Post on 20-Aug-2021
i
ANALISA DAN PENGUKURAN POTENSI RISIKOKECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE APMM ( ACCIDENT POTENTIALMEASUREMENT METHOD) PADA PROYEK
PEMBANGUNAN DORMITORY 5 LANTAI AKADEMITEKNIK KESELAMATAN DAN PENERBANGAN
SURABAYA
Nama Mahasiswa : TaufiqJunaediNRP : 3111106024Jurusan : Teknik SipilDosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi,ST.,MT.,Ph.D
Cahyono Bintang Nurcahyo, ST.,MT
AbstrakBanyaknya ketidakpastian dalam suatu proyek konstruksi dapatmengakibatkan munculnya berbagai macam risiko,termasuk didalamnyakecelakaankerja.Risiko merupakan efek kumulasi peluangdari kejadian yang tidak pasti yang dapat mempengaruhi tujuan dansasaran proyek.Pada penelitian ini bertujuan untuk mengkuantifikasi risikokecelakaan kerja menggunakan metode APMM (Accident PotentialMeasurement Method). APMM (Accident Potential MeasurementMethod) merupakan gabungan dari metode Failure Tree Analysis(FTA) dan Task Demand Assessment (TDA). Identifikasi denganmenggunakan metode Failure Tree Analysis (FTA) dimulai studiliteratur dan survey pendahuluan. Responden penelitian ini adalahProject Manager, Site Engineeering, Site Manager, dan Stafflapangan yang menangani Proyek Pembangunan Gedung Dormitory5 Lantai. Dari FTA akan diketahui faktor – faktor dan jugakombinasi penyebab yang dapat menyebabkan terjadinya potensikecelakaan yang berasal dari perilaku para pekerja berdasarkankarakteristik kegiatan proyek dan faktor ergonomi/perilaku kerja.Dengan mengunakan Task Demand Assessment (TDA) akandiidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya potensi
ii
risiko kecelakaan yang diidentifikasi dan ditinjau berdasarkankarakteristik kegiatan proyekdan faktor ergonomi/perilaku dari parapekerja dengan menggunakan metode (FTA) Fault Tree Analysis.Untuk studi kasus digunakan proyek pembangunan dormitory 5lantai akademi teknik keselamatan dan penerbangan (ATKP)Surabaya.Berdasarkandaripenelitianhasil yangdidapatadalahnilaidaripotensirisiko yang dominan yangmungkinterjadipadaproyek pembangunan dormitory 5 lantaiakademi teknik keselamatan dan penerbangan (ATKP) Surabaya,yaituterluka saat bekistingambrukpadapekerjaanbekistingsebesar 21,80, terjatuh padasaat pengecoranpadapekerjaanpengecoransebesar21,80,terjatuh dari ketinggian pada pekerjaan pemasangandinding batu bata dan plesteran sebesar18,00,terjatuh/terpelesetdariketinggianpadapekerjaanpengecataneksteriorsebesar18,60,danterjatuhkarenakehilangankeseimbanganpadapekerjaanatappolycarbonatesebesar17,00.Risikokecelakaankerjaberpotensitinggidapatdiperkirakanterjadipadasaatdurasipekerjaanmencapai 70% - 100%padapelaksanaanproyekpembangunan dormitory 5 lantai akademiteknik keselamatan dan penerbangan (ATKP) Surabaya.
Kata Kunci : Risiko, kecelakaan kerja, APMM
iii
ANALYSIS AND MEASUREMENT OF POTENTIALRISKS OF A WORK ACCIDENT BY USING THE
APMM METHOD ( ACCIDENT POTENTIALMEASUREMENT METHOD) ON THE 5 FLOORSDORMITORY BUILDINGINAKADEMI TEKNIK
KESELAMATAN DAN PENERBANGAN SURABAYA
Student Name : TaufiqJunaediStudent Number : 3111106024Departement : Teknik SipilSupervisor : Tri Joko Wahyu Adi,ST.,MT.,Ph.D
Cahyono Bintang Nurcahyo, ST.,MT
AbstractMany uncertainties in a construction project may result in theemergence of a wide range of risk included work accidentwithin it. The risk is the effect the accumulation of chances ofthese events were uncertain that could affect the purpose andobjective of the project.This research aims to quantify the risk of work accidents APMMmethod (Accident Potential Measurement Method). APMM(Accident Potential Measurement Method) is a combination ofFailure Tree Analysis (FTA) methodand Task Demand Assessment(TDA)method. Risk identification by using Failure Tree Analysis(FTA) method.Beginning with the study of literature andpreliminarysurvey. The respondents of the research is ProjectManager, Site Engineeering, Site Manager, andfield staff whoworked on the project construction of dormitory 5 floors. Ofthe FTA will be known the factors and the combination thatcan causes occurrence of the accident potential derived fromthe behavior of workers based on the characteristics of theactivities of the project factors and ergonomics/work behaviorof workers. By using Task Demand Assessment (TDA)
iv
method,will be indentifying the factors which causethe occurrenceof risk potential andWill be reviewed based on characteristic ofthe projects activitiesandergonomic factors / behavior of theworkers by using (FTA) Fault Tree Analysis method. Cases usedto study the project dormitory 5 floors atakademi teknikkeselamatan dan penerbangan (ATKP) Surabaya.Based on the results obtained from the study was the value ofthe potential risks of which may happen to the dormitorybuilding project 5 floorsat akademi teknik keselamatan danpenerbangan (ATKP) Surabaya, the wounded when theformwork collapsed on the job of formworkas much as 21,80,fall at the time of concrete casting on the job of concretecasting as much as 21,80,Fall down from a height upon thework of the installation of bricks and plastering of a wall asmuch as 18,00,Fell / slipped from a height upon the exterior ofthe job of painting as much as 18,60,Losing his balance andfell on the job for apolycarbonate roof as much as 17,00.The riskof potentially higher work accident can be expected to occurduring the duration of the work achieved 70% - 100% on theConstruction project in the dormitory 5th floorat akademi teknikkeselamatan dan penerbangan (ATKP) Surabaya.
Keyword :Risk, Work accident, APMM
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Langkah – langkah melakukan analisa denganFault Tree Analysis (FTA) ................................. 17
Gambar 2.2. Faktor - faktor penilaian pada Task DemandAssessment (TDA).............................................. 19
Gambar 2.3. FTA risiko jatuh dari ketinggian pada aktivitaspemasangan atap ................................................ 20
Gambar 2.4. Diagram Penilaian Potensi Risiko...................... 22Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian ........................................ 26Gambar 4.1. Lokasi StudiPenelitian TugasAkhir ................... 31Gambar 4.2. Profil Pemilik Proyek......................................... 32Gambar 4.3. Fault Tree Analysis Risiko Terjatuh
DariKetinggian................................................... 44Gambar 4.4. Ilustrasi Range Akumulasi Skala Nilai Risiko... 49Gambar 4.5. Diagram TDA Risiko Terjatuh Dari Ketingian
pada Pekerjaan Pemasangan Dinding danPlesteran ............................................................. 51
Gambar 4.6. Ilustrasi range akumulasi skala nilai risikoterjatuh dari ketinggian....................................... 56
Gambar 4.7. Ilustrasi range akumulasi skala nilai risikoterluka saat bekisting ambruk............................. 58
Gambar 4.8. Ilustrasi range akumulasi skala nilai risikoterjatuh pada saat pengecoran ............................ 60
Gambar 4.9. Ilustrasi range akumulasi skala nilai risikoterjatuh/terpeleset dari ketinggian ...................... 61
Gambar 4.10. Ilustrasi range akumulasi skala nilai risikoterjatuh karena kehilangan keseimbangan.......... 63
xii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
7
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek
Berikut adalah beberapa pengertian tentang subyek utamapenelitian ini adalah sebagai berikut :
2.1.1 ProyekProyek merupakan sebuah rencana pekerjaan dengan
sasaran khusus dan dan mempunyai penyelesaian yang tegas(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995). Dalam penelitian iniproyek yang dimaksud adalah proyek yang berkaitan dengankontruksi pembangunan, sehingga menurut PMI (2008) proyekadalah sebuah kegiatan atau usaha sementara yang dikerjakanuntuk membuat sebuah produk, jasa, atau hasil yang unik danmempunyai waktu mulai dan berakhir yang jelas.
2.1.2 Manajemen ProyekManajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan
dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yangterdiri dari manusia dan material dengan menggunakan teknikpengelolaan modern untuk mencapai sasaran yang telahditentukan, yaitu ruang lingkup, mutu, jadwal, dan biaya, sertamemenuhi keinginan stakeholder ( PMI, 2008 ).
Berbeda dengan PMI ( Project Manajemen Institut ), H.Kerzner ( 2009 ) menyatakan bahwa manajemen proyekadalah merencanakan, mengorganisir, memimpin danmengendalikan sumberdaya perusahaan untuk mencapaisasaran jangka pendek yang telah ditentukan.
8
2.2 Risiko2.2.1. Pengertian Risiko
Di setiap proses pekerjaan kontruksi pembangunandapat menimbulkan berbagai macam risiko baik dari metodepelaksanaan, alat, bahan material dan perilaku dari parapekerja atau sumber daya manusia. Risiko merupakan suatukondisi atau peristiwa yang tidak pasti, yang jika terjadi akanmempunyai efek positif dan efek negatif pada tujuan proyek.
Risiko proyek meliputi ancaman terhadap tujuanproyek dan peluang untuk meningkatkan tujuan tersebut (PMI,2008). Dampak negatif dari terjadinya risiko bukan hanya darisegi biaya dan waktu saja, akan tetapi keselamatan parapekerja. Serta risiko yang terjadi pada suatu proyek konstruksitidak dapat dihilangkan, tetapi dapat dikurangi atau di transferdari satu pihak ke pihak lainnya. Oleh karena itumemanajemen risiko pada sebuah proyek pembangunan sangatperlu dilakukan.
2.2.2. Jenis – jenis RisikoUntuk dapat mengidentifikasi risiko perlu diketahui
jenis – jenis risiko dan pengelompokannya menurut teori –teori. Berikut adalah risiko risiko di bidang usaha bisnis.Risiko – risiko bisnis dapat diterapkan pada kegiatan proyekkonstruksi, karena jasa konstruksi juga merupakan bidangusaha bisnis yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.Secara garis besar berdasarkan sifatnya, risiko dikelompokkanmenjadi risiko usaha (business work) atau yang disebut denganrisiko spekulatif, dan risiko murni.
Risiko spekulatif adalah risiko yang diambil dapatmemberikan dua kemungkinan hasil, yaitu kerugian ataukeuntungan. Dalam konteks aktifitas proyek, risiko yangdimaksud adalah risiko murni, yaitu risiko yang secara
9
potensial dapat mendatangkan kerugian dalam upaya sasarankegiatan (Soeharto, 2001).
Menurut Rahayu (2001), secara umum risiko dapatdiklasifikasikan menurut berbagai sudut pandang yangtergantung dari kebutuhan dalam penanganannya, meliputiRisiko murni, risiko spekulatif, Risiko terhadap manusia danbenda, Risiko fundamental dan risiko khusus. Risiko murniadalah suatu ketidakpastian yang dikaitkan dengan adanya satukeluaran (outcome) yaitu kerugian. Sedangkan risikospekulatif adalah suatu ketidak pastian yang dikaitkan olehdua keluaran, yaitu kerugian dan keuntungan.
Risiko terhadap manusia dan bendaMerupakan risikoyang menimpa benda dan atau manusia.Risiko fundamentaldan risiko khusus. Risiko fundamental adalah risiko yangkemungkinannya dapat timbul pada hampir sebagian besarmasyarakat dan tidak dapat disalahkan pada seseorang ataubeberapa orang sebagai penyebabnya. Sedangkan risikokhusus adalah risiko yang bersumber dari peristiwa – peristiwayang mandiri dimana sifat dari risiko ini adalah tidak selalubersifat bencana, bisa dikendalikan atau umumnya dapatdiasuransikan.
Berdasarkan penelitian Kangari (1995) yang berjudulRisk management Perceptions and Trends of US Construction,diketahui bahwa persepsi kontraktor – kontraktor mengenaipentingnya risiko – risiko konstruksi yang berlaku padaproyek –proyek konstruksi di Amerika Serikat. Pengolahandata dilakukan secara deskriptif. Hasil identifikasi terdiri dariRisiko yang penting dan risiko yang kurang penting.
Risiko yang penting meliputi produktifitas tenaga kerjadan peralatan, kualitas pekerjaan, keselamatan kerja dankemampuan kontraktor. Sedangkan risiko yang kurang penting
10
meliputi ketersediaan material, tenaga kerja, dan peralatan,kerusakan material, inflasi, kuantitas pekerjaan aktual sertaperselisihan tenaga kerja.
2.3 Manajemen RisikoPada suatu pembangunan proyek konstruksi, risiko tidak
bisa kita hindari. Khususnya pada risiko kecelakaan kerja,sehingga diperlukan suatu manajemen risiko yang secarasistematis dapat mengurangi dampak negatif dari risiko tersebut.Manajemen risiko merupakan suatu pendekatan yang dilakukanterhadap risiko yaitu dengan memahami, mengidentifikasi danmengevaluasi risiko pada suatu pembangunan proyek konstruksi,khususnya dalam penelitian ini adalah risiko kecelakaan kerjayang masih banyak dialami oleh para pekerja bangunan. Tujuandari manajememen risiko adalah mengidentifikasi, menganalisadan menangani risiko yang terjadi pada sebuah pembangunanproyek konstruksi. Kita tidak dapat menghilangkan risikotersebut, akan tetapi hanya dapat mengurangi dampak dari risikotersebut, dan mengalihkan risiko tersebut ke pihak yang lain.
Menurut Soeharto (2001) Manajemen risiko merupakanpendekatan terorganisasi untuk menemukan risiko – risiko yangpotensial sehingga dapat mengurangi terjadinya hal – hal di luardugaan. Selanjutnya dapat diketahui akibat buruknya yang tidakdiharapkan dan dapat dikembangkan rencana respon/ tanggapanyang sesuai untuk mengatasi risiko – risiko potensial tersebut.
Informasi berdasarkan pengalaman di masa lalu sangatmembantu dalam menganalisa ketidakpastian di masa yang akandatang. Manajemen risiko harus dilakukan sedini mungkindengan didukung oleh informasi tersebut. Prosesnya merupakantindakan preventif di mana kondisi sesungguhnya dapat menjadijelas sebelum terlambat dan dapatterhindar dari kegagalan yanglebih besar, dengan manajemen risiko berarti melakukan sesuatuyang proaktif daripada reaktif.
11
Melalui manajemen risiko akan diketahui metode yang tepatuntuk menghindari/mengurangi besarnya kerugian yang dideritaakibat risiko. Secara langsung manajemen risiko yang baik dapatmenghindari semaksimal mungkin dari biaya – biaya yangterpaksa harus dikeluarkan akibat terjadinya suatu peristiwa yangmerugikan dan menunjang peningkatan keuntungan usaha.
Pelaksanaan manajemen risiko dapat memberikan beberapamanfaat menurut Ramli (2010) adalah menjamin kelangsunganusaha dengan mengurangi risiko dari setiap kegiatan yangmengandung bahaya dan menekan biaya untuk penanggulangankejadian yang tidak diinginkan.
2.4 Proses Dalam Manajemen RisikoMenurut Kerzner (2002), dalam manajemen risiko terdiri
dari beberapa tahap, yaitu perencanaan (planning), penilaian(assesment) dan penanganan (Handling). Perencanaan adalahProses pengembangan dan dokumentasi strategi dan metode yangterorganisasi, kompeherensif, dan interaktif, untuk keperluanidentifikasi dan penelusuran isu – isu risiko, pengembanganrencana penangan risiko, penilaian risiko yang berkelanjutanuntuk menentukan perubahan risiko, serta mengalokasikansumber daya yang memenuhi.
Penilaian (Assesment) merupakan proses penilaian terdiridari proses identifikasi dan analisa area –area dan proses – prosesteknis yang memiliki risiko untuk meningkatkan kemungkinandalam mencapai sasaran biaya, kinerja/performa dan waktupenyelesaian kegiatan proyek. Pada proses penilaian (assesment)terdari dari 2 (dua) tahap yaitu identifikasi (identifying) risiko dananalisa (analyzing) risiko.
Identifikasi (Identifying) merupakan proses peninjauan area– area dan proses – proses teknis yang memiliki risiko potensial,untuk selanjutnya diidentifikasi dan didokumentasikan. Terdapat
12
banyak cara dalam melakukan identifikasi risiko, salah satunyadengan menggunakan Risk Register atau daftar risiko. Proses inimeliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatuaktifitas. Identifikasi risiko secara akurat dan komplet sangat vitaldalam manajemen risiko. Salah satu aspek penting dalamidentifikasi risiko adalah mandaftar risiko yang mungkin terjadisebanyak mungkin. Teknik –teknik yang dapat digunakan dalamidentifikasi risiko meliputi brainstorming, survey, wawancara,informasi historis dan kelompok kerja.
Analisa (Analyzing) merupakan proses menggaliinformasi/deskripsi lebih dalam terhadap risiko yang telahdiidentifikasi yang terdiri dari, kuantifikasi risiko dalamprobabilitas dan konsekuensinya terhadap aspek biaya, waktu,dan teknis proyek. Yang kedua adalah penyebab risiko, dan yangterakhir adalah keterkaitan antar risiko Saat terjadinya risikoSensitifitas terhadap waktu.
Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahapberikutnya adalah pengukuran risiko dengan cara melihatpotensial terjadinya seberapa besar severity (kerusakan) danprobabilitas terjadinya risiko tersebut. Penentuan probabilitasterjadinya suatu event sangatlah subyektif dan lebih berdasarkannalar dan pengalaman. Beberapa risiko memang mudah untukdiukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan kemungkinansuatu kejadian yang sangat jarang terjadi, sehingga pada tahap inisangatlah penting untuk menentukan suatu dugaan terbaik agarnantinya kita dapat mempioritaskan dengan baik dalamimplementasi perencanaan manajemen risiko. Kesulitan dalampengukuran risiko adalah menentukan kemungkinan terjadi suaturisiko karena informasi statistic tidak selalu tersedia untukbeberapa risiko tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak severity(kerusakan) seringkali cukup sulit untuk asset immaterial.
13
Dan tahap yang terakhir dalam manajemen risiko adalahpenanganan (handling) yang merupakan proses identifikasi,evaluasi, seleksi dan implementasi penanganan terhadap risikodengan sasaran dan kendala masing – masing program, yangterdiri atas menahan risiko, menghindari risiko, mencegah risiko,mengontrol risiko dan mengalihkan risiko. Menurut Flanagan(1993), Risk Response dikelompokkan menjadi empat meliputimenahan risiko (risk retention), menahan risiko (risk retention),mengurangi risiko (risk reduction), melimpahkan risiko (risktransfer) dan menghindari risiko (risk avoidance).
Menahan risiko (risk retention) adalah penanganan untukjenis risiko yang dapat disimpan atau ditahan, yaitu yangmengakibatkan kerugian kecil yang berulang – ulang.Mengurangi risiko (risk reduction) yaitu mengurangi risikodengan cara membagi risiko tersebut kepada pihak lain.Melimpahkan risiko (risk transfer) yaitu melimpahkan risiko(mengalokasikan/menempatkan risiko) tersebut pada pihak lain.Sedangkan menghindari risiko (risk avoidance) adalah sejenispenolakan untuk menanggung risiko tersebut.
2.5 Metode Analisa RisikoDalam pelaksanaan manajemen risiko tentunya
memerlukan metode, khususnya untuk melakukan identifikasibahaya, penilaian dan pengendalian. Identifikasi dilakukan agarvariabel risiko yang dinilai dan dievaluasi dapat diketahui,diidentifikasi dan ditangani. Berikut adalah beberapa metodeyang digunakan untuk menganalisa risiko :
2.5.1. Metode Fault Tree Analysis (FTA)Teknik Fault Tree Analysis (FTA) atau disebut Analisa
Pohon Kegagalan menggunaka analisis yang bersifat deduktif,dimulai dengan menetapkan kejadian puncak (top event) yangmungkin terjadi dalam system atau operasi. Selanjutnya semuakejadian yang dapat menimbukan akibat dari kejadian puncak
14
tersebut diidentifikasikan dalam bentuk pohon logika ke arahbawah. FTA (Fault Tree Analysis) adalah suatu metode analisarisiko kuantitatif dengan model grafik dan logika yangmenampilkan kombinasi kejadian yang memungkinkan yaiturusak atau baik, yang terjadi dalam sistem dan peralatansebagai analisa.
Dengan menggunakan analisa ini maka dapat diketahuifaktor – faktor dan juga kombinasi penyebab yang dapatmenyebabkan terjadinya potensi kecelakaan. Analisa ini dapatdigunakan pada proyek pembangunan Gedung DormitoryAkademi Teknik Keselamatan dan Penerbangan (ATKP)Surabaya, mengingat pada proyek ini akan terjadikemungkinan menimbulkan risiko kecelakaan selama proyekini berlangsung.
Berikut ini dalam tabel 2.1 Adalah simbol – simbol yangdigunakan dalam metode FTA.
Tabel 2.1: Simbol – simbol metode yang digunakan pada FTA(Fault Tree Analysis)
Event Symbols Keterangan
Basic Event
Menggambarkan suatu basicinitiating fault yang tidakmemerlukan pengembangan atauuraian lebih lanjut.
15
Tabel 2.1: Simbol – simbol metode yang digunakan pada FTA(Fault Tree Analysis) Lanjutan
Event Symbols Keterangan
Conditioning Event
Kondisi Spesifik atau batasan
Intermediate Event
Suatu fault event yang dihasilkandari interaksi kejadian kegagalanlainnya yag disusun menggunakanlogic
Gate Symbols Keterangan
And Gate
Menunjukkan output event akanterjadi jika seluruh input eventsada/terjadi
Or Gate
Menunjukkan bahwa output eventakan terjadi jika salah satu inputevent ada/terjadi
16
Tabel 2.1: Simbol – simbol metode yang digunakan pada FTA(Fault Tree Analysis) Lanjutan
Gate Symbols Keterangan
Inhibit Gate
Output event terjadi jika inputevent ada dan inhibit conditionterpenuhi
Transfer Symbols Keterangan
Tranfer Symbols
Menunjukkan bahwa Fault Treeberhubungan lebih lanjut denganFault Tree di lembaran/halamanlain
Proses melakukan kajian analisa pohon kegagalan (FTA)secara garis besar adalah sebagai berikut :1. Identifikasi, invetarisasi data atau informasi yang di perlukan
misalnya referensi, percobaan, standar praktis, dan lainnya.2. Melakukan analisa awal terhadap sistem yang akan dianalisa
misalnya mempelajari proses, peralatan atau cara kerja darisistem tersebut.
Penggambaran FTA dimaksudkan untuk mengetahuihubungan yang logis antara basic event dan top event yangterpilih. Cara pembuatan FTA dimulai dari top event kemudian ke
Sumber : Clemens (1993)
17
event berikutnya sampai akhirnya ke basic event. Pada gambar2.1 Berikut adalah contoh pembuatan gambar konstruksi FTA.
Gambar 2.1: Langkah – langkah melakukan analisa dengan FaultTree Analysis (FTA)
Sumber: Adi (2012)
Penjelasan langkah pengerjaan dalam melakukan analisapohon kegagalan dalam gambar 2.2 dapat diuraikan sepertiberikut menurut (Clemens P. L. 1993) yaitu langkah pertamamengidentifikasi TOP EVENT atau kejadian puncak yangsebelumnya telah ditentukan, yang kedua mengidentifikasiINTERMEDIATE EVENT tingkat pertama terhadap TOP EVENTatau kejadian puncak, yang ketiga Menentukan hubunganINTERMEDIATE EVENT tingkat pertama ke TOP EVENT ataukejadian puncak dengan menggunakan gerbang logika (logic
18
gate). Yang keempat adalah mengidenifikasi dan menentukanINTERMEDIATE EVENT tingkat kedua, yang kelima adalahMenentukan hubungan INTERMEDIATE EVENT tingkat keduake INTERMEDIATE EVENT tingkat pertama denganmenggunakan gerbang logika (logic gate). Dan yang terakhiradalah melanjutkan sampai ke BASIC EVENT.
2.5.2. Metode Task Demand Assessment (TDA)
Metode Task Demand Assessment (TDA) atau yangdisebut juga penilaian risiko aktivitas yang bersifat kuantitatif danobyektif. Metode TDA hampir sama dengan metode pengamatanergonomis, dimana metode tersebut tidak menghasilkan perkiraanprobalilitas dan dampak risiko, tetapi mengkuantifikasikankemungkinan potensi terjadinya risiko kecelakaan kegiatansebenarnya di lapangan berdasarkan faktor karakteristik kegiatanpekerjaan proyek dan kemampuan/perilaku pekerjanya(ergonomi). Task Demand Assessment menggambarkan kesulitanuntuk melakukan kegiatan dengan aman. Karena hal tersebutdidasarkan oleh paparan bahaya dan kebaradaan serta tingkatkemampuan pengamatan faktor task demand yaitu faktor risikoyang dapat meningkatkan potensi kecelakaan.
Metode Task Demand Assessment (TDA) yang barudikembangkan untuk menganalisa pengaruh jenis produksipotensial kecelakaan kerja dalam sebuah kegiatan atau pekerjaan.Hal ini diperlukan menganalisa kegiatan proyek untukproduktifitas dan keamanan kerja. Task Demand Assessment(TDA) disebut suatu metode dengan penilaian yang obyektifkarena mengkuantifikasi nilai potensi risiko kecelakaan darifaktor aktivitas, lingkungan, kemampuan dari para pekerja danfaktor lainnya yang bisa dijelaskan pada gambar 2.2 potensi risikoakibat faktor kegiatan proyek disebabkan oleh durasi kegiatanlingkungan kerja, karakteristik kegiatan dan kondisi peralatan,
19
sedangkan potensi risiko akibat faktor pekerja disebabkan olehperilaku pekerja dan kompetensi pekerjanya sendiri.
Gambar 2.2: Faktor - faktor penilaian pada Task DemandAssessment (TDA)
Sumber: Adi ( 2012 )
Langkah – langkah yang digunakan untuk menganalisa darisetiap kegiatan yang ada pada proyek tersebut menggunakanmetode TDA adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui jenis – jenis aktifitas / kegiatan dari proyek yangakan dinilai.
2. Menentukan aktifitas yang dinilai yang mempunyai kemungkinanakan menimbulkan potensi risiko kecelakaan kerja.
3. Mengidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan terjadinyapotensi risiko kecelakaan yang diidentifikasi dan ditinjauberdasarkan karakteristik kegiatan proyek dan faktorergonomi/perilaku dari para pekerja dengan menggunakan metodeFTA.
20
Sebagai contoh perhitungan dapat dilihat pada contohperhitungan sebagai berikut pada pekerjaan atap. Apabila faktorpenyebab potensi risiko telah ditemukan dan diketahui nilaipotensi suatu risiko dengan menggunakan metode FTA (FaultTree Analysis) dapat dilihat pada gambar 2.3, dan denganmenggunakan skala nilai potensi risiko dapat dilihat pada tabel2.2 Seperti yang digunakan oleh Mitropoulos, (2009) dkk :
Gambar 2.3: FTA risiko jatuh dari ketinggian pada aktivitaspemasangan atap
Sumber: Adi ( 2012 )
21
Tabel 2.2: Skala Nilai Potensi Risiko Kecelakaan
Tingkat SkalaNilai
Kondisi Risiko Kemungkinan Risiko
1 Risiko Rendah Kadang Terjadi
2 Risiko Sedang Mungkin Terjadi
3 Risiko Tinggi Sangat Mungkin Terjadi
Sumber: Mitropoulos P., (2009).
Prosedur perhitungan dan pembuatan task demand dapatdilakukan dengan membuat perhitungan task demand untuk setiappotensi risiko yang telah diidentifikasi dan dianalisa.mengidentifikasi dan menjumlah nilai potensi risiko kecelakaanberdasarkan range durasi waktu kegiatan proyek yang sama darisetiap sumber risiko. Mengakumulasi nilai potensi risikokecelakaan. Dari masing – masing penilaian yang diberikanterhadap faktor sumber penyebab risiko kemudian dikalikandengan prosentase durasi waktunya. Hasil analisa potensi risikoyang berasal dari masing – masing risiko dikombinasikansehingga didapat berapa besar nilai potensi risiko dari suatukegiatan yang berpotensi risiko.
Tabel 2.3: Skala Nilai Potensi Risiko Kecelakaan Kerja PadaPekerjaan Atap
Skala pengukuran potensi kecelakaan kerja
Basic event 1 2 3
B1. Kondisi angin Tidakberangin Normal Berangin kencang
B2. Kemiringan atap < 20 Antara 20 – 35 > 35
B3. Jarak dari tepi atap Jauh dari tepi > 2m dari tepi < 2m dari tepi
B4. Pergerakan Kerja Diam Bergerak maju Bergerak mundur
Sumber: Adi ( 2012 )
22
Membuat diagram yang digunakan untuk penilaian untukmasing – masing faktor yang berpotensi menimbulkan risikoberdasarkan skala pada tabel 2.7 Yang digambarkan padagambar 2.4 Sebagai berikut :
Gambar 2.4 : Diagram Penilaian Potensi Risiko
Sumber: Adi ( 2012 )
23
Prosedur perhitungan dan pembuatan task demand dapatdiuraikan pada tahap – tahap sebagai berikut :
1. Membuat perhitungan task demand untuk setiap potensirisiko yang telah diidentifikasi dan dianalisa.
2. Mengidentifikasi dan menjumlah nilai potensi risikokecelakaan berdasarkan range durasi waktu kegiatan proyekyang sama dari setiap sumber risiko.
3. Mengakumulasi nilai potensi risiko kecelakaan. Dari masing– masing penilaian yang diberikan terhadap faktor sumberpenyebab risiko kemudian dikalikan dengan prosentasedurasi waktunya. Hasil analisa potensi risiko yang berasaldari masing – masing risiko dikombinasikan sehinggadidapat berapa besar nilai potensi risiko dari suatu kegiatanyang berpotensi risiko.
Contoh Perhitungan akumulasi nilai potensi risikokecelakaan dari pekerjaan di area atap dapat dilihat pada tabel 2.7Sebagai berikut :
Tabel 2.4 : Perhitungan Akumulasi Nilai Potensi RisikoKecelakaan Kerja
Pekerjaan di Area Atap
PerilakuPekerja
B1 B2 B3 B4
TotalKecepatanAngin
KemiringanAtap
JarakDari Tepi
Atap
PergerakanPekerja
Nilai ResikoJumlah Nilai
Resiko
100% x 2 100% x 220% x 1 +40% x 2 +40% x 2
60% x 1 +20% x 2 +20% x 4 7,8
2,0 2,0 2,2 1,6
Sumber: Adi ( 2012 )
24
Berdasarkan perhitungan akumulasi nilai potensirisikokerja didapatkan nilai akumulasi total sebesar 7,8. Dimana nilaidari faktor potensi risiko kecepatan angin sebesar 2,0, faktorpotensi risiko kemiringan atap sebesar 2,0, faktor potensi risikojarak dari tepi atap sebesar 2,2 dan faktor potensi risikopergerakan dari pekerja sebesar 1,6.
25
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian dalam tugas akhir ini adalah studi kasus untukmengidentifikasi, menganalisa dan mengkuantifikasi potensirisiko kecelakaan pelaksanaan Proyek Pembangunan GedungDormitory ATKP. Jenis penelitian ini adalah analisis yangmenggunakan metode APMM ( Accident Potential MeasurementMethod ).
Metode ini merupakan penggabungan atau fusi dari duametode yaitu metode Fault Tree Analysis (FTA) untukmengidentifikasi sumber penyebab terjadinya risiko kecelakaankerja. Sedangkan metode Task Demand Assessment (TDA) untukmengkuantifikasi potensi risiko kecelakaan yang diakibatkan olehfaktor karakteristik kegiatan proyek dan faktor ergonomi /perilaku kerja para pekerja pada proyek tersebut.
3.2. Langkah - Langkah PenelitianKonsep Penelitian dalam penyusunan tugas akhir adalah
sebagai berikut :
a. Latar BelakangMasalah yang melatarbelakangi penelitian dan
membutuhkan pemecahan atau solusi.
b. Perumusan MasalahPermasalahan yang akan diteliti harus dituliskan dalam
kalimat-kalimat pernyataan yang tegas dan jelas. Masalahpenelitian merupakan perumusan kesenjangan antarakeadaan yang ada dengan keadaan yang akan dicapai. Yaitubagaimana mengestimasikan potensi kecelakaan kerjadengan menggunakan metode APMM (Accident Potential
26
Measurement Method) Pada Proyek Pembangunan GedungDormitory 5 Lantai.
c. Studi LiteraturStudi mengenai referensi atau literatur – literatur yang
diperlukan dalam pemecahan masalah yang telah dirumuskanyang berhubungan penelitian yang dilakukan.
d. Pengumpulan Data Penelitian ( Data Primer dan Sekunder )
1. Data PrimerYang berasal dari interview (wawancara) yang dituangkan
dalam form/kuisioner dengan pihak pelaksana kontraktoryaitu Project Manager, Site Manager, Site Engineer danPelaksana Struktur pada proyek Pembangunan GedungDormitory ATKP Surabaya, yaitu tentang variabel danpotensi risiko kecelakaan kerja yang kemungkinan terjadipada proyek tersebut. Serta dokumentasi pada pelaksanaanproyek Pembangunan Dormitory 5 Lantai Akademi teknikKeselamatan dan Penerbangan Surabaya.
2. Data SekunderData sekunder yang digunakan meliputi ruang lingkup
pekerjaan, jadwal pelaksanaan proyek, serta perancanaanteknis proyek (gambar proyek) pada proyek PembangunanDormitory 5 Lantai Akademi teknik Keselamatan danPenerbangan Surabaya.
Data sekunder yang digunakan merupakan data yangrelevan dengan penelitian tugas akhir ini yaitu data rencanaanggaran biaya (RAB), dan Shop Drawing atau gambaracuan kerja.
3. Pengolahan dan Analisa DataProses yang dilakukan untuk mengaplikasikan metode
APMM (Accident Potential Measurement Method). yang
27
merupakan penggabungan dari dua metode yaitu metodeFault Tree Analysis (FTA) untuk mengidentifikasi sumberpenyebab terjadinya risiko kecelakaan kerja. Sedangkanmetode Task Demand Assessment (TDA) untukmengkuantifikasi potensi risiko kecelakaan yang diakibatkanoleh faktor karakteristik kegiatan proyek dan faktorergonomi / perilaku kerja para pekerja pada proyekPembangunan Dormitory 5 lantai Akademi TeknikKeselamatan dan Penerbangan Surabaya.
Metode Fault Tree Analysis (FTA) Mengidentifikasi sumber penyebab potensi risiko
kecelakaan dari kegiatan. Sumber penyebab risiko diidentifikasi dan ditinjau
berdasarkan karakteristik kegiatan proyek dan faktorergonomi/perilaku kerja dengan mengggunakan metodeFTA. Tahap ini dilakukan dengan cara wawancaralangsung dengan expert judgement dari pihak kontraktorpelaksana pada proyek Pembangunan Gedung DormitoryATKP (Akademi Teknik Keselamatan dan Penerbangan)Tersebut. Untuk lebih jelasnya detail pemodelan metodeFault Tree Analysis (FTA) dapat dilihat pada subbab 2.5.1
Metode Task Demand Assessment (TDA) Membuat diagram TDA untuk kuantifikasi atau penilaian
potensi risko kecelakaan dari sumber penyebab risikoyang telah diidentifikasi, kemudian Task demand – nyadikumulatifkan berdasarkan range durasi waktu kegiatanproyek yang sama dari setiap sumber risiko. Tahap inidilakukan interview/wawancara langsung dengan expertjudgement yang dituangkan dalam form kuisioner.
28
Menghitung nilai potensi risiko dari masing – masingsumber penyebab risiko dengan menggunakan rumus : ∑% duration x Level Value
AP = ∑ % Durasi x i……………………pers. 1
Mengakumulasi nilai dari seluruh potesi risiko daridiagram penilaian potensi risiko kecelakaan tersebut.
Total AP = ∑ AP1+AP2+APn…………………pers.2
Untuk detail pemodelan dan perhitungan denganmenggunakan Task Demand Assessment (TDA) dapat dilihatpada subbab 2.5.1
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil yang didapatkan dari pengolahan data menggunakanmetode APMM (Accident Potential Measurement Method)dilakukan pembahasan lebih lanjut.
5. Kesimpulan dan Saran
Hasil akhir yang disimpulkan dari proses penelitian yangtelah dikerjakan serta saran atas hasil akhir akhir tersebut.
Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagaiberikut :
29
3.3. Diagram Alir Metodologi Penelitian
Gambar 3.1: Bagan Alur Penelitian
METODE APMM( Accident Potential
Measurement Method )
30
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
31
Sumber : Google Earth
BAB IVDATA DAN ANALISA
4.1. DATA PENELITIAN
Data yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini,merupakan data hasil wawancara pada pihak yang terkaitpada proyek pembangunan gedung dormitory 5 lantaiAkademi Teknik Keselamatan dan Penerbangan Surabayaserta data lain yang berhubungan pada Penelitian TugasAkhir ini.
4.1.1. Profil Proyek
Gambar 4.1 : Lokasi Studi Penelitian Tugas Akhir
Proyek pembangunan gedung dormitory 5 lantaimerupakan sebuah proyek pemerintah yang didanai APBN
LOKASI STUDI PEMBANGUNANPROYEK GEDUNG DORMITORY
32
melalui Kementrian Perhubungan Indonesia. Tujuan utamapembangunan gedung dormitory taruna adalah sebagaiasrama untuk para taruna yang belajar di Akademi TeknikKeselamatan dan Penerbangan Surabaya. Pelaksanaanproyek dimulai pada tanggal 12 Juni 2012 sampai Tanggal28 Desember 2012. Lingkup pekerjaan yang dilaksanakanpada proyek ini dimulai dengan pekerjaan persiapan,pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, pekerjaan elektrikaldan pekerjaan mekanikal.
4.1.2. Profil Pemilik Proyek
Gambar 4.2 : Profil Pemilik Proyek
Akademi Teknik Keselamatan dan Penerbangan(ATKP) Surabaya merupakan suatu perguruan tinggi negeridi bawah Kementrian Perhubungan Indonesia, dengan tugaspokok melaksanakan pendidikan profesional programdiploma bidang keahlian teknik dan keselamatanpenerbangan yang terbuka bagi umum. Akademi Teknik dan
Sumber : Dokumentasi Penulis
33
Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya terletak diwilayah provinsi Jawa Timur dengan alamat di Jalan. JemurAndayani I/73 Surabaya.
4.1.3. Profil Kontraktor Pelaksana
PT. Sasmito merupakan perusahaan kontraktor yangbetugas untuk membangun gedung dormitory 5 lantaiAkademi Teknik Keselamatan dan Penerbangan, Surabaya.Merupakan salah satu perusahaan kontraktor swasta yangsedang berkembang dan mempunyai banyak pengalamandalam pembangunan gedung. selain pembangunan gedungperusahaan ini juga berpengalaman pada pembangunaninfrastruktur jalan raya dan kereta api serta bangunanpengairan seperti bangunan irigasi dan drainase.
4.1.4. Profil Responden
a. Project Manager
Mempunyai lingkup tugas untuk merencanakan,mengelola, mengkoordinir, mengarahkan memotivasi danmengendalikan jalanya pelaksanaan pekerjaan denganmengacu pada mutu, waktu dan biaya proyek yang telahditetapkan dan sesuai dengan kontrak proyek. Tanggungjawab jabatan ini diisi oleh Bapak Soenarno. Beliaumempunyai pengalaman dalam menangani pekerjaan proyekselama + 15 tahun. Pada penelitian tugas akhir ini beliauberperan dalam membantu memberikan informasi mengenaipenjelasan tentang jenis potensial risiko kecelakaan kerjayang mempunyai kemungkinan terjadi pada saatberlangsungnya proses pembangunan gedung taruna 5 lantaidi Akademi Teknik Keselamatan dan Penerbangan Surabaya.
34
b. Site Manager
Pada posisi site manager diisi oleh Bapak NugrohoWahyu Jatmiko,yang mempunyai pengalaman sebagai sitemanager selama + 12 tahun. Dalam memegang jabatan inibeliau mempunyai tugas untuk merencanakan, mengeloladan mengendalikan penyelenggaraan pelaksanaan proyekyang mencakup implementasi rencana kerja yang meliputimetode kerja, acuan mutu, waktu dan biaya pekerjaan yangsudah disepakati dalam RAP (Rencana Anggaran Proyek)yang dibuat bersama – sama dengan manager perencanaan.Dalam penelitian tuas akhir ini beliau memberikanpenjelasan tentang informasi variabel risiko yangmempunyai kemungkinan terjadi pada proyek pembangunangedung taruna 5 lantai di Akademi Teknik Keselamatan danPenerbangan Surabaya.
c. Site Engineer
Pada posisi ini dijabat oleh Bapak Nanang EkoPrasetyo yang telah berpengalaman selama + 5 tahun. Siteengineer dalam proyek ini memiliki lingkup tugas untukmenkoordinir dan mengendalikan pelaksanaan realisasiproyek yang meliputi metode kerja, shop drawing, asbuiltdrawing, perubahan – perubahan design, surveying,safety/K3 dan dampak lingkungan. Selain itu pada jabatantersebut memiliki tugas mendukung dalam perencanaanpelaksanaan proyek dan memonitor prosedur – prosedurmutu yang telah ditetapkan termasuk tertib administrasiproyek dan perecanaan terkait dengan penyediaan kebutuhanmaterial – material proyek dan memastikan kebenaran danakurasi jumlah (volume) dan spesifikasinya. Sedangkandalam penelitian tugas akhir ini beliau pada saat interviewbeliau memberikan informasi variabel risiko yangmempunyai kemungkinan terjadi pada proyek pembangunan
35
gedung taruna 5 lantai di Akademi Teknik Keselamatan danPenerbangan Surabaya.
d. Pelaksana Struktur
Pelaksana sruktur pada proyek ini dijabat oleh BapakAgus Kurniawan yang mempunyai pengalaman selama + 10tahun dalam proyek pembangunan gedung.
Beliau kewajiban untuk memahami gambar desaindan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam melaksanakanpekerjaan di lapangan, bersama dengan bagian engineeringmenyusun kembali metode pelaksanaan konstruksi danjadwal pelaksanaan pekerjaan, memimpin danmengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuaidengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telahditetapkan, membuat program kerja mingguan danmengadakan pengarahan kegiatan harian kepada pelaksanapekerjaan, menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwaltenaga kerja dan mengatur pelaksanaan tenaga dan peralatanproyek, membuat laporan harian tentang pelaksanaan danpengukuran hasil pekerjaan di lapangan, membuat laporanharian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu sesuaidengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telahditetapkan. Dalam wawancara beliau berperan untukmenjelaskan tentang informasi variabel risiko yangmempunyai kemungkinan terjadi pada proyek pembangunangedung taruna 5 lantai di Akademi Teknik Keselamatan danPenerbangan Surabaya.
36
4.2. IDENTIFIKASI POTENSI RISIKO KECELAKAANKERJA
Idenntifikasi risiko dimulai dengan melakukanwawancara kepada pihak kontraktor pelaksana mengenairisiko yang mungkin dan relevan terjadi pada saat prosespembangunan gedung dormitory 5 lantai, yang selanjutnyaakan dicocokkan dengan studi literatur yang telah dilakukansebelum survey wawancara dimulai. Identifikasi risikosecara umum merupakan suatu proses untuk mendapatkanvariabel dari sumber – sumber dari terjadinya sebuah risikoyang berpengaruh dan seberapa besar nilai variabel risikotersebut yang terjadi selama pelaksanaan proyek. Dalampenelitian tugas akhir ini sumber penyebab terjadinya risikokecelakaan kerja yang ditinjau berdasarkan sifat ataukarakteristik yang dilakukan selama pelaksanaan proyekserta ditinjau berdasarkan perilaku (ergonomi ) pekerja.
Untuk mendapatkan informasi yang sesuai untukbahan identifikasi, maka dilakukan survey atau wawancarakepada pihak kontraktor pelaksana pada proyekPembangunan Gedung Dormitory ATKP (Akademi TeknikKeselamatan dan Penerbangan) serta pihak yang terlibat,guna mencocokkan pendapat atau persepsi dari setiapresponden tentang sumber atau faktor yang menyebabkanterjadinya kecelakaan kerja yang nantinya juga bisamempengaruhi proses pelaksanaan proyek.
Untuk memulai tahap identifikasi, risiko kecelakaan,dilakukan dengan membuat daftar kegagalan atau failurepada setiap kegiatan pelaksanaan proyek pembangunanGedung Dormitory ATKP (Akademi Teknik Keselamatandan Penerbangan) yang bertujuan untuk mengetahui risiko –risiko kecelakaan kerja yang relevan pada proyek tersebut,yang bisa ditunjukkan pada tabel 4.1 sebagai berikut :
37
Tabel 4.1 Kemungkinan Kegagalan/Failure yang Terjadi PadaProyek Pembangunan Gedung Dormitory ATKP
No. JenisPekerjaan
UraianPekerjaan
Identifikasi RisikoKecelakaan Kerja Sumber
1. PekerjaanPersiapan
MobilisasidanPengadaan.
Terjadi kecelakaanpada saat melakukanmobilisasi peralatanyang akan digunakanselama pelaksaaankonstruksi.
Wawancara
2. PekerjaanStruktur
1. Pekerjaangalian dantimbunantanah.
Tertusuk cangkul dansekop pada saatpenggalian tanah.
Merusak pernafasanakibat debu.
Wawancara
Darma (2009)
2. PekerjaanBekisting
Terluka akibat gergajipada saat pembuatanbekisting.
Tertusuk oleh pakusaat pembuatanbekisting.
Terluka akibatbekisting ambruk.
Wicaksono danSinggih (2011)
Wawancara
Wicaksono danSinggih (2011) ,Wawancara
3. PekerjaanPembesian
Terjatuh pada saatinstalasi pembesian ditempat yang tinggi
Terluka pada saatfabrikasi besitulangan oleh barbender dan atau barcutter.
Wicaksono danSinggih (2011)
Wicaksono danSinggih (2011)Wawancara
4. Pekerjaanpengecoran
Anggota badanteriritasi terkenabeton.
Terjatuh pada saatpengecoran.
Almighty (2009),Wawancara
Almighty (2009),Wawancara
38
Tabel 4.1 Kemungkinan Kegagalan/Failure yang Terjadi PadaProyek Pembangunan Gedung Dormitory ATKP(lanjutan)
No. JenisPekerjaan
UraianPekerjaan
Identifikasi RisikoKecelakaan Kerja Sumber
3. PekerjaanArsitektur
1. Pekerjaanpasangdindingbata danplesteraneksterior
Anggota badanteriritasi (lecet) olehspesi dengan campuransemen.
Terjatuh dariketinggian.
Darma (2009),Wawancara
Darma (2009),Wawancara
2. Pekerjaanpengecatan
Terjatuh/terpeleset dariketinggian pada saatpekerjaan pengecatan.
Terhirup bau yangmenyengat dari cat.
Wicaksono danSinggih (2011),Wawancara
Wicaksono &Singgih (2011),Wawancara
3. PekerjaanPlafonGypsum
Terjatuh dariKetinggian.
Tertimpa peralatan danatau material PlafondGypsum.
Terhirup debu dariplafon yang dipotongdan pada saatpenghalusansambungan plafon(menggunakanCompound).
Wicaksono danSinggih (2011)
Wicaksono danSinggih (2011),Wawancara
Darma (2009),Wawancara
4. PekerjaanAtap PolyCarbonate
Terjatuh dariketinggian karenakehilangankeseimbangan.
Tergores atauterpotong
Terkena percikan laspada saat pengelasan.
Wawancara
Wawancara
Wawancara
39
Tabel 4.1 Kemungkinan Kegagalan/Failure yang Terjadi PadaProyek Pembangunan Gedung Dormitory ATKP(lanjutan)
No. JenisPekerjaan
UraianPekerjaan
Identifikasi RisikoKecelakaan Kerja Sumber
4.Pekerjaanmekanikal
1. PekerjaaninstalasiPipa
Tergores atauterpotong pada saatfabrikasi pipa.
Wicaksono danSinggih (2011),Wawancara
Terjatuh pada saatinstalasi diketinggian.
Wicaksono danSinggih (2011),Wawancara
2. PekerjaaninstalasiTandonAir danSepticTank
Tertimpa Tandon /septic tank Padasaat instalasi Tandon/ septic tank.
Darma (2009),Wawancara
Terjepit . Darma (2009),
Wawancara
5.PekerjaanElektrikal
1. PekerjaaninstalasiListrik
Terkena sengatanaliran listrik.
Darma (2009),Wawancara
Terbakar yangdisebabkankorsleting.
Darma (2009),Wawancara
2. PekerjaanInstalasilampu
Terkena sengatanListrik.
Darma (2009),Wawancara
Terjatuh pada saatinstalasi lampu ditempat yang tinggi.
Darma (2009),Wawancara
Sumber : Hasil survey wawancara dan studi literatur
Berdasarkan tabel 4.1 akan didapatkan data tentangrisiko kecelakaan kerja apa saja yang terjadi pada setiappekerjaan. Penelitian yang dilakukan berupa survey /wawancara dengan cara menjaring pendapat atau persepsisetiap responden mengenai risiko apa saja yang terjadi padasetiap pekerjaan pada saat proses pembangunan. Langkahselanjutnya yang dilakukan adalah mengidentifikasi potensirisiko dari setiap proses pekerjaan seperti pada tabel 4.1.
40
Data tersebut diajukan kepada pihak responden yangsebelumnya terpilih untuk memberikan informasi danpenjelasan sesuai bidang masing – masing. Berdasarkanhasil survey wawancara didapatkan risiko yang palingrelevan dan dominan pada saat pelaksanaan, risiko – risikotersebut Antara lain terluka akibat bekisting ambruk padapekerjaan bekisting, terjatuh pada saat pengecoran padapekerjaan pengecoran, terjatuh dari ketinggian padapekerjaan pasang dinding dan plesteran eksterior,terjatuh/terpeleset dari ketinggian pada pekerjaanpengecatan eksterior dan jatuh dari atap karena kehilangankeseimbangan pada pekerjaan atap polycarbonate.
Tabel 4.2 Identifikasi Faktor Potensi Risiko Kecelakaan KerjaPada Proyek Pembangunan Gedung Dormitory ATKP
No JenisPekerjaan
Risiko KecelakaanKerja
Sumber Risiko
1 PekerjaanBekisting
Bekisting ambruk 1 Cara pengangkutanmaterial
2 Cuaca saat pelaksanaan
3 Bentuk desainbangunan
4 Letak pekerjaan
5 Pekerja kurangberpengalaman
6 Pergerakan pekerja
2 PekerjaanPengecoran
Terjatuh pada saatpengecoran
1 Cara pengangkutanmaterial
2 Cuaca saat pelaksanaan
3 Letak pekerjaan
4 APD tidak digunakan
5 Pekerja kurangberpengalaman
41
Tabel 4.2 Identifikasi Faktor Potensi Risiko Kecelakaan KerjaPada Proyek Pembangunan Gedung Dormitory ATKP(lanjutan)
NoJenis
PekerjaanRisiko Kecelakaan
KerjaSumber Risiko
3 PekerjaanPasangDinding danPlesteranEksterior
Terjatuh dariKetinggian
1 Bentuk bangunan
2 Letak pekerjaan
3Cuaca saatpelaksanaan
4APD tidakdigunakan
5 Pergerakan Pekerja
4 PekerjaanPengecatanEksterior
Terjatuh atauterpeleset dariketinggian padasaat pekerjaanpengecatan
1 Bentuk bangunan
2 Letak pekerjaan
3Cuaca saatpelaksanaan
4APD tidakdigunakan
5 Pergerakan Pekerja
5 PekerjaanAtapPolyCarbonate
Jatuh dari atapkarena kehilangankeseimbangan
1 Bentuk dari atap
2 APD tidak dipakai
3 Pergerakan Pekerja
4Cara pengangkutanmaterial
Sumber : Hasil survey wawancara
42
4.3. IDENTIFIKASI SUMBER PENYEBAB RISIKODENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
Tahap setelah identifikasi potensi risiko kecelakaankerja tahap berikutnya adalah menidentifikasi potensi risikokecelakaan kerja menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) yang bertujuan untuk mencari faktor apa saja yangmenjadi penyebab terjadinya potensi risiko yang terjadi.
Identifikasi dilakukan berdasarkan wawancara yangtelah dilakukan dengan pihak kontraktor di lapangan guunamendapatkan penilaian dari para ahli tentang potensi risikoapa saja yang dominan terjadi pada saat pelaksanaan proyek.
Top event meupakan variabel awal yang harus dicariagar dapat membuat diagram Fault Tree Analysis ( FTA).Top event merupakan sebuah keadaan yang mempunyaipotensi risiko yang tinggi yang telah diidentifikasi secaraspesifik. Dimana potensi risiko kecelakaan tersebut telahdiidentifikasi berdasarkan data kemungkinan terjadinyarisiko kecelakaan kerja yang terjadi selama proyekpembangunan gedung taruna 5 lantai di Akademi TeknikKeselamatan dan Penerbangan Surabaya.
Berikut adalah tahap - tahap pembuatan diagram FaultTree Analysis (FTA) yang bertujuan untuk mengetahuisumber – sumber penyebab potensi risiko kecelakaandiidentifikasi berdasarkan faktor karakteristik kegiatanproyek dan faktor perilaku (ergonomi) dari para pekerja.Adalah sebagai berikut :1. mengidentifikasi TOP EVENT atau kejadian puncak yang
sebelumnya telah ditentukan dari wawancara/surveydengan pihak kontraktor.
2. mengidentifikasi INTERMEDIATE EVENT tingkatpertama terhadap TOP EVENT atau kejadian puncak.
3. Menentukan hubungan INTERMEDIATE EVENT tingkatpertama ke TOP EVENT atau kejadian puncak denganmenggunakan gerbang logika (logic gate):
43
OR Gate : digunakan apabila salah satu kejadian(hanya kejadian a atau kejadian b) terjadi, dapatmenyebabkan TOP EVENT.
AND Gate : digunakan apabila semua kejadian (kejadian a dan kejadian b) terjadi, dapat menyebabkanTOP EVENT.
4. Mengidenifikasi dan menentukan INTERMEDIATEEVENT tingkat kedua.
5. Menentukan hubungan INTERMEDIATE EVENT tingkatkedua ke INTERMEDIATE EVENT tingkat pertamadengan menggunakan gerbang logika (logic gate).
6. Melanjutkan sampai ke BASIC EVENT.
Pada penelitian ini akan menggunakan metode APMM (Accident Measurement Method) yang merupakan gabungan dari2 metode yang biasa digunakan untuk menganalisa risiko yaituFault Tree Analysis (FTA) dan Task Demand Assessment (TDA).Dimana Fault Tree Analysis (FTA) digunakan untuk menganalisadan mengidentifikasi risiko, Sedangkan Task Demand Assessment(TDA) digunakan untuk mengkuantifikasi risiko yangdiidentifikasi dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis(FTA).
Pada identifikasi menggunakan pohon kegagalan atau FaultTree Analysis (FTA), akan didapatkan dapatkan basic event yangmerupakan faktor penyebab kecelakaan kerja, berdasarkankeadaan lingkungan kerja dan perilaku pekerja. Sebagai aplikasipenggambaran diagram Fault Tree Analysis (FTA) akandigunakan pekerjaan pada pekerjaan pasang dinding dan plesteraneksterior pada proyek pembangunan Gedung Dormitory ATKP(Akademi Teknik Keselamatan dan Penerbangan) Surabaya.
44
Gambar 4.3 Diagram Fault Tree Analysis Risiko Terjatuh DariKetinggian
Seperti yang bisa dilihat pada diagram FTA gambar 4.3,pada contoh kasus pekerjaan pemasangan batu bata dan plesteraneksterior kemungkinan potensi risiko yang terjadi adalah jatuhdari ketinggian. Kemungkinan terjadinya risiko tersebutdisebabkan oleh beberapa faktor. Dalam penelitian ini yangditinjau adalah faktor kondisi lingkungan kerja dan faktorperilaku (ergonomi) kerja dari pekerja.
Setelah selesai penggambaran diagram FTA, maka langkahselanjutnya adalah penetuan cut set. Contoh minimal cut setdengan metode Mocus pada risiko terjatuh dari ketinggian pada
45
pekerjaan pemasangan batu bata dan plesteran eksterior adalahsebagai berikut :
1. Minimal cut set Gate AGate A akan terjadi apabila Gate B atau Gate C terjadi.Gate A
BC
2. Minimal cut set Gate BGate B akan terjadi apabila Gate 1 atau Gate 2 atau Gate 3terjadi.Gate B
123
3. Minimal cut set Gate CGate C akan terjadi apabila Gate 4 dan Gate 5 terjadi.Gate C
45
Berdasarkan Minimal cut set di atas, diketahui bahwa risikoterjatuh dari ketinggian pada pekerjaan pemasangan batu bata danplesteran eksterior akan terjadi disebabkan oleh faktor :
1. Bentuk bangunan, atau2. Letak pekerjaan, atau3. Cuaca saat pelaksanaan, atau4. Alat Pengaman Diri (APD) tidak dipakai dan pergerakan
pekerja.
Dari penentuan Minimal cut set dengan menggunakan metodeMocus tersebut di atas, maka akan didapatkan sumber / faktorpenyebab terjadinya risiko yang dapat didefinisikan juga sebagaibasic event yang akan ditinjau dan dinilai pada metode task
46
demand assessment (TDA) untuk menentukan kuantiti atau nilaitotal dari setiap risiko.
4.4. PERHITUNGAN NILAI POTENSI RISIKOKECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKANMETODE TASK DEMAND ASSESSMENT ( TDA )
Setelah faktor penyebab risiko didapatkan denganmenggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA), langkahselanjutnya adalah mengkuantifikasi risiko dengan metode TaskDemand Assessment (TDA). Dimana faktor penyebab risikoterlebih dahulu dihitung untuk kemudian diakumulasi gunamendapatkan nilai dari setiap risiko secara keseluruhan. Faktorpenyebab terjadinya risiko kecelakaan kerja dalam penelitian iniditinjau dan diidentifikasi berdasarkan kondisi atau karakteristikpelaksanaan pembangunan proyek dan juga perilaku (ergonomi)para pekerja.
Faktor penyebab terjadinya risiko kecelakaan kerja tersebutnantinya akan dinilai berdasarkan skala nilai yang ditentukandengan menggunakan metode Task Demand Assessment (TDA).Penilaian para ahli pada proyek pembangunan Gedung DormitoryATKP (Akademi Teknik Keselamatan dan Penerbangan)Surabaya sangat dibutuhkan untuk mengukur tingkat faktorpenyebab terjadinya risiko yang terjadi pada proyek tersebut.
4.4.1. Menentukan Skala Penilaian Potensi Penyebab RisikoKecelakaan Dengan Metode TDA ( Task DemandAssessment Method )
Berdasarkan skala kuantitatif yang telah ditentukan olehkoresponden/pihak kontraktor yang ada di lapangan didapatkannilai skala 1 merupakan nilai skala untuk risiko yang berpotensi
47
rendah atau jarang sekali terjadi , nilai skala 3 merupakan nilaiskala untuk risiko yang berpotensi sedang,dan yang terakhiradalah skala nilai 9 yang merupakan nilai skala untuk risiko yangberpotensi tinggi atau sangat sering terjadi.
Penggunaan skala nilai ini digunakan berdasarkan durasiatau waktu pada setiap pekerjaan yang ditinjau, dari awalpekerjaan sampai pekerjaan tersebut tuntas (0% - 100%). Setelahskala nilai ditetapkan, kemudian menentukan range atau lingkupnilai akhir dari tiap risiko, dengan menjadikan skala nilai tertinggiuntuk suatu sumber risiko sebagai pedoman nilai risiko potensikecelakaan kerja yang akan dianalisa dalam pembangunangedung taruna 5 lantai di Akademi Teknik Keselamatan danPenerbangan Surabaya.
Pembuatan range skala nilai dapat dibuat denganmemberikan skala nilai tertinggi pada setiap faktor penyebabterjadinya risiko kecelakaan kerja selama pekerjaan berlangsung (0 % - 100 % ) akan diberi nilai skala tertinggi yaitu nilai skala 9yang merupakan nilai skala untuk risiko yang berpotensi tinggiatau sangat sering terjadi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padatabel 4.3 penentuan skala nilai tertinggi. Pada tabel tersebutdijelaskan faktor – faktor penyebab risiko dimisalkan disebabkanoleh 5 faktor yaitu bentuk bangunan ( basic event 1 ), letakpekerjaan ( basic event 2 ), cuaca saat pelaksanaan ( basic event 3), APD tidak digunakan ( basic event 4 ) dan pergerakan pekerja (basic event 5 ). sehingga untuk masing -masing faktor risikodidapatkan nilai potensi risiko yang terjadi sebesar 9 danakumulasi nilai ke-5 faktor risiko tersebut sebesar 45 yangmerupakan score tertinggi dan patokan tingkat nilai risiko untukpenilaian risiko yang akan dibahas. Penjelasan penentuan untukskala nilai tertinggi untuk penilaian potensi risiko kecelakaankerja dapat dilihat dalam tabel 4.3 sebagai berikut :
48
Tabel 4.3 Penentuan Skala Nilai Tertinggi
Pekerja
Basic EventNilaiTotalRisiko
BentukBangunan
(B1)
LetakPekerjaan
(B2)
CuacaSaat
Pelaksanaan (B3)
APD TidakDigunakan
(B4)
PergerakanPekerja
(B5)
(B1+B2+B3+B4+
B5 )
TukangA
100% x 9 100% x 9 100% x 9 100% x 9 100% x 9
45,00NilaiFaktorRisiko
9,00 9,00 9,00 9,00 9,00
Berdasarkan nilai skala risiko tertinggi yang telah dihitungpada tabel 4.3 tersebut di atas, lalu akan dibuat range nilai skalapenilaian berdasarkan nilai risiko tertinggi tersebut yang dibagi kedalam 3 kelompok antara lain:
1. Jika nilai risiko yang dihasilkan antara 0 - 15, makatergolong nilai risiko berpotensi rendah/kecil.
2. Untuk nilai 15 - 30, maka tergolong risiko berpotensi sedang/ menengah.
3. Sedangkan untuk nilai risiko 31 - 45, maka tergolong risikoberpotensi tinggi.
49
Potensi Rendah Potensi Sedang Potensi Tinggi
Nilai 1 - 15 Nilai 16 - 30 Nilai 31 - 45
15 300 45
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4 ilustrasirange akumulasi skala nilai risiko sebagai berikut :
Gambar 4.4 Ilustrasi Range Akumulasi Skala Nilai Risiko
Sebagai pengaplikasian dalam penilaian potensi risikokecelakaan kerja pada pelaksanaan proyek pembangunan GedungDormitory ATKP (Akademi Teknik Keselamatan danPenerbangan) Surabaya akan digunakan pekerjaan pemasangandinding batu bata dan plesteran eksterior. Dimana pekerjaanmempunyai potensi risiko terjatuh dari ketinggian dansebelumnya telah diididentifikasi menggunakan metode FaultTree Analysis ( FTA) dan didapatkan basic event atau faktorpenyebab risiko. Faktor penyebab risiko Antara lain bentukbangunan ( basic event 1 ), letak pekerjaan ( basic event 2 ), cuacasaat pelaksanaan ( basic event 3 ), APD tidak digunakan ( basicevent 4 ) dan pergerakan pekerja ( basic event 5 ). Analisapenilaian potensi risiko terjatuh dari ketinggian pada pekerjaanpemasangan dinding batu bata dan plesteran eksterior dapatdijelaskan pada tabel 4.4 sebagai berikut :
50
Tabel 4.4 Penilaian Skala nilai Risiko Terjatuh Dari Ketinggian Terhadap Durasi AktifitasPekerjaan Pemasangan Dinding Bata Dan Plesteran Eksterior
Sumber Risiko Skala Penilaian Durasi Aktivitas Pekerjaan
Terjatuh dariketinggian
Rendah(nilai = 1)
Sedang(nilai = 3)
Tinggi(nilai = 9)
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
aBentuk
BangunanSederhana Sedang Rumit 1 1 1 1 3 3 3 3 9 9
bLetak
PekerjaanMudah
dijangkauSedang
Susahdijangkau 1 1 3 3 3 3 3 3 9 9
cCuaca SaatPelaksanaan
Cuacapanas dan
tidak angin
Jaranghujan dan
anginbertiupnormal
Hujan danangin
bertiupkencang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
dAPD TidakDigunakan
Digunakansebagian
Jarangdigunakan
Tidakdigunakan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
ePergerakan
PekerjaDiam ditempat
Bergerakmaju kedepan
Bergerakmundur 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
51
4.4.2. Diagram Task Demand Assessment (TDA) PotensiPenyebab Risiko Kecelakaan Kerja
Berdasarkan penilaian skala risiko yang telah dilakukansebelumnya pada tabel 4.4 langkah selanjutnya adalah membuardiagram task demand assessment (TDA) yang bisa dilihat padagambar 4.5 sebagai berikut :
Gambar 4.5 Diagram TDA Risiko Terjatuh Dari Ketingian padaPekerjaan Pemasangan Dinding dan PlesteranEksterior
52
Berdasarkan diagram TDA yang dibuat, dapat diketahuibagaimana cara penilaian skala nilai untuk setiap faktor potensirisiko yang ada. Dan juga dapat diketahui bahwa pada saat kapansetiap risiko yang ada, mempunyai kemungkinan akan terjadi.Pada gambar 4.5 dapat diketahui bahwa :
1. Faktor potensi risiko basic event 1 ( B 1 ) merupakanrisiko yang dikarenakan oleh bentuk dari bangunan yangakan dikerjakan pada gedung dormitory 5 lantai AkademiTeknik Keselamatan dan Penerbangan Surabaya. Padapekerjaan pemasangan dinding batu bata dan plesteraneksterior pada lantai 1 dan 2 mempunyai tingkat kerumitanyang rendah sehingga lantai 1 dan 2 mempunyai potensirisiko yang rendah dan diberikan skala nilai 1. Sedangkanpada lantai 3 dan mempunyai tengkat kerumitan desainyang sedang sehingga potensi yang ditimbulkan sedang dandiberkan skala nilai 3. Dan yang terakhir adalah lantai 5yang mempunyai bentuk desain bangunan pada tingkatsangat rumit. Sehingga potensi risiko yang ditimbulkanakan sangat tinggi. Dan pada penilain skala nilai akandiberikan nilai 9.
2. Faktor potensi risiko basic event 2 ( B 2 ) merupakanrisiko yang dikarenakan oleh letak pekerjaan pemasangandinding batu bata dan plesteran eksterior yang dikerjakanmudah dijangkau atau tidaknya, dalam hal ini semakinsemakin pekerjaan tersebut dijangkau, maka akan semakinkecil potensi risiko yang akan terjadi. Sedangkan apabilapekerjaan tersebut susah untuk dijangkau, maka semakintinggi potensi risiko pada pekerjaan tersebut. Pada lantai 1pekerjaan pemasangan dinding batu bata dan plesteraneksterior letak pekerjaan dapat dijangkau dengan mudah,sehingga akan pada lantai 1 ini akan diberikan skala nilai 1.Pada lantai 2, 3, dan 4 terdapat beberapa lokasi dimanalokasi tersebut cukup susah untuk dijangkau sehingga akan
53
diberikan skala nilai 3 pada pekerjaan pemasangan batubata dan plesteran eksterior untuk lantai 2, 3, dan 4. Danpada lantai 5 yang merupakan lantai yang mempunyailokasi yang sangat susah dijangkau oleh karena itu padalaintai ini akan diberikan skala nilai 9.
3. Faktor potensi risiko basic event 3 ( B 3 ) merupakanrisiko yang dikarenakan cuaca yang terjadi selama proyekberlangsung. Dapat diuraikan bahwa cuaca dinilaiberdasarkan durasi waktu kegiatan berlangsung. Padaproyek gedung dormitory 5 lantai Akademi TeknikKeselamatan dan Penerbangan Surabaya, durasi pekerjaanberlangsung selama bulan Juli – bulan Desember.Penilaian diasumsikan berdasarkan cuaca yang terjadi,dimana pada bulan Juli – Desember adalah musimPeralihan dari musim kemarau ke musim penghujan dankecepatan angin dianggap merata selama pekerjaanpemasangan batu bata dan plesteran eksterior. Maka untukitu untuk faktor potensi risiko cuaca pada saat pelaksanaandiberikan skala nilai sebesar 3 dengan anggapan bahwacuaca pada saat pelaksanaan pekerjaan pemasangandinding batu bata dan plesteran eksterior jarang terjadihujan serta angin yang bertiup dengan normal.
4. Faktor potensi risiko basic event 4 ( B 4 ) merupakanrisiko yang disebabkan oleh Alat Pengaman Diri (APD)tidak digunakan oleh pekerja. Pada risiko tidakmenggunakan APD jika pekerjaan tidak memakai alatpelindung diri pada pekerjaan atap tersebut maka risikoyang terjadi akan berisiko tinggi karena bekerja padaketinggian tersebut. Penilaian didasarkan pada tingkat skalanilai risiko yang terjadi .
54
5. Faktor potensi risiko basic event 5 ( B 5 ) merupakanrisiko yang disebabkan pergerakan pekerja dalammelakukan pekerjaan pemasangan dinding batu bata danplesteran eksterior, pekerja relatif bergerak menyampingdalam bekerja maka risiko yang mungkin terjadi relatifsedang. Dan pada penilaian faktor potensi risiko diberikanskala nilai 3.
Berdasarkan diagram TDA yang ditunjukkan padagambar 4.5, nilai potensi yang dihasilkan berdasarkan nilai risikodari setiap sumber risiko dan faktor penyebab terjadinya risikoyang terjasi dapat dijelaskan bahwa risiko sangat berpotensi padasaat durasi pekerjaan 90% - 100% selama pekerjaan pemasangandinding bata dan plesteran eksterior berlangsung.
Dengan menggunakan metode yang sama, untuk setiappekerjaan yang memiliki kemungkinan risiko yang palingdominan diagram Task Demand Assessment ( TDA ) dapat dilihatpada lampiran 3.
4.4.3. Perhitungan Nilai Potensi Risiko Kecelakaan KerjaDengan Menggunakan Metode Task DemandAssessment ( TDA )
Setelah faktor penyebab potensi risiko kecelakaankegiatan pekerjaan yang telah diidentifikasi dengan metode faulttree analysis ( FTA ) dan penilaian potensi risiko kecelakaandengan metode Task Demand Assessment ( TDA ), maka nilaipotensi risiko itu sendiri dapat dihitung dengan rumus jumlahprosentase durasi waktu pelaksanaan x skala nilai risiko. Untuknilai risiko jatuh dari Atap adalah sebagai berikut:
Accident Point ( AP ) = % Durasi x i ......................... ( 1 )n
∑i =1
55
Berikut adalah perhitungan dari setiap faktor penyebab Potensirisiko kecelakaan kerja :
1. AP 1 yang merupakan faktor bentuk bangunan :AP 1 = ( 40% x 1 ) + ( 40% x 3 ) + ( 20% x 9 ) = 3,4
2. AP 2 yang merupakan faktor letak pekerjaan :AP 2 = ( 20% x 1 ) + ( 60% x 3 ) + ( 20% x 9 ) = 3,8
3. AP 3 yang merupakan faktor cuaca saat pelaksanaan :AP 3 = (70% x 3) + (30% x 9) = 4,8
4. AP 4 yang merupakan faktor APD tidak digunakan :AP 4 = ( 100% x 3 ) = 3,0
5. AP 5 yang merupakan faktor pergerakan dari pekerja :AP 4 = ( 100% x 3 ) = 3,0
Langkah selanjutnya setelah nilai dari setiap faktorpenyebab potensi risiko dihitung adalah mengakumulasi nilai daripotensi risiko 1 orang pekerja/tukang yang bekerja padapekerjaan yang telah ditinjau dan diidenfikasi sebelumnya,dengan menjumlahkan seluruh nilai faktor penyebab potensirisiko berdasarkan pada diagram Task Demand Assessment(TDA) yang telah dibuat sebelumnya pada gambar 4.5. berikutadalah perhitungan dari total accident point yang telah dihitung.Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5.
Total AP = AP1 + AP2 + AP3 + APn……………( 2 )
Total AP = 3,4 + 3,8 + 4,8 + 3,0 + 3,0 = 18,0
n
∑i =1
56
NilaiTotal
BentukBangunan
(B1)
LetakPekerjaan
(B2)
Cuaca SaatPelaksanaa
n (B3)
APD TidakDigunakan
(B4)
PergerakanPekerja (B5)
(B1+B2+B3+B4
+B5 )
Tukang A40% x 1 +40% x 3 +20% x 9
20% x 1 +60% x 3 +20% x 9
70% x 3 +30% x 9
100% x 3 100% x 3
Nilai FaktorRisiko
3,40 3,80 4,80 3,00 3,00
Pekerja
Basic Event
18,00
Tabel 4.5 Perhitungan akumulasi perhitungan Task DemandAssessment ( TDA ) risiko terjatuh dari ketinggian
Sumber : Analisa dan perhitungan
Berdasarkan perhitungan dan tabel 4.5 didapatkanakumulasi perhitungan nilai potensi risiko kecelakaan terjatuhdari ketinggian pada pekerjaan pemasangan dinding batu bata danplesteran eksterior sebesar 18,00 dari nilai tertinggi sebesar 45.Bardasarkan range score / nilai yang ditetapkan sebelumnyaseperti pada gambar 4.4 maka risiko terjatuh pada pekerjaanpemasangan dinding batu bata dan plesteran eksterior termasukatau tergolong pada kategori sedang. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada gambar 4.6 sebagai berikut :
Gambar 4.6 Ilustrasi range akumulasi skala nilai risiko terjatuhdari ketinggian
57
Faktor penyebab risiko yang lebih dominan padapekerjaan pemasangan dinding batu bata dan plesteran eksteriorpada proyek Pembangunan Dormitory 5 lantai Akademi TeknikKeselamatan dan Penerbangan Surabaya, berdasarkanperhitungan dengan menggunakan metode Task demandassessment (TDA) terdapat pada faktor cuaca saat pelaksanaan,faktor letak dari pekerjaan, faktor dari desain bentuk bangunan,alat pengaman diri (APD) yang tidak digunakan dan pergerakandari pekerja. Dalam pekerjaan pemasangan dinding batu bata danplesteran eksterior berpotensi risiko tinggi pada saat durasipekerjaan 90% - 100%. Dengan menggunakan metode danprosedur yang sama dengan pekerjaan pemasangan dinding batubata dan plesteran eksterior, perhitungan nilai risiko pekerjaanbekisting, pekerjaan pengecoran beton, pekerjaan pengecataneksterior dan pekerjaan atap polycarbonate dapat dijelaskan dandilihat pada lampiran 3.
Berikut adalah perhitungan nilai potensi risiko padaperhitungan nilai risiko pekerjaan bekisting, pekerjaanpengecoran beton, pekerjaan pengecatan eksterior dan pekerjaanatap polycarbonate dengan menggunakan metode APMM(Accident Potential Measurement Method) yang merupakan fusiatau gabungan dari metode Fault Tree Analysis (FTA) dan TaskDemand Assessment) :
58
NilaiTotalRisiko
Pengangkutan
material(B1)
Cuaca SaatPelaksanaa
n (B2)
BentukDesain
Bangunan(B3)
LetakPekerjaan
(B4)
PekerjaKurang
Berpengalaman (B5)
PergerakanPekerja
(B6)
(B1+B2+B3+B4+
B5 )
Tukang A 100% x 370% x 3 +30% x 9
40% x 1 +20% x 3 +40% x 9
40% x 1 +20% x 3 +40% x 9
40% x 3 +60% x 1
100% x 3
NilaiFaktorRisiko
3,00 4,80 4,60 4,60 1,80 3,00
Pekerja
Basic Event
21,80
1. Pekerjaan bekisting : terluka saat bekisting ambruk
Tabel 4.6 Perhitungan akumulasi perhitungan Task DemandAssessment ( TDA ) terluka saat bekisting ambruk
Untuk pekerjaan bekisting dengan sumber risiko terlukaakibat bekisting ambruk, disebabkan oleh faktor pengangkutanmaterial, faktor cuaca saat pelaksanaan, faktor bentuk desainbangunan, faktor letak pekerjaan, pekerja jurang berpengalamandan faktor pergerakan dari pekerja. Perhitungan nilai potensirisiko kecelakaan kerja yang terjadi sebesar 21,80 dari range nilairisiko tertinggi yaitu sebesar 45. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada gambar 4.7 sebagai berikut :
59
NilaiTotalRisiko
BentukBangunan
(B1)
LetakPekerjaan
(B2)
Cuaca SaatPelaksanaa
n (B3)
APD TidakDigunakan
(B4)
PergerakanPekerja (B5)
(B1+B2+B3+B4
+B5 )
Tukang A40% x 3 +60% x 1
20% x 1 +60% x 3 +20% x 9
40% x 3 +60% x 9
40% x 9 +60% x 3 +40% x 9
100% x 3
Nilai FaktorRisiko
1,80 5,00 6,60 5,40 3,00
Pekerja
Basic Event
21,80
Gambar 4.7 Ilustrasi range akumulasi skala nilai risiko terlukasaat bekisting ambruk
Dari range skala nilai yang telah ditentukan, sehinggatergolong nilai risiko berpotensi sedang. Risiko kecelakaanberpotensi tinggi saat durasi pekerjaan mencapai 70% - 100%selama proses pekerjaan bekisting.
2. Pekerjaan pengecoran beton : terjatuh pada saat pengecoran
Tabel 4.7 Perhitungan akumulasi perhitungan Task DemandAssessment ( TDA ) terjatuh pada saat pengecoran
Pada pekerjaan pengecoran beton dengan sumberrisiko akibat terjatuh pada saat pengecoran, disebabkan olehfaktor pengangkutan material, faktor bentuk desain daribangunan, faktor letak pekerjaan, faktor alat pengaman diri(APD) yang tidak digunakan dan faktor Pekerja KurangBerpengalaman. Perhitungan nilai potensi risiko kecelakaankerja yang terjadi sebesar 21,80 dari range nilai risikotertinggi yaitu sebesar 45. Untuk lebih jelasnya dapat dilihatpada gambar 4.8 sebagai berikut :
60
NilaiTotalRisiko
BentukBangunan
(B1)
LetakPekerjaan
(B2)
Cuaca SaatPelaksanaa
n (B3)
APD TidakDigunakan
(B4)
PergerakanPekerja (B5)
(B1+B2+B3+B4
+B5 )
Tukang A20% x 1 +20% x 3 +60% x 9
40% x 1 +40% x 3 +20% x 9
100% x 3 100% x 3 100% x 3
Nilai FaktorRisiko
6,2 3,4 3,0 3,0 3,0
Pekerja
Basic Event
18,60
Gambar 4.8 Ilustrasi range akumulasi skala nilai risiko terjatuhpada saat pengecoran
Dari range skala nilai yang telah ditentukan, sehinggatergolong nilai risiko berpotensi sedang. Risiko kecelakaanberpotensi tinggi saat durasi pekerjaan mencapai 70% - 100%selama proses pekerjaan pengecoran beton.
3. Pekerjaan pengecatan eksterior : terjatuh/terpeleset dariketinggian
Tabel 4.8 Perhitungan akumulasi perhitungan Task DemandAssessment ( TDA ) terjatuh/terpeleset dari ketinggian
61
Pada pekerjaan pengecatan eksterior dengan sumberrisiko akibat terluka yang diakibatkan oleh faktor bentukdesain dari bangunan, faktor letak pekerjaan, faktor cuaca saatpelaksanaan, faktor alat pengaman diri (APD) yang tidakdigunakan, dan faktor pergerakan dari pekerja. Perhitungannilai potensi risiko kecelakaan kerja yang terjadi sebesar 18,60dari range nilai risiko tertinggi yaitu sebesar 45. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada gambar 4.9 sebagai berikut :
Gambar 4.9 Ilustrasi range akumulasi skala nilai risikoterjatuh/terpeleset dari ketinggian
Dari range skala nilai yang telah ditentukan, sehinggatergolong nilai risiko berpotensi sedang. Risiko kecelakaanberpotensi tinggi saat durasi pekerjaan mencapai 10% - 20%selama proses pekerjaan pengecatan eksterior. Risikoberpotensi sedang. Risiko kecelakaan berpotensi tinggi saatdurasi pekerjaan mencapai 10% - 20% selama prosespekerjaan pengecatan eksterior.
62
NilaiTotalRisiko
BentukBangunan
(B1)
LetakPekerjaan
(B2)
Cuaca SaatPelaksanaa
n (B3)
APD TidakDigunakan
(B4)
PergerakanPekerja (B5)
(B1+B2+B3+B4
+B5 )
Tukang A 100% x 340% x 1 +60% x 9
100% x 3 100% x 340% x 1 +60% x 3
Nilai FaktorRisiko
3,0 5,8 3,0 3,0 2,2
Pekerja
Basic Event
17,00
4. Pekerjaan atap polycarbonate : terjatuh karena kehilangankeseimbangan
Tabel 4.9 Perhitungan akumulasi perhitungan Task DemandAssessment ( TDA ) terjatuh karena kehilangankeseimbangan
Pada pekerjaan beton dengan sumber risiko akibatterluka yang diakibatkan oleh faktor bentuk desain daribangunan, faktor letak pekerjaan, faktor cuaca saatpelaksanaan, faktor alat pengaman diri (APD) yang tidakdigunakan, dan faktor pergerakan dari pekerja. Perhitungannilai potensi risiko kecelakaan kerja yang terjadi sebesar 17,00dari range nilai risiko tertinggi yaitu sebesar 45. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada gambar 4.10 sebagai berikut :
63
Gambar 4.10 Ilustrasi range akumulasi skala nilai risikoterjatuh karena kehilangan keseimbangan
Dari range skala nilai yang telah ditentukan, sehinggatergolong nilai risiko berpotensi sedang. Risiko kecelakaanberpotensi tinggi saat durasi pekerjaan mencapai 50% - 100%selama proses pekerjaan pekerjaan atap polycarbonate.
64
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
65
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KesimpulanHasil akhir dari penelitian ini merupakan jawaban yang
didapat dari rumusan masalah yang ada pada bab awal tugas akhirini, diestimasi potensi kecelakaan kerja yang berasal daribeberapa faktor/variabel penyebab terjadinya risiko yangmempunyai kemungkinan akan terjadi pada saat pelaksanaanProyek Pembangunan Gedung Dormitory 5 Lantai denganmenggunakan metode APMM (Accident Potential MeasurementMethod).
Berdasarkan hasil analisa serta pembahasan didapatkankesimpulan dari penelitian ini, bahwa pada pekerjaan bekistingdan pengecoran beton memiliki angka potensi risiko tertinggiyaitu sebesar 21,80. Pada pekerjaan bekisting dengan sumberrisiko terluka akibat bekisting ambruk, disebabkan oleh faktorpengangkutan material, faktor cuaca saat pelaksanaan, faktorbentuk desain bangunan, faktor letak pekerjaan, pekerja jurangberpengalaman dan faktor pergerakan dari pekerja. Perhitungannilai potensi risiko kecelakaan kerja yang terjadi sebesar 21,80dari range nilai risiko tertinggi yaitu sebesar 45. Dari range skalanilai yang telah ditentukan, sehingga tergolong nilai risikoberpotensi sedang. Risiko kecelakaan berpotensi tinggi saat durasipekerjaan mencapai 70% - 100% selama proses pekerjaanbekisting.
Sedangkan pada pekerjaan pengecoran beton dengan sumberrisiko akibat terjatuh pada saat pengecoran, disebabkan olehfaktor pengangkutan material, faktor bentuk desain daribangunan, faktor letak pekerjaan, faktor alat pengaman diri(APD) yang tidak digunakan dan faktor Pekerja KurangBerpengalaman. Perhitungan nilai potensi risiko kecelakaan kerjayang terjadi sebesar 21,80 dari range nilai risiko tertinggi yaitusebesar 45. Dari range skala nilai yang telah ditentukan, sehingga
66
tergolong nilai risiko berpotensi sedang. Risiko kecelakaanberpotensi tinggi saat durasi pekerjaan mencapai 70% - 100%selama proses pekerjaan pengecoran beton.
5.2. Saran1. Dalam penelitian tugas akhir yang menggunakan metode
APMM (Accident Potential Measurement Method) yangmerupakan gabungan dari dua metode yang biasadigunakan dalam pengukuran risiko yaitu Fault TreeAnalysis (FTA) dan Task Demand Assessment (TDA) ini,memiliki kekurangan pada penentuan skala nilai untukkemungkinan terjadinya risiko pada saat menggunakanmetode TDA. Dimana penentuan skala nilai tersebutdidapatkan dari penilaian para ahli (expert judgement).Dimana kekurangan tersebut dapat dicegah denganmenggunakan pendekatan skala nilai yang lebih akuratyang berasal dari penilaian para ahli (expert judgement)dengan data pengamatan lapangan sehingga hasil dariperhitungan Accident Point pada metode TDA bisa lebihakurat dan sesuai dengan kenyataannya/realistis.
2. Dalam penelitian ini dan sebelumnya metode APMM(Accident Potential Measurement Method) hanyadiaplikasikan untuk proyek gedung. Pada kenyataannyaproyek selain proyek gedung juga mempunyai risikokecelakaan kerja, sehingga diharapkan untuk penelitiantugas akhir selanjutnya metode APMM (Accident PotentialMeasurement Method) bisa diterapkan untuk proyekpembangunan non gedung.
3. Dengan menggunakan metode APMM (Accident PotentialMeasurement Method) juga bisa diterapkan untuk lebihdari 1 (satu) obyek studi yang bertujuan untuk menganalisadan mengukur potensi risiko kecelakaan kerja pada setiapobyek studi. Dan selanjutnya dibandingkan guna mencaripersamaan den perbedaannya.
DINAS PERHUBUNGANAKADEMI TEKNIK DAN KESELAMATAN
PENERBANGAN SURABAYAJL. JEMUR ANDAYANI NO.73
SURABAYA 60238
NAMA PAKET : PEKERJAAN PEMBANGUNANDORMITORY 5 LANTAI
LOKASI : SURABAYA
NOMOR
KONTRAK : SP.008/PL.102/ATKP.SBY-2012
TANGGAL
KONTRAK : 12 JUNI 2012
NILAI
KONTRAK : Rp. 20.671.195.000,- (TERMASUK
PAJAK)
WAKTU
PELAKSANAAN : 200 HARI KALENDER
WAKTU
PEMELIHARAAN : 365 HARI KALENDER
SUMBER DANA : APBN
KONSULTAN
PERENCANA : PT. SEKAR TRIAS UTAMA
KONSULTAN
SUPERVISI : PT. DELTA BUANA
KONTRAKTOR
PELAKSANA : PT. SASMITO
Gambar Rencana Proyek Pembangunan Dormitory Taruna 5 Lantai ATKP Surabaya
Lay out Lokasi Studi Penelitian Tugas Akhir
20.0
0
HALL
4.00 4.00 4.00 4.00
7.00
6.00
7.00
4.00 4.00 4.00 4.00
4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
4.00 4.00 4.00 4.00
CUCI +JEMUR
JEMUR
4.00 4.00 4.00
ENTRANCE
R.CUCI
51.00
4.00
6.00
7.00
6.00
7.00
SHAFTMEK.
ENTRANCE
KANTORPENGELOLA
HALL
GUDANG/RUANGPANEL
GUDANG/RUANGPANEL
1.20
1.20
1.50
3.00
1.50
1.50
3.00
1.50
LIFT
N TNT
SHAFTMEK.
CUCI +JEMUR
1.50
3.00 4.00
3.00
3.50
3.50
KANTORPENGELOLA
1
2
3
4
N
BORDES
± 0.00 ± 0.00
VOID VOID
A
B
A
B
C
C D
D E
E
F
F
G
G
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
RUANG TIDUR± 0.00
- 0.05 - 0.03
- 0.05
- 0.03
- 0.05
- 0.03
A B C D E F G H I J K L M N
PIPA TEGAKPIPA TEGAKPIPA TEGAKPIPA TEGAKPIPA TEGAKPIPA TEGAKPIPA TEGAK
PIPA TEGAKPIPA TEGAKPIPA TEGAKPIPA TEGAKPIPA TEGAKPIPA TEGAK
RABAT KELILING
1.50
1.50
RABAT KELILING
1.50
RABAT KLEILING
RABAT KLEILING
1.50
Denah Lantai 1
20.0
0
4.00 4.00 2.00 2.00 4.00
7.00
6.00
7.00
4.00 4.00 4.00 4.00
4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
4.00 4.00 4.00 4.00
CUCI +JEMUR
JEMUR
4.00 4.00 4.00
R.CUCI
51.00
4.00
1.08
6.00
7.00
6.00
7.00
SHAFTMEK.
ATAPTRANSPARAN
1.20
1.20
1.50
3.00
1.50
1.50
3.00
1.50
LIFT
N TNT
SHAFTMEK.
CUCI +JEMUR
1.50
3.00 4.00
3.00
3.50
3.50
RUANGBERSAMA
ATAPTRANSPARAN
RUANGBERSAMA
RUANGBERSAMA
RUANGBERSAMA
GUDANG/RUANGPANEL
7.50
2.85
N
BORDES
1
2
3
4
+ 4.00 + 4.00
VOIDGUDANG/RUANGPANEL
VOID VOID
A
B
A
B
C
C D
D E
E
F
F
G
G
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
RUANG TIDUR+ 4.00
+ 3.95 + 3.97
+ 3.95
+ 3.97
+ 3.95
+ 3.97
A B C D E F G H I J K L M N
Denah Lantai 2
20.0
0
4.00 4.00 4.00 4.00
7.00
6.00
7.00
4.00 4.00 4.00 4.00
4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
4.00 4.00 4.00 4.00
CUCI +JEMUR
JEMUR
4.00 4.00 4.00
R.CUCI
51.00
4.00
1.08
6.00
7.00
6.00
7.00
SHAFTMEK.
1.20
1.20
1.50
3.00
1.50
1.50
3.00
1.50
LIFT
N TNT
SHAFTMEK.
CUCI +JEMUR
1.50
3.00 4.00
3.00
3.50
3.50
RUANGBERSAMA
RUANGBERSAMA
RUANGBERSAMA
RUANGBERSAMA
GUDANG/RUANGPANEL
7.50
2.85
N
BORDES
1
2
3
4
+ 8.00 + 8.00
GUDANG/RUANGPANEL
VOID VOID
VOID
A
B
A
B
C
C D
D E
E
F
F
G
G
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
RUANG TIDUR+ 8.00
+ 7.95 + 7.97
+ 7.95
+ 7.97
+ 7.95
+ 7.97
A B C D E F G H I J K L M N
Denah Lantai 3
20.0
0
4.00 4.00 4.00 4.00
7.00
6.00
7.00
4.00 4.00 4.00 4.00
4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
4.00 4.00 4.00 4.00
CUCI +JEMUR
JEMUR
4.00 4.00 4.00
R.CUCI
51.00
4.00
1.01
6.00
7.00
6.00
7.00
SHAFTMEK.
1.20
1.20
1.50
3.00
1.50
1.50
3.00
1.50
LIFT
N TNT
SHAFTMEK.
CUCI +JEMUR
1.50
3.00 4.00
3.00
3.50
3.50
RUANGBERSAMA
RUANGBERSAMA
RUANGBERSAMA
RUANGBERSAMA
GUDANG/RUANGPANEL
7.50
2.85
N
BORDES
1.01
1
2
3
4
+ 12.00 + 12.00
GUDANG/RUANGPANEL
VOID VOID
VOID
A
B
A
B
C
C D
D E
E
F
F
G
G
+ 11.95 + 11.97
+ 11.95
+ 11.97
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
RUANG TIDUR+ 12.00
+ 12.00 + 12.00
+ 11.95
+ 11.97
A B C D E F G H I J K L M N
Denah Lantai 4
20.0
0
4.00 4.00 4.00 4.00
7.00
6.00
7.00
4.00 4.00 4.00 4.00
4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
4.00 4.00 4.00 4.00
CUCI +JEMUR
JEMUR
4.00 4.00 4.00
R.CUCI
51.00
4.00
1.01
6.00
7.00
6.00
7.00
SHAFTMEK.
1.20
1.20
1.50
3.00
1.50
1.50
3.00
1.50
LIFT
N TNT
SHAFTMEK.
CUCI +JEMUR
1.50
3.00 4.00
3.00
3.50
3.50
RUANGBERSAMA
RUANGBERSAMA
RUANGBERSAMA
RUANGBERSAMA
GUDANG/RUANGPANEL
7.50
2.85
N
BORDES
1.01
1
2
3
4
+ 16.00 + 16.00
GUDANG/RUANGPANEL
VOID VOID
VOID
A
B
A
B
C
C D
D E
E
F
F
G
G
+ 15.95 + 15.97
+ 15.95
+ 15.97
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
RUANG TIDUR+ 16.00
+ 16.00 + 16.00
+ 15.95
+ 15.97
A B C D E F G H I J K L M N
Denah Lantai 5
20.0
0
4.00 4.00 4.00
7.00
6.00
7.00
7.00 4.00 4.00 4.00
4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
6.00
7.00
6.00
7.00
1.20
1.20
1.50
3.00
1.50
1.50
3.00
1.50N TNT
LIFT
1
2
3
4
+ 20.00
+ 20.00
4.00
7.50
2.85
VOID VOID VOID
A
B
A
B
C
C D
D E
E
F
F
G
G
ATAP DAKBETON
+ 20.00
ATAP DAKBETON
RUANGMESIN
+ 20.00
ATAP DAKBETON
+ 20.00
ATAP DAKBETON
+ 20.00
ATAP DAKBETON
51.00
7.00
A B C D E F G H I J K L M N
PIPA TEGAKPIPA TEGAKPIPA TEGAKPIPA TEGAKPIPA TEGAKPIPA TEGAKROOF DRAINROOF DRAINROOF DRAINROOF DRAINROOF DRAINROOF DRAIN
PIPA TEGAKROOF DRAIN
PIPA TEGAKROOF DRAIN
PIPA TEGAKROOF DRAIN
PIPA TEGAKROOF DRAIN
PIPA TEGAKROOF DRAIN
PIPA TEGAKROOF DRAIN
PIPA TEGAKROOF DRAIN
Denah Lantai Atap
20.0
0
4.00 4.00 4.00
7.00
6.00
7.00
7.00 4.00 4.00 4.00
4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
51.00
4.00
6.00
7.00
6.00
7.00
1.20
1.11
1.50
3.00
1.50
1.50
3.00
1.50N TNT
1
2
3
4
4.00
A
B
A
B
C
C D
D E
E
F
F
G
G
+ 20.00
ATAP DAKBETON
+ 20.00
ATAP DAKBETON
+ 20.00
ATAP DAKBETON
+ 20.00
ATAP DAKBETON
+ 20.00
ATAP DAKBETON
+ 20.00
ATAP DAKBETON
+ 23.00
ATAP DAKBETON
ATAPLENGKUNG
ATAPLENGKUNG
ATAPLENGKUNG
A B C D E F G H I J K L M N
Denah Rencana Atap
KUISIONER WAWANCARA TUGAS AKHIR
JUDUL :ANALISA DAN IDENTIFIKASI POTENSI RISIKO
KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE APMM (ACCIDENT POTENTIAL MEASUREMENT
METHOD ) PADA PROYEK PEMBANGUNANDORMITORY 5 LANTAI AKADEMI TEKNIK
KESELAMATAN DAN PENERBANGAN SURABAYA
DISUSUN OLEH :TAUFIQ JUNAEDI (3111 106 024)
PROGRAM SARJANA LINTAS JALUR TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA 2014
1. PENDAHULUAN
Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang hanyasatu kali dilaksanakan dan pada umumnya berjangka waktupendek. Pada kegiatan proses pembangunan proyek konstruksi,khususnya pembangunan gedung, merupakan suatu kegiatan yangmengandung risiko. Dan risiko tersebut dapat menghambatkelancaran proyek tersebut serta dapat membahayakankeselamatan bagi orang yang bekerja pada proyek tersebut.
Proses pekerjaan konstruksi pada proyek dapat menimbulkanberbagai macam risiko, baik dari segi pelaksanaan, alat, materialdan sumber daya manusia. Risiko – risiko tersebut sangatberpengaruh terhadap kelancaran proyek, baik dari segipelaksanaan, biaya dan waktu. Risiko merupakan kemungkinan(Probabilitas) terjadinya peristiwa di luar yang diharapkan dalamsetiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan kemungkinandapat merugiakan. Demikian halnya kegiatan proyek konstruksipembangunan gedung. Selama pembangunan proyek gedung ini,kemungkinan menimbulkan berbagai risiko yang terjadi.
Metode APMM (Accident Potential Measurement Method)merupakan gabungan dari dua metode yang selama ini banyakdigunakan dalam analisis risiko. Yaitu metode Fault Tree Analysis(FTA) dan metode Task Demand Assessment (TDA). FTAdigunakan untuk mengidentifikasi sumber dan penyebabterjadinya risiko kecelakaan, sedangkan TDA untukmengkuantifikasi potensi kecelakaan dari masing – masingpenyebab terjadinya risiko kecelakaan yang dihasilkan dari FTA.TDA juga menggabungkan potensi kecelakaan yang diakibatkanoleh karakteristik kegiatan proyek dan faktor ergonomi perilakupekerja. Untuk mengaplikasikan metode ini, proses pembangunangedung Proyek Pembangunan Dormitory 5 Lantai digunakansebagai studi kasus.
2. TUJUAN SURVEI WAWANCARAMendapatkan informasi dan data yang diperlukan
mengenai risiko secara tepat dan akurat yang terjadi danmempunyai kemungkinan akan terjadi pada saat prosesPembangunan Gedung Dormitory 5 Lantai Akademi TeknikKeselamatan dan Penerbangan Surabaya, yang didapatkan daripihak kontraktor yang digunakan untuk simulasi dalampenyusunan Tugas Akhir Peneliti.
3. KERAHASIAAN HASIL SURVEI WAWANCARAData dan informasi yang telah diberikan dari pihak
kontraktor, dalam survey wawancara akan dijaminkerahasiaannya dan digunakan hanya untuk penyusunan TugasAkhir Peneliti.
4. DATA RENPONDEN
Nama : ......................................Posisi / Jabatan : ......................................Pendidikan Terakhir : ......................................Lama Bekerja : ......................................
Pertanyaan Wawancara :1. Hal/Poin apa saja yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan
dalam pelaksanaan Pembangunan Gedung Dormitory 5Lantai Akademi Teknik Keselamatan dan PenerbanganSurabaya ?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
2. Apa saja jenis kecelakaan yang mempunyai kemungkinanyang paling sering atau dominan terjadi pada saatpelaksanaan Pembangunan Gedung Dormitory 5 LantaiAkademi Teknik Keselamatan dan Penerbangan Surabaya ?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
3. Faktor apa sajakah yang menentukan terjadinya potensirisiko kecelakaan kerja pada saat pelaksanaanPembangunan Gedung Dormitory 5 Lantai Akademi TeknikKeselamatan dan Penerbangan Surabaya ?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
4. Bagaimana prosedur yang digunakan untuk skala penilaianuntuk risiko yang mempunyai kemungkinan terjadi padasaat pelaksanaan Pembangunan Gedung Dormitory 5Lantai Akademi Teknik Keselamatan dan PenerbanganSurabaya ?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
KUISIONER WAWANCARA TUGAS AKHIR
JUDUL :ANALISA DAN IDENTIFIKASI POTENSI RISIKO
KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE APMM (ACCIDENT POTENTIAL MEASUREMENT
METHOD ) PADA PROYEK PEMBANGUNANDORMITORY 5 LANTAI AKADEMI TEKNIK
KESELAMATAN DAN PENERBANGAN SURABAYA
DISUSUN OLEH :TAUFIQ JUNAEDI (3111 106 024)
PROGRAM SARJANA LINTAS JALUR TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA 2014
1. PENDAHULUAN
Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang hanyasatu kali dilaksanakan dan pada umumnya berjangka waktupendek. Pada kegiatan proses pembangunan proyek konstruksi,khususnya pembangunan gedung, merupakan suatu kegiatan yangmengandung risiko. Dan risiko tersebut dapat menghambatkelancaran proyek tersebut serta dapat membahayakankeselamatan bagi orang yang bekerja pada proyek tersebut.
Proses pekerjaan konstruksi pada proyek dapat menimbulkanberbagai macam risiko, baik dari segi pelaksanaan, alat, materialdan sumber daya manusia. Risiko – risiko tersebut sangatberpengaruh terhadap kelancaran proyek, baik dari segipelaksanaan, biaya dan waktu. Risiko merupakan kemungkinan(Probabilitas) terjadinya peristiwa di luar yang diharapkan dalamsetiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan kemungkinandapat merugiakan. Demikian halnya kegiatan proyek konstruksipembangunan gedung. Selama pembangunan proyek gedung ini,kemungkinan menimbulkan berbagai risiko yang terjadi.
Metode APMM (Accident Potential Measurement Method)merupakan gabungan dari dua metode yang selama ini banyakdigunakan dalam analisis risiko. Yaitu metode Fault Tree Analysis(FTA) dan metode Task Demand Assessment (TDA). FTAdigunakan untuk mengidentifikasi sumber dan penyebabterjadinya risiko kecelakaan, sedangkan TDA untukmengkuantifikasi potensi kecelakaan dari masing – masingpenyebab terjadinya risiko kecelakaan yang dihasilkan dari FTA.TDA juga menggabungkan potensi kecelakaan yang diakibatkanoleh karakteristik kegiatan proyek dan faktor ergonomi perilakupekerja. Untuk mengaplikasikan metode ini, proses pembangunangedung Proyek Pembangunan Dormitory 5 Lantai digunakansebagai studi kasus.
2. TUJUAN SURVEI WAWANCARAMendapatkan informasi dan data yang diperlukan
mengenai risiko secara tepat dan akurat yang terjadi danmempunyai kemungkinan akan terjadi pada saat prosesPembangunan Gedung Dormitory 5 Lantai Akademi TeknikKeselamatan dan Penerbangan Surabaya, yang didapatkan daripihak kontraktor yang digunakan untuk simulasi dalampenyusunan Tugas Akhir Peneliti.
3. KERAHASIAAN HASIL SURVEI WAWANCARAData dan informasi yang telah diberikan dari pihak
kontraktor, dalam survey wawancara akan dijaminkerahasiaannya dan digunakan hanya untuk penyusunan TugasAkhir Peneliti.
4. DATA RENPONDEN
Nama : ......................................Posisi / Jabatan : ......................................Pendidikan Terakhir : ......................................Lama Bekerja : ......................................
Pertanyaan Wawancara :1. Hal/Poin apa saja yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan
dalam pelaksanaan Pembangunan Gedung Dormitory 5Lantai Akademi Teknik Keselamatan dan PenerbanganSurabaya ?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
2. Apa saja jenis kecelakaan yang mempunyai kemungkinanyang paling sering atau dominan terjadi pada saatpelaksanaan Pembangunan Gedung Dormitory 5 LantaiAkademi Teknik Keselamatan dan Penerbangan Surabaya ?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
3. Faktor apa sajakah yang menentukan terjadinya potensirisiko kecelakaan kerja pada saat pelaksanaanPembangunan Gedung Dormitory 5 Lantai Akademi TeknikKeselamatan dan Penerbangan Surabaya ?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
4. Bagaimana prosedur yang digunakan untuk skala penilaianuntuk risiko yang mempunyai kemungkinan terjadi padasaat pelaksanaan Pembangunan Gedung Dormitory 5Lantai Akademi Teknik Keselamatan dan PenerbanganSurabaya ?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
xvii
BIODATA PENULIS
Penulis dilahirkan di Sidoarjo, 2Mei1990, merupakan anak pertama dari 3(tiga) bersaudara. Penulis telahmenempuh pendidikan formal yaitu diMINU Ngingas lulus padatahun 2002,SMPN 1 Warululus padatahun 2005,SMAN 1 Warululus padatahun 2008.Setelah lulus SMA pada tahun 2008,penulis melanjutkan kuliahD3denganmengambiljurusanTeknikSi
pilInstitutTeknologiSepuluhNopember Surabaya dan lulus padatahun 2011. Setelah lulus dari D3. Kemudian melanjutkan kuliahke program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITSangkatan 2011 Gasal dan terdaftar dengan NRP 3111106024.Bagi para pembaca yang ingin menghubungi atau bertanyakepada penulis dapat mengirim pesan melalui emailtaufiqjunaeditj@gmail.com.