Post on 03-Apr-2019
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 35
3.1. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2017
Bab 3 Berisi :
3.1. Pengukuran Kinerja 3.2. Capaian Kinerja Utama Tahun
2017 3.3. Analisis dan Evaluasi Capaian
Kinerja Utama 3.4. Akuntabilitas Anggaran
AKUNTABILITAS KINERJA
Komitmen pemerintah pusat terhadap
kinerja dirumuskan dalam bentuk penerapan
anggaran dan sekaligus manajemen berbasis
kinerja. Hal ini mengandung makna bahwa
capaian kinerja pemerintahan daerah diukur
dengan indikator dan target yang sudah
ditetapkan sebelumnya dan disetujui bersama antara Pemerintah Daerah dan
DPRD, yaitu target kinerja yang ada di dalam RPJMD. Dalam konteks
perencanaan pembangunan dan penganggaran tahunan, maka manajemen
kinerja yang dimaksud adalah membandingkan antara capaian kinerja dengan
perencanaan kinerja yang sudah dilaksanakan dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD). Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor
29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah, maka secara tegas dinyatakan bahwa Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) adalah membandingkan antara indikator dan target
strategis yang sudah dituangkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) dengan realisasi
kinerja yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.
Pengukuran Kinerja merupakan proses penting dalam menentukan
keberhasilan antara perencanaan yang diukur dari setiap sasaran strategis
sebagaimana telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Sedangkan teknis
pengukuran kinerja menggunakan format dengan berpedoman pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tersebut. Selanjutnya dalam regulasi ini, juga diatur tentang bagaimana kriteria
yang dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah. Metode
BAB 3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 36
pengukuran kinerja setiap sasaran menggunakan metode sebagaimana
diuraikan dalam Bab 2, dengan menggunakan tahapan:
1. Menghitung prosentase (%) capaian kinerja dengan cara membandingkan
antara target kinerja dan realisasi setiap sasaran strategis Tahun 2017;
2. Membandingkan kenaikan atau penurunan realisasi kinerja setiap sasaran
dan indikator Tahun 2017 dengan realisasi tahun sebelumnya (Tahun 2016);
3. Membandingkan prosentase capaian kinerja setiap sasaran strategis tahun
2017 dengan target akhir kinerja tahun RPJMD;
4. Menghitung prosentase (%) penyerapan anggaran dengan membandingkan
antara realisasi anggaran dan alokasi anggaran Tahun 2017;
5. Menghitung tingkat efisiensi kinerja setiap sasaran strategis dengan cara
membandingkan antara prosentase (%) capaian kinerja sebagaimana
dimaksud pada nomor 1, dan dikurangi dengan prosentase (%) penyerapan
anggaran sebagaimana dimaksud pada nomor 4 pada Tahun 2017.
Berdasarkan teknik Pengukuran Kinerja tersebut di atas, maka analisis
dan evaluasi kinerja dilakukan dengan 2 (dua) pengukuran, pertama yaitu
pengukuran capaian kinerja dengan tingkat keberhasilan dan kedua adalah
capaian tingkat efisiensi terhadap sasaran strategis Pemerintah Kota Batu yang
tertuang dalam IKU. Pengukuran dilakukan terhadap 4 (Empat) Sasaran
Strategis dan 17 (tujuh belas) Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasarkan
pedoman Peraturan Walikota Batu Nomor 78 Tahun 2013 tentang Penetapan
Indikator Kinerja Utama Per-Urusan Wajib dan Urusan Pilihan serta pedoman
penggunaannya untuk Perencanaan Daerah.
Kerangka Penentuan Keberhasilan Kinerja Pemerintah Kota Batu
menggunakan peraturan perundang-undangan, pertama, untuk melakukan
evaluasi capaian kinerja menggunakan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan
secara teknis mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, dengan cara membandingkan antara target
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 37
kinerja indikator sasaran strategis, di dalamnya memuat Indikator Kinerja
Utama (IKU), yang sudah dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017.
Adapun penghitungannya dengan ketentuan sebagai berikut :
Rumus 1
Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang
semakin baik, maka digunakan rumus sebagai berikut :
Persentase Capaian =
Realisasi X 100%
Target
Rumus 2 Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah
pencapaian kinerja, maka digunakan rumus sebagai berikut :
Persentase Capaian =
Target – (Realisasi – Target) x 100%
Target
Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran disimpulkan
berdasarkan “Metode Rata-rata Data Kelompok”. Penyimpulan capaian
kinerja sasaran strategis nilai mean setiap kategori ditetapkan dengan
menggunakan metode berikut.
Maka, disimpulkan nilai capaian kinerja pada kelompok indikator di
setiap sasaran strategis sebagai berikut:
Jumlah Nilai Kinerja semua Indikator Capaian Kinerja Per Sasaran = ---------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah Indikator Kinerja Sasaran
Hasil dari perhitungan di atas, maka ditarik kesimpulan atas tingkat
efisinsi kinerja setiap sasaran strategis dengan skala interval :
No Nilai Capaian Kinerja
Kategori % Keterangan Prosentase
1. 85% s/d 100% Delapan puluh lima persen
s/d seratus persen atau lebih Sangat Berhasil
2. 70% s/d < 85%
Tujuh puluh persen
sampai kurang dari
delapan puluh lima persen
Berhasil
3. 55% s.d < 70%
Lima puluh lima persen
sampai kurang dari
tujuh puluh persen
Cukup Berhasil
4. < 55% Di bawah
lima puluh lima persen Tidak Berhasil
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 38
3.2. CAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGIS
Kedua, sedangkan pengukuran terhadap penyerapan anggaran
(ekonomisasi) dilakukan dengan formula :
Realisasi Anggaran Penyerapan Anggaran = --------------------------------------------- x 100%
Alokasi Anggaran
Perbandingan terhadap capaian kinerja dan penyerapan anggaran akan
dapat dihitung besarnya alokasi tingkat efisiensi kinerja setiap sasaran
strategis dengan formula:
Tingkat Efisiensi = % Capaian Kinerja – % Serapan Anggaran
Tabel 3.1:
Capaian Kinerja Sasaran Strategis dan
Indikator Kinerja Tahun 2017
Sasaran Strategis Indikator Target Realisasi Capaian Satuan
1. Terwujudnya Kehidupan Beragama yang Harmonis.
1. Konflik Keagamaan yang Terjadi
0
0
0 kali
2. Meningkatnya
investasi daerah
2. Hasil Produksi Pertanian Organik
26,04% 66,67% 256,02
% %
3. Kontribusi sektor Pertanian terhadap PDRB (%)
18,39%
16,20%
88,09% %
4. Jumlah kunjungan wisatawan (orang)
3.409.605 orang
4.790.269 orang
140,49%
orang
5. Realisasi Nilai Investasi 300 Milyar 1.755 Milyar
585% Milyar
6. Pertumbuhan ekonomi 8,04%
6,61%
82,21% %
7. PDRB Perkapita (juta) 49,50 juta 63,8 juta 128,8% juta
8. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
152 Milyar 149 Milyar 98% Milyar
3. Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat
9. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
4 4,29 107,25
% %
10. Indeks pendidikan 100 point 66 point 66 point point
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 39
3.3. ANALISIS DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA UTAMA
Sasaran Strategis Indikator Target Realisasi Capaian Satuan
11. Indeks pembangunan manusia (IPM)
76,23 point
73,57 point 96,5% point
12. Angka Rata-rata Lama Sekolah
9 Tahun 9,19 Tahun 100% tahun
13. Angka Harapan Hidup (AHH)
72,16 Tahun
72,20 Tahun
100% tahun
14. Kemiskinan 4,71% 4,71% 100% %
4. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan
15. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat
85 point
77,73 point
91,4% point
16. Nilai SAKIP B C 75% tingkat
17. Opini BPK WTP WTP 100% tingkat
Setiap kenaikan atau penurunan laju pertumbuhan ekonomi dan inflasi
daerah akan berpengaruh terhadap besaran pendapatan daerah, dan selanjutnya
akan mempengaruhi besaran belanja daerah serta besaran pembiayaan daerah.
Oleh sebab itu, penyusunan rancangan kerangka ekonomi daerah yang cermat dan
akurat menjadi syarat bagi perumusan kebijakan keuangan daerah yang tepat.
Dalam perekonomian terbuka, kondisi perekonomian daerah tidak hanya
dipengaruhi oleh aktivitas perekonomian di wilayah tersebut namun juga
dipengaruhi oleh perekonomian global. Demikian halnya dengan perekonomian di
Kota Batu, tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi penduduk Kota Batu
namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti kondisi perekonomian
regional Jawa Timur, perekonomian Nasional dan bahkan ekonomi global.
3.3.1 GAMBARAN EKONOMI MAKRO
3.3.1.1 Kondisi Perekonomian Nasional
Pertumbuhan ekonomi global diestimasi sebesar 3,1 persen pada tahun
2016 dan diproyeksikan sebesar 3,5 persen pada tahun 2017 serta diproyeksikan
sebesar 3,6 persen pada tahun 2018. Perbaikan pertumbuhan ekonomi global akan
diiringi oleh kenaikan pertumbuhan volume perdagangan, masing-masing pada
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 40
tingkat 3,8 persen dan 3,9 persen di 2017 dan 2018. Sumber pemulihan
ekonomiglobal akan berasal baik dari negara maju dan negara berkembang.
Meskipun demikian, dalam jangka menengah prospek perekonomian global
diperkirakan masih belum dapat kembali kepada tingkat pertumbuhan sebelum
krisis keuangan global, bahkan relative stagnan. Perekonomian global juga masih
diperkirakan mengalami ketidakpastian yang dapat ditimbulkan dari berbagai faktor
baik kebijakan di negara maju, perubahan struktur ekonomi Tiongkok maupun
kondisi geopolitik. Faktor risiko ketidakpastian kebijakan di negara maju terutama
berasal dari normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) serta kebijakan
ekonomi negara tersebut di bawah pemerintahan baru. Kenaikan suku bunga
Federal Reserve (The FED) yang diikuti oleh penguatan dolar AS berpotensi
mendorong terjadinya arus balik modal dari negara berkembang serta menciptakan
biaya pinjaman yang lebih tinggi. terhadap perdagangan global, yang dapat
mengganggu pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, perekonomian dunia juga terus membawa risiko pada
perekonomian global mengingat posisinya sebagai perekonomian terbesar di dunia
serta mitra dagang bagi banyak negara berkembang, seperti Indonesia. Pelemahan
ekonomi Cina yang merupakan salah satu pusat manufaktur terbesar di dunia
dapat mendorong pada berkurangnya permintaan bahan produksi dari negara
tersebut yang berimbas pada kinerja perdagangan internasional.
Dengan latar belakang pekonomian global yang masih belum stabil serta
penuh dengan risiko dan ketidakpastian, perekonomian Indonesia masih harus
mengandalkan potensi domestik sebagai mesin pendorong pertumbuhan dan
peningkatan kesejahteraan. Selain itu, kebijakan ekonomi akan terus diarahkan
untuk mengantisipasi serta merespon dinamika global tersebut.
Pada tahun 2016. pertumbuhan ekonomi Indonesia naik menjadi 5,02
persen, dari sebelumnya sebesar 4,88 persen di tahun 2015. Kenaikan
pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh stabil
dan perbaikan kinerja ekspor. Berikut adalah perkembangan pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 terlihat pada Gambar 3.1.
Memasuki tahun 2017, perekonomian Indonesia triwulan I-2017 terhadap triwulan I-
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 41
2016 tumbuh 5,01 persen meningkat dibanding capaian triwulan I-2016 sebesar
4,92 persen.
Gambar 3.1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Tahun 2012-2016
Sumber : BPS Kota Batu Tahun 2017
Selain pertumbuhan ekonomi, inflasi juga merupakan indikator ekonomi
makro yang penting. Fluktuasi inflasi pada suatu daerah dapat mempengaruhi
tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang dapat memberikan manfaat
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Inflasi yang tidak stabil dapat
menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.
Inflasi yang tidak stabil juga akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam
melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan
menyebabkan perlambatan ekonomi.
Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2017 diperkirakan
sebesar 5,1 - 5,3 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama akan didukung
atas kuatnya permintaan domestik dan investasi ditengah dorongan belanja
infrastruktur pemerintah dan dampak tranmisi tax amnesty terhadap perekonomian.
Laju inflasi diperkirakan berada pada kisaran 3,5±1 persen. Nilai tukar rupiah
diperkirakan akan bergerak pada kisaran Rp.13.400 – 13.600 per dolar AS.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 42
Sedangkan pada Tahun 2018, ekonomi makro Indonesia diharapkan dapat
tumbuh lebih tinggi dibandingkan Tahun 2017 dengan tetap menjaga stabilitas
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Tahun 2018 diperkirakan antara
5,4 – 6,1 persen dengan laju inflasi antara 3,5±1 persen. Nilai tukar rupiah
diperkirakan akan bergerak pada kisaran Rp. 13.600 – 13.900 per dolar AS.
Gambar 3.2
Grafik Perkembangan Nilai Inflasi Tingkat Nasional sepanjang
Tahun 2012-2016
Sumber : BPS Kota Batu Tahun 2017
3.3.1.2 Kondisi Perekonomian Provinsi Jawa Timur
Kinerja Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2016 ditandai
dengan nilai tambah bruto mencapai Rp. 1.855,04 triliun (ADHB) setelah di tahun
2015 kinerja yang sama tercatat Rp 1.689,88 triliun (ADHB). Dengan demikian
pada tahun 2016 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,55 persen. Kinerja
pertumbuhan yang sama pada tahun 2015 tumbuh sebesar 5,44 persen.
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 2016 dimaksud lebih cepat dibandingkan
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02 %.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur 2016 ini masih mengindikasikan
terjadinya fase kontraksi yang ditandai dengan melambatnya kinerja ekonomi sejak
tahun 2012 yang tumbuh 6,64%, Tahun 2013 tumbuh 6,08% dan Tahun 2014
tumbuh 5,86%. Dalam perekonomian terbuka (perekonomian empat sektor) faktor
eksternal akan mempengaruhi kinerja ekonomi, salah satunya adalah dinamika
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 43
global di berbagai belahan dunia, antara lain Eropa, Amerika Serikat, Tiongkok dan
Jepang, yang berdampak pada kinerja ekspor Nasional dan Jawa Timur. Disamping
itu melemahnya kurs rupiah terhadap US Dollar maupun Suku Bunga acuan Bank
Indonesia (SBI) yang masih relatif tinggi di tahun 2015 sampai pada 7,50%, sangat
mempengaruhi kinerja sektor riil. Faktor-faktor tersebut yang pada akhirnya
berdampak pada melambannya kinerja pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
Meski pertumbuhan ekonominya melamban, namun kinerja daya saing
Jawa Timur dibanding Provinsi-provinsi lain di Indonesia berdasarkan publikasi Asia
Competitiveness Institute – Singapore tahun 2013 dan 2015 berturut-turut masih
tetap menempati peringkat ke-2 di bawah Ibukota Negara DKI Jakarta. Kinerja daya
saing tersebut diukur dengan 103 Indikator yang dikelompokkan dalam 4 aspek
yaitu (1) stabilitas ekonomi makro, (2) perencanaan pemerintah dan institusi, (3)
kondisi finansial, bisnis & tenaga kerja, dan (4) kualitas hidup & pembangunan
infrastruktur.
Berdasarkan penciptaan sumber pertumbuhannya, perekonomian Jawa
Timur Tahun 2016 tumbuh sebesar 5,55 persen. Dari sisi produksi, semua kategori
mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pertambangan
dan Penggalian sebesar 14,18 persen; diikuti Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum sebesar 8,49 persen; Infromasi dan Komunikasi sebesar 7,57 persen; Jasa
Keuangan dan Asuransi sebesar 6,99 persen; dan Jasa Pendidikan sebesar 5,97
persen Struktur perekonomian Jawa Timur menurut lapangan usaha tahun 2016
yang turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar 5,55%
didominasi oleh 3 (tiga) lapangan usaha utama yaitu Industri Pengolahan dengan
kontribusi sebesar 28,92 persen; Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-
Sepeda Motor sebesar 18,00 persen, dan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
sebesar 13,31 persen.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada 2017
diperkirakan tetap tumbuh tinggi. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan
ekonomi Jawa Timur Indonesia pada tahun 2017 pada kisaran 5,4%–5,8%. Hal ini
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan
mengalami peningkatan di Tahun 2017. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 44
Tahun 2017 yang masih diatas pertumbuhan ekonomi Nasional tersebut ditopang
oleh masih kuatnya konsumsi dan investasi yang tumbuh meningkat.
Sementara ekspor diperkirakan membaik yang juga disertai dengan
penurunan impor. Dari sisi sektoral, perbaikan perekonomian Tahun 2017 terutama
didukung oleh membaiknya kinerja ekspor industri, sementara sektor pertanian juga
diharapkan terus membaik sejalan dengan kondisi cuaca yang relatif lebih baik
dibandingkan tahun lalu serta peningkatan target produksi pertanian yang
ditetapkan oleh pemerintah. Secara absolut berdasarkan PDRB ADHB nilai ekspor
luar negeri Jawa Timur mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 189.705,94
milyar rupiah pada tahun 2014 menjadi 244.763,47 milyar rupiah pada tahun 2015
atau mengalami kenaikan sebesar 55.057,53 milyar rupiah. Nilai impor juga
mengalami kenaikan sebesar 20.318,61 milyar rupiah dari 296.717,51 milyar rupiah
menjadi 317.036,12 milyar rupiah pada tahun 2015. Berdasarkan PDRB ADHK
selama tahun 2015 total ekspor dan impor Jawa Timur dari dan ke luar negeri
dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 mengalami penurunan yang
cukup signifikan. Impor turun sebesar 9,49 %, terutama untuk impor jasa yang
mengalami penurunan sebesar 27,83 %, sedangkan impor barang turun sebesar
7,66 %. Sementara ekspor juga mengalami penurunan sebesar 3,18 %, dengan
komposisi ekspor barang turun sebesar turun 3,05 %, dan ekspor jasa
turun 6,27 %.
Ekspor non-migas Jawa Timur 2015 mencapai US$ 16.495,99 juta, turun
8,27 % dibanding ekspor non migas tahun 2014. Penurunan ekspor non migas
terbesar terjadi pada bahan kimia organik, yang turun sebesar 37,95 % diikuti oleh
tembaga dan kayu dan barang dari kayu masing-masing sebesar 27,93 % dan
27,62 %. Impor non-migas Jawa Timur selama tahun 2015 mencapai US$
15.649,53 juta, turun sebesar 12,62 % dibanding impor non migas tahun 2014.
Tercatat seluruh komoditi utama barang impor mengalami penurunan, demikain
juga barang-barang lainnya juga mengalami penurunan sebesar 8,67 %. Impor
Jawa Timur Menurut Golongan Penggunaan Barang masih didominasi oleh bahan
baku/penolong sebesar 80,52 %, namun dibandingkan dengan Tahun 2014
proporsinya mengalami penurunan yang sebelumnya sebesar 82,87 %.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 45
Perdagangan dalam negeri antar provinsi masih menjadi andalan dalam
pembentukan PDRB menurut pengeluaran. Selama tahun 2015 baik ekspor
maupun impor antar provinsi mengalami kenaikan yang cukup signifikan terutama
ekspor dan impor barang-barang konsumsi dan bahan baku industri, sehingga total
net ekspor selama tahun 2015 tercatat tumbuh 13,36 %. Secara absolut
berdasarkan PDRB ADHB perdagangan antar daerah mengalami surplus sebesar
99.831,59 milyar rupiah.
3.3.1.3 Kondisi Perekonomian Kota Batu
Dalam perekonomian terbuka, pertumbuhan ekonomi tidak hanya
dipengaruhi oleh aktivitas perekonomian di wilayah tersebut namun juga
dipengaruhi oleh perekonomian global. Demikian halnya dengan perekonomian di
Kota Batu, tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi penduduk Kota Batu
namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti kondisi ekonomi nasional
dan bahkan ekonomi global.
Salah satu indikator utama dalam mengukur perekonomian daerah adalah
penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Tujuan pembangunan
daerah harus mampu memicu peningkatan PDRB dari tahun ke tahun agar bisa
membuka lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Analisis
ekonomi daerah harus mampu menggambarkan dengan jelas kinerja PDRB
tersebut dari berbagai aspek, termasuk perhitungannya ke sektor-sektor usaha.
Indikator-indikator lain yang tak kalah penting antara lain inflasi, kemiskinan,
investasi, nilai tukar, dan lain-lain. Analisis ekonomi daerah dilakukan untuk
mengumpulkan fakta dan permasalahan yang dihadapi daerah saat ini untuk
digunakan sebagai data dalam analisis keuangan daerah dan perumusan kerangka
ekonomi daerah.
PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Salah satu
pendekatan dalam menghitung PDRB adalah menggunakan pendekatan produksi
yang merupakan jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh
berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 46
Tabel 3.2 Perkembangan PDRB Tahun Dasar 2010 Kota Batu Periode
Tahun 2012 – 2016
Uraian Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
PDRB ADHK (milyar)
7.473,6 8.018,0 8.573,4 9.148,718 9.768,568
PDRB ADHB (milyar)
8.079,6 9.078,4 10.250,3 11.536,386 12.640,204
PDRB/kapita ADHK (ribu)
38.385 40.866 43.169 45.675 45.675
PDRB/kapita ADHB (ribu)
41.497 46.271 51.612 57.538 57.769
Sumber : BPS Kota Batu Tahun 2017
Ditinjau dari pendekatan produksi, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) Kota Batu pada Tahun 2016 mencapai 12.640,204 milyar. Apabila
dibandingkan Tahun 2015 maka ada kenaikan sebesar 8,7 persen. Pendukung
utama PDRB ADHB Kota Batu Tahun 2016 adalah sektor perdagangan, pertanian
dan jasa akomodasi dan makan minum masing-masing mencapai 18 persen, 16
persen dan 11 persen. Perkembangan ekonomi Kota Batu atas dasar harga
konstan tidak berbeda jika dibandingkan dengan harga berlaku. PDRB ADHK pada
Tahun 2016 mencapai 9.768,568 milyar naik sekitar 6,3 persen dibandingkan tahun
sebelumnya.
Kategori-kategori ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan
basis perekonomian suatu wilayah. Penentuan sektor unggulan di Kota Batu
didasarkan pada kontribusi sektor terhadap perekonomian Kota Batu. Ukuran yang
digunakan adalah besarnya kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB Kota
Batu. Dikatakan sektor unggulan apabila kontribusinya terhadap nilai PDRB Kota
Batu dari waktu ke waktu secara konsisten relatif besar. Kemajuan ekonomi Kota
Batu, tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah Kota Batu yang selalu mendorong
investor dan pelaku ekonomi yang bersifat UMKM untuk tetap berpartisipasi dalam
membangun Kota Batu sebagai Kota Wisata.
Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator
untuk mengevaluasi perkembangan/kemajuan kinerja pembangunan ekonomi di
suatu daerah pada periode tertentu. Agar diperoleh gambaran tentang
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 47
pertumbuhan ekonomi secara riil, maka digunakan angka PDRB atas dasar harga
konstan. Angka pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dari perubahan nilai PDRB
pada harga konstan dari tahun sekarang dengan tahun sebelumnya. Namun
demikian kinerja perekonomian Kota Batu masih dalam kondisi yang sangat positif,
hal bila diperbandingkan dengan kondisi perekonomian ditingkat regional Provinsi
Jawa Timur maupun pada Tingkat Nasional sepanjang tahun 2012-2015.
Pertumbuhan ekonomi Kota Batu masih dominan tinggi dibanding kondisi regional
maupun Nasional.
Hingga Triwulan I Tahun 2017 perekonomian Batu kembali membaik
(recovery) yang ditandai dengan adanya pertumbuhan positif. Pada Triwulan I
Tahun 2017 laju pertumbuhan ekonomi Batu sebesar 17,76%, capaian ini signifikan
dibanding Kuartal I Tahun 2015. Sedangkan realisasi laju pertumbuhan ekonomi
Batu sebesar 2,35% pada Triwulan I Tahun 2017 dibandingkan pada Triwulan IV
Tahun 2016, capaian ini juga signifikan dibanding Triwulan I Tahun 2016 yang
mengalami kontraksi sebesar 4,57%.
Faktor-faktor eksternal dan domestik yang lebih kondusif akan menjadi
pendorong kinerja pertumbuhan ekonomi. Dari sisi eksternal, semakin membaiknya
pertumbuhan ekonomi global yang oleh IMF diperkirakan tumbuh 3,5 % pada tahun
2017 berdampak pada membaiknya perekonomian Jawa Timur yang berimbas
pada meningkatnya perekonomian Kota Batu. Dari sisi domestik, berbagai
pelaksanaan program pembangunan infrastruktur yang antara lain terfokus pada
perbaikan dan pembangunan infrastruktur pertanian, pelabuhan dan prasarana
transportasi, dan infrastruktur ekonomi lainnya akan mendorong peningkatan
kegiatan investasi. Langkah-langkah tersebut juga akan mendorong perbaikan iklim
usaha dan aktivitas investasi oleh pihak swasta dan pada gilirannya kapasitas
produksi nasional. Dari sisi konsumsi, struktur demografi masih menjadi modal
dasar kuatnya konsumsi domestik. Pada saat yang sama, semakin terjaga dan
menurunnya laju inflasi juga turut memberikan dampak positif bagi peningkatan
permintaan agregat.
Pada Triwulan II 2017, berbagai indikator mengindikasikan bahwa kinerja
perekonomian di seluruh wilayah berpotensi membaik. Perbaikan ekonomi
terutama didorong oleh membaiknya permintaan, baik domestik maupun eksternal,
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 48
terutama terkait dengan komoditas makanan dan minuman, tekstil dan produk
tekstil, kimia, serta baja. Dorongan pertumbuhan ekonomi berasal dari peningkatan
konsumsi swasta dan peningkatan realisasi belanja pemerintah, baik untuk belanja
barang dan jasa, maupun belanja barang modal. Meningkatnya permintaan swasta
tersebut, kemudian direspons oleh sektor industri melalui peningkatan produksi
barang dan jasa. Sementara itu, semakin meningkatnya penyerapan anggaran
pemerintah berpotensi mendorong kegiatan di sektor infrastruktur, yang
mencerminkan meningkatnya kegiatan investasi, terutama investasi infrastruktur.
3.3.2 AKUNTABILITAS KINERJA
Pemerintah Kota Batu telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU)
sebagai dasar Perjanjian Kinerja Instansi Pemerintah Daerah dan SKPD
berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja
Utama (IKU) di lingkungan Instansi Pemerintah. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Pemerintah Kota Batu ditetapkan melalui Peraturan Walikota Nomor 78 Tahun
2013 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama. Pada Tahun 2017 Pemerintah
Kota Batu telah menetapkan 4 (empat) prioritas Sasaran Kinerja Utama dan 17
(tujuh belas) Indikator Kinerja Utama (IKU). Disamping itu IKU dipilih berdasarkan
prioritas target kinerja utama pembangunan daerah Pemerintah Kota Batu
sebagaimana termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Batu 2012-2017. Dengan demikian IKU menjadi indikator kinerja
prioritas pembangunan daerah yang termaktub di dalam Renstra Pemerintah
Daerah dan sekaligus menjadi prioritas Indikator Kinerja pembangunan dalam
Rencana Pembangunan Tahun 2017.
Adapun capaian kinerja masing-masing sasaran strategis dan Indikator
Kinerja Utama (IKU) Kota Batu sebagai berikut :
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 49
Misi 1 : Meningkatkan Stabilitas Sosial, Politik dan Kehidupan
Masyarakat yang rukun, harmonis dan demokratis
berdasarkan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan Pelestarian Nilai-Nilai dan Kearifan Budaya
Lokal.
Tujuan 1 : Terwujudnya Stabilitas Sosial Politik Wilayah dan
Kerukunan Hidup antar Umat Beragama yang harmonis
dan demokratis serta Berkembangnya Kearifan Budaya
Lokal
Sasaran Ke-1 : Terwujudnya Kehidupan Beragama yang Harmonis.
Indikator Kinerja Utama (IKU) RPJMD
Realisasi 2016
Capaian 2017 Kenaikan/ Penurunan Realisasi
Target Akhir
RPJMD 2017
Target Realisasi Capaian
(%)
IKU - 1
Konflik Keagamaan yang terjadi
0 0 0 100% 0 0
Capaian Kinerja Sasaran Strategis 100%
Konflik Keagamaan yang Terjadi
Tabel di atas menunjukkan capaian kinerja atas sasaran strategis ke-1 yaitu
Terwujudnya Kehidupan Beragama yang Harmonis adalah sebesar 100% atau
capaian kinerjanya dengan katagori Sangat Berhasil, dengan kata lain agar
Capaian kinerja dapat dipertahankan di tahun mendatang dan seterusnya.
Pengendalian konflik keagamanan ini penting sebagai salah satu prasyarat
keamanan dan kenyamanan bagi para wisatawan. Capaian kinerja sasaran
dilakukan melalui peningkatan capaian urusan Ketentraman, Ketertiban umum dan
perlindungan masyarakat yang diselenggarakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Batu, Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Sosial Setda Kota Batu
dan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Batu. Capaian ini didukung oleh
Indikator Kinerja Utama (IKU) SKPD antara lain:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 50
a. Satuan Polisi Pamong Praja Kota Batu
Capaian kinerja sasaran strategis Satuan Polisi Pamong Praja Kota Batu yang
mendukung pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa terwujudnya
kehidupan beragama yang harmonis, adalah sebagai berikut:
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
(IKU) SKPD
Capaian 2017
Target Realisasi Capaian
(%)
Pengendalian Keamanan
Lingkungan dengan
dukungan anggota LINMAS
dalam penanganan
keamanan dan
kenyamanan lingkungan
Penanganan keamanan dan kenyamanan lingkungan
100% 100% 100%
Capaian Kinerja Sasaran Strategis 100%
Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program
dan alokasi anggaran sebagai berikut:
Program
Anggaran 2017
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
1. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
122.860.000 121.982.500 99,28%
2. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
504.275.000 478.265.000 94,84%
3. Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal
905.040.000 901.340.000 99,59%
4. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
476.460.000 474.460.000 99,58%
Jumlah 2.008.635.000 1.976.074.500 98,37%
b. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Sosial Setda Kota Batu
Capaian kinerja Sasaran Strategis Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat
dan Sosial Sekretariat Daerah Kota Batu yang mendukung pencapaian sasaran
strategis RPJMD berupa terwujudnya kehidupan beragama yang harmonis,
adalah sebagai berikut :
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 51
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
(IKU) SKPD
Capaian 2017
Target Realisasi Capaian
(%)
Terpenuhinya pembinaan
pemberdayaan
masyarakat
Prosentase Fasilitasi Kegiatan Bidang Keagamaan dan Bina Mental di Kota Batu
100% 100% 100%
Capaian Kinerja Sasaran Strategis 100%
Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program
dan alokasi anggaran sebagai berikut:
Program
Anggaran 2017
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
1. Program pembinaan kemasyarakatan 4.356.745.000 3.664.180.125 84,10
Jumlah 4.356.745.000 3.664.180.125 84,10%
c. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Batu
Capaian kinerja sasaran strategis Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota
Batu yang mendukung pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa
terwujudnya kehidupan beragama yang harmonis, adalah sebagai berikut:
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
(IKU) SKPD
Capaian 2017
Target Realisasi Capaian
(%)
Meningkatnya kualitas kerukunan kehidupan antar umat beragama, suku dan Ras
Presentase penanganan
kasus SARA 100 % 100 % 100 %
Menurunnya gangguan ketentraman dan ketertiban masyarakat
Presentase penanganan
gangguan keamanan dan
tindak kriminal 100 % 100 % 100 %
Meningkatnya kesadaran
politik masyarakat
Presentase partisipasi
masyarakat dalam
PEMILU 80 % 82 % 102,5 %
Meningkatnya kesadaraan
berbangsa dan bernegara
di masyarakat
Presentase
meningkatnya partisipasi
masyarakat dan pelajar
terhadap kegiatan-
kegiatan berwawasan
kebangsaan
100 % 101 % 101 %
Capaian Kinerja SasaranStrategis 100,87 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 52
Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program
dan alokasi anggaran sebagai berikut :
Program
Anggaran 2017
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
1. Program Peningkatan Keamanan
dan Kenyamanan Lingkungan 119.340.000 99.875.000 83,69%
2. Program Pemeliharaan
Kantramtibmas dan Pencegahan
Tindak Kriminal
411.550.000 344.060.000 83,60%
3. Program Pengembangan
Wawasan Kebangsaan 2.939.349.200 2.565.973.140 87,30%
4. Program Kemitraan
Pengembangan Wawasan
Kebangsaan
429.155.000 220.837.000 51,46%
5. Program Pendidikan Politik
Masyarakat 256.475.000 246.701.050 96,19%
Jumlah 4.155.869.200 3.477.446.190 83,67%
Dalam upaya mewujudkan stabilitas sosial dan politik daerah, maka kegiatan
pengembangan wawasan kebangsaan dan dialog antar umat beragama dalam
rangka meningkatkan kerukunan masyarakat dan menjalin komunikasi antar
elemen masyarakat di Kota Batu sangat penting dilakukan. Beberapa kegiatan
strategis yang telah dilaksanakan, diantaranya Fasilitasi Forum Kerukunan Umat
Beragama (FKUB), Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), Dialog Antar Umat
Beragama/Forum Umat Beragama, serta Dialog Peningkatan Kesadaran
Berbangsa dan Bernegara.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dan
untuk mewujudkan capaian kinerja ke depan agar lebih baik adalah dengan
memelihara dan memeratakan kegiatan keagamaan dan berbagai seni budaya
lokal sebagai perekat masyarakat melalui pusat belajar tradisi dan budaya
masyarakat setempat pada masing-masing desa di Kota Batu.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 53
Kendala/hambatan dalam pencapaian sasaran adalah :
1. Tumbuhnya paham dan aliran terentu yang berbasis keagamaan dan
menyimpang bahkan cenderung mengarah pada kekerasan atau radikalisme,
sehingga akan berpengaruh buruk terhadap masyarakat khususnya generasi
muda yang pada akhirnya berdampak terhadap stabilitas tramtibmas wilayah,
2. Penyuluhan pencegahan daerah rawan konflik, penyuluhan pencegahan
praktek Perjudian, Penyuluhan pencegahan dan penertiban aksi premanisme
dan penyuluhan tentang pencegahan peredaran atau penggunaan minuman
keras dihapus pada waktu penyusunan anggaran guna efisiensi anggaran,
3. Masih belum terpenuhinya cakupan tenaga satlinmas dengan jumlah
penduduk,
4. Semakin beragamnya modus operandi yang dilakukan para pelaku kejahatan
yang sulit dideteksi sebelumnya.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dan untuk
mewujudkan capaian kinerja ke depan agar lebih baik adalah:
1. Mengaktifkan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dan Komunitas
Intelelijen Daerah (Kominda), juga peran aparat Kecamatan maupun
Perangkat Desa/ kelurahan,
2. Meningkatkan peran Babinkamtibmas dan Babinsa di Desa dan Kelurahan
termasuk RT/RW agar berperan aktif dalam menjaga wilayahnya dari
pengaruh paham atau aliran yang menyimpang dan tidak sesuai dengan
ajaran agama dan ketentuan yang berlaku,
3. Meningkatkan peran keberadaan petugas Trantib di Kecamatan, guna
mempercepat penyelesaian tentang ketentraman di tingkat kecamatan
sekaligus penciptaan suasana tentram dan tertib di Kota Batu,
4. Meningkatkan dan menghidupkan kembali sistem pengamanan lingkungan
(siskamling) supaya ketentraman dan ketertiban lingkungan tetap terjaga dan
mencegah tindak kriminal.
5. Meningkatkan jumlah dan kapasitas petugas Satpol PP dan Satlinmas agar
memilki kemampuan sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas,
6. Meningkatkan penanaman wawasan kebangsaan kepada masyarakat guna
menumbuhkan kesadaran akan arti pentingnya keamanan dan ketertiban.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 54
Misi 2 : Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat agar lebih Maju,
Mandiri dan Dinamis dengan Mengoptimalkan Potensi
Unggulan Daerah, Pembangunan Wilayah, Infrastruktur
dan Kemitraan serta Pemeliharaan Stabilitas
Pengembangan Dunia Usaha
Tujuan Pertama : Meningkatnya Perekonomian Daerah Berdasarkan
Optimalisasi Potensi Unggulan Daerah dan
Pemberdayaan Masyarakat
Sasaran Ke-2 : Meningkatnya Investasi Daerah
Indikator Kinerja Utama (IKU)
RPJMD
Realisasi 2016
Capaian 2017 Kenaikan/ Penurunan Realisasi
Target Akhir
RPJMD 2017
Target Realisasi Capaian
(%)
IKU - 2 Hasil Produksi Pertanian Organik
23,96% 26,04% 66,67% 256,02% 42,71% 85%
IKU - 3 Kontribusi sektor Pertanian terhadap PDRB (%)
16,30% 18,39% 16,20% 88,09% -0,1 18,39%
IKU – 4 Jumlah kunjungan wisatawan (orang)
3.138.875 orang
3.409.605 orang
4.790.269 orang
140,49% 1.651.394
orang 18.245.000
orang
IKU – 5 Realisasi Nilai Investasi
1.915 Milyar
300 Milyar
1.755 Milyar
585% -160 3.300 Milyar
IKU – 6 Pertumbuhan Ekonomi
6,69% 8,04% 6,61% 82,21% -1,19 8,04%
IKU – 7 PDRB Perkapita (juta)
45,16 juta 49,50 juta 63,8 juta 128,8% 18,64 49,50 juta
IKU – 8 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
109,34 Milyar
152 Milyar 149 Milyar 98% 39,66 Milyar
152 Milyar
Capaian Kinerja Sasaran Strategis 196,94%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 55
Hasil Produksi Pertanian Organik
Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian kinerja hasil produksi pertanian
organik sebesar 66,67% dari target sebesar 26,04% dengan tingkat capaian
sebesar 256,02% atau dengan kenaikan sebesar 42,71% dari capaian Tahun 2016.
Nilai ini melebihi dari target yang telah ditetapkan pada Tahun 2017 yaitu 26,04%,
begitu juga kalau dibandingkan dengan tahun lalu juga mengalami peningkatan
42,71%. Pencapaian target ini tidak lepas dari gencarnya dari Dinas Pertanian Kota
Batu dalam mengawal pengembangan pertanian organik Kota Batu melalui
keberlanjutan bantuan Saprodi organik dimana didalamnya juga dialokasikan
bantuan benih dan bibit tanaman yang menjadi kebutuhan petani kawasan organik.
Pertanian di Kota Batu didominasi pertanian Hortikultura sedangkan
pertanian tanaman pangan kurang dominan. Pada Tahun 2016 luas panen dan
produksi padi di Kota Batu mengalami sedikit penurunan dibandingkan Tahun
2015. Produksi Padi pada Tahun 2016 hanya 4.505 ton dengan luas panen
sebesar 679 ha sedikit mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2015 yang
mencapai 4.603 ton dengan luas panen 734 ha.
Pertanian tanaman pangan sebagian besar berada di Kecamatan Junrejo,
seiring dengan pesatnya kegiatan Pariwisata maka terjadi peralihan fungsi lahan
dari lahan pertanian menjadi perumahan sehingga berakibat berkurangnya luas
panen tanaman padi. Tanaman pangan yang mengalami kenaikan produksi hanya
ubi kayu yaitu mencapai 1.054 ton sedangkan komoditi yang lain mengalami
penurunan produksi dan luas panen. Produksi jagung pada Tahun 2016 hanya
1.104 ton dengan luas panen 224 ha.
Potensi lain dari Kota Batu sebagai Kota Agropolitan adalah beragamnya
tanaman hortikultura baik itu buah-buahan (apel dan jeruk), sayuran dan tanaman
hias. Diantaranya beberapa macam tanaman sayuran yang dibudidayakan di Kota
Batu yang paling dominan adalah kentang, wortel, kubis dan bawang daun.
Produktivitas keempat tanaman sayuran tersebut semua mengalami peningkatan
kecuali kubis yang menurun sebesar 10% sedangkan kenaikan tanaman sayuran
hamper sama untuk tiap jenis yaitu berkisar 1,4-2,1%.
Jumlah total produk yang dikelola secara organik yang dihasilkan adalah
sejumlah 23 (dua puluh tiga) jenis, sedangkan total produk pertanian yang terukur
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 56
di statistik pertanian sejumlah 96 (sembilan puluh enam) jenis produk. Adapun jenis
produk yang dikelola secara organik tersebut adalah sawi manis, sawi pahit, sawi
bungkuk, sawi pakchoy, bawang putih lumbu hijau, jamur tiram putih, lombok besar,
lombok kecil, andewi, brongkol, brokoli, tomat, kobis, jeruk keprok batu 55, padi,
lettuce, seledri, jambu kristal, bawang prey, bawang merah, sawi putih, kentang,
dan wortel.
Gambar 3.3 Prosentase Produk Pertanian Organik
Terhadap Total Produk Pertanian
Tanaman buah yang banyak diusahakan di Kota Batu adalah apel dan jeruk.
Produksi apel di Kota Batu merupakan terbesar di Jawa Timur sehingga apel
dijadikan icon di Kota Batu. Pada Tahun 2016 populasi tanaman apel di Kota Batu
sebanyak 2,1 juta pohon mampu menghasilkan buah apel sebanyak 542,1 ton
dibandingkan Tahun 2015 produksi tanaman apel turun sebesar 19,2%. Tanaman
jeruk meskipun tidak sebanyak tanaman apel, namun mampu berproduksi
sebanyak 141,5 ton pada Tahun 2016.
Peternakan sebagai bagian dari sektor pertanian juga mempunyai andil
dalam kegiatan perekonomian di Kota Batu. Sebagai daerah penghasil susu,
populasi ternak terutama sapi perah cukup besar. Ternak pada umumnya
dibedakan menjadi ternak besar, ternak kecil dan unggas. Populasi ternak besar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 57
mengalami kenaikan sebesar 1,5 % sedangkan ternak kecil yaitu kelinci mengalami
penurunan yaitu 27,8 % sedang populasi ternak domba/kambing mencapai 8 %.
Populasi unggas semua mengalami penurunan kecuali ayam pedaging dan
itik. Kenaikan populasi unggas pada jenis ayam pedaging dan itik mencapai
1,4 % dan 11,1 %.
Produksi daging pada Tahun 2013 mengalami penurunan produksi sebesar
27%, hal ini tidak seiring dengan bertambahnya populasi ternak besar. Kenaikan
produksi daging tidak sejalan dengan produksi susu. Produksi susu pada Tahun
2016 mengalami kenaikan. Selain itu produksi telur juga mengalami kenaikan
sebesar 18 % lebih.
Tabel 3.3 Produksi Hasil Ternak dan Unggas
Tahun 2014 - 2016
U r a i a n 2014 2015 2016
Daging (Ton) 1.885 2.330 1.700
Susu (1000 liter) 10.591 10.578 10.914
Telur (Ton) 2.881 1.322 1.561
Sumber : BPS Kota Batu Tahun 2017
Kontribusi sektor Pertanian terhadap PDRB
PDRB dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu
wilayah. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut sector menunjukkan
struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu daerah.
Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peranan besar menunjukkan basis
perekonomian suatu daerah. Sementara PDRB Atas Dasar Harga Konstan berguna
untuk menunjukkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) secara keseluruhan maupun
sektoral dari tahun ke tahun. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan
sumber daya ekonomi yang besar pula.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 58
Sektor Pertanian tetap memberikan kontribusi yang besar, karena sebagian
besar wilayah Kota Batu khususnya di Bumiaji, dan Kecamatan Junrejo masih
merupakan lahan pertanian dengan karakteristik yang berbeda. Jumlah tenaga
kerja yang terserap dalam lapangan usaha pertanianpun cukup besar. Sesuai visi
RPJMD 2012-2017, selain sektor pariwisata, sektor pertanian mempunyai peranan
penting dalam perekonomian Kota Batu. Pertanian di Kota Batu didominasi oleh
pertanian hortikultura, sedangkan pertanian tanaman pangan kurang dominan.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kota Batu ditinjau dari pendekatan
produksi pada Tahun 2016 mencapai 12.901,9 milyar. Apabila dibandingkan
dengan Tahun 2015 maka ada kenaikan sebesar 12,1%. Pendukung utama PDRB
ADHB Kota Batu Tahun 2016 adalah sektor perdagangan, pertanian dan sektor
jasa-jasa lainnya yang masing-masing mencapai 18%, 16% dan 15%.
Perkembangan ekonomi Kota Batu atas dasar harga konstan tidak berbeda jika
dibandingkan dengan harga berlaku. PDRB ADHK pada Tahun 2016 mencapai
9.750,9 milyar atau naik sekitar 6,6% dibandingkan Tahun sebelumnya.
Pertumbuhan PDRB pada Tahun 2016 sedikit melambat dibandingkan
Tahun 2015 yaitu sebesar 6,61%. Laju pertumbuhan sektor PDRB tertinggi masih
pada sektor penyediaan akomodasi dan makan minumya, dimana pada Tahun
2016 sebesar 8,98% dan sektor konstruksi tumbuh sebesar 8,90%. Sektor-sektor
lainnya tumbuh antara 3 – 7%. Laju inflasi Kota Batu selama Tahun 2016 yang
diukur dengan indeks implisit PDRB mencapai 5,14% sementara Tahun 2015
sebesar 5,15%. Pada Tahun 2014 angka PDRB perkapita Kota Batu sebesar 51,7
juta dan kemudian meningkat menjadi 57,4 juta pada Tahun 2015 dan terus
meningkat di Tahun 2016 sebesar 63,8 juta.
Jumlah kunjungan wisatawan
Kegiatan ekonomi di Kota Batu yang menunjang kepariwisataan salah
satunya adalah jasa akomodasi. Jumlah hotel dan jasa akomodasi lainnya di Kota
Batu pada Tahun 2014 adalah 489 perusahaan, naik menjadi 538 pada tahun
2016. Dari 538 jasa akomodasi yang ada di Kota Batu, 11 hotel merupakan hotel
berbintang. Kota Batu merupakan Daerah Tingkat II yang jumlah hotel
berbintangnya cukup banyak setelah Kota Surabaya dan Kota Malang.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 59
Seiring meningkatnya jumlah hotel dan jasa akomodasi, jumlah kamar dan
tempat tidur yang tersedia juga mengalami peningkatan. Pada Tahun 2014 tersedia
5.484 kamar dengan 10.188 tempat tidur, maka pada Tahun 2016 meningkat
menjadi 6.066 kamar dengan 11.292 tempat tidur. Rata-rata lamanya tamu
menginap dapat menggambarkan lamanya tamu menginap di hotel dalam kurun
waktu tertentu, rata-rata lamanya tamu menginap cenderung stabil dari Tahun ke
Tahun yaitu sebesar 1,89 hari.
Jumlah kunjungan wisatawan di Kota Batu selama 3 (tiga) tahun (2013,
2014, dan 2015) terus mengalami kenaikan dengan rata-rata tumbuh sebesar
11,20%, namun di Tahun 2016 justru mengalami penurunan. Angka kunjungan
wisatawan ke Kota Batu pada Tahun 2016 sebanyak 3.138.875 orang, pada Tahun
2017 meningkat menjadi sejumlah 4.790.269 orang dengan tingkat kenaikan
wisatawan sebesar 140, 49%.
Gambar 3.4 Perkembangan Kunjungan Wisata
Kota Batu
Sumber : BPS Kota Batu 2017
Tabel di atas menunjukkan capaian rata-rata atas sasaran terwujudnya Batu
sebagai Kota Pariwisata Internasional sebesar 140,49% atau capaian dengan
katagori Sangat Berhasil. Indikator ini diajukan sebagai Indikator Kinerja Utama
Pemerintah Kota Batu dalam mengukur kinerja terwujudnya Kota Batu sebagai
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
Tahun2013
Tahun2014
Tahun2015
Tahun2016
Tahun2017
Angka Kunjungan Wisatawan
Angka KunjunganWisatawan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 60
pariwisata internasional yang sudah mewakili unsur input yaitu obyek wisata
bertaraf internasional dan output adalah kunjungan wisatawan.
Dari beberapa tempat wisata di Kota Batu semua mengalami kenaikan
jumlah pengunjung. Jatim Park dan Selecta merupakan tempat wisata yang paling
tinggi kenaikannya yaitu sebesar 50,1 dan 36,65%, sedangkan tempat wisata
lainnya kenaikannya kurang dari 30%. Pada bulan Desember wisatawan yang
mengunjungi tempat-tempat wisata di Kota Batu berada pada puncaknya. Momen
liburan akhir Tahun mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk
berkunjung ke Kota Batu.
Adanya tempat wisata baru membuat banyak alternatif bagi para wisatawan
yang bekunjung ke Batu seperti Omah Kayu (paralayang), wisata The Onsen, Gua
Pinus, Taman Langit Gunung Banyak dan wahana baru Wisata Jatim Park 4.
Realisasi Nilai Investasi
Realisasi nilai investasi menunjukkan capaian rata-rata kinerja sasaran
strategis yang signifikan dengan meningkatnya sektor penanaman modal yaitu
sebesar 585% atau capaian kinerjanya dengan katagori Sangat Berhasil. Secara
umum seluruh IKU mampu dicapai dengan kategori Sangat Berhasil dengan
capaian tertingginya adalah realisasi investasi yang mampu mencapai 1.755 milyar
dari target investasi 300 milyar. Nilai realisasi investasi adalah variabel yang secara
langsung berdampak pada sektor riil yang diharapkan akan memberikan efek
pengganda (multiplier effect) pada pertumbuhan perekonomian daerah, antara lain
peningkatan lapangan kerja, peningkatan produk regional bruto, dan tumbuh-
kembangnya industri mikro dan kecil yang menyertai perkembangannya.
Kredit Usaha Kecil yang disalurkan oleh perbankan di Kota Batu pada Tahun
2016 mencapai 13,6 triliyun. Dari Sembilan sektor ekonomi nilai terbanyak kredit
usaha kecil digunakan pada sektor perdagangan hotel dan restoran yaitu sebesar
35% lebih. Kenaikan jumlah tabungan tersebut diikuti dengan kenaikan jumlah
dana bank yang berasal dari deposito sedangkan yang berupa giro mengalami
penurunan. Selama Tahun 2016 dana Perbankan naik 100% lebih. Tahun 2014
dana perbankan sebesar 5,32 Trilyun turun menjadi 5,08 Trilyun di Tahun 2015,
sedangkan Tahun 2016 naik menjadi 12,03 Trilyun. Selama Tahun 2016 tabungan
memiliki kontribusi paling besar dari total dana bank yang tersimpan. Simpanan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 61
berjangka berkontribusi sekitar 30% atau sebanyak 3,59 Trilyun. Tabungan
mencapai 7,15 Trilyun atau 59% lebih, sedangkan Giro hanya sebesar 1,29 Trilyun
atau 11%. Hal ini mencerminkan kesadaran masyarakat untuk menabung semakin
tinggi.
Pertumbuhan Ekonomi
Kemajuan ekonomi di Kota Batu tidak terlepas dari Kebijakan Pemerintah
Kota Batu yang selalu mendorong investor dan pelaku ekonomi khususnya UMKM
yang menyokong pertumbuhan ekonomi Kota Batu. Kategori-kategori ekonomi
yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah.
Penentuan sektor unggulan di Kota Batu didasarkan pada kontribusi sektor
terhadap perekonomian Kota Batu. Ukuran yang digunakan adalah besarnya
kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB Kota Batu. Dikatakan sektor
unggulan apabila kontribusinya terhadap nilai PDRB Kota Batu dari waktu ke waktu
secara konsisten relatif besar.
Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator
untuk mengevaluasi perkembangan/kemajuan kinerja pembangunan ekonomi di
suatu daerah pada periode tertentu. Agar diperoleh gambaran tentang
pertumbuhan ekonomi secara riil, maka digunakan angka PDRB atas dasar harga
konstan. Angka pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dari perubahan nilai PDRB
pada harga konstan dari tahun sekarang dengan tahun sebelumnya.
Pada Triwulan I Tahun 2017 perekonomian Batu kembali membaik
(recovery) yang ditandai dengan adanya pertumbuhan positif. Pada Triwulan I
Tahun 2017 laju pertumbuhan ekonomi Batu sebesar 17,76%, capaian ini signifikan
dibanding Kuartal I Tahun 2015. Sedangkan realisasi laju pertumbuhan ekonomi
Batu sebesar 2,35% pada Triwulan I Tahun 2017 dibandingkan pada Triwulan IV
Tahun 2016, capaian ini juga signifikan dibanding Triwulan I Tahun 2016 yang
mengalami kontraksi sebesar 4,57%.
Faktor-faktor eksternal dan domestik yang lebih kondusif akan menjadi
pendorong kinerja pertumbuhan ekonomi. Dari sisi eksternal, semakin membaiknya
pertumbuhan ekonomi global yang oleh IMF diperkirakan tumbuh 3,5 % pada tahun
2017 berdampak pada membaiknya perekonomian Jawa Timur yang berimbas
pada meningkatnya perekonomian Kota Batu. Dari sisi domestik, berbagai
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 62
pelaksanaan program pembangunan infrastruktur yang antara lain terfokus pada
perbaikan dan pembangunan infrastruktur pertanian, pelabuhan dan prasarana
transportasi, dan infrastruktur ekonomi lainnya akan mendorong peningkatan
kegiatan investasi. Langkah-langkah tersebut juga akan mendorong perbaikan iklim
usaha dan aktivitas investasi oleh pihak swasta dan pada gilirannya kapasitas
produksi nasional. Dari sisi konsumsi, struktur demografi masih menjadi modal
dasar kuatnya konsumsi domestik. Pada saat yang sama, semakin terjaga dan
menurunnya laju inflasi juga turut memberikan dampak positif bagi peningkatan
permintaan agregat.
Sedangkan pada Triwulan II 2017, berbagai indikator mengindikasikan
bahwa kinerja perekonomian di seluruh wilayah berpotensi membaik. Perbaikan
ekonomi terutama didorong oleh membaiknya permintaan, baik domestik maupun
eksternal, terutama terkait dengan komoditas makanan dan minuman, tekstil dan
produk tekstil, kimia, serta baja. Dorongan pertumbuhan ekonomi berasal dari
peningkatan konsumsi swasta dan peningkatan realisasi belanja pemerintah, baik
untuk belanja barang dan jasa, maupun belanja barang modal. Meningkatnya
permintaan swasta tersebut, kemudian direspons oleh sektor industri melalui
peningkatan produksi barang dan jasa. Sementara itu, semakin meningkatnya
penyerapan anggaran pemerintah berpotensi mendorong kegiatan di sektor
infrastruktur, yang mencerminkan meningkatnya kegiatan investasi, terutama
investasi infrastruktur.
Ditinjau dari pendekatan produksi, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB)
Kota Batu pada Tahun 2016 mencapai 12.901,9 milyar. Apabila dibandingkan
dengan Tahun 2015 maka ada kenaikan sebesar 12,1%. Pendukung utama PDRB
ADHB Kota Batu Tahun 2016 adalah sektor perdagangan, pertanian dan sector
jasa-jasa lainnya masing-masing mencapai 18%, 16% dan 15%. Perkembangan
Ekonomi Kota Batu Atas Dasar Harga Konstan tidak berbeda jika dibandingkan
dengan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku. Pada Tahun 2016 mencapai 9.750,9
milyar naik sekitar 6,6 persen dibandingkan Tahun 2015.
Pertumbuhan PDRB pada tahun 2016 sedikit melambat dibandingkan
dengan Tahun 2015 yaitu sebesar 6,61%. Laju pertumbuhan sektor PDRB tertinggi
masih pada sektor penyediaan akomodasi dan makan minum dimana Tahun 2016
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 63
sebesar 8,98% dan sektor konstruksi tumbuh sebesar 8,905. Sektor-sektor lainnya
tumbuh antara 3-7%. Sektor pertambangan merupakan sector yang laju
pertumbuhannya rendah yaitu sebesar 2,8%. Laju inflasi Kota Batu selama Tahun
2016 yang diukur dengan indeks implisit PDRB mencapai 5,14% sementara Tahun
2015 mencapai 5,15%.
Tabel 3.4 Perkembangan PDRB Tahun Dasar 2010 Kota Batu
Periode Tahun 2014 – 2016
Uraian Tahun
2014 2015 2016
PDRB ADHK (milyar)
8.573,4 9.148,718 9.768,568
PDRB ADHB (milyar)
10.250,3 11.536,386 12.640,204
PDRB/kapita ADHK (ribu)
43.169 45.675 45.675
PDRB/kapita ADHB (ribu)
51.612 57.538 57.769
Pertumbuhan Ekonomi
6,90 6,69 6,61
Sumber : BPS Kota Batu Tahun 2017
PDRB Perkapita
Tingkat kesejahteraan masyarakat dari sisi ekonomi dapat diukur dari
pendapatan yang diterima masyarakat. Pengeluaran penduduk untuk kebutuhan
konsumsi dapat mencerminkan tingkat kemampuan ekonomi penduduk. Secara
umum kemampuan ekonomi (daya beli) penduduk akan memberikan gambaran
tentang tingkat kesejahteraan masyarakat. Pengeluaran penduduk sebulan pada
Tahun 2016 terbesar pada golongan pengeluaran Rp. 1.000.000,- - Rp. 1.499.999,-
dengan persentase 26,82 %. Golongan pengeluaran terbanyak kedua yaitu 22,35%
termasuk dalam golongan pengeluaran Rp. 1.500.000,-
Pergeseran persentase pengeluaran penduduk dari kelas pengeluaran yang
lebih rendah ke kelompok pengeluaran yang lebih tinggi dapat mencerminkan dua
hal yaitu sebagai gambaran terjadinya peningkatan harga berbagai kebutuhan
rumah tangga atau adanya peningkatan kesejahteraan. Meningkatnya
kesejahteraan rumah tangga biasanya juga ditandai dengan semakin berkurangnya
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 64
proporsi pengeluaran untuk keperluan makanan dan bergeser pada keperluan
rumah tangga yang lainnya.
Persentase pengeluaran rata-rata perkapita sebulan untuk makanan dari
tahun ke tahun mengalami penurunan, pada Tahun 2016 pengeluaran konsumsi
untuk makanan mencapai 45,03% sebaliknya persentase pengeluaran rata-rata
perkapita sebulan untuk non makanan yang selalu mengalami kenaikan hingga
mencapai 54,97% di Tahun 2016. Hal ini menggambarkan pola konsumsi
masyarakat perkotaan yang rata-rata pola kebutuhan konsumsi non makanan lebih
besar daripada pola konsumsi makanan. Perbandingan angka PDRB perkapitan
dari Tahun 2014 – 2016 yaitu, pada Tahun 2014 PDRB perkapita penduduk
sebesar 51,7 juta kemudian meningkat menjadi 57,4 juta pada Tahun 2015 serta
terjadi peningkatan lagi pada tahun 2016 menjadi 63,8 juta. Apabila pengaruh
perubahan harga dikeluarkan maka PDRB perkapita atas dasar harga konstan
pada Tahun 2016 mencapai 48,2 juta.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batu terdiri dari Pajak Daerah,
Retribusi Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah. Dari beberapa sumber
Pendapatan Asli Daerah yang nilainya paling besar adalah penerimaan pajak
daerah sebesar 88,76 milyar, pendapatan lain-lain sebesar 12,77 milyar, Retribusi
daerah sebesar 5,86 milyar dan yang paling kecil yaitu kontribusi dari hasil
pengelolaan kekayaan daerah sebesar 2,15 milyar.
Target pencapaian sasaran realisasi pendapatan asli daerah dari sektor
pajak pada tahun 2017 dari target realisasi 100% tercapai 107,29%. Pada tahun
2017 target Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak adalah sebesar
Rp. 106.116.664.136,-, sedangkan realisasi Pendapatan Asli Daerah dari sektor
Pajak adalah sebesar Rp. 113.854.972.961,- sehingga realisasi pendapatan PAD
sektor Pajak jauh melampaui target. Pendapatan asli daerah dari sektor pajak di
Pemerintah Kota Batu terus mengalami peningkatan dan tren melampaui target
terus-menerus sejak tahun 2010. Melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pajak serta
penggalian potensi daerah, Badan Keuangan Daerah mampu mengoptimalkan
pendapatan daerah untuk meningkatkan rasio kemandirian daerah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 65
Dari Total APBD Tahun 2017, Pendapatan Asli Daerah (PAD) berkontribusi
sebesar Rp. 145.865.571.206,69, sedangkan Dana Perimbangan berkontribusi
sebesar Rp. 623.287.894.000,- serta Pendapatan Lain-lain yang Sah sebesar
Rp. 90.838.042.871,-. Adapun Dana Perimbangan meliputi Dana Alokasi Umum
(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) serta Dana Bagi Hasil (DBH).
Gambar 3.5 Target dan Realisasi Pajak Daerah
2010 - 2017
Sumber : Data BKD Kota Batu 2017
Penerimaan pajak daerah di Kota Batu berasal dari 9 sektor pajak yaitu :
1. Pajak Hotel
2. Pajak restoran
3. Pajak Reklame
4. Pajak Penerangan Jalan
5. Pajak Parkir
6. Pajak Air Bawah Tanah
7. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
8. Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
-
20,000,000,000
40,000,000,000
60,000,000,000
80,000,000,000
100,000,000,000
120,000,000,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
TARGET 13,750, 18,785, 20,625, 38,524, 50,000, 75,000, 94,100, 106,116
REALISASI 9,529,2 19,404, 28,187, 44,853, 62,807, 83,692, 88,757, 113,854,
TARGET DAN REALISASI PAJAK2010 - 2017
TARGET REALISASI
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 66
Dari 9 sektor pajak tersebut, pada tahun 2017 secara keseluruhan tercapai
lebih dari 100%. Kontribusi pajak terbesar berasal dari Pajak Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Hotel,
Pajak Hiburan, dan Pajak Restoran. Hal ini menandakan bahwa perkembangan
investasi di Kota Batu terutama di sektor yang mendukung pariwisata berkembang
dengan pesat. Sejalan dengan visi dan misi Kota Batu yang mengandalkan sektor
pertanian dan pariwisata maka pencapaian atas visi dan misi Kota Batu terbukti
dengan adanya peningkatan pendapatan asli daerah dari sektor pajak.
Adapun rincian target dan realisasi per jenis pajak pada tahun 2017 adalah
sebagai berikut :
JENIS PAJAK TARGET REALISASI LEBIH /
(KURANG) %
Pajak Hotel 18.300.000.000,00 19.772.086.136,00 1.472.086.136,00 108,04
Pajak Restoran 10.343.339.136,00 11.282.835.265,00 939.496.129,00 109,08
Pajak Hiburan 13.650.000.000,00 14.826.307.547,00 1.176.307.547,00 108,62
Pajak Reklame 1.370.000.000,00 1.409.264.374,00 39.264.374,00 102,87
Pajak Penerangan Jalan
12.300.000.000,00 12.530.082.315,00 230.082.315,00 101,87
Pajak Parkir 1.390.000.000,00 1.583.919.671,00 193.919.671,00 113,95
Pajak Air Bawah Tanah 1.673.325.000,00 1.976.051.667,00 302.726.667,00 118,09
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
18.500.000.000,00 19.084.322.101,00 584.322.101,00 103,16
Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
28.590.000.000,00 31.390.103.885,00 2.800.103.885,00 109,79
JUMLAH 106.116.664.136,00 113.854.972.961,00 7.738.308.825,00
Beberapa SKPD yang terkait dalam pencapaian kinerja Misi kedua dengan
sasaran strategis Meningkatnya Investasi Daerah tersebut adalah: Dinas Pertanian
Kota Batu, Dinas Pariwisata Kota Batu, Dinas Penanaman Modal, Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota Batu, Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan
Perdagangan Kota Batu, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah Kota Batu dan Badan Keuangan Daerah Kota Batu,
dengan sasaran antara lain :
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 67
a. Dinas Pertanian Kota Batu
Capaian kinerja sasaran strategis Dinas Pertanian Kota Batu yang mendukung
pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa terwujudnya pengembangan
pertanian organik, adalah sebagai berikut :
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
(IKU) SKPD
Capaian 2016
Target Realisasi Capaian
(%)
Berkembangnya luasan kawasan Pertanian Organik
Prosentase luas kawasan pertanian organik
100% 95,95% 95,95%
Meningkatnya produksi
komoditas pertanian
Prosentase peningkatan produksi komoditas padi palawija
3,50% -27,23% -778%
Prosentase peningkatan produksi komoditas hortikultura
3,50% 10,75% 307,14%
Prosentase peningkatan produksi daging
3,50% 24,15% 689,98%
Prosentase peningkatan produksi susu
3,50% 108,64% 3104%
Prosentase peningkatan produksi telur
3,50% -0,77% -22%
Prosentase peningkatan produksi perikanan
3,50% 2,64% 75,49%
Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program
dan alokasi anggaran sebagai berikut:
Program
Anggaran 2017
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
1. Program Pengembangan Pertanian Organik
6.201.516.900 5.856.649.250 94,44%
2. Program peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan
1.232.330.000 1.181.743.700 95,90%
3. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
4.769.300.000 5.152.386.650 108,03%
4. Program Peningkatan Produksi Peternakan
532.700.000 493.084.300 92,56%
5. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
2.555.041.250 1.535.299.400 60,09%
6. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
998.086.960 637.791.000 63,90%
Jumlah 16.288.975.110 14.856.954.300 91,21%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 68
Beberapa kendala terjadi secara umum dibagi menjadi 2 (dua), yaitu kendala
akibat perubahan mindset atau mental masyarakat terhadap pertanian organik
yang masih sulit dan kedua, keterbatasan sarana dan prasarana penunjang
pertanian organik yang masih sangat minim.
Adapun kecenderungan yang terjadi di lapangan dalam upaya pencapaian
sasaran tersebut antara lain:
- Hasil produksi pada tahap awal pengembangan cenderung rendah dan
biaya yang tinggi, ditambah lagi tidak ada jaminan pasar khususnya bagi
petani yang telah mengurangi penggunaan unsur kimia (belum murni
organik) sehingga mengurangi minat petani untuk menerapkan pertanian
organik.
- Ekosistem tidak mendukung terciptanya budidaya organik secara murni
terutama pada kawasan hamparan karena lingkungan pertanian di kawasan
organik masih banyak yang berbudidaya secara non organik.
- Penyediaan sarana dan prasarana pertanian organik, seperti pupuk organik
dan pestisida hayati, belum tersedia secara luas di pasar baik kualitas
maupun kuantitas, sehingga menyulitkan para petani untuk mendukung
pengembangan pertanian organik.
- Kemampuan dan kompetensi terhadap penguasaan teknologi berbudi daya
tanaman organik masih rendah, misalnya sistem pemilihan rotasi tanaman
dan pemutusan siklus hidup hama, pengetahuan tentang tanaman yang
dapat menyumbangkan hara tanaman serta teknologi pencegahan hama
dan penyakit.
- Adanya penurunan kualitas lahan terutama karena penurunan kandungan
hara. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengujian laboratorium yang
menunjukkan bahwa kandungan hara kurang dari 2 % sedang standar
minimal sebesar 3-5%.
- Belum tersedianya benih unggul berlabel dan bersertifikasi pada beberapa
jenis tanaman sayuran utama di Kota Batu. Hal ini diperlukan karena perlu
adanya standar kualitas mutu benih yang dapat meningkatkan produksi dan
produktivitas.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 69
Selain itu terdapat beberapa kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
tekhnis di lapangan antara lain :
1. Luasan lahan pertanian terutama di kawasan bentukan terbaru yang lolos
sertifikasi pertanian organik standard nasional Indonesia oleh LeSOS
(Lembaga Sertifikasi Seloliman) tidak sesuai target dikarenakan
konsistensi perubahan mind set petani untuk berbudidaya pertanian
organik susah dicapai. Di Desa Pandanrejo timbul kepemimpinan
Gapoktan yang kurang bisa mengarahkan dan memberi motivasi anggota-
anggotanya untuk mendukung pertanian organik.
2. Adaptasi adopsi teknologi baru untuk mempermudah budidaya pertanian
yang ramah lingkungan khususnya organik dengan dukungan sarana dan
prasarana yang sulit diterapkan ke petani lokal khususnya di luar kawasan
pertanian organik.
3. Adanya alih fungsi profesi, komoditas dan lahan yang masih tinggi
4. Kestabilan harga jual bahan pertanian segar terutama pertanian organik
yang masih rendah.
Untuk mengatasi kendala/hambatan tersebut, beberapa alternatif solusi yang
sudah dilakukan Dinas Pertanian antara lain :
1. Melakukan review ulang terkait penetapan desa kawasan pertanian
organik yang sanggup dan konsisten melakukan perubahan jenis
budidayanya. Hal ini dikarenakan timbul pula areal dampak yaitu areal
pertambangan luas areal organik secara mandiri oleh petani dimana
lokasinya berada di luar kawasan organik yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah akibat besarnya gaung pertanian go organik di Kota Batu
dengan efek tumbuhnya kesadaran petani untuk bertani secara organik.
2. Melaksanakan pendampingan intensif dari petugas pertanian melalui
pengendalian monitoring dan evaluasi (monev) di lapangan terkait adopsi
teknologi baru baik teknik berbudidaya, penggunaan sarana dan
prasarana yang sudah diserahkan ke masyarakat maupun inovasi
pembiayaan terbaru untuk mendapatkan tambahan modal usaha
pertanian.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 70
3. Memperketat ijin pembangunan sarana wisata, home stay/villa di Kota
Batu dan perlunya merevisi Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Kota Batu
untuk lebih mengalokasikan areal fokus pertanian bukan tanaman pangan
saja tapi juga Hortikultura yang merupakan kekuatan utama pertanian
Kota Batu.
4. Perlunya menambah keterampilan petani Budidaya Pertanian untuk
menjadi penjual olahan pertanian pula.
5. Melakukan pembinaan dan pendampingan secara intensif terhadap
manfaat pertanian organik, memberikan akses peluang pasar ke hotel dan
restoran, serta insentif harga terhadap sarana produksi pertanian dan
produk organik kepada para petani yang mau beralih ke organik.
6. Mengembangkan pilot-pilot project agar menyiapkan demplot atau
kawasan khusus untuk pengembangan budidaya pertanian organik yang
di kelola bersama masyarakat.
7. Menyiapkan kantong-kantong pengolahan pupuk organik melalui
pengolahan sampah atau limbah peternakan dan pertanian di sekitar
kawasan pertanian organik.
8. Menyiapkan saprodi untuk mendukung budidaya pertanian organik,
khusus untuk benih perlu ada penangkaran benih melalui kerjasama
dengan BPSB Bedali Lawang, tertutama komoditas prioritaskan yang
dikembangkan di Kota batu yaitu kentang, kobis, brokoli, dan sawi.
9. Menyiapkan saprodi untuk mendukung budidaya pertanian organik,
khusus untuk benih perlu ada penangkaran benih melalui kerjasama
dengan BPSB Bedali Lawang, tertutama komoditas yang
memprioritaskan yang dikembangkan di Kota batu yaitu kentang, kobis,
brokoli, dan sawi.
10. Meningkatkan peran dan fungsi petugas penyuluh agar memberikan
pemahaman dan pengetahuan kepada para petani melalui sekolah lapang
atau penyuluhan, tentang teknologi berbudidaya pertanian organik.
11. Membuat pasar organik melalui “fresh market” dan desa wisata organik
untuk promosi produk pertanian organik sebagai produk unggulan daerah
guna mendukung sektor pariwisata.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 71
b. Dinas Pariwisata Kota Batu
Tabel di atas menunjukkan capaian rata-rata kinerja sasaran strategis
terwujudnya Kota Batu sebagai kota pariwisata internasional sebesar 140,49%
atau capaian dengan katagori Sangat Berhasil. Namun kedua IKU tersebut
mengalami penurunan realisasi apabila dibandingkan dengan realisasi tahun
sebelumnya, hal ini dikarenakan akses jalan ke Kota Batu yang terkenal
crowded kalau sudah liburan panjang, sehingga banyak pengunjung yang
memilih dan lebih selektif mengunjungi tempat wisata. Terhadap capaian
kinerja atas obyek wisata yang berstandar internasional, meski demikian
terjadinya masa transisi pemerintahan dan memasuki proses pemilukada
menjadi pertimbangan obyektifitas penilaian lembaga internasional melakukan
penilaian standar dan assesment.
Pembangunan menuju kondisi masa depan disesuaikan dengan
keunggulan yang dimiliki oleh Kota Batu, yaitu keunggulan pariwisata.
Peningkatan status menjadi kepariwisataan internasional diharapkan mampu
menggerakkan roda perekonomian masyarakat, meningkatkan pendapatan asli
daerah, meningkatkan investasi, dan membuka kesempatan kerja bagi
masyarakat. Di sisi lain, pengelolaaan pariwisata yang lebih menarik
diharapkan mampu mendukung pembangunan sektor pertanian organik
dengan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung, karena wisatawan
yang berkunjung dapat menjadi segmen pasar dari hasil produk pertanian
organik. Serta dapat mengatasi (isu) kerusakan lingkungan, karena keunggulan
(wisata) alam akan mendorong upaya pemeliharaan secara optimal.
Letak Kota Batu yang berada di lereng Gunung Panderman dan Arjuna
membuat Daerah Tk.II ini menjadi daerah kunjungan wisata. Hal ini ditunjang
dengan beberapa tempat wisata yang memang sudah ada sejak jaman dahulu
sepeti Selecta. Seiring dengan berjalannya waktu, tempat wisata di Kota Batu
semakin bertambah jumlahnya baik wisata alam maupun wisata buatan apalagi
sejak dicanangkannya Kota Batu sebagai Kota Wisata pada Tahun 2010, maka
pembangunan di bidang pariwisata semakin digalakkan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 72
Adapun capaian kinerja sasaran strategis Dinas Pariwisata yang
mendukung pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa terwujudnya Batu
sebagai kota pariwisata internasional, adalah sebagai berikut :
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama (IKU) SKPD
Capaian 2017
Target Realisasi Capaian
(%)
Meningkatnya Jumlah kunjungan wisatawan
Jumlah kunjungan wisatawan (orang)
3.409.605 4.790.269 100%
Capaian Kinerja Sasaran Strategis 100%
Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program
dan alokasi anggaran sebagai berikut:
Program
Anggaran 2017
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
Program pengembangan Pemasaran Pariwisata
6.288.616.000 3.966.847.717 63%
Program Pengembangan Destinasi Paiwisata
1.153.100.000 883.866.915 76,6%
Pogram Pengembangan Kemitraan 756.000.000 662.564.080 87,6%
Jumlah 8.197.716.000 5.513.278.712 67,25%
Kendala/hambatan dalam pencapaian sasaran pada Bidang Pariwisata antara
lain :
1. Belum optimalnya citra industri pariwisata berbasis budaya lokal dan
agrowisata;
2. Belum optimalnya pemantapan city branding Batu sebagai Kota Wisata di
tingkat internasional;
3. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas SDM pariwisata yang kompeten dan
profesional;
4. Masih terbatasnya infrastruktur pendukung pariwisata, seperti rest area,
pasar rakyat/produk lokal, dll,
5. Masih rendahnya variasi aneka ragam produk lokal baik produk olahan
makanan maupun souvenir tentang Kota Batu,
6. Perlunya dukungan kerjasama bidang pariwisata yang sinergis antar daerah
dalam provinsi dan luar provinsi untuk peningkatan perekonomian daerah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 73
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi adalah :
1. Penguatan citra industri pariwisata berbasis budaya lokal dan agrowisata;
2. Promosi pariwisata daerah dan pemantapan city branding Batu sebagai Kota
Wisata di tingkat nasional dan internasional;
3. Peningkatan SDM pariwisata yang kompeten dan professional;
4. Memperkuat kerjasama bidang pariwisata antar daerah dalam provinsi dan
luar provinsi untuk peningkatan perekonomian daerah;
5. Peningkatan kapasitas jalan terkait dengan upaya memperlancar arus lalu
lintas;
6. Peningkatan upaya pembinaan dan pengendalian dalam mempersiapkan
masyarakat pariwisata;
7. Peningkatan kemampuan SDM aparatur pelaksana pembinaan terhadap
masyarakat dalam menyongsong perkembangan pariwisata.
c. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja
Berdasarkan Peraturan Walikota Batu Nomor 75 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja
(DPM PTSP dan Naker) Kota Batu maka pelayanan publik kepada masyarakat
dalam bentuk Pelayanan Perizinan dan Tenaga Kerja dilaksanakan secara
terpadu satu pintu di Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dan Tenaga Kerja Kota Batu.
Adapun pelayanan yang diberikan yaitu Pelayanan Perijinan dan
Pelayanan Tenaga Kerja :
1. Pelayanan Perijinan
Jenis layanan perizinan dan non perizinan di Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja Kota Batu sebagaimana
tertuang Peraturan Walikota Batu Nomor 29 tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu yaitu sebanyak 12 sektor
yang terdiri dari 91 jenis pelayanan perizinan dan 2 jenis layanan non
perizinan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 74
2. Pelayanan Ketenagakerjaan
Sebagaimana diamanatkan Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2016
tentang Penempatan Tenaga Kerja adapun pelayanan yang diberikan yaitu
pengurusan AK I, AK II, AK, III, AK IV, AK V dan Rekom Paspor meliputi
Rekom Paspor TKI, Rekom Penampungan serta rekom Kantor Cabang
PPTKIS.
Jenis Pelayanan Perizinan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu
Satu Pintu dan Tenaga Kerja
Sesuai dengan Peraturan Walikota Batu Nomor 29 Tahun 2017
Tentang Penyelenggaraan Perijinan Terpadu pada Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota Batu, maka terdapat
pelimpahan wewenang 91 jenis perizinan dan 2 jenis pelayanan non-perizinan
sebagai berikut :
Tabel 3.5 Jenis Perizinan pada Dinas Penanaman Modal,
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja
NO SEKTOR JENIS PERIZINAN
A Penanaman Modal 1. Izin Prinsip Penanaman Modal.
2. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal.
3. Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal.
4. Izin prinsip Penggabungan Perusahaan
Penanaman Modal
B Penataan Ruang 5. Keterangan Rencana Kota (KRK).
6. Izin Reklame
C Pekerjaan Umum, Cipta
Karya, Pengairan dan Bina
Marga
7. Izin Mendirikan Bangunan.
8. Sertifikat laik fungsi (SLF) Bangunan Gedung
9. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK).
10. Izin pemakaian kekayaan daerah.
11. Izin penyelenggaraan rumah susun.
12. Izin pertelaan, pembuatan akta pemisahan
rumah susun.
D Pendidikan 13. Ijin Pendirian Lembaga Pendidikan Non-
Formal.
14. Izin Pendirian Sekolah Dasar dan Menengah
Pertama Swasta
15. Izin Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD)
E Kesehatan 16. Izin Penyelenggaraan Praktek Bidan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 75
17. Izin Penyelenggaraan Praktek Perawat
18. Izin Penyelenggaraan Pekerjaan Perawatan
Gigi
19. Izin Penyelenggaraan Pekerjaan Tehnisi Gigi
20. Izin Praktek Tenaga Kefarmasian
21. Izin Penyelenggaraan Praktek Tenaga Gizi
22. Izin Kerja Refraksionis Optisien (Sikro) Dan
Optometris (SIKO)
23. Izin Penyelenggaraan Pekerjaan Dan Tenaga
Okupasi Terapis
24. Izin Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktek
Ortotis Protetis
25. Izin Kerja Radiografer
26. Izin Praktik Terapis Wicara
27. Izin Praktik Elektromedis (SIP-E)
28. Izin Praktek Fisioterapis
29. Izin Mendirikan Rumah Sakit Kelas C Dan D
30. Izin Operasional Rumah Sakit Kelas C dan D
31. Izin Pukesmas
32. Izin Penyelenggaraan Optikal
33. Izin Pendirian Klinik
34. Izin Penyelenggaraan Sarana Pelayanan
Rehabilitasi Penyalahgunaan Dan
Ketergantungan Narkotika, Psikotropika Dan
Zat Aditif Lainnya (NAPZA)
35. Izin Pengobatan Tradisional
36. Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah
Tangga (SPP-IRT)
37. Izin Kerja Tenaga Santarian (SIKTS)
38. Izin Praktek Ahli Teknologi Laboratorium
Medik (SIP-ATLM)
39. Izin Kerja Perekam Medis (Sik Perekam
Medis )
F Perhubungan dan
telekomunikasi
40. Izin Mendirikan Bangunan Menara
Telekomunikasi.
41. Izin Trayek.
42. Izin Operasi
43. Izin Usaha Angkutan
44. Analisa Dampak Lalu Lintas
G Ketenagakerjaan 45. Izin Lembaga Pelatihan Kerja
46. Izin Penampungan Calon TKI
47. Izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja
Swasta (LPTKS)
48. Tanda Daftar Bursa Kerja Khusus
49. Tanda Bukti Pendaftaran Pencari Kerja (AK/I)
50. Surat Pengesahan Peraturan Perusahaan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 76
51. Surat Perjanjian Kerja Bersama
52. Surat Bukti Pelaporan Perusahaan Pengerah
Jasa Pekerja
53. Lembaga Kerja Sama Bipartit
54. Pendaftaran Serikat Pekerja/Serikat Buruh
55. Pencatatan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
H Pariwisata dan kebudayaan 56. Tanda Daftar Usaha Pariwisata
I Koperasi, Perindustrian,
Perdagangan dan UKM
57. Izin Usaha Toko Swalayan (IUTS)
58. Izin Usaha Pengelolaan Pasar Rakyat
(IUPPR)
59. Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP)
60. Izin Usaha Perdagangan (IUP)
61. Izin Usaha Industri (IUI)
62. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
63. Tanda Daftar Gudang (TDG)
64. Izin Usaha Simpan Pinjam
J Pertanian
65. Izin Usaha Tanaman Pangan
66. Izin Usaha Hortikultura
67. Izin Usaha Perkebunan
68. Izin Usaha Peternakan
69. Izin Usaha Obat Hewan Untuk Produsen
K Lingkungan hidup 70. Izin Gangguan
L Pelayanan Non-Perizinan
71. Insentif Daerah
72. Pelayanan Informasi dan Pengaduan
73. Penerbitan Rekomendasi Paspor Calon
Tenaga Kerja Indonesia (CTKI)
74. Penerbitan Rekomendasi Pameran
Kesempatan Kerja
Adapun realisasi pelayanan perizinan pada Tahun 2017 yang dilaksanakan
Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga
Kerja adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6 Realisasi Pelayanan Perizinan Tahun 2017
NO SEKTOR JENIS IZIN JUMLAH
1 PENANAMAN MODAL Izin Prinsip Penanaman Modal 52
Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal 3
2 PENATAAN RUANG Keterangan Rencana Kota (KRK) 326
a. Izin Reklame Insidentil 17
b. Izin Reklame Permanen 87
Izin Lokasi 9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 77
3 PEKERJAAN UMUM,
CIPTA
KARYA,PENGAIRAN DAN
BINA MARGA
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 466
a. Baru 19
4 PENDIDIKAN Izin Pendirian Sekolah Dasar dan
Menengah Pertama Swasta
1
Izin Pendirian Sekolah Dasar dan
Menengah Pertama Swasta
7
Izin Pendirian Satuan Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD)
115
5
KESEHATAN
Izin Kerja Bidan 36
Izin Praktik Bidan 3
Izin Kerja Perawat 77
Izin Praktik Perawat 88
Izin Penyelenggaraan Pekerjaan
Perawatan Gigi
6
a. Izin Praktik Apoteker (SIPA) 22
b. Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian
(SIPTTK)
57
Izin Penyelenggaraan Praktek Tenaga Gizi 15
Izin Kerja Refraksionis Optisien (SIKRO)
Dan Optometris (SIKO)
1
Izin Kerja Radiografer 14
Izin Praktik Elektromedis (SIP-E) 1
Izin Praktek Fisioterapis 3
Izin Penyelenggaraan Optikal 1
Izin Pendirian Klinik 2
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah
Tangga (SPP-IRT)
435
Izin Kerja Tenaga Sanitarian (SIKTS) 2
Izin Praktek Ahli Tehnologi Laboratorium
Medik (SIP-ATLM)
6
Izin Kerja Perekam Medis (SIK Perekam
Medis)
6
Izin Praktek Dokter Umum 22
Izin Praktek Dokter Spesialis 17
Izin Praktek Dokter Gigi 8
Izin Pendirian Apotek 3
Izin Laik Hygiene Sanitasi 3
6
PERHUBUNGAN DAN
TELEKOMUNIKASI
Izin Usaha Angkutan 32
Kartu Pengawasan
a. Kartu Pengawasan Mobil Penumpang
Umum
522
b. Kartu Pengawasan Izin Usaha
Angkutan
276
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 78
Orang
c. Kartu Pengawasan Angkutan Barang 32
7
KETENAGAKERJAAN
Tanda Daftar Bursa Kerja Khusus 3
Tanda Bukti Pendaftaran Pendaftaran
Pencari Kerja (AK/I)
674
Surat Pengesahan Peraturan Perusahaan 8
8 PARIWISATA DAN
KEBUDAYAAN
Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) 41
9 KOPERASI,
PERINDUSTRIAN,
PERDAGANGAN DAN
UKM
Izin Toko Usaha Modern (IUTM) 1
Izin Usaha Perdagangan (IUP) 334
Izin Usaha Industri (IUI) 125
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 336
Tanda Daftar Gudang (TDG) 5
IUSP 9
10 LINGKUNGAN HIDUP Izin Gangguan (HO) 35
11 PELAYANAN NON-
PERIZINAN
Pelayanan Informasi dan Pengaduan 14
Penerbitan Rekomedasi Paspor Calon
TKI
41
12 LAIN-LAIN Legalisir Klaim BPJS 808
Penutupan Usaha 14
Penghapusan Usaha 14
Pencabutan Berkas 3
TOTAL 5523
Peningkatan realisasi investasi diikuti dengan peningkatan pertumbuhan
ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batu dari tahun sebelumnya.
Hal ini menunjukkan bahwa besarannya nilai realisasi investasi memberikan
dampak nyata terhadap ekonomi daerah berupa PRDB dan PAD. Namun
demikian, terjadi pendapatan perkapita penduduk mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan prosentase pertumbuhan PDRB lebih
kecil dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk Kota Batu. Berbagai
kebijakan harus diambil Pemerintah Kota Batu agar terjadi pemerataan
pendapatan masyarakat.
Pemberian kemudahan dalam pelayanan investasi daerah dengan
menerapkan paket kebijakan pelayanan investasi secara terpadu satu pintu,
telah memberikan dampak yang positif bagi peningkatan nilai realisasi investasi
daerah di Kota Batu. Realisasi investasi daerah dalam kurun waktu lima tahun
terakhir (2010-2015) dalam bentuk penanaman modal dalam negeri (PMDN)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 79
maupun non PMDN menunjukkan mampu dicapai dengan Sangat Berhasil dan
terus meningkat, sehingga sampai dengan periode 31 Desember Tahun 2017
adalah sebesar Rp. 1.755 milyar (seribu tujuh ratus lima puluh lima milyar) atau
jauh melebihi target yang ditetapkan yaitu 300 (tiga ratus) milyar. Beberapa
indikator kinerja Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan
Tenaga Kerja Kota Batu secara umum tercapai semua, antara lain: jumlah
investor berskala nasional, pertumbuhan realisasi nilai investasi dan jumlah
investasi berskala nasional.
Capaian kinerja sasaran strategis Dinas Penanaman Modal, Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota Batu yang mendukung pencapaian
sasaran strategis RPJMD meningkatnya investasi daerah adalah :
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
(IKU) SKPD
Capaian 2017
Target Realisasi Capaian
(%)
Meningkatkan pelayanan perijinan yang efektif dan efisien
Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
75
76.11 101%
Meningkatnya Realisasi Nilai Investasi
Jumlah investasi yang terealisasi
300 M 1.755 M 585%
Meningkatkan kesempatan dan penempatan tenaga kerja
Persentase pencari kerja yang ditempatkan
40 %
35 %
87.5%
Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program
dan alokasi anggaran sebagai berikut:
Program
Anggaran 2017
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
1. Program Peningkatan Pelayanan Publik
433.320.000 362.564.300 83,67%
2. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
474.769.000 415.022.616 87,41%
3. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
76.581.000 76.581.000 100%
4. Program Pembinaan Lingkungan Sosial
916.255.000 292.717.400 31,95%
5. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
139.000.000 29.555.000 21,26%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 80
6. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
296.200.000 220.992.500 74,61%
Jumlah 2.336.125.000 1.397.432.816 59,82%
d. Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Batu.
Pada tahun 2016 tidak terjadi pengurangan jumlah perusahaan lembaga
keuangan bukan bank, jumlah koperasi di Kota Batu terdapat 188 yaitu dari
1 KUD dan 187 non KUD, sedangkan pegadaian 1 perusahaan dan asuransi 2
perusahaan. Dari 188 Koperasi di Kota Batu hanya 1 unit yang merupakan
Koperasi Unit Desa. Koperasi Non KUD di Kota Batu sebagian besar usahanya
jenis serba usaha, jenis kedua terbanyak yaitu koperasi konsumsi. Pada tahun
2016 anggota koperasi di Kota Batu sebanyak 25.254 orang. Jumlah koperasi
di Kota Batu tersebar di 3 Kecamatan. Di Kecamatan Batu ada 110 buah
koperasi, Kecamatan Junrejo dan Kecamatan Bumiaji masing-masing 39 buah.
SHU yang diperoleh koperasi se-Kecamatan Batu mencapai 2,4 milyar atau
sekitar 72% dari seluruh SHU.
Capaian kinerja sasaran strategis Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan
Perdagangan Kota Batu yang mendukung pencapaian sasaran strategis
RPJMD berupa berupa terwujudnya pengembangan pertanian organik, adalah
sebagai berikut :
Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja Utama
(IKU) SKPD
Capaian 2017
Target Realisasi Capaian
(%)
Meningkatnya
kinerja koperasi
Prosentase KSP/USP Koperasi
dengan predikat minimal cukup
sehat
73 % 44,87 % 159,80 %
Pertumbuhan volume usaha
koperasi
40 % 114,80 %
Pertumbuhan SHU Koperasi 27,50 % 36,01 %
Meningkatnya
kualitas iklim
kewirausahaan
Pertumbuhan wirausaha baru 55 % 31,22 % 56,76 %
Meningkatnya Jumlah usaha mikro yang 15 usaha 15 usaha 100 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 81
Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja Utama
(IKU) SKPD
Capaian 2017
Target Realisasi Capaian
(%)
daya saing
usaha mikro
meningkat skala usahanya
menjadi usaha kecil
mikro mikro
Meningkatnya
produktivitas
industri kecil dan
menengah
Pertumbuhan nilai produksi
industri kecil dan menengah
4,25 % 2,87 % 67,53 %
Meningkatnya
daya saing
produk industri
kecil dan
menengah
Prosentase industri kecil dan
menengah yang produknya
memenuhi standar mutu
25 % 24 % 96 %
Meningkatnya
aksesibilitas
perdagangan
Pertumbuhan sarana distribusi
perdagangan
7,50 % 1,54 % 20,53 %
Meningkatnya
volume ekspor
produk
ungggulan
daerah
Pertumbuhan nilai realisasi
ekspor produk unggulan
daerah
25 % -1,92 % -7,68 %
Meningkatnya
kualitas
perlindungan
konsumen
Prosentase pengaduan
konsumen yang diselesaikan
sesuai kewenangan atau tidak
adanya pengaduan konsumen
yang masuk
100 % 100 % 100 %
Capaian Kinerja Sasaran Strategis 74,12 %
Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program
dan alokasi anggaran sebagai berikut :
Program
Tahun 2017
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)
Capaian
(%)
1. Program pengembangan
kewirausahaan dan keunggulan
kompetitif usaha kecil menengah
38.194.000,00 20.473.750,00 53,60
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 82
2. Program pengembangan sistem
pendukung usaha bagi usaha mikro
kecil menengah
605.726.900,00 516.657.364,00 85,30
3. Program peningkatan kualitas
kelembagaan koperasi
732.151.600,00 573.120.650,00 78,28
4. Program perlindungan konsumen dan
pengamanan perdagangan
67.950.000,00 67.567.500,00 99,44
5. Program peningkatan efisiensi
perdagangan dalam negeri
3.352.700.000,00 1.901.731.915,00 56,72
6. Program pembinaan pedagang
kakilima dan asongan
200.000.000,00 129.433.000,00 64,72
7. Program pembinaan lingkungan sosial 1.819.625.000,00 547.161.890,00 30,07
8. Program sosialisasi ketentuan di
bidang cukai
180.375.000,00 165.250.000,00 91,61
9. Program pengembangan industri kecil
dan menengah
175.000.000,00 94.432.876,00 53,96
10.Program peningkatan kemampuan
teknologi industri
153.777.500,00 139.901.900,00 90,98
JUMLAH
7.325.500.000,00
4.155.730.845,00
56,73%
Pencapaian kinerja sasaran strategis oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan
Perdagangan Kota Batu mampu mendorong perkembangan koperasi di Kota Batu.
Tabel 3.7 Perkembangan Jumlah Koperasi
di Kota Batu tahun 2013-2015
No Uraian Tahun
2013 2014 2015
1 Jumlah koperasi 175 178 188
2 Jumlah Koperasi yang memperoleh predikat cukup sehat
46 48 48*
3 Jumlah Koperasi yg memperoleh predikat sehat
10 12 12*
Dari jumlah koperasi tersebut di atas, sudah dilakukan kegiatan peningkatan
kapasitas SDM pengelola pada tahun 2016 sebanyak 44 (empatpuluh) koperasi
dari target 50 (limapuluh) koperasi yang meningkat kapasitas SDM-nya melalui
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 83
Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian, sehingga capaian kinerja indikator
tersebut adalah 88 %. Empat puluh empat koperasi tersebut adalah:
Tabel 3.8 Koperasi yang SDM Ditingkatkan Kapasitasnya
di Kota Batu
NO NAMA KOPERASI NO NAMA KOPERASI
1 KSU Brosem 23 Kopwan Puspa Mandiri
2 BMT KJKS Al-Hikmah 24 Kopwan Mulyorejo
3 Kopkar Wanatirta PDAM 25 Kopwan An-Nisa
4 Kopwan Sejahtera Kartini 26 Kopwan Anggrek Bulan
5 Kopwan Anggrek Bulan 27 Kopwan Kartini Sejati
6 Kopwan Putri Mandiri 28 Kopwan Tunas Harapan
7 Kopwan Sejahtera 29 Kopwan Kartini
8 Kopwan Sakinah 30 Kopwan Karya Mandiri
9 Kopwan Rejeki Emak 31 Kopwan Sejahtera Mandiri
10 Kopwan Kenanga 32 Kopwan Srikandi
11 Kopwan Bumi Rahayu 33 Kopwan Rejeki Mulyo
12 Kopwan Fajar Lestari 34 KSP Batu Sukses Mandiri
13 Kopkar Kartika Vyati 35 Koperasi Syariah Bin Auf
14 Kopwan Wahana Karya 36 Koperasi Margo Makmur Mandiri
15 Kopwan IBU 37 Kopkar Bhakti Rinjani
16 Kopwan Wanita Mandiri 38 Koperasi Semburgeni
17 KSU Rejo Makmur 39 Koperasi Jati
18 Kopwan Sitabela 40 Koperasi Wana Tirta
19 Kopwan Sumber Harapan 41 Koperasi Lembaga Pendidikan Maarif
20 Kopwan Bhakti Usaha 42 Koperasi Sinar Surya
21 Kopwan Sejahtera Mandiri 43 KSP Mitra Dika
22 KSU Mitra Mega Mandiri 44 Koperasi MDH
Pencapaian kinerja sasaran strategis ini bukanlah tanpa hambatan dan kendala.
Beberapa kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian sasaran
strategis tersebut adalah :
- Rendahnya capaian IKU Pertumbuhan wirausaha baru, Pertumbuhan nilai
produksi industri kecil dan menengah, dan Pertumbuhan nilai realisasi ekspor
produk unggulan daerah teridentifikasi karena semakin sulitnya para pelaku
usaha mikro maupun IKM dalam mendapatkan bahan-baku lokal.
Sementara itu beberapa kendala dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada
Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan antara lain:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 84
1) Sering kali pada saat RAT pengurus yang telah kompeten pasca diklat
diganti dengan pengurus baru yang belum kompeten sehingga menghambat
keberlanjutan perbaikan kinerja koperasi;
2) Minimnya koperasi yang memiliki aset sebagai jaminan untuk memperoleh
dana bergulir;
3) Terbatasnya sumber daya manusia untuk menjangkau kelompok-kelompok
usaha potensial di tingkat desa/kelurahan secara optimal;
4) Proses lelang yang gagal menyebabkan tidak terlaksananya pembangunan
pasar wisata Oro-oro Ombo;
5) Permintaan produk tertentu yang tinggi tidak mampu dipenuhi karena
terbatasnya bahan baku;
6) Minimnya pengetahuan pelaku usaha terhadap ketentuan ekspor impor;
7) Belum tersedianya sumber daya manusia dan sarana-prasarana metrologi
legal.
Beberapa solusi yang diambil oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan
Perdagangan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain :
1. Bekerjasama dengan Dinas terkait di tingkat Pemerintah Provinsi
sehingga dapat mengatasi persoalan kebutuhan anggaran;
2. Melakukan pembangunan pasar rakyat pada Kementerian Perdagangan.
Dalam rangka membangun sinergi antar pemangku kepentingan
dilakukan pembentukan forum UMKM yang terdiri atas unsur Dinas,
PLUT-KUMKM dan Asosiasi/paguyuban.
Pada Tahun 2017, Pemerintah Kota Batu, dalam hal ini diwakili oleh Dinas
Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Batu memperoleh penghargaan
sebagai “Pemerintah Kabupaten/Kota Pengembang UMKM Terbaik” Tingkat
Nasional dalam “6th UNS SME’s Summit and Awards 2017 dan Penganugerahan
Dharma Krida Baraya Adikarya Anugraha” bagi Pelopor Pengembangan UMKM
yang diselenggarakan pada tanggal 14 Juli 2017 oleh Universitas Sebelas Maret
Surakarta bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 85
Misi 3 : Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat melalui
Aksesbilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan,
Kesehatan, Sosial dan Pembinaan Pemuda,
Pemberdayaan Perempuan
Tujuan Pertama : Meningkatnya Kualitas Hidup serta Kesejahteraan dan
Perlindungan Sosial Masyarakat
Sasaran Ke-3 : Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat
Indikator Kinerja Utama (IKU) RPJMD
Realisasi 2016
Capaian 2017 Kenaikan/
Penurunan Realisasi
Target Akhir
RPJMD 2017
Target Realisasi Capaian
(%)
IKU - 9 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
2,18% 4% 4,29% 107,25% 2,11 4%
IKU - 10 Indeks Pendidikan
85,83 point
100 point
66 point 66% -19,83 100 point
IKU - 11 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
72,62 point
76,23 point
73,57 point
96,5% 0,95 76,23 point
IKU - 12 Angka Rata-rata Lama Sekolah
9,19 Tahun
9 Tahun 9,19
Tahun 100% - 9 Tahun
IKU - 13 Angka Harapan Hidup (AHH)
70,64 Tahun
72,16 Tahun
72,20 Tahun
100% 1,56 72,16 Tahun
IKU - 14 Kemiskinan
4,71% 4,71% 4,71% 100% - 4,71%
Capaian Kinerja Sasaran Strategis 95%
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Tabel di atas menunjukkan rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis
meningkatnya kualitas pendidikan adalah sebesar 66% atau pencapaiannya
dengan katagori Sangat Berhasil. Sasaran strategis dicapai dengan 4 (empat) IKU,
dimana pencapaian kinerja seluruh IKU dapat dicapai dengan katagori Sangat
Berhasil dan realisasinya meningkat jika dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.
Capaian ini menunjukkan bahwa seluruh sumber daya Pemerintah Kota Batu
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 86
sudah fokus diarahkan secara sinergis dalam mencapai sasaran strategis yang
ditetapkan.
Indikator makro yang digunakan untuk melihat perkembangan
pengangguran adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Penduduk usia 15
tahun ke atas yang mencari pekerjaan pada Tahun 2016 tercatat 4,29%.
Berdasarkan perbandingan menurut tiga sektor utama, sektor pertanian pada
Tahun 2016 mencapai 32,36% sedangkan sektor industri sebesar 17,04% dan
50,59% bekerja pada sektor jasa. Sektor perdagangan dan pertanian mendominasi
jenis lapangan usaha yang banyak dikerjakan oleh tenaga kerja di Kota Batu.
Dari total penduduk usia kerja (15 tahun keatas) sekitar 76% lebih penduduk
Kota Batu termasuk angkatan kerja. Beberapa indikator yang bisa digunakan untuk
memantau perkembangan kondisi ketenagakerjaan di Kota Batu antara lain Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja (TKK), Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) dan prosentase penduduk yang bekerja menurut
lapangan pekerjaan.
TPAK Kota Batu Tahun 2015 sebesar 70,38% sedangkan Tahun 2016
hanya 68,60%. Tingkat kesempatan kerja Kota Batu Tahun 2016 sebesar 95,71%
serta bahwa jumlah angkatan kerja penduduk Kota Batu yang terserap dalam
kegiatan ekonomi (bekerja) sebanyak 100.970 atau sebesar 95,71% terhadap
jumlah angkatan kerja.
Tabel 3.9 Statistik Ketenagakerjaan Tahun 2014-2016
Uraian 2014 2015 2016
Angkatan Kerja 103.743 106.777 105.496
Bekerja 101.339 104.177 100.970
TPAK (%) 70,57 70,38 68,60
TKK (%) 97,68 97,56 95,71
Tingkat Pengangguran (%)
2,32 2,43 4,29
Sumber : BPS Kota Batu 2017
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 87
Sektor perdagangan dan pertanian mendominasi jenis lapangan usaha yang
banyak dikerjakan oleh tenaga kerja di Kota Batu. Penduduk yang bekerja di sector
perdagangan dan pertanian Tahun 2015 sebesar 61,5%. Sektor perdagangan dan
pertanian masih mendominasi lapangan usaha yang dikerjakan tenaga kerja di
Kota Batu. Hal ini seiring dengan dicanangkannya Kota Batu sebagai Kota Wisata
yang berbasis agropolitan sehingga memberikan kesempatan kerja bagi penduduk
Kota Batu di sektor perdagangan dan pertanian.
Indeks Pendidikan
Nilai poin indeks pendidikan Tahun 2017 point turun menjadi 66 point dari
target Indeks Pendidikan 100 poin sehingga terdapat penurunan point sebesar
19,83 point dibandingkan Tahun 2016 yang sebesar 85,63 poin. Capaian kinerja
terhadap kualitas pendidikan yang diukur dengan indeks pendidikan menunjukkan
adanya sedikit penurunan. Formula indeks pendidikan merupakan hasil
perhitungan rata-rata nilai tertimbang atas variabel angka melek huruf dan rata-rata
lama sekolah. Semakin tinggi nilai angka melek huruf suatu daerah dan semakin
tepat waktu lama rata-rata sekolah siswa, maka Indeks Pendidikan akan
meningkat. Indeks pendidikan adalah indikator yang memasukan antara akses
pendidikan formal dan non formal dengan tingkat kecerdasan siswa yang diukur
dari ketepatan lulus. Titik berat pendidikan formal adalah peningkatan mutu
pendidikan dan perluasan pendidikan dasar. Selain itu, ditingkatkan pula
kesempatan belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Untuk mencapai
sasaran tersebut, berbagai upaya dilakukan pemerintah, misalnya dengan
meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, perbaikan kurikulum, bahkan
sudah beberapa tahun ini pemerintah telah melaksanakan program wajib belajar 9
tahun.
Pada Bidang Pendidikan, sekolah adalah sarana pendidikan yang
diharapkan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal dalam
menyukseskan pembangunan. Sekolah TK, SD hingga SMU sudah tersedia secara
memadai di Kota Batu baik negeri, madrasah maupun swasta. Sekolah Dasar dan
SLTP tersebar di masing-masing kecamatan secara merata. Sehingga, akses
pendidikan akan lebih baik, luas dan merata di seluruh wilayah sehingga Lama
Usia Sekolah semakin baik. Wujud pemerataan dan perluasan akses pendidikan di
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 88
Kota Batu pada khususnya dan di Jawa Timur pada umumnya dilakukan dengan
cara memperluas daya tampung satuan pendidikan, memberikan kesempatan yang
sama bagi semua peserta didik dari berbagai golongan masyarakat yang berbeda
secara sosial, ekonomi, gender, geografis wilayah, dan tingkat kemampuan fisik
serta intelektual. Bertambahnya Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi
Murni (APM) angka Tingkat Pendidikan Rata-rata dan Angka Melek Huruf
merupakan suatu indikator kunci keberhasilan pendidikan yang berlangsung saat
ini.
Pencapaian pembangunan di Bidang Pendidikan terkait erat dengan
ketersediaan fasilitas pendidikan. Rasio murid terhadap sekolah untuk tingkat SD
pada Tahun 2016 sebesar 214,52, ini mengandung arti bahwa setiap sekolah SD di
Kota Batu menampung murid sebanyak 214 orang. Untuk tingkat SLTP dan SLTA
rasio murid terhadap sekolah masing-masing sebesar 332,27 dan 368,00.
Salah satu ukuran dalam tingkat pendidikan adalah kemampuan baca tulis.
Prosentase penduduk yang melek huruf untuk Kota Batu Tahun 2016 mencapai
96,95 atau sebanyak 3,05% penduduk berumur 15 Tahun ke atas di Kota Batu
masih buta huruf.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Capaian IKU Indeks Pembangunan Manusia Kota Batu berhasil di atas rata-
rata capaian Provinsi Jawa Timur selama 5 tahun berturut-turut. Capaian Angka
IPM Kota Batu tahun 2017 sebesar 73,57 poin jauh di atas rata-rata Provinsi Jawa
Timur yaitu 68,98 poin. Sedangkan dibandingkan dengan Tahun 2016 yang
sebesar 72,62 point maka terdapat kenaikan angka Indeks Pembangunan Manusia
sebesar 0,95 point. Prestasi yang harus dipertahankan oleh Pemerintah Kota Batu
ke depannya.
Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan
melihat perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencerminkan
pencapaian kemajuan di bidang Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi. Angka IPM
Kota Batu pada Tahun 2015 sebesar 71,89% meningkat menjadi 72,62% pada
Tahun 2016 dan terus meningkat menjadi 73,57% di Tahun 2017. Kenaikan angka
IPM disebabkan karena adanya perbaikan atau peningkatan program di bidang
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 89
pendidikan kesehatan, juga naiknya daya beli masyarakat yang berpengaruh
terhadap kenaikan angka IPM Kota Batu.
Angka IPM sebesar 73,57 point menunjukkan kondisi status pembangunan
manusia Kota Batu termasuk kategori menengah ke atas. Besarnya angka IPM
menunjukkan bahwa pencapaian status pembangunan manusia secara umum
selama 3 tahun periode terakhir mengalami perubahan yang cukup berarti
walaupun masih pada tingkatan menengah ke atas. Pembangunan yang dilakukan
selama 3 Tahun terakhir telah dapat menunjukkan kinerja yang baik dalam hal
pembangunan manusia untuk lebih berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Angka Rata-rata Lama Sekolah
Angka Rata-rata lama sekolah juga merupakan indikator untuk mengetahui
tingkat pendidikan yang telah dicapai. Rata-rata lama sekolah untuk Kota Batu
selalu mengalami kenaikan dari Tahun 2015-2017. Penduduk Kota Batu yang
tamat SLTA atau yang sederajat pada Tahun 2017 sebesar 24,79% sedangkan
yang menamatkan sekolah sampai jenjang perguruan tinggi mencapai 7,96%.
Selain itu penduduk Kota Batu yang tidak pernah sekolah/tidak tamat SD sebesar
11,14% pada Tahun 2017. Prosentase penduduk Kota Batu yang terbesar hanya
menamatkan sekolah sampai tingkat Sekolah Dasar yaitu sebesar 45,30% pada
Tahun 2017.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kota Batu untuk kelompok umur 7-12
Tahun pada Tahun 2017 sebesar 100% yang berarti untuk semua anak usia
sekolah dasar sudah mengenyam pendidikan. Selanjutnya APS untuk usia SMP
(13-15 Tahun) sebesar 98%. Dan APS untuk usia SMA (16-18 Tahun) sebesar
87,01%. Hanya APS untuk usia SMA (16-18 Tahun) yang mengalami kenaikan
dibandingkan Tahun 2016 yaitu mencapai 87,01%. Meningkatnya nilai APS di Kota
Batu merupakan salah satu pengaruh digulirkannya program BOS (Bantuan
Operasional Sekolah).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 90
Angka Harapan Hidup (AHH)
Pembangunan Bidang Kesehatan antara lain bertujuan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui meningkatnya derajat kesehatan penduduk.
Angka Harapan Hidup Kota Batu pada Tahun 2015 menunjukkan nilai 72,06, pada
Tahun 2016 mencapai 72,16 dan Tahun 2017 mencapai 72,20. Ini memberikan arti
bahwa setiap bayi yang lahir di Tahun 2017 mempunyai harapan untuk tetap hidup
sampai umur 72,20 Tahun. Angka Harapan Hidup sangat dipengaruhi oleh kualitas
kesehatan diantaranya pola hidup sehat, pola konsumsi makanan, dan kualitas
lingkungan perumahan. Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
harus diimbangi dengan penyediaan sarana kesehatan sebagai tempat rujukan
bilamana masyarakat mengalami gangguan kesehatan.
Fasilitas dan tenaga kesehatan di Kota Batu selama 3 Tahun terakhir
cenderung tetap yaitu rumah sakit umum, puskesmas pembantu dan posyandu.
Pada Tahun 2016 jumlah rumah sakit umum ada 5 buah, puskesmas 5 buah,
puskesmas pembantu ada 6 buah dan posyandu ada 189 buah. Selain itu ada 10
rumah Bersalin yang tersebar di 3 Kecamatan. Tenaga kesehatan yang ada di
Kota Batu antara lain dokter 114 orang, perawat 241 orang, bidan 48 orang, tenaga
farmasi 41 orang, tenaga gizi 13 orang dan tenaga sanitarian 6 orang.
Masalah kesehatan balita harus menjadi perhatian sejak dalam kandungan,
saat kelahiran maupun saat balita. Aspek yang dicakup dalam kesehatan balita
adalah penolong kelahiran, pemberian ASI dan Imunisasi. Dari 15.804 balita yang
ada di Kota Batu semua kelahirannya ditolong tenaga medis seperti bidan, dokter
dan tenaga paramedis lainnya Salah satu factor penting untuk perkembangan anak
adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) karena ASI merupakan makanan terbaik
untuk bayi. Dari seluruh balita di Kota Batu, terdapat 90% bayi pernah diberi ASI.
Rata-Rata lamanya balita diberi ASI juga cenderung meningkat. Prosentase balita
yang diberi ASI selama kurang lebih 12 bulan sebesar 62,33%, 12 – 15 bulan
sebesar 10,76% dan prosentase paling tinggi 20 - 23 bulan yaitu sebesar 10%.
Secara umum hampir semua balita yang ada di Kota Batu sudah mendapat
imunisasi dengan jenis imunisasi yang bervariasi. Jenis Imunisasi yang diberikan
kepada balita di Kota Batu yaitu BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis. Sekitar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 91
62,45% balita sudah mendapatkan Imunisasi lengkap antara lain Polio, BCG, DPT,
Campak dan Hepatitis.
Kemiskinan
Penduduk miskin di Kota Batu selama kurun waktu empat tahun terakhir ini
terus menerus mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan capaian positif para
pelaku pembangunan di bidang kesejahteraan rakyat. Kondisi ini harus tetap
dipertahankan atau ditingkatkan kineja para pelaku pembangunan di bidang
kesejahteraan rakyat sehingga kondisi sosial ekonomi di Kota Batu semakin
mantap. Pada tahun 2015 penduduk miskin di Kota Batu tercatat 7.880 jiwa.
Jumlah penduduk miskin di Kota Batu selama 2012–2015 cenderung
mengalami penurunan. Prosentase penduduk miskin pada tahun 2015 sebesar
3,67 persen turun dari tahun 2013 sebesar 4,44 persen Hal ini lebih baik
dibandingkan Provinsi Jawa Timur yang mencapai 12,34 persen maupun tingkat
nasional yang mencapai 11,22 persen pada tahun 2015. Dengan demikian hal
tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah Kota Batu dalam upaya untuk selalu
mengurangi dan menanggulangi kemiskinan menuju target Millenium Development
Goal’s (MDG’s) tahun 2015.
Angka Kemiskinan Kota Batu pada Tahun 2017 masih tetap di angka 4,71%
belum menunjukkan indikasi penurunan dari Tahun 2016 yang juga di angka yang
sama yaitu 4,71%. Kemiskinan merupakan masalah yang komplek dimana
didalamnya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain :
Pendapatan yang rendah, rendahnya akses atau kegagalan memenuhi kebutuhan
dasar. Terkait masih adanya daerah-daerah kemiskinan yang perlu mendapat
sentuhan langsung dan warga masyarakat yang berada diwilayah ini rata-rata
berpenghasilan rendah dengan mata pencaharian/pekerjaan sebagian besar
adalah disektor pertanian, dan pekerja di sektor informal seperti pedagang kaki
lima, pedagang sayur, pedagang bunga, pedagang makanan kecil, tukang
bangunan, pengrajin dan lain-lain.
Secara umum didesa pada daerah-daerah miskin mempunyai jalan setapak
dengan sistem drainase yang kurang memenuhi syarat dan jalan menuju
persawahan masih berupa tanah atau belum di makadam, sehingga pada saat
musim hujan petani yang akan mengangkut hasil pertanian mengalami kesulitan,
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 92
karena mobil tidak bisa masuk ke areal persawahan dan harus mengeluarkan biaya
yang lebih besar untuk mengangkut hasil panen dengan tenaga manusia dan
tinginya biaya operasional harga pupuk dan obat-obatan pertanian yang
membumbung tinggi tanpa diimbangi harga hasil pertanian, dimana dengan
melambungnya harga kebutuhan pokok semakin besar pula pengeluaran yang
harus dikeluarkan oleh masyarakat, sedangkan penghasilan sangat minim.
Tabel 3.10 Prosentase Penduduk Miskin Terhadap Jumlah Penduduk
di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur dan Nasional Tahun 2012 – 2015
Uraian Tahun (dalam%)
2012 2013 2014 2015
Kota Batu 5,10 4,42 4,44 3,67
Jawa Timur 13,08 12,73 12,28 12,34
Nasional 11,66 11,46 10,966 11,22
Sumber : Dinas Sosial Kota Batu, 2016
Namun demikian, upaya pengentasan kemiskinan masih perlu terus
ditingkatkan, terutama dalam rangka mengurangi tingkat kesenjangan antar
wilayah. Oleh karena itu, program-program untuk masyarakat miskin perlu
diupayakan agar dapat dirasakan di seluruh masyarakat Kota Batu hingga ke desa-
desa di daerah pegunungan. Perbaikan distribusi pendapatan, program
pemberdayaan masyarakat, perluasan kesempatan ekonomi pada masyarakat
berpenghasilan rendah serta memperluas akses perlindungan sosial perlu terus
diupayakan.
Beberapa SKPD terkait antara lain Dinas Pendidikan Kota Batu, Dinas
Kesehatan Kota Batu dan Dinas Sosial Kota Batu. Pencapaian sasaran strategis ini
didukung oleh SKPD sebagai berikut :
a. Dinas Pendidikan Kota Batu
Capaian kinerja sasaran strategis Dinas Pendidikan Kota Batu yang
mendukung pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa meningkatnya
kualitas pendidikan, adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 93
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
(IKU) SKPD
Capaian 2017
Target Realisasi Capaian
(%)
Meningkatnya kualitas pendidikan
Angka Melek Huruf 100.00 100 100,00%
Lama Rata-rata Sekolah 8.81 8,9 101,02%
rata-rata APK SD 108.77 109,2 100,40%
rata-rata APK SMP 118.22 118,7 100,41%
rata-rata APK SMA/SMK 79.16 79,6 100,56%
rata-rata APM SD 96.30 96,3 100,00%
rata-rata APM SMP 83,50 83,5 100,00%
rata-rata APM SMA/SMK 63.60 63,6 100,00%
Capaian Kinerja Sasaran Strategis 100,3%
Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program
dan alokasi anggaran sebagai berikut :
Program
Anggaran
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
1. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun 15.504.235.284 15.232.535.553 98,25%
2. Program Pendidikan Menengah 4.648.029.158 4.290.983.859 92,32%
3. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1.352.330.000 1.166.217.500 86,24%
4. Manajemen pelayanan pendidikan 767.839.350 618.023.800 80,49%
5. Belanja Hibah Dana Bantuan Operasional Sekolah/Bos
40.014.752.400 39.906.979.600 99,73%
6. Belanja Bantuan Sosial 1.186.240.600 758.620.000 63,95%
Jumlah 63.473.426.792 61.973.360.312 97,64%
Tabel 3.11 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Kota Batu Tahun 2013 – 2015
No Usia Sekolah (tahun) Tahun
2013 2014 2015
1 7 - 12 97,62 99,74 98,72
2 13 - 15 89,98 97,63 99,02
3 16 - 18 83,55 66,95 73,34
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 94
Dengan adanya program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang
sasarannya sampai pada jenjang pendidikan tingkat SLTP. Keberadaan program
BOS cukup membantu dalam mendongkrak persentase APS pada kelompok Usia
SMP (13-15 th), mengingat program tersebut bukan bersifat menghapuskan biaya
pendidikan, namun hanya mengurangi. Jika pada jenjang pendidikan SD di
beberapa sumber menyebutkan bahwa sebagian besar murid tidak lagi terbebani
biaya SPP/BP3, namun pada jenjang pendidikan SLTP/sederajat, sebagian murid
masih membayar selisih SPP/BP3 setelah dikurangi BOS.
Gambar 3.12 Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Batu dibanding
Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2015
Pada tahun 2015 persentase penduduk Kota Batu yang melek huruf atau
bisa baca tulis mengalami kenaikan drastis yaitu dari 100 persen dibanding
tahun 2014 yaitu sebesar 94,79 persen. Dengan demikian maka pada tahun
2015 ini, Kota Batu sudah benar-benar bebas buta huruf. Dibandingkan angka
melek huruf Propinsi Jawa Timur, Kota Batu masih lebih baik, dimana AMH
Jawa Timur tahun 2014 sekitar 92,28 persen dan naik dari tahun sebelumnya
yang hanya 90,49 persen.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 95
b. Dinas Kesehatan Kota Batu
Capaian kinerja sasaran strategis Dinas Kesehatan Kota Batu yang
mendukung pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa meningkatnya
kualitas kesehatan masyarakat, adalah sebagai berikut :
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama (IKU) SKPD
Capaian 2017
Target Realisasi Capaian
(%)
Meningkatnya status
kesehatan ibu
Angka Kematian Ibu 32/100.000
KH
95/100.000
KH
-
Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan tidak menular
Usia Harapan Hidup
72,17
72,17
100%
Meningkatnya peran serta masyarakat di bidang kesehatan
Kebijakan pemerintah
yang mendukung
peningkatan peran
serta masyarakat di
bidang kesehatan
3 perwali 3 perwali
100%
Capaian Kinerja Sasaran Strategis
100%
Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program
dan alokasi anggaran sebagai berikut :
Program
Anggaran 2017
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
1.710.154.808 1.323.189.931 77,37%
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 4.324.001.900 2.334.472.037 53,99%
3. Program Pengawasan Obat dan Makanan
28.975.000 24.948.300 86,1%
4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
5.246.669.000 756.086.000 14,41%
5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 1.880.693.700 1.628.444.100 86,59%
6. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
439.450.700 170.053.460 38,79%
7. Program Pencegahan dan Penganggulangan Penyakit Menular
1.585.797.400 516.609.950 32,58%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 96
Penyelenggaraan urusan kesehatan Pemerintah Daerah di Bidang
Kesehatan ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara
optimal. Sehat selain sebagai salah satu hak dasar manusia, juga merupakan
salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM), yang bersama faktor pendidikan dan ekonomi menjadi ukuran
untuk menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Di pihak lain, sehat
mulai dari janin dalam kandungan, anak balita, remaja, dewasa dan usia lanjut
juga perlu diupayakan dan diperjuangkan. Upaya pencapaian tujuan tersebut
ditempuh melalui berbagai kebijakan diantaranya dengan peningkatan upaya
Promosi Kesehatan, Budaya hidup bersih dan sehat, penyehatan lingkungan,
penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang merata dan
terjangkau, penyediaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan
penyandang masalah sosial lainnya serta peningkatan SDM bidang kesehatan
yang trampil dan profesional dibidangnya.
Diantara beberapa ukuran kesehatan yang ada, indikator yang digunakan
untuk melihat taraf kesehatan penduduk adalah Angka Harapan Hidup (AHH),
Angka Kematian Bayi (AKB) dan penolong persalinan. Ketiga indikator tersebut
sangat peka terhadap setiap perubahan sosial ekonomi masyarakat. Sehingga
selain sebagai ukuran kesehatan, ketiganya bisa juga memberikan indikasi
kondisi kesejahteraan masyarakat.
8. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
27.029.100 23.799.000 88,05%
9. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya
8.595.046.335 1.305.766.064 15,19%
10. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
59.744.000 57.694.000 96,57%
11. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
110.000.800 0 0
12. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
57.810.000 39.875.917 68,98%
13. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
2.967.250.000 945.685.802 31,87%
14. Program Pembinaan Lingkungan Sosial 2.100.000.000 1.636.602.000 77,93%
Jumlah 29.132.622.743 10.763.226.561 36,95%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 97
c. Dinas Sosial Kota Batu
Capaian kinerja sasaran strategis Dinas Sosial Kota Batu yang mendukung
pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa meningkatnya pelayanan
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), adalah sebagai berikut :
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama (IKU) SKPD
Capaian 2017
Target Realisasi Capaian
(%)
Meningkatnya penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang tertangani
Prosentase penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang tertangani
16% 16% 100%
Meningkatnya pelayanan sosial oleh potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS)
Prosentase potensi sumber kesejahteraan sosial(PSKS) dalam mengurangi PMKS
16% 16% 100%
Meningkatnya keluarga miskin GAKIN yang menerima pemberdayaan kesejahteraan sosial
Prosentase keluarga miskin GKIN yang menerima jaminan sosial
16% 16% 100%
Meningkatnya kepedulian sosial masyarakat
Prosentase perangkat desa yang terlibat dalam usaha kesejahteraan sosial
20% 20% 100%
Capaian Kinerja Sasaran Strategis
100%
Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program
dan alokasi anggaran sebagai berikut :
Program
Anggaran 2017
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin , Komunitas Adat terpencil ( KAT ) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS ) lainnya
157.850.000 117.669.100 74,54%
2. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial
449.037.000 212.381.850 47,30%
3. Program pembinaan penyandang cacat dan trauma
263.000.000 149.380.600 56,80%
4. Program Pembinaan Panti Asuhan/jompo
148.700.000 92.153.700 61,97%
5. Program Pemberdayaan kelembagaan 291.820.000 283.030.000 96,99%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 98
Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU
no. 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dapat
disimpulkan bahwa proses Pembangunan Bidang Sosial di Kota Batu yang
telah berjalan selama ini masih belum terkoordinasi secara optimal dan masih
menyisakan berbagai permasalahan. Diantaranya masih adanya kegagalan di
salah satu program dikarenakan kurangnya kesinkronan dan skill dan
kompetensi SDM aparat pemerintahan daerah khususnya dalam pengelolaan
kegiatan di bidang Sosial serta keterbatasan Sarana dan Prasarana yang telah
tersedia .
Tabel Realisasi Penyerapan Anggaran
Dinas Sosial Tahun 2017
Sumber : Dinas Sosial Kota Batu 2017
kesejahteraan sosial
6. Program Pembinaan Lingkungan Sosial 166.220.000 0 0
7. Program Pembinaan Eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya)
103.850.000 92.393.300 88,97%
8. Program pelestraian nilai kepahlawan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial
165.270.000 136.348.700 82,50%
J u m l a h 1.745.747.000 1.083.357.250 62,06%
0
1,000,000,000
2,000,000,000
3,000,000,000
4,000,000,000
5,000,000,000
6,000,000,000
7,000,000,000
20172016
20152014
2013
5,0
68
,92
1,9
80
6,1
10
,16
0,1
77
6,0
10
,05
0,7
83
2,8
22
,86
0,5
00
2,0
60
,30
4,5
00
3,9
41
,25
0,2
10
5,7
02
,14
3,7
33
5,4
46
,84
2,2
31
2,4
18
,42
5,6
64
1,8
67
,36
2,3
98
Anggaran
Realisasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 99
Apabila dilihat dari frafik IKU tahun 2013 sampai dengan 2017 bisa
dikatakan bahwa hampir seluruh program kegiatan dapat dikatakan berhasil
dapat dibuktikan besaran capaian kegiatan rata-rata tercapai sebesar 85 %
atau termasuk kategori “SANGAT BERHASIL”.
Berdasarkan hasil pendataan PMKS tahun 2017, jumlah PMKS yang
telah terdata sebanyak 5.648 jiwa, sedangkan dari jumlah PMKS tersebut yang
telah diberikan pelayanan dan bantuan sebanyak 1.137 jiwa sehingga dari
target kinerja yang telah ditetapkan sebesar 16 % per tahun Dinas Sosial Kota
Batu telah melaksanakan pencapaian target kinerja sebesar 20.13%. Dapat
dideskripsikan bahwa fenomena PMKS ibarat Gunung Es, yang nampak sedikit
di permukaan namun realitasnya sangat banyak. Penanganan PMKS yang
merupakan bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan rakyat yang telah
menjadi prioritas dalam pembangunan nasional periode 2010-2017.
Sejalan dengan itu, pembangunan kesejahteraan sosial dilakukan
dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarapkat yang
kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang rawan
sosial ekonomi maupun masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana.
Program bantuan sosial juga memperhatikan kelompok masyarakat
penyandang disabilitas, anak dengan disabilitas, dan lansia terutama yang
berasal dari keluarga miskin, anak balita terlantar, anak terlantar, perempuan
rawan sosial ekonomi serta masyarakat yang terpinggirkan, agar mereka
mendapatkan akses terhadap kebutuhan dan layanan dasar serta sumber daya
produktif untuk meningkatkan kesejahteraan.
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang ada di kota
Batu berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pada pendataan tahun 2017
sebanyak 5.648 jiwa Penyandang masalah kesejahteraan sosial. Kondisi ini
mengakibatkan ketidakstabilan kehidupan perekonomian masyarakat, sehingga
diperlukan lebih banyak anggaran untuk percepatan program pengentasan
kemiskinan dengan berbagai kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat.
Untuk PMKS jalanan berdasarkan pendataan tahun 2017 se-Kota Batu
berjumlah 325 PMKS, jumlah yang ditangani sebanyak 189 PMKS maka yang
tertangani sebesar 58%. Jumlah Penyandang cacat berdasarkan hasil
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 100
pendataan tahun 2017 sebanyak 535 orang, untuk penanganan di tahun ini
sebanyak 535 penyandang atau 100% jadi diperlukan penanganan lebih lanjut
di tahun-tahun berikutnya. Lanjut Usia Terlantar se-Kota Batu yang perlu
mendapatkan bantuan sebanyak 1.600 orang, sedangkan jumlah yang
ditangani di tahun ini sebanyak 893 orang atau 55.81%, hal ini juga
memerlukan penanganan lebih lanjut.
Sedangkan untuk penanganan gelandangan dan pengemis berupa
pemulangan atau pengembalian kedaerah asal, mengingat mereka pendatang
dan bukan warga asli Kota Batu yang mana hal ini dibuktikan 67 (enam) orang
gelandangan dan pengemis ditahun 2017 melalui pendataan langsung
dilapangan. Hal ini dilakukan mengingat icon Kota Batu sebagai Kota Wisata
sehingga keberadaan mereka sangat mengganggu baik keindahan, ketertiban
kota maupun kenyamanan bagi wisatawan. Untuk tahun 2017 dianggarkan
pemulangan untuk 120 orang dan terealisasi sebanyak 120 orang atau
100,00%. Khususnya Wanita Rawan Sosial Ekonomi di Kota Batu
berdasasarkan hasil pendataan berjumlah 55 orang, keseluruhan 55 orang
tersebut belum mendapatkan penanganan sehingga diharapkan tahun
berikutnya mendapatkan perhatian.
Sementara itu beberapa kendala dalam pelaksanaan program dan kegiatan
pada Dinas Sosial antara lain :
1. Terbatasnya skill dan kompetensi SDM aparat pemerintahan daerah
khususnya dalam pengelolaan kegiatan di bidang Sosial (belum terdapat
Pejabat Fungsional yang secara khusus menangani);
2. Belum terbangunnya sistem pola pembinaan Sosial yang terpadu (lemahnya
koordinasi antar Stakeholder);
3. Sulitnya pengendalian, pengawasan serta pengevaluasian perkembangan
dalam Bidang Sosial ;
4. Terbatasnya fasilitas kebutuhan publik terkait dengan kegiatan Bidang
Sosial;
5. Tingginya angka Kemiskinan dan Pengangguran ;
6. Keterbatasan Sarana dan Prasarana (Kendaraan operasional yang
memadai).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 101
7. Kurangnya pemahaman perangkat desa maupun masyarakat yang ada di
Desa untuk penanganan PMKS;
8. Lemahnya sistem informasi manajemen Sosial;
9. Belum optimalnya kompetensi teknis yang dimiliki pembina/penyelenggara
kegiatan Bidang Sosial.
Beberapa solusi yang diambil oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan
Perdagangan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain :
1. Peningkatan kualitas SDM dan sistem kelembagaan untuk menunjang
kualitas pengembangan pembangunan Bidang Sosial ;
2. Peningkatan akses informasi secara maksimal kepada masyarakat
menyangkut kebijakan pembangunan bidang Sosial ;
3. Pengembangan dan Peningkatan skill Aparatur pada Dinas Sosial melalui
Diklat-diklat Khusus, Kunjungan kerja keluar daerah, serta rapat-rapat
koordinasi dan Konsultasi;
4. Optimalisasi keterlibatan pekerja sosial masyarakat yang tergabung dalam
PSM,TKSK,Karang Taruna pada pengembangan kegiatan Bidang Swadaya
Sosial;
5. Optimalisasi keterlibatan masyarakat dalam aktifitas pengembangan
kegiatan Bidang Sosial;
6. Pengembangan sarana-prasarana penunjang kegiatan Bidang Sosial;
7. Sosialisasi terhadap perangkat desa maupun tokoh masyarakat dalam
penanganan PMKS yang ada di desa-desa;
Misi 4 : Mewujudkan Pemerintahan yang Demokratis, Berkeadilan
dan Profesional yang Didukung oleh Mantapnya Sistem
Kelembagaan dan Aparatur yang Berkualitas dan
Kompeten Berdasarkan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Tekhnologi
Tujuan Pertama : Terselenggaranya Pemerintahan dan Fungsi Pelayanan
Publik yang Prima secara Profesional, Transparan dan
Akuntabel
Sasaran Ke-4 : Meningkatnya Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 102
Indikator Kinerja Utama (IKU) RPJMD
Realisasi 2016
Capaian 2017 Kenaikan/ Penurunan Realisasi
Target Akhir
RPJMD 2017
Target Realisasi Capaian
(%)
IKU - 15 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
74,21 point
85 point
77,73 point
91,4% 3,52 point
85 point
IKU – 16 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
C B C 75% -1 level B
IKU – 17 Opini BPK
WTP WTP WTP 100% - WTP
Capaian Kinerja Sasaran Strategis 89%
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Tabel di atas menunjukkan capaian rata-rata kinerja sasaran strategis
meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah sebesar 88,8% atau
kinerjanya dengan katagori Sangat Berhasil. Sasaran strategis ini diukur dengan
3 (tiga) indikator kinerja utama (IKU), yaitu Nilai Indeks Kepuasan (IKM), nilai
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan capaian Opini BPK.
Ketiga indikator ini diajukan sebagai Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Batu
dalam mengukur kinerja pemerintahan dengan pertimbangan sudah mewakili
3 (tiga) kinerja sasaran strategis, yaitu kinerja pelayanan publik (IKM), kinerja
program (SAKIP) dan kinerja keuangan (Opini BPK).
Tahapan dalam pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat ini terdiri dari
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengolahan dan penyajian hasil survei.
Adapun teknik survey sebagaimana tertuang dalam Permenpan RB No.16 tahun
2014, penyelenggara diperbolehkan memilih teknik survei yang dikuasai.
Adapun teknik survei yang dilakukan adalah :
(1) Kuesioner dengan wawancara tatap muka;
(2) Kuesioner melalui pengisian sendiri termasuk yang dikirimkan melalui surat;
(3) Kuesioner elektronik;
(4) Diskusi kelompok terfokus;
(5) Wawancara tidak terstruktur melalui wawancara yang intensif.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 103
Bagian Organisasi melakukan fasilitasi pembinaan penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat kepada SKPD/unit pelayanan publik serta mengkoordinir
data IKM dari SKPD. Data Indeks Kepuasan Masyarakat diharapkan dapat menjadi
evaluasi bagi penyelenggara pelayanan publik agar lebih meningkatkan kualitas
pelayanannya kepada masyarakat yang sesuai dengan dinamika kebutuhan
masyarakat. Capaian kinerja Indikator IKM pada Tahun 2017 adalah 91,4%,
dengan nilai realisasi IKM sebesar 77,73 poin terjadi peningkatan sebesar 3,52
point dengan tahun sebelumnya.
Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kota Batu merupakan hasil dan
upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Batu melalui pelaksanaan Program dan
Kegiatan. Berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun 2013 tentang RPJMD Kota Batu
Tahun 2012-2017 dan Perwali IKU Nomor 78 Tahun 2013 tentang Penetapan
Indikator Kinerja Utama, telah ditetapkan 12 Indikator Kinerja utama dalam kurun
waktu Tahun 2013-2017.
Pada Tahun 2017 telah ditetapkan 4 Sasaran termasuk 15 Bidang SPM
dengan 4 Misi, 4 Tujuan dan 17 Indikator Kinerja Utama Sasaran. Pemerintah Kota
Batu menargetkan pada Tahun 2017, nilai SAKIP Kota Batu memperoleh nilai “B”
atau dengan predikat “Baik”, namun hasil penilaian Menpan atas pelaksanaan
sistem akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah di lingkungan Pemerintah Kota
Batu mendapat nilai “C” atau dengan predikat “Agak kurang”. Untuk meningkatkan
nilai LAKIP Kota serta penataan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
(SAKIP), maka dilaksanakan asistensi/pembinaan penyusunan LAKIP SKPD serta
monev SAKIP secara berkala kepada 37 SKPD di lingkungan Pemerintah Kota
Batu. Selain itu Bagian Organisasi mengikuti bimbingan teknis/monev SAKIP yang
diselenggarakan oleh Menpan/Biro Organisasi Propinsi Jawa Timur.
Pada Tahun 2017 ditargetkan 30 SKPD (80%) yang menyusun LAKIP SKPD
diprioritaskan telah mampu menyusun Perjanjian Kinerja SKPD Tahun 2018 sesuai
dengan pedoman. Perjanjian Kinerja adalah kesepakatan antara penerima dan
pemberi amanah atas kinerja yang terukur berdasarkan sumber daya yang
tersedia. Perjanjian kinerja menyajikan indikator kinerja utama dan indikator kinerja
SKPD. Perjanjian kinerja merupakan target capaian prioritas yang harus
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 104
dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan oleh Pimpinan SKPD dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Setiap SKPD harus menyusun Perjanjian
Kinerja setelah ditetapkannya DPA dan pada Tahun 2017, 30 SKPD telah
menyusun Dokumen Perjanjian Kinerja yang sesuai pedoman yang ditandatangani
oleh Walikota Batu dan Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Batu.
Sedangkan yang mampu menyusun Perjanjian Kinerja yang tepat sesuai pedoman
adalah 80% sehingga tingkat capaiannya 100%. Adapun hal yang menjadi
penyebab masih kurang tepatnya penyusunan Perjanjian Kinerja SKPD adalah
penyusunan indikator kinerja SKPD masih ada yang berorientasi output dan perlu
penyempurnaan agar berorientasi outcome.
Pada awal Tahun 2017 ditargetkan sebesar 80% SKPD mampu menyusun
Laporan Kinerja sesuai pedoman. Bagian Organisasi melaksanakan pendampingan
SAKIP SKPD mulai bimbingan teknis, pendampingan IKU maupun desk
penyusunan IKU SKPD dan Laporan Kinerja SKPD. Materi yang disampaikan
adalah korelasi antara dokumen perencanaan Daerah dengan dokumen
perencanaan SKPD, penyusunan IKU SKPD maupun sistematika penyusunan
Laporan Kinerja SKPD. Melalui beberapa asistensi penerapan SAKIP Pemerintah
Daerah yang dilaksanakan oleh Menpan, Biro Organisasi Propinsi dan Inspektorat
Propinsi Jatim, maka Bagian Organisasi melaksanakan beberapa langkah evaluasi
yaitu Revisi matriks tujuan dan sasaran RPJMD serta revisi Perwali IKU
Pemerintah Kota, penyederhanaan IKU Pemerintah Kota serta sinkronisasi IKU
Kota dengan IKU SKPD. Hasil asistensi tersebut disampaikan kepada SKPD untuk
dilaksanakan penyesuaian di tingkat SKPD. Beberapa SKPD telah menunjukkan
perkembangan dengan melaksanakan revisi dokumen Renstra dan Laporan Kinerja
SKPD. Dan diakhir Tahun 2017, SKPD yang mampu menyusun Laporan Kinerja
sesuai pedoman adalah sebesar 80% atau capaian 100% dari yang ditargetkan.
Adapun hasil penilaian tingkat akuntabilitas kinerja atau
pertanggungjawaban atas hasil (outcome) terhadap penggunaan anggaran dalam
rangka mewujudkan pemerintahan yang berorientasi pada Hasil (result oriented
government) yang dicapai Pemerintah Kota Batu masih memperoleh predikat “C”
dengan nilai 42,03. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi
penggunaan anggarannya masih rendah jika dihubungkan dengan capaian
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 105
kinerjanya dimana hal ini disebabkan oleh pembangunan budaya kinerja birokrasi
dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Pemerintah
Kota Batu masih belum berjalan dengan optimal dan masih memerlukan perbaikan
secara mendasar.
Opini BPK
Pada tahun 2017 ditargetkan seluruh SKPD menyusun laporan keuangan
tepat waktu dan target ini tercapai 100%. Hal ini tidak lepas dari usaha dan
kebijakan yang diambil Badan keuangan Daerah dalam rangka tertib
penatausahaan laporan keuangan yang dimulai dari penyusunan anggaran,
pelaksanaan penatausahaan sampai pada pelaporan keuangan dan aset. Sejalan
dengan tercapainya target tersebut, juga diiringi dengan penilaian opini BPK atas
Laporan Keuangan Pemerintah Kota Batu Tahun Anggaran 2016 yang mendapat
nilai WTP. Pencapaian tersebut berkat dukungan seluruh SKPD dalam
penyelenggaraan pengelolaan keuangan yang terus-menerus mengalami
perbaikan dan keberhasilan dalam pelaksanaan program kegiatan di SKPD.
Adapun SKPD yang terkait dalam pencapaian kinerja tersebut adalah :
Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Batu, Inspektorat, dan Badan
Keuangan Daerah (BKD). Capaian ini didukung oleh IKU SKPD antara lain:
a. Bagian Organisasi Setda Batu.
Capaian kinerja sasaran strategis Bagian Organisasi Setda Batu yang
mendukung pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa meningkatnya
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, adalah sebagai berikut:
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
(IKU) SKPD
Capaian 2017
Target Realisasi Capaian
(%)
Meningkatnya kinerja dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Nilai SAKIP Pemerintah B C 50%
Menyelenggarakan pelayanan publik yang
profesional dan
terstandarisasi
Nilai hasil survey kepuasan masyarakat
85 point
77,73 point
91,4%
Capaian Kinerja Sasaran Strategis 70,7%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 106
Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program
dan alokasi anggaran sebagai berikut :
Program
Anggaran 2017
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
1. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
215.625.000 156.842.100 72,74%
2. Program peningkatan pelayanan publik 393.250.000 386.653.000 98,32%
Jumlah 608.875.000 543.495.100 89,26%
b. Inspektorat Kota Batu
Capaian kinerja sasaran strategis Inspektorat Kota Batu yang mendukung
pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa meningkatnya kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah, adalah sebagai berikut:
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
(IKU) SKPD
Capaian 2016
Target Realisasi Capaian
(%)
Meningkatnya pelaksanaan fungsi pengawasan secara optimal
Intensitas pelaksanaan monitoring, evalusi reviu, asistensi, bimbingan teknis, sosialisasi dan pemeriksaan
85% 83,50% 98,24%
Terlaksananya evaluasi
akuntabilitas kinerja
Jumlah SKPD yang mendapat evaluasi akuntabilitas kinerja
85% 2,43% 2,86%
Capaian Kinerja Sasaran Strategis 50,55%
Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program
dan alokasi anggaran sebagai berikut:
Program
Anggaran
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
1. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
249.340.000 240.167.600 96,32%
2. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan
4.700.000 4.210.500 89,59%
Jumlah 254.040.000 244.378.100 96,20%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 107
c. Badan Keuangan Daerah Kota Batu.
Capaian kinerja sasaran strategis Badan Keuangan Daerah Kota Batu yang
mendukung pencapaian sasaran strategis RPJMD berupa berupa
meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah sebagai
berikut:
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
(IKU) SKPD
Capaian 2016
Target Realisasi Capaian
(%)
Meningkatnya sistem
pengelola keuangan
daerah dan aset daerah
yang lebih profesional
dengan berorientasi
pada sumberdaya
manusia dengan
memanfaatkan teknologi
informasi
Cakupan peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
100% 100% 100%
Meningkatnya efisiensi
dan efektivitas
penggunaan anggaran
yang seimbang dan
terkelolanya keuangan
daerah dan aset daerah
yang berorientasi pada
kepentingan publik
Jumlah sistem informasi keuangan daerah, aset dan publik
100% 100% 100%
Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah
WTP - -
Prosentase Aset Daerah yang di Inventaris
95% 95% 100%
Terwujudnya sistem
pelaporan keuangan dan
aset sesuai dengan
standar pelayanan untuk
mendorong organisasi
birokrasi yang baik dan
bersih (good and clean
governance)
Capaian peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
100% 100% 100%
Capaian Kinerja Sasaran Strategis 100% 100% 100%
Capaian kinerja sasaran strategis di atas didukung dengan berbagai program
dan alokasi anggaran sebagai berikut:
Program Anggaran 2017
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
1. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
436.001.000 369.910.750 84,84
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 108
2. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
4.748.221.400 3.596.345.302 75,74
3. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kota
322.549.000 270.259.093 83,79
4. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
215.000.000 72.850.000 33,88
Jumlah 5.721.771.400 4.309.365.145 75,32
Kendala/hambatan dalam pencapaian sasaran strategis meningkatnya
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah dari hasil survei
kepuasan masyarakat masih terdapat unsur-unsur yang belum memenuhi
standar pelayanan yang ditetapkan, yang disebabkan manajemen pelayanan
publik yang masih kurang optimal terutama masih terdapat unsur-unsur yang
belum memenuhi standar pelayanan yang ditetapkan antara lain ketepatan dan
kecepatan dalam pelayanan, kenyamanan lingkungan, kesiapan SDM petugas
pelayanan dan keterbatasan sarana prasarana pendukung pelayanan.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dan
untuk mewujudkan capaian kinerja ke depan agar lebih baik antara lain:
- Setiap unit pelayanan agar membuat standar operasional pelayanan sesuai
dengan jenis layanan yang diberikan, sehingga ada kepastian bagi
masyarakat.
- Semua pegawai pada unit pelayanan agar memiliki komitmen dan membuat
janji layanan kepada pelanggan.
- Setiap unit pelayanan agar menyiapkan ruang bagi pelanggan untuk
memberikan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan serta melakukan
survey indeks kepuasan masyarakat secara berkala kepada para
pelanggan atau pengguna layanan, sebagai bahan untuk perbaikan
layanan.
- Meningkatkan kegiatan pameran pelayanan publik antar unit pelayanan
publik serta lomba inovasi pelayanan publik antar unit layanan sehingga
akan menumbuhkan persaingan yang sehat antar unit pelayanan sekaligus
sebagai evaluasi memperbaiki kinerja pelayanan publik;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 109
3.4. AKUNTABILITAS KEUANGAN
- Perlu ada kebijakan daerah dalam setiap tahun anggaran agar SKPD
membuat program dan kegiatan yang keatif dan inovatif khususnya unit
pelayanan.
Terhadap capaian kinerja Indikator SAKIP yang masih belum tercapai,
hal ini disebabkan oleh belum maksimalnya penerapan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada SKPD, akibatnya sasaran strategis
di RPJMD masih perlu disinergikan lagi dengan sasaran strategis SKPD pada
Renstra. Ada beberapa Program/Kegiatan pada SKPD yang belum sejalan
dengan RPJMD. Penerapan SAKIP berbasis sistem (G-SAKIP) yang masih
belum optimal karena perlunya pengembangan/penyempurnaan Sistem G-
SAKIP serta penyinergian dengan sistem perencanaan daerah yang mulai
dibangun di Tahun 2017. Solusi yang diambil adalah melaksanakan
perencanaan pengembangan sistem G-SAKIP serta melakukan study banding
dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah lainnya.
Hal lainnya yang perlu dilakukan agar nilai SAKIP Pemerintah Kota Batu
dapat meningkat adalah Pemkot Batu melengkapi perencanaannya dengan
indikator kinerja utama yang terstruktur per Eselon serta sistematis.
Penyusunan Indikator Kinerja Utama yang lebih spesifik untuk SKPD. Prosedur
penganggarannya agar mempersyaratkan adanya kinerja SKPD. Beberapa
langkah yang telah dilaksanakan Pemkot Batu adalah telah mengadakan kerja
sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk melaksanakan evaluasi
dan monitoring SAKIP Pemerintah Kota Batu secara berkala, serta melakukan
evaluasi program pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran.
Akuntabilitas keuangan merupakan analisis dan evaluasi terhadap serapan
anggaran terhadap realisasi program dan kegiatan yang dilakukan oleh setiap
SKPD terkait untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan. Hasil analisis
serapan anggaran ini berupa prosentase atau tingkat serapan anggaran setiap
program/kegiatan dan setiap SKPD. Hasil perhitungan ini berupa prosentase (%)
serapan anggaran yang akan menjadi pengurang prosentase (%) kinerja.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 110
SEBELUM PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN (Rp) %
1 3 4 5 6
1 822,180,107,664.00 859,991,508,077.69 37,811,400,413.69 4.60
1.1 124,057,978,289.00 145,865,571,206.69 21,807,592,917.69 17.58
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 101,325,000,000.00 106,116,664,136.00 4,791,664,136.00 4.73
1.1.2 Hasil Ristribusi Daerah 7,639,973,391.00 7,639,973,391.00 - -
1.1.3 Hasil Pengelolaan Keakyaan Daerah yang dipisahkan 2,152,462,133.00 2,360,797,996.69 208,335,863.69 9.68
1.1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 12,940,542,765.00 29,748,135,683.00 16,807,592,918.00 129.88
1.2 627,807,267,000.00 623,287,894,000.00 (4,519,373,000.00) (0.72)
1.2.1 Bagi Hasil Pajak /Bagi Hasil Bukan Pajak 59,603,619,000.00 60,766,002,000.00 1,162,383,000.00 1.95
1.2.2 Dana Alokasi Umum 480,460,016,000.00 474,779,517,000.00 (5,680,499,000.00) (1.18)
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 87,743,632,000.00 87,742,375,000.00 (1,257,000.00) (0.00)
1.3 70,314,862,375.00 90,838,042,871.00 20,523,180,496.00 29.19
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya 49,851,231,375.00 63,472,031,871.00 13,620,800,496.00 27.32
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 18,852,611,000.00 26,352,611,000.00 7,500,000,000.00 39.78
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 1,611,020,000.00 1,013,400,000.00 (597,620,000.00) (37.10)
NOMOR
URUT
JUMLAH (Rp) BERTAMBAH/(BERKURANG)URAIAN
2
PEMERINTAH KOTA BATULAPORAN REALISASI ANGGARAN KEUANGAN
TAHUN ANGGARAN 2017
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
DANA PERIMBANGAN
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 111
2 844,813,121,972.00 928,207,231,067.49 83,394,109,095.49 9.87
2.1 429,014,767,575.00 432,488,127,325.49 3,473,359,750.49 0.81
2.1.1 Belanja Pegawai 296,052,036,575.00 292,445,006,725.49 (3,607,029,849.51) (1.22)
2.1.4 Belanja Hibah 73,281,077,400.00 74,658,177,000.00 1,377,099,600.00 1.88
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 7,660,360,000.00 11,973,650,000.00 4,313,290,000.00 56.31
2.1.6 Belanja Bagi Hasil kepada Propinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa 8,656,890,400.00 8,656,890,400.00 - -
2.1.7 Belanja Bagi Hasil kepada Propinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa dan Partai 42,364,403,200.00 42,754,403,200.00 390,000,000.00 0.92
Politik
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 1,000,000,000.00 2,000,000,000.00 1,000,000,000.00 100.00
2.2 415,798,354,397.00 495,719,103,742.00 79,920,749,345.00 19.22
2.2.1 Belanja Pegawai 50,656,573,381.00 53,276,460,419.00 2,619,887,038.00 5.17
2.2.2 Belanja barang dan Jasa 197,287,494,617.00 250,840,917,802.00 53,553,423,185.00 27.14
2.2.3 Belanja Modal 167,854,286,399.00 191,601,725,521.00 23,747,439,122.00 14.15
SURPLUS/(DEFISIT) (22,633,014,308.00) (68,215,722,989.80) (45,582,708,681.80) 201.40
3
3.1 25,633,014,308.00 72,255,722,989.80 46,622,708,681.80 181.89
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 25,633,014,308.00 72,255,722,989.80 46,622,708,681.80 181.89
3.2 3,000,000,000.00 4,040,000,000.00 1,040,000,000.00 34.67
3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 3,000,000,000.00 4,040,000,000.00 1,040,000,000.00 34.67
PEMBIAYAAN NETTO 22,633,014,308.00 68,215,722,989.80 45,582,708,681.80 201.40
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN 0.00 0.00 0.00 0.00
BELANJA LANGSUNG
PEMBIAYAAN DAERAH
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
BELANJA
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Kota Batu, 10 Nopember 2017Plt. WALIKOTA BATU
PUNJUL SANTOSO
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 112
Misi 1 : Meningkatkan Stabilitas Sosial, Politik dan Kehidupan Masyarakat yang rukun, harmonis dan
demokratis berdasarkan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Pelestarian
Nilai-Nilai dan Kearifan Budaya Lokal
Tujuan Pertama : Terwujudnya Stabilitas Sosial Politik Wilayah dan Kerukunan Hidup antar Umat Beragama yang
Harmonis dan Demokratis serta Berkembangnya Kearifan Budaya Lokal
Sasaran Ke-1 : Terwujudnya Kehidupan Beragama yang Harmonis.
No Indikator Kinerja Utama (IKU) Capaian
(%)
Program Pendukung
SKPD Terkait Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
1
IKU - 1
Konflik Keagamaan yang terjadi di Kota Batu
100%
1. Satuan Polisi Pamong Praja 2.008.635.000 1.976.047.500 98,37%
2. Bagian Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan.
4.356.745.000 3.664.180.125 84,10%
3. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
4.155.869.200 3.477.446.190 83,67%
Jumlah 100% 10.521.249.200 9.117.673.815 86,66%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 113
Misi 2 : Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Potensi Unggulan Daerah (Pertanian Organik,
Pariwisata, Investasi dan UMK), Pembangunan Kewilayahan dan Kemitraan
Tujuan Pertama : Meningkatnya Perekonomian Daerah Berdasarkan Optimalisasi Potensi Unggulan Daerah dan
Pemberdayaan Masyarakat
Sasaran Ke-2 : Meningkatnya Investasi Daerah
No Sasaran/Kinerja Utama Capaian
(%)
Program Pendukung
SKPD Terkait Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
2 IKU - 2 Hasil Produksi Pertanian Organik IKU - 3 Kontribusi sektor Pertanian terhadap PDRB (%) IKU – 4 Jumlah kunjungan wisatawan (orang) IKU – 5 Realisasi Nilai Investasi IKU – 6 Pertumbuhan Ekonomi IKU – 7 PDRB Perkapita (juta) IKU – 8 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
256,02%
88,09%
140,49%
585%
82,21%
128,8%
98%
1. Dinas Pertanian
16.288.975.110 14.856.954.300 91,21%
2. Dinas Pariwisata
8.197.716.000 5.513.278.712 67,25%
3. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja
2.336.125.000 1.397.432.816 59,82%
4. Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan
7.325.500.000
4.155.730.845
56,73%
Jumlah 196,94% 34.148.316.110 25.923.396.673 75,91%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 114
Misi 3 : Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat melalui Aksesbilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan,
Kesehatan, Sosial dan Pembinaan Pemuda, Pemberdayaan Perempuan
Tujuan Pertama : Meningkatnya Kualitas Hidup serta Kesejahteraan dan Perlindungan Sosial Masyarakat
Sasaran Ke-3 : Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat
No Sasaran/Kinerja Utama Capaian
(%)
Program Pendukung
SKPD Terkait Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
3 IKU - 9 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) IKU - 10 Indeks Pendidikan IKU - 11 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) IKU - 12 Angka Rata-rata Lama Sekolah IKU - 13 Angka Harapan Hidup (AHH) IKU - 14 Kemiskinan
107,25%
66 point
96,5%
100%
100%
100%
1. Dinas Pendidikan
63.473.426.792 61.973.360.312 97,64%
2. Dinas Kesehatan
29.132.622.743 10.763.226.561 36,95%
3. Dinas Sosial 1.745.747.000 1.083.357.250 62,06%
Jumlah 95% 94.351.796.535 73.819.944.123 78,24%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Batu Tahun 2017 Bab.3 - 115
Misi 4 : Mewujudkan Pemerintahan yang Demokratis, Berkeadilan dan Profesional yang Didukung oleh
Mantapnya Sistem Kelembagaan dan Aparatur yang Berkualitas dan Kompeten Berdasarkan
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Tujuan Pertama : Terselenggaranya Pemerintahan dan Fungsi Pelayanan Publik yang Prima secara Profesional,
Transparan dan Akuntabel
Sasaran Ke-4 : Meningkatnya Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
No Sasaran/Kinerja Utama Capaian
(%)
Program Pendukung
SKPD Terkait Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
4 IKU - 15 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) IKU – 16 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) IKU – 17 Opini BPK
91,4%
75%
100%
1. Bagian Organisasi 608.875.000 543.495.100 89,26%
2. Inspektorat 254.040.000 244.378.100 96,20%
3. Badan Keuangan Daerah 5.721.771.400 4.309.365.145 75,32%
Jumlah 89% 6.584.686.400 5.097.238.345 77,41%