7 Geometri Akuifer

Post on 07-Jan-2016

37 views 5 download

description

Jurnal

Transcript of 7 Geometri Akuifer

  • METODE PENENTUAN GEOMETRI

    AKUIFER & POTENSI AIRTANAH

    Eksplorasi & Pengelolaan Airtanah

    Herry Riswandi, ST, MT

  • Faktor-faktor Pembentukkan Akuifer

    dan Potensi Airtanah

    Dinamika proses pembentukkan akuifer dan karakteristik airtanah dipengaruhi oleh:

    1. Genesis yang menunjukkan kronologi geomorfologi masa

    lampau yng mempengauhi pembentukan bentang lahan

    2. Lingkungan pengendapan tempat batuan dasar terendapkan

    3. Komposisi mineral penyusun akuifer

    4. Proses dan polapergerakkan airtanah di dalam akuifer

    5. Lamanya airtanah tinggal dalam akuifer atau terjebak pada

    suatu lapisan batuan (stratigrafi) penyusun akuifer)

  • Penentuan Geometri Cekungan Akuifer

    Geometri Cekungan Akuifer, dengan cara:

    1. Penentuan batas lateral cekungan

    airtanah berikut tipenya; dan

    2. Penentuan batas vertikal bagian atas dan

    bagian bawah cekungan airtanah.

  • Konfigurasi Sistem Akuifer

    Konfigurasi sistem akuifer ditentukan dengan prosedur:

    1. Penentuan sebaran lateral akuifer dan nonakuifer disajikan

    dalam suatu bentuk peta tematik.

    2. Penentuan sebaran vertikal akuifer dan nonakuifer yang

    mempunyai karakteristik hidraulika yang relatif sama, seperti

    muka airtanah, yang dikelompokan dalam satu sistem

    (akuifer dan nonakuifer), dengan cara:

    1. Membuat penampang hidrogeologi

    2. Menentukan kedalaman bagian atas sistem akuifer

    3. Menentukan kedalaman bagian bawah sistem akuifer

    3. Penentuan model konseptual sistem akuifer berdasarkan butir

    1 dan 2 di atas untuk memudahkan di dalam perhitungan

    neraca air pada cekungan airtanah tersebut.

  • Penentuan Geometri Cekungan Akuifer

    & Konfigurasi Sistem Akuifer

    Umumnya digunakan metode pendugaan geolistrik (geo-electric sounding) yang dikorelasikan dengan

    beberapa data bor terkait.

    Meliputi; tipe akuifer; material penyusun; dan ketebalan akuifer, secara sistematis dapat dianalisis berdasarkan

    model hidrostatis akuifer.

    Analisis stratigrafi batuan dan tipe akuifer didassarkan pada pendugaan geolistrik yang dilakukan sesuai

    dengan jalur dalam peta dasar.

  • Penentuan Geometri Cekungan Akuifer

    & Konfigurasi Sistem Akuifer

    Hidrostratigrafi akuifer merupakan salahsatu cara untuk menggambarkan susunan dan sistem pelapisan material

    penyusun akuifer bebas, termasuk informasi kondisi dan

    keterdapatan airtanah bebas.

    Metode analisis yang diterapkan adalah inverse modelling

    Data yang diperlukan adalah tahanan jenis (resistivity) yang diinterpretasikan dengan teknik numerikal.

    Syarat dapat dilakukannya pendugaan geolistrik apabila morfologi permukaan relatif seragam, akuifer dalam

    kondisi homogen, dan arah bentangan elektroda tegak lurus

    terhadap arah aliran airtanah bebas.

  • Penentuan Geometri Cekungan Akuifer

    & Konfigurasi Sistem Akuifer

    1. Analisis genesis dan pemetaan bentuk lahan (Peta

    Topografi, Peta Rupa Bumi, Peta Geologi, Citra landsat

    TM Komposit 457)

    LERENG

    (%)

    BEDA TINGGI

    (METER) UNIT RELIEF TOPOGRAFI

    0 3

    3 8

    8 15

    15 30

    30 45

    45 65

    65

    0 5

    5 25

    25 75

    50 200

    200 500

    500 1000

    1000

    Datar

    Landai/ Berombak

    Bergelombang/agak

    miring

    Miring

    Agak Curam

    Curam

    Sangat Curam

    Dataran

    Dataran berombak

    Kaki lereng

    Perbukitan rendah

    Perbukitan terkikis agak curam

    Pegunungan terkikis lereng curam

    Pegunungan terkikis lereng sangat

    curam

  • Penentuan Geometri Cekungan Akuifer

    & Konfigurasi Sistem Akuifer

    2. Pemetaan Zonasi Airtanah Bebas (DHL)

    a. DHL Rendah (< 1200 mmhos/cm) airtanah tawar

    b. DHL Sedang (1200 2500 mmhos/cm) airtanah payau

    c. DHL Tinggi (2500 4500 mmhos/cm) airtanah asin

    d. DHL Sangat Tinggi (> 4500 mmhos/cm) airtanah sangat asin

    3. Pemetaan Pola Aliran Airtanah (Kontur airtanah)

    a. Groundwater flow pattern (three point problem)

    b. Hydraulic head

    c. Linier interpolation

    d. Flownet

    e. Recharge & discharge

  • Penentuan Geometri Cekungan Akuifer

    & Konfigurasi Sistem Akuifer

    4. Rekonstruksi Hidrostratigrafi Akuifer

    I

    V

    a

    L

    C C P P

    I Ampere meter P Elektroda Potensial

    V Volt meter L Jarak Elektroda Arus

    C Elektroda Arus a Jarak Elektroda Ppotensial

    Tahanan Jenis Semu ()

    = .

  • Penentuan Geometri Cekungan Akuifer

    & Konfigurasi Sistem Akuifer

    4. Rekonstruksi Hidrostratigrafi Akuifer

    Material Resistivity

    (Ohm meter)

    Konduktivitas

    (Siemen / meter)

    Batuan Beku & Metamorf

    Granit

    Basalt

    Slate

    Marble

    Kuarsite

    5 x 103 106

    103 106

    6 x 102 4 x 107

    102 2,5 x 108

    102 2 x 108

    10-6 2 x 10-4

    10-6 10-3

    2,5 x 10-8 1,7 x 10-3

    4 x 10-9 10-2

    5 x 10-9 10-2

    Batuan Sedimen

    Batuan yang mengandung unsur atau senyawa kimia tertentu

    Batuan yang mengandung Tanah & Air

  • Penentuan Parameter Akuifer

    1. Koefisien kelulusan (K) suatu akuifer yang dapat ditentukan berdasarkan:

    Uji lapangan melalui uji pompa (pumping test slug test / shallow dug well recovery)

    Metode deduktif dilakukan dengan memperhatikan macam, sifat-sifat fisik, dan tekstur utama batuan, yang dibandingkan dengan nilai kelulusan

    2. Koefisien Keterusan (T) akuifer yang dapat ditentukan dengan:

    Uji lapangan melalui uji pompa (pumping test)

    Metode gabungan (deduktif & analisis dengan mengalikan K hasil deduksi dengan ketebalan akuifer

    K = ()

    / T = K . D = m/hari

    T = Koefisien transmisibilitas

  • Penentuan Jumlah & Ketersediaan

    Airtanah

    Paramter:

    a. Imbuhan aitanah ke dalam akuifer diperkirakan secara kuantitatif, dengan metode persentase curah hujan

    b. Aliran airtanah hukum Darcy

    c. Debit optimum setiap sistem akuifer, dengan cara:

    Uji pompa, mengetahui debit optimum (Qopt) dan debit jenis (Qs)

    Estimasi kuantitatif Qopt areal pada suatu cekungan airtanah pada setiap sistem akuifer:

    Penentuan ketebalan (D)

    Penentuan koefisien kelulusan (K)

    Penentuan debit jenis (Qs)

    Penentuan debit optimum (Qopt) sampai kedudukan kritis

    d. Penentuan jarak minimum antar sumur

  • Penentuan Jumlah & Ketersediaan

    Airtanah

    Kondisi / Formasi Geologi Imbuhan Rf (%)

    Vulkanik muda

    Vulkanik tua sedimen campuran sedimen muda

    Sedimen napal dan indurated rock

    Batugamping

    30 150

    15 25

    5

    30 50

    Persentase imbuhan airtanah dari curah hujan rerata tahunan berdasar kondisi geologi

    Besarnya imbuhan pada akuifer dapat dihitung dengan:

    RC = P . A . Rf (%)

    RC besarnya imbuhan (m3/tahun)

    P curah hujan rerata tshunsn (Isohyet atau polygon Thiessen)

    A Luas area / tadah hujan (m2) tidak termasuk sawah irigasi

    Rf Persentase imbuhan berdasa kondisi geologi

  • Penentuan Jumlah & Ketersediaan

    Airtanah

    Perhitungan ketersediaan airtanah (metode statis / dinamis) Jika airtanah dianggap diam, maka dihitung berdasarkan; tebal aquifer, hasil jenis

    (spesific yield) menurut komposisi materi penyusun akuifer, dan luas masing-

    masing zona potensi airtanah

    Ketersediaan airtanah pada akuifer dapat dihitung dengan:

    H = A . Da . Sy

    H ketersediaan airtanah (m2)

    A luas zona potensi airtanah (m2)

    Da ketebalan rerata akuifer (m)

    Sy hasil jenis (%)

    Hasil jenis (Sy) adalah kemampuan suatu akuifer untuk menyimpan dan

    memberikan sejumlah air dalam kondisi alami, tergantung sifat fisik batuan

    penyusun akuifer (tekstur dan struktur batuan)

  • Penentuan Jumlah & Ketersediaan

    Airtanah

    Untuk menjaga keseimbangan antara ketersediaan airtanah bebas dengan jumlah penurapan, maka perlu diketahui volume penurapan aman, yang dihitung

    berdasarkan besarnya fluktuasi rerata tahunan.

    Hasil aman penurapan airtanah pada akuifer dapat dihitung dengan:

    Ha = A . F . Sy

    Ha hasil aman penurapan airtanah (m2)

    A luas zona potensi airtanah (m2)

    F fluktuasi rerata tahunan (m)

    Sy hasil jenis (%)

  • Penentuan Jumlah & Ketersediaan

    Airtanah

    Airtanah dalam akuifer mengalir dengan kecepatan tertentu (dinamis) Hukum Darcy dapat diaplikasikan menghitung ketersediaan airtanah Ketersediaan airtanah sangat ditentukan oleh besarnya debit aliran airtanah dalam

    akuifer

    Debit airtanah pada akuifer dapat dihitung dengan:

    Q = K . I . A atau Q = T . I . L

    Q debit airtanah (m3/hari)

    K permeabilitas (m/hari)

    I beda kemiringan head dari peta kontur airtanah

    A luas penampang kuifer (m2)

    T Transmisibilitas = KD (m2/hari)

    D tebal akuifer

    L lebar penampang akuifer

  • Penentuan Mutu / Kualitas Airtanah

    Penentuan mutu airtanah meliputi:

    a. Evaluasi hidrokimia (asal usul, evolusi, proses hdrokimia)

    b. Evaluasi bakteriologi

    c. Evaluasi peruntukan kelayakan penggunaan

    d. Penentuan mutu airtanah didasarkan pada Standar Mutu Kualitas Airtanah Kepmen ESDM No. 1451K/10/MEM/2000

    Unsur / Senyawa Maksimum Disarankan

    (mg/liter)

    Maksimum diperbolehkan

    (mg/liter)

    Fe

    Mn

    Cl

    NO3

    NO2

    SO4

    pH

    TDS

    0,1

    0,05

    200

    Nihil

    Nihil

    200

    Nihil

    500

    0,1

    0,5

    600

    20

    0,0

    400

    7,5

    1500

  • Penentuan Daerah Imbuh dan Lepasan

    Airtanah

    Dilakukan dengan cara:

    1. Menumpangsusunkan (overlay) antara peta muka freatik

    dan kedalaman batas atas akuifer

    2. Garis perpotongan antara kedua muka airtanah tersebut

    adalah garis engsel (hinge line) yang merupakan batas

    daerah imbuh dan daerah lepasan

    3. Didukung oleh pola hidrostratigrafi akuifer

  • Penentuan Potensi Airtanah (Kelompok kriteria jumlah)

    Tingkat potensi disajikan dalam Peta Potensi Cekungan Airtanah skala 1 : 25.000 atau lebih besar.

    Didasarkan atas 2 kelompok kriteria (penilaian jumlah & mutu airtanah);

    a. Kelompok Kriteria Jumlah

    jumlah airtanah yang dapat dieksploitasi dinilai berdasarkan harga

    parameter akuifer dan parameter sumur secara areal (areal values),

    meliputi koefisian keterusan (T), debit jenis (Qs), dan debit optimum

    (Qopt). Berdasarkan kriteria jumlah :

    Besar, jika debit optimum setiap sumur > 10 liter/detik

    Sedang, jika debit optimum setiap sumur 2 - 10 liter/detik

    Kecil, jika debit optimum setiap sumur < 2 liter/detik

  • Penentuan Potensi Airtanah (Kelompok kriteria mutu)

    b. Kelompok Kriteria Mutu

    Kelayakan airtanah untuk keperluan air minum didasarkan atas

    kandungan unsur atau senyawa anorganik utama (Fe, Mn, Cl, NO3,

    NO2, SO4, pH, TDS), dibedakan 3 kelas;

    Baik, jika kandungan unsur atau senyawa anorganik di dalam airtanah di bawah nilai maksimum yang disarankan

    Sedang, jika kandungan unsur atau senyawa anorganik di dalam airtanah antara nilai maksimum yang disarankan dan nilai maksimum

    yang diperbolehkan

    Buruk, jika kandungan unsur atau senyawa anorganik di dalam airtanah melebihi nilai maksimum yang diperbolehkan

  • Penentuan Potensi Airtanah

    Berdasarkan kriteria jumlah dan mutu pada setiap sistem akuifer,

    dibedakan menjadi 4 wilayah potensi airtanah:

    1. Potensi tinggi, jika setiap sumur yang dibuat (dengan jarak

    antarsumur tertentu) menghasilkan Qopt lebih dari 10 liter/detik

    dengan mutu air baik.

    2. Potensi sedang, jika setiap sumur yang dibuat (dengan jarak

    antarsumur tertentu) menghasilkan Qopt lebih dari 2 10 liter/detik

    dengan mutu air baik hingga sedang.

    3. Potensi rendah, jika setiap sumur yang dibuat (dengan jarak

    antarsumur tertentu) menghasilkan Qopt lebih dari 2 liter/detik

    dengan mutu air baik hingga sedang.

    4. Nihil, jika setiap sumur yang dibuat (dengan jarak antarsumur

    tertentu) menghasilkan air dengan mutu air buruk.