Asuhan keperawatan pada difteri

18
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN PADA DIFTERI DIFTERI Oleh: Ns. Octo Zulkarnain,S.Kep

description

materi keperawatan respirasi

Transcript of Asuhan keperawatan pada difteri

Page 1: Asuhan keperawatan pada difteri

ASUHAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA DIFTERIPADA DIFTERI

Oleh:

Ns. Octo Zulkarnain,S.Kep

Page 2: Asuhan keperawatan pada difteri

1. Definisi1. DefinisiPenyakit difteri adalah suatu infeksi yang mudah

menular, dan yang sering diserang terutama saluran pernapasan bagian atas, dengan tanda khas timbulnya “pseodomembran”. Kuman juga melepaskan eksotoksin yang dapat menimbulkan gejala umum dan local ( Ngastiyah, 1997)

2. EtiologiPenyebab penyakit difteri adalah kuman Corynebacterium diphteriae

octo
pseudo berasal dari bahasa yunani yang artinya palsu sedangkan membran adalah lapisan jaringan tipis,jadi pseudomembran adalah lapisan jaringan tipis yang palsu(bukan sesungguhnya)(Kamus kedokteran dorland,1998)
Page 3: Asuhan keperawatan pada difteri

3. Klasifikasi3. Klasifikasi1. Difteri Hidung

Mula-mula hanya tampak pilek, tetapi kemudian sekret yang keluar tercampur darah sedikit yang berasal dari pseudomembran. Penyebaran dapat pula mencapai laring dan faring

2. Difteri Faring dan Tonsil ( Difteria Fausial )Radang pada selaput lender dan tidak membentuk pseudomembran sedangkan diagnosis dapat di buat atas dasar hasil biakan yang positif. Dapat sembuh sendiri , Pada penyakit yang lebih berat, mulainya seperti radang akut tenggorokan dengan suhu yang terlalu tinggi, dapat ditemukan pseudomembran yang mula-mula hanya bercak putih keabu-abuan yang cepat meluas ke nasofaring atau laring. Nafas berbau dan timbul pembengkakan kelenjar regional sehingga leher seperti leher banteng ( bull neck ).

Page 4: Asuhan keperawatan pada difteri

3. 3. Difteri Laring dan Trakea Difteri Laring dan Trakea

Gejala gangguan jalan nafas berupa suara serak dan stridor inspirasi jelas dan bila lebih hebat timbul sersak nafas hebat, sianosis dan tampak retraksi suprasternal serta epigastrium

4. Difteria KutaneusMerupakan keadaan yang sangat jarang terjadi. Tan Eng Tie (1965) mendapatkan 30% infeksi kulit yang diperiksanya mengandung kuman difteri

4. Manifestasi klinis Gejala umum : demam tidak terlalu tinggi, lesu, pucat, nyeri

kepala dan anoreksia sehingga pasien tampak lemah. Gejala lokal : nyeri menelan, bengkak pada leher karena

pembengkakan pada area regional, sesak napas, serak sampai dengan stridor jika penyakit sudah pada stadium lanjut. Gejala akibat eksotoksin tergantung bagian yang terkena misalnya mengenai otot jantung terjadi miokarditis, dan bila mengenai syaraf menyebabkan kelumpuhan

Page 5: Asuhan keperawatan pada difteri

5. Prognosis5. Prognosis

Tergantung pada: Umur pasien

Makin muda usianya makin jelek prognosisnya. Perjalanan penyakit

Makin terlambat diketemukan makin buruk keadaannya. Letak lesi difter

Bila di hidung tergolong ringan. Keadaan umum pasien

Bila keadaan gizinya buruk, maka akan semaki buruk pula keadaan penyakitnya.

Terdapat komplikasi miokarditis sangat memperburuk prognosis.

PengobatanTerlambat pemberian ADS, prognosis makin buruk

Page 6: Asuhan keperawatan pada difteri

6. Komplikasi6. Komplikasi

Timbulnya komplikasi pada pasien dipengaruhi oleh keadaan-keadaan sebagai berikut :

Virulensi basil difteri.Luas membran yang terbentuk. Jumlah toksin yang diproduksi oleh basil difteri.Waktu antara mulai timbulnya penyakit sampai

pemberian antitoksin

7. WOC

Page 7: Asuhan keperawatan pada difteri

8. Pencegahan8. PencegahanCara yang paling baik untuk pencegahan adalah pemberian

imunisasi aktif. Cara pemberiannya adalah sebagai berikut :

1. Imunisasi Primer

Berdasarkan umur anak dibagi atas dua bagian :

1. Anak berumur 6 minggu – g tahun

Diberikn 3 dosis Td ( Toksoid Difteri ) secara IM/SC, dengan interval 4-8 minggu pada usia 6 minggu sampai 2 bulan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian ke IV selang 1

tahun setelah pemberian ke III

2. Anak berumur 7 tahun atau lebih

Diberikan 3 dosis Td dengan pemberian ke II berselang waktu 4-8 minggu sesudah pemberian ke I. pemberian selanjutnya dengan selang waktu 1 tahun.Pemberian ADS dilakukan secara drip IV dalam 200 cc larutan Dextrose 5% dalam 4-8 jam. Jika skin test ( + ) diberikan secara BEDRESKA ( titrasi setiap 15 menit

Page 8: Asuhan keperawatan pada difteri

2. Imunisasi Booster

Anak berumur 6 minggu sampai 6 bulan.

Anak berumur 7 tahun atau lebih diberikan booster setiap 10 tahun.

3. Isolasi

Pasien difteria harus dirawat dengan isolasi dan baru dapat bolehpulang setelah pemeriksaan tidak ditemukan Corynebacterium diphteriae 2 kali berturut-turut.

4. Pencarian seorang karier difteria dengan dilakukan uji Shick

Page 9: Asuhan keperawatan pada difteri

99. Pemeriksaan Diagnostik. Pemeriksaan Diagnostik

Spesimen untuk biakan diambil dari hidung dan tenggorokan ( swab tenggorok ) disebut juga Keel Nose ( KN ), pemeriksaan ini dilakukan sebelum pemberian ADS yang dibagi menjadi 3 :

a. Saat pasien opname dilakukan pemeriksaan :

KN I dilaksanakan pada hari pertama

KN II pada hari kedua

KN III pada hari ketiga

Setelah dilakukan KN tahap pertama ini pasien di istirahatkan s selam 3 hari baru dilakukan KN tahap berikutnya.

b. KN ulangan

KN I pada hari ketujuh

KN II pada hari kedelapan

KN III pada hari kesembilan

c. KN kontak dilakukan pada keluarga terdekat dan tim medis yang

kontak langsung dengan pasien.

Page 10: Asuhan keperawatan pada difteri

10. Pengobatan10. Pengobatan

a. Pengobatan umumPengobatan umum ini dulakukan untuk

mencegah terjadinya komplikasi, memperbaiki keadaan umum serta mengatasi gejala. Adapun pengobatan umum terdiri dari perawatan yang baik, istirahat mutlak di tempat tidur selama 2 minggu di ruang isolasi, dan pengawasan yang ketat atas kemungkinan timbulnya komplikasi antara lain pemeriksaan EKG setiap minggub. Pengobatan spesifik 1. Anti Difteria Serum ( ADS )

diberikan sebanyak 20000 untuk itu per hari selama 2 hari berturut-turut dengan sebelumnya dilakukan uji kulit dan mata 2. Antibiotik

diberikan penisilin prokain 50.000 ui/kg/hari sampai 3 hari bebas panas.

Page 11: Asuhan keperawatan pada difteri

3. Kortikosteroid

Obat ini untuk mencegah timbulnya komplikasi miokarditis yang sangat berbahaya dapat diberiakan prednisone 2 mg/kgbb/hari selama 3 minggu atau dengan deksametason 0,5 – 1 mg/kgBB/ hari secara IV ( terutama untuk toksemia ) kemudian di hentikan secara bertahap

Page 12: Asuhan keperawatan pada difteri

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIFTERIASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIFTERI1. Pengkajian

a. Data Subyektif

- Keluhan utama : pasien mengeluh tenggorokan sakit saat menelan, demam.

- RPS : apakah ada keluarga yang menderita difteri.

- RPD : apakah pasien mendapat imunisasi DPT

lengkap.

b. Data Obyektif

- Klien tampak kurus jika keadaan gizinya buruk

- Terdapat komplikasi miokarditis

- Demam < 38oC

- BB cenderung menurun

- Anoreksia

Page 13: Asuhan keperawatan pada difteri

Pengkajian fisik B1 : Breathing

Adanya pembengkakan kelenjar limfe ( Bull’s neck ), timbul perdarahan pada laring / trakea, suara serak, stridor, sesak napas.

B2 : Blood

Adanya degenerasi fatty infiltrate dan nekrosis pada jantung menimbulkan miokarditis dengan tanda adanya irama derap, bunyi jantung melemah atau meredup, kadang – kadang ditemukan tanda- tanda payah jantung.

B3 : Brain Gangguan system motorik menyebabkan paralise.

B4 : BowelNyeri tenggorokan, sakit saat menelan, penularan napsu makan, anoreksia, tampak kurus, BB cenderung menurun, pucat.

B6 : Bone

Bedrest.

Pemeriksaan Klinis : Laboratorium : Hb menurun, leukosit meningkat, eritrosit menurun,

albumin menurun.

Page 14: Asuhan keperawatan pada difteri

2. Diagnose dan Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan 1 :Gangguan bersihan jalan napas tidak

efektif berhubungan dengan edema kelnjar limfe, laring dan trakea.◦ Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan

dalam jangka waktu 1-2 hari, bersihan jalana napas kembali efektif.

Kriteria hasil : Tidak ada suara napas tambahan ( ronchi, wheezing, rales )

Suara napas vesikuler

Frekuensi pernapasan normal ( 16-20x/menit )

Page 15: Asuhan keperawatan pada difteri

Intervensi keperawatan :

1. Observasi suatu nafas, frekuensi, kedalaman nafas.

R/ : mengetahui apakah terdapat pernafasan abnormal.2. Istirahatkan Pasien

R/ : mengurangi penggunaan O2 dalam tubuh karena aktifitas.3. Posisikan Pasien senyaman mungkin.

R/ : untuk mrningkatkan rasa nyaman.4. Kolaborasi dengan tim medis tentang pemberian O2 seluruh jaringan seluruh tubuh.

Page 16: Asuhan keperawatan pada difteri

Diagnosa Keperawatan 2 : Hipertermi berhubunngan dengan proses masuknya kuman dalam

tubuh.Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2-8 jam, suhu tubuh Klien diharapkan normal (36,5C-37,5C)

Kriteria Hasil : Suhu tubuh normal (36,5C-37,5C) Akral hangat Diaforesis menurun

Intervensi Keperawatan :1. Beri kompres dengan air hangat. R/ : vasodilatasi pembuluh darah akan melepaskan panas dalam

tubuh. 2. Beri minum yang banyak sesuai toleransi Pasien.

R/ : mencegah dehidrasi dan memenuhi kebutuhan dalam tubuh. 3. Ciptakan lingkungan yang nyaman. R/ : mempercepat penurunan panas. 4. Kolaborasikan dengan tim medis pemberian terapi (anti piretik)

Page 17: Asuhan keperawatan pada difteri

Diagnosa Keperawatan 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nyeri

telan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi.

Kriteria Hasil :

Badan tidak kurus.

Ada lipatan lemak subkutan.

Hb dalam batas normal (11,5-16 gr/dL)

Albumin dalam batas normal (3,8-4,4 gr/dL) Intervensi Keperawatan :

1. Anjurkan Pasien makan sedikit demi sedikit.

2. Beri makan lunak, cair/saring atau bubur encer dan susu lebih banyak jika

perlu pasang sonde lambung (sukar menelan).

3. Beri minum yang banyak jika mampu untuk memelihara kebersihan mulut

dan membantu kelancaran eliminasi urine

4. Kolaborasikan dengan ahli gizi dan petugas laboratorium (cek Hb dan

albumin

5. Helth Education kapada orang tua (oral higiene, higiene alat-alat makan, menganjurkan pada orang tua untuk member makan anak sedikit-sedikit tapi sering, dan mencuci tangan sebelum makan).

Page 18: Asuhan keperawatan pada difteri

Diagnosa Keperawatan 4 : Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan kontak

langsung (air borne) dengan penderita.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama perawatan diharapkan tidak terjadi penyebaran infeksi.

Kriteria Hasil :

Keel nose kontak tidak terjadi.

Petugas merasa aman karena tidak terkena infeksi difteri.

Intervensi Keperawatan :

1. Isolasikan Pasien dalam ruangan khusus.

2. Pemakaian alat perlindungan diri (penggunaan hair cup,kaca

mata, masker, scort, hand scoon, sandal khusus ruangan

isolasi) selama perawatan dilakukan.

3. Pemeriksaan sweb tenggorokan / keel nose pada keluarga

dan para medis yang kontak langsung dengan penderita.