Post on 28-Dec-2015
description
LAPORAN
PRAKTIKUM
DIAGNOSA WAN
KONFIGURASI IPV6 TUNNEL DENGAN AUTOMATIC 6TO4
TUNNELING PADA CISCO ROUTER MENGGUNAKAN GNS3
diajukan untuk memenuhi nilai mata pelajaran Diagnosa WAN
OLEH:
NAMA : ZULFA KAMILA NUR AZIZAH
NO. INDUK : 111009425
TINGKAT : III (TIGA)
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
JALAN MAHAR MARTANEGARA NO. 48 CIMAHI
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala yang
telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan terkait pelaksanaan praktikum konfigurasi ipv6 tunnel
dengan automatic 6to4 tunneling pada Cisco router menggunakan GNS3.
Laporan ini ditujukan sebagai salah satu syarat terpenuhinya nilai mata
pelajaran Diagnosa WAN di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cimahi serta
sebagai bahan pertanggung jawaban tertulis mengenai pelaksanaan praktikum
konfigurasi ipv6 tunnel dengan automatic 6to4 tunneling pada Cisco router
menggunakan GNS3.
Selama melaksanakan praktikum serta pada proses pembuatan laporan ini
penulis mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak sehingga laporan
dengan judul “KONFIGURASI IPV6 TUNNEL DENGAN AUTOMATIC 6TO4
TUNNELING PADA CISCO ROUTER MENGGUNAKAN GNS3” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Drs. Ermizul, M.Pd. selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 1 Cimahi.
2. Bapak Rudi Haryadi selaku guru mata pelajaran Diagnosa WAN.
3. Bapak Dodi Permana selaku guru mata pelajaran Diagnosa WAN.
4. Kedua orang tua, yang senantiasa memberikan motivasi sehingga laporan
ini dapat terselesaikan.
5. Para Kerabat, yang telah membantu sehingga laporan praktikum ini dapat
terselesaikan.
ii
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat
secara langsung maupun tidak langsung dan yang telah memberikan dukungan serta
bantuan kepada penulis dalam pembuatan laporan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini banyak terdapat
kekurangan , kesalahan dan jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu
dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan
dukungan dari semua pihak berupa saran dan kritik yang membangun agar
menjadikan laporan ini lebih baik lagi.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya terutama kepada para peserta
didik dalam upaya peningkatan mutu wawasan dan prestasi belajar.
Cimahi, Mei 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.4 Pembatasan Masalah ................................................................................ 2
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................... 4
2.1 IPv6 .......................................................................................................... 4
2.2 Keunggulan IPv6 ...................................................................................... 4
2.3 Penulisan IPv6 .......................................................................................... 5
2.4 Jenis Pengalamatan IPv6 .......................................................................... 6
BAB III KONFIGURASI DASAR IPV6 DI CISCO ROUTER ............................ 8
3.1 Skenario .................................................................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 8
3.3 Langkah Kerja .......................................................................................... 8
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak awal tahun 1990-an,organisasi Internet Enginering Task Force (IETF)
mulai menyadari bahwa suatu saat routing protocol IPv4 akan mengalami
keterbatasn dalam penyediaan alamat Internet Protocol (IP) dan mulai mencari
suatu routing protocol pengganti yang dapat menyediakan jumlah alamat IP lebih
banyak.Hal ini yang kemudian mengawali proses pengembangan IPv6 (IP next
generation) sebagai penerus IPv4.Untuk IPv6 ditetapkan menjadi salah satu standar
IETF melalui RCF 2460.
Perubahan ke IPv6 juga mendorong berkembangnya protokol-protokol baru
pada OSI dan TCP/IP sebagai penunjang protocil routing IPv6 itu sendiri,seperti
misalnya protokol baru Internet Control Message Protocol (ICMPv6),Neighbor
Discovery, dan Mlticast Listener Discovery (MLD) [1],[2]. Header IPv6 yang lebih
sederhana sehingga hal ini juga mempengaruhi infrastruktur network keseluruhan.
IPv6 telah dirancang dengan skalabilitas yang tinggi agar dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lama untuk terus memungkinkan pertumbuhan
Internet.Namun,penerapan IPv6 masih berjalan lambat dan masih terbatas dalam
jaringan internet tertentu.hal ini terjadi karena perangkat dan infrastruktur yang
secara luas digunakan dalam keseluruhan jaringan internet masih merupakan
perngkat dan infrastruktur dari IPv4, dan sepertinya masih akan terus berlangsung
sampai beberapa waktu ke depan.Akan tetapi cepat atau lambat pada akhirnya IPv6
akan menggantikan dominasi dari IPv4 sebagai routing protocol.
Sebelum perubahan infrastruktur sepenuhnya ke IPv6, maka diperlukan suatu
solusi di mana IPv6 harus dapat berdampingan dengan IPv4, keduanya harus dapat
saling berkomunikasi dengan compability yang sesuai.Apabila selama masa transisi
hal tersebut tidak dapat terpenuhi,maka dapat terjadi kekacauan pada jaringn
internet.Inilah yang membuat transisi dari IPv4 ke IPv6 dilakukan secara
bertahap.Sebagai salah satu solusi dari permasalahan ini adalah dengan
menggunakan metode Tunneling.
2
Inilah alasan penulis membuat laporan yang berjudul “KONFIGURASI IPV6
TUNNEL DENGAN AUTOMATIC 6TO4 TUNNELING PADA CISCO ROUTER
MENGGUNAKAN GNS3”.
1.2 Tujuan
Tujuan utama pelaksanaan praktikum serta pembuatan laporan mengenai
“KONFIGURASI IPV6 TUNNEL DENGAN AUTOMATIC 6TO4 TUNNELING
PADA CISCO ROUTER MENGGUNAKAN GNS3” adalah sebagai berikut:
1. Memahami materi serta konsep dari IPv6.
2. Memahami cara kerja dari IPv6.
3. Melakukan implementasi IPv6 dengan metode tunneling.
4. Memenuhi salah satu nilai mata pelajaran Diagnosa WAN.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diambil penulis adalah sebagai berikut:
1. Perangkat apa yang digunakan untuk melakukan konfigurasi IPv6?
1.4 Pembatasan Masalah
Dalam menyusun laporan dengan judul “KONFIGURASI IPV6 TUNNEL
DENGAN AUTOMATIC 6TO4 TUNNELING PADA CISCO ROUTER
MENGGUNAKAN GNS3” ini penulis membatasi masalah pada:
1. Konfigurasi dasar ipv6 ini menggunakan software simulasi “GNS3”.
Perangkat yang digunakannya adalah Router C2691-AD .
1.5 Sistematika Penulisan
Laporan praktikum ini terdiri atas beberapa bab. Pembagian ini dimaksudkan
untuk memudahkan gambaran tentang isi laporan praktikum ini. Adapun
sistematika pembahasan dari judul diatas adalah sebagai berikut:
BAB 1
PENDAHULUAN
Membahas tentang alasan (latar belakang) pembuatan laporan, terdiri dari
beberapa subab yaitu:
1.1 Latar Belakang
3
1.2 Tujuan
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Pembatasan Masalah
1.5 Sistematika Pembahasan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Membahas tentang teori-teori yang menunjang penulis untuk membuat
laporan praktikum, terdiri dari beberapa subab yaitu:
2.1 IPv6
2.2 Keunggulan IPv6
2.3 Penulisan IPv6
2.4 Jenis Pengalamatan IPv6
2.5 Tunneling
BAB III
KONFIGURASI IPV6 TUNNEL DENGAN AUTOMATIC 6TO4
TUNNELING PADA CISCO ROUTER MENGGUNAKAN GNS3
Membahas tahap-tahap konfigurasi serta hasil pengujian dari dynamic
routing BGP menggunakan protocol hybrid pada simulasi routing sederhana, terdiri
dari beberapa subab yaitu:
3.1 Skenario
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Langkah Kerja
3.4 Pengujian
BAB IV
PENUTUP
Membahas tentang kesimpulan dari masalah yang dibahas pada BAB III,
serta saran-saran, terdiri dari beberapa subab yaitu:
4.1 Kesimpulan
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 IPv6
Internet merupakan hal yang sudah umum pada jaman sekarang ini. Dimana-
mana internet bisa diakses, mulai dari bandara, sekolah, kantor, dan tempat
umum lainya.
Dengan menjamurnya intenet ini, maka tiap orang pasti juga akan
memiliki device tersendiri untuk mengakses internet tersebut dimana terkadang
tiap orang tidak memiliki satu buah saja melainkan lebih dari satu. Dengan
demikian menyebabkan penggunaan internet yang dari waktu ke waktu semakin
bertambah begitupun juga IP address yang digunakan. Hal tersebut tidak
sebanding dengan ketersediaan IP address yang ada. Pada saat ini IP address yang
digunakan adalah IPv4 yang diperkirakan akan segera habis alokasinya dalam
kurun waktu beberapa tahun mendatang. Belum lagi perkembangan teknik
telekomunikasi sekarang ini yang mulai berubah dari system analog biasa
menjadi digital dan menggunakan system IP yang akan membutuhkan banyak
IP address untuk setiap device-nya. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka
IETF telah membuat system pengalamatan IP selain IPv4 yaitu IPv6.
IPv6 ini merupakan perkembangan dari IPv4 yang dapat menyediakan
lebih banyak IP address karena IPv6 ini panjangnya adalah 128 bit t idak
seperti IPv4 yang panjangnya hanya 32 bit saja. selain itu, masih banyak kelebihan
lain dari IPv6 ini bila dibandingkan dengan IPv4
2.2 Keunggulan IPv6
1. Jumlah IP Address yang sangat banyak
Seperti yang telah diketahui, pada IPv4 panjang satu alamat IP-nya
adalah 32 bit yang berarti dapat menyediakan alamat IP sebanyak
4.294.967.296. mungkin jika dilihat sepintas jumlah tersebut sudah banyak,
tetapi karena implementasi tertentu dalam penggunaanya pada kenyataanya
jumlah IP tersebut masih kurang jika digunakan untuk membuat jaringan pada
seluruh dunia ini. Berbeda dengan IPv6, IPv6 pada satu alamat IP-nya
5
panjangnya 128 bit atau dengan kata lain dapat menyediakan alamat IP
sebanyak 3.4 x 1038. Jumlah tersebut sangatlah besar sehingga dapat mengatasi
masalah kekurangan IP pada beberapa tahun mendatang.
2. Autoconfiguration
IPv6 dirancang agar penggunanya tidak dipusingkan dengan konfigurasi Ip
address. Komputer pengguna yang terhubung dengan jaringan IPv6 akan
mendapatkan IP address langsung dari router, sehingga nantinya DHCP server
tidak diperlukan lagi.
Autoconfiguration nantinya sangat berguna bagi peralatan mobile internet
karena pengguna tidak direpotkan dengan konfigurasi sewaktu berpindah
tempat dan jaringan.
3. Security
IPv6 telah dilengkapi dengan proto kol IPSec, sehingga semua aplikasi
telah memiliki security yang optimal bagi berbagai aplikasi yang membutuhkan
keamanan, misalnya saja transaksi e-banking. Disamping itu, IPSec dalam
Ipv6 merupakan protokol keamanan yang paling andal saat ini. Dimana ia
menggunakan teknik enkripsi yang rumit sehingga sulit ditebak oleh hacker yang
akan membaca data yang dilewatkan.
4. Quality of Service.
IPv6 memiliki protokol QoS yang terintegrasi dengan baik, sehingga
semua aplikasi yang berjalan diatas Ipv6 memiliki jaminan QoS, terutama bagi
aplikasi yang sensitive terhadap delay seperti VoIP dan streaming video.
2.3 Penulisan IPv6
Tidak seperti IPv4, IPv4 dituliskan dengan bilangan hexadecimal yaitu
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,a,b,c,d,e,f. pada IPv6 ini terdapat delapan blok dimana
tiap blok tersebut terdapat empat digit bilangan hexadecimal. Berbeda dengan
IPv4 hanya terdiri dari empat blok saja. selain itu, untuk memisahkan tiap
bloknya pada IPv6 digunakan titik dua, tidak titik seperti pada IPv4. Berikut
merupakan contoh penulisan IPv6:2001:0db8:0000:0000:5a55:0302:fef6:0012
Karena pada IPv6 alamat yang digunakan panjang dalam penulisanya, maka
telah dibuat ketentuan tertentu untuk penyederhanaan untuk alamat IPv6, yaitu:
- Angka 0 didepan bisa dihilangkan
6
- 0000 yang berurutan bisa dihilangkan dan diganti dengan titik dua
Dengan begitu penulisan alamat IPv6
2001:0db8:0000:0000:5a55:0302:fef6:0012 diatas menjadi
2001:db8::5a55:302:fef6:12
2.4 Jenis Pengalamatan IPv6
Seperti yang telah diketahui, pada IPv4 terdapat suatu pengalamat an IP yang
dibagi menjadi lima kelas yaitu kelas a, b, c, d, dan e. dimana diantara
kelima kelas tersebut hanya kelas a, b ,dan c yang bisa dugunakan karena
kelas D digunakan untuk keperluan multicasting dan kelas E untuk keperluan
eksperimental. Berbeda dengan IPv6, pada IPv6 tidak dikenal system
pengkelasan seperti pada IPv4 melainkan pada IPv6 hanya menyediakan tiga
jenis pengalamatan yaitu Unicast, Anycast, dan Multicast
1. Unicast
Pengalamatan unicast mirip dengan IPv4 yaitu dengan sekumpulan
alamat dengan sejumlah bit kontinyu yang sama sesuai dengan alamat subnet-nya
dan Class-less Interdomain Routing (CIDR). Ada banyak jenis pengalamatan
unicast pada IPv6 sesuai dengan tipenya seperti :
- Alamat Link Local : alamat yang digunakan di dalam satu link yaitu
jaringan local yang saling tersambung dalam satu level
- Alamat Site Local : setara dengan alamat privat, yang dopakai terbatas
dalam satu site sehingga terbatas penggunaanya hanya didalam satu site
sehingga tidak dapat digunakan untuk mengirimkan alamat diluar site ini
- Alamat Global : alamat yang dipakai misalnya untuk ISP (Internet
Service Provider)
2. Anycast
Pengalamatan anycast digunakan untuk mengirimkan packet ke salah
satu anggota dari anycast yang terdekat. Jadi sebuah alamat anycast digunakan oleh
beberapa interface dan setiap packet anycast akan terkirim ke interface anggota
yang terdekat. Model pengalamatan pada anycast hampir sama dengan model
unicast. Jadi secara sintaksis alamat anycast sama saja dengan unicast, hanya
saja sebuah alamat anycast digunakan oleh lebih dari 1 host. Syarat dari
pengalamatan anycast:
7
a. Sebuah alamat anycast tidak boleh digunakan sebagai alamat sumber dari
sebuah packet IPv6.
b. Sebuah alamat anycast tidak boleh digunakan sebagai alamat interface pada
router.
3. Multicast
Alamat multicast IPv6 digunakan sebagai identitas sebuah group node. Jika
packet dikirim ke alamat multicast, maka packet tersebut akan diterima oleh
semua node anggota dari group tersebut. Sebuah node dapat menjadi anggota
banyak group multicast.
2.5 Tunneling
Metode tunnel (enkapsulasi) umum digunakan untuk menghubungkan
jaringan IPv6 dengan jaringan IPv6 lainnya melalui jaringan IPv4 yang memiliki
perangkat-perangkat yang tidak mendukung untuk operasional IPv6.
Prinsip dasar tunnel ini adalah membungkus (encapsulate) packet data IPv6
ke dalam format tunnel IPv4 untuk dikirim ke penerima dan dibuka lagi
bungkusnya (decapsulate) yang sebelumnya terlebih dahulu di dilakukan setting
koneksi tunnel IPv4 ini dari pengirim ke penerima serta sebaliknya.
Prinsip ini juga dikembangkan oleh Penyedia Tunnel Broker IPv6,
terutama diperuntukkan bagi user personal menggunakan software (gratis
maupun lisensi) untuk mempermudah koneksi ke jaringan internet berbasis IPv6.
Dynamic multipoint IPv6 tunnel adalah teknik migrasi yang dapat kita gunakan.
Disebut dynamickarena kita tidak menentukan alamat end-point IPv4 milik
kita tapi secara otomatis ditentukan. Kelemahan multipoint IPv6 tunnel adalah tidak
mendukung IPv6 IGP. Kita dapat menggunakanstatic routingatau BGP.
Terdapat dua jenis, yaitu :
• Automatic 6to4
• ISATAP
Kita akan mempelajari automatic 6to4 tunnel untuk melihat bagaimana
metode tersebut berkerja. Kita tidak mengkonfigurasi IPv4 end-point address milik
kita tapi isi IPv4 endpoint address akan dimasukkan ke IPv6 destination address.
Karena IPv4 address hanya 32-bit jadi dapat disisipkan ke 128-bit IPv6 address.
8
BAB III
KONFIGURASI IPV6 TUNNEL DENGAN AUTOMATIC 6TO4
TUNNELING PADA CISCO ROUTER MENGGUNAKAN GNS3
3.1 Skenario
Mengkonfigurasi IPv6 tunnel dengan tipe tunnel yang digunakan adalah Auto
tunnel
Konfigurasikan IPv4 dan IPv6 sesuai dengan topologi
Konfigurasikan RIP pada IPv4
Konfigurasikan IPv6 Auto Tunnel
Pastikan IPv6 Loopback terkoneksi dari R1 dan R3 melalui IPv4.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum ini yaitu:
1. Software simulator GNS3
2. Cisco IOS imafe C2691-AD.bin
3.3 Langkah Kerja
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menambah ip address setiap
router interface pada setiap router.
Konfigurasi R1
9
Konfigurasi R2
Konfigurasi R3
setelah itu, lakukan konfigurasi dynamic routing pada setiap router. Protocol
yang digunakan yaitu RIP versi 2.
Konfigurasi R1
10
Konfigurasi R2
Konfigurasi R3
Lakukan test ping untuk memastikan bahwa ketiga router telah terhubung.
Lakukan pengujian koneksi dari R1 ke interface f0/0 R3.
Gunakan interface FastEthernet0/0 untuk membangun tunnel. Sejak tunnel
dibuat otomatis, kita harus tahu alamat IPv6 yang equivalent ke alamat IPV4.
R1
R2
11
Langkah selanjutnya yaitu mengkonfigurasi interface tunnel 0.
Konfigurasi R1
Konfigurasi R3
Tunnel interface memiliki IPv6 address yang dimulai dengan 2002: dan
dilanjutkan dengan IPV6 address dalam hex:
R1: 12.12.12.1 C0C:C01
R2: 23.23.23.1 1717:1701
Tunnel tersebut bersumber (source) dari interface s1/0 R1 juga interface f0/0
R3 dan tidak disebutkan tujuannya (destination). Itulah mengapa kita menggunakan
tunnel mode ipv6ip 6to4. Perintah tersebut memerintah router untuk mendapatkan
IPv4 address dari IPv6 address.
Kemudian kita harus mengkonfigurasi static routing agar dapat menjangkau
interface loopback0.
12
Static route yang pertama berguna untuk memberitahu router bagaimana cara
menjangkau interface loopback0 di sisi lain. Perintah tersebut merujuk pada IPv6
address yang di dalamnya terfapat IPv4 dalam bentuk hex. Router akan melakukan
recursive routing untuk menemukan daftar untuk 2002:: oleh karena itu ikut
membutuhkan perintah static routing yang kedua.
Kemudian uji koneksi menggunakan perintah ping dari interface loopback0
R1 ke interface loopback0 R3. Begitu pula pada R3, lakukan ping dari interface
loopback0 R3 ke interface loopback0 R1.
R1
R3
13
BAB IV
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Meskipun sudah berkembang IPV6 sebagai standar internet protocol yang baru
bukan berarti semua device internet yang menggunakan IPV4 diganti dan
dimigrasikan semua ke IPV6. Pasti hal tersebut tidak akan dilakukan karena
membutuhkan biaya yang banyak karena pasti mengganti arsitektur yang sudah ada.
Untuk mengatasi masalah ini maka ISP menggunakan beberapa metode agar
transisi dari IPV4 ke IPV6 atau sebaliknya dapat dijalankan, metode tersebut antara
lain dual stack, tunneling, 6VPE, dll. Dengan automatic tunneling ini, kita tidak
menentukan alamat tunnel tujuan. Kita hanya perlu menambahkan source saja.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/cahyod/pengenalan-ipv6
http://www.ietf.org/rfc/rfc2460.txt
http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP_versi_6
http://kk.mercubuana.ac.id/files/15034-8-335373637431.doc