Post on 10-Aug-2015
PRIYANKA DYAH SETIORINI
1102009222
TUGAS MANDIRI OBGYN
Distosia atau kesulitan persalinan (partus) dapat disebabkan oleh beberapa factok, diantaranya dibagi menjadi 3 penyebab secara umum :
a. Kelainan Tenaga (kelainan His) è POWER b. Kelainan Janin è PASSENGER c. Kelainan Jalan lahir è PASSAGE
1. DISTOSIA KARENA KELAINAN TENAGA (“POWER”)
Definisi : His yang tidak Normal, kekuatan dan sifatnya, sehingga menghambat kelancaran Persalinan.
His Normal : – Tonus otot rahim diluar his tidak tinggi, meningkat saat his. Terdapat 2 fase
pembukaan serviks : fase laten dan fase aktif.– Kontraksi dimulai pada salah satu kornu, kanan/kiri, kemudian menjalar
keseluruh otot rahim.– “ Fundal Dominan “ fundus berkontraksi lebih dulu, lebih lama dari bagian
lain.– Sifat His : lamanya, kuatnya, teraturnya, frekuensinya dan relaksasinya serta
nyerinya.
Dibagi menjadi :1. INERSIA UTERI
His yang sifatnya lebih lemah dan lebih jarang dibandingkan dengan his yang normal.
Dibagi atas 2 keadaan :o Inersia Uteri Primer à kelemahan His sejak permulaan persalinan.
o Inersia Uteri Sekunder à kelemahan His yang timbul setelah adanya
His yang kuat dan teratur dan dalam waktu yang lama. Pengelolaan :
o Periksa kemajuan persalinan : keadaan serviks, presentasi & posisi
janin, turunnya bagian terbawah janin dan keadaan panggul.® tentukan sikap; misalnya :- letak kepala : perbaikan His à Oksitosin drip 5 Unit dalam 500 ml
D5% mulai 8 tetes/menit, dinaikan 4 tetes tiap 30 menit sampai 20 tetes / menit.
o Bila CPD : SC.
o Bila partus lama (>18 jam) : akhiri persalinan
2. TETANIA UTERI His yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada Relaksasi
Rahim Dapat menyebabkan :
o Partus Presipitatus (Persalinan kurang 3 jam)
o Luka jalan lahir yang luas : Serviks,Perineum,Vagina
o Perdarahan Intrakranial pada bayi
Pengelolaan :o Obat penenang : Morfin, Luminal dll, asal janin tidak akan lahir dalam
waktu dekat (4-6 jam) kemudiano Bila ada Obstruksi SC
o Pada partus presipitatus tidak banyak yang dapat dilakukan, karena
janin tiba-tiba lahir dan cepat.o Bila dijumpai pada awal persalinan : Evaluasi menyeluruh ® cari
penyebabo Partus lama / terlantar :
Infus D5% atau NACL 0.9% 1 liter dalam 1 jam I Bila his nyeri berlebihan ® Inj Pethidin 50 mg Antibiotika : Ampisillin / Amoksillin inj Bila perlu SC
3. INCOORDINATE UTERINE ACTION Sifat His yang berubah – ubah tidak koordinasi, dan sinkronisasi antara
kontraksi dan bagian-bagiannya Tidak efisien untuk pembukaan serviks ® dapat terjadi partus tak maju akibat
lingkaran kontriksi Penanganan :
o Kurangi rasa takut, cemas, tonus otot dengan analgesia dan penenang
seperti : morfin, valium / diazepam.o Bila partus lama ® akhiri persalinan (EV / EF / SC)
2. DISTOSIA KARENA KELAINAN LETAK DAN BENTUK JANIN (“PASSENGER”)
1. KELAINAN PADA LETAK KEPALA LETAK DEFLEKSI (LETAK KEPALA TENGADAH).
a. Presentasi puncak kepala :i. bagian terbawah adalah puncak kepala à VT teraba ubun-ubun
besar (UUB)ii. 1% dari seluruh persalinan
iii. Etiologi : kelainan panggul, kepala bentuk bundar, janin kecil / mati, kerusakan dasar panggul
iv. Dalam persalinan ubun-ubun di depan Glabela di bawah bawah simfisis sebagai Hipomoklion, lingkaran kepala yang melewati panggul adalah Planum Fronto- Oksiput (34 cm) ® partus lebih lama; 75% dapat lahir Spontan
v. Komplikasi :Ibu : partus lama robekan jalan lahir yang luas.Janin : moulage yang hebat ® mortalitas 9%
b. Presentasi muka (Face Presentation)i. Letak muka defleksi (tengadah) à bagian yang terletak paling
rendah adalah mukaii. Letak Defleksi maksimal, Oksiput + punggung berhubungan rapat
iii. 0.27 - 0.5 % dari seluruh persalinaniv. Etiologi :
1. Primer : anensefalus, hidrosefalus, anomali kongenital, struma, sigroma koli, lilitan tali pusat di leher
2. Sekunder : panggul sempit, tangan disamping kepala, anak besar , placenta Previa /letak rendah, grande multi para, hidramnion, perut gantung, posisi, uterus miring
v. Diagnosis :1. VT teraba dagu, mulut, hidung, dan Orbita2. Dagu berputar kedepan (mento anterior 80-90%) atau
kebelakang (mento posterior, jarang)3. Bila Mento Posterior menetap (posisi mento posterior
persisten ) ® kepala tak mungkin lahir, karena defleksi maksimal
vi. Pengelolaan :1. Ǿ lengkap : Versi Ekstrasi atau EF / EV2. Ǿ kecil : SC3. Primigravida : SC
vii. Persalinan :1. 80 – 90% dapat lahir biasa, dengan Planum Trakeo
Parietale : 36cm
2. Ibu miring ke samping sebelah dagu3. Pengakhiran persalinan (bila Indikasi (+) )
® Anak hidup : EV / EF; SC (mento Posterior) ® Anak mati : Embriotomi
viii. Komplikasi :1. Presentasi puncak,2. Mortalitas : Ibu ® 3% , janin ® 15%
c. Presentasi Dahi i. Posisi kepala antara Fleksi dan Defleksi à dahi pada posisi
terendah dan paling depanii. Etiologi à anak kecil /mati, penempatan dahi persistem, seperti
letak mukaiii. Persalinan à maksila (fosa kanina) sebagai Hipomoklion dibawah
simfisisiv. Lingkaran kepala : plano maxille parietale : 35 cm atau diameter
mento oksipitalis : 12.5 cmv. Dapat lahir Spontan ® coba reposisi jadi letak belakang kepala
atau letak mukavi. Janin hidup : Indikasi + syarat terpenuhi ® EV/EF, SC.
Janin mati : Embriotomivii. Prognosis : Letak muka
viii. Diagnosis : VT teraba ubun-ubun, Orbita, Glabella, pangkal hidung, dagu tidak teraba
d. Etiologi (umum) :i. Primigravida tua : kelainan his; Multi / Grande multi : Inersia
ii. Herediter, emosi, ketakutaniii. Salah pimpinan persalinan / salah pemberian Oksitosin / penenangiv. Kelainan letak janin / CPD ® bagian terbawah janin tidak rapat
dengan SBRv. Kelainan bentuk Uterus : Uterus Bikornis Unikolis
vi. Kehamilan prematur, serotinus
2. LETAK SUNGSANGa. Janin membujur dalam rahim, kepala di fundus dan bokong di bawahb. Klasifikasi :
i. Letak Bokong (“Frank Breech”) ii. Letak sungsang sempurna (“Complete Breech”) à75%
iii. Letak sungsang tidak sempurna (“Incomplete Breech”)iv. Letak kaki sempurna / tidak sempurna 24%
v. Letak lutut sempurna / tidak sempurna 1%c. Posisi Bokong ditentukan oleh sakrum à ada 4 posisi yaitu : Kiri / Kanan
depan, Kiri / Kanan Belakang d. Etiologi :
i. Fiksasi kepala pada PAP tidak baik / tidak ada :Panggul sempit, Hidrosefalus, Anensefalus, Plasenta Previa, Tumor Pelvis
ii. Janin mudah bergerak : multi para, Hidramnion, janin keciliii. Kehamilan gandaiv. Kelainan Uterus : mioma uteri, uteri arkuatus/bikornis v. Janin sudah lama mati
vi. Tidak diketahuie. Diagnosis :
i. Kepala di fondus, bagian bawah bokong. DJJ paling jelas diatas pusat.
ii. VT : teraba os. Sakrum, tuber Ischii, Anus, kadang-kadang kaki (pada letak kaki)
f. Rontgen : bayangan kepala di fundusg. Prognosis :
i. Ibu : Robekan perineum, risiko infeksi >ii. Anak: Asfiksia akibat tali pusat terjepit kepala dan panggul, setelah
tali pusat lahir à janin harus lahir dalam 8 menith. Penanganan :
i. Hamil : Versi luar pada UK 34 – 38 minggu ii. Kontra Indikasi :Panggul sempit, Hipertensi, Perdarahan Ante
Partum / Plasenta Previa, Hamil kembar. iii. Persalinan :
Pervaginam :1. Spontan.2. Manual aid (“Partial Extraction”) Bokong à spontan.
Bahu–lengan à Klasik (Deventer),Lovset,MullerKepala à Mauriceau, de Snoo, Naujoks, Praque terbalik.
3. Ekstraksi (“Total Extraction”)Ekstraksi bokong.Ekstraksi kaki.
Bedah Caesar :à Primi tua,riw. Infertilitas, riw. obstetri jelek, janin besar, CPD
3. LETAK LINTANGa. Sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak
lurus atau mendekati 90º .b. Jika sudut kurang 90º à mengolak (“Oblique”)c. Klasifikasi :
i. Menururt letak kepala : kepala di kiri / kanan.
ii. Menurut posisi punggung : depan, belakang, atas, bawah d. Insidens : 0.5 – 2%e. Etiologi :
i. Fiksasi kepala tidak ada : panggul sempit, Hidrosefalus, Anensefalus, Plasenta Previa, tumor pelvis
ii. Janin kembar monsteriii. Janin mudah bergerak : Hidramnion, multiparitas, janin kecil,
janin matiiv. Kelainan Uterus : Bikornis, Arkuatus, Septum
f. Diagnosis :i. Perut membuncit kesamping
ii. Fundus lebih rendah dari UK, Fundus / Bagian bawah kosongiii. Balotemen (kepala) di kanan/kiriiv. DJJ setinggi pusat di kanan/kiriv. VT : teraba iga, skapula, bahu, ketiak
Ketiak à tentukan letak kepala (mis: melipat ke kanan à kepala ke kananSkapula à tentukan letak punggungKlavikula à tentukan letak dada
vi. Rontgen : letak janin melintangg. Prognosis
i. Ibu : Ruptura uteri (Spontan/Introgenik), partus lama, KPD à Infeksi
ii. Anak : Kematian 25 – 40% karena prolap tali pusat, trauma persalinan, hipoksia, KPD
h. Penanganan :i. Hamil : Versi luar pada UK 34 – 38 mgg à letak Kepala /
letak sungsang.ii. Persalinan :
a. Pervaginam : Versi – Ekstraksi (ø lengkap),Embriotomi(bayimati).b. Bedah Caesar : Anak hidup, Aterm, panggul normal.
4. KELAINAN DALAM BENTUK JANINa. PERTUMBUHAN JANIN YANG BERLEBIHANb. Berat janin > 4000 gram = “Bayi Besar “c. Frekuensi : 5.3% (4000 gram); 0.4% (> 5400 gram)d. Predisposisi : DM , Post Maturitas, Grande Multie. Pengelolaan :
i. Bila CPD (+) à SCii. Bila CPD (-) à Pervaginam (Resiko Distosia bahu)
f. Prognosis :i. Bayi : Asfiksia, “ Brachial Palsy“, Kematian janin
ii. Ibu : Robekan jalan lahir
5. HIDROSEFALUS
Penimbunan cairan serebrospinal dalam ventrikel otak à kepala menjadi besar, pelebaran sutura / ubun-ubun
6. JANIN KEMBAR MELEKATa. perlekatan antara dua janin pada kehamilan kembarb. 2 jenis :
i. janin 1 sangat kecil / tidak lengkap, tidak simetris, penyatuan bagian yang tidak sama
ii. Penyatuan Longitudinal / lateral :- Kepala (kraniopagus), dada (Torakopagus)- Panggul (Pigopagus), Perut (Onfalopagus)- Seluruh tubuh dengan 1 kepala (Sinsefalus)
3. DISTOSIA KARENA JALAN LAHIR (“PASSAGE”)
a. JALAN LAHIR KERAS (TULANG PANGGUL)
i. Morfologi Panggul dibagi 4 jenis :1. Panggul Ginekoid : PAP bundar, DT > DAP, PTP & PBP
luas2. Panggul Antropoid : DAP > DT, Arkus pubis sempit3. Panggul Android : PAP segitiga dengan penyempitan ke
depan, Spina Iskiadika menonjol, Arkus pubis sempit 4. Panggul Platipeloid : DAP < DT pada PAP, Arkus pubis
luasii. Bila ukuran panggul N, berat janin N à apapun jenisnya , dapat lahir
pervaginamiii. Ukuran lebih kecil à Distosi akibat panggul sempitiv. Bentuk panggul Abnormal menurut MUNRO – KERR:
1. perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intra uterin panggul Naegele, Panggul Robert, Split Pelvis, Panggul Asimetris
2. Perubahan bentuk karena penyakit tulang panggul dan atau sendi panggul :Rakitis, Osteomalasia, fraktura Neoplasma, Atrofi / karies / Nekrosis, penyakit sendi Sakroiliaka & Sendi Sakrokoksigeus
3. Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang : Kifosis, Skiliosis, Spondilolistesis, perubahan bentuk karena penyakit kaki, Koksitis, Luksasio koksa, Atrofi / lumpuh satu kaki
v. Diagnosis Panggul Sempit + CPD :1. Pemeriksaan umum :
a. TBC Kol. Vertebralis, Luksasio Koksa kongenital, Kifosis, Angkilosis Polio Mielitis
b. Tinggi Badan < 145 cmc. Riwayat persalinan.
2. Pelvimetri :a. Klinis : luar : jangka panggul, Dalam VT àUPD
(ukuran panggul dalam)b. Rontgen : bentuk dan ukuran panggul
3. Osborn Test : Kepala menonjol diatas simfisis
4. Muller – Munro Kerr Test : VT à hubungan kepala dan Simfisis
vi. Bahaya pada ibu Partus lama , ruptura uteri iminens, Nekrosis à fistula vesiko servikalis / vesiko vaginalis / rekto vaginalis
vii. Bahaya pada janinPartus lama, Infeksi Intrapartum, prolapsus tali pusat, Moulage hebat à robekan pada tentoreum serebelli, perdarahan intra kranial; fraktura tulang tengkorak.
viii. Pengelolaan 1. SC efektif / Primer (sebelum inpartu / awal) sekunder (Inpartu
beberapa waktu) à pada partus percobaan gagal.2. Persalinan percobaan : panggul sempit ringan t.d : “trial of
Labor” dan “test of labor” bila gagal à SC
b. KELAINAN JALAN LAHIR LUNAKi. DISTOSIA SERVIKS
1. Terhalangnya kemajuan persalinan karena kelainan pada serviks uteri ada 4 jenis :
a. Serviks kaku (“Cervical rigidity”)i. Seluruh serviks kaku : Primi tua, Parut / “Scar”
pada serviks.ii. Dibagi 2:
Primer à takut, Primi para. Sekunder à bekas luka / parut , infeksi
iii. Pengelolaan : bila obat – obatan (Valium / Petidin) tidak perbaiki keadaan à SC
b. Serviks gantung (“Hanging Cervix”)i. Osteum Uteri Eksternum (OUE) dapat terbuka
lebar, sedangkan Osteum Uteri Internum tidak terbuka untuk corong.
ii. Pengelolaan : bila tak maju à SCc. Serviks Konglumer (“Conglumeratio Cervicis”)
i. OUI dapat terbuka sampai lengkap (10cm), tetapi OUE tidak terbuka.
ii. Pengelolaan : lebarkan pembukaan OUE secara digital / dilatator.
iii. Insisi OUE à “ Durhsen Insision”iv. bila gagal à SC
d. Edema Serviksi. Edema hebat dengan Haematoma, Nekrosis
ii. Pengelolaan : EV / EF atau SCii. KELAINAN PADA SELAPUT DARA
1. Selaput dara kaku àEksisi, Septa Vagina à Eksisi2. Bila gagal sulit à SC
KASUS 1
A. Diagnosis : G1 P0 A0, Kehamilan primigravida dengan kelainan HIS Incoordinate Uterine Action
B. Tatalaksana :a. Kurangi rasa takut, cemas, tonus otot dengan analgesia dan penenang seperti :
morfin, valium / diazepam.b. Bila partus lama ® akhiri persalinan (EV / EF / SC)
KASUS 2
A. Diagnosis : G5 P4 A0, Janin tunggal hidup presentasi bokongB. Tatalaksana
a. Hamil : Versi luar pada UK 34 – 38 minggu b. Kontra Indikasi :Panggul sempit, Hipertensi, Perdarahan Ante Partum /
Plasenta Previa, Hamil kembar. c. Persalinan :
Pervaginam :i. Spontan.
ii. Manual aid (“Partial Extraction”)1. Bokong à spontan.2. Bahu–lengan à Klasik (Deventer),Lovset,Muller3. Kepala à Mauriceau, de Snoo, Naujoks, Praque terbalik
iii. Ekstraksi (“Total Extraction”)1. Ekstraksi bokong.Ekstraksi kaki.
d. Bedah Caesar :à Primi tua,riw. Infertilitas, riw. obstetri jelek, janin besar, CPD
DAFTAR PUSTAKA :
Wiknjosastro, hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Mochtar, Prof.Dr.Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
www.obstetriginekologi.com