Post on 12-Aug-2015
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU
ACARA IV PENGENDALIAN HAMA LALAT BUAH
Disusun Oleh :
Nama : Trian ApriliantiNIM : A1L010145Kelompok : 4 (Empat)Rombongan : 1 (Satu)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Metode pengendalian hama menurut Metcalf dan Luckman (1982)
dibagi menjadi tujuh, yaitu (1) pengendalian secara budidaya (bercocok
tanam), (2) pengendalian secara mekanik, (3) pengendalian secara fisik, (4)
pengendalian hayati, (5) pengendalian secara kimiawi, (6) pengendalian secara
genetok, (7) pengendalian secara perundang-undangan (karantina).
Pengendalian secara kimiawi, yaitu dapat berupa: a) zat pemikat
(attctans), zat penolak (repellent), insektisida, zat pemandul (streilant), dan
zat penghambat tumbuh. Untuk meminimalkan dampak negative penggunaan
insektisida, saat ini banyak dikembangkan pengendalian hama secara kimiawi
dengan menggunakan zat pemikat (attractant) yang berupa feromon sex (sex
feromon). Feromon sex tersebut sudah banyak beredar dipasaran adalah metil
eugenol yang digunakan untuk mengendalikan hama lalat buah (Bactrocera
sp) yang merupakan hama penting pada tanaman cabe, belimbing, nangka dan
mangga.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik aplikasi feromon seks
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengendalian hama lalat buah
dengan menggunakan feromon seks (metyluegenol)
3. Untuk mengetahui keuntungan pengendalian dengan menggunakan
feromon seks.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Umumnya kelompok serangga terdiri dari serangga
berguna (Helful or Beneficialinsect) dan serangga merugikan (Harmful or
injerious insect) Serangga merugikan terdiri dari :
- Poisonous insect seperti ulat bajra/ulat api, lebah
- Pest yaitu crop pest seperti serangga hama pada tanaman yang
dibudidayakan, Plant pest seperti serangga hama pada tanaman hutan atau
tanaman sayura lainnya.
- Stored groin pest seperti serangga hama gudang
- House hold pest seperti serangga hama pada rumah tangga, contohnya serangga
kecoa
- Dometic animal pest seperti serangga hama pada luka yang diderita hewan
ternak.
- Disease pests seperti serangga yang menyebabkan berbagai penyakit ataupun
vektor penyakit.
Feromon seks ini dapat berperan sebagai atraktan atau senyawa
pemikat bagi serangga jantan. Dengan sifat serangga yang seperti ini maka dapat
dikembangkan perangkap aroma dengan menggunakn atraktan yang memiliki
aroma yang sama dengan feromon seks yang dihasilakn oleh serangga
(Kusnaedi, 1999).
Selain dari bahan kimia sintetik, metil eugenol juga dapat dibuat
secara langsung dari beberapa tanaman seperti tanaman cengkeh, kayu putih,
daun wangi, dan selasih (Kardinan, 2003).
Penggunaan atraktan merupakan cara pengendalian hama lalat
buah yang ramah lingkungan, karena baik komoditas yang dilindungi maupun
lingkungannya tidak terkontaminasi oleh atraktan. Selain itu atraktan ini tidak
membunuh serangga bukan sasaran (serangga berguna seperti lebah madu,
serangga penyerbuk atau musuh alami hama), karena bersifat spesifik, yaitu hanya
memerangkap hama lalat buah, sehingga tidak ada risiko atau dampak negatif dari
penggunaannya. Namun ada pula yang berpendapat atraktan kurang baik untuk
upaya pengendalian laalat buah karena hanya menangkap serangga jantan saja
(Primatani, 2006).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan bahan
Alat yang akan digunakan pada praktikum kali ini yaitu botol aqua
bekas, benang, kardus, label dan ATK. Bahan yang akan digunakan pada
praktikum kali ini yaitu feromon sex.
B. Prosedur kerja
Prosedur kerja dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :
1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil sesuai dengan pembagian dalam
setiap rombongan.
2. Setiap kelompok ditugaskan memasang perangkap yang telah diolesi
larutan feromon sex.
3. Alat tersebut dipasang pada pertanaman yang telah ditentukan.
4. Pengamatan dilakukan selama tiga hari.
5. Jumlah serangga dewasa lalat buah yang tertangkap, dihitung.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
PRESENTASI PENGENDALIAN HAMA LALAT BUAH
I. KOMODITAS MANGGA
Pepaya (Carica papaya L) adalah tumbuhan yang berasal dari Mexico
bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, hingga kini menyebar luas
dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. Pepaya
merupakan tumbuhan yang berbatang tegak, tidak bercabang atau bercabang
sedikit. Tumbuh hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan menjari yang
membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip
lima dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah.
Buah papaya dimakan dagingnya, baik ketika muda atau masak. Buah
pepaya matang sangat unggul dalam hal betacarotine. Betakarotin merupakan
provitamin A sekaligus antioksidan yang sangat ampuh untuk menangkal radikal
bebas. Salah satu ciri komoditas hortikultura termasuk pepaya adalah sifatnya
yang mudah rusak (perishable) seperti mudah busuk dan mudah susut bobotnya
karena karena kulitnya yang tipis dan daging buahnya yang lunak.
Klasifikasi mangga :
Kerajaan : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera. indica
II. LALAT BUAH
Lalat buah (Batricera spp) salah satu hama yang banyak menimbulkan
kerugian pada tanaman hortikultura, baik yang dibudidayakan secara luas
maupun tanaman pekarangan seperti pepaya. Akibat serangan hama ini produksi
dan mutu buah menjadi rendah, mengakibatkan gagal panen, karena buah
berjatuhan sebelum masak atau buah menjadi rusak saat di panen sehingga tidak
layak jual atau tidak layak konsumsi. Terdapat beberapa genus lalat buah, genus
yang paling banyak mengakibatkan kehilangan hasil pada berbagai komoditas di
Indonesia adalah Bactrocera spp. Lalat buah memiliki siklus hidup yang
melewati dua tempat berbeda, di dalam buah dan di luar buah. Fase merugikan
lalat buah adalah ketika masuk fase larva yang berada di dalam buah pepaya.
Setelah serangga betina dewasa dibuahi oleh pejantan dewasa, lalat betina
meletakkan telur di dalam buah pepaya. Telur-telur akan menetas setelah 2 – 3
hari, kemudian larva akan merusak daging buah. Fase inilah yang paling
merugikan , karena daging buah yang merupakan bagian ekonomi jadi rusak dan
tidak dapat digunakan.
III. GEJALA SERANGAN
Pada buah yang terserang biasanya terdapat lubang kecil di bagian tengah
kulitnya. Serangan lalat buah ditemukan terutama pada buah yang hampir
masak. Gejala awal ditandai dengan noda atau titik bekas tusukan ovipositor
(alat peletak telur) lalat betina saat meletakkan telur ke dalam buah.
Selanjutnya karena aktivitas hama dalam buah noda tersebut berkembang
menjadi meluas. Larva memakan daging buah sehingga menyebabkan busuk
sebelum masak. Apabila daging buah dibelah terdapat belatung-belatung kecil.
IV. FEROMON SEKS
Feromon seks digunakan serangga lain untuk melakukan proses
reproduksi. Feromon ini dihasilkan oleh serangga betina untuk menarik
serangga jantan agar datang melakukan kopulasi. Saat ini dapat berperan
sebagai araktan atau sinyal pemikat bagi serangga jantan.
Metileugenol merupkan atraktan yang sering digunakan untuk
mengendalikan lalat buah. Metileugenol sangat dibutuhkan oleh lalat jantan
untuk dikonsumsi. Zat ini bersifat volatile atau menguap dan melepaskan
aroma wangi denagn radius 20-100 m tetapi jika dibantu oleh angin jangkauan
bisa mencapai 3 km. Selain dari bahan kimia sintetik, metileugenol juga dapat
dibuat secara langsung dari beberapa tanaman seperti tanaman cengkeh, kayu
putih, daun wangi, dan selasih.
B. Pembahasan
Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat
dilihat dengan panca indera (mata). Hama tersebut dapat berupa binatang, dan
dapat merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung. Hama yang
merusak tanaman secara langsung dapat dilihat bekasnya, misalnya gesekan
dan gigitan. Sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung
biasanya melalui suatu penyakit.
Berdasarkan gejala kerusakan yang diakibatkan oleh serangan hama,
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya dilihat dari tipe alat mulut dan
cara hidup serangga tersebut. Ada empat macam tipe alat mulut pada serangga
yaitu menggigit – mengunyah, meraut – menghisap, menusuk – menghisap,
dan mengait – menghisap. Dari segi pengelompokan hama, terdapat dua jenis
pengelompokan hama yaitu hama langsung dan hama tidak langsung. Hal ini
dilihat dari bagian tanaman yang diserang oleh hama tersebut. Pengertian dari
hama langsung adalah hama yang menyerang bagian tanaman yang langsung
kita konsumsi atau kita pasarkan, sedangkan hama tidak langsung adalah hama
yang menyerang bagian tanaman yang tidak langsung kita konsumsi atau kita
pasarkan.
Umumnya serangga mempunyai kisaran inang tertentu. Kisaran
tumbuhan inang dari suatu spesies serangga fitofag. Adapun pengertian dari
serangga fitofag adalah serangga yang memakan tumbuhan untuk
kelangsungan hidupnya. Pengelompokkan serangga fitofag berdasarkan kisaran
tumbuhan inang terdiri dari tiga bagian yaitu monofag, oligofag, dan polifag.
Monofag adalah jenis hewan yang hidup dan makannya hanya pada satu atau
beberapa spesies tumbuhan dari family tertentu, oligofag adalah hewan yang
hidup dan makannya pada sejumlah spesies tumbuhan dari satu family,
sedangkan polifag merupakan kelompok hewan yang hidup dan makan pada
berbagai jenis atau banyak spesies tumbuhan dan dari berbagai family.
Lalat buah merupakan salah satu hama penting pada tanaman
hortikultura. Lebih dari seratus jenis tanaman hortikultura diduga
menjadi sasaran serangan l a l a t b u a h . D i I n d o n e s i a s a a t i n i t e l a h
d i i d e n t i f i k a s i s e b a n a k 6 6 s p e s i e s l a l a t b u a h buah
y a n g t e r s e b a r d i s e l u r u h I n d o n e s i a . J u m l a h i n i s u d a h t e n t u
a k a n m e n i n g k a t , tergantung dari kejelian melakukan identifikasi. Salah
satu spesies lalat buah yang d i k e n a l s a n g a t m e r u s a k b u a h -
b u a h a n a d a l a h Bactrocera sp. S a s a r a n u t a m a serangan lalat buah
ini antara lain belimbing manis, jambu air, jambu biji (jambu bangkok),
mangga, nangka, semangka, melon, dan cabai.
Gejala awal serangan lalat buah yaitu pada kulit buah yang terserang
tampak titik noda hitam yang merupakan bekas tusukan ovipositor saat
meletakkan telur. Apabila buah dibelah, akan terlihat belatung atau larva lalat
buah. Larva akan merusak daging buah sehingga menjadi busuk dan gugur
sebelum tua / masak. Buah yang gugur ini akan menjadi sumber serangan jika
tidak dimusnahkan.
Lalat buah, yang menyerang buah tanaman saat sedang memasuki
stadia masak / matang, sangat merugikan karena dapat menurunkan hasil
panen. Penurunan hasil panen tersebut berdampak penting terhadap
produktivitas tanaman dalam satu kali masa panen. Buah yang terserang hama
lalat buah akan busuk, sehingga kualitas buah akan menurun dan bila buah
dijual tentunya produsen merugi, konsumen pun merugi.
Filum : Arthropoda
Kelas: insect
Ordo: Diptera
Family: Tephritidae,
Genus: Bactrocera
Spesies: Bactrocera dorsalis complex.
Ciri-ciri lalat buah (Bactrocera sp) adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai tubuh yang berbuku-buku, baik ruas tubuh utama maupun
alat tambahan, misalnya kaki dan antena.
2. Mempunyai tiga bagian tubuh, yaitu kepala, rongga dada (torak), dan
perut (abdomen).
3. Lalat buah hanya mempunyai dua buah sayap. Sayap yang berkembang
adalah sayap bagian depan. Sayap belakang mengecil dan berubah
bentuk menjadi alat keseimbangan yang disebut halter.
4. Pada permukaan Halter terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi sebagai
indera penerima rangsang dari lingkungan, terutama kekuatan aliran
udara.
5. Mengalami perubahan bentuk tubuh atau metamorfosis secara
sempurna (holometabola). Pada tipe metamorfosis ini, lalat buah akan
melalui tahap telur, larva, pupa (kepompong), dan lalat dewasa dalam
satu siklus kehidupannya.
6. Lalat buah dewasa memiliki mulut bertipe penjilat-penyerap. Apabila
dilihat sepintas, bentuknya menyerupai alat penyedot debu, berupa
suatu saluran yang bagian ujungnya melebar. Sementara, tipe mulut
larva lalat buah berupa mandibula yang berbentuk kait berlubang.
Nugroho S.P (1997:15)
Dalam penjelasan lainnya, Baga Kalie (1992:108) menyatakan sebagai berikut :
Lalat dewasa memiliki bercak-bercak atau bintik-bintik hiasan berwarna
hitam, putih, atau kekuningan pada sayapnya. Sayapnya memiliki struktur
transparan. Badannya pada beberapa bagian berwarna hitam, kemerah-merahan,
atau kekuning-kuningan. Pada ruas belakang badan terdapat alat peletak telur
atau ovipositor sama seperti serangga lain, namun bentuknya lebih pipih.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
1. Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat
dengan panca indera (mata).
2. Berdasarkan gejala kerusakan yang diakibatkan oleh seranag hama,
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya dilihat dari tipe alat mulut
dan cara hidup serangga tersebut.
3. Gejala awal serangan lalat buah yaitu pada kulit buah yang terserang
tampak titik noda hitam yang merupakan bekas tusukan ovipositor saat
meletakkan telur.
B. Saran
Sebaiknya dalam pengamatan lalat buah pada tanaman mangga
dalam pengamatannya lebih di intensifkan agar benar-benar mengetahui data
lalat yang tertangkap dengan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Baga Kalie. 1992. Mengatasi Buah Rontok, Busuk, dan berulat. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Kusnaedi. 1999. Pengendalian Hama Tanpa Pestisida. Tanindo Press. Jakarta
Nugroho, S.P. 1997. Hama Lalat Buah dan Pengendaliannya. Kanisius.
Yogyakarta.
LAMPIRAN