Anak Berkarakter dengan Pengasuhan Berkesadaran...orangtua dalam menanamkan dan mengembangkannya...

Post on 05-Dec-2020

11 views 0 download

Transcript of Anak Berkarakter dengan Pengasuhan Berkesadaran...orangtua dalam menanamkan dan mengembangkannya...

Anak Berkarakter dengan Pengasuhan Berkesadaran (Mindful Parenting)

Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan MenengahDirektorat Pendidikan Anak Usia Dini2020

ANAK BERKARAKTER DENGAN PENGASUHAN

BERKESADARAN (MINDFUL PARENTING)

Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini2 02 0

Judul Seri Pendidikan Orang Tua: Anak Berkarakter dengan Pengasuhan Berkesadaran (Mindful Parenting)Cetakan Pertama 2020

Pengarah: Hamid Muhammad Penanggungjawab: Muhammad HasbiPenyusun: Muhammad Hasbi, Kiong Mui Lie, Evita Adnan, Maryana, Muhammad Ngasmawi, Aria Ahmad Mangunwibawa, Jakino, RR. Lestari Koesoemawardani Penelaah: Doni Koesoema Albertus, Meidina Kusuma Halik Deni Wijaya Utama, Agus Wahyu, Neneng Rachmawati, Dwi Kuncoro, Fairul ZabadiPenyunting: Nanik Suwaryani, Nur Ainy Fardana N, Anik Budi UtamiIlustrator: Heri SusantoPenata letak: Tomi Krisnawan

Sekretariat: Beryana Evridawati, Dian Septiany Subagio, Samijah, Amalia Khairati, Robbayanti Ratna Ningrum, Ina Nurohmah, Mira Kumala Sari

Junlah Halaman: 56 hlm + ilustrasiUkuran Buku: 210mm x 148 mm

Direktorat Pendidikan Anak Usia DiniDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan MenengahKementerian Pendidikan dan Kebudayaan

@2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta dilindungi undang-undang. Diperbolehkan mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dengan izin tertulis dari penerbit.

Diterbitkan oleh:

CATATAN: Buku ini merupakan buku untuk pegangan orang tua yang dipersiapkan Pemerintah dalam upaya meningkatkan partisipasi pendidikan anak, baik di satuan pendidikan maupun di rumah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Dalam rangka meningkatkan mutu buku, masyarakat sebagai pengguna buku diharapkan dapat memberikan masukan kepada alamat penulis dan/atau penerbit dan laman http://buku.kemdikbud.go.id atau melalui post-el buku@kemdikbud.go.id.

ii

iii

SambutanDirektur Pendidikan Anak Usia Dini

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Ayah dan Bunda yang baik,

Orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anak. Sayangnya, menjadi

orang tua adalah profesi yang sangat tidak tersiapkan. Akibatnya, masa emas tumbuh

kembang anak seringkali tidak bisa dimanfaatkan secara optimal.

Untuk meningkatkan kapasitas orang tua dalam mendukung tumbuh kembang anak

dan menyiapkan mereka untuk belajar di sekolah dasar, pada tahun anggaran 2020

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini menyusun sejumlah sumber belajar untuk orang

tua dengan beragam tema. Penyusunan sumber belajar ini juga sebagai respons atas

iv

tuntutan keterampilan abad 21 yang meliputi kualitas karakter yang bagus, literasi dasar,

dan kompetensi 4K (kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi, dan

kreatif).

Semoga sumber belajar ini bermanfaat bagi orang tua dalam mengasuh dan mendidik

anak usia dini, terutama di masa anak belajar dari rumah (BDR) dan masa kebiasaan

baru (new normal) sebagai akibat dari pandemi Covid-19.

Terakhir, saya ucapkan terima kasih kepada tim penyusun, tim penelaah, ilustrator, dan

pihak-pihak lain yang telah memungkinkan terbitnya sumber belajar ini. Semoga proses

penyusunan sumber belajar ini menjadi proses yang memberikan berkah dan banyak

pelajaran baru bagi kita semua.

Muhammad Hasbi

v

Daftar Isi

Disiplin

KarakterKunciSukses

Rapi

Peduli

Hemat

2

11

15

22

18

vi

Mandiri

Daya juang Sopan

Welas Asih

27

32

36

39

42

Bersyukur

vii

Ayah dan Bunda Tujuan Buku Ini Adalah

1. Menumbuhkan kesadaran bahwa orang

tua adalah pendidik yang pertama dan

utama di keluarga.

2. Menyadarkan orang tua bahwa

banyak pembelajaran di sekeliling

kita yang membutuhkan kepekaan

orangtua dalam menanamkan dan

mengembangkannya kepada anak.

3. Mengembangkan kecakapan orang

tua untuk kreatif dalam menanamkan

karakter anak.

4. Meyakinkan orang tua bahwa melalui

contoh dan pengalaman langsung, anak

dapat belajar dengan lebih bermakna.

5. Memberikan pemahaman pada orang

tua bahwa usia dini adalah saat

yang tepat untuk menanamkan dan

mengembangkan karakter.

1

Karakter Kunci Sukses

2

Ayah Bunda, kesuksesan seseorang

tidak diraih begitu saja. Salah satu

kunci utama kesuksesan yang kerap kali

dilupakan adalah karakter.

Apa Itu KarakterKarakter adalah nilai-nilai yang unik

dalam diri seseorang atau organisasi yang

terpatri dalam bentuk sifat, sikap, dan

perilaku.

Nilai-nilai kebaikan ini perlu

diperkenalkan sejak dini, dipraktekkan

setiap hari sehingga akan menjadi

kebiasaan.

3

OLAH PIKIR(kecerdasan)

OLAH HATI(etika)

OLAH KARSA(estetika)

Salah satu tokoh pendidikan

Indonesia, Ki Hajar Dewantara, me nge mu­

ka kan bahwa pengembangan nilai-nilai

karakter didasari oleh 4 hal, yaitu :

Orangtua sebagai pendidik

pertama dan utama di keluarga

berperan penting untuk

mengembangkan keempat

elemen tersebut secara

berimbang. Hal ini merupakan

upaya mengembangkan potensi

kemanusiaan setiap manusia.

4

1. Pengetahuan tentang kebaikan

Orang tua perlu menanamkan arti, alasan, dan manfaat berperilaku baik

pada anak-anak.

2. Perasaan untuk ingin selalu berbuat baik

Orang tua perlu membangun rasa suka pada anak untuk berperilaku baik.

3. Perbuatan yang baik

Agar pengetahuan dan keinginan berbuat baik itu menjadi tindakan nyata,

diperlukan pengulangan dan penguatan oleh orang tua maupun lingkungan

sekitar anak.

Karakter yang baik ditentukan oleh 3 hal(Thomas Lickona, 1992)

5

Pengenalan

Pemahaman

Penerapan

Pengulangan/Pembiasaan

Pembudayaan

Internalisasimenjadi karakter

Tahap pengembangan karakter anak

contohnya:- kenalkan ke anak bahwa sampah harus dibuang ke

tempat sampah

- contohkan dan ajak anak untuk melakukannya

- biasakan dan lakukan berulang-ulang

- jika nilai ini sudah tertanam dan menjadi budaya

maka anak akan secara otomatis membuang sampah

pada tempatnya di manapun dan kapanpun.6

Menghargai Antri Mandiri Empati SportifR

apiPeduli

Bersih

Mengenal Emosi Diri

BertanggungJawab

Kom

unik

atif

Kom

itmen

Day

a Ju

ang

KonsistenPeduliJujur

Karakter yang penting

ditumbuhkembangkan pada anak

7

Dalam dunia elektronika

dikenal istilah chip. Chip

merupakan bagian kecil

yang ditanam di dalam

suatu prosesor atau alat.

Konsep inilah yang

dimaksudkan dari ilustrasi

di samping. Karakter

merupakan chip yang

“ditanam” dalam diri

anak. Melalui chip yang

ditanamkan itu, anak belajar

mengenai konsep “baik dan

tidak baik” serta “boleh

dan tidak boleh”. dalam diri

anak.

Saat anak merusak mainan temannya, orangtua

dapat memberi pemahaman mengenai pentingnya

kejujuran untuk mengakui kesalahan dan

bertanggung jawab memperbaiki kesalahan

tersebut dengan minta maaf dan lain sebagainya.

Pada saat itu, anak belajar apa yang baik dan benar.

SEPERTI MISALNYA...

8

B A I K

B E N A R

BE

NA

R

TI

DA

K BA

IK

TI

DA

K

Saat “chip” tertanam

dengan karakter ­ karakter

yang baik, maka akan

terwujud dalam perilaku

baik. Sebaliknya, saat

tertanam dengan karakter ­

karakter yang buruk, maka

perwujudannya adalah

karakter yang buruk.

Ayah Bunda, setiap kita

tentu ingin memiliki anak

yang berkarakter baik. Simak

praktik-praktik sederhana

dalam buku ini.

9

Kita langsungke praktik

untuk beberapakarakter berikut

ini ya...

10

1. DisiplinDisiplin menunjukkan

perilaku yang konsisten,

tertib, dan patuh pada

aturan.

Penting menumbuhkan

disiplin pada anak

bukan karena ketakutan,

melainkan karena

kesadaran dan kepedulian

11

Ayah Bunda, bermain di luar

adalah salah satu cara mengajarkan

anak bagaimana bersosialiasi. Kita bisa

mengajak anak membuat kesepakatan

bersama berapa lama waktu mereka

bermain di luar.

Ananda : "Ma, aku boleh main di

luar?"

Mama : "Boleh, 1 jam ya"

Ananda : "2 jam ya, Ma?"

Mama : "1 jam saja"

Ananda : "Yah...keringat belum keluar

sudah harus masuk lagi.

Kalau gitu 1,5 jam ya".

Mama : "Ok"

Dialog seperti ini akan membangun

keberanian ananda untuk berpendapat

dan membuat kesepakatan sesuai dengan

kebutuhannya.

Perlu juga membuat membuat

kesepakatan konsekuensi apa yang akan

diterima jika terjadi pelanggaran.

12

Selanjutnya, buatlah aturan

tertulis yang disetujui orang tua

dan anak dengan tanda tangan

atau cap jempol.

Dengan adanya

kesepakatan bersama, anak

akan merasa dihargai dan lebih

mematuhi aturan yang berlaku.

13

LEMBAR LATIHAN

Ayah Bunda bisa tuliskan pengalaman dalam menumbuhkan disiplin ananda di sini ya

14

2. Rapi

Kapan anak dapat

diperkenalkan tentang

kerapian? Sedini mungkin

tentunya!

Ajak anak melihat,

mem prak tekkan, dan

yakinkan jika dia mengerti

konsep kerapian.

15

Ayah Bunda bisa memanfatkan

waktu bermain bersama anak untuk

mengenalkan dan menumbuhkan

kerapian. Setelah bermain kita bisa

memperlihatkan dan mengatakan

bahwa keadaan seperti ini "berantakan".

Setelah, itu Ayah Bunda bisa ajak ananda

memasukkan mainan tersebut ke tempat

yang sudah disiapkan. Setelah rapi,

Ayah Bunda bisa mengatakan bahwa

inilah yang disebut rapi. Pembiasaan ini

dilakukan secara berulang sehingga akan

tertanam pada diri anak.

Kerapian akan tercipta karena orang

tua membiasakan untuk melakukan secara

sadar dan tanpa paksaan.

CONTOH

16

LEMBAR PRAKTIK

17

3. Peduli Karakter peduli ini

sangat dibutuhan dan

merupakan salah satu kunci

keberhasilan. Menanamkan

karakter peduli terhadap

orang di sekitar dapat

dengan melibatkan anak

secara langsung.

18

CONTOH

Ayah Bunda, ini sebuah contoh

situasi yang bisa dijadikan sarana

untuk menanamkan kepedulian anak.

Sekitar rumah ada pemulung yang tidak

memiliki sebelah tangan. Mungkin saat

anak melihatnya akan menimbulkan

rasa kasihan. Selanjutnya muncullah

ide mengumpulkan sesuatu yang bisa

dibagikan ke pemulung.

Ajak anak untuk menyiapkan sebuah

kotak/kardus bekas dengan tulisan

"Betapa sisa kerta atau barang2 ini

berguna untuk orang lain"

Setiap anak mendapati kertas yang

tidak terpakai atau barang lain yang tidak

terpakai bisa dimasukkan ke dalam kotak

tersebut. Setelah penuh bisa mereka

berikan ke pemulung disertai dengan

sedikit berbincang dengan pemulung

tersebut dan menjadi bahan diskusi

dengan Ayah Bunda.

Contoh percakapan Ananda dengan

pemulung:

Ananda: “Bapak kerjanya hanya

mulung ya?”

Pak Pemulung : “Iya “

Ananda: “Bapak hanya ambil sampah

saja? Berapa orang anak,

Bapak?

Pak Pemulung : “3 orang”

Ananda: “Ha? 3 sekolah semua?”

19

Setelah Ananda menceritakan apa

yang mereka perbincangkan dengan

pemulung, Ayah dan Bunda bisa

memberikan penguatan bahwa banyak

anak yang tidak seberuntung kita. ini akan

mengasah sisi kepeduliannya.

Jadi, menanamkan karakter peduli

bukan hanya sekedar kita beri tahu,

melainkan ajak anak mempraktikan

langsung. Anak bisa secara langsung

merasakan apa yang dilihat dan

menumbuhkan empatinya.

20

Coba yuk praktik dan ceritakan pengalaman Ayah Bunda di sini:

21

4. Hemat

Banyak orang tua

mengeluhkan anak-

anaknya bersikap boros

dan dinilai kurang

prihatin dengan kondisi

orang tua.

Anak dapat belajar

melalui pengalaman

dan interaksi sosial. Hal

sederhana di sekitar

anak bisa menjadi sarana

untuk mengajarkan anak

berhemat.

22

Salah satu contoh yang Ayah Bunda bisa

juga lakukan adalah dengan mengajarkan

pemakaian odol sampai habis dengan

kita perlihatkan bagaimana upaya kita

mengeluarkan odol sampai isinya benar-

benar habis. kemudian kita bisa membuat

tulisan di kemasan bekas odol: "terima kasih

sudah maksimal menggunakan saya".

Contoh lain yang bisa juga dilakukan

misalnya pada setiap hari keagamaan anak

mendapatkan uang dari para kerabat.

Ayah dan Bunda bisa mengajarkan ananda

untuk menyisihkan sebagian uangnya untuk

ditabung dan sebagain lain dibelikan barang

yang paling dia perlukan. Jangan lupa untuk

CONTOH

23

memberikan pengertian mengapa anak

harus menabung sesuai dengan kapasitas

usianya. Orang tua dapat mengatakan

uang tabungan akan digunakan untuk

membeli barang lain yang nominalnya

lebih besar atau membeli kado jika orang-

orang terdekatnya berulangtahun.

Ajak anak untuk memasukkan sendiri

uang ke dalam celengan/tabungan di

rumah. Saat uang di celengan sudah

penuh, tidak ada salahnya anak diajak

ke bank dan buatkan rekening pribadi.

Banyak bank yang telah memiliki

tabungan khusus anak. Tunjukkan buku

rekening atas nama anak.

Melihat nominal uang yang banyak

sebagai hasil mereka menabung akan

membuat anak sadar pentingnya hidup

hemat dan makin semangat menabung.

Dengan memiliki karakter hemat,

maka anak - anak menjadi tidak

konsumtif. Anak-anak juga akan belajar

mana yang benar-benar ia butuhkan

dan mana yang sebenarnya hanya

keinginannya saja.

24

25

COBA PRAKTIKKAN YUK:

26

5. Daya juang

Stoltz (2000)

mendefinisikan daya

juang sebagai kecerdasan

seseorang dalam menghadapi

rintangan atau kesulitan

secara teratur.

Dalam penanaman

karakter anak, daya juang

adalah kemampuan

seseorang untuk melakukan

tindakan dan upaya secara

maksimal dan mengatasi

segala kesulitan untuk

mencapai tujuan

27

Ayah Bunda berikut satu contoh

situasi yang bisa digunakan untuk

menanamkan daya juang anak.

Daya juang adalah salah satu karakter

penting yang harus ditanamkan pada

anak. Terlebih mengingat ke depan,

tantangan hidup anak-anak kita akan lebih

keras. Tanpa daya juang yang baik, anak

akan mudah putus asa.

Ananda adalah anak yang tidak betah

untuk duduk diam melakukan sesuatu.

Mewarnai adalah kegiatan yang baginya

menyenangkan namun membosankan karena

untuk menyelesaikannya ia harus duduk

dalam waktu lama. Bikin emosi? Tentu. Karena

setiap mewarnai, Ananda tidak pernah selesai

CONTOH

dan gurunya selalu mengeluhkan hal ini.

Suatu kali, Bunda menemani

Ananda mengikuti kegiatan mewarnai

di sekolah. Berdiri di pinggir, Bunda

tersebut memperhatikan ibu-ibu lain

sibuk mengarahkan anaknya :“Nak, itu

langitnya kasih warna biru”, “Awas jangan

keluar garis mewarnainya”. Sementara

ia hanya memantau Ananda dan sesekali

mengingatkan kalau Ananda mulai hilang

fokus. Alhasil para ibu dan anak lain

sibuk saling ngotot dan berakhir dengan

beberapa anak menangis sambil mewarnai

bahkan ada yang mogok.

Ananda selesai dengan mewarnainya?

Tentu tidak. Ananda malah sibuk

28

membuat cerita di lembar mewarnainya.

Marahkah Bunda sebagai ibu? Tidak.

Ananda : “Ma, Mama marah

nggak aku nggak selesai

mewarnainya?”

Bunda : “Nggak. Kenapa harus

marah? Kamu bagus kok

mewarnainya. Malah ada

tambahan parasut lagi.

Tapi besok ­ besok kalau

diselesaikan pasti makin

bagus”.

Diskusi pendek itu ternyata

cukup berefek. Ananda mulai dapat

menyelesaikan lembar mewarnainya

walau memang belum sempurna benar

dan harus secara berulang diingatkan

tanpa nada yang cenderung memerintah.

Dapat menyelesaikan tugas

merupakan salah satu cara menanamkan

daya juang pada anak. Untuk anak seperti

Ananda, pastilah suatu perjuangan

besar dia bisa duduk dan berkomitmen

menyelesaikan lembar mewarnai di

depannya.

29

Apa yang perlu dilakukan orang tua untuk menumbuhkan daya juang anak?

1. Berikan kebebasan anak untuk

"berjuang" sendiri namun tetap

dengan arahan.

2. Hindari mengambil alih tugas

anak karena tidak ingin anak

susah atau tidak sabar dengan

hasil kerjanya.

3. Beri pujian saat anak

dapat menyelesaikan

tugas yang kita

tahu bahwa itu

berat bagi mereka.

4. Jadilah orang

tua yang suportif dan jangan

menghakimi anak saat gagal. Sesekali

anak gagal tidak masalah karena dari

kegagalan anak juga dapat belajar

untuk pentang menyerah.

"Terbentur, terbentur, terbentuk".

(Tan Malaka)

5. Berilah pujian atas segala

inisiatif anak. Respon negatif

atas inisiatifnya akan

memunculkan

perasaan bersalah dan

membuatnya enggan

berinisiatif. Tanpa

inisiatif, daya juang sulit

dibentuk.

30

COBA PRAKTIK YUK DAN TULIS BAGAIMANA HASILNYA DISINI:

31

6. Mandiri Orang tua kerap kali menghakimi anak-

anaknya tidak mandiri tanpa menyadari

penyebabnya. Orangtua sering lupa kalau

kemandirian anak tidak terbentuk karena

kecenderungan orang tua yang terlalu melayani

semua kebutuhan anak.

Mandiri adalah sikap percaya pada

kemampuan, kekuatan, dan bakat dalam diri

sendiri, tidak tergantung pada orang lain.

Termasuk dalam karakter mandiri antara

lain: kreatif , inovatif, dan tahan banting.

32

Ayah Bunda, salah satu

contoh pengalaman baik yang

sederhana dalam mengajarkan

kemandirian pada anak adalah

memberikan kesempatan pada

ananda untuk mengambil

sesuatu di tempat yang tinggi

dengan bantuan tangga, bangku

atau lainnya. Contohnya anak

bisa mencuci tangan sendiri di

wastafel yang lebih tinggi dari

tubuhnya. Pengalaman boleh

naik tangga atau bangku untuk

menggapai sesuatu sungguh

menyenangkan bagi anak.

CONTOH

33

Upaya untuk terus mencoba

mengambil sesuatu yang dia butuhkan

secara mandiri tanpa bantuan orang

dewasa sungguh adalah pengalaman

yang luar biasa bagi anak.

Ayah Bunda, sebagai orang tua kita

perlu selalu memperlakukan anak sebagai

anak kecil yang tidak bisa apa-apa. Berilah

kesempatan seluas-luasnya kepada anak

untuk mencoba.

Menurut Erik Erikson, usia 2 ­ 3 tahun

anak berada dalam tahap “otonomi vs

malu & ragu”. Penting memberi anak

keleluasaan untuk melakukan hal ­ hal

sederhana sendiri.

34

COBA PRAKTIK YUK DAN TULISKAN PENGALAMAN AYAH BUNDA DI SINI

35

7. Bersyukur Bersyukur mudah

kita ucapkan namun

tidak mudah kita

terapkan dalam

keseharian. Ayah

Bunda berikut salah

satu praktik baik

cara yang sederhana

untuk menanamkan

karakter bersyukur.

36

Saat Ananda mendapatkan satu

nikmat misalnya bisa minum susu,

mintalah Ananda untuk menabung

kebajikan misalnya dengan cara

memasukkan sejumlah koin ke dalam

celengan seraya berdoa "semoga anak-

anak yang lain juga bisa minum susu

dan berobat." Setelah celengan penuh,

isinya bisa Ananda berikan kepada yang

membutuhkan.

Ternyata rasa syukur ini bisa

menginspirasi Ananda untuk mengapai

cita -citanya menjadi seorang dokter

agar bisa membantu banyak yang orang

kekurangan. Sungguh cita - cita yang

mulia.

CONTOH

37

Yuk praktik dan tuliskan pengalamannya :

38

8. Sopan Setiap orang tua pastinya ingin

anaknya dapat bersikap sopan. Ada

beberapa keluhan orang tua yang

merasa jika anak-anak di masa kini

kurang memiliki sopan santun.

Pertanyaannya, seberapa

banyak orang tua mengetahui

bagaimana caranya agar anak

menjadi anak yang memiliki sopan

santun? Apakah orang tua sudah

mengajarkan bagaimana anak-anak

menjadi sopan bukan dengan cara

disuruh?

39

Pada dasarnya anak adalah makhluk

aktif. Melalui panca inderanya anak belajar

segala sesuatu yang ditemui di lingkungan

sekitarnya. Nah Ayah Bunda, kita bisa

mengajarkan sopan santun kepada anak salah

satu contohnya dengan mengamati semut.

Ajak Ananda mengamati semut

dengan kaca pembesar.

Ajak ananda berbicara apa yang

dilihatnya.

Mama: "Nak, coba lihat semut dengan

kaca pembesar. Apa yang kamu lihat?"

Ananda: "Semutnya seperti sedang

salaman ya Ma".

Mama: "Bukan Nak. Mereka saling

bertegur sapa sambil mengatakan "halo

apa kabar". Hebat ya, semut mengerti

sopan santun. Kalau semut bisa sopan,

pasti kamu juga bisa.

Dari dialog singkat tersebut

Ananda belajar dan akhirnya mencoba

mempraktikkan apa yang dilihatnya.

Ananda belajar untuk menyapa orang-

orang di sekitar lingkungan yang ia temui,

satpam komplek, tetangga, teman dan

lainnya. Mereka juga akan belajar jika

ada tamu yang datang secara spontan

menyapa dan memperkenalkan diri.

Perilaku mereka terbentuk bukan

karena diperintah, namun diberi

kesempatan dan bukalah jalan untuk

mempraktikkannya.

40

YUK PRAKTiK DAN CERITAKAN PENGALAMANNYA, YA :

41

9. Welas Asih Karakter welas asih sangatlah

penting dimiliki oleh anak-anak karena itu

merupakan sikap yang dapat membuat

anak mudah diterima dimanapun dia

berada.

Bagaimana membuat anak-anak

memiliki karakter welas asih? Ayah Bunda

bisa memanfaatkan makhluk hidup yang

mudah ditemui di lingkungan sekitar,

contohnya semut makhluk yang kecil dan

lemah menurut manusia.

42

Ajak Ananda mengamati semut dan

mencari gambar di internet ketika manusia

akan memencet semut dengan jarinya.

Ceritakan pada Ananda, saat itu sebenernya

semut mengangkat tangan dan kakinya

sambil berteriak "Tolong manusia....tolong

saya tidak mau mati".

Bagaimana tanggapan manusia?

Manusia sangat mudah mematikan semut

karena teriakannya tidak terdengar.

Dari cerita tersebut anak akan sadar

bahwa ada semut yang memiliki hak

hidup. Ketika ada semut di bajunya,

ananda akan memindahkan ke tembok dan

menyelamatkanya.

Bisa dibayangkan hak hidup seekor

semut saja anak hargai, bagaimana kira

-kira sikapnya terhadap manusia?

43

Ayah Bunda, Yuk kita praktikkan ide-ide sederhana dalam buku

ini secara konsisten di rumah untuk mengembangkan karakter anak.

Banyak hal sederhana dalam kegiatan sehari-hari dengan anak

dan di sekitar lingkungan anak yang bisa kita jadikan sarana untuk

mengembangkan karakter anak.

Orangtua yang peduli dan kreatif lah yang akan menyumbang

perubahan bangsa ke depan dan optimis bonus demografi akan

kita gapai bersama. Saat yang tepat untuk kita bekerja bergotong

royong demi anak-anak kita.

44

The child is the father

of man-Woodworth-

45

Catatan

Catatan

Narahubung:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan MenengahDirektorat Pendidikan Anak Usia Dini

Komplek Kemendikbud

Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E lt. 7 Senayan Jakarta 10270

Surel: paud@kemdikbud.go.id

Telp: (021) 572-5495

paudpedia

48

Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan MenengahDirektorat Pendidikan Anak Usia Dini2020