BAB XII ANGGARAN KOMPREHENSIF DAN ANGGARAN PARSIAL€¦ · Anggaran komprehensif merupakan anggaran...
Transcript of BAB XII ANGGARAN KOMPREHENSIF DAN ANGGARAN PARSIAL€¦ · Anggaran komprehensif merupakan anggaran...
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 1
BAB XII
ANGGARAN KOMPREHENSIF DAN ANGGARAN PARSIAL
TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
Pada perkuliahan keduabelas ini mahasiswa diharapkan:
1. Mampu memahami anggaran komprehensif
2. Mampu memahami komponen-komponen anggaran komprehensif
3. Mampu menyusun anggaran parsial
4. Mampu menyusun anggaran perusahaan
A. Anggaran Komprehensif
Komprehensif artinya menyeluruh atau secara keseluruhan. Dalam menyusun
anggaran, perusahaan dapat melakukannya dengan dua cara, yakni secara sebagian
demi sebagian (partial) dan secara keseluruhan (comprehensive). Karena itu dikenal
Comprehensive Budget. Comprehensive budget (Anggaran komprehensif) yakni
penyusunan rencana perusahaan (Business budget) secara keseluruhan.
Anggaran komprehensif merupakan anggaran dengan ruang lingkup yang
menyeluruh. Aktivitas yang tercakup dalam anggaran komprehensip mencakup
seluruh aktivitas perusahaan baik dalam bidang pemasaran, produksi, keuangan dan
administrasi.
Penyusunan anggaran komprehensif akan mendatangkan manfaat berupa
adanya pendekatan secara sistematis terhadap kebijaksanaan manajemen, serta
memper¬mudah diadakannya evaluasi tujuan akhir perusahaan secara kuantitatif.
Dengan menyusun anggaran komprehensif juga membantu fungsi pengawasan
yang lebih dinamis terhadap pelaksanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan
manajemen. Secara lebih tegas istilah "Comprehensive" dalam penganggaran dapat
diartikan sebagai:
Pemakaian secara lebih luas konsep-konsep penganggaran dalam setiap kegiatan
perusahaan.
Pemakaian total sistem approach dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
Ada beberapa pedoman umum yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
anggaran komprehensif, yaitu:
Mengadakan spesifikasi terhadap tujuan yang luas daripada perusahaan.
Mempersiapkan rencana-rencana pendahuluan secara keseluruhan.
Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek.
Dengan berdasarkan pedoman di atas, anggaran komprehensif dapat
diuraikan menjadi komponen:
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 2
1. Substantive Plan:
Substantive Plan merupakan rencana yang mencerminkan tujuan apa yang
ingin dicapai oleh suatu perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang, strategi yang dipakai serta asumsikannya. Substantive Plan sedapat
mungkin disusun dalam bentuk yang formal sehingga dapat dijadikan pedoman
yang sungguh-sungguh bagi perusahaan.
2. Financial Plan:
Financial Plan merupakan penjabaran segala hal yang direncanakan
tersebut menjadi suatu anggaran yang memiliki perspektive financial. Dengan
kata lain, financial plan merupakan usaha untuk mengkuantitaskan segala tujuan,
rencana dan kebijaksanaan perusahaan. Secara lebih jauh financial plan
merupakan penyajian secara lebih terperinci semua tujuan, rencana dan strategi
tersebut untuk periode-periode waktu tertentu. Sehingga dengan berdasarkan
pada jangka waktunya maka financial plan dikelompokkan menjadi:
a. Anggaran jangka panjang (Strategic Plan)
Anggaran jangka panjang merupakan suatu perencanaan perusahaan
untuk jangka waktu yang lama, yakni lebih dari satu tahun atau bahkan lebih
dari lima atau sepuluh tahun. Penyusunan anggaran ini dilakukan sesuai
dengan pola tujuan yang telah disusun pada saat perusahaan didirikan.
Perusahaan didi.rikan tidak hanya untuk jangka waktu satu atau dua tahun
saja. Karena itu perusahaan perlu menyusun perencanaan yang menyeluruh
tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya dalam jangka panjang.
Rencana jangka panjang merupakan suatu kesatuan yang utuh darl
rencana-rencana yang disusun untuk kegiatan-kegiatan setiap tahun. Kadang-
kadang perusahaan yang tidak menyusun perencanaan jangka panjang akan
mengalami kesulitan dalam menyusun anggaran tahunan.
b. Anggaran tahunan (Tactical Plan).
Anggaran Tahunan merupakan perencanaan kegiatan-kegiatan tahunan
suatu perusahaan. Anggaran tahunan dikelompokkan menjadi:
1) Anggaran Operasional
Anggaran operasional merupakan rencana seluruh kegiatan-kegiatan
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Umumnya tujuan perusahaan
adalah mendapatkan keuntungan. Anggaran operasional ini dibagi menjadi
2 bagian yakni:
Anggaran Proyeksi Rugi/Laba. Dalam anggaran ini dihitung atau
ditaksir besarnya laba, baik menurut bagian, menurut jenis produk
maupun laba yang merupakan keseluruhan.
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 3
Anggaran pembantu laporan Rugi/Laba (Income Statement Supporting
Budget). Anggaran ini meliputi seluruh anggaran kegiatan-kegiatan
yang menyokong penyusunan suatu laporan Rugi/ Laba (Income
Statement), yakni:
2) Anggaran Penjualan
Pada pokoknya anggaran ini akhirnya akan menggambarkan berapa
revenue yang diterima sebagai akibat dilakukannya penjualan-penjnalan
pada periode yang akan datang. Anggaran penjualan ini meliputi data:
Jenis produk yang dijual
Volume produk yang dijual
Harga produk per satuan
Wilayah pemasaran.
Anggaran penjualan akan menjadi dasar untuk penyusunan
anggaran-anggaran lainnya. Atau dengan kata lain anggaran-anggaran
lainnya disusun dengan terlebih dahulu memperhatikan rencana kegiatan
penjualan. Perusahaan tidak boleh begitu saja menyusun rencana
produksinya. Apabila tidak diperhitungkan, maka kemungkinan sebagian
(sebagian besar) produk tidak dapat terjual.
Dalam pelaksanaannya, penyusunan anggaran penjualan ini agak
sulit dilakukan, karena harus mempertimbangkan beberapa faktor
pembatas, seperti kemampuan menjual yang dimiliki perusahaan.
Akibatnya penyusunan anggaran penjualan memerlukan teknik
forecasting (peramalan) yang tepat, yang membuat esdmasi kegiatan masa
depan dengan mendasarkan diri pada pengalaman-¬pengalaman masa lalu.
Tentu saja perlu dieprhatikan pula kemungkinan terjadinya perubahan-
perubahan di masa yang akan datang seperti:
Perubahan selera konsumen
Perubahan tingkat harga
Penemuan-penemuan baru (kemajuan teknologi).
Kesalahan penyusunan anggaran penjualan akan berakibat anggaran-
anggaran lain juga ikut mengalami kesalahan-kesalahan, yang akhimya
merugikan perusahaan.
3) Anggaran Produksi
Anggaran ini disusun dengan memperhatikan segala kegiatan
produksi, yang diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang
telah disusun. Anggaran produksi ini terdiri dari beberapa sub-anggaran
(sub-budget) yakni :
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 4
a) Anggaran jumlah yang harus diproduksi
Rencana tentang jumlah produk yang harus dihasilkan dengan
memperhatikan terlebih dahulu anggaran penjualan, Persediaan awal
dan persediaan akhir tahun.
Contoh:
Rencana penjualan 1.000 unit
Persediaan akhir 100 unit (+)
Barang yang harus tersedia 1.100 unit
persediaan awal 200 unit (-)
Jumlah yang harus diproduksi 900 unit
b) Anggaran Bahan Mentah
Anggaran Bahan Mentah terdiri dari:
Anggaran kebutuhan bahan mentah (dalam unit).
Anggaran pembelian bahan mentah (dalam unit dan harga).
Anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan dalam produksi
(dalam harga).
c) Anggaran Tenaga Kerja Langsung.
d) Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead Pabrik yakni anggaran semua jenis biaya
yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk, selain biaya materi dan
biaya tenaga kerja langsung.
e) Anggaran Biaya Distribusi
Anggaran ini mencakup semua biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan dalam hubungannya dengan kegiatan memasarkan produk.
Termasuk ke dalamnya antara lain:
Biaya untuk para salesman, supervisor dan tenaga-tenaga penjualan
lainnya.
Ongkos pengangkutan.
Biaya-biaya perjalanan seperti: biaya transport, biaya penginapan,
biaya makan.
Biaya-biaya advertensi dan promosi.
Depresiasi (peralatan distribusi)
Biaya-biaya administrasi penjualan.
Biaya asuransi dan lain-lain.
f) Anggaran Biaya Umum dan Administrasi
Anggaran biaya umum adalah anggaran yang berisi semua biaya-
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk direksi dan stafnya,
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 5
bagian keuangan dan bagian administrasi. Anggaran administrasi yaitu
anggaran yang berisi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha perusahaan di luar
kegiatan pabrik. Bersama-sama dengan anggaran distribusi, maka
anggaran biaya umum dan administrasi ini akan membentuk anggaran
biaya operasional (Operating Expenses Budget).
g) Anggaran Type Appropriasi.
Anggaran ini merupakan anggaran biaya yang tidak dapat
dikategorikan sebagai bagian dari anggaran-anggaran sebelumnya.
Umpamanya:
Anggaran Pemeliharaan
Anggaran Penelitian.
c. Anggaran Keuangan
Anggaran keuangan ini disusun sebagai akibat terjadinya perubahan
kekayaan, utang dan piutang perusahaan. Perubahan tersebut diakibatkan
oleh kegiatan yang dilakukan perusahaan.
Anggaran keuangan meliputi:
1) Anggaran Proyeksi Neraca
Anggaran Proyeksi Neraca mencerminkan perkiraan semua aktiva dan
pasiva yang akan dimiliki oleh perusahan pada akhir suatu periode
produksi.
Aktiva:
- Aktiva tetap
- Aktiva lancar
Pasiva:
- Utang jangka pendek
- Utang jangka panjang
- Modal sendiri.
2) Anggaran Pembantu Proyeksi Neraca.
Anggaran ini memerinci masing-masing pos yang ada dalam neraca,
terutama pos-pos yang berhubungan dengan masalah likuiditas
perusahaan.
Pos-pos tersebut antara lain:
Anggaran Kas yang terdiri dari:
- Aliran kas masuk
- Aliran kas keluar
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 6
Aliran kas masuk dapat berasal dari:
- penjualan produk secara tunai
- penagihan piutang-piutang dari penjualan kredit.
- penerimaan-penerimaan lain (bunga, dividen dan lain-lain)
- penjualan aktiva.
- pinjaman-pinjaman.
Sedangkan aliran kas keluar dapat berasal dari:
pembelian bahan mentah untuk keperluan produksi.
pembayaran upah tenaga kerja (buruh).
macam-macam biaya yang dikeluarkan (biaya sewa, listrik, telepon,
alat-alat tulis dan lain-lain).
pengeluaran-pengeluaran untuk kepentingan expansi (pembelian
mesin-mesin baru, perluasan bangunan pabrik dan lain-lain).
3) Anggaran Penambahan Modal
Anggaran penambahan modal pada dasarnya disusun untuk jangka
Panjang.
4) Anggaran Penyusutan Aktiva
Anggaran depresiasi perlu disusun secara khusus oleh perusahaan, karena
aktiva tetap yang dimiliki perusahaan lebih dari satu (banyak), usia
masing-masing akdva tetap berlainan dan metode penghitungan
penyusutan masing¬-masing aktiva tetap berlainan pula.
Anggaran operasional (operation budget) dan anggaran finansial (financial
budget) adalah bagian dari Planning atau Forecasting Budget. Selain anggaran
Forecasting, maka selanjutnya dalam anggaran Comprehensive anggaran dikenal
pula:
Anggaran Variabel untuk berbagai biaya/pengeluaran (Variable Expenses
Budget).
Data Siatistik Pembantu (Supplementary Statistics).
Laporan anggaran kepada manajemen tentang pelaksanaan anggaran (Internal
Report).
B. Komponen-Komponen Anggaran Komprehensif
Komponen-komponen anggaran komprehensif secara lengkap adalah sebagai
berikut :
1. Substantive Plan
- Tujuan-tujuan umum perusahaan.
- Tujuan khusus pensahaan.
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 7
- Strategi-strategi perusahaan.
- Penentuan berbagai asumsi dasar yang akan dipakai perusahaan seterusnya.
2. Financial Plan
a. Anggaran Jangka Panjang:
1) Penjualan, biaya dan laba.
2) Penentuan besarnya modal.
3) Penentuan tambahan modal.
4) Perkiraan arus dana.
5) Perkiraan kebutuhan tenaga kerja.
b. Anggaran Tahunan:
1) Anggaran operasional.
a. Anggaran proyeksi Rugi/Laba.
b. Anggaran pembantu laporan Rugi/Laba.
i. Anggaran penjualan.
ii. Anggaran produksi.
iii. Anggaran biaya distribusi.
iv. Anggaran biaya umum dan administrasi.
v. Anggaran type appropriasi
- Anggaran iklan dan promosi.
- Anggaran penelitian.
- Anggaran pemeliharaan dan lain-lain.
2) Anggaran finansial.
a. Anggaran neraca.
b. Anggaran pembantu neraca.
- Anggaran kas.
- Anggaran piutang.
- Anggaran utang.
- Anggaran penambahan modal
- Anggaran penyusutan aktiva
- Anggaran persediaan
- Anggaran Biaya Finansial
Berikut skema anggaran komprehensif. Dari skema tersebut dapat dilihat
kaitan antara anggaran bidang tertentu dengan yang lain, sekaligus juga
menunjukkan bagaimana proses penyusunan anggaran pada sebuah perusahaan.
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 8
Gambar 10 : Proses Penyusunan Anggaran Perusahaan
C. Anggaran Parsial
Anggaran Parsial. Anggaran parsial merupakan anggaran yang disusun
dengan ruang lingkup yang terbatas atau dalam ruang lingkup yang sempit.
Misalnya perusahaan hanya menyususn anggaran produksi saja, penjulan atau
keuangan saja. Dalam anggaran parsial masing-masing bagian menyusun anggaran
secara sendiri-sendiri, sehingga rencana tersebut disusun tidak terpadu,
dibandingkan dengan anggaran komprehensif anggaran parsial lebih mudah
disusun karena belum begitu kompleks. Ada bebenpa alasan yang menyebabkan
perusahaan menyusun anggaran secara partial.
1. Perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk membuat anggaran secara
keseluruhan karena tidak adanya skill sehingga anggaran dibuat sebagian yang
diperlukan saja.
2. Tidak tersedianya data yang lengkap tentang keseluruhan bagian dalam
perusahaan. Penyusunan anggaran mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan tersedia atau tidaknya data serta ketepatan data.
3. Kekurangan biaya untuk membuat anggaran yang lengkap sehingga disusun
anggaran yang perlu saja.
D. Proses Penyusunan Anggaran Perusahaan
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 9
Berikut ini adalah tahapan proses penyusunan Anggaran Perusahaan
1. Identifikasi dan Evaluasi Variabel Eksternal (trendwatching)
Trendwatcing merupakan pengamatan terhadap trend perubahan
lingkungan makro dan lingkungan industri untuk mengidentifikasi peluang yang
dapat diraih dan ancaman yang harus dihadapi perusahaan dalam setiap
lingkungan tersebut. Ada 2 (dua) jenis lingkungan yang berpengaruh besar pada
perusahaan, yaitu:
a. Lingkungan makro
Lingkungan makro terdiri dari empat kekuatan pokok antara lain politik dan
hukum, ekonomi, teknologi, dan sosial.
b. Lingkungan industri
Selain analisis lingkungan makro, perusahaan perlu melakukan analisis trend
perubahan yang terjadi dalam industri. Variabel ini tidak dapat dikendalikan
perusahaan namun dapat dipengaruhi oleh perusahaan. Terdapat 5 (lima)
kekuatan yang mempengaruhi industri, antara lain:
1) Ancaman organisasi baru yang memasuki industri.
2) Kekuatan pemasok.
3) Kekuatan pembeli.
4) Dampak produk subsitusi.
5) Persaingan dalam industri.
Identifikasi variabel eksternal ini mencakup suatu pertimbangan umtuk
memilih variabel yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan.,
sehingga manajemen dapat mengambil manfaat dari akibat yang
menguntungkan dan meminimalkan akibat yang merugikan bagi perusahaan.
Tahap penting dalam analisis ini adalah evaluasi dari kekuatan dan
kelemahan perusahaan saat ini (analisis SWOT). Analisis SWOT dilakukan
dalam dua tahap, yaitu:
a. Analisis ekstern
Bertujuan untuk mempertimbangkan peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan.
b. Analisis intern
Bertujuan untuk mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan intern
perusahaan.
Pendakatan anggaran yang komprehensif didasarkan pada ekpektasi
dimana aspek operasi yang penting akan dianalisis secara kritis dan dievaluasi
setiap periode dengan cara yang benar sehingga bantuan dari pihak yang
independen sangat penting bagi penilaian ini.
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 10
2. Pengembangan Tujuan Umum Perusahaan
Suatu perusahaan harus merumuskan tujuan umum yang ingin dicapai oleh
perusahaan sebelum merumuskan strategi. Tujuan umum ini berisi tentang:
a. Misi berfungsi sebagai pemfokus dan pemberi makna terhadap kehidupan
kerja seluruh anggita organisasi. Misi harus menetapkan bisnis perusahaan
terpisah dari bisnis pesaing.
b. Visi
Visi harus menjelaskan kondisi masa depan dari organisasi yang hendak
diwujudkan.
c. Keyakinan dasar
Merupakan keyakinan tentang kebenaran misi, visi dan langkah yang
ditempuh untuk mewujudkan visi. Keyakinan dasar ini merupakan pemicu
semangat seluruh anggota organisasi untuk mencapai tujuan.
d. Nilai dasar
Merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh seluruh anggota organisasi
dan mampu memandu mereka untuk memilih berbagai alternatif yang
diperlukan untuk menuju masa depan. Nilai dasar ini berfungsi sebagai
pembatas pengambilan keputusan oleh para anggota dalam rangka
mewujudkan visi demi tercapainya tujuan perusahaan.
Visi menjadi dasar perumusan tujuan perusahaan, karena tujuan merupakan
penjabaran dari visi perusahaan. Tujuan umum perusahaan menggambarkan
fondasi dasar tempat mengembangkan dan memperkuat kebanggaan pada
perusahaan bagi manajer, karyawan lain, pemilik, pelanggan, dan perusahaan
lain yang berhubungan secara komersial.
3. Pengembangan Sasaran Khusus Bagi Perusahaan
Tujuan dari tahap sasaran dalam proses anggaran ini adalah untuk
mengarahkan pernyataan tujuan umum ke fokus yang lebih tajam dan untuk
mentransformasikan informasi umum kepada informasi perencanaan yang lebih
spesifik. Manajemen eksekutif harus melaksanakan kepemimpinan pada tahap
perencanaan ini sehingga ada kerangka kerja yang nyata, jelas dan realistis
dalam operasi yang akan dilaksanakan untuk pencapaian sasaran yang bersifat
khusus. Hal ini akan memberikan suatu dasar bagi pengukuran kinerja.
4. Pengembangan dan Evaluasi Strategi Perusahaan
Strategi perusahaan adalah sasaran dasar, cara dan taktik yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang direncanakan. Tujuan dari
pengembangan dan penyebaran strategi adalah menemukan alaternatif terbaik
untuk mencapai tujuan umum yang direncanakan dan sasaran spesifik. Strategi
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 11
memberikan garis besar rencana tindakan bagi perusahaan. Manajemen
eksekutif harus kreatif dan langsung terlibat dalam pengembangan dan
penyesuaian strategi baru yang sedang dilaksanakan sesuai dengan variabel
relavan yang harus dikuasai manajemen.
Selain formulasi strategi, penilaian kembali strategi secara periodik juga
penting untuk menganalisis secara teliti semua variabel yang relevan dan akibat
yang mungkin terjadi atas perusahaan dimasa yang akan datang. Setiap alternatif
strategi harus dievaluasi secara mendalam dengan cara mengidentifikasi manfaat
dan kelemahan utama setiap strategi tersebut, termasuk asumsi yang mendasari.
Berikut kriteria untuk mengevaluasi strategi:
Konsistensi intern, yaitu rencana tindakan yang mendukung satu dengan yang
lain;
Realistik, yaitu rencana tindakan yang dipilih dapat dicapai meskipun berisi
tantangan;
Berfokus ke pencarian peluang dan penyelesaian masalah, yaitu rencana yang
dipilih akan dapat mewujudkan peluang dan menyelesaikan masalah utama
dan mengarah ke isu strategi utama;
Berkemampuan menyelasaikan sub problem, yaitu bahwa smua gejala juga
diselesaikan;
Bermanfaat bagi customer, yang berarti rencana harus meng-improve value
yang dihasilkan bagi customer.
5. Instruksi Perencanaan Manajemen Eksekutif
Instruksi perencanaan eksekutif yang dikeluarkan manajemen tingkat atas,
mengkomunikasikan materi perencanaan yang diperlukan semua tingkatan
manajemen untuk berpartisipasi dalam pengembangan perencanaan laba
strategis dan taktis untuk tahun anggaran mendatang. Tahap ini merupakan tahap
komunikasi dari rencana substantif kepada manajemen tingkat menengah dan
tingkat bawah. Tahap ini juga menjelaskan tujuan umum, sasaran spesifik,
strategi perusahaan dan segala macam instruksi manajemen eksekutif yang
dibutuhkan untuk mengembangkan rencana laba yang strategis dan taktis.
Perusahaan memerlukan suatu alat yang dikenal dengan cascading, yaitu
alat untuk mengkomunikasikan sasaran dan strategi ke jenjang organisasi yang
lebih rendah. Cascading pada dasarnya adalah proses pengubahan misi, visi,
keyakinan dasar, nilai dasar dan strategi anggota organisasi melalui perilaku
operasional. Cascading menjadi suatu proses sistematik penginternalisasian
misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar dan strategi organisasi ke dalam diri setiap
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 12
personel perusahaan sehingga menjadi share mission, share vision, share beliefs,
share value dan share strategies.
6. Persiapan dan Evaluasi Perencanaan Proyek
Konsep anggaran yang komprehensif mencakup suatu pendekatan yang
sistematis dan terintegrasi untuk membuat perencanan proyek, perencanaan
taktis dan perencanan strategik. Setiap manajemen perlu mengembangkan
tabel/grafik berdimensi waktu untuk keperluan pengambilan keputusan dan
perencanaan pada sub unitnya. Dalam tabel/grafik berdimensi waktu, biasanya
terdapat dua rencana, yaitu:
a. Rencana proyek
Rencana ini meliputi horizon waktu yang berbeda-beda kerana setiap proyek
mempunyai dimensi waktu yang unik, misalny: rencana untuk memperbaiki
produk yang ada, fasilitas fisik yang baru.
b. Rencana periodik
Merupakan kebutuhan manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi dan
mengendalikan operasi dalam jangka waktu yang relatif singkat dan konsisten
secara interim.
7. Pengembangan dan Persetujuan Rencana Laba Strategis dan Taktis
Setelah manajer dari berbagai pusat tanggung jawab menerima instruksi
perencanaan manajemen eksekutif dan rencana proyek, maka manajer dari
berbagai pusat tanggung jawab dapat memulai aktivitas intensifnya untuk
mengembangkan rencana laba secara strategis maupun taktis yang disusun
secara bersamaan.
Rencana laba strategik jangka panjang merupakan perencanaan
perusahaan untuk jangka waktu yang relatif lama, yakni lebih dari satu tahun
atau bahkan lebih dari lima tahun. Rencana laba strategik jangka panjang dibuat
sesuai dengan tujuan umum perusahaan, sasaran strategik, dan strategi jangka
panjang yang telah ditentukan sebelumnya. Bagian formal dari rencana ini
meliputi: laporan laba/rugi, neraca, proyeksi arus kas, rencana belanja modal,
tuntutan karyawan, rencana penelitian dan rencana penetrasi pasar jangka
panjang. Rencana jangka panjang meliputi semua bidang aktivitas utama yang
diantisipasi:
a. Penjualan, harga pokok dan laba
b. Proyek besar dan penambahan investasi modal
c. Arus kas dan pembiayaan
d. Kebutuhan dan persyaratan personel
e. Pengembalian investasi
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 13
f. Penelitian dan pengembangan
g. Informasi tentang persaingan dipasar dan analisis pangsa pasar.
Rencana laba taktis merupakan perencanaan kegiatan-kegiatan tahunan
perusahaan. Manajer, pemilik perusahaan dan pihak lain yang berkepentingan
biasanya memerlukan jadwal, hasil dari rencana laba secara periodik, laporan
kinerja dan evaluasi mengenai progress perusahaan. Laporan rencana dan
progress biasanya dibuat bulanan, tiga bulanan atau tahunan.
Bila kedua rencana laba tersebut selesai dibuat, proses persetujuan
dimulai. Proses ini meliputi persetujuan, ketidaksetujuan atau saran perbaikan.
Setelah proses persetujuan partisipasif selesai untuk setiap pusat tanggung jawab
dan smua perbedaan yang relevan diselesaikan, berbagai rencana dan program
dari pusat tanggung jawab utama digabungkan ke dalam semua rencana laba
strategis dan taktis bagi perusahaan dalam satu kesatuan.
8. Pelaksanaan Rencana Laba
Pelaksanaan rencana manajemen yang telah dikembangkan dan disetujui
dalam proses perencanaan melibatkan fungsi manajemen yaitu pengarahan
bawahan dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Manajemen yang
efektif di semua tingkat mengharuskan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan
perusahaan dikomunikasikan dan dimengerti oleh bawahannya. Perencanaan
laba yang luas dan program pengendalian dapat membantu melaksanakan fungsi
ini. Rencana, strategi, dan kebijakan yang dibuat melalui partisipasi yang besar
menetapkan dasar bagi komunikasi yang efektif.
9. Penggunaan Laporan Kinerja Periodik
Setelah rencana laba diimplementasikan selama periode tertentu, maka
diperlukan laporan kinerja periodik yang dibuat berdasarkan laporan bulanan.
Laporan kinerja ini mencakup:
a. Laporan kinerja aktual periodik
b. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang direncanakan
c. Memperlihatkan setiap perbedaan sebagai varians kinerja yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Perbedaan yang jelas harus dibuat antara laporan keuangan ekternal dan
internal. Laporan internal dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Laporan statistik yang memberikan statistik kuantitatif internal dasar
mengenai operasi perusahaan;
b. Laporan manajerial yang khusus mengenai masalah yang tidak berulang dan
masalah khusus;
c. Laporan kinerja periodik.
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 14
Laporan kinerja jangka pendek penting untuk pengendalian yang efektif.
10. Penggunaan Anggaran Biaya Fleksibel
Konsep anggaran fleksibel (anggaran variabel) hanya digunakan pada
biaya yang terpisah dari rencana laba, sehingga anggaran variabel hanya
bersifat tambahan. Anggaran fleksibel memberikan informasi yang realistik
mengenai biaya yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah anggaran
untuk berbagai macam volume output atau tingkat aktivitas dari setiap pusat
tanggung jawab.
Anggaran fleksibel menyediakan rumus untuk setiap biaya dalam pusat
tanggung jawab. Rumus tersebut menunjukkan hubungan dari biaya terhadap
output (volume kerja). Rumus anggaran fleksibel dapat diterapkan dalam
laporan pengendalian kinerja dan untuk mengembangkan jumlah biaya dalam
rencana laba taktis. Jika rumus ini dikembangkan bersamaan rencana laba
strategis dan taktis, maka dapat digunakan untuk menghitung jumlah biaya
yang dianggarkan dalam rencana laba taktis.
Perhitungan dilakukan dengan mengalikan output atau aktivitas yang
direncanakan dari setiap pusat tanggung jawab dengan tarif biaya variabel yang
berhubungan untuk setiap pusat tanggung jawab dan kemudian ditambah
dengan biaya tetap untuk pusat tersebut (Y = a + bX).
11. Penerapan Tindak Lanjut
Dalam hal ini perlu pemisahan yang jelas antara sebab dan akibat. Variasi
kinerja adalah sebuah akibat (hasil), manajemen harus dapat menentukan sebab
yang mendasarinya. Identifikasi sebab adalah tanggung jawab manajemen lini.
Analisis untuk menentukan sebab akibat ini harus diprioritaskan untuk
menentukan variasi kinerja yang menguntungkan dan tidak menguntungkan.
Pada kasus yang tidak menguntungkan maka setelah berhasil mengidentifikasi
sebab yang mendasari, maka suatu alternatif tindakan perbaikan perlu dipilih
dan kemudian diterapkan.
Dalam kasus varians yang menguntungkan, sebab yang mendasari juga
harus diidentifikasi. Penyebab yang mendasari dapat menjadi informasi yang
bernilai bagi peningkatan efisiensi dan bagi pengembangan dukungan yang
positif pada operasi dan bagi karyawan yang kurang berhasil.
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 15
Contoh kasus
Untuk menyusun Anggaran Induk PT. ABADI Triwulan 1 tahun 2017 diperlukan
Neraca dan input tambahan seabgai berikut :
PT. ABADI
NERACA PER 1 JANUARI 2017
Tabel 68 : Ramalan Penjualan Menurut Wilayah (Unit)
Wilayah Januari Februari Maret
Jateng 300 450 200
Jatim 280 500 170
Jabar 350 550 300
Biaya Variabel ( % dari Jumlah rupiah Penjualan )
Komisi 5%
Perjalanan 3%
Reklame 7%
Harta:
1. Harta Lancar
Kas Rp 10,700,000
Piutang Rp 132,930,000
Bahan Baku Rp 6,600,000
Barang jadi Rp 39,900,000
Total Current Asset Rp 190,130,000
2. Harta Tetap
Peralatan Rp 75,000,000
Akumulasi Penyusutan Rp (7,140,000)
Rp 67,860,000
Bangunan Rp 800,000,000
Akumulasi Penyusutan Rp (48,460,000)
Rp 751,540,000
Total Fixed Asset Rp 819,400,000
Total Asset Rp 1,009,530,000
Hutang dan Modal Pemegang Saham
Hutang
Hutang Dagang Rp 10,300,000
Modal Pemegang Saham
Saham biasa Rp. 10.000,- nominal sebanyak
90.000 lembar Rp 900,000,000
Sisa laba Rp 99,230,000
Jumlah Hutang dan Modal Pemegang Saham Rp 1,009,530,000
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 16
Biaya Tetap per Bulan
1 Bahan tak langsung Rp 2,000,000
2 Tenaga kerja tak langsung Rp 900,000
3 Perawatan dan reparasi Rp 1,200,000
4 Gas dan penerangan Rp 300,000
5 Energi Rp 200,000
6 Asuransi Rp 270,000
7 Penyusutan (60%
Peralatan), (40% Bangunan) Rp 1,350,000
8 Pajak Rp 600,000
9 Gaji tenaga Penjualan Rp 1,400,000
10 Gaji tenaga Pimpinan Rp 2,000,000
11 Biaya Administrasi Rp 1,500,000
Biaya Penjualan Rp 1,300,000
Persediaan Barang Jadi
Jumlah Persediaan diberi Harga Standar
1 Januari 950
31 Januari 900
28 Februari 980
31 Maret 1100
Catatan : seluruh persediaan diberi harga standar
Data-data Lain
1. Harga Penjualan Rata2 Rp 150.000/unit
2. Biaya Bahan Rp 25.000/unit
3. Pembelian bahan bulan desember Rp 25,750,000
4. persediaan akhir BB yang dianggarkan 30% dari jumlah
produksi bulan depan
5. Persediaan awaal 30% dari jumlah produksi bulan ybs.
6. Produksi April 600 Unit
7. Jam Kerja TKL 3 jam/unit
8. Bahan Baku 1 unit/produk
9. Ongkos TK Rp 2.250/jam
10. Tarif pajak perseroan 50%
Tingkat BOP, Per jam Kerja Langsung
TKTL Rp 200,-
Perawatan dan Reparasi Rp 300,-
Energi Rp 550,-
Biaya pajak upah Rp 100,-
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 17
Dari pengalaman tahun – tahun yang lalu, penjualan kredit dibayar 10% bulan yang
bersangkutan, 85% bulan berikutnya dan 5% dua bulan berikutnya. Penjualan bulan
Desember Rp. 153.000.000. penjualan tunainya di bulan Desember Rp. 5.300.000,
Januari Rp. 4.500.000, Februari 8.000.000 dan Maret 3.500.000. Pembelian
dibayar 60% di bulan yang bersangkutan dan 40% di bulan berikutnya.
Penyelesaian
1. Anggaran Penjualan
Dasar untuk menyusun anggaran penjualan dan anggaran lainnya adalah
Ramalan penjualan (sales forecast) :
Anggaran Penjualan = Ramalan Penjualan X Unit Harga
Tabel 69 : Anggaran Penjualan PT. Abadi
Triwulan 1 Tahun 2017
Wilayah Januari Februari Maret Jumlah
Unit Unit Unit Unit
1 Jateng 300 450 200 950
2 Jatim 280 500 170 950
3 Jabar 350 550 300 1200
Total 930 1500 670 3100
Tabel 70
Jumlah Unit per Wilayah per Bulan x Harga Jual per Unit
1 Jateng Rp 45,000,000 Rp 67,500,000 Rp 30,000,000 Rp 142,500,000
2 Jatim Rp 42,000,000 Rp 75,000,000 Rp 25,500,000 Rp 142,500,000
3 Jabar Rp 52,500,000 Rp 82,500,000 Rp 45,000,000 Rp 180,000,000
Total Rp139,500,000 Rp 225,000,000 Rp100,500,000 Rp 465,000,000
Harga penjualan per unit Rp. 150.000
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan
18
2. Anggaran Produksi
Anggaran Produksi = Unit Anggaran penjualan + Unit taksiran persediaan akhir
– unit persediaan awal
Tabel 71 : Anggaran Produksi PT. Abadi Triwulan 1 Tahun 2017
Keterangan Unit
Jan Februari Mar Jumlah
Anggaran penjualan 930 1,500 670 3,100
Taksiran persediaan akhir 900 980 1,100 1,100
Sub total (+) 1,830 2,480 1,770 4,200
Persediaan awal (-) (950) (900) (980) (950)
Produksi yang harus
dibuat 880 1,580 790 3,250
3. Anggaran Pembelian Bahan
a. Pembelian bahan
Anggaran pembelian bahan baku disusun berdasarkan anggaran produksi,
persediaan awal dan taksiran persediaan akhir.
Pembelian bahan = anggaran produksi + persediaan akhir – persediaan awal
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 19
Tabel 72: Anggaran Pembelian Bahan Baku PT. Abadi Triwulan 1 Tahun 2017
Unit Produksi yg di
Perlukan Januari Februari Maret Jumlah
Persediaan Akhir 880 1,580 790 3,250
Sub Total (+) 474 237 180 180
Persediaan awal (-) 1,354 1,817 970 3,430
Pembelian yg Di
perlukan (264) (474) (237) (264)
Biaya Per Unit 1,090 1,343 733 3,166
Unit Produksi yg di
Perlukan Rp 25,000 Rp 25,000 Rp 25,000 Rp 25,000
Persediaan Akhir Rp 27,250,000 Rp 33,575,000 Rp18,325,000 Rp 79,150,000
b. Anggaran Pemakaian Bahan Baku
Anggaran pemakaian bahan baku disusun berdasarkan system biaya standar (banyaknya unit
bahan yang diperlukan untuk memproduksi satu unit barang jadi).
Pemakaian bahan baku = unit bahan baku x harga per unit
Tabel 73 : Anggaran Pemakaian Bahan Baku PT. Abadi Triwulan 1 Tahun 2017
Bahan langsung yg
diperlukan Januari Februari Maret Jumlah
1. Bahan (unit) 880 1,580 790 3,250
2. Biaya bahan per unit Rp 25,000 Rp 25,000 Rp 25,000 Rp 25,000
3. Biaya pemakaian
bahan Rp 22,000,000 Rp 39,500,000 Rp19,750,000 Rp 81,250,000
4. Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Anggaran TKL disusun berdasarkan unit produksi yang harus dibuat dan standar tenaga
kerja. Standar tenaga kerja biasanya didasarkan atas time study yang dilakukan para
insinyur.
Anggaran TKL = unit produksi yang harus dibuat x jam kerja per unit x tarif perjam
Keterangan Januari Februari Maret Jumlah
1. Unit Produksi yg
Harus dibuat 880 1,580 790 3,250
2. Jam Kerja Langsung 3 3 3 3
3. Jumlah (1x2) 2,640 4,740 2,370 9,750
4. Tarif Per Jam Rp 2,250 Rp 2,250 Rp 2,250 Rp 2,250
Rp 5,940,000 Rp 10,665,000 Rp 5,332,500 Rp 21,937,500
5. Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya overhead pabrik di susun berdasarkan anggaran jam TKL dan tarif tingkat
BOP variable satu biaya tetap perbulan Anggaran BOP ini di buat per Jam Kerja Langsung
Anggaran BOP = Over Head Tetap Per Item + (Anggaran Jam Kerja Langsung + Tarif Biaya
Variable)
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 20
Tabel 74 : Anggaran Biaya Overhead Pabrik PT. Abadi Januari, 2017
Jam Kerja Langsung = 2640
Jenis Biaya Tetap Variable Jumlah
1. Bahan tak Langsung Rp 2,000,000 Rp - Rp 2,000,000
2. TKTL Rp 900,000 Rp 528,000
1
Rp 1,428,000
3. Perawatan & Reparasi Rp 1,200,000 Rp 792,000 2 Rp 1,992,000
4. Gas & Penerangan Rp 300,000 Rp - Rp 300,000
5. Energi Rp 200,000 Rp 1,452,000
3
Rp 1,652,000
6. Asurasnsi Rp 270,000 Rp - Rp 270,000
7. Penyusutan Rp 1,350,000 Rp - Rp 1,350,000
8. Pajak Rp 600,000 Rp - Rp 600,000
9. Pajak Upah Rp 264,000
4
Rp 264,000
JUMLAH Rp 6,820,000 Rp 3,036,000 Rp 9,856,000
Keterangan :
1. 2.640 x Rp.200,
2. 2.640 x Rp.300,
3. 2.640 x Rp.550,
4. 2.640 x Rp.100
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 21
Tabel 75 : Anggaran Biaya Overhead Pabrik PT. Abadi Februari, 2017
Jam Kerja Langsung = 4.740
Jenis Biaya Tetap Variable Jumlah
1. Bahan tak Langsung Rp 2,000,000 Rp - Rp 2,000,000
2. TKTL Rp 900,000 Rp 948,000
1
Rp 1,848,000
3. Perawatan & Reparasi Rp 1,200,000 Rp 1,422,000
2
Rp 2,622,000
4. Gas & Penerangan Rp 300,000 Rp - Rp 300,000
5. Energi Rp 200,000 Rp 2,607,000
3
Rp 2,807,000
6. Asurasnsi Rp 270,000 Rp - Rp 270,000
7. Penyusutan Rp 1,350,000 Rp - Rp 1,350,000
8. Pajak Rp 600,000 Rp - Rp 600,000
9. Pajak Upah Rp 474,000 4 Rp 474,000
JUMLAH Rp 6,820,000 Rp 3,036,000 Rp 12,271,000
Keterangan :
1. 4.740 x Rp.200
2. 4.740 x Rp.300
3. 4.740 x Rp.550
4. 4.740 x Rp.100
Tabel 76 : Anggaran Biaya Overhead Pabrik PT. Abadi Maret, 2017
Jam Kerja Langsung = 2.370
Jenis Biaya Tetap Variable Jumlah
1. Bahan tak Langsung Rp 2,000,000 Rp - Rp 2,000,000
2. TKTL Rp 900,000 Rp 474,000
1
Rp 1,374,000
3. Perawatan & Reparasi Rp 1,200,000 Rp 711,000
2
Rp 1,911,000
4. Gas & Penerangan Rp 300,000 Rp - Rp 300,000
5. Energi Rp 200,000 Rp 1,303,500
3
Rp 1,503,500
6. Asurasnsi Rp 270,000 Rp - Rp 270,000
7. Penyusutan Rp 1,350,000 Rp - Rp 1,350,000
8. Pajak Rp 600,000 Rp - Rp 600,000
9. Pajak Upah Rp 237,000 4 Rp 237,000
JUMLAH Rp 6,820,000 Rp 3,036,000 Rp 9,545,500
Keterangan :
1. 2.370 x Rp.200
2. 2.370 x Rp.300
3. 2.370 x Rp.550
4. 2.370 x Rp.100
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 22
6. Anggaran Persediaan Akhir
Anggaran persediaan akhir adalah jumlah rupiah yg di anggarkan untuk persediaan bahan
langsung dan persediaan barang jadi pada akhir periode. Unit Persediaan Akhir Bahan
Langsung X Harga Per Unit. Anggaran persediaan bahan jadi disusun berdasarkan : unit
persediaan barang jadi x biaya standar per unit
Tabel 77 : Anggaran Persediaan Bahan Langsung PT. Abadi (Triwulan I, 2017)
Bulan Persediaan Biaya Jumlah
Unit Per Unit Biaya
Januari 474 Rp 25,000 Rp 11,850,000
Februari 237 Rp 25,000 Rp 5,925,000
Maret 180 Rp 25,000 Rp 4,500,000
Total 891 Rp 25,000 Rp 22,275,000
Tabel 78 : Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi PT. Abadi (Triwulan I, 2017)
Bulan Persd Akhir Per Unit Biaya Standard Per Unit Jumlah
Januari 900 Rp 42,000 Rp 37,800,000
Februari 980 Rp 42,000 Rp 41,160,000
Maret 1,100 Rp 42,000 Rp 46,200,000
Total Rp 125,160,000
Anggaran Biaya Standar Per Unit
7. Anggaran HPP
Tabel 79 : Anggaran Harga Pokok Penjualan PT. Abadi
Triwulan I 2017
Keterangan Januari Februari Maret Jumlah
1. Bahan Pemakaian
Langsung
Rp 22,000,000 Rp 39,500,000 Rp 19,750,000 Rp 81,250,000
2. TKL Rp 5,940,000 Rp 10,665,000 Rp 5,332,500 Rp 21,937,500
3. BOP Rp 9,856,000 Rp 12,271,000 Rp 9,545,500 Rp 31,672,500
4. Jumlah Biaya Produksi
(1s/d3)
Rp 37,796,000 Rp 62,436,000 Rp 34,628,000 Rp 134,860,000
Di tambah
5. Persediaan Awal
Barang Jadi
Rp 39,900,000 Rp 37,800,000 Rp 41,160,000 Rp 39,900,000
6. Sub Total (4+5) Rp 77,696,000 Rp 100,236,000 Rp 75,788,000 Rp 174,760,000
Di kurang
7. Pers. Akhir Barang
Jadi
Rp 37,800,000 Rp 41,160,000 Rp 46,200,000 Rp 46,200,000
8. Anggaran HPP (6-7) Rp 39,896,000 Rp 59,076,000 Rp 29,588,000 Rp 128,560,000
42.000) (Rp 41.495 Rp7901.580880
31.672.500 Rp 21.937.500 Rp 81.250.000 Rp
ProduksiAnggaran
BOPAnggaran TKLAnggaran LangsungBahan Pemakaian Anggaran
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 23
8. Anggaran Biaya Penjualan
Anggaran Biaya Penjualan Terdiri Dari Biaya Variable Dan Biaya Tetap. Biaya Variable
Berubah Sesuai Dengan Situasi Penjualan, Sedangkan Biaya Tetap Setiap Bulan Tidak
Berubah.
Biaya Tetap Per Item + ( Nilai Penjualan X % Biaya Variable)
Tabel 80 : Anggaran Biaya Penjualan, Januari 2017
Jenis Biaya Tetap Variable Jumlah
Gaji Rp 1,400,000 Rp - Rp 1,400,000
Komisi Rp 6,975,000
1
Rp 6,975,000
Perjalanan Rp 4,185,000
2
Rp 4,185,000
Reklame Rp 9,765,000
3
Rp 9,765,000
Penjualan Rp 1,300,000 Rp - Rp 1,300,000
Jumlah Rp 2,700,000 Rp 20,925,000 Rp 23,625,000
Keterangan :
1. 5% x Rp 139.500.000 = 6.975.000,
2. 3% x Rp139.500.000 = 4.185.000,
3. 7% x Rp 139.500.000 = 9.765.000
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 24
Tabel 81 : Anggaran Biaya Penjualan, Februari 2017
Jenis Biaya Tetap Variable Jumlah
Gaji Rp 1,400,000 Rp - Rp 1,400,000
Komisi
Rp 11,250,000
1
Rp 11,250,000
Perjalanan
Rp 6,750,000
2
Rp 6,750,000
Reklame
Rp 15,750,000
3
Rp 15,750,000
Penjualan Rp 1,300,000 Rp - Rp 1,300,000
Jumlah Rp 2,700,000 Rp 33,750,000 Rp 36,450,000
Keterangan :
1. 5% x Rp 225.000.0000 = 11.250.000,
2. 3% x Rp 225.000.0000 = 6.750.000
3. 7% x Rp 225.000.0000 = 15.750.000
Tabel 82 : Anggaran Biaya Penjualan, Maret 2017
Jenis biaya Tetap Variable Jumlah
Gaji Rp 1,400,000 Rp - Rp 1,400,000
Komisi
Rp 5,025,000
1
Rp 5,025,000
Perjalanan
Rp 3,015,000
2
Rp 3,015,000
Reklame
Rp 7,035,000
3
Rp 7,035,000
Penjualan Rp 1,300,000 Rp - Rp 1,300,000
Jumlah Rp 2,700,000 Rp 15,075,000 Rp 17,775,000
Keterangan :
1. 5% x Rp. 100.500.000 = 5.025.000,
2. 3% x Rp. 100.500.000 = 3.015.000
3. 7% x Rp. 100.500.000 = 7.035.000
9. Anggaran Biaya Administrasi
Tabel 83 : Anggaran Biaya Administrasi PT. Abadi per Bulan 2017
Jenis Biaya Jumlah
Gaji tenaga penjualan Rp. 2.000.000
Biaya adminstrasi Rp. 1.500.000
Total Rp. 3.500.000
10. Anggaran Perhitungan Rugi Laba
Anggaran perhitungan rugi laba adalah merupakan anggaran hasil penjualan.
Anggaran harga pokok penjualan, anggaran biaya penjualan dan anggaran biaya
administrasi.
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 25
Tabel 84 : Anggaran Perhitungan Rugi Laba PT. Abadi
Triwulan 1 Tahun 2017
Keterangan Okt Nov Des Jumlah
1. Penjualan 139.000.000 225.0000.000 100.500.000 465.000.000
2. HPP 39.896.000 59.076.000 29.588.000 128.500.000
3. Profit Margin ( 1- 2) 99.604.000 165.924.000 70.912.000 336.500.000
Biaya Operasi
4. Biaya penjualan 23.625.000 36.450.000 17.775.000 77.850.000
5. Biaya administrasi 3.500.000 3.500.000 3.500.000 10.500.000
6. Total cost / EBIT (4+5) 27.125.000 39.950.000 21.275.000 88.350.000
7. EBT (3-6) 72.479.000 125.974.000 49.637.000 248.150.000
8. Tax (50% x 7) 36.239.500 62.987.000 24.818.500 124.045.000
EAT 36.239.500 62.987.000 24.818.500 124.045.000
11. Anggaran Kas (Cash Budget)
Anggaran kas ini sangat penting untuk menjaga supaya saldo hasil perusahaan selalu
stabil dan supaya saldo itu tidak pernah menyimpang jauh dari kebutuhan – kebutuhan
yang dihadapi perusahaan. Informasi yang dibutuhkan menyusun anggaran kas perusahaan
adalah :
a. Saldo awal kas
b. Penerimaan kas selama periode tersebut.
c. Pengeluaran kas selama periode tersebut.
Rumus : Saldo akhir = saldo awal + penerimaan – pengeluaran
Dari pengalaman tahun – tahun lalu, penerimaan dari tagihan diperoleh 10% bulan
bersangkutan, 85% bulan berikutnya dan 5% dua bulan berikutnya. Informasi lainnya dari
PT. Abadi adalah mengenai angka – angka penjualan sebagai berikut :
Tabel 85 : Anggaran Kas PT. Abadi Triwulan 1 Tahun 2017
Uraian Desember Januari Februari Maret
1. Penjualan 153.000.000 139.500.000 225.000.000 100.500.000
2. Penjualan tunai 5.300.000 4.500.000 8.000.000 3.500.000
3. Penjualan kredit 147.700.000 135.000.000 217.000.000 97.000.000
Tabel 86 : Ramalan Pengumpulan Piutang PT.Abadi
Triwulan 1 2017
Penerimaan Penjualan Kredit Januari Februari Maret
Desember 147.700.000
85% 125.545.000
5% 7.385.000
Januari 135.000.000
10% 13.500.000
85% 114.750.000
5% 6.750.000
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 26
Februari 217.000.000
10% 21.700.000
85% 184.450.000
Maret 97.000.000
10% 9.700.000
TOTAL 596.700.000 139.045.000 143.835.000 200.900.000
Untuk ramalan pengeluaran kas, dasar penyusunannya adalah pembayaran pembeliaan
bahan langsung (BB). Pembeliaan PT. ABADI di bayar 60% dibulan yang bersangkutan dan
40% dibulan berikutnya.
Tabel 87 : Ramalan Pengeluaran Kas - Bahan Baku Langsung PT. Abadi Tri Wulan I
2017
Bulan Pembelian Januari Februari Maret
1. Desember 25.750.000
40% 10.300.000
2. Januari 27.250.000
60% 16.350.000
40% 10.900.000
3. Februari 33.575.000
60% 20.145.000
40% 13.430.000
4. Maret 18.325.000
60% 10.995.000
JUMLAH 104.900.000 26.650.000 31.045.000 24.425.000
Tabel 88 : Anggaran Penerimaan Kas
Triwulan I Tahun 2017
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan I
1. SALDO AWAL KAS 10,700,000 49,784,500 46,051,500 10,700,000
PENERIMAAN
2. Piutang 139,045,000 143,835,000 200,900,000 483,780,000
3. Penjualan tunai 4,500,000 8,000,000 3,500,000 16,000,000
4. Jmh penerimaan (2+3) 143,545,000 151,835,000 204,400,000 499,780,000
5. Kas tersedia (1+4) 154,245,000 201,619,000 250,415,500 510,480,000
PENGELUARAN
6. Bahan langsung 26,650,000 31,045,000 24,425,000 82,120,000
7. TKL 5,940,000 10,665,000 5,332,500 21,937,500
8. Overhead Pabrik *) 8,506,000 10,921,000 8,195,500 27,622,500
9. Biaya penjualan 23,625,000 36,450,000 17,775,000 77,850,000
10. Biaya administrasi 3,500,000 3,500,000 3,500,000 10,500,000
11. Pajak Penghasilan 36,239,500 62,987,000 24,818,500 124,045,000
12. Jml pengeluaran (6 s/d 11) 104,460,500 155,568,000 84,046,500 344,075,000
13. Saldo akhir (5 – 12) 49,784,500 46,051,000 166,369,000 166,405,000
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 27
*) OVERHEAD PABRIK
BOP/ bulan 9,856,000 12,271,000 9,545,500
Penyusutan 1,350,000 1,350,000 1,350,000
Jumlah 8,506,000 10,921,000 8,195,500
12. Anggran Neraca (Budgeted Balance Sheet)
Anggaran neraca memperlihatkan rencana posisi keuangan perusahan. Anggaran ini disusun
dengan rumus : HARTA = UTANG + MODAL
Tabel 89 : Anggaran Neraca PT. Abadi
31-Mar-17
Assets:
1. Current Assets
Cash 166,405,000
A/R (A) 98,150,000
Bahan (B) 4,500,000
Barang Jadi ('C) 46,200,000
Total CA 315,255,000
2. Fixed Assets (FA):
Peralatan 75,000,000
Akumulasi Penyusutan (D) 9,570,000 (-)
65,430,000
Bangunan 800,000,000
Akumulasi Penyusutan (E) 50,080,000 (-)
749,920,000
Total FA 815,350,000
Total Assets 1,130,605,000
Passiva
1. Liabilities & Equity
Hutang Dagang (F) 7,330,000
Modal Pemilik/Equitas
saham biasa, nominal Rp 10.000
dikeluarkan dan portepel 90 .000
900,000,000
2. Sisa laba (G) 223,275,000
3. Jumlah Modal Pemilik / EQUITAS 1,123,275,000
Jumlah Passiva 1,130,605,000
Dewi Cahyani Pangestuti
Penganggaran Perusahaan 28
Catatan:
a
Piutang Per 31 Maret
5 % dari penjualan Februari = Rp 217.000.000 Rp 10,850,000
90 % dari penjualan Maret = Rp 97.000.000 Rp 87,300,000 (+)
Rp 98,150,000
b
Bahan yang tersedia untuk dipakai :
1. Persediaan awal januari Rp 264
2. Pembelian selama Tri wulan I Rp 3,166 (+)
3. Jumlah Rp 3,430
4. Produksi selama Tri wulan I (-) Rp 3,250 (-)
5. Persediaan akhir bahan per 31 maret (3-4) Rp 180
6. Biaya per Unit Rp 25,000 (x)
7. Biaya persediaan akhir (5x6) Rp 4,500,000
c
1. Unit persediaan barang jadi per 31 maret Rp 1,100
2. Biaya standar per unit Rp 42,000 (x)
3. Biaya persediaan barang jadi (1x2) Rp 46,200,000
d
1. Akumulasi penyusutan peralatan,1 jan Rp 7,140,000
2. Penyusutan Tri wulan I (Rp 1.350.000 x 3
Bln x 60%)
Rp 2,430,000
(+)
Rp 9,570,000
e
1. Akumulasi penyusutan Bangunan,1 jan Rp 48,460,000
2. Penyusutan Tri wulan I (Rp 1.350.000x3
Bln x 40% )
Rp 1,620,000
(+)
Rp 50,080,000
f
40% dari pembeliaan bulan maret (Rp
18.325.000) Rp 7,330,000
g
1. Sisa laba per 1 januari Rp 99,230,000
2. Laba bersih Tri wulan I Rp 124,045,000 (+)
3. Sisa laba, per 1 maret Rp 223,275,000