Post on 12-Jan-2016
description
Oleh :Oleh :Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM KesehatanPusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan
Batam, 18 Oktober 2013Batam, 18 Oktober 2013
ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN SEBAGAI DASAR UNTUK PENGEMBANGAN PRODI PENDIDIKAN NAKES
ARAH KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN
Dilakukan melalui : (a) Pemihakan Kebijakan dan Pengalokasian Sumber Daya yang Lebih Membantu Kelompok Miskin dan Daerah
Tertinggal; (b) Pengembangan Instrumen untuk Memonitor Kesenjangan Antar Wilayah dan Antar Tingkat Sosial Ekonomi ; (c)
Peningkatan Advokasi dan Capacity Building Bagi Daerah Tertinggal.
ARAH & STRATEGI NASIONAL DLM
RPJMN 2010-2014
ARAH KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN
UPAYA REFORMATIF & AKSELERATIF DLM
MENINGKATKAN AKSES & YANKES
Peningkatan Akses dan kualitas pelayanan kesehatan
UPAYA POKOK DALAM UPAYA POKOK DALAM SUBSUB SISTEM SDM-KESSISTEM SDM-KES
TENAGA KESEHATAN (PP 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan)
Setiap orang yanlg mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan
NAKES terdiri dari:1. Tenaga Medis2. Tenaga Keperawatan3. Tenaga Kefarmasian4. Tenaga Kesehatan Masyarakat5. Tenaga Gizi6. Tenaga Keterapian Fisik7. Tenaga Keteknisan Medis
ISU POKOK
PERENCANAAN NAKES
Standar Ketenagaan yang bersifat umum, tidak dapat menjawab keterbatasan/ kondisi aktual di lapangan, sehingga banyak deviasi terhadap standar
PENGADAAN NAKES
Kompetensi yang dimiliki lulusan Nakes tidak “match” dengan kebutuhan pelayanan ( tidak siap pakai atau tidak dibutuhkan oleh layanan
Distribusi institusi pendidikan tidak merata
Beragamnya kualitas lulusan
Belum tuntasnya pengaturan antara pengadaan dengan kebutuhan 5
vs
PENDIDIKAN NAKES DAN KEBUTUHAN NAKES
6
DEMAND SUPPLY
ANALISIS KEBUTUHAN
NAKES
• Perkembangan Demografi
• Perkembangan Fasyankes
• Karakteristik geografis wilayah
• Pergeseran Pola Penyakit
• Upaya yankes
Jumlah , kualifikasi dan Mutu Lulusan
SUPPLY DEMAND
7
KAPASITAS PRODUKSI NAKES
8
ANALISIS KEBUTUHAN NAKES BERDASARKAN PENDEKATAN PERKEMBANGAN FASYANKES
1. Kebutuhan SDM Kesehatan mengacu pada standar ketenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yaitu puskesmas dan rumah sakit. Selanjutnya dibandingkan dengan data keadaan SDM Kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan di maksud.
2. Ditinjau dari kesesuaian terhadap standar fasilitas pelayanan kesehatan, maka hal ini memperlihatkan adanya ketidakmerataan dalam pendistribusian SDM Kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Tabel Kebutuhan SDMK di fasyankes dapat dilihat pada tabel berikut :
9
KETERSEDIAAN, KEBUTUHAN, KELEBIHAN, DAN KEKURANGAN DI PUSKESMAS S/D JANUARI 2013
NO TENAGA KESEHATANJUML PUSK
KEADAAN STANDARKELEBIHA
NKEKURANGA
N
1 DOKTER UMUM
9,510
17,121 12,661 5,817 3,706
2 DOKTER GIGI 6,673 9,510 1,505 4,936
3 PERAWAT 101,846 72,815 25,076 17,522
4 PERAWAT GIGI 9,945 9,510 2,448 3,983
5 BIDAN 97,737 44,342 39,672 7,990
6TENAGA TEKNIK KEFARMASIAN
7,276 9,510 2,053 4,832
7 S. FARMASI & APOTEKER 2,236 3,151 1,363 2,432
8 KESEHATAN MASYARAKAT 20,651 9,510 3,403 5,053
9 SANITARIAN 10,182 9,510 3,413 3,528
10 TENAGA GIZI 9,229 9,510 2,570 3,398
11 ANALIS KESEHATAN 5,243 9,510 1,148 5,824
12 TENAGA NON KESEHATAN 49,809 57,060 18,850 32,350
10
KETERSEDIAAN, KEBUTUHAN, KELEBIHAN, DAN KEKURANGAN DI RUMAH SAKIT S/D JANUARI 2013
NO TENAGA KESEHATAN KEADAANKEBUTUHAN
STANDARKELEBIHAN KEKURANGAN
1 DR SP ANAK 3,353 3,051 1,616 1,314
2 DR SP OBGYN 4,045 3,083 2,153 1,191
3 DR SP PENYAKIT DALAM 3,215 2,997 1,464 1,246
4 DR SP BEDAH 2,919 2,988 1,255 1,324
5 DR SP RADIOLOGI 1,291 2,174 420 1,303
6 DR SP REHAB MEDIK 348 625 200 477
7 DR SP ANASTESI 2,029 1,431 1,229 631
8 DR UMUM 18,804 11,566 9,559 2,321
9 DR GIGI 3,455 2,803 1,676 1,024
10 DR GIGI SP 1,282 1,454 751 923
11 PERAWAT 127,634 153,799 31,783 57,948
12 BIDAN 22,952 27,141 8,591 12,780
13 FARMASI 17,513 3,985 15,055 1,527
11
KETERSEDIAAN, KEBUTUHAN, KELEBIHAN, DAN KEKURANGAN DI PUSKESMAS DAN RS TAHUN S/D JANUARI 2013
NO TENAGA KESEHATANTOTAL
KETERSEDIAAN
TOTAL KEBUTUHAN
SESUAI STANDAR
TOTAL KELEBIHAN
TOTAL KEKURANGAN
1 DR SP ANAK 3,353 3,051 1,616 1,314
2 DR SP OBGYN 4,045 3,083 2,153 1,191
3 DR SP PENYAKIT DALAM 3,215 2,997 1,464 1,246
4 DR SP BEDAH 2,919 2,988 1,255 1,324
5 DR SP RADIOLOGI 1,291 2,174 420 1,303
6 DR SP REHAB MEDIK 348 625 200 477
7 DR SP ANASTESI 2,029 1,431 1,229 631
10 DR GIGI SP 1,282 1,454 751 923
8 DR UMUM 35,925 24,227 15,376 6,027
9 DR GIGI 10,128 12,313 3,181 5,960
11 PERAWAT 229,480 226,614 56,859 75,470
12 BIDAN 120,689 71,483 48,263 20,770
13 FARMASI 27,025 16,646 18,471 8,791
14 KESEHATAN MASYARAKAT 20,651 9,510 3,403 5,053
15 SANITARIAN 10,182 9,510 3,413 3,528
16 TENAGA GIZI 9,229 9,510 2,570 3,398
17 ANALIS KESEHATAN 5,243 9,510 1,148 5,824
18 NON TENAGA KESEHATAN 49,809 57,060 18,850 32,350
12
ANALISIS KEBUTUHAN NAKES BERDASARKAN PENDEKATAN PROYEKSI PENDUDUK
Rasio keadaan SDM Kesehatan menggambarkan jumlah per jenis tenaga kesehatan per 100.000 penduduk.
Untuk jenis tenaga tertentu seperti dokter spesialis, dokter umum,bidan dan tenaga kesmas sudah mencapai target renstra kemkes tahun 2010-2014
Target ratio Dokter gigi dan perawat kemungkinan akan tercapai pada tahun 2014
Apteker, tenaga gizi, dan sanitarian belum mencapai target yang diinginkan
Tabel capaian terhadap target renstra dapat dilihat pada slide berikut ::
13
TARGET DAN REALISASI RASIO TENAGA KESEHATAN TERHADAP PENDUDUK
JENIS TENAGA KESEHATAN
RASIO TENAGA KESEHATAN PER 100.000 PENDUDUKSTATUS
CAPAIAN
TERHADAP
TARGET
RENSTRA
TARGET
INDONESIA SEHAT
2010
TARGET RENSTRA
KEMKES 2010-
2014
REALISASI TAHUN
2012
Dokter Spesialis 6 9 9
Dokter Umum 40 30 36
Dokter Gigi 11 11 9
Apoteker 10 9 0,91
Bidan 100 75 76,4
Perawat 117,5 158 93,64
Tenaga Gizi 22 10 3,77
Sanitarian 40 18 4,15
Tenaga Kesehatan Masyarakat 40 8 8,43
14
KETERSEDIAAN VS KEBUTUHAN NAKESTAHUN 2013
KETERSEDIAAN VS KEBUTUHAN NAKESTAHUN 2013
KAPASITAS PRODUKSI NAKES
KEKURANGAN NAKES VS PRODUKSITAHUN 2013
33694
18
Kebutuhan nakes berdasarkan fasilitas pelayanan kesehatan
Kebutuhan nakes berdasarkan proyeksi penduduk
ANALISIS KEBUTUHAN
NAKES
PERTIMBANGAN PEMBUKAAN PRODI
PROSES ANALISIS KEBUTUHAN NAKESSEBAGAI PERTIMBNGAN PEMBUKAAN PRODI
19
BATASAN ANALISIS KEBUTUHAN NAKES BERDASARKAN PEKEMBANGAN FASKES DAN PROYEKSI PENDUDUK
Input data eksisting/ketersediaan terbatas pada fasyankes Rumah Sakit (pemerintah dan swasta) sesuai dengan SIRS on line BUK dan Puskesmas, belum mencakup fasilitas fasyankes swasta lainnya seperti praktek perorangan ataupun klinik pratama
Input Lulusan prodi/kapasitas produksi poltekkes dan non poltekkes yang melapor ke Pusdiklatnakes
Belum mempertimbangkan kebutuhan nakes berdasarkan kualifikasi pendidikan implementasi di faskes belum jelas pembagian kewenangan antar jenjang pendidikan
Rumpun pada jenis nakes keterapian fisik dan Keteknisisan medis masih dikelompokkan
20
PENDEKATAN LAIN DALAM PERHITUNGAN KEBUTUHAN NAKES
1. Berdasarkan analisis beban kerja2. Berdasarkan target program misalnya :
pengembangan pendidikan tenaga promosi kesehatan
3. Kebutuhan untuk kolaborasi interprofesional4. Perkembangan pengobatan tradisional
komplementer5. Skenario planning untuk kebutuhan jangka
panjang
21
PENGEMBANGAN NAKES UNTUK KOLABORASI INTERPROFESIONAL• Dokter spesialis THT berkolaborasi dengan
Audiolog• Dokter spesialis rehab Medik berkolaborasi
dengan Orthostik Protestik• Dokter spesialis Anastesi berkolaborasi dengan
perawat anastesi, dll
DEMAND PENGADAAN NAKES
22
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN SDMK-TRADISIONAL KOMPLEMENTER
PENDIDIKAN SDMK- TRADKOM
PENDIDIKAN S1 TRADKOM
D3 TRADKOM1. D4 Akupunktur2. D4 Herbal3. D4 Akupressur4. D4 Spa
DEMAND PENGADAAN NAKES
ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN TERKAIT KAPASITAS PRODUKSI
24
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATANPerlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Kualifikasi dan jumlah lulusan tenaga kesehatan perlu memperhatikan dengan seksama kebutuhan pembangunan kesehatan. Untuk itu. maka sistem pendidikan tenaga kesehatan perlu disusun secara terarah dan menyeluruh. serta dikaitkan secara harmonis. efektif dan efisien dengan sistem kesehatan.
Standar pendidikan tenaga kesehatan harus sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. yaitu didasarkan pada standar pelayanan kesehatan.
Dengan adanya standar pendidikan tenaga kesehatan. dapat dijadikan landasan dalam peningkatan kualitas pendidikan dan kualitas lulusan tenaga kesehatan.
Kualitas lulusan tenaga kesehatan harus dapat diakui dalam pasar kerja pelayanan kesehatan. baik di dalam negeri maupun permintaan dari luar negeri. 25
NO.
BOTTLENECK PROBLEM
SOLUSI STAKEHOLDER
1. Perencanaan SDM kesehatan belum memadai
Pemutakhiran data SDM kesehatan (nakes dan non nakes) berbasis manual dan IT dari daerah ke pusat
Penyusunan rencana SDMK secara bottom up mulai Kab/kota, provinsi dan nasional
Sinkronisasi antara produksi diknakes dengan rencana kebutuhan nakes
Kemendagri
Kemendagri Kemendikbud
2. Distribusi SDM kesehatan tidak merata
Mengupayakan redistribusi antar fasilitas pelayanan kesehatan dlm kab/kota.
Peningkatan kapasitas pendidikan dokter spesialis dan penyediaan beasiswa dengan masa bakti wajib di daerah terpencil/tidak diminati
Penambahan Formasi PNS Kes, pusat & daerah berdasarkan rencana kebutuhan SDM kes
Peningkatan insentif finansial (tunjangan fungsiona PNS kesehatanl)
Perluasan PTT nakes strategis, tidak terbatas pd tenaga medis & bidan
Kemendagri
Kemendikbud
Kemenpan RB
Kemenpan RB
Kemenpan RB
SOLUSI DALAM PEGEMBANGAN NAKES BERSAMA LINTAS SEKTOR
NO.
BOTTLENECK PROBLEM
SOLUSI STAKEHOLDER
3. Mutu nakes masih perlu ditingkatkan
• Pembinaan & pengawasan terhadap Institusi Pendidikan Kes milik PEMDA
• Diklat teknis dan manajemen untuk peningkatan mutu nakes oleh daerah
• Pembentukan Tim Koordinasi pengembangan SDMK lintas stakeholder di daerah
• Ijin praktek nakes dikelola oleh Dinas Kesehatan daerah (tidak di unit pelayanan terpadu daerah) untuk menjamin kompetensi nakes
• Pemanfaatan program Pendidikan dan Pelatihan Jarak Jauh bagi tenaga kesehatan
• Kemendagri
• Kemendagri
• Kemendagri
• Kemendagri
• Kemendikbud
SOLUSI DALAM PEGEMBANGAN NAKES BERSAMA LINTAS SEKTOR