta
memengaruhi proses rehabilitasi.
ukung perilaku atau usaha seperti
peningkatan minat atau partisipasi
dalam akti$itas rehabilitasi.
#asien dapat beradaptasi terhadap
perubahan dan pengertian tentang
peran indi$idu massa mendatang.
ukung penggunaan alat-alat yang
dapat mengadaptasikan pasien,
tongkat, alat bantu jalan, dan tas
panjang untuk kateter.
eningkatkan kemandirian untuk
membantu pemenuhan kebutuhan
isik dan menunjukan posisi untuk
lebih akti dalam kegiatan sosial.
onitor gangguan tidur peningkatan
kesulitan konsentrasi, latergi, dan
withdrawl.
apat mengindikasikan terjadinya
depresi. /mumnya terjadi sebagai
pengaruh dari stroke dimana keadaan
ini memerlukan inter$ensi dan
e$aluasi lebih lanjut.*olaborasi ;
@ujuk pada ahli neuro psikologi dan
konseling bila ada indikasi.
apat memasilitasi perubahan peran
yang penting untuk perkembangan
perasaan.
1.2." Implementasi Kepera+atan
enurut (etiadi +2012; 5, <mplementasi keperawatan adalah pengelolaan
dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan.
enurut ebora +2011; 11, )ahap ini muncul jika perencanaan yang
dibuat diaplikasikan pada klien. )indakan yang dilakukan mungkin sama,
mungkin juga berbeda pada perencanaan. 4plikasi yang dilakukan pada klien akan
berbeda, disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling
dirasakan oleh klien.
<mplementasi keperawatan membutuhkan leksibilitas dan kreati$itas
perawat. (ebelum melakukan suatu tindakan, perawat harus mengetahui alasan
mengapa tindakan tersebut dilakukan. #erawat harus yakin bahwa; 1 tindakan
keperawatan yang dilakukan sesuai dengan tindakan yang sudah direncakan' 2
dilakukan dengan cara yang tepat, aman, serta sesuai dengan kondisi klien'
selalu die$aluasi apakah sudah eekti' dan B selalu didokumentasikan menurut
urutan waktu.
4kti$itas yang dilakukan pada tahap implementasi adalah sebagai berikut.
1. #engkajian lanjutan.
2. embuat prioritas.
8/18/2019 BAB 1. Sirosis Hati rindang
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-sirosis-hati-rindang 39/39
39
. enghitung alokasi tenaga.
B. emulai e$aluasi keperawatan.
5. endokumentasikan tindakan dan respons klien terhadap tindakan yang
telah dilakukan.
1.2.$ #al-asi Keper+atan
enurut (etiadi +2012; 5, )ahap e$aluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien,
keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya. )ujuan e$aluasi adalah untuk melihat
kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan denagn criteria hasil
yang sudah ditetapkan serta menilai apakah masalah yang terjadi sudah teratasi
seluruhnya, hanya sebagian, atau bahkan belum teratasi semuanya.enurut ebora +2011; 12, $aluasi adalah proses yang berkelanjutan
yaitu proses yang digunakan untuk mengukur dan memonitor kondisi klien untuk
mengetahui; 1 kesesuaian tindakan keperawatan' 2 perbaikan tindakan
keperawatan' kebutuhan klien saat ini' B perlunya dirujuk pada tempat
kesehatan lain' 5 apakah perlu menyusun ulang prioritas diagnosa untuk
kebutuhan klien bisa terpenuhi. (elain digunakan untuk menge$aluasi tindakan
keperawatan yang sudah dilakukan, e$aluasi juga digunakan untuk memeriksa
semua proses keperawatan.