Post on 18-Mar-2019
i
ANALISIS PENGARUH KEKUATAN PERSUASI IKLAN
PAPAN REKLAME TERHADAP MOTIVASI BELI
KONSUMEN PADA ROKOK MEREK A MILD Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Sanata Dharma
Yogyakarta
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Disusun oleh :
Nama: Dwi Nugroho
Nim : 012214078
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
ii
ii
iii
iii
iv
MOTTO
AD MAIOREM DEI GLORIAM
( DEMI SEMAKIN BESARNYA KEMULIAAN ALLAH DI
SURGA )
ALLaH AKAN MENINGGIKAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN
DAN BERILMU PENGETAHUAN BEBERAPA DERAJAT
(QS AL-MUJADALLAH:11)
TAWA ADALAH SEBUAH DOA. JIKA ANDA DAPAT TERTAWA, ANDA
SUDAH BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BERDOA (OSHO)
TEMAN-TEMAN ADALAH MALAIKAT YANG MENGANGKAT KITA
BERDIRI DENGAN KAKI KETIKA SAYAP KITA LUPA BAGAIMANA
CARANYA TERBANG ( anonim).
GAPAILAH CITA-CITAMU SETINGGI LANGIT KARENA SEANDAINYA PUN MELESET KAU AKAN TETAP BERADA DIANTARA BINTANG-BINTANG
(Chicken Soup For The Soul )
Deposuit Potentes de Sede et Exaltavat Humiles
( Dia Rendahkan Mereka yang Berkuasa dan Naikkan Mereka yang Hina –
Rumah Kaca :Pramoedya Ananta Toer )
iv
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Aku persembahkan sebuah karya kecil ini sebagai
tanda baktiku dan terima kasihku kepada :
♥ Tuhanku Yesus Kristus dan Bunda Maria
terima kasih telah menemaniku pada saat
hidupku yang kelam.
♥ Bapak, ibu dan mbak rita atas dorongan,
motivasinya
♥ Alm. Yohanes Suwardi dan bulik warni
terima kasih atas bantuan moral, dan
segalanya
♥ Om D. Sri Subana dan om D. Sri Sujendra
Spd sekeluarga, matur nuwun atas nasehat
dan motivasinya yang berharga.
♥ Dedek Roosati terima kasih atas segala
bantuannya pada saat aku merasa kesepian
di Yogya. U are My everthing to me.
v
vi
vi
vii
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KEKUATAN PERSUASI IKLAN PAPAN
REKLAME TERHADAP MOTIVASI BELI KONSUMEN PADA ROKOK
A MILD
Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Sanata Dharma
Yogyakarta
Dwi Nugroho
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2007
Tujuan penelitian skripsi ini adalah (1) untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen yang membeli produk rokok A Mild pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma , (2) untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kekuatan persuasi papan reklame terhadap motivasi beli konsumen pada rokok A Mild. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Convenience Sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi crosstab, yang digunakan utuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh kekuatan persuasi iklan papan reklame mempengaruhi responden didalam memotivasi pembelian rokok A Mild. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, kesimpulan hasil penelitian ini adalah ada pengaruh antara pengaruh kekuatan persuasi iklan papan reklame terhadap motivasi beli konsumen pada rokok A Mild
vii
viii
ABSTRACT
THE ANALYSIS of THE INFLUENCE of BILBOARD TOWARD
CONSUMER’S BUYING MOTIVATION of A MILD CIGARETTE
Case Study: The Students of Faculty of Economics
Sanata Dharma University
Yogyakarta
Dwi Nugroho
UNIVERSITY of SANATA DHARMA
2007
The purposes of the research were (1) to identify the characteristics of consumers who bought A Mild cigarette, (2) to identify the influence of billboard toward consumer’s buying motivation of A Mild cigarette. The technique of collecting data used was questioner. Technique of taking sample was Convenience Sampling. The data analysis technique used was Crosstab Analysis. To identify the influence of billboard persuation toward consumer’s motivation. Based on the analysis, the conclusion of the research was, there was influence of billboard to consumer’s buying motivation.
viii
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih atas segala berkat, rahmat dan kasih-Nya
yang tak berkesudahan, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi,
tempat penulis menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini
dapat terselesaikan atas bantuan, dorongan dan bimbingan yang diberikan oleh
berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bpk. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Bpk. Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Yogyakarta
3. Ibu Dra. Caecillia Wahyu E.R. M.Si, selaku dosen pembimbing I yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan saran yang
berharga dari awal hingga berakhirnya penulisan skripsi ini.
4. Bpk A. Yudi Yuniarto, SE, MBA, selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan saran yang
berharga dari awal hingga berakhirnya penulisan skripsi ini.
5. Segenap staf dosen beserta karyawan di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
6. Bapak, Ibu dan Mbak Rita yang telah membantuku baik materi, moral dan
doa yang tiada henti. I Love u MOM.
7. Alm. Om Yohanes Suwardi dan Bulik Warni di Jakarta, terima kasih atas
doa, perhatian dan dukungan kalian
8. Keluarga Bpk D Sri Sujendra, Spd, di Surakarta, terimakasih atas nasihat
dan pengalaman yang berharga selama di kota Solo.
9. Keluarga Mr. D. Sri Subono, A.Md dan Bulik Ema, maturnuwun atas
nasehat dan doanya.
ix
x
10. Segenap keluarga besar Nolosupadmo
11. Dedek Roosati, terimakasih atas doa, perhatian, kesabaran dan cintamu
selama aku di Yogya. terima kasih telah menjadi seeorang yang begitu
berarti dalam hidupku.
12. Seluruh teman-teman almamaterku, teman-teman eks kost-kostan Arimbi
(Hasan ‘Ncap’Saputro, Karmelinda N Diaz, Agus ‘Sumanto’Puji Susanto,
Deddy Agustinus Where Are You??, J-Nal, Bang Joshua) kalian temanku-
saudaraku, teman-teman Merpati Putih UAJY (Valentino Radiktya Aji
Dharma, mas Novan, Risky), kakak tingkatku Mbak Sri Budiarti, kembar
Mira dan Ratih dan semua teman-teman yang telah membantu dan
mewarnai hidupku.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna.
Mengingat segala keterbatasan yang ada karena itu saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan demi semakin besarnya kemuliaan
Allah di surga. AD MAIOREM DEI GLORIAM. Wasallam.
Yogyakarta , 27 April 2007
Penulis
Dwi Nugroho
x
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul..................................................................................................... i
Halaman Persetujuan Pembimbing ..................................................................... ii
Halaman Pengesahan .......................................................................................... iii
Halaman Motto ................................................................................................... iv
Halaman Persembahan........................................................................................ v
Pernyataan Keaslian Karya ................................................................................. vi
Abstrak ................................................................................................................ vii
Abstract .............................................................................................................. viii
Kata Pengantar .................................................................................................... ix
Daftar Isi ............................................................................................................. xi
Daftar Tabel ........................................................................................................ xiv
Daftar Gambar..................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran.................................................................................................. xvii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
F. Sistematika Penelitian .................................................................... 6
BAB II: LANDASAN TEORI
A. Marketing Mix ................................................................................ 8
B. Promotional Mix ............................................................................ 9
C. Iklan ............................................................................................... 11
D. Periklanan....................................................................................... 18
E. Pengertian Merek ........................................................................... 32
F. Motivasi ......................................................................................... 42
xi
xii
G. Iklan Luar Ruang ........................................................................... 46
H. Papan Reklame............................................................................... 50
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A Jenis Penelitian............................................................................ 55
B Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 55
C Subyek dan Obyek Penelitian ..................................................... 55
1 Subyek Penelitian.................................................................. 55
2 Obyek Penelitian ................................................................... 55
D Sumber Data................................................................................ 56
E Variabel Penelitian ...................................................................... 56
F Populasi dan Sampel ................................................................... 57
1 Populasi ................................................................................. 57
2 Sampel................................................................................... 57
G Metode Pengambilan Sampel...................................................... 57
H Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 58
I Teknik Pengujian Instrumen ....................................................... 59
1 Validitas ................................................................................ 59
2 Reliabilitas ............................................................................ 60
J Teknik Analisis Data................................................................... 61
BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A Sejarah singkat PT HM Sampoerna Tbk..................................... 63
B Gambaran Umum Rokok A Mild................................................ 64
C Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma ........................... 66
1 Visi Universitas Sanata Dharma ........................................... 68
2 Misi Universitas Sanata Dharma........................................... 69
D Gambaran Umum Fakultas Ekonomi.......................................... 70
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A Desain Penelitian......................................................................... 73
B Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 73
xii
xiii
1 Pengujian Validitas ............................................................... 73
2 Pengujian Reliabilitas ........................................................... 75
C Profil Responden......................................................................... 76
D Analisis Data ............................................................................... 79
E Pembahasan................................................................................. 91
BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan ................................................................................. 93
B Saran............................................................................................ 93
C Keterbatasan................................................................................ 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel V.1 Hasil Uji Validitas Pernyataan Variabel Kekuatan Persuasi
Iklan ............................................................................................... 74
Tabel V.2 Hasil Uji Validitas Pernyataan Variabel Motivasi Beli
Konsumen ...................................................................................... 74
Tabel V.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ...................................... 75
Tabel V.4 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 76
Tabel V.5 Profil Responden Berdasarkan Program Studi............................... 77
Tabel V.6 Profil Responden Berdasarkan Tahun Angkatan Kuliah ............... 77
Tabel V.7 Profil Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal ................. 78
Tabel V.8 Profil Responden Berdasarkan Besarnya Uang Saku .................... 79
Tabel V.9 Hasil Analisis Crosstab Variabel X Terhadap Karakteristik
Jenis Kelamin................................................................................. 80
Tabel V.10 Hasil Analisis Crosstab Variabel X Terhadap Karakteristik
Program Studi ................................................................................ 80
Tabel V.11 Hasil Crosstab Variabel X Terhadap Karakteristik Tahun
Angkatan Kuliah ............................................................................ 82
Tabel V.12 Hasil Analisis Crosstab Variabel X Terhadap Karakteristik
Tempat Tinggal .............................................................................. 83
Tabel V.13 Hasil Analisis Crosstab Variabel X Terhadap Karakteristik
Uang Saku ...................................................................................... 84
Tabel V.14 Hasil Analisis Crosstab Variabel Y Terhadap Karakteristik
Jenis Kelamin................................................................................. 85
Tabel V.15 Hasil Analisis Crosstab Variabel Y Terhadap Karakteristik
Program Studi ................................................................................ 86
Tabel V.16 Hasil Analisis Crosstab Variabel Y Terhadap Karakteristi
Tahun Angkatan Kuliah ................................................................. 87
Tabel V.17 Hasil Analisis Crosstab Variabel Y Terhadap Karakteristik
Tempat Tinggal .............................................................................. 88
xiv
xv
Tabel V.18 Hasil Analisis Crosstab Variabel Y Terhadap Karakteristik
Tempat Tinggal .............................................................................. 89
Tabel V.19 Hasil Analisis Crosstab Variabel X Terhadap Variabel Y............. 90
xv
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Efek 6 Tahap ................................................................................. 15
Gambar II. 2 Pengaruh Jangka Panjang Iklan .................................................... 28
Gambar II. 3 Piramida Brand Awareness ........................................................... 36
Gambar II. 4 Proses Timbulnya Motivasi .......................................................... 44
Gambar II. 5 Proses Motivasi ............................................................................. 45
xvi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran-lampiran:
Lamp. 1: Contoh Kampanye Iklan A Mild ........................................................ 99
Lamp. 2: Permohonan pengisian Kuesioner ..................................................... 101
Lamp. 3: Kuesioner............................................................................................. 102
Lamp. 4: Jawaban Responden terhadap Pernyataan Kekuatan Persuasi Iklan ... 107
Lamp. 5: Jawaban Responden terhadap Motivasi Beli Konsumen..................... 110
Lamp. 6: Total tanggapan Responden terhadap Kuesioner ................................ 113
Lamp. 7: Validitas dan Reabilitas kekuatan Persuasi Iklan Papan Reklame ...... 116
Lamp. 8: Validitas dan Reabilitas Motivasi Beli Konsumen.............................. 117
Lamp. 9: Tabel Hasil Pengolahan Kuesioner...................................................... 118
Lamp.10: Analisis Crosstab Variabel X terhadap Karakteristik Jenis
Kelamin ............................................................................................. 119
Lamp.11: Analisis Crosstab Variabel X terhadap Karakteristik Jurusan
Responden......................................................................................... 120
Lamp. 12: Analisis Crosstab Variabel X terhadap Karakteristik Tahun
Angkatan Responden ........................................................................ 121
Lamp. 13: Analisis Crosstab Variabel X terhadap Karakteristik Tempat
Tinggal .............................................................................................. 122
Lamp. 14: Analisis Crosstab Variabel X terhadap Karakteristik Uang Saku .... 123
Lamp. 15: Analisis Crosstab Variabel Y terhadap Karakteristik Jenis
Kelamin ............................................................................................ 124
Lamp.16: Analisis Crosstab Variabel Y terhadap Karakteristik Jurusan
Responden......................................................................................... 125
Lamp.17: Analisis Crosstab Variabel Y terhadap Karakteristik Tahun
Angkatan Responden ........................................................................ 126
Lamp.18: Analisis Crosstab Variabel Y terhadap karakteristik Tempat
Tinggal .............................................................................................. 127
Lamp.19: Analisis Crosstab Variabel Y terhadap Karakteristik Uang Saku ...... 128
Lamp.20: Analisis Crosstab Variabel X terhadap Variabel Y ............................ 129
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebelum Gutenberg menemukan sistem percetakan pada tahun 1950,
iklan sudah dikenal peradaban manusia dalam bentuk pesan berantai. Pesan
berantai itu disampaikan untuk membantu kelancaran jual beli dalam
masyarakat, yang pada saat itu mayoritas masyarakatnya masih belum
mengenal huruf dengan cara barter. Dunia pemasaran menyebut pesan berantai
tersebut sebagai “the word of mouth” (Rhenald Kasali, 1992: 3).
Demikianlah iklan pertamakali dikenal melalui pengumuman-
pengumuman yang disampaikan secara lisan, artinya dilaksanakan melalui
komunikasi verbal. Karena disampaikan secara lisan maka daya jangkaunya
pun menjadi sempit. Kemudian bentuk iklan mengalami perkembangan
menjadi relief-relief yang diukir pada dinding-dinding. Penggalian puing-
puing pada kota Herculaneum membuktikan hal itu ketika ditemukan gambar
dinding yang mengumumkan pesta pertarungan gladiator. Pada zaman
pemerintahan Caesar, periklanan berkembang dengan menggunakan tanda,
simbol, ataupun papan nama pada toko-toko di kota Roma (Rhenald Kasali,
1992: 3).
Periklanan merupakan salah satu program komunikasi perusahaan yang
dapat menyampaikan pesan atau informasi kepada konsumen melalui berbagai
media massa. Pada dasarnya tujuan periklanan adalah mengubah atau
1
2
mempengaruhi sikap-sikap khalayak, dalam hal ini tentunya adalah sikap
konsumen. Tujuan periklanan komersial adalah membujuk khalayak untuk
membeli atau mempromosikan kelanjutan perilaku membeli suatu produk
untuk seterusnya (F. Jefkins, 2003:17) atau dengan kata lain sebuah iklan
dirancang dan dikemas semenarik mungkin agar mampu menunjukkan pada
konsumen kelebihan produk yang ditawarkan untuk mempengaruhi konsumen
agar membeli produk tersebut. Iklan yang dapat membujuk dan
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk inilah yang disebut sebagai
kekuatan persuasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 696),
persuasi adalah bujukan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan
dan prospek yang meyakinkan.
Penggunaan merek adalah suatu masalah besar dalam strategi produk
karena merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pemasaran.
Merek adalah suatu identitas produk yang digunakan oleh konsumen untuk
mengidentifikasikan, mengenali dan membedakan suatu produk dengan
produk lain yang merupakan produk pesaing. Merek yang paling bernilai
memiliki ekuitas merek yang dianggap sebagai aset perusahaan yang penting.
Nama merek yang terbaik menyiratkan sesuatu tentang manfaat produk, mutu
produk, mudah diucapkan, dikenali dan diingat, khusus dan tidak mengandung
makna atau konotasi yang negatif dinegara atau dalam bahasa lain (Kotler,
2005: 105).
Papan reklame berarti poster dalam ukuran besar dan didesain untuk
dilihat oleh orang yang melakukan perjalanan dengan tingkat mobilitas yang
3
cukup tinggi. Beberapa acuan buku memasukkan poster, spanduk dan transit
ad (misalnya iklan di bis/ panel bis) disamping papan reklame sebagai bagian
dari media luar ruang namun didalam bukunya Rhenald Kasali (1993: 133)
menekankan bahwa media luar ruang adalah papan reklame.
Umumnya media luar ruang yang tertata dengan baik akan memberikan
keuntungan ganda bagi pemda setempat, karena selain mempercantik tatanan
kota iklan tersebut juga merupakan sumber pendapatan bagi pemerintah
daerah setempat. Hal tersebut dikatakan menguntungkan karena kepengurusan
media ini harus mengantongi perijinan dari dinas-dinas kota yang
bersangkutan. Pendirian media luar ruang juga sangat dipengaruhi oleh
keadaan sosio-kultur masyarakat setempat. Seperti didaerah Bali, ketinggian
papan reklame harus disesuaikan dengan adat ataupun kepercayaan
masyarakat setempat sedangkan untuk daerah Yogyakarta papan reklame tidak
diperbolehkan untuk didirikan dekat dengan keraton ataupun tingginya
menutupi keraton
Rokok A Mild sendiri merupakan salah satu produk rokok andalan yang
dikeluarkan oleh PT. H M Sampoerna Tbk yang memanfaatkan iklan media
luar ruang (papan reklame) untuk membangkitkan kesadaran merek terhadap
konsumen. A Mild merupakan pionir rokok kretek lokal yang berada didalam
kategori SKM-LTLN (Sigaret Kretek Mesin-Low Tar Low Nichotine). Didalam
mengkampanyekan produknya (campaign brand) rokok A Mild berani tampil
beda dan unik melalui kampanye kata-kata seperti “Bukan Basa-Basi”, “Others
Can Only Follow”, “Ringan Sama Dijinjing Berat Elo Yang Tanggung”,
4
“Plintat Plintut Makan Hati” atau kampanye iklan A Mild yang menjadi
trendsetter saat ini adalah “Tanyaken Apa?” (www.AMild.Com).
Saat ini periklanan (media luar ruang) di kota Yogyakarta berkembang
sangat dinamis, yang dampak negatifnya mengganggu fungsi ruang publik dan
merusak wajah kota sehingga slogan ‘Yogya Berhati Nyaman’ diplesetkan
menjadi ‘Yogya Berhati Iklan’. Selain itu dengan banyaknya pemasangan
papan reklame, apakah dinilai efektif terhadap motivasi pembelian produk
tersebut bagi para konsumen (PPPI, 2004: 8). Berdasarkan uraian diatas maka
penulis bermaksud melakukan penelitian tentang pengaruh kekuatan persuasi
iklan papan reklame dengan judul “Analisis Pengaruh Kekuatan Persuasi
Iklan Papan Reklame terhadap Motivasi Beli Konsumen pada Rokok
A Mild, Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma di Yogyakarta”.
5
B. Rumusan Masalah
1. Seperti apa profil konsumen yang membeli produk rokok A Mild ?
2. Sejauh mana pengaruh kekuatan persuasi iklan papan reklame terhadap
motivasi beli konsumen pada produk rokok A Mild ?
C. Batasan Masalah
1. Penelitian hanya dilakukan di Fakultas Ekonomi Kampus I Universitas
Sanata Dharma yang berlokasi di jalan Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta
55002.
2. Konsumen adalah orang yang telah melihat iklan papan reklame rokok A
Mild di daerah DIY dan telah membeli produk rokok A Mild
3. Konsumen yang diteliti adalah mahasiswa/i yang masih aktif kuliah di
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. Media iklan yang digunakan dalam penelitian ini adalah iklan media luar
ruang, dalam hal ini adalah papan reklame.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin,
angkatan, fakultas, status tempat tinggal, dan uang saku perbulan.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kekuatan persuasi iklan papan
reklame terhadap motivasi beli konsumen pada produk A Mild
6
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pihak Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dalam
menentukan kebijakan pemasaran khususnya dalam periklanan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi
perpustakaan Universitas Sanata Dharma, khususnya membantu mahasiswa
yang melakukan penelitian di bidang pemasaran.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan implementasi dari materi perkuliahan serta media
untuk berapresiasi penulis dalam melihat adanya kesenjangan antara teori dan
praktek yang terjadi di lapangan
F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : Pendahuluan
Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini mencakup penjelasan tentang teori yang mendukung
penelitian yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
7
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian,
definisi operasional, metode pengumpulan data, metode
pengambilan data, metode pengambilan data sampel, teknik
pengujian kuesioner,serta metode analisis data
BAB IV : Gambaran Umum Produk
Bab ini menjelaskan tentang sejarah perusahaan, struktur
organisasi perusahaan.
BAB V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang analisis data yang terdiri dari
analisis instrumen penelitian, analisis profil konsumen serta
pembahasannya.
BAB VI : Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penelitian
Bab ini merupakan bab akhir yang berisikan kesimpulan dari
keseluruhan analisis data, saran dan keterbatasan dalam
penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Marketing Mix
Marketing Mix adalah kombinasi dari 4 variabel atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yakni produk, harga,
kegiatan promosi dan sistem distribusi ( Swastha, 1984: 42).
1. Produk
Pengertian produk menurut Kotler (1990: 7) adalah segala sesuatu
yang dapat ditawarkan pada konsumen agar diperhatikan, dimiliki, dipakai
atau dikonsumsi sehingga memberikan kepuasan atas kebutuhan atau
keinginan konsumen.
2. Harga
Pengertian dari harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang
diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut sesorang
atau perusahaan bersedia untuk melepas barang atau jasa yang dimiliki
kepada pihak lain (Kotler 1990: 7).
3. Sistem/ Saluran Distribusi
Saluran distribusi dapat didefinisikan sebagai lembaga-lembaga
distributor atau lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk
menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen.
8
9
4. Promosi
Promosi adalah kegiatan untuk mengarahkan seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang dapat menciptakan pertukaran didalam
pemasaran.
B. Promotional Mix
Promotional Mix dapat didefinisikan dan dikombinasikan sebagai
kombinasi strategi yang paling baik dari variabel periklanan, personal selling,
dan alat-alat promosi yang lain yang kesemuanya direncanakan untuk
mencapai tujuan program penjualan. Adapun variabel-variabel Promotional
Mix menurut Stanton (1991:410) adalah:
1. Personal Selling
Personal selling is the prensentation of a product to aprospective
customer by representative of the selling organization. Sedangkan
menurut Swastha (1984: 20) Personal Selling adalah interaksi antar
individu yang saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan,
memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang
saling menguntungkan dengan pihak lain.
2. Advertising
Advertising is a paid for type of impersonal mass communication
in which the sponsor is clearly identified. Menurut Swastha (1984: 20)
advertising merupakan komunikasi non individu dengan sejumlah biaya
10
melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba
serta individu-individu
3. Publicity
Publicity is similar to advertising in that it is a mass
communication type of a demand stimulation. Menurut Swastha (1984: 20)
publisitas didefinisikan sebagai sejumlah informasi tentang seseorang,
barang atau organisasi yang disebarluaskan kepada masyarakat melalui
berbagai media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawasan dari sponsor.
4. Public Relation
Public Relation (PR) is more targeted than publicity. It is a
planned effort by an organization to nfluence the attitudes and opinions of
a spesific group. Menurut Swastha (1984: 20) Public Relation merupakan
fungsi dari manajemen yang memberikan penilaian tentang sikap
masyarakat, identitas kebijaksanaan, dan prosedur dari industri/ organisasi
dengan keinginan masyarakat dan melakukan program tindakan untuk
mendapatkan pengertian dan pengakuan masyarakat
5. Sales Promotion
Sales Promotion is designed to supplement advertising and
coordinated personal selling. Menurut Swastha (1984:20) Sales
Promotion adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling dan
publisitas yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan pedagang
dengan menggunakan alat peraga, demonstrasi, atau hal lain seperti undian
ataupun kupon / Voucher
11
C. Iklan
1. Pengertian Iklan
Secara prinsip iklan adalah bentuk penyajian pesan yang dilakukan
oleh komunikator secara non personal melalui media untuk ditujukan pada
komunikan dengan cara membayar (Widyatama, 2005: 14). Iklan sebagai
bagian dari promosi pemasaran bagaikan salah satu dari empat roda mobil.
Ketiga roda lainnya adalah produk, harga, dan jalur distribusi. Ketiga roda
lainnya akan kehilangan fungsinya sebagai penggerak strategi pemasaran
apabila salah satunya mengalami ketidakberesan. Secara konvensional kita
membedakan iklan dengan publisitas dalam konteks dibayar dan tidak
dibayar, ataupun dalam pengertian, iklan ada anggarannya sedangkan
publisitas tidak dikenakan biaya pembayaran. Asal kata iklan (advertising)
berasal dari kata Latin “Advertere” yang bertujuan mengubah jalan pikiran
konsumen untuk membeli. Sedangkan kata promosi berasal dari kata Latin
“Promovere” yang terjemahan fungsionalnya adalah merangsang
pembelian ditempat (Rhenald Kasali,1992: 10).
a. Definisi iklan menurut Rhenald Kasali (1992: 11) : Iklan adalah segala
bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media
massa dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.
b. Definisi iklan menurut Masyarakat Periklanan Indonesia (Rhenald
Kasali, 1992: 11): Segala bentuk pesan tentang suatu produk yang
disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh
masyarakat.
12
c. Definisi iklan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 322) :
1) Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak
ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan.
2) Pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa
yang dijual atau dipasang didalam media masa (seperti surat kabar
ataupun majalah) atau ditempat-tempat umum.
d. Definisi iklan menurut Dunn dan Barban (dikutip dalam Widyatama,
2005:15):
Iklan merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang
disampaikan lewat media dengan membayar ruang yang dipakai untuk
menyampaikan pesan yang bersifat membujuk (persuasif) pada
konsumen oleh perusahaan, lembaga non komersial, maupun pribadi
yang berkepentingan.
e. Definisi iklan menurut Wright (dikutip dalam Widyatama, 2005: 15):
Iklan adalah suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan
sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang,
memberikan layanan, gagasan atau ide melalui saluran tertentu dalam
bentuk informasi yang persuasif.
Menurut Widyatama (2005: 17) pada iklan terdapat 6 prinsip
yang merupakan ciri dari iklan yaitu :
a. Adanya suatu pesan tertentu
b. Dilakukan oleh komunikator (sponsor)
c. Dilakukan dengan cara non personal (tidak dalam bentuk tatap muka)
13
d. Disampaikan untuk khalayak ramai.
e. Dalam penyampaian pesan tersebut dilakukan dengan cara membayar.
f. Mengharapkan dampak tertentu dari penyampaian pesan tersebut
2. Manfaat Iklan
Iklan mempunyai banyak manfaat dalam bidang pemasaran,
khususnya didalam mengenalkan suatu produk baru yang berada didalam
masyarakat. Menurut Rhenald Kasali (1992:16) manfaat iklan yang
terbesar adalah membawa pesan yang ingin disampaikan oleh produsen
kepada khalayak ramai. Manfaat iklan yang lain menurut Rhenald Kasali
adalah :
a. Iklan memperluas alternatif bagi konsumen. Dengan adanya iklan,
konsumen dapat mengetahui adanya berbagai produk yang pada
gilirannya menimbulkan adanya pilihan.
b. Iklan dapat menimbulkan kepercayaan bagi konsumennya. Iklan-iklan
yang ditampilkan secara gagah dihadapan masyarakat dengan ukuran
dan logo-logo yang besar menimbulkan kesan dan kepercayaan pada
masyarakat bahwa perusahaan yang membuatnya bonafid dan
produknya bermutu.
c. Iklan membuat orang kenal, ingat dan percaya.
d. Pada saat ini sebuah perusahaan tidak hanya memerlukan produk yang
baik, penetapan harga yang menarik dan membuatnya tersedia bagi
14
konsumen sasaran tetapi perusahaan harus pula mengadakan
komunikasi dengan konsumennya melalui periklanan.
e. Pada saat ini sebuah perusahaan tidak hanya memerlukan produk yang
baik, selain penetapan harga yang menarik sehingga menarik minat
konsumen, perusahaan pun harus pula mengadakan komunikasi dengan
konsumennya melalui periklanan.
3. Tujuan Iklan
Suatu tujuan bidang periklanan yang baik memang seharusnya
mampu menunjukkan hubungan terhadap tingkat penjualan sebenarnya
juga tidak bersifat operasional. Rhenald Kasali berpendapat (1992: 45)
bahwa iklan bertujuan untuk :
a. Iklan sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi
Iklan bertujuan memberikan tuntunan bagi pihak-pihak yang terlibat
yakni klien sebagai pengiklan, account executive dari pihak biro iklan
dan tim kreatif untuk saling berkomunikasi.
b. Iklan memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan.
Jika ada dua alternatif dalam kampanye iklan, maka salah satu dari
padanya harus dipilih. Berbeda dengan keputusan yang dilakukan
berdasarkan selera eksekutif, mereka semua harus kembali pada tujuan
dan memutuskan mana yang lebih cocok.
c. Iklan sebagai alat untuk evaluasi.
15
Tujuan juga digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil suatu
kampanye periklanan. Oleh karena itu timbul kebutuhan untuk
mengaitkan beberapa ukuran seperti pangsa pasar atau kesadaran merek
dengan tujuan kampanye periklanan.
4. Efek Enam Tahap dalam Iklan
Nilai ekonomis suatu iklan sangat bergantung pada daya jangkau
media yang digunakan dalam suatu iklan. Karena sifat tersebut maka iklan
merupakan suatu investasi yang ditanamkan dalam benak konsumen.
Untuk mencapai laba yang dikehendaki dibutuhkan sasaran antara, yakni
target penjualan atau pangsa pasar. Berikut adalah pendekatan “Efek Enam
Tahap” yang diperkenalkan John R. Rossiter (dikutip dalam Rhenald
Kasali, 1992: 14-15 ) :
Gambar II. 1
Efek Enam Tahap
2. Proses (iklan atau penawaran )
3. Efek komunikasi (merek)
4. Tindakan khalayak sasaran (pembeli)
5. Penjualan/ pangsa pasar (pasar )
6. Laba (perusahaan)
1. Penampilan (Exposure pada media )
16
Proses efek enam tahap dapat dijelaskan sebagai berikut :
mpatkan iklan
b. da tahap proses maka akan timbul suatu respons dari calon
c. apkan selanjutnya adalah reaksi
d. ak sasaran : efek komunikasi mengantarkan suasana
e. kret individual para calon
f. utuhkan sebagai
a. Penampilan : penampilan adalah upaya produsen mene
pada media massa. Tujuannya adalah agar produk dan jasa yang
ditawarkan diketahui, didengar, dibaca dan dilihat oleh konsumen
potensial.
Proses : pa
komponen yang terjadi melalui komponen-komponen iklan yang
dimuat. Proses tersebut meliputi perhatian, belajar menghayati,
penerimaan ataupun reaksi emosional.
Efek komunikasi : respons yang dihar
“asosiasi” jalan pikiran calon pembeli terhadap merek.. Dua hal yang
didapat dari efek komunikasi adalah kesadaran merek dan sikap
terhadap merek.
Tindakan khalay
bagi calon pembeli untuk mengambil keputusan kepastian tindakan
didalam membeli merek tersebut atau tidak.
Penjualan atau pangsa pasar : langkah kon
pembeli akan menimbulkan penjualan bagi produsen.
Laba : bagi perusahaan secara keseluruhan, laba dib
sarana untuk hidup dalam jangka panjang. Jika terjadi peningkatan
penjualan maka sebaiknya laba meningkat.
17
5. Prinsip Iklan yang Baik
Menurut Handono ( 2002: 5) terdapat empat prinsip iklan yang
baik. Ke empat prinsip tersebut adalah :
a. Iklan tidak boleh menyampaikan informasi yang palsu (memperdaya
konsumen ).
b. Iklan wajib menyampaikan semua informasi baik itu informasi tentang
keamanan, cara penggunaan,cara pembayaran, dan sebagainya.
c. Iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan.
d. Iklan tidak boleh bertentangan dengan moralitas, yang termasuk
didalam kategori ini adalah tindakan penipuan, pelecehan seksual,
diskriminatif, merendahkan harkat dan martabat manusia.
6. Dampak Negatif Iklan Bagi Masyarakat
Di samping memberi manfaat, iklan juga menimbulkan banyak
dampak negatif bagi pertumbuhan masyarakat dan ekonomi. Karena
kurangnya pemahaman tentang fungsi pemasaran yang lebih bersifat
jangka panjang, maka timbul banyak penyalahgunaan pemasaran yang
berhubungan dengan penggunaan iklan sehingga dianggap sebagai
penyebab ketidakstabilan didalam masyarakat (Rhenald Kasali, 1992: 16-
17 ). Penyalahgunaan tersebut antara lain diantaranya adalah :
18
a. Iklan terkadang menjerumuskan dan merangsang para remaja untuk
memulai merokok.
b. Iklan susu bubuk dalam kaleng bagi balita mengatakan susu tersebut
lebih baik dari pada susu ibu (ASI).
c. Banyak iklan film yang mengumbar gambar seks dan sadisme.
Selain mempunyai dampak negatif iklan pun mempunyai
kelemahan sebagai alat promosi, menurut Kotler dan G. Armstrong (2001:
128) kelemahan iklan sebagai media promosi adalah sebagai berikut :
a. Iklan tidak dapat menyentuh orang perorang dan tidak dapat membujuk
calon konsumen seperti halnya wiraniaga.
b. Pada umumnya, periklanan adalah komunikasi searah dan konsumen
tidak merasa harus memperhatikan ataupun memberikan tanggapannya.
D. Periklanan
1. Pengertian Periklanan
Periklanan merupakan ujung tombak tombak didalam bidang
marketing. Tanpa adanya kegiatan periklanan maka berbagai produk
barang maupun jasa tidak dapat mengalir secara lancar ke penjual ataupun
konsumen sebagai pengguna akhir (F. Jefkins, 2003: 1). Banyak definisi
periklanan yang dikemukakan oleh pakar ataupun praktisi didalam bidang
ekonomi antara lain :
19
a. Menurut Stanton J. William ( 1992: 337 ) :
“Advertising consist of all activities involved inpresenting to agroup of
non personal, orally and openly sponsored message regarding a
product, service, or idea”. Artinya adalah periklanan terdiri dari semua
kegiatan yang terlibat didalam penyajian suatu pesan non personal baik
yang disuarakan ataupun secara visual dan dibiayai secara terbuka
untuk suatu produk, jasa ataupun ide.
b. Menurut William G. Nickels (dikutip dalam Basu Swastha,1979:245) :
“Periklanan adalah komunikasi non individu, dengan sejumlah biaya
melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan lembaga non
laba, serta individu-individu “.
c. Menurut Institut Praktisi Periklanan Inggris (dikutip dalam Frank
Jefkins, 2003: 5 ):
“Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif
yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial atas produk
barang dan jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya “.
d. Sedangkan menurut Philip Kotler dan G. Armstrong (2001:112) :
“Periklanan adalah semua bentuk biaya yang harus dikeluarkan sponsor
untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk
gagasan, barang atau jasa.”
20
2. Fungsi Periklanan
Iklan ada karena ia mempunyai fungsi. Dilihat sebagai alat iklan
dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan tergantung pada kemana
komunikator hendak mengarahkan pesannya. Berbagai fungsi dapat
digunakan dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Pada tujuan
jangka pendek iklan diharapkan mampu memberikan dampak segera
setelah iklan disampaikan ditengah masyarakat. Pada tujuan jangka
panjang yang diharapkan oleh pengiklan adalah terbentuknya citra
perusahaan yang pada gilirannya bertujuan untuk meningkatkan laba
(Widyatama, 2005:144). Berikut ini adalah manfaat periklanan yang
diuraikan oleh Kotler (dikutip dalam M. Iqbal Hasan, 2002: 26):
a. Awareness Building ( Menciptakan Kesadaran )
Periklanan dapat menyadarkan konsumen tentang kehadiran suatu
perusahaan dan produknya.
b. Comprehension Building ( Menciptakan Pengertian )
Bila hendak menampilkan suatu bentuk produk baru, pengenalannya
dapat dilakukan secara efektif melalui iklan. Jadi disini periklanan
memberikan manfaat yang baik kepada produsen maupun konsumen.
Dengan adanya periklanan ini perusahaan dapat memperkenalkan dan
memberikan penjelasan tentang produknya, sehingga konsumen
mendapatkan informasi yang diperlukan.
21
c. Efficient Remainding ( Mengingat Secara Efisien )
Periklanan memiliki jangkauan yang luas terhadap konsumen. Karena
itu bila calon pembeli telah mengenal suatu produk tetapi belum siap
membeli, periklananlah yang mengingatkan mereka akan produk
tersebut. Cara ini lebih ekonomis dibandingkan dengan kunjungan
penjualan.
d. Lead Generation ( Pembuka Jalan )
Periklanan dapat digunakan untuk membuka jalan bagi para wiraniaga
perusahaan.
e. Legitimation ( Pengesahan )
Periklanan dapat dimanfaatkan oleh para wiraniaga untuk memberikan
pengesahan terhadap perusahaan dan produknya.
f. Reassurance ( Meyakinkan Kembali )
Periklanan dapat mengingatkan kembali cara menggunakan produk
dan menganjurkan kepada calon pembeli untuk membeli.
Selain itu ada banyak praktisi dalam bidang ekonomi yang
menguraikan manfaat periklanan didalam bidang marketing. Berikut ini
adalah beberapa manfaat periklanan yang diuraikan oleh Basu Swastha
(dikutip dalam M. Iqbal Hasan, 2002: 28 ):
a. Memberikan informasi
Periklanan dapat menambahkan nilai pada suatu barang atau jasa
dengan memberikan informasi yang lebih banyak dibandingkan
dengan media promosi yang lain. Nilai yang diciptakan oleh
22
periklanan dinamakan sebagai faedah informasi. Tanpa adanya
informasi seperti itu orang akan segan atau tidak akan mengetahui
informasi yang benar tentang suatu barang yang diiklankan tersebut.
b. Membujuk dan mempengaruhi
Dengan berkembangnya kemajuan jaman, maka fungsi periklanan
tidak hanya terbatas pada kemampuannya sebagai sumber informasi
saja. Namun iklan juga berfungsi sebagai alat untuk membujuk
terutama kepada para pembeli potensial dengan menyatakan bahwa
suatu produk mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan
dengan produk lain.
c. Menciptakan kesan/ image
Dengan adanya penayangan iklan, orang akan memiliki suatu kesan
tertentu tentang produk apa yang diiklankan tersebut. Pembelian suatu
barang terkadang tidak dilakukan secara rasional ataupun berdasarkan
nilai ekonomisnya, melainkan lebih didorong oleh keinginan untuk
meningkatkan status si pemilik.
d. Memuaskan keinginan
Banyak orang terkadang juga ingin dibujuk untuk melakukan sesuatu
yang baik untuk keluarga dan masyarakat. Namun dengan iklan
pertanyaan-pertanyaan mereka dapat terjawab.
23
e. Alat komunikasi
Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah
antara penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka dapat
terpenuhi dengan cara-cara yang efisien dan efektif.
Menurut Dendi Sudiana (Widyatama, 2005: 147-148) fungsi iklan terdiri
atas:
a. Memperkenalkan produk
Fungsi iklan yang dipergunakan untuk menyampaikan informasi
kepada konsumen yang tidak mengenali produk menjadi kenal
terhadap produk tersebut.
b. Kesadaran merek (brand awareness)
Dengan adanya iklan maka masyarakat akan terbangkitkan
kesadarannya terhadap keberadaan suatu merek ataupun produk.
Dengan adanya kesadaran tersebut maka produk dapat selalu diingat
oleh khalayak yang pada gilirannya mampu selalu berada dalam posisi
“Top of Mind”. Posisi top of mind adalah situasi dimana merek produk
langsung dapat disebut begitu orang tersebut ditanyakan tentang
kategori produk.
c. Membentuk citra merek (brand Image)
Iklan dapat menjadikan sebuah citra merek terbang melambung dan
menjadikan suatu produk yang disukai dan memuaskan konsumen.
24
d. Membentuk citra perusahaan (corporate image)
Citra perusahaan yang baik tidak saja dibangun dari portofolio
perusahaan namun juga diimbangi dengan pesan-pesan yang
disampaikan melalui iklan.
3. Sifat Periklanan
Setiap alat-alat promosi baik itu periklanan, penjualan personal,
promosi penjualan, hubungan masyarakat ataupun pemasaran langsung
memiliki karakter yang berbeda. Setiap karakter mempunyai keunggulan
dan kelemahan masing-masing didalam mempromosikan suatu produk.
Adapun sifat dari periklanan yang dikemukakan oleh Kotler adalah sebagai
berikut (Kotler dan G. Armstrong, 2001: 128):
a. Iklan dapat menjangkau banyak pembeli yang tersebar diberbagai
tempat dengan biaya tayang yang rendah.
b. Iklan dapat membuat penjual untuk mengulang pesan berkali-kali.
c. Iklan membuat pembeli dapat menerima dan membandingkan pesan
yang disampaikan pesaing.
d. Periklanan bersifat terbuka sehingga pembeli tahu bahwa produk yang
diiklankan akan dimaklumi dan diterima semua pihak.
e. Iklan juga amat ekspresif, perusahaan dapat mendramatisasi produk
mereka melalui seni menggunakan gambar, suara dan warna.
f. Iklan dapat digunakan untuk membangun citra dalam jangka panjang
suatu produk dan mendongkrak penjualan dengan cepat
25
4. Kampanye Periklanan
Menurut Kotler ( dikutip dalam M. Iqbal Hasan, 2002: 209-211)
didalam menetapkan kampanye periklanan yang perlu dilakukan antara
lain:
a. Perencanaan pesan
Iklan yang baik hanya menekankan informasi pada satu hal saja untuk
mengejar keunikan produk tersebut. Umumnya orang yang kreatif
melakukan metode penciptaan pesan iklan melalui metode induktif
yaitu melalui pembicaraan dengan konsumen, penyalur, pakar ataupun
pesaing.
b. Evaluasi dan seleksi pesan
Evaluasi dan seleksi pesan dilakukan dengan penyampaian yang
berbeda-beda, antara lain:
1) Cuplikan kehidupan
Iklan ini menunjukkan satu orang ataupun lebih yang menggunakan
produk dalam keadaan normal.
2) Gaya hidup
Iklan ini menekankan pada bagaimana sebuah produk cocok
sebagai gaya hidup.
3) Fantasi
Iklan ini menciptakan sebuah fantasi mengenai produk dan
penggunaannya.
26
4) Suasana
Iklan ini menciptakan suasana sekitar produk mereka. Banyak iklan
rokok yang menggunakan gaya ini yang memamerkan suasana hati,
selera dan cinta.
5) Musikal
Iklan ini memperlihatkan satu gambar atau lebih yang dilengkapi
dengan animasi.
6) Keahlian tehnik
Iklan ini memamerkan keahlian perusahaan dan pengalaman
didalam membuat produk.
7) Bukti ilmiah
Iklan ini menonjolkan sumber-sumber yang dipercaya atau orang-
orang terkenal.
c. Pelaksanaan pesan
Pemasang iklan harus menyampaikan pesannya agar bisa menarik
minat khalayak sasaran. Pelaksanaan pesan juga menjadi sangat penting
bagi beberapa produk industri yang semakin tidak bisa dibedakan satu
sama lain.
d. Penentuan media periklanan
Langkah selanjutnya adalah pemasang iklan menentukan media mana
yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan iklannnya. Didalam
menentukan media iklan ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan sewaktu memutuskan penggunaan media tersebut:
27
1) Sasaran iklan
Didalam hal ini pemasang iklan akan memilih media yang
dipengaruhi oleh tujuan pemasangan serta tujuan umum kampanye.
2) Peredaran media
Peredaran media harus cocok dengan pola pendistribusian produk,
oleh karena itu lingkup geografi pasaran sangat mempengaruhi
pilihan media.
3) Persyaratan pesan
Media harus cocok dengan pesan. Umpamanya produk daging,
karpet dan pakaian cocok disajikan dalam bentuk gambar.
4) Saat dan lokasi keputusan membeli
Media harus mencapai calon pelanggan mendekati saat mereka
membuat keputusan untuk membeli dan mendekati keputusan itu
dibuat.
5) Biaya media
Biaya media iklan harus dipertimbangkan dalam hubungannya
dengan ketersediaannya dengan dana dan peredaran media. Dalam
hal ini pemasang iklan harus dapat menetapkan suatu perbandingan
tertentu antara biaya media dengan jumlah pembaca dan pemirsa
yang hendak dicapai.
Selain itu R. Kasali juga berpendapat (1992: 48) bahwa kampanye
iklan mempunyai dampak yang positif bagi penjualan pada masa
28
mendatang. Hal ini terlihat pada penggambaran pengaruh jangka panjang
iklan:
Konsumen baru
Penjualan langsung Iklan
Mengubah sikap Memperbaiki citra
Penjualan pada masa mendatang
Gambar II. 2
Pengaruh Jangka Panjang Iklan
Secara umum dapat dikatakan bahwa kampanye periklan mempunyai
dampak untuk:
a. Menarik calon konsumen menjadi konsumen yang loyal selama jangka
waktu tertentu.
b. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat
menjadi pembeli yang potensial pada masa mendatang
5. Media Periklanan
Pengertian media adalah saluran komunikasi melalui pesan yang
beralih dari pengirim ke penerima. Jadi media periklanan adalah saluran
komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan iklan dari pengiklan
29
pada konsumen. Berdasarkan jenisnya media periklanan tergolong atas 4
golongan yaitu ( R. Kasali, 1992: 113 ) :
a. Media cetak
Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-
pesan visual. Media ini terdiri atas lembaran-lembaran dengan sejumlah
kata, gambar, foto dan disajikan dalam tata warna ataupun halaman
hitam putih. Contoh dari media cetak ini adalah majalah ataupun surat
kabar.
b. Media elektronik
Media elektronik adalah suatu media yang menggunakan alat bantu
elekronik seperti radio ataupun televisi dimana melalui media ini pesan
dapat disampaikan melalui kalimat, lagu yang ditampilkan secara visual
bergerak.
c. Media luar ruang
Media luar ruang adalah suatru media periklanan yang dilakukan oleh
suatu perusahaan jasa periklanan yang memasang, mengurus ijin, dan
mengawasi agar kliennya tetap tampil dengn baik. Adapun contoh dari
media ini adalah poster, spanduk, papan reklame.
d. Media-media khusus
Media-media khusus adalah semua media yang digunakan untuk
beriklan selain dari jenis media yang disebutkan diatas. Yang termasuk
didalam media ini adalah katalog, brosur, kalender dan lain sebagainya.
30
Menurut F. Jefkins (2003: 84) media periklanan meliputi segenap
perangkat yang dapat memuat atau membawa pesan-pesan penjualan
kepada calon pembeli. Menurut Jefkins ( 2003: 379-381) media periklanan
terbagi atas 2 jenis yaitu:
a. Iklan lini atas (above-the-line)
Iklan lini atas adalah iklan yang menggunakan media baik itu iklan
media cetak, media elektronik, bioskop, media luar ruangan yang
mengharuskan adanya komisi, dan biro iklan yang mengelolanya harus
mendapatkan pengakuan dari lembaga asosiasi pemilik media.
b. Iklan lini bawah (below-the-line)
Iklan lini bawah adalah iklan yang tidak menggunakan pembayaran
komisi. Dalam hal ini contoh iklan tersebut adalah ikan dalam
pameran, literatur penjualan, dan lain-lain.
6. Jenis-Jenis Periklanan
Periklanan melayani banyak tujuan dan banyak pula pemakainya,
mulai dari perorangan hingga perusahaan besar yang memanfaatkan
jaringan televisi ataupun internet untuk memperdagangkan merek-merek
populer kepada masyarakat. Menurut Frank Jefkins (2003: 39-55), secara
garis besar ia menggolongkan iklan menjadi tujuh kategori pokok yakni:
a. Iklan Konsumen
Iklan konsumen adalah iklan yang bertujuan untuk mempromosikan
berbagai barang umum yang yang dibeli oleh masyarakat, seperti
31
barang konsumen (consumer goods), barang tahan lama (durable
goods), atau jasa konsumen (consumer service) yang diiklankan
melalui media sesuai dengan lapisan sosial masyarakat tertentu yang
hendak dibidik.
b. Iklan Antar Bisnis
Iklan antar bisnis adalah iklan yang bertujuan untuk mempromosikan
barang dan jasa non konsumen, artinya baik pemasang maupun
sasaran iklan sama-sama perusahaan. Dalam hal ini yang termasuk
didalamnya adalah pengiklanan bahan mentah, komponen ataupun
suku cadang, fasilitas pabrik dan mesin, jasa asuransi, dan lain-lain.
c. Iklan Perdagangan
Iklan perdagangan adalah iklan yang ditujukan secara khusus kepada
kalangan distributor, pedagang kulakan besar, para agen, para
eksportir-importir dan umumnya barang-barang yang diiklankan itu
adalah barang-barang untuk dijual kembali.
d. Iklan Eceran
Iklan eceran adalah iklan yang memiliki karakteristik atau sifatnya
berada diantara iklan perdagangan dan iklan barang konsumen. Dalam
hal ini contohnya adalah iklan yang dilancarkan oleh pasar swalayan
dan toko serba ada berukuran besar.
e. Iklan Keuangan
Iklan keuangan adalah semua bentuk iklan yang meliputi iklan untuk
bank, jasa tabungan, asuransi dan investasi. Sebagai pelengkap iklan
32
yang ditujukan kepada klien, kadang disertakan laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan termasuk prospektus perusahaan secara
lengkap menyongsong penerbitan saham baru ataupun catatan
investasi dalam bentuk obligasi.
f. Iklan Langsung
Iklan langsung adalah iklan yang mempromosikan barang atau jasa
yang ditawarkan langsung kepada calon konsumen melalui jasa pos,
televisi dan katalog.
g. Iklan Lowongan Kerja
Iklan lowongan kerja adalah iklan yang bertujuan merekrut calon
pegawai, bentuk iklan lowongan kerja antara lain iklan kolom yang
menjanjikan kerahasiaan pelamar atau iklan selebaran biasa.
E. Merek
1. Pengertian Merek
Menciptakan kepuasan pelanggan adalah tujuan utama dalam
pemasaran dan brand strategy, karena dengan memiliki merek yang jernih
dan jelas dapat lebih mudah dikomunikasikan serta diterima oleh
konsumen. Menciptakan merek yang kuat memberikan banyak keuntungan
bagi perusahaan antara lain dengan tujuan franchise, meningkatkan brand
loyalty, meningkatkan keunggulan bersaing, membuat harga menjadi tidak
elastis. Sebuah produk dikatakan bersifat elastis apabila harga suatu produk
berubah sedikit saja maka konsumen akan berpindah mencari produk lain
33
yang harganya lebih murah (F. Rangkuti, 2002: X). Berikut adalah
pengertian merek menurut beberapa praktisi pemasaran :
a. American Marketing Association (dikutip dalam Kotler, 2005: 82)
mendefinisikan merek sebagai suatu nama, istilah, tanda atau desain
atau kombinasi semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa seseorang ataupun sekelompok penjual dan untuk
membedakannya dari barang atau jasa pesaing. Dengan demikian
merek menjadi tanda pengenal atau pembuat yang berbeda dari aset
lainnya seperti paten dan hak cipta yang mempunyai batas waktu
kepemilikan.
b. Menurut F. Rangkuti (2002: 14) merek merupakan sebuah nama/
simbol yang dibuat untuk membedakan suatu produk dengan produk
lainnya. Merek dapat juga dijadikan ciri untuk membedakan suatu
produk dengan produk pesaing. Selain itu merek yang telah dipatenkan
dapat membuat produk tersebut menjadi lebih terlindungi dari upaya
pemalsuan dan pembajakan.
Merek memegang peranan sangat penting, salah satunya adalah
menjembatani harapan konsumen pada saat produsen menjanjikan sesuatu
pada konsumen. Merek yang paling kuat menyajikan lebih daripada
sekedar daya tarik rasional, merek tersebut juga mengandung kekuatan
emosional. Marc Gobe berpendapat (dikutip dalam Kotler, 2005:83) bahwa
merek-merek yang berhasil harus melibatkan pelanggan pada tingkat yang
lebih dalam dengan menyentuh emosi universal.
34
2. Manfaat Merek dalam Marketing
Merek selain memegang peranan yang sangat penting didalam
marketing yaitu menjembatani harapan konsumen pada saat produsen
menjanjikan sesuatu pada konsumen juga menciptakan apa yang disebut
sebagai ikatan emosional yang tercipta antara konsumen dengan
perusahaan melalui merek.
Menurut Philip Kotler (2001: 581) manfaat merek adalah :
a. Merek memudahkan penjual didalam memproses pesanan dan
menelusuri masalah yang ada.
b. Merek dan tanda dagang penjual memberikan perlindungan hukum atas
tampilan produk yang unik, yang tanpa itu akan dapat ditiru oleh para
pesaingnya.
c. Merek memberikan penjual kesempatan untuk menarik pelanggan yang
setia dan menguntungkan. Kesetiaan merek memberikan penjual
perlindungan dari persaingan serta pengendalian yang lebih besar dari
perencanaan program pemasarannya
d. Merek membantu penjual melakukan segmentasi pasar.
e. Merek yang baik membantu membangun citra perusahaan. Dengan
membawa nama perusahaan, merek membantu mengiklankan mutu
perusahaan.
35
Sedangkan untuk kualitas yang diinginkan dari suatu merek adalah (Kotler
2001: 581):
a. Harus menyatakan sesuatu mengenai manfaat produk.
b. Menyatakan mutu produk seperti tindakan atau warna.
c. Mudah untuk diucapkan, dikenal dan diingat.
d. Harus menarik perhatian
e. Harus tidak memiliki arti buruk di negara dan bahasa lain.
Dalam kondisi pasar yang kompetitif, nilai suatu merek yang
mapan sebanding realitas makin sulitnya menciptakan suatu merek karena
beberapa produk dengan kualitas dan model yang relatif sama, dapat
memiliki kinerja yang berbeda-beda di pasar karena perbedaan persepsi
dari produk tersebut dibenak konsumen.
3. Peran Kesadaran Merek dalam Marketing
Konsumen cenderung membeli suatu merek yang sudah dikenal,
karena dengan membeli merek yang sudah dikenal, mereka merasa aman,
terhindar dari berbagai resiko pemakaian dengan asumsi bahwa merek
yang sudah dikenal lebih dapat diandalkan. Menurut Darmadi Durianto
( 2001: 55 ) kesadaran merek (brand awareness) adalah kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek
sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu.
Kesadaran merek membutuhkan jangkauan kontinum dari perasaan
yang tidak pasti bahwa merek tertentu telah dikenal sebelumnya, sehingga
36
konsumen yakin bahwa produk tersebut merupakan satu-satunya merek
dalam suatu kelompok produk. Kontinum ini dapat terwakili dalam
tingkatan brand awareness yang berbeda yang dapat digambarkan dalam
suatu piramida berikut ini (Darmadi Durianto, 2001: 55 ):
Puncak pikiran
Pengingatan kembali merek
Pengenalan merek
Tidak menyadari merek
Gambar II. 3
Piramida “Brand Awareness”
37
Peran kesadaran merek didalam ekuitas merek bergantung pada
tingkatan akan pencapaian kesadaran dibenak konsumen. Tingkatan peran
kesadaran merek didalam ekuitas merek yang paling rendah adalah
pengenalan merek atau disebut juga sebagai tingkatan pengingatan
kembali dengan bantuan. Tingkatan berikutnya adalah tingkatan
pengingatan kembali merek tanpa bantuan karena konsumen tidak perlu
dibantu untuk mengingat merek. Tingkatan selanjutnya adalah merek yang
disebut pertama kali pada saat pengenalan merek tanpa bantuan yaitu
kesadaran puncak pikiran yang merupakan pimpinan dari berbagai merek
yang ada dalam pikiran konsumen.
4. Membangun Identitas Merek
Untuk membangun identitas merek diperlukan keputusan tambahan
tentang nama, logo, warna, slogan dan simbol merek yang merupakan
bagian dari alat dan taktik pemasaran. Merek pada hakikatnya merupakan
janji pemasar untuk memberikan beberapa ciri, manfaat, dan layanan
tertentu secara terus-menerus pada pembeli. Kampanye merek
menghasilkan suatu pengenalan nama, pengetahuan merek ataupun suatu
preferensi merek tetapi kampanye iklan tidak dapat menciptakan ikatan
merek (brand Bonding). Ikatan merek terjadi apabila pelanggan mengalami
bahwa perusahaan tersebut menepati manfaat yang dijanjikannya. Fakta
yang terjadi adalah suatu merek tidak dibangun oleh iklan melainkan oleh
pengalaman merek (Kotler, 2005: 84).
38
5. Ekuitas Merek
Merek memiliki tingkat kekuatan dan nilai yang berbeda-beda di
pasar. Pada satu sisi terdapat merek yang tidak dikenal sebagian besar
pembeli, kemudian ada merek yang memperoleh tingkat kesadaran (brand
awareness) yang agak tinggi, kemudian ada merek yang menikmati tingkat
preferensi merek (brand preference) yang tinggi. Akhirnya ada merek yang
memiliki tingkat kesetiaan merek (brand loyalti) yang tinggi. Hanya
sedikit pelanggan yang setia terhadap merek ini. Menurut David Aaker
(dikutip dalam Kotler, 2005: 85) terdapat 5 tingkat sikap pelanggan
terhadap merek:
a. Pelanggan akan mengganti merek, khususnya karena alasan harga.
Dalam hal ini pelanggan tidak memiliki kesetiaan merek
b. Pelanggan merasa puas. Tidak ada alasan untuk berganti merek.
c. Pelanggan merasa puas dan akan mengalami kerugian dengan berganti
merek.
d. Pelanggan menghargai merek tersebut dan menganggapnya teman.
e. Pelanggan sangat setia dengan merek tersebut.
Selain itu, Kotler (2005: 90) pun menambahkan beberapa
keuntungan atau keunggulan yang akan didapatkan oleh penjual apabila
mereka menggunakan merek pada produk yang mereka jual. Keunggulan
tersebut antara lain :
39
a. Penggunaan nama merek akan lebih memudahkan penjual memproses
pesanan dan menelusuri masalah.
b. Nama dan tanda merek penjual tersebut memberikan perlindungan
hukum atas ciri produk yang unik.
c. Penggunaan merek memberikan kesempatan kepada penjual untuk
menarik pelanggan yang setia dan memberikan keuntungan. Loyalitas
merek memberikan suatu perlindungan kepada penjual dari persaingan.
d. Penggunaan merek membentu penjual melakukan segmentasi pasar.
e. Merek yang kuat membantu membangun citra perusahaan tersebut,
yang lebih memudahkan meluncurkan merek-merek baru dan diterima
oleh distributor dan konsumen.
Sedangkan bagi distributor dan pengecer keunggulan
menggunakan nama merek karena merek lebih memudahkan produk
tersebut ditangani, mempertahankan produksi, memenuhi standar mutu
tertentu, memperkuat prefrensi pembeli dan lebih memudahkan
mengidentifikasi pemasok. Konsumen menginginkan nama merek untuk
membantu mereka mengidentifikasi perbedaan mutu dan berbelanja lebih
efisien.
6. Proses Perkembangan Merek.
Menurut Goodyear ( dikutip dalam F. Rangkuti, 2002: 17-30)
untuk memahami proses perkembangan suatu merek diperlukan 6 tahap
perkembangan, antara lain :
40
a. Tahap 1: Produk yang tidak memiliki merek (unbranded goods)
Pada tahap ini produk dikelola sebagai komoditi sehingga merek
hampir tidak diperlukan. Kondisi ini sangat mendukung apabila
permintaan (demand) lebih banyak dibandingkan pasokan (supply). Hal
ini terjadi dalam situasi perekonomian yang monopolistik. Tujuan yang
terpenting dari produk yang tidak memiliki merek adalah fungsi dan
harganya yang relatif murah. Semakin murah harga dan semakin jelas
fungsi yang dapat ditampilkan dari suatu produk, posisi produk ini
semakin baik. Contoh barang dalam tahap ini adalah ikan asin dan
garam, beras murah.
b. Tahap 2: Merek yang dipakai sebagai referensi (brand as reference)
Pada tahap ini terjadi persaingan sedikit demi sedikit walaupun belum
begitu ketat. Persaingan ini merangsang produsen untuk membuat
diferensiasi terhadap produk yang dihasilkan. Tujuannya adalah agar
produk yang ia hasilkan memiliki perbedaan dari produk perusahaan
lain. Pada tahap awal perkembangan daur hidup produk dan saat
semakin kuatnya persaingan diperlukan identifikasi dan diferensiasi
merek sehingga ia memiliki keunggulan kompetitif. Strategi
diferensiasi yang diterapkan pada tahap ini adalah dengan melakukan
perubahan terhadap atribut fisik produk. Contoh produk dalam tahap ini
adalah : sepatu olahraga dan sepatu kantor, buku tulis garis dan buku
gambar.
41
c. Tahap 3: Merek sebagai personaliti
Pada tahap ketiga perkembangan merek ini, perbedaan antara
pelanggan dan merek semakin kecil karena di dalam merek telah
ditampilkan karakteristik yang lebih personal sehingga pelanggan
merasa lebih bersifat pribadi. Pada tahap ini personaliti yang dimiliki
oleh pelanggan dan merek semakin didekatkan, sehingga nilai yang
dimiliki oleh merek tersebut menjadi cerminan diri pelanggannya.
Contoh produk yang berada didalam tahap ini adalah jeans merek Levi
Strauss.
d. Tahap 4: Merek sebagai simbol
Pada tahap ini merek telah menjadi milik pelanggan. Pelanggan
memiliki pengetahuan yang lebih mendalam mengenai merek yang ia
gunakan. Pada umumnya merek yang masuk didalam tahap ini sudah
bersifat internasional dan para pelanggan yang menggunakan merek ini
dapat mengekspresikan dirinya atau dapat menunjukkan jati dirinya,
contohnya adalah rokok Marlboro dengan penampilan sosok koboinya
dan sepatu olahraga Nike dengan tokoh Michael Jordan.
e. Tahap 5: Merek sebagai sebuah perusahaan.
Iklan pada tahap ini memiliki identitas yang sangat kompleks dan lebih
bersifat interaktif, sehingga pelanggan dapat dengan mudah
menghubungi merek. Karena merek tersebut merupakan wakil dari
perusahaan sehingga merek = perusahaan, semua direksi dan karyawan
memiliki persepsi yang sama tentang merek yang dimilikinya.
42
Pelanggan dapat berkomunikasi secara langsung dengan perusahaan
demikian pula sebaliknya, contohnya adalah software Microsoft
ataupun bank BCA dengan ATM-nya
f. Tahap 6: Merek sebagai kebijakan moral.
Saat ini hanya ada beberapa perusahaan yang telah berada di dalam
tahap ini, yaitu perusahaan yang telah mengoperasikan kegiatannya
secara transparan baik mulai dari bahan baku yang digunakan, proses
produksi dan operasionalnya hingga produk ataupun jasa dan pelayanan
purna jualnya pada pelanggan. Informasi disampaikan secara
transparan, jelas dan tidak ada yang ditutup-tutupi secara etika bisnis,
sosial maupun dampak politisnya. Pelanggan selalu memiliki komitmen
yang tinggi pada perusahaan yang digunakannya, layaknya karyawan
perusahaan yang bersangkutan. Melalui komitmen ini pelanggan selalu
merasa merekalah yang memiliki merek tersebut dan meyakini bahwa
merek tersebut telah mewakili kepuasan moralnya baik secara etis
maupun spiritual. Contoh produk yang berada dalam tahap ini adalah
Benetton dan Body Shop
F. Motivasi
Menurut Hersey dan Blanchard (dikutip dalam H.B. Siswanto, 1997:
120 ) unit dasar perilaku adalah suatu aktifitas. Kenyataan menunjukkan
bahwa semua perilaku adalah serangkaian aktifitas. Perbedaan individu tidak
hanya terletak pada kemampuan saja. Tetapi juga terletak pada kemauannya.
43
Motif seringkali dirumuskan sebagai kebutuhan (need), keinginan (want),
dorongan (drive), atau bisikan hati (impulse) dalam diri individu. Setiap
individu memiliki beragam kebutuhan. Seluruh kebutuhan tersebut saling
berkompetisi untuk melahirkan perilakunya. Kebutuhan yang paling kuatlah
yang akan memimpin perilaku individu.
Pengertian motivasi menurut Leon G Schiffman dan Leslie Lazar
Kanum adalah ( 1997: 97) : “Motivation can be described as the driving force
within individuals that impels them to action. This driving force is produced
by a state of tension, which exists as the result of an unfulfilled need “.
Artinya adalah motivasi dapat digambarkan sebagai daya penggerak yang
berada di dalam diri setiap individu yang mendorong mereka pada suatu
tindakan, daya penggerak ini diakibatkan karena menumpuknya ketegangan
yang berasal dari kebutuhan dan keinginan yang tidak terpenuhi. Berikut
adalah Berikut adalah gambar model proses timbulnya motivasi yang
dikemukakan oleh Leslie Lazar Kanum.
44
Gambar II. 4
Proses Timbulnya Motivasi
Hal tersebut menggambarkan motivasi sebagai sekumpulan kebutuhan
yang merangsang ketegangan yang “mendorong" individu untuk mulai
bertindak sesuai yang ia harapkan sehingga mencapai suatu kepuasan
kebutuhan yang diharapkan. Berkurangnya tingkat ketegangan yang ada
tergantung pada tingkat keberhasilan keadaan tindakan yang telah dicapai.
Macam tindakan spesifik yang dilakukan oleh konsumen didalam mengejar
tujuan khusus mereka dipilih berdasarkan proses berpikir dan pengamatan
mereka sebelumnya.
Kuat lemahnya motivasi ditentukan oleh seberapa jauh motivasi yang
didasarkan pada faktor perasaan, rasio atau pada kedua-duanya, atau
Unfulfilled needs, wants, and desires
tension drive behaviour
Learning
Cognitive processes
Goal or need fullfilment
Tension reduction
45
didasarkan pada pengetahuan nihil tentang apa yang dianjurkan. Proses
pembentukan motivasi itu sendiri akan menentukan apakah pilihannya
konsumen akan bersifat primer atau selektif. Berikut adalah gambar model
proses motivasi yang dikemukakan oleh F. Jenkins (dikutip dalam Susanto,
1991: 233).
Gambar II. 5
Proses Motivasi
Bagan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: didalam membeli
sebuah produk, motivasi konsumen akan dipengaruhi oleh berbagai stimulus
Motivasi
Motivasi Primer (pilihan produk atau
jasa)
Motivasi Selektif (Pilihan merek dari produk atau jasa)
Pembelian
Konsumsi
Reaksi terhadap produk/ jasa
Reaksi terhadap merek dari produk / jasa
Motivasi
Stimulus intern atau ekstern
baik yang bersifat internal ataupun eksternal seperti harga atau citra yang
46
ditampilkan produk tersebut. Akibat rangsangan tersebut maka konsumen
akan memilih motivasi primer ataupun motivasi selektif yang kemudian
dilanjutkan dengan pembelian dan pengkonsumsian produk tersebut. Setelah
pengkonsumsian produk tersebut maka akan timbul motivasi baru yang akan
memilih produk tersebut atau berpindah pada merek yang lain. Dessler (1986:
623) beranggapan bahwa masalah motivasi dapat dianggap sederhana dan
dapat juga dianggap masalah kompleks. Sederhana karena pada dasarnya
manusia sudah termotivasi untuk berperilaku dalam cara tertentu yang
dirasakan mengarah pada imbalan, tetapi akan menjadi semakin kompleks
untuk menentukan imbalan apa yang dianggap penting bagi seseorang, karena
sesuatu yang penting bagi orang tertentu, bagi yang lain belum tentu
bermanfaat.
. Iklan Luar Ruang
ar ruang
r ( iklan luar ruang ) merupakan bentuk iklan
yang pa
G
1. Definisi Iklan lu
Bentuk iklan outdoo
ling tua. Banyak bukti yang ditemukan tentang bentuk iklan luar
ruang ini yang ditemukan pada reruntuhan peninggalan bangsa-bangsa
yunani dan romawi. Beberapa buah buku memasukkan poster, spanduk
ataupun iklan transportasi sebagai sebagai disamping papan reklame
sebagai bagian dari iklan luar ruang. Namun dalam bukunya Rhenald
Kasali ( Manajemen Periklanan, 1993: 133 ) menekankan bahwa iklan luar
ruang adalah papan reklame. Definisi iklan luar ruang menurut persepsi
Jenkins adalah : iklan luar ruang (outdoor) terdiri dari poster-poster dalam
47
berbagai ukuran, dan papan-papan yang bercat, entah itu terbuat dari besi,
kayu atau bambu serta dihias dan dipajang di jalan-jalan dan atau pada
tempat-tempat yang terbuka atau yang sekiranya cukup strategis untuk
dilihat sebanyak mungkin orang yang lewat ( Frank Jenkins, 2003: 127 ).
2. Manfaat Iklan Luar Ruang
emua media iklan yang lain, kedudukan dan
fungsi i
3. Macam/ Jenis Iklan Luar Ruang :
endapat yang berbeda mengenai iklan
luar rua
Sama halnya dengan s
klan luar ruang telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Fungsi utama dari sarana ini adalah sebagai iklan untuk mengingatkan
atau sebagai media sekunder untuk mendukung kampanye iklan di media
cetak atau televisi, sehingga fungsinya lebih sebagai pendukung atau
pengulang kampanye iklan dari media utama.
Banyak ahli yang memiliki p
ng. Beberapa ada yang memasukkan poster, spanduk dan transit
(panel bis) disamping papan reklame sebagai bagian dari media luar ruang,
tetapi ada pula yang memisahkan poster, transit, dan spanduk dari papan
reklame (R. Kasali, 1992: 133). Rhenald Kasali mendefinisikan iklan luar
ruang identik dengan papan reklame, sedangkan Jefkins mendefinisikan
iklan luar ruang identik sebagai poster. Menurut F. Jefkins (2003: 127-134)
iklan luar ruang terdiri atas:
48
a. Ultravision
dalah iklan luar ruang yang berbentuk panel ataupun
b.
lah iklan yang terdiri dari iklan poster yang
4. Pengembangan Khusus dalam Iklan Luar Ruang
iki penampilan iklan
luar rua
u dan pencahayaan adalah aspek yang sangat penting
Ultravision a
papan iklan berputar yang dapat diatur secara elektronik untuk
membentuk 3 sisi yang berbeda sehingga memberikan efek gerakan
pada media poster yang semula statis.
Iklan transportasi
Iklan transportasi ada
mempunyai wujud fisik yang sama, namun khusus dipasang pada sisi
luar ataupun disebelah dalam kendaraan (bis, kereta, trem) atau
ditempat yang menjadi pangkalan ataupun persinggahan alat
transportasi seperti stasiun, terminal ataupun bandara.
Kemajuan teknologi telah banyak memperba
ng. Berikut penggunaan efek khusus yang biasa digunakan dalam
iklan luar ruang (R. Kasali, 1992:137-138).
a. Tata cahaya
Masalah lamp
dalam iklan luar ruang. Jika papan reklame ditambah dengan lampu-
lampu neon yang terang benderang maka papan reklame ini sering
disebut sebagai spectaculars.
49
b. ampu latar
gunakan untuk menimbulkan efek “ lain dari yang lain “
c. k
i telah mengembangkan tehnik-tehnik baru untuk memecahkan
d.
an benda-benda yang digantungkan dan ditempelkan pada
e.
l yang bergerak atau yang biasa disebut sebagai kinetic
L
Teknik ini di
dengan menimbulkan efek latar belakang yang berbeda. Beberapa
pengiklan melakukan eksperimen dengan holografi yang dapat
memproyeksikan efek tiga dimensi dari suatu panel atau pada panel
lain.
Bentu
Para ahl
keterikatan mereka pada sudut-sudut segi empat yang membuat
penampilan papan reklame menjadi kaku. Dewasa ini para desainer
menggunakan efek tiga dimensi, pelebaran horison dan vanishing lines.
Inflatables
Menggunak
papan reklame sehingga efek tiga dimensi lebih terasa. Iklan seperti ini
terlihat pada iklan kemasan rokok atau botol bir yang terbuat dari bahan
nilon yang ringan.
Gerakan.
Panel-pane
board adalah suatu panel yang terdiri dari dua atau tiga sisi yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan yang berubah-ubah sesuai
dengan bergesernya khalayak sasaran di jalan raya.
50
5. Kelemahan Iklan Luar Ruang
0) kelemahan-kelemahan iklan outdoor
outdoor tidak dapat memuat banyak pesan sekaligus yang akan
b. adap vandalisme dan cuaca.
esan iklan
d. tuk merancang, mencetak dan memamerkan
H. apan Reklame
Reklame
alah poster dalam ukuran besar. Poster dalam
ukuran
Menurut F. Jefkins (2003: 13
adalah :
a. Iklan
disampaikan pada konsumen .
Iklan outdoor sangat rentan terh
c. Kurangnya konsentrasi penonton untuk mengingat pesan-p
poster karena orang-orang yang melihat iklan tersebut, hanya melihat
iklan tersebut sambil lalu.
Waktu yang digunakan un
poster membutuhkan waktu yang cukup lama.
P
1. Definifi Papan
Papan reklame ad
besar ini didesain untuk dilihat oleh orang-orang yang melakukan
perjalanan dengan kendaraan. Para praktisi periklanan mengatakan bahwa
ada satu soal yang sangat tidak disukai dari papan reklame ini yakni
khalayak sasaran yang bergerak sementara iklan luar ruang tersebut
bersifat statis ( R. Kasali, 1992: 136).
51
2. Jenis Papan Reklame
an reklame yang umumnya digunakan dalam
kampan
dalah merupakan suatu lembaran kertas besar yang
b. langsung didesain dan
3. Penentuan Lokasi Papan Reklame
h teknis, dalam menggunakan media
luar ru
ilih hendaknya memperhatikan benar letak disebelah
kiri atau kanan jalan. Letak kiri atau kanan jalan ini berhubungan erat
Dua jenis pap
ye periklanan adalah poster panels dan painted bulletins (R.
Kasali, 1992: 137):
a. Poster panels a
dicetak sesuai dengan keinginan pemesan. Barang cetakan ini dapat
dicetak puluhan ribu untuk menghemat biaya, dan kemudian ditempel
pada panel besar yang dilengkapi dengan kaki kerangka dan bantuan
cahaya lampu. Lembaran kertas ini mirip kertas dinding yang tahan
terhadap perubahan cuaca dan gangguan hujan.
Painted bulletins adalah papan reklame yang
digambar oleh artis biro iklan di atas tempat yang telah disediakan.
Tidak sedikit lukisan yang menggunakan model terkenal tampil agak
berbeda bahkan menjadi hilang kepribadiannya karena dibuat oleh
pelukis yang tidak terbiasa membuat papan reklame.
Di samping sejumlah masala
ang juga diperlukan pengetahuan untuk menentukan titik lokasi
papan reklame. hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Arus perjalanan
Lokasi yang dip
52
dengan jarak yang ditempuh manusia di sekitar lokasi tersebut dari
tempat tinggal ke tempat bekerja.
Jenis produk
Pemilihan lokasi pada arus bera
b.
ngkat atau arus pulang kerja harus
dengan jenis produk yang akan diiklankan dan suasana
c.
media adalah
atau pengukuran jangkauan media tersebut terhadap
d.
asang untuk menjangkau orang-orang yang
maka kecepatan arus lalu lintas disekitarnya
dihubungkan
psikologis yang melingkupi jalan pikiran calon pembeli.
Jangkauan
Salah satu alat untuk mengukur efektivitas suatu
jangkauan
khalayak sasarannya. Media luar ruang mempunyai daya jangkau yang
bersifat lokal, yakni hanya daerah disekitar papan reklame itu saja.
Oleh karena itu sangat penting memilih lokasi yang memiliki sudut
pandang seluas mungkin.
Kecepatan arus lalu lintas
Karena papan reklame dip
berada di atas kendaraan,
peerlu diperhatikan. Jika jalur tersebut adalah jalur bebas hambatan,
maka papan reklame harus didesain khusus sehingga dari jauh sudah
dapat dibaca dan dikenali pesannya. Pada jalur-jalur seperti ini iklan
luar ruang sudah harus selesai dibaca dalam tempo kurang dari tujuh
detik.
53
e. ersepsi orang terhadap lokasi
apan reklame tidak hanya digunakan untuk mencapai sutu tujuan yang
tuk membangun citra. Papan reklame
f.
rang diperhatikan, yang terakhir ini merupakan kunci
enyita perhatian. Tanpa
4. Ke
p (2003: 512) papan reklame mempunyai
media promosi dibandingkan media promosi
lain
P
P
sederhana, melainkan juga un
yang tampil anggun, besar dan modern di daerah elite akan
menimbulkan persepsi bahwa pemasangnya adalah suatu perusahaan
atau produk bonafid dan dapat dipercaya. Oleh karena itu produk yang
pasar sasarannya kelas menengah keatas perlu menentukan lokasi
yang dipandang elite meski jumlah kendaraan yang lewat di sekitarnya
terbatas.
Keserasian dengan bangunan disekitarnya.
Meski ja
keberhasilan papan reklame untuk m
memperhatikan keserasian, papan reklame akan menjadi sampah kota
yang semakin menyebabkan calon pembeli sesak napas. Papan reklame
yang baik harus memperhatikan keseimbangan lingkungan yang justru
dapat mempercantik kota.
lebihan Papan Reklame
Menurut Terrence A. Shim
beberapa kelebihan sebagai
,kelebihan tersebut antara lain :
54
a. Papan reklame mempunyai daya jangkau yang luas dan tingkat
b.
c. bagai media promosi merupakan media periklanan
d. hir sebelum konsumen
5. Kelemahan Papan Reklame
yang dikemukakan oleh Rhenald Kasali
sehubun
agi pengendara sepeda motor.
kendaraan
c. e menjadi sangat efektif hanya di negara maju, karena
d. gkan si bos
e. n umum lainnya tidak memberikan ruang pandang
frekuensi yang tinggi, karena papan reklame sangat efektif untuk
menjangkau semua segmen dari populasi
Penggunaan papan reklame sebagai media promosi sangat fleksibel
secara geografis.
Papan reklame se
yang paling murah atas dasar biaya perseribu.
Papan reklame merupakan pengingat terak
membeli suatu produk.
Ada beberapa kendala
gan dengan kelemahan papan reklame sebagai media promosi,
kelemahan tersebut antara lain :
a. papan reklame hanya efektif b
b. Papan reklame efektif bagi mereka yang duduk di jok depan
roda empat.
Papan reklam
lebih banyak orang mengemudikan sendiri kendaraannya.
Di Indonesia sopir terekspos oleh papan reklame sedan
membaca koran.
Bis dan kendaraa
yang cukup bagi penumpangnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian eksploratif.
Pada penelitian eksploratif peneliti yang sifatnya terbuka dan masih mencari-
cari. Pengetahuan peneliti tentang masalah yang akan diteliti masih terlalu
tipis untuk melakukan studi deeskriptif (M. Iqbal Hasan, 2002:3)
B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
yang berlokasi di Jalan Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002. Waktu
penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2006 – 25 November 2006.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi,
yang masih aktif kuliah di Universitas Sanata Dharma.
Objek penelitian ini yang akan diteliti oleh penulis adalah :
1. Motivasi beli konsumen terhadap produk rokok merek A Mild.
2. Kekuatan persuasi iklan papan reklame .
55
56
D. Sumber Data
Data primer :
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil dari
pengisian kuesioner para responden (Husein Umar, 1997: 43). Dalam
penelitian ini digunakan data primer yaitu data tentang pengaruh kekuatan
persuasi iklan papan reklame terhadap motivasi beli konsumen pada
produk rokok A Mild di Yogyakarta.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan objek
penelitian atau faktor-faktor yang berperan di dalam penelitian atau faktor-
faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti sesuai dengan
perumusan masalah. Dalam penelitian ini maka yang menjadi variabel
penelitian adalah :
1. Variabel bebas ( independent ) adalah variabel yang mempengaruhi dan
tidak tergantung pada variabel yang lain (Sugiyono, 2003:33). Dalam hal
ini yang merupakan variabel bebas yaitu kekuatan persuasi iklan papan
reklame produk rokok A Mild .
2. Variabel terikat ( dependent ) adalah variabel yang tidak mempengaruhi
dan berhubungan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2003: 33). Dalam
hal ini yang merupakan variabel terikat yaitu motivasi beli konsumen pada
produk rokok merek A Mild
57
F. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek ataupun
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2003: 55). Dalam hal ini yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah konsumen yang melihat iklan papan reklame
rokok A Mild dan mengkonsumsi rokok A Mild.
2. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut ( Sugiyono, 2003: 55 ). Dalam hal ini yang menjadi
sampel penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma yang melihat iklan papan reklame rokok A Mild dan
mengkonsumsi rokok A Mild.
G. Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non
probability sampling, dimana semua unsur populasi tidak mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel penelitian ( tidak acak ).
Adapun jenis non probability sampling yang akan dipakai adalah Convenience
Sampling yaitu responden dengan mudah didapatkan dan dimintai
tanggapannya ( Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999: 130 ).
58
H. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data ( Suharsimi Arikunto, 2000 :134 ). Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kuesioner
Kuesioner adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini peneliti akan
menyusun dan mengedarkan kuesioner yang berisi daftar pernyataan
kepada para responden, untuk mendapatkan pernyataan dan tanggapan
mereka terhadap isi iklan produk rokok A Mild pada iklan papan
reklame di Yogyakarta. Responden diminta untuk mengisi pernyataan
yang berhubungan dengan objek yang diteliti yaitu persuasi iklan
papan reklame terhadap motivasi beli konsumen, dan tiap jawaban
diberi skor sebagai berikut :
a. Sangat setuju (SS) skor 5
b. Setuju (S ) skor 4
c. Netral (N ) skor 3
d. Tidak setuju (TS) skor 2
e. Sangat tidak setuju (STS) skor 1
2. Studi pustaka
Peneliti mencari data-data pendukung lainnya yang akan
membantu dalam penelitian yang mencangkup berbagai artikel,
59
majalah, buletin, jurnal ilmiah, internet ataupun dari berbagai sumber
yang dapat mendukung penelitian ini.
I. Tehnik Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen dimaksudkan untuk mengukur kesahihan (validitas)
dan keandalan (reliabilitas) instrumen penelitian. Pengujian dilakukan dengan
menyebarkan 100 kuesioner kepada responden.
1. Uji Kesahihan ( validitas )
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana suatu alat ukur dapat
digunakan untuk mengukur data yang dibutuhkan didalam suatu penelitian.
Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari
masing-masing item dengan skor total dengan menggunakan teknik
korelasi product moment (Sutrisno Hadi, 2001: 44). Adapun rumus yang
digunakan adalah :
( ) ( )
( ) ( ) ⎟⎠⎞⎜
⎝⎛ ∑Υ−∑ΥΝ⎟⎠⎞⎜
⎝⎛ ∑Χ−ΝΧ
∑ ∑ΥΧ−∑ΧΥΝ=
2222xyr
keterangan : rxy : koefisien korelasi product moment
N : Jumlah subjek
X : Skor butir
Y : Nilai dari total variabel
Apabila nilai rhitung (rxy) yang diperoleh lebih besar dari rtabel, maka berarti
ada korelasi yang nyata antara kedua variasi tersebut dan dapat dikatakan
alat pengukur yang digunakan valid. Namun apabila nilai rhitung yang
60
diperoleh lebih kecil atau sama dengan nilai dari rtabel maka alat pengukur
yang digunakan tidak valid.
2. Uji keandalan (reliabilitas )
Uji keandalan atau uji reliabilitas yaitu pengujian yang digunakan untuk
mengukur tingkat kestabilan dari penggunaan teknis belah dua dengan
mengembangkan item-item kuisioner menjadi dua kelompok (Sutrisno
Hadi, 2001: 43). Untuk mengukur reliabilitas digunakan tehnik belah dua,
yaitu membagi pernyataan yang valid menjadi dua belah kelompok antara
kelompok item yang bernomor ganjil dengan kelompok item yang
bernomor genap. Langkah selanjutnya yang digunakan adalah mencari
koefisien korelasi “product moment” kemudian dimasukkan ke dalam
rumus korelasi “spearman brown”. Rumus yang digunakan untuk
menghitung reliabilitas kuesioner adalah sebagai berikut:
Tahap pertama dengan menggunakan rumus korelasi product moment
(Sutrisno Hadi,1991: 44):
( ) ( )( ) ( ) ⎟
⎠⎞⎜
⎝⎛ ∑Υ−∑ΥΝ⎟⎠⎞⎜
⎝⎛ ∑Χ−ΝΧ
∑ ∑ΥΧ−∑ΧΥΝ=2222
xyr
keterangan :
rxy : koefisien korelasi item bernomor ganjil dengan item
bernomor genap.
N : Jumlah Sampel
X : Nilai Item Bernomor Ganjil
Y : Nilai Item Bernomor Genap
61
Tahap kedua dengan menggunakan rumus korelasi “ Spearman Brown”
(Sutrisno Hadi, 1991: 44) :
( )( )xy
xyxx r
r+
=12r
keterangan : rxx : koefisien Spearman Brown
rxy : koefisien korelasi item bernomor ganjil dan genap
Apabila rxy lebih besar dari rtabel, maka berarti kuesioner sebagai alat pengukur
telah memenuhi syarat reliabilitas. Begitu pula sebaliknya, apabila rxy lebih
kecil atau sama dengan nilai rtabel maka berarti kuesioner tersebut tidak
memenuhi syarat reliabilitas.
J. Tehnik Analisa Data
1. Analisis Crosstab/ Tabulasi Silang
Tehnik Analisis Crosstab digunakan untuk menampilkan tabulasi silangantara
variabel-variabel dalam kolom atau baris. Penggunaan Crosstab sangat
mendukung apabila variabel ini mempunyai bentuk kategori.
Kategori yang digunakan adalah berdasarkan mean variabel x dan variabel y,
dimana pada variabel x:
Kategori tinggi : > mean x (37,17)
Kategori rendah : ≤ mean x (37,17)
62
Pada variabel y:
Kategori tinggi: > mean y (30,08)
Kategori rendah: ≤ mean y (30,08)
Kemudian dari kategori tersebut, data yang tersedia kemudian dicrosstabkan
berdasarkan karakteristik responden yang ada. Hasil dari analisis tersebut
kemudian dideskeriptifkan/ dipaparkan menurut interpretasi peneliti.
63
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat PT HM Sampoerna Tbk
Berbicara tentang rokok A Mild maka tak lepas dari perjalanan
sejarah PT HM Sampoerna yang membuat rokok ini menjadi terkenal di
Indonesia. Perjalanan sejarah PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (PT HM
Sampoerna) berawal dari tahun 1913 ketika seorang imigran di Surabaya,
Liem Seeng Tee membuat dan menjual rokok kretek lintingan tangan dengan
campuran cengkeh yang kini menjadi merek terkemuka di Indonesia, yaitu Dji
Sam Soe.
PT HM Sampoerna merupakan salah satu perusahaan rokok di
Indonesia yang tumbuh dengan pesat. Produk-produk andalan PT HM
Sampoerna seperti Dji Sam Soe dan A Mild merupakan pemimpin pasar dalam
segmen kelas atas, sedangkan Sampoerna Hijau bersaing di dalam segmen
pasar kelas menengah. PT HM Sampoerna merupakan perusahaan rokok
pertama yang memperkenalkan rokok kretek rendah tar rendah nikotin di
Indonesia dan telah mengembangkan segmen pasar ini menjadi segmen pasar
yang paling berkembang pesat selama dekade terakhir.
Pada bulan Mei 2005 PT Philip Morris Indonesia yang merupakan
afiliasi dari Philip Morris Internasional telah mengakuisisi saham PT HM
Samporna Tbk sebesar 98 %. Perubahan pemilikan ini menjadi salah satu
moment penting dalam perjalanan sejarah Sampoerna. PT HM Sampoerna
64
memiliki 5 pabrik rokok yang beroperasi di Jawa Timur, pabrik utama berada
diwilayah Pandaan, sedangkan 4 pabrik yang lainnya berada di Surabaya dan
Malang.
B. Gambaran Umum Rokok A Mild
A Mild adalah salah satu merek rokok andalan keluaran PT HM
Sampoerna. Tbk selain produk rokok merek Dji Sam Soe dan Sampoerna
Hijau. A Mild termasuk didalam kategori rokok SKM LTLN yang merupakan
singkatan dari Sigaret Kretek Mesin- Low Tar Low Nicotine. A Mild adalah
rokok yang dibuat memakai mesin dan menggunakan bahan baku campuran
antara tembakau dan cengkeh berkualitas dan mempunyai kandungan tar dan
nikotin yang lebih rendah dari jenis rokok yang lain.
A Mild merupakan pionir rokok rendah tar dan nikotin di Indonesia
dan diluncurkan pertama kali pada tahun 1989 dengan kandungan 14 Mg tar
dan 1,0 Mg nikotin per-pack-nya. A Mild merupakan rokok pertama yang
mendobrak pasar Indonesia dengan model rokok yang lebih slim (ramping)
dibandingkan dengan jenis roko yang lain. Dikatakan ramping sebab rokok A
Mild hanya mempunyai circumference atau keliling lingkaran perbatang
sebesar 22 mm dan memiliki total panjang perbatang 90 mm. Selain itu
kelebihan rokok A Mild juga terletak pada kemasan rokok (pack) yang
digunakan. Kemasan rokok A Mild terdiri atas 2 jenis yaitu kemasan kecil
yang berisi 12 lasermild dan kemasan besar yang berisi 16 lasermild. Pada
bagian belakang kemasan pack rokok A Mild terkadang digunakan sebagai
65
media promosi yang diselenggarakan oleh A Mild Live Production contoh
yang nyata adalah pada saat A Mild menyelenggarakan konser musik 40 kota
yang bertema “Rock In Love” yang menampilkan grup band Radja dan Ratu.
Selain itu keunggulan rokok A Mild juga terlihat didalam
mengkampanyekan produknya, karena didalam mengkampanyekan produknya
rokok A Mild selalu tampil dengan cara yang berbeda melalui kampanye kata-
kata yang unik, kreatif sekaligus provokatif. Iklan A Mild dikatakan provokatif
karena secara tidak langsung iklan ini berbicara dan mengkampanyekan suatu
kritik sosial (Bukan Basa-Basi Campaign ) didalam masyarakat yang
seringkali dikeluhkan oleh masyarakat kelas bawah. Di dalam kampanye
tersebut terdapat kalimat-kalimat yang terkadang menimbulkan perasaan
surprise, tidak percaya, lucu dan lain-lain. Menurut A-Mild iklan tersebut
dibuat untuk mengarahkan kampanye ke perasaan atau emosi orang yang
melihatnya atau biasa disebut dengan istilah Attitude Campaign
Iklan A-MILD dibuat oleh Enda Nasution seorang copywriter dari
perusahaan advertising Ogilvy & Mather Jakarta. Keunggulan dari iklan A-
Mild yang terletak pada kata-kata kreatif merupakan perwujudan dari buah
pikirannya. Ia pun menerima penghargaan Indonesian Ad Award tahun 2001
dan tahun 2002 secara berturut-turut untuk iklan A-Mild. Selain itu pada tahun
2002 ia pun mendapatkan Clio Advertising Award serta dinobatkan sebagai
“The Hottest Creative Person” se-Asia oleh Campaign Brief Asia secara
berturut-turut pada tahun 2002 dan 2003. Adapun beberapa contoh tema
kampanye iklan A Mild yang pernah digunakan dalam Bukan Basa-Basi
66
Campaign adalah: Ringan Sama Dijinjing Berat Elo yang Tanggung, Plintat-
Plintut Makan Hati, Others Can Only Follow, Daripada Curang Mendingan
Ganti Peraturannya, dan yang tengah dikampanyekan saat ini adalah bertema
“Masih Ada Celah Kok Nyerah ?” yang merupakan gambaran kritik sosial
semakin sempitnya kesempatan kerja di Indonesia dan banyaknya
pengangguran terdidik di Indonesia. Sebagai buah dari kekreatifan yang
ditunjukkan oleh perusahaan dan kreator iklan A Mild maka Iklan dan produk
A Mild pun memperoleh banyak penghargaan dan prestasi antara lain :
1. Best TV Commercial pada Citra Adi Pariwara 2002.
2. Best Print Advertising pada Citra Adi Pariwara 2002.
3. Best Cigarrete Commercial pada Citra Adi Pariwara 2002.
4. Indonesian Best Brand Award selama 3 tahun berturut-turut (2002-2004)
dari Majalah Swa dan Mars.
5. Indonesian Customer Loyalty Award pada tahun 2005 dari Majalah Swa
dan Mars.
6. Iklan Berbahasa Indonesia Terbaik menurut majalah Prospek Biz.
C. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma
Rencana mendirikan suatu perguruan tinggi keguruan lahir ketika Prof.
Moh. Yamin, SH. menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Sampai pada waktu itu pendidikan khusus
guru-guru SMTP dan SMU dilaksanakan oleh kursus B I dan B II yang
didirikan di berbagai kota diseluruh Indonesia. Inisiatif tersebut menarik bagi
67
gereja yang pada saat itu Ordo Societas Jesu ( SJ ) atau yang lebih dikenal
sebagai Serikat Yesus telah membuka program kursus B I dan B II di Wilayah
Jawa Tengah yaitu di Kota Yogyakarta dan Semarang.
Kemudian oleh Pater Koster ketiga tempat kursus milik Jesuit yang sudah
ada digabungkan menjadi satu sehingga lahirlah PTPG Sanata Dharma pada
tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan pada tanggal 17 Desember 1955.
Pada bulan November 1958 PTPG Sanata Dharma berubah menjadi FKIP
Sanata Dharma yang merupakan bagian dari Universitas Katolik cabang DIY.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga pendidik maka pada
tanggal 1 September 1965 FKIP Sanata Dharma berubah menjadi IKIP Sanata
Dharma sesuai dengan SK Menteri PTIP No. 237/ B-Swt/ U/ 1965. Pada
tanggal 20 April 1993 berdasarkan SK Mendikbud Republik Indonesia No. 46
/ D/ 0/ 1993 IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi USD hingga
sekarang dan mempunyai 8 Fakultas yaitu : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Fakultas Ekonomi, Fakultas MIPA, Fakultas Sastra, Fakultas
Teknik, Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi, Fakultas Teologi.
Dalam upaya ikut mencerdaskan bangsa, Universitas Sanata Dharma
menyelenggarakan pendidikan yang memungkinkan peserta didik memadukan
berbagai dimensi yaitu nilai-nilai intelektualitas dengan semangat humanitas
sehingga peserta didik mempunyai kepribadian yang matang, integritas moral
yang tinggi, kemampuan berpikir yang kritis dan wawasan kebangsaan yang
luas.
68
1. Visi Universitas Sanata Dharma
Adapun visi Universitas Sanata Dharma didalam penyelenggaraan
pendidikan adalah:
a. Universitas terdorong unuk mencari, menemukan dan mengungkapkan
kebenaran sejati secara obyektif dengan kebebasannya. Hal ini disadari
pada pengakuan akan kebaikan hakiki dunia seagai ciptaan Allah yang
harus dipelajari, diselidiki, dan direnungkan maknanya serta dibangun
dan dilestarikan demi kesejahteraan umat manusia dan demi kemuliaan
Allah yang lebih besar.
b. Menyadari peran penting generasi muda didalam mewujudkan masa
depan bangsa Indonesia, Universitas Sanata Dharma merasa terpanggil
untuk memberikan sumbangan positif kepada usaha pengembangan
pikiran, hati dan kehendak kaum muda dengan maksud membangkitkan
potensi mereka untuk secara aktif dan kreatif ikut membangun
masyarakat pluralistis yang adil, demokratis dan sejahtera.
c. Usaha pengembangan itu disadari pada nilai kebangsaan dan
kebudayaan nasional seperti yang terungkap didalam Pancasila dan
UUD 1945, pada visi Kristiani mengenai martabat manusia ciptaan
Allah, tanggung jawab sosialnya serta tujuannya yang luhur dan pada
spiritual Ignatian yang terwujud didalam arah pendidikan Serikat Yesus
seperti menjadi manusia bagi sesama, perhatian pribadi, semangat
keunggulan dan dialogis.
69
2. Misi Universitas Sanata Dharma
Misi Universitas Sanata dalam bidang pendidikan adalah:
a. Mengembangkan universitas yang dapat memadukan nilai
intelektualitas dan humanitas.
b. Mengembangkan universitas menjadi hati nurani kritis masyarakat.
c. Menyelenggarakan penelitian terutama untuk lebih menggali secara
kritis kebenaran manusiawi dan lebih mengembangkan martabat
manusia.
d. Mengembangkan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan untuk
dapat menemukan kebenaran sejati berdasarkan pada etika keilmuan
e. Menyelenggarakan pendidikan yang humanis dengan semangat dialogis
yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, dan spiritual
secara terpadu.
f. Membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa dan
dapat berguna bagi masyarakat.
g. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus membantu
mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan sosial terhadap
masyarakat.
h. Mempersiapkan tenaga kepemdidikan profesional baik dalam bidang
keilmuan ataupun dalam bidang kependidikan demi meningkatkan
mutu pendidikan
70
D. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi
Memasuki era globalisasi, tantangan yang harus dihadapi para pelaku
bisnis semakin berat, persaingan semakin ketat. Sementara itu peran dan
pengetahuan konsumen semakin tinggi sehingga setiap kegiatan bisnis hanya
akan sukses apabila memperhatikan selera konsumen dan kepentingan
masyarakat luas. Untuk menjawab tantangan ini, Universitas Sanata Dharma
memfokuskan misinya dengan membuka Fakultas Ekonomi Jurusan/ Prodi
Manajemen dan Akuntansi. Ini bertujuan agar dapat menghasilkan calon-calon
profesional pada bidangnya yang mempunyai kemampuan untuk mengelola
dan mengembangkan perusahaan atau lembaga tempat ia bekerja ( Buku
Laporan Tahunan Rektorat pada Peringatan Dies Natalis ke- 47 Sanata
Dharma, 2002: 1-10).
Adapun visi dan misi yang menjadi komitmen Fakultas Ekonomi
USD adalah menampilkan diri sebagai business school yang menjunjung
tinggi nilai-nilai akademik dan humanistik dan menghasilkan sarjana ekonomi
(akuntansi dan manajemen) yang profesional dengan memiliki integritas,
bersumber pada moral dan spirit kristiani melalui proses character building.
Untuk para mahasiswa lulusan diharapkan dapat mengisi kebutuhan tenaga
penyedia informasi yang akurat, lengkap dan tepat waktu yang berguna untuk
pengambilan keputusan bisnis. Penyelenggaraan program pendidikan S1
dalam bidang akuntansi bertujuan untuk :
71
1. Menghasilkan tenaga profesional di bidang akuntansi.
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki nilai lebih dalam mengelola
informasi keuangan yaitu mampu memanfaatkan teknologi informasi
secara memadai dalam menjawab perkembangan dan perubahan dunia
bisnis.
3. Menghasilkan lulusan yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi
dirinya dan masyarakat sekitar.
4. Menghasilkan tenaga profesional daam bidang penyediaan informasi
keuangan yang akurat, lengkap dan tepat waktu yang berguna untuk
pengambilan keputusan bisnis.
5. Menyiapkan lulusan memasuki dunia kerja baik sebagai internal auditor
maupun eksternal auditor dengan memberi bekal pemahaman bidang audit
lebih banyak.
Bagi mahasiswa jurusan manajemen disiapkan untuk menjadi calon
manajer profesional yang mampu mengelola dan mengembangkan perusahaan
atau lembaga tempat ia bekerja dan memiliki tujuan pendidikan sebagai
berikut :
1. Berkepribadian matang , tanggung jawab dan dedikasi tinggi.
2. Etika bisnis.
3. Berwawasan global dan peduli terhadap lingkungan.
4. Integritas moral .
72
Agar tujuan yang ingin dicapai oleh mahasiswa dan lembaga pendidikan
terwujud, maka Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma membentuk
pusat pengembangan yang terdiri atas :
1. Pusat Pengembangan Akuntansi (PPA)
2. Pusat Pengembangan Manajemen (PPM)
3. Pusat Pengembangan Ekonomi (PPE)
Secara umum PPA, PPM, dan PPE bertujuan untuk:
a. Meningkatkan kualitas dosen dan mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma melalui kegiatan-kegiatan akademik berupa
penelitian, seminar dan diskusi ilmiah, penulisan artikel, penulisan model
pelatihan, penulisan diktat, penulisan buku dan lain-lain.
b. Mewadahi kebutuhan aktualisasi dari dosen dan mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
c. Mengembangkan citra Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
sebagai sebuah business school.
d. Merintis PPA, PPM, dan PPE sebagai profit centers bagi Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
e. Memberikan pelayanan pada masyarakat umum dengan outreach
programs.
f. Membangun network dengan pihak-pihak di luar kampus.
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Desain Penelitian
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai analisis data penelitian. Dalam
penelitian ini digunakan kuesioner untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan. Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah 100 eksemplar dan
semuanya kembali. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 4 bagian. Bagian
pertama adalah surat permohonan pengisian kuesioner, bagian kedua adalah
data responden yang terdiri atas nomor urut responden, jenis kelamin
responden, prodi yang diambil oleh responden, angkatan tahun kuliah
responden, status tempat tinggal responden, uang saku perbulan responden.
Bagian ketiga adalah 10 pernyataan yang berhubungan dengan tanggapan
responden terhadap kekuatan persuasi iklan reklame produk rokok A Mild dan
bagian keempat adalah 10 pernyataan yang diajukan pada responden berkaitan
dengan motivasi beli konsumen terhadap produk A Mild.
B. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji seberapa jauh suatu alat ukur
mengukur apa yang diukur. Uji validitas dalam penelitian ini
menggunakan teknik korelasi Pearson product moment. Jika angka
perhitungan lebih besar daripada angka kritik tabel korelasi maka dengan
73
74
taraf signifikansi 5 %, maka pernyataan tersebut dapat dinyatakan valid
atau signifikan (Sutrisno Hadi, 2001: 44).
Tabel V.1
Hasil Uji Validitas ButirPernyataan Variabel Kekuatan Persuasi Iklan
Butir rhitung rtabel Keterangan
1
2
3
4
5
6
0,560
0,561
0,658
0,5290
0,427
0,660
0,187
0,187
0,187
0,187
0,187
0,187
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber : Lampiran halaman 118
Tabel V.1 menunjukkan bahwa rhitung masing-masing butir pernyataan
lebih besar daripada rtabel. Hal ini berarti butir-butir pernyataan pada
variabel kekuatan persuasi papan iklan reklame konsumen dapat
dinyatakan valid.
Tabel V.2
Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian Motivasi Beli Konsumen
Butir rhitung rtabel Keterangan
1
2
3
4
5
6
0,677
0,667
0,549
0,577
0,636
0,795
0,187
0,187
0,187
0,187
0,187
0,187
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber : Lampiran halaman 119
75
Dari tabel V.2 dapat dilihat bahwa rhitung masing-masing butir pernyataan
lebih besar daripada rtabel. Hal ini berarti butir-butir pernyataan yang
terdapat pada variabel motivasi beli konsumen dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur stabililitas dan
konsistensi dari alat pengukur yang digunakan sehingga memberikan hasil
yang relatif konsisten jika pengukuran tersebut diulangi. Uji reliabilitas
dalam penelitian ini menggunakan teknik belah dua dengan
mengembangkan item-item kuesioner menjadi 2 kelompok, yaitu item
kelompok bernomor ganjil dan item kelompok bernomor genap. Suatu
instrumen dikatakan reliabel (andal) apabila nilai koefisien reliabilitas (rxx)
lebih besar bila dibandingkan dengan rtabel (Sutrisno Hadi, 2001: 45).
Adapun hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:
Tabel V.3
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Variabel rxx rtabel keterangan
Kekuatan Persuasi Iklan
Motivasi Beli Konsumen
0,814
0,650
0,187
0,187
Reliabel
Reliabel
Sumber : Lampiran halaman 118 dan 119
Pada tabel ini dapat dilihat bahwa semua variabel memiliki nilai koefisien
reliabilitas (rxy) lebih besar daripada rtabel. Hal ini berarti bahwa semua
variabel dapat dinyatakan reliabel.
76
C. Profil Responden
Berikut penulis menyajikan data mengenai profil responden yang disajikan
dalam bentuk tabel seperti berikut:
1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel V.4 berikut ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden (79 %) berjenis kelamin pria dari jumlah sampel 100 responden.
Sedangkan sisanya (21 %) adalah berjenis kelamin wanita.
Tabel V.4
Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah Responden No Jenis Kelamin
Angka Persentase (%)
1 Pria 79 79 %
2 Wanita 21 21 %
Total 100 100 %
Sumber : Lampiran halaman 116
2. Profil Responden Berdasarkan Program Studi yang Diambil
Pada tabel V.5 berikut ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berasal dari mahasiswa prodi manajemen USD (70%) . Sisanya
berasal dari prodi akuntansi adalah (30 %) dari total 100 responden.
77
Tabel V. 5
Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Prodi yang Diambil
Jumlah responden No Prodi
Angka Persentase (%)
1 Manajemen 70 70 %
2 Akuntansi 30 30 %
Total 100 100 %
Sumber : Lampiran halaman 116
3. Profil responden berdasarkan Tahun Angkatan Kuliah
Dari tabel V.6 ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
adalah mahasiswa ekonomi USD adalah angkatan 2004 (30 %),
mahasiswa angkatan 2002 (25 %). Mahasiswa angkatan 2001 (15 %),
mahasiswa angkatan 2003 (13 %), mahasiswa angkatan 2005 (9 %) dan
yang paling rendah adalah mahasiswa angkatan 2000 (8 %).
Tabel V.6
Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Angkatan Kuliah
Jumlah responden No Tahun
Angkatan angka persentase (%)
1 2000 8 8 %
2 2001 15 15 %
3 2002 25 25 %
4 2003 13 13 %
5 2004 30 30 %
6 2005 9 9 %
Total 100 100 %
Sumber: Lampiran halaman 116
78
4. Profil responden berdasarkan status tempat tinggal
Pada tabel V.7 ini menunjukkan sebagian besar responden (45 %)
adalah anak kost, responden yang tinggal dengan orangtua mereka (26 %),
responden yang bertempat tinggal dengan mengontrak rumah (15 %),
responden yang berbertempat tinggal dengan ikut sanak famili (14 %).
Tabel V.7
Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal
Jumlah Responden No Tempat Tinggal
Angka Persentase (%)
1 Sewa/ kontrak 15 15 %
2 Kost 45 45 %
3 Rumah orangtua 26 26 %
4 Rumah saudara/ famili 14 14 %
Total 100 100 %
Sumber : Lampiran halaman 116
5. Profil Responden Berdasarkan Uang Saku Perbulan
Pada tabel V.8 ini menunjukkan sebagian besar responden
mempunyai rentang uang saku berkisar antara Rp500.000,- sampai dengan
Rp 1000.000,- perbulan (45 %). Responden yang mempunyai uang saku
kurang dari Rp 500.000,-perbulan (30 %) dan sisanya responden yang
mempunyai uang saku diatas Rp 1000.000,-(25 %) dari 100 responden.
79
Tabel V.8
Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Besarnya Uang Saku Perbulan
Jumlah responden No Uang saku perbulan
Dalam angka persentase (%)
1 < Rp 500.000,- 30 30 %
2 Rp 500.000,- s/d Rp 1000.000,- 45 45 %
3 > Rp 1000.000,- 25 25 %
Total 100 100%
Sumber: Lampiran halaman 117
D. Analisis Data
1. Analisis Crosstab pada variabel X (Kekuatan Persuasi Iklan Papan
Reklame).
Analisis Crosstab pada variabel x digunakan untuk mengetahui
berapa jumlah responden berdasarkan karakteristik yang ada terpengaruh
oleh variabel x yaitu kekuatan persuasi iklan papan reklame. Berdasarkan
hasil penelitian maka dapat diketahui sebagai berikut:
a. Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil analisis dengan metode crosstab pada tabel V.9
maka dapat diketahui karakteristik responden yang mempunyai tingkat
intensitas tinggi terhadap iklan papan reklame adalah pria (46 %) dan
tingkat intensitas rendah adalah 36%. Karakteristik wanita yang
mempunyai intensitas tinggi adalah 6 % dan tingkat intensitas rendah
adalah 15%. Tingkat intensitas wanita terhadap iklan papan reklame
rokok A Mild cenderung rendah karena dimungkinkan wanita tidak
menyenangi hal-hal yang berkaitan dengan rokok yang dianggap
merusak kesehatan
80
Tabel V.9
Tabel Crosstab Variabel X Terhadap Karakteristik Jenis Kelamin
Crosstab
36 43 79
40.3 38.7 79.0
15 6 21
10.7 10.3 21.0
51 49 100
51.0 49.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 Pria
2 Wanita
Jenis Kelamin
Total
1 Rendah 2 Tinggi
X Kekuatan PersuasiIklan Papan Reklame
Total
Sumber : Lampiran halaman 120
b. Berdasarkan Karakteristik Program Studi yang Diambil
Berdasarkan hasil dari analisis crosstabs pada table V.10 maka dapat
diketahui bahwa Jurusan Manajemen mempunyai intensitas tinggi
terhadap iklan papan reklame rokok A Mild adalah 38% dan intensitas
rendah terhadap papan reklame iklan rokok A Mild adalah 32%. Pada
Jurusan Akuntansi yang mempunyai intensitas tinggi terhadap papan
reklame adalah 11% dan intensitas rendah adalah 19%.
Tabel V. 10 Tabel Crosstab Variabel X Terhadap Karakteristik Program Studi
Crosstab
32 38 70
35.7 34.3 70.0
19 11 30
15.3 14.7 30.0
51 49 100
51.0 49.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 Manajemen
2 Akuntansi
Programstudi
Total
1 Rendah 2 Tinggi
X Kekuatan PersuasiIklan Papan Reklame
Total
Sumber:Lampiran halaman 121
81
c. Berdasarkan Karakteristik Angkatan Tahun Kuliah
Berdasarkan dari hasil analisis crosstab pada tabel V.11, maka dapat
diketahui pada tiap angkatan mahasiswa yang memiliki intensitas tinggi
dan intensitas yang rendah terhadap iklan papan reklame rokok A Mild
adalah sebagai berikut:
Pada angkatan 2000 responden yang mempunyai ketertarikan tinggi
terhadap iklan A Mild adalah 6 % dan ketertarikan rendah adalah 2 %.
Pada angkatan 2001 yang mempunyai ketertarikan tinggi adalah 10 %
dan ketertarikan rendah adalah 5 %. Pada angkatan 2002 yang
mempunyai ketertarikan tinggi adalah 11 % dan ketertarikan rendah
adalah 13 %. Pada angkatan 2003 responden yang memiliki
ketertarikan tinggi adalah 6 % dan yang memiliki ketertarikan rendah
adalah 9 %. Pada angkatan 2004 responden yang memiliki ketertarikan
tinggi adalah 11 % dan yang memiliki ketertarikan rendah adalah 18 %.
Pada angkatan 2005 responden yang memiliki ketertarikan tinggi
adalah 5 % dan ketertarikan rendah adalah 4 %.
82
Tabel V. 11
Tabel Crosstab Variabel X Terhadap Karakteristik Angkatan
Tahun Kuliah
Crosstab
2 6 8
4.1 3.9 8.0
5 10 15
7.7 7.4 15.0
13 11 24
12.2 11.8 24.0
9 6 15
7.7 7.4 15.0
18 11 29
14.8 14.2 29.0
4 5 9
4.6 4.4 9.0
51 49 100
51.0 49.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 thn 2000
2 thn 2001
3 thn 2002
4 thn 2003
5 thn 2004
6 thn 2005
TahunAngkatan
Total
1 Rendah 2 Tinggi
X Kekuatan PersuasiIklan Papan Reklame
Total
Sumber: Lampiran halaman: 122
d. Berdasarkan Karakteristik Tempat Tinggal
Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan analisis Crosstab, maka
hasilnya terlihat seperti pada tabel V.12 adalah sebagai berikut:
Pada responden yang bertempat tinggal sewa, responden yang
mempunyai ketertarikan tinggi terhadap iklan A Mild adalah 6% dan
ketertarikan rendah adalah 9 %. Pada responden yang bertempat tinggal
kost responden yang mempunyai ketertarikan tinggi adalah 22 % dan
ketertarikan rendah adalah 23 %. Pada responden yang bertempat
tinggal rumah sendiri yang mempunyai ketertarikan tinggi adalah 13 %
83
dan ketertarikan rendah adalah 13 %. Pada responden yang bertempat
tinggal ikut rumah saudara, yang memiliki ketertarikan tinggi adalah
8% dan yang memiliki ketertarikan rendah adalah 6 %,
Tabel V. 12
Tabel Crosstab Variabel X Terhadap Karakteristik Tempat
Tinggal
Crosstab
9 6 15
7.7 7.4 15.0
23 22 45
23.0 22.1 45.0
13 13 26
13.3 12.7 26.0
6 8 14
7.1 6.9 14.0
51 49 100
51.0 49.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 Sewa
2 Kost
3 Rumah Sendiri
4 Rumah Saudara
StatusTempatTinggal
Total
1 Rendah 2 Tinggi
X Kekuatan PersuasiIklan Papan Reklame
Total
Sumber: Lampiran halaman 123
e. Berdasarkan Karakteristik Uang Saku Perbulan
Berdasarkan pada tabel V.13 maka hasil penelitian berdasarkan analisis
Crosstab adalah sebagai berikut: Pada responden yang memiliki uang
saku < Rp 500 ribu responden yang mempunyai ketertarikan tinggi
terhadap iklan A Mild adalah 12% dan ketertarikan rendah adalah 18
%. Pada responden yang memiliki uang saku Rp 500 ribu – Rp 1 juta
responden yang mempunyai ketertarikan tinggi adalah 22 % dan
ketertarikan rendah adalah 23 %. Pada responden yang memiliki uang
saku > Rp 1 juta responden yang mempunyai ketertarikan tinggi adalah
15 % dan ketertarikan rendah adalah 10 %,
84
Tabel V. 13
Tabel Crosstab Variabel X Terhadap Karakteristik Uang Saku
Crosstab
18 12 30
15.3 14.7 30.0
23 22 45
23.0 22.1 45.0
10 15 25
12.8 12.3 25.0
51 49 100
51.0 49.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 < Rp. 500.000
2 Rp. 500.000 -Rp. 1.000.000
3 > Rp.1.000.000
UangSaku/Bln
Total
1 Rendah 2 Tinggi
X Kekuatan PersuasiIklan Papan Reklame
Total
Sumber: lampiran halaman 124
2. Analisis Crosstab pada variabel Y (Motivasi Beli Konsumen).
Analisis Crosstab pada variabel Y digunakan untuk mengetahui
berapa jumlah responden berdasarkan karakteristik yang ada terpengaruh
oleh variabel Y yaitu kekuatan motivasi beli konsumen terhadap produk
rokok A Mild. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui sebagai
berikut:
a. Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan pada tabel V.14 maka hasil penelitian berdasarkan analisis
Crosstab adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analisis crosstab maka diketahui bahwa berdasarkan
karakteritik jenis kelamin responden, sebagian besar responden yang
memiliki motivasi tinggi untuk membeli produk A Mild adalah pria
(41%) dengan motivasi rendah 38 %. Pada wanita, responden yang
85
memiliki motivasi tinggi adalah 11 % dengan motivasi rendah
sebanyak 10 %. Responden pria cenderung mempunyai motivasi yang
tinggi karena dimungkinkan responden pria merasa lebih percaya diri
bila merokok, sebaliknya pada responden wanita cenderung rendah
karena wanita dimungkinkan dibatasi oleh norma-norma sosial dan
budaya yang ada dalam masyarakat.
Tabel V. 14
Tabel Crosstab Variabel Y Terhadap Karakteristik Jenis Kelamin
Crosstab
38 41 79
37.9 41.1 79.0
10 11 21
10.1 10.9 21.0
48 52 100
48.0 52.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 Pria
2 Wanita
Jenis Kelamin
Total
1 Rendah 2 Tinggi
Y Motivasi BeliKonsumen
Total
Sumber: lampiran halaman 125
b. Berdasarkan Karakteristik Program Studi yang Diambil
Berdasarkan pada tabel V.15 maka hasil penelitian berdasarkan analisis
Crosstab adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analisis crosstab maka diketahui bahwa berdasarkan
karakteritik program studi yang diambil responden sebagian besar yang
memiliki motivasi tinggi untuk membeli produk A Mild adalah berasal
dari prodi manajemen (41 %) dan memiliki motivasi rendah adalah
29%. Pada jurusan akuntansi responden yang memiliki motivasi tinggi
adalah 11% dan memiliki motivasi rendah 19 %.
86
Tabel V. 15
Tabel Crosstab Variabel Y Terhadap Karakteristik Program Studi
Crosstab
29 41 70
33.6 36.4 70.0
19 11 30
14.4 15.6 30.0
48 52 100
48.0 52.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 Manajemen
2 Akuntansi
Programstudi
Total
1 Rendah 2 Tinggi
Y Motivasi BeliKonsumen
Total
Sumber: lampiran halaman 126
c. Berdasarkan Karakteristik Angkatan Tahun Kuliah
Berdasarkan pada tabel V.16 maka hasil penelitian berdasarkan analisis
Crosstab adalah sebagai berikut: berdasarkan hasil analisis crosstab
maka diketahui bahwa berdasarkan karakteritik angkatan tahun kuliah
maka diketahui bahwa mahasiswa yang termotivasi untuk membeli
produk A Mild dari angkatan 2000 adalah adalah 6 % dan motivasi beli
yang rendah sebanyak 2 %. Pada angkatan 2001 responden yang
memiliki motivasi beli tinggi 10 % dan memiliki motivasi rendah adalah
5 %. Pada mahasiswa angkatan 2002 yang memiliki motivasi tinggi
adalah 8 % dan memiliki motivasi rendah adalah 16 %. Pada mahasiswa
angkatan 2003 yang memiliki motivasi tinggi adalah 8 % dan yang
memiliki motivasi rendah adalah 7 %. Pada mahasiswa angkatan 2004
mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi adalah 16 % dan memiliki
motivasi rendah adalah 13 %. Pada mahasiswa angkatan 2005 yang
87
memiliki motivasi tinggi adalah 4 % dan yang memiliki motivasi rendah
adalah 5 % .
Tabel V. 16
Tabel Crosstab Variabel Y terhadap Angkatan Tahun Kuliah
Crosstab
2 6 8
3.8 4.2 8.0
5 10 15
7.2 7.8 15.0
16 8 24
11.5 12.5 24.0
7 8 15
7.2 7.8 15.0
13 16 29
13.9 15.1 29.0
5 4 9
4.3 4.7 9.0
48 52 100
48.0 52.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 thn 2000
2 thn 2001
3 thn 2002
4 thn 2003
5 thn 2004
6 thn 2005
TahunAngkatan
Total
1 Rendah 2 Tinggi
Y Motivasi BeliKonsumen
Total
Sumber: lampiran halaman 127
d. Berdasarkan Karakteristik Tempat Tinggal
Berdasarkan pada tabel V.17 maka hasil penelitian berdasarkan analisis
Crosstab berdasarkan karakteritik status tempat tinggal: Pada responden
yang bertempat tinggal sewa, responden yang memiliki motivasi tinggi
adalah 8% dan motivasi rendah adalah 7 %. Bertempat tinggal kost,
responden yang memiliki motivasi beli tinggi adalah 25 % dan motivasi
beli tinggi adalah 20 %. Berstatus tinggal di rumah sendiri, responden
yang memiliki motivasi beli tinggi 9 % dan yang memiliki motivasi beli
rendah adalah 17 %. Bertempat tinggal di rumah saudara yang memiliki
88
motivasi beli tinggi adalah 10 % dan memiliki motivasi beli rendah
adalah 4 %. Responden yang mempunyai bertempat tinggal kost
mempunyai intensitas yang tinggi terhadap motivasi membeli rokok A
Mild dimungkinkan karena responden yang bertempat tinggal kost
mempunyai kebebasan aturan dibandingkan responden yang lain.
Tabel V. 17
Tabel Crosstab Variabel Y terhadap Tempat Tinggal
Crosstab
7 8 15
7.2 7.8 15.0
20 25 45
21.6 23.4 45.0
17 9 26
12.5 13.5 26.0
4 10 14
6.7 7.3 14.0
48 52 100
48.0 52.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 Sewa
2 Kost
3 Rumah Sendiri
4 Rumah Saudara
StatusTempatTinggal
Total
1 Rendah 2 Tinggi
Y Motivasi BeliKonsumen
Total
Sumber: lampiran halaman 128
e. Berdasarkan Karakteristik Uang Saku Perbulan
Berdasarkan pada tabel V.18 maka hasil penelitian analisis Crosstab
diketahui bahwa mahasiswa yang mempunyai motivasi beli terhadap
rokok A Mild adalah sebagai berikut: Pada responden yang memiliki
uang saku < Rp 500.000,-: responden yang memiliki motivasi beli tinggi
adalah 12% dan memiliki motivasi beli rendah adalah 18 %. Pada
responden yang memiliki uang saku antara Rp 500.000,- s/d Rp
1000.000,-: responden yang memiliki motivasi beli yang tinggi adalah
89
25% dan yang memiliki motivasi beli rendah adalah 20 %. Pada
responden yang memiliki uang saku > Rp 1000.000,-: responden yang
memiliki motivasi beli tinggi adalah 15% dan memiliki motivasi beli
rendah adalah 10 %.
Tabel V. 18
Tabel Crosstab Variabel Y terhadap Uang Saku
Crosstab
18 12 30
14.4 15.6 30.0
20 25 45
21.6 23.4 45.0
10 15 25
12.0 13.0 25.0
48 52 100
48.0 52.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 < Rp. 500.000
2 Rp. 500.000 -Rp. 1.000.000
3 > Rp.1.000.000
UangSaku/Bln
Total
1 Rendah 2 Tinggi
Y Motivasi BeliKonsumen
Total
Sumber: lampiran halaman 129
3. Analisis Crosstab pada variabel X (Kekuatan persuasi Iklan) terhadap
Variabel Y (Motivasi Beli Konsumen)
Analisis Crosstab pada variabel X terhadap variabel Y digunakan untuk
mengetahui berapa jumlah responden terpengaruh oleh variabel kekuatan
persuasi iklan papan reklame rokok A Mild sehingga termotivasi untuk
membeli produk A Mild. Berdasarkan hasil analisis crosstab pada tabel
V.19 maka diketahui sebanyak 34 % mempunyai intensitas yang tinggi
terhadap kekuatan persuasi iklan rokok A Mild sehingga menimbulkan
motivasi yang tinggi didalam membeli produk A Mild. Sebanyak 15%
90
responden mempunyai intensitas yang tinggi terhadap kekuatan persuasi
iklan papan reklame rokok A Mild namun mempunyai motivasi beli yang
rendah terhadap rokok A Mild. Sebanyak 18 % responden mempunyai
intensitas yang rendah terhadap kekuatan persuasi iklan reklame rokok A
Mild sebaliknya mempunyai motivasi beli yang tinggi terhadap rokok A
Mild, sebanyak 33 % responden mempunyai intensitas yang rendah
terhadap kekuatan persuasi iklan reklame rokok A Mild dan mempunyai
motivasi beli yang rendah terhadap rokok A Mild.
Tabel V.19
Tabel Crosstab Variabel X terhadap Variabel Y
X Kekuatan Persuasi Iklan Papan Reklame * Y Motivasi Beli Konsumen Crosstabulation
33 18 51
24.5 26.5 51.0
15 34 49
23.5 25.5 49.0
48 52 100
48.0 52.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 Rendah
2 Tinggi
X Kekuatan PersuasiIklan Papan Reklame
Total
1 Rendah 2 Tinggi
Y Motivasi BeliKonsumen
Total
Sumber: lampiran halaman 130
91
E. Pembahasan.
Periklanan merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengenalkan dan menawarkan produk mereka kepada
masyarakat (konsumen). Iklan reklame produk rokok A Mild memperlihatkan
keunggulan, karena selain diletakkan ditempat arus lalu lintas yang padat,
ukuran dari papan reklame yang besar dan gambar yang terpampang pada
iklan reklame tersebut juga mengundang perhatian (eye catching) bagi para
pengguna jalan yang kebetulan melintas didepannya. Hal itu ditambah lagi
dengan permainan kata-kata yang digunakan sebagai kekuatan iklan ini yang
justru menjadi nilai tambah bagi produk ini. Berbagai slogan tersebut antara
lain : “plintat-plintut makan hati”, “Mau Pintar Kok Mahal”,”Jalan Pintas
Dianggap Pantas”, “Jadi Tua Itu Biasa Jadi Dewasa Itu Pilihan”, “Setiap gue
Dapat Jawabannya Ada Yang Ganti Pertanyaannya” dan pada tahun 2007 ini
A Mild menggunakan slogan “Taat Kalo Ada Yang Ngeliat”. Hal menarik
lainnya dalam iklan A Mild ini adalah kampanye kata-kata “Tanya
Kenapa?”menjadi sedemikian populer di masyarakat untuk menunjukkan
celetukan/ sindiran hal yang tidak lumrah didalam suatu tatanan sosial
masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian maka dilakukan dengan analisis Crosstab
maka diketahui sebagai berikut :
92
Karakteristik Tanggapan responden
terhadap kekuatan persuasi
iklan papan reklame rokok A
Mild
Tanggapan
Responden Terhadap
Motivasi Beli Rokok
A Mild
Jenis Kelamin Pria (43 %) Pria (41 %)
Prodi Manajemen (38 %) Manajemen (41 %)
Angkatan 2002 dan 2004 (11 %) 2004 (16 %)
Status tempat tinggal Kost (22 %) Kost (22 %)
Besarnya uang saku Rp 500 ribu-Rp 1juta/ bulan
(22 %)
Rp 500 ribu-Rp
1juta/ bulan (25 %)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tanggapan responden
terhadap kekuatan persuasi iklan papan reklame rokok A Mild sebagai berikut:
sebagian besar respoden adalah pria (43 %). Hal ini dimungkinkan karena pria
cenderung mencoba dan membeli rokok dengan mencari dan melihat berbagai
iklan rokok yang ada. Sebaliknya tanggapan responden wanita terhadap iklan
reklame rokok A Mild cenderung rendah karena dimungkinkan sebagian besar
wanita tidak tertarik untuk melihat iklan rokok atau mengkonsumsi rokok
karena merokok dianggap mengganggu kesehatan. Sebagian besar responden
berasal dari jurusan manajemen (38 %), angkatan 2002 dan 2004 (11 %),
sebagian besar responden berstatus tempat tinggal kost (22 %) dan mempunyai
uang saku berkisar antara Rp500.000,- sampai dengan Rp1000.000,-(22 %).
Hal ini dapat dimungkinkan karena responden yang berstatus tempat tinggal
93
kost lebih mempunyai kebebasan dan semakin besar uang saku yang dimiliki
oleh responden ada kemungkinan lebih tertarik pada iklan rokok yang pada
akhirnya memotivasi pembelian.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang
mempunyai motivasi pembelian produk A Mild yang tinggi sebagian besar
adalah berjenis kelamin pria (41 %). Hal ini dapat dimungkinkan karena
umumnya pria merasa lebih percaya diri dengan merokok tetapi sebaliknya
wanita beranggapan merokok dapat merusak kesehatan. Sebagian besar
responden berasal dari jurusan manajemen (41 %), angkatan 2004 (16 %),
berstatus tempat tinggal dengan kost (25%) dan mempunyai rentang uang saku
antara Rp500.000,- s/d Rp1000.000,-, (25 %) .Hasil penelitian ini tidak dapat
digeneralisasi karena jumlah responden yang digunakan hanya berjumlah 100
responden yang terbatas pada lingkungan Universitas Sanata Dharma dan
jawaban yang diberikan oleh responden dipengaruhi oleh subyektivitas.
Fungsi kekuatan persuasi iklan papan reklame ini hanyalah bersifat
mengingatkan atau menguatkan image produk yang tertanam pada pikiran
alam bawah sadar konsumen atau yang lebih dikenal sebagai consumer black
box. Selain dipengaruhi oleh persuasi iklan papan reklame, kekuatan motivasi
beli konsumen produk A Mild juga dipengaruhi oleh faktor lain yang tak kalah
penting didalam meningkatkan motivasi beli konsumen. Faktor tersebut
mungkin adalah mutu dan citarasa produk A Mild yang berkualitas, gencarnya
promosi pada media lainnya seperti pada televisi ataupun media cetak,
fanatisme konsumen terhadap produk rokok A Mild.
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis crosstab variabel X terhadap karakteristik
responden maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: responden yang
memiliki intensitas tinggi terhadap variabel kekuatan persuasi papan
reklame A Mild sebagian besar adalah berjenis kelamin laki-laki (43 %).
Hal ini dapat dimungkinkan karena pria umumnya merasa tertarik terhadap
iklan rokok untuk mencoba produk rokok yang ditawarkan. Sebagian besar
responden adalah mahasiswa jurusan manajemen (38 %), mahasiswa
angkatan 2002 dan 2004 (11 %), berstatus tempat tinggal kost (22 %). Hal
ini dapat dimungkinkan karena mahasiswa yang bertempat tinggal kost
merasa lebih tertarik pada iklan rokok karena mempunyai kebebasan yang
lebih untuk membeli rokok. Sebagian besar responden memiliki uang saku
perbulan berkisar antara Rp 500.000,- s/d Rp 1000.000,- (22 %).
2. Berdasarkan hasil analisis crosstab variabel Y terhadap karakteristik
responden maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: responden yang
memiliki motivasi beli yang tinggi terhadap produk A Mild sebagian besar
responden adalah berjenis kelamin laki-laki (41 %). Hal ini dapat
dimungkinkan karena pada umumnya laki-laki merasa lebih percaya diri
apabila ia merokok. Sebagian besar responden merupakan mahasiswa
jurusan manajemen (41 %), mahasiswa angkatan 2004 (16 %), dan
berstatus tempat tinggal kost (25 %). Hal ini dapat dimungkinkan karena
94
95
mahasiswa yang kost mempunyai kebebasan untuk membeli rokok karena
tidak merasa terikat oleh orang lain, dan mayoritas responden memliki
uang saku perbulan berkisar antara Rp 500.000,- s/d Rp 1000.000,- (25 %).
B. Saran
Untuk lebih meningkatkan motivasi beli konsumen terhadap produk rokok
A Mild, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Banyak rokok merek lain yang merupakan pesaing A Mild menggunakan
taktik atau metode yang sama yang dilakukan dengan cara pemasangan
neon box disepanjang tepian jalan raya ataupun papan reklame yang lebih
besar dan menarik, pihak A Mild harus melakukan perubahan promosi
lainnya seperti penggunaan balon udara ataupun iklan televisi yang lebih
gencar.
2. Pemasangan papan reklame sebaiknya diletakkan ditempat strategis seperti
stasiun, pasar swalayan ataupun perempatan jalan raya yang padat
sehingga pengendara kendaraan bermotor dapat melihat iklan tersebut.
3. Untuk mengatasi semakin sempitnya lahan periklanan maka pihak
pengiklan sebaiknya menggunakan media lain seperti iklan pada
transportasi, terminal ataupun bus shelter
96
C. Keterbatasan Penelitian
1. Adapun faktor yang mempengaruhi motivasi pembelian konsumen yang
dianalisis dalam penelitian ini hanya kekuatan persuasi iklan.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya berjumlah 100
responden, sehingga hasil penelitian ini jauh dari sempurna dan belum
dapat digeneralisasi.
3. Responden didalam memberikan jawaban terhadap kuesioner dipengaruhi
oleh subyekfitas, sehingga hasil penelitian dapat bias apabila responden
tidak mengerti maksud dari alternatif jawaban yang sudah disediakan oleh
peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suhasimi. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cooper, Donald R dan William Emory. (1996). Metodologi Penelitian Bisnis.
Jakarta: Erlangga. Dessler,Gary.(1986). Manajemen Personalia Teknik dan Konsep Modern (Edisi
ke-3). Jakarta: Erlangga. Durianto, Darmadi dan Toni Sitinjak. (2002). Strategi Menaklukkan Pasar Melalui
Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: Gramedia. Handoko, Hani. (1993). Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Handoko, Hani. (1985). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Liberty Handono. (2002). Diktat Etika Bisnis. Hapsoro, Dhimas. (2002). Analisis Sikap Konsumen Terhadap Iklan Produk
Rokok A Mild di TV (Skripsi). Yogyakarta: USD. Hasan, Iqbal.M. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Indriantoro, Nur; Bambang Supomo. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Jefkins, Frank. (2003). Periklanan. Jakarta: Erlangga. Kasali, Rhenald. (1992). Manajemen Periklanan dan Aplikasinya di Indonesia.
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Kotler, Phillip. (2005). Manajemen Pemasaran (Edisi Kesebelas jilid II). Jakarta:
PT INDEKS. Kotler, Phillip dan G. Armstrong. (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta:
Erlangga. Oktavianti, Editha Dika. (2000). Pengaruh Sikap Terhadap Iklan dan Sikap
Terhadap Merek Terhadap Pilihan Merek (Skripsi). Yogyakarta: USD. Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Pengda DIY. (2004). Pinasthica
Ad Festival. Yogyakarta : P3I Pengda DIY
97
98
Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Pengda DIY. (2004). Cakap Kecap (1972-2003). Yogyakarta: Galang Printika.
Rangkuti, Freddy. (2002). The Power Of Brands. Jakarta : Pt Gramedia Pustaka
Utama. Schiffman, Leon G dan Leslie lazar Kanuk. (1997). Consumer Behaviour (Sixth
Edition). New Jersey: Prentice Hall Siswanto, HB. Pengantar Manajemen. Stanton, J William. (1996). Prinsip Pemasaran. (jilid1 edisi ke-7). Jakarta:
Erlangga. Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfa Beta Sugiyono. (2003). Statistic Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfa Beta Swastha, Basu. (2002). Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Liberty Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi II cetakan ke 4). Jakarta : Balai Pustaka
Widyatama, Rendra. (2005). Pengantar Periklanan. Jakarta : Buana Pustaka. www.amild.com
CONTOH KAMPANYE IKLAN A MILD (Iklan reklame A Mild di Jl. Solo)
99
99
100
Iklan A Mild di Jl. Gejayan
Iklan A Mild di Jl. Kusuma negara
Iklan A Mild di jalan layang Janti
101
Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth
Mahasiswa/wi fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Dengan Hormat,
Bersama ini saya :
Nama : Dwi Nugroho
Nim : 012214078
Adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ekonomi Sanata Dharma yang sedang
menyusun skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Kekuatan Persuasi Iklan
Papan Reklame terhadap Motivasi Beli Konsumen pada Rokok Merek A Mild”.
Dalam penyusunan skripsi ini saya mohon bantuan saudara untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yeng tersusun didalam kuesioner ini guna memperoleh
data yang dibutuhkan.
Semua jawaban yang anda berikan hanya akan saya pergunakan untuk
kepentingan penulisan skripsi. Untuk itu saya mengharapkan kesediaan anda
untuk membantu dengan cara menjawab kusesioner ini sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
Sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih atas ketersediaan saudara
yang telah meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner ini.
102
Bagian II
Identitas Responden
Berilah tanda silang (x) dikolom yang sesuai.
1. No. urut responden : …….
2. Jenis Kelamin : a. ( ) pria . b. ( ) wanita.
3. Prodi Mahasiswa : a. ( ) Akuntansi. b. ( ) Manajemen
4. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma (USD) angkatan:
a. ( ) 2000 b. ( ) 2001 c. ( ) 2002
d. ( ) 2003 e. ( ) 2004 f. ( ) 2005
5. Status tempat tinggal:
a. ( ) sewa b. ( ) Kost
c. ( ) rumah orang tua d. ( ) rumah saudara/ famili
6 Besarnya Uang saku per bulan:
a. ( ) < Rp.500.000,-
b. ( ) Rp 500.000,- s/d Rp.1.000.000,-
c. ( ) > Rp1.000.000,-
Bagian III
Tanggapan Anda Terhadap Kekuatan Persuasi Iklan
Kuesioner ini berkaitan dengan penilaian dan tanggapan saudara/saudari terhadap
kekuatan persuasi iklan reklame produk rokok A Mild. Berikan jawaban anda
dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom pernyataan yang anda pilih a.l:
sangat setuju , setuju, kurang setuju, sangat tidak setuju.
Pernyataan Sangat
setuju
Setuju Kurang
setuju
Sangat
tidak
setuju
1. Slogan yang digunakan oleh iklan reklame
rokok A Mild lebih mudah diingat dan
diucapkan dibandingkan iklan rokok merek lain.
2. Background/ setting iklan reklame rokok A
Mild lebih sederhana dan familiar dibandingkan
dengan iklan rokok merek lain.
3. Lambang dan gambar yang terpampang pada
reklame A Mild mudah diingat, lebih unik dan
kreatif dibandingkan dengan iklan rokok merek
lain.
4. Warna dan komposisi iklan yang digunakan
rokok A Mild tampak menarik dan sederhana
dibandingkan dengan iklan rokok merek lain.
5. Isi iklan dan kampanye kata-kata yang
digunakan didalam iklan reklame produk rokok
A Mild berkesan unik, kreatif dan provokatif
dibandingkan dengan iklan merek lain.
103
103
104
6. Saya lebih menyukai iklan reklame rokok A
Mild dibandingkan yang lain karena secara
keseluruhan iklan A Mild ini tampak lebih
bonafid dibandingkan dengan iklan yang lain.
7. Saat saya melihat iklan A Mild, saya menyadari
bahwa rokok A Mild lebih unggul dibandingkan
dengan yang lain.
8. Saya menyukai iklan A Mild karena setelah
melihat iklan tersebut, meninggalkankan kesan
lucu.
9. Saya selalu teringat iklan rokok A Mild setiap
kali mendengar ada orang yang berkata “Bukan
Basa-Basi”.
10. Posisi papan reklame produk A Mild
mempermudah saya untuk memperoleh
informasi dari pesan yang disampaikan
105
Bagian IV
Motivasi Beli Konsumen terhadap Produk Rokok A Mild
Berikan jawaban saudara/ saudari dengan memberikan tanda silang (X ) pada
kolom pernyataan yang saudara/ saudari pilih tentang tanggapan saudara/ saudari
terhadap motivasi beli anda pada rokok A Mild. Tanggapan tersebut antara lain :
sangat setuju, setuju, kurang setuju, sangat tidak setuju.
Pernyataan Sangat
setuju
setuju Kurang
setuju
Sangat
tidak
setuju
1. Saya senang membeli rokok A Mild karena
selain produknya dan mutunya yang bagus
juga karena terpengaruh iklan rokok A Mild
2. Saya lebih memilih untuk membeli atau
mengkonsumsi produk rokok A Mild
dibandingkan dengan yang lain.
3. Saya sudah pernah membeli atau
mengkonsumsi setiap jenis merek rokok A
Mild yang dikeluarkan oleh PT HM.
Sampoerna Tbk.
4. Saya merasa yakin karena papan reklame yang
dipasang tampak menarik, maka mutu yang
dihasilkan produk A Mild pasti baik sehingga
saya termotivasi untuk membeli produk
tersebut.
5. Karena saya merasa familiar dengan iklan A
Mild maka saya merasa termotivasi untuk
membeli produk A Mild.
6. Saya termotivasi membeli produk A Mild
106
karena menurut saya iklan A Mild tampak
lebih keren, bagus dan berani dibandingkan
yang lain.
7. Isi Iklan mampu rokok A Mild mampu
memotivasi orang untuk membeli produk
tersebut.
8. Penyampaian isi iklan rokok A Mild
memotivasi orang untuk membeli produk
tersebut.
9. Slogan iklan yang dibuat oleh A Mild mudah
diingat dan tampak familiar sehingga
memotivasi orang untuk membeli produk
tersebut.
10. Isi iklan yang dibuat oleh A Mild mudah
diingat sehingga memotivasi orang untuk
membeli produk tersebut.
107
Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Kekuatan Persuasi Iklan Case Summaries
responden KPI1 KPI2 KPI3 KPI4 KPI5 KPI6 KPI7 KPI8 KPI9 KPI10 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 42 2 2 4 4 4 2 2 4 5 23 5 4 4 5 4 4 2 4 4 44 5 4 4 4 4 2 2 4 4 45 4 2 2 2 2 2 1 4 4 46 4 4 4 4 4 4 2 4 5 47 4 2 2 2 2 2 2 4 4 48 4 4 2 2 2 2 2 4 4 29 5 5 4 4 5 5 4 5 4 510 4 4 4 4 5 4 4 5 4 411 4 2 5 5 4 4 4 4 4 212 4 4 4 4 4 2 2 4 4 413 5 5 5 4 5 2 2 5 5 514 5 4 4 2 4 2 2 4 4 215 5 2 5 4 5 2 4 4 5 516 5 4 5 4 4 4 4 5 5 417 5 5 4 4 5 5 2 5 5 518 5 4 4 2 4 4 2 4 4 419 4 4 5 5 4 4 4 5 5 420 4 4 4 4 4 2 2 4 4 421 5 4 5 5 4 4 4 4 4 522 5 5 5 5 5 5 2 5 5 423 4 2 4 4 2 4 2 2 4 424 4 4 4 4 4 2 1 2 4 225 4 4 5 4 4 2 2 4 5 426 5 4 4 4 4 4 4 4 4 427 4 4 4 4 4 2 2 1 5 428 5 5 5 2 5 4 2 4 5 429 4 5 4 5 4 5 4 4 5 530 5 5 5 5 5 5 2 5 5 531 4 4 4 4 4 2 2 4 4 432 4 4 5 4 4 2 2 5 5 433 5 4 4 4 4 4 5 2 4 434 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5
108
35 5 4 5 2 4 4 2 5 4 436 4 4 2 4 4 2 2 2 4 437 4 4 4 4 4 4 4 4 4 438 5 4 4 4 4 2 2 4 4 439 4 4 4 4 4 2 4 4 4 240 5 5 5 5 2 5 5 5 5 441 4 4 4 2 4 2 2 1 2 442 5 5 5 4 5 4 5 5 4 443 2 2 2 2 4 2 2 2 2 444 5 4 5 2 4 4 2 5 4 445 4 4 2 4 4 2 2 2 4 446 4 4 4 4 4 4 4 4 4 447 5 4 4 4 4 2 2 4 4 448 4 4 4 4 4 2 4 4 4 249 5 5 5 5 4 5 5 5 5 150 4 4 4 2 4 2 2 1 2 251 2 2 4 4 4 4 2 4 4 452 2 2 2 2 2 2 2 4 4 253 5 2 4 5 5 5 4 5 2 454 5 5 4 5 4 5 4 4 4 255 4 4 4 4 4 4 2 2 1 456 4 2 5 4 2 4 4 4 4 457 2 5 4 4 4 4 2 2 2 258 2 4 4 4 2 1 4 2 2 259 5 2 1 5 5 5 5 4 5 560 2 2 4 2 4 4 4 4 5 461 4 5 1 4 2 2 2 5 2 262 4 5 4 4 4 4 4 4 4 263 2 5 5 5 5 2 5 4 5 264 2 4 4 5 2 2 4 2 4 265 2 4 5 5 5 5 2 2 5 266 4 4 5 5 4 4 4 4 4 467 5 1 5 5 5 5 5 4 5 568 5 1 4 5 4 2 2 2 4 469 2 5 5 4 4 4 5 5 4 470 2 4 4 4 4 4 4 4 4 271 2 2 4 5 5 5 2 5 2 472 5 4 5 5 4 2 5 5 5 573 5 4 4 4 4 5 2 5 2 4
109
74 1 5 4 4 2 2 5 4 4 275 1 5 5 4 2 4 4 4 2 176 5 2 4 5 4 5 1 4 4 477 2 2 5 4 4 4 4 4 4 278 4 5 5 5 4 2 5 2 5 479 5 4 5 4 5 5 5 5 2 580 5 5 5 5 5 5 5 5 5 581 4 2 4 2 4 2 2 4 4 282 4 4 5 4 4 4 4 4 4 283 2 5 4 5 4 5 5 4 2 284 2 2 5 5 5 5 5 5 5 585 2 2 4 5 4 4 4 2 4 486 2 4 4 4 4 4 4 4 2 287 5 4 4 4 4 1 2 4 2 488 4 5 4 5 2 4 4 5 4 489 5 2 4 4 2 2 2 4 4 290 2 1 5 5 4 4 5 5 2 591 4 5 2 4 4 5 4 2 4 292 4 4 4 5 4 4 5 4 5 493 5 2 2 2 4 4 2 2 4 294 5 1 4 5 4 2 4 2 2 495 2 2 4 4 4 4 2 2 4 596 5 1 2 4 4 5 4 5 2 297 2 5 4 5 4 2 4 2 5 298 4 4 2 4 2 2 5 2 2 299 2 5 5 5 4 4 5 5 4 4100 1 1 2 2 4 2 4 2 2 5Total N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
110
Jawaban Responden Terhadap Motivasi Beli Konsumen Pada Rokok A Mild
Case Summaries
responden MBK1 MBK2 MBK3 MBK4 MBK5 MBK6 MBK7 MBK8 MBK9 MBK1
0 1 1 1 1 2 2 2 4 4 4 42 4 4 5 2 4 5 5 4 5 53 4 4 2 2 2 4 4 4 4 44 1 1 1 1 1 1 4 4 4 45 2 2 4 1 1 2 2 2 2 26 4 4 4 4 4 2 4 2 2 27 1 1 1 1 1 1 4 4 4 48 1 1 1 1 1 1 2 4 4 49 4 2 5 2 2 2 2 4 4 410 2 4 5 5 5 2 2 2 2 211 4 4 4 2 4 4 4 2 5 412 4 2 2 2 2 4 4 4 4 413 2 2 5 2 2 4 5 5 5 514 2 4 2 4 5 2 4 4 1 215 2 2 5 5 5 2 5 5 5 516 5 5 2 2 2 5 5 4 5 517 4 4 5 5 4 5 4 5 4 518 2 2 4 2 2 2 4 4 4 419 5 4 2 5 5 5 4 4 5 520 2 2 2 2 2 2 4 4 4 421 2 2 4 2 2 2 4 4 4 422 4 5 5 5 5 4 2 2 4 423 2 2 2 1 1 2 2 2 2 224 2 4 2 1 1 2 4 4 4 425 2 2 2 2 2 2 2 2 2 226 4 4 4 4 4 4 4 4 4 427 4 4 5 5 5 4 2 2 2 228 4 1 5 2 5 2 4 4 4 229 5 4 4 5 4 5 4 5 4 430 5 2 2 1 1 2 4 4 4 431 2 2 4 1 1 1 2 2 4 232 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2
111
33 4 4 4 2 4 4 2 2 4 434 2 2 5 2 2 2 2 2 2 235 4 4 5 2 2 4 2 4 5 436 2 2 2 2 1 1 2 2 2 237 1 1 1 1 1 1 4 4 4 438 2 2 5 2 2 4 4 4 4 439 1 1 1 1 1 1 1 1 1 140 1 1 1 1 1 1 1 1 1 141 1 1 1 1 1 1 1 1 1 142 5 2 4 4 2 2 4 2 4 243 2 2 5 2 2 2 2 2 2 244 4 4 5 2 2 4 2 4 5 445 2 2 2 2 1 1 2 2 2 246 1 1 1 1 1 1 4 4 4 447 2 2 5 2 2 4 4 4 4 448 1 1 1 1 2 1 1 1 1 149 2 1 1 2 1 1 2 1 2 150 2 2 1 2 1 2 1 1 1 251 4 4 4 2 2 4 4 1 1 152 2 4 5 2 2 2 2 4 4 553 4 2 1 5 2 4 5 4 4 254 5 2 5 5 5 4 5 1 1 155 2 1 2 4 4 4 4 2 2 456 2 5 4 4 2 5 4 4 5 257 1 5 5 2 5 4 4 2 2 158 5 2 1 1 2 4 4 1 1 159 4 4 4 5 2 1 5 4 2 560 2 2 1 2 2 4 2 2 4 561 2 2 4 4 5 1 4 4 4 462 4 4 4 4 5 4 4 4 2 263 5 1 5 2 5 5 5 2 2 564 2 4 1 2 4 4 5 2 4 265 4 5 5 2 4 5 5 2 2 566 5 4 5 4 4 5 5 5 4 167 4 5 4 5 1 5 5 4 2 568 2 4 4 5 1 4 5 2 2 469 5 4 5 2 5 5 4 5 4 2
112
70 4 4 4 2 4 4 4 2 1 571 2 4 4 2 2 4 5 1 2 472 2 2 4 5 4 5 5 4 4 573 1 2 2 5 4 4 4 2 1 274 4 4 4 1 5 4 4 2 4 275 2 2 2 1 5 5 4 4 1 276 4 4 4 5 4 2 5 4 4 277 2 2 2 2 2 5 4 2 5 178 2 4 4 4 5 5 5 4 1 579 4 5 4 5 4 5 4 5 4 480 4 4 4 5 5 5 5 5 1 281 5 2 4 4 2 4 2 2 5 482 5 2 2 4 4 5 4 1 2 183 4 2 4 2 5 4 5 4 5 484 2 2 2 2 2 5 5 2 2 585 4 4 5 2 2 2 5 4 4 186 2 2 2 2 4 5 4 2 2 287 4 4 4 5 4 4 4 1 1 188 5 5 4 4 5 4 5 2 2 589 1 1 1 5 2 4 4 1 1 190 1 2 1 2 1 5 5 4 5 291 2 1 1 4 5 2 4 1 1 192 2 2 4 4 4 4 5 5 2 493 5 2 2 5 2 2 2 2 2 594 2 4 5 5 1 4 5 4 4 595 2 2 2 2 2 4 4 2 2 296 2 1 4 5 1 2 4 1 1 197 4 4 4 2 5 4 5 2 2 598 5 1 1 4 4 2 4 1 1 199 2 2 1 2 5 5 5 2 1 1100 2 1 1 1 1 2 2 2 1 4Total N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
113
Total Tanggapan Responden Terhadap Kekuatan Persuasi Iklan Papan Reklame Dan Motivasi Beli Konsumen
responden
X Kekuatan Persuasi Iklan
Papan Reklame
Y Motivasi Beli
Konsumen 1 38 25 2 31 43 3 40 34 4 37 22 5 27 20 6 39 32 7 28 22 8 28 20 9 46 31 10 42 31 11 38 37 12 36 32 13 43 37 14 33 30 15 41 41 16 44 40 17 45 45 18 37 30 19 44 44 20 36 28 21 44 30 22 46 40 23 32 18 24 31 28 25 38 20 26 41 40 27 34 35 28 41 33 29 45 44 30 47 29 31 36 21 32 39 17 33 40 34
114
34 47 23 35 39 36 36 32 18 37 40 22 38 37 33 39 36 10 40 46 10 41 29 10 42 46 31 43 24 23 44 39 36 45 32 18 46 40 22 47 37 33 48 36 11 49 45 14 50 27 15 51 34 27 52 24 32 53 41 33 54 42 34 55 33 29 56 37 37 57 31 31 58 27 22 59 42 36 60 35 26 61 29 34 62 39 37 63 40 37 64 31 30 65 37 39 66 42 42 67 45 40 68 33 33 69 42 41 70 36 34 71 36 30
115
72 45 40 73 39 27 74 33 34 75 32 28 76 38 38 77 35 27 78 41 39 79 45 44 80 50 40 81 30 34 82 39 30 83 38 39 84 44 29 85 35 33 86 34 27 87 34 32 88 41 41 89 31 21 90 38 28 91 36 22 92 43 36 93 29 29 94 33 39 95 33 24 96 34 22 97 35 37 98 29 24 99 43 26 100 25 17 Total N 100 100
116
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T) KPI Kekuatan Persuasi Iklan Papan Reklame Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted KPI1 33.7000 31.1122 .5604 .8124 KPI2 34.1400 29.7147 .5612 .8093 KPI3 33.9800 28.7139 .6581 .7996 KPI4 34.3200 29.0792 .5293 .8121 KPI5 34.0800 31.5853 .4270 .8216 KPI6 34.8800 26.2710 .6609 .7969 KPI7 35.3600 29.7045 .3963 .8287 KPI8 34.2000 27.8367 .5570 .8098 KPI9 33.8600 30.9800 .5403 .8131 KPI10 34.2000 31.7551 .3636 .8270 Reliability Coefficients N of Cases = 50.0 N of Items = 10 Correlation between forms = .6864
Equal-length Spearman-Brown = .8141
Guttman Split-half = .8104
Unequal-length Spearman-Brown = .8141
5 Items in part 1
5 Items in part 2
Alpha for part 1 = .7487
Alpha for part 2 = .6909
117
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T) MBK Motivasi Beli Konsumen Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted MBK1 25.3000 77.5204 .6770 .8813 MBK2 25.4800 78.8261 .6675 .8822 MBK3 24.9200 76.7690 .5497 .8923 MBK4 25.6800 79.6098 .5777 .8879 MBK5 25.6200 77.0976 .6365 .8841 MBK6 25.4400 74.6596 .7952 .8729 MBK7 24.9000 80.7857 .5808 .8876 MBK8 24.8800 80.4343 .5844 .8874 MBK9 24.6400 78.0718 .6622 .8823 MBK10 24.7800 78.2567 .6802 .8813 Reliability Coefficients N of Cases = 50.0
N of Items = 10
Correlation between forms = .4824
Equal-length Spearman-Brown = .6509
Guttman Split-half =.6507
Unequal-length Spearman-Brown = .6509
5 Items in part 1
5 Items in part 2
Alpha for part 1 = .8695
Alpha for part 2 = .9088
118
Tabel Hasil Pengolahan Kuesioner
A. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah Responden No
Jenis Kelamin
Angka Persentase (%) 1 pria 79 79% 2 wanita 21 21%
total 100 100%
B. Karakteristik Responden Berdasarkan Prodi
Jumlah Responden
No Prodi Angka Persentase (%) 1 Manajemen 70 70% 2 Akuntansi 30 30%
total 100 100%
C. Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Angkatan
Jumlah Responden No
Tahun
Angkatan Angka Persentase (%) 1 2000 8 8% 2 2001 15 15% 3 2002 25 25% 4 2003 13 13% 5 2004 30 30% 6 2005 9 9%
total 100 100%
D. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal
Jumlah Responden No
Tempat Tinggal Angka Persentase (%) 1 Sewa 15 15% 2 Kost 45 45% 3 Rumah Orang Tua 26 26% 4 Rumah Saudara/ Famili 14 14%
total 100 100%
119
E. Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku Perbulan
Jumlah Responden No
Uang Saku
Angka Persentase (%) 1 < Rp.500.000,- 30 30% 2 Rp.500.000,-s/d Rp.1.000.000,- 45 45% 3 > Rp.1000.000,- 25 25%
total 100 100%
120
Hasil Analisis Crosstab Variabel X Terhadap Karakteristik Responden
1. Karakteristik Jenis Kelamin Responden
Crosstab
32 38 70
35.7 34.3 70.0
19 11 30
15.3 14.7 30.0
51 49 100
51.0 49.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 Manajemen
2 Akuntansi
Programstudi
Total
1 Rendah 2 Tinggi
X Kekuatan PersuasiIklan Papan Reklame
Total
Chi-Square Tests
2.609b 1 .106
1.951 1 .162
2.634 1 .105
.129 .081
2.583 1 .108
100
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.70.b.
121
2. Karakteristik Jurusan Responden
Crosstab
32 38 70
35.7 34.3 70.0
19 11 30
15.3 14.7 30.0
51 49 100
51.0 49.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 Manajemen
2 Akuntansi
Programstudi
Total
1 Rendah 2 Tinggi
X Kekuatan PersuasiIklan Papan Reklame
Total
Chi-Square Tests
2.609b 1 .106
1.951 1 .162
2.634 1 .105
.129 .081
2.583 1 .108
100
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.70.b.
122
3. Karakteristik Tahun Angkatan Responden
Crosstab
2 6 8
4.1 3.9 8.0
5 10 15
7.7 7.4 15.0
13 11 24
12.2 11.8 24.0
9 6 15
7.7 7.4 15.0
18 11 29
14.8 14.2 29.0
4 5 9
4.6 4.4 9.0
51 49 100
51.0 49.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 thn 2000
2 thn 2001
3 thn 2002
4 thn 2003
5 thn 2004
6 thn 2005
TahunAngkatan
Total
1 Rendah 2 Tinggi
X Kekuatan PersuasiIklan Papan Reklame
Total
Chi-Square Tests
6.197a 5 .288
6.341 5 .274
3.075 1 .079
100
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
4 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimumexpected count is 3.92.
a.
123
4. KarakteristikTempat Tinggal
Crosstab
9 6 15
7.7 7.4 15.0
23 22 45
23.0 22.1 45.0
13 13 26
13.3 12.7 26.0
6 8 14
7.1 6.9 14.0
51 49 100
51.0 49.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 Sewa
2 Kost
3 Rumah Sendiri
4 Rumah Saudara
StatusTempatTinggal
Total
1 Rendah 2 Tinggi
X Kekuatan PersuasiIklan Papan Reklame
Total
Chi-Square Tests
.868a 3 .833
.873 3 .832
.733 1 .392
100
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimumexpected count is 6.86.
a.
124
5. Karakteristik Uang Saku
Crosstab
18 12 30
15.3 14.7 30.0
23 22 45
23.0 22.1 45.0
10 15 25
12.8 12.3 25.0
51 49 100
51.0 49.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 < Rp. 500.000
2 Rp. 500.000 -Rp. 1.000.000
3 > Rp.1.000.000
UangSaku/Bln
Total
1 Rendah 2 Tinggi
X Kekuatan PersuasiIklan Papan Reklame
Total
Chi-Square Tests
2.183a 2 .336
2.197 2 .333
2.149 1 .143
100
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimumexpected count is 12.25.
a.
125
Hasil Analisis Crosstab Variabel Y Terhadap Karakteristik Responden
1. Karakteristik Jenis Kelamin Responden
Crosstab
38 41 79
37.9 41.1 79.0
10 11 21
10.1 10.9 21.0
48 52 100
48.0 52.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 Pria
2 Wanita
Jenis Kelamin
Total
1 Rendah 2 Tinggi
Y Motivasi BeliKonsumen
Total
Chi-Square Tests
.002b 1 .969
.000 1 1.000
.002 1 .969
1.000 .582
.002 1 .969
100
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.08.b.
126
2. Karakteristik Jurusan Responden
Crosstab
29 41 70
33.6 36.4 70.0
19 11 30
14.4 15.6 30.0
48 52 100
48.0 52.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 Manajemen
2 Akuntansi
Programstudi
Total
1 Rendah 2 Tinggi
Y Motivasi BeliKonsumen
Total
Chi-Square Tests
4.037b 1 .045
3.207 1 .073
4.067 1 .044
.052 .036
3.997 1 .046
100
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.40.b.
127
3. Karakteristik Tahun Angkatan Responden
Crosstab
2 6 8
3.8 4.2 8.0
5 10 15
7.2 7.8 15.0
16 8 24
11.5 12.5 24.0
7 8 15
7.2 7.8 15.0
13 16 29
13.9 15.1 29.0
5 4 9
4.3 4.7 9.0
48 52 100
48.0 52.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 thn 2000
2 thn 2001
3 thn 2002
4 thn 2003
5 thn 2004
6 thn 2005
TahunAngkatan
Total
1 Rendah 2 Tinggi
Y Motivasi BeliKonsumen
Total
Chi-Square Tests
6.672a 5 .246
6.839 5 .233
.649 1 .421
100
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
4 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimumexpected count is 3.84.
a.
128
4. KarakteristikTempat Tinggal
Crosstab
7 8 15
7.2 7.8 15.0
20 25 45
21.6 23.4 45.0
17 9 26
12.5 13.5 26.0
4 10 14
6.7 7.3 14.0
48 52 100
48.0 52.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 Sewa
2 Kost
3 Rumah Sendiri
4 Rumah Saudara
StatusTempatTinggal
Total
1 Rendah 2 Tinggi
Y Motivasi BeliKonsumen
Total
Chi-Square Tests
5.504a 3 .138
5.622 3 .132
.025 1 .874
100
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimumexpected count is 6.72.
a.
5. Karakteristik Uang Saku
Crosstab
18 12 30
14.4 15.6 30.0
20 25 45
21.6 23.4 45.0
10 15 25
12.0 13.0 25.0
48 52 100
48.0 52.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 < Rp. 500.000
2 Rp. 500.000 -Rp. 1.000.000
3 > Rp.1.000.000
UangSaku/Bln
Total
1 Rendah 2 Tinggi
Y Motivasi BeliKonsumen
Total
Chi-Square Tests
2.600a 2 .273
2.612 2 .271
2.272 1 .132
100
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimumexpected count is 12.00.
a.
129
129
130
Hasil Analisis Crosstab Variabel X Terhadap Variabel Y
X Kekuatan Persuasi Iklan Papan Reklame * Y Motivasi Beli Konsumen Crosstabulation
33 18 51
24.5 26.5 51.0
15 34 49
23.5 25.5 49.0
48 52 100
48.0 52.0 100.0
Count
Expected Count
Count
Expected Count
Count
Expected Count
1 Rendah
2 Tinggi
X Kekuatan PersuasiIklan Papan Reklame
Total
1 Rendah 2 Tinggi
Y Motivasi BeliKonsumen
Total
Chi-Square Tests
11.638b 1 .001
10.312 1 .001
11.882 1 .001
.001 .001
11.521 1 .001
100
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.52.b.