Post on 01-May-2019
ANALISIS STRATEGI PERLUASAN MEREK SHAMPOO LIFEB UOY DITINJAU DARI SEGI KESADARAN MEREK, ASOSIASI MEREK
DAN LOYALITAS MEREK Studi Kasus pada Masyarakat Kota Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Ole h: Purnanditya Kusumashasta
NIM : 012214109
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
You’ll Never Walk Alone
When you walk through a storm
Hold your head up high
And don’t be afraid of the dark
At the end of the storm is a golden sky
And the sweet silver song of a lark
Walk on through the wind
Walk on through the rain
Though your dreams be tossed and blown
Walk on, walk on with hope in your heart
And you’ll never walk alone
You’ll never walk alone
Walk on, walk on with hope in your heart
And You’ll Never Walk Alone -(Liverpool FC Anthem)-
SKRIPSI INI KUPERSEM BAHKAN UNTUK:
1. My Beloved and Saviour, Jesus Christ
2. Seluruh Keluarga Besarku Tercinta
3. Teman-temanku semuanya dan dimana saja
v
vi
vii
ABSTRAK
Analisis Strategi Perluasan Merek Shampoo Lifebuoy
Ditinjau dari Segi Kesadaran Merek, Asosiasi Merek dan Loyalitas Merek
Studi Kasus pada Masyarakat Kota Yogyakarta
Purnanditya Kusumashasta
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2008
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tanggapan
responden terhadap strategi perluasan merek antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy
ditinjau dari segi kesadaran merek, asosiasi merek dan loyalitas merek di Kota
Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus dan metode pengumpulan data yang
dipakai adalah wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Metode untuk
menganalisis penelitian ini menggunakan analisis T test atau uji T.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan tanggapan
responden terhadap strategi perluasan merek antara sabun dan shampoo Lifebuoy
ditinjau dari segi kesadaran merek, asosiasi merek dan loyalitas merek.
viii
ABSTRACT
An Analysis on The Brand Extension Strategies of Lifebuoy Shampoo
in Term of Brand Awareness, Brand Association, and Brand Loyalty
A Case Study on Yogyakarta Society
Purnanditya Kusumashasta
Sanata Dharma University
2008
The aims of this research are to know the respondent perceived between
the Lifebuoy Soap and Shampoo brand extension strategy in terms of brand
awareness, brand association, and brand loyalty.
The research is a case study and data collected via interview,
questionnaire, and documentation. The method to analyze the data is the t-test.
The results show that there are significant difference of perception on
Lifebuoy shampoo brand extension strategy in terms of brand awareness, brand
association, and brand loyalty.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan dalam Yesus Kristus
atas cinta, berkat, dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Analisis Strategi Perluasan Merek Shampoo Lifebuoy ditinjau dari
Segi Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, dan Loyalitas Merek” yang diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Tersusunnya skripsi ini berkat bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan nasehat, bimbingan, motivasi, maupun informasi dari awal hingga
akhir penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku ketua jurusan Manajemen
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Marianus Moktar Modesir, MM, selaku Dosen Pembimbing I
yang dengan pe nuh kesabaran dan pengertian membimbing, serta
memberikan semangat, sumbangan pikiran, waktu, dan tenaga kepada
penulis demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
x
4. Bapak Drs. L. Bambang Harnoto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II
yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta mengarahkan
sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.
5. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, selaku Dosen Pembimbing III yang
telah banyak menyumbangkan waktu, tenaga dan pikiran serta saran-saran
dalam penyempurnaan penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Sanata Dharma yang telah memberikan
ilmunya bagi penulis selama ini.
7. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
atas pelayanannya .
8. Bapak Suripta dan Ibu Suci Ratmi selaku orangtuaku tercinta yang telah
memberi bimbingan, doa, nasehat, dan kasih sayang yang tak ternilai.
9. Mbak Rien & Mas Hero sekeluarga dengan dua keponakanku yang lucu
Darrel dan Nicko. Serta Mas Titut yang membimbingku juga.
10. Semua saudara-saudaraku Keluarga Besar Trah Darmoredjan dan
Keluarga Besar Trah Prodjodikoro yang telah banyak membantu dalam
banyak hal, terutama Kel. Brigjen. Pol. Richardo Hutauruk dan AKBP.
Nur Sukowati di Jakarta.
11. Teman-teman Alumni Manajemen ’01; Lulu, Big Yoen, Pira,
Cic il&Agung, Pipit, Rere, Lholhok, Lilik ’boleng’ dan teman-teman
seperjuangan Manajemen ’01; Suntea, Simbok, Triniji, Harpi, Danik dan
yang lainnya. Tetep semangat guys...
xi
12. Seluruh warga Jemaat GKJ Maguwoharjo dan Bapak Pendeta Heru
Sumbodo S.Si sekeluarga atas dukungan doa. Tuhan Me mberkati...
13. My Beloved Friends ; Wi5nu ’toocool’, Haryadi ’kaume’, Monda
’mondel’, Hendra ’Ipanx’. Kalian adalah keluarga keduaku, teman adalah
segalanya!!!
14. Teman-teman Pemuda GKJ Maguwoharjo; Arnie, Krisnawan, Johan,
Guntur, Ophie, Weny, Ria, Eko Yatno, Aswan, Paksi, Anggie, Dinar, Dwi,
Duto, Intan, Ayu, Daniel, Anti, Pambudi-Ita, Lastri, serta teman-teman
Pemuda se Klasis Yogya Utara dan yang tak sempat aku tulis disini. Jesus
Love You...
15. De’ Elies sekeluarga di Ceger, Pondok Aren, makasih atas doa, cinta,
kasih sayang dan dukungannya.
16. Black F1zzy tahun 1994 yang selalu setia menemani aku kemanapun.
Sampai kapanpun NOT FOR SALE!!!
17. Teman-teman The Absolute Supporters of PSS Sleman dan teman-teman
Slemania, loyalitas tanpa batas!!!
18. Dan seluruh masyarakat Kotamadya Yogyakarta yang bersedia membantu
penulis dalam pengisian kuesioner penelitian ini.
Yogyakarta , 30 April 2008
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................v
ABSTRAK.................................................................................................................vi
ABSTRACT...............................................................................................................vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................viii
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ix
DAFTAR ISI..............................................................................................................xii
DAFTAR TABEL......................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Batasan Masalah...................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian..................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian................................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan.............................................................................. 9
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Merek..................................................................................... 11
B. Pengertian Ekuitas Merek........................................................................ 15
C. Unsur-unsur Ekuitas Merek..................................................................... 16
D. Pengertian Kesadaran Merek................................................................... 17
E. Pengertian Asosiasi Merek ...................................................................... 21
F. Acuan Asos iasi Merek............................................................................. 22
G. Pengertian Loyalitas Merek..................................................................... 25
H. Fungsi Loyalitas Merek........................................................................... 25
I. Tingkatan Loyalitas Merek...................................................................... 27
J. Keputusan Strategi Merek ....................................................................... 30
K. Perluasan Merek ...................................................................................... 34
L. Pengertian Atribut Produk ....................................................................... 38
M. Hipotesis .................................................................................................. 41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 43
B. Populasi dan Sampel................................................................................ 44
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 45
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran Data ............................................... 46
E. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 47
F. Analisis Data ........................................................................................... 48
xiv
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta .....................................52
B. Gambaran Umum Perusahaan dan Produk ..............................................55
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Instrumen................................................................................61
B. Analisis Data dan Pembahasan................................................................67
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan ..............................................................................................96
B. Saran.........................................................................................................97
C. Keterbatasan Penelitian............................................................................98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Peringkat Kinerja Merek Untuk Kategori Produk Shampoo, Sabun
Mandi Padat dan Sabun Mandi Cair Tahun 2002................................. 3
Tabel IV.1 Luas Wilayah Administratif di Kotamadya
Yogyakarta tahun 2002.........................................................................54
Tabel IV.2 PDRB Kotamadya Yogyakarta menurut Lapangan Usaha
tahun 2000-2001 ...................................................................................55
Tabel V.1 Hasil Analisis Validitas Asosiasi Merek Sabun Lifebuoy....................62
Tabel V.2 Hasil Analisis Validitas Loyalitas Merek Sabun Lifebuoy...................63
Tabel V.3 Hasil Analisis Validitas Asosiasi Merek Shampoo Lifebuoy ...............64
Tabel V.4 Hasil Analisis Validitas Loyalitas Merek Shampoo Lifebuoy .............65
Tabel V.5 Hasil Analisis Reliabilitas Sabun dan Shampoo Lifebuoy ...................66
Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..........................67
Tabel V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia ............................69
Tabel V.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan........................70
Tabel V.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................71
Tabel V.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan/U ang Saku ...........73
Tabel V.11 Hasil Top of Mind untuk Merek Sabun.................................................74
Tabel V.12 Hasil Brand Recall pertama untuk Merek Sabun .................................76
Tabel V.13 Hasil Brand Recall kedua untuk Merek Sabun.....................................77
Tabel V.14 Hasil Brand Recall ketiga untuk Merek Sabun.....................................78
Tabel V.15 Hasil Brand Recall keempat untuk Merek Sabun.................................79
Tabel V.16 Hasil Top of Mind untuk Merek Shampoo...........................................80
Tabel V.17 Hasil Brand Recall pertama untuk Merek Shampoo ............................81
xvi
Tabel V.18 Hasil Brand Recall kedua untuk Merek Shampoo................................82
Tabel V.19 Hasil Brand Recall ketiga untuk Merek Shampoo ...............................83
Tabel V.20 Hasil Brand Recall keempat untuk Merek Shampoo............................84
Tabel V.21 Hasil Tanggapan Responden terhadap Asosiasi Merek
Sabun Lifebuoy.....................................................................................85
Tabel V.22 Hasil Tanggapan Responden terhadap Asosiasi Merek
Shampoo Lifebuoy................................................................................86
Tabel V.23 Hasil Tanggapan Responden terhadap Loyalitas Merek
Sabun Lifebuoy.....................................................................................88
Tabel V.24 Hasil Tanggapan Responden terhadap Loyalitas Merek
Shampoo Lifebuoy................................................................................89
Tabel V.25 Perbandingan antar Elemen Strategi Perluasan Merek
Sabun dan Shampoo Lifebuoy ..............................................................95
xvii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar II.1 Diagram Konsep Ekuitas Merek................................................... 17
2. Gambar II.2 Piramida Kesadaran Merek........................................................... 18
3. Gambar II.3 Nilai-nila i Kesadaran Merek......................................................... 19
4. Gambar II.4 Diagram Nilai Asosiasi Merek...................................................... 22
5. Gamba r II.5 Nilai Loyalitas Merek ................................................................... 27
6. Gambar II.6 Piramida Loyalitas Merek............................................................. 30
7. Gambar II.7 Bagan Keputusan S trategi Merek................................................. 33
8. Gambar V.1 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................68
9. Gambar V.2 Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Usia .........................69
10. Gambar V.3 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan .....................70
11. Gambar V.4 Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .............72
12. Gambar V.5 Persentase Responden Berdasarkan Penghasilan/Uang Saku ........73
13. Gambar V.6 Persentase Tanggapan Responden terhadap Asosiasi Merek
Sabun Lifebuoy..............................................................................85
14. Gambar V.7 Persentase Tanggapan Responden terhadap Asosiasi Merek
Shampoo Lifebuoy .........................................................................87
15. Gambar V.8 Persentase Tanggapan Responden terhadap Loyalitas Merek
Sabun Lifebuoy..............................................................................88
16. Gambar V.9 Persentase Tanggapan Responden terhadap Loyalitas Merek
Shampoo Lifebuoy .........................................................................90
17. Gambar V.10 Uji Dua Sisi Strategi Perluasan Merek Shampoo Lifebuoy
Ditinjau dari segi Asosiasi Merek..................................................92
xviii
18. Gambar V.11 Uji Dua Sisi Strategi Perluasan Merek Shampoo Lifebuoy
Ditinjau dar i segi Loyalitas Merek.................................................94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Merek merupakan modal atau aset tak berwujud yang dimiliki perusahaan
dalam memasarkan suatu produk yang telah dibuat oleh perusahaan.
Pemberian merek pada produk sangat membantu konsumen dalam
mengidentifikasi produk yang menguntungkan mereka. Selain itu, merek juga
menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan kualitas produk kepada
konsumen sehingga konsumen yang selalu membeli produk dengan merek
yang sama mengetahui bahwa mereka akan mendapatkan fitur, manfaat, dan
kualitas yang sama setiap kali melakukan pembelian.
Suatu merek akan mempunyai brand equity atau ekuitas merek yang
tinggi apabila memiliki brand loyalty atau loyalitas merek yang tinggi, brand
awareness atau kesadaran nama, perceived quality atau kualitas yang diterima,
brand association atau asosiasi merek yang kuat, dan aset lain seperti paten,
merek dagang, dan hubungan saluran.
Merek juga merupakan strategi kunci dari perusahaan dalam
mensukseskan produknya. Saat ini di pasaran, konsumen dapa t menemukan
beribu-ribu jenis merek untuk berbagai macam produk yang mereka butuhkan.
Bahkan terkadang untuk satu jenis produk saja, konsumen dapat menemukan
lebih dari sepuluh merek di supermarket.
2
Di satu sisi, jumlah merek yang sedemikian banyak membuat konsumen
bingung dan tak mudah mengingat suatu merek tertentu. Kesulitan ini
terutama terjadi pada saat konsumen di ekspos oleh suatu merek baru yang
datang bersama puluhan atau bahkan ratusan merek lainnya. Di sisi lain,
produsen juga harus mencari cara agar merek produknya dapat dengan mudah
diingat oleh konsumen, dan tetap menarik perhatian dan minat beli konsumen.
Karena itu, resiko kegagalan sebuah produk yang menggunakan merek baru
sangat besar bagi perusahaan.
Untuk mengatasi hal itu, perusahaan sering menggunakan strategi
pengenalan produk baru dengan memanfaatkan merek yang telah dikenal atau
laku di pasar. Strategi yang bertujuan agar konsumen lebih mudah menerima
produk baru itu adalah brand extension. Merek-merek yang diperluas tentu
saja adalah merek-merek yang sudah dikenal pasar dan sangat diminati
konsumen. Penerimaan konsumen yang lebih baik disebabkan merek terkenal
sudah cukup familiar di mata konsumen sehingga mengurangi resiko
ketidakpastian bagi konsumen maupun distributor. Dari segi pr odusen,
disamping biaya promosi dan kemasan dapat ditekan, strategi ini juga
memungkinkan perusahaan memperjelas citra dan makna merek,
meningkatkan parent brand image ataupun merevitalisasi merek.
Unilever Indonesia yang merupakan salah satu jaringan Unilever
Internasional melakukan strategi brand extension dengan menggunakan merek
Lifebuoy yang selama ini lebih dikenal dengan merek sabun mandi sebagai
merek shampoo yaitu Shampoo Lifebuoy. Padahal dalam produk-produk
3
Unilever lainnya telah ada produk perawatan rambut atau shampoo yang
sangat dikenal masyarakat yaitu Sunsilk dan Clear. Produk Shampoo Lifebuoy
ini merupakan produk baru untuk shampoo yang ditujukan sebagai produk
keluarga. Berdasarkan peringkat kinerja merek per kategori produk 2002,
merek ini telah menempati peringkat kelima untuk kategori produk shampoo
setelah merek Sunsilk, Clear, Pantene, dan Rejoice. Sedangkan merek
induknya yaitu Lifebuoy menempati peringkat pertama untuk kategori sabun
mandi padat dan peringkat kedua setelah Lux untuk kategori sabun cair.
Tabel I.1
Peringkat Kinerja Merek untuk Kategori Produk
Shampoo, Sabun Mandi Padat dan Sabun Mandi Cair
Tahun 2002
Merek Brand Value
Shampoo Sunsilk 212,96 Clear 156,75
Pantene 114,10 Rejoice 38,49
Lifebuoy 15,32 Sabun Mandi Padat
Lifebuoy 234,35 Lux 150,65 Giv 58,64
Nuvo 57,80 Cussons 16,32
Sabun Mandi Cair Lux 188,69
Lifebuoy 164,90 Biore 68,45
Gatsby 15,69 Nuvo 14,21
Sumber: SWA (2002)
4
Dari tabel I.1 dapat dilihat bahwa meskipun Shampoo Lifebuoy termasuk
dalam kategori produk baru namun merek ini telah termasuk di dalam 5
peringkat teratas untuk kategori produk shampoo. Hal ini tentunya tidak
terlepas dari kekuatan merek induk yaitu Sabun Lifebuoy yang digunakan oleh
Unilever sehingga mempermudah tingkat awareness dari konsumen terhadap
Shampoo Lifebuoy.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
mengenai bagaimana penerimaan konsumen terhadap Shampoo Lifebuoy
tersebut dengan melihat transfer asosiasi yang berlangsung dari Sabun
Lifebuoy sebagai merek induknya kepada Shampoo Lifebuoy yang menjadi
sub-brandnya. Sehingga penulis mengambil judul “Analisis Strategi
Perluasan Merek Shampoo Lifebuoy Ditinjau Dari Segi Kesadaran
Merek, Asosiasi Merek, dan Loyalitas Merek.” Studi Kasus pada
Masyarakat Kota Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Untuk merumuskan masalah perlu diperhatikan dua pertanyaan pokok
yang membantu memperjelas masalah. Pertanyaan pertama, pertanyaan
tentang mengapa masalah itu penting. Untuk menjawab pertanyaan tersebut
perlu diungkapkan latar belakang masalahnya. Pertanyaan kedua, pertanyaan
tentang apa masalahnya. Untuk menjawab pertanyaan ini perlu dilakukan
penelusuran di sekitar lokasi penelitian.
Berbagai syarat atau kriteria agar masalah penelitian memberi sumbangan
kepada perkembangan pengetahuan antara lain (Nasution, 2003: 17):
5
1. Masalah itu hendaknya bertalian dengan konsep-konsep yang pokok
atau hubungan antara konsep-konsep yang pokok.
2. Masalah itu hendaknya mengembangkan atau memperluas cara-cara
mengetes suatu teori.
3. Masalah itu memberi sumbangan kepada pengembangan metode
penelitian dengan menemukan alat, teknik, atau metode baru.
4. Masalah itu hendaknya memanfaatkan konsep-konsep, teori, atau data
dan teknik dari disiplin-disiplin yang bertalian.
5. Masalah itu hendaknya dituangkan dalam desain yang cermat dengan
uraian yang teliti mengenai data-datanya serta menggunakan metode-
metode yang paling serasi.
Berdasarkan latar belakang dan teori yang telah dikemukakan tersebut,
penulis menemukan beberapa rumusan masalah yang akan diteliti, yaitu:
a. Bagaimana karakteristik kons umen Shampoo Lifebuoy di Kota
Yogyakarta?
b. Bagaimana kah kesadaran merek responden atas produk Sabun dan
Shampoo Lifebuoy?
c. Apakah ada perbedaan tanggapan responden terhadap strategi perluasan
merek antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy ditinjau dari segi asosiasi
merek?
d. Apakah ada perbedaan tanggapan responden terhadap strategi perluasan
merek antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy ditinjau dari segi loyalitas
merek?
6
e. Dari ketiga elemen strategi perluasan merek antara Sabun dan Shampoo
Lifebuoy tersebut , elemen mana yang bekerja dengan baik?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis telah menentukan batasan-batasan masalah
yang akan diteliti yakni:
1. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi:
a. Jenis kelamin
b. Usia
c. Pekerjaan
d. Pendidikan terakhir
e. Penghasilan/Uang saku
2. Untuk mengetahui tentang kesadaran merek sabun dan shampoo,
responden menuliskan atau menyebutkan 5 merek sabun dan shampoo
yang mereka ingat.
3. Untuk mengetahui adanya perbedaan tanggapan responden terhadap
strategi perluasan merek antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy ditinjau dari
segi asosiasi merek dan loyalitas merek digunakan kuesioner dengan skala
Likert dan disediakan jawaban sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
4. Untuk mengetahui 3 elemen merek mana yang bekerja dengan baik,
penulis membandingkan nilai rata-rata masing-masing elemen dari sabun
dan shampoo Lifebuoy.
7
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah jawaban terhadap pertanyaan dasar penelitian
yang telah diungkapkan dalam latar belakang penelitian (W. Gulo, 2002 :102).
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah
dipaparkan sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui karakteristik konsumen Shampoo Lifebuoy di Kota
Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui kesadaran merek responden atas produk Sabun dan
Shampoo Lifebuoy.
3. Untuk mengetahui perbedaan tanggapan responden terhadap strategi
perluasan merek antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy ditinjau dari
segi asosiasi merek di Kota Yogyakarta.
4. Untuk mengetahui perbedaan tanggapan responden terhadap strategi
perluasan merek antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy ditinjau dari
segi loyalitas merek di Kota Yogyakarta.
5. Untuk mengetahui elemen yang bekerja dengan baik terhadap ketiga
elemen strategi perluasan merek Sabun dan Shampoo Lifebuoy.
8
E. Manfaat Penelitian
Menurut Nan Lin (W. Gulo, 2002 : 21) manfaat penelitian dibagi dalam
dua bagian yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian bermanfaat sebagi pembuktian atas suatu teori yang
diragukan tidak bisa menjelaskan peristiwa aktual yang dihadapi.
Pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui penelitian
empiris, dan hasilnya bisa menolak, atau mengukuhkan, atau merevisi
teori yang bersangkutan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian bermanfaat pula untuk memecahkan masalah-masalah
praktis, dan penelitian seperti ini dilakukan melalui penelitian ilmiah.
Berdasarkan teori diatas tentang manfaat-manfaat penelitian, maka dalam
penelitian ini terdapat tiga manfaat yaitu bagi penulis penelitian, dan bagi
universitas. Berikut manfaat-manfaat atas pe nelitian ini adalah :
a. Bagi Penulis
Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi
Universitas Sanata Dharma dan menambah pengalaman sehingga dapat
mengaplikasikan ilmu yang penulis tekuni.
b. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan ilmiah
bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan
dapat dijadikan bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya.
9
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari enam bab yaitu, pendahuluan, landasan teori,
metode penelitian, gambaran umum penelitian, analisis data dan pembahasan,
serta kesimpulan, saran dan keterbatasan penelitian.
Bab I. Pendahuluan
Pada bab Pendahuluan akan dijelaskan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan-batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II. Landasan Teori
Pada bab landasan teori akan dijelaskan teori-teori yang berkaitan
dengan permasalahan dan konsep yang mendasari perumusan masalah
serta hipotesis.
Bab III. Metode Penelitian
Pada bab metode penelitian akan dijelaskan tentang jenis penelitian,
batasan penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data,
variabel penelitian dan pengukuran data, metode pengumpulan data,
serta analisis data.
Bab IV. Gambaran Umum Penelitian
Pada bab gambaran umum penelitian akan dipaparkan tentang
gambaran umum Daerah Istimewa Yogyakarta dan juga gambaran
umum tentang PT. Unilever dan gambaran produk shampoo Lifebuoy.
10
Bab V. Analisis Data dan Pembahasan
Pada bab analisis data akan menjelaskan hasil-hasil penelitian beserta
pembahasannya.
Bab VI. Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan
Pada bab kesimpulan akan menjelaskan kesimpulan penelitian, saran-
saran untuk perusahaan dan keterbatasan dalam penulisan skripsi ini.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Merek
Menurut American Marketing Association, definisi merek adalah sebagai
berikut: “Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau
kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk
mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing.” (F.
Rangkuti, 2002: 2). Pengertian merek lainnya, seperti (F. Rangkuti, 2002: 2)
v Nama merek (brand name) yang merupakan bagian dari yang dapat
diucapkan misalnya, Pepsodent, BMW, Toyota, dan sebagainya.
v Tanda merek (brand mark ) yang merupakan sebagian dari merek yang
dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan. Seperti lambang, desain
huruf atau warna khusus. Misalnya: simbol Toyota, gambar tiga berlian
Mitsubishi.
v Tanda merek dagang (trade mark ) yang merupakan merek atau sebagian
dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk
menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi
penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama merek atau
tanda merek.
v Hak cipta (copyright) yang merupakan hak istimewa yang dilindungi
oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual
karya tulis, karya musik atau karya seni.
12
Merek mengandung janji perusahaan untuk secara konsisten
memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepeda pembeli. Merek lebih
dari sekedar jaminan kualitas karena di dalamnya tercakup enam pengertian
berikut ini (F. Rangkuti, 2002 : 3)
1. Atribut produk
Atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat
mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa saja yang terkandung dalam
suatu merek, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain,
dan lain-lain.
2. Manfaat
Meskipun suatu merek membawa sejumlah atribut, konsumen
sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut. Dalam hal ini atribut
merek diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional atau
manfaat emosional.
3. Nilai
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek yang
memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang
berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut.
4. Budaya
Merek juga mencerminkan budaya tertentu. Misalnya, Mercedes
mencerminkan budaya Jerman yang terorganisir, konsisten, tingkat
keseriusannya tinggi, efisien, dan berkualitas tinggi.
13
5. Kepribadian
Merek juga memiliki kepribadian, yaitu kepribadian bagi para
penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian
si pengguna akan tercermin bersamaan dengan merek yang digunakan.
6. Pemakai
Merek juga menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut. Misalnya, pemakai Mercedes pada
umumnya diasosiasikan dengan orang kaya, kalangan manajer puncak,
dan sebagainya.
Dengan enam tingkat pengertian merek tersebut, perusahaan harus
menentukan pada tingkat mana ia akan menanamkan identitas merek.
Merek penting bagi konsumen karena (P. Temporal & K.C. Lee, 2002: 44) :
• Merek memberikan pilihan
Manusia menyenangi pilihan, dan merek memberi mereka kebebasan
untuk memilih. Merek dapat memberikan pilihan, memungkinkan
konsumen untuk membedakan berbagai macam tawaran perusahaan,
sehingga membuat proses pembuatan keputusan menjadi jauh lebih
mudah.
• Merek memudahkan keputusan
Merek membuat keputusan untuk membeli menjadi lebih mudah.
Seseorang mungkin tidak tahu banyak mengenai suatu produk yang
membuatnya tertarik, tetapi merek dapat membuatnya menjadi lebih
mudah untuk memilih. Manusia dapat membuat keputusan lebih cepat jika
14
mereka mengetahui merek, membuat hidup merek lebih mudah. Kesadaran
akan merek khususnya sangat penting bagi produk-produk teknologi
karena manusia tidak selalu memahami semua aspek teknis mengenai
barang yang mereka beli. Merek yang terkenal lebih menarik banyak
perhatian dibanding yang tidak, umumnya karena mereka dikenal dan
dipercaya.
• Merek memberikan jaminan berkualitas
Konsumen akan memilih produk dan jasa yang berkualitas di manapun
dan kapanpun mereka mampu. Sekali mereka mencoba suatu merek,
secara otomatis mereka akan menyamakan pengalaman ini dengan tingkat
kualitas tertentu. Pengalaman yang menyenangkan akan menghasilkan
ingatan yang baik terhadap merek tersebut. Pengalaman terhadap merek
yang berbeda membantu konsumen untuk membedakan standar kualitas
dan untuk mengetahui berapa nilai uang yang akan mereka peroleh.
• Merek memberikan pencegahan resiko
Sebagian besar konsumen menolak resiko. Mereka tidak akan membeli
suatu produk, khususnya produk teknologi, jika ragu akan hasilnya.
Pengalaman terhadap suatu merek, jika positif, membeli barang, sekalipun
mahal. Kepercayaan adalah salah satu faktor paling penting. Merek
membangun kepercayaan, dan merek yang besar benar-benar dapat
dipercaya.
15
• Merek memberikan alat untuk mengekspresikan diri
Merek menghasilkan kesempatan kepada manusia untuk mengekspresikan
diri dalam berbagai cara. Merek dapat membantu manusia
mengekspresikan, di antara kebutuhan sosial-psikologi, yaitu keberhasilan,
aspirasi, cinta dan persahabatan, dan sifat. Merek memungkinkan manusia
untuk mengekspresikan diri, hal-hal yang mereka pikirkan, hal-hal yang
mereka beri nilai dan cintai, pola hidup mereka, dan mimpi-mimpi
mereka. Merek ada dalam pikiran manusia, dan kadang kala dapat
berbicara lebih dari kata-kata.
B . Pengertian Ekuitas Merek (Brand Equity)
Pengertian ekuitas merek (brand equity) menurut Kotler (2001:
302) adalah:
“The value of brand, based on the extent to which it has high
brand loyalty, name awareness, perceived quality, strong brand
associations, and other assets such as patents, trademarks, and
channel relationships.”
Ekuitas merek adalah nilai dari suatu merek, sejauh mana merek itu
mempunyai loyalitas merek yang tinggi, kesadaran nama, kualitas yang
diterima, asosiasi merek yang kuat, serta aset lain seperti paten, merek
dagang, dan hubungan distribusi.
Ekuitas merek yang tinggi memberikan perusahaan begitu banyak
keunggulan bersaing. Perusahaan akan menikmati biaya pemasaran yang
16
lebih kecil karena tingkat kesadaran dan kesetiaan merek konsumen yang
tinggi. Perusahaan akan mempunyai posisi yang lebih kuat dalam negoisasi
dengan distributor dan pengecer karena pelanggan mengharapkan mereka
mempunyai merek tersebut. Perusahaan dapat mengenakan harga yang lebih
tinggi dari pesaingnya karena merek tersebut mempunyai mutu yang
diyakini lebih tinggi. Perusahaan dapat lebih mudah meluncurkan perluasan
merek karena merek tersebut memiliki kredibilitas yang tinggi.
Sebagai aktiva, merek perlu dikelola dengan cermat agar ekuitas merek
tidak mengalami penyusutan. Ini membutuhkan perawatan dan peningkatan
secara terus menerus atas kesadaran merek, mutu dan fungsi yang diyakini
dari merek, hubungan positif yang dimiliki merek, dan lain -lain. Ini
membutuhkan investasi yang terus menerus dalam Litbang, pengiklanan
yang ahli, pelayanan konsumen dan perdagangan yang memuaskan, dan
ukuran-ukuran lainnya (Kotler & Susanto, 2001: 579).
C. Unsur-unsur Ekuitas Merek (Brand Equity)
Menurut David A. Aaker, aset utama atau unsur utama dari ekuitas
merek (brand equity) adalah : Kesadaran merek (Brand awareness), kualitas
yang diterima (perceived quality), asosiasi merek (brand associations), dan
loyalitas merek (brand loyalty) (F. Rangkuti, 2002 : 39).
17
Gambar II.1
Diagram Konsep Ekuitas Merek
D. Pengertian Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Menurut Aaker, kesadaran merek (brand awareness) adalah kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali, mmengingat kembali suatu merek
sebagai bagian dari suatu kategori tertentu (Durianto, et al, 2001:54).
Meningkatkan kesadaran merek adalah suatu mekanisme untuk memperluas
pasar merek. Kesadaran merek merupakan key of brand asset atau kunci
pembuka untuk masuk ke elemen lainnya. Jadi jika kesadaran merek itu
sangat rendah maka hampir dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah.
Ekuitas Merek (Brand Equity)
Kesan Kualitas
Asosiasi Merek
Aset merek yang Lain
Kesadaran merek
Loyalitas merek
Memberikan nilai kepada perusahaan dgn menguatkan: - Efisiensi & efektivitas
program pemasaran - Loyalitas brand - Harga/laba - Perluasan brand - Peningkatan perdagangan - Keuntungan kompetitif
Memberikan nilai kepada customer dgn menguatkan:
- Interpretasi/proses informasi
- Rasa percaya diri dalam pembelian
- Pencapaian kepuasan dari customer
18
Berikut merupakan gambar piramida kesadaran merek dari tingkatan
terendah sampai tingkatan tertinggi.
Gambar II.2
Piramida Kesadaran Merek
Penjelasan mengenai piramida kesadaran merek dari tingkat terendah
sampai tingkat tertinggi adalah (Rangkuti, 2002:40):
1. Unware of Brand (Tidak Menyadari Merek)
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek,
dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
2. Brand Recognition (Pengenalan Merek)
Tingkat minimal dar i kesadaran merek, di mana pengenalan suatu merek
muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided
recall).
Top of Mind
Brand Recall
Brand Recognition
Unware of Brand
19
3. Brand Recall (Pengingatan Kembali Terhadap Merek)
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan
seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.
Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena
berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk
memunculkan merek tersebut.
4. Top of Mind (Puncak Pikiran)
Merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau pertama kali
muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain, merek tersebut
merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak
konsumen.
Peran kesadaran merek dalam membantu merek dapat dipahami dengan
mengkaji bagaimana kesadaran merek menciptakan nilai (Durianto, et al,
2004: 7,8).
Gambar II.3
Nilai-nilai Kesadaran Merek
Kesadaran Merek
Jangkar yang menjadi cantolan asosiasi lain
Familier / rasa suka
Substansi / Komitmen
Mempertimbangkan merek
20
Penjelasan dari keempat nilai kesadaran merek tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Jangkar yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain (anchor to which other
association can be attached)
Suatu merek yang kesadarannya tinggi aka n membantu asosiasi-asosiasi
melekat pada merek tersebut karena daya jelajah merek tersebut menjadi
sangat tinggi di benak konsumen.
b. Familier / Rasa Suka (Familiarity / Liking)
Jika kesadaran merek kita sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab
dengan merek kita, dan lama kelamaan akan timbul rasa suka yang
sangat tinggi terhadap merek yang kita pasarkan.
c. Substansi / Komitmen (Substance / Commitment)
Kesadaran merek dapat menandakan keberadaan, komitmen dan inti
yang sangat penting bagi perusahaan. Jadi jika kesadaran atas merek
tinggi, kehadiran merek itu akan selalu dapat kita rasakan.
d. Mempertimbangkan Merek (Brand to Consider)
Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi
merek-merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk
dipertimbangkan dan diputuskan merek mana yang akan dibeli. Merek
dengan top of mind yang tinggi mempunyai nilai pertimbangan yang
tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut
tidak akan dipertimbangkan dalam benak konsumen.
21
E. Pengertian Asosiasi Merek (Brand Associations)
Asosiasi merek menurut David A. Aaker adalah segala hal yang
berkaitan dengan ingatan mengenai merek (F. Rangkuti, 2002: 43).
Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak
pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya. Berbagai
asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra
tentang merek atau brand image di dalam benak konsumen. Secara
sederhana, pengertian brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang
terbentuk di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek
tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image atau hal ini
disebut juga dengan kepribadian merek (brand personality).
Asosiasi merek dapat menciptakan keuntungan bagi perusahaan, yaitu
(F. Rangkuti, 2002 : 44): Pertama, dapat membantu proses penyusunan
informasi. Asosiasi-asosiasi yang terdapat pada suatu merek, dapat
membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat
dengan mudah dikenal oleh pelanggan. Kedua, adalah perbedaan. Suatu
asosiasi dapat memberikan landasan yang sangat penting bagi usaha
pembedaan. Asosiasi-asosiasi merek dapat memainkan peran yang sangat
penting dalam membedakan satu merek dari merek yang lain. Ketiga, adalah
alasan untuk membeli. Pada umumnya asosiasi merek sangat membantu
para konsumen untuk mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut
atau tidak. Keempat, adalah penciptaan sikap atau perasaan positif. Asosiasi
merek dapat merangsang perasaan positif yang pada gilirannya akan
22
berdampak positif terhadap produk yang bersangkutan. Kelima, adalah
landasan untuk perluasan. Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan bagi
suatu perluasan merek, yaitu dengan menciptakan rasa kesesuaian antara
suatu merek dan sebuah produk baru.
Gambar II.4
Diagram Nilai Asosiasi Merek
F. Acuan Asosiasi Merek
Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya
dihubungkan dengan berbagai hal berikut (Durianto, et al, 2001:70, 71, 72):
v Atribut Produk (Product attributes)
Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan
strategi positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan
ASOSIASI MEREK
Membantu proses/penyusunan informasi
Diferensiasi/Posisi
Alasan untuk membeli
Menciptakan sikap/perasaan positif
Basis Perluasan
23
asosiasi semacam ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna,
asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian
suatu merek.
v Atribut tak berwujud (Intangibles atributes)
Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya
persepsi kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang
mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif.
v Manfaat bagi pelanggan ( Customer’s benefit)
Karena sebagian besar atribut produk memberikan manfaat bagi
pelanggan, maka biasanya terdapat hubungan antar keduanya.
Manfaat bagi pelanggan dapat dibagi dua, yaitu manfaat rasional
(rational benefit) yang berkaitan erat dengan atribut dari produk yang
dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional
dan manfaat psikologis (psychological benefit) yang sering kali
merupakan konsekuensi ekstrem dalam pembentukan sikap, berkaitan
dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau menggunakan
merek tersebut.
v Harga relatif (Relative price)
Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini akan diawali
dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat
harga.
24
v Penggunaan (Application)
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan
suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.
v Pengguna/pelanggan (User/customer)
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan
sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut.
v Orang terkenal/khalayak (Celebrity/person)
Mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat
mentranfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek
tersebut.
v Gaya hidup/Kepribadian (Life style/personality)
Asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh
asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan
karakteristik gaya hidup yang hampir sama.
v Kelas produk (Product Class)
Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya.
v Para pesaing (Competitors)
Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan
mengungguli pesaing.
v Negara/Wilayah geografis (Country/geographic area)
Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki
hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan.
25
G. Pengertian Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu
merek (Rangkuti, 2002: 60). Loyalitas merek merupakan inti dari ekuitas
merek yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran karena hal ini
merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek.
Pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek
tersebut walaupun dihadapkan pada banyak alternatif merek produk pesaing
yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dipandang dari
berbagai sudut atributnya. Bila banyak pelanggan dari suatu merek masuk
dalam kategori ini berarti merek tersebut memiliki ekuitas merek yang kuat.
Sebaliknya, pelanggan yang tidak loyal kepada suatu merek, pada saat
pelanggan melakukan pembelian akan merek tersebut, pada umumnya tidak
didasarkan karena ketertarikan mereka pada mereknya tetapi lebih
didasarkan pada karakteristik produk, harga, dan kenyamanan pemakaiannya
ataupun berbagai atribut lain yang ditawarkan oleh merek produk alternatif.
Bila sebagian besar pelanggan dari suatu merek termasuk dalam kategori ini,
berarti kemungkinan ekuitas merek tersebut adalah lemah (Durianto, et al,
2001: 126, 127).
H. Fungsi Loyalitas Merek
Loyalitas merek para pelanggan yang ada mewakili suatu aset strategis
dan jika dikelola dan dieksploitasi dengan benar akan mempunyai potensi
untuk memberikan nilai.
26
Berikut ini adalah beberapa potensi yang dapat diberikan oleh brand
loyalty kepada perusahaan (Durianto, et al, 2001:127):
1. Reduced marketing costs (mengurangi biaya pemasaran)
Dalam kaitannya dengan biaya pemasaran, akan lebih murah
mempertahankan pelanggan dibandingkan dengan upaya untuk
mendapatkan pelanggan baru. Jadi biaya pemasaran akan mengecil jika
brand loyalty meningkat.
2. Trade leverage (meningkatkan perdagangan)
Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan
peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara
pemasaran.
3. Attracting new customers (menarik minat pelanggan baru)
Dengan banyaknya pelanggan suatu merek yang merasa puas dan suka
pada merek tersebut akan menimbulkan perasaan yakin bagi calon
pelanggan untuk mengkonsumsi merek tersebut terutama jika pembelian
yang mereka lakukan mengandung resiko yang tinggi. Di samping itu,
pelanggan yang puas umumnya akan merekomendasikan merek tersebut
kepada orang yang dekat dengannya sehingga akan menarik pelanggan
baru.
4. Provide time to respond to competitive threats (memberi waktu untuk
merespons ancaman persaingan)
Brand loyalty akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk
merespons gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan
27
produk yang unggul, pelanggan yang loyal akan memberikan waktu
pada perusahaan tersebut untuk memperbaharui produknya dengan cara
menyesuaikan atau menetralisasikannya.
Berikut gambar mengenai fungsi/nilai loyalitas merek:
Gambar II.5
Nilai Loyalitas Merek
I. Tingkatan Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Dalam kaitannya dengan brand loyalty suatu produk, didapati adanya
beberapa tingkatan brand loyalty. Masing-masing tingkatannya
menunjukkan tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus asset yang
dapat dimanfaatkan (Durianto, et al, 2001: 128). Adapun tingkatan brand
loyalty tersebut adalah sebagai berikut:
Pengurangan biaya pemasaran Loyalitas Merek
Menarik minat pelanggan baru
Waktu merespon ancaman pesaing
Peningkatan perdagangan
28
1. Switcher (berpindah-pindah)
Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai
pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi
pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-
merek yang lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama
sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan
ini merek apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang
sangat kecil dalam keputusan pembelian.
2. Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)
Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan
sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya
atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam
mengkonsumsi merek produk tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya
tidak didapati alas an yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk
membeli produk yang lain atau berpindah merek terutama jika peralihan
tersebut memerlukan usaha, biaya maupun berbagai pengorbanan lain.
3. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka
mengkonsumsi merek tersebut, meskipun mungkin saja mereka
memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching
cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang, atau risiko kinerja
yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek. Untuk dapat
menarik minat para pembeli yang masuk dalam tingkat loyalitas ini maka
29
para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung oleh
pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai
manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya (switching cost loyal).
4. Likes the brand (menyukai merek)
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang
sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai
perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja
didasari oleh asosiasi yang terkait dengan symbol, rangkaian pengalaman
penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh
kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi.
5. Commited buyer (pembeli yang komit)
Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka
memiliki suatu kebanggan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan
merek tersebut menjadi sangat penting bagi merek dipandang dari segi
fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya
mereka. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli
ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek
tersebut kepada pihak lain.
Berikut gambar piramida loyalitas merek:
30
Gambar II.6
Piramida Loyalitas Mere k
J. Keputusan Strategi Merek
Suatu perusahaan mempunyai empat pilihan mengenai strategi merek,
antara lain (Kotler, 2001: 365-367):
1. Perluasan Lini (Line Extension )
Strategi perusahaan ketika memperkenalkan tambahan jenis barang
dalam kategori produk tertentu dengan menggunakan nama merek yang
sama, seperti aroma, bentuk, warna, bahan tambahan, atau ukuran
kemasan baru. Misalnya shampoo Sunsilk mengeluarkan produk baru
tetapi dengan flavour berbeda, ukuran, dan campuran bahan kimia yang
Commited Buyer
Liking The Brand
Satisfied Buyer
Habitual Buye r
Switcher
31
berbeda untuk melayani pasar sasaran yang berbeda. Produk shampoo
tersebut tetap menggunakan satu merek asalnya (parent brand).
Perusahaan dapat memperkenalkan perluasan lini dengan biaya murah
dan cara yang beresiko rendah untuk memperkenalakan produk baru
guna memenuhi minat pelanggan yang beragam, untuk memanfaatkan
kapasitas berlebih, atau sekedar meminta pengecer untuk menyediakan
rak yang lebih memadai. Akan tetapi, perluasan lini me ngandung resiko.
Nama merek yang diperluas secara berlebihan bisa menghilangkan arti
spesifiknya. Resiko lain yaitu bahwa melusasnya penjualan dapat
mengorbankan produk lain dalam lini. Perluasan lini berjalan sangat baik
bila penjualannya menggeser merek pesaing, bukannya
“mengkanibalisasi” produk yang lain dari perusahaan sendiri.
2. Perluasan Merek (Brand Extension)
Perusahaan menggunakan merek yang sukses untuk meluncurkan produk
baru atau modifikasi dalam kategori baru. Perluasan merek membuat
suatu produk baru segera dikenali dan karenanya lebih cepat diterima.
Hal ini juga menghemat biaya iklan yang mahal yang biasanya
diperlukan untuk mengembangkan nama merek baru. Nama merek jika
dipakai berlebihan mungkin menghilangkan posisi tertentu di benak
konsumen. Perusahaan yang mencoba memindahkan nama merek harus
meneliti seberapa baik asosiasi merek terhadap merek baru.
32
3. Multimerek (Multibrand)
Perusahaan seringkali memperkenalkan merek tambahan dalam kategori
yang sama. Misalnya Unilever mengeluarkan berbagai jenis merek sabun
seperti Lux, Lifebuoy, dan Dove, serta merek shampoo seperti Sunsilk ,
Dove, Lifebuoy, dan Clear.
Pemberian multimerek memberikan sebuah cara untuk membangun sifat
dean ketertarikan yang berbeda bagi motif pembelian yang berbeda-
beda. Hal ini juga memungkinkan perusahaan untuk menempati ruangan
yang lebih banyak di rak toko eceran. Atau perusahaan mungkin ingin
melindungi merek utamanya dengan membuat merek pengiring (flanker)
atau merek petarung (fighter brand).
Kerugian utama dari pemberian multimerek adalah bahwa setiap merek
mungkin hanya memperoleh pangsa pasar yang kecil, dan tidak satu pun
yang akan sangat menguntungkan. Akhirnya perusahaan mungkin
menyebar sumber dayanya di antara banyak merek, dan bukannya
membangun merek untuk mencapai tingkat keuntungan yang tinggi.
Perusahaan ini harus mengurangi jumlah merek yang mereka jual pada
kategori yang ada dan menyusun prosedur penyaringan yang lebih ketat
bagi merek baru.
4. Merek Baru (New Brand)
Perusahaan dapat menciptakan nama merek yang baru ketika memasuki
kategori produk baru, karena tidak satu pun merek yang ada itu cocok.
Kemungkinan lain, perusahaan mungkin melihat bahwa pengaruh nama
33
mereknya yang ada sedang memudar dan diperlukan nama merek yang
baru. Kemungkinan terakhir, perusahaan mungkin memperoleh merek
baru dalam kategori baru lewat akuisisi.
Seperti pada multimerek, penawaran merek baru yang terlalu banyak
dapat menyebabkan penyebaran sumber daya perusahaan yang terlalu
sedikit pada masing-masing merek.
Gambar II.7
Bagan Keputusan Strategi Merek
Perluasan Lini Perluasan Merek
Merek Baru Multimerek
Produk Baru
Produk Lama
Merek Lama
Merek Baru
34
K. Perluasan Merek
Menurut Keller (2003), brand extension merupakan strategi pemberian
nama produk dengan mengunakan nama merek yang sudah ada untuk
memperkenalkan produk baru.
Perluasan merek secara umum dapat dibedakan berdasarkan:
v Perluasan Lini (line extension ). Artinya perusahaan membuat produk
baru dengan menggunakan merek lama yang terdapat pada merek
induknya. Meskipun target market produk yang baru tersebut berbeda,
tetapi kategori produknya sudah dilayani oleh merek induk atau merek
yang lama.
v Perluasan Kategori (category extension). Artinya perusahaan tetap
menggunakan merek induk yang lama untuk memasuki kategori produk
yang sama sekali berbeda dari yang dilayani oleh merek yang sekarang.
Menurut Buell (Rangkuti, 2002:114), perluasan merek terjadi apabila:
1. Merek individual dikembangkan untuk menciptakan suatu merek
kelompok.
2. Produk yang memiliki hubungan ditambahkan pada suatu merek
kelompok yang ada.
3. Suatu merek individu atau kelompok, dike mbangkan ke produk-produk
yang tidak memiliki hubungan.
Perluasan merek akan berhasil apabila; Pertama, asosiasi-asosiasi merek
yang kuat memberikan poin pembeda dan keuntungan untuk perluasan.
Kedua, perluasan tersebut membantu merek inti dengan cara menguatkan
35
asosiasi-asosiasi kunci, menghindari asosiasi-asosiasi negatif, dan
menimbulkan pengenalan merek.
Strategi yang dipergunakan untuk perluasan merek menurut Tauber
(Rangkuti, 2002:116):
Ø Memperkenalkan produk yang sama dengan bentuk yang berbeda.
Misalnya teh botol, teh celup, teh serbuk, dan teh untuk diet.
Ø Memperkenalkan produk yang mengandung rasa, campuran bahan
kimia, atau komponen yang berbeda.
Ø Memperkenalkan produk-produk ikutan sebagai pelengkap produk dan
merek utama. Contohnya, komputer PC dengan tambahan drive, cd
drive, modem, speaker, sound card , vga card, dan sebagainya dengan
merek yang sama.
Ø Memperkenalkan produk yang relevan dengan merek yang
diwaralabakan (franchise). Contohnya, McDonald’s dengan berbagai
produk baru.
Ø Memperkenalkan produk baru yang sesuai dengan teknologi yang
dikuasai perusahaan. Contohnya, kamera Canon dengan mesin fotokopi
merek Canon .
Ø Memperkenalkan produk baru yang merefleksikan keunggulan, atribut,
feature dari produk utama. Contohnya, Disney dengan berbagai produk
seperti film, studio, mainan anak-anak,dan sebagainya.
36
Ø Memperkenalkan produk bartu yang mengguanakn merek terkenal yang
sudah dimiliki perusahaan. Contohnya, Gucci dengan berbagai produk
seperti, jam tangan, tas, sabuk, dan berbagai asesories lainnya.
Beberapa masalah yang sering dihadapi dalam perluasan merek menurut
Rangkuti:
• Sejauh mana tingkat persaingan bisnis mempengaruhi perluasan merek,
sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan penentuan pasar?
• Bagaimana memposisikan produk baru yang akan diluncurkan di tengah-
tengah persaingan?
• Apakah asosiasi-asosiasi yang berkaitan dengan perluasan merek mudah
diingat?
• Apakah perluasan merek memiliki kekuatan dalam menciptakan
keuntungan dan loyalitas jangka panjang (misalnya nama yang unik)
sehingga dapat mengungguli para pesaing dalam menstimulasi asosiasi-
asosiasi?
• Bagaimana persepsi-persepsi konsumen terhadap merek asal (parent
brand ) dan bagaimana persepsi konsumen terhadap perluasan mereknya?
Apakah merek perluasan memperkuat merek asal? Atau apakah perluasan
merek akan menghancurkan merek itu sendiri?
• Bagaimana persepsi konsumen tentang produk yang menggunakan
perluasan merek ditinjau dari sudut pandang pihak produsen
(transferabilitas keahlian dan kualitas) dan sudut pandang konsumen
37
(komplementaritas dan substitusi) dalam sikap penerimaan konsep
perluasan merek?
• Jenis iklan yang bagaimana yang dapat memberikan pengaruh sangat besar
terhadap perilaku mengenai merek, sehingga pada akhirnya dapat
menimbulkan perasaan untuk melakukan tindakan pembelian?
Dalam penggunaan strategi perluasan merek ini pasti terdapat beberapa
keunggulan maupun kelemahan. Keunggulan perluasan merek ialah
(Rangkuti, 2002: 121-122):
v Mengurangi persepsi ditolaknya produk tersebut oleh konsumen.
v Memanfaatkan kemudahan saluuran distribusi yang sudah ada.
v Meningkatkan efisiensi biaya promosi.
v Mengurangi biaya perkenalan produk baru serta program tindak lanjut
pemasaran.
v Mengurangi biaya pengembangan produk baru.
v Meningkatkan efisiensi desain logo dan kemasan.
v Menyediakan variasi pilihan produk kepada pelanggan.
Sedangkan kelemahan perluasan merek antara lain:
v Dapat membingungkan pelanggan dalam memilih produk mana yang
paling baik.
v Retail cenderung beranggapan bahwa peluasan lini semata-mata
merupakan me-too product, yaitu semata-mata merupakan fotokopi dari
merek yang sudah ada, sehingga mereka tidak perlu menyimpan stok
produk tersebut.
38
v Dapat merusak merek induk yang sudah ada.
v Seandainya produk baru dengan perluasan lini tersebut sukses di pasar,
ada kemungkinan ia memakan merek induk yang sudah ada.
Penyebabnya adalah konsumen produk yang sudah ada beralih ke
produk baru.
v Kerugian lain dari perluasan merek adalah merek tersebut menurun
kekuatannya. Merek yang sebelumnya memiliki fokus ke salah satu
kategori, akibat adanya perluasan merek, menjadi memiliki bermacam-
macam kategori sehingga tidak memiliki identitas yang jelas.
v Seandainya perluasan merek tersebut dilakukan tidak secara konsisten.
Artinya, atribut atau manfaat yang melekat pada merek tersebut saling
bertentangan dengan merek induk, sehingga konsumen merubah
persepsinya.
v Seandainya perluasan merek tersebut dilakukan secara besar-besaran
akan mengakibatkan tidak terkontrolnya saluran distribusinya dan
mudah dipalsukan. Hal itu dapat menurunkan persepsi terhadap merek
tersebut.
L. Pengertian Atribut Produk
Atribut produk adalah unsur -unsur produk yang dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono,
1997: 103). Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi),
pelayanan, dan sebagainya (Tjiptono, 1997: 104-108).
39
Ø Merek
Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna,
gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan
dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.
Ø Kemasan
Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan
perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus
(wrapper) untuk suatu produk.
Ø Pemberian label (Labeling )
Labelling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian
dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan
penjual. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa
pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada produk.
Ø Layanan pelengkap (Supplementary services)
Menurut Lovelock, layanan pelengkap dapat diklasifikasikan menjadi
delapan kelompok (Tjiptono, 1997: 107):
1. Infomasi, misalnya jalan/arah menuju tempat produsen, jadwal atau
skedul penyampaian produk/jasa, harga, instruksi mengenai cara
menggunakan produk inti atau laya nan pelengkap, peringatan
(warnings), kondisi penjualan/layanan, pemberitahuan adanya
perubahan, dokumentasi, konfirmasi reservasi, rekapitulasi rekening,
tanda terima dan tiket.
40
2. Konsultasi, seperti pemberian saran, auditing, konseling pribadi, dan
konsultasi manajemen/teknis.
3. Order taking, meliputi aplikasi (keanggotaan di klub atau program
tertentu; jasa langganan; jasa berbasis kualifikasi), order entry, dan
reservasi.
4. Hospitality, diantaranya sambutan, food and beverages, toilet dan
kamar kecil, perlengkapan kamar mandi, fasilitas menunggu,
transportasi, dan sekuriti.
5. Caretaking, terdiri dari perhatian dan perlindungan atas barang milik
pelanggan yang mereka bawa, serta perhatian dan perlindungan atas
barang yang dibeli pelanggan.
6. Exceptions, meliputi pe rmintaan khusus sebelumnya penyampaian
produk, menangani komplain/pujian/saran, pemecahan masalah, dan
restitusi (pengembalian uang, kompensasi, dan sebagainya).
7. Billing, meliputi laporan rekening periodik, faktur untuk transaksi
individual, laporan verbal mengenai jumlah rekening, mesin yang
memperlihatkan jumlah rekening, dan self -billing.
8. Pembayaran, berupa swalayan oleh pelanggan, pelanggan
berinteraksi dengan personil perusahaan yang menerima
pembayaran, pengurangan otomatis atas rekening nasabah, serta
kontrol dan verifikasi.
41
9. Jaminan (Garansi)
Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas
produknya kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi
ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana
yang diharapkan atau dija njikan. Jaminan bisa meliputi kualitas
produk, reparasi, ganti rugi (uang kembali atau produk ditukar), dan
sebagainya.
M. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pertanyaan yang pada waktu diungkapkan belum
diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan
empiris. Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti
mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel di dalam persoalan
(W. Gulo, 2002:57). Secara singkat hipotesis berfungsi untuk; (1) menguji
kebenaran suatu teori, (2) memberi ide untuk mengembangkan suatu teori,
(3) memperluas pengetahuan kita mengenai gejala-gejala yang kita pelajari.
(Nasution, 2003: 41)
Dengan berbagai teori-teori yang berhubungan dengan hipotesis , untuk
rumusan masalah pertama tidak memerlukan hipotesis karena pada rumusan
masalah pertama hanya mengetahui karakteristik konsumen. H ipotesis untuk
rumusan masalah kedua juga tidak memerlukan hipotesis dikarenakan
penulis hanya ingin mengetahui kesadaran merek masyarakat tentang
42
produk Sabun dan Shampoo Lifebuoy. Selanjutnya untuk hipotesis untuk
rumusan masalah ketiga adalah:
H0 = Tidak ada perbedaan tanggapan responden terhadap strategi perluasan
merek antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy ditinjau dari segi asosiasi
merek.
Ha = Ada perbedaan tanggapan responden terhadap strategi perluasan merek
antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy ditinjau dari segi asosiasi merek.
Hipotesis untuk rumusan masalah keempat adalah:
H0 = Tidak ada perbedaan tanggapan responden terhadap strategi perluasan
merek antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy ditinjau dari segi loyalitas
merek.
Ha = Ada perbedaan tanggapan responden terhadap strategi perluasan merek
antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy ditinjau dari segi loyalitas merek.
Dan pada rumusan masalah terakhir atau kelima tidak perlu menggunakan
hipotesis karena hanya untuk mengetahui elemen yang bekerja dengan baik
dalam strategi perluasan merek Sabun dan Shampoo Lifebuoy.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini memakai metode deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian
dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Metode deskriptif yang dipakai adalah studi kasus yang merupakan
penelitian yang terperinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun
waktu tertentu, termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya, dengan
cukup mendalam da n menyeluruh (Husein Umar, 1997: 29). Studi kasus ini
melibatkan peneliti dengan unit terkecil seperti perusahaan atau kelompok-
kelompok masyarakat tertentu.
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan termasuk jenis
penelitian studi kasus yang mengambil suatu tempat ataupun daerah
tertentu dan terhadap objek tertentu. Riset dengan metode studi kasus
menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam, menyeluruh atas obyek
tertentu yang biasanya relatif kecil selama kurun waktu tertentu,
termasuk lingkungannya (Husein Umar, 2002: 43). Keunggulan metode
studi kasus antara lain adalah bahwa hasilnya dapat mendukung studi-
studi yang lebih besar di kemudian hari, dapat memberikan hipotesis-
hipotesis untuk riset lanjutan.
44
B. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang
memiliki sejumlah karakteristik umum, dimana penelitian tersebut akan
digeneralisasi. Menurut Malhotra, Populasi adalah keseluruhan
kelompok dari orang-orang, peristiwa atau barang-barang yang diminati
oleh peneliti untuk diteliti (Widayat, 2004 : 93).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
non probability sampling . Penggunaan non probability sampling dapat
dilakukan jika peneliti kekurangan informasi statistik yang berkaitan
dengan populasi. Dalam penelitian ini ukuran populasi atau jumlah
pengguna sabun Lifebuoy dan shampoo Lifebuoy di Kota Yogyakarta
tidak diketahui.
Sampel merupakan suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih
dalam penelitian (Widayat, 2004 : 93). Sampel adalah sebagian populasi
yang diselidiki dalam penelitian, maka harus dapat mewakili dan
mencerminkan populasi yang ada. Jumlah sampel yang digunakan
adalah 100 orang. Pertimbangan dipilihnya 100 responden tersebut
berdasarkan table penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang
dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%,
dan 10%.
Rumus yang dipakai:
QPdQs
..)1(...
22
2
λλ
+−ΝΡΝ=
45
di mana; 2λ dengan dk =1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%.
P = Q = 0,5. d = 0,05. s = jumlah sampel
Bila jumlah populasi tak terhingga, maka jumlah anggota sampelnya
untuk kesalahan 1% = 664, 5% = 349, 10% = 272. pada penelitian ini
penulis memakai taraf kesalahan 5% sehingga responden yang
seharusnya digunakan 349, tetapi dengan pertimbangan sumber dana,
waktu, dan tenaga yang tersedia maka penulis menggunakan 100
responden.
Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah metode sampling
purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2004: 61).
C. Jenis dan Sumber Data
Data adalah sekumpulan fakta yang diperoleh melalui pengamatan
(observasi) langsung atau survei. Pengujian fakta atau data pada
dasarnya merupakan proses untuk memilih, mengumpulkan, dan
menganalisis data, yang hasilnya digunakan sebagai dasar (bukti) yang
cukup representatif untuk menyusun kesimpulan penelitian (Nur
Indriantoro, Bambang Supomo, 1999: 10).
Sumber data merupakan faktor penting dalam penentuan metode
pengumpulan. Sumber data terdiri dari :
46
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah sendiri dan
diperoleh langsung dari responden yang diteliti, mencakup :
a. Karakteristik responden, meliputi nama, jenis kelamin, usia,
pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan.
b. Data mengenai pendapat responden tentang kesadaran merek,
asosiasi merek, dan loyalitas merek Shampoo Lifebuoy.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi,
sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Bentuk data sekunder
dalam penelitian ini adalah data tentang gambaran produk sabun
Lifebuoy maupun Shampoo Lifebuoy.
D. Variabe l Penelitian dan Pengukuran Data
Variabel utama dalam penelitian ini adalah:
1. Kesadaran merek (brand awareness). Pengukuran kesadaran merek
didasarkan kepada pengertian-pengertian dari kesadaran merek yaitu
mencakup tingkatan kesadaran merek menurut David A. Aaker,
adalah:
a. Puncak pikiran (top of mind)
b. Pengingatan kembali merek (brand recall)
c. Pengenalan merek (brand recognition).
47
Untuk mengukur tentang kesadaran merek responden atas produk
Shampoo Lifebuoy digunakan kuesioner bagian B yang berisi
tentang pertanyaan responden atas kesadaran merek produk
shampoo.
2. Asosiasi merek (brand association), dilakukan untuk mengetahui
asosiasi merek apa saja yang terkait dengan shampoo Lifebuoy.
Untuk mengukur tanggapan responden tentang asosiasi merek
digunakan kuesioner bagian C yang berisi tentang pertanyaan
tanggapan responden yang berkaitan dengan asosiasi merek.
3. Loyalitas merek (brand loyality ). Dilakukan untuk mengetahui
tingkat loyalitas konsumen pengguna shampoo Lifebuoy.
Untuk mengukur tanggapan responden tentang loyalitas merek
digunakan kuesioner bagian D yang berisi tentang pertanyaan
tanggapan responden yang berkaitan dengan loyalitas merek.
Sedangkan variabel pendukung lainnya adalah profil demografi
responden. Untuk mengetahui profil demografi responden digunakan
kuesioner bagian A yang berisi pertanyaan tentang jenis kelamin, usia,
pendidikan, dan penghasilan.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data
atau informasi dari orang-orang (responden) atau obyek penelitian yang
telah ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian.
48
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
secara langsung kepada responden oleh peneliti untuk mendapatkan
masukan dari konsumen.
2. Kuesioner
Kuesioner dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan secara
sistematis kepada para konsumen yang menjadi sasaran kuesioner
ini.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan cara merekam data dari catatan-
catatan, laporan, dan referensi buku.
F. Analisis Data
Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang
hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik
kesimpulan penelitian.
1. Analisis Persentase
Analisis persentase adalah analisis yang digunakan untuk
menarik kesimpulan dari beberapa peristiwa yang bersifat relatif dan
sulit diukur dengan metode kuantitatif.
49
Analisis ini akan digunakan untuk menganalisis jawaban dari
responden pada rumusan masalah pertama dan kedua dalam penelitian
ini dan untuk menjawab berbagai karakteristik responden yang
meliputi: jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, penghasilan dan
informasi tentang kesadaran merek untuk merek sabun maupun
shampoo.
Rumus Analisis Persentase:
%100×=N
nXP
Keterangan:
P = jumlah persentase
nX = jumlah yang dianalisis
N = jumlah total responden
2. Skala Likert
Skala Likert merupakan skala yang dapat memperlihatkan anggapan
konsumen terhadap karakteristik suatu produk dari sangat setuju
sampai dengan sangat tidak setuju. Skala Likert ini digunakan untuk
menjawab rumusan masalah ketiga dan keempat. Informasi yang
diperoleh dengan Skala Likert berupa skala pengukuran ordinal
sehingga hasilnya dapat dibuat rangking. Dalam penelitian ini skala
Likert yang digunakan adalah 1 sampai 5 dengan artian bahwa angka 1
yang berarti sangat tida k setuju (STS) sampai dengan angka 5 yang
berarti sangat setuju (SS). Selanjutnya dari data yang diperoleh, dicari
50
nilai rata -ratanya dan standard deviasinya untuk mengetahui ukuran
pemusatan dan ukuran keragaman tanggapan responden.
Rumus yang digunakan:
Rata -Rata (x) = n
fiXi∑ .
Standar Deviasi (s) = 1
).(.
22
−
−∑ ∑
nn
xifixifi
Keterangan:
xi= nilai pengukuran ke-1
fi= frekuensi kelas ke-1
n = banyaknya pengamatan
Hasil nilai rata-rata dan standar deviasi tersebut kemudian
dipetakan ke rentang skala yang mempertimbangkan informasi interval
berikut:
8,05
15int =−=−=elasbanyaknyak
dahnilaiterenngginilaitertierval
Setelah besarnya interval diketahui, kemudian dibuat rentang skala
sehingga dapat diketahui dimana letak rata -rata penilaian responden
terhadap setiap unsur diferensiasinya dan sejauh mana variasinya.
Rentang skala tersebut adalah:
1,00 - 1,80 = sangat jelek
1,81 – 2,60 = jelek
2,61 – 3,40 = cukup
51
3,41 – 4,20 = baik
4,21 – 5,00 = sangat baik
3. Uji T (T-Test)
Teknik statistik T-Test merupakan teknik statistik parametris yang
digunakan untuk menguji komparasi data ratio atau interval.
Berdasarkan perbandingan nilai t hitung dengan nilai t tabel dengan
taraf kesalahan 5%, maka:
a. Jika nilai t hitung > nilai t tabel, maka H0 ditolak.
b. Jika nilai t hitung < nilai t tabel, maka H0 diterima.
Untuk mempermudah pengolahan data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan program SPSS 10.0 for Windows untuk mempermudah
pengujian hipotesis.
52
BAB IV
GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta resmi berdiri sebagai daerah kesatuan
Negara Indonesia pada 4 maret 1950 dengan ketetapan hukum U.U. No.
3/1950 dengan ibukota Yogyakarta, luas wilayah 3.221,65 km2 ( ± 0,17%
Luas Indonesia). Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki enam Pemerintahan
Daerah (Pemerintah Kabupaten); yaitu:
1. Kota Yogyakarta dengan luas wilayah 32,5 km2.
2. Kabupaten Sleman sebagai batas wilayah utara dengan luas wilayah
574,82 km2.
3. Kabupaten Bantul sebagai batas wilaya h selatan dengan luas wilayah
586,27 km2.
4. Kabupaten Kulon Progo sebagai batas wilayah barat dengan luas
wilayah 542,7 km2.
5. Kabupaten Gunung Kidul sebagai batas wilayah timur dengan luas
wilayah 1.485,36 km2.
Sebagaimana propinsi yang lainnya, Daerah Istimewa Yogyakarta juga
memiliki batasan-batasan yang membedakan antara satu propinsi dengan
propinsi lainnya, batasan itu antara lain, di bagian selatan dibatasi Laut
Indonesia yang membentang luas, sedangkan di bagian timur laut, selatan,
53
barat laut, dan barat dibatasi oleh wilayah Propinsi Jawa Tengah yang
meliputi:
1. Sebelah Barat dibatasi oleh Kabupaten Purworejo
2. Sebelah Tenggara dibatasi oleh Kabupaten Wonogiri
3. Sebelah Barat Laut dibatasi oleh Kabupaten Magelang
4. Sebelah Timur dibatasi oleh Kabupaten Klaten
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan propinsi terkecil setelah
Propinsi DKI Jakarta. Diantara pembagian wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kotamadya, wilayah
Kotamadya Yogyakarta terletak di tengah-tengah Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dengan batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Kabupaten Dati II Sleman
2. Sebelah Timur : Kabupaten Dati II Bantul dan Sleman
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Dati II Bantul
4. Sebelah Barat : Kabupaten Dati II Bantul dan Sleman
Kotamadya Yogyakarta berada pada ketinggian 114 M dari permukaan
laut. Dengan luas wilayah adalah 32,50 Km 2 , yang secara garis besar adalah
dataran rendah yang dilintasi oleh tiga sungai yang menga lir dari utara ke
selatan, yaitu:
1. Sebelah Timur : Sungai Gajah Wong
2. Sebelah Tengah : Sungai Code
3. Sebelah Barat : Sungai Winongo
54
Secara administratif Kota Yogyakarta terdiri dari 14 kecamatan dan
kelurahan dengan perincian sebagai berikut:
Tabel IV.1
Luas dan Wilayah Administratif di Kotamadya Yogyakarta
Tahun 2002
No Kecamatan Luas Km 2 Kelurahan
1. Mantrijeron 2,61 3
2. Kraton 1,40 3
3. Mergangsan 2,31 3
4. Umbulharjo 3,07 6
5. Kotagede 3,99 3
6. Gondokusuman 1,10 5
7. Jetis 0,63 3
8. Danurejan 1,12 4
9. Paku Alam 0,82 2
10. Gondomanan 1,76 2
11. Ngampilan 0,96 2
12. Wirobrajan 1,70 3
13. Gedong Tengen 2,91 2
14. Tegalrejo 8,12 4
Total 32,5 45
(Sumber: Data BPS, Yogyakarta, 2002)
55
Produk domestik bruto untuk Kotama dya Yogyakarta adalah sebagai
berikut:
Tabel IV.2
PDRB Kotamadya Yogyakarta menurut Lapangan Usaha
Tahun 2000-2001
(ribuan rupiah)
Lapangan Usaha 2000 % 2001 %
Pertanian 2.720.872 20,78 2.915.337 19,76
Pertambangan & Penggalian 182.616 1,39 205.643 1,39
Industri Pengelola 2.127.025 16,24 2.400.304 16,27
Listrik, Gas, Air 99.685 0,76 121.077 0,82
Bangunan 941.717 7,19 1.038.828 7,04
Perdagangan Hotel & Resto 2.473.179 18,89 2.761.868 18,72
Pengangkutan & Komunikasi 1.248.959 9,54 1.508.968 10,23
Keuangan, Persewaan, & Jasa 1.084.357 8,28 1.216.685 8,25
Jasa-jasa 2.215.568 16,92 2.584.324 17,52
PDRB 13.093.978 100,00 14.753.034 100,00
(sumber: Data BPS, Yogyakarta, 2000-2001)
B . Gambaran Umum Perusahaan dan Produk
Misi korporasi Unilever adalah untuk meningkatkan vitalitas hidup. Hal
ini menunjukkan bagaimana perusahaan benar-benar memahami pelanggan
abad 21 dan kehidupan mereka.
56
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember
1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat
oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh
Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada
tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan
No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche
Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi
tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever
Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi,
S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever
Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan
keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan
diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No.
39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16
November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para
pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai
nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan
ini dibuat di hadapan nota ris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris
57
Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan
No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,
minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan
minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada
tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang
dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan
juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian
pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan
(dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-
18482HT.01.04-TH.2000.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.
Perluasan Unilever Indonesia
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan
PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT
Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan,
pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus
lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain
atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan
Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT
58
Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor
barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada
tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan
perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam
perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual
sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember
2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya
untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever
Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal
penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever
Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30
Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut
dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda
pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan
perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan
tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah.
Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli
2004.
Kronologi
1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
59
1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV –
Angke, Jakarta
1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)
1965-66 Di bawah kendali pemerintah
1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang
penanaman modal asing
1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut,
Surabaya
1990 Terjun di bisnis teh
1992 Membuka pabrik es krim
1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000 Terjun ke bisnis kecap
2001 Membuka pabrik teh – Cikarang
2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004 Terjun ke bisnis makanan ringan
2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
60
Produk Sabun Lifebuoy antara lain:
• Lifebuoy Totalprotect
• Lifebuoy Mildcare
• Lifebuoy Actifresh
• Lifebuoy Naturepure
Semuanya dalam kemasan 85gram.
Produk Shampoo Lifebuoy antara lain:
• Lifebuoy Shampoo Clean & Thick
• Lifebuoy Shampoo Anti-Dandruff
• Lifebuoy Shampoo Anti-Hair Fall
Tersedia dalam ukuran 100ml dan 200ml.
61
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen dengan analisis validitas dan analisis reliabilitas
bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan instrumen bila hasilnya valid dan
reliabel berarti kuesioner layak pakai tetapi bila hasilnya tidak valid dan reliabel
maka kuesioner tidak layak pakai.
1. Analisis Validitas
Untuk menguji tingkat validitas kuesioner, peneliti menguji sebanyak 30
responden dan menggunakan program computer SPSS versi 10 for Windows.
Penentuan valid tidaknya suatu pertanyaan dilakukan dengan cara
membandingkan koefisien validitas pertanyaan dengan koefisien validitas tabel.
Koefisien validitas tabel didapat dari tabel distribusi r dengan menggunakan
derajat bebas (n-2) atau 30-2=28 dan tingkat kesalahan %5=α dan diperoleh
nilai koefisien validitas tabel r tabel = 0,374 sehingga jika koefisien validitas
pertanyaan lebih besar dari 0,374 maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
a. Analisis Validitas Asosiasi Merek Sabun Lifebuoy
Hasil dari pengujian untuk masing-masing pertanyaan disajikan dalam tabel.
Berikut hasil analisis validitas pertanyaan kuesioner tentang asosiasi merek sabun
Lifebuoy:
62
Tabel V.1
Hasil Analisis Validitas
Asosiasi Merek Sabun Lifebuoy
No Butir
Koefisien Validitas Pertanyaan
Koefisien Validitas Tabel
Keterangan
1 0,6975 0,374 valid 2 0,6766 0,374 valid 3 0,8747 0,374 valid 4 0,7522 0,374 valid 5 0,4571 0,374 valid 6 0,5260 0,374 valid 7 0,4902 0,374 valid 8 0,5075 0,374 valid 9 0,6036 0,374 valid 10 0,5725 0,374 valid 11 0,6690 0,374 valid
(sumber: Data Primer, Lampiran 3)
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa masing-masing pertanyaan
mempunyai nilai koefisien validitas yang lebih besar dari 0,374 sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa masing-masing pertanyaan tentang asosiasi merek
sabun Lifebuoy tersebut adalah valid.
b. Analisis Validitas Loyalitas Merek Sabun Lifebuoy
Seperti pengujian di atas untuk menguji tingkat validitas pertanyaan tentang
Loyalitas Merek Sabun Lifebuoy, peneliti menguji sebanyak 30 responden juga
dengan bantuan program SPSS versi 10 for windows. Berikut tabel hasil analisis
validitas loyalitas merek sabun Lifebuoy:
63
Tabel V.2
Hasil Analisis Validitas
Loyalitas Merek Sabun Lifebuoy
No Butir
Koefisien Validitas Pertanyaan
Koefisien Validitas Tabel
Keterangan
1 0,5161 0,374 valid
2 0,7407 0,374 valid
3 0,6618 0,374 valid
4 0,7069 0,374 valid
5 0,7880 0,374 valid
6 0,7109 0,374 valid
(Sumber: Data Primer, Lampiran 3)
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa masing-masing pertanyaan
mempunyai nilai koefisien validitas yang lebih besar dari 0,374 sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa masing-masing pertanyaan tentang loyalitas merek
sabun Lifebuoy tersebut adalah valid.
c. Analisis Validitas Asosiasi Merek Shampoo Lifebuoy
Seperti pengujian di atas juga untuk menguji tingkat validitas pertanyaan
tentang Asosiasi Merek Shampoo Lifebuoy, peneliti juga menguji sebanyak 30
responden dengan bantuan program SPSS versi 10 for windows. Berikut tabel
hasil analisis asosiasi merek shampoo Lifebuoy:
64
Tabel V.3
Hasil Analisis Validitas
Asosiasi Merek Shampoo Lifebuoy
No Butir
Koefisien Validitas Pertanyaan
Koefisien Validitas Tabel
Keterangan
1 0,6685 0,374 valid 2 0,6881 0,374 valid 3 0,7879 0,374 valid 4 0,6459 0,374 valid 5 0,6690 0,374 valid 6 0,7198 0,374 valid 7 0,6180 0,374 valid 8 0,4053 0,374 valid 9 0,4854 0,374 valid 10 0,3890 0,374 valid 11 0,3541 0,374 valid
(Sumber: Data Primer, Lampiran 3)
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa masing-masing pertanyaan
mempunyai nilai koefisien validitas yang lebih besar dari 0,374 sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa masing-masing pertanyaan tentang asosiasi merek
shampoo Lifebuoy tersebut adalah valid.
d. Analisis Validitas Loyalitas Merek Shampoo Lifebuoy
Seperti pengujian di atas untuk menguji tingkat validitas pertanyaan tentang
loyalitas merek Shampoo Lifebuoy, peneliti menguji sebanyak 30 responden juga
dengan bantuan program SPSS versi 10 for windows. Berikut tabel hasil analisis
validitas loyalitas merek shampoo Lifebuoy:
65
Tabel V.4
Hasil Analisis Validitas
Loyalitas Merek Shampoo Lifebuoy
No Butir
Koefisien Validitas Pertanyaan
Koefisien Validitas Tabel
Keterangan
1 0,6376 0,374 valid
2 0,4156 0,374 valid
3 0,6607 0,374 valid
4 0,6410 0,374 valid
5 0,5321 0,374 valid
6 0,6554 0,374 valid
(Sumber: Data Primer, Lampiran 3)
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa masing-masing pertanyaan
mempunyai nilai koefisien validitas yang lebih besar dari 0,374 sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa masing-masing pertanyaan tentang loyalitas merek
shampoo Lifebuoy tersebut adalah valid.
2. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kemampuan untuk mengumpulkan data secara tetap
pada sekelompok individu. Pengukuran tingkat reliabilitas ini juga menggunakan
program komputer SPSS versi 10 for windows sedangkan nilai r tabel ditentukan
dengan cara derajat bebas (n-2) atau 30-2=28 dan tingkat kesalahan %5=α dan
diperoleh nilai r tabel = 0,374. Sehingga jika nilai r alpha positif dan nilai r alpha
lebih besar dari nilai r tabel maka menunjukkan bahwa butir-butir yang diuji
66
adalah handal dan reliabel atau dapat dipercaya. Berikut tabel hasil analisis
reliabilitas dari asosiasi merek dan loyalitas merek sabun dan shampoo lifebuoy:
Tabel V.5
Hasil Analisis Reliabilitas Sabun dan Shampoo Lifebuoy
No Variabel r alpha r tabel Keterangan
1 Asosiasi Merek Sabun Lifebuoy
0,8951 0,374 Reliabel
2 Loyalitas Merek Sabun Lifebuoy
0,8762 0,374 Reliabel
3 Asosiasi Merek Shampoo Lifebuoy
0,8784 0,374 Reliabel
4 Loyalitas Merek Shampoo Lifebuoy
0,8198 0,374 Reliabel
(Sumber: Data Primer, Lampiran 3)
Berdasarkan pada hasil pengujian reliabilitas dari empat hal pokok pertanyaan
dalam kuesioner ini dapat disimpulkan bahwa keempat variabel pertanyaan
tersebut reliabel.
Untuk keseluruhan hasil analisis validitas dan reliabilitas kuesioner dalam
penelitian ini, pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dengan tingkat
kepercayaan 95% dapat dinyatakan valid dan reliabel sehingga layak digunakan
dalam penelitian sebagai alat pengambilan data.
67
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Analisis Persentase Karakteristik Responden
Penelitian ini menggunakan 100 responden yang akan dilihat dari
beberapa karakteristik utama responden antara lain jenis kelamin, usia,
pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan.
a. Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
jumlah dan persentase karakteristik responden dilihat dari jenis kelamin
responden adalah sebagai berikut:
Tabel V.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase
1 Laki-laki 39 39% 2 Wanita 61 61%
Jumlah 100 100% (sumber: Data Primer, Lampiran 4)
68
Gambar V.1
Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
jenis kelamin responden
39%
61%
Laki-laki Wanita
Hasil penelitian tentang karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
responden menunjukkan bahwa dalam penelitian ini sebagian besar
responden ini adalah wanita sebesar 61 responden atau 61%. Sedangkan
jumlah responden laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan responden
wanita yaitu sebesar 39 responden atau 39% dari total responden.
b. Usia Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
jumlah dan persentase karakteristik responden dilihat dari usia responden
adalah sebagai berikut:
69
Tabel V.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia
No Usia Responden Jumlah Persentase 1 20≤ tahun 26 26% 2 21 tahun – 30 tahun 33 33% 3 31 tahun – 40 tahun 20 20% 4 > 40 tahun 21 21%
Jumlah 100 100% (sumber: Data Primer, Lampiran 4)
Gambar V.2
Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Usia
usia responden
26%
33%
20%
21%
<=20th 21-30th 31-40th >40th
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari 100 responden terbagi
dalam 4 kelompok usia, yaitu kelompok usia 20≤ tahun sebanyak 26
responden atau 26%, kelompok usia 21 tahun – 30 tahun sebanyak 33
responden atau 33%, kelompok usia 31 tahun – 40 tahun sebanyak 20
responden atau 20%, dan kelompok usia > 40 tahun sebanyak 21
responden atau 21%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen
pemakai sabun Lifebuoy, shampoo Lifebuoy, maupun pemakai kedua
70
produk sabun dan shampoo Lifebuoy rata-rata berusia 21 tahun – 30
tahun.
c. Pekerjaan Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
jumlah dan persentase karakteristik responden dilihat dari pekerjaan
responden adalah sebagai berikut:
Tabel V.8
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase 1 PNS 11 11% 2 Swasta 45 45% 3 Pelajar/Mahasiswa 30 30% 4 Lain-lain 14 14%
Jumlah 100 100% (sumber: Data Primer, Lampiran 4)
Gambar V.3
Persentase Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
jenis pekerjaan responden
11%
45%30%
14%
PNS Swasta Pelajar/Mahasiswa Lain-lain
Karakteristik responden yang diteliti selanjutnya adalah pekerjaan
responden. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
71
penelitian ini merupakan karyawan swasta sebanyak 45 responden atau
45%, kemudian para pelajar/mahasiswa sebanyak 30 responden atau 30%,
profesi lainnya sebanyak 14 responden atau 14% dan yang paling sedikit
adalah para pegawai negeri sipil sebanyak 11 responden atau 11%.
d. Pendidikan Terakhir Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
jumlah dan persentase karakteristik responden dilihat dari usia responden
adalah sebagai berikut:
Tabel V.9
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase 1 Tamat SD 2 2% 2 Tamat SMP 11 11% 3 Tamat SMU 51 51% 4 Tamat Perguruan Tinggi 32 32% 5 Lain-lain 4 4%
Jumlah 100 100% (sumber: Data Primer, Lampiran 4)
72
Gambar V.4
Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
pendidikan terakhir responden
2% 11%
51%
32%
4%
Tamat SD Tamat SMP Tamat SMU Tamat PT Lain-lain
Tabel tersebut menyatakan bahwa dari 100 responden yang diteliti 51
responden merupakan tamatan SMU, 32 responden tamatan perguruan
tinggi, 11 responden merupakan tamatan SMP, 4 responden tamatan
pendidikan lainnya, dan hanya terdapat 2 responden yang merupakan
tamatan SD.
e. Penghasilan Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
jumlah dan persentase karakteristik responden dilihat dari usia responden
adalah sebagai berikut:
73
Tabel V.10
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan/Uang Saku
No Penghasilan/Uang Saku Jumlah Persentase 1 ≤ Rp 300.000,00 3 3% 2 Rp. 301.000,00 – Rp. 500.000,00 13 13% 3 Rp. 501.000,00 – Rp. 750.000,00 27 27% 4 > Rp. 750.000,00 57 57%
Jumlah 100 100% (sumber: Data Primer, Lampiran 4)
Gambar V.5
Persentase Responden Berdasarkan Penghasilan/Uang Saku
penghasilan/uang saku responden3% 13%
27%57%
<=Rp300.000 Rp301.000-500.000 Rp501.000-750.000 >Rp750.000
Karakteristik terakhir yang diteliti adalah penghasilan responden setiap
bulannya. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 57 responden
memiliki penghasilan diatas dari Rp. 750.000,00 dan 27 responden
memiliki penghasilan antara Rp. 501.000,00 – Rp. 750.000,00. Berikutnya
13 responden memiliki penghasilan antara Rp. 301.000,00 – Rp.
500.000,00 dan hanya 3 responden yang memiliki penghasilan.
74
2. Analisis Persentase
a. Kesadaran Merek Sabun
1) Top of Mind merek sabun
Top of Mind menggambarkan merek yang disebutkan pertama kali
oleh konsumen atau pertama kali muncul dalam benak konsumen. Top
of Mind single respons question, artinya satu responden hanya boleh
memberikan satu jawaban untuk pertanyaan ini (Dahuri et al, 2001).
Pertanyaan yang digunakan adalah “Sebutkan merek sabun apa yang
paling anda ingat?”. Merek yang paling banyak disebut atau ditulis
oleh responden itu merupakan Top of Mind . Untuk melakukan
pengukuran, maka digunakan persentase frekuensi terbanyak dari
suatu merek tertentu yang ditulis atau disebutkan oleh responden.
Hasil top of mind untuk merek sabun adalah sebagai berikut:
Tabel V.11
Hasil Top of Mind untuk merek sabun
No Merek Sabun Jumlah Responden Persentase 1 Lux 31 31% 2 Dove 19 19% 3 Lifebuoy 16 16% 4 Nuvo 11 11% 5 Giv 10 10% 6 Shinzui 5 5% 7 Dettol 3 3% 8 Nivea 3 3% 9 Medicare 2 2% Total 100 100%
(sumber:data primer, lampiran 4)
75
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 100 responden, 31
responden (31%) menyebutkan sabun Lux sebagai merek sabun yang
pertama kali mereka ingat. Pada peringkat kedua, sabun Dove
disebutkan oleh 19 responden (19%). Peringkat ketiga dari top of mind
merek sabun ditempati sabun Lifebuoy sebanyak 16 responden (16%).
Sedangkan 34 responden (34%) menyebutkan beberapa merek sabun
lainnya diantaranya Nuvo, Giv, Shinzui, Dettol, Nivea, dan Medicare.
2) Brand Recall merek sabun
Brand recall atau pengingatan kembali merek mencerminkan
merek-merek apa yang diingat responden setelah menyebutkan merek
yang pertama kali disebut. Brand recall merupakan multi response
questions yang menghasilkan jawaban tanpa dibantu (unaided
question) (Durianto et al, 2001). Pertanyaan yang digunakan adalah
“Selain merek sabun yang anda sebutkan diatas, merek apa lagi yang
anda ingat?”. Dari hasil kuesioner yang diisi dapat dilihat dari tabel
sebagai berikut:
76
Tabel V.12
Hasil Brand Recall pertama untuk merek sabun
No Merek Sabun Jumlah Responden Persentase 1 Lux 26 26% 2 Nuvo 21 21% 3 Dove 21 21% 4 Lifebuoy 14 14% 5 Giv 11 11% 6 Shinzui 5 5% 7 Nivea 1 1% 8 Deo 1 1% Total 100 100%
(Sumber: Data Primer, Lampiran 4)
Berdasarkan tabel diatas sabun Lux masih menjadi merek yang paling
banyak disebutkan setelah Top of Mind yaitu 26 responden(26%).
Pada peringkat kedua sebenarnya terdapat 2 merek sabun dengan hasil
yang sama yaitu sabun Nuvo dan sabun Dove sebanyak 21 responden
(21%), peringkat selanjutnya adalah sabun Lifebuoy sebanyak 14
responden (14%). Kemudian sabun Giv pada peringkat kelima dengan
11 responden (11%) dan sabun Shinzui dibawahnya dengan 5
responden (5%) dan terakhir terdapat dua merek sabun lagi yang
mempunyai hasil yang sama yaitu sabun Nivea dan Deo dengan 1
responden (1%).
77
Brand recall kedua adalah merek yang disebutkan responden
setelah brand recall pertama. Berikut hasil brand recall kedua dalam
tabel V.13.
Tabel V.13
Hasil Brand Recall kedua untuk merek sabun
No Merek sabun Jumlah responden Persentase 1 Dove 22 22% 2 Lux 17 17% 3 Lifebuoy 16 16% 4 Nuvo 12 12% 5 Detol 11 11% 6 Giv 8 8% 7 - 5 5% 8 Nivea 3 3% 9 Shinzui 3 3% 10 Medicare 2 2% 10 Deo 1 1% Total 100 100%
(sumber: data primer, Lampiran 4)
Pada brand recall yang kedua untuk merek sabun terlihat bahwa sabun
Dove paling banyak disebutkan yaitu 22 responden, selanjutnya sabun
Lux dengan 17 responden, sabun Lifebuoy dengan 16 responden,
sabun Nuvo sebanyak 12 responden, dan sabun Detol sebanyak 11
responden. Sedangkan sisanya sebanyak 14 responden menyebutkan
merek sabun lainnya seperti sabun Giv, Nivea, Shinzui, Medicare,
Deo. Tetapi pada brand recall kedua ini terdapat 5 responden yang
tidak bisa menyebutkan merek-merek sabun selain yang sudah
disebutkan diatas.
78
Brand recall ketiga merupakan merek-merek yang disebutkan
setelah brand recall pertama dan kedua. Berikut hasil brand recall
ketiga dalam tabel V.14.
Tabel V.14
Hasil brand recall ketiga untuk merek sabun
No Merek sabun Jumlah responden Persentase 1 - 60 60% 2 Nuvo 12 12% 3 Lifebuoy 7 7% 4 Lux 6 6% 5 Medicare 3 3% 6 Nivea 3 3% 7 Shinzui 3 3% 8 Giv 2 2% 9 Dove 2 2% 10 Detol 2 2% Total 100 100%
(Sumber: Data Primer, Lampiran 4)
Pada brand recall ketiga ini terdapat 60 responden yang sudah tidak
bisa menyebutkan atau mengingat merek-merek sabun yang lain selain
Detol, Dove, Giv, Lifebuoy, Lux, Medicare, Nivea, Nuvo, dan Shinzui
yang masih disebutkan sebanyak 40 responden.
Dan yang terakhir adalah brand recall keempat yang merupakan
tahapan terakhir. Berikut hasil brand recall keempat dalam tabel.V.15
79
Tabel V.15
Hasil brand recall keempat untuk merek sabun
No Merek sabun Jumlah responden persentase 1 - 90 90% 2 Lifebuoy 4 4% 3 Nuvo 3 3% 4 Lux 2 2% 5 Giv 1 1% Total 100 100%
(sumber: data primer, Lampiran 4)
Pada brand recall keempat ini sebagian besar responden sebanyak
90% sudah tidak bisa mengingat merek lain selain sabun Lifebuoy,
Nuvo, Lux, Giv yang masih disebutkan sebanyak 10 responden. Hal
ini berarti bahwa keempat merek tersebut responden atau konsumen
tidak mencari alternatif merek sabun lainnya. Dengan kata lain, dalam
ingatan responden hanya terdapat empat merek sabun tersebut yaitu
Lifebuoy, Nuvo, lux, dan Giv.
b. Kesadaran Merek Shampoo
1) Top of Mind merek shampoo
Hasil top of mind untuk shampoo dapat dilihat pada tabel V.16,
dari 100 responden yang diteliti dapat dilihat bahwa shampoo Sunsilk
menempati peringkat pertama sebagai top of mind shampoo yang
disebutkan oleh 24 responden (24%). Peringkat kedua ditempati
Pantene yaitu sebanyak 20 responden (20%). Kemudian peringkat
80
ketiga ditempati oleh Clear dengan 17 responden (17%). Peringkat
keempat terdapat shampoo Rejoice sebanyak 12 responden (12%).
Peringkat kelima dan keenam ditempati oleh Head&Shoulder
sebanyak 8 responden (8%) dan Nature sebanyak 7 responden (7%).
Sedangkan shampoo Lifebuoy menempati peringkat ketujuh dengan 6
responden (6%). Dan dua peringkat terakhir ditempati oleh Emeron
sebanyak 4 responden (4%) dan Zink sebanyak 2 responden (2%).
Berikut ini tabel top of mind merek shampoo:
Tabel V.16
Hasil Top of Mind untuk merek Shampoo
No Merek Shampoo Jumlah Responden Persentase 1 Sunsilk 24 24% 2 Pantene 20 20% 3 Clear 17 17% 4 Rejoice 12 12% 5 Head&Shoulder 8 8% 6 Nature 7 7% 7 Lifebuoy 6 6% 8 Emeron 4 4% 9 Zink 2 2%
Total 100 100% (Sumber: Data Primer, lampiran 4)
2) Brand Recall merek shampoo
Untuk hasil brand recall merek shampoo dapat dilihat pada tabel
berikut:
81
Tabel V.17
Hasil brand recall pertama untuk merek Shampoo
No Merek shampoo Jumlah responden persentase 1 Sunsilk 23 23% 2 Head&Shoulder 18 18% 3 Clear 17 17% 4 Pantene 12 12% 5 Rejoice 12 12% 6 Lifebuoy 6 6% 7 Nature 5 5% 8 Dove 5 5% 9 Zink 1 1% 10 Emeron 1 1%
Total 100 100% (sumber: Data Primer, Lampiran 4)
Dari hasil pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa shampoo Sunsilk
masih menempati posisi pertama pada brand recall yang pertama
sebanyak 23 responden (23%), diikuti shampoo Head&Shoulder
dengan 18 responden (18%) dan shampoo Clear dengan 17 responden
(17%). Sedangkan pada urutan keempat dan kelima ditempati oleh
shampoo Pantene dan shampoo Rejoice dengan 12 responden.
Shampoo Lifebuoy sendiri menempati urutan keenam dengan 6
responden (6%). Berikutnya urutan ketujuh sampai kesepuluh
ditempati shampoo Nature 5 responden, Dove 5 responden, Zink 1
responden dan Emeron 1 responden.
82
Brand recall kedua adalah merek yang disebutkan responden
setelah brand recall pertama. Berikut hasil brand recall kedua dalam
tabel V.18
Tabel V.18
Hasil Brand Recall kedua untuk merek shampoo
No Merek sabun Jumlah responden Persentase 1 Sunsilk 22 22% 2 Pantene 15 15% 3 Rejoice 12 12% 4 Clear 12 12% 5 Head&Shoulder 11 11% 6 Dove 10 10% 7 Emeron 6 6% 8 Lifebuoy 6 6% 9 Nature 3 3% 10 Zink 2 2% 11 - 1 1% Total 100 100%
(sumber: data primer, Lampiran 4)
Pada brand recall yang kedua untuk merek shampoo terlihat bahwa
shampoo Sunsilk paling banyak disebutkan yaitu 22 responden,
selanjutnya shampoo Pantene dengan 15 responden, shampoo Rejoice
dan shampoo Clear masing-masing 12 responden, shampoo
Head&Shoulder sebanyak 11 responden, dan shampoo Dove sebanyak
10 responden. Sedangkan shampoo Emeron dan Lifebuoy disebutkan
oleh 6 responden masing-masing. Sisanya shampoo Nature sebanyak 3
responden dan shampoo Zink sebanyak 2 responden. Tetapi pada
brand recall kedua ini terdapat 1 responden yang tidak bisa
83
menyebutkan merek-merek shampoo selain yang sudah disebutkan
diatas.
Tabel V.19
Hasil brand recall ketiga untuk merek shampoo
No Merek shampoo Jumlah responden Persentase 1 - 62 62% 2 Lifebouy 8 8% 3 Rejoice 8 8% 4 Clear 7 7% 5 Sunsilk 5 5% 6 Dove 4 4% 7 Head&Shoulder 3 3% 8 Pantene 2 2% 9 Nature 1 1% Total 100 100%
(Sumber: Data Primer, lampiran 4)
Pada brand recall ketiga ini terdapat 62 responden yang sudah tidak
bisa menyebutkan atau mengingat merek-merek shampoo yang lain
selain Lifebouy, Rejoice, Clear, Sunsilk, Dove, Head&Shoulder,
Pantene, dan Nature yang masih disebutkan sebanyak 38 responden.
Dan yang terakhir adalah brand recall keempat yang merupakan
tahapan terakhir. Berikut hasil brand recall keempat dalam tabel.V.20
84
Tabel V.20
Hasil brand recall keempat untuk merek shampoo
No Merek sabun Jumlah responden persentase 1 - 91 91% 2 Clear 3 3% 3 Pantene 2 2% 4 Rejoice 2 2% 5 Dove 1 1% 6 Lifebouy 1 1% Total 100 100%
(sumber: data primer, lampiran 4)
Pada brand recall keempat ini sebagian besar responden sebanyak
91% sudah tidak bisa mengingat merek lain selain shampoo Clear,
Pantene, Rejoice, Dove, dan Lifebouy yang masih disebutkan
sebanyak 9 responden. Hal ini berarti bahwa kelima merek shampoo
tersebut responden atau konsumen tidak mencari alternatif merek
shampoo lainnya. Dengan kata lain, dalam ingatan responden hanya
terdapat lima merek shampoo tersebut yaitu Clear, Pantene, Rejoice,
Dove, dan Lifebouy.
c. Asosiasi Merek Sabun Lifebuoy
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 100
responden untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden
terhadap strategi perluasan merek asosiasi merek Sabun Lifebuoy
adalah sebagai berikut:
85
Tabel V.21
Hasil Tanggapan Responden terhadap
Asosiasi Merek Sabun Lifebuoy
No Tanggapan Responden Jumlah Persentase 1 Sangat Jelek 0 0% 2 Jelek 5 5% 3 Cukup 14 14% 4 Baik 47 47% 5 Sangat Baik 34 34%
Total 100 100% (sumber: data primer, lampiran 4)
Gambar V.6
Persentase Tanggapan Responden Terhadap
Asosiasi Merek Sabun Lifebuoy
Tanggapan Asosiasi Merek Sabun Lifebuoy
0%5% 14%
47%
34%
Sangat Jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik
Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa 0% atau tidak ada
tanggapan responden terhadap asosiasi merek sabun Lifebuoy yang
menyatakan sangat jelek, sebesar 5% menyatakan jelek, sebesar 14%
menyatakan cukup, sebesar 47% menyatakan baik, dan sebesar 34%
dari responden menyatakan sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan
86
bahwa tanggapan responden terhadap asosiasi merek Sabun Lifebuoy
adalah baik.
d. Asosiasi Merek Shampoo Lifebouy
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 100
responden untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden
terhadap strategi perluasan merek asosiasi merek Shampoo Lifebuoy
adalah sebagai berikut:
Tabel V.22
Hasil Tanggapan Responden terhadap
Asosiasi Merek Shampoo Lifebuoy
No Tanggapan Responden Jumlah Persentase 1 Sangat Jelek 0 0% 2 Jelek 3 3% 3 Cukup 26 26% 4 Baik 59 59% 5 Sangat Baik 12 12%
Total 100 100% (sumber: data primer, lampiran 4)
87
Gambar V.7
Persentase Tanggapan Responden terhadap
Asosiasi Merek Shampoo Lifebuoy
Tanggapan Asosiasi Merek Shampoo Lifebuoy
0%3%26%
59%
12%
sangat jelek jelek cukup baik sangat baik
Diagram tersebut menunjukkan bahwa 12% responden menyatakan
bahwa tanggapan asosiasi merek shampoo Lifebuoy sangat baik,
sebesar 59% responden menyatakan baik, sebesar 26% responden
menyatakan cukup, sebesar 3% responden menyatakan jelek, dan tidak
ada responden yang menyatakan sangat jelek. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap asosiasi merek
shampoo Lifebuoy adalah baik.
e. Loyalitas Merek Sabun Lifebuoy
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 100
responden untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden
terhadap strategi perluasan merek loyalitas merek Sabun Lifebuoy
adalah sebagai berikut:
88
Tabel V.23
Hasil Tanggapan Responden terhadap
Loyalitas Merek Sabun Lifebuoy
No Tanggapan Responden Jumlah Persentase 1 Sangat Jelek 0 0% 2 Jelek 7 7% 3 Cukup 17 17% 4 Baik 45 45% 5 Sangat Baik 31 31%
Total 100 100% (sumber: data primer, lampiran 4)
Gambar V.8
Persentase Tanggapan Responden terhadap
Loyalitas Merek Sabun Lifebuoy
tanggapan loyalitas merek sabun lifebuoy
0% 7%17%
45%
31%
sangat jelek jelek cukup baik sangat baik
Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa 0% atau tidak ada
tanggapan responden terhadap loyalitas merek sabun Lifebuoy yang
menyatakan sangat jelek, sebesar 7% menyatakan jelek, sebesar 17%
89
menyatakan cukup, sebesar 45% menyatakan baik, dan sebesar 31%
dari responden menyatakan sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tanggapan responden terhadap loyalitas merek Sabun Lifebuoy
adalah baik.
f. Loyalitas Merek Shampoo Lifebuoy
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 100
responden untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden
terhadap strategi perluasan merek loyalitas merek Shampoo Lifebuoy
adalah sebagai berikut:
Tabel V.24
Hasil Tanggapan Responden terhadap
Loyalitas Merek Shampoo Lifebuoy
No Tanggapan Responden Jumlah Persentase 1 Sangat Jelek 0 0% 2 Jelek 7 7% 3 Cukup 32 32% 4 Baik 44 44% 5 Sangat Baik 17 17%
Total 100 100% (sumber: data primer, lampiran 4)
90
Gambar V.9
Persentase Tanggapan Responden terhadap
Loyalitas Merek Shampoo Lifebuoy
tanggapan loyalitas merek shampoo lifebuoy
0% 7%
32%
44%
17%
sangat jelek jelek cukup baik sangat baik
Diagram diatas menunjukkan bahwa 17% responden menyatakan
bahwa tanggapan loyalitas merek shampoo Lifebuoy sangat baik,
sebesar 44% responden menyatakan baik, sebesar 32% responden
menyatakan cukup, sebesar 7% responden menyatakan jelek, dan tidak
ada responden yang menyatakan sangat jelek. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap loyalitas merek
shampoo Lifebuoy adalah baik.
91
3. Analisis Uji T (T-test)
Untuk menguji apakah ada perbedaan tanggapan responden terhadap
strategi perluasan merek antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy ditinjau dari
segi:
a. Asosiasi merek
Tanggapan responden terhadap strategi perluasan merek antara Sabun dan
Shampoo Lifebuoy ditinjau dari asosiasi merek:
• Hipotesis nol dan hipotesis alternatif
H0 = Tidak ada perbedaan tanggapan responden terhadap strategi
perluasan merek antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy ditinjau dari
segi asosiasi merek.
Ha = Ada perbedaan tanggapan responden terhadap strategi perluasan
merek antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy ditinjau dari segi asosiasi
merek.
• Taraf kesalahan : 5% atau 0,05
• Kriteria pengujian :
Jika nilai t hitung > nilai t tabel, maka H0 ditolak
Jika nilai t hitung < nilai t tabel, maka H0 diterima
di mana :
Nilai t hitung = 2,704 (lihat hasil t-test, lampiran 4)
Nilai t tabel = 1,984 (lihat tabel t, lampiran 5)
92
Nilai t hitung > t tabel atau 2,704 > 1,984 sehingga H0 ditolak
Berdasarkan hasil nilai rata-rata dalam uji T untuk asosiasi merek sabun
Lifebuoy adalah 3,9109 dan untuk shampoo Lifebuoy adalah 3,7445 (lihat
hasil T-test, lampiran 4). Hal ini menunjukkan bahwa setelah produk
sabun Lifebuoy melakukan perluasan merek menjadi produk shampoo
Lifebuoy terdapat perbedaan tanggapan dan kecenderungan tanggapan
responden menurun walaupun masih dalam rentang skala baik (3,41-4,20
= baik).
Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tanggapan responden
terhadap strategi perluasan merek antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy
H0 ditolak H0 diterima
- 1,984 1,984 2,704
H0 ditolak
Gambar V.10 Uji Dua Sisi
Strategi Perluasan Merek Shampoo Lifebuoy Ditinjau Dari Segi Asosiasi Merek
H0 diterima
93
ditinjau dari segi asosiasi merek walaupun kecenderungan tanggapan
responden menurun.
b. Loyalitas merek
Tanggapan responden terhadap strategi perluasan merek antara Sabun dan
Shampoo Lifebuoy ditinjau dari loyalitas merek:
• Hipotesis nol dan hipotesis alternatif
H0 = Tidak ada perbedaan tanggapan responden terhadap strategi
perluasan merek antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy ditinjau dari
segi loyalitas merek.
Ha = Ada perbedaan tanggapan responden terhadap strategi perluasan
merek antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy ditinjau dari segi loyalitas
merek.
• Taraf kesalahan : 5% atau 0,05
• Kriteria pengujian :
Jika nilai t hitung > nilai t tabel, maka H0 ditolak
Jika nilai t hitung < nilai t tabel, maka H0 diterima
di mana:
Nilai t hitung = 3,671 (lihat hasil t-test, lampiran 4)
Nilai t tabel = 1,984 (lihat tabel t, lampiran 5)
Nilai t hitung > t tabel atau 3,671 > 1,984 sehingga H0 ditolak
94
Berdasarkan hasil nilai rata-rata dalam uji T untuk loyalitas merek
sabun Lifebuoy adalah 3,8517 dan untuk shampoo Lifebuoy adalah
3,5567 (lihat hasil T-test, lampiran 4). Hal ini menunjukkan bahwa setelah
produk sabun Lifebuoy melakukan perluasan merek menjadi produk
shampoo Lifebuoy terjadi perbedaan tanggapan dan kecenderungan
tanggapan responden tersebut menurun sebesar 0,2950 walaupun masih
dalam rentang skala baik (3,41-4,20 = baik).
Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tanggapan responden
terhadap strategi perluasan merek antara Sabun dan Shampoo Lifebuoy
H0 ditolak H0 diterima
- 1,984 1,984 3,671
H0 ditolak
Gambar V.11 Uji Dua Sisi
Strategi Perluasan Merek Shampoo Lifebuoy Ditinjau Dari Segi Loyalitas Merek
H0 diterima
95
ditinjau dari segi loyalitas merek walaupun kecenderungan tanggapan
responden menurun.
Sedangkan elemen yang bekerja dengan baik dalam strategi perluasan
merek Shampoo Lifebuoy ini adalah elemen asosiasi merek. Hal ini
dinyatakan dengan perbandingan hasil masing-masing elemen strategi
perluasan merek antara kesadaran merek, asosiasi merek, dan loyalitas
merek sabun dan shampoo Lifebuoy.
Tabel V.25
Perbandingan antar Elemen Strategi Perluasan
Merek Sabun dan Shampoo Lifebuoy
Elemen Sabun Lifebuoy Shampoo Lifebuoy
Kesadaran Merek 3,4 1,2 2,2
Asosiasi Merek 3,91 3,74 0,17
Loyalitas Merek 3,85 3,56 0,29
Dari tabel perbandingan tersebut terlihat bahwa elemen asosiasi merek
bekerja lebih baik daripada elemen loyalitas merek dan kesadaran merek.
96
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Pada bagian terakhir ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang
diperoleh dari pembahasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya. Hasil
kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden ini adalah wanita
sebesar 61 responden atau 61%. Rata -rata usia responden adalah 21 tahun
– 30 tahun, sebagian besar pekerjaan responden adalah karyawan swasta
dengan pendidikan terakhir adalah tamatan SMU dan penghasilan atau
uang saku rata-ratanya lebih dari Rp.750.000,00.
2. Hasil analisis kesadaran merek oleh masyarakat Kota Yogyakarta dalam
tingkatan Top of Mind merek sabun menunjukkan bahwa sabun Lifebuoy
menempati peringkat ketiga setelah merek sabun Lux dan Dove.
Sedangkan dalam tingkatan Top of Mind merek shampoo menunjukkan
bahwa shampoo Lifebuoy menempati peringkat ketujuh setelah merek
shampoo Sunsilk, Pantene, Clear, Rejoice, Head&Shoulder, dan Nature.
3. Hasil analisis tanggapan masyarakat Kota Yogyakarta ter hadap asosiasi
merek sabun Lifebuoy adalah baik. Dan tanggapan masyarakat Kota
Yogyakarta terhadap asosiasi merek shampoo Lifebuoy juga baik.
97
4. Hasil analisis tanggapan masyarakat Kota Yogyakarta terhadap loyalitas
merek sabun Lifebuoy adalah baik. Dan tanggapan responden terhadap
loyalitas merek shampoo Lifebuoy juga baik.
5. Ada perbedaan tanggapan responden terhadap strategi perluasan merek
antara sabun dan shampoo Lifebuoy ditinjau dari segi asosiasi merek.
6. Ada perbedaan tanggapan responden terhadap strategi perluasan merek
antara sabun dan shampoo Lifebuoy ditinjau dari segi loyalitas merek.
7. Sedangkan elemen yang bekerja dengan baik dalam strategi perluasan
merek antara sabun dan shampoo Lifebuoy ini adalah elemen asosiasi
merek.
B. Saran
Lifebuoy adalah sebuah merek yang telah memiliki ekuitas yang kuat. Hal
ini dimanfaatkan oleh PT. Unilever untuk memperluas merek tersebut ke
dalam kategori produk yang lainnya yaitu sebagai merek shampoo.
Berdasarkan hasil penelitian ini tentang kesadaran merek, asosiasi merek,
dan loyalitas merek shampoo Lifebuoy, ada beberapa saran sebagai berikut:
1. Memperluas segmentasi produk shampoo Lifebuoy dari umur 8 tahun
sampai 60 tahun bahkan segmen khusus generasi muda (umur 15 tahun –
25 tahun) yang saat ini dikuasai merek lain sehingga diharapkan akan
mendongkrak penjualan produk shampoo Lifebuoy.
2. Meningkatkan promosi produk shampoo Lifebuoy di Kotamadya
Yogyakarta maupun di kota-kota lainnya untuk meningkatkan tingkat
98
penjualan sekaligus juga untuk membentuk kesadaran (awareness)
konsumen agar berada dalam tingkat tertinggi di benak konsumen (top of
mind).
3. Mempertahankan ketiga kekuatan merek; kesadaran merek, asosiasi merek
dan loyalitas merek dan meningkatkan kinerja ketiga kekuatan merek
tersebut melalui promosi produk, program-program kesehatan masyarakat,
dan kerjasama dengan departemen kesehatan dalam penyuluhan untuk
hidup sehat.
4. Sedangkan saran untuk PT. Unilever yaitu lebih memfokuskan strategi-
strategi pemasaran produk shampoo Lifebuoy sehingga mampu bersaing
dengan produk shampoo lain yang masih satu induk perusahaan PT.
Unilever seperti shampoo Sunsilk, Clear, dan Dove.
C. Keterbatasan Penelitian
Penulis telah berupaya untuk menyajikan penelitian ini dengan sebaik
mungkin dan semaksimal mungkin untuk memperoleh hasil yang baik, namun
penulis menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan dalam penyusunan
skripsi ini antara lain:
1. Keterbatasan tenaga, waktu, dan dana sehingga penulis lama
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Penelitian ini bersifat studi kasus pada masyarakat Kotamadya Yogyakarta
sehingga hanya berlaku pada masyarakat Kotamadya Yogyakarta.
99
3. Adanya kemungkinan jawaban bias dikarenakan beberapa faktor dari
responden dalam mengisi kuesioner penelitian ini misalnya, tergesa-gesa
dalam mengisi kuesioner, kurang memahami pertanyaan-pertanyaan, dan
bisa juga tidak jujur dalam menjawab pertanyaan karena berbagai hal.
DAFTAR PUSTAKA
Durianto, Darmadi, Sugiarto, dan Lie Joko Budiman, (2004). Brand Equity Ten:
Strategi Memimpin Pasar, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
_______ . (2001). Strategi Menaklukkan Pasar: Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku
Merek , Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Gulo, W, (2002). Metodologi Penelitian , Jakarta: Penerbit Grasindo.
Hastjarja, D, (2005). Upaya Membangun Ekuitas Merek melalui Periklanan yang
Efektif, Jurnal Manajemen dan Usahawan Indonesia, Jakarta: Penerbit FE
UI.
Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo, (1999). Metodologi Penelitian Bisnis: untuk
Akuntansi dan Manajemen , Yogyakarta: BPFE.
Kartajaya, Hermawan, (2004). Hermawan Kartajaya on Brand , Bandung: Penerbit
PT. Mizan Pustaka.
Kotler, Philip, A.B. Susanto, (2001). Manajemen Pemasaran di Indonesia , Jakarta:
Salemba Empat.
Nasution, S., (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah): Usul Tesis, Desain
Penelitian, Hipotesis, Validitas, Sampling, Populasi, Observasi,
Wawancara, Angket, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Pedoman Penulisan Skripsi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta . (2004).
Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Rangkuti, Freddy, (2002). Riset Pemasaran, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama.
_______ , (2002). The Power of Brand: Teknik Mengelola Brand Equity dan
Strategi Pengembangan Merek + Analisis Kasus dengan SPSS, Jakarta:
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono, (2004). Statistika untuk penelitian, Bandung: Penerbit CV. Alfabeta.
_______ , (2001). Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Penerbit CV. Alfabeta.
Tjiptono, Fandy, (1997). Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Penerbit Andi.
Temporal, Paul, dan K.C. Lee, (2002). Hi-Tech Hi-Touch Branding: Menciptakan
Kekuatan Merek dalam Era Teknologi, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Umar, Husein, (1997). Metodologi Penelitian: Aplikasi dalam Pemasaran, Jakarta:
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
_______ , (2002), Metode Riset Bisnis , Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama.
Wibowo, Ari Satriyo, (2004). 36 Rahasia Sukses Merek -Merek Top, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Widayat, (2004). Metode Penelitian Pemasaran: Aplikasi Software SPSS, Malang:
Penerbit UMM Press.
WWW.UNILEVER.CO.ID
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Kuesioner Penelitian
A. Karakteristik Responden
Mohon jawablah pertanyaan berikut dengan cara mengisi atau hanya dengan memberi tanda
silang (X) pada kotak jawaban yg sesuai.
Jenis Kelamin : ¨ Laki-laki ¨ Wanita
Usia : ¨ = 20 th ¨ 31 th sampai 40 th
¨ 21 th sampai 30 th ¨ > 40 th
Pekerjaan : ¨ PNS ¨ Pelajar/Mahasiswa
¨ Swasta ¨ Lain-lain, sebutkan.......
Pendidikan : ¨ Tamat SD ¨ Tamat PT
¨ Tamat SLTP ¨Lain-lain,sebutkan........ ¨ Tamat SMU
Penghasilan atau uang saku
Anda saat ini : ¨ = Rp. 300.000 ¨ > Rp. 750.000
¨ Rp. 301.000 – Rp. 500.000
¨ Rp. 501.000 – Rp. 750.000
B. Kesadaran Merek
Sebutkan merek Sabun apa yang paling anda ingat:..................................
Selain merek Sabun yang anda sebutkan di atas, merek apa lagi yang anda ingat?
................................
................................
................................
................................
Sebutkan merek Shampoo apa yang paling anda ingat:............................
Selain merek Shampoo yang anda sebutkan di atas, merek apa lagi yang anda ingat?
................................
................................
................................
................................
C. Asosiasi Merek
Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pilihan anda dengan tanda (X) pada alternatif jawaban
yang disediakan.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS: Sangat Tidak Setuju
-Sabun Lifebuoy-
No Asosiasi SS S N TS STS
1 Apakah Anda setuju bahwa produk Sabun Lifebuoy
merupakan produk sabun kesehatan?
2 Apakah Anda setuju bahwa produk Sabun Lifebuoy
harum baunya?
3 Apakah Anda setuju bahwa produk Sabun Lifebuoy
membuat badan segar setelah dipakai?
4 Apakah Anda setuju bahwa produk Sabun Lifebuoy tahan
lama?
5 Apakah Anda setuju bahwa produk Sabun Lifebuoy
ampuh membunuh kuman?
6 Apakah Anda setuju bahwa merek produk Sabun Lifebuoy
merupakan merek terkenal?
7 Apakah Anda setuju bahwa produk Sabun Lifebuoy
mudah diperoleh?
8 Apakah Anda setuju bahwa harga produk Sabun Lifebuoy
terjangkau?
9 Apakah Anda setuju bahwa iklan produk Sabun Lifebuoy
menarik?
10 Apakah Anda setuju bahwa produk Sabun Lifebuoy
merupakan produk keluarga?
11 Apakah Anda setuju bahwa produk Sabun Lifebuoy
merupakan produk sabun anti bakteri?
-Shampoo Lifebuoy-
No Asosiasi SS S N TS STS
1 Apakah Anda setuju bahwa produk Shampoo Lifebuoy
merupakan produk shampoo kesehatan?
2 Apakah Anda setuju bahwa produk Shampoo Lifebuoy
wangi baunya?
3 Apakah Anda setuju bahwa produk Shampoo Lifebuoy
membuat rambut menjadi sehat?
4 Apakah Anda setuju bahwa produk Shampoo Lifebuoy
merupakan produk yang tahan lama?
5 Apakah Anda setuju bahwa produk Shampoo Lifebuoy
merupakan produk yang ampuh membunuh kuman?
6 Apakah Anda setuju bahwa merek produk Shampoo
Lifebuoy merupakan merek terkenal?
7 Apakah Anda setuju bahwa produk Shampoo Lifebuoy
mudah diperoleh?
8 Apakah Anda setuju bahwa harga produk Shampoo
Lifebuoy terjangkau?
9 Apakah Anda setuju bahwa iklan produk Shampoo
Lifebuoy menarik?
10 Apakah Anda setuju bahwa produk Shampoo Lifebuoy
merupakan Produk keluarga?
11 Apakah Anda setuju bahwa produk Shampoo Lifebuoy
merupakan produk shampoo anti bakteri?
D. Loyalitas Merek
Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda dengan tanda (X) pada alternatif jawaban
yang disediakan.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS: Sangat Tidak Setuju
-Sabun Lifebuoy-
No SS S N TS STS
1 Apakah Anda lebih suka menggunakan Sabun
Lifebuoy dibanding dengan produk sabun lainnya?
2 Apakah Anda selalu membeli Sabun Lifebuoy jika
Anda memerlukan sabun mandi?
3 Apakah Anda tidak akan mengganti Sabun
Lifebuoy dengan produk sabun merek lain?
4 Apakah Anda akan mencari ke toko lain jika Anda
tidak memperoleh Sabun Lifebuoy?
5 Apakah Anda akan mempromosikan atau
menyarankan Sabun Lifebuoy ini kepada siapa
saja untuk membelinya?
6 Apakah Anda memperoleh kepuasan dalam
menggunakan produk Sabun Lifebuoy selama ini?
-Shampoo Lifebuoy-
No SS S N TS STS
1 Apakah Anda suka menggunakan Shampoo
Lifebuoy dibanding dengan produk shampoo
lainnya?
2 Apakah Anda selalu membeli Shampoo Lifebuoy?
3 Apakah Anda tidak akan mengganti Shampoo
Lifebuoy dengan produk shampoo merek lain?
4 Apakah Anda akan mencari ke toko lain jika Anda
tidak memperoleh Shampoo Lifebuoy?
5 Apakah Anda akan mempromosikan atau
menyarankan Shampoo Lifebuoy ini kepada siapa
saja untuk membelinya?
6 Apakah Anda memperoleh kepuasan dalam
menggunakan produk Shampoo Lifebuoy selama
ini?
LAMPIRAN 2
Asosiasi Merek (Sabun)
4 4 4 3 5 4 5 4 3 4 3
5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4
3 4 4 3 4 5 5 4 3 5 3
4 5 5 4 4 5 4 5 3 5 4
4 4 5 3 4 4 5 4 3 4 3
4 4 3 3 3 4 3 5 3 2 2
4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4
2 3 2 3 3 2 4 3 3 4 3
4 4 3 4 3 4 5 5 4 4 4
4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4
5 4 5 5 4 4 5 4 4 3 5
3 2 2 2 4 4 4 4 2 2 3
5 4 5 4 5 3 4 4 3 5 5
5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4
5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4
5 4 3 3 4 5 3 3 3 4 3
3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 2
4 5 4 5 3 3 5 4 4 5 4
5 5 5 3 4 3 4 5 4 4 3
5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5
2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2
3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4
5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 4
3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 3 4 3 4 4 5 3 3 4 3
4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4
4 5 3 4 4 4 4 3 4 3 4
5 4 5 4 4 5 5 5 5 3 3
5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5
4 4 4 5 4 4 5 5 5 3 4
3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4
4 4 5 3 4 4 5 5 4 3 5
5 5 4 4 5 4 4 4 5 3 3
3 3 3 4 3 5 4 4 4 3 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3
3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
AM.1
AM.2
AM.3
AM.4
AM.5
AM.6
AM.7
AM.8
AM.9
AM.10
AM.11
F:\.Magic 2000 Solver 0274-523858\Output1 Data.spo:Page 1
Asosiasi Merek (Sabun)
3 4 5 5 4 4 4 3 4 3 4
3 2 1 1 2 3 3 3 4 5 4
2 3 2 2 3 2 4 2 2 3 3
5 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4
4 5 5 5 5 5 3 5 3 4 5
4 4 4 3 4 5 4 5 5 4 4
4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 3
4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5
3 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5
2 1 2 2 2 3 2 3 3 4 3
3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3
4 4 5 3 3 4 3 4 3 4 3
4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5
5 5 5 4 3 4 3 4 5 4 3
4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5
3 5 4 3 3 4 3 5 3 5 5
4 2 3 3 2 3 5 3 3 3 4
4 4 5 4 5 4 3 5 5 5 5
4 4 4 5 3 5 4 5 4 4 4
4 5 3 2 4 3 4 3 4 5 5
5 5 5 4 5 3 5 4 5 4 5
4 4 3 3 3 5 4 5 5 4 4
4 5 4 4 4 3 4 5 5 5 3
4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4
4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4
4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4
4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 4
3 3 5 3 4 3 3 4 4 3 4
5 3 5 4 5 3 4 4 4 4 5
5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5
2 1 3 2 3 2 3 3 4 3 3
5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4
5 5 3 3 4 5 3 5 4 5 4
4 4 4 4 3 4 5 3 5 5 4
3 4 4 5 4 3 3 5 5 4 5
4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 3
4 3 4 5 5 4 5 5 4 4 4
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
AM.1
AM.2
AM.3
AM.4
AM.5
AM.6
AM.7
AM.8
AM.9
AM.10
AM.11
F:\.Magic 2000 Solver 0274-523858\Output1 Data.spo:Page 2
Asosiasi Merek (Sabun)
5 4 5 5 5 3 5 4 4 3 4
2 1 3 2 3 2 3 2 4 2 2
2 2 3 4 4 2 3 3 3 2 2
4 5 3 5 4 5 5 4 4 4 4
5 5 3 4 3 4 3 4 3 3 3
5 5 5 4 5 3 5 4 4 5 5
4 5 4 5 5 4 3 4 5 5 4
3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4
4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5
4 4 5 5 5 3 5 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 5 5 3 4 3
3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3
4 4 4 4 3 3 5 4 5 5 5
3 2 3 2 4 3 4 3 3 4 3
5 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4
4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 5
4 4 5 5 4 5 5 4 5 3 4
5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5
4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
4 3 2 3 2 2 4 4 4 3 3
1 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3
5 5 4 4 4 5 5 5 4 3 4
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
NTotal
AM.1
AM.2
AM.3
AM.4
AM.5
AM.6
AM.7
AM.8
AM.9
AM.10
AM.11
F:\.Magic 2000 Solver 0274-523858\Output1 Data.spo:Page 3
Kesadaran Merek (Sabun)
Merek Sabun yang
paling anda ingat
Selain Merek diatas merek
Sabun apalagi yang anda ingat
Selain Merek diatas merek
Sabun apalagi yang anda ingat
Selain Merek diatas merek
Sabun apalagi yang anda ingat
Selain Merek diatas merek
Sabun apalagi yang
anda inga t 1 Lifebuoy Lux Nuvo 2 Dove Lifebuoy Detol Nuvo 3 Dove Giv Lux 4 Giv Lifebuoy Dove 5 Dove Lifebuoy Nuvo 6 Lifebuoy Lux Dove 7 Nuvo Lux Lifebuoy 8 Giv Lux Dove Lifebuoy 9 Nuvo Dove Lux 10 Lifebuoy Dove Nuvo Medicare 11 Dove Nuvo Lux 12 Lifebuoy Nuvo Dove 13 Giv Lux Dove 14 Lifebuoy Nuvo Dove 15 Lifebuoy Dove Giv Detol 16 Nivea Giv Lifebuoy Nuvo 17 Lifebuoy Dove Lux 18 Lux Dove Lifebuoy 19 Lux Dove Giv 20 Nuvo Lifebuoy Detol Shinzui 21 Giv Lux Dove 22 Lux Giv Dove 23 Giv Lux Dove 24 Lux Lifebuoy Nuvo 25 Detol Lux Giv 26 Lux Dove Lifebuoy 27 Lux Dove Lifebuoy 28 Dove Lux Lifebuoy 29 Lux Giv Shinzui Detol Lifebuoy 30 Giv Lux Medicare Nuvo 31 Lux Giv Dove Lifebuoy 32 Nuvo Lux Detol Giv 33 Lux Giv Dove 34 Detol Lux Giv Nuvo 35 Lux Nuvo Dove 36 Lux Nuvo Lifebuoy 37 Lux Lifebuoy Nuvo 38 Nuvo Dove Nivea Lux 39 Lux Lifebuoy Nuvo 40 Lux Shinzui Detol Dove 41 Shinzui Lifebuoy Lux Lifebuoy
42 Detol Lux Nivea Shinzui 43 Giv Lux Lifebuoy 44 Nuvo Shinzui Dove Lux 45 Dove Shinzui Lifebuoy 46 Lux Giv Detol 47 Lux Dove Giv Nuvo 48 Lux Dove Lifebuoy 49 Giv Lux Detol Medicare Nuvo 50 Nivea Shinzui Lux Dove 51 Dove Nuvo Lux 52 Shinzui Lux Giv Lifebuoy Nuvo 53 Lux Nuvo Giv 54 Giv Dove Lux 55 Shinzui Lux Dove Nuvo 56 Lux Nuvo 57 Shinzui Lifebuoy Lux Nivea 58 Giv Nuvo Lux 59 Lux Nuvo 60 Shinzui Lifebuoy Detol Nuvo 61 Dove Shinzui Lux 62 Lifebuoy Dove Nuvo Lux 63 Lifebuoy Nivea Dove Lux 64 Dove Nuvo Deo Lux Lifebuoy 65 Lux Dove Lifebuoy 66 Nivea Lux 67 Lifebuoy Dove Nivea 68 Lux Nuvo Dove 69 Lux Lifebuoy Dove Medicare Nuvo 70 Dove Lifebuoy Detol Nuvo 71 Dove Deo Lifebuoy 72 Lifebuoy Nuvo Medicare 73 Lux Giv Nuvo 74 Nuvo Lux Giv 75 Lux Giv Dove Nuvo Lifebuoy 76 Dove Lux Detol 77 Lux Nuvo Dove Lifebuoy 78 Lifebuoy Nuvo Shinzui 79 Dove Nuvo Lifebuoy 80 Dove Lux Lifebuoy Shinzui 81 Medicare Dove Nuvo 82 Medicare Lux Detol 83 Lifebuoy Nuvo Shinzui Nivea Lux 84 Lux Dove 85 Dove Nuvo Lux 86 Lifebuoy Nuvo Lux 87 Nuvo Lux Lifebuoy 88 Lux Lifebuoy Dove
89 Lux Dove Nuvo Giv Lifebuoy 90 Dove Lux Nuvo Lifebuoy Giv 91 Dove Lux Nuvo Lifebuoy 92 Lux Giv Nuvo 93 Dove Lifebuoy Lux Nuvo 94 Lifebuoy Dove Lux 95 Nuvo Dove Lux 96 Lifebuoy Nuvo Dove Lux 97 Nuvo Lux Dove 98 Nuvo Giv Detol Lux 99 Dove Nuvo Lux Nivea
100 Lux Dove Lifebuoy Nuvo
Kesadaran Merek (Shampoo)
Merek Shampoo yang
paling anda ingat
Selain Merek diatas merek
Shampoo apalagi yang anda ingat
Selain Merek diatas merek
Shampoo apalagi yang
anda ingat
Selain Merek diatas merek
Shampoo apalagi yang
anda ingat
Selain Merek diatas merek
Shampoo apalagi
yang anda ingat
1 Pantene Clear Dove Sunsilk Clear 2 Clear Dove Sunsilk Lifebouy Rejoice 3 Sunsilk Pantene Clear 4 Clear Sunsilk Lifebouy Rejoice 5 Clear Sunsilk Rejoice Pantene 6 Lifebouy Sunsilk Rejoice 7 Pantene Sunsilk Head&Shoulder 8 Pantene Lifebouy Head&Shoulder 9 Rejoice Clear Head&Shoulder Nature 10 Sunsilk Clear Nature 11 Head&Shoulder Clear Sunsilk 12 Head&Shoulder Sunsilk Pantene Rejoice 13 Nature Sunsilk Clear 14 Sunsilk Lifebouy Rejoice 15 Lifebouy Sunsilk Nature Pantene 16 Clear Pantene Sunsilk Rejoice 17 Lifebouy Clear Sunsilk Clear 18 Rejoice Clear Sunsilk 19 Sunsilk Emeron Pantene Clear 20 Sunsilk Rejoice Pantene Clear 21 Rejoice Clear Lifebouy 22 Head&Shoulder Sunsilk Zink 23 Rejoice Head&Shoulder Sunsilk 24 Clear Pantene Zink 25 Pantene Sunsilk Head&Shoulder 26 Sunsilk Dove Rejoice 27 Pantene Sunsilk Clear Rejoice Dove 28 Clear Sunsilk Pantene 29 Pantene Head&Shoulder Rejoice Clear 30 Rejoice Head&Shoulder Sunsilk 31 Lifebouy Pantene Sunsilk Clear Pantene 32 Sunsilk Head&Shoulder Lifebouy Lifebouy 33 Pantene Rejoice Dove Sunsilk Clear 34 Zink Nature Clear 35 Pantene Sunsilk Dove 36 Pantene Head&Shoulder Rejoice 37 Head&Shoulder Lifebouy Sunsilk 38 Sunsilk Dove Pantene
39 Sunsilk Pantene Dove Lifebouy 40 Clear Sunsilk Pantene 41 Pantene Head&Shoulder Dove 42 Pantene Rejoice Emeron 43 Rejoice Sunsilk Emeron 44 Head&Shoulder Clear Sunsilk 45 Pantene Rejoice Sunsilk 46 Sunsilk Pantene Head&Shoulder 47 Rejoice Sunsilk Pantene 48 Sunsilk Head&Shoulder Pantene 49 Clear Rejoice Pantene Dove Lifebouy 50 Pantene Head&Shoulder Emeron 51 Sunsilk Lifebouy 52 Sunsilk Dove Head&Shoulder Lifebouy 53 Head&Shoulder Sunsilk Sunsilk 54 Clear Head&Shoulder Sunsilk 55 Sunsilk Pantene Dove 56 Rejoice Nature Clear 57 Clear Rejoice Head&Shoulder Lifebouy 58 Nature Sunsilk Head&Shoulder 59 Rejoice Lifebouy Sunsilk 60 Sunsilk Head&Shoulder Pantene 61 Rejoice Pantene Sunsilk 62 Nature Sunsilk Clear 63 Clear Sunsilk Emeron 64 Sunsilk Clear Rejoice Dove 65 Lifebouy Clear Sunsilk 66 Sunsilk Pantene Dove Clear 67 Zink Head&Shoulder Clear 68 Nature Sunsilk Clear 69 Sunsilk Nature Clear 70 Nature Zink Emeron Lifebouy Clear 71 Lifebouy Clear Sunsilk 72 Clear Head&Shoulder Sunsilk 73 Head&Shoulder Rejoice Pantene Rejoice 74 Pantene Clear Pantene 75 Sunsilk Pantene Emeron 76 Sunsilk Nature Head&Shoulder 77 Sunsilk Nature Head&Shoulder 78 Head&Shoulder Pantene Nature 79 Clear Head&Shoulder Sunsilk Rejoice 80 Nature Head&Shoulder Sunsilk 81 Nature Head&Shoulder Pantene 82 Sunsilk Sunsilk Dove Rejoice 83 Rejoice Sunsilk Dove Sunsilk 84 Clear Rejoice Sunsilk Rejoice 85 Pantene Rejoice Clear Sunsilk Rejoice
86 Sunsilk Clear Rejoice Sunsilk 87 Pantene Clear Head&Shoulder Lifebouy Pantene 88 Clear Rejoice Dove 89 Pantene Clear Rejoice 90 Clear Sunsilk Rejoice 91 Emeron Rejoice Sunsilk Head&Shoulder 92 Pantene Clear Lifebouy 93 Emeron Head&Shoulder Rejoice 94 Rejoice Clear Lifebouy Dove 95 Emeron Pantene Clear Head&Shoulder 96 Sunsilk Head&Shoulder Pantene Lifebouy 97 Pantene Rejoice Clear Head&Shoulder 98 Pantene Head&Shoulder Lifebouy Clear 99 Clear Dove Pantene
100 Emeron Lifebouy Rejoice Dove
LAMPIRAN 3
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) AM Sabun_ Asosiasi Merek Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted AM.1 38.6333 35.7575 .6975 .8811 AM.2 38.6667 36.8506 .6766 .8829 AM.3 38.8000 31.4759 .8747 .8679 AM.4 39.0000 35.5172 .7522 .8779 AM.5 38.8667 39.6368 .4571 .8943 AM.6 38.8000 37.9586 .5260 .8913 AM.7 38.5333 39.3609 .4902 .8927 AM.8 38.7000 38.5621 .5075 .8920 AM.9 39.1000 37.1276 .6036 .8869 AM.10 38.8333 36.7644 .5725 .8891 AM.11 39.0667 36.5471 .6690 .8831 Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 11 Alpha = .8951 Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) LM Sabun_ Loyalitas Merek Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted LM.1 18.5333 16.7402 .5161 .8797 LM.2 18.6333 14.7230 .7407 .8469 LM.3 18.6000 15.0069 .6618 .8584 LM.4 19.0000 12.9655 .7069 .8539 LM.5 18.7667 13.2885 .7880 .8354 LM.6 18.6333 13.7575 .7109 .8499 Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 6 Alpha = .8762
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) AM Shampoo_ Asosiasi Merek Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
AM_1 38.2667 30.1333 .6685 .8621 AM_2 37.8333 30.3506 .6881 .8607 AM_3 38.1667 27.3161 .7879 .8525 AM_4 37.9000 30.1621 .6459 .8639 AM_5 38.0333 31.4816 .6690 .8629 AM_6 37.9333 30.6851 .7198 .8591 AM_7 37.8000 32.5103 .6180 .8668 AM_8 38.2000 34.2345 .4053 .8782 AM_9 38.0667 32.6161 .4854 .8744 AM_10 37.9333 34.6161 .3890 .8788 AM_11 37.8667 34.5333 .3541 .8809 Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 11 Alpha = .8784 Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) LM Shampoo_ Loyalitas Merek Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
LM_1 17.6000 14.8690 .6376 .7839 LM_2 17.8000 15.2000 .4156 .8280 LM_3 17.4000 13.9034 .6607 .7750 LM_4 17.6333 13.6195 .6410 .7785 LM_5 17.4000 14.3862 .5321 .8030 LM_6 17.3333 13.6092 .6554 .7753 Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 6 Alpha = .8198
LAMPIRAN 4
Frequency Table
Jenis Kelamin
39 39.0 39.0 39.0
61 61.0 61.0 100.0
100 100.0 100.0
1 Laki laki
2 Wanita
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Usia
26 26.0 26.0 26.0
33 33.0 33.0 59.0
20 20.0 20.0 79.0
21 21.0 21.0 100.0
100 100.0 100.0
1 <= 20 th
2 21 - 30 th
3 31 - 40 th
4 > 40 th
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Pekerjaan
11 11.0 11.0 11.0
45 45.0 45.0 56.0
30 30.0 30.0 86.0
14 14.0 14.0 100.0
100 100.0 100.0
1 PNS
2 Swasta
3 Pelajar/ Mahasiswa
4 Lain lain
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Pendidikan
2 2.0 2.0 2.0
11 11.0 11.0 13.0
51 51.0 51.0 64.0
32 32.0 32.0 96.0
4 4.0 4.0 100.0
100 100.0 100.0
1 Tamat SD
2 Tamat SLTP
3 Tamat SMU
4 Tamat PT
5 Lain lain
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Penghasilan/ Uang Saku
3 3.0 3.0 3.0
13 13.0 13.0 16.0
27 27.0 27.0 43.0
57 57.0 57.0 100.0
100 100.0 100.0
1 <= Rp. 300.000
2 Rp. 301.000 - Rp. 500.000
3 Rp. 501.000 - Rp. 750.000
4 > Rp. 750.000
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Statistics
100 100
0 0
3.9109 3.8517
4.0909 4.0000
4.18 4.17a
.59969 .66240
.35963 .43877
2.64 3.00
2.18 2.00
4.82 5.00
391.09 385.17
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Sabun_Asosiasi Merek
Sabun_ LoyalitasMerek
Multiple modes exist. The smallest value is showna.
Sabun_ Asosiasi Merek
5 5.0 5.0 5.0
14 14.0 14.0 19.0
47 47.0 47.0 66.0
34 34.0 34.0 100.0
100 100.0 100.0
2 Jelek (1.81 - 2.60)
3 Cukup (2.61 - 3.40)
4 Tinggi (3.41 - 4.20)
5 Sangat Tinggi (4.21 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Sabun_ Loyalitas Merek
7 7.0 7.0 7.0
17 17.0 17.0 24.0
45 45.0 45.0 69.0
31 31.0 31.0 100.0
100 100.0 100.0
2 Jelek (1.81 - 2.60)
3 Cukup (2.61 - 3.40)
4 Tinggi (3.41 - 4.20)
5 Sangat Tinggi (4.21 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Statistics
100 100
0 0
3.7445 3.5567
3.8182 3.5833
4.09 3.83
.47135 .63970
.22217 .40921
2.09 2.67
2.45 2.17
4.55 4.83
374.45 355.67
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Shampoo_Asosiasi Merek
Shampoo_ LoyalitasMerek
Shampoo_ Asosiasi Merek
3 3.0 3.0 3.0
26 26.0 26.0 29.0
59 59.0 59.0 88.0
12 12.0 12.0 100.0
100 100.0 100.0
2 Jelek (1.81 - 2.60)
3 Cukup (2.61 - 3.40)
4 Tinggi (3.41 - 4.20)
5 Sangat Tinggi (4.21 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Shampoo_ Loyalitas Merek
7 7.0 7.0 7.0
32 32.0 32.0 39.0
44 44.0 44.0 83.0
17 17.0 17.0 100.0
100 100.0 100.0
2 Jelek (1.81 - 2.60)
3 Cukup (2.61 - 3.40)
4 Tinggi (3.41 - 4.20)
5 Sangat Tinggi (4.21 - 5.00)
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Merek Sabun yang paling anda ingat
3 3.0 3.0 3.0
19 19.0 19.0 22.0
10 10.0 10.0 32.0
16 16.0 16.0 48.0
31 31.0 31.0 79.0
2 2.0 2.0 81.0
3 3.0 3.0 84.0
11 11.0 11.0 95.0
5 5.0 5.0 100.0
100 100.0 100.0
Detol
Dove
Giv
Lifebuoy
Lux
Medicare
Nivea
Nuvo
Shinzui
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Selain Merek diatas merek Sabun apalagi yang anda ingat
1 1.0 1.0 1.0
21 21.0 21.0 22.0
11 11.0 11.0 33.0
14 14.0 14.0 47.0
26 26.0 26.0 73.0
1 1.0 1.0 74.0
21 21.0 21.0 95.0
5 5.0 5.0 100.0
100 100.0 100.0
Deo
Dove
Giv
Lifebuoy
Lux
Nivea
Nuvo
Shinzui
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Selain Merek diatas merek Sabun apalagi yang anda ingat
5 5.0 5.0 5.0
1 1.0 1.0 6.0
11 11.0 11.0 17.0
22 22.0 22.0 39.0
8 8.0 8.0 47.0
16 16.0 16.0 63.0
17 17.0 17.0 80.0
2 2.0 2.0 82.0
3 3.0 3.0 85.0
12 12.0 12.0 97.0
3 3.0 3.0 100.0
100 100.0 100.0
Deo
Detol
Dove
Giv
Lifebuoy
Lux
Medicare
Nivea
Nuvo
Shinzui
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Selain Merek diatas merek Sabun apalagi yang anda ingat
60 60.0 60.0 60.0
2 2.0 2.0 62.0
2 2.0 2.0 64.0
2 2.0 2.0 66.0
7 7.0 7.0 73.0
6 6.0 6.0 79.0
3 3.0 3.0 82.0
3 3.0 3.0 85.0
12 12.0 12.0 97.0
3 3.0 3.0 100.0
100 100.0 100.0
Detol
Dove
Giv
Lifebuoy
Lux
Medicare
Nivea
Nuvo
Shinzui
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Selain Merek diatas merek Sabun apalagi yang anda ingat
90 90.0 90.0 90.0
1 1.0 1.0 91.0
4 4.0 4.0 95.0
2 2.0 2.0 97.0
3 3.0 3.0 100.0
100 100.0 100.0
Giv
Lifebuoy
Lux
Nuvo
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Merek Shampoo yang paling anda ingat
17 17.0 17.0 17.0
4 4.0 4.0 21.0
8 8.0 8.0 29.0
6 6.0 6.0 35.0
7 7.0 7.0 42.0
20 20.0 20.0 62.0
12 12.0 12.0 74.0
24 24.0 24.0 98.0
2 2.0 2.0 100.0
100 100.0 100.0
Clear
Emeron
Head&Shoulder
Lifebouy
Nature
Pantene
Rejoice
Sunsilk
Zink
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Selain Merek diatas merek Shampoo apalagi yang anda ingat
17 17.0 17.0 17.0
5 5.0 5.0 22.0
1 1.0 1.0 23.0
18 18.0 18.0 41.0
6 6.0 6.0 47.0
5 5.0 5.0 52.0
12 12.0 12.0 64.0
12 12.0 12.0 76.0
23 23.0 23.0 99.0
1 1.0 1.0 100.0
100 100.0 100.0
Clear
Dove
Emeron
Head&Shoulder
Lifebouy
Nature
Pantene
Rejoice
Sunsilk
Zink
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Selain Merek diatas merek Shampoo apalagi yang anda ingat
1 1.0 1.0 1.0
12 12.0 12.0 13.0
10 10.0 10.0 23.0
6 6.0 6.0 29.0
11 11.0 11.0 40.0
6 6.0 6.0 46.0
3 3.0 3.0 49.0
15 15.0 15.0 64.0
12 12.0 12.0 76.0
22 22.0 22.0 98.0
2 2.0 2.0 100.0
100 100.0 100.0
Clear
Dove
Emeron
Head&Shoulder
Lifebouy
Nature
Pantene
Rejoice
Sunsilk
Zink
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Selain Merek diatas merek Shampoo apalagi yang anda ingat
62 62.0 62.0 62.0
7 7.0 7.0 69.0
4 4.0 4.0 73.0
3 3.0 3.0 76.0
8 8.0 8.0 84.0
1 1.0 1.0 85.0
2 2.0 2.0 87.0
8 8.0 8.0 95.0
5 5.0 5.0 100.0
100 100.0 100.0
Clear
Dove
Head&Shoulder
Lifebouy
Nature
Pantene
Rejoice
Sunsilk
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Selain Merek diatas merek Shampoo apalagi yang anda ingat
91 91.0 91.0 91.0
3 3.0 3.0 94.0
1 1.0 1.0 95.0
1 1.0 1.0 96.0
2 2.0 2.0 98.0
2 2.0 2.0 100.0
100 100.0 100.0
Clear
Dove
Lifebouy
Pantene
Rejoice
Total
Valid
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
T-Test
Paired Samples Statistics
3.9109 100 .59969 .05997
3.7445 100 .47135 .04714
3.8517 100 .66240 .06624
3.5567 100 .63970 .06397
Sabun_ Asosiasi Merek
Shampoo_ Asosiasi Merek
Pair 1
Sabun_ Loyalitas Merek
Shampoo_ Loyalitas Merek
Pair 2
Mean N Std. DeviationStd. Error
Mean
Paired Samples Correlations
100 .359 .000
100 .239 .017
Sabun_ Asosiasi Merek &Shampoo_ Asosiasi Merek
Pair 1
Sabun_ Loyalitas Merek &Shampoo_ Loyalitas Merek
Pair 2
N Correlation Sig.
Paired Samples Test
.1664 .61536 .06154 .0443 .2885 2.704 99 .008
.2950 .80363 .08036 .1355 .4545 3.671 99 .000
Sabun_ Asosiasi Merek -Shampoo_ Asosiasi Merek
Pair 1
Sabun_ Loyalitas Merek -Shampoo_ Loyalitas Merek
Pair 2
MeanStd.
DeviationStd. Error
Mean Lower Upper
95% Confidence Intervalof the Difference
Paired Differences
t dfSig.
(2-tailed)
LAMPIRAN 5
Tabel t df %5=α %5,2=α 1 6.314 12.706 2 2.920 4.303 3 2.353 3.182 4 2.132 2.776 5 2.015 2.571 6 1.943 2.447 7 1.895 2.365 8 1.860 2.306 9 1.833 2.262 10 1.812 2.228 20 1.725 2.086 30 1.697 2.042 40 1.684 2.021 50 1.676 2.009 60 1.671 2.000 70 1.667 1.994 80 1.664 1.990 90 1.662 1.987 91 1.662 1.986 92 1.662 1.986 93 1.661 1.986 94 1.661 1.986 95 1.661 1.985 96 1.661 1.985 97 1.661 1.985 98 1.661 1.984 99 1.660 1.984 100 1.660 1.984
Tabel r Product Moment
Interval Kepercayaan Interval Kepercayaan Interval Kepercayaan n 95% 99% n 95% 99% n 95% 99% 3 0,997 0,999 23 0,413 0,526 45 0,294 0,380 4 0,950 0,990 24 0,404 0,515 55 0,266 0,345 5 0,878 0,959 25 0,396 0,505 60 0,254 0,330 6 0,811 0,917 26 0,388 0,496 65 0,244 0,317 7 0,754 0,874 27 0,381 0,487 70 0,235 0,306 8 0,707 0,874 28 0,374 0,478 75 0,227 0,296 9 0,666 0,798 29 0,367 0,470 80 0,220 0,286 10 0,632 0,765 30 0,361 0,463 85 0,213 0,278 13 0,553 0,684 33 0,344 0,442 90 0,207 0,270 14 0,532 0,661 34 0,339 0,436 95 0,202 0,263 15 0,514 0,641 35 0,334 0,430 100 0,195 0,256 16 0,497 0,623 36 0,329 0,424 125 0,176 0,230 17 0,482 0,606 37 0,325 0,418 150 0,159 0,210 18 0,468 0,590 38 0,320 0,413 175 0,148 0,194 19 0,456 0,575 39 0,316 0,408 200 0,138 0,181 20 0,444 0,561 40 0,312 0,403 300 0,113 0,148