Post on 23-Jul-2015
Pengertian Anggaran tenaga kerja langsung ialah Suatu rencana yang menggambarkan berapa besarnya biaya tenaga kerja langsung yang harus dibayarkan pada setiap departemen produksi maupun secara keseluruhan selama satu periode dalam pelaksanaan proses produksi guna menghasilkan produk sesuai dengan rencana produksinya.Ciri-ciri1. Besar kacilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsungdengan tingkat kegiatan produksi.2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variabel.3. Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja yangkegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir (terutama dalampenentuan harga pokok)
tk. langsung : adalah t.k. yang secara langsung berperan dalam proses produksi memiliki cicir sbb:
• besar kecilnya berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
• masuk biaya variabel• kegiatan tk langsung dihubungkan dengan produk akhir.• penentu harga pokok produk.
t.k. tidak langsung, secara tidak langsung berperan dalam proses produksi, masuk ke dalam biaya overhead pabrik.
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja langsung:
1. Rencana produksi2. Bagian/departemen yang digunakan untuk melakukan proses produksi3. Standar penyelesaian produk, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan
satu unit produk4. System upah yang digunakan (menurut waktu per jam, hasil per unit, atau
dengan insentif interval)Hubungantenaga kerja langsung juga memiliki hubungan dengan anggaran produksi. Tenaga kerja langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Biasanya kesalahan yang terjadi pada pemilihan tenaga kerja akan mengakibatkan pengaruh terhadap harga barang yang dihasilkan, sehingga berpengaruh pula terhadap posisi perusahaan dalam persaingan. Jika harga barang yang dihasilkan menjadi lebih tinggi atau lebih rendah anggaran produksi akan menjadi sangat tidak efektif
Anggaran Tenaga kerja LangsungAnggaran Tenaga Kerja Langsung1. Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja
Secara struktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan struktur rencana tahunan, oleh karena itu anggaran ini harus menunjukkan biaya dan jam kerja langsung menurut tanggung jawab, menurut waktu, dan menurut produk. Apabila waktu kerja standar dan tarif upah rata-rata dikembangkan dengan cara yang sehat yang mungkin dapat diterapkan sehingga penyusunan budget tenaga kerja dapat dengan mudah dilaksanakan.Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari pengawasan langsung. Banyak perusahaan mengembangkan standar-standar kerja yang realistis untuk banyak aktivitas. Standar ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari.Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:1. Jam yang dikerjakan sebenarnya2. Jam standar untuk produksi sebenarnya3. Selisih waktuDisamping biaya kerja langsung sehari-hari, kadang laporan juga dibuat bulanan. Di dalam laporan ini harus menyajikan imformasi yang sebenarnya, menurut tanggung jawab mengenai kerja langsung yang dibandingkan dengan standart-standart yang telah ditetapkan. Laporan ini dimaksudkan manajemen untuk menilai status pengendalian. Laporan ini menggugah manajemen untuk melakukan efisiensi operasi yang lebih tinggi. Laporan pelaksanaan kerja langsung dapat berupa:1. Laporan-laporan tersendiri 2. Dimasukkan dalam laporan departemen2. Perencanaan Upah Tenaga Kerja LangsungPada dasarnya Budget tenaga kerja sangat berhubungan erat dengan rencana laba tahunan, mengingat upah tenaga kerja merupakan pas biaya yang paling besar jika dibandingkan dengan biaya lainnya. Budget tenaga kerja harus dikembangkan menurut jam kerja langsung dan biaya kerja langsung dan juga harus dikembangkan menurut tanggung jawab dan menurut priode antara, hal, ini penting untuk penaksiran biaya produksi tiap produk. Banyak perusahaan mengembangkan label- label tenaga kerja sebagai cara untuk membantu dalam merencanakan dan mengendalikan seluruh upah tenaga kerja. Dan perusahaan juga harus menetapkan sistem upah yang digunakan, dibawah ini ada beberapa sistem upah, yaitu:1. Sistem upah harian2. Sistem upah perpotong3. Sistem upah bonus Berdasarkan sistem upah harian tiap karyawan diberi suatu jumlah untuk satu hari kerja. Satu jumlah jam kerja tertentu biasanya terdiri hari standart dan oleh karena sistem upah harian sama dengan sistem upah per jam. Sistem upah perpotong berdasarkan jumlah upah dari pada jumlah barang produksi yang diproduksi karena menurut teori karyawan harus dibayar menurut hasil kerja nyata. Dalam sistem upah bonus setiap karyawan dibayar secara harian didalam memproduksi sejumlah minimum tertentu, dan untuk jumlah diatas minimum karyawan menerima tambahan kompensasi berupa bonus yang biasanya menurut jumlah potongannya. Dari penjelasan dari sistem upah
ini, jelaslah sistem upah perpotonglah yang sesuai dengan atau untuk budget tenaga kerja.Disamping mengenai sistem upah, laporan produksi yang dibuat didalam pabrik harus menunjukkan dan menggambarkan banyaknya jumlah barang yang diproduksi atau unit yang diproduksi dalam satu hari atau jam. Dalam laporan tenaga kerja harus menunjukan ongkos tenaga kerja produk itu, sehingga ongkos persatuan tenaga kerja dapat dengan segera ditentukan. Namun perlu diketahui bahwa dalam penyusunan Budget tenaga kerja perlulah kiranya kita membuat suatu perencanaan waktu kerja standart. Di dalam perencanaan waktu kerja standart ada empat macam rancangan yang umum digunakan, diantaranya adalah:1. Studi-studi waktu dan gerakDi dalam studi ini di analisa kerja yang dibutuhkan suatu produk (per departemen) dengan memperinci sederetan operasi atau aktivitas. Pada umumnya analisa ini dilakukan oleh para insinyur. Hasil dari analisa ini dapat digunakan sebagai dasar input dasar guna pengembangan kebutuhan-kebutuhan jam kerja langsung untuk memenuhi kebutuhan produksi yang telah direncanakan. Studi ini umumnya merupakan pendekatan kearah penetapan waktu kerja standart2. Biaya standartPenelahaan seksama jam kerja langsung pada dasarnya harus dilakukan mengingat didalam akuntansi biaya digunakan biaya-biaya standart. Didalam biaya standart, penyimpangan-penyimpangan pasti terjadi. Dan penyimpangan tersebut harus dibudgettir dari jam-jam kerja standart yang dimasukkan dalam rencana laba tahunan.3. Penaksiran langsung oleh pengawasUntuk melakukan penaksiran ini pengawas harus bertumpu pada:a. Pertimbanganb. Pelaksanaan oleh departemen yang dilaporkan dari priode berjalanc. Bantuan dari pengawas.4. Taksiran-taksiran statistik oleh kelompok stafPendekatan ini sering digunakan untuk departemen produksi yang menghasilkan produk lebih dari satu Rasio historis jam kerja langsung terhadap sesuatu ukuran produksi fisik dihitung dan kemudian disesuaikan dengan perobahan-perobahan yang direncanakan dalam pusat tanggung jawab itu. Kebenaran perhitungan ini tergantung pada kebenaran catatan-catatan biaya. Kelemahan metode ini ialah pemborosan-pemborosan diwaktu lalu diproyektir kewaktu akan datang.Dari rancangan diatas, walaupun suatu metode praktis untuk suatu departemen belum tentu praktis untuk departemen lain. Jadi prosedur-prosedur perlu diperbaiki terus menerus dan prosedur baru yang lebih praktis harus digunakan. 3. Tarif tenaga kerja langsung Jika mungkin untuk mengaitkan jumlah produksi dengan jam kerja langsung dan terhadap rencana tarif upah untuk tiap departemen produksi, maka perhitungan
biaya kerja langsung hanya menyangkut perkalian satuan dengan yang lainnya. Dalam suatu perusahaan tertentu mungkin terdapat satu departemen produksi atau lebih dimana pendekatan langsung ini lebih praktis penggunaannya.Penentuan tarif upah langsung rata-rata dalam suatu departemen produksi atau pusat biaya tertentu biasanya tidak menimbulkan suatu problema yang gawat. Ancangan demikian yang dipilih menaksir tarif-tarif dengan jalan menghitung tenaga kerja langsung di departemen ini dan tarif upah mereka yang diharapkan. Kemudian menghitung rata-ratanya.Suatu pendekatan yang kurang cermat terhadap suatu penentuan rasio historis antara upah yang dibayar dengan jam kerja langsung yang dikerjakan di departemen produksi. Rasio historis ini kemudian disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang telah berubah atau memang diharapkan berubah. Perlu dipahami, bahwa upah rata-rata yang didasarkan pada data historis hanya berguna untuk perencanaan waktu yang akan datang apabila terdapat konsistensi-konsistensi dalam aktivitas dan jam-jam yang dikerjakan ditetapkan dengan tarif yang berbeda.Dalam beberapa hal, besar departemen, diversivitas pekerjaannya, dan variasi-variasi dalam upah per jam dapat berbeda, sehingga departemen ini harus dibagi lebih lanjut menjadi pusat-pusat biaya. Kemudian untuk rnasing-masing pusat biaya harus direncanakan taksiran kerja langsung dan tarifupah rata-rata tersendiri. Jika departemen akuntansi biaya menggunakan sistem harga pokok standart, maka tarif upah standart yang digunakan untuk hal ini (penyusunan budget tenaga kerja) akan tetapi kita perlu membudgetir selisih-selisih tarif upah tertentu antara kelonggaran-kelonggaran perencanaan budget.
Sistem Upah Dan Perencanaan Tingkat Upah
Ada tiga sistem pembayaran upah, yaitu: 1. Sistem upah menurut waktu, yang menentukan bahwa besar kecilnya upah yang akan dibayarkan kepada masing-masing tenaga kerja, tergantung pad banyak sedikitnya waktu kerja mereka.Keuntungan sistem upah menurut waktu yaitu:
Para tenaga kerja tidak perlu terburu-buru di dalam menjalan kan pekerjaan, karena banyak-sedikitnya unit yang mampu mereka selesaikan tidak terpengaruh pada besar-kecilnya upah yang mereka terima. Dengan demikian kualitas barang yang diproduksi akan dapat terjaga.
Bagi para tenaga kerja yang kurang terampil, sistem upah ini dapat member ketengan dalam bekerja, karena walaupun mereka kurang bisa menyelesaikan unit yang banyak, mereka akan tetap memperoleh upah yang sama dengan yang diterima oleh tenaga kerja lain.
Kerugian sistem upah menurut waktu yaitu:
Para tenaga kerja yang terampil akan mengalami kekecewaan, karena kelebihan mereka tidak dapat dimanfaatkan untuk memperoleh upah yang lebih besar dibandingkan para tenag kerja yang kurang terampil, sehingga tenaga kerja yang terampil kurang bersemangat dalam bekerja.
Adanya kecenderungan para pekerja untuk bekerja lamban, karena besar-kecilnya unit yang dihasilkan tidak berpengaruh pada besar-kecilnya upah yang mereka terima.
2. Sistem upah menurut unit hasil, yang menentukan besar-kecilnya upah yang diterima tenaga kerja , tergantung pada banyaknya unit yang dihasilkan. Semakin banyak unit yang dihasilkan , semakin banyak upah yang diterima.Keuntungan sistem upah menurut unit hasil yaitu:
Para tenaga kerja yang terampil akan mempunyai semangat kerja yang tinggi, dan akan menunjukkan kelebihan keterampilannya, karena besar-kecilnya unit yang dihasilkan akan menetukan besar-kecilnya upah yang akan mereka terima. Akibatnya produktivitas perusahaan meningkat.
Adanya kecenderungan pekerja untuk bekerja labih semangat, agar memperoleh upah yang lebih besar.
Kerugian sistem upah menurut unit hasil yaitu: Para pekerja akan bekerja terburu-buru, sehingga kualitas barang
kurang terjaga. Para pekerja yang kurang terampil akan selalu memperoleh upah
yang rendah, akibatnya mereka kurang mempunyai semangat kerja.
3. Sistem upah dengan insentif, yang menentukan besar-kecilnya upah yang akan dibayarkan kepada masing-masing tenaga kerja tergantung pada waktu lamanya bekerja, jumlah unit yang dihasilkan ditambah dengan insentif (tambahan upah) yang besar-kecilnya didasarkan pada prestasi dan keterampilan kerja pegawai. Sistem upah dengan insentif sering dianggap sebagai gabungan antara sistem upah menurut waktu dengan sistem upah menurut unit hasil. Sistem ini diharapkan akan memperoleh keuntungan dari kedua sistem tersebut. Namun sistem ini juga memilki kerugian, yaitu sistem ini memerlukan sistem administrasi yang rumit, sehingga memerlukan tambahan pegawai di bagian administrasi.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan tarif upah, yaitu dengan:
Rata-rata tingkat upah. Penentuan tarif upah dalam suatu departemen atau pusat biaya dapat dilakukan dengan membuat estimasi jumlah pekerja dan tingkat upah, kemudian di hitung rata-rata upah.
Rasio historis. Rasio historis antara jumlah upah yang dibayar dengan jumlah jam kerja langsung dalam suatu departemen dapat berubah bila kondisi berubah.
Standar akuntansi. Penetapan tarif upah dapat sama dengan standar akuntansi biaya. Hal ini hanya dapat diterapkan jika perusahaan telah memakai sistem akuntansi biaya standar untuk upah, sehingga tidak perlu dibedakan antara standar dengan yang dianggarkan
#
Fungsi Perencanaan Dan Pengendalian Anggaran Tenaga Kerja Langsung Penyusunan anggaran kerja langsung yang baik, dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, yaitu sebagai berikut:1. Penggunaan tenaga kerja lebih efisien.2. Biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur lebih efisien.3. Penghitungan harga pokok barang dapat dihitung secara tepat.4. Alat pengendalian tenaga kerja langsung
Laporan pelaksanaan tenaga kerja langsung merupakan kelanjutan pelaksanaan untuk bahan mentah.Contoh :Data anggaran sebagai berikut :Produksi bulan Februari = 16.000 unit, dengan standar pemakaian tenaga kerja langsung = 2,5 jam per unit barang, tariff upah = Rp 100,00/jam.
Data realisasi sebagai berikut :Produksi bulan Februari = 15.000 unit yang menghabiskan 37.000 jam tenaga kerja langsung dan upah yang dibayarkan Rp 4.070.000,00. Rencana Disesuaikan Realisasi Penyimpangan Jumlah % Produksi 16.000 15.000 15.000 Standar Pemakaian TK 2,5 DLH 2,5 DLH 2,467 DLH 0,033 DLH 1% Jumlah DLH 40.000 DLH 37.500 DLH 37.000 DLH +500 DLH 2% Upah / DLH Rp.100,0 Rp 100,00 Rp 110,00 (Rp 10,00) 10% Jumlah Upah Rp 4000.000 Rp 3.750.000 Rp 4.070.000 (Rp 320.000) 8%Laporan pelaksanaan dan analisa variansi untuk data di atas adalah sebagai berikut:Analisa variansi:Penyimpangan efisiensi = (JTKL standar – JTKL actual) x tarif standar = (37.500 – 37.000) x Rp 100,00 = Rp 50.000,00Penyimpangan upah = (tarif standar – tarif aktual) x JTKL aktual = Rp 100,00 – Rp 110,00) x 37.000 = (Rp 370.000,00)Total variansi = Rp 50.000,00 +(Rp 370.000,00) = (Rp 320.000)