Post on 12-Jul-2016
ANALISA BIAYA PROYEKBAHAN AJARDIKLATDITJEN ANGGARANJAKARTA, 9 JULI 2012Ir. ARIFFIN
AZIZS, MTAHLI MADYA JAFUNG TBP
BANGUNAN GEDUNG NEGARALandasan Hukum2. UU No. 28 tahun 2002Tentang Bangunan
Gedung1. UU No. 18 Tahun 1999Tentang Jasa Konstruksi3. UU No. 1 tahun 2004Tentang
Perbendaharaan Negara4. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000Tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi5. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005Tentang Peraturan Pelaksanaan UU
No. 28 tahun 2002 tentangBangunan Gedung6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
2006Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah7. KEPPRES No. 42 Tahun 2002Tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara8. PERPRES No. 73 Tahun
2011Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara9. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
No. 45/PRT/M/2007Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Bangunan GedungPENGERTIAN Negara:Bangunan Gedung Negara: adalah bangunanadalah
bangunangedunggedung untuk keperluan dinasuntuk keperluan dinas yang menjadi /akanyang
menjadi /akanmenjadimenjadi kekayaan milik negarakekayaan milik negara dan diadakandan
diadakandengan sumber pembiayaandengan sumber pembiayaan APBNAPBN, dan/atau,
dan/atauperolehan Perolehan lain yang sahlainnya yang sah.perolehan lainnya yang
sah. :Perolehan lain yang sah : Hibah, Pembelian,Hibah, Pembelian,Bangun Serah Guna,
Bangun Guna Serah.Bangun Serah Guna, Bangun Guna Serah. Pembangunan Bangunan Gedung
Negara (BGN)Pembangunan Bangunan Gedung Negara (BGN)berbasis anggaran kinerjaberbasis
anggaran kinerja bukan proyekbukan proyek
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BGN:Biaya Pembangunan Biaya Pekerjaan Non StandarStandar
HargaBiaya Pekerjaan StandarBGN: Standar Harga BGN Klasifikasi Sederhana danSatuan
Tertinggi per M2: Ditetapkan olehStandar Harga Bangunan Rumah NegaraTidakSederhana
Bupati/Walikota secara berkala/tahunberdasarkan spesifikasi teknis dan BiayaBiaya Konstruksi
Fisikklasifikasi BGNKomponen Biaya Pembangunan: BiayaBiaya Pengawasan/Manajemen
KonstruksiPerancangan (Design) Pengelolaan Proyek
BangunanPembiayaan Bangunan tertentu: dengan Desain PrototipeProsentase Komponen
Biaya Pembangunan:Diperhitungkan dari BIAYA KONSTRUKSI FISIKBiaya Pekerjaan Besarnya
biaya perencanaan, manajemenkonstruksi /pengawasan,Non-Standar Bangunan dengan
Desaindihitung berdasarkan billing-rate PembangunanBerulang > BangunanBangunan
Sederhana1 tahun anggaran Dihitung berdasarkan rincian volumeBangunan KhususTidak
sederhana kebutuhan nyata danharga pasar yang wajar, dengan terlebih dahulu
berkonsultasikepada instansi Teknis PU;PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BGN:
KEPPRES No. 42 Tahun 2002Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
NegaraPasal 14(1) Dalam melaksanakan belanja negara dilakukan standardisasikomponen
kegiatan termasuk harga satuannya.(3) Dalam penyusunan standardisasi harga satuan, sedapat
mungkinmenggunakan data dasar yang bersumber dari penerbitan resmiBadan Pusat Statistik,
departemen/lembaga, danpemerintah daerah.(2) Standardisasi harga satuan digunakan untuk
menyusunpembiayaan kegiatan-kegiatan yang diusulkan dalam dokumenanggaran.
KEPPRES No. 42 Tahun 2002Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara(4) Penetapan standardisasi dilakukan secara berkala oleh :b. Menteri/pimpinan lembaga
untuk standardisasi harga satuan pokokkegiatan departemen/lembaga yang bersangkutan;a.
Menteri Keuangan dengan memperhatikan pertimbangan menteri/pimpinan lembaga terkait
untuk standardisasi harga satuan umum,satuan biaya langsung personil dan non personil untuk
kegiatan jasakonsultasi;.c. Gubernur/bupati/walikota dengan memperhatikan pertimbangan
dariinstansi terkait untuk standardisasi harga satuan pokok kegiatandaerah
provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan;.d. Bupati/walikota untuk standardisasi harga
satuan bangunan gedungnegara untuk keperluan dinas seperti kantor, rumah dinas,
gudang,gedung rumah sakit, gedung sekolah, pagar dan bangunan fisiklainnya.
PEMBANGUNANBANGUNANBARUBIAYAPEKERJAANNON
STANDARPERAWATANBANGUNANBIAYA PEKERJAANSTANDARKlasifikasiStandar
LuasStandarJumlah LantaiHSBGNNon-StandarBgn + LingkNon-StandarFungsi KhususNon-
StandarLainnyaSKEMATIKPEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BGN:
A. Klasifikasi Bangunan Gedung NegaraPERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 5,1. Klasifikasi
bangunan gedung negara didasarkan padakompleksitas.2. Klasifikasi bangunan gedung negara
meliputi bangunansederhana, bangunan tidak sederhana, dan bangunan khusus.a. Bangunan
sederhana, merupakan bangunan gedung negaradengan teknologi dan spesifikasi sederhana.b.
Bangunan tidak sederhana, merupakan bangunan gedungnegara dengan teknologi dan
spesifikasi tidak sederhana.c. Bangunan khusus, merupakan bangunan gedung negaradengan
fungsi, teknologi, dan spesifikasi khusus.PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARA3.
Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi bangunan gedungnegara diatur dengan Peraturan
Menteri.
BANGUNAN SEDERHANAadalah bangunan gedung negara dengan karakter sederhana
sertamemiliki kompleksitas dan teknologi sederhana Masa penjaminankegagalan bangunannya
adalah selama 10 (sepuluh) tahunBANGUNAN TIDAK SEDERHANAadalah bangunan gedung
negara dengan karakter tidak sederhanaserta memiliki kompleksitas dan/atau teknologi tidak
sederhanaMasa penjaminan kegagalan bangunannya adalah selama palingsingkat 10 (sepuluh)
tahunBANGUNAN KHUSUSadalah bangunan gedung negara yang memiliki penggunaan
danpersyaratan khusus, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannyamemerlukan
penyelesaian/teknologi khusus Masa penjaminankegagalan bangunannya paling singkat 10
(sepuluh) tahunPERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARAPENGERTIANPERMEN PU No.
45/PRT/M/2007
Bangunan Gedung Kantor yang sudah adadisain Pelayanan Rumah Dinas Tipe C,D, dan
Eprototipe-nya / sd. 2 lantai Pendidikan: lanjutan dan dasar sd. 2kesehatan: Puskesmas
lantaiKlasKlas Penggunaan BangunanPenggunaan
BangunanSEDERHANASEDERHANATIDAKTIDAKSEDERHANASEDERHANAKHUSUSKHUSUSPERSYA
RATAN Bangunan Gedung Kantor belum ada prototipe-nya /BANGUNAN GEDUNGNEGARA
Rumah Dinas Tipe Adiatas 2 lantai & B, atau C,D & E Rumah Sakit Klas Ayangbertingkat &
Istana Universitas/AkademiB Bangunan Monumental Laboratorium Instalasi
NuklirNegara/Wisma Negara
Klasifikasi bangunan khusus, ditetapkanberdasarkan rincian anggaran biaya (RAB)yang dihitung
tersendiri sesuai dengankebutuhan dan kewajaran harga yangberlaku.PERSYARATAN
BANGUNAN GEDUNGNEGARA
1. Standar luas gedung kantor;a. Standar luas ruang gedung kantor, adalah:1). Rata-rata 10
(sepuluh) meter persegi per personel(Catt: Untuk Klasifikasi Bangunan tidak sederhana)2). Rata-
rata 9,6 (sembilan koma enam) meter persegi perpersonel (Catt: Untuk Klasifikasi Bangunan
sederhana)b. Bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang pelayanan,luasnya dihitung
secara tersendiri berdasarkan analisiskebutuhanc. Rincian standar luas ruang gedung kantor dan
ruang penunjangtercantum dalam lampiran I.(Penambahan 25% Luas Ruang Untuk Sirkulasi)B.
Standar Luas Bangunan Gedung NegaraPERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 6, 7, 8, 9.2. Ketentuan
lebih lanjut mengenai Standar Luas bangunan gedungnegara diatur dengan Peraturan
Menteri.PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARA
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARAB. STANDAR LUAS BGN1. GEDUNG KANTORa.
klasifikasi sederhana rata-rata sebesar 9,6 m2 per - personil;b. klasifikasi tidak sederhana rata-
rata sebesar 10 m2 per- personil;c. ruang-ruang khusus atau ruang pelayanan
masyarakat,kebutuhannya dihitung secara tersendiri (studi kebutuhan ruang)diluar luas ruangan
untuk seluruh personil yang akan ditampung2. RUMAH NEGARATipe Luas Bangunan Luas
lahanKhusus 400 m2 1 000 m2A 250 m2 600 m2B 120 m2 350 m2C 70 m2 200 m2D 50 m2 120
m2E 36 m2 100 m2
TIPE PENGGUNAKHUSUS - Menteri- Pimpinan Lembaga Tinggi NegaraA - Sekretaris
Jenderal/Direktur Jenderal/Inspektur Jenderal- Pejabat yang setingkat- Anggota Lembaga Tinggi
Negara/DewanB - Direktur/Kepala Pusat/Kepala Biro- Pejabat yang setingkat- Pegawai Negeri
Sipil Golongan IV/d dan IV/eC - Kepala Sub Direktorat/Kepala Bagian/Kepala Bidang- Pejabat
yang setingkat- Pegawai Negeri Sipil Gol. IV/a dan IV/cD - Kepala Seksi/Kepala Sub Bagian/Kepala
Sub Bidang- Pejabat yang setingkat- Pegawai Negeri Sipil Gol. IIIE - Pegawai Negeri Sipil Gol I dan
Gol IIPERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARA
JABATANLUAS RUANG (m2)KETERANGANR. KERJAR. PENUNJANG JABATAN R.
PELAYANANJABATANJMLR.TAMUR.RAPATR.TUNGGUR.ISTIRAHATR.SEKRETR.STAFR.SIMPANR.TO
ILETJMLSTAFCATATAN1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121Menteri/ KetuaLembaga28.00 40.00 40.00
60.00 20.00 15.00 24.00 14.00 6.00 247.00 8R.Staf pada
setiapjabatandiperhitungkanberdasarkan jumlahpersonel@ 2,2 - 3 m2/personel, sesuaidengan
tingkatjabatan dankebutuhan darimasing-masingK/L2 Wakil Menteri 16.00 14.00 20.00 18.00
10.00 10.00 15.00 10.00 4.00 117.00 53Eselon IA/ AnggotaDewan16.00 14.00 20.00 18.00 10.00
10.00 15.00 10.00 4.00 117.00 54 Eselon I B 16.00 14.00 20.00 9.00 5.00 7.00 4.40 5.00 3.00
83.40 25 Eselon II A 14.00 12.00 14.00 12.00 5.00 7.00 4.40 3.00 3.00 74.40 26 Eselon II B 14.00
12.00 10.00 6.00 5.00 5.00 4.40 3.00 3.00 62.40 27 Eselon III A 12.00 6.00 3.00
3.00R.Toiletbersama24.00 08 Eselon III B 12.00 6.00 3.00 21.00 09 Eselon IV 8.00 8.80 2.00 18.80
4STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG KANTORA. RUANG KANTORPERSYARATAN BANGUNAN
GEDUNGNEGARA
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARAJENIS RUANG LUAS KETERANGAN1 2 31Ruang
Rapat UtamaKementerian140 m2Kapasitas 100 orang2 Ruang Rapat Utama Es. I 90 m2Kapasitas
75 orang3 Ruang Rapat Utama Es. II 40 m2Kapasitas 30 orang4 Ruang Studio 4 m2/ orang
Pemakai 10% dari staf5 Ruang Arsip 0.4 m2/ orang Pemakai seluruh staf6 WC/ Toilet 2 m2/ 25
orang Pemakai Pejabat Es. V sd Es. III dan seluruh staf7 Musholla 0.8 m2/ orang Pemakai 20%
dari jumlah personelB. RUANG PENUNJANG3. Untuk ruang kantor / ruang penunjang Anggota
DPRD disetarakan denganruang kantor / ruang penunjang Eselon IIA.2. Untuk ruang kantor /
ruang penunjang Walikota/Bupati disetarakan denganruang kantor / ruang penunjang Eselon
IA.Keterangan :1. Untuk ruang kantor / ruang penunjang Gubernur disetarakan denganruang
kantor / ruang penunjang Menteri.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARAC. SIRKULASI 25% X (JUMLAH A + B)Keterangan:1.
Standar luas ruang tersebut diatas merupakan acuan dasar, yang dapatdisesuaikan berdasarkan
fungsi/sifat tiap eselon/jabatan.2. Luas ruang kerja untuk Satuan Kerja dan Jabatan Fungsional
dihitungtersendiri sesuai dengan kebutuhan di luar standar luas tersebut di atas.3. Untuk
bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang-ruang khusus atauruang pelayanan
masyarakat, seperti Kantor Pelayanan Pajak, KantorPelayanan Perbendaharaan Negara,
kebutuhannya dihitung tersendiri, di luarstandar luas tersebut di atas.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARAKeterangan1.Untuk:a. Rumah Jabatan Gubernur
disetarakan dengan Rumah Tipe Khusus, kecualiluas tanah 2000m2.b. Rumah Jabatan
Bupati/Walikota disetarakan dengan Rumah Negara Tipe A,kecuali luas tanah 1000m2.Rumah
Jabatan Gubernur/Bupati/Walikota dapat ditambahkan luas ruang untukRuang Tamu Besar
/Pendopo yang dihitung sesuai kebutuhan dan kewajaran.2.Sepanjang tidak bertentangan
dengan luasan persil yang ditetapkan dalamRencana Tata Ruang Wilayah, toleransi kelebihan
tanah yang diizinkan untuk:- DKI Jakarta : 20 %- Ibukota Provinsi : 30 %- Ibukota Kabupaten/Kota
: 40 %- Pedesaan : 50 %3. Untuk rumah susun negara yang dibangun dalam wujud rumahsusun,
luas per unit bangunannya diperhitungkan denganmengurangi luas garasi mobil (untuk tipe
Khusus, A, dan B).Kebutuhan garasi mobil disatukan dalam luas parkir basementdan/atau
halaman
C. Standar Jumlah Lantai Bangunan Gedung NegaraPERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 10.1.
Jumlah lantai bangunan gedung negara ditetapkan palingbanyak 8 (delapan) lantai.2. Jumlah
lantai rumah negara yang tidak berupa rumah susunditetapkan paling banyak 2 (dua) lantai.3.
Bangunan gedung negara yang dibangun lebih dari 8 (delapan)lantai harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dariMenteri.4. Jumlah lantai bangunan gedung negara yang
berpengaruhpada Koefisien /faktor pengali jumlah lantai bangunan,besarannya ditetapkan oleh
Menteri.PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARA
Jumlah Lantai Bangunan Koefisien / Faktor Pengali Bangunan 2 Lantai 1,090Bangunan 3 Lantai
1,120Bangunan 4 Lantai 1,135Bangunan 5 Lantai 1,162Bangunan 6 Lantai 1,197Bangunan 7
Lantai 1,236Bangunan 8 Lantai 1,265Tabel Koefisien / Faktor Pengali Jumlah Lantaibangunan,
sbb:PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARA
Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara1.Standar harga satuan tertinggi
bangunan gedungnegara ditetapkan secara berkala oleh Bupati/Walikota.2.Standar harga
satuan tertinggi bangunan gedungnegara untuk Provinsi DKI Jakarta ditetapkan olehGubernur
DKI Jakarta.3.Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung negaradihitung berdasarkan
formula perhitungan standar hargasatuan tertinggi yang ditetapkan oleh Menteri.D. Standar
Harga Satuan Tertinggi Bangunan GedungNegara (HSBGN)PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal
15.PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARA
D. STANDAR HARGA SATUAN TERTINGGI(HSBGN)Bab IV. B PERMEN PU No.
45/PRT/M/2007Standar Harga Satuan Tertinggi merupakan biaya per-m2pelaksanaan konstruksi
maksimum untuk pembangunanbangunan gedung negara, khususnya untuk pekerjaan
standarbangunan gedung negara, yang meliputi pekerjaan struktur,arsitektur dan finishing,
serta utilitas bangunan gedung negara.PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARAStandar
Harga Satuan Tertinggi pembangunan bangunangedung negara ditetapkan secara berkala untuk
setiapkabupaten/kota oleh Bupati/Walikota setempat, khusus untukProvinsi DKI Jakarta
ditetapkan oleh Gubernur.
HSBGN : Standar Harga Satuan Tertinggi BGNVn : Kuantitas (Volume) komponen bangunan
Pek.StandarLtb : Luas total lantai bangunanHn : Harga komponen bangunan Pek. StandarK :
Koefisien jumlah lantaiHSBGN =∑ Vn X HnLtb X KMODEL FORMULA HSBGNPERSYARATAN
BANGUNAN GEDUNGNEGARA
Standar Harga Satuan Tertinggi ditetapkan sesuai denganklasifikasi, lokasi, dan tahun
Pembangunan Bangunan Gedung Negarapembangunannya, yang terdiriatas: Pembangunan
Bangunan RumahKlasifikasiSederhana dan Tidak Sederhana Pembangunan Pagar Bangunan
Gedung NegaraPERSYARATAN BANGUNANNegara UtilitasPEKERJAAN STANDAR Finishing
Arsitektur StrukturGEDUNGNEGARA bangunan gedung negara meliputipekerjaan :
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARANoKOMPONENBANGUNANSUB
KOMPONENBANGUNANBOBOT (%)
TAHAPANTERHADAPSELURUHBANGUNANBOBOTMAKSIMUMBOBOTYANG
DIBANGUNNILAI(%)1. Pondasi PONDASI 10.00% 100.00%2. StrukturKOLOM, BALOK & RING BALK
27.00% 100.00%PLESTERAN 2.00% 100.00%3. A t a pRANGKA ATAP 8.00% 100.00%PENUTUP
ATAP 2.00% 100.00%4. Langit-LangitRANGKA LANGIT-LANGIT 3.50% 100.00%PENUTUP LANGIT-
LANGIT 4.50% 100.00%5. DindingBATU BATA/ PARTISI 4.50% 100.00%PLESTERAN 1.75%
100.00%KACA 1.25% 100.00%PINTU 1.00% 100.00%KOSEN 1.50% 100.00%6 Lantai PENUTUP
LANTAI 10.00% 100.00%7. UtilitasINSTALASI LISTRIK 5.00% 100.00%INSTALASI AIR 1.50%
100.00%DRAINASE LLIMBAH 1.50% 100.00%8. FinishingFINISHING STRUKTUR (CAT) 1.00%
100.00%FINISHING LANGIT-LANGIT (CAT) 4.00% 100.00%FINISHING DINDING (CAT) 6.00%
100.00%FINISHING PINTU/ KOSEN (CAT) 4.00% 100.00%JUMLAH NILAI PEKERJAAN STANDAR
100.00%
NO URAIANKLASIFIKASIKETERANGANSEDERHANATIDAKSEDERHANA KHUSUSA PERSYARATAN
TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN1. Jarak Antar Bangunan minimal 3 m, untuk bangunan
bertingkat dihitung berdasarkan pertimbangankeselamatan, kesehatan, dan
kenyamanan.Berdasarkanpertimbangankeselamatan, kesehatan,dan kenyamanan,
sertaketentuan dalam PeraturanDaerahsetempat tentangBangunan atau RencanaTata Ruang
WilayahKabupaten/Kota, atauRencana Tata Bangunandan Lingkungan untuklokasi yang
bersangkutan2. Ketinggian Bangunan maksimum 2 lantai maksimum 8 lantai (di atas 8 lantai
harus men dapatrekomendasi Menteri Pekerjaan Umum3. Ketinggian Langit-langit min. 2,80 m
min. 2,80 m sesuai fungsi4. Koefisien Dasar Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah
setempat5. Koefisien Lantai Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat6. Koefisien
Dasar Hijau Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat7. Garis sempadan Sesuai ketentuan
Peraturan Daerah setempat8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi & kaidaharsitektur
sederhanasesuai fungsi & kaidaharsitektursesuai fungsi & kaidaharsitektur9. Pagar Halaman **)
Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco (1/2 batu) , besi, baja , kayu,dan bahan lainnya
yang disesuaikan dengan rancangan wujud arsitekturbangunan.10. Kelengkapan Sarana dan
Prasarana Lingkungan *) Dihitung berdasarkankebutuhan sesuai fungsibangunan
danSNI/ketentuan yangberlaku.- parkir kendaraan minimal 1 parkir kendaraan untuk 60 m2 luas
bangunan gedung- aksesibiltas tersedia sarana aksesibilitas bagi penyandang cacat- drainase
tersedia drainase sesuai SNI yang berlaku- pembuangan sampah tersedia tempat pembuangan
sampah sementara- pembuangan limbah tersedia sarana pengolahan limbah, khususnya untuk
limbah berbahaya- penerangan halaman tersedia penerangan halamanTABEL A1SPESIFIKASI
TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA TINGGI/TERTINGGI
NEGARAPERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARA
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARANOURAIANKLASIFIKASIKETERANGANSEDERHANA
TIDAK SEDERHANA KHUSUSB PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN1. Bahan
PenutupLantaikeramik, vinil, tegelPCmarmer lokal, keramik,vinil,kayumarmer lokal,
keramik,vinil,kayuDiupayakan menggunakanbahan bangunan setempat/produksi dalam negeri,
termasuk bahan bangunan sebagai bagian dari sistem pabrik asikomponen. Apabila
bahantersebut sukar diperoleh atauharganya tidak sesuai, dapatdiganti dengan bahan lain
yangsederajat tanpa meng -urangipersyaratan fungsi dan mutudengan pengesahan
InstansiTeknis Setempat2. Bahan DindingLuarbata, batako diplesterdan dicat, kacabata, batako
diplesterdicat /dilapis keramik,kaca,panil beton ringanbata, batako diplesterdicat/dilapis
keramik,kaca,panil beton ringan3. Bahan DindingDalambata, batako diples terdan dicat, kaca,
partisikayu lapisbata, batako diplester dicat/dilapis keramik, kaca, partisigipsumbata, batako
diplesterdicat/ dilapis keramik,kaca partisi gipsum4. Penutup Plafond kayu-lapis dicat gipsum,
kayu-lapis dicat gipsum, kayu-lapis dicat5. Bahan PenutupAtapgenteng, asbes,
seng,sirapgenteng keramik, alumunium gelombang dicatgenteng keramik, alumunium
gelombang dicat6. Bahan Kosen danDaun Pintukayu dicat/ aluminium kayu dipelitur,
anodizedaluminiumkayu dipelitur, anodizedaluminiumC PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN1.
Pondasi batu belah, kayu, betonbertulang K-200batu belah, kayu, betonbertulang K-225 atau
lebihbatu belah, kayu, betonbertulang K-225 atau lebihKhusus untuk daerahgempa,
harusdirencanakan sebagaistruktur bangunan tahangempa.2. Struktur Lantai(untuk
bangunanbertingkat)beton bertulang K-225 ataulebih,baja,kayu klas kuat IIbeton bertulang K-
225 ataulebih,baja,kayu klas kuat II3. Kolom beton bertulang K-200baja, kayu klas kuat IIbeton
bertulang K-225 ataulebih,baja,kayu klas kuat IIbeton bertulang K-225 ataulebih,baja,kayu klas
kuat II4. Balok beton bertulang K-200,baja, kayu klas kuat IIbeton bertulang K-225
ataulebih,baja,kayu klas kuat IIbeton bertulang K-225 ataulebih, baja, kayu klas kuat II5. Rangka
Atap kayu klas kuat II, baja kayu klas kuat II, baja dilapisanti karatkayu klas kuat II, baja
dilapisanti karat6. Kemiringan Atap genteng min. 30 , sirapmin.22.5, seng min 15genteng min.
30 , sirapmin.22.5, seng min 15genteng min. 30 , sirapmin.22.5, seng min 15
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARANO URAIANKLASIFIKASIKETERANGANSEDERHANA
TIDAK SEDERHANA KHUSUSD PERSYARATAN UTILITAS dan PRASARANA DAN SARANA DALAM
BANGUNAN1. Air Bersih PAM, sumur pantek2. Saluran air hujan talang, saluran lingkungan3.
Pembuangan Air Kotor bak penampung4. Pembuangan Kotoran bak penampung5. Bak
SeptikTank & resapan berdasarkan kebutuhan6. Sarana Pengamanan thp.Bahaya Kebakaran
*)Mengkuti ketentuan dalam PERMEN PU tentang penanggulangan, serta StandarNasional
Indonesia (SNI) yang berlaku7. Sumber daya listrik *) PLN, Generator (harus memperhatikan
prinsip hemat energi)8. Penerangan peneranganalam dan buatan100-215 lux/m2, dihitung
berdasarkan kebutuhan dan fungsi Bangunan /fungsiruang serta SNI yang berlaku9. Tata Udara
6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC*) dihitung sesuai SNI yangberlaku.10. Sarana
TransportasiVertikal *)tidak diperlukan untuk bangunan di atas 4 lantai dapatmenggunakan Lift ,
sesuai SNI yang berlakudihitung sesuai kebutuhandan fungsi bangunan11. Aksesibilitas
bagipenyandang cacat*)Sesuai ketentuan dalam Per.Men. PU No. 30/KPTS/2006, minimal ramp
untukbangunan klasifikasi sederhana.12. Telepon *) sesuai kebutuhan13. Penangkal petir
penangkal petir lokalE PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN1. Tangga Penyelamatan
(khususuntuk bangunan bertingkat)lebar minimal = 1, 20 m, dan bukan tangga putar jarak antar
tangga aksimum45 m (jarak bisa 1,5 kali bilamenggunakan sprinkler)2. Tanda Penunjuk Arah
jelas, dasar putih huruf hijau3. Pintu lebar min.=0,90 m, satu ruang minimal 2 pintu dan
membuka keluar4 Koridor/selasar lebar min.=1,80 m
NO URAIANKLASIFIKASIKETERANGANKhusus & Tipe ATipe BTipe C,D, dan EA PERSYARATAN
TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGANB1. Jarak Antar Bangunan minimal 3 m, untuk bangunan
bertingkat dihitung berdasarkan pertimbangankeselamatan, kesehatan, dan
kenyamanan.Terutama berdasarkanketentuan dalamPeraturan Daerahsetempat
tentangBangunan atauRencana Tata RuangWilayahKabupaten/Kota untuklokasi
yangbersangkutan.2. Ketinggian Bangunan3. Ketinggian Langit-langit min. 2,70 m min. 2,70 m
min. 2,70 m4. Koefisien Dasar Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat5.
Koefisien Lantai Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat6. Koefisien Dasar Hijau
Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat7. Garis sempadan Sesuai ketentuan Peraturan
Daerah setempat8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi rumah &kaidah arsitektursesuai fungsi rumah
&kaidah arsitektursesuai fungsi & kaidaharsitektur sederhana9. Pagar Halaman **)
Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco (1/2 batu) , besi, baja , kayu, danbahan lainnya
yang disesuaikan dengan rancangan wujud arsitektur rumahnegaraBiayanya mengikutistandar
harga satuanper-m pagar10. Tandon Air min. 3 m3 min. 2 m3 min. 1 m3PERSYARATAN BAHAN
BANGUNANDiupayakanmenggunakan bahanbangunan setempat/produksi dalam
negeri,termasuk bahanbangunan sebagaibagian dari sistempabrikasi komponen.1. Bahan
Penutup Lantai marmer lokal, keramik,vinil,kayukeramik, vinil keramik, vinil, Tegel PC2. Bahan
Dinding bata, batako diplester dan dicat tembok3. Penutup Plafond Gipsum, asbes semen/ kayu-
lapis dicat asbes semen/kayu-lapis dicat4. Bahan Penutup Atap genteng keramik
berglazuurasbes, seng, sirapgenteng, asbes,seng, sirapgenteng, asbes, seng,sirap5. Bahan Kosen
dan DaunPintu/ Jendela kayu dipelitur/dicat kayu dicat kayu dicatTABEL A2SPESIFIKASI TEKNIS
BANGUNAN RUMAH NEGARAPERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARA
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARANOURAIANKLASIFIKASIKETERANGANKhusus & Tipe
ATipe BTipe C,D, dan EC PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN1. Pondasi batu belah, kayu klas
kuat /awet II, beton-bertulangbatu belah, kayu klas kuat/awet II, beton-bertulangbatu belah,
kayu klas kuat/awet II, beton-bertulangKhusus untuk daerahgempa, harusdirencanakan
sebagaistruktur bangunan tahangempa.2. Struktur Lantai(untuk bangunanbertingkat)beton
bertulang K-200, baja,kayu klas kuat/awet IIbeton bertulang K-200, baja,kayu klas kuat/awet II3.
Kolom beton bertulang K-200, baja,kayu klas kuat/awet IIbeton bertulang K-200, baja,kayu klas
kuat/awet IIbeton bertulang K-200, baja,kayu klas kuat/awet II4. Balok beton bertulang K-200,
baja,kayu klas kuat/awet IIbeton bertulang K-200, baja,kayu klas kuat/awet IIbeton bertulang K-
200, baja,kayu klas kuat/awet II5. Rangka Atap kayu klas kuat/awet II, baja kayu klas kuat/awet
II, baja kayu klas kuat/awet II, baja6. KemiringanAtapgenteng min. 30 , sirapmin.22.5, seng min
15genteng min. 30 , sirapmin.22.5, seng min 15genteng min. 30 , sirapmin.22.5, seng min 15D
PERSYARATAN UTILITAS dan PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN1. Air Bersih PAM,
sumur pantek2. Saluran air hujan talang, saluran lingkungan3. Pembuangan Air Kotor bak
penampung Untuk Rumah Negarayangdibangun dalam 1kompleks menggunakanseptiktank
Komunal4. Pembuangan Kotoran bak penampung5. Bak SeptikTank &resapan 6 m3 5 m3 2 - 4
m36. Sarana pengamananthp.Bahaya kebakaran *)Mengkuti ketentuan dalam PERMEN PU
tentang penanggulangan, sertaStandar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku7. Sumber daya
listrik *) PLN, 2200-4400 VA PLN, 1350-2200 VA PLN, 450-1350 VA8. Penerangan
peneranganalam dan buatan 100-215 lux/m2 100-215 lux/m2 100-215 lux/m29. Tata Udara 6-
10% bukaan ataudengan tata udarabuatan (AC)*)6-10% bukaan 6-10% bukaan12. Telepon *)
sesuai kebutuhan13. Penangkal petir penangkal petir lokal
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNGNEGARANO URAIANKLASIFIKASIKETERANGANKhusus &
Tipe ATipe B Tipe C,D, dan EE PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN1. Tangga Penyelamatan
(khususuntuk bangunan bertingkat)lebar min.=1, 20m2. Tanda Penunjuk Arah Tidak
dipersyaratkan3. Pintu lebar min.=0,90 m4 Koridor/selasar lebar min.=1,80 m*) pembiayaannya
tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2, dan harusdianggarkan tersendiri
sebagai biaya non-standar.3. Apabila bahan-bahan tersebut sukar diperoleh atau harganya tidak
sesuai, dapat digantidengan bahan lain yang sederajat tanpa mengurangi persyaratan fungsi dan
mutu denganpengesahan Instansi Teknis Setempat.1. Untuk Rumah Negara klas C, D, dan E,
pelaksanaan pembangunannya disamping sepertiketentuan pada tabel tersebut diatas,
dibangun berdasarkan "Dokumen Pelelangan DisainPrototip Daerah Setempat" yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya atau menggunakan disain Perum Perumnas yang telah
disetujui oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.2. Untuk bangunan rumah negara yang dibangun
dalam bangunan gedung bertingkat banyak(rumah susun), maka ketentuan-ketentuan teknisnya
mengikuti ketentuan teknis untukbangunan gedung negara sesuai ketentuan yang berlaku.
1. Setiap pembangunan bangunan gedung negarayang dilaksanakan oleh
kementerian/lembaga /SKPDharus mendapat bantuan teknis dalam bentukpengelolaan teknis.2.
Pengelolaan teknis dilakukan oleh tenaga pengelolateknis yang bersertifikat.3. Tenaga pengelola
teknis bertugas membantu dalampengelolaan kegiatan pembangunan bangunangedung negara
di bidang teknis administratif.4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan teknisdiatur
dengan Peraturan Menteri.PENGELOLA TEKNISPengelolaan TeknisPERPRES No. 73 Tahun 2011
Pasal 11.
BIAYA PEMBANGUNAN BGNBIAYA PEMBANGUNAN
BGNBIAYABIAYAPEMBANGUNANPEMBANGUNANBGNBGNBIAYABIAYAPEKERJAANPEKERJAANST
ANDARSTANDARBIAYABIAYAPEKERJAANPEKERJAANNON-STANDARNON-STANDARPERPRES No.
73 Tahun 2011 Pasal 14
PEKERJAAN STANDAR BGNPEKERJAAN STANDAR BGNPekerjaan Standar BGNmeliputi
pekerjaan : struktur, standar hargaarsitektur , finishing, utilitasDihitung berdasarkan: satuan
tertinggi berdasarkan klasifikasi bangunangedung luaskoefisien faktor pengali jumlah lantai
bangunan; dannegara; bangunanBiaya Pek. Standar = (HSBGN) (K) (Ltb)HSBGN : Standar Harga
Satuan Tertinggi BGNLtb : Luas total lantai bangunanK : Koefisien jumlah lantaiPERPRES No. 73
Tahun 2011 Pasal 14
Biaya Pekerjaan Non StandarPERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 16- dihitung berdasarkan
kebutuhan nyata dan harga pasar yangwajar.-Total biaya non-standar maksimum 150% dari
total biaya standar BGN-Ketentuan lebih lanjut diatur dengan Peraturan MenteriBiaya Pek. Non
StandarPERMEN PU No. 45/PRT/M/2007- dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata
dan hargapasar yang wajar , setelah berkonsultasi kepada Instansi Teknis setempat;- Besarnya
biaya perencanaan, manajemen konstruksi, pengawasanpekerjaan non-standar, dihitung
(berdasarkan billing-rate)PEKERJAAN NON STANDARPEKERJAAN NON STANDAR
Biaya non-standar digunakan untuk:1. Perizinan selain IMB;2. Penyiapan dan pematangan
lahan;3. Peningkatan arsitektur dan/atau struktur bangunan;4. Pekerjaan khusus kelengkapan
bangunan;5. Pekerjaan khusus bangunan gedung ramah lingkungan(greenbuilding); dan/atau6.
Penyambungan utilitasPEKERJAAN NON STANDARPEKERJAAN NON STANDAR
Total biaya tertinggi pekerjaan non-standar maksimum sebesar150% dari biaya pekerjaan
standar, dan dapat berpedoman pada :Jenis pekerjaan ProsentaseAlat Pengkondisian Udara 10-
20% dari XElevator/Escalator 8-12% dari XTata Suara (Sound System) 3-6% dari XTelepon dan
PABX 3-6% dari XInstalasi IT (Informasi & Teknologi) 6-11 % dari XElektrikal (termasuk genset) 7-
12% dari XSistem Proteksi Kebakaran 7-12% dari XSistem Penangkal Petir Khusus 2-5% dari
XInstalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 2-4% dari XInterior (termasuk furniture) 15-25% dari
XGas Pembakaran 1-2% dari XGas Medis 2-4% dari XPencegahan Bahaya Rayap 1-3% dari
XPondasi dalam 7-12% dari XFasilitas penyandang cacat & kebutuhan khusus 3-8% dari
XSarana/Prasarana Lingkungan 3-8% dari XBasement (per m2) 120% dari YPeningkatan Mutu *)
15-30% dari Z
KOEFISIEN/FAKTOR PENGALIBANGUNAN/RUANG DENGAN FUNGSI KHUSUSBAB IV.D.2 Permen
PU No. 45/PRT/M/2007Fungsl Bangunan/Ruang Harga Satuan per-m2
TertinggiICU/ICCU/UGD/CMU 1,50 standar harga bangunanRuang Operasi 2,00 standar harga
bangunanRuang Radiology 2,00 standar harga bangunanRawat inap 1,10 standar harga
bangunanLaboratorium 1,10 standar harga bangunanRuang Kebidanan dan Kandungan 1,20
standar harga bangunanRuang Gawat Darurat 1,10 standar harga bangunanPower House 1,25
standar harga bangunanRuang Rawat Jalan 1,10 standar harga bangunanDapur dan Laundri 1,10
standar harga bangunanBengkel 1,00 standar harga bangunanLab. SLTP/SMA/SMK 1,15 standar
harga bangunanSelasar Luar Beratap/Teras 0,50 standar harga bangunanBIAYA NON STANDAR
FUNGSI KHUSUS
BIAYA NON STANDAR LAINNYAa. Penyiapan lahan;Biaya non-standar lainnya, meliputi biaya
untuk:b. Pematangan lahan;j. ……………….c. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL)d. Penyusunan rencana induk (masterplan);e. Penyusunan studi Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan(AMDAL);f. Biaya Penyambungan Utilitas (Air, Listrik, Telpon,ddsb);g.
Penyelidikan tanah yang terperinci;h. Biaya pengelolaan kegiatan, perencanaan, dan
pengawasanuntuk perjalanan dinas ke wilayah/lokasi kegiatan yang
sukarpencapaiannya/dijangkau oleh sarana transportasi (remote area);i. Perizinan-perizinan
khusus karena sifat bangunan, lokasi/letakbangunan, ataupun karena luas lahan;
BIAYA NON STANDAR LAINNYAk. Biaya Konsultan VE, apabila Satuan Kerja
menghendakipelaksanaan VE dilakukan oleh konsultan independen;Biaya non-standar lainnya
dihitung berdasarkan kebutuhannyata dan harga pasar yang wajar.l. Biaya Pekerjaan khusus
bangunan gedung ramah lingkungan(green building);j. Biaya Konsultan studi penyusunan
program pembangunanbangunan gedung negara, untuk bangunan gedung yangpenyusunannya
memerlukan keahlian konsultan;
BIAYA KESELURUHAN BANGUNANBIAYA KESELURUHAN BANGUNANBIAYA KESELURUHAN
BANGUNANBIAYAKONSTRUKSI FISIKBIAYA MK/BIAYA
PENGAWASANBIAYAPERENCANAANBIAYAPENGELOLAANKEGIATANBIAYAPEKERJAANSTANDARBI
AYA PEKERJAANNON STANDARmax 150% dari HSBGNPerpres 73 Pasal 16, (3)HSBGN
BIAYA KONSTRUKSI FISIKBab IV. C.1.d PERMEN PU No. 45/PRT/M/2007Biaya konstruksi fisik
ditetapkan (dalam kontrak) dari hasilpelelangan maksimum sebesar biaya konstruksi fisik yang
tercantumdalam dokumen pembiayaan bangunan gedung negara, yang didalamnya termasuk
biaya :1) pelaksanaan pekerjaan di lapangan (material, tenaga, dan alat);2) jasa dan overhead;3)
lzin Mendirikan Bangunan (IMB)4) pajak dan iuran daerah lainnya; dan5) biaya asuransi selama
pelaksanaan konstruksi.
TERIMA KASIHTERIMA KASIHTERIMA KASIHTERIMA KASIHKEMENTERIAN
PEKERJAANUMUMJalan Pattimura No. 20 - Kebayoran Baru - Jakarta 12110 Telp (021) 724 4040
- Fac (021)7251058