Post on 07-Jul-2015
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGANDIFTERI
DWI YULIRATI SABTUTI HAMSIR
PENGERTIAN
• Difteria adalah suatu infeksi akut yang mudah menular dan yang diserang terutama saluran pernapasan bagian atas dengan tanda khas timbulnya pseudomembran (Ngastiyah, 2005).
• Difteri adalah infeksi akut yang disebabkan oleh corynebacterium diphteriae (Rampengan, 1993). Difteri adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh corynebacterium diphteriae dengan bentuk basil gram positif (WHO).
• Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil racun (Detik Health). Difteri adalah suatu infeksi yang akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil toksik corynebacterium diphteriae (Medicas).
ETIOLOGI
Penyebab penyakit difteri adalahjenis bacteri yang diberi namaCornyebacterium diphteriae,
5
Patofisiologi
Kuman berkembang biak pada saluran nafas
atas(vulva, kulit, mata jarang terjadi).
Kuman membentuk psudo membrane melepaskan
eksotoksin.
Eksotoksin bila mengenai otot jantung akan
mengakibatkan terjadinya miokarditis dan timbul
paralysis otot-otot pernafasan bila mengenai jaringan
saraf.
Sumbatan jalan nafas terjadi akibat dari fungsi pseudo
membrane pada laring dan trachea dapat
menyebabkan kondisi fatal.
6
• Corynebacterium diphteriae• Kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi.
• Masuk lewat saluran pencernaan atau saluran pernafasan.
• Aliran sistemik
• Masa inkubasi 2 – 5 hari.
• Mengeluarkan toksin (eksotoksin)
Nasal Tonsil/faringeal Laring
Peradangan mukosa Tenggorokan sakit demam
sfgjulDemam suara serak,
hidung (flu, secret anorexia, lemah. Membrane batuk obstruksi
sal.
Hidung serosa). Berwarna putih atau abu-abu napas, sesak
nafas, Linfadenitis (bull’s neck)
Toxemia, syok septic.
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
7
MANIFESTASI KLINIK
Gejala umum yang timbul berupa:
• Demam tidak terlalu tinggi
• Lesu dan lemah
• Pucat
• Anoreksia
Gejala khas yang menyertai:
• Nyeri menelan
• Sesak nafas
• Serak
KLASIFIKASI
• Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi
menjadi 3 tingkat yaitu :
• Infeksi ringan bila pseudomembran hanya terdapat
pada mukosa hidung dengan gejala hanya nyeri
menelan.
• Infeksi sedang bila pseudomembran telah
menyerang sampai faring (dinding belakang
rongga mulut) sampai menimbulkan
pembengkakan pada laring.
• Infeksi berat bila terjadi sumbatan nafas yang berat
disertai dengan gejala komplikasi seperti
miokarditis (radang otot jantung), paralisis
(kelemahan anggota gerak) dan nefritis (radang
ginjal).
• Menurut lokasi gejala yang dirasakan pasien:
• Diphtheria Hidung
Pada permulaan mirip common cold, yaitu pilek
ringan tanpa atau disertai gejala sistemik ringan
• Diphtheria Tonsil-Faring
Gejala anoroksia, malaise, demam ringan, nyeri
menelan
• Diphtheria Laring
Biasanya merupakan perluasan diphtheria faring, pada
diphtheria laring primer gejala toksik kurang nyata, tetapi
lebih berupa gejala obstruksi saluran nafas atas.
• Diphtheria Kulit, Vulvovaginal, Konjungtiva, Telinga
Diphtheria kulit berupa tukak di kulit, tepi jelas dan terdapat
membran pada dasarnya. Kelainan cenderung menahun.
Diphtheria pada mata dengan lesi pada konjungtiva berupa
kemerahan, edema dan membran
pada konjungtiva palpebra. Pada telinga berupa otitis
eksterna dengan sekret purulen dan berbau.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Schick test
• Pemeriksaan laboratorium
• Moloney test
PENCEGAHAN
• Isolasi penderita
• Pencegahan terhadap kontak
• Imunisasi
KOMPLIKASI
• Aluran Pernafasan
Obstruksi jalan nafas dengan segala
bronkopnemonia atelaktasio
• Kardiovaskuler
Miokarditir akibat toksin yang dibentuk kuman
penyakit ini
• Urogenital
Dapat terjadi Nefritis
• Susunan daraf
Kira-kira 10% penderita difteria akan
mengalami komplikasi yang mengenai system
susunan saraf terutama system motorik
PENGKAJIAN
– Identitas Klien :
• Nama/nama panggilan : An. A.
• Tempat tanggal lahir/usia : Kendari, 29
April 2004/ 7 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• A g a m a : Islam
• Pendidikan : Kelas 2 SD
• Alamat : Jln
R..Suprapto No. 15
• Tanggal masuk : 9 Mei 2011
• Tanggal pengkajian : 9 Mei 2011
• Diagnosa Medik : Difteri
• Rencana terapi : -
– Identitas Orang Tua
• Ayah
• a. N a m a : Tn. A
• b. U m u r : 45 tahun
• c. Pendidikan : SMA
• d. Pekerjaan : Buruh Harian
• e. A g a m a : Islam
• f. A l a m a t: Jln R..Suprapto No. 15
• 2. Ibu
a. N a m a : Ny. R
b. U s i a : 35 tahun
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. A g a m a : I s l a m
f. A l a m a t : Jln R..Suprapto No. 15
• Keluhan Utama
• sesak napas disertai dengan nyeri menelan.
• Riwayat Kesehatan.
– Riwayat Kesehatan Sekarang
• Klien panas di rumah mulai pada hari minggu jam 10
pagi, kemudian orang tua klien memberi minum obat
paracitamol dan bodreksin panas turun, tapi beberapa hari
kemudian klien demam lagi, dan orang tua klien
mengkompres dengan air hangat dan orang tua
mengatakann klien malas makan di rumah karena anak
mengeluh nyeri menelan.. Pada keesokan harinya Klien
mengeluh Sesak napas, sakit kepala, BAB dan BAK
lancar tidak ada keluhan, hari Senin siang klien di bawah
ke RSUD
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukkan
sekret dan pembesaran kelenjar pseudomembran ditandai dengan klien
merasa sesak, P : 28/m, klien kelihatan lemah dan gelisah
• Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tonsil dan laring
ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada saat menelan, klien tampak
meringis.
• perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake in adekuat ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada saat
menelan, porsi makan tidak dihabiskan.
• peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi yang
ditandai dengan SB 37,8 “C, Klien berkeringat, Klien kelihatan gelisah,
Nadi 120 /m Klien menangis dan mengatakan badannya terasa panas.
• Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan peningkatan
evaporasi yang ditandai dengan Nadi cepat 120/m dan lemah,Klien
kurang minum, P : 28 /m, Klien kurang minum, Klien kelihatan lemah dan
gelisah, Orangtua mengatakan klien tidak suka makan
•