Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PENKAB MUNA

19
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIFTERI DWI YULIRATI SABTUTI HAMSIR

Transcript of Asuhan keperawatan anak dengan difteri AKPER PENKAB MUNA

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

DIFTERI

DWI YULIRATI SABTUTI HAMSIR

PENGERTIAN• Difteria adalah suatu infeksi akut yang mudah menular

dan yang diserang terutama saluran pernapasan bagian atas dengan tanda khas timbulnya pseudomembran (Ngastiyah, 2005).

• Difteri adalah infeksi akut yang disebabkan oleh corynebacterium diphteriae (Rampengan, 1993). Difteri adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh corynebacterium diphteriae dengan bentuk basil gram positif (WHO).

• Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil racun (Detik Health). Difteri adalah suatu infeksi yang akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil toksik corynebacterium diphteriae (Medicas).

ETIOLOGI

Penyebab penyakit difteri adalah jenis bacteri yang diberi nama Cornyebacterium diphteriae,

4

Patofisiologi

Kuman berkembang biak pada saluran nafas atas(vulva, kulit, mata jarang terjadi).

Kuman membentuk psudo membrane melepaskan eksotoksin.

Eksotoksin bila mengenai otot jantung akan mengakibatkan terjadinya miokarditis dan timbul paralysis otot-otot pernafasan bila mengenai jaringan saraf.

Sumbatan jalan nafas terjadi akibat dari fungsi pseudo membrane pada laring dan trachea dapat menyebabkan kondisi fatal.

5

• Corynebacterium diphteriae • Kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi.

• Masuk lewat saluran pencernaan atau saluran pernafasan.

• Aliran sistemik

• Masa inkubasi 2 – 5 hari.

• Mengeluarkan toksin (eksotoksin)

Nasal Tonsil/faringeal Laring

Peradangan mukosa Tenggorokan sakit demam Demam suara serak,

hidung (flu, secret anorexia, lemah. Membrane batuk obstruksi sal.

Hidung serosa). Berwarna putih atau abu-abu napas, sesak nafas, Linfadenitis (bull’s neck)

sianosis.

Toxemia, syok septic.

PATOFISIOLOGI

6

MANIFESTASI KLINIK

Gejala umum yang timbul berupa:• Demam tidak terlalu tinggi• Lesu dan lemah• Pucat• AnoreksiaGejala khas yang menyertai:• Nyeri menelan • Sesak nafas• Serak

KLASIFIKASI

• Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu :

• Infeksi ringan bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gejala hanya nyeri menelan.

• Infeksi sedang bila pseudomembran telah menyerang sampai faring (dinding belakang rongga mulut) sampai menimbulkan pembengkakan pada laring.

• Infeksi berat bila terjadi sumbatan nafas yang berat disertai dengan gejala komplikasi seperti miokarditis (radang otot jantung), paralisis (kelemahan anggota gerak) dan nefritis (radang ginjal).

• Menurut lokasi gejala yang dirasakan pasien:• Diphtheria Hidung

Pada permulaan mirip common cold, yaitu pilek ringan  tanpa atau disertai gejala sistemik ringan

• Diphtheria Tonsil-Faring

Gejala anoroksia, malaise, demam ringan, nyeri menelan

• Diphtheria Laring

Biasanya merupakan perluasan diphtheria faring, pada diphtheria laring primer gejala toksik kurang nyata, tetapi lebih berupa gejala obstruksi saluran nafas atas.

• Diphtheria Kulit, Vulvovaginal, Konjungtiva, Telinga Diphtheria kulit berupa tukak di kulit, tepi jelas dan terdapat membran pada dasarnya. Kelainan cenderung menahun. Diphtheria pada mata dengan lesi pada konjungtiva berupa kemerahan,  edema   dan  membran pada  konjungtiva  palpebra.  Pada telinga  berupa  otitis eksterna dengan  sekret  purulen  dan berbau.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Schick test• Pemeriksaan laboratorium• Moloney test 

PENCEGAHAN

• Isolasi penderita• Pencegahan terhadap kontak• Imunisasi

KOMPLIKASI

• Aluran Pernafasan

Obstruksi jalan nafas dengan segala bronkopnemonia atelaktasio

• Kardiovaskuler

Miokarditir akibat toksin yang dibentuk kuman penyakit ini

• Urogenital

Dapat terjadi Nefritis• Susunan daraf

Kira-kira 10% penderita difteria akan mengalami komplikasi yang mengenai system susunan saraf terutama system motorik

PENGKAJIAN

– Identitas Klien :• Nama/nama panggilan : An. A.• Tempat tanggal lahir/usia : Kendari,

29 April 2004/ 7 tahun• Jenis Kelamin : Laki-laki• A g a m a : Islam• Pendidikan : Kelas 2 SD• Alamat : Jln

R..Suprapto No. 15 • Tanggal masuk : 9 Mei

2011• Tanggal pengkajian : 9 Mei 2011• Diagnosa Medik : Difteri• Rencana terapi : -

– Identitas Orang Tua• Ayah

• a. N a m a : Tn. A• b. U m u r : 45 tahun• c. Pendidikan : SMA• d. Pekerjaan : Buruh

Harian• e. A g a m a : Islam• f. A l a m a t: Jln R..Suprapto No.

15

• 2. Ibu

a. N a m a : Ny. R

b. U s i a : 35 tahun

c. Pendidikan : SMP

d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

e. A g a m a : I s l a m

f. A l a m a t : Jln R..Suprapto No. 15

• Keluhan Utama• sesak napas disertai dengan nyeri menelan.• Riwayat Kesehatan.

– Riwayat Kesehatan Sekarang

• Klien panas di rumah mulai pada hari minggu jam 10 pagi, kemudian orang tua klien memberi minum obat paracitamol dan bodreksin panas turun, tapi beberapa hari kemudian klien demam lagi, dan orang tua klien mengkompres dengan air hangat dan orang tua mengatakann klien malas makan di rumah karena anak mengeluh nyeri menelan.. Pada keesokan harinya Klien mengeluh Sesak napas, sakit kepala, BAB dan BAK lancar tidak ada keluhan, hari Senin siang klien di bawah ke RSUD

DIAGNOSA KEPERAWATAN• bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukkan

sekret dan pembesaran kelenjar pseudomembran ditandai dengan klien merasa sesak, P : 28/m, klien kelihatan lemah dan gelisah

• Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tonsil dan laring ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada saat menelan, klien tampak meringis.

• perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake in adekuat ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada saat menelan, porsi makan tidak dihabiskan.

• peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi yang ditandai dengan SB 37,8 “C, Klien berkeringat, Klien kelihatan gelisah, Nadi 120 /m Klien menangis dan mengatakan badannya terasa panas.

• Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan peningkatan evaporasi yang ditandai dengan Nadi cepat 120/m dan lemah,Klien kurang minum, P : 28 /m, Klien kurang minum, Klien kelihatan lemah dan gelisah, Orangtua mengatakan klien tidak suka makan

•  

TERIMA KASIH