Post on 06-Nov-2021
1
AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA
BI KHUSUS SABAB
“DAN IMPLIKASINNYA TERHADAP PENAFSIRAN AYAT-AYAT HUKUM”
(Kajian Analisis dan Tela‟ah Terhadap Kontroversi Kaidah Tafsir Al-Ibratu Bi
Umum Lafdzi laa Bi Khusus Sabab)
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat mendapatkan Gelar Magister Agama (MA)
dalam Bidang Ilmu Al-Quran Dan Tafsir
Oleh:
Kholidi Imran
NIM. 217410714
PROGRAM STUDY ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR
PASCASARJANA MAGISTER (S2)
INSTITUT ILMU AL-QUR‟AN (IIQ) JAKARTA
2019 M/1440H
2
AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA
BI KHUSUS SABAB
“DAN IMPLIKASINNYA TERHADAP PENAFSIRAN AYAT-AYAT HUKUM”
(Kajian Analisis dan Tela‟ah Terhadap Kontroversi Penerapan Kaidah Tafsir Al-
Ibrah bi Umum Lafzdi Laa Bi Khusus Sabab)
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat mendapatkan Gelar Magister Agama (MA)
dalam Bidang Ilmu Al-Quran Dan Tafsir
Oleh:
Kholidi Imran
NIM. 217410714
PEMBIMBING
1. Prof.Dr.KH. Said Agil Husein Al-Munawwar.MA
2. Hj. Ade Naelul Huda, MA. Ph.D
PROGRAM STUDY ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR
PASCASARJANA INSTITUT ILMU AL-QUR‟AN (IIQ) JAKARTA
2019 M/1440 H
3
4
5
6
Pedoman Transliterasi
Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin
7
Tha ط - ا
Dzho ظ Ba ب
‟A ع Ta ت
Gha غ Tsa ث
Fa ؼ Ja ج
Qhaf ؽ Ha ح
Ka ؾ Kha خ
La ؿ Dha د
Ma ـ Dza ذ
Na ف Ra ر
Wa ك Za ز
Ha ق Sa س
- ء Sya ش
Ya م Sha ص
Dha ض
8
Vokal panjang (mad) ditulis deengan:
a = a panjang ; semua harakat fathah ditulis dengan a.
i = i panjang
u = u panjang
Ta’ marbuthah (ة) bila hidup ditulis ta, dan bila mati diulis h
Contohnya: كرامة الأولياء bisa ditulis karamatul-auliya atau karamah al-
auliya.
Kata sandang “ ال” ditulis al diikuti dengan tanda penghubung (-) ketika
bertemu huruf qamariyah . sementara bila bila bertemu dengan huruf
syamsiah disesuaikan dengan huruf tersebut.
Contohnya: الفاتحة ditulis al-fatihah dan الرحيم ditulis ar-rahim
Pedoman transliterasi ini tidak berlaku untuk kata-kata dari bahasa Arab
yang sudah diadopsi kedalam bahasa Indonesia, misalkan hadis, abid, zahid,
dll.
Pedoman transliterasi ini tidak diberlakukan ketat pada:
1. Nama-nama orang seperti ; Muhammad, Musa, Isa,Aisyah, Abdullah,
dll.
2. Nama-nama kota seperti : Mekkah Madinah , dll.
9
بًسْمً اللَّوً الرَّحْْىنً الرَّحًيمً
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapa menyelesaikan tesis dengan judul " Al-Ibrotu Bi Umum
Al-Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab” Dan Implikasinnya Terhadap Penafsiran Ayat-
Ayat Hukum”.
Selesainya penulisan tesis ini bukanlah sesuatu yang mutlak dan berdiri sendiri,
akan tetapi karena bimbingan dan kepedulian dari pelbagai pihak yang turut
memberikan pengarahan maupun motivasi, karena dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof.Dr.Hj. Huzaemah T.Yanggo, M.A. Rektor Ilmu Al-Qur‟an
(IIQ) Jakarta. Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menimba ilmu dalam proses pendewasan intelektual.
2. Dr. K.H. M. Azizan Fitriana. M.A. Direktur Pascasarjana Institut Ilmu
Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta. Yang telah banyak memberikan pelayaan,
pengajaran, dan perhatian selama menimba ilmu di program
Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ).
3. Bapak Prof. Dr. KH. Said Agil Husein Al-Munawwar. M.A, selaku
dosen pembimbing I yang di dalam berbagai kesibukan dapat
menyempatkan diri membimbing dan mengarahkan serta memberi
petunjuk dan saran yang sangat berharga bagi penulis tesis ini.
4. Hj. Ade Naelul Huda, M.A. Ph.D selaku dosen pembimbing II, dengan
ketelatenannya, akhirnya penulis berhasil membuahkan karya ilmiah ini,
meski secara teknik penulis masih jauh dari kata sempurna.
10
5. Staf Pascasarjana dan perpustakaan IIQ, yang telah menyediakan
informasi dan buku-buku sebagai sumber data bagi penulis, sehingga
penulisan tesis ini dapat berjalan lancar dengan baik.
6. Kepada kedua orang tua penulis, ayahanda H. Imran bin Ruslan dan Ibu
Hj. Nafisah, terima kasih atas kasih sayang dorongan dan do‟a yang tak
pernah henti.
7. Istri penulis, Asmaul Husna yang telah memberikan motivasi, do‟a dan
pengertian sehingga selesai tesis ini.
8. Kedua Putra-Putri penulis yang telah memberikan dan menyemangati
penulis.
9. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
penulisan tesis ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Atas segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis, semoga
menjadi amal baik di hari akhirat nanti dan diberikan balasan dari Allah
dengan balasan yang lebih baik. Aamin.
Akhirnya, atas segala kekurangan dalam penulisan tesis ini penulis mohon
kritik dan saran dari pembacamaupun pemerhati demi perbaikan.
Jakarta : 17 Juli 2019 M
14 Dzul Qo‟dah 1440 H
Penulis
11
ABSTRAK
Kholidi “Al-Ibrah bi Umum al-Lafzh Laa bi Khusus as-Sabab” Dan
Implikasinnya Terhadap Penafsiran Ayat-Ayat Hukum”
Seiring dengan berkembangnya zaman, permasalahan yang dihadapi umat Islam
semakin kompleks, baik dari segi internal maupun eksternal. Di antara
permasalahan yang dihadapi dari internal adalah adanya kelemahan pola pikir
masyarakat dan terkhusus para alim ulama dalam membuat sebuah produk hukum
atau yang kita kenal dengan ijtihad. Kelemahan untuk menggali sebuah hukum dari
Al-Qur‟an dan Sunnah didasari oleh lemahnya niat dalam menuntut ilmu dan
membaca kitab-kitab para ulama. Seiring dengan lemahnya daya pikir dan perhatian
para ulama dengan ilmu, orang-orang Barat justru semakin giat dalam mengkaji
khazanah-khazanah peninggalan umat Islam berupa kitab-kitab para ulama.
Sehingga yang terjadi adalah adanya serangan balik dari mereka dalam mereduksi
ajaran-ajaran yang pokok dalam Islam.
Penelitian penulis saat ini diharapkan dapat menggali hukum-hukum dan hal-
hal yang berkaitan dengan kaidah Al-Ibrah bi Umum al-Lafzh Laa bi Khusus
as-Sabab”. Rumusan masalah utama dalam penelitian ini adalah “
Bagaimana kaidah Al-Ibrah bi Umum al-Lafzh Laa bi Khusus as-Sabab ini
dalam aplikasinya memunculkan sebuah hukum yang baru tanpa harus
bertentangan dengan hukum aslinya. Setelah melakukan penelitian dan
analisis terhadap pelbagai pendapat ulama, penulis berkesimpulan bahwa
mengenai kaidah Al-Ibrah bi Umum al-Lafzh Laa bi Khusus as-Sabab ini
para ulama berbeda pendapat di antara mereka hanya dari segi lafazdnya
saja.
12
ABSTRACTION
Kholidi” Al-Ibrah bi Umum Lafdzi Laa Bi Khusus Sabab” and Their
implications for the interpretation of legal verses.
As Time progresses the problems facing muslims are increasing, both
internal anda external. Among the problems that are faced With internal
affairs the presence of weaknesses of society‟s mindset and of clerics‟
particular in making a low product as we khow ijtihad.
The weakness of digging into a law of the koran anda the low of the sunnah
it is based upon a lack of intent in the pursuit of science and read the books
of the scholars. With the waning of minds and attention of scholars with
science, secular and liberal people are increasingly involved in their studies
khazanah-khazanah islamic heritage of books scholars. So what happened
was their counterattack in reducing the fundamental reachings in Islam.
Current author‟s research one hopes to explore laws and matters related to
the law. The formula for the problem in this study is howthesearis in its
application it steams a new law without having to contradict its original law.
After doing research and analysis of various clerical opinions, the authors
have come to his conclusion that there is about rules, the scholars differ
among themselves in the matter of words alone.
Fahad Abdurrahman bin sulaiman said: “ I Think that may the differences
between them only revolve around differences lafaz. They make common in
another top law taken from the events that went down upon him by using
qiyas, so that the law become common. Then viewed their first opinion takes
the common man‟s tex from the passage found in the text, the second
opinion takes shape or side of the qiyas.
13
ث ملخص البح
كأثرىا في تفسير آيات "العبرة بعموم اللفظ لا بخصوص السبب خالدم" الأحكاـ.
بعد مركر الزماف كالوقت مع تطور العصر, الدشاكل التي يواجهها الدسلموف في الخارجية. من بين الدشاكل التي تواجو داخليا ىي نقاط ازدياد سواء الداخلية ك
الضعف في عقلية المجتمع كخاصة العلماء في صنع منتج قانوني أ ك ما نعرفو باسم لإجتهاد, بسبب ضعف في دراسة القانوف من القرآف كالسنة ىناؾ أيضا تقوـ على
أك بالإ ضافة نية ضعيفة لدراسة العلم كقراءة كتب العلماء. كمن جانب الأخرل العلمانيوف ك الليبراليوف متحمسوف كأماضعف التفكير كاىتماـ العلماء بالدعرفة, إلى
أكثر لتعلم آثار الخزانة الخزانية للمسلمين في شكل كتب العلماء, فما يحدث ىو أف ىناؾ رد فعل عنيف منهم في الإضرار با التعاليم الأساسية في الإسلاـ.
من الدتوقع أف يستكشف ك يتعلم القوانين كالأمور الدتعلقة مؤلف البحث الحالي, بالقواعد. الدشكلة الرئيسية في ىذا لبحث ىو طرح قانوف الجديد دكف الحاجة إلى التعارض مع القانوف الأصلي. بعد القياـ الأبحاث كالتحليلات على آراء العلماء
اختلف العلماء بينهما فقط الدختلفة, يلخص الدؤلف إلى أنو فيما يتعلق بهذا الدبدأ, من حيث اللفظ كما قاؿ فهدعبد الرحْن بن سليماف.
14
DAFTAR ISI
“Al-Ibrah bi Umum al-Lafzh Laa bi Khusus as-Sabab
Dan Implikasinnya Terhadap Penafsiran Ayat-Ayat Hukum”
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................... i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS.................................................. iii
KATA PENGANTAR.............................................................................. iv
ABSTRAK................................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
BAB: I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Permasalahan..............................................................................10
1. Identifikasi Masalah.............................................................10
2. Pembatasan Masalah.............................................................11
3. Perumusan Masalah............................................................. 11
C. Tujuan Penulisan ........................................................................12
D. Kegunaan Penelitian....................................................................12
E. Kajian Pustaka.............................................................................13
F. Metodelogi Penelitian..................................................................14
G. Sistematika Penelitian..................................................................16
BAB II: MAKNA KAIDAH TAFSIR
A. Pengertiaan Al-Ibrohtu Bi Umum Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab.
1. Makna Al-Umum ........................................................................12
2. Makna Al-Khusus ........................................................................23
3. Makna As-Sabab ........................................................................27
B. Metode Dan Corak Tafsir Para Ulama ..............................................28
C. Urgensi dan Keutamaan Tafsir .........................................................36
D. Perbedaan Antara Ta‟wil dan Tafsir..................................................39
15
E. Sebab Sebab Kesalahan Dalam Menafsirkan Al-Qur‟an ..................40
F. Kaidah Keumuman Lafadz ...............................................................42
G. Kaidah Khusush As-Sabab..............................................................46
H. Perbedaan Pandangan Mengenai Kaidah Tafsir ..............................49
BAB III: LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN KAIDAH DALAM
PENAFSIRAN AYAT-AYAT HUKUM
A. Memahami Makna Asbab Nuzul...............................................58
B. Mengetahui Asbabun Nuzul .....................................................61
C. Redaksi Asbab Nuzul…………………………………………...63
D. Fungsi-Fungsi Asbab Nuzul ......................................................65
E. Munasabat (korelasi) Ayat………………………….................88
BAB IV: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPAT ULAMA DALAM
MENAFSIRKAN AYAT-AYAT HUKUM
A. Analisis Kaidah Tafsir................................................................90
B. Metode Mentakhsis Ayat Secara Langsung dan Tidak
Langsung....................................................................................106
C. Menafsirkan Ayat-Ayat Hukum dan Analisis Ulama dalam
Mentakhsis Ayat Hukum
1. Ayat Hukum Tentang Thalaq..............................................111
2. Ayat Hukum Tentang Orang Yang Tidak Boleh Mewarisi.115
3. Ayat Hukum Tentang Anjuran Menikahi Wanita-Wanita
Yang Baik-Baik saja............................................................117
4. Ayat Hukum Tentang Melihat Hilal............................... ....118
PENUTUP
A. KESIMPULAN ...............................................................................128
B. SARAN ...........................................................................................129
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI PENULIS
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tafsir secara bahasa artinya al-Kasyfu (menyingkap), al-Idzhar
(menampakkan), al-Bayan (menjelaskan)1
. Menurut istilah bahwa tafsir
adalah disiplin yang berfungsi untuk memperjelas maksud Al-Qur‟an.2
Disiplin ilmu tafsir atau yang dikenal dengan Ushul Tafsir yang di
bangun oleh para ulama sudah sangat matang dan komprehensif. Hal ini
terbukti dengan adanya berbagai macam karya-karya para ulama, mulai dari
yang terkecil sampai yang besar, mulai dari permasalahan yang paling
mudah sampai pada permasalahan yang paling rumit.
Para ulama muslim benar-benar telah mencurahkan seluruh
tenaganya untuk menggali makna-makna yang terkandung dalam Al-Qur‟an
dari berbagai aspek. Baik dari segi Tarikh, Lughah, Balaghah, Zahir, Batin,
Isyarat, Hukum, Qishah, Tarbiyah dan interaksi sosial masyarakat maupun
aqidahnya.
Fahmi salim mengatakan dalam hal ini, sesungguhnya ilmu tafsir
adalah lapangan yang luas yang memuat berbagai segi dan bidang yang
bermacam-macam. 3
1 Ibnu Faris, Maqayis al-Lughah, Baerut Dar al-Fikr, 1979, jilid 4,hlm 504 2 Al-Zarkasyi, al-Burhan fi Ulum al-Qur’an , Cairo Dar Makrifah 1391H jilid
1hlm 13 3 Fahmi Salim, Kritik Terhadap Studi al-Qur’an Kaum Liberal, Jakarta, Gema
Insani 2010 hlm 87
17
Diantara pembahsaan tersebut adalah.
Pertama; Tafsir sebagai sebuah proses penjelasan dan penakwilan4
yang dilakukan oleh penafsir dalam hubungannya yang langsung dengan
ayat-ayat Al-Qur‟an, sehingga terjadilah” penyingkapan makna-makna Al-
Qur‟an dan penjelasan maksudnya” atau mencari penjelasan makna lafazh-
lafazh Al-Qur’an dan yang dapat disimpulkan darinya baik secara ringkas
maupun luas”.
Kedua; Sejarah tafsir yang membahas tentang pergerakkan tafsir
sesuai dengan sejarahnya yang panjang. Pembahasan ini membicarakan
tentang kehidupan para penafsir dan kulturnya serta usahanya yang biasa
dibahas dalam “ Ilmu Thabaqat al-Mufasirin” yang di anggap sebagai salah
satu cabang dari cabang sejarah para ahli tafsir
Ketiga; pembahasan tentang metode-metode para mufassir untuk
mengetahui pendapat pemikiran yang menjadi kecendrungan dan
pemahaman mereka yang beragam tentang seni yang dilaluinya dan dalam
menyampaikan hasil-hasil yang telah mereka gapai.
Disini kita di ingatkan kepada bidang sebagian besar buku mengulas
metodelogi para pakar-pakar pemikir Islam dahulu dan sekarang di bidang
4 Ibnu Taimiyah menyebutkan ada tiga makna dari takwil. Pertama; menurut Ahli
Kalam dan ulama khalaf bahwa takwil adalah memalingkan lafazd dari ihtimal raajih
kepada ihtimal marjuh, karena ada dalil sebagai qarinah yang menyertainya. Maka tidak
termasuk makna lafazd yang sesuai dengan dalil zhahirnya sebagai takwil menurut mereka.
Kedua; menafsirkan kalam baik itu sesuai dengan makna zhahir atau tidak. Dan takwil ini
menurut istilah ulama tafsir. Ketiga; bahwa takwil itulah yang sebenarnya yang ditakwilkan
kalam kepadanya walaupun sesuai dengan zhahirnya. Seprti mentakwilkan apa yang
dikabarkan Allah mengenai keindahan syurga. misalkan makan, minum, nikah dll.
Hakikatnya ada tetapi tidak bisa digambarkan dan dilihat oleh mata pikiran. Hanya bisa
ditafsirkan dan diucapkan oleh lisan saja. Lihat Majmu‟Fatwa Ibnu Taimiyah. (5/35). Shafa
Syaikh Ibrahim Haqqi. Ulum Al-Qur’an min Khilal Muqaddimah At-Tafsir, Mu‟assasah
Risalah, Beirut-Lebanon, 2004, hl.214
18
tafsir. Contohnya seperti At-Thabari, Az-Zamakhsyari, Al-Qurtuby, Ibnu
Tamimiyah, Muhammad Abduh, Sayd Qutub, Sya‟rawi, Nawawi Bantani,
Buya Hamka, Kiyai Saleh Darat, Quraiys Syihab dan banyak lainnya dari
kalangan ulama.
Para ahli yang menggeluti tafsir dan ilmu-ilmu Al-Qur‟an sudah
memahami dengan sebaik-baiknya karakter jenjang-jenjang yang telah
dilewati oleh tafsir. Mereka juga mengetahui perbedaan-perbedaan yang
menjadikan masing –masing metode berbeda dengan yang lain dan
mempunyai sikap terhadap petanda-petanda umum yang dapat digunakan
sebagai judul besar yang menunjukkan secara kuat terhadap apa yang
membedakan setiap jenjang-jenjang usaha penafsiran menurut ulama tafsir.
Tujuan mempelajari tafsir bagi mereka adalah tercapainya tujuan
yang terpuji dan buah yang mulia, yaitu at-Tasdiq (pembenaran) kabar-kabar
Al-Q-ur‟an dan mengambil manfaat dari kabar-kabar tersebut, serta
menerapkan hukum-hukumnya sesuai dengan apa yang di maksudkan oleh
Allah, yaitu agar dalam menyembah Allah didasari atas Bahsiroh (ilmu).5
Dalam hal ini Allah berfirman dalam surah Yusuf ayat:
بًيلًي أىدْعيو إًلىى اللَّوً عىلىى بىصًيرىةو أىنىا كىمىنً اتػَّبػىعىنًِ كىسيبْحىافى اللَّوً ذًهً سى قيلْ ىى
كىمىا أىنىا مًنى الْميشْركًًينى
5 Muhammad Utsaimin, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta Darus Sunnah 2008, hl
60
19
“Katakanlah, ini adalah jalanku, aku menyeru kepada Allah diatas ilmu.
Saya dan orang-orang yang mengikuti, maha suci Allah dan saya tidaklah
termasuk orang-orang yang musyrik. 6
Untuk mencapai tujuan mulia ini, para ulama merumuskan
metodelogi dalam menafsirkan Al-Qur‟an. Karena kewajiban bagi seorang
muslim dalam menafsirkan Al-Qur‟an adalah hendaknya ketika menafsirkan
Al-Qur‟an ia merasa bahwa dirinya adalah Penerjemah AllahTa‟ala sebagai
saksi atas-Nya tentang apa-apa yang Dia kehendaki dari kalam-Nya,
sehingga dia mengagungkan persaksian ini dan takut mengatakan tentang
Allah tanpa ilmu. 7
Allah berfirman dalam QS.al-Isra‟ (17):37
كىلا تػىقْفي مىا لىيْسى لىكى بًوً عًلْمه إًفَّ السَّمْعى كىالْبىصىرى كىالْفيؤادى كيلُّ أيكلئًكى
كافى عىنْوي مىسْؤيلان
Dan janganlah mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, karena
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua akan di minta
pertanggungjawabannya. 8
Akhmad Alim mengatakan; dalam rangka tercapainya tujuan yang
mulia dalam menafsirkan Al-Qur‟an maka seorang penafsir harus memiliki
adab-adab dalam menafsirkan Al-Qur‟an.
Pertama; beraqidah shahihah dan memiliki worldview yang lurus,
tidak sekuler, liberal ataupun syi‟ah. Karena hal itu sangat berpengaruh
dalam pandangan tafsir yang dihasilkan
6 Qs. Yusuf (12/108)
7 Muhammad Utsaimin, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta Darus Sunnah 2008, hl 60 8 Al-Qur‟an Depag, cetakan Al-Mahira Jakarta 2015 hlm 285
20
Kedua; tidak mendahulukan kepentingan hawa nafsu semata, karena
dengan hawa nafsu seorang akan cenderung pada kepentingan nafsunya,
tanpa melihat keshahihan dalil yang ada.
Ketiga; menafsirkan dengan sesuai dengan urutan penafsiran, yaitu
menafsirkan Al-Qur‟an dengan Al-Qur‟an kemudian dengan as-Sunnah,
perkataan para sahabat dan perkataan para tabi‟in.
Keempat; paham bahasa arab dan disiplin ilmu yang mendukungnya,
karena Al-Qur‟an turun dengan bahasa arab. Mujahid murid ibn Abbas
berkata; “Tidak boleh seorangpun yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
berbicara tentang kitabullah (Al-Qur‟an) jikalau tidak menguasai bahasa
arab”.9
Penafsiran yang dilakukan oleh ulama-ulama klasik terhadap makna-
makna Al-Qur‟an tidak terlalu jauh menyimpang sebagaiman yang
dilakukan oleh cendikiawan muslim era modern sekarang ini. Karena mereka
dalam menafsirkan Al-Qur‟an benar-benar berusaha untuk memberikan
jawaban terhadap problem kemanusian yang terjadi saat itu. Disiplin ilmu
ushul tafsir dan adab-adab yang mereka terima dari sang guru, benar-benar
mereka gunakan untuk menggali, mengambil istimbat hukum dari nash-nash
yang ada, baik Al-Qur‟an maupun hadits itu sendiri.
Fenomena merebaknya tafsir liar dikalangan akademis Islam modern.
Yang mana mereka mengabaikan nash-nash Al-Qur‟an karena hawa
nafsunya, ta’assub mazhabi serta bid‟ah lainya. Juga tidak terlepas dari
hegemoni pemikiran barat dalam study Islam. Penafsiran liar yang didasari
oleh hawa nafsu dan ta’assub mazhabi dalam hal ini merupakan metode
penafsiran yang paling berbahaya dan paling jelek. Mereka para mufassir
9 Akhmad Alim, Tafsir Pendidikan Islam, Jakarta AMP Pres,2014 hlm18
21
atau akademis menjadikan dirosat quraniyah sebagai penelitian yang
hanya melihat ayat-ayat Al-Qur‟anya saja sedangkan didalam otaknya
mengenai keyakinan kepada Allah kosong dari dalil. Sehingga penelitian
yang diwariskan kepada generasi berikutya kosong dari hujjah, sedangkan
pemikiran-pemikiran barunya terkontaminasi dengan peradaban Barat.
Mereka ingin mencari tentang dalil-dalil dari Al-Qur‟an bukan dalam rangka
menjadikannya sebagai keyakinan dan buah dari hasil pemikiran yang
mengikuti nash-nash Al-Qur‟an, akan tetapi mereka ingin Al-Qur‟an
mengikuti apa yang menjadi kemauan dalam tafsir mereka. Sehingga mereka
berusaha mencocokologikan dalil dalil Al-Qur‟an dengan hasil penelitian
mereka.
Penafsiran liar, kini diberbagai perguruan tinggi Islam bagaikan
„wabah‟ yang menjangkiti banyak sarjana muslim. Banyak yag terjangkit,
tetapi merasa bangga, karena merasa menemukan suatu yang baru. Karena
merasa‟mainan baru‟ ini akan membawa kemaslahatan ummat, maka‟barang
lama‟ berupa tradisi Islam atau metode-metode tafsir yang mengarahkan
bagaimana cara menafsirkan Al-Qur‟an yang benar dikecam dan mau
dicampakkan begitu saja. 10
Setelah mereka mengkecam metodelogi para ulama dahulu dan ingin
menghilangkan pengaruh dari dunia Islam. Merekapun memunculkan
metode baru dalam menafsirkan Al-Qur‟an yaitu hermeneutika.
Hermeneutika seyogyanya dikaji secara cermat, sebelum memutuskan,
metodelogi interpretasi teks bible ini dapat diaplikasikan untuk
menggantikan metode tafsir Al-Qur‟an. jika di tela‟ah hermeneutika memang
berasal dari tradisi Kristen atau Yahudi yang kemudian diadopsi oleh para
teolog dan filsuf Barat modern menjadi metode interpretasi teks secara
10 Thahir Mahmud Muhammad Ya‟kub , Asbabal-khata’ Fi Tafsir, Dar Ibn Jauzi, Riyadh,
1425 H. hl. 621
22
umum. Hermeneutika berkembang dalam tradisi Kristen dan intelektual
Barat, karena memang berangkat teks Bible dan doktrin teologis kristen yang
mengandung banyak sekali masalah di mata para cendikiawannya sendiri. 11
Itulah beberapa permasalahan muncul mengenai motode menafsirkan Al-
Qur‟an yang dikembangkan oleh Barat dalam memalingkan penafsiran-
penafsiran yang benar dalam Al-Qur‟an.
Tantangan kaum muslimin dalam menyikapi penafsiran liar
dikalangan para akademis ini menjadi PR bersama untuk membendung
pemikiran mereka. Sepanjang sejarah, kaum muslimin telah menghadapi
banyak tantangan dan kekacauan. Tetapi, belum pernah mereka menghadapi
tantanga yang lebih serius daripada yang ditimbulkan oleh peradaban Barat
saat ini. Terlebih ketika para Orientalis melahirkan sebuah metode
penafsiran baru dalam dunia keilmuan yang menjadi rujukan mereka dan
kaum muslimin saat ini yaitu “ hermeneutika12
”.
11 Adian Husaini, Wajah Peradaban Barat, Jakarta, Gema Insani, 2016 hlm 288-
289 12 “Hermeneutika menurut: . Syamsuddi Arif, Hermenuitika mengandung sejumlah
asumsi dan kensekuensi, yaitu.
1. Menganggap semua teks adalah sama, sebagai karya manusia.asumsi ini lahir dari
kekecewaan mereka terhadap Bibel. Teks yang semula di anggap suci itu
belakangan diragukan otentisitasnya. Konsekunesinya bila di terapkan dalam Al-
Qur‟an, Hermenuitika otomatis menghendaki penolakan terhadap status Al-
Qur‟an sebagai firman Allah, mempertanyakan keaslianya. Dan pada gilirannya
juga menggugat kemutawatiran mushaf” Utsmani”. Hal ini bisa menjadikan orang
kafir kepada Allah.
2. Menganggap setiap teks sebagai” produk Sejarah” sebuah asumsi yang tentu saja
sangat tepat bagi bibel. Namun hal itu tidak berlaku bagi Al-Qur‟an.
3. Praktisi hermeneutika dituntuk untuk bersikap skeptis, selalu meragukan
kebenaranya darimanapun datangnya. Sikap semacam ini hanya sesuai untuk
bibel, yang telah mengalami gonta-ganti bahasa dan memuat banyak perubahan
dan kesalahan. Akan tetapi tidak untuk Al-Qur‟an yang jelas keshohihannya.
4. Hermenutika menghendaki pelakunya untuk menganut relativisme epistemologi,
tidak ada tafsir yang mutlak benar, semuanya relatif. Akibatnya akan melahirkan
mufassir-mufassir kadungan dan pemikir-pemikir liar yang sesat dan menyesat.
23
Syed M. Naquib al-Attas, seorang pemikir yang dikenal cukup baik
oleh dunia pemikiran barat maupun Islam, memandang problem terberat
yang dihadapi manusia dewasa ini adalah hegemoni Dan dominasi keilmuan
sekuler liberal Barat yang mengarah pada kehancuran umat manusia.
Menurut al-Attas, bagi Barat, kebenaran fundamental dari agama di
pandang sekedar teoritis. Kebenaran absolut dinegasikan dan nilai-nilai
relatif diterima. Tidak ada satu kepastian. Konsekuensinya adalah penegasian
Tuhan dan Akhirat dan menempatkan manusia sebagai satu-satunya yang
berhak mengatur dunia. Manusia akhirnya dituhankan dan tuhanPun
dimanusiakan. Berbagai problem kemnusian muncul sebagai hasil dari
kacaunya nilai-nilai. 13
Fahmi Salim dalam bukunya Tafsir sesat mengutif perkataan Yusuf
al-Qaradhawi.” Kaum sekuler liberal ingin ummat memandang sesuatu
dengan kaca mata Barat, mendengar dengan kuping barat, dan berpikir
dengan Framework Barat. Mereka hendak memaksakan Filsafat barat dalam
soal bagaimana kita harus hidup, pandangan barat tentang agama, konsep
barat tentang sekulerisme, dan berbagai teori barat dalam bidang hukum,
sosial, politik, bahasa dan kebudayaan.14
Metode penafsiran yang telah dituliskankan oleh para ulama klasik
sebenarnya sudah sangat cukup dan mapan dalam menafsirkan Al-Quran,
Sehingga M.Zuhri dalam, Telaah Matan Hadits: Sebuah tawaran metodelogis ,
yogyakarta. Lesfi (Lembaga Study Filsafat Islam, 2003 hlm, 84-87. Ia Mengatakan;
hermeneutika adalah onggokan sampah dan barang dagangan yang tak layak jual dan
produk asli orientalis barat kafir, kini begitu “digandrungi” oleh kaum muslimin ,
khususnya yang sering mengklaim diri sebagai cedikiawan-cendikiawan pelajar
muslim. Setelah menganggap sukses hermeneutika Al-Qur‟an, kini mereka mulai
menjajakan limbah beracun berikutnya, yaitu hermeneutika hadits. 13 Adian Husaini, Wajah peradaban Barat, Jakarta, Gema Insani. Hlm 3 14 Fahmi Salim, Tafsir Sesat, Gema Insani, Jakarta, 2013 hlm 1
24
selain meode mereka cukup kuat dan jelas, disamping itu juga mereka
membahas dengan melihat realitas yang ada ketika itu.
Sehingga ketika seorang sarjana mengambil metode mereka dalam
menafsirkan Al-Qur‟an maka akan mendapati ketenangan dan ketepatan
dalam mengambil istimbat-istimbat hukum yang ada.
Namun, Pengaruh trend heremenutika untuk menafsiri Al-Qur‟an
yang menganggap realitas adalah sebab diturunkannya Al-Qur‟an yang
berarti teks Al-Qur‟an akibat pengaruh lingkungan dan realitas yang
mengitarinya- telah menyebabkan segelintir pemikir modernis dengan gagah
berani menyatakan bahwa hukum syariat yang dibawa oleh Al-Qur‟an tidak
absolut. Pasalnya, meneurut mereka, ia adalah hukum-hukum yang terkait
dan terikat dengan peristiwa-peristiwa tertentu yang di picu oleh suatu sebab.
Amat di mungkinkan dari penjelaskan Asbab Nuzul Al-Qur‟an maka
pengetahuan tentang satu atau beberapa peristiwa yang menjadi latar
belakang lahirnya suatu hukum syariat dapat diketahui. Oleh karena itu, “
banyak hukum turun disebabkan oleh peristiwa praktis dan riil atas sebab
tertentu, sehingga hukum itu tidak menjadi aturan tasyri‟ yang mutlak dan
setiap ayat yang terkait dengan kejadian tertentu, ia bersifat khusus untuk
peristiwa Asbab Nuzul, dan tidak bersifat absolut. 15
Memang tidak bisa di pungkiri bahwa perbedaan pendapat
dikalangan ulama muslim mengenai kaidah dalam judul tesis penulis ini.
Tetapi perbedaan mereka hanya terbatas pada lafazdnya saja bukan makna.
15 Fahmi Salim, Kritik terhadap Studi Al-Qur’an Kaum Liberal, Gema Insani, jakarta
2010 hlm 426
25
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah disebutkan maka
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, diantaranya sebagai
berikut:
a. Adanya perbedaan pendapat ulama dalam memahami dan
menerapkan kaidah Al-Ibrotu Bi Umum Lafdz Laa Bi Khusus As-
Sabab dalam menafsirkan ayat ahkam
b. Adanya kesalahan-kesalahan dalam menafsirkan Al-Qur‟an
c. Adanya kaidah baru yang dilahirkan dari kaidah yang ada
d. Adanya analisis mengenai pentakhsisan secara langsung dan
secara tidak langsung
e. Adanya kontradiksi Dua Lafazd yang Umum
2. Pembatasan masalah
Dari masalah-masalah yang teridentifikasi di atas, maka diperlukan
adanya pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terfokus dan
terarah. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Mentarjih adanya perbedaan pendapat ulama dalam memahami
dan menerapkan kaidah Al-Ibrotu Bi Umum Lafdz Laa Bi Khusus
As-Sabab dalam menafsirkan ayat ahkam
b. menganalisis mengenai pentakhsisan secara langsung dan secara
tidak langsung
3. Perumusan masalah
Dari perumusan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah inti yang
akan ditemukan jawabanya dalam penelitian ini, yaitu.
26
a. Bagaimana cara Mentarjih adanya perbedaan pendapat ulama
dalam memahami dan menerapkan kaidah Al-Ibrotu Bi Umum
Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab dalam menafsirkan ayat ahkam ?
b. Bagaimana cara menganalisis mengenai pentakhsisan secara
langsung dan secara tidak langsung ?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut
a. Menjelaskan secara ilmiyah perbedaan pendapat ulama dalam
memahami dan menerapkan kaidah Al-Ibrotu Bi Umum Lafdz
Laa Bi Khusus As-Sabab dalam menafsirkan ayat ahkam dan
metode penafsiran serta sebab sebab kesalahan dalam
menafsirkan Al-Qur‟an
b. Mengungkapkan cara pentakhsisan secara langsung dan secara
tidak langsung ketika menafsirkan Al-Qur‟an.
D. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna bagi
pengembangan pengetahuan ilmiyah pada bidang“ Ulumul Qur’an
khususnya mengenai penerapan kaidah dalam menghasilkan dan
istimbat hukum yang sama. Dan diharapkan sebagai terobosan teori
dalam menyingkap isi Al-Qur‟an
2. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan jembatan untuk
penelitian selanjutnya yang serupa atau hampir sama.
3. Penelitian ini akan memberikan kontribusi bagi pengembangan
ilmiyah dibidah “Ulumul Quran dan ilmu tafsir Al-Quran.
27
E. Kajian Pustaka
Dalam tinjuan pustaka, peneliti menggunakan data primer, yaitu dari
buku-buku dan kitab para ulama klasik dan kontemporer yang membahas
dan menyinggung mengenai tesis ini. Kajian atau pembahasan mengenai
judul tesis penulis saat ini sangat langka, bahkan dibilang tidak ada yang
membahas secara spesifik dengan judul yang sama. Baik, dalam bentuk
skripsi maupun dalam bentuk tesis. Yang ada adalah pembahasaan
tentang Asbab An-Nuzul kemudian dalam pembahasaan tersebut di bahas
mengenai kaidah yang penulis jadikan judul tesis ini. Diantara kitab yang
membahas Asbab al-Nuzul yang membahas kaidah penulis ini adalah
1. Asbab Ikhtilaf Mufassirin fi Tafsir Ayat al-Ahkam oleh Abdul Ilah
Huri. Dalam kitab ini menjelaskan secara detail tentang Kaidah
yang penulis jadikan judul tesis dalam buku ini. Oleh sebab itu
penulis menilai kitab ini sangat bagus untuk dijadikan pegangan
dalam penulisan tesis karena mengupas keterkaitan antara kaidah
dengan asbab nuzul dan kaidah dengan ilmu munasabat
2. Disertasi” Asbab al-Nuzul al-Waridah fi Kitab Jami al-Bayan{
jam’an wa takhrijan wa dirosatan.} Risalah doktor yang di tulis
oleh Hasan bin Muhammad bin Ali. Mengupas tentang pemikiran
imam jarir At-Thabari dalam memetakan Asbab Nuzul yang
sangat erat kaitan dengan Kaidah dalam Judul tesis penulis saaat
ini.
3. Asbab al-Nuzul wa Atsaruha fi Bayan al-Nusus oleh Dr.
Imaduddin Muhammad Rasyid
4. Ushul Tafsir Wa Qawaidihi oleh Syaikh Khalid Abdurrahman.
Kitab ini penulis jadikan sebagai rujukan utama untuk mencari
dan menela‟ah Kaidah yang diterapkan dalam menafsirkan
28
Al-Qur‟an terhadap ayat-ayat hukum dalam menghasilkan
hukum yang sama
5. Al-Masaid Fi Ushul Tafsir Ala Dau’i al-Kitab Wa As-Sunnah
oleh Musthafa bin Muhammad bin Salamah. Kitab ini nanti akan
menjadi rujukan pembanding, karena telah mengupas sekilas
tentang latar belakang penerapan Kaidah penulis yang digunakan
dalam menafsirkan Al-Qur‟an
F. Metode penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau
Library Research artinya semua data berasal bahan bahan
tulisan yang
berkaitan dengan masalah yang sedang di bahas. Penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari suatu objek yang dapat diamani dan diteliti.
2. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terbaagi menjadi dua,
yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer yang digunakan adalah tafsir klasik yaitu Ahkam Al-
Qur‟an (Ibnu Arabi dan Imam Qurtuby) dan kontemporer yaitu
tafsir Al-Munir karya Syaikh Wahbah Az-Zuhaili Sedangkan data
sekunder yang digunakan adalah buku-buku dan kitab yang
mendudkung dan menunjang pembahasan ini.
Baik. Kitab hadits, ushul fiqh, tafsir maupun buku wawasan
keislaman dan jurnal ilmiyah
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan
29
mengambil atau mencari sumber data dari berbagi dokumen yang
berupa kitab-kitab muktabar. Baik dalam bidang tafsir, hadits ,
fiqih maupun dari tasofah islamiyyah.
4. Metode analisa data
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis dan tela‟ah secara Komprehensif dan Komparatif,
dengan menggunakan pendekatan bahasa dan kajian ushul tafsir
dan fiqih maksudnya adalah pengurairan atau kupasan yang
mengandung pengertian yang luas dan menyeluruh serta bersifat
perbandingan. Selanjutnya analisis diteruskan untuk
menghasilkan hukum yang jelas dalam memaparkan masalah.
Kemudian menentukan factor-factor yang menyebabkan
perbedaan dan membandingkan factor-factor perbedaan tersebut.
Penulis memilih tehnik penelitian ini dalah teknik analisis Isi.
Penulis melakukan analisis data menggunakan qualitative content
analisis document.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan analisa terhadap teori yang ada untuk
mengungkapkan hukum hukum yang terkandung dalam teori
G. Sistematika Penulisan.
Sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut:
Bab satu sebagai pendahuluan. Berisi uraian tentang latar
belakang masalah yang terdiri dari temuan-temuan terdahulu,data dan
fakta di lapangan saat ini, alasn pemilihan tema dan objek penelitian.
Selanjutnya dengan permasalahan penelitian yang terdiri dari
identifikasi masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah.
Selanjutnya tujuan penelitian dan kegunaan penelitian yang terdiri
30
dari apa yang terdapat pada perumusan masalah , manfaat teori dan
manfaat praktis. Selanjutnya tujuan pustaka yang terdiri dari
kesimpulan setiap pembahasan. Selanjutnya metodelogi penelitian
yang terdiri dari jenis penelitian , sumber data, tehnik pengumpulanb
data dan analisis data. Selanjutnya sistematika penulisan yang berisi
logika struktur bab dab logika dalam menjawab permasalahan
penelitian.
Bab dua membahas tentang makna-makna istilah yang
berkaitan dengan kaidah. Seperti (Ibroh) (Umum),(khusus), (Sabab),
(Ikhtilaf) dan pandangan syariat islam dalam menyikapi ikhtilaf.
Bab tiga membahas dan analisis langkah menerapkan ayat
ayat hukum yang berkaitan dengan kaidah di atas.
Bab empat adalah inti dari peembahasa kaidah
“Al-Ibrah Bi Umum Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab”
“Dan Imlpikasinya terhadap Penafsiran ayat hukum yang sama” dan
pandangan ulama terhadap kaidah di atas. Munculnya kaidah-kaidah
baru dari kaidah diatas, kemudian terakhir menyebutkan adanya
korelasi antara asbab nuzul dengan ilmu munasabat.
Bab lima sebagai penutup yang berisi kesimpulan, saran dan biografi
penulis
31
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak
menciptakan yang demikian itu kecuali dengan hak. Dia menjelaskan tanda-
tanda kebesaran-Nya kepada 0rang-orang yang mengetahui.
32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melalui kajian yang relati panjang tentang kaidah “Al-Ibrah Bi
Umum Al-Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab “ “Dan Implikasinnya Terhadap
Penafsiran Ayat-Ayat Hukum” , dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Al-Qur‟an adalah sebagai Sumber ajaran Islam yang menepati posisi
sentral dan menjadi inspirator, serta pemandu gerakan-gerakan umat
Islam selama lebih dari empat belas abad silam, Al-Qur‟an melalui
salah satu ayatnya memperkenalkan dirinya sebagai Hudn (petunjuk)
bagi umat manusia, penjelasan-penjelasan terhadap petunjuk itu dan
sebagai furqon. Oleh karena fungsinya yang sangat strategis itu maka
Al-Qur‟an haruslah dipahami secara tepat dan benar. upaya dalam
memahami al-Qur‟an dikenal dengan istilah tafsir. Sekalipun
demikian, aktivitas menafsirkan Al-Qur‟an bukanlah pekerjaan
gampang, mengingat kompleksitas persoalan yang dikandungnya
serta kerumitan yang digunakannya.
2. Memang para ulama berbeda dalm bentuk redaksi ayat yang umum,
namun di latari oleh sebab khusus apakah hukumnya hanya khusus
berlaku bagi mereka saja? tidak ada satupun ulama yang menyatakan
bahwa keumuman redaksi Al-Qur‟an dan sunnah hanya berlaku bagi
orang tertentu dan tidak untuk selain mereka. Sejauh ini yang di
katakan para ulama adalah keumuman ayat itu berlaku khusus bagi
pihak-pihak yang di sebutkan tapi ia juga berlaku umum bagi siapa
saja yang mengalami kasus serupa, meski keumuman itu tidak berasal
dari lafazhnya (namun karena qiyas) suatu ayat yang berisi perintah
atau larangan (walaupun punya sebab khusus). Maka ia berlaku
umum baik bagi orang tersebut(yang menjadi sebab turunnya)
33
maupun orang lain yang sederjat kasusnya. Demikian pula ayat yang
berisi kabar baik berupa pujian atau cercaan maka ia berlaku umum
juga buat orang itu dan orang-orang sama dengannya
3. Seluruh mufassir baik klasik maupun konemporer meski motodelogi
yang dianut cukup beragam terutama dalam hal fokus kepada riwayat
atau ijtihad (bil matsur atau ra;hi) mereka semua sepakat tentang
keharusna mengombnasikan keumuman lafazd dengan keukhususan
sebab. Demikian manakah tanda tanda kudeta dan perubahan yang
telah berhasil dilakukan oleh prinsip keumuman lafzd didalam
mosoik sejarah tafsir al-Qur‟an seperti yang di duga oleh kaum
liberal.
4. Fahad Abdurrahman bin Sulaiman mengatakan; Menurut saya,
semoga perbedaan di antara mereka hanya berputar pada perbedaan
Lafzhi, mereka menjadikan umum dalam sebuah hukum atas selainya
di ambil dari persitiwa yang turun kepadanya dengan menggunakan
Qiyas, sehingga hukum menjadi umum. Maka kalau dilihat, pendapat
pertama mereka mengambil keumuman ayat dari lafazd yang terdapat
dalam ayat tersebut. Sedangkan pendapat kedua; mengambil dari
qiyas.
B. Saran-saran
Setelah penulis memaparkan hal-hal yang berkaitan denga kaidah
“Al-Ibrah Bi Umum Al-Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab “
selanjutnya penulis akan memberikan saran sebagai berikut:
1. Penulis hanya mengkaji terbatas hanya pada masalah kaidah
yaitu “Al-Ibrah Bi Umum Al-Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab
yang menitik beratkan pada permasalahan-permasalahan
asbab nuzul dan peristiwa yang berkaitan dengan keumuman
34
dan kekhussan lafazd ayat, oleh karena itu penulis
mengharapkan ada peneliti-peneliti lain yang mengaji
masalah kaidah ini.
2. Upaya untuk mendapatkan pemahaman yang pas dalam
mendalami dan mengkaji mengenai kaidah tidaklah mudah,
masih diperlukan banyak hal, terutama masih diperlukan
penelitian-penelitian khusus yang mengangkut tema-tema
dalam ayat-ayat hukum dan peristiwa mengenai ayat.
3. Meskipun adanya perbedaan pendapat mengenai kaidah Al-
Ibrah Bi Umum Al-Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab ini,
terutama dikalangan mufassirin dan ushuliyun, namun pada
hakikatnya tidaklah terlalu kentara jauh dalam perspektif
mereka. Sehingga tidak perlu di besar-besarkan dalam
masalah pembahasannya.
4. Begitu pentingnya pemahaman kaidah ini sehingga perlu
adanya kitab kitab dab buku-buku lainya, khususnya bagi
pemerhati kaidah ushul tafsir . akan tetapi langkanya
literature yang tersedia, maka kepada pihak yang berwenang
diharapkan agar melakukan pengadaan kitabkitab yang lebih
banyak dan buku buku lainya untuk mempermudah proses
pemahaman para mahasiswa dan masyarakat luas terhadap
kitab-kitab tafsir dan ilmu ilmu lainya agar tidak terjebak
dalam pemahaman yang keliru.
35
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Faris, Maqayis al-Lughah, Baerut Dar al-Fikr, 1979
Al-Zarkasyi, al-Burhan fi Ulum al-Qur’an , Cairo Dar Makrifah
1391H
Fahmi Salim, Kritik Terhadap Studi al-Qur’an Kaum Liberal,
Jakarta, Gema Insani 2010
Muhammad Utsaimin, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta Darus Sunnah
2008
Al-Qur‟an depag, cetakan Al-Mahira Jakarta 2015
Akhmad Alim, Tafsir Pendidikan Islam, Jakarta AMP Pres,2014
Adian Husaini, Wajah Peradaban Barat, Jakarta, Gema Insani, 2016
M.Zuhri dalam, Telaah Matan Hadits: Sebuah tawaran metodelogis ,
yogyakarta. Lesfi (Lembaga Study Filsafat Islam, 2003
Adian Husaini, Wajah peradaban Barat, Jakarta, Gema Insani. Hlm 3
Manna al-Qathan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Pustaka al-
Kautsar, Jakarta 2005
Raudhah Nazir li Ibnu Qudamah, Daar Ihya Turats Bairut cet 2010
Ibnu Utsaimin, Ushul Fiqh, cet. Daar Ibn Jauzi, Saudi Aarabia 1426H
Fahmi Salim, Kritik Terhadap Studi Al-Qur’an Kaum Liberal, Gema
Insani, jakarta 2010
Fahmi Salim, Tafsir Sesat, Gema Insani, Jakarta, 2013
Fahmi Salim, Kritik terhadap Studi Al-Qur’an Kaum Liberal, Gema
Insani, jakarta 2010
Prof.Dr. H. Salman Harun,dkk, Kaidah-Kaidah Tafsir, Jakarta ,Qaf
Media Kreativa, 2017
Dr. Syauqi Dayif, Mu’jam al-Wasit, (Mesir, Maktabah Syuruq
Dauliah, 2011 )
36
Al-Aamidi, Ihkam fi Ushul Ahkam, (Yordan, Maktabah Halabi, juz 2,
tt)
Khalid bin Utsman, Qawaid at-Tafsir Jam’atan Wa Dirosatan,
(Cairo, Daar Ibn Affan, 2005, cet 1 juz2 )
Muhammad Abu An-Nur Zuhair, Ushul Fiqh, (Cairo, Maktab
Azhariyah li At-Turats, 2006
Hana Muhammad, al-Alfadz Wa Dilalatiha Fi Al-Qur’an al-Karim,
Khalid bin Utsman, Qawaid at-Tafsir Jam’atan Wa Dirosatan,
(Cairo, Daar Ibn Affan, 2005, cet 1 juz2)
Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuti. Al-Itqon fi Ulum Al-Qur’an,
Cairo,
Mannan al-Qathan, Sudi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Bogor, Litera Antar
Nisa, 2009
Prof.Dr. H. Salman Harun,dkk, Kaidah-Kaidah Tafsir, (Jakarta, Qaf
media Kreatifa, 2017)
Mannan al-Qathan, Sudi Ilmu-ilmu al-Qur’an, (Bogor, Litera Antar
Nisa, 200
Hana Muhammad Abu Talib, al-Fadz wa Dilalatuhu fi al-Quran al-
Karim. H. 40
M. Hasbi Asy-Siddiqey, Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, (Semarang,
Pustaka Rizki, 2009
Muhammad bin Ya‟kub al-Fairuz, Al-Qamus al-Muhit, (Baeirut, Daar
Al-Fikr 1995
Abu Hamid al-Ghazali, al-Musthasfa, (Mesir, Daar Kutub Ilmiyah, tt)
Ali Al-Aamidi, Ihkam Fi Ushul Ahkam, (Baeirut,Daar Kutub, tt),
h.1404.
M. Yusuf Amin Nugroho, Fiqh Ikhtilaf NU_Muhammadiyah,
(Wonosobo; ebook digital, 2012
37
Muhammad Ikhsan, Belajar Toleransi Dari Ibnu Taimiyah, (Jakara,
Pustaka Al-Kautsar, 2014
Depertemen Pendidikan dan kebudayaan RI, Kamus besar Bahasa
Indonesia, (jakarta:balai Pustaka, 1989)h, 580-581
Said Agil Husain al-Munawwar Ali Hasan al-Aridlh, Sejarah dan
Metodologi Tafsir, ter. Ahmad Akrom (jakarta: Rajawali Preses 1992
M. Alfatih Suryadilaga, dkk, Metodologi Ilmu Tafsir, Tersa, Sleman
jogja 2005
Hasan Hanafi, al-Yamin wa al-Yasar Fi Fikr al-Dini (Mesir;
Madbuli, 1989
Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur’an, fungsi dan Wahyu dalam
kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan,1999
Abd. Muin Salim, Beberapa Aspek Metodologi Tafsir Al-Qur’an
(Ujung Pandang; Lembaga Studi kebudayaan islam, 1990)
Mahmud Basyuni Paudoh, Tafsir wal Manahijjuhu fi Da’wah
Islamiyyah (Mesir :Amanah,1379H
Abd Al-Hayy al-Farmawi, Muqaddimah fi al-Tafsir al-Maudhu’i
(kairo: Al-Hadharah al-Arabiyah, 1977
M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Quran, Abd, al-Hay al-Farmawi
Suyuthi, al-Itqon . hlm. 2/173. Lihat juga Mabahits fi Ulumul
Qur’an
Al-Imam Abdullah az-Zarqasyi, al-Burhan fi Ulum al-Qur’an
(Mesir, Daar Ihya al-Kutub al-Arabiya, 1957
Abd Azim al-Zarqani, Manahili al-irfan fi Ulum Al-Qur’an, (mesir,
Daar Kutub Al-Arabiyah, tt,
Ahmad Ibn Hambal, Musnd al-Imam Ahmad bin Hambal, juz III,
baeirut, Daar al-Fikr
38
Imam Muslim, Shahih Muslim, juz IV, (Mesir, Isa al-Babi al-halabi,
tt. )
M. Syuhidi Ismail, Hadits Nabi Yang Teks tual dan Kontekstual,
(Jakarta, Bulan Bintang 1994)
Muhammad Rasyid Ridho, Tafsir al-Manar, Juz VI ( Mesir, 1953
Ibu Hamzah al-Husaini, al-Bayan wa Ta’rif fi Asbab Wurud al
Hadits Syarif, (Baeirut , Daar Tsaqofah al Islamiyyah juz 1 tt)
Muhammad Utsaimin, Ushul min Ilmi Ushul, (Riyadh, Daar Ibn
Hazm, 1426 H)
Ibn Qudamah, Raudhah an-Nazhir Fi Ushul Fiqh, Beirut-Lubnan,
2010
Ahmad bin Husain Abi Suja‟ Matn Al-Goyah wa al- Taqrib, Dar Ibn
Hazm, Beirut-Lubnan, 1993 M
Shalih al-Fauzah, Mulakhas al-Fiqh, Tsaqofah wa al-Ulum, Saudi,
2010
Abdullah bin Abdurrahman Jibri, Syarah Arkanil Islam, Daar Ilmi
Al-Fawa‟id, Makkah al-Mukarramah, 1420 H
Ibrahim Anis, dkk, al-Mu‟jam al-Wasith, Angkasa, Indunisy, (t,T)
Al-Maraghi, Tafsir al-maraghi, Vol, II, Dar Fikr, Beirut-Lubnan
As-Suyuthi, Lubab an-Nuqul fi Asbab an-Nuzul, Dar Ihya al-Ulum,
Beirut-Lubnan ,1980 M
Shaleh, dkk, Asbab an-Nuzul, CV Diponegoro, Bandung,1990,
Ibn al-Arabi, Ahkam al-Qur’an, Vol.2, Dar al-Fikri, Beirut Lubnan,
(t,t)
Ibnu Rusdy, Bidayatul Mujtahid, {t.,t) dan Malik Kamal, Shahih
Fiqih Sunnah,
Sayyid Qutub, Fi Zhilal al-Qur’an, Vol.2 Dar al-Syuruq, Beirut-
Lubnan, 1980 M
39
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Dar Ibn Hazm, Beirut-Lubnan,
Abdul Azhim alBadawi, Al-Wajiz fi al-Fiqh al-Sunnah wa al-kKitab
alAziz, Darr Ibn Rajab, Mesir, 2009
M. Nasir al-Bani, Sifat Shalat Nabi, At-Tibyan, Solo, 2013
Al-Hashri, Tafsir Ayat Ahkam, Dar al-Jayl, Beirut Lubnan, (t.t.)
Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Vol. 1, Dar al-Fikr, Beirut-Lubnan,
(t.t.)
K. HAL. O. Shaleh, dkk., Asbabun Nuzul, Diponegoro, Bandung,
1980
Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Karim, Vol.1, al-Haramain,
Singafurah, (t,t)
Nawawi alBantani, Marah Labib Tafsir alNawawi (tafsir al-Munir)
Vol,2 Dar Ihya al-Kutub Arabiyah, Indonesia (t,t)
Abu Malik Kamal, Shahih Fiqih Sunnah, Daar At-Taufiq, Juz 2,
Cairo Mesir, 2010
Ahmad bin Husain, Matn al-Goyah wa at-Taqrib, Daar Ibn Hazm,
Beirut, 1993
Al-Maraghi Tafsir al-Maraghi Vol, 4 vol, 10 Dar al-Fikri, Beirut -
Lubnan (t,t)
Nasir as-Sa‟di, Taisir al-Karim Fi Tafsir Kalam al-Mannan, Majlah
alBayan, Riyad , 1416 H.
M.Amin Suma, Tafsir Ahkam ayat-ayat ibadah, Lentera Hati,
Tangerang, 2016
M.Amin Suma, Tafsir Ahkam Ayat-Ayat Ibadah, Lentera Hati,
Tangerang, 2016
As-Syais, Tafsir Ayat-Ahkam, Mukarromah al-tTalitsah (t,t) (t,k) (t,t).
Abu Malik Kamal, Fiqih Shahih Sunnah, Daar Taufiq, Mesir, 2010
40
Ibn Katsir, Tafsir al-Quran al-Azhim, Daar Al-Aqidah, Cairo Mesir,
2008
Abu Malik kamal, Shahih Fiqh Sunnah, Maktabah Tsaqofah, .
Riyadh, 2010
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, Mizan, Bandung, 1996
M. Amin Suma, Tafsir Ahkam Ayat-Ayat Ibadah, Lentera Hati,
Tangerang, 2016
Al-Qurtubi, al-Jami’ Li ahkam al-Qur’an, Vol II, hal. 281
As-Shabuni, Rawa’i al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam, Vol.I.hal 189
Syaukani, Nayl al-Awthar Syarh Muntaqa al-akhbar , VOL.5, al-
Buhut al-Ilmiyah wa al-Ifta wa al-Irysad, Saudi arabiya( t.t)
Nawawi al-Bantani, Marah Labib Tafsir al-Nawawi (Tafsir al-
Munir), vol.II, Dar ihya al-Kutub al-Arabiyah, Indunisy
Ar-Raghib al-Ashfahani, dalam Mu’jam Mufradat alfazh al-Qur’an,
Dar al-fikr, Beirut –Lubnan,(t.t)
Mahmud Syaltut , al-Islam Aqidah wa Syari’ah, Dar al-Qalam (t.t),
Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Vol.2Daar Fikr, Beirut-Lubnan, 1394
H/1974
Al-Darimi, Sunan al-Darimi, Dar al-Fikr, Beirut Lubnan , (t,t)
Muhammad Ali ash-Shabuni,Tafsir Ayat Ahkam, Muqarramah al-
Sanah al-Ula, (t,p)(t,k)(t,t)
Asy-Syafi‟i, al-Risalah, Dar al-Fikri, Beirut –Lubnan. (t,t),
Mukhlis M. Hanafi, Asbab Nuzul, (Jakarta Timur: Lajnah Pentashih
Mushaf Al-Qur‟an 2015 M)
Ibnu Manzur, Lisanul Arab, (Beirut : Daar Sadir, t.th),juz I
Jalaluddin as-Syutiy, Lubabun –Nuqul fi Asbabin-Nuzul, (Beirut:
Mu‟assasah al-Kutub asSaqafiyah, 2002)
41
Muhammad Abdul Azim az-Zarqaniy, Manahilul Irfan Fi Ulumul
Qur’an, (Kairo: Darus Salam, 2003)
Muhammad abu Syuhba, al-Madkhal li Dirasaatil Qur’an al-Karim
(Riyadh:Daar Liwa,1987)
Manna Khalil al-Qattan, mabahis Fi Ulumul Qur‟an, (Beirut:
Muassasah ar-Risalah , 1989)
Qurtuby, Al-Jami Li Ahkam Al Qur’an (Kairo Dar Sab 1990)
Syaukani , Fathul Qadir ( Baerut Daar Fikr 1996)
Najmuddin at-Tufiy, ar-Raudhah, (Riyad: Wizarah Asyu‟un al
Islamiy wal Auqaf. 1998)
Muhammad Sa‟ad al-„Asymawi, Ma’alim al-Islam, “Ihdar as-
Syiyaqi fi Ta’wilatal-Khitbah ad-Dini”,al-Cairo, Januari 1993.
Fahmi Salim, study Al-Quran Kaum Liberal, (Jakarta, gema insani,
2010)
Fahad Abdurrahman bin Sulaiman, Diirasat Fi Ulum Al-Qur’an,
Maktabah Malik Fahad, Riyadh, 2005 M
Fakhruddin Ar-Razi, Al-Mahsul, Mu‟assasah Ar-Risalah, Juz 1
(T,T) ,1997
Asy-Syaukani, Irysasadul Fuhul ila Tahqiq al-Haq Min Ilm al-Ushul,
Daar al-Kitab Araby. Damaskus, 1999 M
Dr. Namlah, Ittihafu Dzu al Baso’ir, Maktabah Malik Fahad, riyaadh
2005 M
42
BIODATA PENULIS
Namun dengan keterbatasan itu tidak menghalangi penulis untuk
tetap semangat menuntut ilmu agama. Semasa kecilnya penulis belajar al-
Qur‟an kepada Ust H.Nawawi sampai bisa. Setelah penulis menamatkan
sekolah dasar. Karena ada dukungan yang kuat dari orang tua penulis
kemudian beralih menimba ilmu disebuah madrasah yang penuh berkah
yaitu Madrasah Nurul Nuda Tempos NTB. Disinilah penulis belajar dari al-
Ustadz Mudaham Ms.S.Sos. yang penulis anggap sebagai guru pertama
dikarenakan selalu bermulazamah dengan beliau. Penulis belajar dari beliau
Kitab Riyadussholihin, Tauhid dan Nahu. Penulis mendapatkan perhatian
dari beliau. Terlihat ketika penulis lulus dari pondok ini penulis diminta tetap
tinggal di pondok untuk persiapan sebagai bekal untuk melanjutkan kulyah.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas ilmu dan bimbingan beliau.
Selain itu juga penulis belajar kitab Bulugul Maram dari Ustadz
Saefuddin, adapun bahasa Arab dan Adabnyanya penulis belajar dari ust
Hanafi dan ustadz Muna‟am, Ms. Setelah lulus dari madrasah Aliyah Nurul
Huda tempos ini penulis tidak menghentikan semangat untuk menuntut
ilmu. Penulis kembali melakukan rihlah menuntut ilmu ke kota Bogor
melalui jalur beasiswa disalah satu perguruan tinggi Islam, STAI-AL-
HIDAYAH bogor pada Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits yang
Nama penulis adalah Kholidi bin Imran bin Ruslan. Dilahirkan
di sebuah Desa Lereng Gunug Mareje, Desa Batu Bintang
Ranggagata Lombok Tengah NTB. Disebuah rumah yang hidup
dengan apa adanya dan serba terbatas pada 01-07-1988.
43
penuh berkah pada Tahun 2009. Disinilah penulis pertama kali belajar
Manhaj dan islam yang benar-benar dalam dan murni menurut
Shalafussahlih Ahlussunnah Wal Wajama’ah. Disini penulis banyak
berinteraksi dengan ustdz-ustadz senior dalam ilmunya seperti. Dr.
Muhammad Sarbini.M.H.I, penulis belajar manhaj darinya, kemudian ust
Rahendra Maya M.Pd.I, penulis belajar darinya ushul hadits, kemudian ust
Ibrahim Bafadhol.Lc.M.Pd.I, penulis belajar ushul fiqh dan bahasa arab.
Setelah lulus belajar pada tahun 2012 di STAI-AL-HIDAYAH BOGOR
penulis tidak hanya mencukupkan dirin dengan ilmu. penulis kembali
menuntut ilmu ke salah satu dari universitas cabang Saudi Arabia yang
terkenal yaitu LIPIA pada jurusan syari‟ah di Jakarta Selatan dengan
beasiswa penuh dari kerajaan Arab Saudi.. Disnilah penulis mempelajari
disiplin ilmu secara menyeluruh seperti. Tafsir dan Ushul Tafsir kepada
Syaikh Yasir al Misri, Hadits dan Ushul hadits kepada Syaikh Muhammad
Ajuz al-Misri, Ushul Fiqh kepada Syaikh Hisyam Said as-Suudi,
Perbandingaan Mazhad kepada Dr. Muhammad Yusuf, Tauhid kepada
Syaikh Bamba.
Alhamdulillah penulis menyelsaikan pendidikan pada Tahun 2017,
Namun ditengah-tengah semester pada waktu itu yaitu semester tujuh.
Penulis memberanikan diri untuk mendaftar dan mengambil Magister
dengan menggunakan Ijazah S1 dari Bogor di INSTITUT ILMU AL-
QURAN (IIQ JAKARTA) pada jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.
Dikampus yang tercinta inilah penulis kembali bertemu dengan para
Profesor-profesor dan guru besar dalam ilmu Syariah. Seperti Prof Dr. Hj.
Huzaemah.MA selaku Rektor IIQ dan pengampu Materi Ayat-Ayat Ahkam.
Prof. Dr. Said Agil Munawwar Ma. Pengampu Materi Kaidah Tafsir dan
banyak lagi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
44
Dan Alhamdulillah pada tahun ini (2019) insya Allah penulis akan
menjadi alumni dari IIQ JAKARTA. Penulis terus berdo‟a moga guru-guru
kami ini selalu mendapatkan keberkahan dari Allah dan mendapatkan pahala
jariyah dari ilmu yang telah mereka ajarkan kepada kami. Semoga perjalanan
penulis dalam menuntut ilmu ini menjadi penyemangat kepada para pemuda
yan haus akan ilmu agama. Untuk bersilaturahmi dengan penulis, dapat
mengunjungi atau menghubungi dengan alamt email : leaderkholidi@gmail.com
dan Tlpon. (088801113889 Wa )
Saat ini penulis aktif sebagai Imam tetap di Masjid Raya Al-Kusuf Jakarta
dan mengisi beberapa kajian Islam. adapun karya-karya tulis. Saat ini baru satu
buah buku dan beberapa artikel yaitu 15 Hadits Fiqih Ramadhan. Kami berharap
semoga kedepannya ilmu kami mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Demikianlah sekilas tentang perjalanan menuntut ilmu penulis dari
sebuah desa terpencil menuju kota Jakarta , terima kasih atas do‟a do‟a
semuanya. Wassalamu alikum wr.wb