Post on 05-Dec-2020
Anak Berkarakter dengan Pengasuhan Berkesadaran (Mindful Parenting)
Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan MenengahDirektorat Pendidikan Anak Usia Dini2020
ANAK BERKARAKTER DENGAN PENGASUHAN
BERKESADARAN (MINDFUL PARENTING)
Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini2 02 0
Judul Seri Pendidikan Orang Tua: Anak Berkarakter dengan Pengasuhan Berkesadaran (Mindful Parenting)Cetakan Pertama 2020
Pengarah: Hamid Muhammad Penanggungjawab: Muhammad HasbiPenyusun: Muhammad Hasbi, Kiong Mui Lie, Evita Adnan, Maryana, Muhammad Ngasmawi, Aria Ahmad Mangunwibawa, Jakino, RR. Lestari Koesoemawardani Penelaah: Doni Koesoema Albertus, Meidina Kusuma Halik Deni Wijaya Utama, Agus Wahyu, Neneng Rachmawati, Dwi Kuncoro, Fairul ZabadiPenyunting: Nanik Suwaryani, Nur Ainy Fardana N, Anik Budi UtamiIlustrator: Heri SusantoPenata letak: Tomi Krisnawan
Sekretariat: Beryana Evridawati, Dian Septiany Subagio, Samijah, Amalia Khairati, Robbayanti Ratna Ningrum, Ina Nurohmah, Mira Kumala Sari
Junlah Halaman: 56 hlm + ilustrasiUkuran Buku: 210mm x 148 mm
Direktorat Pendidikan Anak Usia DiniDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan MenengahKementerian Pendidikan dan Kebudayaan
@2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta dilindungi undang-undang. Diperbolehkan mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dengan izin tertulis dari penerbit.
Diterbitkan oleh:
CATATAN: Buku ini merupakan buku untuk pegangan orang tua yang dipersiapkan Pemerintah dalam upaya meningkatkan partisipasi pendidikan anak, baik di satuan pendidikan maupun di rumah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Dalam rangka meningkatkan mutu buku, masyarakat sebagai pengguna buku diharapkan dapat memberikan masukan kepada alamat penulis dan/atau penerbit dan laman http://buku.kemdikbud.go.id atau melalui post-el buku@kemdikbud.go.id.
ii
iii
SambutanDirektur Pendidikan Anak Usia Dini
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Ayah dan Bunda yang baik,
Orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anak. Sayangnya, menjadi
orang tua adalah profesi yang sangat tidak tersiapkan. Akibatnya, masa emas tumbuh
kembang anak seringkali tidak bisa dimanfaatkan secara optimal.
Untuk meningkatkan kapasitas orang tua dalam mendukung tumbuh kembang anak
dan menyiapkan mereka untuk belajar di sekolah dasar, pada tahun anggaran 2020
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini menyusun sejumlah sumber belajar untuk orang
tua dengan beragam tema. Penyusunan sumber belajar ini juga sebagai respons atas
iv
tuntutan keterampilan abad 21 yang meliputi kualitas karakter yang bagus, literasi dasar,
dan kompetensi 4K (kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi, dan
kreatif).
Semoga sumber belajar ini bermanfaat bagi orang tua dalam mengasuh dan mendidik
anak usia dini, terutama di masa anak belajar dari rumah (BDR) dan masa kebiasaan
baru (new normal) sebagai akibat dari pandemi Covid-19.
Terakhir, saya ucapkan terima kasih kepada tim penyusun, tim penelaah, ilustrator, dan
pihak-pihak lain yang telah memungkinkan terbitnya sumber belajar ini. Semoga proses
penyusunan sumber belajar ini menjadi proses yang memberikan berkah dan banyak
pelajaran baru bagi kita semua.
Muhammad Hasbi
v
Daftar Isi
Disiplin
KarakterKunciSukses
Rapi
Peduli
Hemat
2
11
15
22
18
vi
Mandiri
Daya juang Sopan
Welas Asih
27
32
36
39
42
Bersyukur
vii
Ayah dan Bunda Tujuan Buku Ini Adalah
1. Menumbuhkan kesadaran bahwa orang
tua adalah pendidik yang pertama dan
utama di keluarga.
2. Menyadarkan orang tua bahwa
banyak pembelajaran di sekeliling
kita yang membutuhkan kepekaan
orangtua dalam menanamkan dan
mengembangkannya kepada anak.
3. Mengembangkan kecakapan orang
tua untuk kreatif dalam menanamkan
karakter anak.
4. Meyakinkan orang tua bahwa melalui
contoh dan pengalaman langsung, anak
dapat belajar dengan lebih bermakna.
5. Memberikan pemahaman pada orang
tua bahwa usia dini adalah saat
yang tepat untuk menanamkan dan
mengembangkan karakter.
1
Karakter Kunci Sukses
2
Ayah Bunda, kesuksesan seseorang
tidak diraih begitu saja. Salah satu
kunci utama kesuksesan yang kerap kali
dilupakan adalah karakter.
Apa Itu KarakterKarakter adalah nilai-nilai yang unik
dalam diri seseorang atau organisasi yang
terpatri dalam bentuk sifat, sikap, dan
perilaku.
Nilai-nilai kebaikan ini perlu
diperkenalkan sejak dini, dipraktekkan
setiap hari sehingga akan menjadi
kebiasaan.
3
OLAH PIKIR(kecerdasan)
OLAH HATI(etika)
OLAH KARSA(estetika)
Salah satu tokoh pendidikan
Indonesia, Ki Hajar Dewantara, me nge mu
ka kan bahwa pengembangan nilai-nilai
karakter didasari oleh 4 hal, yaitu :
Orangtua sebagai pendidik
pertama dan utama di keluarga
berperan penting untuk
mengembangkan keempat
elemen tersebut secara
berimbang. Hal ini merupakan
upaya mengembangkan potensi
kemanusiaan setiap manusia.
4
1. Pengetahuan tentang kebaikan
Orang tua perlu menanamkan arti, alasan, dan manfaat berperilaku baik
pada anak-anak.
2. Perasaan untuk ingin selalu berbuat baik
Orang tua perlu membangun rasa suka pada anak untuk berperilaku baik.
3. Perbuatan yang baik
Agar pengetahuan dan keinginan berbuat baik itu menjadi tindakan nyata,
diperlukan pengulangan dan penguatan oleh orang tua maupun lingkungan
sekitar anak.
Karakter yang baik ditentukan oleh 3 hal(Thomas Lickona, 1992)
5
Pengenalan
Pemahaman
Penerapan
Pengulangan/Pembiasaan
Pembudayaan
Internalisasimenjadi karakter
Tahap pengembangan karakter anak
contohnya:- kenalkan ke anak bahwa sampah harus dibuang ke
tempat sampah
- contohkan dan ajak anak untuk melakukannya
- biasakan dan lakukan berulang-ulang
- jika nilai ini sudah tertanam dan menjadi budaya
maka anak akan secara otomatis membuang sampah
pada tempatnya di manapun dan kapanpun.6
Menghargai Antri Mandiri Empati SportifR
apiPeduli
Bersih
Mengenal Emosi Diri
BertanggungJawab
Kom
unik
atif
Kom
itmen
Day
a Ju
ang
KonsistenPeduliJujur
Karakter yang penting
ditumbuhkembangkan pada anak
7
Dalam dunia elektronika
dikenal istilah chip. Chip
merupakan bagian kecil
yang ditanam di dalam
suatu prosesor atau alat.
Konsep inilah yang
dimaksudkan dari ilustrasi
di samping. Karakter
merupakan chip yang
“ditanam” dalam diri
anak. Melalui chip yang
ditanamkan itu, anak belajar
mengenai konsep “baik dan
tidak baik” serta “boleh
dan tidak boleh”. dalam diri
anak.
Saat anak merusak mainan temannya, orangtua
dapat memberi pemahaman mengenai pentingnya
kejujuran untuk mengakui kesalahan dan
bertanggung jawab memperbaiki kesalahan
tersebut dengan minta maaf dan lain sebagainya.
Pada saat itu, anak belajar apa yang baik dan benar.
SEPERTI MISALNYA...
8
B A I K
B E N A R
BE
NA
R
TI
DA
K BA
IK
TI
DA
K
Saat “chip” tertanam
dengan karakter karakter
yang baik, maka akan
terwujud dalam perilaku
baik. Sebaliknya, saat
tertanam dengan karakter
karakter yang buruk, maka
perwujudannya adalah
karakter yang buruk.
Ayah Bunda, setiap kita
tentu ingin memiliki anak
yang berkarakter baik. Simak
praktik-praktik sederhana
dalam buku ini.
9
Kita langsungke praktik
untuk beberapakarakter berikut
ini ya...
10
1. DisiplinDisiplin menunjukkan
perilaku yang konsisten,
tertib, dan patuh pada
aturan.
Penting menumbuhkan
disiplin pada anak
bukan karena ketakutan,
melainkan karena
kesadaran dan kepedulian
11
Ayah Bunda, bermain di luar
adalah salah satu cara mengajarkan
anak bagaimana bersosialiasi. Kita bisa
mengajak anak membuat kesepakatan
bersama berapa lama waktu mereka
bermain di luar.
Ananda : "Ma, aku boleh main di
luar?"
Mama : "Boleh, 1 jam ya"
Ananda : "2 jam ya, Ma?"
Mama : "1 jam saja"
Ananda : "Yah...keringat belum keluar
sudah harus masuk lagi.
Kalau gitu 1,5 jam ya".
Mama : "Ok"
Dialog seperti ini akan membangun
keberanian ananda untuk berpendapat
dan membuat kesepakatan sesuai dengan
kebutuhannya.
Perlu juga membuat membuat
kesepakatan konsekuensi apa yang akan
diterima jika terjadi pelanggaran.
12
Selanjutnya, buatlah aturan
tertulis yang disetujui orang tua
dan anak dengan tanda tangan
atau cap jempol.
Dengan adanya
kesepakatan bersama, anak
akan merasa dihargai dan lebih
mematuhi aturan yang berlaku.
13
LEMBAR LATIHAN
Ayah Bunda bisa tuliskan pengalaman dalam menumbuhkan disiplin ananda di sini ya
14
2. Rapi
Kapan anak dapat
diperkenalkan tentang
kerapian? Sedini mungkin
tentunya!
Ajak anak melihat,
mem prak tekkan, dan
yakinkan jika dia mengerti
konsep kerapian.
15
Ayah Bunda bisa memanfatkan
waktu bermain bersama anak untuk
mengenalkan dan menumbuhkan
kerapian. Setelah bermain kita bisa
memperlihatkan dan mengatakan
bahwa keadaan seperti ini "berantakan".
Setelah, itu Ayah Bunda bisa ajak ananda
memasukkan mainan tersebut ke tempat
yang sudah disiapkan. Setelah rapi,
Ayah Bunda bisa mengatakan bahwa
inilah yang disebut rapi. Pembiasaan ini
dilakukan secara berulang sehingga akan
tertanam pada diri anak.
Kerapian akan tercipta karena orang
tua membiasakan untuk melakukan secara
sadar dan tanpa paksaan.
CONTOH
16
LEMBAR PRAKTIK
17
3. Peduli Karakter peduli ini
sangat dibutuhan dan
merupakan salah satu kunci
keberhasilan. Menanamkan
karakter peduli terhadap
orang di sekitar dapat
dengan melibatkan anak
secara langsung.
18
CONTOH
Ayah Bunda, ini sebuah contoh
situasi yang bisa dijadikan sarana
untuk menanamkan kepedulian anak.
Sekitar rumah ada pemulung yang tidak
memiliki sebelah tangan. Mungkin saat
anak melihatnya akan menimbulkan
rasa kasihan. Selanjutnya muncullah
ide mengumpulkan sesuatu yang bisa
dibagikan ke pemulung.
Ajak anak untuk menyiapkan sebuah
kotak/kardus bekas dengan tulisan
"Betapa sisa kerta atau barang2 ini
berguna untuk orang lain"
Setiap anak mendapati kertas yang
tidak terpakai atau barang lain yang tidak
terpakai bisa dimasukkan ke dalam kotak
tersebut. Setelah penuh bisa mereka
berikan ke pemulung disertai dengan
sedikit berbincang dengan pemulung
tersebut dan menjadi bahan diskusi
dengan Ayah Bunda.
Contoh percakapan Ananda dengan
pemulung:
Ananda: “Bapak kerjanya hanya
mulung ya?”
Pak Pemulung : “Iya “
Ananda: “Bapak hanya ambil sampah
saja? Berapa orang anak,
Bapak?
Pak Pemulung : “3 orang”
Ananda: “Ha? 3 sekolah semua?”
19
Setelah Ananda menceritakan apa
yang mereka perbincangkan dengan
pemulung, Ayah dan Bunda bisa
memberikan penguatan bahwa banyak
anak yang tidak seberuntung kita. ini akan
mengasah sisi kepeduliannya.
Jadi, menanamkan karakter peduli
bukan hanya sekedar kita beri tahu,
melainkan ajak anak mempraktikan
langsung. Anak bisa secara langsung
merasakan apa yang dilihat dan
menumbuhkan empatinya.
20
Coba yuk praktik dan ceritakan pengalaman Ayah Bunda di sini:
21
4. Hemat
Banyak orang tua
mengeluhkan anak-
anaknya bersikap boros
dan dinilai kurang
prihatin dengan kondisi
orang tua.
Anak dapat belajar
melalui pengalaman
dan interaksi sosial. Hal
sederhana di sekitar
anak bisa menjadi sarana
untuk mengajarkan anak
berhemat.
22
Salah satu contoh yang Ayah Bunda bisa
juga lakukan adalah dengan mengajarkan
pemakaian odol sampai habis dengan
kita perlihatkan bagaimana upaya kita
mengeluarkan odol sampai isinya benar-
benar habis. kemudian kita bisa membuat
tulisan di kemasan bekas odol: "terima kasih
sudah maksimal menggunakan saya".
Contoh lain yang bisa juga dilakukan
misalnya pada setiap hari keagamaan anak
mendapatkan uang dari para kerabat.
Ayah dan Bunda bisa mengajarkan ananda
untuk menyisihkan sebagian uangnya untuk
ditabung dan sebagain lain dibelikan barang
yang paling dia perlukan. Jangan lupa untuk
CONTOH
23
memberikan pengertian mengapa anak
harus menabung sesuai dengan kapasitas
usianya. Orang tua dapat mengatakan
uang tabungan akan digunakan untuk
membeli barang lain yang nominalnya
lebih besar atau membeli kado jika orang-
orang terdekatnya berulangtahun.
Ajak anak untuk memasukkan sendiri
uang ke dalam celengan/tabungan di
rumah. Saat uang di celengan sudah
penuh, tidak ada salahnya anak diajak
ke bank dan buatkan rekening pribadi.
Banyak bank yang telah memiliki
tabungan khusus anak. Tunjukkan buku
rekening atas nama anak.
Melihat nominal uang yang banyak
sebagai hasil mereka menabung akan
membuat anak sadar pentingnya hidup
hemat dan makin semangat menabung.
Dengan memiliki karakter hemat,
maka anak - anak menjadi tidak
konsumtif. Anak-anak juga akan belajar
mana yang benar-benar ia butuhkan
dan mana yang sebenarnya hanya
keinginannya saja.
24
25
COBA PRAKTIKKAN YUK:
26
5. Daya juang
Stoltz (2000)
mendefinisikan daya
juang sebagai kecerdasan
seseorang dalam menghadapi
rintangan atau kesulitan
secara teratur.
Dalam penanaman
karakter anak, daya juang
adalah kemampuan
seseorang untuk melakukan
tindakan dan upaya secara
maksimal dan mengatasi
segala kesulitan untuk
mencapai tujuan
27
Ayah Bunda berikut satu contoh
situasi yang bisa digunakan untuk
menanamkan daya juang anak.
Daya juang adalah salah satu karakter
penting yang harus ditanamkan pada
anak. Terlebih mengingat ke depan,
tantangan hidup anak-anak kita akan lebih
keras. Tanpa daya juang yang baik, anak
akan mudah putus asa.
Ananda adalah anak yang tidak betah
untuk duduk diam melakukan sesuatu.
Mewarnai adalah kegiatan yang baginya
menyenangkan namun membosankan karena
untuk menyelesaikannya ia harus duduk
dalam waktu lama. Bikin emosi? Tentu. Karena
setiap mewarnai, Ananda tidak pernah selesai
CONTOH
dan gurunya selalu mengeluhkan hal ini.
Suatu kali, Bunda menemani
Ananda mengikuti kegiatan mewarnai
di sekolah. Berdiri di pinggir, Bunda
tersebut memperhatikan ibu-ibu lain
sibuk mengarahkan anaknya :“Nak, itu
langitnya kasih warna biru”, “Awas jangan
keluar garis mewarnainya”. Sementara
ia hanya memantau Ananda dan sesekali
mengingatkan kalau Ananda mulai hilang
fokus. Alhasil para ibu dan anak lain
sibuk saling ngotot dan berakhir dengan
beberapa anak menangis sambil mewarnai
bahkan ada yang mogok.
Ananda selesai dengan mewarnainya?
Tentu tidak. Ananda malah sibuk
28
membuat cerita di lembar mewarnainya.
Marahkah Bunda sebagai ibu? Tidak.
Ananda : “Ma, Mama marah
nggak aku nggak selesai
mewarnainya?”
Bunda : “Nggak. Kenapa harus
marah? Kamu bagus kok
mewarnainya. Malah ada
tambahan parasut lagi.
Tapi besok besok kalau
diselesaikan pasti makin
bagus”.
Diskusi pendek itu ternyata
cukup berefek. Ananda mulai dapat
menyelesaikan lembar mewarnainya
walau memang belum sempurna benar
dan harus secara berulang diingatkan
tanpa nada yang cenderung memerintah.
Dapat menyelesaikan tugas
merupakan salah satu cara menanamkan
daya juang pada anak. Untuk anak seperti
Ananda, pastilah suatu perjuangan
besar dia bisa duduk dan berkomitmen
menyelesaikan lembar mewarnai di
depannya.
29
Apa yang perlu dilakukan orang tua untuk menumbuhkan daya juang anak?
1. Berikan kebebasan anak untuk
"berjuang" sendiri namun tetap
dengan arahan.
2. Hindari mengambil alih tugas
anak karena tidak ingin anak
susah atau tidak sabar dengan
hasil kerjanya.
3. Beri pujian saat anak
dapat menyelesaikan
tugas yang kita
tahu bahwa itu
berat bagi mereka.
4. Jadilah orang
tua yang suportif dan jangan
menghakimi anak saat gagal. Sesekali
anak gagal tidak masalah karena dari
kegagalan anak juga dapat belajar
untuk pentang menyerah.
"Terbentur, terbentur, terbentuk".
(Tan Malaka)
5. Berilah pujian atas segala
inisiatif anak. Respon negatif
atas inisiatifnya akan
memunculkan
perasaan bersalah dan
membuatnya enggan
berinisiatif. Tanpa
inisiatif, daya juang sulit
dibentuk.
30
COBA PRAKTIK YUK DAN TULIS BAGAIMANA HASILNYA DISINI:
31
6. Mandiri Orang tua kerap kali menghakimi anak-
anaknya tidak mandiri tanpa menyadari
penyebabnya. Orangtua sering lupa kalau
kemandirian anak tidak terbentuk karena
kecenderungan orang tua yang terlalu melayani
semua kebutuhan anak.
Mandiri adalah sikap percaya pada
kemampuan, kekuatan, dan bakat dalam diri
sendiri, tidak tergantung pada orang lain.
Termasuk dalam karakter mandiri antara
lain: kreatif , inovatif, dan tahan banting.
32
Ayah Bunda, salah satu
contoh pengalaman baik yang
sederhana dalam mengajarkan
kemandirian pada anak adalah
memberikan kesempatan pada
ananda untuk mengambil
sesuatu di tempat yang tinggi
dengan bantuan tangga, bangku
atau lainnya. Contohnya anak
bisa mencuci tangan sendiri di
wastafel yang lebih tinggi dari
tubuhnya. Pengalaman boleh
naik tangga atau bangku untuk
menggapai sesuatu sungguh
menyenangkan bagi anak.
CONTOH
33
Upaya untuk terus mencoba
mengambil sesuatu yang dia butuhkan
secara mandiri tanpa bantuan orang
dewasa sungguh adalah pengalaman
yang luar biasa bagi anak.
Ayah Bunda, sebagai orang tua kita
perlu selalu memperlakukan anak sebagai
anak kecil yang tidak bisa apa-apa. Berilah
kesempatan seluas-luasnya kepada anak
untuk mencoba.
Menurut Erik Erikson, usia 2 3 tahun
anak berada dalam tahap “otonomi vs
malu & ragu”. Penting memberi anak
keleluasaan untuk melakukan hal hal
sederhana sendiri.
34
COBA PRAKTIK YUK DAN TULISKAN PENGALAMAN AYAH BUNDA DI SINI
35
7. Bersyukur Bersyukur mudah
kita ucapkan namun
tidak mudah kita
terapkan dalam
keseharian. Ayah
Bunda berikut salah
satu praktik baik
cara yang sederhana
untuk menanamkan
karakter bersyukur.
36
Saat Ananda mendapatkan satu
nikmat misalnya bisa minum susu,
mintalah Ananda untuk menabung
kebajikan misalnya dengan cara
memasukkan sejumlah koin ke dalam
celengan seraya berdoa "semoga anak-
anak yang lain juga bisa minum susu
dan berobat." Setelah celengan penuh,
isinya bisa Ananda berikan kepada yang
membutuhkan.
Ternyata rasa syukur ini bisa
menginspirasi Ananda untuk mengapai
cita -citanya menjadi seorang dokter
agar bisa membantu banyak yang orang
kekurangan. Sungguh cita - cita yang
mulia.
CONTOH
37
Yuk praktik dan tuliskan pengalamannya :
38
8. Sopan Setiap orang tua pastinya ingin
anaknya dapat bersikap sopan. Ada
beberapa keluhan orang tua yang
merasa jika anak-anak di masa kini
kurang memiliki sopan santun.
Pertanyaannya, seberapa
banyak orang tua mengetahui
bagaimana caranya agar anak
menjadi anak yang memiliki sopan
santun? Apakah orang tua sudah
mengajarkan bagaimana anak-anak
menjadi sopan bukan dengan cara
disuruh?
39
Pada dasarnya anak adalah makhluk
aktif. Melalui panca inderanya anak belajar
segala sesuatu yang ditemui di lingkungan
sekitarnya. Nah Ayah Bunda, kita bisa
mengajarkan sopan santun kepada anak salah
satu contohnya dengan mengamati semut.
Ajak Ananda mengamati semut
dengan kaca pembesar.
Ajak ananda berbicara apa yang
dilihatnya.
Mama: "Nak, coba lihat semut dengan
kaca pembesar. Apa yang kamu lihat?"
Ananda: "Semutnya seperti sedang
salaman ya Ma".
Mama: "Bukan Nak. Mereka saling
bertegur sapa sambil mengatakan "halo
apa kabar". Hebat ya, semut mengerti
sopan santun. Kalau semut bisa sopan,
pasti kamu juga bisa.
Dari dialog singkat tersebut
Ananda belajar dan akhirnya mencoba
mempraktikkan apa yang dilihatnya.
Ananda belajar untuk menyapa orang-
orang di sekitar lingkungan yang ia temui,
satpam komplek, tetangga, teman dan
lainnya. Mereka juga akan belajar jika
ada tamu yang datang secara spontan
menyapa dan memperkenalkan diri.
Perilaku mereka terbentuk bukan
karena diperintah, namun diberi
kesempatan dan bukalah jalan untuk
mempraktikkannya.
40
YUK PRAKTiK DAN CERITAKAN PENGALAMANNYA, YA :
41
9. Welas Asih Karakter welas asih sangatlah
penting dimiliki oleh anak-anak karena itu
merupakan sikap yang dapat membuat
anak mudah diterima dimanapun dia
berada.
Bagaimana membuat anak-anak
memiliki karakter welas asih? Ayah Bunda
bisa memanfaatkan makhluk hidup yang
mudah ditemui di lingkungan sekitar,
contohnya semut makhluk yang kecil dan
lemah menurut manusia.
42
Ajak Ananda mengamati semut dan
mencari gambar di internet ketika manusia
akan memencet semut dengan jarinya.
Ceritakan pada Ananda, saat itu sebenernya
semut mengangkat tangan dan kakinya
sambil berteriak "Tolong manusia....tolong
saya tidak mau mati".
Bagaimana tanggapan manusia?
Manusia sangat mudah mematikan semut
karena teriakannya tidak terdengar.
Dari cerita tersebut anak akan sadar
bahwa ada semut yang memiliki hak
hidup. Ketika ada semut di bajunya,
ananda akan memindahkan ke tembok dan
menyelamatkanya.
Bisa dibayangkan hak hidup seekor
semut saja anak hargai, bagaimana kira
-kira sikapnya terhadap manusia?
43
Ayah Bunda, Yuk kita praktikkan ide-ide sederhana dalam buku
ini secara konsisten di rumah untuk mengembangkan karakter anak.
Banyak hal sederhana dalam kegiatan sehari-hari dengan anak
dan di sekitar lingkungan anak yang bisa kita jadikan sarana untuk
mengembangkan karakter anak.
Orangtua yang peduli dan kreatif lah yang akan menyumbang
perubahan bangsa ke depan dan optimis bonus demografi akan
kita gapai bersama. Saat yang tepat untuk kita bekerja bergotong
royong demi anak-anak kita.
44
The child is the father
of man-Woodworth-
45
Catatan
Catatan
Narahubung:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan MenengahDirektorat Pendidikan Anak Usia Dini
Komplek Kemendikbud
Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E lt. 7 Senayan Jakarta 10270
Surel: paud@kemdikbud.go.id
Telp: (021) 572-5495
paudpedia
48
Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan MenengahDirektorat Pendidikan Anak Usia Dini2020