Askep OA 1

Post on 09-Feb-2016

127 views 1 download

Transcript of Askep OA 1

Askep OA

Abror Shodiq

Pendahuluan

• Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak di jumpai dan prevelansinya semakin meningkat dengan bertambahnya usia.

• Dilaporkan terdapat lebih dari satu dari tiga lansia yang berumur lebih dari 65 tahun telah terkena osteoarthritis ( Ringdahl dan Pandit, 2011).

• Osteoarthritis lutut menduduki angka kejadian terbanyak (47,4%), diikuti kelainan pada tulang belakang lainnya (Sujatno S 2002; Raka,2003).

Pendahuluan

• Penyakit ini pertama-tama menyebabkan gangguan fungsi fisik yang kemudian menyebabkan ganggguan fungsi sosial (Sudoyo, et al. 2007).

• Ketidakmampuan fisik mengakibatkan gangguan pada fungsi musculoskeletal dasar seperti; membungkuk, mengangkat, berjalan dan menggenggam.

• Ketidakmampuan sosial menunjuk pada aktivitas social yang lebih tinggi seperti; makan, memakai baju, pergi ke pasar dan interaksi dengan orang lain.

Pengertian

• Penyakit Sendi Degeneratif ( osteoartritis) adalah penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan penyebabnya belum diketahui (Kalim, IPD,1997).

• Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi yang karakteristik dengan menipisnya tulang rawan sendi secara progresif, disertai dengan pembentukan tulang baru pada trabekula subkondral dan terbentuknya tulang rawan sendi dan tulang baru pada tepi sendi (osteofit).

Heberden’s node

Osteofit

Klasifikasi

• Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :– Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau

penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan osteoartritis

– Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur (Long, C Barbara, 1996).

Klasifikasi osteoarthritis berdasarkan gambaran radiologis

Grade Classification  Description

0 Normal No features of OA

1 Doubtfull Minute osteophyteDoubtful significance

2 Mild Definite osteophyte. Normal joint space

3 Moderate Moderate joint space reduction

4 Severe Joint space greatly reduced Subchondral sclerosis

The epidemiology of chronic rheumatism, Kellgren ,vol. 2. Atlas of standard radiographs.Oxford: Blackwell Scientific; 1963.

Etiologi • Faktor Resiko :

1. Umur. Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang terkuat.

2. Jenis Kelamin. Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher.

3. Genetic Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut,

4. Suku. Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa,

5. Kegemukan Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria.

Patofisiologi

Gejala

1. Nyeri pada anggota gerak2. Kelemahan otot3. Peradangan dan bengkak pada sendi4. Kekakuan Sendi5. Kejang atau kontraksi otot6. Gangguan Fungsi7. Sendi Berbunyi (krepitasi)8. Sendi Goyah9. Timbulnya Perubahan Bentuk10. Timbul Benjolan/Nodul

PATHWAY

Pemeriksaan Penunjang• Pemeriksaan laboratorium

– Kolesterol serum.• Pemeriksaan sinar X

– Untuk memantau aktifitas dan progresivitas penyakit.– Gambaran : hilangnya kartilago dan menyempitnya rongga sendi.– Abnormalitas kartilago, erosi sendi, pertumbuhan tulang yg abnormal,

osteopeni.• CT Scan dan MRI

– Daerah yg memperlihatkan peningkatan ambilan dianggap abnormal• Pemindaian radionuklida

– Terlihat peningkatan aktivitas tulang pd bagian subkondral dari sendi yg mengalami osteoartritis.

Nodal OA :Osteoarthritis Hand

I. Salehi

Penatalaksanaan• Tindakan preventif

– Penurunan berat badan– Pencegahan cedera– Screening sendi paha– Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja

• Farmakologi : – obat NSAID bila nyeri muncul

• Terapi konservatif ; – kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat- alat ortotik untuk

menyangga sendi yang mengalami inflamasi• Irigasi tidal ( pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen

artroscopik, • Pembedahan; artroplasti

Osteoarthritis intra-operasi

Knee replacement Hip replacement

Shoulder replacement

Total Knee Replacement

Askep

1. Anamnesis– Identitas– Keluhan utama– Riwayat penyakit sekarang– Riwayat penyakit dahulu– Riwayat penyakit keluarga– Riwayat psikososial

• Aktivitas/Istirahat• Gejala: – Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk

dengan stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari.– Keletihan

• Tanda: – Malaise– Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit :

kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot

• Makanan Atau Cairan• Gejala: – Ketidakmampuan untuk menghasilkan/

mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat : mual.– Anoreksia– Kesulitan untuk mengunyah

• Tanda: – Penurunan berat badan– Kekeringan pada membran mukosa

• Integritas Ego• Gejala: – Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya

finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan

– Keputusasaan dan ketidak berdayaan– Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas

pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain

• Higiene• Gejala: – berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi,

ketergantungan pada orang lain.

• Neurosensori• Gejala: – kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada

jari tangan• Tanda: – Pembengkakan sendi

• Nyeri / Kenyamanan• Gejala:

– fase akut dari nyeri– Terasa nyeri kronis dan kekakuan

• Keamanan• Gejala:

– Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga– Kekeringan pada mata dan membran mukosa

• Interaksi Sosial• Gejala:

– kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran: isolasi

Dx Keperawatan• Nyeri sendi b.d perubahan mekanis sendi dalam menyanga

beban tubuh serta keterbatasan mobilitas• Keletihan b.d penurunan kemampuan pergerakan, stress

emosi/depresi• Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan ROM, kelemahan otot,

nyeri pd gerakan, dan kekakuan pd sendi besar atau pd jari• Resiko trauma b,d keterbatasan ketahanan fisik, perubahan

fungsi sendi.• Defisit perawatan diri b.d perubahan dan ketergantungan fisik

serta psikologis yg disebabkan oleh penyakit atau terapi.• Gangguan citra diri b.d perubahan dan ketergantungan fisik

serta psikologis yg disebabkan oleh penyakit atau terapi.

Intervensi

• Dx : Nyeri• Tujuan : Nyeri berkurang, hilang atau teratasi• Kriteria : Melaporkan penurunan nyeri,

menunjukkan perilaku rileks, memperagakan keterampilan reduksi nyeri yg dipelajari dgn peningkatan keberhasilan. Skala nyeri 0-1 atau terdaptasi

• Intervensi :

• Interensi :1. Kaji lokasi, intensitas, dan tipe nyeri. Observasi kemajuan nyeri ke

daerah yg baru. Kaji nyeri dengan skala 0-42. Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor pencetus3. Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan nyeri

nonfarmakologi dan noninvasif.4. Ajarkan relaksasi5. Ajarkan metode distraksi6. Berikesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri7. Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan hubungkan

dengan berapa lama nyeri akan berlangsung8. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.

• Dx: Hambatan mobilitas fisik• Tujuan : Mampu melaksanakan aktifitas fisik

sesuai dengan kemampuannya• Kriteria : Klien ikut program latihan, tidak

mengalami kontraktur sendi, kekuatan otot bertambah, klien menunjukkan peningkatan mobilitas dan mempertahankann koordinasi optimal.

• Intervensi :

• Intervensi :– Kaji mobilitas dan observasi adanya peningkatan kerusakan.

Kaji secara teratur fungsi motorik– Atur posisi fisiologis– Ajarkan melakukan latihan gerak aktif pada ekstremitas yg

tidak sakit– Bantu klien melakukan latihan ROM dan perawatan diri

sesuai toleransi– Pantau kemajuan dan perkembangan kemampuan klien

dalam melakukan aktifitas– Kolaborasi dengan ahli fisoterapi untuk melatih fisik klien.

• Evaluasi :– Nyeri berkurang atau terjadi perbaikan tingkat

kenyamanan– Keletihan berkurang– Meningkatnya kualitas istirahat dan tidur– Meningkatnya atau mempertahankan tingkat

mobilitas– Mempertahankan aktivitas perawatan diri– Mengalami perbaikan citra diri.

Terima kasih