Post on 18-Oct-2015
description
10/12/2009
1
Karen Slamet Hardjo
Pendahuluan Usaha-usaha untuk melakukan pemeliharaan
jalan perlu dilakukan agar jalan dapat menyelenggarakan fungsinya dengan baik. Sebelum suatu ruas jalan habis masa pelayanannya, pemeliharaan jalan harus dapat memperbaiki ruas jalan tersebut ke kondisi kemampuan pelayanan mantap.
Menurut Suhatomo Atmodjo (1988), beberapa penyebab kerusakan jalan antara lain : (1) beban kendaraan yang melewati kemampuan jalan, (2) kualitas jalan tidak mampu mendukung beban, dan (3) kondisi fisik daerah tidak mendukung untuk bangunan jalan.
10/12/2009
2
Klasifikasi jalanJalan merupakan suatu prasarana perhubungan darat dalam
bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas (UU No. 38 tahun 2004 YuntoUU No. 13 tahun 1980 tentang jalan).
Klasifikasi jalan berdasarkan masing-masing tema :1. Berdasar sistem jaringan jalan2. Berdasar fungsi jalan3. Berdasar status jalan4. Berdasar kelas jalan
Klasifikasi berdasarkan sistem jaringan jalan Sistem jaringan jalan primer merupakan
sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.
Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
10/12/2009
3
Klasifikasi berdasarkan fungsi jalan Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
Klasifikasi berdasarkan status jalan Jalan negara merupakan jalan arteri dan jalan kolektor
dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk pada poin (a) dan poin (b) ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, yang menghubungkan antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
10/12/2009
4
Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
Klasifikasi berdasarkan kelas jalan
Berdasarkan penggunaan jalan dan kelancaran lalulintas
Berdasarkan spesifikasi penyediaan jalan raya
10/12/2009
5
Berdasarkan penggunaan jalan dan kelancaran lalulintas
Kelas I Jalan kelas ini mencakup semua jalan
utama dan dimaksudkan untuk dapat melayani lalulintas cepat dan berat. Komposisi lalulintasnya tidak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor. Jalan kelas ini merupakan jalan yang berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik dalam arti tingginya tingkatan pelayanan terhadap lalulintas.
Kelas IIKelas jalan ini mencakup semua jalan sekunder. Komposisi lalulintasnya lambat. Berdasarkan komposisi dan sifat lalulintasnya, kelas jalan ini terbagi dalam tiga kelas, yaitu : IIA, IIB, dan IIC
Kelas IIA Jalan kelas ini mencakup semua jalan raya sekunder dua jalur atau lebih,
dengan konstruksi permukaan jalan dari aspal beton (hot mix) atau yang setaraf. Komposisi lalulintasnya terdapat kendaraan lambat tetapi tanpa kendaraan tak bermotor. Untuk lalulintas lambat harus disediakan jalur tersendiri.
Kelas IIB Jalan kelas ini mencakup semua jalan sekunder dua jalur dengan
konstruksi permukaan jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf. Komposisi lalulintasnya terdapat kendaraan lambat, tetapi tanpa kendaraan tak bermotor.
Kelas IIC Jalan kelas ini mencakup semua jalan raya sekunder dua jalur dengan
konstruksi permukaan jalan penetrasi tunggal. Komposisi lalulintasnya terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor.
10/12/2009
6
Kelas III Jalan kelas ini mencakup semua jalan
penghubung dengan jalur tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang paling tinggi adalah pelaburan dengan aspal.
Berdasarkan spesifikasi penyediaan jalan raya
Spesifikasi Jalan bebas hambatan meliputi pengendalian jalan masuk secara penuh, tidak ada persimpangan sebidang, dilengkapi pagar ruang milik jalan, dan dilengkapi dengan median, paling sedikit mempunyai 2 (dua) lajur setiap arah, lebar lajur sekurang-kurangnya 3,5 (tiga koma lima) meter.
Spesifikasi Jalan raya adalah jalan umum untuk lalulintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan median, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah, lebar lajur sekurang-kurangnya 3,5 (tiga koma lima) meter.
10/12/2009
7
Spesifikasi jalan sedang adalah jalan umum dengan lalulintas jarak sedang dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar jalur paling sedikit 7 (tujuh) meter.
Spesifikasi jalan kecil adalah jalan umum untuk melayani lalulintas setempat, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar jalur paling sedikit 5,5 (lima koma lima) meter.
Volume Lalu Lintas
Sebagai pengukur jumlah dari arus lalu lintas digunakan volume. Volume lalu lintas menujukkan jumlah kendaraan yang melintasi satu tititk pengamatan dalam satuan waktu (hari, jam, menit). Satuan volume lalu lintas yang biasa digunakan antara lain: Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) dan lalu lintas rata-rata tahunan (LHRT).
10/12/2009
8
Tujuan
Mengidentifikasi tingkat pengelolaan jalan.
Data
tekstur tanah drainase tanah lereng volume jalan
10/12/2009
9
Metode
pendekatan kuantitatif penentuan harkat
Tekstur tanahNo Tekstur Harkat
1. Pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, liat berdebu dengan liat yang tidak banyak
1
2. Lempung berpasir, lempung berdebu lain, lempung berliat
2
3. Lempung berliat dan lliat campuran 3
4. Lempung berliat dan liat mengembang kuat 4
5. Mengembang kuat 5
10/12/2009
10
Drainase tanahKelas Kondisi Harkat
Sangat baik Sangat cepat 1
Baik Cepat 2
Sedang Agak cepat 3
Jelek Lambat 4
Sangat jelek Sangat lambat 5
Kemiringan LerengKelas Kemiringan Harkat
Sangat rendah 0 8 1
Rendah 8 15 2
Sedang 15 25 3
Tinggi 25 45 4
Sangat tinggi > 45 5
10/12/2009
11
Volume JalanKelas Volume/hari Harkat
Sangat rendah < 5000 1
Rendah 5001 10000 2
Sedang 10001 15000 3
Tinggi 15001 20000 4
Sangat tinggi > 20000 5
Menggunakan sistem pengharkatan berjenjang, rumus yang digunakan yaitu:
PJ = T + D + L + V
10/12/2009
12
KlasifikasiFrekuensi perbaikan jalan Total harkat
Sering > 14Sedang 9 14Jarang < 9