Post on 11-Jan-2017
Analisis Kebijakan Proses Legislasi Penyusunan Legal
Drafting
Bahan Kuliah Pertemuan ke 4 Mata Kuliah Studi Legislatif Indonesia
edisantosa05Wyahoo.co.id
NoNo Esensi Analisis Kebijakan Esensi Analisis Kebijakan LegislasiLegislasi SSubstansiubstansi11 Kebijakan Kebijakan legislasi legislasi adalah merupakan sebuah adalah merupakan sebuah
fenomena dan kajian yang sangat dinamis, dan hadir fenomena dan kajian yang sangat dinamis, dan hadir secara riil dalam hubungan antara masyarakat dan secara riil dalam hubungan antara masyarakat dan pemerintah, antara individu dan Negara; pemerintah, antara individu dan Negara;
Telaah Telaah filosofis, filosofis, saintifiksaintifik, sosiologis, , sosiologis, politispolitis
22 Kebijakan legislasi merupakan respon atas apa yang Kebijakan legislasi merupakan respon atas apa yang sedang terjadi di masyarakat dan juga sedang terjadi di masyarakat dan juga mencerminkan tentang apa yang diinginkan untuk mencerminkan tentang apa yang diinginkan untuk terjadi dan berubah dalam sebuah masyarakat; terjadi dan berubah dalam sebuah masyarakat;
Fenomena dan faktaFenomena dan fakta
33 Kebijakan Legislasi akan gagal jika dirumuskan tanpa Kebijakan Legislasi akan gagal jika dirumuskan tanpa melihat realita perkembangan dinamika masyarakat melihat realita perkembangan dinamika masyarakat terkini.terkini.
Dasar perumusanDasar perumusan
44 Kebijakan Kebijakan LegisslasiLegisslasi merupakan komitemen dan merupakan komitemen dan tanggunjawab pemegang kekuasaan dan tanggunjawab pemegang kekuasaan dan kewenangan politik dari tahap perencanaan, kewenangan politik dari tahap perencanaan, perumusan, implementasi dari visi, misi dan tujuan perumusan, implementasi dari visi, misi dan tujuan yang telah dijanjikanyang telah dijanjikan
WujudWujudkontraktualkontraktual
5.5. Sejauh mana keterlibatan masyarakat dalam Proses Sejauh mana keterlibatan masyarakat dalam Proses Perumusan Kebijakan Publik ?Perumusan Kebijakan Publik ?
DukunganDukunganpublikpublik
edisantosa05Wyahoo.co.id
Ontologi analisis
KEBIJAKAN ( POLICY)
• Policy dapat dilihat sebagai suatu konsep :– Filosofis = karena kebijakan itu merupakan
serangkaian prinsip atau kondisi yang dinginkan – Produk = Kebijakan itu bentuknya kesimpulan dan
rekomendasi – Kerangka Kerja = kebijakan merupakan suatu
proses tawar menawar dan negosiasi dalam merumuskan isu-isu dan serta bagaimana implentasinya
edisantosa05Wyahoo.co.id
edisantosa05Wyahoo.co.id
Proses Pembuatan Kebijaksanaan
1. mengikuti peraturan perundangan yang berlaku;
2. memberikan inspirasi perubahan perundangan sesuai kepentingan umum;
3. mampu merumuskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat (publik);
4. mampu mengidentifikasi, memproses, mengusulkan perubahan kepentingan masyarakat;
5. kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diusulkan dan dilaksanakan harus implemented.
santosa, 2005 edisantosa05Wyahoo.co.id
(identifikasi isu dan Perumusan Masalah)
Prediksi (Peramalan)
Preskripsi (Rekomendasi)
Deskripsi (Pemantauan)
Penerapan
Penyusunan Agenda ( NA)
Formulasi Kebijakan(Draft Raperda
Perumusan Kebijakan (perda)
Implementasi Kebijakan(uji Yustisia)
Efektifitas Kebijakan(PERDA)
edisantosa05Wyahoo.co.id
PROSES DASAR ANALISIS KEBIJAKAN(Patton & Sawicki, 1986)
1. VERIFIKASI, MENDEFINISIKAN DAN MERINCI MASALAH
2. MEMBUAT KRITERIA EVALUASI
4. EVALUASI ALTERNATIF KEBIJAKAN
6. MENGAWASI HASIL KEBIJAKAN
3. IDENTIFIKASI ALTERNATIF KEBIJAKAN
5. MENAMPILKAN DAN MEMILIH DI ANTARA ALTERNATIF KEBIJAKAN
edisantosa05Wyahoo.co.id
Pendekatan Analisis Legislasi1. Analisis pembatas (boundary analysis); membatasi masalah dari
berbagai macam isu yang sangat luas2. Analisis klasifikasi; membuat klarifikasi konsep untuk
menetapkan situasi problematis yg sesungguhnya3. Analisis hierarkhi; mengidentifikasi penyebab dari situasi masalah
tertentu4. Sinektika (synectics); mengetahui kemiripan isu-isu tertentu
untuk membuat analogi5. Curah-pendapat (brainstorming); menggali gagasan, tujuan, dan
strategi untuk mengetahui situasi problematis6. Pemetaan argumentasi (argumentation mapping); menyajikan
peta penalaran dan tingkat penting-tidaknya argumentasi kebijakan/ Regulasi
edisantosa05Wyahoo.co.id
• Terjemahan Konsep TeoritisTerminologi dan prosedur analisis kebijakan harus dapat diterjemahkan ke dalam bahasa pelaku kebijakan. Ini berarti harus ada kemampuan analis untuk mentransformasikan konsep-konsep teoretik yang abstrak ke dalam ungkapan-ungkapan atau argumen-argumen hukum yang lazim digunakan oleh orang awam
• Penyederhanaan Isi RegulasiSolusi-solusi masalah potensial kebanyakan ruang lingkupnya luas, saling bergantung dan kompleks. Karena itu, analisis [informasi] yang njelimet harus dihindari, dan membuat narasi bahasa hukum yang sederhana
edisantosa05Wyahoo.co.id
Tipe(macam) Informasi KebijakanRegulasi Futuristik (Sofia Rizky
ulandari) • Masalah Kebijakan, kebutuhan, nilai atau kesempatan yang tidak terealisir (meskipun teridentifikasi) dapat diatasi melalui tindakan publik
• Masa Depan Kebijakan; pilihan (alternatif) kebijakan dan prediksi kosekuensi yang ditimbulkannya
• Aksi Kebijakan, serangkaian tindakan kompleks yang dituntut oleh alternatif-alternatif kebijakan yang dirancang untuk mencapai nilai-nilai tertentu
• Hasil Kebijakan, konsekuensi yang teramati dari suatu aksi kebijakan
• Kinerja Kebijakan; suatu derajat dimana hasil kebijakan tertentu memberi kontribusi terhadap pencapaian nilai-nilai
edisantosa05Wyahoo.co.id
Tujuan
• Tujuan Naskah akademis ini adalah sebagai acuan untuk merumuskan pokok-pokok pikiran yang akan menjadi bahan dan dasar bagi penyusunanan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengendalian lingkungan hidup
edisantosa05Wyahoo.co.id
MANFAATManfaat dari Naskah Akademis ini adalah:a. Memberikan pemahaman kepada Pemerintah
Daerah, DPRD Kab Grobongan dan masyarakat mengenai urgensi konsep dasar dan konsep hierarki Pengendalian Lingkungan Hidup, yang wajib diacu dan diakomodasi dalam Raperda.
b. Mempermudah perumusan asas-asas dan tujuan serta pasal-pasal yang akan diatur dalam Rancangan Praturan Daerah tentang Pengendalian Lingkungan Hidup
edisantosa05Wyahoo.co.id
4. Implementation
3. Issueing Permits
2. regulation
5. Enforcement
1. Legislation
REGULATORY CHAIN
PUBLIC RESPONS
1. FILOSOFIS2. YURIDIS3. SOSIOLOGIS
edisantosa05Wyahoo.co.id
“Naskah Akademik adalah naskah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang ingin diwujudkan dan lingkup, jangkauan, objek, atau arah pengaturan Rancangan Undang-Undang.” (Pasal 1 Angka 7 Perpres 68/2005)
edisantosa05Wyahoo.co.id
Kerangka Teori Naskah Akademik Proses Pedoman pembuatan Naskah Akademik
mengharuskan adanya tahapan atau schedule yang pasti dan cakupan proses pelibatan pihak pembentuk kebijakan, perancang peraturan, dan pemangku kepentingan.
Isi. Naskah Akademik yang efektif juga seharusnya
mampu mengelaborasi dampak kebijakan setelah diterapkan
Substansi. Apabila Regulatory Impact Assesment (RIA) belum
dapat dilakukan secara konsisten, sebaiknya pedoman pembuatan Naskah Akademik hanya mengatur substansi ketentuan dasar mengenai analisis dampak.
edisantosa05Wyahoo.co.id
LEGITIMATE ( SAH ?)
NA RAPERDAPENGENDALIAN LINGKUNGANKAB. GROBOGAN
1.Pre Legitimated2. Quacy Legitimated3.Legitimated4.Post Legitimated5. Alegitimated
Contoh NA RTRH PERDA LH
Kota Semarang
Disfunction regulation
edisantosa05Wyahoo.co.id
Kriteria Public Respons
1. stakeholders terlibat dalam proses penyusunan NA
2. Ada kesamaan persepsi, visi dan misi pentingnya NA Raperda
3. Partisipasi stakeholder mendukung penyusunan regulasi karena memiliki manfaat praktis dalam law enforcement
4. Hak public memperoleh informasi sesuai regulasi
5. Masyarakat semakin percaya dalam perencanaan kebijakan
edisantosa05Wyahoo.co.id
Operasionalisasi konseptual model pendekatan NA-RAPERDA ?
Pendekatan Ekosistem : Konsep dasar kebijaksanaan pengendalian lingkungan hidup bertumpu pada paradigma konsep Pembangunan Berkelanjutan
Pendekatan Sosial : Penerapan pendekatan ekosistem lingkungan sosial pada wilayah yang terpadu.
Pendekatan Kemitraan dan Partisipatif : Azas Kemitraan merupakan salah satu aspek kunci pembangunan berlanjut meliputi pemberdayaan masyarakat lokal, swasembada dan keadilan sosial.
Pendekatan Teknologi : Azas Manfaat (utilitarianisme) adalah filosofi yang harus dipakai dasar kebijakan publik.
RUHNA
STRUKTUR DAN KULTUR SPIRIT RAPERDA edisantosa05Wyahoo.co.id
Pendekatan Ekonomi : Azas akuntabilitas finansial (accountability of finance) dalam rangka menanggulangi dampak lingkungan merupakan inti kapabilitas (capability) masing-masing kelembagaan.
Pendekatan Institusi : Azas Urgensitas dari pendekatan kelembagaan adalah bahwa dalam sistem informasi dan komunikasi diperlukan organisasi yang solid baik dalam struktur, fungsi dan peran masing-masing pihak.
Pendekatan Regulatif : Hingga sekarang dapat dikatakan bahwa mengapa, apa dan bagaimana penyusunan Naskah Akademik harus disusun, belum ada pengaturan yang baku.
STRUKTUR DAN KULTUR SPIRIT RAPERDA
RUHNA
UU 32 TH 2009UU 4 TH 2009
edisantosa05Wyahoo.co.id
Isu Utama (Main Issue)Isu penambangan : Isu investasi ( untuk bahan material semen ) Isu penambangan tradisional antar masyarakat Isu sistem retribusi pertambangan Isu sumber Daya Alam : penurunan permukaan
tanah ( land subsidence), banjir, tanah longsor, berkurangnya sumber mata air.
Isu ekonomi : terjadinya kesenjangan sosial antara pemodal besar yang mendatangkan exavator dengan penambang tradisional.
edisantosa05Wyahoo.co.id
Isu Utama (Main Issue)
• Bapak Kiran petani penggarap menggunakan pestisida, Bon Agung Demak. Jenis pestisida yang digunakan merk sumo, reagen, asabron, camphion, trepo. 1 kg pestisida seharga Rp. 8.300,-. Untuk penggunaan satu bahu atau 6.000 menggunakan 18 kg. Hanya sepertiga dari hasil panen yang bisa dinikmti oleh penggarap, sedangkan duapertiganya dinikmati oleh pemilik.
edisantosa05Wyahoo.co.id
Isu Utama (Main Issue) Isu ekologi wilayah hulu ( sungai lusi ) sering terjadi banjir
menuju wilayah tuntang, eksploitasi tanah urug, penggunaan pestisida.
Aspek tata ruang : a. Pertumbuhan sektor informal perlu dikendalikan, contoh :
di simpang lima Grobogan, didepan lahan terlantar Jl. Raya Purwodadi.
b. Terbukti di lapangan aspek tata ruang tidak sesuai dengan perencanaan (Bangunan di depan Terminal Bis Jl Gajah Mada tanpa IMB, tidak ada keserasian ruang).
c. Lahan konversi pertanian, terjadi benturan regulasi. Lahan pertanian meningkat sementara konversi lahan tidak terkendali. contoh lahan pertanian dijadikan pengembangan perumahan, pertokoan dan lahan pabrik.
d. Isu konflik ttg pasar pagi, pabrik kompos, pabrik bekicot.
edisantosa05Wyahoo.co.id
Persepsi Terhadap Isu
• Isu penambangan sebagai ’berkah’ dan ’survival strategi’
• Isu bahaya bencana dan dampak lingkungan
• Isu pengembangan ekonomi masyarakat
• Isu peraturan/perijinan
edisantosa05Wyahoo.co.id
FAKTA & FENOMENA
• Lihat di word
edisantosa05Wyahoo.co.id
Telaah Regulasi
• Lihat di word
edisantosa05Wyahoo.co.id
RUMUSAN KEBIJAKAN PENYUSUNAN PERDA
edisantosa05Wyahoo.co.id