Kebijakan Perenc Dan Pendayagunaan Nakes-jabar

60
KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN Disampaikan oleh: Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kes Bandung - Jawa Barat, 31 Maret 2011 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 1

description

Kebijakan Nakes Jabar

Transcript of Kebijakan Perenc Dan Pendayagunaan Nakes-jabar

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN

PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN

Disampaikan oleh:

Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kes

Bandung - Jawa Barat, 31 Maret 2011

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN RI

TAHUN 2011

1

Permasalahandalam RPJMN dan Renstra Kemkes 2010-

2014, antara lain adalah :

PENDAHULUAN (1)

I. RPJMN & RENSTRA 2010-2014

1. Belum terpenuhinya jumlah dan jenis tenaga kesehatan2. Belum meratanya distribusi tenaga kesehatan3. Belum memadainya mutu tenaga kesehatan4. Kurangnya dukungan manajemen & regulasi dalam pengembangan

dan Pemberdayaan SDM kes .

2

VISIMASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN

RPJMN 2010 - 2014

8 FOKUS PRIORITAS NASIONAL

BIDANG KESEHATAN

1. Peningkatan KIA & KB

2. Perbaikan gizi masyarakat

3. Pengendalian penyakit menular & tidak menular dan kesling

4. Pemenuhan SDM Kesehatan

5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, safety, mutu, penggunaan obat/makanan

6. Jamkesmas

7. Pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana dan krisis

8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier

7 PRIORITAS REFORMASI KESEHATAN1. Jamkesmas2. Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal

Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)3. Ketersediaan Obat 4. Reformasi Birokrasi 5. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 6. Penangananan Daerah Bermasalah

Kesehatan (PDBK)7. Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World

Class Hospital)

MDGs 2015

Relevansi Terhadap Fokus Prioritas dan

Reformasi Kesehatan

3

ARAH BANGKES JANGKA PANJANG (2005-2025)

4

NO INDKT 2009 2025

1 UHH 69 73,7

2 IMR 32,3 15,5

3 MMR 262 74

4 KR GIZI 26 9,5

TUJUANBANGKES

SASARANU

PAYA

PO

KOK

1. Bangnas wawasan kes.

2. Pemberdayaan Mas & daerah

3. Pengem-bangan upaya & pembiaya-an kes.

4. Pengem-bangan & pember-dayaan SDM-Kes

STRATEGI

VISI DAN MISI RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN 2010-2014

5

MENCIPTAKAN TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

VISIMASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN

MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT, MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, TERMASUK SWASTA DAN MASYARAKAT MADANI.

MELINDUNGI KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN MENJAMIN TERSEDIANYA UPAYA KESEHATAN YANG PARIPURNA, MERATA, BERMUTU DAN BERKEADILAN

MENJAMIN KETERSEDIAAN DAN DAN PEMERATAAN SUMBER DAYA KESEHATAN

Arah pembangunan yang disepakati secara global dalam MDGs meliputi:

Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan

Mencapai pendidikan dasar untuk semua orang

Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

Menurunkan angka kematian anak

Meningkatkan kesehatan ibu

Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya

Memastikan kelestarian lingkungan hidup

Membangun kemitraan global untuk pembangunan

II. MDGS

PENDAHULUAN (2)

6

SETIAP ORANG BERHAK HIDUP SEJAHTERA LAHIR DAN BATIN, BERTEMPAT TINGGAL DAN

MENDAPATKAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BAIK DAN SEHAT SERTA BERHAK MEMPEROLEH PELAYANAN KESEHATAN

TERSEDIANYA TENAGA KESEHATAN YANG MENCUKUPI BAIKJUMLAH MAUPUN JENISNYA, TERDISTRIBUSI SECARA ADIL

DAN MERATA, SERTA BERKUALITAS

KESEHATAN HAK FUNDAMENTAL SETIAP PENDUDUK

UUD 1945

UU 36/2009KESEHATAN

UU 44/2009RS

UU 29/2004PRAK.DOK

LANDASAN HUKUM PPSDM-K

PPPER/KEPPRESPER/KEPMEN

UU 322004PEM.DA.

UU 17/2005RPJP-N

UU NO 36/2009 TENTANG KESEHATAN

8

PASAL 16:Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan

sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya

SUMBERDAYA

TENAGA KESEHATAN

FASILITAS YANKES

PERBEKALAN KESEHATAN

TEKNOLOGI & PRODUK TEKNOLOGI

UU NO 36/2009 TENTANG KESEHATAN, PASAL 21

9

Ps 21 ayat (1) :Pemerintah mengatur perencanaan, Pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan mutu nakes dalam rangka penyelenggaraan yankes

Ps 21 ayat (2) :Ketentuan mengenai perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan mutu nakes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah

Ps 21 ayat (3):Ketentuan mengenai tenaga kesehatan diatur dengan UU

UU NO 44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT

10

Ps 5 : RS mempunyai fungsi (c):Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;

Ps 7 ayat (1) :RS harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian dan peralatan

Ps 12 ayat (1) :Persyaratan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Ps 7 ayat (1) yaitu : RS harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen RS dan tenaga non kesehatan.

UU NO 44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT

11

Ps 13 ayat (2):Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di RS wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Ps 13 ayat (3):Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di RS harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien

Ps 14 ayat (1):RS dapat mempekerjakan tenaga kesehatan asing sesuai dengan kebutuhan pelayanan

KEGIATAN DAN INDIKATOR KEGIATAN PPSDM KESEHATAN 2010-2014

(RENSTRA KEMENKES 2010-2014)

Perencanaan dan pendayagunaan SDM Kes

1. Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan dan diberi insentif di DTPK 7020 orang

2. Jumlah residen yang didayagunakan dan diberi insentif 4850 orang

3. Jumlah standar ketenagaan di fasilitas pelayanan kesehatan 20 buah

4. Jumlah nakes yang didayagunakan di dalam dan luar negeri 10.500 orang

5. Jumlah kab/kota yang mampu melaksanakan perencanaan kebutuhan SDMK sebanyak 105 kab/kota

12

KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN

TINGKAT PELAYANAN JENIS PELAYANAN

Nasional Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Desa

Pelayanan Regulator Administrator Pemberdayaan

Masyarakat Pendidik Peneliti

UPAYA POKOK DALAM SUB SISTEM SDM-KES

14

PERENCANAAN

PENGADAAN

PENDAYAGUNAAN

PEMBINAAN & PENGAWASAN

SUB SISTEM

SDM-KES

PERENCANAAN TENAGA KESEHATAN

15

PERENCANAAN SDM-KESEHATAN

16

Penyusunan rencana kebutuhan, memperhatikan kebutuhan SDMK yang diutamakan untuk upaya kesehatan

Penguatan para Perencana SDM Perencanaan melalui peningkatan dan

pemantapan keterkaitannya dengan pengadaan, pendayagunaan, serta binawas

Peningkatan sistem informasi

ISU POKOKPERENCANAAN KEBUTUHAN NAKES

17

Kemampuan perencanaan kebutuhan nakes masih perlu ditingkatkan

Belum ada perencanaan kebutuhan nakes yang menyeluruh dan rinci secara nasional

Belum didukung dengan data/informasi sdm kesehatan

Inpres 3/2010

RENCANA PENGEMBANGAN PERENCANAAN NAKES

18

Kebutuhan nakes disusun dalam kerangka penyelenggaraan SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

Didukung kebutuhan nakes untuk manajemen kesehatan di berbagai jenjang pemerintahan.

Pengembangan Metoda Perencanaan Nakes Disusun dengan kemitraan pemerintah (pusat

dan daerah) secara lintas sektor dan masyarakat termasuk swasta.

Pengembangan sistem informasi SDM Kesehatan

RENCANA PENGEMBANGAN PERENCANAAN NAKES

19

Kebutuhan nakes disusun dalam kerangka penyelenggaraan SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

Didukung kebutuhan nakes untuk manajemen kesehatan di berbagai jenjang pemerintahan.

Pengembangan Metoda Perencanaan Nakes Disusun dengan kemitraan pemerintah (pusat

dan daerah) secara lintas sektor dan masyarakat termasuk swasta.

Pengembangan sistem informasi SDM Kesehatan

Membantu daerah untuk mewujudkanrencana penyediaan dan kebutuhan

SDM kesehatan

tentangPEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN

SDM KESEHATAN DI TINGKAT PROPINSI, KAB / KOTA SERTA RUMAH SAKIT

tentangPEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN

SDM KESEHATAN DI TINGKAT PROPINSI, KAB / KOTA SERTA RUMAH SAKIT

Tiga kelompok besar Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan:

PUSRENGUN SDM Kes

Perencanaan kebutuhan SDM pada tingkat institusi.

Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan di tingkat institusi ini bisa dihitung dengan

menggunakan metode :

Daftar susunan pegawai (DSP) (“authorized staffing list”), atau

WISN ( workload indicator staff need ).

Perencanaan SDM kesehatan pada kelompok ini ditujukan pada perhitungan kebutuhan SDM kesehatan untuk

memenuhi kebutuhan sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik dll.nya.

Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan pada tingkat wilayah

Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan pada tingkat wilayah

Perencanaan disini dimaksudkan untuk menghitung kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan kebutuhan wilayah (Propinsi, atau Kabupaten/Kota)

Metode yang akan dipakai disini adalah :• Metode ratio : ratio nakes dan jumlah penduduk• metode skenario / proyeksi dari WHO. Model ini

merupakan penyederhanaan dari model yang telah dirancang oleh WHO menggunakan simulasi komputer. Metode ini bisa dilakukan dengan membuat proyeksi ke depan mengenai sarana pelayanan kesehatan (Rumah Sakit dan Puskesmas) atau bisa juga dengan menggunakan proyeksi program pembangunan kesehatan.

24

25

Rasio per 100.000

pendudukJumlah

Rasio per 100.000

pendudukJumlah

Rasio per 100.000

pendudukJumlah

1 Dokter Spesialis 9 21.073 12,00 29.452 28,00 76.622 2 Dokter Umum 30 70.242 48,00 117.808 112,00 306.490 3 Dokter Gigi 11 25.755 11,00 26.998 11,00 30.102 4 Perawat 158 369.940 158,00 387.785 158,00 432.369 5 Bidan 75 175.605 75,00 184.075 75,00 205.239 6 Perawat Gigi 16 37.462 16,00 39.269 16,00 43.784 7 Apoteker 9 21.073 12,00 29.452 28,00 76.622 8 Asisten Apoteker 18 42.145 24,00 58.904 56,00 153.245 9 SKM 8 18.731 12,00 29.452 28,00 76.622

10 Sanitarian 10 23.414 15,00 36.815 35,00 95.778 11 Gizi 18 42.145 24,00 58.904 56,00 153.245 12 Keterapian Fisik 4 9.366 6,00 14.726 14,00 38.311 13 Keteknisan Medis 6 14.048 9,00 22.089 21,00 57.467

870.999 1.035.729 1.745.896

Tahun 2025

No Jenis Tenaga

Tahun 2010 Tahun 2014

1. Perhitungan untuk tahun 2014a. Pada tahun 2014 sasaran pencapaian UHH adalah 72 tahun.b. Dengan mengacu kepada Vietnam yang telah mencapai UHH 72 tahun

2. Perhitungan untuk tahun 2025c. Pada tahun 2025 sasaran pencapaian UHH adalah 73,7 tahun.d. Dengan mengacu kepada China yang telah mencapai UHH 74 tahun

RENCANA KEBUTUHAN DAN GAMBARAN PENYEDIAAN TENAGA KESEHATAN S/D TAHUN 2014 DI INDONESIA

KEBUTUHAN NAKES STRATEGIS (DR.SP)

BERDASARKAN PEMETAAN INPRES 3/2010

(KEADAAN 30 SEPTEMBER 2010)

Sesuai Standar per 100.000 penduduk Kurang Sangat Kurang

KEBUTUHAN NAKES STRATEGIS (DRU)

BERDASARKAN PEMETAAN INPRES 3/2010

(KEADAAN 30 SEPTEMBER 2010)

Sesuai Standar per 100.000 penduduk Kurang Sangat Kurang

KEBUTUHAN NAKES STRATEGIS (DRG)

BERDASARKAN PEMETAAN INPRES 3/2010

(KEADAAN 30 SEPTEMBER 2010)

Sesuai Standar per 100.000 penduduk Kurang Sangat Kurang

KEBUTUHAN NAKES STRATEGIS (KEPERAWATAN)

BERDASARKAN PEMETAAN INPRES 3/2010

(KEADAAN 30 SEPTEMBER 2010)

Sesuai Standar per 100.000 penduduk Kurang Sangat Kurang

KEBUTUHAN NAKES STRATEGIS (SANITARIAN)

BERDASARKAN PEMETAAN INPRES 3/2010

(KEADAAN 30 SEPTEMBER 2010)

Sesuai Standar per 100.000 penduduk Kurang Sangat Kurang

KEBUTUHAN NAKES STRATEGIS (SKM)

BERDASARKAN PEMETAAN INPRES 3/2010

(KEADAAN 30 SEPTEMBER 2010)

Sesuai Standar per 100.000 penduduk Kurang Sangat Kurang

KEBUTUHAN NAKES STRATEGIS (SKM)

BERDASARKAN PEMETAAN INPRES 3/2010

(KEADAAN 30 SEPTEMBER 2010)

Sesuai Standar per 100.000 penduduk Kurang Sangat Kurang

KEBUTUHAN NAKES STRATEGIS (APOTEKER)

BERDASARKAN PEMETAAN INPRES 3/2010

(KEADAAN 30 SEPTEMBER 2010)

Sesuai Standar per 100.000 penduduk Kurang Sangat Kurang

KEBUTUHAN NAKES STRATEGIS (ASS APOTEKER)

BERDASARKAN PEMETAAN INPRES 3/2010

(KEADAAN 30 SEPTEMBER 2010)

Sesuai Standar per 100.000 penduduk Kurang Sangat Kurang

KEBUTUHAN NAKES STRATEGIS (KETEKNISIAN MEDIS)

BERDASARKAN PEMETAAN INPRES 3/2010 (KEADAAN 30 SEPTEMBER 2010)

Sesuai Standar per 100.000 penduduk Kurang Sangat Kurang

KEBUTUHAN NAKES STRATEGIS (KETERAPIAN FISIK)

BERDASARKAN PEMETAAN INPRES 3/2010 (KEADAAN 30 SEPTEMBER 2010)

Sesuai Standar per 100.000 penduduk Kurang Sangat Kurang

PENGADAAN TENAGA KESEHATAN

37

PENGADAAN SDM KESEHATAN

38

Standar pendidikan mengacu pada standar pelayanan dan standar kompetensi yang didukung etika profesi

Pemerintah bertanggung jawab mengatur pendirian institusi dan pembukaan program pendidikan nakes

Pemerintah dengan melibatkan organisasi profesi membentuk badan regulator profesi

Penyelenggaraan pendidikan nakes harus memenuhi akreditasi sesuai peraturan perundangan

Kompetensi nakes harus setara dengan kompetensi nakes di dunia internasional

ISU POKOKPENGADAAN TENAGA KESEHATAN

Peran lintas Kementerian Belum semua jenis tenaga yang dibutuhkan ada

pendidikannya (promkes, surveilance dll) Distribusi institusi pendidikan tidak merata Rendahnya kualitas lulusan Tidak jelasnya peran Dinas Kesehatan Propinsi Belum adanya sistem untuk menilai kompetensi

lulusan sesuai dengan kebutuhan Belum tuntasnya pengaturan antara pengadaan

dengan kebutuhan Peran kolegium / organisasi profesi

RENCANA PENGEMBANGAN PENGADAAN NAKES

40

Pengembangan Institusi Pendidikan Nakes sesuai kebutuhan, termasuk tenaga pendidik

Pengembangan sistem perizinan Institusi Pendidikan Nakes

Pengembangan Akreditasi Institusi Pendidikan Nakes

Pengembangan badan regulator profesi dalam upaya peningkatan mutu nakes

JUMLAH PESERTA PPDS/PPDGS KEMENKES BERDASARKAN BIDANG SPESIALIS DASAR, PENUNJANG DAN

SPESIALISASI LAINNYA SAMPAI DENGAN TH 2010

JUMLAH PESERTA PPDS/PPDGS BERDASARKAN FK/FKG PENGAMPU SAMPAI DENGAN TH 2010

1

2

3

JUMLAH PESERTA PPDS/PPDGS 4 DASAR SD TH 2010

JUMLAH PESERTA PPDS/PPDGS 4 PENUNJANG SD TH 2010

KEBIJAKAN PENDAYAGUNAAN

TENAGA KESEHATAN

45

PENGEMBANGAN PROFESI TENAGA KESEHATAN

Standar Pelayanan

Standar Pendidikan

Standar Kompetensi

STANDAR PELAYANAN DAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN

Nasional S1/S2/S3

Provinsi D4/S1

Kab/Kota D3/D4

Kecamatan SMK, D1

PENGEMBANGAN JENIS NAKES

• PP32• Entomolog, Epidemiolog, Surveilans, dllYankes• PPNS• PengawasRegulator

•SKM, Mkes, MPH, MARS, dllAdministrator

•Kader, JuruPeningkatan Peran Serta Masyarakat (PPSM)

•Dosen, WidyaiswaraTenaga Pendidik

•Researcher,dllTenaga Peneliti

PENDAYAGUNAAN

DISTRIBUSI PEMANFAATAN PENGEMBANGAN

49

PRINSIP PENDAYAGUNAAN Memperhatikan prioritas daerah pendayagunaan tenaga

kesehatan Memperhatikan pembagian kewenangan antara Pusat dan

daerah Memberdayakan seluruh komponen masyarakat termasuk

pihak swasta Memperhatikan prinsip2 PPSDMK yakni:

1) adil dan merata serta demokratis; 2) kompetensi dan berintegrasi; 3) obyektif dan transparan; 4) hierarki dalam SDMK

50

KEBIJAKAN DISTRIBUSI TENAGA KESEHATAN DI DTPK

UNTUK MENDUKUNG UPAYA PENINGKATAN AKSES YANKES YANG BERMUTU DI DTPK.

BERTUJUAN MENINGKATKAN KEBERADAAN DAN RETENSI NAKES DI DTPK

ADA PEMBAGIAN PERAN YANG JELAS ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH NOTA KESEPAHAMAN : SASARAN LOKASI, RENCANA KEBUTUHAN, PENYEDIAAN INSENTIF, SARANA PRASARANA DAN FASILITAS PENDUKUNG LAINNYA.

SASARAN : 101 PUSKESMAS DTPK DAN 35 RSUD DTPK

51

KEBIJAKAN PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN LUAR NEGERI

Sebagai kebijakan ALTERNATIF dalam dalam rangka optimalisasi pemanfaatan tenaga kesehatan

Memperhatikan asas saling menguntungkan baik antara Indonesia dengan negara lain yang menjadi mitra maupun antara tenaga kesehatan dengan pihak yang mendayagunakan tenaga kesehatan tersebut.

52

PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN

A. CARA PENDAYAGUNAAN NAKES :

● TEMPORER:

– Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan:

Penempatan Residen senior, PPDS Jenjang 1, Nakes

Diploma 3

● SEMI PERMANEN:

– Pengangkatan dr/drg/Bidan PTT (Pusat dan daerah)

– Detasering: Sister Hospital

● PERMANEN:

– Pengadaan CPNS (Pusat dan daerah)

B. PRIORITAS DTPK ( MELALUI PENUGASAN KHUSUS)

C. PENGEMBANGAN POLA KARIR

FasyanKes Pem

P’abdian

kttn

TUBELPPDS/DGS

J1+J2

S2

Dinkes Prop/Ka

b/KotKemkes

/Kem. lain

Proms

Pegawai pemerintah

INTERNSIP

TdkLulus

FasyankesPem

Fasyankesswasta

Melanjutkan

Pendidikan

Sektor Kes Non YankesSektor Non Kes

Swasta

Lulus

1. Kontrak dimuka Jpj (2-3 th)

2. Kontrak Jm (1-2 th)

3. Kontrak Jpd (6 bl – 1 th)

L

RENCANA PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TENAGA KESEHATAN

55

PEMBINAAN & PENGAWASAN SDMK

56

Binwas praktik dilakukan melalui sertifikasi, registrasi, uji kompetensi, internship dan pemberian lisensi

Binwas dalam bentuk penghargaan dilakukan melalui sistem karir, penggajian dan insentif / Sistem Remunerasi

Binwas dalam bentuk sanksi dilakukan melalui sanksi administrasi & pidana dalam rangka melindungi masyarakat maupun tenaga yang bersangkutan

Pendirian MTKI/MTKP

ISU POKOK BINAWAS NAKES

57

Peran daerah Peran organisasi profesi Uji kompetensi Internship Registrasi Lisensi MTKI - MTKP Sistem Remunerasi Sistem Imbalan dan Sanksi

RENCANA PENGEMBANGAN BINAWAS NAKES

58

Pengembangan pengetahuan, keterampilan dan Perilaku Nakes

Peningkatan mutu pelayanan kes masyarakat

Pengembangan Organisasi Profesi Pengembangan Sistem Remunerasi Pengembangan Sistem Imbalan dan

Sanksi

RENCANA PENGEMBANGAN BINAWAS NAKES

59

Pengembangan pengetahuan, keterampilan dan Perilaku Nakes

Peningkatan mutu pelayanan kes masyarakat

Pengembangan Organisasi Profesi Pengembangan Sistem Remunerasi Pengembangan Sistem Imbalan dan

Sanksi

TERIMA KASIH

60