Post on 26-Dec-2015
Asuhan Keperawatan Eliminasi
Eka Yunita SariLisa RahmadinaLiska Ainanur
Asuhan keperawatan Eliminasi
Urine Fekal
A. Pengkajian1. riwayat keperawatan
a. Pola perkemihanb. Gejala perubahan perkemihan
2. pengkajian fisika. Kulitb. Ginjalc. Kandung kemihd. Meatus uretra
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan eliminasi urine
3. pengkajian urinea. Asupan dan haluaranb. karakteristik urinec. Pemeriksaan urine
4. pemeriksaan diagnostika. Rontenogram abdomenb. Pemindaian (scan) ginjalc. Prosedur invasifd. Pielogram intravena
Cont...
B. Diagnosa
Nyeri berhubungan dengan inflamasi uretra, obstruksi pada uretra
Retensi urine berhubungan dengan obstruksi leher kandung kemih, terhambatnya
lengkung refleks
Inkontinensia total berhubungan dengan adanya fistula, kerusakan neurologis
C. Perencanaan
Diagnosa: retensi urin b.d dengan obstruksi leher kandung kemih, terhambatnya lengkung refleksTujuan: pola berkemih klien akan kembali seperti semula dalam 2
hari setelah kateter diangkat
intervensi Rasional
Minta klien untuk berusaha berkemih pada waktu yang terjadwal secara teratur
Melatih mengosongkan kandung kemih secara teratur dapat mengurangi terjadinya pengeluaran air kemih dalam bentuk tetesan
Intrusikan klien untuk melakukan latihan dasar panggul diluar waktu berkemihnya. Minta klien melakukan ini setiap kali berkemih
Latihan dasar panggul membantu memeprkuat otot-oto panggul pada saat saraf panggul utuh
Minta klien menggunakan kompresi kandung kemih (metode crede) selama berkemih
Metode crede membantu menstimulasi mikturisi dan mengosongkan kandung kemih
D. Evaluasi
1. kandung kemih tidak akan distensi setelah berkemih
2. Klien akan menyangkal adanya rasa penuh pada kandung kemihnya setelah berkemih
3. Klien akan mencapai pengosongan urin total dalam 24 jam setelah kateter diangkat
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan eliminasi fekal
A. Pengkajian1. riwayat keperawatan2. pengkajian fisik
a. Mulutb. Abdomenc. Rektum
3. karakteristik feses4. pemeriksaan laboratorium
a. Spesimen fesesb. Tes guaiak
5. pemeriksaan diagnostika. Visualisasi langsungb. Visualisasi tidak langsung
B. Diagnosa
konstipasi b.d asupan diet berserat yang tidak adekuat dan terbatasnya asupan cairan
Inkontinensia defekasi berhubungan dengan keterlibatan neuromuskular, depresi, ansietas
berat
Nyeri b.d inflamasi hemoroid
C. Perencanaan
Diagnosa : konstipasi b.d asupan diet berserat yang tidak adekuat dan terbatasnya asupan cairanTujuan:klien memahami dan menelan makanan serta cairan yang dibutuhkan untuk meningkatkan pengeluaran feses yang lunak dan berbentuk
Intervensi Rasional
Instruksikan klien untuk lebih banyak mengonsumsi makanan yang menstimulasi peristaltik
Makanan yang mengandung tinggi serat meningkatkan peristaltik dan membantu menggerakkan isi usus di dalam saluran GI, dengan meningkatkan massa feses dan kandungan cairannya
Berikan cairan 6-8 gelas Asupan cairan ayng adekuat dapat membantu memeprtahankan materi feses tetap lunak
Dorong klien untuk mengambil waktu defekasi 30-6- menit setelah sarapan
Refleks gastrokolik paling sensitif pada pagi hari dan setelah makan
Minta klien mengatakan komitmennya untuk berupaya melakukan defekasi dalam 5 menit setelah merasakan keinginan untuk defekasi
Kontrak tentang prilaku yang dialkukan antara klien dengan perawat memperliahatkan keberhasilan modifikasi prilaku
D. evaluasi
1. Klien mendeskripsikan sumber makanan yang tinggi serat2. Klien menjelaskan asupan cairan normal untuk
meningkatkan defekasi3. Klien menyiapkan menu untuk 24 jam, termasuk makanan
yang tinggi serat dan cairan4. Klien mengeluarkan feses yang berbentuk dan lunak
tanpa mengedan secara berlebihan