Al, Ancylostoma, Toxocara Kuliah (1)

Post on 08-Feb-2016

51 views 0 download

description

bfdfbdfb

Transcript of Al, Ancylostoma, Toxocara Kuliah (1)

PARASITOLOGI KEDOKTERAN :

I. HELMINTOLOGIII. PROTOZOLOGIIII. ENTOMOLOGIIV. MIKOLOGI

I. Helmintologi : 1. Nematoda usus 7. Cestoda 2. Nematoda jaringan 3. Nematoda darah 4. Trematoda usus 5. Trematoda hati 6. Trematoda darah

II. Protozologi :

1. Rhizopoda rhiz=akar, podium=kaki * Entamoeba histolytica * Entamoeba coli 2. Mastigphora= flagellata (mastix=cambuk; phoros=mengandung) * Giardia lamblia * Trichomonas vaginalis * Lieshmania * Trypanosoma 3. Sporozoa * Toxoplasma gondii * Plasmodium

III. ENTOMOLOGI * Anopheles * Aedes * Culex * mansonia * Vektor penyakit (protozoa,cacing, riketsia,virus bakteri, spiroketa,)

* Insektisida * Penyakit yang disebabkan serangga

IV. MIKOLOGI : * Mikosis superfisialis dermatofitosis non dermatofitosis

* Mikosis profunda Misetoma Kladosporiosis Kromomikosis Kandidiasis Zigomikosis Kriptokokosis Sporotrikosis Histoplasmosis Keratomikosis Aspergilosis Rinosporidiosis Koksidioidomikosis Aktinomikosis Blastomikosis Nokardiosis Parakoksidioidomikosis

Nematoda usus :

Cara infeksi menelan telur

1. Ascaris lumbricoides2. Toxocara canis / cati3. Enterobius vermicularis4. Trichuris trichiura5. Trichinella spiralis

Cestoda :

Cara infeksi menelan telur

1. Taenia saginata2. Taenia solium3. Hymenolepis nana4. Hymenolepis diminuta5. Diphyllobothrium latum

Nematoda usus :

Cara infeksi melalui kulit(telur rhabditiform filariform

1. Necator americanus2. Ancylostoma duodenale3. Ancylostoma caninum*4. Ancylostoma braziliense *5. Strongyloides stercoralis

Habitat di usus halus

1.Ascaris lumbricoides2.Strongyloides stercoralis3.Taenia saginata4.Taenia solium5.H. nana6.H. diminuta7.D. latum

Habitat di usus besar :

1.Trichuris trichiura2.Enterobius vermicularis

Habitat diotot : Trichinella spiralis

Diagnosis :

Anal swab O. vermicularis

Larva dl tinja S. stercoralis

X-ray kista T. solium (cysticercus cellulose)

Diagnosis :Pemeriksaan Tinja :

1 A. lumbricoides2 Ancylostoma sp3 T. trichiura4 T. saginata5 T. solium6 H. nana / diminuta7 D. latum

Hospes : manusia

Penyakit : askariasis

Distribusi geografik :

Kosmopolit. Indonesia ada

Cara infeksi : menelan telur matangHabitat : usus halus

Cacing dewasa :

* Bentuk bulat panjang• ♂ : * panjang 15 -31 cm * ekor melingkar * spikulum •♀ : * panjang 20 – 35 cm * ekor lurus runcing * cincin kopulasi : 1/3 ant panjang badan

Morfologi A. lumbricoides

Ascaris lumbricoides:

* Telur yg dibuahi, 60 x 45 µ* Bentuk bulat / lonjong* lapisan luar albuminoid* Lapisan dalam hialin bening

* Besar : 90 x 40 mikron* Bentuk lonjong,* Lebih panjang* Lapisan albuminoid tipis* Isi granula

Telur yang dibuahiTelur tidak dibuahi

Stadium telur decorticated :

*telur yang dibuahi*lapisan albuminoid tidak ada

Cacing dewasa A. lumbricoides

Daur hidup A. lumbricoides :

Telur + tinja tanah 3 mgg infektif telan,menetas di u. halus larva ddg u. halus p. drh / sal. limfe jantung paru trachea faring batuk telan esofagus u.halus dewasa.

Telur matang sp menjadi cacing dewasa Membutuhkan waktu ± 2 bulan

Gejala klinik A. lumbricoides

Larva : sindrom Loeffler infiltrat di paru hilang setelah 3 minggu

Dewasa : * infeksi ringan tanpa gejala * infeksi berat malabsorbsi * menggumpal (ileus)

Ektopik : sal.empedu, apendix, bronchus

Cara diagnosis askariasis :

I. Pemeriksaan tinja : 1. Pemeriksaan langsung dengan lugol telur 2. cara Kato telur 3. cara Bearman telur II. Menemukan cacing dewasa dari muntahan / tinja.

Pengobatan masal :Syarat 1. Obat mudah diterima masyarakat 2. aturan pemakaian sederhana 3. efek samping yang minim 4. bersifat polivalen 5. harga murah

Prognosis : tanpa pengobatan sembuh 1,5 tahun dengan pengobatan kesembuhan 70 – 99 %

Epidemiologi

Prevalensi di Indonesia : 60 – 90 %

Tanah liat ) baik untukKelembaban tinggi ) pertumbuhan suhu 25℃ – 30 ℃ ) telur

Cara membuang tinja.

Toxocara canis & Toxocara cati

Hospes : T. canis anjing T. cati kucing

Distribusi geografik : Kosmopolit, Indonesia

Penyakit : Toxocariasis

Toxocara canis dan Toxocara cati dapat

menginfeksi manusia tapi tidak dapat

menjadi dewasa, hanya sampai stadium

larva yang disebut “viceral larva migran”

Toxocariasis : - asimtomatik

- benign

- “self limiting disease”

Cara infeksi ( pada manusia )

Menelan telur matang Toxocara sp yang

berasal dari tinja anjing /kucing.

Prevalensi pada anjing : 38,3 %

kucing : 26 %

Organ yang paling sering terkena : 1. Otak : meningitis, encephalitis, epilepsi 2. Mata : penglihatan ber (-) sampai buta

3. Paru : batuk, sesak napas

4. Hepar: hepatomegali

Paling banyak pd anak usia 2 - 7 tahun dan mempunyai binatang kesayangan terutama anjing atau kucing

Alae Toxocara catiCacing dewasa

Telur Toxocara sp

Morfologi Toxocara sp :

Toxocara canis

Morfologi cacing dewasa (anjing)

TOXOCARIASIS PADA MATA (RETINA)

Toxocara canis / Toxocara cati :

Manusia :

• Tidak dapat menjadi dewasa

dan hanya stadium larva “viceral larva

migran” , terutama pada mata, jantung,

hati, paru, otak.

* Cara infeksi :menelan telur matang

Toxocara canis / Toxocara cati

• Cara infeksi : menelan telur matang melalui air susu melalui plasenta• Pada anjing dewasa tidak dapat menjadi dewasa, hanya sampai stadium larva dan terdapat didalam jaringan• Pada anak anjing ( < 5 minggu ) telur menetas , sirkulasi darah, paru,bronchial, esophagus, dewasa didalam usus halus ♀ / ♂ , bertelur telur dalam tinja* Bentuk infektif telur matang

Cacing tambang :

1. Necator americanus manusia

2. Ancylostoma duodenale manusia

3. Ancylostoma braziliensis kucing , anjing

4. Ancylostoma ceylanicum kucing , anjing

5. Ancylostoma caninum kucing , anjing

Ancylostoma duodenaleNecator americanus

Hospes : manusia

Penyakit : Ankilostomiasis Nekatoriasis

Distribusi geografi:

N. americanus America , Australia A. duodenale Asia, Afrika utara Eropa selatan

Morfologi :

A. duodenale “ C “ N. americanus “ S “

Cacing dewasa

Necator americanus Rongga mulut denganDua benda chitin

Ancylostoma duodenaleRongga mulut dua pasanggigi

gigi

Ancylostoma caninumRongga mulut tiga pasang gigi

Ancylostoma braziliensisSatu pasang gigi rudimenterSatu pasang gigi besar

Ekor c.tambang jantanBursa copulatrix.

Telur cacing tambang•Bentuk lonjong•Besar 60 x 40 mikron•Dinding : tipis•Isi : 4 – 8 sel / larva

Cacing tambang :Larva filariform

Cacing tambang Larva stadium rhabditiform

Daur hidup ( N.a. , A.d )

Telur + tinja tanah 1 – 1,5 hari menetas

rhabditiform 3 hari filariform menembus kulit kapiler darah jantung paru trachea laring esofagus usus halus dewasa ♂ / ♀

Cara infeksi : larva filariform menembus kulit menelan larva filariform

Gejala klinik :

1. Stadium larva Pada kulit “ground itch” 2. Stadium dewasa , mulut melekat pada

mukosa usus mengisap darah N.a. 0,005 – 0,1 cc / hari A.d 0,08 - 0,34 cc / hari anemia hipokrom mikrositer , eosinofilia

Cara diagnosis : Pemeriksaan tinja : Langsung (lugol) telur Harada Mori larva

Terapi : Pirantel pamoat

Epidemiologi : Indonesia : * pedesaan * perkebunan * pertambangan

Penyebaran : * defikasi ditanah * tinja sebagai pupuk

Tanah yg baik u/ pertumbuhan larva

* Tanah gembur (pasir humus ) * Suhu : 28℃ – 32℃ (N.a) 23℃ – 25℃ (Ad)

Pencegahan : Hindarkan kontak dg larva filariform (sandal , sepatu )

Pengobatan A duodenale & N americanus:

Drug of choice : Albendazole 400 mg 1x ( dewasa) 400 mg 1x (anak) Mebendazole Dewasa dan anak anak : 100 mg bid x 3d atau 500mg 1x

Pyrantel pamoat : dewasa dan anak anak : 11mg / kg x 3d (max 3 g)

Ancylostoma braziliense & Ancylostoma caninumAncylostoma ceylanicum

Hospes :

Hospes definitif : Kucing ,Anjing

Manusia creeping eruption

Distribusi geografik : Tropik ,subtropik (Indonesia) A. braziliense : kucing 72 % anjing 18 % A. caninum : anjing 68 %

Creeping eruption,A. caninum

A.brasiliensis dan A.caninum dapat menginfeksi

manusia dan tidak dapat menjadi dewasa hanya

sampai stadium larva di kulit yang disebut :

creeping eruption atau cutaneous larva migran

A caninum, bila “migrate” ke usus manusia dapatmenyebabkan “eosinophilic enteritis”

Cara diagnosis :

1. Gambaran klinis pada kulit 2. Biopsi

Pengobatan :

1. Semprotan kloretil 2. Albendazol 400 mg selama 3 hari < 2 tahun albendazol salep 12 %