Post on 16-Oct-2021
i
ANALISIS TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN
DIREKTIF PADA IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PADA
RADIO FORTUNA FM KUTOARJO PERIODE TAHUN 2012-
2016 DAN SKENARIO PEMNELAJARANNYA DI KELAS XII
SMA
SKRIPSI
Disusun sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Yuli Nirwanti
NIM 132110013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2017
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (Q.S. Al-Insyiroh: 6).
“Barang siapa keluar mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah” (HR.
Turmudzi).
“Barang siapa berjalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan
baginya ke surga” (HR. Muslim).
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil‟alamiin, dengan kerendahan hati skripsi ini saya
persembahkan untuk:
1. Orang tuaku tercinta Bapak Mariman dan Ibu Suratmi, terima kasih atas kasih
sayang, motivasi, dan doa-doa yang selalu kalian panjatkan untukku.
2. Kakakku (Mba Ruwi) dan adikku (Dik Yanti) yang selalu memberikan
semangat, kasih sayang untukku.
3. Teman-teman seperjuangan, khususnya PBSI kelas A yang senantiasa
bersama, terima kasih kerena telah membantu dan selalu memberikan
semangat.
4. Mas Sukur yang selalu member semangat dan dukungan.
v
vi
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas
limpahan rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi berjudul “Analisis Tindak Tutur Representatif dan Direktif pada Iklan
Layanan Masyarakat pada Radio Fortuna FM Kutoarjo Periode Tahun 2012-2016
dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XII SMA”. Skripsi ini penulis susun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari dapat
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih dan rasa hormat kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberi
kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas
Muhammadiyah Purworejo;
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purworejo yang telah memberikan izin dan rekomendasi penelitian kepada
penulis sehingga penelitian terlaksana dengan baik;
3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus
pembimbing I Drs. H. Bagiya, M. Hum. yang telah memberikan perhatian
dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
4. Ibu Nurul Setyorini, M.Pd. selaku pembimbing II dengan penuh keiklasan
dan kesabaran telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberi
masukan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini;
5. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan ilmu dan nasihatnya kepada penulis;
6. Bapak Wisnu Sugiharto P., A.Md. yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk meneliti iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM
Kutoarjo;
7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberi motivasi dan dukungan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
vii
Semoga Allah melimpahkan hidayah dan memberikan balasan atas budi
baik semua pihak. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
dan digunakan sebagaimana mestinya.
Purworejo, Juni 2017
Penulis,
Yuli Nirwanti
viii
ABSTRAK
Nirwanti, Yuli. 2017. “Analisis Tindak Tutur Representatif dan Direktif pada
Iklan Layanan Masyarakat pada Radio Fortuna FM Kutoarjo Periode Tahun 2012-
2016 dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XII SMA”. Skripsi. Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. FKIP. Universitas Muhammdiyah Purworejo. 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) tindak tutur
representatif pada iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo
periode tahun 2012-2016; (2) tindak tutur direktif pada iklan layanan masyarakat
pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016; (3) skenario
pembelajaran iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode
tahun 2012-2016 di kelas XII SMA.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian
ini tindak tutur representatif dan tindak tutur direktif pada iklan layanan
masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2013. Sumber
data penelitian ini iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo
periode tahun 2012-2016. Instrumen penelitian ini adalah penulis sendiri sebagai
peneliti yang dibantu dengan alat pencatat data. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat.
Teknik analisis data yang digunakan teknik analisis isi. Hasil analisis data
disajikan dengan metode informal.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) tindak tutur
representatif dalam iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo
periode tahun 2012-2106 sebanyak 23 tuturan, yaitu tindak tutur representatif
menyatakan 6 tuturan, tindak tutur representatif mengakui 3 tuturan, tindak tutur
representatif mengemukakan pendapat 3 tuturan, dan tindak tutur representatif
memberitahukan 11 tuturan; (2) tindak tutur direktif dalam iklan layanan
masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016 sebanyak
26 tuturan, yaitu tindak tutur direktif menyuruh 8 tuturan, tindak tutur direktif
meminta 1 tuturan, tindak tutur direktif menyarankan 9 tuturan, dan tindak tutur
direktif mengajak 9 tuturan; (3) skenario pembelajaran iklan layanan masyarakat
pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016 di kelas XII SMA
berdasarkan kurikulum 2013 dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
Skenario pembelajaran tersebut meliputi: (1) menyampaikan materi struktur dan
kaidah teks iklan; (2) menyediakan naskah iklan layanan masyarakatdari radio
Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016 untuk dicermati peserta didik; (3)
peserta didik mendiskusikan iklan layanan masyarakat tersebut berdasarkan
struktur dan kaidah teks iklan; (4) peserta didik menginterpretasi iklan layanan
masyarakat tersebut bersama dengan kelompok masing-masing; (5) peserta didik
membacakan hasil diskusi di depan kelas.
Kata kunci: tindak tutur representatif, direktif, iklan layanan masyarakat.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN ................................................................................................ ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... v
PRAKATA .......................................................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6
C. Batasan Masalah .......................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
G. Penegasan Istilah ......................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 12
1. Kajian Buku ........................................................................... 12
2. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 13
B. Kajian Teoretis ........................................................................... 27
1. Pengertian Pragmatik ............................................................. 27
2. Konteks dan Situasi Tutur ..................................................... 30
3. Tindak Tutur .......................................................................... 36
4. Jenis Tindak Tutur .................................................................. 40
5. Iklan Layanan Masyarakat ..................................................... 44
6. Radio ....................................................................................... 48
7. Skenario Pembelajaran Bahasa di SMA ................................. 49
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian ......................................................................... 59
B. Fokus Penelitian ........................................................................ 59
C. Sumber Penelitian ....................................................................... 60
D. Instrumen Penelitian ................................................................... 60
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 61
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 62
G. Teknik Penyajian Hasil Analisis ................................................ 63
x
BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA
A. Penyajian Data Hasil Penelitian ................................................. 64
B. Pembahasan Data Hasil Penelitian ............................................. 90
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................... 136
B. Saran ........................................................................................... 137
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tindak Tutur Representatif Menyatakan .............................................. 65
Tabel 2. Tindak Tutur Representatif Mengakui .................................................. 67
Tabel 3. Tindak Tutur Representatif Mengemukakan Pendapat ......................... 69
Tabel 4. Tindak Tutur Representatif Memberitahukan ...................................... 72
Tabel 5. Tindak Tutur Direktif Menyuruh .......................................................... 76
Tabel 6. Tindak Tutur Direktif Meminta ............................................................ 79
Tabel 7. Tindak Tutur Direktif Menyarankan ..................................................... 80
Tabel 8. Tindak Tutur Direktif Mengajak ........................................................... 84
xii
DAFTAR SINGKATAN
FM : Frequency Modulation
ILM : Iklan Layanan Masyarakat
PSA : Public Service Announcement
KB : Keluarga Berencana
HP : hand phone
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Penelitian
Lampiran 2 : Silabus
Lampiran 3 : RPP
Lampiran : Kartu Bimbingan Skripsi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, dan penegasan istilah. Di bawah ini, penulis menguraikan satu
per satu isi dari bab pendahuluan.
A. Latar Belakang
Bahasa mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan
manusia. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat berkomunikasi
dengan orang lain karena secara lahiriah manusia lahir sebagai makhluk
sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Melalui bahasa
manusia dapat memperoleh pengetahuan, dapat saling bertukar pendapat,
ide atau gagasan mengenai suatu hal. Sebagai alat komunikasi, bahasa
mampu menimbulkan adanya rasa saling mengerti antara penutur dan
mitra tutur atau antara penulis dan pembaca. Bahasa dalam proses
berkomunikasi mutlak diperlukan oleh setiap manusia, bahkan selalu
digunakan manusia dalam segala kegiatannya.
Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu kombinasi perbuatan-
perbuatan atau tindakan-tindakan serangkaian unsur-unsur yang
mengandung maksud dan tujuan. Tarigan (2008: 10) mengungkapkan
bahwa komunikasi adalah sesuatu yang fungsional, mengandung maksud,
1
2
dan dirancang untuk menghasilkan beberapa efek atau akibat pada
lingkungan para penyimak dan para pembicara.
Dalam proses berkomunikasi terdapat tiga komponen yaitu, pihak
yang berkomunikasi, informasi yang disampaikan, dan alat yang
digunakan ketika berkomunikasi. Setiap komunikasi terdapat penutur dan
mitra tutur, pesan atau informasi yang disampaikan, dan tuturan yang
mengungkapkan informasi atau pesan yang disampaikan penutur kepada
mitra tutur.
Dengan komunikasi, manusia dapat melakukan tindak tutur. Dalam
kegiatan tindak tutur, manusia memerlukan bahasa. Salah satu pemakaian
bahasa, terdapat pada tuturan iklan, salah satunya iklan di radio. Bahasa
yang digunakan pada iklan di radio berbeda dengan bahasa yang
digunakan pada iklan di televisi. Seorang penyiar radio hanya
memanfaatkan suaranya saja (audio) sedangkan penyiar televisi dapat
memadukan antara suara dan gambar (audio visual) dalam waktu yang
bersamaan. Oleh karena itu, iklan di radio, suara itu harus dimanfaatkan
secara optimal, karena hanya dengan kemampuan mengolah suaranya itu
dia berusaha menyihir pendengar (Faizah, 2014: 26).
Selanjutnya, Rusdianto (2016: 31-32) menjelaskan bahwa radio
sebagai media massa memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan
media koran atau televisi. Kelebihan media radio dibanding dengan media
koran diantaranya dapat menjangkau daerah kecil, khalayak dapat
berimajinasi, dan informasi dapat berbentuk ulasan. kemudian, kelebihan
3
media radio dibanding dengan media televisi yaitu, biaya perilklanan
relatif murah, masyarakat dapat menikmati siaran-siaran sambil
melakukan minum, makan, istirahat, atau pun bekerja. Iklan yang
penyiarannya melalui media radio dapat berupa iklan komersial dan iklan
layanan masyarakat.
Iklan komersial dibuat untuk kegiatan komersial, berisi penawaran
produk atau jasa pada khalayak umum. Iklan tersebut bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan finansial. Sementara itu, iklan layanan
masyarakat dibuat untuk tujuan nonkomersial dan sosial atau untuk
penerangan umum. Iklan layanan masyarakat berisi ajakan, pernyataan,
atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan
suatu tindakan demi kepentingan umum atau merubah perilaku “tidak
baik” supaya menjadi lebih baik.
Pujiyanto (2013:8) mendefinisikan ILM adalah iklan yang
digunakan untuk menyampaikan informasi, mengajak atau mendidik
khalayak di mana tujuaan akhirnya bukan keuntungan ekonomi, melainkan
keuntungan sosial. Keuntungan sosial itu meliputi munculnya penambahan
pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap
masalah yang diiklankan, yang mana kesemua keuntungan itu sangat
penting bagi kualitas kehidupan masyarakat itu sendiri.
Perubahan perilaku yang diharapkan dari iklan layanan mayarakat
berupa menerima perilaku baru, menolak perilaku yang tidak diinginkan,
memodifikasi kebiasaan untuk menjadi perilaku yang lebih baik dan
4
meninggalkan perilaku lama yang buruk. Widyatama menyampaikan
harapan dari iklan masyarakat, yaitu masyarakat akan terbangun dan
digiring pada keadaan baik (Pujiyanto, 2013: 8). Umumnya, materi pesan
yang disampaikan dalam iklan jenis ini berupa informasi-informasi publik
untuk menggugah khlayak melakukan sesuatu kebaikan yang sifatnya
normatif. Iklan layanan masyarakat dapat berupa pencegahan kecelakaan,
pencegahan dan mengantisipasi banjir, bahaya merokok, dan sebagainya
yang disampaikan melalui bahasa yang beragam.
Bahasa yang digunakan dalam iklan layanan masyarakat
memegang peranan yang sangat penting karena bahasa yang digunakan
tersebut akan menentukan sampai atau tidaknya pesan yang ingin
disampaikan kepada masyarakat. Iklan layanan masyarakat yang
disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia baku justru akan
memberikan kesan yang kaku, dan kurang menarik, sehingga kurang
mengena di hati masyarakat. Oleh sebab itu, agar dapat menarik perhatian
masyarakat, iklan layanan masyarakat harus menggunakan bahasa yang
indah, menarik, dan mudah dipahami.
Iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode
tahun 2012-2016, menggunakan bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan
bahasa Inggris. Penggunaan ketiga bahasa tersebut bertujuan agar menarik,
mengena di hati masyarakat, sehingga isi yang disampaikan melalui iklan
dapat diterima oleh masyarakat dengan utuh. Dengan isi iklan yang
diterima masyarakat, diharapkan masyarakat dapat merubah perilaku
5
menjadi lebih baik dan menerapkan pesan atau isi iklan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, iklan juga dapat digunakan sebagai pembelajaran
bahasa bagi peserta didik.
Pembelajaran bahasa tidak terlepas dari pendidikan. Iklan layanan
masyarakat mempunyai peran dalam sebuah pembelajaran bahasa karena
pembelajaran bahasa dapat membantu peserta didik untuk memahami dan
mengetahui makna iklan layanan masyarakat dengan baik. Diharapkan
peserta didik mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas sehingga bisa
mengambil makna yang baik dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Kaitannya dengan pembelajaran bahasa iklan di kelas XII SMA,
iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun
2012-2016 digunakan sebagai media pembelajaran. Peserta didik
diharapkan mampu menemukan makna yang terdapat pada iklan layanan
masyarakat, setelah peserta didik membaca iklan layanan masyarakat pada
radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahin 2012-2016.
Berdasarkan uraian di atas, penulis menulis judul “Analisis Tindak
Tutur Representatif dan Direktif pada Iklan Layanan Masyarakat pada
Radio Fortuna FM Kutoarjo Periode Tahun 2012-2016 dan Skenario
Pembelajarannya di Kelas XII SMA” sebagai objek kajian dalam
penelitian ini yang selanjutnya dijadikan pembelajaran bahasa di SMA.
Penulis mengangkat judul tersebut dengan alasan sebagai berikut.
6
1. Iklan layanan masyarakat menarik dan tepat untuk diberikan kepada
peserta didik, karena terdapat tindak tutur representatif dan direktif
yang dapat mengantarkan peserta didik menerapkan pesan yang
disampaikan melalui iklan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Penulis menemukan tindak tutur representatif dan direktif di dalam
iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode
tahun 2012-2016 sehingga perlu dianalisis.
3. Belum ada penulisan tentang iklan layanan masyarakat pada radio
Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2106 yang dilakukan oleh
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo sebagai materi
untuk pembelajaran bahasa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis
dapat mengidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini,
diantaranya:
1. isi tuturan iklan layanan masyarakat dapat menimbulkan bermacam-
macam tafsiran;
2. isi iklan layanan masyarakat masih sedikit diterapkan oleh masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari;
3. iklan layanan masyarakat masih sedikit digunakan sebagai media
pembelajaran iklan di kelas XII SMA.
7
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan dalam
penelitian ini dibatasi pada tindak tutur reprsentataif dan direktif pada
iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun
2012-2016 dan skenario pembelajarannya di kelas XII SMA.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah
dalam penelitian dipaparkan berikut ini.
1. Bagaimanakah tindak tutur representatif pada iklan layanan
masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-
2016?
2. Bagaimanakah tindak tutur direktif pada iklan layanan masyarakat
pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016?
3. Bagaimanakah skenario pembelajaran iklan layanan masyarakat pada
radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016 di kelas XII
SMA?
E. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan:
1. tindak tutur representatif pada iklan layanan masyarakat pada radio
Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016;
8
2. tindak tutur direktif pada iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna
FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016;
3. skenario pembelajaran iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna
FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016 di kelas XII SMA.
F. Manfaat Penulisan
Selain memiliki tujuan di atas, hasil penelitian ini dapat bermanfaat
secara teoretis dan praktis. Manfaat tersebut diuraikan sebagai berikut ini.
a. Segi Teoretis
Dari segi teoretis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1) menambah khasanah penelitian bahasa;
2) sebagai acuhan untuk memberi gambaran tentang cara
menganalisis tindak tutur;
3) menyumbangkan pemikiran dan penulisan ilmiah mengenai
bahasa;
4) menambah wawasan pembaca dan memahami analisis tindak tutur
pada iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutorjo
periode tahun 2012-2016.
b. Segi Praktis
Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi
peserta didik, bagi pendidik, bagi sekolah, dan bagi penelitian
selanjutnya. Di bawah ini, penulis jabarkan manfaat penelitian dari
segi praktis.
9
1) Bagi Peserta Didik
Penelitian ini diharapkan dapat mempermudah peserta didik
dalam memahami makna dari sebuah iklan khususnya iklan
layanan masyarakat.
2) Bagi Pendidik
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan
kepada para pendidik dalam memilih bahan ajar. Memberikan
alternatif strategi pembelajaran bahasa yang efektif untuk
menumbuhkan minat peserta didik pada materi iklan.
3) Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai
bahan acuan dalam mempersiapkan pembelajaran bahasa Indonesia
di sekolah. Diharapkan juga dapat memberikan kontribusi pada
pembelajaran bahasa dan pemahaman bahasa di sekolah.
4) Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
salah satu bahan acuan bagi pelaksanaan penelitian-penelitian yang
relevan di masa yang akan datang. Diharapkan penelitian ini dapat
dijadikan referensi dalam pengembangan penelitian yang sejenis.
G. Penegasan Istilah
Skripsi ini berjudul “Analisis Tidak Tutur Representatif dan
Direktif pada Iklan Layanan Masyarakat pada Radio Fortuna FM Kutoarjo
10
Periode Tahun 2012-2016 dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XII
SMA”. Berkaitan dengan judul skripsi tersebut, penulis menegaskan
beberapa istilah sebagai berikut.
1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-
musabab, duduk perkaranya, dsb.) Sugono, dkk. (2016: 58).
2. Tindak tutur adalah aktivitas mengujarkan atau menuturkan tuturan
dengan maksud tertentu (Austin dalam Rustono, 1999: 32).
3. Tindak tutur representatif adalah adalah tindak tutur yang mengikat
penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkannya (Searle dalam
Rustono, 1999: 38).
4. Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya
agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam
tuturanya (Searle dalam Rustono, 1999: 38).
5. Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk
menyampaikan informasi, mengajak atau mendidik khalayak di mana
tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi,
melainkan keuntungan sosial (Pujiyanto, 2013: 8).
6. Radio Fortuna FM Kutoarjo adalah nama pesawat/ stasiun penyiaran
radio yang berada di kecamatan Kutoarjo.
7. Periode tahun 2012-2016 adalah kurun waktu pembuatan ikan layanan
masyarakat dari tahun 2012 sampai tahun 2016.
8. Skenario adalah rencana penyelenggaraan (Sugono, dkk. 2016: 1324).
11
9. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2015:
57).
Berdasarkan penjelasan istilah-istilah tersebut, penulis
menyampaikan maksud dan tujuan dari penelitian yang berjudul “Analisis
Tindak Turur Representatif dan Direktif pada Iklan Layanan Masyarakat
pada Radio Fortuna FM Kutoarjo Periode Tahun 2012-2016 dan Skenario
Pembelajaranya di kelas XII SMA” adalah sebagai referensi pembelajaran
untuk mengetahui tindak tutur yang terdapat pada iklan dan dapat
dijadikan sebagai bahan pembelajaran di SMA.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS
Di dalam bab ini penulis menguraikan tinjauan pustaka dan kajian teoretis.
Tinjauan pustaka memuat berbagai hasil penelitian yang relevan dengan
permasalahan yang diteliti oleh penulis. Kajian teori berisi berbagai teori yang
relevan.
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis untuk
membandingkan terhadap kajian terdahulu dengan kajian yang dilakukan
penulis sehingga dikatahui perbedaan dan persamaan yang khas antara kajian-
kajian tersebut. Di bawah ini penulis jelaskan kajian buku dan hasil penelitian
yang relevan yang digunakan oleh penulis.
1. Kajian Buku
Buku yang membahas mengenai tindak tutur sudah banyak diterbitkan.
Di dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa buku yang mendukung
mengenai tindak tutur. Buku yang digunakan penulis diantaranya 1) Pokok-
Pokok Pragmatik karya Rustono (1999); dan 2) Dasar-Dasar Pragmatik karya
Dr. I. dewa Putu Wijana, S.U., M.A (1996). Rustono di dalam bukunya yang
berjudul Pokok-Pokok Pragmatik, menjelaskan menganai definisi pragmatik;
sejarah dan perkembangan pragmatik; perbedaan antara pragmatik, semantik,
dan sintaksis; analisis lingusitik struktural; analisis pragmatik; kontek dan
situasi kontek; pengertian tindak tutur; tindak tutur konstatif dan performatif;
12
13
tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi; tindak tutur representatif, direktif,
ekspresif, komisif, dan deklarasi; tindak tutur lansung, tidak langsung, harfiah,
dan tidak harfiah; vernakuler dan seremonial; prinsip percakapan; dan
implikatur percakapan.
Selanjutnya, Wijana di dalam bukunya yang berjudul Dasar- Dasar
Pragmatik menjelaskan mengenai sejarah dan latar belakang pragmatik;
situasi tutur; tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi; tuturan performatif dan
konstatif; jenis-jenis tindak tutur; presuposisi, implikatur, dan entailment;
kalimat analitis, kontradiktif, dan sintetis; prinsip kerja sama; prinsip
kesopanan; dan parameter pragmatik.
2. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian terkait analisis tindak tutur telah banyak dilakukan oleh
peneliti dan mahasiwa program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia
di berbagai universitas. Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan
dengan topik penelitian ini adalah skripsi yang ditulis oleh Jamilatun (2011)
dari Universitas Sebelas Maret dan Endah Yuli Kurniawati (2015) dari
Universitas Muhammadiyah Purworejo. Selain skripsi yang ditulis Jamilatun
(2011) dan Kurniawati (2015), hasil penelitian yang berhubungan dengan
tindak tutur juga sudah dilakukan oleh beberapa peneliti dan telah dimuat
dalam jurnal. Hasil penelitian tersebut, antara lain (1) Gigit Mujianto (2012);
(2) Wahyu Erlian, dkk (2013); (3) Muhammad Rohmadi (2014); (4) Supriyati
dan Wini Tarmini (2014); dan (5) Clara Ayu Sasmita (2016).
14
Penelitian Jamilatun (2011) dengan judul penelitianya “Tindak Tutur
Direktif dan Ekspresif pada Rubrik Kriing Solopos”. Dalam skripsi tersebut
Jamilatun mengkaji masalah tindak tutur direktif dan ekspresif yang terdapat
dalam Rubrik Kriing Solopos. Jamilatun menemukan 12 jenis tindak tutur
direktif yang meliputi tindak tutur direktif mengajak, mengingatkan,
melarang, menasihati, meminta, memohon, menyarankan, menyuruh,
mengharap, mengusulkan, memperingatkan, dan mempertanyakan.
Selanjutnya, Jamilatun menemukan 43 jenis tindak tutur ekspresif, diantaranya
tindak tutur memprotes, mengkritik, mendukung, menyetujui, menyindir,
menyayangkan, berterima kasih, mengeluh, membenarkan, memuji,
mencurigai, meminta maaf, mengklarifikasi, mengungkapkan rasa iba,
mengungkapkan rasa bangga, mengungkapkan rasa salut, mengungkapkan
rasa malu, mengungkapkan rasa kecewa, mengungkapkan rasa jengkel,
mengungkapkan rasa prihatin, mengungkapkan ketidaksetujuan,
mengungkapkan rasa heran, mengungkapkan rasa khawatir, mengungkapkan
rasa ketidakpedulian, mengungkapkan rasa yakin, mengungkapkan rasa
bingung, mengungkapkan rasa sakit hati, mengungkapkan rasa senang,
mengungkapkan rasa simpati, mengungkapkan rasa marah, mengungkapkan
rasa muak, mengungkapkan rasa resah, mengungkapkan rasa ngeri,
mengungkapkan rasa sedih, mengungkapkan rasa syukur, mengucapkan
selamat, mengejek, menghina, menyesal, menolak, mengevaluas,
mengungkapkan rasa berduka cita, dan, mengumpat.
15
Berdasarkan hasil penelitian Jamilatun (2011) yang telah diuraikan di
atas, terdapat persamaan dan perbedaan yang mendasari dengan penelitian
yang penulis lakukan. Penelitian yang dilakukan Jamilatun (2011) terdapat
persamaan dengan penelitian ini, yaitu terdapat pada fokus penelitian. Fokus
penelitian Jamilatun dengan penelitian ini, yaitu sama-sama menganalisis
tindak tutur, salah satunya adalah tindak tutur direktif. Perbedaan penelitian
yang dilakukan oleh Jamilatun (2011) dengan penelitian ini, yakni terdapat
pada fokus penelitian, objek penelitian, dan metode penelitian. Pada fokus
penelitian Jamilatun tidak hanya menganalisis tindak tutur direktif, tetapi
Jamilatun juga menganalisis tindak tutur ekpresif. Penulis juga tidak hanya
menganalisis tidak tutur direktif, tetapi juga menganalisis tindak tutur
representatif. Tindak tutur ekspresif yang dianalisis Jamilatun dan tidak tutur
representatif yang dianalisis penulis merupakan perbedaan dari segi fokus
penelitian.
Selanjutnya, perbedaan dari objek penelitian, Jamilatun meneliti pada
Rubrik Kriing Solopos, sedangkan penulis meneliti pada iklan layanan
masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
Jamilatun di dalam penelitiannya tidak menghubungkan hasil penelitiannya
dengan skenario pembelajaran di SMA, sedangkan penulis menghubungkan
hasil penelitiannya dengan skenario pembelajarannya di kelas XII SMA. Pada
bagian metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan oleh Jamilatun
adalah teknik padan, sedangkan penulis menggunakan teknik content analysis.
16
Selain skripsi milik Jamilatun, Kurniawati (2015) juga menulis tentang
tindak tutur. Kurniawati menulis skripsi yang berjudul “Tindak Tutur Ilokusi
Tokoh Utama dalam Film Kehormatan di Balik Kerudung Sutradara Tya
Subiyakto dan Relevansinya dengan Pembelajaran Menyimak dan Berbicara
di Kelas X SMA”. Dalam skripsi Kurniawati, Ia membahas penggunaan
tindak tutur ilokusi pada film Kehormatan di Balik Kerudung yang meliputi a)
tindak tutur ilokusi kategori asertif sebanyak 27 tuturan yang terdiri dari
menyatakan 7 tuturan, mengemukakan pendapat 27 tuturan, memberitahu 12
tuturan, dan mengeluh 5 tuturan, b) kategori direktif sebanyak 16 tuturan, yang
terdiri dari mengajak 2 tuturan, meminta 6 tuturan, menyuruh 6 tuturan, dan
menyarankan 2 tuturan, c) kategori komisif sebanyak 5 tuturan: menjanjikan,
d) kategori ekspresif 1 tuturan: memuji, e) kategori deklaratif 1 tuturan:
melarang.
Hasil penelitian Kurniawati mengenai tindak tutur ilokusi tokoh utama
dihubungkan dengan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara di
SMA. Kurniawati menghubungkan sesuai kompetensi dasar (1) 9.1
menyimpulkan isi informasi yang disampaikan melalui tuturan langsung, (2)
9.2 menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tindak tutur tidak
langsung, (3) 10.1 memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak dan
elektronik, (4) 10.2 memberikan persetujuan/ dukungan terhadap artikel yang
terdapat dalam media cetak atau elektronik. Kurniawati hanya membahas
tindak tutur ilokusi tokoh utama dan relevansinya dengan pembelajaran
keterampilan menyimak dan berbicara.
17
Sesuai hasil penelitian Kurniawati (2015) terdapat persamaan dan
perbedaan antara penelitian Kurniawati dengan penelitian yang dilakukan
penulis. Persamaan antara penelitian Kurniawati dengan penelitian ini terdapat
pada fokus penelitian. Fokus penelitian Kurniawati dan penelitian ini, yaitu
sama-sama menganalisis tindak tutur, tindak tutur yang sama adalah tindak
tutur representatif (asertif) dan tidak tutur direktif. Persamaan yang lain antara
penelitian Kurniawati dengan penelitian ini, yaitu Kurniawati mengaitkan
hasil penelitiaanya melalui relevasinya dengan pembelajaran menyimak dan
berbicara di kelas X SMA dan penulis mengaitkan dengan skenario
pembelajarannya di kelas XII SMA.
Selanjutnya, perbedaan penelitian Kurniawati dan penelitian ini
terdapat pada fokus penelitian dan objek penelitian. Pada fokus penelitian
Kurniawati tidak hanya membahas tindak tutur representatif dan direktif saja,
tetapi dilengkapi dengan tindak tutur komisif, ekspresif, dan deklaratif.
Kemudian, objek penelitian Kurniawati berupa tuturan tokoh utama dalam
film Kehormatan di Balik Kerudung sutradara Tya Subiyakto, sedangkan
objek penelitian ini berupa iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM
Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
Adapun hasil penelitian yang telah dimuat pada jurnal adalah hasil
penelitian Gigit Mujianto (2012). Hasil penelitian Mujianto (2012) berjudul
“Pemakaian Tuturan Imperatif Calon Guru dalam Interaksi Belajar-Mengajar
pada Pembelajaran Mikrodi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang”. Dalam penelitian tersebut Mujianto
18
(2012) membahas fungsi ilokusi, makna ilokusi dan kesantunan tuturan
imperatif calon guru dalam interaksi belajar mengajar pada awal
pembelajaran, inti kegiatan pembelajaran, dan kegiatan penutup pembelajaran.
Kegiatan awal pembelajaran terdapat dua kegiatan, yaitu pada saat
menerapkan siasat menyiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan
yang akan dibicarakan dan pada saat menerapkan siasat menyiapkan mental
untuk menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap apa yang
akan dipelajari dalam belajar-mengajar. Pada kegiatan pertama Mujianto
menemukan tuturan imperatif calon guru berupa 1) mengajak siswa berdoa, 2)
mengajak siswa membaca bassmalah, 3) memberikan kesempatan pada salah
seorang siswa untuk memimpin teman-teman bernyanyi bersama. Menurut
Mujianto tuturan imperatif tersebut, memiliki fungsi ilokusi menyenangkan
dengan makna komisif dan Ia menempatkan tuturan tersebut dalam ketegori
sopan santun positif.
Selanjutnya, pada kegiatan kedua Mujianto menemukan tuturan
imperatif berupa 1) meminta siswa mengingat lirik lagu, 2) meminta siswa
untuk tampil di depan kelas, 3) meminta siswa untuk menebak gambar, 4)
meminta siswa untuk membacakan cerita, dan 5) menyampaikan tujuan
pembelajaran agar timbul minat dan perhatian siswa pada apa yang dipelajari.
Menurut Mujianto tuturan imperatif tersebut memiliki maksud menyatakan
dan memerintah. Tuturan imperatif dengan maksud menyatakan memiliki
fungsi ilokusi bekerja sama dengan makna asertif. Mujianto menempatkan
tuturan tersebut dalam kategori kesantunan yang netral, sebab tuturan calon
19
guru lebih difokuskan pada pernyataan mengenai apa yang akan mereka
pelajari.
Adapun tuturan imperatif dengan maksud memerintah memiliki fungsi
ilokusi kompetitif dengan makna direktif. Mujianto menempatkan tuturan
tersebut dalam kategori kesantunan yang negatif, sebab tuturan calon guru
lebih difokuskan pada memberikan pembebanan padasiswa untuk menjawab
pertanyaan calon guru atau tampil di hadapan siswa-siswalain mengenai apa
yang akan mereka pelajari.
Pada inti kegiatan pembelajaran, Mujianto menjelaskan tiga kegiatan,
yaitu kegiatan memberikan tuntutan pada siswa, kegiatan menerapkan
keterampilan memberikan pengarahan sederhana, dan kegiatan pemusatan
perhatian. Dalam kegiatan memberikan tuntutan pada siswa, Mujianto
menemukan tuturan imperatif berupa 1) meminta siswa mengerjakan tugas
sesuai dengan petunjuk yang diberikan, 2) meminta siswa berdiskusi, dan 3)
meminta siswa menyebutkan contoh lain yang sama dengan contoh yang
diberikan calon guru. Mujianto menyimpulkan tuturan imperatif tersebut
mempunyai maksud menyatakan, dan memiliki fungsi bekerja sama dengan
makna asertif proposisional. Fungsi ilokusi dengan makna demikian
menjadikan tuturan imperatif memiliki kategori sopan santun yang cenderung
netral.
Kegiatan yang kedua, yakni kegiatan menerapkan keterampilan
memberikan pengarahan sederhana. Pada kegiatan tersebut Mujianto
menemukan tuturan imperatif berupa 1) meminta siswa memberikan contoh
20
lain, selain yang telah tercantum pada gambar, 2) meminta siswa meneliti
kembali pekerjaan yang telah selesai, dan 3) meminta siswa mengurutkan
jawaban dengan benar. Mujianto menyimpulkan tuturan imperatif tersebut
mempunyai maksud menyatakan dan memiliki fungsi bekerja sama dengan
makna asertif bersifat proposisional. Mujianto menyatakan tuturan imperatif
tersebut termasuk kategori sopan santun yang cenderung netral. Selanjutnya,
yakni kegiatan pemusatan perhatian, Mujianto menemukan tuturan imperatif
sebagai upaya agar siswa 1) memperhatian gambar, 2) terlibat dalam kegiatan
diskusi, 3) memperhatikan penyampaian jawaban kelompok lain, dan 4)
memperhatikan penjelasan calon guru. Mujianto menyimpulkan tuturan
imperatif mempunyai maksud mengajak, yang memiliki fungsi menyenangkan
dengan makna komisif. Tuturan imperatif tersebut dinyatakan Mujianto
memiliki kesantunan positif.
Kegiatan terakhir adalah kegiatan penutup pembelajaran. Pada
kegiatan ini, Mujianto menjalaskan penggunaan tuturan imperatif untuk
menerapkan siasat merangkum atau membuat garis-gasis besar persoalan yang
baru saja dibahas/ dipelajari. Pada saat calon guru menerapkan siasat tersebut,
Mujianto menemukan tuturan imperatif untuk 1) meminta siswa tampil di
depan kelas, 2) meminta siswa membagikan hadiah dari calon guru sebelum
siswa menyampaikan kesimpulan, dan 3) meminta siswa membuat kesimpulan
di buku masing-masing. Mujianto menyimpulkan bahwa tuturan imperatif
lebih banyak direalisasikan dengan maksud memerintah, sehingga memiliki
21
fungsi ilokusi kompetitif dengan makna direktif. Fungsi ilokusi dan makna
tersebut menempatkan tuturan tersebut dalam kategori sopan santun negatif.
Di samping itu, Mujianto menemukan tuturan imperatif untuk 1)
memberikan tanda bintang disertai permintaan belajar lebih rajin, 2)
memberikan tindak lanjut hasil umpan balik, dan 3) memberikan tanda jempol
disertai pemberian tugas rumah. Mujianto menyimpulkan tuturan imperatif
tersebut lebih banyak direalisasikan dengan maksud menyatakan, dan
memiliki fungsi ilokusi bekerja sama dengan makna asertif. Fungsi ilokusi
dengan makna tersebut menempatkan tuturan tersebut dalam kategori sopan
santun yang cenderung netral.
Berdasarkan hasil penelitian Mujianto (2012) yang telah dipaparkan di
atas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Penelitian yang
dilakukan Mujianto (2012) memiliki persamaan dengan penelitian ini, yaitu
sama-sama meneliti tindak tutur. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh
Mujianto (2012) dengan penelitian ini, yaitu terdapat pada objek penelitian
dan fokus penelitian. Objek penelitian Mujianto pada tuturan Mahasiwa
jurusan PGSD FKIP Muhammadiyah Malang kelas VII E dan VII F yang
sedang menempuh matakuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 1,
sedangkan objek penelitian penulis pada iklan layanan masyarakat pada radio
Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016. Fokus penelitian Mujianto
pada fungsi ilokusi, makna ilokusi, dan kesantunan tuturan imperatif calon
guru dalam interaksi belajar mengajar pada kegiatan awal, inti kegiatan, dan
penutupan pembelajaran mikro, sedangkan fokus penelitian ini pada tindak
22
tutur representataif dan direktif pada iklan layanan masyarakat pada radio
Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016, dan menghubungkan hasil
penelitiannya melalui skenario pembelajaran di kelas XII SMA.
Selanjutnya, hasil penelitian yang telah dimuat dalam jurnal adalah
penelitian yang ditulis oleh Erlian, dkk. (2013). Penelitian Erlian, dkk. (2013)
dengan judul penelitian “Tindak Tutur Deklarsi Bahasa Minangkabau
Pedagang Kakilima di Pasar Raya Padang”. Dalam penelitian tersebut Erlina,
dkk., meneliti tindak tutur deklarasi bahasa Minangkabau pada pedagang
kakilima di pasar Raya Padang. Erlina, ddk. menemukan tindak tutur deklarasi
memutuskan 48 tuturan, tindak tutur deklarasi membatalkan 7 tuturan, tindak
tutur deklarasi melarang 26 tuturan, dan tindak tutur deklarasi mengizinkan
sebanyak 32 tuturan. Kemudian, dari data penelitian tersebut Erlian, dkk.,
mengelompokkan menjadi dua, yaitu 1) bentuk tindak tutur deklarasi
Pedagang Kakilima dalam bahasa Minangkabau di Pasar Raya Padang, 2)
strategi bertutur yang digunakan oleh pedagang Kakilima di Pasar Raya
Padang.
Berdasarkan hasil penelitian Erlian, dkk. (2013) yang telah diuraikan
di atas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Penelitian
yang dilakukan Erlian, dkk., memiliki persamaan dengan penelitian yang
penulis lakukan, yaitu meneliti tindak tutur. Perbedaan antara hasil penelitian
Erlian, dkk., dengan penelitian ini, yakni terdapat fokus penelitian dan objek
penelitian. Pada fokus penelitian, perbedaan penelitian Erlian, dkk., dan
penelitian ini terdapat pada jenis tuturan yang diteliti. Erlian, dkk. Meneliti
23
tindak tutur deklarasi dan mengelompokkan tindak tutur deklarasi, sedangkan
penulis meneliti tindak tutur representatif dan direktif. Perbedaan selanjutnya
terdapat pada objek yang diteliti, Erlian, dkk. meneliti bahasa Minangkabau
pedagang kakilima di Pasar Raya Padang, sedangkan penulis meneliti iklan
layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-
2016.
Peneliti selanjutnya adalah Rohmadi (2014). Rohmadi menulis
penelitian tindak tutur yang berjudul “Kajian Pragmatik Percakapan Guru dan
Siwa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Rohmadi menjelaskan tindak
tutur yang digunakan dalam percakapan oleh guru dan siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Rohmadi menemukan tuturan yang digunakan
dalam pembelajaran meliputi tindak tutur lokusi; tindak tutur ilokusi; dan
tindak tutur perlokusi. Selain itu, Rohmadi mendeskripsikan maksud yang
terkandung dibalik tindak tutur percakapan guru dan siswa, yaitu tindak tutur
menyuruh, tindak tutur untuk memotivasi, tindak tutur untuk mengklarifikasi,
tindak tutur menegaskan, tindak tutur untuk menghibur, dan tindak tutur untuk
menyimpulkan.
Dilihat dari hasil penelitian Rohmadi (2014) yang telah dijabarkan di
atas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Persamaan antara penelitian Rohmadi dengan penelitian ini, yaitu
sama-sama menganalisis tindak tutur. Salah satu jenis tindak tutur yang sama
diteliti oleh Rohmadi dan penulis, yaitu tindak tutur direktif.
24
Selanjutnya, perbedaan penelitian Rohmadi dengan penelitian yang
dilakukan penulis terdapat pada objek penelitian, dan metode penelitian.
Objek penelitian Rohmadi (2014) pada tuturan atau percakapan guru dan
siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sedangkan objek penelitian ini,
yaitu iklan layanana masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode
tahun 2012-2016. Perbedaan yang kedua terdapat pada metode penelitian.
Dalam metode penelitian Rohmadi menganalisis data menggunakan teknik
mengalir, sedangkan penulis dalam menganalisis data menggunakan teknik
teknik cotent analysis.
Penelitian lain yang dimuat di jurnal adalah penelitian milik Supriyati
dan Wini Tarmini (2014). Penelitian Supriyati dan Tarmini (2014) berjudul
“Tindak Tutur Memerintah pada Dialog Film Laskar Pelangi dan
Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP”. Supriyati
dan Tarmini membahas tentang tindak tutur memerintah, yaitu perintah
langsung dan perintah tidak langsung.
Perintah langsung terdiri atas: (1) perintah biasa yang ditandai dengan
kata kerja dasar; (2) perintah permintaan yang ditandai dengan perintah coba,
nak, mohon, akhiran -kan, dan, -lah; (3) permintaan ajakan yang ditandai
dengan perintah ayo, ayolah, dan yuk; (4) perintah suruhan yang ditandai
dengan perintah biar; (5) perintah desakan yang ditandai dengan perintah
cepat dan harus; (6) perintah larangan ditandai dengan perintah jangan, ndak
usah, ndak boleh, ndakkurang, dan janganlah. Perintah tidak langsung terdiri
atas: (1) bertanya, (2) meminta, (3) menolak, (4) menasihati, (5) perintah
25
modus menyatakan, (6) modus melibatkan orang sekitar, (7) modus memuji.
Pemanfaatan konteks terdiri atas: (1) waktu, (2) situasi, (3) tempat, dan (4)
keberadaan orang sekitar.
Sesuai hasil penelitian Supriyati dan Tarmini (2014) yang telah
diuraikan di atas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis. Persamaan antara penelitian yang dilakukan Supriyati
dan Tarmini dengan penelitian ini, yaitu sama-sama meneliti tindak tutur.
Perbedaan antara penelitian yang dilakukan Supriyati dan Tarmini dengan
penelitian peneliti terdapat pada fokus penelitian dan objek penelitian. Dalam
fokus penelitian Supriyati dan Tarmini hanya meneliti tindak tutur
memerintah, sedangkan penulis meneliti tindak tutur representatif dan direktif.
Objek penelitian Supriyati dan Tarmini (2014) pada dialog film Laskar
Pelangi. Mereka juga menjelaskan impikasi film Laskar Pelangi pada
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMP. Selanjutnya objek
penelitian yang dilakukan penulis pada iklan layanan masyarakat pada radio
Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
Selain penelitian milik Mujianto (2012); Erlian, dkk. (2013); Rohmadi
(2014); Supriyati dan Tarmini (2014), Sasmita (2016) juga menulis penelitian
tentang tindak tutur yang dimuat dalam jurnal. Penelitian Sasmita (2016)
berjudul “Tindak Tutur dalam Iklan Layanan Masyarakat di Kabupaten
Bayuwangi”. Sasmita dalam penelitiannya membahas tindak tutur langsung,
tidak tutur tidak langsung, dan tindak tutur literal. Sasmita (2016) juga
26
menjelaskan fungsi dari tindak tutur iklan layanan masyarakat di kabupaten
Bayuwangi, yaitu deklartif, representatif, ekspresif, direktif, dan komisif.
Dalam hasil penelitian Sasmita (2016) dengan penelitian yang
dilakukan penulis terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan penelitian
Sasmita dengan penelitian ini terdapat pada objek penelitian. Objek penelitian
Sasmita dan penelitian ini adalah iklan layanan masyarakat. Kemudian,
perbedaan penelitian Sasmita dengan penelitian ini adalah dari fokus
penelitian dan sumber data. Fokus penelitian Sasmita pada tindak tutur
langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur literal, dan fungsi tindak
tutur iklan layanan masyarakat meliputi fungsi deklaratif, reperesentatif,
ekspresif, direktif, dan komisif. Fokus penelitian ini pada tindak tutur
representatif dan direktif, peneliti juga menghubungkan hasil penelitiannya
melalui skenario pembelajarannya di kelas XII SMA. Sumber data penelitian
Sasmita dari iklan layanan masyarakat Kabupaten Banyuwangi, sedangan
sumber data penelitian ini dari iklan layanan masyarakat radio Fortuna FM
Kutoarjo periode tahun 2012-2106.
Keunggulan penelitian yang dilakukan oleh penulis, sebagai berikut. 1)
iklan layanan masyarakat berisi ajakan, imbauan, memerintah, menyarankan,
dll. sehingga sangat sesuai dengan maksud tindak tutur representatif dan
direktif, 2) iklan layanan masyarakat digunakan sebagai media pembelajaran
materi iklan di kelas XII SMA, 3) tindak tutur representatif dan direktif pada
iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun
2012-2016 belum pernah diteliti.
27
B. Kajian Teoretis
Kajian teori merupakan penjabaran teori yang memuat beberapa
kumpulan materi terpilih dari berbagai sumber untuk dijadikan sebagai acuan
pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Suatu karya ilmiah agar dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah harus menggunakan dasar analisis
tertentu, yaitu sebuah teori. Kajian teori dalam penelitian ini meliputi:
pengertian pragmatik, konteks dan situasi tutur, tindak tutur, jenis tindak tutur,
iklan layanan masyarakat, radio, dan skenario pembelajaran iklan layanan
masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016 di kelas
XII SMA.
1. Pengertian Pragmatik
Definisi pragmatik yang paling tua dikemukakan oleh Morris
(1938). Menurutnya, pragmatik adalah cabang yang semiotik yang
mempelajari relasi tanda dan penafsirannya (Levinson dalam Rustono,
1999: 1).
Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh
penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca)
(Yule, 2014: 3). Kemudian, Tarigan (2015: 31) mengungkapkan bahwa
pragmatik adalah telaah mengenai segala aspek makna, yang tidak
tercakup dalam teori semantik, dengan perkataan lain, pragmatik
membahas segala aspek makna ucapan yang tidak dapat dijelaskan secara
tuntas oleh referensi langsung, pada kondisi-kondisi kebenaran yang
28
diucapkan. Di dalam pragmatik makna tuturan berhubungan dengan
penutur atau pemakai bahasa, sedangkan dalam semantik makna tuturan
semata-mata sebagai cirri-ciri ungkapan-ungkapan dalam bahasa tertentu,
tanpa melibatkan situasi, penutur, dan petuturnya.
Cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa berdasarkan konteks
adalah pragmatik. Dalam pragmatik makna dikaji dalam hubungannya
dengan situasi-situasi ujar. Dalam situasi-situasi ujar tersebut terdapat
suatu peristiwa tutur (Erlian, dkk., 2013: 128).
Selanjutnya, Cruse juga berpendapat bahwa pragmatik dapat
dianggap berurusan dengan aspek-aspek informasi (dalam pengertian yang
paling luas) yang disampaikan melalui bahasa yang (a) tidak dikodekan
oleh konvensi yang diterima secara umum dalam bentuk-bentuk linguistik
yang digunakan, sedangkan yang (b) juga muncul secara alamiah dari dan
tergantung pada makna-makna yang dikodekan secara konvensional
dengan konteks tempat penggunaan bentuk-bentuk tersebut (penekanan
ditambahkan) (Cummings: 2007: 2).
Wijana (1996: 1) mengemukakan bahwa pragmatik adalah cabang
ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni
bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi.
Selanjutnya, Rustono (1999: 1) berpendapat bahwa pragmatik
mengungkapkan maksud suatu tuturan di dalam peristiwa komunikasi,
analisis pragmatik berupaya menemukan maksud penutur, baik yang
diekspresi secara tersurat maupun yang diungkapkansecara tersirat di balik
29
tuturan. Maksud tuturan, terutama yang implikatif hanya dapat dikenali
melalui penggunaan bahasa secara konkret dengan mempertimbangkan
komponen situasi tutur.
Yule (2014: 3-4) menyebutkan batasan ilmu pragmatik. Yule
menyebutkan empat batasan pragmatik, yaitu:
a. pragmatik adalah studi tentang maksud penutur;
b. pragmatik adalah studi tentang makna konstekstual;
c. pragmatik adalah studi tentang bagaimana agar lebih banyak yang
disampaikan daripada yang dituturkan;
d. pragmatik adalah studi tentang ungkapan dari jarak hubungan.
Batasan pragmatik yang lebih menonjol dikemukakan oleh Leech
dalam Rustono (1999: 1). Leech dalam bukunya yang berjudul Principles
of Pragmatics mengemukakan bahwa pragmatik adalah studi mengenai
makna ujaran di dalam situasi-situasi tertentu.
Berdasarkan pengertian-pengertian pragmatik di atas dapat diambil
simpulan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari tentang cabang
ilmu bahasa, yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni
bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi.
Analisis pragmatik berupaya menemukan makna yang terdapat pada suatu
tuturan.
30
2. Konteks dan Situasi Tutur
Konteks dan situasi tutur merupakan dua konsep yang berdekatan.
Kedekatan kedua konsep itu telah menyebabkan tumpang tindihnya
analisis. Pada satu pandangan konteks mencakupi situasi, sedangkan pada
pandangan lain pragmatik memandang konteks sebagai semua latar
belakang pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur dan mitra
tutur.
a. Konteks
Leech (2015: 20) berpendapat bahwa konteks sebegai suatu
pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan
petutur dan yang membantu petutur menafsirkan makna tuturan.
Sementara itu, Rustono (1999: 19) mengemukakan bahwa pengertian
konteks adalah sesuatu yang menjadi sarana pemerjelas suatu maksud.
Sarana itu meliputi dua macam, yang pertama berupa bagian ekspresi
yang dapat mendukung kejelasan maksud dan yang kedua berupa
situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian. Konteks yang berupa
bagian ekspresi yang dapat mendukung kejelasan maksud disebut ko-
teks (co-tex), sedangkan konteks yang berupa situasi yang
berhubungan dengan suatu kejadian disebut konteks (contex) saja.
Di dalam ko-teks, ekspresi yang mendukung kejelasan suatu
maksud tuturan itu dapat mendahuluinya dapat pula menyertainya.
Maksud ekspresi, “terima kasih, selamat jalan” sebagai rambu-rambu
lalu lintas di sebuah ujung jalan jelas karena didukung oleh ekspresi
31
sebelumnya “jalan pelan-pelan, banyak anak-anak!” pastilah maksud
ekspresi pertama tidak dapat ditangkap jika ekspresi kedua tidak
dikenali. Dalam kasus ini ekspresi kedua merupakan ko-teks bagi
kejelasan maksud ekspresi pertama.
Konteks memainkan peranan penting dalam rekontruksi
argumen, konteks juga tidak dapat dipisahkan dari proses evaluasi
argumen. Menurut Alwi et al, berpendapat konteks terdiri atas unsur-
unsur seperti situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan,
topik, peristiwa, bentuk amanat, kode dan sarana. Bentuk amanat
sebagai unsur konteks antara lain dapat berupa surat, esai, iklan,
pemberitahuan, pengumuman. Kode menyangkut ragam bahasa yang
digunakan, apakah ragam bahasa Indonesia baku, bahasa Indonesia
logat daerah atau bahasa daerah. Kemudian, unsur konteks yang
berupa sarana adalah wahana komunikasi yang dapat berwujud
pembicaraan bersemuka atau melalui telepon, surat, dan televisi
(Rustono: 1999: 20). Konteks dapat menyingkirkan makna-makna
yang tidak relevan dari makna-makna yang sebenarnya sesuai dengan
pertimbangan-pertimbangan yang layak dikemukakan berdasarkan
konteks situasi tertentu (Tarmini dan Supriyati, 2014:67).
Peran konteks di dalam analisis pragmatik sangatlah penting
karena melalui konteks maksud tuturan dalam berkomunikasi dapat
dipahami (Rohmadi, 2014: 54). Hymes mengemukakan bahwa ciri-ciri
konteks itu mencakupi delapan hal (Rustono, 1999: 21). Kedelapan
32
ciri-ciri konteks yang relevan itu adalah penutur, mitra tutur, topik
tuturan, waktu dan tempat bertutur, saluran atau media, kode (dialek
atau gaya), amanat atau pesan dan peristiwa atau kejadian.
Ciri konteks yang pertama adalah penutur. Menurut Lubis
penutur di dalam suatu peristiwa tutur memudahkan interpretasi
maksud tuturan (Rustono, 1999: 21). Makna tuturan, “demonstrasi
harus dilakukan” tidak jelas tanpa diketahui penuturnya. Jika tuturan
itu diekspresikan oleh para mahasiswa reformis, maksud demontrasi
itu adalah unjuk rasa untuk menentang suatu kebijakan atau
memperotes suatu keputusan. Akan tetapi, jika penuturnya ibu-ibu
yang sehari-hari berkecimpung di dalam bidang tata boga, maksud
tuturan itu adalah praktek pembuatan suatu jenis masakan atau
makanan. Di dalam bidang itu ekspresi mendemonstrasikan bermakna
„mempraktikkan‟. Di dalam proses belajar-mengajar di kelas, guru
dapat menjadi penutur tuturan itu. Jika hal itu terjadi, maka
demonstrasi adalah peragaan.
Pengetahuan tentang mitra tutur dapat memperjelas maksud
tuturan. Perbedaan mitra tutur menyebabkan perbedaan tafsiran
maksud tuturan. Ekspresi jauh dan berat memiliki tafsiran yang
berbeda secara bertahap menurut usia manusia. Maksud jauh bagi
mitra tutur dengan usia anak-anak tidak sama dengan maksud tuturan
ibu bagi mitra tutur dewasa. Berjalan satu kilometer jauh bagi anak-
33
anak. Hal itu tidak berlaku bagi orang dewasa. Hal yang sama terjadi
pada tafsiran tuturan berat.
Topik tuturan adalah pokok persoalan yang dibicarakan di
dalam suatu peristiwa tutur. Selain itu, topik tuturan merupakan ciri
konteks yang penting pula. Topik tuturan menjadi sarana pemetaan
maksud tuturan.
Waktu dan tempat bertutur berfungsi sebagai latar peristiwa
tutur merupakan ciri konteks yang lain. Dengan mengetahui latar,
maksud sebuah tuturan dapat dengan mudah dipahami. Latar yang
tidak jelas menjadikan penafsiran maksud tuturan menjadi sulit. Latar
juga berkenaan dengan hubungan penutur dan mitra tutur, gerak gerik
tubuh penutur, serta roman muka penutur.
Saluran atau media adalah wahana pengungkapan ekspresi.
Atas dasar caranya pengungkapan, ekspresi itu dapat secara lisan dapat
pula secara tulis. Berdasarkan bentuk saluran yang digunakan,
pengungkapan ekspresi itu dapat melalui saluran telegram, melalui
telepon, tatap muka, dapat pula melalui televisi.
Di dalam pembicaraan, kode berarti jenis bahasa. Sering pula
kode disebut tranda atau bahasa. Peristiwa tutur yang memakai saluran
atau media lisan dapat memilih salah satu dialek bahasa yang
digunakan. Ketepatan pilihan dialek dapat memperjelas maksud
tuturan.
34
Amanat atau pesan adalah sesuatu yang hendak disampaikan.
Pengungkapan amanat hendaknya diupayakan sedemikian rupa
sehingga mitra tutur atau pihak lain dapat dengan mudah
menangkapnya. Jika mitra tutur bersifat umum, bentuk amanat yang
disampaikanya pun hendaknya umum. Sebaliknya, jika mitra tuturnya
tertentu bentuk pesan yang diungkapkan hendaknya bersifat khusus.
Peristiwa atau kejadian menjadi ciri konteks kedelapan.
Peristiwa tutur bermacam-macam. Hal itu bergantung kepada
tujuannya. Sesungguhnya, yang harus diingat adalah setiap peristiwa
tutur memiliki cara penuturan tertentu. Peristiwa tutur memberikan
nasihat tentang pemanfaatan pekarangan rumah ekspresi dengan cara
yang berbeda dari peristiwa tutur wawancara tentang keberhasilan
beternak jangkrik.
b. Situasi Tutur
Situasi tutur adalah situasi yang melahirkan tuturan. Pernyataan
ini sejalan dengan pandangan bahwa tuturan merupakan akibat,
sedangkan situasi tutur merupakan sebabnya (Rustono, 1999:25). Di
dalam komunikasi tidak ada tuturan yang tanpa situasi tutur. Leech
berpendapat bahwa situasi tutur mencakup lima komponen (Rustono,
1999: 25). Kelima komponen situasi tutur itu adalah penutur dan mitra
tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tindak tutur sebagai bentuk
tindakan atau aktivitas, dan tuturan sebagai produk tindakan verbal.
35
Komponen situasi tutur yang pertama adalah penutur dan mitra
tutur. Penutur adalah orang yang bertutur, yakni orang yang
menyatakan fungsi pragmatik tertentu di dalam peristiwa komunikasi.
Selanjutnya, mitra tutur, mitra tutur adalah orang yang menjadi sasaran
sekaligus kawan penutur di dalam pertuturan. Aspek-aspek yang
terkait dengan komponen penutur dan mitra tutur antara lain usia, latar
belakang sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat
keakraban.
Kontek tuturan adalah komponen situasi tutur yang kedua. Di
dalam tata bahasa konteks tuturan itu mencakupi semua aspek fisik
atau latar sosial yang relevan dengan tuturan yang diekspresikan.
Konteks yang bersifat fisik, yakni fisik tuturan dengan tuturan lain,
biasanya disebut ko-teks. Sementara itu, konteks latar sosial lazim
dinamakan konteks. Dalam pragmatik konteks berarti semua latar
belakang pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur dan mitra
tuturnya.
Tujuan tuturan adalah sesuatu yang ingin dicapai penutur
dengan melakukan tindakan bertutur. Semua tuturan orang normal
memiliki tujuan. Komponen situasi tutur yang keempat adalah tindak
tutur. Tindak tutur sebagai bentuk tindakan atau aktivitas. Menuturkan
sebuah tuturan dapat dilihat sebagai melakukan tindakan (act).
Austin berpendapat melakukan tindak tutur sebagai suatu
tindakan, tidak ubahnya seperti tindakan mencubit atau menendang
36
(Rustono, 1999: 29). Hanya saja, bagian tubuh yang berperan berbeda.
Tindakan mencubit dan menendang tangan dan kakinya yang berperan,
sedangkan pada tindakan bertutur alat ucaplah yang berperan. Tangan,
kaki, dan alat ucap adalah bagian tubuh manusia.
Komponen situasi tutur yang terakhir adalah tuturan sebagai
produk tindak verbal. Tuturan itu merupakan hasil suatu tindakan.
Tindakan manusia dibedakan menjadi dua, yaitu tindakan verbal dan
tindakan nonverbal. Berbicara atau bertutur adalah tindakan verbal,
karena tercipta melalui tindakan verbal, tuturan itu merupakan produk
tindakan verbal. Tindakan verbal merupakan tindakan mengekspresi
kata-kata atau bahasa.
3. Tindak Tutur
Teori tindak tutur pertama kali dikemukakan oleh Austin (1956)
dalam bukunya yang berjudul How to do Things with Word? Dalam
bukunya dikemukakan bahwa aktivitas bertutur tidak hanya terbatas pada
penuturan sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu atas dasar itu.
Kemudian, teori tersebut berkembang secara mantap setelah Searle (1965)
menerbitkan buku yang berjudul Speech Acts: An Easay in the Philosophy
of Language.Searle menjelaskan bahwa dalam semua kegiatan komunikasi
linguistik terdapat tindak tutur. Ia berpendapat bahwa komunikasi bukan
hanya sekadar lambang, kata atau kalimat, tetapi akan lebih tepat apabila
37
disebut produk atau hasil dari lambang, kata atau kalimat yang berwujud
perilaku tindak tutur (Rohmadi, 2010:31).
Di dalam pragmatik, tuturan merupakan suatu bentuk tindakan
dalam kontekssituasi tutur sehingga aktivitasnya disebut tindak tutur.
Rustono (1999: 31) mendefinisikan bahwa tindak tutur atau tidak ujar atau
dalam bahasa Inggrisnya speech act merupakan entitas yang bersifat
sentral dalam pragmatik. Oleh karena itu, sifatnya yang sentral itulah,
tindak tutur bersifat pokok di dalam pragmatik. Pentingnya dan sentralnya
itu tampak di dalam perannya bagi analisis topik pragmatik lain.
Alasan ditampilkannya istilah tindak tutur adalah bahwa di dalam
mengucapkan suatu ekspresi, pembicara tidak semata-mata mengatakan
sesuatu dengan mengucapkan ekspresi itu (Rustono, 1999: 32). Didukung
pendapat Purwo yang menyatakan bahwa dalam pengucapan ekspresi itu
ia juga “menindakkan” sesuatu (Rustono, 1999: 32). Austin juga
menyatakan bahwa mengujarkan sebuah tuturan dapat dilihat sebagai
melakukan tindakan (act), di samping memang mengucapkan
(mengujarkan) tuturan itu (Rustono, 1999: 32). Demikianlah, aktivitas
mengujarkan atau menuturkan tuturan dengan maksud tertentu disebut
sebagi tindak tutur.
Tindak tutur adalah tindak yang dilakukan dalam menyampaikan
atau menyebutkan suatu maksud oleh penuturnya. Dalam tindak tutur lebih
dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya (Erlian, dkk.:
2013: 128).
38
Selanjutnya Yule, (2014: 82) mengungkapkan bahwa tindakan-
tindakan yang ditampilkan lewat tuturan biasanya disebut tindak tutur.
Wujud tindak tutur tersebut dapat berupa tuturan meminta maaf, keluhan,
pujian, undangan, janji atau permohonan.
Searle di dalam bukunya Speech Acts: An Essay in The Philosophy
of Language mengemukakan bahwa secara pragmatis setidak-tidaknya ada
tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh penutur, yakni tindak tutur
lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (ilocutionari act), dan tindak
perlokusi (perlocutionary act) (Wijana, 1996: 17).
a. Tindak Lokusi
Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu.
Tindak tutur ini disebut sebagai The Act of Saying Something. Menurut
Gunarwan lokusi semata-mata merupakan tindak tutur atau tindak
bertutur, yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan makna
kalimat sesuai dengan makna kata itu di dalam kamus dan makna
kalimat itu menurut kaidah sintaksisnya (Rustono, 1999: 35). Lebih
jauh lagi tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang relatif paling
mudah untuk diidentifikasi karena pengidentifikasiannya cenderung
dapat dilakukan tanpa menyertakan konteks tuturan yang tercakup
dalam situasi tutur (Wijana, 1996: 18).
b. Tindak Ilokusi
Sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau
menginformasikan sesuatu, dapat juga digunakan untuk melakukan
39
sesuatu. Bila hal itu terjadi, tindak tutur yang terbentuk adalah tindak
ilokusi. Tindak ilokusi disebut sebagai The Act of Doing Something.
Berbeda dengan lokusi, tindak ilokusi merupakan tindak tutur yang
mengandung maksud dan fungsi tuturan (Rustono, 1999: 35).
Tindak tutur ilokusi merupakan tindak tutur yang menyatakan
dan memiliki maksud di balik tuturannya. Hal ini dimaksudkan bahwa
dibalik tuturannya yang diucapkan oleh seseorang penutur memiliki
maksud terselubung di balik tuturannya (Rohmadi, 2014: 56)
Tindak tutur ilokusi lebih sulit diidentifikasi dibanding tindak
tutur lokusi karena ketika mengidentifikasi tindak tutur ilokusi harus
mempertimbangkan siapa petutur dan lawan tuturnya
c. Tindak Perlokusi
Sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang seringkali
mempunyai daya pengaruh (Perlocutionary force), atau efek bagi yang
mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja
atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak tutur yang
pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhui lawan tutur
disebut dengan tindak perlokusi. Tindak tutur ini disebut the act of
offecthing someone (Wijana, 1996: 20).
Tindak tutur perlokusi merupakan tindak tutur yang
menyatakan sesuatu kepada lawan tutur dan memiliki dampak
langsung kepada lawan tutur (Rohmadi, 2014: 57).
40
4. Jenis Tindak Tutur
Tindak tutur secara khusus oleh Searle (1969) dikategorikan
menjadi lima jenis. Kelima jenis tindak tutur itu adalah representatif,
direktif, ekspresif, komisif, dan deklrasi (Rustono, 1999: 37-40).
a. Tindak Tutur Representatif
Tindak tutur representatif adalah tindak tutur yang mengikat
penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkannya. Jenis tindak
tutur ini kadang-kadang disebut juga tindak tutur asertif. Termasuk ke
dalam jenis tindak tutur ini adalah tuturan yang menyatakan, menuntut,
mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, memberikan
kesaksian, berspekulasi, mengemukakan pendapat, membual,
memberitahukan. Tuturan-tuturan berikut ini juga merupakan tindak
tutur representatif.
1) “Sebentar lagi hujan.”
2) “Yang telah melunasi PBB baru 345 orang.”
3) “Di desa inilah pahlawan itu dilahirakan.”
b. Tindak Tutur Direktif
Tindak tutur direktif kadang-kadang disebut juga tindak tutur
impisiotif. Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan
penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di
dalam tuturan itu. Tindak tutur direktif dimaksudkan untuk
menimbulkan beberapa efek melalui tindak sang penyimak. Tuturan-
tuturan yang termasuk ke dalam tindak tutur direktif memaksa,
41
mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon,
menyarankan, memerintah, memberikan aba-aba, menantang.
Tuturan, “ambilkan buku itu!” adalah uturan direktif. Hal itu
terjadi karena memang tuturan itu dimaksudkan penuturnya agar mitra
tutur melakukan tindakan mengambilkan buku baginya. Indikator
bahwa tuturan itu direktif adalah adanya suatu tindakan yang harus
dilakukan oleh mitra tutur setelah mendengar tuturan itu. Di bawah ini
merupakan contoh tindak tutur yang berjenis direktif lain.
1) “Tolong belikan rokok di warung itu!”
2) “Anda lebih baik pulang sekarang.”
3) “Tunjukkam bahwa Anda bukan generasi pengecut!”
c. Tindak Tutur Ekspresif atau Evaluatif
Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan
penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang
disebutkan dalam tuturan itu. Fraser menyebut tindak tutur ekspresif
dengan istilah evaluatif. Tuturan yang termasuk dalam tindak tutur
ekspresif, tuturan memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik,
mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, menyanjung.
Tuturan, “sudah belajar keras, hasilnya tetap jelak ya, Bu”,
tuturan tersebut termasuk tindak tutur ekspresif mengeluh. Tuturan
tersebut sebagai tindak tutur ekspresif karena tuturan itu dapat diartikan
sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkannya, yakni usaha keras
yang tetap tidak mengubah hasil. Isi tuturan itu berupa keluhan karena
42
itu tindakan yang memproduksinya termasuk tindak tutur ekspresif
mengeluh. Tuturan-tuturan berikut ini merupakan contoh lain tindak
tutur ekspresif.
1) “Jawabanmu bagus sekali.”
2) “Terima kasih atas kebaikan Bapak.”
3) “Gagasanmu itu baik jika disampaikan dalam bahasa yang muda
dimengerti”.
d. Tindak Tutur Komisif
Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat
penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam
tuturannya. Tuturan yang termasuk ke dalam tindak tutur komisif,
tuturan berjanji, bersumpah, mengancam, menyatakan kesanggupan,
berkaul, menawarkan.
Tuturan, “saya berjanji akan melaksanakan tugas ini dengan
sebaik-baiknya”, tuturan tersebut merupakan tuturan komisif berjanji,
karena tuturan itu mengikat penuturnya untuk melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya dinyatakan penuturnya yang membawa
konsekuensi bagi dirinya untuk memenuhinya. Karena berisi janji yang
secara eksplisit dinyatakan, tindak tutur itu termasuk tindak tutur
komisif berjanji. Tuturan-tuturan berikut juga merupakan tindak tutur
komisif berjanji, bersumpah, dan mengancam.
1) “Besok saya akan datang ke rumah Bapak”.
43
2) “Saya bersumpah bahwa saya akan melaksanakan tugas ini dengan
sebaik-baiknya”.
3) “Jika tidak kamu kembalikan besok, aku tidak akan memberikan
pinjaman buku lagi kepadamu”.
e. Tindak Tutur Deklarasi atau Isbati
Tindak tutur deklarasi adalah tindak tutur yang dimaksudkan
penuturnya untuk menciptakan hal (status, keadaan, dsb.) yang baru.
Fraser menyebutkan tindak tutur ini dengan istilah estabilishive atau
isbati. Tuturan-tuturan dengan maksud mengesahkan, memutuskan,
membatalkan, melarang, mengizinkan, mengabulkan, mengangkat
(pegawai), menggolongkan, mengampuni, memaafkan, termasuk ke
dalam tindak tutur deklarasi.
Tuturan-tuturan berikut masing-masing merupakan contoh tindak
tutur deklarasi membatalkan, melarang, dan mengizinkan.
1) “Saya tidak jadi datang ke rumahmu besok”.
2) “Jangan datang lagi ke kantornya!”
3) “Ayah mengizinkan kamu kuliah di UI”.
Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan analisis tindak tutur
representatif dan direktif pada iklan layanan masyarakat pada radio
Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
44
5. Iklan Layanan Masyarakat
Iklan dalam bahasa Melayu (berasal dari bahasa Arab, yaitu l’lan
atau l’lanun) secara harfiah berarti informasi. Advertising berasal dari
bahasa Inggris atau kata advertentir yang berasal dari bahasa Belanda
untuk menyebutkan iklan, dan advertere yang berasal dari bahasa Latin
yang berarti berlari menuju ke depan (Riyanto, 2000 dan Winarno 2008
dalam Pujiyanto, 2013:2).
Lebih lanjut Wright menambahkan bahwa iklan merupakan proses
komunikasi yang mempunyai kekuatan penting sebagai sarana pemasaran,
membantu layanan, serta gagasan dan ide-ide melalui saluran tertentu
dalam bentuk informasi yang bersifat persuasif (Mulyana, 2005: 63).
Selanjutnya, Sugono, dkk. (2016: 520) menyampaikan iklan adalah berita
pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada
barang atau jasa yang ditawarkan.
Dalam iklan, penggunaan bahasa menjadi salah satu aspek penting
bagi keberhasilan iklan. Oleh karena itu, bahasa iklan harus mampu
menjadi manifestasi atau presentasi dari hal yang diinginkan pihak
pengiklan kepada masyarakat luas. Tujuannya ialah untuk mempengaruhi
masyarakat agar tertarik dengan sesuatu yang diiklankan.
Menurut Jakobson bahasa memiliki beberapa fungsi, yaitu (1)
fungsi referensial, (2) fungsi emotif, (3) fungsi konatif atau persuasif, (4)
fungsi metalinguistik, (5) fungsi fatik, dan (6) fungsi puitik (Mulyana,
2015: 65). Bahasa iklan, di samping memiliki fungsi informatif, juga
45
mengandung fungsi persuasif. Fungsi persuasif kiranya justru ditekankan
untuk mendapatkan dampak nyata (efek perlokusi) dari suatu tuturan.
Bahasa iklan sebagai kenyataan sosial telah ikut mempengaruhi
masyarakat dalam menentukan pandangan, gagasan, dan perilaku mereka.
Bahasa iklan yang terus menerus di dengar masyarakat akan tersimpan di
dalam jiwa dan pikiran masyarakat sehingga hal yang diiklankan secara
otomatis akan dimunculkan tatkala seseorang menghadapi suatu persoalan.
Perilklanan dapat juga dianggap sebagai sebuah institusi sosial.
Sebab, banyak lembaga masyarakat yang terlibat di dalam proses
pembuatan dan penyajian iklan. Periklanan adalah salah satu metode untuk
memperkenalkan barang, jasa, atau gagasan kepada publik (Schindler
dalam Suhandang, 2016: 15).
Iklan layanan masyarakat (bahasa Inggris: public service
announcement atau disingkat PSA) adalah iklan yang menyajikan pesan-
pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat
terhadap sejumlah masaah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang
bisa mengancam keselarasan dan kehidupan umum (Pujiyanto, 2013: 7).
Rusdianto (2016: 10) berpendapat bahwa iklan layanan masyarakat
merupakan bagain dari kampanye social marketing.Iklan ini bertujuan
menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat.
ILM biasanya berisi ajakan, pernyataan atau himbauan kepada masyarakat
untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi kepentingan
umum atau merubah perilaku yang “tidak baik” supaya menjadi lebih baik.
46
Selanjutnya, Pujiyanto (2013: 8) mengungkapkan iklan layanan
masyarakat (ILM) adalah iklan yang digunakan untuk menyampaikan
informasi, mengajak atau mendidik khalayak di mana tujuan akhir bukan
untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial.
Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya penambahan
pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap
masalah yang diiklankan, yang mana kesemua keuntungan itu sangat
penting bagi kualitas kehidupan masyarakat itu sendiri.
Perlu diketahui bahwa iklan layanan masyarakat bertujuan untuk
memberi kesadaran kepada khalayak. Apabila mereka telah sadar terhadap
masalah yang disiarkan melalui iklan layanan masyarakat, maka mereka
telah melakukan perubahan tingkah laku. Setelah terjadi perubahan
tingkah laku di kalangan khlayak, maka dapatlah dikatakan iklan layanan
tersebut telah memberikan kesan dan kampaye tersebut mencapai sasaran
(Khairifa, 2007: 134).
Widyatama menambahkan materi pesan yang disampaikan dalam
iklan layanan masyarakat berupa informasi-informasi publik untuk
mengugah khlayak melakukan sesuatu kebaikan yang sifatnya normatif
(Pujiyanto (2013: 8). Iklan layanan masyarakat muncul didasari oleh
kondisi negara/ masyarakat yang dilanda suatu permasalahan sosial,
sehingga pesan-pesan yang disampaikan kebanyakan bersifat sosial.
Pujiyanto (2013: 210) mengelompokkan iklan layanan masyarakat
berdasarkan temanya terbagi menjadi empat kelompok. Kelompok tema
47
iklan layanan masyarakat tersebut, yaitu tema larangan, peringatan,
imbauan atau anjuran, dan penemuan yang dipaparkan secara ilmiah.
Tema larangan dan sindiran merupakan pesan yang harus ditaati
dan dijalankan, bila tidak diikuti akan kena sanksi hukum maupun
psikologis. Pesan bertema larangan dan sindiran dimuncukan pada ILM
biasanya ada headline bertuliskan kata “jangan”, “stop”, “dilarang”,
“hentikan”, dan sebaginya. ILM kelompok ini dikatakan lebih tegas dan
sportif.
Tema peringatan bisa bersifat langsung atau tidak langsung.
Peringatan langsung merupakan peringatan yang bersifat keras, seperti
kata awas, waspadalah, berhati-hati, hindarilah, jangan terpancing, dan
sebagainya. Peringatan bersifat tidak langsung merupakan suatu
peringatan atau memperingati, hari jadi, haul, ulang tahun, atau suatu
kejadian yang dilakukan secara rutin pada periode tertentu, seperti Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia, Hari Bumi, Hari Lingkunagn Hidup,
dan sebagainya yang sifatnya sosial.
Tema imbauan atau anjuran dalam ILM biasanya menggunakan
kata supaya, harap, agar, taatilah, laksanakan, ikutilah, datanglah,
bantulah, pastikan, cegahlah, dan sebagainya. Imbauan pada iklan ini
mengajak masyarakat untuk mengikutinya. Iklan ini sifatnya mengimbau
atau anjuran dan tidak mewajibkan, sehingga tanggapan masyarakat berarti
tidak wajib mengikuti, yang berarti fleksibel boleh ya, boleh tidak.
48
Tema ilmiah, contoh poster berbentuk ILM yang bertema atau
mengarah keilmiahan yang dimunculkan oleh Direktorat Perguruan Tinggi
(Dikti) untuk yang mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional
(PIMNAS). Poster ini sebagai media informasi untuk mendampingi
produk unggulan dan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa
mahasiswa perguruan tinggi se-Indonesia melalui program Dikti.
6. Radio
Penemuan radio telah dimulai sejak abad ke -17 oleh Volta,
Ampere, Huyhens, faraday, Maxwell, Heindrich Herrtz, Edmond Branly,
Oliver Lodge, dan Papov. Hasil penemuan para ahli terdahulu dihubung-
hubungkan oleh Marconi sehingga Ia berhasil mengirim dan menerima
berita lewat pesawat radio yang diciptakan (Pujiyanto, 2013:60). Setelah
satu abad sesudah Marconi menemukan pesawat radio, diperkirakan ada
2,2 miliar pesawat penerima radio di seluruh dunia, diantaranya 1,2 miliar
di negara maju dan 1 miliar di negara yang sedang berkembang. Di
Indonesia, diperkirakan ada 32 juta radio penerima yang beredar di
kalangan masyarakat.
Radio adalah salah satu jenis media massa yang dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat (Suhandang, 2016:321).
Radio termasuk kategori iklan Above The Line yang berarti media yang
bersifat massa. Massa yang dimaksud adalah bahwa khalayak sasaran
berjumlah besar, antara satu sama lain tidak saling kenal dan menerpa
49
iklan secara serempak (Rusdianto, 2016: 7). Menurut Sugono, dkk.,
menjelaskan bahwa radio adalah siaran (pengiriman) suara atau bunyi
melalui udara. Rusdianto menjelaskan beberapa kelebihan media radio,
yaitu 1) dapat menjangkau daerah terpencil; 2) khalayak dapat
berimajinasi; 2) informasi dapat berbentuk ulasan; 4) biaya periklanan
relatif murah (2016: 32).
7. Skenario Pembelajaran Bahasa di SMA
a. Pengertian Pembelajaran
Hamalik (2015: 57) memaparkan pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang disusun, berdasarkan unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.
Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari peserta
didik, pendidik, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga labolatorium.
Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide
dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari
ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur,
meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar,
ujian dan sebagainya.
Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan
semua potensi peserta didik untuk mengusai kompetensi yang
diharapkan. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan
50
untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam
kebersamaan dan mengaktualisasikan diri (Majid, 2013:24).
Jadi, pembelajaran adalah kegiatan antara manusia (pendidik
dan peserta didik) yang melibatkan unsur material sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai sesuai rencana.
b. Tujuan Pembelajaran Bahasa
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai setelah
selesai diselenggarakannya suatu proses pembelajaran (Hamalik, 2015:
7).Basiran menjelaskan tujuan pembelajaran bahasa adalah
keterampilan dalam komunikasi dalam berbagai konteks
komunikasi(Asih, 2016:188). Kemampuan yang dikembangkan adalah
daya tangkap makna, peran, daya, tafsir, menilai, dan mengekspresikan
diri dengan bahasa. Semuanya dikelompokan menjadi kebahasaan,
pemahaman, dan penggunaan.
Jadi, tujuan pembelajaran bahasa adalah meningkatkan
kemampuan dan keterampilan peserta didik agar dapat berkomunikasi
dengan baik diberbagi konteks komunikasi.
c. Bahan Pembelajaran Bahasa
Bahan belajar atau pembelajaran merupakan suatu unsur belajar
yang penting mendapat perhatian seorang guru. Dengan bahan itu,
siswa dapat mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam upaya
mencapai tujuan belajar (Hamalik, 2015: 51). Oleh karena itu, seorang
pendidik harus mampu memilih bahan pembelajaran yang tepat untuk
51
diberikan kepada peserta didik. Iklan layanan masyarakat dari radio
Fotuna FM Kutorjo periode tahun 2012-2016 dapat dijadikan sebagai
bahan pembelajaran di kelas XII SMA yang berkaitan dengan materi
iklan.
Jadi, bahan pembelajaran adalah sesuatu yang dapat
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Sebagai seorang
pendidik harus mampu memilih bahan pembelajaran yang tepat yang
sesuai dengan tahap perkembangan pembelajaran peserta didik.
d. Metode Pembelajaran Bahasa
Asih (2016: 87) menjelaskan metode adalah prosedur
pembelajaran yang difokuskan pada pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam proses belajar mengajar, pendidik dapat
menggunakan metode sebagai berikut ini.
a) Metode Ceramah
Majid (2013: 137) mendeskripsikan bahwa metode ceramah
merupakan cara menyampaikan materi ilmu pengetahuan dan
agama kepada peserta didik dilakukan secara lisan. Sesungguhnya,
yang perlu diperhatikan, hendaknya ceramah mudah diterima,
isinya mudah dipahami serta mampu menstimulasi pendengar
(peserta didik) untuk melakukan hal-hak yang baik dan benar dari
isi ceramah yang disampaikan.
52
b) Metode Tanya Jawab
Majid (2013: 138) berpendapat bahwa, metode tanya jawab
adalah kegiatan mengajukan pertanyaan kepada peserta didik.
Metode ini dimaksudkan untuk merangsang peserta didik berfikir
dan membimbingnya dalam mencapai kebenaran.
c) Metode Diskusi
Majid (2013: 141) memaparkan bahwa metode diskusi
merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan
masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-
masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat
pendapatnya.
d) Model Problem Solving
Dalam penelitian ini penulis menggunakan model
pembelajaran Problem Solving (pemecahan masalah). Pepkin
menjelaskan bahwa problem solving adalah suatu model
pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan
keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan
keterampilan (Shoimin, 2014: 135).
Model pembelajaran problem solving digunakan oleh
pendidik dalam kegiatan proses pembelajaran. Model ini dapat
menstimulasi peserta didik dalam berfikir yang dimulai dari mencari
data sampai merumuskan kesimpulan sehingga peserta didik dapat
53
mengambil makna dari kegiatan pembelajaran (Shoimin, 2014:
137).
a) Kelebihan Model Pembelajaran Problem Solving
Model pembelajaran problem solving memiliki beberapa
kelebihan, yaitu:
(1) dapat membuat peserta didik lebih menghayati kehidupan
sehari-hari;
(2) dapat melatih dan membiasakan peserta didik untuk
menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil;
(3) dapat mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik
secara kreatif;
(4) peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan
masalahnya;
(5) melatih peserta untuk mendesain suatu penemuan;
(6) berfikir dan bertindak kreatif;
(7) memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis;
(8) mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan;
(9) menafsiran dan mengevaluasi hasil pengamatan;
(10) merangsang perkembangan kemajuan berfikir peserta didik
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat;
(11) dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya dunia kerja.
54
b) Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving
Model pembelajaran problem solvingtidak hanya memiliki
kelebihan, tetapi juga memiliki kekurangan, yaitu:
(1) memerlukan cukup banyak waktu;
(2) melibatkan lebih banyak orang;
(3) dapat merubah kebiasaan peserta didik belajar dengan
mendengarkan dan menerima informasi dari guru;
(4) dapat diterapkan secara langsung, yaitu untuk memecahkan
masalah;
(5) beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan
metode ini;
(6) memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan
dengan metode pembelajaran yang lain,
(7) kesulitan lain yang mungkin dihadapi.
e. Langkah-Langkah Pembelajaran Bahasa dengan Model Problem
Solving
Langkah-langkah pembelajaran adalah tahap-tahap yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Tahapan-tahapan tersebut
dipilih dan ditentukan masing-masing peserta didik sesuai dengan
model dan metode yang digunakan.
1) Tahap Persiapan
Sebelum melakukan pembelajaran, pendidik harus
menyiap-kan materi yang mendukung pembelajaran.
55
a) Pendidik memberikan materi tentang iklan kepada peserta
didik.
b) Pendidik memberikan naskah/ memutarkan rekaman iklan
layanan masyarakat dari radio Fortuna FM Kutoarjo sebagai
bahan masalah untuk diselesaikan melalui berdiskusi.
2) Kegiatan belajar mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, pendidik dituntut harus
mampu mengusai kelas. Hal ini dilakukan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
a) Pendidik membagi peserta didikmenjadi kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 anak.
b) Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
membaca/ mendengarkan, memahami, dan menginterpretasi
makna iklan layanan masyarakat dari radio Fortuna FM
Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
c) Pendidik mempertanyakan mengenai kesulitan yang dihadapi
peserta didik saat berdiskusi
d) Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi mengenai iklan dan
makna yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat dari
radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
56
3) Menutup kegiatan belajar mengajar
Dalam tahap ini, pendidik menyimpulkan materi yang
telah disampaikan agar peserta didik mengetahui dan menerima
materi dengan baik.
f. Sumber Belajar
Sumber belajar menurut Majid (2013: 170) diartikan sebagai
segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang
mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta
didik untuk melakukan proses belajar sebagai perwujudan dari
kurikulum guna mewujudkan perubahan tingkah laku.
1) Sumber belajar
a) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Bahasa
Indonesia: Ekspresi diri dan Akademik SMA/MA/SMA/MAK
Kelas XII Semester 1. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
b) Pujiyanto. 2013. Iklan Layanan Masyarakat. Yogyakarta: CV.
ANDI OFFSET.
c) Sugono, Dendy, dkk. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
2) media cetak: naskah iklan layanan masyarakat;
3) media elektronik: LCD, internet;
4) lingkungan: alam, sosial, budaya, manusia, masyarakat, dan
sebagainya.
57
g. Waktu
Waktu yang digunakan dalam pembelajaran dapat diatur sesuai
dengan kelulusan dan kedalaman materi. Seorang pendidik harus bisa
mengatur dan menggunakan waktu yang tepat dengan kelulusan dan
kedalam materi.
Dalam pengajaran iklan layanan masyarakat dari radio Fortuna
FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016, waktu yang digunakan adalah
dua kali pertemuan satu jam pelajaran 45 menit, satu kali pertemuan
dua jam pelajaran 90 menit, jadi dua kali pertemuan memerlukan
waktu 180 menit.
h. Evaluasi
Hamalik (2015:159) menjelaskan bahwa evaluasi hasil belajar
adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan
informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat
keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah
melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam kurikulum 2013, pendidik dianjurkan untuk
menggunakan penilaian unjuk kerja, penilaian karakter, dan penilaian
fortofolio. Hubungannya dengan penilaian unjuk kerja Leighbody
mengemukakan eleman-eleman kinerja yang dapat diukur: (1) kualitas
penyelesaian kerja, (2) keterampilan menggunakan alat-alat, (3)
kemampuan menganalisis dan merencanakan prosedur kerja sampai
58
kecil, (4) kemampuan mengambil keputusan berdasarkan aplikasi
informasi yang diberikan, dan (5) kemampuan membaca,
menggunakan diagram, gambar-gambar, dan simbol-simbol (Mulyasa,
2014: 144-151).
Selanjutnya, selain menggunakan penilaian di atas, penilaian
yang digunakan dalam pembelajaran memahami struktur dan kaidah
teks iklan; dan menginterpretasi makna teks iklan layanan masyarakat
dari radio Fortuna FM Kutoarjo menggunakan tes esai. Nurgiyantoro
menjelaskan bahwa tes esai adalah suatu bentuk pertanyaan yang
menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk uraian dengan
menggunakan bahasa sendiri (2010:117).
59
BAB III
METODE PENENLITIAN
Metode penelitian adalah sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2015:3). Pada bagian ini penulis
membahas mengenai metode yang dilakukan dalam penelitian. Dalam penelitian
ini, penulis menggunakan metode penelitian yang terdiri dari objek penelitian,
fokus penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data. Rincian dari metode
penelitian dijabarkan sebagai berikut.
a. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah apa yang menjadi sasaran dalam penelitian
(Bungin, 2011: 78). Objek penelitian ini berupa tindak tutur representatif dan
tindak tutur direktif pada iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM
Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
b. Fokus Penelitian
Penelitian kualitatif menghendaki adanya batasan masalah dalam
penelitian. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus.
Penetapan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori
yang telah ada (Sugiyono, 2015: 288). Penelitian ini difokuskan pada tindak
tutur representatif pada iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM
59
60
Kutoarjo periode tahun 2012-2016, tindak tutur direktif pada radio Fortuna
FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016, dan skenario pembelajaran iklan
layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-
2016 di kelas XII SMA pada pelajaran bahasa Indonesia.
c. Sumber Data
Sumber data adalah benda, hal atau orang tempat peneliti mengamati,
membaca, atau bertanya tentang data (Arikunto, 2010: 88). Sumber data
penelitian ini, yaitu iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM
Kutoarjo periode tahun 2012-2016. Data tersebut berupa tindak tutur yang
terdapat pada iklan layanan masyarakat periode tahun 2012-2016.
d. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data (Arikunto, 2010:134). Instrumen dalam penelitian ini
adalah penulis sendiri sebagai instrumen dibantu dengan buku teori
pragmatik, buku teori tindak tutur, kertas pencacat data beserta alat tulisnya,
dan iklan layanan masyarakat pada radio Fotuna FM Kutoarjo periode tahun
2012-2016. Di bawah ini penulis sajikan kartu pencatat data yang digunakan
untuk mencatat data.
61
Nomor Nama
ILM
Jenis Tindak Tutur
Representatif
Data
Tuturan
Konteks Fungsi
Tuturan
1.
2.
Nomor Nama
ILM
Jenis Tindak Tutur
Direktif
Data
Tuturan
Konteks Fungsi
Tuturan
1.
2.
e. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian
ini adalah metode observasi. Observasi atau pengamatan adalah kegiatan
keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu
utamanya selain pancaindra yang lain seperti telinga, penciuman, mulut, dan
kulit. Seseorang yang sedang melakukan pengamatan tidak selamanya
menggunakan pancaindra mata saja, tetapi selalu mengaitkan apa yang
dilihatnya dengan apa yang dihasilkan oleh pancaindra lainnya; seperti apa
yang didengar, apa yang dicicipi, apa yang ia cium, bahkan apa yang ia
rasakan dari sentuhan kulitnya (Bungin, 2011: 118).
Selanjutnya, selain menggunakan metode observasi penulis juga
menggunakan teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) dan teknik catat.
Teknik Simak Bebas Libat Cakap yaitu peneliti tidak terlibat dalam dialog,
konversasi, atau imbal-wicara. Peneliti tidak bertindak sebagai pembicara
yang berhadapan dengan mitra-wicara atau sebagai pendengar-yang-mitra-
wicara, yang perlu diperhatikan apa yang dikatakan pembicara. Peneliti hanya
sebagai pemerhati yang penuh minat tekun mendengarkan apa yang dikatakan
62
oleh orang-orang yang hanyut dalam proses dialog (Sudaryanto, 2015: 204).
Agar data yang terkumpulkan lebih akurat, penulis juga menggunakan teknik
catat. Teknik catat merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mencatat data pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan
mengklasifikasi (Sudaryanto, 2015: 205).
Langkah-langkah yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data
sebagai berikut ini.
1. Mendengarkan iklan layanan masyarakat radio Fortuna FM Kutoarjo
periode tahun 2012-2016.
2. Menyimak dan mencatat seluruh dialog yang terdapat dalam tuturan iklan
layanan masyarakat radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016
dengan teliti.
3. Mengklasifikasi iklan layanan masyarakat radio Fortuna FM Kutoarjo
periode tahun 2012-2016 berdasarkan tindak tutur representatif dan tindak
tutur direktif.
f. Teknik Analisis Data
Penelitian yang penulis lakukan dalam iklan layanan masyarakat pada
radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016 merupakan penelitian
deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik content analysis atau metode
analisis isi. Barelson berpendapat bahwa content analysis merupakan teknik
penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif, dan kualitatif
63
tentang memanifestasi komunikasi (Bungin, 2011: 164). Langkah-langkah
yang penulis tempuh dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. mencatat data berupa tuturan yang termasuk dalam tindak tutur
representatif dan tindak tutur direktif dalam iklan layanan masyarakat
pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016;
2. mengelompokan data dan menganalisis data berdasarkan jenis tuturan.
Data berupa tuturan yang termasuk dalam tindak tutur representatif dan
tindak tutur direktif dalam iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna
FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016;
3. data yang sesuai dengan topik penelitian, kemudian diambil dan
dijadikan bahan pembahasan dalam skripsi. Selanjutnya, penulis menarik
simpulan berdasarkan komponen-komponen hasil analisis tersebut.
g. Teknik Penyajian Hasil Analisis
Teknik yang digunakan untuk penyajian hasil analisis data adalah
menggunakan metode informal. Metode informal adalah penyajian hasil
analisis data dengan kata-kata biasa (Sudaryanto, 2015: 241). Dengan
demikian, penulis menyajikan hasil analisis tindak tutur representatif, tindak
tutur direktif dan skenario pembelajarannya iklan layanan masyarakat pada
radio Fortuna FM Kutoarjo periode 2012-2016 di kelas XII SMA dengan
kata-kata biasa tanpa menggunakan tanda dan lambang.
64
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN DATA
Dalam bab ini penulis memaparkan uraian 1) penyajian data, 2)
pembahasan data, dan 3) skenario pembelajaran iklan layanan masyarakat pada
radio Fortuna FM Kutoarjo dengan materi iklan di kelas XII SMA. Di bawah ini
penulis paparkan 3 hal tersebut.
A. Penyajian Data
Sebelum melakukan analisis, terlebih dahulu, penulis menyajian data-data
tentang 1) tindak tutur representatif dalam iklan layanan masyarakat pada radio
Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016, 2) tindak tutur direktif dalam
iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-
2016, dan 3) Skenario pembelajaran iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna
FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016 di kelas XII SMA. Di bawah ini penulis
sajikan data-data tersebut.
1. Tindak Tutur Representatif
Berdasarkan analisis data penulis menemukan tindak tutur representatif
sebanyak 23 tuturan, yang terbagi menjadi menyatakan 6 tuturan, mengakui 3
tuturan, mengemukakan pendapat 3 tuturan, dan memberitahukan 11 tutuan. Di
bawah ini penulis paparkan data tersebut.
64
65
1.1 Menyatakan
Menyatakan adalah menjelaskan. Tuturan menyatakan adalah tuturan yang
menjelaskan suatu hal kepada mitra tutur. Di bawah ini penulis mengemukakan
beberapa contoh tindak tutur representatif menyatakan yang terdapat dalam iklan
layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
Tabel 1.
Tindak Tutur Representatif Menyatakan
No. Nama ILM Jenis Tindak
Tutur
Represen-
tatif
Data Tuturan Konteks Fungsi
Tuturan
1. Penundaan
Usia Kawin
1. Menyata-
kan
1.1.1 “Perkawin
an dan
kehamilan
usia ideal
bayi lahir
sehat ibu
melahir-
kan
selamat.”
Dituturkan
Narator
wanita
ketika
seorang
Lelaki ingin
mempersun-
ting Wanita
untuk
menikah,
tetapi
Lelaki dan
Wanita
tersebut
mengatakan
jangan
terburu-
buru dan
harus
menunggu
cukup usia.
Tuturan
tersebut
mempu-
nyai
fungsi
menyata-
kan
kepada
orang lain
bahwa
tujuan
perkawin-
an dan
kehamilan
usia ideal,
yaitu agar
bayi sehat
ibu
melahir-
kan
selamat.
Bahaya
Merokok 1.1.2 “Ya anda
benar,
merokok
dapat
menyebab
kan
kanker,
serangan
Ketika
Narator
wanita
bertanya
kepada
pendengar
mengenai
bahaya
Tuturan
tersebut
mem-
punyai
fungsi
menyata-
kan/men-
jelaskan
66
jantung,
hipotensi,
dan
gangguan
kehamilan
serta
janin.”
yang
ditimbulkan
akibat
merokok
Kemudian,
Narator
lelaki
membenar-
kan
jawaban
pendengar
dan
mengulang
jawaban
tersebut
mengenai
bahaya
yang
ditimbulkan
akibat
merokok.
kepada
oranga lain
tentang
bahaya
akibat
merokok.
Tuturan
tersebut
dituturkan
oleh
Narator
lelaki.
Bencana
Banjir dan
Longsor
1.1.3 “Mak jlep
ning ati
Mas bro,
mak jlep,
sakit hati
ini Mas
bro,
sakit.”
Terjemahan
“tiba-tiba di hati
Mas bro,tiba-tiba
sakit hati ini Mas
bro sakit.”
Ketika Mba
bro sedang
mendengar-
kan berita
proses
evakuasi
keluarga
korban
bencana
banjir. Hati
Mba bro
merasakan
sakit atas
terjadinya
bencana
tersebut.
Tuturan
tersebut
mempu-
nyai
fungsi
menyata-
kan rasa
sakit yang
dirasakan
Mba bro
kepada
orang lain
setelah
mendengar
berita
banjir.
1.2 Mengakui
Mengakui adalah mengaku akan kesalahan. Tuturan mengakui adalah
tuturan yang disampaikan penutur kepada mitra tutur yang berupa pengkuan atas
kesalahan yang pernah dilakukan. Di bawah ini penulis menyajikan contoh tuturan
67
representatif mengakui dalam iklan layanan masyarakat pada Radio Fortuna FM
Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
Tabel 2.
Tindak Tutur Representatif Mengakui
No. Nama
ILM
Jenis Tindak
Tutur
Represen-
tatif
Data Tuturan Konteks Fungsi
Tuturan
1. Bencana
Banjir dan
Longsor
2. Mengakui 1.2.1 “Nah iku
mergo
awake dewe
iki, sing ora
biso njogo
alam.
Buang
sampah
sembarang-
an, kalen-
kalen podo
didadeke
pelataran
umah,
durung
maneh
nebangi
pohon
tanpo
nantur
anankane
sak
durunge,
rendeng
teko banyu
mbludak,
gununge
podo
gugur.”
Terjemahan
“Nah itu karena
kita ini, yang tidak
bisa menjaga alam.
Membuang sampah
sembarangan,
Dituturkan
Mas bro
kepada Mba
bro saat
Mba bro
bersedih
setelah
mendengar
berita banjir
dan longsor
di berbagai
tempat. Mas
bro
mengakui
bencana
tersebut
akibat ulah
manusia
tidak
terkecuali
mereka
berdua.
Tuturan
tersebut
berfungsi
mengakui
kesalahan
mereka
dan orang
lain
kepada
orang lain
(pendeng-
ar)atas
perilaku-
nya yang
tidak bisa
menjaga
alam
sehingga
terjadi
bencana
banjir dan
tanah
longsor.
68
selokan-selokan
dijadikan halaman
rumah, belum lagi
menebang pohon
tanpa menanam
bibit sebelumnya,
musim penghujan
tiba air meluap,
gunungnya gugur”.
Global
Warming
1.2.2 “Kusering
menebang
pohon
sembarang-
an,
memakai
kendaraan
bermotor
yang tidak
semesti-
nya”.
Dituturkan
penutur
Aku, Aku
merasa
kehilangan
desanya
yang subur,
sejuk
seperti 10
tahun yang
lalu.
Penutur
Aku
mengakui
perbuatan-
nya yang
menyebab-
kan desanya
berasa
gersang,
panas, dan
polusi
dimana-
mana.
Tuturan
tersebut
berfungsi
mengakui
kesalahan
penutur
Aku
kepada
orang lain
yang telah
menebang
pohon
semba-
rangan dan
memakai
kendaraan
bermotor
yang tidak
semesti-
nya.
Waktu 1.2.3 “Tongkro-
ngan, lama-
lama kok
habis
uangku.
Udah gitu
tugas
sekolahku
engga aku
kerjakan, ya
Tuhan
nyesel aku”.
Dituturkan
seorang
Lelaki saat
ditanya
Narator
lelaki
kegiatan
apa saja
yang
dilakukan
selama
sehari atau
24 jam.
Tuturan
tersebut
berfungsi
mengakui
kesalahan
lelaki
(aku)
kepada
orang lain
atas
perilaku-
nya yang
tidak baik.
69
Lelaki
tersebut
menjawab
dan
menyesal
karena
menghabis-
kan waktu
untuk
tongkrong-
an.
1.3 Mengemukakan Pendapat
Mengemukakan adalah mengutarakan, sedangkan pendapat adalah pikiran,
anggapan. Tuturan mengemukakan pendapat dapat diartikan penutur
mengutarakan pikiran atau ide kepada lawan tutur. Di bawah ini penulis
menyajikan beberapa contoh tuturan representatif mengemukakan pendapat dalam
iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-
2016.
Tabel 3.
Tindak Tutur Representatif Mengemukakan Pendapat
No. Nama
ILM
Jenis Tindak
Tutur
Repre-
sentatif
Data Tuturan Konteks Fungsi
Tuturan
1. Bahaya
Merokok
3. Mengemu
kakan
Pendapat
1.3.1 “Tidak
ada alasan
untuk
berhenti
merokok,
berhenti-
lah
merokok
sekarang
juga.
Dengan
berhenti
Dituturkan
Narator
lelaki
setelah
Narator
wanita
mengingat-
kan bahwa
bahaya
merokok
bukan
hanya
Tuturan
tersebut
berfungsi
mengemuka
kan
pendapat
bahwa
dengan
berhenti
merokok
berarti telah
mampu
70
merokok
anda
menjadi
orang
yang
sukses
mengenda
likan diri
anda”.
sekadar
imbauan
saja.
Narator
lelaki
menyuruh
orang lain
untuk
berhenti
merokok.
Narator
lelaki
berpendapat
apabila
seseorang
mampu
berhenti
merokok
berarti
orang
tersebut
sukses
mengendali
kan diri
sendiri.
mengendali
kan diri.
1.3.2 “Dan
memberi
udara
segar bagi
keluarga
anda”.
Narator
lelaki
sebelumnya
berpendapat
tentang
orang yang
dianggap
sukses
karena
mampu
berhenti
merokok.
Kemudian,
Narator
wanita juga
nembahkan
selain
sukses
mengendali
kan diri,
juga
Tuturan
tersebut
berfungsi
memberikan
pendapat
bahwa
dengan
tidak
merokok
berarti telah
memberi
udara segar
bagi
keluarga.
71
memberi
udara segar
bagi
keluarga
orang
tersebut.
Belajar 1.3.3
Narator wanita:
“Semua kan
teratasi jika kamu
selalu belajar,
belajar, dan
belajar”.
Narator lelaki:
“Belajar belajar
dan belajar”.
Koor narator:
“Secara rutin dan
berkala”.
Seorang
lelaki
bertanya
kepada
sobat
Fortuna
mengenai
belajar apa
yang paling
susah.
Beberapa
sobat
Fortuna
menjawab
sesuai
dengan
kelemahan
masing-
masing.
Kemudian,
Narator
lelaki dan
Narator
wanita
memberikan
pendapat
untuk
mengatasi
kelemahan
tersebut.
Tuturan
tersebut
berfungsi
memberikan
pendapat
kepada
orang lain
cara
mengatasi
kelemahan
belajar mata
pelajaran.
1.4 Memberitahukan
Memberitahukan adalah menyampaikan kabar supaya diketahui. Tuturan
memberitahukan adalah tuturan yang diucapkan penutur untuk menyampaikan
sesuatu kepada mitra tutur agar mitra tutur menjadi tahu. Di bawah ini penulis
72
menyajikan beberapa contoh tindak tutur representatif memberitahukan yang
terdapat pada iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode
tahun 2012-2016.
Tabel 4.
Tindak Tutur Representatif Memberitahukan
No. Nama
ILM
Jenis Tindak
Tutur
Repre-
sentatif
Data Tuturan Konteks Fungsi
Tuturan
1. DBD 4. Memberi-
tahukan
1.4.1 “Anak
saya Bu
Joko,
badannya
panas,
kulitnya
juga
muncul
binti-
bintik
merah,
Bu”.
Bu Ana
datang ke
rumah Bu
Joko pada
malam hari
dan kondisi
sedang
hujan.
Setelah Bu
Joko
membuka-
kan pintu
Bu Ana
memberita-
hukankan
kondisi
anaknya
kepada Bu
Joko.
Tuturan
tersebut
berfungsi
memberi-
tahukan
kepada
orang lain
bahwa
kondisi
seperti
anak Bu
Ana harus
segera
mendapat
penanga-
nan medis.
Tuturan
tersebut
dituturkan
Bu Ana.
1.4.2 “M yang
pertama
menguras
bak
mandi,
wc, vas
bunga,
dan
tempat
yang
meng-
genang
air.
Narator
menuturkan
tuturan
tersebut
setelah anak
Ibu Ana
badannya
panas dan
kulinya
mucul
bintik-bintik
merah. Ibu
Joko
Tuturan
tersebut
berfungsi
memberita
hukan
kepada
orang lain
menganai
3 cara
untuk
mencegah
terkena
demam
73
Lakukan
dengan
menyikat
rata
dinding
bagian
dalam,
agar telur
nyamuk
yang
menempel
dapat
lepas dan
tidak
menetas
menjadi
jentik-
jentik
nyamuk.
M yang
kedua
menutup
tempat
penam-
pungan air
dengan
rapat. M
yang
ketiga
mengubur
barang-
barang
bekas
yang dapat
menam-
pung air
dan yang
tidak akan
dimanfaat
kan lagi
sebaiknya
disingkir-
kan”.
memperkira
kan anak
Ibu Ana
terkena
penyakit
demam
berdarah.
berdarah.
Hari
Pahlawan
1.4.3 “10
November
1945,
Seorang
sastrawan
membaca-
Tuturan
tersebut
berfungsi
74
terjadilah
pertem-
puran
Surabaya
yang
merupa-
kan
peristiwa
bersejarah
perang
antara
pihak
tentara
Indonesia
dan
pasukan
Belanda.
Pertem-
puran
terbesar
dan
terberat
dalam
sejarah
revolusi
nasional
Indonesia,
yang
menjadi
simbol
atas
perlawa-
nan
Indonesia
terhadap
kolonialis
me”.
kan sebuah
puisi
bertema
kepahlawan
an dengan
diiringi
musik
tembakan.
Kemuadian,
setelah
selesai
Narator
menuturkan
tuturan
tersebut
tepat pada
peringatan
hari
pahlawan,
yaitu 10
November.
memberita
hukan
kepada
orang lain
(masyara-
kat) bahwa
tanggal 10
November
sebagai
hari
pahlawan.
Kondom 1.4.4 “Begini
Bang aku
terlambat,
aku
khawatir
Bang”.
Saat Abang
sedang
santai Ibu
menanya-
kan kepada
Abang
apakah
Abang
masih
Tuturan
tersebut
berfungsi
memberita
hukan
orang lain
(Abang)
bahwa Ibu
sudah
75
sayang atau
tidak.
Setelah Ibu
bertanya
seperti itu,
Ibu
menyampai
kan rasa
khawatirnya
karena Ibu
terlambat
menstruasi.
terlambat
menstru-
asi.
1.4.5 “Istriku la
kawan,
jangan-
jangan dia
hamil lagi,
mana
zaman lagi
susah
tambah
anak repot
lah aku”.
Ketika di
pos ronda
Abang
marah saat
disapa oleh
Lelaki 1.
Abang
masih
terbawa
emosi
karena Ibu
baru saja
menyampai
kan kabar
bahwa Ibu
terlambat
menstruasi.
Abang
khawatir
Ibu hamil
lagi.
Tuturan
tersebut
berfungsi
memberita
hukan rasa
khawatir
Abang
kepada
orang lain
karena
istrinya
terlambat
mens-
truasi.
Abang
khawatir
Ibu hamil.
1.4.6 “Caranya
dampingi
istri
mendapat
kan
layanan
kontra-
sepsi yang
sesuai.
Toh kalau
terjadi
sesuatu
ujung-
Ketika di
pos ronda
Lelaki 1
menyaran-
kan supaya
Abang ikut
KB tetapi ia
membatah.
Kemudian,
Lelaki 2
menyaran-
kan pakai
kondom dan
Tuturan
tersebut
berfungsi
memberita
hukan
kepada
orang lain
mengenai
bagaimana
cara
mengikuti
KB.
76
ujunnya
kita yang
repot”.
memberita-
hu cara
mengikuti
KB.
2. Tindak Tutur Direktif
Berdasarkan analisis data penulis menemukan tindak tutur direktif
sebanyak 26 tuturan, yang terbagi menjadi menyuruh 8 tuturan, meminta 1
tuturan, menyarankan 9 tuturan, dan mengajak 8 tutuan. Di bawah ini penulis
paparkan data tersebut.
2.1 Menyuruh
Menyuruh adalah memerintah supaya melakukan sesuatu. Tuturan
menyuruh adalah tuturan yang dituturkan penutur agar mitra tutur melakukan
sesuatu sesuai perintah penutur. Di bawah ini penulis sajikan beberapa contoh
tuturan direktif menyuruh yang terdapat pada iklan layanan masyarakat pada radio
Fotuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
Tabel 5.
Tindak Tutur Direktif Menyuruh
No. Nama
ILM
Jenis Tindak
Tutur
Direktif
Data Tuturan Konteks Fungsi
Tuturan
2. Sebelum
Kamu
Makan
1. Menyu-
ruh
2.1.1 “Memotret
makanan
memang
tidak ada
hukumnya,
tapi
sebelum
menyantap
makanan
berdoa itu
Ketika
pagi hari
beberapa
wanita dan
lelaki
sedang
memesan
makanan
di sebuah
warung
Tuturan
tersebut
berfungsi
menyuruh
orang lain
untuk
berdoa
sebelum
makan.
Tuturan
77
wajib
hukumnya”.
makan.
Seorang
Wanita
sambil
memotret
makanan,
bertanya
kepada
Lelaki,
mengapa
makanan-
nya belum
dimakan.
Kemudian,
Lelaki
tersebut
balik
bertanya
kepada
Wanita
tersebut
dengan
menanya-
kan
apakan
sudah
berdoa.
tersebut di
tuturkan
oleh
Narator
lelaki.
Bahaya
Merokok
2.1.2 “Tidak ada
alasan
untuk
berhenti
merokok,
berhentilah
merokok
sekarang
juga.”
Setelah
Narator
lelaki
menyam-
paikan
bahaya
akibat
merokok.
Narator
lelaki
menyam-
paikan
tuturan
tersebut.
Tuturan
tersebut
berfungsi
menyuruh
orang lain
berhenti
merokok
2.1.3 “Stop
merokok
sekarang
juga”.
Narator
lelaki dan
Narator
wanita
menyam-
Tuturan
tersebut
berfungsi
menyuruh
orang lain
78
paikan
tuturan
tersebut
setelah
mereka
menyam-
paikan
akibat
merokok
dan
manfaat
apabila
tidak
merokok.
untuk
berhenti
merokok.T
uturan
tersebut
disampai-
kan secara
tegas.
DBD 2.1.4 “Hati-hati
lebih baik
mencegah
dari pada
mengobati.
Lakukan
3M di
lingku-
ngan”.
Setelah
Narator
lelaki
memberita
hukan
penyakit
demam
berdarah,
penyebab
penyakit
demam
berdarah,
dan orang
yang
sudah
terkena
penyakit
demam
berdarah.
Kemudian,
Narator
lelaki
menyuruh
orang lain
melakukan
3M di
lingkung-
an.
Tuturan
tersebut
berfungsi
menyuruh
orang lain
untuk
melakukan
3M di
lingkung-
an agar
terhidar
dari
demam
berdarah.
79
2.2 Meminta
Meminta adalah berkata-kata supaya diberi atau mendapat sesuatu.
Tuturan meminta adalah tuturan yang disampaikan penutur agar diberi atau
mendapatkan sesuatu dari mitra tutur. Di bawah ini penulis menyajian tuturan
direktif memintayang terdapat dalam iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna
FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
Tabel 6.
Tindak Tutur Direktif Meminta
No. Nama
ILM
Jenis Tindak
Tutur
Direktif
Data Tuturan Konteks Fungsi
Tuturan
2. Sebelum
Kamu
Makan
2. Meminta 2.2.1
Wanita 1:
“rica-rica”
Lelaki 2:
“soto”
Wanita 2:
“Mie ayam”
Lelaki 3:
“Kupat tahu”
Wanita 3:
“aku bakso”
Wanita 4:
“Ayam
goreng”
Lelaki 2:
“es teh”
Wanita 1:
“es buah”
Wanita 2:
“es jeruk”
Lelaki 3:
“kopi naskitel”
Ketika pagi
hari beberapa
lelaki dan
wanita akan
makan di
warung makan.
Lelaki 1
(pelayan)
menanyakan
makan yang
akan dipesan
oleh beberapa
lelaki dan
wanita tadi.
Wanita 1,
Lelaki 2,
Wanita 2,
lelaki 3,
Wanita 3,
Wanita 4
meminta
makanan dan
minuman
sesuai selera
mereka
masing-
masing.
Tuturan
tersebut
berfungsi
untuk
menyampai
kan
permintaan
pembeli
kepada
pelayan
dengan
tujuan agar
pelayan
membawa-
kan
makanan
dan
minuman
yang
diminta
pembeli.
80
2.3 Menyarankan
Menyarankan adalah memberikan saran. Tuturan menyarankan adalah
tuturan yang disampaikan penutur untuk memberikan saran atau menganjurkan
mitra tutur, tuturan yang disampaikan untuk dipertimbangkan. Di bawah ini
penulis menyajikan beberapa contoh tuturan direktif menyarankan yang terdapat
dalam iklan layanan masyarakat pada radio Foruna FM Kutoarjo periode tahun
2012-2016.
Tabel 7.
Tindak Tutur Direktif Menyarankan
No. Nama
ILM
Jenis Tindak
Tutur
Direktif
Data Tuturan Konteks Fungsi
Tuturan
1. Panundaan
Usia
Kawin
3. Menyaran
kan
2.3.1 “Agar
bahtera kita
indah
selamanya.
Jangan
hamil
cepat-cepat
jangan lahir
rapat-rapat,
agar bayi
lahir sehat
dan ibu
selamat”.
Ketika
seorang
Lelaki
menyam-
paikan
keinginan
nya untuk
memper-
sunting
Wanita,
tetapi
meraka
sepakat
jangan
terburu-
buru dan
menunggu
cukup usia
dulu.
Tujuannya
agar
behtera
mereka
indah
selama-
nya.
Tuturan
tersebut
berfungsi
menyaran-
kan kepada
orang lain
(pendengar)
supaya
jangan
hamil diusia
terlalu
muda dan
jangan
melahirkan
diusia tua
agar bayi
lahir sehat
dan ibu
selamat.
Tuturan
tersebut
dituturkan
bersama
antara lelaki
dan wanita.
81
2.3.2 “Dua anak
lebih baik”.
Narator
wanita
menyam-
paikan
perkawin-
an dan
kehamilan
usia ideal,
bayi lahir
sehat, ibu
melahir-
kan juga
selamat.
Kemudian,
Narator
lelaki dan
Narator
wanita
menambah
kan saran
mempu-
nyai dua
anak lebih
baik.
Tuturan
tersebut
berfungsi
memberikan
saran
kepada
orang lain
(pendengar)
supaya
memiliki
dua anak
saja.
DBD 2.3.3 “Hati-hati
lebih baik
mencegah
dari pada
meng-
obati”.
Di malam
hari Bu
Ana
datang ke
rumah Bu
Joko
untuk
memberita
hukan
keadaan
anaknya
yang
panas dan
kulitnya
muncul
bintik-
bintik
merah. Bu
Joko
menduga
anak Bu
Ana
Tuturan
tersebut
berfungsi
menyaran-
kan orang
lain
(pendengar)
untuk
berhati hati
agar jangan
sampai
terkena
penyakit
demam
berdarah.
82
terkena
DBD.
Kemudian,
Narator
lelaki
menyam-
paikan
penyabab
DBD dan
menyaran
kan agar
lebih
berhati-
hati karena
mencegah
lebih baik
dari pada
meng-
obati.
Kondom 2.3.4 “Makanya
KBlah
Bang”.
Ketika di
pos ronda
Abang
masih
terbawa
emosi
ketika
disapa
oleh
Lelaki 1.
Kemudian,
Abang
menyam-
paikan apa
yang
sebenar-
nya yang
sedang
terjadi
pada
dirinya
kepada
Lelaki 1.
Tuturan
tersebut
berfungsi
menyaran-
kan kepada
orang lain
(Abang)
untuk ikut
KB.
2.3.5 “Kalau
pakai
kondom,
makanya
Saat
Abang
tidak
setuju
Tuturan
tersebut
berfungsi
menyaran-
83
urusan KB
juga urusan
kita”.
apabila ia
ikut KB.
Menurut
Abang KB
adalah
urusan
perempu-
an, Abang
juga tidak
bersedia
kalau
harus
minum pil
KB atau
pasang
spiral.
Kemudian,
Lelaki 2
menyampa
ikan kalau
KB juga
urusan
lelaki dan
tidak harus
minum pil
KB atau
memakai
spiral.
Lalaki 2
menyaran-
kan
memakai
kondom
saja.
kan kepada
orang lain
(Abang)
agar
memakai
kondom
saja. Jadi,
tidak perlu
minum pil
KB atau
memakai
spiral.
2.4 Mengajak
Mengajak adalah meminta supaya turut. Tuturan mengajak adalah tuturan
yang disampaikan penutur untuk meminta supaya mitra tutur turut melakukan
sesuatu yang dituturkan penutur. Di bawah ini penulis menyajikan beberapa
84
contoh tuturan direktif mengajak yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat
pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
Tabel 8.
Tindak Tutur Direktif Mengajak
No. Nama
ILM
Jenis Tindak
Tutur
Direktif
Data Tuturan Konteks Fungsi
Tuturan
2. Bencana
Banjir dan
Longsor
4. Mengajak 2.4.1 “Mari kita
lakukan
dari hal
yang
kecil,
mem-
buang
sampah
pada
tempat-
nya, tidak
di-
sembarang
tepat;
kerja bakti
rutin
member-
sihkan
selokan,
kali,
maupun
sungai di
daerah
sekitar
kita;
galakkan
kembali
sistem
reboisasi
baik di
hutan
maupun
pemukim-
an”.
Dituturkan
oleh
Narator
wanita.
Tuturan
tersebut
disampai-
kan setelah
Mas bro
mengakui
perbuatan
manusia
yang tidak
bisa
menjaga
alam.
Tuturan
tersebut
berfungsi
mengajak
orang lain
untuk tidak
membuang
sampah
sembarang-
an,
membersih-
kan
lingkungan,
dan
mengalak-
kan
reboisasi
agar tidak
terjadi
bencana
banjir dan
longsor.
2.4.2 “Ya wes
lha Mas
Ketika Mba
bro merasa
Tuturan
tersebut
85
bro ndang
gugur
gunung
wae,
sambatan,
ngresiki
kalen-
kalen seng
mampet.”
Terjemahan
“Ya sudahlah
Mas bro, ayo
kerja bakti, saling
membantu,
membersihkan
selokan-selokan
yang tersumbat”.
sedih
dengan
kejadian
banjir dan
longsor
yang terjadi
di beberapa
tempat.
Kemudian,
Mas bro
menyampai
kan bahwa
banjir dan
lonsor
akibat ulah
manusia
yang tidak
dapat
menjaga
alam.
Setelah
mengetahui
penyebab
banjir Mba
bro
mengajak
Mas bro
kerja bakti.
berfungsi
untuk
mengajak
orang lain
untuk
melakukan
kegiatan
kerja bakti,
saling
membantu
membersih-
kan selokan
yang
tersumbat.
DBD 2.4.3 “Ayo Bu
kita antar
ke rumah
sakit
saja.”
Ketika Bu
Ana datang
ke rumah
Bu Joko
memberita-
hukan
keadaan
anaknya
yang sedang
sakit.
Tuturan
tersebut
berfungsi
mengajak
orang lain
untuk
segera
membawa
anaknya ke
rumah sakit
agar segera
mendapat
pertolong-
an.
2.4.4 “Ayo
lakukan
3M di
lingkung-
Setelah
anak Ibu
Joko
mengalami
Tutran
tersebut
berfungsi
mengajak
86
an dan
rumah
kita.”
gejala
penyakit
deman
berdarah.
3M cara
yang dapat
dilakukan di
lingkungan
dan rumah
untuk
mencegah
terkena
DBD.
orang lain
(pendengar)
untuk
melakukan
3M di
lingkungan
dan rumah
agar tidak
terkena
penyakit
DBD.
3. Skenario Pembelajaran Iklan Layanan Masyarakat pada Radio Fortuna
FM Kutoarjo Periode Tahun 2012-2016 di Kelas XII SMA.
Pembelajaran bahasa di kelas XII SMA telah dimuat dalam silabus
pada kompetensi dasar tertentu. Skenario pembelajaran iklan layanan
masyarakat pada radio Fortuna FM periode tahun 2012-2016 di kelas XII
SMA disesuaikan dengan kurikulum 2013. Penulis menyajikan skenario
pembelajarannya sebagai berikut.
a. Kompetensi Inti
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevalusi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
87
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah
konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah.
b. Kompetensi Dasar
KD 3.1 : Memahami struktur dan kaidah teks iklan, baik secara
lisan maupun tulisan
KD 4.1 : Menginterpretasi makna teks iklan, baik secara lisan
maupun tulisan.
c. Indikator
Penulis menyampaikan indikator dalam penulisan ini, sebagai berikut.
1. Memahami struktur dan kaidah teks iklan.
2. Menafsirkan/ menginterpretasimakna tuturan teks iklan layanan
masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
3. Mengoreksi dan menyimpulkan makna tuturan teks iklan layanan
masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
d. Tujuan Pembelajaran
Penulis menyampaikan tujuan pembelajaran dalam penulisan ini, sebagai
berikut.
1. Peserta didik mampu memahami struktur dan kaiah teks iklan.
88
2. Peserta didik mampu menafsirkan/ menginterpretasi makna tuturan
teks iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode
tahun 2012-2016.
3. Peserta didik mampu mengoreksi dan menyimpulkan makna tuturan
teks iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode
tahun 2012-2016.
e. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan hal yan sangat penting yang wajib
dikuasai oleh seorang pendidik. Materi yang disampaikan dalam
pembelajaran bahasa di kelas XII SMA adalah materi mengenai struktur
dan kaidah teks iklan; dan iklan layanan masyarakat.
f. Metode Pembelajaran
Penulis menggunakan beberapa metode pembelajaran antara lain:
1. metode ceramah;
2. metode tanya jawab;
3. metode diskusi;
4. model problem solving.
g. Langkah-Langkah Kagiatan Pembelajaran
Pendidik melaksanakan pembelajaran iklan layanan masyarakat
pada pertemuan pertama membutuhkan alokasi waktu 2x45 menit. Dalam
pembelajarannya, pendidik melakukan kegiatan sebagai berikut.
1. Pendidik menyampaikan materi mengenai struktur dan kaidah teks
iklan.
89
2. Pendidik mengajak peserta didik untuk mencermati iklan layanan
masyakarat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016
yang sudah berbentuk teks.
Pada pertemuan kedua, pendidik menggunakan waktu 2X45 menit
dengan kegiatan sebagai berikut.
1. Pendidik mengulang materi yang sudah disampaikan di pertemuan
pertama.
2. Pendidik memberi tugas kepada peserta didik untuk menafsirkan
makna iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo
periode tahun 2012-2016.
3. Pendidik dan peserta didik mengoreksi hasil pekerjaan dan
menyimpulkan makna iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna
FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
h. Sumber Belajar
Sumber belajar yang digunakan penulis berupa:
1. sumber belajar
a) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Bahasa
Indonesia: Ekspresi diri dan Akademik SMA/MA/SMA/MAK Kelas
XII Semester 1. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
b) Pujiyanto. 2013. Iklan Layanan Masyarakat. Yogyakarta: CV.
ANDI OFFSET.
c) Sugono, Dendy, dkk. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
90
2. media cetak: naskah iklan layanan masyarakat;
3. media elektronik: LCD, internet;
4. lingkungan: alam, sosial, budaya, manusia, masyarakat.
5. Waktu
Dalam pembelajaraniklan layanan masyarakat dari radio Fortuna
FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016, waktu yang digunakan adalah dua
kali pertemuan satu jam pelajaran 45 menit, satu kali pertemuan dua jam
pelajaran 90 menit, jadi dua kali pertemuan memerlukan waktu 180 menit.
6. Evalusai Pembelajaran
Dalam melakukan penilaian pendidik menggunakan penilaian unjuk
kerja, penilaian karakter, dan penilaian fortofolio. Selain itu,dalam
pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks iklan; dan
menginterpretasi makna teks iklan layanana masyarakat dari radio Fortuna
FM Kutoarjo periode tahun 2012-2106 penulis juga menggunakan
penilaian tes esai.
B. Pembahasan Data
Tindak tutur adalah kegiatan bertutur atau menyampaikan tuturan kepada
mitra tutur dengan maksud tertentu. Analisis tindak tutur dalam skripsi ini
memusatkan pada tindak tutur representatif dan tindak tutur direktif menurut
Searle. Searle (1969) mengkategorikan tindak tutur menjadi lima jenis, yaitu
representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi (Rustono, 1999: 37). Di
91
bawah ini penulis paparkan pembahasan data dari tindak tutur representatif dan
tindak tutur direktif.
1. Tindak Tutur Representatif
Tindak tutur representatif adalah tindak tutur yang ujarannya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam penelitian ini penulis menemukan
tindak tutur representatif berupa menyatakan, mengakui, mengemukakan
pendapat, dan memberitahukan yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat
pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode 2012-2016. Di bawah ini penulis
menjelaskan tindak tutur tersebut.
1.1 Menyatakan
Menyatakan adalah menjelaskan. Tuturan menyatakan adalah tuturan yang
menjelaskan suatu hal kepada mitra tutur. Penulis menemukan 6 tuturan yang
termasuk ke dalam tindak tutur representatif menyatakan. Penulis paparkan data
nomor 1.1.1, 1.12, 1.1.3. Data yang berupa tindak tutur representatif menyatakan
penulis jelaskan sebagai berikut.
“Perkawinan dan kehamilan usia ideal bayi lahir sehat ibu
melahirkan selamat.”
Konteks pada tuturan di atas, ketika seorang Lelaki ingin mempersunting
seorang Wanita untuk dinikahi, tetapi mereka sepakat untuk tidak terburu-buru
dan harus menunggu cukup usia dulu. Tuturan di atas merupakan tuturan
representatif menyatakan. Tuturan representatif menyatakan tersebut digunakan
oleh Narator wanita untuk membenarkan tuturan seorang Lelaki dan seorang
Wanita dalam iklan tersebut, yaitu jangan terburu-buru dan harus menunggu
cukup usia terlebih dahulu ketika seorang lelaki akan mempersunting wanita.
92
Tuturan yang termasuk tindak tutur repesentatif menyatakan tersebut
ditunjukkan oleh tuturan Narator wanita “Perkawinan dan Kehamilan usia
ideal bayi lahir sehat ibu melahirkan selamat”. Tuturan representatif
menyatakan tersebut dimaksudkan oleh Narator wanita untuk menyatakan tujuan
dari tuturan lelaki dan wanita dalam iklan tersebut. Kebenaran tuturan Narator
wanita dapat dibuktikan dalam kenyataan bahwa dengan perkawinan dan
kehamilan diusia yang ideal bayi lahir sehat ibu melahirkan selamat. Berbeda
dengan perkawinan dan kehamilan diusia yang masih muda atau terlalu tua
kemungkinan dapat menyebabkan resiko yang berbahaya. Tuturan tersebut
berfungsi menyatakan kebenaran kepada orang lain bahwa tujuan perkawinan dan
kehamilan usia ideal, yaitu agar bayi sehat ibu melahirkan selamat. Tindak tutur
representatif menyatakan juga terdapat dalam tuturan berikut ini.
“Ya anda benar, merokok dapat menyebabkan kanker, serangan
jantung, hipotensi, dan gangguan kehamilan serta janin.”
Konteks tuturan di atas, yaitu ketika Narator wanita bertanya kepada
pendengar mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Kemudian,
Narator lelaki membenarkan jawaban pendengar dan mengulang jawaban tersebut
mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat merokok.
Tuturan di atas merupakan tuturan representatif menyatakan. Tuturan
tersebut termasuk dalam tindak tutur representatif menyatakan karena berisi
pernyataan tentang bahaya akibat merokok. Tuturan tersebut digunakan oleh
Narator lelaki untuk membenarkan jawaban orang lain atas pertanyaan dari
Narator wanita tentang bahaya merokok. Tuturan yang termasuk tindak tutur
representatif menyatakan tersebut ditunjukkan oleh tuturan Narator lelaki
93
“…merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, hipotensi, dan
gangguan kehamilan serta janin.” Tindak tutur representatif menyatakan
tersebut dimaksudkan oleh Narator lelaki untuk menyatakan kebenaran atas
jawaban orang lain (pendengar) terkait pertanyaan dari Narator wanita. Kebenaran
tuturan Narator lelaki tersebut dapat dibuktikan di tuturan selanjutnya dalam iklan
tersebut, yaitu jawaban “ya,…” dari Narator wanita. Tuturan di bawah ini juga
termasuk dalam tindak tutur representatif menyatakan. Penulis jelaskan sebagai
berikut.
“Mak jlep ning ati Mas bro, mak jlep, sakit hati ini Mas bro, sakit.”
Terjemahan
“Tiba-tiba di hati Mas bro, tiba-tiba sakit hati ini Mas bro sakit.”
Konteks tuturan di atas, yaitu ketika Mba bro sedang mendengarkan berita
proses evakuasi keluarga korban bencana banjir. Hati Mba bro merasakan sakit
atas terjadinya bencana tersebut. Saat itu juga, Mba bro menyampaikan rasa sakit
hatinya kepada Mas bro.
Tuturan di atas merupakan tuturan representatif menyatakan. Tuturan
tersebut termasuk dalam tindak tutur representatif menyatakan karena tuturan
tersebut berisi pernyatakan bahwa hati Mba bro merasa sakit setelah mendengar
berita evakuasi korban bencana banjir. Tuturan yang termasuk tindak tutur
representatif menyatakan ditunjukkan oleh Mba bro “Mak jlep ning ati Mas bro,
mak jlep, sakit hati ini Mas bro, sakit”. Tuturan tersebut diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonsia menjadi “Tiba-tiba di hati Mas bro, tiba-tiba sakit hati ini
Mas bro, sakit”. Tindak tutur representatif menyatakan tersebut dimaksudkan
94
Mba bro untuk menyatakan rasa sakit hatinya atas terjadinya bencana banjir.
Pernyataan Mba bro tersebut disampaikan langsung kepada Mas bro. Kebenaran
tuturan Mba bro dapat dibuktikan melalui kenyataan bahwa memang saat itu di
berita banyak memberitakan bencana banjir dan tanah longsor di berbagai tempat
sehingga membuat hati Mba bro ikut merasakan sakit. Mba bro menggambarkan
rasa sakit hatinya seperti tertusuk benda secara tiba-tiba. Fungsi tuturan tersebut
adalah menyatakan rasa sakit yang dirasakan Mba bro kepada orang lain. Mba bro
seperti ikut mengalami bencana tersebut.
Hasil penelitian penulis tentang tindak tutur representatif menyatakan
yang telah diuraikan di atas berbeda dengan hasil penelitian Mujianto (2012).
Dalam penelitiannya, Mujianto membahas tentang, pemakaian tuturan imperatif
calon guru dalam interaksi belajar-mengajar pada pembelajaran mikrodi fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang menemukan
maksud menyatakan, tetapi dalam tuturan imperatif. Maksud menyatakan tersebut
digunakan calon guru di awal pembelajaran mikro saat menerapkan siasat
menyiapkan mental untuk menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa
terhadap apa yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar-mengajar. Sementara itu,
penulis dalam penelitian ini menemukan maksud menyatakan, tetapi dalam
tuturan representatif yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat radio Fortuna
FM Kutiarjo periode tahun 2102-2106.
95
1.2 Mengakui
Mengakui adalah mengaku akan kesalahan. Tuturan mengakui adalah
tuturan yang disampaikan penutur kepada mitra tutur yang berupa pengakuan atas
kesalahan yang pernah dilakukan. Penulis menemukan 3 tindak tutur representatif
mengakui dalam iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo
periode tahun 2012-2016. Di bawah ini penulis jelaskan data tersebut.
“Nah iku mergo awake dewe iki, sing ora biso njogo alam. Buang
sampah sembarangan, kalen-kalen podo didadeke pelataran umah,
durung maneh nebangi pohon tanpo nantur anankane sak durunge,
rendeng teko banyu mbludak, gununge podo gugur.”
Terjemahan
“Nah itu karena kita ini, yang tidak bisa menjaga alam. Membuang
sampah sembarangan, selokan-selokan dijadikan halaman rumah,
belum lagi menebang pohon tanpa menanam bibit sebelumnya,
musim penghujan tiba air meluap, gunungnya gugur”.
Konteks tuturan di atas di tuturkan Mas bro kepada Mba bro saat Mba bro
bersedih setelah mendengar berita banjir dan longsor di berbagai tempat. Mas bro
mengakui bencana tersebut akibat ulah manusia tidak terkecuali mereka berdua.
Tuturan tersebut merupakan tuturan representatif mengakui. Tuturan tersebut
digunakan oleh Mas bro untuk menanggapi pernyataan Mba bro “Iki lho beritanya
miris banget, disana sini banjir, belum lagi tanah longsor, sedih hati ini”. Tuturan
representatif mengakui ditunjukkan oleh tuturan Mas bro“Nah iku mergo awake
dewe iki, sing ora biso njogo alam. Buang sampah sembarangan, kalen-kalen
podo didadeke pelataran umah, durung maneh nebangi pohon tanpo nantur
anakane sak durunge, rendeng teko banyu mbludak, gununge podo gugur”.
Tuturan tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Nah itu
karena kita ini, yang tidak bisa menjaga alam. Membuang sampah
96
sembarangan, selokan-selokan dijadikan halaman rumah, belum lagi
menebang pohon tanpa menanam bibit sebelumnya, musim penghujan tiba
air meluap, gunungnya gugur.”
Tuturan representatif mengakui tersebut dimaksudkan oleh Mas bro
sebagai bentuk pengakuan kepada Mba bro atas kesalahan yang dilakukan
manusia termasuk mereka berdua sehingga menyebabkan bencana banjir dan
longsor. Kebenaran pengakuan Mas bro dapat dibuktikan di tuturan selanjutnya
yang dituturkan Narator wanita, yaitu “kejadian banjir dan tanah longsor tidak
lain akibat dari diri kita sendiri”. Tuturan representatif mengakui tersebut
berfungsi mengakui kepada orang lain atas kesalahan yang dilakukan manusia
termasuk mereka berdua sehingga menyebabkan bencana banjir dan tanah
longsor. Tuturan di bawah ini juga termasuk tindak tutur representatif mengakui.
Penulis jelaskan sebagai berikut.
“Kusering menebang pohon sembarangan, memakai kendaraan
bermotor yang tidak semestinya”.
Konteks tuturan di atas ketika penutur merasa kehilangan desanya yang
subur, sejuk seperti 10 tahun yang lalu. Penutur Aku mengakui perbuatannya yang
menyebabkan desanya berasa gersang, panas, dan polusi dimana-mana.
Tuturan tersebut merupakan tuturan representatif mengakui. Tuturan
tersebut termasuk tindak tutur representatif mengakui karena tuturan tersebut
berisi pengakuan Aku setelah desanya tidak seperti sepuluh tahun yang lalu, yakni
subur dan sejuk. Tuturan representatif mengakui tersebut ditunjukkan oleh
tuturan Aku, “Kusering menebang pohon sembarangan, memakai kendaraan
97
bermotor yang tidak semestinya.” Tuturan representatif mengakui tersebut
disampaikan oleh penutur Aku dengan alasan bahwa desanya yang sekarang
berasa gersang, panas, dan polusi dimana-mana. Tuturan representatif mengaku
itersebut dimaksudkan Aku sebagai bentuk pengakuan atas kesalahan yang pernah
dilakukan, yaitu menebang pohon sembarangan dan memakai kendaraan bermotor
yang tidak semestinya. Kebenaran tuturan tersebut dapat dibuktikan dengan sikap
semangat Aku untuk mengembalikan desanya seperti sepuluh tahun yang lalu.
Tuturan di bawah ini juga termasuk tindak tutur representaif mengakui. Penulis
jelaskan sebagai berikut.
“Tongkrongan, lama-lama kok habis uangku. Udah gitu tugas
sekolahku engga aku kerjakan, ya Tuhan nyesel aku”.
Konteks tuturan tersebut, yaitu saat seorang Lelaki ditanya oleh Narator
lelaki mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan selama sehari atau 24 jam.
Tuturan tersebut merupakan tuturan representatif mengakui. Tuturan tersebut
termasuk dalam tindak tutur representatif mengakui karena berisi pengakuan
Lelaki mengenai kegiatan yang dilakukan dalam sehari. Tuturan yang termasuk
tindak tutur representatif mengakui ditunjukkan oleh tuturan Lelaki
“Tongkrongan lama-lama kok habis uangku, udah gitu tugas sekolahku
engga aku kerjakan, Ya Tuhan nyesel aku”. Tuturan tersebut dimaksudkan
Lelaki bahwa ia mengakui kegiatan yang dilakukan dalam sehari, yaitu
tongkongan, dan tugas sekolah juga tidak dikerjakan. Kebenaran tuturan tersebut
dapat diperoleh dari kenyataan bahwa Lelaki menyesel telah melakukan kesalahan
tersebut. Lelaki tersebut sampai merasa dirinya seperti katak dalam tempurung
98
dan takut mengambil langkah besar. Fungsi tuturan tersebut adalah mengakui atas
kesalahan yang dilakukan Aku kepada orang lain.
1.3 Mengemukakan Pendapat
Mengemukakan adalah mengutarakan, sedangkan pendapat adalah
pikiran. Tuturan mengemukakan pendapat dapat diartikan penutur mengutarakan
pikiran atau ide kepada lawan tutur. Di dalam penelitian ini penulis menemukan 3
tuturan yang termasuk ke dalam tindak tutur representatif mengemukakan
pendapat yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM
Kutoarjo periode tahun 2012-2016. Di bawah ini penulis jelaskan data tersebut.
“Tidak ada alasan untuk berhenti merokok, berhentilah merokok
sekarang juga. Dengan berhenti merokok anda menjadi orang yang
sukses mengendalikan diri anda”.
Konteks tuturan tersebut disampaikan oleh Narator lelaki setelah
Narator wanita mengingatkan bahwa bahaya merokok bukan hanya sekadar
imbauan saja. Narator lelaki menyuruh orang lain untuk berhenti merokok.
Narator lelaki berpendapat apabila seseorang mampu berhenti merokok berarti
orang tersebut sukses mengendalikan diri sendiri.
Tuturan tersebut merupakan tuturan representatif mengemukakan
pendapat. Tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur representatif
mengemukakan pendapat karena tuturan tersebut berisi pendapat Narator lelaki.
Tuturan yang termasuk tindak tutur representatif mengemukakan pendapat
ditunjukkan oleh tuturan Narator lelaki “dengan berhenti merokok ada menjadi
orang sukses mengendalikan diri anda”. Narator Lalaki berpendapat bahwa
99
dengan berhenti merokok orang tersebut menjadi orang yang sukses
mengendalikan diri sendiri. Karena orang yang sudah ketagihan merokok, orang
tersebut sulit untuk berhenti merokok. Selain itu, bahaya yang ditimbulkan akibat
merokok sangat banyak. Atas dasar itu, Narator lelaki mengemukakan pendapat
tersebut dengan tujuan agar orang yang merokok mampu menghentikan kebiasaan
merokoknya. Di bawah ini juga merupakan tuturan tindak tutur representatf
mengemukakan pendapat.
“Dan memberi udara segar bagi keluarga anda”.
Konteks tuturan di atas diawali dari Narator lelaki yang berpendapat
tentang orang yang dianggap sukses karena mampu berhenti merokok. Kemudian,
Narator wanita juga menambahkan pendapat, selain sukses mengendalikan diri,
juga memberi udara segar bagi keluarga orang tersebut.
Tuturan di atas merupakan tuturan representatif mengemukakan
pendapat. Tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur representatif
mengemukakan pendapat karena berisi pendapat dari Narator wanita. Tuturan
tersebut digunakan oleh Narator wanita untuk menambah pendapat dari Narator
lelaki tentang manfaat berhenti merokok. Tuturan yang termasuk tindak tutur
representatif mengemukakan pendapat adalah “dan memberi udara segar bagi
keluarga anda”. Dalam tuturan tersebut Narator wanita menambah pendapat dari
Narator Lalaki, yaitu dengan berhenti merokok juga memberi udara segar bagi
keluarga”. Melalui pendapat Narator wanita tersebut, diharapkan orang yang
merokok berhenti dari kebiasaan merokok. Kebenaran tuturan tersebut dapat
dilihat dari kenyataan bahwa memang dengan tidak merokok berarti udara
100
menjadi bersih dan segar. Tuturan tersebut berfungsi menyampaikan pendapat
kepada orang lain bahwa dengan berhenti merokok berarti memberikan udara
bersih dan segar bagi keluarga. Tuturan berikut ini merupakan tuturan
representatif mengemukakan pendapat.
Narator wanita:
“Semua kan teratasi jika kamu selalu belajar, belajar, dan belajar”.
Narator lelaki:
“Belajar belajar dan belajar”.
Koor narator:
“Secara rutin dan berkala.”
Konteks tuturan tersebut, yakni ketika seorang Lelaki bertanya kepada
sobat Fortuna mengenai belajar apa yang paling sulit. Beberapa sobat Fortuna
menjawab sesuai dengan kelemahan masing-masing. Kemudian, Narator lelaki
dan Narator wanita memberikan pendapat untuk mengatasi kelemahan tersebut.
Tuturan tersebut merupakan tuturan representatif mengemukakan
pendapat. Tuturan representatif mengemukakan pendapat tersebut digunakan
Narator wanita dan Narator lelaki saat mereka mengetahui jawaban sobat Fortuna
mengenai mata pelajaran yang sulit dipelajari. Tuturan tersebut termasuk tindak
tutur representatif mengungkapkan pendapat karena tuturan tersebut berisi
pendapat dari Narator wanita dan Narator lelaki tentang mengatasi kesulitan
belajar yang dialami oleh sobat Fortuna. Mereka berpendapat bahwa untuk
mengatasi kesulitan belajar ilmu pelajaran tertentu sobat Fortuna harus terus
belajar secara rutin dan berkala. Tuturan tersebut berfungsi memberikan pendapat
kepada orang lain, melalui pendapat tersebut, diharapkan orang lain menerapkan
solusi tersebut sehingga apa yang menjadi kelemahannya dalam belajar dapat
teratasi.
101
1.4 Memberitahukan
Memberitahukan adalah menyampaikan kabar supaya diketahui.
Tuturan memberitahukan adalah tuturan yang diucapkan penutur untuk
menyampaikan sesuatu kepada mitra tutur agar mitra tutur menjadi tahu. Penulis
menemukan 11 tuturan yang termasuk dalam tindak tutur representatif
memberitahukan yang terdapat pada iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna
FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016. Penulis memaparkan data nomor 1.4.1,
1.4.2, 1.4.3, 1.4.4, 1.4.5, 1.4.6. Untuk 5 data yang belum dipaparkan, penulis
mencantumkan dalam lampiran. Di bawah ini, penulis jelaskan data tersebut.
“Anak saya Bu Joko, badannya panas, kulitnya juga muncul
bintik-bintik merah, Bu”.
Konteks tuturan tersebut, yaitu Bu Ana datang ke rumah Bu Joko pada
malam hari dan kondisi sedang hujan. Setelah, Bu Joko membukakan pintu Bu
Ana memberitahukankan kondisi anaknya kepada Bu Joko.
Tuturan tersebut merupakan tuturan representatif memberitahukan.
Tuturan, “Anak saya Bu Joko, badannya panas, kulitnya juga muncul bintik-
bintik merah Bu” digunakan oleh Bu Ana untuk memberitahukan keadaan
anaknya kepada Bu Joko. Bu Ana berharap setelah Ia memberitahukan keadaan
anaknya kepada Bu Joko, Bu Ana mendapatkan informasi mengenai penyakit
yang menyerang anaknya. Kebenaran tuturan tersebut dapat dibuktikan dari
kenyataan bahwa memang anak Bu Ana mengalami gejala panas dan kulitnya
muncul bintik merah dan Bu Joko mengajak Bu Ana untuk membawa anaknya ke
rumah sakit. Tuturan representatif memberitahukan tersebut berfungsi untuk
102
memberitahukan kepada orang lain bahwa gejala yang muncul pada anak Bu Ana
sebagai tanda penyakit demam berdarah. Tuturan representatif memberitahukan
juga terdapat pada kutipan berikut ini.
“M yang pertama menguras bak mandi, wc, vas bunga, dan tempat
yang menggenang air. Lakukan dengan menyikat rata dinding
bagian dalam, agar telur nyamuk yang menempel dapat lepas dan
tidak menetas menjadi jentik-jentik nyamuk. M yang kedua
menutup tempat penampungan air dengan rapat. M yang ketiga
mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air dan
yang tidak akan dimanfaatkan lagi sebaiknya disingkirkan”.
Konteks tuturan di atas, yaitu setelah anak Ibu Ana mengalami gejala
badannya panas dan kulitnya mucul bintik-bintik merah. Ibu Joko memperkirakan
anak Ibu Ana terkena penyakit demam berdarah. Kemudian, Narator lelaki
menyampaikan tuturan tersebut.
Tuturan tersebut merupakan tuturan representatif memberitahukan.
Tuturan tersebut termasuk tuturan representatif memberitahukan karena tuturan
tersebut berisi informasi untuk diberitahukan kepada orang lain mengenai 3M
yang perlu dilakukan di lingkungan rumah. Tuturan representatif memberitahukan
tersebut digunakan oleh Narator Lalaki untuk memberitahuan orang lain mengenai
langkah-langkah melakukan 3M. Tuturan tersebut berfungsi untuk
memberitahukan kepada orang lain langkah 3M yang perlu dilakukan untuk
menjaga kebersihan lingkuangan agar tidak terkena penyakit demam berdarah.
Melalui tuturan tersebut, orang lain menjadi mengetahui langkah-langkah menjaga
lingkungan agar terhindar dari penyakit demam berdarah. Di bawah ini juga
merupakan tuturan representatif memberitahukan.
“10 November 1945, terjadilah pertempuran Surabaya yang
merupakan peristiwa bersejarah perang antara pihak tentara
103
Indonesia dan pasukan Belanda. Pertempuran terbesar dan
terberat dalam sejarah revolusi nasional Indonesia, yang menjadi
simbol atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme”.
Konteks tuturan tersebut, yakni seorang sastrawan membaca sebuah
puisi bertema kepahlawanan dengan diiringi musik tembakan. Kemudian, setelah
selesai membacakan puisi Narator wanita menuturkan tuturan tersebut.
Tuturan tersebut merupakan tuturan representatif memberitahukan.
Tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur representatif memberitahukan
karena dalam tuturan tersebut berisi informasi tentang sejarah pada tanggal 10
November 1945. Melalui tuturan tersebut, orang lain menjadi mengetahui sejarah
ditetapkannya hari pahlawan. Tuturan tersebut berfungsi memberitahukan orang
lain (masyarakat) sejarah ditetapkannya hari pahlawan dan tanggal 10 November
sebagai hari pahlwan. Kebenaran tuturan Narator wanita dapat dibuktikan dari
kenyataan bahwa memang benar setiap tanggal 10 November bangsa Indonesia
memperingati hari pahlawan. Tuturan representatif memberitahukan juga terdapat
pada kutipan berikut.
“Begini Bang aku terlambat, aku khawatir Bang”.
Konteks tuturan tersebut, yaitu saat Abang sedang santai Ibu
menanyakan kepada Abang apakah Abang masih sayang atau tidak. Setelah Ibu
bertanya seperti itu, ibu menyampaikan rasa khawatirnya karena Ibu terlambat
menstruasi. Tuturan tersebut merupakan tuturan representatif memberitahukan.
Tuturan tersebut termasuk tindak tutur representatif memberitahukan karena
tuturan tersebut digunakan oleh Ibu untuk memberitahukan bahwa Ibu terlambat
menstruasi. Sebelum ibu memberitahukan kepada Abang, terlebih dahulu Ibu
104
bertanya kepada Abang “Abang masih sayang kan?” Ibu bertanya demikian
karena ibu khawatir hamil lagi. Kebenaran tuturan Ibu dapat diperoleh dari
kenyataan bahwa memang pada saat itu ibu sudah terlambat menstruasi. Tuturan
tersebut berfungsi memberitahukan Abang kalau Ibu terlambat menstruasi dan
kemungkinan Ibu hamil lagi. Tuturan representatif memberitahukan juga terdapat
pada kutipan berikut.
“Istriku la kawan, jangan-jangan dia hamil lagi, mana zaman lagi
susah tambah anak repotlah aku”.
Konteks tuturan tersebut, yaitu ketika di pos ronda Abang marah saat
disapa oleh Lelaki 1. Abang masih terbawa emosi karena Ibu baru saja
menyampaikan kabar bahwa ibu terlambat menstruasi. Abang khawatir Ibu hamil
lagi.
Tuturan tersebut merupakan tuturan representatif memberitahukan.
Tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur representatif memberitahukan
karena berisi informasi mengenai kekhawatiran yang disedang dialami Abang.
Tuturan “Istriku la kawan, jangan-jangan dia hamil lagi, mana zaman lagi
susah, tambah anak repotlah aku” digunakan Abang untuk memberitahukan
alasannya kepada Lelaki 1 mengapa dirinya emosi ketika disapa oleh Lelaki 1 di
pos ronda. Abang berpendapat apabila istrinya hamil lagi ia merasa repot karena
menurutnya sekarang ini zaman sedang susah. Melalui tuturan tersebut, Lelaki 1
menjadi mengetahui alasan mengapa Abang emosi ketika disapa. Kebenaran
tuturan tersebut dapat diperolah dari kenyataan bahwa Ibu memang terlambat
menstruasi, bahkan Ibu sampai menanyakan apakah Abang masih sayang. Hal itu
menandakan bahwa ibu benar-benar terlambat menstruasi. Selain beberapa
105
kutipan di atas, tuturan berikut juga merupakan tuturan representatif
memberitahukan.
“Caranya dampingi istri mendapatkan layanan kontrasepsi yang
sesuai. Toh kalau terjadi sesuatu ujung-ujunnya kita yang repot”.
Konteks tuturan tersebut ketika berada di pos ronda Lelaki 1
menyarankan supaya Abang ikut KB, tetapi Abang membatah. Kemudian, Lelaki
2 menyarankan pakai kondom dan memberitahu cara mengikuti KB. Tuturan
tersebut merupakan tindak tutur representatif memberitahukan. Tuturan tersebut
termasuk dalam tindak tutur representatif memberitahukan karena tuturan tersebut
berisi informasi bagaimana cara mengikuti KB. Tuturan “caranya dampingi istri
mendapatkan alat kontrasepsi yang sesuai”digunakan oleh Lelaki 2 untuk
memberitahukan Abang bagaimana cara mengikuti KB. Lelaki 2 berpendapat
urusan KB juga urusan lelaki sebagai suami karena apabila terjadi sesuatu dengan
istri, suami juga ikut repot. Kebenaran tuturan tersebut dapat diperoleh dari
kenyataan bahwa pada akhirnya Ibu tidak hamil, dan Abang menawarkan kepada
Ibu untuk memilih salah satu alat kontrasepsi yang sesuai untuk dipakai. Tuturan
tersebut berfungsi memberitahukan kepada orang lain bagaimana cara mengikuti
KB.
2. Tindak Tutur Direktif
Tindak tutur direktif adalah tuturan yang bertujuan untuk menghasilkan
tindakan dari lawan tutur sesuai dengan isi tuturannya. Dalam penelitian ini
penulis menemukan 4 jenis tindak tutur direktif dalam iklan layanan masyarakat
pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016, yaitu menyuruh,
106
meminta, menyarankan,dan mengajak. Perincian data tersebut penulis paparkan
sebagai berikut.
2.1 Menyuruh
Menyuruh adalah memerintah supaya melakukan sesuatu. Tuturan
menyuruh adalah tuturan yang dituturkan penutur agar mitra tutur melakukan
sesuatu sesuai perintah penutur. Penulis menemukan 8 tuturan yang termasuk
tindak tutur direktif menyuruh yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat pada
radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016. Penulis memaparkan data
nomor 2.1.1, 2.1.2, 2.1.3, 2.1.4. Untuk 4 data yang belum dipaparkan, penulis
mencantumkannya dalam lampiran. Kutipan berikut ini adalah data tuturan
direktif menyuruh.
“Memotret makanan memang tidak ada hukumnya, tapi sebelum
menyantap makanan berdoa itu wajib hukumnya”.
Konteks tuturan tersebut ketika pagi hari beberapa wanita dan lelaki
sedang memesan makanan di sebuah warung makan. Seorang Wanita sambil
mempotret makanan bertanya kepada Lelaki, mengapa makanannya belum
dimakan. Kemudian, Lelaki tersebut balik bertanya kepada Wanita tersebut
dengan menanyakan apakah sudah berdoa.
Tuturan tersebut merupakan tuturan direktif menyuruh. Tuturan tersebut
termasuk tindak tutur direktif menyuruh karena penutur menginginkan mitra tutur
melakukan tindakan sesuai isi tuturan tersebut, yaitu berdoa sebelum makan.
Tuturan tersebut sekilas seperti digunakan untuk memberitahukan kalau sebelum
makan wajib berdoa, tetapi tuturan tersebut mempunyai daya pragmatis untuk
menyuruh orang lain berdoa sebelum makan. Tuturan “…, tapi sebelum
107
menyantap makanan berdoa itu wajib hukumnya” digunakan oleh Narator
lelaki untuk menyuruh orang lain berdoa terlebih dahulu sebelum makan. Narator
lelaki tidak menyalahkan orang lain untuk memotret makanan yang hendak
disantap, tetapi Ia menyuruh berdoa terlebih dahulu sebelum makan. Agama
apapun mewajibkan berdoa terlebih dahulu sebelum makan. Tuturan di bawah ini
juga merupakan tuturan direktif menyuruh.
“Tidak ada alasan untuk berhenti merokok, berhentilah merokok
sekarang juga.”
Konteks tuturan tersebut, yaitu setelah Naratot lelaki menyampaikan
bahaya akibat merokok, Narator lelaki menuturkan tuturan tersebut. Tuturan
tersebut merupakan tuturan direktif menyuruh. Tuturan tersebut termasuk tindak
tutur direktif menyuruh karena penutur menginginkan mitra tutur melakukan
tindakan sesuai isi tuturan, yaitu berhenti merokok. Tuturan “berhentilah
merokok sekarang juga” digunakan oleh Narator lelaki untuk menyuruh orang
lain berhenti merokok, mengingat penyakit bahaya yang akan muncul pada diri si
perokok akibat merokok. Tuturan tersebut berfungsi menyuruh orang lain berhenti
merokok mulai dari sekarang. Narator lelaki memberikan pendapat apabila
seseorang mampu berhenti merokok, berarti orang tersebut menjadi orang yang
sukses mengendalikan diri sendiri. Tuturan direktif menyuruh juga terdapat pada
tuturan di bawah ini.
“Stop merokok sekarang juga”.
Konteks tuturan tersebut, yaitu setelah Narator lelaki dan Narator
wanita menyampaikan akibat merokok dan manfaat apabila tidak merokok.
Kemudian, mereka menyapaikan tuturan tersebut. Tuturan tersebut merupakan
108
tuturan direktif menyuruh. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur direktif
menyuruh karena penutur menginginkan mitra tutur melakukan suatu tindakan
sesuai dengan isi tuturan. Tuturan tersebut secara sekilas seperti tuturan melarang,
tetapi tuturan tersebut dimaksudkan Narator lelaki dan Narator wanita sebagai
tuturan menyuruh orang lain untuk berhenti merokok. Tuturan tersebut berfungsi
untuk menyuruh orang lain untuk berhenti merokok dan disampaikan dengan nada
tegas. Selain ketiga contoh tersebut, tuturan di bawah ini juga tuturan direktif
menyuruh. Penulis jelaskan tuturan tersebut sebagai berikut.
“Hati-hati lebih baik mencegah dari pada mengobati. Lakukan 3M di
lingkungan”.
Konteks tuturan tersebut setelah Narator lelaki memberitahukan penyakit
demam berdarah, penyebab demam berdarah, dan orang yang sudah terkena
penyakit demam berdarah. Kemudian, Narator menyuruh orang lain melakukan
3M di lingkungan.
Tuturan tersebut merupakan tuturan direktif menyuruh. Tuturan tersebut
termasuk tindak tutur direktif menyuruh karena penutur menginginkan mitra tutur
melakukan tindakan sesuai dengan isi tuturan, yaitu melakukan 3M di lingkungan.
Tuturan “lakukan 3M di lingkungan”, digunakan oleh Narator lelaki setelah
menjelaskan penyakit demam berarah dan penyebab penyakit tersebut. Narator
lelaki juga menyampaikan penyakit demam berdarah dapat menyerang orang tua,
remaja, anak-anak, bahkan balita. Fungsi tuturan tersebut adalah untuk menyuruh
orang lain melakukan 3M di lingkungan tempat tinggal agar terhindar dari
penyakit demam berdarah.
109
Hasil penelitian penulis yang telah diuriakan di atas sejalan dengan hasil
penelitian Rohmadi (2014). Rohmadi dalam penelitiannya membahas tentang
kajian pragmatik percakapan guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia menemukan tindak tutur direktif menyuruh. Berikut ini contoh data
hasil penelitian Rohmadi.
Guru: “Anton, coba ceritakan pengalamanmu waktu hari Minggu
di rumah!”
Tindak tutur tersebut digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Tindak
tutur direktif menyuruh ini dilakukan guru berulang-ulang ketika melakukan
pembelajaran di kelas. Penulis juga menemukan tindak tutur menyuruh yang
terdapat di dalam iklan layanan masyarakat radio Fortuna FM Kutoarjo periode
tahun 2102-2016. Tindak tutur direktif menyuruh yang telah ditemukan penulis
digunakan untuk menyuruh orang lain melakukan tindakan sesuai dengan isi
tuturan dalam iklan tersebut.
2.2 Meminta
Meminta adalah berkata-kata supaya diberi atau mendapat sesuatu.
Tuturan meminta adalah tuturan yang disampaikan penutur agar diberi atau
mendapatkan sesuatu dari mitra tutur. Dalam penelitian ini penulis menemukan 1
tuturan yang termasuk tindak tutur direktif meminta yang terdapat di dalam iklan
layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
Penulisjelaskan data tersebut sebagai berikut.
Wanita 1:
“rica-rica”
Lelaki 2:
110
“soto”
Wanita 2:
“Mie ayam”
Lelaki 3:
“Kupat tahu”
Wanita 3:
“aku bakso”
Wanita 4:
“Ayam goreng”
Lelaki 2:
“es teh”
Wanita 1:
“es buah”
Wanita 2:
“es jeruk”
Lelaki 3:
“kopi naskitel”
Konteks tuturan tersebut ketika pagi hari beberapa lelaki dan wanita akan
makan di warung makan. Lelaki 1 (pelayan) menanyakan makan yang akan
dipesan oleh beberapa lelaki dan wanita tadi. Wanita 1, Lelaki 2, Wanita 2, Lelaki
3, Wanita 3, Wanita 4 memesan makanan dan minuman sesuai selera meraka
masing-masing.
Tuturan tersebut merupakan tuturan direktif meminta. Tuturan tersebut
termasuk tindak tutur direktif meminta karena tuturan tersebut berisi permintaan
pembeli kepada pelayan, yaitu segera disiapkan makanan dan minuman. Tuturan
tersebut sekilas seperti tuturan menyebutkan makanan yang pembeli inginkan,
tetapi tuturan tersebut mempunyai daya pragmatis, yaitu meminta pelayan untuk
segera menyiapkan makanan dan minuman yang sudah disebutkan. Tuturan
tersebut digunakan oleh beberapa pembeli (Wanita 1, Lelaki 2, Wanita 2, Lelaki
3, Wanita 3, Wanita 4) saat berada di tempat makan dan untuk menyampaikan
111
permintaan kepada orang lain agar segera menyiapkan makanan dan minuman
yang sudah dipesan.
2.3 Menyarankan
Menyarankan adalah memberikan saran. Tuturan menyarankan adalah
tuturan yang disampaikan penutur untuk memberikan saran atau menganjurkan
mitra tutur, tuturan yang disampaikan untuk dipertimbangkan. Penulis
menemukan 9 tuturan direktif menyarankan yang terdapat dalam iklan layanan
masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016. Penulis
memaparkan data 2.3.1, 2.3.2, 2.3.3, 2.3.4, 2.3.5. Untuk 4 data yang belum
dipaparkan, penulis mencantukannya pada lampiran. Kutipan berikut adalah data
tuturan direktif menyarankan
“Agar bahtera kita indah selamanya. Jangan hamil cepat-cepat
jangan lahir rapat-rapat, agar bayi lahir sehat dan ibu selamat”.
Konteks tuturan tersebut, yaitu ketika seorang Lelaki menyampaikan
keinginannya untuk mempersunting Wanita, tetapi meraka sepakat jangan terburu-
buru dan menunggu cukup usia dulu. Tujuannya agar behtera mereka indah
selamanya.
Tuturan tersebut merupakan tuturan direktif menyarankan. Tuturan
tersebut termasuk tindak tutur direktif menyarankan karena penutur menginginkan
mitra tutur mengikuti saran yang disampaikan di dalam tuturannya. Tuturan
tersebut sekilas seperti tuturan melarang “jangan hamil cepat-cepat jangan
lahir rapat-rapat agar bayi lahir sehat dan ibu selamat”, tetapi tuturan
tersebut memilik daya pragmatis menyarankan. Tuturan tersebut dimaksudkan
112
oleh Narator wanita dan Narator lelaki agar mitra tutur mempertimbangkan saran
yang dituturkan oleh mereka. Tuturan tersebut berfungsi memberikan saran
kepada orang agar mempertimbangkan dan mengikuti saran yang telah dituturkan
penutur, yaitu jangan hamil cepet-cepat dan jangan lahir rapat-rapat demi
kesehatan anak dan keselamatan ibu. Tuturan berikut juga merupakan tindak tutur
direktif menyarankan.
“Dua anak lebih baik”.
Konteks tuturan tersebut setelah Narator wanita menyampaikan
perkawinan dan kehamilan usia ideal, bayi lahir sehat, ibu melahirkan selamat.
Kemudian, Narator lelaki dan Narator wanita menambah saran mempunyai dua
anak itu lebih baik. Tuturan tersebut merupakan tuturan direktif menyarankan.
Tuturan tersebut termasuk tindak tutur direktif menyarankan karena tuturan
tersebut berisi saran kepada orang lain. Tuturan “dua anak lebih baik”
digunakan oleh Narator wanita dan Narator lelaki untuk menyarankan orang lain
agar memiliki anak cukup dua saja. Dengan memiliki dua anak saja, orang tua
diharapkan lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga
kesejahteraan keluarga terwujud. Tuturan tersebut berfungsi menyarankan orang
lain untuk mengikuti program KB, yaitu memiliki dua anak lebih baik. Tuturan
berikut ini juga merupakan tuturan direktif menyarankan.
“Hati-hati lebih baik mencegah dari pada mengobati”.
Konteks tuturan tersebut, yaitu di malam hari Bu Ana datang ke rumah
Bu Joko untuk memberitahukan keadaan anaknya yang panas dan kulitnya
muncul bintik-bintik merah. Bu Joko mengatakan anak Bu Ana terkena penyakit
113
DBD. Kemudian, seorang Narator lelaki menyampaikan penyabab penyakit DBD
dan menyarankan agar lebih berhati-hati karena mencegah lebih baik dari pada
mengobati.
Tuturan tersebut merupakan tuturan direktif menyarankan. Tuturan
tersebut termasuk tindak tutur direktif menyarankan karena penutur menyarankan
orang lain untuk berhati-hati. Tuturan “hati-hati lebih baik mencegah dari
pada mengobati”, dituturkan oleh Narator lelaki sekilas seperti tuturan
mengingatkan, tetapi tuturan tersebut memiliki daya pragmatis menyarankan.
Tuturan tersebut berfungsi memberikan saran kepada orang lain supaya lebih
berhati-hati karena sudah banyak orang yang terkena penyakit demam berdarah.
Selain itu, penyakit demam berdarah tidak hanya menyerang orang tua, tetapi
anak-anak bahkan balita. Melalui tuturan tersebut, diharapkan orang
mempertimbangkan saran yang dituturkan oleh penutur. Tuturan direktif
menyarankan juga terdapat pada tuturan di bawah ini.
“Makanya KBlah Bang”.
Konteks tuturan tersebut ketika di pos ronda Abang masih terbawa
emosi ketika disapa oleh Lelaki 1. Kemudian, Abang menyampaikan apa yang
sebenarnya yang sedang terjadi pada dirinya kepada Lelaki 1. Tuturan tersebut
merupakan tuturan direktif menyarankan. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur
direkif menyarankan karena penutur menginginkan mitra tutur mengikuti saran
yang dituturkan penutur. Tuturan “makanya KBlah Bang”, digunakan oleh
Lelaki 1 agar Abang mempertimbangkan saran yang dituturkannya. Dengan
tuturan tersebut Lelaki 1 berharap agar Abang mau ikut KB. Tuturan tersebut
114
berfungsi untuk menyarankan orang lain supaya mengikuti KB dengan tujuan agar
menjadi keluarga yang sejahtera dengan anak-anak yang sehat, kuat, dan cerdas.
Selain keempat contoh tuturan tersebut, di bawah ini juga termasuk tindak tutur
direktif menyarankan. Penulis menjelaskan tuturan tersebut sebagai berikut.
“Kalau pakai kondom, makanya urusan KB juga urusan kita”.
Konteks tuturan tersebut, yaitu ketika Abang tidak setuju apabila ia ikut
KB. Menurut Abang KB adalah urusan perempuan, Abang juga tidak bersedia
kalau harus minum pil KB atau pasang spiral. Kemudian, Lelaki 2 menyampaikan
kalau KB juga urusan lelaki dan tidak harus minum pil KB atau memakai spiral.
Lalaki 2 menyarankan memakai kondom saja.
Tuturan tersebut merupakan tuturan direktif menyarankan. Tuturan
tersebut termasuk tindak tutur direktif menyarankan karena penutur menginginkan
mitra tutur melakukan tindakan sesuai dengan isi tuturan. Tuturan “kalau pakai
kondom” digunakan oleh Lelaki 2 agar Abang mempertimbangkan saran dari
dirinya. Lelaki 2 menyarankan supaya Abang memakai kondom karena Abang
tidak bersedia minum pil atau memasang spiral. Abang berpendapat bahwa KB
adalah urusan perempuan bukan urusan lelaki sehingga ia merasa KB bukan
bagian dari urusannya. Fungsi tuturan tersebut adalah untuk menyarankan orang
lain untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan pasangan
masing-masing, misalnya kondom.
115
2.4 Mengajak
Mengajak adalah meminta supaya turut. Tuturan mengajak adalah tuturan
yang disampaikan penutur untuk meminta minta tutur supaya turut melakukan
sesuatu yang dituturkan penutur. Dalam penelitian ini penulis menemukan 8
tuturan direktif mengajak yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat pada
radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2013. Penulis memaparkan data
2.4.1, 2.4.2, 2.4.3, 2.4.4. Untuk 4 data yang belum dipaparkan, penulis
mencantukannya pada lampiran. Kutipan berikut adalah penjelasan data tuturan
direktif mengajak.
“Mari kita lakukan dari hal yang kecil, membuang sampah pada
tempatnya, tidak di sembarang tepat; kerja bakti rutin
membersihkan selokan, kali, maupun sungai di daerah sekitar kita;
galakkan kembali sistem reboisasi baik di hutan maupun
pemukiman”.
Konteks tuturan tersebut, yaitu setelah Mas bro mengakui perbuatannya
yang tidak bisa menjaga alam. Kemudian, Narator wanita menuturkan tuturan
tersebut. Tuturan tersebut merupakan tuturan direkif mengajak. Tuturan tersebut
termasuk tindak tutur direktif mengajak karena tuturan tersebut meminta mitra
tutur turut serta melakukan suatu tindakan sesuai yang dituturkan penutur.
Tuturan tersebut digunakan oleh Narator wanita untuk mengajak orang
lain untuk melakukan tindakan agar tidak terjadi bencana. Tuturan tersebut
berfungsi untuk mengajak orang lain membuang sampah pada tempatnya, kerja
bakti membersihkan selokan dan kali dan melakukan reboisasi agar tidak terjadi
banjir dan tanah longsor. Bukti tuturan tersebut termasuk tindak tutur direktif
mengajak ditandai dengan kata seru mari. Kata mari adalah kata seru untuk
116
menyatakan ajakan, seperti halnya kata ayo (Sugono, 2016:879). Tuturan berikut
juga termasuk ke dalam tindak tutur direktif mengajak.
“Ya wes lha Mas bro, ndang gugur gunung wae, sambatan, ngresiki
kalen-kalen seng mampet”
Terjemahan
“Ya sudahlah Mas bro, ayo kerja bakti saja, saling membantu,
membersihkan selokan-sekolan yang tersumbat”.
Konteks tuturan tersebut, yaitu ketika Mba bro merasa sedih dengan
kejadian banjir dan longsor yang terjadi di beberapa tempat. Kemudian, Mas bro
menyampaikan bahwa banjir dan longsor akibat ulah manusia yang tidak dapat
menjaga alam. Setelah mengetahui penyebab banjir Mba bro mengajak Mas bro
untuk kerja bakti.
Tuturan tersebut merupakan tuturan direktif mengajak. Tuturan tersebut
termasuk tindak tutur direktif mengajak karena penutur menginginkan mitra tutur
turut serta melakukan suatu tindakan sesuai isi tuturan, yaitu kerja bakti, saling
membantu membersihkan selokan-selokan yang tersumbat. Tuturan “ya wes lha
Mas bro ndang gugur gunung wae, sambatan ngresiki kalen-kalen seng
mampet” diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “ya sudahlah Mas
bro ayo kerja bakti saja, saling membantu membersihkan selokan-selokan
yang tersumbat”. Tuturan tersebut digunakan oleh Mbak bro untuk mengajak
Mas bro melakukan kerja bakti. Tuturan yang dituturkan Mba bro berfungsi untuk
mengajak orang lain melakukan kerja bakti, membersihkan selokan yang
tersumbat sehingga tidak terjadi banjir dan tanah longsor. Bukti tuturan tersebut
sebagai tindak tutur direktif mengajak, yaitu digunakannya kata ndang yang
117
apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti ayo. Di bawah ini penulis
juga menjelaskan tuturan direktif mengajak.
“Ayo Bu kita antar ke rumah sakit saja.”
Konteks tuturan tersebut ketika malam hari dan kondisi sedang hujan Bu
Ana datang ke rumah Bu Joko memberitahukan keadaan anaknya yang sedang
sakit. Tuturan tersebut merupakan tuturan direktif mengajak. Tuturan tersebut
termasuk tindak tutur direktif mengajak karena penutur meminta mitra tutur turut
melakukan suatu tindakan sesuai dengan isi tuturan. Tuturan “ayo Bu kita antar
ke rumah sakit saja”, digunakan oleh Bu Joko untuk mengajak Bu Ana
membawa anaknya ke rumah sakit. Bu Joko mengetahui gejala yang terjadi pada
anak Bu Ana seperti gejala penyakit demam berdarah. Oleh karena itu, Bu Joko
mengajak Bu Ana untuk membawa anaknya ke rumah sakit untuk mendapatkan
pertolongan. Tuturan tersebut berfungsi mengajak orang lain untuk segera
membawa anak ke rumah sakit apabila terdapat gejala seperti anak Bu Ana.
Dengan gejala semacam itu diharapkan anak segera mendapatkan penanganan
medis. Selain tiga contoh tuturan di atas, di bawah ini penulis juga memaparkan
contoh kutipan tuturan direktif mengajak. Penulis paparkan sebagai berikut.
“Ayo lakukan 3M di lingkungan dan rumah kita.”
Konteks tuturan tersebut, yaitu setelah anak Ibu Joko mengalami gejala
penyakit deman berdarah. Narator lelaki menyampaikan langkah 3M. 3M adalah
langkah yang dapat dilakukan di lingkungan dan rumah untuk mencegah terkena
DBD. Tuturan tersebut merupakan tuturan direktif mengajak. Tuturan tersebut
termasuk tindak tutur direktif mengajak karena penutur meminta mitra tutur turut
118
melakukan tindakan sesuai dengan isi tuturan. Tuturan “ayo lakukan 3M di
lingkungan dan rumah kita” digunakan oleh Narator lelaki untuk mengajak
orang lain melakukan 3M di lingkungan dan di rumah. M pertama adalah
menguras bak mandi, wc, vas bunga, dan tempat yang mengenang air; M kedua
adalah menutup tempat penampungan air dengan rapat; dan M ketiga adalah
mengubur dan menyingirkan barang bekas yang sudah tidak dimanfaatkan lagi.
Melalui tuturan tersebut, diharapkan orang lain turut melakukannya sehingga
lingkungan menjadi bersih, sehat, dan terhindar dari penyakit demam berdarah.
Tuturan tersebut berfungsi mengajak orang lain untuk melakukan 3M di
lingkungan dan rumah sehingga lingkungan bersih, sehat, dan pastinya terhindak
dari penyakit DBD.
Hasil penelitian penulis tentang tindak tutur direktif mengajak di atas sama
dengan hasil penelitian Sasmita (2016). Sasmita dalam penelitiannya membahas
tentang tindak tutur yang terdapat pada iklan layanan masyarakat di kabupaten
Banyuwangi menemukan fungsi tindak tutur direktif mengajak. Di bawah ini data
hasil penelitian sasmita.
“Ayo kita berantas HIV/ aids dari bumi Blambangan kalau bukan
kita, siapa lagi”.
Tuturan tersebut menunjukkan fungsi direktif mengajak karena pemerintah
Banyuwangi mengingingkan suatu keadaan agar masyarakat Banyuwangi maju
ikut serta memberantas HIV/ aids dari bumi Blambangan. Hal itu sama seperti
hasil penelitian penulis, yaitu untuk mengajak orang lain turut serta melakukan
suatu hal sesuai dengan isi iklan yang terdapat dalam iklan layanan msyarakat
radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
119
3. Skenario Pembelajaran Iklan Layanan Masyarakat pada Radio Fortuna
FM Kutoarjo Periode Tahun 2012-2016 di Kelas XII SMA.
Pembelajaran di sekolah dapat terjadi apabila terdapat interaksi antara
peserta didik dengan lingkungan belajar sehingga tercapai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran bahasa sangat penting diajarkan di sekolah,
karena dapat membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta
didik dalam berkomunikasi. Beberapa kemampuan yang dikembangkan adalah
daya tangkap makna, peran, daya, tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri
dengan bahasa. Dalam pembelajaran seorang pendidik perlu usaha keras agar
kemampuan dan keterampilan peserta didik meningkat dengan baik.
Sebagai seorang pendidik, guru harus mampu membimbing dan
mengarahkan peserta didik untuk memahami makna yang terdapat di dalam
sebuah iklan khususnya iklan layanan masyarakat. Melalui iklan layanan
masyarakat, peserta didik diharapkan mampu meningkatkan keterampilam
daya tangkap makna, peran, daya, tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri
dengan bahasa. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa di kelas XII SMA
harusditingkatkan agar mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran bahasa seorang pendidik tidak hanya
menyampaikan teori saja. Seorang pendidik perlu menggunakan contoh
konkret agar peserta didik dapat menerapkan teori-teori yang sudah dipelajari
secara langsung. Melalui iklan layanan masyarakat, peserta didik dapat
melatih keterampilannya menginterpretasi makna teks iklan, baik secara lisan
maupun tulisan.
120
Pembelajaran iklan layanan masyarakat pada radio radio Fortuna FM
Kutoarjo periode tahun 2012-2016 berdasarkan kurikulum 2013 mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sesuai dengan materi iklan. Penulis
menjabarkan pembelajara bahasa di kelas XII SMA, meliputi:
a. Kompetensi Inti
Pembelajaran bahasa khususnya iklan sesuai dengan kompetensi inti
yang terdapat dalam silabus, yaitu pada KD. 3 dan KD. 4. Berkaitan
dengan pembelajaran bahasa khususnya iklan, penulis menganalisis iklan
layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-
2016. Melalui iklan tersebut, peserta didik dilatih untuk meningkatkan
keterampilan daya tangkap makna, peran, daya, tafsir, menilai, dan
mengekspresikan diri dengan bahasa.
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kemampuan hasil belajar yang harus dicapai
oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran materi pokok
mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar pembelajaran bahasa ini adalah
3.1 memahami struktur dan kaidah teks iklan, baik secara lisan maupun
tulisan, dan 4.1 menginterpretasi makna teks iklan, baik secara lisan
maupun tulisan.
c. Indikator
Indikator adalah kompetensi dasar yang lebih spesifik yang
digunakan sebagai pedoman tentang tingkat pencapaian belajar peserta
121
didik sesuai kompetensi dasar yang harus dimiliki. Indikator pembelajaran
bahasa ini, yaitu:
1. memahami struktur dan kaidah teks iklan;
2. menafsirkan/ menginterpretasi makna tuturan teks iklan layanan
masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-
2016;
3. menyimpulkan makna tuturan teks iklan layanan masyarakat pada
radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
d. Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan indikator yang telah disampaikan di atas, tujuan
pembelajaran iklan layanana masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo
periode tahun 2012-2016, yaitu:
1. peserta didik mampu memahami struktur dan kaidah teks iklan;
2. peserta didik mampu menafsirkan/ menginterpretasi makna tuturan
teks iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo
periode tahun 2012-2016;
3. peserta didik mampu menyimpulkan makna tuturan teks iklan
layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun
2012-2016.
e. Materi Pembelajaran
Dalam pembelajaran bahasa, iklan dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran bahasa. Meteri pembelajaran di kelas XII SMA berdasarkan
kompetensi inti dan indikator adalah struktur dan kaidah iklan; dan
122
menafsirkan makna iklan dalam iklan layanan masyarakat pada radio
Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
1. Iklan adalah Iklan adalah berita yang dimaksudkan untuk
mendorong masyarakatagar memenuhi permintaan di dalam
iklan. Iklan dipasang di media massa, seperti surat
kabar dan majalah, di media elektronik seperti televisi,
radio, dan internet, atau di tempat umum.
2. Struktur dan kaidah teks iklan. Struktur iklan terdiri
dari orientasi, tubuh iklan, dan justifikasi.Orientasi
sama dengan judul iklan; tubuh iklan merupakan kalimat
lengkap yang terdiri dari subjek, predikat, dan
keterangan; justifikasi merupakan kalimat yang tidak
lengkap hanya terdiri dari subjek, predikat, dan
keterangan. Struktur teks iklan dapat berupa suku kata,
kata, kelompok kata, klusa, kalimat, atau gabungan dari
kata, klausa, dan kalimat. Iklan ditulis berdasarkan
kaidah tertentu, yaitu iklan tidak boleh menggunakan
kata- kata superlatif paling, nomor satu, top, atau
kata-kata berawalan ter, gratis. Berdasarkan isinya,
iklan ada tiga jenis: iklan spot (berisi informasi
tentang produk dari suatu perusahaan untuk mencapai
123
penjualan yang maksimal, bersifat komersial murni,
bertujuan untukmerangsang minat pembeli atau pemakai);
iklan tidak langsung (berisi tentang produk atau pesan
tertentu dari suatu perusahaan atau lembaga pemerintah
yang disampaikan secara tidak langsung ke dalam materi
program siaran); layanan masyarakat (berisi informasi
tentang suatu kegiatan atau pesan-pesan sosial untuk
menarik perhatian maksimal pemirsa agar berpartisipasi
dan bersimpati terhadap kegiatan atau masalah tertentu).
3. Makna iklan layanan masyarakat
Iklan dibuat untuk menyampaikan makna atau pesan tertentu. Iklan
komersial memiliki pesan untuk mempromosikan barang atau jasa
yang diiklankan. Iklan layanan masyarakat berisi informasi
tentang suatu kegiatan atau pesan-pesan sosial untuk
menarik perhatian maksimal pemirsa agar berpartisipasi
dan bersimpati terhadap kegiatan atau masalah tertentu.
Makna iklan ada yang disampaikan secara langsung dan ada
yang tidak secara langsung. Peserta didik harus mambaca
atau menyimak iklan tersebut dengan cermat dan teliti
agar dapat memahami makna iklan dengan baik. Iklan
124
layanan masyarakat dapat bermakna memberitahukan,
menyuruh, mengajak, menyarankan, dll.
f. Metode Pembelajaran
Di dalam pembelajaran penulis menggunakan metode
pembelajaran metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode
diskusi. Metode ceramah digunakan oleh pendidik untuk
menyampaikan materi iklan kepada peserta didik. Pendidik juga dapat
menyampaikan pengalaman yang berhubungan dengan materi dengan
tujuan menambah pemahaman peserta didik. Metode tanya jawab
digunakan pendidik untuk memberi kesempatan peserta didik, untuk
menanyakan materi struktur dan kaidah teks iklan; dan makna iklan
dalam iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo
periode tahun 2012-2016. Metode diskusi digunakan pendidik untuk
membantu peserta didik menafsirkan makna iklan layanan masyarakat
pada iklan layanan masyrakat pada radio Fortuna FM Kutorarjo
periode tahu 2012-2016. Selain itu, metode diskusi digunakan oleh
pendidik untuk melatih peserta didik ikut berpartisipasi dalam
memecahkan masalah.
Di dalam pembelajaran pendidik juga menggunakan model
pembelajaran problem solving. Penerapan model pembelajaran
problem solving pada saat peserta didik berdiskusi untuk
menginterprestasi makna iklan layanan masyarakat. Melalui model
pembelajaran ini, peserta didik dilatih untuk memecahkan masalah,
125
yaitu menafsirkan makna iklan layanan masyarakat tersebut. Peserta
didik berdiskusi dengan teman satu kelompoknya dan mencoba
memecahkan masalah secara bersama-sama.
g. Langkah-langkah Kagiatan Pembelajaran
Pembelajaran iklan dengan materi iklan layanan masyarakat
pada iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo
periode tahun 2012-2016 terfokus pada memahami struktur dan kaidah
teks iklan, dan menginterpretasi makna teks iklan. Berdasarkan hal itu,
penulis memaparkan skenario pembelajaran berupa RPP (terlampir).
Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat berdasarkan silabus. Di
bawah ini penulis memaparkan skenario pembelajaran iklan
dengan materi iklan layanan masyarakat dalam iklan layanan
masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016
di kelas XII SMA.
Pertemuan ke-1 (alokasi waktu 2 x 45 menit)
Kagiatan Langkah-langkah Alokasi
Pembukaan Kegiatan Pendahuluan
1. Pendidik mengucapkan salam dan
mengajak peserta didik berdoa.
2. Pendidik mengecek kehadiran peserta
didik.
3. Pendidik menyampaikan informasi
kompetensi materi, tujuan, manfaat
dan langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
15 menit
126
Inti Mengamati:
a. Pendidik menyampaikan materi
tentang struktur dan kaidah teks
iklan.
b. Peserta didik mencermati contoh
iklan layanan masyarakat.
Mempertanyakan
a. Pendidik memberi kesempatan peserta
didik untuk bertanya menganai materi
struktur dan kaidah teks iklan dan
contoh iklan layanan masyarakat.
Mengeksplorasi:
a. Pendidik mengajak peserta didik
mencari dari berbagai sumber
informasi tentang struktur dan kaidah
teks iklan, dan iklan layanan
masyarakat.
Mengasosiasikan:
a. Peserta didik mendiskusikan contoh
iklan layanan msyarakat berdasarkan
struktur dan kaidah teks iklan.
Mengomunikasikan:
a. Peserta didik membacakan hasil
diskusi di depan kelas.
60 menit
Penutup Penutup
1. Peserta didik bersama pendidik
menyimpulkan pembelajaran.
2. Peserta didik melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
15 menit
127
Pertemuan ke-2 (alokasi waktu 2 x 45 menit)
Kagiatan Langkah-langkah Alokasi
Pembukaan Kegiatan Pendahuluan
1. Pendidik mengucapkan salam dan
mengajak peserta didik berdoa.
2. Pendidik mengecek kehadiran peserta
didik.
3. Pendidik menyampaikan informasi
kompetensi materi, tujuan, manfaat dan
langkah-langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan
15 menit
Inti Mengamati:
a. Pendidik mengulang kembali materi
tentang struktur dan kaidah teks iklan.
Mempertanyakan
a. Pendidik memberi kesempatan peserta
didik untuk bertanya menganai materi
struktur dan kaidah teks iklan dan
contoh iklan layanan masyarakat.
Mengeksplorasi:
a. Pendidik mengajak peserta didik
mencari dari berbagai sumber informasi
tentang struktur dan kaidah teks iklan,
dan iklan layanan masyarakat.
Mengasosiasikan:
a. Peserta didik mendapat tugas untuk
menginterpretasikan makna teks iklan
layanan masyarakat.
b. Peserta didik dibagi menjadi
kelompok terdiri dari 3-4 anak.
60 menit
128
c. Peserta didik berdiskusi dengan
kelompoknya mencoba meng-
interpretasi makna iklan layanan
masyarakat.
Mengomunikasikan:
a. Peserta didik membacakan hasil
diskusi di depan kelas.
Penutup Penutup
1. Peserta didik bersama pendidik
menyimpulkan pembelajaran.
2. Peserta didik melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
15 E
1
n
i
t
h. Sumber Belajar
Sumber belajar yang digunakan penulis berupa:
1. sumber belajar
a) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Bahasa
Indonesia: Ekspresi diri dan Akademik SMA/MA/SMA/MAK
Kelas XII Semester 1. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
b) Pujiyanto. 2013. Iklan Layanan Masyarakat. Yogyakarta: CV.
ANDI OFFSET.
c) Sugono, Dendy, dkk. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
2. media cetak: naskah iklan layanan masyarakat;
3. media elektronik: LCD, internet;
15 Menit
,
129
4. lingkungan: alam, sosial, budaya, manusia, masyarakat.
i. Waktu
Dalam pembelajaran iklan layanan masyarakat dari radio
Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016, waktu yang digunakan
adalah dua kali pertemuan satu jam pelajaran 45 menit, satu kali
pertemuan dua jam pelajaran 90 menit, jadi dua kali pertemuan
memerlukan waktu 180 menit.
j. Evaluasi
Dalam melakukan penilaian pendidik menggunakan penilaian
unjuk kerja, penilaian karakter, dan penilaian fortofolio. Selain itu,
dalam pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks iklan; dan
menginterpretasi makna teks iklan layanana masyarakat dari radio
Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016 penulis juga
menggunakan penilaian tes esai. Di bawah ini penulis cantumkan
penilain tersebut.
Soal Tes esai
1. Jelasakan yang dimaksud dengan iklan!
2. Jelaskan struktur dan kaidah teks iklan!
3. Jelaskan maksud iklan layanan masyarakat!
4. Analisislah iklan layanan masyarakat di bawah ini berdasarkan
struktur teks iklan!
Contoh Iklan Layanan Masyarakat
Judul Penundaan Usia Kawin
130
Narator lelaki : “Ingin ku sunting dirimu”.
Narator wanita : “Mau ah aku mau”.
Nataror lelaki : “Tapi jangan buru-buru”.
Narator wanita : “Aww tunggu cukup usia dulu”.
Koor : “Agar bahtera kita indah selamanya. Jangan hamil cepat-
cepat jangan lahir rapat-rapat, agar bayi lahir sehat dan ibu
selamat”.
Narator wanita : “Perkawinan dan kehamilan usia ideal bayi lahir sehat ibu
melahirkan selamat”.
Koor : “Dua anak lebih baik”.
5. Interpretasikan makna iklan layanan masayarakat pada radio
Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016!
Format Penilaian Unjuk Kerja
No. Kinerja Yang Dinilai Tanggapan
Pendidik
Tanggapan
Orang Tua
Simpulan
1. Kualiatas
penyelesaian
pekerjaan
2. Keterampilan
menggunakan alat
3. Kemampuan
menganalisis
permaasalahn
4. Kemampuan
mengambil keputusan
5. Kemampuan
membaca teks iklan
Simpulan
Keterangan: simpulan disi secara kuantitatif dengan angka
penilaian sebagai berikut.
1= kurang
Nilai= jumlah skor
131
2= cukup
3= baik
Format Penilaian Karakter
1
No.
Karakter
Nama
Mel
aksa
nak
an k
ewaj
iaban
Ber
ani
men
yat
akan
pen
dap
at
Ber
ani
ber
tany
a
Men
erim
a pen
dap
at o
ran
g l
ain
Dap
at b
eker
ja s
ama
Mem
ban
tu o
rang l
ain
Ber
bic
ara
den
gan
ten
ang
Man
unju
kkan
sem
angat
ber
pre
stas
i
Ber
usa
ha
ingin
leb
ih m
aju
Ber
bic
ara
seca
ra t
erbuka
Men
unju
kkan
fak
ta y
ang
seb
enar
ny
a
Men
gak
ui
kes
alah
an
Jum
lah
jm
Nil
ai
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4
1.
132
Keterketerangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 4.
1 = D sangat kurang;
2 = C kurang konsisten;
3 = B konsisten; dan
4 = A selalu konsisten.
Format Penilaian Fortofolio
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas : XII
Kompetensi dasar: Nama :
2.
3.
Nilai = jumlah skor
12
133
Tanggal :
Indikator PENILAIAN
Jelek/ cukup/ baik/ sangat baik
Dicapai melalui
1. Diri sendiri
2. Bantuan Pendidik
3. Seluruh kelas
4. Kelompok besar
5. Kelompok kecil
Komentar Pendidik
Kunci jawaban soal uraian
1. Iklan adalah berita yang dimaksudkan untuk mendorong
masyarakatagar memenuhi permintaan di dalam iklan. Iklan
dipasang di media massa seperti surat kabar dan majalah, di
134
media elektronik seperti televisi, radio, dan internet, atau
di tempat umum.
2. Struktur dan kaidah teks iklan. Struktur iklan terdiri dari
orientasi, tubuh iklan, dan justifikasi. Orientasi sama
dengan judul iklan; tubuh iklan merupakan kalimat lengkap
yang terdiri dari subjek, predikat, dan keterangan;
justifikasi merupakan kalimat yang tidak lengkap hanya
terdiri dari subjek, predikat, dan keterangan. Struktur teks
iklan dapat berupa suku kata, kata , kelompok kata, kalusa,
kalimat, atau gabungan dari kata, klausa, dan kalimat. Iklan
ditulis berdasarkan kaidah tertentu, yaitu iklan tidak boleh
menggunakan kata- kata superlatif paling, nomor satu, top,
atau kata-kata berawalan ter, gratis.
3. Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang berisi informasi
tentang suatukegiatan atau pesan-pesan sosial untuk menarik
perhatian maksimalpemirsa agar berpartisipasi dan bersimpati
terhadap kegiatan atau masalah tertentu.
4. Struktur teks Iklan Layanan Masyarakat
Struktur teks Teks
Orientasi Penundaan Usia Kawin
Tubuh iklan “Ingin ku sunting dirimu”.
135
“Mau ah aku mau”.
“Tapi jangan buru-buru”.
“Aww tunggu cukup usia dulu”.
“Agar bahtera kita indah selamanya. Jangan hamil
cepat-cepat jangan lahir rapat-rapat, agar bayi lahir
sehat dan ibu selamat”.
“Perkawinan dan kehamilan usia ideal bayi lahir sehat
ibu melahirkan selamat”.
Justifikasi “Dua anak lebih baik”.
5. Menginterpretasi makna iklan layanan masyarakat
a. ILM penundaan usia kawin berisi pesan agar orang lain (pendengar)
jangan terburu-buru dan harus menunggu cukup usia dulu ketika akan
menikah. Karena dengan perkawinan dan kelahiran usia ideal, bayi
lahir sehat ibu melahirkan selamat.
b. ILM sebelum kamu makan bermakna menyuruh agar orang lain
(pendengar) berdoa terlebih dahulu sebelum makan. Agama apapun
mewajibkan umatnya untuk berdoa sebelum makan.
c. ILM bahaya merokok bermakna menyuruh orang lain untuk berhenti
merokok karena dampak yang ditimbulkan akibat merokok sangat
berbahaya.
d. ILM bencan banjir dan longsor bermakna mengajak orang lain
(pendengar) untuk membuang sampah pada tempatnya, membersihkan
selokan, dan mengalakkan kembali sistem reboisasi agar tidak terjadi
banjir dan tanah longsor.
e. ILM DBD bermakna menyarankan orang lain berhati-hati dan waspada
dengan penyakit DBD. Iklan ini juga menyuruh orang lain (pendengar)
136
melakukan 3M di lingkungan dan rumah agar terhindar dari penyakit
demam berdarah.
f. ILM global warming bermakna menyuruh orang lain
(pendengar)berhenti melakukan pemanasan global dan mengajak
menghijaukan bumi kembali.
g. ILM hari pahlawan bermakna memberitaukan orang lain (pendengar)
bahwa pada tanggal 10 November sebagi hari pahlwan. Oleh kerena
itu, sebagai warga Indonesia harus mengingat jasa dan perjuangan jasa
para pahlawan.
h. ILM kondom bermakna mengajak orang lain supaya ikut KB demi
kesejahteraan keluarga.
i. ILM berlalu lintas bermakna menyuruh orang lain (pendengar) untuk
mentaati rambu-rambu lalu lintas karena untuk keselamatan bersama.
j. ILM awas kebakaran bermakna mengajak dan menyuruh orang lain
(pendengar) untuk tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan
kebakaran terjadi, seperti mencabut charger HP setelah selesai mengisi
baterai HP, mematikan kompor sebelum berpergian, mematikan
putung rokok sebelum dibuang, dll.
k. ILM belajar bermakna memberikan saran kepada orang lain
(pendengar) cara mengatasi kesulitan belajar mata pelajaran tertentu.
l. ILM waktu bermakna menyarankan orang lain (pendengar) supaya
memanfaatkan waktu untuk malakukan aktivitas yang positif.
137
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan uraian singkat
hasil analisis data dari penelitian ini, sedangkan saran merupakan masukan penulis
yang berkaitan dengan materi penelitian. Di bawah ini penulis paparkan simpulan
dan saran berdasarkan hasil penelitian ini.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan data hasil penelitian, penulis
menyimpulkan beberapa hasil analisis yang merupakan jawaban dari
permasalahan yang diteliti. Berikut dipaparkan simpulan tersebut.
1. Tindak tutur representatif dalam iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna
FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016 sebanyak 23 tuturan yang terbagi
menjadi 4 jenis, yaitu tindak tutur representatif menyatakan sebanyak 6
tuturan, tindak tutur representatif mengakui sebanyak 3 tuturan, tindak tutur
representatif mengemukakan pendapat sebanyak 3 tuturan, dan tindak tutur
representatif memberitahukan sebanyak 11 tuturan.
2. Tindak tutur direktif dalam iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM
Kutoarjo periode tahun 2012-2016 sebanyak 26 tuturan yang terbagi menjadi
4 jenis, yaitu tindak tutur direktif menyuruh sebanyak 8 tuturan, tindak tutur
direktif meminta 1 tuturan, tindak tutur direktif menyarankan sebanyak 9
tuturan, dan tindak tutur direktif mengajak sebanyak 9 tuturan.
138
3. Skenario pembelajaran iklan dengan materi iklan layanan masyarakat pada
radio Fortuna FM Kutorjo periode tahun 2012-2016 di kelas XII SMA
meliputi (1) menyampaikan materi tentang struktur dan kaidah teks iklan; (2)
menyediakan naskah iklan layanan masyarakat dari radio Fortuna FM
Kutoarjo periode tahun 2012-2016 untuk dicermati peserta didik; (3) peserta
didik mendiskusikan iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna FM
Kutoarjo periode tahun 2012-2016 berdasarkan struktur dan kaidah teks iklan;
(4) peserta didik menginterpretasi iklan layanan masyarakat pada radio
Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016bersama dengan kelompok
masing-masing; (5) peserta didik membacakan hasil diskusi di depan kelas.
B. Saran
Pada bagian ini, penulis menyampaikan saran yang ditujukan kepada pihak-
pihak yang memiliki hubungan dengan penelitian ini. Berikut ini dipaparkan
saran-saran tersebut.
1. Pendidik diharapkan mampu menggunakan media pembelajaran yang di
dalamnya terdapat contoh konkret iklan sehingga peserta didik dapat
menerapkan materi yang dipelajarinya secara langsung.
2. Peserta didik diharapkan mencermati dengan teliti dalam memahami tindak
tutur representatif dan tindak tutur direktif pada iklan layanan masyarakat
untuk meningkatkan keterampilan menginterpretasi maknaiklan.
136
139
3. Pembaca sebaiknya menambah pengetahuan tentang tindak tutur representatif,
tindak tutur direktif, dan makna iklan layanan masyarakat agar dapat
menerapkannya sesuai dengan kaidah.
4. Peneliti selanjutnya diharapkan skripsi ini dapat memberikan gambaran
informasi tentang tindak tutur representatif dan tindak tutur direktif yang
terdapat dalam iklan layanan masyarakat sehingga hasil penelitian peneliti
selanjutnya lebih meningkat, dalam bidang bahasa khususnya tindak tutur
representatif dan direktif.
5. Media massa khususnya radio diharapkan selalu meningkatkan kualitas dalam
menyiarkan iklan layanan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
140
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asih. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Preada Media Group.
Cummings, Louise. 2007. Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner.
(Terjemahanan: Eti Setiawati, dkk.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Departeman Pendidikan Nasional. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Erlian, Wahyu, dkk. 2013. “Tindak Tutur Deklarasi Bahasa Minangkabau
Pedagang Kakilima di Pasar Raya Padang”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia seri B, 1 (2), 77-163.
Faizah, Umi. 2014. Pengantar Keterampilan Berbicara Berbasis Cooperative
Learning Think Pair Share Teori dan Praktik.Yogyakarta: Media Perkasa.
Hamalik, Oemar. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Jamilatun. 2011. “Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif Pada Rubrik Kriing
Solopos (Sebuah Tinjauan Pragmatik)”. Skripsi. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Khairifa, Fenni. 2007. “Penyampaian Iklan Layanan Masyarakat kepada
Khalayak”. Jurnal Harmoni Sosial, 1 (3), 133-136.
Kurniawati, Endah Yuli. 2015. “Tindak Tutur Ilokusi Tokoh Utama dalam Film
Kehormatan di Balik Kerudung Sutradara Tya Subiyakto dan Relevansinya
dengan Pembelajaran Menyimak dan Berbicara di Kelas X SMA”. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo.
Leech. Geoffrey. 2015. Prinsip-Prinsip Pragmatik. (Terjemahan: M.D.D. Oka).
Jakarta: UI Press
Majid, Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
141
Mujianto, Gigit. 2012. “Pemakaian Tuturan Imperatif Calon Guru dalam Interaksi
Belajar-Mengajar pada Pembelajaran Mikrodi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang”. Jurnal Humanity, ISSN:
0216-8995, 8 (1), 155-162.
Mulyana, 2005. Kajian Wacana Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-Prinsip
Analisis Wacana.Yogyakarta: Tiara Wacana.
Mulyasa. 2014. Pengembangn Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BpFE.
Pujiyanto. 2013. Iklan Layanan Masyarakat. Yogyakarta: ANDI.
Rohmadi, Muhammad. 2010. Pragmatik Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Rohmadi, Muhammad. 2014. “Kajian Pragmatik Percakapan Guru dan Siswa
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Jurnal Paedagogia ISSN 1026-
4109, 17 (1), 53-61.
Rusdianto, Ujang. 2016. Nuansa Periklanan Korporat Meneropong Tanggug
Jawab Sosial Perusahaan dalam Iklan Korporat.Yogyakarta: CALPULIS.
Rustono. 1999. Pokok- Pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Press.
Sasmita, Clara Ayu. 2016. “Tindak Tutur dalam Iklan Layanan Masyarakat di
Kabupaten Bayuwangi”. E-Jurnal Humanis ISSN: 2302-920X, 14 (1), 17-
22.
Shan, Bayu. 2015. “Tujuan, Srtuktur dan Kaidah Bahasa Teks Iklan (secara
singkat)”. http://bayushanku.blogspot.co.id/2015/12/tujuan-struktur-dan-
kaidah-bahasa-teks-iklan-secara-singkat.html. Diunduh Jumat 7 April 2017
pukul 05:30 Wib.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikuluim 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sudaryanto, 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata
Dharma Universitas Press.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
142
Suhandang, Kustadi. 2016. Manajemen, Kiat dan Strategi Peiklanan. Ed Revisi.
Bandung: Nuansa.
Supriyati dan Wini Tarmini. 2014. “Tindak Tutur Memerintah pada Dialog Film
Laskar Pelangi dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia
di SMP". Jurnal Paedagogia ISSN 1026-4109, 17 (1), 62-77.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2015. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: ANDI.
Yule, George. 2014. Pragmatik. (Terjemahan: Indah Fajar Wahyuni).Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
143
144
Lampiran 1. DATA PENELITIAN
2. Jenis Tindak Tutur Representatif
N
o
Nama
ILM
Jenis Tindak
Tutur
Represen-
tatif
Data Tuturan Konteks Fungsi
Tuturan
1.
Bencana
Banjir
dan
Longsor
5. Menyata-
kan
1.1.4 “Iki lho berita-
nya miris
banget, di sana
sini banjir,
belum lagi
tanah longsor,
sedih hati ini”.
Terjemahan
“Ini nih beritanya
miris sekali, di
sana sini banjir,
belum lagi tanah
longsor, sedih
hati ini”.
Ketika Mba bro
mendengarkan
berita banjir dan
tanah longsor di
berbagai tempat
sehingga pe-
rasaannya turut
bersedih.
Kemudian, Mba
bro menyampai-
kan kesedihan-
nya kepada Mas
bro.
Tuturan
tersebut
berfungsi
untuk
menyatakan
perasaan
sedih Mba
bro kepada
orang lain
atas terjadi-
nya bencana
banjir dan
longsor di
berbagai
tempat
Berlalu
Lintas
1.1.5 “Apabila anda
berlaku tidak
tertib di
jalanan bah-
kan bukan
hanya
membahaya-
kan diri anda
sendiri tetapi
juga mem-
bahayakan
jiwa dan ke-
selamatan
orang lain”.
Tuturan tersebut
dituturan oleh
Narator lelaki
setelah seorang
Lelaki
mengalami
kecelakan.
Kecelakan
tersebut terjadi
akibat tidak
mematuhi aturan
berlalu lintas,
yaitu melakukan
aktivitas
bertelepon
ketika
mengendarai
kendaraan.
Tuturan
tersebut
berfungsi
menyatakan
kepada
orang lain
bahaya
yang dapat
terjadi,
apabila
tidak
mematuhi
aturan
berlalu
lintas.
Kasih
Sayang
1.1.6
Narator lelaki:
Dituturkan oleh
Narator lelaki
Tuturan
tersebut
145
“semua orang butuh
kasih sayang”.
Narator wanita: “sayangi pasangan”.
Narator lelaki:
“sayangi kawan,
sayangi keluarga”.
Narator wanita:
“sayangi lingkungan.”
dan Narator
wanita. Tuturan
tersebut diawali
dari percakapan
antara Wanita
dan Lelaki yang
membicarakan
aktivitas mereka
mulai dari
bangun tidur
hingga sebelum
tidur. Aktivitas
tersebut
diantaranya
bersih-bersih,
membantu orang
tua, sekolah,
kerja, olahraga
dan berdoa.
berfungsi
menyatakan
kepada
orang lain,
bahwa
setiap
manusia
membutuh-
kan kasih
sayang.
Oleh karena
itu, sayangi
pasangan,
kawan,
keluarga,
dan
lingkungan.
DBD 4.Memberi-
tahukan
1.4.7 “Demam
berdarah
adalah
penyakit
demam akut
yang
disebabkan
oleh virus
yang masuk ke
dalam
peredaran
manusia
melalui gigitan
nyamuk”.
Setelah Bu Joko
mengajak Ibu
Ana untuk
membawa anak
Bu Ana ke
rumah sakit.
Kemudian,
Narator lelaki
memberitahukan
tentang penyakit
demam berdarah
penyebab
penyakit demam
berdarah.
Tuturan
tersbeut
berfungsi
memberita-
hukan orang
lain
mengenai
penyakit
demam
berdarah
dan
penyebab
penyakit
demam
berdarah.
Kondom 1.4.8 “Bang
negatif”.
Ibu
menyampaikan
tuturan tersebut
kepada Abang
bahwa Ibu tidak
hamil.
tuturan
tersebut
berfungsi
memberita-
hukan
Abang
bahwa Ibu
tidak hamil
Berlalu 1.4.9 “Iya sayang, Ketika di Tuturan
146
Lintas ini masih di
jalan”.
perjalanan
Lelaki
menyampaikan
keberadannya
karena wanita
(kekasihnya)
menelepon.
Wanita sudah
lama menunggu
dan menyuruh
lelaki untuk
segera
menemuinya.
tersebut
berfungsi
memberita-
hukan
informasi
kepada
Wanita
bahwa
Lelaki
sudah
berada di
jalan.
Belajar 1.4.10
Wanita 1:
“Jelas Matematika”
Lelaki 2:
“Kimia dong”
Wanita 2:
“Akuntasi”
Lelaki 3:
“Bahasa Inggris”
Wanita 3:
“Hmmmm Sejarah”
Lelaki 4:
“Bahasa Indonesia
dan Boso Jowo”
Lelaki 1
menanyakan
kepada sobat
Fortuna
berkaitan
dengan belajar
yang paling sulit
dipelajari.
Beberapa sobat
Fortuna
memberitahukan
mata pelajaran
yang menurut
meraka sulit
dipelajari.
Tuturan
tersebut
berfungsi
memberita-
hukan
kepada
orang lain
mengenai
mata
pelajaran
yang paling
sulit
dipelajari.
Kasih
Sayang
1.4.11 “Di malam
hari aku
dengerin radio
Fortuna FM”.
Wanita 1
menyampaikan
kegiataanya dari
bangun tidur,
bersih-bersih,
membantu orang
tua, dan mandi.
Beberapa lelaki
juga menyam-
paikan aktivitas-
nya setelah
mandi. Kemu-
dian, Lelaki 1
me-nyampaikan
kegiatannya di
Tuturan
tersebut
berfungsi
memberita-
hukan
kepada
orang lain
mengenai
aktivitas
yang
dikerjakan
di malam
hari.
Tuturan
tersebut
147
malam hari, dituturkan
oleh Lalaki
1.
6. Jenis Tindak Tutur Direktif
N
o
Nama
ILM
Jenis Tindak
Tutur
Direktif
Data Tuturan Konteks Fungsi
Tuturan
2. Global
Warming
1. Menyuruh 2.1.5 “Jangan
biarkan
dirimu
menyesal
dikemudian
hari. Stop
pemanasan
global”.
Narator lelaki
menuturkan
tuturan tersebut
setelah Aku
mengakui
perbuatannya,
yaitu menebang
pohon
sembarangan dan
memakai
kendaraan
bermotor yang
tidak semestinya.
Tuturan
tersebut
berfungsi
menyuruh
orang lain
supaya
jangan
melakukan
tindakan
yang
menyebab
kan
pemanas-
an global.
Berlalu
Lintas
2.1.6 “Kamu di
mana si Beb?
Sampai
kering
nunggunya,
cepetan
dong”.
Ketika di jalan
seorang Lelaki di
telepon Wanita.
Wanita tersebut
menanyakan
keberadaan Lelaki
(kekasihnya), dan
menyuruhnya
untuk segera
menemui dirinya.
Tutruan
tersebut
berfungsi
meyuruh
orang lain
(kekasih-
nya)
untuk
segera
menemui
Wanita
2.1.7 “Taatilah
rambu-rambu
lalu lintas,
karena itu
untuk
keamanan
Dituturkan oleh
Narator lelaki
setelah seorang
Lelaki mengalami
kecelakan akibat
tidak mematuhi
Tuturan
tersebut
berfungsi
untuk
menyuruh
orang lain
148
kita
bersama”.
aturan berlalu
lintas.
agar
mematuhi
aturan lalu
lintas demi
keamanan
bersama.
Awas
Kebakar
an
2.1.8
Narator lelaki:
“Yang pertama”.
Narator Wanita:
“Kalau habis ngecas
Hp charger dilepas
ya, jangan tertancap
di stopkontak terus.”
Narator lelaki:
“kedua”.
Narator wanita:
“Buat yang mau
berpergian, cek dulu
nih apakan kompor
di dalam rumah
sudah dimatikan”.
Narator lelaki:
“ketiga”.
Narator wanita:
“Ketika membakar
sampah jangan
ditinggal, siapa tahu
api bisa merambat”.
Narator lelaki:
“Keempat”.
Narator wanita:
“Hmmm buat yang
merokok, matikan
putung rokok
sebelum dibuang”.
Narator lelaki:
“Dan kelima”.
Narator wanita:
“Jauhkan korek api
dari jangkauan anak-
anak.”
Pembawa berita
menyampaikan
berita beberapa
kebakaran yang
terjadi di
beberapa daerah.
Kemudian,
Narator lelaki
mengajak orang
lain (pendengar)
untuk mengingat
apa saja yang
menyebabkan
kebakaran.
Narator lalaki
menyampaikan
beberapa hal yang
menyebabkan
kebakaran dan
Narator wanita
menyuruh orang
lain melakukan
beberapa tindakan
agar tidak terjadi
kebakaran.
Tuturan
tersebut
berfungsi
menyuruh
oang lain
untuk
melakukan
beberapa
tindakan
agar tidak
terjadi
kebakaran.
Tuturan
tersebut
dituturkan
oleh
Narator
wanita.
Berlalu
Lintas
7. Menyaran-
kan
2.3.6 “Ingin aman
taatilah tata
tertib lalu
Dituturkan oleh
Narator lelaki 2.
Narator
Tuturan
tersebut
berfungsi
149
lintas”. menyampaikan
tuturan tersebut
setelah terjadi
kecelakan karena
pengguna jalan
tidak mematuhi
aturan berlalu
lintas. Narator
menyatakan
apabila tidak
tertib di jalanan
akan mem-
bahayakan diri
sendiri dan orang
lain.
menyaran
kan orang
lain untuk
menaati
tata tertib
lalu lintas
Awas
Kebakar
an
2.3.7 “Nah dan
tentunya
masih banyak
lagi. Perlu
diingat dan
diwaspadai.
Walaupun itu
hal yang
sepele, so
berhati-
hatilah.
Dituturkan oleh
Narator lelaki
setelah Narator
wanita menyuruh
orang lain untuk
melakukan
beberapa tindakan
agar tidak terjadi
kebakaran.
Tuturan
tersebut
berfungsi
menyaran
kan orang
lain untuk
lebih
berhati-
hati agar
tidak
terjadi
kebakaran.
Belajar 2.3.8 “.. belajarlah
mulai detik
ini juga”.
Beberapa sobat
Fortuna
memberitahukan
mata pelajaran
yang paling sulit
dipelajari.
Kemudian,
Narator lelaki dan
Narator wanita
menyampaikan
solusi untuk
mengatasi
kelemahan belajar
tersebut.
Tuturan
tersebut
berfungsi
menyaran
kan orang
lain agar
jangan
menunda-
nunda
belajar.
150
Waktu 2.3.9 “Luangan
waktumu,
ambillah
sedikit waku
untuk
memikirkan
resiko apa
yang akan
kamu dapat
ketika
melakukan
semua itu.”
Dituturkan oleh
Narator lelaki
setelah Lelaki 1
menjawab dan
mengakui
kegiatannya, yaitu
tongkrongan.
Lelaki 1
mengakui suka
tongkrongan dan
tidak
menyelesaikan
tugas sekolah.
Tuturan
tersebut
berfungsi
menyaran
kan orang
lain untuk
meluangk-
an sedikit
waktu
memikir-
kan resiko
yang akan
didapat
dari semua
aktivitas
yang
dilakukan.
Global
Warming
8. Mengajak 2.4.5 “Rawat dan
jagalah bumi
kita saat ini”.
Dituturkan oleh
Narator lelaki
setelah Aku
mengakui
perbuatannya,
yaitu menebang
pohon
sembarangan dan
menggunakan
kendaraan
bermotor yang
tidak semestinya.
Aku
menginginkan
desanya kembali
subur dan sejuk
seperti 10 tahun
yang lalu.
Tuturan
terseut
berfungsi
mengajak
orang lain
untuk
merawat
dan
menjaga
bumi
mulai saat
ini.
2.4.6 “Ayo
hijaukan
kembali bumi
pertiwiku”.
Dituturkan oleh
Narator lelaki.
Narator lelaki
tidak hanya
mengajak untuk
merawat dan
menjaga bumi
Tuturan
tersebut
berfungsi
mengajak
orang lain
untuk
menghijau
151
tetapi juga
mengajak
menghijaukan
bumi agar subur
dan sejuk.
kan bumi
agar sejuk
dan tidak
mengala-
mi global
warming.
Kondom 2.4.7 “Ayo ikut
KB dua anak
lebih baik”.
Dituturkan oleh
Abang dan Ibu.
Abang sudah
mengetahui cara
KB yang tepat
dan Ibu
memberitahukan
Abang kalau
dirinya tidak
hamil.
Tuturan
tersebut
berfungsi
mengajak
orang lain
untuk ikut
KB, dan
cukup
mem-
punyai dua
anak.
Awas
Kebakar
an
2.4.8 “Coba kita
lihat ke
belakang apa
saja yang
bisa
menyebab-
kan
kebakaran itu
terjadi”.
Dituturkan oleh
Narator lelaki
setelah pembawa
berita
menyampaikan
beberapa berita
tentang kebakaran
yang terjadi
dibeberapa
tempat.
Tuturan
tersebut
berfungsi
mengajak
orang lain
untuk
mengingat
apa saja
yang
menyebab
kan
kebakaran
terjadi.
152
Lampiran 2. SILABUS MATA PELAJARAN: BAHASA INDONESIA
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/ Semester : XII/ Ganjil
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalakan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengahayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi,
damai), santun, responsive dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagi bagian dari solusi atas bernagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan.
153
Kompetensi Dasar Materi
Pokok
Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
1.1 Mensyukuri anugrah Tuhan
akan keberadaan bahasa
Indonesia dan
menggunakannya sesuai
dengan kaidah dan konteks
untuk mempersatukan
bangsa
-
-
1.1 Menunjukkan perilaku jujur,
responsive dan santun dalam
menggunakan bahasa
Indonesia untuk
menyampaikan cerita
sejarah tentang tokoh-tokoh
nasional dan internasional
1.1 Mensyukuri anugrah Tuhan
akan keberadaan bahasa
Indonesia dan
-
154
menggunakannya sebagai
sarana komunikasi dalam
memahami, menerapkan,
dan menganalisis informasi
lisan dan tulis melalui teks
cerita sejarah, berita, iklan,
editorial/opini, dan novel.
1.2 Menunjukkan perilaku
tanggung jawab, pedui, dan
santun dalam menggunakan
bahasa Indonesia untuk
memahami dan
menyampaikan berita
politik, ekonomi, social,
sdan kriminal.
3.1 Memahami struktur dan
kaidah teks iklan, melalui
lisan maupun tulisan
4.1 Menginterpretasi makna
Struktur
dan
kaidah
teks
Mengamati
Membaca teks
tentang struktur dan
kaidah teks iklan
Tugas:
Para siswa
diminta
berdiskusi untuk
4 Mg x 4 jp BUKU SISWA
BAHASA INDONESIA
KELAS XII (WAJIB)
155
teks iklan, baik secara lisan
maupun tulisan
iklan
Interpre-
tasi teks
iklan
Mencermati uraian
yang berkaitan
dengan struktur dan
kaidah teks iklan
Mempertanyakan
Bertanya jawab
tentang hal-hal yang
berhubungan dengan
isi bacaan
Mengeksplorasi
Mencari dari berbagai
sumber informasi
tentang struktur dan
kaidah teks iklan
Mengasosiasikan
Mendiskusikan
tentang struktur dan
kaidah teks iklan
memahami
struktur dan
kaidah teks iklan
Secara individual
peserta didik
diminta
menginterpretasi
makna teks iklan
baik secra lisan
maupun tulisan
Observasi:
mengamati kegiatan
peserta didik dalam
proses
mengumpulkan data,
analisis data dan
pembuatan laporan.
Portofolio: menilai
laporan peserta didik
Buku referensi lain yang
menunjang materi
struktur dan kaidah teks
iklan
156
Menyimpulkan hal-
hal terpenting dalam
struktur dan kaidah
teks iklan
Mengomunikasikan
Menuliskan laporan
kerja kelompok
tentang struktur dan
kaidah teks iklan
Membacakan hasil
kerja kelompok di
depan kelas, siswa
lain memberikan
tanggapan
Menginterpretasi
makna tekk iklan
baik secara lisan
maupun tulisan
tentang struktur dan
kaidah teks iklan
Tes tertulis: menilai
kemampuan peserta
didik dalam
memahami,
menerapkan, dan
menginterpretasi
makna teks iklan,
baik secara lisan
maupun tulisan
157
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA N 4 Purworejo
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : XII/ 1
Materi Pokok : Teks Iklan
Alokasi waktu : 2 pertemuan (4 x 45 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevalusi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah.
B. Kompetensi Dasar
3.1: Memahami struktur dan kaidah teks iklan, baik secara lisan maupun
tulisan.
4.1: Menginterpretasi makna teks iklan, baik secara lisan maupun tulisan.
C. Indikator
1. Memahami struktur dan kaidah teks iklan.
158
2. Menafsirkan/ menginterpretasi makna tuturan teks iklan layanan masyarakat
pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
3. Mengoreksi dan menyimpulkan makna tuturan teks iklan layanan masyarakat
pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan peserta didik dapat:
4. peserta didik mampu memahami struktur dan kaiah teks iklan;
5. peserta didik mampu menafsirkan/ menginterpretasi makna tuturan teks iklan
layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-
2016;
6. peserta didik mampu mengoreksi dan menyimpulkan makna tuturan teks iklan
layanan masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-
2016.
E. Materi Pembelajaran
1. Struktur dan kaidah teks iklan
2. Interpretasi teks iklan
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Problem Solving
3. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi
159
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Power Point
2. Alat : LCD, internet, naskah iklan layanan msyarakat
3. Sumber belajar : Bahasa Indonesia Ekspresi diri dan Akademik
SMA/MA/SMA/MAK Kelas XII Semester 1. 2015: Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1 (alokasi waktu 2 x 45 menit)
Kagiatan Langkah-langkah Alokasi
Pembukaan Kegiatan Pendahuluan
4. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa.
5. Guru mengecek kehadiran siswa.
6. Guru menyampaikan informasi kompetensi materi,
tujuan, manfaat dan langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan
15 menit
Inti Mengamati:
c. Guru menyampaikan materi tentang struktur dan
kaidah teks iklan.
d. Siswa mencermati contoh iklan layanan masyarakat.
Mempertanyakan
b. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya
menganai materi struktur dan kaidah teks iklan dan
contoh iklan layanan masyarakat pada radio Fortuna
FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
Mengeksplorasi:
b. Guru mengajak siswa mencari dari berbagai sumber
60 menit
160
informasi tentang struktur dan kaidah teks iklan, dan
iklan layanan masyarakat masyarakat pada radio
Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
Mengasosiasikan:
b. Siswa mendiskusikan contoh iklan layanan
masyarakat masyarakat pada radio Fortuna FM
Kutoarjo periode tahun 2012-2016berdasarkan
struktur dan kaidah teks iklan.
Mengomunikasikan:
a. Siswa membacakan hasil diskusi di depan kelas.
Penutup Penutup
3. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran.
4. Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan.
15 menit
Pertemuan ke-2 (alokasi waktu 2 x 45 menit)
Kagiatan Langkah-langkah Alokasi
Pembukaan Kegiatan Pendahuluan
4. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa.
5. Guru mengecek kehadiran siswa.
6. Guru menyampaikan informasi kompetensi materi,
tujuan, manfaat dan langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan
15 menit
Inti Mengamati:
b. Guru mengulang kembali materi tentang struktur dan
kaidah teks iklan.
Mempertanyakan
60 menit
161
a. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya
menganai materi struktur dan kaidah teks iklan dan
contoh iklan layanan masyarakat masyarakat pada
radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-2016.
Mengeksplorasi:
b. Guru mengajak siswa mencari dari berbagai sumber
informasi tentang struktur dan kaidah teks iklan, dan
iklan layanan masyarakat.
Mengasosiasikan:
a. Siswa mendapat tugas untuk menginterpretasikan
makna teks iklan layanan masyarakat masyarakat
pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode tahun 2012-
2016.
b. Siswa dibagi menjadi kelompok terdiri dari 3-4 anak.
c. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya mencoba
menginterpretasi makna iklan layanan masyarakat
masyarakat pada radio Fortuna FM Kutoarjo periode
tahun 2012-2016.
Mengomunikasikan:
b. Siswa membacakan hasil diskusi di depan kelas.
Penutup Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran.
2. Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan.
15 E
1
n
i
t
15
Menit
,
162
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Jenis/ teknik penilaian
a. Kompetensi Sikap
Unjuk Kerja
Penilaian Karakter
Fortofolio
b. Kompetensi pengetahuan
Tes esai
c. Kompetensi Keterampilan
Tes praktik (diskusi)
2. Instrument Penilaian
a. Sikap
1. Lembar Unjuk Kerja
Penilaian Unjuk Kerja
No. Kinerja Yang Dinilai Tanggapan
Guru
Tanggapan
Orang Tua
Simpulan
6. Kualiatas
penyelesaian
pekerjaan
7. Keterampilan
menggunakan alat
8. Kemampuan
menganalisis
permaasalahn
9. Kemampuan
mengambil keputusan
10. Kemampuan
membaca teks iklan
Simpulan
163
keterangan: simpulan diisi secara kuantitatif dengan angka penilaian sebagai
berikut.
1= kurang
2= cukup
3= baik
2. Penilaian Karakater
Format Penilaian Karakter
K
e
t
e
r
keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 4.
1 = D sangat kurang;
2 = C kurang konsisten;
Nilai= jumlah skor
1
No.
Karakter
Nama
Mel
aksa
nak
an k
ewaj
iaban
Ber
ani
men
yat
akan
pen
dap
at
Ber
ani
ber
tany
a
Men
erim
a pen
dap
at o
ran
g l
ain
Dap
at b
eker
ja s
ama
Mem
ban
tu o
rang l
ain
Ber
bic
ara
den
gan
ten
ang
Man
unju
kkan
sem
angat
ber
pre
stas
i
Ber
usa
ha
ingin
leb
ih m
aju
Ber
bic
ara
seca
ra t
erbuka
Men
unju
kkan
fak
ta y
ang
seb
enar
ny
a
Men
gak
ui
kes
alah
an
Jum
lah
Jm
Nil
ai
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
1.
2.
3.
164
3 = B konsisten; dan
4 = A selalu konsisten.
3. Penilaian Fortofolio
Format Penilaian Fortofolio
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas : XII
Kompetensi dasar: Nama :
Tanggal :
Indikator PENILAIAN
Jelek/ cukup/ baik/ sangat baik
Dicapai melalui
1. Diri sendiri
2. Bantuan guru
3. Seluruh kelas
4. Kelompok besar
5. Kelompok kecil
Komentar Guru
Nilai = jumlah skor
12
165
Nilai = jumlah perolehan skor x 100
Skor maksimal
Purworejo, 28 April 2017
Kepala Sekolah Praktikan,
Drs. Arif Arvianta Achmad, S.Pd. Yuli Nirwanti
NIP. 19630707 198803 1 016 NIM 132110013