Post on 05-Dec-2014
PERTEMUAN IV
AKTIVA TETAP BERWUJUD (Penarikan)
DAN AKTIVA TAK BERWUJUD
(FIXED ASSETS AND INTANGIBLE ASSETS)
Penjualan
Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan
(retirements) dapat dilakukan dengan dijual, ditukarkan dengan aktiva lain atau dibuang
begitu saja (dihapuskan). Ayat jurnal yang harus dibuat untuk ketiga macam transaksi
tersebut sedikit berbeda, namun yang pasti, nilai buku aktiva yang bersangkutan harus
dikeluarkan dari pembukuan. Hal ini dengan mengkredit harga perolehan dan mendebit
akumulasi penyusutannya. Perlu dicatat bahwa suatu aktiva tetap tidak boleh
dikeluarkan dari pembukuan hanya karena telah habis disusutkan. Harga perolehan
maupun akumulasi penyusutan aktiva tetap yang telah habis disusutkan tetap disajikan,
walaupun kalau dinettokan, nilai bukunya sama dengan nol.
Apabila suatu aktiva tetap dijual, nilai bukunya dihitung sampai dengan tanggal
penjualan. Nilai buku ini, kemudian, dibandingkan dengan hasil penjualan yang diterima.
Selisih yang diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian karena penjualan aktiva
tetap. Sebagai contoh anggaplah bahwa mobil yang dibeli pada tanggal 2 Januari 199A,
dijual pada tanggal 1 Juli 199D dengan harga Rp, 5.000.000. Harga peroleh mobil
adalah Rp. 10.000.000. penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus atas dasar
masa manfaat 5 tahun. Nilai sisa dianggap dengan nol.
Nilai buku pada saat penjualan dihitung sbb :
Harga Perolehan Rp. 10.000.000
Akumulasi penyusutan :
Penyusutan tahun 199A Rp. 2.000.000
Penyusutan tahun 199B Rp. 2.000.000
Penyusutan tahun 199C Rp 2.000.000
Penyusutan tahun 199D Rp. 1.000.000
7.000.000
Nilai buku 1 Juli 199D Rp. 3.000.000
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.
PENGANTAR AKUNTANSI II 1
Perhatikan bahwa penyusutan untuk tahun 199D hanya berjumlah Rp. 1.000.000.
Jumlah ini merupakan penyusutan selama 6 bulan yaitu dari tanggal 1 Januari 199D s/d
saat penjualan 1 Juli 199D belum dicatat.
Mobil yang nilai bukunya Rp. 3.000.000 dijual dengan harga Rp. 5.000.000. ini berarti
terdapat keuntungan sebesar Rp. 2.000.000. ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat
transaksi tersebut adalah sbb:
(1)
(D) Biaya penyusutan 1.000.000
(K) Akumulasi penyusutan 1.000.000
(2)
(D) Bank 5.000.000
(D) Akumulasi penyusutan 7.000.000
(K) Kendaraan 10.000.000
(K) Keuntungan dari penjualan aktiva tetap 2.000.000
Ayat jurnal (1) mencatat penyusutan yang harus dibebankan dari tanggal 1 Januari s/d 1
Juli 199D, saat penjualan dilakukan. Ayat jurnal ini harus dibuat lebih dahulu, karena
jurnal penyusutan reguler baru akan dibuat akhir tahun. Setelah ayat jurnal ini dibuat,
akumulasi penyusutan untuk aktiva yang bersangkutan menjadi Rp. 7.000.000
Dalam contoh di atas, dianggap bahwa mobil dijual dengan harga diatas nilai
bukunya. Apabila mobil itu dijual dengan harga di bawah nilai buku, katakanlah Rp.
2.500.000, maka akan diderita kerugian sebesar Rp. 500.000. ayat jurnal yang dibuat
adalah sbb:
(1)
(D) Biaya penyusutan 1.000.000
(K) Akumulasi penyusutan 1.000.000
(2)
(D) Bank 2.500.000
(D) Akumulasi penyusutan 7.000.000
(D) Kerugian karena penjualan aktiva tetap 500.000
(K) Kendaraan 10.000.000
Ada kemungkinan harga jual sama dengan nilai bukunya. Dalam hal demikian, tidak
terdapat keuntungan maupun kerugian karena penjualan aktiva tetap. Keuntungan atau
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.
PENGANTAR AKUNTANSI II 2
kerugian yang berasal dari penjualan aktiva tetap, disajikan sebagai pendapatan atau
biaya lain-lain dalam perhitungan rugi laba.
Penukaran
Suatu aktiva yang sudah berkurang manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang lain.
Penukaran aktiva tetap dapat dilakukan dengan aktiva tetap yang tidak sejenis (misalnya
mobil dengan mesin).
Dalam penukaran (trade in) aktiva tetap, terlebih dahulu hanya ditentukan hanya
nilai tukarnya (trade-in allowance). Selisih antara nilai tukar aktiva lama dengan harga
aktiva baru merupakan jumlah yang harus dibayarkan. Selisih antara nilai tukar dengan
nilai buku merupakan keuntungan atau kerugian dari penukaran. Apabila nilai tukar
lebih besar daripada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Sebaliknya, apabila nilai
tukar lebih kecil daripada nilai buku, penukaran tersebut mendatangkan kerugian.
Ada 2 cara pencatatan untuk transaksi penukaran aktiva tetap yakni:
(a) Untuk penukaran aktiva tidak sejenis, keuntungan atau kerugian dibebankan
dalam tahun berjalan
(b) Untuk penukaran aktiva sejenis keuntungan dikurangkan aktiva baru, sedang
kerugian dibebankan
Untuk penukaran aktiva tidak sejenis, anggaplah bahwa pada tanggal 1 Juli 199D
suatu Mesin A ditukar dengan Mesin B. Mesin A dibeli pada tanggal 2 Januari 199A
dengan harga Rp. 100.000.000. Metode penyusutan yang digunakan garis lurus
dengan masa manfaat 10 tahun. Untuk penukaran ini, Mesin A sepakat untuk dinilai
sebesar Rp. 90.000.000. Jadi nilai tukar Mesin A adalah sejumlah ini. Perhitungan nilai
buku, jumlah yang harus dibayar dan keuntungan dari penukaran adalah sbb:
Harga peroleh Mesin A Rp. 100.000.000
Akumulasi penyusutan :
S/d 31 Desember 199C Rp. 30.000.000
Tahun 199D (s.d Juli) 5.000.000 35.000.000
Nilai buku pada saat penukaran 65.000.000
Harga Mesin B Rp. 150.000.000
Nilai tukar Mesin A 90.000.000
Jumlah yang harus dibayar 60.000.000
Nilai tukar mesin A 90.000.000
Nilai buku mesin A 65.000.000
Keuntungan dari penukaran 25.000.000
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.
PENGANTAR AKUNTANSI II 3
Ayat jurnal yang harus dibuat untuk transaksi tersebut di atas adalah sbb:
(1)
(D) Biaya penyusutan 5.000.000
(K) Akumulasi Penyusutan 5.000.000
(2)
(D) Mesin B 150.000.000
(D) Akumulasi penyusutan 35.000.000
(K) Mesin A 100.000.000
(K) Bank 60.000.000
(K) Keuntungan dari penukaran aktiva tetap 25.000.000
Apabila dalam contoh diatas, penukaran dilakukan untuk aktiva yang sejenis (katakanlah
Mesin A dengan Mesin A yang baru), maka ayat jurnal yang harus dibuat sbb:
(1)
(D)Biaya penyusutan 5.000.000
(K) Akumulasi penyusutan 5.000.000
(2)
(D) Mesin A (baru) 125.000.000
(D) Akumulasi penyusutan 35.000.000
(K) Mesin A (lama) 100.000.000
(K) Bank 60.000.000
Perhatikan bahwa nilai Mesin A yang baru adalah Rp. 125.000.000. jumlah ini
merupakan harga mesin baru dikurangi dengan keuntungan yang ditangguhkan.
Anggaplah sekarang bahwa dalam penukaran Mesin A dengan Mesin B tersebut di
atas, nilai tukar Mesin A yang disepakati bukan Rp 90.000.000 tetapi hanya Rp.
50.000.000. dalam keadaan demikian, penukaran tadi akan mendatangkan kerugian.
Penghitungan jumlah yang harus dibayar dan kerugian karena penukaran adalah sbb
(nilai buku = yang telah dihitung terdahulu):
Harga Mesin B Rp. 150.000.000
Nilai tukar Mesin A 50.000.000
Jumlah yang harus dibayar Rp. 100.000.000
Nilai tukar Mesin A Rp. 50.000.000
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.
PENGANTAR AKUNTANSI II 4
Nilai buku Mesin A 65.000.000
Kerugian karena penukaran Rp. 15.000.000
Ayat jurnal yang harus dibuat adalah sbb:
(1)
(D) Biaya penyusutan 5.000.000
(K) Akumulasi penyusutan 5.000.000
(2)
(D) Mesin B 150.000.000
(D) Akumulasi penyusutan 35.000.000
(D) Kerugian karena penukaran aktiva tetap 15.000.000
(K) Mesin A 100.000.000
(K) Bank 100.000.000
Ayat jurnal tersebut diatas juga berlaku apabila penukaran dilakukan untuk aktiva
yang sejenis. Keuntungan (kerugian) karena penukaran aktiva tetap dilaporkan sebagai
pendapatan (biaya) lain-lain.
Penghapusan
Kemungkinan lain bagi aktiva tetap yang sudah tidak bermanfaat adalah
dihapuskan. Ini terjadi kalau aktiva tetap tidak dapat dijual atau ditukarkan. Apabila
aktiva tetap belum disusutkan penuh, maka akibat penghapusan ini adalah terjadinya
kerugian sebesar nilai buku. Apabila mesin, seperti yang disebutkan pertama dalam
contoh penukaran di atas dihapuskan, maka ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sbb:
(1)
(D) Biaya penyusutan 5.000.000
(K) Akumulasi penyusutan 5.000.000
(2)
(D) Akumulasi penyusutan 35.000.000
(D) Kerugian karena penghaousan aktiva tetap 65.000.000
(K) Mesin A 100.000.000
Sepertinya halnya kerugian dari penjualan aktiva tetap, kerugian karena
penghapusan aktiva juga dilaporkan sebagai biaya lain-lain.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.
PENGANTAR AKUNTANSI II 5
Adakalanya penghapusan aktiva tetap dilakukan karena kejadian-kejadian yang tidak
diharapkan, misalnya kebakaran. Apabila aktiva tetap diasuransikan terhadap kerugian-
kerugian diatas, maka kerugian akan diganti oleh perusahaan asuransi. Besarnya ganti
rugi tergantung pada nilai dan jenis asuransi. Besarnya ganti rugi tergantung pada nilai
dan jenis asuransi yang diambil. Apabila tidak diasuransikan, maka perusahaan
menanggung seluruh kerugian yang terjadi.
Untuk menggambarkan kejadian ini, anggaplah bahwa mobil yang dibeli pada
tanggal 2 Januari 199A dengan harga Rp. 10.000.000, pada tanggal 1 Juli 199D
mengalami tabrakan berat sehingga tidak dapat dipakai lagi. Ganti rugi yang diterima
dari perusahaan asuransi adalah Rp. 8.000.000. ayat jurnal yang perlu dibuat untuk
mencatat kejadian ini adalah sebagai berikut::
(1)
(D) Biaya penyusutan 1.000.000
(K) Akumulasi penyusutan 1.000.000
(2)
(D) Akumulasi penyusutan 7.000.000
(D) Kerugian karena penghapusan aktiva tetap 3.000.000
(K) Kendaraan 10.000.000
(3)
(D) Piutang klaim asuransi 8.000.000
(K) Pendapatan klaim asuransi 8.000.000
Ayat jurnal (1) adalah ayat jurnal untuk mencatat penyusutan dari tanggal 1 Januari
199D sd 1 Juli 199D, yang belum dicatat. Nilai buku pada tanggal 1 juli 199D, saat
terjadi tabrakan, adalah Rp. 3.000.000. ayat jurnal (2) mencatat penghapusan aktiva
tetap, sedang ayat jurnal (3) mencatat klaim asuransi yang akan diterima. Perhatikan
bahwa kalim asuransi dicatat sebagai pendapatan. Pendapatan klaim asuransi
digolongkan ke dalam pendapatan lain-lain.
Apabila mobil tadi tidak diasuransikan, ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sbb:
(1)
(D) Biaya penyusutan 1.000.000
(D) Akumulasi penyusutan 1.000.000
(2)
(D) Akumulasi penyusutan 7.000.000
(D) Kerugian karena penghapusan aktiva tetap 3.000.000
(K) Kendaraan 10.000.000
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.
PENGANTAR AKUNTANSI II 6
Aktiva Tetap Bernilai Kecil
Salah satu kriteria untuk dapat dikategorikan sebagai aktiva tetap adalah nilainya
yang besar. Aktiva tetap yang nilai perunitnya kecil dapat langsung dibebankan sebagai
baiaya pada saat perolehan. Manajemen perusahaan perlu menetapkan batas untuk
pengeluaran yang harus dikapitalisir sebagai aktiva tetap dan pengeluaran yang harus
dibebankan sebagai biaya.
Apabila pengeluaran untuk aktiva-aktiva tetap yang dinilainya kecil, misalnya suku
cadang, dikapitalisir, maka pencatatannya dapat dikelompokkan menjadi satu.
Penyusutan secara reguler tidak dihitung. Pembebanan ke biaya dilakukan dengan
menghitung secara phisik aktiva tetap yang masih tersisa. Harga perolehan aktiva yang
masih ada ditaksi, kemudian selisih antara saldo menurut perkiraan dengan nilai taksiran
dibebankan ke perkiraan biaya.
Pengeluaran Modal
Setelah perolehan, masih terdapat biaya-biaya yang muncul selama penggunaan
aktiva tetap. Misalnya, biaya pemeliharaan (maintenance), penambahan (additions),
penggantian (replecement) atau perbaikan (repairs). Pada dasrnya, pengeluaran-
pengeluaran untuk aktiva tetap, setelah perolehan, dapat dikategorikan menjadi
pengeluaran modal (capital expenditures) dan pengeluaran pendapatan (revenue
expenditures).
Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai
aktiva (dikapitalisir). Pengeluaran-pengeluaran yang akan mendatangkan manfaat lebih
dari satu periode akuntasi termasuk dalam kategori ini. Misalnya, penambahan satu unit
AC dalam sebuah mobil atau penambahan teras pada gedung yang telah dimiliki,
merupakan pengeluaran modal. Demikian juga halnya dengan pengeluaran-pengeluaran
yang akan menambah efisiensi, memperpanjang umur aktiva atau meningkatkan
kapasitas atau mutu produksi. Pengeluaran untuk mengganti generator yang terdapat
dalam sebuah mesin,misalnya, akan menambah efesiensi mesin yang bersangkutan.
Dalam hal ini, harga perolehan dan akumulasi penyusutan generator lama dikeluarkan
dari perkiraan mesin, sedang harga perolehan generator baru dimasukkan ke dalamnya.
Pengeluaran untuk generator baru disusutkan selama sisa umur mesin yang
bersangkutan. Contoh mengenai pengeluaran-pengeluaran yang akan memperpanjang
umur aktiva atau meningkatkan kapasitas produksi adalah pengeluaran untuk perbaikan
besar-besaran.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.
PENGANTAR AKUNTANSI II 7
Pengeluaran-pengeluaran modal dapat dicatat sebagai debit pada perkiraan:
(a). Aktiva
(b). Akumulasi penyusutan.
Pengeluaran-pengeluaran untuk penambahan dan penggantian, pada umumnya,
dicatat dalam perkiraan aktiva. Pengeluaran untuk perbaikan besar-besaran yang akan
memperpanjang umur aktiva dicatat sebagai debit pada perkiraan akumulasi
penyusutan. Untuk menggambarkan pencatatan pengeluaran modal dalam perkiraan
aktiva, anggaplah bahwa penambahan teras terhadap gedung yang telah dimiliki oleh
suatu perusahaan menghabiskan biaya sebesar Rp. 25.000.000. ayat jurnal yang perlu
dibuat untuk penambahan ini adalah sbb
(D) Gedung/bangunan 25.000.000
(K) Bank 25.000.000
Penyusutan tersebut di atas disusutkan selama sisa masa manfaat dari bangunan yang
bersangkutan.
Penggantian juga dicatat dalam perkiraan ativa (dengan ayat jurnal seperti
penambahan). Nilai buku aktiva yang diganti dikeluarkan dari catatan. Kerugain yang
timbul dibebankan dalam tahun berjalan. Untuk menggambarkan maslah penggantian
aktiva, anggaplah bahwa suatu generator yang nilai bukunya tinggal Rp. 600.000 (harga
perolehan Rp. 3.000.000; akumulasi penyusutan Rp., 2.400.000) diganti dengan
generator baru yang dibeli dengan harga Rp. 5.000.000. ayat jurnal yang perlu dibuat
untuk mencatat kejadian ini adalah sbb:
(1)
(D) Mesin-mesin 5.000.000
(K) Bank 5.000.000
(2)
(D) Akumulasi penyusutan 2.400.000
(D) Kerugian karena penghapusan aktiva tetap 600.000
(K) Mesin-mesin 3.000.000
Ayat jurnal (2) sebetulnya merupakan ayat jurnal untuk penghapusan aktiva seperti
yang telah dijelaskan dimuka. Apabila generator lama dijual, maka penerimaan dari
penjualan tadi akan mengurangi kerugian (bahkan mungkin menghasilkan keuntungan).
Ayat jurnal yang harus dibuat adalah seperti kalau terjadi penjualan aktiva tetap, yang
pernah dibahas sebelumnya. Ayat jurnal (1) untuk mencatat pembelian generator baru.
Perbaikan besar-besaran (betterments and improvements) mungkin sebagian, akan
menyangkut penggantian. Istilah perbaikan besar-besaran perlu dibedakan dengan
perbaikan rutin, walaupun kata ”perbaikan” itu sendiri dapat diterjemahkan ke dalam
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.
PENGANTAR AKUNTANSI II 8
bahaasa Inggris sebagai repairs. Untuk selanjutnya istilah repairs digunakan untuk
perbaikan rutin. Perbaikan besar-besaran dapat memperpanjang umur aktiva atau
meningkatkan kapasitas atau mutu produksi. Oleh karena itu pengeluaran ini harus
dikapitalisir.
Untuk menggambarkan hal ini, anggaplah bahwa pada tanggal 1 Juli 199E, setelah
dipakai selama 4,5 tahun, terhadap kendaraan yang diperoleh pada tanggal 2 Januari
199A (harga perolehan Rp. 10.000.000) telah dilakukan turun mesin dengan biaya Rp.
2.500.000. Dengan adanya turun mesin ini, masa manfaat kendaraan dapat
diperpanjang, dari semula 5 tahun menjadi 8 tahun. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk
perbaikan besar-besaran ini adalah sbb:
(D) Akumulasi penyusutan 2.500.000
(K) Bank 2.500.000
Akibat dari ayyat jurnal diatas, nilai buku aktiva tetap akan bertambah besar. Nilai
buku sebelum perbaikan besar-besaran adalah Rp. 1.000.000 (harga perolehan Rp.
10.000.000 dikurangi akumulasi penyusutan Rp. 9.000.000). setelah perbaikan besar-
besaran nilai bukunya menjadi 3.500.000. penyusutan periode berikutnya dihitung
berdasarkan nilai buku ini serta masa manfaat yang baru. Dalam contoh diatas adalah
3,5 tahun. Penyusutan per tahun jika digunakan metode garis lurus adalah Rp.
1.000.000.
Pengeluaran Pendapatan
Pengeluaran pendapatan adalah pengleuaran-pengeluaran yang hanya
mendatangkan manfaat untuk tahun di mana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh
karena itu, pengeluaran pendapatan akan dibebankan sebagai biaya. Biaya
pemeliharaan dan perbaikan rutin merupakan contoh daei jenis pengeluaran ini. Biaya
pemeliharaan adalah biaya-biaya yang terjadi agar aktiva tetap selalu berada dalam
keadaan baik. Biaya perbaikan adalah biaya-biaya untuk mengembalikan aktiva tetap
dalam keadaan baik
Biaya perbaikan rutin, seperti mengganti sekrup dan baut serta suku cadang yang
tidak penting, dianggap sebagai pengeluaran pendapatan dan oleh karena itu
dibebankan sebagai biaya pada saat terjadinya. Perbaikan besar-besaran dianggap
sebagai pengeluaran modal. Contoh biaya pemeliharaan adalah pengecatan, olie, dll.
Aktiva Tak Berwujud
Aktiva tidak berwujud adalah ativa tetap perusahaan yang secara phisik tidak dapat
dinyatakan. Contoh aktiva tak berwujud adalah hak paten, hak cipta, hak merek, biaya
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.
PENGANTAR AKUNTANSI II 9
riset dan pengembangan, biaya ditangguhkan serta hak pengusahaan sumber alam.
Aktiva tak berwujud dapat diperoleh melalui pembelian atau dikembangkan sendiri oleh
perusahaan.
Apabila suatu aktiva tak berwujud diperoleh dengan membeli dari pihak luar, maka
di samping harga beli, yang termasuk sebagai harga perolehan (cost) adalah biaya-
biaya tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya yang dibayarkan kepada
Pemerintah dan notaris serta biaya administrasi yang berhubungan. Apabila suatu aktiva
tak berwujud diperoleh dengan jalan mengembangkan sendiri, maka termasuk dalam
harga perolehan adalah biaya-biaya bahan, peralatan dan fasilitas, biaya gaji dan upah
dan biaya tidak langsung seperti misalanya alokasi biaya administrasi dan umum.
Hak paten adalah hak yang diberikan oleh Pemerintah (Direktorat Paten) kepada
perusahaan atau seseorang atas suatu penemuan baru. Hak ini diberikan dalam jangka
waktu 17 tahun. Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh Pemerintah (Direktorat Paten)
kepada perusahaan atau seseorang atas karya-karya tulisan danseni yang dihasilkan.
Hak ini diberikan untuk selama penciptanya masih hidup ditambah 50 tahun setelah
meninggal dunia. Hak merek juga dikeluarkan oleh Direktorat Paten. Ketentuan
mengenai merk diatur melalui Undang-undang No. 21 tahun 1961. Merek menurut
ketentuan undang-undang ini adalah tanda yang digunakan untuk membedakan barang-
barang produksi atau barang-barang perniagaan seseorang atau perusahaan dengan
barang orang atau perusahaan lain.
Banyak perusahaan yang mengeluarkan biaya dalam jumlah besar untuk riset dan
pengembangan (research and development). Maksud kegiatan ini adalah untuk
menghasilkan produk baru sesuai perkembangan yang keadaan dan permintaan. Biaya
riset dan pengembangan yang dilakukan secara rutin pada umumnya langsung
dibebankan sebagai biaya pada saat terjadinya. Biaya riset dan pengembangan yang
dapat diidentifikasikan secara spesifik, dapat dikapitalisir terlebih dahulu. Apabila hasil
riset sudah dapat dipastikan gagal, baru dibebankan sebagai biaya. Apabila berhasil
biaya riset ini diamortisasikan.
Biaya ditangguhkan adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan dalamperiode
terjadinya karena memberikan manfaat masa datang. Pos-pos yang termasuk dalam
kategori ini adalah biaya operasi, biaya emisi saham dan biaya pendirian. Biaya
pendirian adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan usaha mendirikan
perusahaa. Termasuk biaya ini, misalnya adalah biaya yang harus dibayarkan kepada
notaris pada waktu membuat akte pendirian sampai pendirian ini disetujui oleh yang
berwenang, biaya untuk memperoleh izin-izin, seperti izin usaha, izin penanamn modal
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.
PENGANTAR AKUNTANSI II 10
dll. Biaya emisi saham adalah biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penjualan
saham kepada masyarakat.
Biaya pra operasi (preoperating cost) adalah biaya-biaya yang terjadi mulai dari saat
didirikan sampai dengan saat perusahaan menghasilkan pendapatan. Dalam sebuah
perusahaan industri ada tenggang waktu antara saat pabrik dapat berproduksi sampai
dengan saat produk dapat dijual. Periode ini biasanya disebut produk percobaan, di
mana barang yang dihasilkan belum dapat dipasarkan. Biaya-biaya yang timbul pada
periode ini, termasuk biaya administrasi, umum, penjualan dan produksi, dikapitalisir
sebagai biaya pra operasi.
Amortisasi
Seperti halnya aktiva tetap berwujud, nilai aktiva tetap tak berwujud juga harus
disusutkan, yang dalam hal ini disebut amortisasi (amortization).
Dipandang dari sudut kemungkinan amostisasinya, aktiva tak berwujud dapat
digolongkan sebagai:
(a) aktiva tak berwujud yang adanya dibatasi dengan undang-undang, peraturan
atau persetujuan, misalnya hak paten, hak cipta dan hak merek
(b) aktiva tak berwujud yang tidak terbatas waktunya dan yang pada waktunya
perolehannya tidak ada petunjukan mengenai usianya yang terbatas, seperti
misalnya, biaya pendirian dan biaya pra operasi.
Amortisasi aktiva tak berwujud pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode
garis lurus.
Harga perolehan aktiva tak berwujud kategori:
(a) Diamortisasikan selama jangka waktu yang dinyatakan dalam ketentuan. Bila
ternyata jangka waktu kegunanya lebih lama atau lebih singkat dari yang
diperkirakan semula, maka dapat dilakukan koreksi seperlunya.
(b) Diamortisasikan sesuai pertimbanan perusahaan, asalkan amortisasi tersebut
layak dan masuk akal.
Seperti halnya penyusutan aktiva tetap berwujud, amortisasi aktiva tak berwujud
dicatat dengan mendebit perkiraan biaya amortisasi dan mengkredit perkiraan akumulasi
amortisasi atau langsung ke perkiraan aktiva yang bersangkutan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.
PENGANTAR AKUNTANSI II 11
Pencatatan
Anggaplah bahwa untuk memperoleh suatu hak paten, perusahaan telah
mengeluarkan uang sebesar Rp. 25.000.000. perolehan ini dicatat sbb:
(D) Hak paten 25.000.000
(K) Bank 25.000.000
Anggaplah juga bahwa masa manfaat hak paten tersebut adalah 10 tahun. Amortisasi
tahunan dari hak paten ini , dengan demikian, adalah: 10% x Rp. 25.000.000. ayat jurnal
yang harus dibuat adalah:
(D) Biaya amortisasi 2.500.000
(K) Hak Paten 2.500.000
Pencatatan perolehan dan amortisasi hak cipta, hak merek, biaya pendirian dan
biaya pra operasi tidak berbeda dengan yang telah diuraikan di atas.
Untuk menggambarkan pencatatan biaya riset dan pengembangan, anggaplah
bahwa suatu perusahaan telah mengeluarkan biaya riset dan pengembangan sebesar
RP. 10.000.000 dalam tahun 199A dan Rp.12.000.000 selama tahun 199B. biaya riset
dan pengembangan ini merupakan biaya rutin yang selalu dianggarkan oleh
perusahaan. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat transaksi ini adlah sbb:
199A
(D) Biaya riset dan pengembangan 10.000.000
(K) Bank 10.000.000
199B
(D) Biaya riset dan pengembangan 12.000.000
(K) Bank 12.000.000
Apabila riset dan pengembangan tersebut di atas dilakukan untuk suatu produk
tertentu yang dapat diindentifikasikan secar spesifik, maka sisi debit dari ayat-ayat jurnal
di atas diganti denga pos aktiva: Biaya riset dan pengembangan belum dialokasikan.
Apabila, kemudian dapat dipastikan bahwa riset dan pengembangan untuk produk
spesifik tadi dinyatakan gagal, ayat jurnal beriktu perlu dibuat:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.
PENGANTAR AKUNTANSI II 12
(D) Biaya riset dan pengembangan 22.000.000
(K) Biaya riset dan pengembangan belum dialokasikan 22.000.000
Hak Pengusahaan Sumber Alam
Suatu perusahaan mungkin memperoleh hak untuk melakukan eksplorasi dan
ekspoitasi sumber alam tertentu. Biasanya untuk memperoleh hak eksploitasi sumber-
sumber alam tersebut perusahaan harus membayar sejumlah uang. Biaya-biaya untuk
memperoleh hak pengusahaan sumber-sumber alam dicatat sebagai aktiva tetap
diamortisasikan.
Seperti halnya aktiva tetap berwujud, biaya-biaya sehubungan dengan
pengusahaan sumber-sumber alam juga akan makin berkurang nilainya. Dalam hal ini
terutama disebabkan oleh ditambangnya sumber-sumber tersebut. Pengurangan nilai itu
secara berkala dibebankan dalam perhitungan rugi laba, yang dalam hal sumber-sumber
alam disebut deplesi. Deplesi pada hakekatnya dapat disamakan dengan penyusutan
pada aktiva tetap berwujud. Pada umumnya deplesi dihitung berdasarkan metode unit
produksi.
Sebagai contoh anggaplah bahwa sebuah perusahaan harus membayar Rp.
1.000.000.000 untuk mendapatkan hak eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi di suatu
daerah. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk transaksi ini adalah sbb:
(D) Hak pengusahaan sumber alam 1.000.000.000
(K) Bank 1.000.000.000
Anggaplah juga bahwa setelah mengadakan eksplorasi dan pengembangan
cadangan minyak yang diperoleh adalah 500.000.000 barel. Selama tahun 199A
perusahaan tersebut memproduksi 60.000.000 barel. Taerif deplesi dihitung sbb:
Rp. 60.000.000
Tarif deplesi = = 12%
500.000.000
Biaya deplesi untuk tahun 199A adalah Rp. 120.000.000 (12% x Rp. 1.000.000.000).
ayat jurnal yang dibuat adalah sbb:
(D) Biaya deplesi 120.000.000
(K) Hak pengusahaan sumber alam 120.000.000
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.
PENGANTAR AKUNTANSI II 13
Oleh karena cadangan minyak serta biaya-biaya eksplorasi dan pengembangan selalu
berubah, maka biasa tarif deplesi ditetapkan tiap-tiap tahun.
Aktiva Lain-lain
Pos-pos yang dapt secara layak digolongkan dalam aktiva lancar,
investasi/penyertaan, aktiva tetap maupun aktiva tidak berwujud, seperti mesin-mesin
yang tidak digunakan, disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain.
--o00o—
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.
PENGANTAR AKUNTANSI II 14
Daftar Pustaka
Warren Reeve Fess, Pengantar Akuntansi Buku Dua, Edisi 21, Salemba Empat,
Thomson Learning, 2006
Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar Revisi, Buku satu , Edisi 5, Salemba
Empat , 2004
Soiemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar 2, Buku dua, Edisi keempat, PT. Rineka
Cipta, Jakarta Maret 1996.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.
PENGANTAR AKUNTANSI II 15