askep eliminasi

Post on 26-Dec-2015

154 views 7 download

Transcript of askep eliminasi

Asuhan Keperawatan Eliminasi

Eka Yunita SariLisa RahmadinaLiska Ainanur

Asuhan keperawatan Eliminasi

Urine Fekal

A. Pengkajian1. riwayat keperawatan

a. Pola perkemihanb. Gejala perubahan perkemihan

2. pengkajian fisika. Kulitb. Ginjalc. Kandung kemihd. Meatus uretra

Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan eliminasi urine

3. pengkajian urinea. Asupan dan haluaranb. karakteristik urinec. Pemeriksaan urine

4. pemeriksaan diagnostika. Rontenogram abdomenb. Pemindaian (scan) ginjalc. Prosedur invasifd. Pielogram intravena

Cont...

B. Diagnosa

Nyeri berhubungan dengan inflamasi uretra, obstruksi pada uretra

Retensi urine berhubungan dengan obstruksi leher kandung kemih, terhambatnya

lengkung refleks

Inkontinensia total berhubungan dengan adanya fistula, kerusakan neurologis

C. Perencanaan

Diagnosa: retensi urin b.d dengan obstruksi leher kandung kemih, terhambatnya lengkung refleksTujuan: pola berkemih klien akan kembali seperti semula dalam 2

hari setelah kateter diangkat

intervensi Rasional

Minta klien untuk berusaha berkemih pada waktu yang terjadwal secara teratur

Melatih mengosongkan kandung kemih secara teratur dapat mengurangi terjadinya pengeluaran air kemih dalam bentuk tetesan

Intrusikan klien untuk melakukan latihan dasar panggul diluar waktu berkemihnya. Minta klien melakukan ini setiap kali berkemih

Latihan dasar panggul membantu memeprkuat otot-oto panggul pada saat saraf panggul utuh

Minta klien menggunakan kompresi kandung kemih (metode crede) selama berkemih

Metode crede membantu menstimulasi mikturisi dan mengosongkan kandung kemih

D. Evaluasi

1. kandung kemih tidak akan distensi setelah berkemih

2. Klien akan menyangkal adanya rasa penuh pada kandung kemihnya setelah berkemih

3. Klien akan mencapai pengosongan urin total dalam 24 jam setelah kateter diangkat

Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan eliminasi fekal

A. Pengkajian1. riwayat keperawatan2. pengkajian fisik

a. Mulutb. Abdomenc. Rektum

3. karakteristik feses4. pemeriksaan laboratorium

a. Spesimen fesesb. Tes guaiak

5. pemeriksaan diagnostika. Visualisasi langsungb. Visualisasi tidak langsung

B. Diagnosa

konstipasi b.d asupan diet berserat yang tidak adekuat dan terbatasnya asupan cairan

Inkontinensia defekasi berhubungan dengan keterlibatan neuromuskular, depresi, ansietas

berat

Nyeri b.d inflamasi hemoroid

C. Perencanaan

Diagnosa : konstipasi b.d asupan diet berserat yang tidak adekuat dan terbatasnya asupan cairanTujuan:klien memahami dan menelan makanan serta cairan yang dibutuhkan untuk meningkatkan pengeluaran feses yang lunak dan berbentuk

Intervensi Rasional

Instruksikan klien untuk lebih banyak mengonsumsi makanan yang menstimulasi peristaltik

Makanan yang mengandung tinggi serat meningkatkan peristaltik dan membantu menggerakkan isi usus di dalam saluran GI, dengan meningkatkan massa feses dan kandungan cairannya

Berikan cairan 6-8 gelas Asupan cairan ayng adekuat dapat membantu memeprtahankan materi feses tetap lunak

Dorong klien untuk mengambil waktu defekasi 30-6- menit setelah sarapan

Refleks gastrokolik paling sensitif pada pagi hari dan setelah makan

Minta klien mengatakan komitmennya untuk berupaya melakukan defekasi dalam 5 menit setelah merasakan keinginan untuk defekasi

Kontrak tentang prilaku yang dialkukan antara klien dengan perawat memperliahatkan keberhasilan modifikasi prilaku

D. evaluasi

1. Klien mendeskripsikan sumber makanan yang tinggi serat2. Klien menjelaskan asupan cairan normal untuk

meningkatkan defekasi3. Klien menyiapkan menu untuk 24 jam, termasuk makanan

yang tinggi serat dan cairan4. Klien mengeluarkan feses yang berbentuk dan lunak

tanpa mengedan secara berlebihan