Post on 04-Jan-2016
description
ANATOMI KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
Oleh :
Nama : Dian Kusumawardani NIM : B1J013053 Rombongan : III Kelompok : 1 Asisten : Sumana
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katak adalah salah satu anggota Classis Amphibia. Amphibia adalah vertebrata yang
secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar (tidak ada yang di air laut) dan di darat.
Sebagian besar mengalami metamorfosis berudu (akuatis dan bernafas dengan insang) ke
dewasa (amphibius yang bernafas dengan paru-paru), namun beberapa jenis Amphibia
tetap mempunyai insang selama hidupnya. Jenis-jenis yang ada sekarang tidak mempunyai
sisik luar. Kulit Amphibi biasanya tipis dan basah (Manter and Miller, 1959).
Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) merupakan hewan yang dapat hidup di darat
dan di air sehingga di klasifikasikan sebagai anggota Classis Amphibia. Habitat katak sawah
tergolong luas karena kemampuannya untuk beradaptasi cukup tinggi. Katak Sawah
merupakan hewan berdarah dingin, suhu tubuhnya mengikuti suhu disekelilingnya, baik
suhu udara maupun suhu air. Katak Sawah umumnya memiliki panjang tubuh mulai dari 3,5
cm hingga mencapai 90 cm, kulitnya licin, atau kasar. Kulit Katak juga memiliki fungsi lain
disamping berguna untuk penutup tubuhnya, yaitu untuk respirasi. Proses respirasi juga
memungkinkan untuk terjadi melalui kulit, kulit harus selalu basah apabila katak berada di
luar air. Kulit Katak Sawah selalu basah karena memiliki lendir yang di hasilkan oleh
kelenjar-kelenjar berbentuk piala (Jasin, 1989).
Praktikum kali ini menggunakan Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) sebagai
preparat untuk mewakili spesies dari kelas Amphibi. Katak Sawah dipilih sebab ukurannya
cukup besar dan mudah untuk diperoleh, serta tidak beracun. Cara hidup Katak Sawah
sederhana dan mudah untuk dipelajari. Susunan tubuhnya mudah untuk dipelajari karena
Katak Sawah mempunyai banyak persamaan dalam bentuk dan fungsi tubuh vertebrata
tingkat tinggi termasuk manusia, juga struktur dan organ-organ penyusun tubuhnya
lengkap dan jelas sehingga memudahkan praktikan untuk mempelajari dan mengamatinya.
B. Tujuan
Tujuan dari acara praktikum kali ini yaitu untuk mengamati dan mempelajari
morfologi dan anatomi Katak Sawah (Fejervarya cancrivora).
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kata amphibi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu “Amphi”
(rangkap) dan “bios” (hidup). Diartikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata)
dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut yang hidup di dua alam,
yakni di air dan di daratan. Karena itu Amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai
dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Umumnya, Amphibia mempunyai siklus
hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan (Zug, 1993).
Amphibi ketika fase berdu, hidup di perairan dan bernafas dengan insang, dan pada
fase ini berudu bergerak menggunakan ekor. Amphibi ketika fase dewasa hidup di darat
dan bernafas dengan paru-paru. Fase dewasa ini Amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan
cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan
menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Hewan yang
tergolong anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di
dalam liang dan bergerak dengan cara melompat (Zug, 1993).
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik.
Mata pada Amphibi terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata
dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem
syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi
lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Cerebellum konvulasi hampir
tidak berkembang. Saat fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan
bahan pelembab atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua Amphibi melalui siklus
hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Beberapa Amphibi, misalnya anggota
Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup
tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni.
Terdapat beberapa jenis Amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi
pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Beberapa jenis Amphibi yang
lainnya juga hanya hidup di darat selama hidupnya. Kelompok ini tidak terdapat stadium
larva dalam air (Duellman and Trueb, 1986).
Klasifikasi Fejervarya cancrivora menurut Jasin (1989) adalah sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Ranidae
Genus : Fejervarya
Spesies : Fejervarya cancrivora
Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) termasuk ordo Anura. Kepala dan tubuhnya
bersatu, tidak mempunyai leher dan juga tidak mempunyai ekor. Katak tidak mempunyai
ekor, karena menghalang-halangi gerak meloncat. Anggota gerak depan lebih pendek dan
kecil dibandingkan yang belakang. Jari-jarinya hanya ada empat buah. Jari-jari anggota
belakang ada lima buah. Anggota gerak bagian belakang ini jauh lebih besar dan panjang.
Otot pahanya besar dan kuat untuk meloncat. Selaput renang yang terdapat antara jari-jari
belakang digunakan untuk memudahkan berenang. Fertilisasinya eksternal, larva (berudu)
dengan ekor dan sirip-sirip median (Mahardono, 1980).
Katak Sawah dimasukkan ke dalam ordo Anura. Nama Anura mempunyai arti tidak
memiliki ekor (anura: a tidak, ura ekor). Seperti namanya, anggota ordo ini mempunyai ciri
umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan
tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini
mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat (Duellman and Trueb, 1986).
Tubuh Katak menunjukkan keadaan yang serupa dengan anggota-anggota lain
dalam ordonya (Anura), menjadi diperpendek, oleh sebab itu tidak ada cauda. Hewan-
hewan yang berenang dalam air antara caput dan truncus tidak jelas (Radiopoetra, 1991).
Kepala Katak Sawah menyatu pada badan, lubang hidung, dan mata terletak pada bagian
atas kepala. Katak mengalami metamorfosis dari insang dan paru-paru untuk bernapas di
darat, selain itu kulit juga di gunakan untuk bernapas. Beberapa katak hidup di air, oksigen
diabsorbsi dengan menggunakan pundi-pundi kulit. Modifikasi pada kulit meningkatkan
area permukaan respirasi (Halliday et al, 1994).
Tubuh Amphibia khususnya Katak, terdiri dari kepala, badan, dan leher yang belum
tampak jelas. Sebagian kulit, kecuali pada tempat-tempat tertentu, terlepas dari otot yang
ada di dalamnya, sehingga bagian dalam tubuh katak berupa rongga-rongga yang berisi
cairan limfa subkutan (Djuhanda, 1982). Amphibi dewasa memiliki mulut lebar dan lidah
yang lunak yang melekat pada bagian depan rahang bawah. Paru-paru selalu ada seperti
yang terdapat pada kelompok salamander, dan sebagian besar pernafasan juga dilakukan
oleh kulit (Djuhanda, 1974).
Kulit Katak Sawah hampir selalu basah karena adanya sekresi kelenjar-kelenjar
mucus yang banyak terdapat didalamnya. Kulit Katak juga banyak mengandung kapiler-
kapiler darah dari cabang-cabang vena kutanea magna dan arteri kutanea (Djuhanda,
1982). Selain kulit, pernafasan juga dilakukan melalui epitel, mulut, dan larynxs. Bibir, mata,
dan kelenjar yang menjaga kelembaban mata juga ikut berkembang (Djuhanda, 1974).
Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) tidak mempunyai ekor dan leher, antara
kepala dan badan tidak mempunyai batas yang nyata, kaki depannya pendek, sedangkan
kaki belakangnya panjang yang berguna untuk melompat, kulitnya halus dan licin, banyak
mengandung kelenjar dan belum mempunyai pengatur suhu tubuh, karena suhu tubuh
pada katak dipengaruhi oleh lingkungannya. Katak Sawah ketika pada tingkat
larva/kecebong hidup dalam air dan bernapas dengan menggunakan insang, setelah
dewasa hidup didarat dan bernapas dengan paru-paru dan kulitnya, Katak banyak hidup
disawah atau dikolam. Katak merupakan salah satu kelas Amphibi yang memiliki panjang
mulai dari 3,5 cm sampai dengan 90 cm. Amphibi merupakan vertebrata yang hidup di dua
alam, yaitu di darat dan di air (Radiopoetro, 1996).
III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau dan gunting bedah.
Bahan yang digunakan adalah katak sawah (Fejerfarya cancrivora) , tissue dan air
keran.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Katak di matikan dengan cara ditusuk kepalanya menggunakan gunting lalu diletakkan
di dalam baki pembedahan.
2. Rongga mulut (Cavum oris) diamati dengan menggunting sudut mulutnya agar bagian-
bagiannya terlihat lebih jelas.
3. Katak di kuliti dengan cara menggunting kulit katak dari medio-posterior kearah
interior sehingga seluruh kulit ventral terlepas.
4. Setelah kulit terlepas lalu bagian perut katak dibedah dengan dengan menggunakan
gunting bedah, di mulai dari bagian posterior ke arah interior.
5. Setelah pembedahan selesai organ-organ yang terlihat diamati dan dituliskan
keterangannya sesuai dangan gambar yang ada pada diktat praktikum.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil bahwa tubuh
Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) tersusun atas caput (kepala), truncus (badan),
extrimitas anterior (kaki bagian depan) dan extrimitas posterior (kaki bagian belakang).
Bagian caput (kepala) terdiri dari berbagai organ seperti cavum oris (rongga mulut) yang
berfungsi untuk pengambilan makanan dan pernafasan, organon visus (mata) yang
dilindungi oleh 2 buah kelopak mata yaitu berupa palpebra superior dan palpebra inferior
serta selaput nictitans yang berfungsi untuk melindungi bola mata, lalu terdapat membran
tympani (selaput gendang pendengaran) yang mana membran tersebut dikelilingi oleh
annulus tympanicus yang ditengahnya terdapat columella, selain itu pula terdapat saccus
vokalis berupa kantung suara yang hanya terdapat pada katak sawah jantan. Extrimitas
anterior atau kaki bagain depan terbagi menjadi beberapa bagian seperti antebrachium
(lengan bawah), brachium (lengan atas) dan manus dengan 4 buah digiti (jari-jari).
Extrimitas posterior atau kaki bagian belakang terbagi pula menjadi beberapa bagian
seperti femur (paha), crus (betis), pes (telapak kaki), pada digitinya terdapat selaput renang
(web) yang berfungsi untuk membantunya pada saat berada di air untuk berenang
(Djuhanda, 1982).
Rongga mulut Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) terdiri dari beberapa bagian
organ-organ yaitu berupa os vomer, choane, maksilla, tuba eustachius, glottis, mandibulla,
lingua, lubang oesophagus dan osteo tuba auditivas. Menurut Djuhanda (1982) , rongga
mulut (cavum oris) pada Katak terdapat beberapa organ yang dapat dilihat antara lain lidah
(lingua). Pangkal lingua melekat pada ujung anterior dan ujung dari lingua
bifurkat (bercabang). Terdapat choane di bagian langit-langit. Terdapat dua pasang nares
padanya yang terdapat klep untuk menolak air pada waktu di dalam air, mata berkelopak,
bergigi dan lidah dapat dijulurkan ke muka, lembar gendang telinga terletak di sebelah luar.
Skeleton sebagian berupa tulang keras.
Sistem pencernaan Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) terdiri atas cavum oris,
pharynk, oesophagus, gastrum, pylorus, duodenum, intestine, mesentherium, colon,
rectum, dan terakhir bermuara di cloaca. Terdapat pula derivat-derivat usus berupa
kelenjar-kelenjar pencernaan makanan yaitu berupa hati (hepar) dan pancreas. Menurut
Radiopoetro (1977) , sistem pencernaan pada Katak terdiri atas rongga mulut (cavum oris),
faring, oesophagus, gastrum, duodenum, intestine, colon dan cloaca. Cavum oris ukurannya
lebar. Bangunan-bangunan yang berbeda di dalam cavum oris ialah dentes dan lingua.
Cavum oris bagian dasar, sebelah anterior berpangkal lingua dengan ujung yang bebas di
sebelah posterior. Ujungnya berlekuk sehingga nampak bercabang dan oleh karena itu
disebut difida. Lingua dapat dijulurkan keluar dengan cepat yang berfungsi untuk
menangkap dan memasukkan mangsanya ke dalam mulut.
Menurut Djuhanda (1982) , saluran pencernaan pada Katak (Fejervarya cancrivora)
terdiri dari oesophagus pendek yang terletak sesudah rongga mulut. Duodenum merupakan
bagian permulaan dari usus halus dengan lambung yang dibatasi dengan pilorus. Hati terdiri
dari beberapa lobi dan di dalamnya terdapat ductus hepaticus dan ductus cysticus.
Pankreas sebagai kelenjar eksokrin yang menghubungkan enzim-enzim. Kloaka sebagai
tempat bermuaranya rectum dan merupakan tempat bermuaranya saluran pencernaan
dan urogenital.
Sistem urogenitalia pada Katak merupakan suatu sistem gabungan karena masing-
masing sistem tergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk sistem ekskresi
maupun untuk sistem reproduksi. Sistem eksresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang
tidak berguna dilakukan oleh kulit, paru-paru, dan beberapa zat yang tidak berguna itu
dilepaskan oleh hati berupa empedu dan yang terpenting dilakukan oleh ren. Ren
merupakan alat filter paling selektif untuk membuang sisa-sisa zat organik dan garam-
garam mineral dari pembuluh darah (Jasin, 1989) .
Sistem ekskresi pada Katak terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria, dan pappila
urogenitalis. Sepasang ren yang memanjang, melekat pada dinding dorsal abdomen, kanan
dan kiri linea mediana. Ureter ialah saluran yang keluar dari ren, ia berjalan ke caudal
berakhir pada pappila urogenitalis yang bermuara pada cloaca. Sebuah tonjolan keluar
berupa kantung dua lobi berdinding tipis terdapat pada dinding cloaca yang meluas ke
dalam cavum abdominalis. Kantung ini berguna untuk menyimpan urine dan disebut vesica
urinaria (Radiopoetro, 1977).
Sistem urogenitalia Katak Sawah betina terdiri atas osteum tuba, tuba falopii,
corpus adiposum, oviduct, ren, ureter, vesica urinaria, dan cloaca. Menurut Guyer and Lane
(1964) , organ sistem urogenitalia pada Fejervarya cancrivora betina meliputi ovarium
berpasangan melekat pada dinding tubuh bagian dorsal yang disokong oleh selaput yang
disebut mesovarium. Organ pembentuk ova pada hewan betina sangat besar dan
berbentuk hitam berlipat-lipat penuh ova. Ova yang telah masak akan diikuti dengan
pecahnya dinding ovarium, sehingga terjadi penyebaran ova ke dalam rongga badan. Hal Ini
terjadi pula oleh gerakan-gerakan silia dari selaput peritoneum (selaput-selaput pada
daerah abdomen) yang menempel pada dinding dorsal tubuh dengan bantuan konstraksi
otot-otot abdomen ova akan terdorong ke depan menuju osteum tuba yaitu sepanjang
lubang seperti corong, pangkal dari oviduct yang letaknya di kiri kanan oesophagus.
Sistem urogenitalia Katak Sawah jantan terdiri atas corpus adiposum, kelenjar
adrenal, ren, sepasang testis yang berfungsi menghasilkan sperma, ureter, vesica urinaria,
dan cloaca yang merupakan suatu muara dari tiga saluran yaitu pencernaan, saluran
kelamin (Reproduksi) dan pengeluaran (Ekskresi). Menurut Zug, (1993) katak jantan
mempunyai sepasang testis berbentuk oval dan berwarna putih terletak di sebelah atas
ginjal. Testis terdapat saluran yang disebut Vas differens yang bermuara di kloaka. Bagian
ureter yang dekat kloaka mengalami pembesaran yang disebut vesica urinaria yang
berfungsi untuk penampungan sementara spermatozoa.
Fejervarya cancrivora mempunyai dua pasang extrimitas, yaitu extrimitas anterior
dan extrimitas posterior. Susunan muscullusnya berhubungan dengan kompleks dari
extrimitas posterior (Radiopoetro, 1977). Katak jantan dapat dikenali pada masa
berkembang biak melalui extrimitas posterior, yaitu pada medio ventral jari pertama
terdapat penebalan kulit dengan hyper pigmentasi. Penebalan berguna untuk memegang
hewan betina pada waktu meletakkan telur-telurnya dalam fertilisasi (Yatim, 1990).
Extriminitas anterior dari Katak Sawah terdiri dari brachium, antebrachium, carpus
dan digiti. Brachium (lengan atas) berupa humerus, antebrachium yang berupa radio-ulna,
dan digiti berjumlah 4. Extriminitas posterior terdiri dari femur (paha), crus (bagian kaki
bawah), pes (telapak) dan digiti. Pes terdiri atas tibia dan fibula dan pes terdiri dari meta
tarsus dan digiti yang berjumlah 5 (Djuhanda, 1982).
Daerah extrimitas posterior terdapat muscullus trisep femoris, muscullus gracillis
minor, muscullus gracillis mayor, muscullus sartorius, muscullus adductor magnus. Bagian
crus dibangun oleh muscullus gastronimeus, muscullus tibialis anticus longus, muscullus
tibialis anticus brevis, muscullus tibialis posticus, dan juga terdapat otot tendon dan tulang
tibio fibula (Moment, 1967).
Tubuh Katak terdapat berbagai macam otot yang tersebar di seluruh tubuh Katak.
Otot-otot pada Katak dibagi menjadi dua, yaitu otot-otot ventral tubuh yang terdiri dari
kelompok ventral dari otot, dorsal dari kelompok ventral dan ventral dari kelompok otot
proksimal. Otot-otot tersebut berfungsi untuk alat gerak sesuai dengan sistem muscular.
Otot-otot pada extrimitas posterior yaitu bagian femur dibangun oleh otot-otot (yang
letaknya lateral ke medial) berturut-turut, muscullus trisep femoris, otot besar yang
letaknya paling lateral, muscullus sartorius, otot pipih yang letaknya sebelah medial dari
muscullus femoris, muscullus adductor magnus, medial dari muscullus sartorius dari luar
tampak sebagai kerucut, muscullus gracillis mayor, otot-otot yang agak besar pada femur
bagian medial, muscullus gracillis minor, yang berbentuk pita tipis biasanya ikut terbawa
waktu menguliti (Djuhanda, 1982).
Tubuh Katak dan juga vertebrata lainnya tersusun atas 3 macam otot. Otot polos
yang kerjanya involunter. Otot lurik yang kerjanya volunter dan otot jantung yang kerjanya
involunter. Sistem otot pada Katak dibagi menjadi empat bagian, yaitu sistem otot pada
bagian kepala, sistem otot daerah pectoral, sistem otot daerah abdomen dan sistem otot
pada extrimitas posterior. Sistem otot pada bagian kepala terdiri dari muscullus
mandibularis dan muscullus submandibularis. Sistem otot pada daerah pectoral terdiri dari
muscullus pars episternalis, muscullus pars scapularis, muscullus coracoradialis, muscullus
deltoideus, muscullus epicoracoid, dan muscullus abdominalis. Muscullus pectoralis terdiri
dari tiga muscullus, yaitu muscullus coracoradialis, muscullus epicoracoid dan muscullus
abdominalis. Sistem otot daerah abdomen terdiri dari muscullus rectus abdominis,
muscullus obliqus externus dan muscullus obliqus internus. Muscullus rectus abdominis
terdapat medio ventral tubuh yang ditengahnya terdapat tendo berwarna putih yang
disebut linea alba dan juga terdapat inscriptio tendinae (Moment, 1967).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tubuh Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) tersusun atas caput (kepala), truncus
(badan), extrimitas anterior (kaki bagian depan) dan extrimitas posterior (kaki bagian
belakang).
2. Sistem pencernaan Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) terdiri atas cavum oris,
pharynk, oesophagus, gastrum, pylorus, duodenum, intestine, mesentherium, colon,
rectum, dan terakhir bermuara di cloaca. Selain itu terdapat derivat-derivat usus
berupa kelnjar-kelenjar pencernaan makanan yaitu berupa hati (hepar) dan pancreas.
3. Sistem urogenitalia Katak Sawah betina terdiri atas osteum tuba, tuba falopii, corpus
adiposum, oviduct, ren, ureter, vesica urinaria, dan cloaca.
4. Sistem urogenitalia Katak Sawah jantan terdiri atas corpus odiposum, kelenjar adrenal,
ren, sepasang testis yang berfungsi menghasilkan sperma, ureter, vesica urinaria, dan
cloaca yang merupakan suatu muara dari tiga saluran yaitu pencernaan, saluran
kelamin (Reproduksi), dan pengeluaran (Ekskresi).
5. Sistem otot pada Katak dibagi menjadi empat bagian, yaitu sistem otot pada bagian
kepala, sistem otot daerah pectoral, sistem otot daerah abdomen dan sistem otot
pada extrimitas posterior.
B. Saran
Saran untuk praktikan sebaiknya para praktikan memanfaatkan waktu praktikum
dengan baik dan seefisien mungkin agar jalannya praktikum sesuai dengan jadwal dan tidak
berdampak kepada rombongan selanjutnya, selain itu praktikan juga harus benar-benar
mempelajari dan menekuni segala hal yang didapat dan dipelajari ketika praktikum
berlangsung. Saran untuk laboran, sebaiknya alat-alat dan bahan yang akan digunakan
untuk praktikum disiapkan lebih lengkap dan tetap dijaga kebersihannya. Saran untuk
asisten yaitu, saya sebagai praktikan berharap mendapat pengarahan yang maksimal
sehingga bisa melaksanakan praktikum dengan lebih nyaman lagi dan memperoleh tujuan
dari praktikum serta ilmu dan wawasan yang lebih luas lagi.
DAFTAR REFERENSI
Djuhanda, T. 1974. Analisa Struktur Vertebrata. Armico, Bandung.
Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Armico, Bandung.
Duellman, W.E. and L.Trueb. 1986. Biology of Amphibians. McGraw – Hill Book Company, New York.
Guyer dan Lane . 1964 . Animal Biology .Herper and Row , New York.
Halliday, et al. 1994. The Encyclopedia of Reptiles and Amphibian. Andromeda Oxford, Inggris
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata untuk Universitas . Sinar Wijaya, Surabaya.
Mahardono. A. 1980. Anatomi Katak. PT Internusa, Jakarta.
Manter, H. W. and Miller. 1959. Introduction to Zoology. Harper and Brothers, New York.
Moment, G.B. 1967. General Zoologi. Bentley Glass, Boston.
Radiopoetro, 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Radiopoetro, 1991. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Radiopoetro. 1996. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Yatim, W. 1990. Biologi Modern: Histologi. Tarsito, Bandung.
Zug, George R. 1993. Herpetology : an Introductory Biology of Ampibians andreptiles. Academic Press, London.