Post on 05-Mar-2016
description
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 1/23
MODUL XII
GANGGUAN KEPRIBADIAN (Personality Disorders)
Julianti Widury, M.Psi.
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai gabungan emosi dan tingkah laku yang
membuat individu memiliki karakteristik tertentu untuk menghadapi kehidupan sehari-hari.
Kepribadian individu relatif stabil dan memungkinkan orang lain untuk memprediksi pola pikir
atau tindakan apa yang akan diambil.
Individu dikatakan mengalami gangguan kepribadian apabila ciri kepribadiannya
menampakkan pola perilaku. maladaptif dan telah berlangsung untuk angka !aktu yang lama
"biasanya seak masa kanak-kanak#. Pola tersebut muncul pada setiap situasi serta
mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari "misalnya, dalam relasi sosial dan pekeraan#.
Pada individu ini, ciri kepribadian yang maladaptif itu tampak begitu melekat pada
dirinya. $iasanya mereka menolak untuk mendapatkan pertolongan dari terapis dan menolak
atau menyangkal bah!a dirinya memiliki suatu masalah. %pabila dibandingkan dengan individu
yang mengalami gangguan kecemasan, depresi dan obsesif-kompulsif, individu dengan
gangguan kepribadian, lebih tidak menyadari masalah mereka. Mereka tidak merasa cemas
tentang perilakunya yang maladaptif "ego-sintonik# sehingga mereka pun tidak memiliki motivasi
untuk mencari pertolongan dan sulit sekali untuk mendapatkan perbaikan atau kesembuhan
"Kaplan, &adock ' (rebb, )**+#.
$erdasarkan iagnostic and &tatistical Manual of Mental isorders, "&M-I# gangguan
kepribadian dibagi ke dalam kelompok besar, yaitu /
). Kelompok %, terdiri dan gangguan kepribadian paranoid, schi0oid, dan schi0otypal.
Individu pada ketiga gangguan ini menampilkan perilaku yang relatif sama yaitu
eksentrik dan aneh.1. Kelompok $, terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, borderline, histrionic, dan
narcissistic. Individu pada gangguan tersebut menampakkan perilaku yang dramatis
atau berlebih-lebihan, emotional, dan aneh "tidak menentu#.. Kelompok 2, terdiri dari gangguan kepribadian avoidant, dependent, dan obsesif-
kompulsif. Individu dengan gangguan kepribadian semacam ini tampak selalu cemas
dan ketakutan.
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 1
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 2/23
$erikut ini akan dielaskan satu persatu gangguan kepribadian yang ada berikut
epidemialogi, diagnosis banding dan prognosis untuk setiap gangguan "disadur dari Kaplan,
&adock ' ebb, )**+#.
Paranoid personality disorder (ganggan !epri"adian paranoid)
Individu dengan gangguan kepribadian paranoid biasanya ditandai dengan adanya
kecurigaan dan ketidakpercayaan yang sangat kuat kepada orang-orang di lingkungan
sekitarnya. Mereka seringkali sangat sensitif, mudah marah dan menunukkan sikap
bermusuhan. Individu yang sangat fanatik pada hal tertentu atau pasangan suami atau istri
yang cemburu membabi buta, biasanya memiliki gangguan kepribadian paranoid.
&alah satu faktor penting dalam gangguan kepribadian paranoid adalah adanyakecenderungan yang tidak beralasan "gangguan ini biasanya dimulai seak masa de!asa a!al
dan tampak pada berbagai situasi dan kondisi# untuk menganggap perilaku orang lain sebagai
merendahkan dan mengancam diri mereka. lndividu dengan gangguan ini terus menerus
menanyakan mengenai loyalitas teman-teman mereka kepadanya, tanpa adanya alasan
tertentu. $ahkan kadangkala mereka berharap teradinya sesuatu hal yang tidak
menyenangkan pada diri mereka, tuuannya agar bisa membuktikan bah!a kecurigaannya
selama ini tidak salah.
Individu dengan gangguan ini tidak mampu terlibat secara emosional menaga arak
dengan orang lain, mereka tidak hangat dan lebih tertarik pada kekuatan dan tingkatan "status#
serta memandang rendah pada individu yang lebih lemah, sakit ataupun memiliki kekurangan
tertentu. alam situasi sosial, individu dengan gangguan ini tampak efisien, praktis, dan
cekatan, namun mereka seringkali menadi pemicu dari timbulnya konflik dengan lingkungan.
Epide#iologi
Prevalensi gangguan ini adalah 3,4 hingga 1,4 persen dari populasi pada umumnya.
Mereka sangat sedikit yang mencari pertolongan atas inisiatif sendiri, biasanya mereka diaak
ke terapis oleh pasanganrrya atau perusahaan yang mempekerakannya. Pada keluarga yang
salah satu atau beberapa anggotanya mengalami ski0ofrenia, munculnva gangguan
kepribadian ini tampak lebih tinggi daripada keluarga yang tidak memilikinya.
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 2
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 3/23
(angguan kepribadian paranoid lebih banyak teradi pada laki-laki ketimbang
perempuan. (angguan ini pun diyakini lebih banyak teradi pada kelompok minoritas, kaum
imigran dan pada individu yang tuli daripada populasi individu pada umumnya.
Diagnosis Banding
(angguan kepribadian paranoid berbda dengan gangguan delusional karena delusi
yang menetap tidak ada pada individu dengan kepribadian paranoid. (angguan ini pun berbeda
dengan ski0ofrenia paranoid karena pada gangguan ini tidak tampak adanya halusinasi dan
gangguan pikiran.
(angguan kepribadian paranoid uga berbeda dengan kepribadian borderline karena
mereka biasanya lebih sulit untuk menalin hubungan dengan orang lain, suatu hal yang
tampaknya lebih mudah dilakukan oleh orang dengan kepribadian borderline. %pabila
dibandingkan dengan kepribadian antisosial, maka individu dengan gangguan kepribadian
paranoid tidak memiliki searah tingkah laku antisocial. &edangkan individu dengan kepribadian
ski0oid, biasanya mereka menarik diri dan menyendiri namun tidak memiliki ide-ide paranoid
atau tidak memiliki kecurigaan.
Prognosis
&elama ini tampaknya belum ada penelitian yang cukup memadai. $erdasarkan
pengalaman, biasanya individu dengan gangguan kepribadian paranoid memiliki gangguan ini
sepanang hidup mereka. $eberapa di antara mereka menunukkan gangguan ini sebagai
pertanda a!al sebelum akhirnya mereka menderita ski0ofrenia.
&ecara umum, individu dengan gangguan ini memiliki masalah seumur hidup mereka,
terutama berkaitan dengan pekeraan dan kehidupannya dalam berelasi dengan orang lain.
Masalah dalam perka!inan pun seringkali teradi.
2ontoh Kasus
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 3
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 4/23
&eorang !anita, berusia sekitar 14 tahun dan memiliki seorang putri dikeluhkan oleh suaminya.
&uaminya mengeluh karena istrinya sulit sekali mempercayai dirinya. Memang geala ini sudah
tampak seak mereka berpacaran, namun semakin meningkat intensitasnya setelah mereka
menikah. %palagi setelah suaminya sering bepergian dinas ke luar kota. %pabila suaminya
terlambat pulang dari kantor, maka istrinya akan langsung menuduh bah!a suaminya selingkuh
dan memiliki !anita lain. Pernah pula istrinya curiga bah!a suaminya telah menikah dengan
!anita lain. Keluarganya dan keluarga suami sudah berulang kali meyakinkan bah!a suaminya
selama ini tetap setia, namun sulit sekali diterima oleh sang istri. 5etangga sekitar rumah pun
kadangkala dicurigai oleh sang istri, sampai-sampai kadangkala suami tidak berani bertegur
sapa dengan para tetangga
$%&i'oid personality disorder (ganggan !epri"adian s!i'oid)
Individu dengan gangguan kepribadian ski0oid biasanya menampilkan perilaku atau pola
menarik diri dan biasanya telah berlangsung dalam angka !aktu yang lama. Mereka merasa
tidak nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain, cenderung introvert, dan afek mereka pun
terbatas. Individu dengan gangguan ini seringkali dilihat oleh orang lain sebagai individu yang
eksentrik, terkucil, dan penyendiri.
Individu dengan gangguan kepribadian ski0oid biasanya memberikan tampilan bah!a
mereka 6dingin7 dan penendiri. Mereka pun sangat sedikit terlibat dengan keadian sehari-hari
dan tidak menaruh perhatian pada orang lain. 8al ini teradi karena mereka memiliki kebutuhan
yang sangat rendah untuk berhubungan secara emosional dengan orang lain.
Kehidupan individu dengan gangguan ini biasanya di!arnai dengan kegemaran pada
aktivitas yang tidak melibatkan orang lain "aktivitas mandiri# dan berhasil ada bidang-bidang
yang tidak melibatkan persaingan dengan orang lain. Mereka biasanya terlibat dengan
pekeraan yang mungkin akan sangat menyebalkan bagi orang lain pada umumnya karena
mereka melakukan pekeraan tersebut seorang diri.
Kehidupan seksual mereka biasanya hanya sebatas fantasi dan mereka sedapat
mungkin berusaha menunda kematangan seksualnya. Kaum pria biasanya tidak menikah
karena mereka tidak dapat melakukan hubungan yang intim dan kaum !anita biasanya secara
pasif akan menyetuui untuk menikah dengan kaum pria yang agresif dan sangat menginginkan
mereka menikah dengannya.
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 4
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 5/23
Individu dengan gangguan kepribadian ski0oid biasanya mengalami kesulitan untuk
mengekpresikan kemarahan. Mereka menyalurkan energi afektifnya "misalnya kemarahan#
kepada bidang-bidang yang tidak melibatkan orang lain, seperti misalnya matematika dan
astronomi. Mereka pun kadangkala sangat dekat dengan he!an.
Walaupun individu ini sangat penyendiri dan memiliki impian-impian atau fantasi, namun
tidak berarti bah!a individu dengan gangguan ini mengalami masalah kontak realitas. Mereka
tetap mampu membedakan antara realitas dan fantasi atau impian. Kadangkala individu dengan
gangguan ini mampu memberikan dan membentuk ide-ide yang kreatif dan original bagi dunia
disekitarnya.
Epide#iologi
&ulit untuk menentukan secara pasti prevalensi dari gangguan ini, namun seauh ini
diketahui bah!a gangguan kepribadian ski0oid teradi pada 9.4 persen populasi pada
umumnya. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan uga tidak diketahui secara pasti
namun diperkirakan sekitar 1 / )"laki-laki / perempuan#. &ebagian besar dari mereka memilih
bekera di malam hari sehingga meminimalkan kemungkinan mereka untuk mengadakan kontak
dengan orang lain.
Diagnosis Banding
$ertolak belakang dengan individu dengan ski0ofrenia dan gangguan kepribadian
ski0otipal, individu dengan gangguan kepribadian ski0oid tidak memiliki keluarga atau saudara
yang menderita ski0ofrenia. Mereka pun relatif memiliki searah pekeraan yang berhasil
"apabila pekeraan yang mereka miliki tidak perlu mengadakan kontak dengan orang lain#.
&edangkan individu dengan gangguan kepribadian paranoid memiliki searah tingkah laku
verbal yang agresif, hal yang tidak ditemui pada individu ski0oid.
Perbedaan utama antara kepribadian ski0otipal dan ski0oid adalah individu dengan
ski0otipal menunukan kesamaan yang lebih besar dengan pasien ski0ofrenia terutama dalam
hal keanehan pikiran, persepsi tingkah laku dan komunikasi. &edangkan pada gangguan
kepribadian avoidant "menghindar#, mereka memang mengurung diri namun tetap memiliki
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 5
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 6/23
keinginan yang kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas "satu hal yang sungguh tidak
ada pada individu dengan kepribadian ski0oid#.
Prognosis
%!al munculnya gangguan ini biasanya pada masa kanak-kanak a!al. $iasanya
berlangsung dalam angka !aktu yang lama !alaupun belum tentu seumur hidup mereka.
Jumlah individu dengan gangguan ini yang kemudian menadi penderita ski0ofrenia, belum
diketahui secara pasti.
2ontoh Kasus
&eorang laki-laki, saat ini berusia 13-an tahun, dikeluhkan oleh keluarganya karena
bermasalah dalam relasi sosial. &etelah mele!ati pemeriksaan, diketahui bah!a seak kecil dia
seringkali dieek sebagai 6gorilla7 karena memiliki tubuh yang tinggi dan besar. &eak di &, dia
tidak pernah memiliki teman dekat dan apabila teman-temannya bermain dia hanya
memperhatikan dari keatuhan. :rang tuanya menuturkan bah!a ketika kecil, anaknya tersebut
paling suka bermain di loteng sendirian. &etelah menanak de!asa, dia tampak lebih suka
berdiarn atau mengurung diri di kamar dan tidak suka apabila kakaknya mengaak dia untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu. ia menganggap bah!a kakaknya mengganggu dia.
$%&i'otypa personality disorder (ganggan !epri"adian s!i'otipal)
Individu dengan gangguan kepribadian ski0otipal biasanya tampak aneh secara sangat
mencolok. Mereka memiliki pemikiran yang aaib "magicaI#, ide-ide, yang ganil, ilusi dan
derealisasi yang biasa mereka tampilkan dalam kehidupan sehari-hari. $entuknya misalnyakepercayaan yang sangat pada indera ke enam, telepati, merasa bah!a dirinya memiliki
kekuatan pikiran, serta memiliki fantasi yang aneh. Kadangkala isi pikiran mereka dipenuhi oleh
fantasi yang berkaitan dengan ketakutan dan fantasi yang biasanya hanya muncul pada masa
kanak-kanak.
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 6
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 7/23
Individu dengan gangguan ini mengalami masalah dalam berpikir dan berkomunikasi.
Mereka sensitif terhadap perasaan atau reaksi orang lain terhadap dirinya, terutama reaksi
yang negatif seperti rasa marah atau tidak senang. Kadangkala cara bicara individu dengan
gangguan ski0otipal sangat aneh dan ganil sehingga hanya diri mereka sendiri yang mampu
mengerti artinya. Mereka pun memiliki kemampuan yang rendah dalam berinteraksi dengan
orang lain dan kadangkala bertingkah laku aneh sehingga akhirnya mereka seringkali terkucil
dan tidak memiliki banyak teman.
Individu dengan gangguan ski0otipal kadangkala uga menampilkan geala yang
ditampilkan individu dengan gangguan kepribadian borderline. %pabila hal ini teradi, terapis
boleh sekaligus mendiganosa individu tersebut dengan 1 diagnosis, ski0otipal dan borderline.
Kadangkala terapis harus lebih berhati-hati karena apabila individu dengan ski0otipal berada di
ba!ah tekanan, mereka dapat menampilkan tingkah laku psikotik dan tampak seperti penderita
ski0ofrenia, hanya bedanya pada individu ini geala psikotik tersebut hanya tampak dalam !aktu
yang singkat dan segera menghilang. Jadi harus berhati-hati, angan langsung memberikan
diagnosis ski0ofrenia karena mungkin saa ternyata hanya ski0otipal.
Epide#iologi
Prevalensi gangguan ini sekitar persen dari populasi pada umumnya. Perbandingan
antara laki-laki dan perempuan tidak diketahui secara pasti. (angguan kepribadian ski0otipal ini
lebih banyak muncul pada keluarga yang memiliki penderita ski0ofrenia dan di antara kembar
satu telur bila dibandingkan dengan kembar dari dua telur " persen vs + persen#.
Diagnosis Banding
Individu dengan gangguan kepribadian ski0otipal dapat dibedakan dengan pasien
ski0ofrenia dengan tidak adanya geala-geala psikotik "misalnya halusinasi#, !alaupun geala
tersebut muncul pada individu dengan kepribadian ski0otipal, biasanya berlangsung dalam
!aktu yang singkat dan segera menghilang. &edangkan perbedaan gangguan ini dengan
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 7
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 8/23
gangguan kepribadian paranoid adalah tidak tampak adanya tingkah laku yang aneh dan ganil
pada individu dengan kepribadian paranoid.
Prognosis
$erdasarkan penelitian diketahui ba!ah )3 persen dari individu dengan kepribadian
ski0otipal pernah merencanakan untuk bunuh diri. Kepribadian ski0otipal adalah titik a!al yang
memungkinkan seorang individu menderita ski0ofrenia. i sisi lain, banyak pula individu yang
memiliki kepribadian ski0otipal kondisinya tidak semakin parah "tidak menadi ski0ofrenia# dan
mampu menikah serta bekera, !alaupun dengan keanehannya tersebut.
Antiso%ial personality disorder (ganggan !epri"adian antiso%ial)
Individu dengan gangguan kepribadian antisosial biasanya secara terus-menerus
melakukan tingkah laku atau antisocial, namun tingkah laku ini tidak sama dengan melakukan
kriminalitas. (angguan kepribadian ini lebih menekankan pada ketidakmampuan individu untuk
mengikuti norma-norma sosial yang ada selama perkembangan masa remaa dan de!asa.
&ebelum mendapatkan diagnosis gangguan kepribadian antisosial "karena diagnosis ini hanya
dapat diberikan kepada individu yang berusia di atas ); tahun#, biasanya mereka telah
memenuhi kriteria untuk mendapatkan diagnosis conduct disorder di masa remaanya.
Individu dengan kepribadian antisosial biasanya mampu menampilkan tingkah laku yang
mena!an, memiliki kemampuan verbal yang baik, bahkan mampu menarik perhatian la!an
enis dengan perilakunya yang pandai merayu. i sisi lain, individu yang seenis seringkali
menganggap perilaku individu dengan kepribadian antisocial sebagai manipulatif dan terlalu
menuntut.
Walaupun penampilan luarnya tampak positif apabila terapis menelusuri ri!ayat
kehidupannya, biasanya dipenuhi dengan perilaku berbohong, membolos, kabur dari rumah,
mencuri, berkelahi, pemakaian obat-obatan dan berbagai aktivitas ilegal lainnya yang biasanya
telah dia!ali seak masa kanak-kanak. Mereka tidak dapat dipercaya dan memiliki tanggung
a!ab, oleh karena itu setelah de!asa individu dengan kepribadian antisosial biasanya
berkaitan dengan kasus penyiksaan pada pasangan hidup, pada anak, pelacuran dan
mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk.
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 8
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 9/23
Epide#iologi
Prevalensi gangguan kepribadian antisosial adalah persen pada laki-laki dan ) persen
pada perempuan. Kepribadian ini lebih umum tampak pada daerah yang miskin. <sia
kemunculan gangguan ini adalah sebelum usia )4 tahun. Perempuan biasanya menampakkan
geala ini sebelum masa pubertas dan pada anak laki-laki bahkan sebelumnya. Pada populasi
di penara, prevalensi individu yang kepribadian antisosial mencapai 94 persen.
Diagnosis Banding
$iasanya sulit untuk membedakan individu dengan kepribadian antisosial dan yang
mengkonsumsi 0at-0at "substance abuse#. 2aranya adalah apabila kedua masalah itu muncul
seak kecil dan terus berlangsung hingga de!asa maka kedua diagnosis tersebut boleh
ditegakkan. =amun apabila tingkah laku antisosial muncuk karena individu tersebut
mengkonsumsi 0at tertentu, maka diagnosis gangguan kepribadian antisosial tidak perlu
diberikan.
iagnosis gangguan kepribadian antisosial uga tidak diberikan pada individu dengan
gangguan keterbelakangan mental, ski0ofrenia ataupun mania.
Prognosis
(angguan kepribadian antisosial biasanya muncul pada masa remaa akhir.
Prognosisnya bervariasi. $iasanya dilaporkan bah!a kecenderungan antisosial ini menurun
sealan dengan usia pasien yang semakin lanut atau tua. (angguan yang umum teradi pada
indidivu dengan kepribadian antisosial adalah gangguan depresi, penggunaan alkohol dan
"obat-obatan terlarang#.
onto& Kass
&eorang laki-laki berusia )* tahun dan sedang menalani rehabilitasi di tempat
ketergantungan obat-obatan terlarang untuk yang kesekian kalinya. $erdasarkan penuturan
ibunya, diketahui bah!a seak & anaknya sudah sering mela!an nasehat orangtua dan
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 9
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 10/23
gurunya. ia pun seringkali membolos dari sekolah, !alaupun prestasi akademiknya memadai
guru !ali kelasnya sering memanggil orangtua dan mengeluhkan tentang perilaku sang anak.
&eak kelas 4 & sudah mulai merokok dan dilanutkan menghisap gana semasa a!al &MP,
hingga akhirnya kelas 1 &MP mulai menggunakan putau! hingga sekarang. Penggunaan obat-
obatan terlarang ini kadangkala disertai dengan konsumsi alkohol. &ang anak akhirnya putus
sekolah di kelas ) &M% dan lebih memilih kegiatan bermain band dengan teman-temannya.
5idak ada satu pun orang yang berhasil mengaaknya kembali ke sekolah. 8ingga saat ini dia
masih terus mendapatkan biaya dari kedua orangtuanya.
Borderline personality disorder (ganggan !epri"adian "orderline)
(angguan kepribadian borderline berada di perbatasan antara gangguan neurotik dan
psikotik dengan geala-geala afek, mood, tingkah laku dan self-image yang sangat tidak stabil.
Individu dengan gangguan kepribadian ini moodnya selalu berubah-ubah. Pada suatu !aktu dia
dapat begitu banyak memberikan pendapatnya "secara positif#, lalu mendadak depresi,
kemudian di !aktu yang lain tiba-tiba dia mengeluh tentang perasaannya.
5ingkah laku dari individu dengan kepribadian borderline sangat tidak dapat diduga,
akibatnya mereka arang mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
Mereka uga memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri "self-destructive#. Individu ini
memiliki kemungkinan untuk mengiris pergelangan tangannya dan menampilkan berbagai self-
mutilation "tindakan melukai diri sendiri, memotong dengan tuuan mencari pertolongan dari
orang lain, untuk mengekspresikan kemarahan mereka, atau menumpulkan afek-afek yang
mereka rasakan.
Individu dengan gangguan kepribadian borderline merasa tergantung pada oang lain,
namun mereka uga memiliki perasaan bermusuhan terhadap orang lain. :leh karena itu,
individu dengan gangguan ini memiliki hubungan interpersonal yang 6hiruk-pikuk7. i satu
!aktu, mereka tampak tergantung pada teman dekatnya, namun di lain !aktu ketika mereka
sedang frustrasi misalnya, mereka dapat menampilkan kemarahan yang sangat kepada orang
yang sama.
Individu dengan gangguan ini pun tidak tahan atau tidak dapat hidup apabila berada
sendirian. Ketika kesepian dan kebosanan melanda mereka, !alaupun hanya untuk !aktu yang
singkat "karena mood pada kepribadian ini sangat mudah berubah# mereka akan berusaha
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 10
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 11/23
sekuat tenaga untuk menemukan teman, !alaupun hanya sebatas teman duduk. Kadangkala
teman yang mereka pilih bukanlah teman yang menyenangkan bahkan orang yang asing bagi
mereka.
Epide#iologi
8ingga saat ini belum ada penelitian yang memadai untuk menentukan prevalensi dari
gangguan kepribadian borderline, namun diperkirakan gangguan ini muncul pada sekitar ) atau
1 persen pada populasi umumnya. (angguan kepribadian ini dua kali lebih banyak pada
kamum perempuan ketimbang laki-laki
Diagnosis "anding
Perbedaan antara gangguan kepribadian borderline dan ski0ofrenia adalah pada
individu borderline mereka tidak memiliki episode psikotik yang berkepanangan dan tidak
mengalami gangguan berpikir.
(angguan kepribadian histrionik dan antisosial sulit dibedakan dengan gangguan
kepribadian borderline. &ecara umum dapat dielaskan bah!a individu dengan gangguan
kepribadian borderline menampilkan perasaan kesepian yang kronis, impulsifitas, self-
mutilation, episode psikotik yang singkat, percobaan bunuh diri yang manipulative dan sangat
menuntut keterlibatan dari teman-teman dekatnya dalam berelasi.
Prognosis
$erdasarkan penelitian longitudinal diketahui bah!a individu dengan gangguan
kepribadian borderline menunukkan tanda-tanda perkembangan ke arah gangguan ski0ofrenia,
namun individu ini memiliki kecenderungan untuk mengalami episode maor depressi disorder.
iagnosis gangguan ini biasanya dibuat sebelum usia +3 tahun, terutama ketika individu
dengan gangguan ini dituntut untuk menentukan pilihan dalam pekeraan atau pernikahan dan
biasanya mereka tidak mampu untuk memenuhi, 5ugas-tugas perkembangan yang terdapat
dalam setiap tahap perkembangan yang terdapat dalam setiap tahap perkembangan manusia.
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 11
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 12/23
istrioni% personality disorder (ganggan !epri"adian &istrioni!)
(angguan kepribadian histrionik ditandai dengan tingkah laku yang bersemangat
"colorful#, dramatis atau suka menonolkan diri dan ekstrovert pada individu yang emosional dan
mudah terstimulasi oleh lingkungan. i samping penampilan yang cemerlang dan semarak
"flamboyant#, merka sebenarnya tidak mampu menciptakan hubungan yang mendalam dan
menaga hubungan dalam angka !aktu yang panang.
Individu dengan gangguan ini selalu berusaha mencari perhatian lingkungan. Mereka
cenderung untuk melebih-lebihkan pikiran atau perasaan mereka dan membuat segala
sesuatunya tampak lebih penting dari yang sesungguhnya. Mereka menampilkan air mata,kemarahan "temper tantrum#, dan tuduhan-tuduhan apabila mereka tidak menadi pusat
perhatian atau tidalk mendapatkan persetuuan dan puian.
5ingkah laku merayu "seductive# umum teradi baik pada kaum pria maupun !antia
dengan gangguan ini. Mereka pun kadangkala memiliki fantasi-fantasi seksual dengan siapa
mereka akan berhubungan "misalnya dengan terapisnya#, namun mereka tidak selalu
mengatakan fantasinya tersebut misal kepada terapisnya. Mereka cenderung untuk pura-pura
malu "malu-malu kucing# daripada agresif secara seksual. Pada kenyataannya, individu dengan
gangguan kepribadian histrionik biasanya memiliki masalah atau disfungsi seksual, pada kaum
!anita biasanya anorgasmic "masalah dalam orgame# dan pada kaum prianya impoten. Mereka
melakukan tingkah laku seductive lebih karena ingin meyakinkan diri sendiri bah!a mereka
menarik untuk la!an enisnya.
>elasi sosial yang dibentuk oleh individu dengan gangguan ini biasanya hanya
superficial "di permukaan saa#. i sisi lain mereka uga cenderung tergantung kepada orang
lain sehingga mereka sangat penuh kepercayaan kepada orang lain, hingga akhirnya mudah
tertipu.
Individu dengan gangguan ini cenderung untuk tidak menyadari perasaan-perasaan
mereka dan tidak pula menyadari serta mampu menelaskan motivasi dari berbagai tindakan
yang dilakukannya karena salah satu mekanisme pertahanan diri yang mereka gunakan adalah
depresi. %pabila individu ini berada dalam kondisi stres, kontak dengan realisasi dapat saa
terganggu.
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 12
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 13/23
Epide#iologi
Prevalensi gangguan ini sekitar 1 hingga persen, Pada para pasien ra!at alan dan
ra!at inap di rumah sakit i!a, prevalensinya meningkat menadi sekitar )3 hingga )4 persen.
(angguan kepribadian histrionik lebih banyak ditemukan pada perempuan ketimbang laki-laki.
Kadangkala gangguan ini bersamaan dengan gangguan somatisasi dan gangguan penggunaan
alhokol.
Diagnosis Banding
Perbedaan antara gangguan kepribadian histrionik dan borderline sulit untuk ditentukan.
Pada gangguan kepribadian borderline, tampaknya percobaan bunuh diri, ketidak elasan
identitas dan episode psikotik singkat lebih dominan.
(angguan somatisasi dapat muncul bersamaan dengan gangguan kepribadian
histrionik. Pasien yang didiagnosis mengalami gangguan psikotik singkat dan gangguan
disosiatif, perlu mendapatkan perhatian lebih karena pada gangguan tersebut biasanya terdapat
pula gangguan kepribadian histrionik.
Prognosis
engan bertambahnya usia, biasanya geala-geala gangguan kepribadian histrionik ini
akan menurun. Individu dengan gangguan ini biasanya dapat terlibat masalah dengan hukum,
penggunaan 0at dan pelacuran karena mereka selalu memiliki tuuan untuk mencari dan
mendapatkan perhatian dari lingkungan.
onto& Kass
&eorang !anita berusia sekitar 13-an tahun dan telah menikah serta memiliki seorang
anak yang masih bayi. ia dikeluhkan oleh keluarganya karena seringkali pingsan dan setelah
diperiksakan ke dokter ternyata tidak ditemukan gangguan fisik apapun. Ibunya menuturkan
bah!a hingga &MP sang anak masih tidur dengan ayah dan ibunya. &eluruh keinginannya
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 13
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 14/23
harus dipenuhi, cenderung 6bandel7 namun sangat disayang oleh ayahnya. &eak kecil, sang
anak memang seringkali teratuh secara tiba-tiba, namun setelah menikah gealanya semakin
parah "sang anak menikah karena telah hamil di luar pernikahan#. $erkali-kali sang anak
pingsan, bahkan ketika hamil pun sempat pingsan. %pabila sedikit tersinggung biasanya akan
langsung pingsan dan baru tidak lama kemudian membaik setelah orang-orang di sekitarnya
tampak panik membantu dia.
Nar%isisti% personality disorder (ganggan !epri"adian narsisisti!)
Individu dengan gangguan kepribadian narsisistik memiliki perasaan yang kuat bah!a
dirinya adalah orang yang penting serta merupakan individu yang unik. Mereka merasa bah!a
dirinya dan berharap mendapatkan perlakuan yang khusus pula. :leh karena itu, mereka
sangat sulit atau tidak dapat menerima kritik dari orang lain. Mereka selalu ingin mengerakan
sesuatu sesuai dengan cara yang sudah mereka tentukan dan sering kali ambisius serta
mencari ketenaran.
&ikap mereka mengakibatkan hubungan yang mereka miliki biasanya rentan "mudah
pecah# dan mereka dapat membuat orang lain sangat marah karena penolakan mereka untuk
mengikuti aturan yang telah ada. Mereka uga tidak mampu untuk menampilkan empati,
kalaupun mereka memberikan empati atau simpati, biasanya mereka memiliki tuuan tertentu
untuk kepentingan diri mereka sendiri.
Individu dengan gangguan kepribadian narsisitik tidak memiliki self-esteem yang mantap
dan mereka rentan untuk menadi depresi. Masalah-masalah yang biasanya muncul karena
tingkah laku individu yang narsisistik misalnya kesulitan membina hubungan interpersonal,
penolakan dari orang lain, kehilangan sesuatu atau masalah dalam pekeraan. Kesulitan lainnya
adalah mereka ternyata tidak mampu mengatasi stres yang mereka rasakan dengan baik.
Epide#iologi
Prevalensi dari gangguan kepribadian narsisistik berkisar antara 1 hingga )? persen
pada populasi kIinis dan kurang dari ) persen pada populasi umumnya. Prevalensi mengalami
peningkatan pada populasi dengan orangtua yang selalu menanamkan ide-ide kepada anaknya
bah!a mereka cantik, berbakat, dan spesial secara berlebihan.
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 14
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 15/23
Diagnosis Banding
(angguan kepribadian borderline, histrionik, dan antisosial seringkali muncuI
bersamaan dengan gangguan kepribadian narsisistik. 8al ini mempersulit terapis untuk
membedakan, keempat gangguan tersebut. Individu dengan kepribadian narsisistik biasanya
Iebih rendah tingkat kecemasannya bila dibandingkan individu dengan kepribadian borderline.
&elain itu, kecenderungan untuk bunuh diri pun prevalensinya lebih besar pada individu
borderline ketimbang narsisistik.
Pada kepribadian antisosial, mereka biasanya memiliki searah tingkah laku yang
impulsif berkaitan dengan penggunaan alkohol dan 0at-0at terlarang, serta seringkali mereka
memiliki masalah dengan hukum. &edangkan pada individu dengan kepribadian histrionik,
mereka memiliki kecenderungan yang sama dengan individu narsisistik, terutama dalam
hubungan interpersonal yang manipulatif dan tingkah laku memamerkan atau menunukkan
kelebihan yang mereka miliki.
Prognosis
(angguan kepribadian narsisistik merupakan gangguan yang kronis dan sulit untuk
mendapatkan pera!atan. Mereka biasanya tidak dapat menerima kenyataan bah!a usia
mereka sudah lanut, mereka tetap menghargai kecantikan, kekuatan, dan usia muda secara
tidak !aar. :leh karena itu, mereka lebih sulit untuk mele!ati krisis pada usia sena ketimbang
individu lain pada umumnya
A*oidant personality disorder (ganggan !epri"adian #eng&indari)
Kunci dari individu dengan gangguan kepribadian menghindar adalah sangat sensitif
terhadap penolakan, sehingga akhirnya yang tampak adalah tingkah laku menarik diri. Mereka
sebenarnya sangat ingin berelasi dengan orang lain dan membutuhkan kehangatan serta
perlindungan, namun mereka malu dan sangat membutuhkan aminan bah!a mereka akan
diterima tanpa alasan apapun dan tanpa kritik.
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 15
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 16/23
Mereka memiliki perasaan rendah diri "inferiority comple@#, tidak percaya diri takut untuk
berbicara di depan publik atau meminta sesuatu dari orang lain. Mereka seringkali
mensalahartikan komentar dari orang lain sebagai menghina atau mempermalukan dirinya.
:leh karena itu, individu dengan gangguan kepribadian menghindar biasanya tidak memiliki
teman dekat. &ecara umum dapat dikatakan bah!a sifat yang dominan pada individu ini adalah
malu-malu.
Epide#iologi
Prevalensi gangguan kepribadian menghindar adalah ) hingga )3 persen dari populasi
pada umumnya. (anggguan kepribadian ini dapat dikatakan sebagai gangguan yang umum
dimiliki oleh individu. $ayi-bayi yang diklasifikasikan sebagai memiliki tempramen yang pemalu
memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk memiliki gangguan ini ketimbang bayi-bayi yang
aktif bergerak "berdasarkan activity-approach scales#.
Diagnosis Banding
Individu dengan gangguan kepribadian menghindar sebenarnya memiliki keinginan
untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial dan hal ini sangat berbeda dengan individu dengan
gangguan kepribadian schi0oid yang memang ingin sendirian. Individu dengan gangguan
menghindar tidak terlalu menuntut, tidak mudah marah, dan tidak terlalu sulit untuk diprediksi
bila dibandingkan dengan individu dengan gangguan kepribadian boderline dan histrionik.
Individu dengan kepribadian menghindar relatif serupa dengan kepribadian dependen.
Perbedaannya pada kepribadian dependen individu memiliki perasaan ketakutan yang lebih
besar akan penolakan dan kehilangan kasih sayang daripada individu dengan kepribadian
menghindar "namun asumsi ini perlu diteliti lebih auh lagi#.
Prognosis
$anyak individu dengan gangguan kepribadian menghindar mampu berfungsi dengan
baik dalam kehidupannya, selama mereka berada dalam lingkungan yang mendukungnya.
$eberapa di antara mereka menikah dan memiliki anak, !alaupun kehidupan mereka terbatas
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 16
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 17/23
hanya dikelilingi oleh keluarganya saa. &ayangnya apabila dukungan sosial tersebut
menghilang ataupun tidak sesuai dengan harapan, mereka dapat mengalami depresi,
kecemasan, dan uga kemarahan. lndividu dengan gangguan kepribadian menghindar biasanya
memiliki searah fobia sosial atau malahan menadi fobia sosial dalam peralanan gangguannya.
Dependent personality disorder (ganggan !epri"adian dependen)
Individu dengan gangguan kepribadian dependen cenderung meminta orang lain untuk
memikul tanggung a!ab terhadap diri mereka, tidak percaya diri dan merasa tidak nyaman
apabila terus sendirian "!alaupun dalam angka !aktu yang singkat#. Mereka uga cenderung
bersikap submisif atau patuh.
Individu dengan gangguan ini pun tidak mampu membuat suatu keputusan tanpaadanya nasehat, saran serta dukungan yang sangat banyak dari lingkungannya. Mereka
berusaha menghindar dan tidak bersedia mengambil posisi yang sarat dengan tanggung a!ab
serta menadi cemas apabila harus berperan sebagai pemimpin. Mereka lebih memilih menadi
individu yang submisif yang patuh dan mengikuti orang lain.
Mereka tidak dapat sendirian. Mereka berusaha untuk selalu mencari orang dimana
mereka dapat bergantung dan biasanya hubungan di antara mereka terganggu oleh kebutuhan
individu ini untuk selalu dekat dengan teman mereka. Pada shared psychotic disorder, biasanya
salah satu individu tersebut memiliki gangguan kepribadian dependen.
Pesimis, menyalahkan diri sendiri, pasif, dan rasa takut untuk mengekspresikan
dorongan seksual dan agresi merupakan karakteristik dari individu dengan gangguan ini.
Pasangan hidup yang peminum alkohol, tidak dapat dipercaya dan suka menyiksa
pasangannya, tidak menadi masalah bagi individu dengan gangguan kepribadian dependen,
selama mereka tetap memperoleh perhatian "attachment# yang mereka butuhkan
Epide#iologi
(angguan kepribadian dependen lebih umum teradi pada perempuan ketimbang laki-
laki. Pada suatu penelitian ditemukan bah!a 1,4 persen dari seluruh gangguan kepribadian
adalah gangguan kepribadian dependen. (angguan ini lebih umum pada masa kanak a!al
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 17
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 18/23
daripada masa kanak akhir. Individu yang memiliki penyakit fisik yang kronis semasa kanak-
kanaknya memiliki kecenderungan untuk memiliki gangguan ini.
Diagnosis Banding
Kecenderungan untuk dependen dapat ditemukan pada berbagai gangguan psikiatri
sehingga kadangkala sulit untuk menentukan diagnosis bandingnya. Kecenderungan dependen
merupakan faktor yang menonol pula pada gangguan kepribadian histrionik dan borderline,
namun individu dengan kepribadian dapenden biasanya mampu berelasi dengan orang lain
dalam !aktu yang lebih panang ketimbang individu dari kedua gangguan tersebut. Mereka pun
tidak terlalu manipulatif.
5ingkah laku dependen pun kadang muncul pada individu dengan, agorafobia namun
individu tersebut memiliki level kecemasan yang tinggi bahkan disertai panik.
Prognosis
Individu dengan kepribadian dependen cenderung mengalami kesulitan dalam fungsi
pekeraan apabila mereka dituntut untuk bekera secara mandiri dan tidak disertai adanya
penga!asan atau supervisi yang intensif. 8ubungan sosial yang mereka alin terbatas hanya
pada orang-orang dimana mereka dapat bergantung. Mereka banyak mendapatkan penyiksaan
baik secara fisik dan mental karena mereka tidak dapat membela diri sendiri.
Mereka pun rentan terkena maor depressive disorder apabila mereka kehilangan
seseorang tempat mereka bergantung. =amun prognosis untuk gangguan kepribadian
dependen cukup positif.
2ontoh Kasus
&eorang laki-laki berusia sekitar +3 tahun dan telah menikah datang dengan keluhan
sulit untuk mengambil keputusan dan merasa tidak nyaman dengan abatannya di perusahaan.
&aat ini dia menabat sebagai kepala administrasi, abatan sebelumnya adalah staf administrasi.
&ebelumnya dia merasa nyaman karena hanya bekera di belakang mea dan menerima
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 18
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 19/23
perintah dari alasan. &etelah dipromosikan, akhirnya dia menadi seorang pemimpin dan harus
mengambil keputusan. $iasanya dia akan langsung merasa cemas hingga 6deg-degan7 apabila
harus mengambil keputusan. %khirnya dia menunda keputusan itu, namun kemudian
menyerahkan kepada orang lain untuk mengambil keputusan. Kondisi di dalam keluarganya
pun tidak auh berbeda, seluruh keputusan diserahkan kepada istrinya, bahkan dia tidak pernah
sekalipun memilih atau membeli bau sendiri "semuanya dilakukan oleh istrinya#. &elama
bekera dia selalu menghindar untuk pergi tugas ke luar kota, bahkan ketika ada ta!aran untuk
bekera di kantor cabang "di lain kota# dengan posisi yang lebih tinggi, dia menolaknya.
%lasannya karena tidak ingin auh dari istri dan tidak memungkinkan pula bagi istrinya untuk ikut
pindah ke luar kota.
&etelah ditelusuri diketahui bah!a ibunya telah meninggal dunia ketika dia remaa,
padahal ibu merupakan orang yang terdekat baginya. &eak saat itu, ayahnya memegang
peranan menentukan segala hal bagi dia, mulai dari memilih sekolah hingga pekeraan.
Walaupun tidak suka, biasanya dia menuruti instruksi dari ayahnya.
O"sessi*e %o#plsi*e personality disorder (ganggan !epri"adian o"sesi+,
!o#plsi+)
(angguan kepribadian obsesif-kompulsif ditandai dengan tingkah laku yang keras
kepala, kebimbangan, sangat teratur, dan cenderung mengulang-ulang sesuatu hal. Kunci
utama dari gangguan ini adalah kecenderungan perfeksionis dan tidak fleksibel yang sudah
menetap pada diri individu. &ebagai contoh, individu dengan gangguan ini terus-menerus
mengecek seluruh kunci pintu di rumah karena mereka merasa takut pada pencuri, mencuci
tangan terus menerus kadangkala hingga kulit tangan menadi luka "namun mereka masih terus
berpikir bah!a tangan mereka kembali kotor karena telah menyentuh sesuatu#.
Individu dengan gangguan ini ter-preokupasi dengan peraturan, keteraturan, kerapihan,
detail dan pencapaian yang sempurna. Mereka cenderung bersikap serius dan tidak memiliki
sense of humor. Mereka berpegang teguh pada keyakinan bah!a suata aturan harus diikuti
secara tepat dan tidak dapat diganggu gugat !alaupun dengan alasan apapun. 8al tersebut
membuat mereka tampak tidak fleksibel dan tidak dapat toleran.
Individu dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif memiliki kemampuan untuk
bekera dalam angka !aktu yang panangA pada pekeraan yang rutin dan tidak banyak teradi
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 19
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 20/23
perubahan "karena mereka akan sulit sekali beradaptasi dengan perubahan#. Mereka pun
selalu merasa ketakutan bah!a mereka akan melakukan kesalahan sehingga akhirnya mereka
cenderung sulit untuk mengambil keputusan.
Kemampuan interpersonal terbatas karena mereka sulit sekali melakukan komprosi
ataupun diskusi dengan orang lain. Pada umumnya, mereka masih mampu untuk membentuk
keluarga "menikah# dan bekera secara adekuat, !alaupun mereka biasanya hanya memiliki
sedikit teman.
Epide#iologi
Prevalensi dari gangguan kepribadian obsesif-kompulsif belum dapat diketahui secara
pasti, namun gangguan ini lebih-banyak ditemukan pada kaum laki-laki ketimbang perempuan
dan lebih banyak didiagnosis pada masa kanak akhir. Pada umumnya, individu dengan
gangguan ini memiliki latar belakang pola asuh dengan disiplin yang keras.
Diagnosis Banding
Kesulitan utama adalah membedakan kepribadian obsesif-kompulsif dengan individu
yang memiliki sifat obsesif-kompulsif. %cuannya seseorang dianggap memiliki gangguan
kepribadian adalah apabila gangguan tersebut membuat individu memiliki masalah dalam
pekeraan dan relasi sosial.
Prognosis
$eberapa remaa dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif dapat berkembang
menadi individu de!asa yang hangat, terbuka dan mampu mencintai orang lain, namun di sisi
lain, gangguan tersebut dapat berkembang kearah gangguan ski0ofrenia atau dapat menadi
maor depressive disorder.
Individu dengan gangguan obsesif-kompulsif dapat melakukan dengan baik aktivitas-
aktivitas yang menuntut detail dan harus dikerakan secara sistematis, sayangnya mereka
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 20
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 21/23
sangat rentan terhadap perubahan. %pabila gangguan ini muncul di usia lanut, pada umumnya
gangguan kepribadian ini disertai dengan gangguan depresi.
Be"erapa sdt pandang teoretis dala# #e#"a&as ganggan !epri"adian-
$erikut ini akan dielaskan 4 buah sudut pandang teoretis untuk membahas penyebab
gangguan kepribadian yang telah diuraikan di atas "disadur dari =eale, avison ' 8aaga,
)**?#.
$dt Pandang Psi!odina#i!
&udut pandang psikodinamik berusaha mencari asal muasalnya gangguan kepribadiandari masa kanak-kanak. %danya abuse atau penyiksaan dari orang tua pada masa kanak-kanak
membuat pasien "individu dengan gangguan kepribadian# memandang seluruh lingkungannya
sebagai mengancam dan ahat. $erdasarkan hipotesis Kohut "dalam =eale, avison ' 8aaga,
)**?#, gangguan kepribadian nasisistik terbentuk sebagai mekanisme pertahanan diri dari
individu dengan self-esteem yang rendah dan dianggap sebagai akibat dari kegagalan orangtua
untuk merespon anaknya dengan penghargaan, kehangatan, kasih sayang dan empati.
$dt pandang "iologis
&udut pandang ini melihat bah!a teradinya gangguan kepribadian lebih karena faktor
genetik, diturunkan dari orangtuanya. %sumsi ini paling elas ditunukkan oleh individu-individu
yang mengalami gangguan kepribadian ski0otipal. &elain itu ditemukan pula bah!a sistem saraf
pada individu dengan gangguan kepribadian antisosial berbeda dengan individu yang tidak
memiliki gangguan tersebut
$dt Pandang $iste# Kelarga (+a#ily syste#s)
&udut pandang sistem keluarga memfokuskan diri pada pola asuh orangtua yang tidak
adekuat dan dapat menimbulkan stres pada anak-anak. 8al itu dapat membuat individu rentan
terkena gangguan kepribadian. &ebagai contoh, orang tua yang menyiksaanaknya, menolak
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 21
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 22/23
atau menelantarkan anak mereka, serta pola asuh yang inkonsistan dan tidak adekuat
meningkatkan risiko teradinya gangguan kepribadian antisosial setelah anak tersebut de!asa.
$dt pandang ting!a& la! ("e&a*ioral)
&udut pandang ini memberikan contoh suatu penelitian yang dilakukan pada individudengan gangguan kepribadian antisosial. Penelitian tersebut menuturkan bahasa individu
dengan gangguan tersebut tidah berhasil mempelaari pola bah!a mereka sebaiknya
menghindari stimulus yang tidak menyenangkan. %lasannya karena mereka tidak memiliki
kecemasan yang memadai dan tidak terlalu memberikan perhatian pada pemberian hukuman.
8al yang terganggu adalah kemampuan individu untuk mempelaari sesuatu.
$dt pandang !ogniti+ &udut pandang kognitif menuturkan bah!a teradinya gangguan keprihadian karena
individu memiliki keyakinan "belief# yang maladaptif mengenai dirinya sendiri, orang lain,
maupun lingkungan di sekitarnya. Misalnya keyakinan bah!a dirinya adalah seorang yang
spesial dan orang lain tidak, apabila terus menerus ditekankan maka individu tersebut memiliki
kecenderungan ke arah gangguan kepribadian narsisistik.
Ring!asan "er#a%a#,#a%a# ganggan !epri"adian
KBC:MP:K % ":dd D Bcentric#
Paranoid Penuh kecurigaan, sulit untuk mempercayai orang lain
&chi0oid Menarik diri, menyisihkan diri dari orang lain, penyendiri
&chi0otypal 2enderung memiliki tingkah laku dan kepercayaan yang aneh,terisolasi dari lingkungan
KBC:MP:K $ "ramatic D Bmotional#8istrionic Mendramatisir, relasi yang tidak mendalam dengan orang lain, mencari
perhatian secara berlebihan=arcissistic Merasa dirinya hebat, tidak mampu berempati, mementingkan diri
sendiri "fokus utama pada diri sendiri#borderline 5idak stabil dan cenderung impulsif
%ntisocial Manipulative, keam, tanpa belas kasihan dan tanpa rasa bersalah
KBC:MP:K 2 "%n@iousD Eearful#
%voidant &ensitive, sangat pemaluependent 5ergangung pada orang lain, minim inisiatif
Psikologi Abnormal dan PsikopatologiFillino Firmansyah, M.Psi.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana‘11 22
7/21/2019 61033-12-238894315640
http://slidepdf.com/reader/full/61033-12-238894315640 23/23
:bsesif-impulsif
Perfeksionis, selalu ragu-ragu "bimbang#